fakultas ekonomi unnes supervisi guru mata …

23
FAKULTAS EKONOMI UNNES Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol 2 No.2 Juli, Tahun 207 291 SUPERVISI GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI INDONESIA: ANTARA TEORI DAN REALITA Joko Widodo 1 Abstrak Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia menjadi penyebab utama rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia. Oleh karena itu peningkatan mutu pendidikan menjadi prioritas utama selain pemerataan, relevansi, efisiensi dan efektifitas. Salah satu faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan adalah mutu guru yang masih rendah termasuk mutu guru mata pelajaran ekonomi di tingkat SLTP dan SLTA. Rendahnya mutu guru di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor tersebut adalah pelaksanaan supervisi yang belum optimal baik oleh pengawas maupun oleh kepala sekolah. Kata Kunci: Supervisi, mutu guru PENDAHULUAN Rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia disebabkan oleh mutu pendidikan di Indonesia yang masih rendah. Hal ini menyebabkan sumber daya manusia Indonesia belum mampu bersaing secara kompetitif di tengah era globalisasi. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi prioritas utama bagi bangsa Indonesia selain pemerataan, relevansi, efisiensi, dan efektifitas. Penyebab utama rendahnya mutu pendidikan menurut Dewan Riset Nasional (1993) antara lain adalah masih rendahnya mutu 1 Staff Pengajar Jurusan Manajemen FE UNNES

Upload: others

Post on 28-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

FAKULTAS EKONOMI UNNES

Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol 2 No.2 Juli, Tahun 207 291

SUPERVISI GURU MATA PELAJARAN EKONOMIDI INDONESIA: ANTARA TEORI DAN REALITA

Joko Widodo1

AbstrakRendahnya mutu pendidikan di Indonesia menjadipenyebab utama rendahnya kualitas sumber dayamanusia Indonesia. Oleh karena itu peningkatan mutupendidikan menjadi prioritas utama selain pemerataan,relevansi, efisiensi dan efektifitas. Salah satu faktorpenyebab rendahnya mutu pendidikan adalah mutu guruyang masih rendah termasuk mutu guru mata pelajaranekonomi di tingkat SLTP dan SLTA. Rendahnya mutu gurudi Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satufaktor tersebut adalah pelaksanaan supervisi yang belumoptimal baik oleh pengawas maupun oleh kepala sekolah.Kata Kunci: Supervisi, mutu guru

PENDAHULUANRendahnya kualitas sumber daya manusia

Indonesia disebabkan oleh mutu pendidikan di Indonesiayang masih rendah. Hal ini menyebabkan sumber dayamanusia Indonesia belum mampu bersaing secarakompetitif di tengah era globalisasi. Oleh karena ituupaya peningkatan mutu pendidikan menjadi prioritasutama bagi bangsa Indonesia selain pemerataan,relevansi, efisiensi, dan efektifitas. Penyebab utamarendahnya mutu pendidikan menurut Dewan RisetNasional (1993) antara lain adalah masih rendahnya mutu

1 Staff Pengajar Jurusan Manajemen FE UNNES

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

292

guru untuk semua jenjang pendidikan. Untuk peningkatanmutu guru, pemerintah mencanangkan programpembinaan profesional guru. Tujuan utama daripembinaan profesional tersebut adalah untuk: (1)meningkatkan secara optimal kemampuan guru dalammengelola kegiatan belajar mengajar, dan (2)meningkatkan kemampuan kepala sekolah, pengawassekolah serta para pembina lainnya untuk membantuguru dalam mengelola dan melaksanakan pembelajaran(Depdikbud, 1994/1995).

Pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah,pengawas sekolah dan para pembina kepada gurudilakukan melalui supervisi. Supervisi dalam hal inibukanlah inspeksi atau pengawasan sebagaimana dalamdunia industri melainkan kegiatan untuk memberikanbantuan kepada guru dalam rangka meningkatkankualitas pembelajarannya (Arikunto, 2004: 5). Supervisipengajaran berbeda dengan supervisi pada dunia industri.Supervisi pengajaran memiliki karakteristik tersendiri. Didunia industri yang dihadapi adalah benda matisedangkan mengajar yang dihadapi adalah siswa yangtentunya memiliki berbagai karakteristik danpekerjaannya tidak rutin.

Supervisi pengajaran bukanlah kegiatan inspeksiuntuk mencari-cari kesalahan. Kegiatan pokok supervisipengajaran adalah untuk melakukan pembinaan kepadaguru pada khususnya dan untuk meningkatkan kualitassekolah pada umumnya (Arikunto, 2004: 5). Glickman(1981) mengemukakan supervisi pengajaran adalahserangkaian kegiatan membantu guru mengembangkankemampuannya mengelola proses belajar mengajar demipencapaian tujuan pengajaran. Jika perhatian supervisi

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

293

sudah tertuju pada keberhasilan siswa dalammemperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan disekolah, berarti bahwa supervisi tersebut sudah sesuaidengan tujuannya. Oleh karena siswa yang menjadi pusatdari segala upaya pendidikan, berarti bahwa supervisisudah mengarah pada subjeknya. Secara teoritis apa yangtersebut diatas adalah konsep ideal dari supervisi. Jika haltersebut dapat dilaksanakan dengan baik maka kualitasatau mutu pendidikan di Indonesia akan meningkat. Akantetapi realita yang ada menunjukkan bahwa pelaksanaansupervisi pengajaran di Indonesia sampai saat ini belumdilaksanakan dengan baik.

Kondisi di lapangan menunjukkan pelaksanaansupervisi pengajaran khususnya bagi guru mata pelajaranEkonomi di Indonesia masih jauh dari konsep idealsupervisi secara teoritis. Banyak kendala yangmenghambat pelaksanaan supervisi pengajaran diIndonesia. Kendala-kendala tersebut menyebabkanpelaksanaan supervisi menjadi rancu dan tidak optimal.Kendala tersebut baik dari pihak guru, pengawas, maupunlingkungan kerja dan birokrasi pemerintah.

PERMASALAHANBerdasarkan pemaparan di atas dapat dirumuskanpermasalahan sebagai berikut :1. Bagaimana konsep ideal dari supervisi secara teoritis?2. Bagaimana realita dari pelaksanaan supervisi

pengajaran pada guru mata pelajaran Ekonomi diIndonesia?

PEMBAHASANKonsep Ideal Supervisi secara Teoritis

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

294

Pengertian SupervisiIstilah supervisi baru muncul tiga dasawarsa

terakhir ini. Dahulu istilah yang banyak digunakan untukkegiatan serupa adalah inspeksi, pemeriksaan,pengawasan, atau penilikan. Dalam konteks sekolahsebagai sebuah organisasi pendidikan, supervisimerupakan bagian dari proses administrasi danmanajemen. Menurut Arikunto (2004: 5) supervisi adalahsuatu kegiatan pembinaan kepada sekolah padaumumnya dan guru pada khususnya agar kualitaspembelajarannya meningkat. Dalam Carter Good’sDictionary of Education seperti dikutip oleh Oteng Sutisna(1983), supervisi didefinisikan sebagai :Segala sesuatu dari pejabat sekolah yag diangkat yangdiarahkan kepada penyediaan kepemimpinan bagi paraguru dan tenaga pendidikan lain dalam perbaikanpengajaran, melihat stimulasi pertumbuhan profesionaldan pengembangan dari para guru, seleksi, dan revisitujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, danmetode-metode mengajar, dan evaluasi pengajaran.

Sergiovani (1982) mengemukakan bahawasupervisi bukan hanya dilakukan oleh pejabat yang sudahditunjuk tetapi oleh seluruh personel yang ada di sekolah(by the entire school staffs). Tujuan utama dari kegiatansupervisi adalah meningkatkan kualitas pembelajaran,yang harapan akhirnya juga pada prestasi belajar siswa.Tentu saja peningkatan tersebut tidak dapat hanyamengenai satu aspek saja, tetapi semua unsur yangterkait dalam proses pembelajaran, antara lain siswa itusendiri, guru dan personel lain, peralatan, pengelolaan,maupun lingkungan tempat belajar. Menurut Neagley dan

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

295

Evans sebagaimana dikutip oleh Mantja (2007: 5)supervisi adalah setiap layanan yang disumbangkankepada guru, yang hasil akhirnya adalah perbaikan(peningkatan) pengajara (guru), pembelajaran (siswa),dan kurikulum. Menurut Oliva (1984) supervisi padadasarnya adalah suatu layanan atau bantuan terhadapguru, baik sebagai individu, maupun sebagai anggotakelompok.

Glickman (1981) mengemukakan bahwa supervisipembelajaran adalah bagian dari supervisi pendidikanyang merupakan proses untuk perbaikan kelas dandilaksanakan secara langsung dengan bertatap mukadengan guru. Bidang supervisi berusaha memperbaikicara guru mengajar, cara murid belajar, meningkatkanmutu serta penggunaan pelajaran. Semua itu bertujuanuntuk mempertinggi mutu pendidikan dan pengajaran.Usaha-usaha peningkatan mutu itu dilaksanakan denganpengawasan dan bimbingan yang teratur yang disebutdengan supervisi pengajaran (Indrafachrudi, 2006:87).

Menurut Willes (1961:53) “ supervision is a serviceactivity that exists to help teacher do their job better”.Supervisi adalah kegiatan untuk membantu guru dalammelaksanakan pekerjaannya dengan lebih baik. Boardmanet all. (1953:5) mengemukakan bahwa supervisi adalahusaha mendorong, mengkoordinasikan dan membimbingperkembangan guru baik secara perseorangan maupunkelompok agar mereka mendapatkan pengertian yanglebih baik dan secara efektif melaksanakan fungsimengajar, sehingga mereka dimungkinkan melalui carayang paling baik dan maksimal.

Dari berbagai pengertian sebagaimana telahdikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa supervisi

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

296

adalah suatu kegiatan untuk memberikan bantuankepada guru dalam rangka melakukan perbaikanpembelajaran yang tujuan akhirnya adalah peningkatankualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa.

Peranan Supervisi PengajaranPeranan supervisi pengajaran menurut Oliva (1984: 16)adalah membantu guru dalam :1) Mengembangkan kurikulum2) Pengorganisasian pembelajaran3) Penyediaan staff4) Pengadaan fasilitas5) Pengadaan bahan-bahan material6) Mengatur pendidikan in service7) Orientasi anggota staff8) Hubungan layanan khusus siswa9) Mengembangkan hubungan masyarakat10) Mengevaluasi pembelajaran

Tujuan SupervisiTujuan supervisi ada dua yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus. Tujuan umum dari supervisi adalahmemberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru(dan staf sekolah yang lain) agar personil tersebut mampumeningkatkan kualitas kinerjanya, terutamamelaksanakan tugas yaitu melakukan prosespembelajaran. Tujuan yang masih umum ini tidak mudahdicapai, tetapi harus dijabarkan dalam tujuan khusus.Tujuan khusus supervisi adalah :a) Meningkatkan kinerja siswa sekolah dalam perannya

sebagai peserta didik yang belajar dengan semangat

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

297

tinggi agar dapat mencapai prestasi belajar yangoptimal.

b) Meningkatkan mutu kinerja guru sehingga berhasilmembantu dan membimbing siswa mencapai prestasibelajar dan pribadi sebagaimana diharapkan.

c) Meningkatkan keefektifan kurikulum sehinggaberdaya guna dan terlaksana dengan baik di dalamproses pembelajaran di sekolah serta mendukungdimilikinya kemampuan pada diri lulusan sesuaidengan tujuan lembaga.

d) Meningkatkan keefektifan dan keefisienan sarana danprasarana yang ada di sekolah agar dapatdioptimalkan dalam meningkatkan prestasi belajarsiswa.

e) Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah,khususnya untuk mendukung terciptanya suasanakerja yang nyaman.

f) Meningkatkan kualitas situasi umum dari sekolahsedemikian rupa sehingga tercipta suasana yangtenang dan tentram serta kondusif bagi kehidupansekolah pada umumnya dan khususnya pada kualitaspembelajaran yang menunjukkan keberhasilanlulusan.

(Arikunto, 2004: 41)

Fungsi SupervisiFungsi dari supervisi berdasarkan pengertian darisupervisi sebagaimana telah dikemukakan di atas adalahsebagai berikut :

Supervisi yang berfungsi meningkatkan mutupembelajaran merupakan supervisi dengan ruang lingkupyang sempit, tertuju pada aspek akademik, khususnya

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

298

yang terjadi di ruang kelas ketika guru sedangmemberikan bantuan dan arahan kepada siswa. Perhatianutama supervisor adalah bagaimana perilaku siswa yangbelajar dengan bantuan atau tanpa bantuan guru secaralangsung. Seberapa tinggi keberhasilan siswa dalambelajar menjadi fokusnya.

Supervisi yang berfungsi memicu atau penggerakterjadinya perubahan tertuju pada unsur-unsur yangterkait dengan atau bahkan yang merupakan faktor-faktoryang berpengaruh terhadap peningkatan kualitaspembelajaran. Oleh karena sifatnya melayani ataumendukung kegiatan pembelajaran, supervisi ini dikenaldengan istilah supervisi administrasi.

Fungsi membina dan memimpin ini sejalan denganinti dari pengertian supervisi. Yang berkewajibanmembina dan memimpin adalah supervisor.

Kompetensi SupervisorBafadal (1992: 10-11) mengemukakan bahwa

seorang supervisor agar dapat menjalankan perannyadalam memberikan bantuan kepada guru harus memilikibeberapa kompetensi dan kemampuan pokok, yaituberkaitan dengan substantive aspects of professionaldevelopment, meliputi pemahaman dan pemilikan guruterhadap tujuan pengajaran, persepsi guru tentangmateri, dan penguasaan guru terhadap teknik mengajar.Kedua berkaitan dengan professional developmentcompetency areas, yaitu agar para guru mengetahuibagaimana mengerjakan (know how to do), dapatmengerjakan (can do), mau mengerjakan (will do) sertamau mengembangkan profesionalnya (will grow) .

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

299

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorangsupervisor meliputi hal-hal yang berkaitan dengan thenature of teaching, the nature of adult development, dantentu saja juga the characteristics of good and effectiveschool (Glatthorn, 1990). kurikulum, berbagai buku teks,serta ujian-ujian. Terakhir adalah siswa sendiri yangkeberadaannya di dalam kelas sangat bervariasi.Sedangkan menurut Mulyasa (2006: 112-113) seorangsupervisor harus memiliki:

1) Kemampuan menyusun program supervisi.2) Kemampuan melaksanakan program supervisi.3) Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi

pendidikan.

Pendekatan SupervisiPada saat melakukan supervisi, supervisor bisa

memilih pendekatan supervisi sesuai dengan kondisi yangdihadapi. Pendekatan- pendekatan tersebut adalah :

Pendekatan ilmiah ini dikemukan oleh John D.McNeil sebagaimana dikutip oleh Sergiovanni (1982)pendekatan ilmiah dalam pembinaan guru terkait eratdengan pengupayaan efektifitas pengajaran. Pendekatanini memandang pengajaran sebagai ilmu. Karena ituperbaian pengajaran dapat dilakukan denganmenggunakan metode-metode ilmiah yang rasional danempirik.

Cara yang digunakan untuk memperbaikipengajaran adalah dengan: (a) mengimplementasikanhasil temuan dari para peneliti, (b) mengadakanpenelitian di bidang pengajaran, dan (c) menerapkan

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

300

metode ilmiah dan bersikap ilmiah dalam menentukanefektifitas pengajaran. Jika para peneliti telahmenemukan banyak hal mengenai keefektifanpengajaran, menemukan teori-teori yang sudah diujikebenarannya, maka tugas guru dan pembina adalahmemanfaatkannya. Dengan demikian kontribusi yangdiberikan oleh peneliti tersebut mencapai sasarannya.Tidak hanya itu pengajaran yang dilakukan oleh guru jugadibangun di atas teori yang secara empirik telah terujiberkali-kali dan meyakinkan.

Kecuali itu, guru bersama dengan pembinanyajuga perlu mengadakan penelitian di bidang pengajaran,karena dengan demikian ia akan mendapatkanpengalaman nyata dalam menentukan efektif tidaknyapengajaran. Dengan demikian maka pembina akanmendapatkan gambaran yang sebenarnya mengenaipengajaran yang dilakukan oleh guru beserta siswa-siswanya (Ekosusilo, 2003: 24).

Pendekatan ini muncul sebagai reaksi terhadappendekatan ilmiah. Dalam artikelnya yang berjudul AnArtistic Approach to Supervision, Elliot W. Eisner secaramendasar menegaskan bahwa kegagalan-kegagalanpembinaan guru dengan pendekatan ilmiah bersumberdari kelemahan-kelemahan pendekatan ilmiah itu sendiri.Pendekatan ilmiah terlalu berani menggeneralisasikantampilan-tampilan pengajaran yang tampak sebagaikeseluruhan peristiwa pengajaran. Apalagi kalautampilan-tampilan pengajaran tersebut terisolasi antarakomponen yang satu dengan yang lain. Hal ini seolah-olahantara satu dengan yang lainnya tidak ada hubungannya.

Pembinaan kepada guru dengan pendekatanartistik dalam menangkap pengajaran berusaha

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

301

menerobos keterbatasan-keterbatasan tersebut denganmemperhatikan latar psikologis dan sosiologis parapelakunya. Pendekatan artistik berpandangan bahwakeberhasilan pengajaran tidak dapat diukur denganmenggunakan peristiwa pengajaran yang berada dalamkonteks yang berbeda. Karena itu pendekatan artirtikmerekomendasikan agar pembina turut mengamati,merasakan, dan mengapresiasikan pengajaran yangdilakukan oleh guru.

Langkah-langkah dalam pendekatan artistik adalah: (1) ketika mau berangkat ke lapangan, pembina tidakboleh punya pretensi apa pun tentang pengajaran yangakan diamati; (2) mengadakan pengamatan terhadapguru dengan cermat; (3) menyusun hasil interpretasidalam bentuk narasi; (4) menyampaikan hasil interpretasiyang sudah dinarasikan oleh guru; (5) meneria balikandari guru terhadap yang telah dilakukan.

Pendekatan klinik merupakan konvergensi antarapendekatan ilmiah dan pendekatan artistik yangdilakukan secara kolegial antara guru dengan pembina.Melalui hubungan kolegial atau kesejawatan diharapkankemampuan mengajar guru dapat ditingkatkan.Sergiovanni (1982) menyatakan bahwa pembinaan gurupada mulanya dikembangkan oleh Cogan, Goldhammerdan Welter di Universitas Harvard pada tahun 50-an dan60-an. Asumsi yang mendasari pembinaan guru denganpendekatan klinik adalah : (a) para guru dalam mengajarlebih suka dikembangkan kemampuannya melaluipembinaan yang bersifat kolegial disbanding jenispembinaan lainnya; (b) pengajaran merupakan aktifitasyang kompleks, yang dapat diisolasi komponen-komponennya sehingga menjadi pengajaran yang

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

302

sederhana. Karena itu dalam mengamati peristiwapengajaran harus hati-hati, dan dari hasil pengamataninilah pembina bisa mengetahui langkah-langkah apayang harus diambil dalam rangka meningkatkankemampuan mengajar guru.

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalampenerapan pendekatan klinik ini adalah : (a) pertemuanawal, (b) observasi, dan (c) pertemuan balikan. Padapertemuan awal dibangun hubungan kolegial yang akrabantara pembina dan guru, sehingga guru yakin bahwapembina tidak bermaksud mencari kesalahan, namunjustru membantu meningkatkan kemampuanmengajarnya. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan padatahap ini antara lain adalah: (1) menciptakan suasanakolegialitas, (2) membicarakan rencana pengajaran yangtelah dibuat guru, (3) memilih jenis keterampilan tertentuyang akan dilatihkan, dan (4) mengembangkaninstrument yang akan digunakan untuk mengobservasiketerampilan mengajar guru dan menyepakatinya.

Pada tahap observasi kelas, pembina mengadakanpengamatan terhadap guru yang sedang mengajardengan menggunakan lembar observasi yang telahdisepakati. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada tahapini, yaitu : (a) memasuki ruang kelas yang akan diajar olehguru bersama-sama dengan guru yang akan mengajar, (b)guru menjelaskan pada siswa maksud kedatanganpembina ke ruang kelas, (c) guru mempersilahkanpembina untuk menempati tempat duduk yang telahdisediakan, (d) pembina mengobservasi penampilanmengajar guru dengan menggunakan format observasiyang telah disepakati, (e) setelah selesai proses belajarmengajar, guru bersama-sama dengan pembina

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

303

meninggalkan ruang kelas dan pindah ke ruangan khususuntuk melaksanakan aktivitas pembinaan.

Pada tahap pertemuan balikan, aktivitas-aktivitasyang perlu dilakukan adalah : (a) pembina memberikanpengamatan kepada guru yang baru saja mengajar dalamsuasana yang akrab sebagaimana pertemuan awal, (b)pembina bersama-sama guru membicarakan kembalikontrak yang pernah dilakukan, (c) pembina menunjukkanhasil observasi, (d) pembina berdiskusi dengan gurutentang hasil pencapaian latihan pengajaran yang telahdilakukan yang diakhiri dengan pembuatan rencanaselanjutnya.

Selain pendekatan-pendekatan di atas, Glickman(1981) mengemukakan bahwa berdasarkan pandanganpsikologis pembinaan guru dilakukan melalui tigapendekatan, yaitu :

1) pendekatan direktif2) pendekatan non direktif3) pendekatan kolaboratifAplikasi ketiga pendekatan tersebut dalam

pembinaan terhadap guru dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Pendekatansupervisi

Nondirektif kolaboratif Direktif

Tanggungjawabguru

Tinggi Sedang Rendah

Tanggungjawabsupervisor

Rendah Sedang Tinggi

Metode yangmendasari

Penilaiandiri sendiri

Kontrakkesepakatan

Penetapanstandar

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

304

Diadaptasi dari View of Supervision dalam bukuDevelopment Supervision

(Glickman, 1981)

Tipe-Tipe SupervisiSupervisi pengajaran memiliki beberapa tipe, tipe-tipe

tersebut adalah:1) Tipe inspeksiSupervisi dengan tipe inspeksi ini biasanya terjadi dalamadministrasi dan model kepemimpinan yang otokratis.Supervisi tipe inspeksi ini dikonotasikan sebagai upayauntuk mencari-cari kesalahan.2) Tipe Laisses Faire

Supervisi ini berbeda dengan tipe inspeksi. Kalaudalam inspeksi bawahan diawasi secara ketat dan harusmenurut perintah atasan, pada tipe laisses faire parapegawai dibiarkan saja bekerja sekehendak hatinya.Sebagai contoh duru boleh mengajar sebagaimana yangmereka inginkan, baik dalam pengembangan materimaupun dalam pemilihan metode dan alat pembelajaran(Arikunto, 2004: 15).3) Tipe Coersive

Tipe koersif ini juga sering disebut dengan istilahsupervisi otoriter. Supervisi tipe ini tidak jauh berbedadengan tipe inspeksi. Tipe supervisi ini bersifat memaksa.Tipe supervisi ini tepat jika diterapkan pada hal-hal awal.Misalkan saja untuk guru yang baru belajar mengajar.4) Tipe Training and Guidance

Supervisi tipe ini diartikan sebagai memberikanlatihan dan bimbingan. Sesuai dengan makna luaspendidikan yakni merupakan proses pertumbuhan,perkembangan, serta peningkatan, maka supervisi

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

305

mendorong terjadinya pertumbuhan. Untuk itudiperlukan tambahan latihan dan bimbingan kepada gurudan staf tata usaha.5) Tipe Demokratis

Supervisi tipe demokratis memerlukan kondisi dansituasi khusus. Tentu saja adanya kepemimpinan yangbersifat demokratis pula. Hal yang perlu diperhatikanpada supervisi tipe ini adalah bahwa pemimpin bukanhanya memusatkan perhatiannya pada kemajuan situasibelajar mengajar saja. Untuk meningkatkan kualitaspembelajaran, kepala sekolah sebagai siupervisor harusmampu meningkatkan kepemimpinan yang dapatmengembangkan program sekolah dan memberdayakanlingkungan bagi semua guru, mengusahakan kelengkapansarana prasarana belajar mengajar dan berkomunikasisecara optimal dalam pencapaian tjuan dan caramelaksanakan strategi pencapaiannya.

Prinsip-Prinsip SupervisiAgar supervisi dapat memenuhi fungsi seperti

yang telah dikemukakan di atas, harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :a) Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan

memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolahuntuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitandan bukan mencari-cari kesalahan.

b) Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secaralangsung.

c) Apabila pengawas atau kepala sekolah merencanakanakan memberikan saran atau umpan balik, sebaiknyadisampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa.

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

306

d) Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkalamisalnya 3 bulan sekali, 4 bulan sekali, bukan menurutminat dan kesempatan yang dimiliki oleh pengawasatau kepala sekolah.

e) Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsunghendaknya mencerminkan ada hubungan yang baikantara supervisor dengan yang disupervisi.

f) Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yangditemukan tidak hilang atau terlupakan, sebaiknyasupervisor membuat catatan singkat berisi hal-halpenting yang diperlukan dalam membuat laporan.

(Arikunto, 2004: 19-21)Selain prinsip-prinsip tersebut di atas Oteng

Sutisna (1983) juga mengemukakan prinsip-prinsipsupervisi sebagai berikut :a) Supervisi merupakan bagian integral dari program

pendidikan, supervisi adalah layanan yang bersifatkerjasama.

b) Pada dasarnya semua personil pelaksana pendidikandi sekolah memerlukan dan berhak atas bantuansupervisi.

c) Supervisi adalah layanan yang tidak mungkin dapatberjalan satu pihak supervisor saja tetapi merupakankegiatan yang bersifat kerjasama.

d) Supervisi hendaknya disesuaikan dengan kondisisetempat karena berguna untuk memenuhikebutuhan perseorangan dari personil sekolah.

e) Supervisi hendaknya membantu menjelaskan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran pendidikan danhendaknya menerangkan implikasi-implikasi daritujuan-tujuan dan sasaran-sasaran tersebut.

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

307

f) Tanggungjawab program seperti berada pada duapejabat, pertama supervisi sekolah yang menjaditanggungjawab kepala sekolah dan supervisi semuasekolah yang menjadi tanggungjawab pengawas.

g) Supervisi merupakan bantuan dan pembinaan untukguru dan staf TU.

h) Supervisi adalah wahana untuk menjelaskan danberdiskusi tentang hasil-hasil penelitian pendidikanyang mutakhir.

Teknik-Teknik SupervisiTeknik supervisi dibagi menjadi dua bagian besar,

yaitu teknik perseorangan dan teknik kelompok. Yangdimaksud dengan teknik perseorangan ialah dalamkegiatan supervisi adalah bantuan yang dilakukan secarasendiri oleh petugas supervisi baik terjadi di dalam kelasatau di luar kelas. Tahapan dari supervisi dengan teknikperseorangan adalah : (a) mengadakan kunjungan kelas(classroom visitation); (b) mengadakan observasi kelas(classroom observation); (c) mengadakan wawancaraperseorangan (individual interview); (d) mengadakanwawancara kelompok (group interview).

Sedangkan yang dimaksud dengan teknikkelompok adalah supervisi dilakukan secara berkelompokdengan cara : (a) mengadakan pertemuan atau rapat(meeting); (b) mengadakan diskusi kelompok (groupdiscussion); (c) mengadakan penataran-penataran (in-service training); (d) seminar (Arikunto, 2004: 55-58).

Realita Pelaksanaan Supervisi Pengajaran pada GuruMata Pelajaran Ekonomi di Indonesia

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

308

a. Pelaksanaan supervisi oleh pengawasPelaksanaan supervisi oleh pengawas di Indonesia

masih jauh dari teori supervisi. Pelaksanaan supervisiyang berlangsung selama ini masih cenderung kepadainspeksi atau pengawasan saja. Supervisi yang dilakukanoleh pengawas juga tidak rutin serta terkesan mencari-cari kesalahan dari guru. Kegiatan supervisi tidak sesuaidengan kebutuhan guru. Ini diperparah lagi denganbudaya pemberian amplop kepada pengawas oleh pihaksekolah. Pihak sekolah berharap supaya aman dalam artipengawas tidak akan mencari-cari kesalahan. Realita yangada menunjukkan pada saat melakukan pengawasan,sering kali pengawas setelah menerima amplop langsungpulang dan tidak melakukan supervisi. Kondisi inidiperparah lagi dengan masih rendahnya kompetensipengawas berkaitan dengan supervisi. Hal inimenyebabkan kualitas pengajaran tidak bertambah baik,tetapi stagnan bahkan mengalami kemunduran.

Selain itu tahapan dalam supervisi juga tidakdilaksanakan sesuai dengan urutannya dan seringkalimendadak. Kondisi ini membuat guru menjadi tidak siapdan merasa takut untuk disupervisi. Kemudian pengawasjuga kurang memberikan masukan atau umpan balikkepada guru ketika disupervisi. Sehingga guru tidakmengetahui kekurangan-kekurangannya dan dengan caraapa kekurangan-kekurangan tersebut diperbaiki.

Permasalahan-permasalahan tersebut munculkarena adanya kendala-kendala baik secara struktur dankultur. Kendala tersebut mengakibatkan pelaksanaansupevisi oleh pengawas di Indonesia selama ini tidakoptimal dan belum memberikan kontribusi positifterhadap peningkatan kualitas guru dan pengajarannya.

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

309

Secara struktur sebutan untuk jabatan orang yangmelakukan supervisi adalah pengawas bukan supervisor,hal ini menyebabkan paradigma pemikiran mengarah keinspeksi. Kemudian dalam prakteknya pengawascenderung mengawasi. Sehingga tidak ada jalinanhubungan yang akrab antara guru dengan pengawas yangmerupakan syarat keberhasilan dari supervisi pengajaran.

Kendala lainnya adalah ruang lingkup dari pekerjaanpengawas di Indonesia cenderung menekankan padaaspek administrative sehingga kalau secara administrasibaik maka pengajarannyapun dianggap baik. Padahalbelum tentu administrasinya baik, maka pengajarannyajuga baik. Aspek lainnya adalah persyaratan kompetensi,proses seleksi dan rekrutmen pengawas belummencerminkan arti pentingnya supervisi dalam rangkapeningkatan kualitas pendidikan. Hal in diperparah lagidengan perbandingan jumlah pengawas dengan jumlahsekolah dan guru yang tidak ideal. Kondisi-kondisitersebut mengakibatkan pelaksanaan supervisi olehpengawas di Indonesia masih jauh dari harapan.

Latar budaya atau kultural seperti budaya ewuhpekewuh menjadikan guru maupun pengawas tidakterbuka dalam proses supervisi. Kemudian juga budayamutu yang belum melekat pada para pengambil kebijakantentang pendidikan di Indonesia. Hal ini menyebabkanpara pengambil kebijakan masih kurang memikirkanmengenai pengembangan budaya mutu dalampendidikan.b. Pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah

Kondisi pelaksanaan supervisi di Indonesia olehkepala sekolah juga tidak jauh berbeda dengan supervisioleh pengawas. Supervisi oleh kepala sekolah juga masih

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

310

jauh dari harapan dan konsep ideal supervisi secarateoritik Ewuh pekewuh antara guru dengan kepalasekolah mengakibatkan kepala sekolah tidak mau masukterlalu jauh pada wilayah guru. Sebaliknya dipihak gurujuga merasa sungkan bahkan takut untuk terbukaterhadap kepala sekolah pada saat pelaksanaan supervisi.

Budaya paternalistik di Indonesia mengakibatkankomunikasi antara guru dengan kepala sekolah sebagaisupervisor tidak terbuka. Guru menganggap kepalasekolah adalah “atasan” dan sebaliknya kepala sekolahmenganggap guru sebagai “bawahan”. Kondisi inimengakibatkan jalinan hubungan antara guru dengankepala sekolah tidak akrab. Sehingga untuk berdiskusisecara terbuka juga terhambat. Padahal secara teoritishubungan yang akrab dan terbuka antara guru dengansupervisor merupakan salah satu syarat keberhasilansupervisi.

PENUTUPKesimpulan

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkanbahwa pelaksanaan supervisi pengajaran pada guru matapelajaran Ekonomi di Indonesia masih jauh dari harapandan konsep ideal supervisi secara teoritik Supervisipengajaran yang berjalan selama ini baik oleh pengawasmaupun oleh kepala sekolah belum optimal. Masihterdapat kesenjangan antara teori dengan realita yangada.

Kondisi tersebut mengakibatkan kualitaspengajaran di Indonesia masih tergolong rendah. Hal iniberdampak pada mutu pendidikan yang rendah sehingga

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

311

sumber daya manusia Indonesia belum mampu bersaingsecara kompetitif di era global.Saran

Berpijak pada realita dan kendala pelaksanaansupervisi pengajaran pada guru mata pelajaran Ekonomidi Indonesia maka untuk melakukan perbaikanpelaksanaan supervisi dapat dilakukan dengan cara :1. Memperbaiki proses seleksi dan rekrutmen untuk

jabatan pengawas, seleksi dilakukan secara lebihterbuka dan transparan.

2. Memperbaiki struktur birokrasi pendidikan diIndonesia.

3. Melakukan pemerataan jumlah pengawas di setiapdaerah sesuai dengan rasio kebutuhan tenagapengawas pada masing-masing daerah.

4. Menggalakkan budaya mutu dalam pengelolaanpendidikan.

5. Memperbaiki pola pendidikan pra jabatan bagipengawas dalam rangka peningkatan kompetensipengawas.

6. Mengikis pola hubungan paternalistik antarapengawas dengan guru serta mengembangkanhubungan yang akrab dan terbuka antara gurudengan pengawas/kepala sekolah.

7. Melibatkan guru dalam penyusunan rencana supervisisehingga kegiatan supervisi sesuai dengan kebutuhandari masing-masing guru.

8. Menghilangkan pemahaman yang salah mengenaibudaya ewuh pekewuh dengan cara membangunhubungan kerjasama dan komunikasi yang baik antaraguru dengan pengawas/kepala sekolah.

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

312

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-dasar Supervisi. Jakarta:Rineka Cipta.

Bafadal. 1992. Supervisi Pengajaran. Jakarta: BumiAksara.

Boardman, Charles W. Douglas, dkk. 1953. DemocraticSupervision in Secondary School. CambridgeMassachussetts: Houghton Mifflin Company.

Dewan Riset Nasional. 1993. Program Utama NasionalRiset dan Teknologi dalam Pelita VI. Jakarta: DRN.

Depdikbud. 1994/1995. Pedoman Pembinaan ProfesionalGuru. Jakarta: Depdikbud.

Ekosusilo, Madyo. 2003. Supervisi Pengajaran dalamLatar Budaya Jawa. Sukoharjo: Univet BantaraPress.

Glickman, Carl D. 1981. Development Supervision:Alternative Practice for helping Teacher ImproveInstruction. Alexandra: ASDC.

Indrafachrudi, H.R.Soekarto. 2006. Bagaimana memimpinSekolah yang Efektif. Bogor: Ghalia Indonesia.

Mantja, W. 2000. Model Pembinaan / SupervisiPengajaran. Malang: PPS Universitas NegeriMalang.

………… 2005. Manajemen Pendidikan dan SupervisiPengajaran (Kumpulan Karya Terpublikasi).Malang: Wineka Media.

Mulyasa, E. 2006. Menjadi kepala Sekolah Profesional.Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

[JOKO WIDODO]

Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Indonesia:antara Teori dan Realita

313

Oliva, F. Peter. 1984. Supervision forTodays SchoolsSecond Edition. New York-London: Longman.

Oteng. 1983. Administrasi Pendidikan, Dasar Teoritikuntuk Praktek Profesional. Bandung: PenerbitAngkasa.

Sergiovanni,T.J. 1982. Supervision of Teaching.Alexandria: ASCD.

Wiles, Kimball. 1961. Supervision for Better Schools. NewYork: Englewood Cliffs, Prentice Hall, Inc.