faktor yang mempengaruhi kreativitas
TRANSCRIPT
Faktor yang Mempengaruhi KreativitasKreativitas peserta didik agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu (motivasi intrinsik) dan dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik).
18. Motivasi untuk KreativitasPada setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan potensinya, untuk mewujudkan dirinya; dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, dorongan untuk mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya (Rogers, 1982 dalam Munandar, 1999). Motivasi intrinsik ini yang hendakanya dibangun dalam diri individu sejak dini. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan individu dengan kegiatan-kegiatan kreatif, dengan tujuan untuk memunculkan rasa ingin tahu, dan untuk melakukan hal-hal baru.
19. Kondisi Eksternal yang mendorong Perilaku KreatifKondisi eksternal (dari lingkungan) secara konstruktif ikut mendorong munculnya kreativitas. Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh. Individu memerlukan kondisi yang mempk dan memungkinkan individu tersebut mengembangkan sendiri potensinya. Maka penting mengupayakan lingkungan (kondisi eksternal) yang dapat memupuk dorongan dalam diri individu untuk mengembangkan kreativitasnya. Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif.
a. Keamanan PsikologisHal ini dapat terbentuk melalui tiga proses yang saling berhubungan yakni :Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.Mengusahakan suasanan yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada, sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam.Memberikan pengertian secara empatis (dapat ikut menghayati)Dalam suasana ini ”real self” dimungkinkan untuk timbul, untuk diekspresikan dalam bentuk-bentuk baru dalam hubungannya dengan lingkungannya. Inilah pada dasarnya yang disebut memupuk kreativitas.
b. Kebebasan PsikologisMemberikan kesempatan pada individu untuk bebas mengekspresikan secara simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya, permissiveness akan memberikan individu kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya. Ekspresi dalam bentuk tindakan agresif tidak selalu dimungkinkan, namun tindakan-tindakan konstruktif kearah kreatif hendaknya dimungkinkan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
Posted on 16 Desember 2011 by psikologikreativitasump
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas menurut Rogers (dalam Munandar, 1999) adalah:
a. Faktor internal individu
Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang dapat mempengaruhi kreativitas, diantaranya :
1. Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam individu. Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber informasi dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada usaha defense, tanpa kekakuan terhadap pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan demikian individu kreatif adalah individu yang mampu menerima perbedaan
2. Evaluasi internal, yaitu kemampuan individu dalam menilai produk yang dihasilkan ciptaan seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain. Walaupun demikian individu tidak tertutup dari kemungkinan masukan dan kritikan dari
orang lain.
3. Kemampuan untuk bermaian dan mengadakan eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep atau membentuk kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
b. Faktor eksternal (Lingkungan)
Faktor eksternal (lingkungan) yang dapat mempengaruhi kreativitas individu adalah lingkungan kebudayaan yang mengandung keamanan dan kebebasan psikologis. Peran kondisi lingkungan mencakup lingkungan dalam arti kata luas yaitu masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan dapat mengembangkan kreativitas jika kebudayaan itu memberi kesempatan adil bagi pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota masyarakat. Adanya kebudayaan creativogenic, yaitu kebudayaan yang memupuk dan mengembangkan kreativitas dalam masyarakat, antara lain :
(1) tersedianya sarana kebudayaan, misal ada peralatan, bahan dan media, (2) adanya keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan bagi semua lapisan masyarakat, (3) menekankan pada becoming dan tidak hanya being, artinya tidak menekankan pada kepentingan untuk masa sekarang melainkan berorientasi pada masa mendatang, (4) memberi kebebasan terhadap semua warga negara tanpa diskriminasi, terutama jenis kelamin, (5) adanya kebebasan setelah pengalamn tekanan dan tindakan keras, artinya setelah kemerdekaan diperoleh dan kebebasan dapat dinikmati, (6) keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan yang berbeda, (7) adanya toleransi terhadap pandangan yang berbeda, (8)adanya interaksi antara individu yang berhasil, dan (9) adanya insentif dan penghargaan bagi hasil karya kreatif. Sedangkan lingkungan dalam arti sempit yaitu keluarga dan lembaga
pendidikan. Di dalam lingkungan keluarga orang tua adalah pemegang otoritas, sehingga peranannya sangat menentukan pembentukan krativitas anak. Lingkungan pendidikan cukup besar pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir anak didik untuk menghasilkan produk kreativitas, yaitu berasal dari pendidik.
Selain itu Hurlock (1993), mengatakan ada enam faktor yang menyebabkan munculnya variasi kreativitas yang dimiliki individu, yaitu:
1. Jenis kelamin
Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk sebagian besar hal ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk lebih mengambil resiko dan didorong oleh para orangtua dan guru untuk lebih menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.
2. Status sosioekonomi
Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif dari anak kelompok yang lebih rendah. Lingkungan anak kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi memberi lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan bagi kreativitas.
3. Urutan kelahiran
Anak dari berbgai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kreativitas yang berbeda. Perbedaan ini lebih menekankan pada lingkungan daripada bawaan. Anak yang lahir ditengah, belakang dan anak tunggal mungkin memiliki kreativitas yang tinggi dari pada anak pertama. Umumnya anak yang lahir pertama lebih ditekan untuk menyesuaikan diri dengan harapan orangtua, tekanan ini lebih mendorong anak untuk menjadi anak yang penurut daripada pencipta.
4. Ukuran keluarga
Anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung lebih kreatif daripada anak dari keluarga besar. Dalam keluarga besar cara mendidik anak yang otoriter dan kondisi sosiekonomi kurang menguntungkan mungkin lebih mempengaruhi dan menghalangi perkembangan kreativitas.
5. Lingkungan
Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif dari anak lingkungan pedesaan.
6. Intelegensi
Setiap anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada anak yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih banyak gagasan baru untuk menangani suasana sosial dan mampu merumuskan lebih banyak penyelesaian bagi konflik tersebut.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas. Kreativitas dimiliki oleh setiap
orang meskipun dalam derajat dan bentuk yang berbeda. Kreativitas harus dipupuk dan
diingkatkan karena jika dibiarkan saja maka bakat tidak akan berkembang bahkan bisa
terpendam dan tidak dapat terwujud.
Tumbuh dan berkembangnya kreasi diciptakan oleh individu, dipengaruhi oleh
kebudayaan serta dari masyarakat dimana individu itu hidup dan bekerja. Tumbuh dan
berkembangnya kreativitas dipengaruhi pula oleh banyak faktor terutama adalah karakter
yang kuat, kecerdasan yang cukup dan lingkungan kultural yang mendukung.
Munandar (2009) menyebutkan bahwa perkembangan kreativitas dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu:
1. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari atau terdapat pada diri individu yang
bersangkutan. Faktor ini meliputi keterbukaan, locus of control yang internal,
kemampuan untuk bermain atau bereksplorasi dengan unsur-unsur, bentuk-bentuk,
konsep-konsep, serta membentuk kombinasi-kombinasi baru berdasarkan hal-hal
yang sudah ada sebelumnya.
2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu yang bersangkutan.
Faktor-faktor ini antara lain meliputi keamanan dan kebebasan psikologis, sarana
atau fasilitas terhadap pandangan dan minat yang berbeda, adanya penghargaan
bagi orang yang kreatif, adanya waktu bebas yang cukup dan kesempatan untuk
menyendiri, dorongan untuk melakukan berbagai eksperimen dan kegiatan-kegiatan
kreatif, dorongan untuk mengembangkan fantasi kognisi dan inisiatif serta
penerimaan dan penghargaan terhadap individual.
Penelitian menunjukkan bahwa bukan hanya faktor-faktor non-kognitif seperti sifat,
sikap, minat dan temperamen yang turut menentukan produksi lintas kreatif. Selain itu
latihan dan pengembangan aspek non-kognitif seperti sikap berani mencoba sesuatu,
mengambil resiko, usaha meningkatkan minat dan motivasi berkreasi, pandai
memanfaatkan waktu serta kepercayaan diri dan harga diri akan sangat menentukan
kreativitas (Munandar, 2009).
Menurut Rogers (dalam Munandar, 2009), faktor-faktor yang dapat mendorong terwujudnya
kreativitas individu diantaranya:
Dorongan dari dalam diri sendiri (motivasi intrinsik)
Menurut Roger (dalam Munandar, 2009) setiap individu memiliki kecenderungan atau
dorongan dari dalam dirinya untuk berkreativitas, mewujudkan potensi, mengungkapkan dan
mengaktifkan semua kapasitas yang dimilikinya. Dorongan ini merupakan motivasi primer
untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan
lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya (Rogers dalam Munandar, 2009).
Hal ini juga didukung oleh pendapat Munandar (2009) yang menyatakan individu harus
memiliki motivasi intrinsik untuk melakukan sesuatu atas keinginan dari dirinya sendiri,
selain didukung oleh perhatian, dorongan, dan pelatihan dari lingkungan. Menurut Rogers
(dalam Zulkarnain, 2002), kondisi internal (interal press) yang dapat mendorong seseorang
untuk berkreasi diantaranya:
1. Keterbukaan terhadap pengalaman
2. Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal
locus of evaluation)
3. Kemampuan untuk bereksperimen atau “bermain” dengan konsep- konsep.
Dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
Munandar (2009) mengemukakan bahwa lingkungan yang dapat mempengaruhi kreativitas
individu dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan keluarga
merupakan kekuatan yang penting dan merupakan sumber pertama dan utama dalam
pengembangan kreativitas individu. Pada lingkungan sekolah, pendidikan di setiap
jenjangnya mulai dari pra sekolah hingga ke perguruan tinggi dapat berperan dalam
menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas individu. Pada lingkungan masyarakat,
kebudayaan-kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat juga turut mempengaruhi
kreativitas individu.
Rogers (dalam Munandar, 2009) menyatakan kondisi lingkungan yang dapat
mengembangkan kreativitas ditandai dengan adanya:
Keamanan psikologis
Keamanan psikologis dapat terbentuk melalui 3 proses yang saling berhubungan, yaitu:
1. Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan
keterbatasannya.
2. Mengusahakan suasana yang didalamnya tidak terdapat evaluasi eksternal (atau
sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam.
3. Memberikan pengertian secara empatis, ikut menghayati perasaan, pemikiran,
tindakan individu, dan mampu melihat dari sudut pandang mereka dan
menerimanya.
Kebebasan psikologis
Lingkungan yang bebas secara psikologis, memberikan kesempatan kepada individu untuk
bebas mengekspresikan secara simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya.
Menurut Hurlock (dalam Munandar, 2009) kepribadian merupakan faktor yang
penting bagi pengembangan kreativitas. tindakan kreativitas muncul dari keunikan
keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungan. Dari ungkapan pribadi yang
unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif.
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, terdapat berbagai faktor lainnya yang
dapat menyebabkan munculnya variasi atau perbedaan kreativitas yang dimiliki individu,
yang menurut Hurlock (1993) yaitu:
Jenis kelamin
Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada anak perempuan, terutama
setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk sebagian besar hal ini disebabkan oleh
perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki diberi
kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk lebih mengambil resiko dan
didorong oleh para orangtua dan guru untuk lebih menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.
Status sosial ekonomi
Anak dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif daripada anak
yang berasal dari sosial ekonomi kelompok yang lebih rendah. Lingkungan anak kelompok
sosioekonomi yang lebih tinggi memberi lebih banyak kesempatan untuk memperoleh
pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan bagi kreativitas.
Urutan kelahiran
Anak dari berbagai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kreativitas yang berbeda.
Perbedaan ini lebih menekankan lingkungan daripada bawaan. Anak yang lahir di tengah,
lahir belakangan dan anak tunggal mungkin memiliki kreativitas yang tinggi dari pada anak
pertama. Umumnya anak yang lahir pertama lebih ditekan untuk menyesuaikan diri dengan
harapan orangtua, tekanan ini lebih mendorong anak untuk menjadi anak yang penurut
daripada pencipta.
Ukuran keluarga
Anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung lebih kreatif daripada anak
dari keluarga besar. Dalam keluarga besar, cara mendidik anak yang otoriter dan kondisi
sosioekonomi kurang menguntungkan mungkin lebih mempengaruhi dan menghalangi
perkembangan kreativitas.
Lingkungan kota vs lingkungan pedesaan
Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif daripada anak lingkungan pedesaan.
Inteligensi
Setiap anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada anak
yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih banyak gagasan baru untuk menangani
suasana sosial dan mampu merumuskan lebih banyak penyelesaian bagi konflik tersebut.
Stenberg (dalam Munandar, 2009) menyatakan bahwa kreativitas merupakan titik
pertemuan yang khas antara 3 atribut psikologis yaitu, inteligensi, gaya kognitif dan
kepribadian.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi proses kreativitas seseorang, dari luar
diri individu seperti hambatan sosial, organisasi dan kepemimpinan. Sedangkan dari dalam
diri individu seperti pola pikir, paradigma, keyakinan, ketakutan, motivasi dan kebiasaan .
Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kreativitas antara lain faktor kebebasan berpikir, penilaian, kecerdasan,
minat terhadap fantasi, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, waktu, penghargaan
terhadap fantasi, intellegensi, pola pikir, paradigma, keyakinan, ketakutan, motivasi dan
kebiasaan, hambatan sosial, organisasi dan kepemimpinan, kepribadian dan tidak kalah
pentingnya adalah lingkungan keluarga dan masyarakat. Selain itu potensi kreatif pada
semua orang tergantung bagaimana cara mengembangkannya secara optimal agar tidak
terhambat dan bisa berkembang dengan baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas Prestasi kreatif dibidang keilmuan menuntut tiga prasyarat yang harus dipenuhi yaitu kemampuan intelektual yang memadai, motivasi dan komitmen untuk mencapai keunggulan, dan penguasaan terhadap bidang ilmu yang ditekuni. Prestasi kreatif ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a.Faktor internal
Tingkat kreativitas siswa terutama dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang menyangkut :
1)Kemampuan intelektual
Adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan berpikir yang sifatnya rumit dan abstrak yang ditunjukkan oleh prestasi akademiknya. Setiap siswa memiliki tingkat kemampuan intelektual yang berbeda-beda.
2)Komitmen
Yaitu kemauan dan hasrat yang kuat didalam mencapai keunggulan dan memiliki penguasaan yang memadai terhadap bidang yang ditekuninya.
3)Penguasaan
Karya-karya kreatif yang ditampilkan tidak terlepas dari apa yang telah dilakukan sebelumnya dalam bidang yang ditekuninya, jadi periode produktif dapat dicapai berkat keterlibatan individu secara intensif dengan kegiatan-kegiatan kreatif jauh sejak masa kanak-kanak, yang didukung oleh lingkungannya.
4)Intuisi
Intuisi merupakan suatu perwujudan dari kesadaran tingkat tinggi. Tetapi intuisi tidak datang tanpa sebab; ia didahului oleh proses berpikir dan didasari oleh penguasaan yang cukup terhadap bidang yang ditekuni oleh individu.
b.Faktor eksternal
Kreativitas tidak hanya dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri siswa tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Kreativitas merupakan hasil dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada, dengan demikian baik perubahan yang berasal dari dalam diri individu maupun lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat daya kreatif. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kreativitas adalah sebagai berikut :
1)Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan kreativitas anak yang meliputi cara orang tua mengembangkan kreativitas anaknya, relasi antar anggota keluarga dan perhatian orang tua merupakan hal paling utama yang mempengaruhi tingkat kreativitas dan prestasi anak.
2)Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan tempat siswa berkumpul dan berinteraksi dalam hal aktifitas studinya.Sekolah juga merupakan tempat siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dalam berkreativitas, dimana kreativitasnya dapat tumbuh dan berkembang dengan adanya dukungan dari pihak sekolah terutama guru yang mengasuh mata pelajaran tertentu.
3)Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan sejumlah komponen yang terdapat disekitar tempat tinggal siswa tersebut. Kondisi tempat tinggal yang asri, sejuk, teratur dan aman akan berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas siswa.
Definisi atau pengertian kreativitas adalah penemuan atau asal usul setiap hal baru (produk, solusi, karya seni, karya sastra, lelucon, inovasi, dll) yang memiliki nilai. Dari definisi diatas, arti kreativitas menekankan pada dua hal utama, yaitu “baru” dan “nilai”. Kata “baru” berarti hal yang belum ada sebelumnya atau inovatif dari sudut pandang individu, komunitas atau masyarakat di wilayah tertentu. Kata “nilai” berarti manfaat yang dirasakan oleh individu, komunitas atau masyarakat di daerah tertentu.
Pengertian kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta; daya cipta; perihal berkreasi.
Pengertian kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.
Pengertian kreativitas didefinisikan sebagai kecenderungan untuk menghasilkan ide-ide atau mengenali, alternatif, atau kemungkinan yang mungkin berguna dalam memecahkan masalah, berkomunikasi dengan orang lain, dan menghibur diri kita sendiri dan orang lain.
Pengertian kreativitas adalah setiap tindakan, ide, atau produk yang mengubah aturan yang ada, atau yang mengubah aturan yang ada ke aturan yang baru.
Berpikir kreatif harus memenuhi tiga syarat. Pertama, kreatifitas melibatkan respons atau gagasan yang baru, atau yang secara statistik sangat jarang terjadi. Tetapi kebaruan saja tidak cukup. Anda dapat mengatasi kepadatan penduduk di kota dengan membangun rumah-rumah di bawah tanah. Ini baru, tapi sukar dilaksanakan. Syarat kedua kreatifitas ialah dapat memecahkan persoalan secara realistis. Ketiga kreatifitas merupakan usaha untuk mempertahankan insight yang orisinal, menilai dan mengembangkannya sebaik mungkin (MacKinnon, 1962:485)
2. Ciri-Ciri Orang/Remaja Kreatif
ANAK kreatif adalah anak yang dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya dengan baik. Perkembangan kemampuan dan kecerdasannya, sering kali membuatnya bersikap dan berperilaku cukup aktif, banyak bergerak dan bersuara. Hal ini sering pula diidentifikasi sebagai kenakalan oleh banyak orang tua. Padahal, aktivitas dan mobilitasnya yang berlebih merupakan wujud kemampuan berpikirnya yang serba ingin tahu. Sebelum kita men-judge bahwa anak kita nakal, alangkah bijaknya jika kita mencoba mengetahui dan memahami ciri-ciri anak kreatif berikut ini.
Berpikir Lancar
Anak kreatif mampu memberikan banyak jawaban terhadap suatu pertanyaan yang kita berikan. Dalam kejadian sehari-hari, kita sering bertanya “apa”, maka sering pula dijawab
dengan banyak jawaban, meskipun kadang-kadang jawabannya agak melenceng. Namun, itulah salah satu kehebatan anak kreatif.
Dalam jangka panjang, anak kreatif mampu memberikan banyak solusi atas masalah yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat penting untuk dikembangkan karena di masa depannya hidup akan penuh masalah dan tantangan. Dengan kreativitasnya, maka ia akan lebih mudah menjawab masalah dan tantangan tersebut.
Fleksibel dalam Berpikir
Anak kreatif mampu melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang (fleksibel), sehingga ia mampu memberikan jawaban variatif. Hal ini akan memudahkannya menjalani kehidupan dan menyesuaikan diri dalam berbagai keadaan. Seringkali tanpa kita sadari, anak memberikan jawaban atau komentar yang solutif atas pertanyaan dan pernyataan kita.
Orisinil (Asli) dalam Berpikir
Anak kreatif mampu memberikan jawaban-jawaban yang jarang diberikan anak lain. Jawaban-jawaban baru yang tidak lazim diungkapkan anak-anak atau kadang tak terpikirkan orang lain, di luar perkiraan dan khas.
Elaborasi
Anak kreatif mampu memberikan banyak gagasan dengan menggabungkan beberapa ide atas jawaban yang dikemukakan, sehingga ia mampu untuk mengembangkan, memperkaya jawabannya secara rinci dan detail hingga hal-hal kecil.
Imaginatif
Anak kreatif memiliki daya khayal atau imajinasi, yang ia aplikasikan dalam kegiatannya sehari-hari. Ia menyukai imajinasi dan sering bermain peran imajinasi. Misalnya, ia membayangkan dirinya sebagai Ibu, maka ia akan berperan sebagai ibu dalam segi bicara dan perilakunya. Dalam tataran anak remaja, imajinasi ini biasanya berupa fiksi ilmiah, yakni sudah cukup mampu mengembangkan imajinasinya dalam bentuk-bentuk keilmuan, seperti menulis cerpen atau naskah drama, menciptakan lirik lagu, bermusik dengan genre tertentu, dan lain-lain.
Senang Menjajaki Lingkungannya
Anak kreatif senang dengan bermain. Bermain dan permainannya itu selain menyenangkannya juga membuatnya banyak belajar. Ia bisa mengumpulkan dan meneliti makhluk hidup, serta benda mati yang ada di lingkungannya. Hal ini tentu saja bermanfaat untuk masa depannya karena ia akan selalu belajar dan mengasah rasa ingin tahunya terhadap sesuatu secara mendalam. Ciri ini juga terkait dengan kecerdasan anak secara naturalis. Msalnya, karena ia senang meneliti makhluk hidup, maka ia senang memelihara binatang atau tanaman yang disukainya dan memberinya nama.
Banyak Ajukan Pertanyaan
Anak kreatif sangat suka mengajukan pertanyaan, baik secara spontan yang berkaitan dengan pengalaman barunya maupun hasil ia berpikir. Sering kali pertanyaan yang diajukannya membuat kita sulit dan merasa terjebak. Karena itu, kita harus memiliki strategi yang tepat dengan berhati-hati memberikan pernyataan dan harus siap dengan jawaban yang membuatnya mengerti.
Mempunyai Rasa Ingin Tahu yang Kuat
Anak kreatif suka memperhatikan sesuatu yang dianggap menarik dan mendalaminya sampai puas. Rasa ingin tahu anak kreatif sangat tinggi, sehingga ia tak akan melewatkan kesempatan untuk bertanya. Karena itu, kita sering dibuatnya agak kewalahan bahkan jengkel dengan menganggap anak kita bawel. Padahal itulah kehebatannya, rasa ingin tahunya akan membuatnya haus ilmu, memiliki daya kritis dalam berpikir dan tidak cepat percaya dengan ucapan orang sebelum membuktikan kebenarannya. Karena itu, fokus dan konsentrasi terhadap anak kreatif harus benar-benar diperhatikan. Cara berpikirnya yang cepat dan lancar akan membuatnya mudah bertindak memuaskan keingintahuannya.
Suka Melakukan Eksperimen
Anak kreatif suka melakukan percobaan dengan berbagai cara untuk memuaskan rasa penasaran dan rasa ingin tahunya. Karena itu, sebagaimana contoh di atas, orang tua harus bayak mendampingi dan membimbingnya, tetapi tidak bertujuan menghambat atau terlalu mencampuri eksperimennya itu. Memberikan penjelasan tentang baik dan buruknya sesuatu lebih baik daripada berkata “jangan” atau “tidak boleh”.
Suka Menerima Rangsangan Baru
Anak kreatif sangat suka mendapatkan stimulus atau rangsangan baru, serta terbuka terhadap pengalaman baru. Hal ini berkaitan dengan rasa ingin tahunya dan kesukaannya bereksperimen. Semakin banyak stimulus yang kita berikan, maka semakin banyak pula pengetahuan yang didapatkannya dan semakin banyak pula percobaan yang dilakukannya, sehingga proses dan kemampuan berpikirnya akan terus berkembang dan mengasah kecerdasan otaknya.
Berminat Melakukan Banyak Hal
Anak kreatif memiliki minat yang besar terhadap banyak hal. Ia suka melakukan hal-hal yang baru, berani mencoba hal baru dan tidak takut terhadap tantangan. Dengan mengetahui antusiasme dari minatnya terhadap sesuatu akan membantu orang tua mengenali bakat anak, sehingga sejak dini bisa mengembangkan minat dan bakatnya secara berdampingan dan berkesinambungan. Selain itu, keberanian melakukan hal-hal baru dapat memupuk rasa percaya dirinya yang bermanfaat untuk perkembangan kepribadiannya kelak.Tidak Mudah Merasa Bosan
Anak kreatif tidak mudah bosan melakukan sesuatu. Ia akan melakukannya sampai ia merasa benar-benar puas. Jika sudah puas, maka ia akan melakukan sesuatu yang lain lagi. Inilah ciri kreativitasnya yang menonjol. Ketidakbosanan merupakan aset berharga yang akan membuatnya terus mencari hal-hal yang dapat menginspirasinya untuk berkreasi dan berinovasi dengan hal-hal yang dialaminya dan dilihatnya, sehingga proses kereatifnya terus berjalan seiring pertumbuhan usianya.
Kreativitas lahir bukan semata-mata karena faktor keturunan, tetapi lebih karena adanya faktor stimulasi dari lingkungan anak. Stimulus dan bimbingan orang tua merupakan faktor utama dalam menumbuh kembangkan kreativitas anak. Dengan mengenali dan memahami ciri anak kreatif, orang tua dapat mengoptimalkan kemampuannya untuk mengembangkan kreativitas anak-anaknya. Karena itu, anak merupakan anugerah yang harus kita syukuri, membuat kita belajar dari dan tentang banyak hal dalam kehidupan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas menurut Rogers (dalam Munandar, 1999) adalah:
a. Faktor internal individu
Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang dapat mempengaruhi kreativitas, diantaranya :
Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam individu. Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber informasi dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada usaha defense, tanpa kekakuan terhadap pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan demikian individu kreatif adalah individu yang mampu menerima perbedaan
Evaluasi internal, yaitu kemampuan individu dalam menilai produk yang dihasilkan ciptaan seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain. Walaupun demikian individu tidak tertutup dari kemungkinan masukan dan kritikan dari orang lain.
Kemampuan untuk bermaian dan mengadakan eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep atau membentuk kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
b. Faktor eksternal (Lingkungan)
Faktor eksternal (lingkungan) yang dapat mempengaruhi kreativitas individu adalah lingkungan kebudayaan yang mengandung keamanan dan kebebasan psikologis. Peran kondisi lingkungan mencakup lingkungan dalam arti kata luas yaitu masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan dapat mengembangkan kreativitas jika kebudayaan itu memberi kesempatan adil bagi pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota masyarakat. Adanya kebudayaan creativogenic, yaitu kebudayaan yang memupuk dan mengembangkan kreativitas dalam masyarakat, antara lain :
Tersedianya sarana kebudayaan, misal ada peralatan, bahan dan media, Adanya keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan bagi semua lapisan
masyarakat,
Menekankan pada becoming dan tidak hanya being, artinya tidak menekankan pada kepentingan untuk masa sekarang melainkan berorientasi pada masa mendatang,
Memberi kebebasan terhadap semua warga negara tanpa diskriminasi, terutama jenis kelamin,
Adanya kebebasan setelah pengalamn tekanan dan tindakan keras, artinya setelah kemerdekaan diperoleh dan kebebasan dapat dinikmati,
Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan yang berbeda,
Adanya toleransi terhadap pandangan yang berbeda,
Adanya interaksi antara individu yang berhasil, dan
Adanya insentif dan penghargaan bagi hasil karya kreatif.
Sedangkan lingkungan dalam arti sempit yaitu keluarga dan lembaga pendidikan. Di dalam lingkungan keluarga orang tua adalah pemegang otoritas, sehingga peranannya sangat menentukan pembentukan krativitas anak. Lingkungan pendidikan cukup besar pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir anak didik untuk menghasilkan produk kreativitas, yaitu berasal dari pendidik.
Selain itu Hurlock (1993), mengatakan ada enam faktor yang menyebabkan munculnya variasi kreativitas yang dimiliki individu, yaitu:
1. Jenis kelamin. Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk sebagian besar hal ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk lebih mengambil resiko dan didorong oleh para orangtua dan guru untuk lebih menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.
2. Status sosioekonomi. Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif dari anak kelompok yang lebih rendah. Lingkungan anak kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi memberi lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan bagi kreativitas.
3. Urutan kelahiran. Anak dari berbgai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kreativitas yang berbeda. Perbedaan ini lebih menekankan pada lingkungan daripada bawaan. Anak yang lahir ditengah, belakang dan anak tunggal mungkin memiliki
kreativitas yang tinggi dari pada anak pertama. Umumnya anak yang lahir pertama lebih ditekan untuk menyesuaikan diri dengan harapan orangtua, tekanan ini lebih mendorong anak untuk menjadi anak yang penurut daripada pencipta.
4. Ukuran keluarga. Anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung lebih kreatif daripada anak dari keluarga besar. Dalam keluarga besar cara mendidik anak yang otoriter dan kondisi sosiekonomi kurang menguntungkan mungkin lebih mempengaruhi dan menghalangi perkembangan kreativitas.
5. Lingkungan. Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif dari anak lingkungan pedesaan.
6. Intelegensi. Setiap anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada anak yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih banyak gagasan baru untuk menangani suasana sosial dan mampu merumuskan lebih banyak penyelesaian bagi konflik tersebut.
Referensi
http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=13&id=60093
http://www.basmalahspecialclass.com/2012/04/berpikir-kreatif.html#axzz29x0P8q1q
http://psikologikreativitasump.wordpress.com/2011/12/16/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kreativitas/
http://suksesitubebas.wordpress.com/2012/09/26/pengertian-kreativitas/
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kreativitas
Diantara faktor-faktor yang menghambat kreativitas dan inovasi, salah satunya adalah tradisi. Kemudian kreativitas sering terhambat, karena alasan utama adalah lingkungan yang sulit menerima hal-hal yang baru. Sumber-sumber kendala atau hambatan terhadap kreativitas dapat bersifat internal, yaitu berasal dari individu itu sendiri dan dapat bersipat eksternal yaitu terletak pada lingkungan individu baik
makro (kebudayaan, masyarakat) maupun mikro (keluarga, sekolah dan teman sebaya). Selanjutnya faktor yang berpengaruhi dapat dilihat sebagai kendala-kendala dalam menggunakan potensi kreatif adalah:1). Kendala historis.2). Kendala Biologis.3). Kendala fisiologis.4). Kendala Sosiologis.5). Kendala psikologis6). Kendala Diri Sendiri. Faktor-faktor internal yang menghambat perilaku kreatif seperti pengaruh dari kebiasaan atau pembiasaan, perkiraan harapan orang lain, kurangnya usaha atau kemalasan mental, menentukan sendiri batas-batas yang dalam kenyataan tidak ada yang menghambat kinerja kreatif kita, dan kekakuan atau ketidaklenturan dalam berfikir. Dapat pula ditambahkan adanya ketakutan untuk mengambil resiko, ketidakberanian untuk berbeda atau menyimpang dari yang lazim dilakukan, takut untuk dikritik, diejek, atau dicemoohkan, ketergantungan pada otoritas, kecenderungan untuk mengikuti pola perilaku orang lain, rutinitas, kenyamanan, keakraban, kebutuhan dan keteraturan, ketakhayulan, merasa ditentukan oleh nasib, hereditas atau kedudukan seseorang di dalam hidup.Menurut Murphy (1980) dalam Utami jika anda mempunyai keinginan yang kuat untuk membebaskan diri dari kebiasaan yang menghambat ungkapan kreatif, anda telah sembuh 51%. Menemukenali faktor internal merupakan langkah pertama untuk mengatasinya.Dalam membantu mewujudkan kreativitas siswa, perlu dilatih dalam keterampilan tertentu sesuai dengan minat pribadinya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat dan talenta mereka. Guru dan orang tua perlu mkenciptakan iklim yang merangsang pemikiran dan keterampilan kreatif, serta menyediakan sarana prasarana.Utami Munadar menjelaskan keberhasilan kreatif adalah persimpangan (intersection), antara keterampilan anak dalam bidang tertentu (domain skill), keterampilan berpikir dan bekerja kreatif, dan motivasi instrinsik, dapat juga disebut motivasi batin.