faktor - universitas...
TRANSCRIPT
1
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
DI KABUPATEN MOROWALI TAHUN 2003 – 2012
THE FACTORS INFLUENCING LOCALLY GENERATED INCOME
IN MOROWALI DISTRICT, 2003-2012
Nani Sari ¹, Rahmatia², Muhammad Yunus Amar²
¹Staf Dinas Pendapatan Penggelola Keuangan dan Asset Daerah, Kabupaten Morowali ²Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin, Makassar
Alamat Korespondensi :
Nani Sari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 Pemda Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah HP : 085398977997 Email : [email protected]
2
Abstrak Ketergantungan pemerintah daerah terhadap dana trasfer sangat tinggi, oleh karena itu pendapatan asli daerah harus ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan menganalisis (1) pengaruh pengeluaran pembangunan, jumlah penduduk produktif, dan produk domestik regional bruto (PDRB) terhadap pendapatan asli dearah (PAD), (2) variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Morowali. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data time series periode tahun 2003 sampai tahun 2012. Variabel dalam penelitian ini variabel independen berupa pengeluaran pembangunan, jumlah penduduk produktif dan produk domestik regional bruto (PDRB) sedangkan variabel dependen berupa pendapatan asli daerah (PAD). Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan analisis regresi linear berganda dan uji hipotesis secara parsial dan simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran pembangunan, jumlah penduduk produktif dan produk domestik regional bruto secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Variabel pengeluaran pembangunan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Morowali. Variabel PDRB memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di kabupaten Morowali. Kata kunci : pengeluaran pembangunan, jumlah penduduk produktif, produk domestik regional bruto, pendapatan asli daerah Abstract
Dependence of local governments on the transfer of funds is very high, therefore local revenues should be increased. This study aims to analyse and assess: (1) to what extent development expenditures, the number of productive-age citizen, and Gross Regional Domestic Product influence Locally Generated Income; and (2) which variable has the most dominant influence. The research used secondary data in the form of time series data of 2003-2012. The data were analysed by using multiple linear regression analysis method and hypothesis test (partially and simultaneously). The independent variables were development expenditures, the number of productive-age citizen, and Gross Regional Domestic Product; while the dependent variables were Locally Generated Income of Morowali district, Central Sulawesi province. The results reveal that, simultaneously, development expenditures, the number of productive-age citizen, and Gross Regional Domestic Product have positive and significant influence on Locally Generated Income of Morowali district. However, partially, development expenditures do not have significant influence. The variable of Gross Regional Domestic Product has the most dominant influence. Keywords: development expenditures, the number of productive-age citizen Product Regional Domestic Product,
Locally Generated Incom
3
PENDAHULUAN
Konsekuensi dari otonomi daerah yaitu setiap daerah dituntut untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah guna membiayai urusan rumah tangganya sendiri. Peningkatan
penerimaan pemerintah daerah adalah menggali dari pendapatan asli daerah (Pratiwi, 2007).
Pendapatan asli daerah (PAD) adalah suatu pendapatan yang menunjukkan suatu kemampuan
daerah menghimpun sumber-sumber dana untuk membiayai kegiatan rutin maupun
pembangunan. Jadi pengertian dari pendapatan asli daerah dapat dikatakan sebagai pendapatan
rutin dari usaha-usaha pemerintah daerah dalam memanfaatkan potensi-potensi sumber keuangan
daerahnya untuk membiayai tugas dan tanggungjawabnya (Mardiasmo, 2002). Pendapatan asli
daerah merupakan salah satu sumber penerimaan yang harus selalu ditingkatkan
pertumbuhannya, yang tentunya ditindaklanjuti dengan memberikan pelayanan yang baik dan
perbaikan fasilitas umum bagi masyarakat (Muchtholifah, 2010). Beberapa alasan mengapa
pendapatan asli daerah dipilih sebagai kasus dalam penelitian ini karena ketergantungan
pemerintah daerah kabupaten Morowali terhadap dana trasfer dari pusat sangat tinggi oleh karena
itu pemerintah daerah berusaha meningkatkan pendapatan asli daerahnya. Berdasarkan hal
tersebut penulis ingin meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan asli daerah
di kabupaten Morowali.
Menurut Permendagri No. 13 tahun 2006 belanja daerah merupakan kewajiban daerah
dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah dan
dikelompokan ke dalam belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja langsung (belanja
pembangunan) merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan, yang terdiri dari: (1). belanja pegawai, (2). belanja barang dan jasa, dan
(3). belanja modal. Belanja pegawai dimaksudkan untuk pengeluaran honorarium/upah dalam
melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah. Belanja barang dan jasa digunakan
untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua
belas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan
daerah. Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat
lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam
bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset
tetap lainnya (Bultek 04 tentang Belanja).
4
Penduduk usia produktif adalah penduduk yang berusia 15 hingga 59 tahun, penduduk
muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif
karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya.
Selain itu, penduduk berusia diatas 59 tahun dianggap tidak produktif lagi karena kemampuannya
tidak bisa optimal dalam melakukan pekerjaan (Pendidikan Kependudukan BKKBN, 2013).
Banyaknya penduduk usia produktif diharapkan mampu menjadi penggerak perekonomian, baik
sebagai tenaga kerja berkualitas maupun sebagai pembuka lapangan kerja yang akan menyerap
anggkatan kerja. Dengan demikian, beban tanggungan terhadap penduduk usia dini dan usia
lanjut akan semakin rendah (Pitoyo, 2013).
PDRB adalah merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam waktu
satu tahun disuatu wilayah tertentu tanpa membedakan kepemilikan faktor produksi, tapi lebih
memerlukan keberadaan faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi itu (Sukirno,
2004). Penyajian PDRB dibedakan dalam dua bentuk yakni PDRB atas dasar harga berlaku dan
PDRB atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku untuk melihat besaran nilai
PDRB berdasarkan harga tahun berjalan. Penyajian PDRB atas dasar harga konstan adalah untuk
melihat perkembangan PDRB dari tahun ke tahun semata–mata karena perkembangan riil dan
bukan disebabkan oleh kenaikan harga (BPS Kab. Morowali, 2012).
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah Menganalisis dan mengukur seberapa besar
pengaruh pengeluaran pembangunan, jumlah penduduk produktif, dan produk domestik regional
bruto (PDRB) terhadap pendapatan asli dearah (PAD) di kabupaten Morowali.
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kabupaten Morowali provinsi Sulawesi Tengah pada bulan
April 2014.
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
yaitu suatu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengelola dan menyajikan data
sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti (Kuncoro, 2004). Jenis
5
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data time series periode
tahun 2003 sampai tahun 2012 dengan pendekatan kuantitatif sehingga akan diperoleh
signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti.
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dan diolah dengan cara metode observasi data
yaitu mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian ini dan penulisan kepustakaan yaitu
dengan menggunakan sejumlah tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini.
Metode Analisis Data
Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda yang digunakan
untuk mengetahui besarnya pengaruh dari perubahan suatu variabel terhadap variabel lainnya
yang ada. Dengan fungsi non linear seperti berikut :
Y = X1ᵝ¹X2ᵝ²X3ᵝ³еµ+ᵝº.....................................................................................................................(1)
Selanjutnya fungsi non linear tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma
natural (In) sebagai berikut (Gujarati, 1995)
LnY = β0 + β1 LnX1 + β2 LnX2 + β3 LnX3 + e...............................................................................(2)
HASIL
Tabel 1, menunjukan hasil uji regresi berganda yang dilakukan diperoleh persamaan
sebagai berikut : LnY = 22,388–0,092LnX1+0,216LnX2 + 0,233LnX3
b0 = konstanta = 22,388 artinya apabila variabel pengeluaran pembangunan, jumlah
penduduk produktif dan PDRB dalam keadaan konstan maka PAD akan naik sebesar 22,388
rupiah.
b1 = koefisien regresi untuk X1 = -0,092 artinya setiap terjadi penurunan pengeluaran
pembangunan sebesar 1 persen maka akan meningkatkan PAD sebesar -0,092 persen dengan
asumsi variabel lain dianggap konstan.
b2 = koefisien regresi untuk X2 = 0,216 artinya setiap terjadi kenaikan jumlah penduduk
produktif sebesar 1 persen maka akan meningkatkan PAD sebesar 0,216 persen dengan asumsi
variabel lain dianggap konstan.
b3 = koefisien regresi untuk X3 = 0,233 artinya setiap terjadi kenaikan PDRB sebesar 1
persen maka akan meningkatkan PAD sebesar 0,233 persen dengan asumsi variabel lain dianggap
konstan.
6
Uji t (Pengaruh Parsial)
Tabel 1, diperoleh thitung untuk pengeluaran pembangunan sebesar -1,600 sedangkan tTabel
sebesar 2,447 pada df = 6 atau thitung lebih kecil dari tTabel dan nilai signifikansinya lebih besar dari
0,05. Karena (thitung > tTabel) maka Ha ditolak dan Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
secara parsial pengeluaran pembangunan tidak berpengaruh signifikan terhadap PAD, ini berarti
hipotesis H1 ditolak.
Demikian pula thitung untuk jumlah penduduk produktif sebesar 2,640 sedangkan tTabel
sebesar 2,447 pada df = 6 atau thitung lebih besar dari tTabel dan nilai signifikansinya lebih kecil
dari 0,05. Karena (thitung > tTabel) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa secara parsial jumlah penduduk produktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap
PAD, ini berarti hipotesis H2 diterima.
Demikian pula thitung untuk PDRB sebesar 6,180 sedangkan tTabel sebesar 2,447 pada df = 6
atau thitung lebih besar dari tTabel dan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Karena (thitung
>tTabel) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial
PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap PAD, ini berarti hipotesis H3 diterima.
Berdasarkan uji t diperoleh bahwa PDRB mempunyai nilai koefisien regresi paling besar
dari nilai kedua variabel lainnya yaitu sebesar 6,180. Ini berarti PDRB paling dominan
berpengaruh terhadap PAD.
Uji F (Pengaruh Simultan)
Berdasarkan Tabel 2, diperoleh nilai Fhitung sebesar 48,023 dan nilai FTabel sebesar 4,757
atau Fhitung lebih besar dari FTabel dan taraf signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Karena (Fhitung
>FTabel) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengeluaran
pembangunan (X1), jumlah penduduk produktif (X2) dan PDRB (X3) secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap PAD, ini berarti hipotesis H4 diterima
Koefisien Determinasi (R²)
Dari Tabel 3, di atas diperoleh nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,960 artinya bahwa
variasi pengeluaran pembangunan (X1), jumlah penduduk produktif (X2) dan PDRB (X3) dapat
menjelaskan pengaruh variasi PAD sebesar 96,0% sedangkan variasi variabel lain di luar model
sebesar 4,0%.
7
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menjelaskan bahwa pengeluaran pembangunan tidak berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan asli daerah di kabupaten Morowali. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Santoso dan Rahayu (2005) dimana pengeluaran
pembangunan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah di kabupaten Kediri.
Sesuai teori yang dikemukan oleh Saragih (2003) jika pemerintah daerah menetapkan anggaran
belanja pembangunan lebih besar dari pengeluaran rutin, maka kebijakan ekspansi anggaran
daerah ini akan mendongkrak perekonomian daerah menjadi lebih baik dan menurut Abimanyu
(2005) pemerintah daerah juga dituntut untuk mengoptimalkan potensi pendapatan yang dimiliki
dan salah satunya memberikan proporsi belanja pembangunan yang lebih besar untuk
pembangunan pada sektor-sektor yang produktif di daerah yang pada gilirannya dapat
meningkatkan pendapatan asli daerah. Proporsi anggaran belanja pembangunan di kabupaten
Morowali setiap tahunnya meningkat tetapi peningkatan ini tidak sejalan dengan peningkatan
pendapatan asli daerah, temuan dilapangan hal ini disebabkan oleh penggelolaan dan pengawasan
yang dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten Morowali belum efektif. Upaya yang
dilakukan yaitu dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan asli daerah (Hafied,
2012).
Hasil penelitian menjelaskan bahwa jumlah penduduk produktif berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pendapatan asli daerah di kabupaten Morowali. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Triani dan Kuntari (2010) dan Atmaja (2011) dimana
jumlah penduduk mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah.
Dalam hal ini, untuk meningkatkan pendapatan asli daerah yaitu dengan mengintensifkan
peningkatan pengawasan wajib pajak bagi para penduduk yang berada pada umur produktif dan
sudah bekerja diikuti dengan bertambahnya kualitas sumberdaya manusia yang baik akan
mampu meningkatkan investasi yang secara langsung meningkatkan pendapatan dan
menciptakan situasi yang kondusif. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, mutu pendidikan,
kesehatan dan perbaikan gizi yang baik akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
kabupaten Morowali yang secara otomatis akan meningkatkan PAD (Hafied, 2012). Semakin
besar jumlah penduduk produktif maka semakin besar pula pendapatan asli daerah yang diterima
oleh suatu daerah. Jumlah penduduk produktif yang semakin meningkat akan menambah
8
pendapatan suatu daerah karena dengan bertambahnya jumlah penduduk produktif maka akan
semakin besar pula jumlah pungutan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pendapatan asli daerah di kabupaten Morowali. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Andriani dan Handayani (2008), Muchtholifah (2010) dan Mulyana (2012)
dimana PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Ini
membuktikan bahwa semakin tinggi PDRB suatu daerah maka dapat meningkatkan pendapatan
asli daerah (PAD) tersebut. Hal ini sejalan yang dikemukkan oleh Halim (2001) bahwa semakin
tinggi PDRB per kapita riil suatu daerah, semakin besar pula potensi sumber penerimaan daerah
tersebut. Ini berarti PDRB merupakan salah satu komponen penting untuk mengetahui potensi
daerah sebagai upaya penerimaan pendapatan asli daerah (PAD). Selanjutnya menurut Santoso
dan Rahayu (2005) bahwa hubungan antara PDRB dengan PAD merupakan hubungan secara
fungsional, karena PDRB merupakan fungsi dari PAD. Dengan meningkatnya PDRB maka akan
menambah penerimaan pemerintah daerah melalui pajak dan retribusi yang digunakan untuk
membiayai program-program pembangunan. Selanjutnya akan mendorong peningkatan
pelayanan pemerintah daerah kepada masyarakat yang diharapkan akan dapat meningkatkan
produktivitasnya dan untuk menunjang kegiatan perekonomian.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa secara simultan pengeluaran pembangunan, jumlah
penduduk produktif dan PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli
daerah di kabupaten Morowali. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pengeluaran
pembangunan digunakan untuk administrasi pembangunan dan kegiatan pembangunan di
berbagai jenis infrastruktur yang penting sehingga akan meningkatkan pengeluaran agregat dan
mempertinggi kegiatan ekonomi (Sukirno, 1994), semakin tinggi PDRB suatu daerah semakin
besar pula kemampuan masyarakat daerah tersebut untuk membiayai pengeluaran rutin dan
pembangunan pemerintahannya (Halim, 2001), Pertumbuhan penduduk produktif juga
merangsang pertumbuhan ekonomi, semakin besar jumlah penduduk produktif akan
mengakibatkan meningkatnya permintaan terhadap barang-barang konsumsi, selanjutnya akan
mendorong ekonomi pada tingkat berproduksi, sehingga akan menurunkan biaya produksi, dan
pada akhirnya akan mempengaruhi penerimaan pendapatan asli daerah (Tadoro, 1997). Besarnya
pendapatan asli daerah dapat dipengaruhi oleh jumlah penduduk produktif, Jika jumlah penduduk
9
produktif meningkat maka pendapatan yang akan ditarik juga meningkat (Simanjuntak dalam
Halim, 2001).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini diperoleh bahwa
pengeluaran pembangunan, jumlah penduduk produktif dan PDRB secara simultan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah di kabupaten Morowali. Secara parsial
Jumlah penduduk produktif dan PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan
asli daerah sedangkan pengeluaran pembangunan tidak berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan asli daerah di kabupaten Morowali dan PDRB lebih dominan berpengaruh terhadap
pendapatan asli daerah di kabupaten Morowali yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan
sektor perdagangan. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan Pemda kabupaten
Morowali perlu meningkatkan PAD dengan memaksimalkan kekayaan sumber daya alam dan
memberikan modal kepada masyarakat yang memiliki kekayaan alam untuk diolah dan dijadikan
pemasukan daerah sehingga dapat meningkatkan PAD. Untuk pengeluaran pembangunan, Pemda
kabupaten Morowali agar lebih meningkatkan pelayanan masyarakat dengan perbaikan fasilitas
objek pajak yang ada serta meningkatkan penggelolaan dan pengawasan secara efektif.
10
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu Anggito, (2005). “Format Anggaran Terpadu Menghilangkan Tumpang Tindih”. Bapekki Depkeu
Andriani dan Handayani, (2008). “Pengaruh PDRB dan Jumlah Penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Merangin”. Jurnal Ekonomi
Atmaja, (2011). “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah di Kota Semarang”. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang
Badan Pusat Statistik, (2012).“Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Morowali dan Kecamatan menurut lapangan Usaha. Kabupaten Morowali
Gujarati Damodar, (1995). ”Ekonometrika Dasar”. Terjemahan Sumarno Zain, Erlangga, Jakarta Hafied, (2012). “Kajian Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Morowali Provinsi
Sulawesi Tengah”. Nusantara Konsultan Publik Makassar. November 2012 Halim Abdul, (2001). “Manajemen Keuangan Daerah”. Yokyakarta, UUP AMP YKPN Halim Abdul, (2001). “Analisis Diskriptif Pengaruh Fiskal Stress pada APBD Pemerintah dan
Kota di Jawa Tengah”. Kompak STIE Yo. Yokyakarta Kuncoro, (2004). “Otonomi dan Pembangunan Daerah : Reformasi, Perekonomian, Strategi dan
Peluang. Penerbit Erlangga Mardiasmo, (2002). “Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah”. Penerbit ANDI, Yokyakarta Muchtholifah, (2010). “Pengaruh Domestik Regional Bruto, Inflasi, Investasi Industridan
JumlahTenaga Kerja Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Mojokerto”. Jurnal Ilmu Ekonomi Pembangunan Vol. 1 No. 1
Mulyana, (2012). “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Makassar Periode 2000 – 2009”. Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar
Pendidikan Kependudukan BKKBN, (2013). “Menjadi Produktif di Usia Produktif”. Data Katalog dalam Terbitan (KDI)
Pitoyo, (2013). “Menjadi Produktif di Usia Produktif”. Perpustakaan Nasional RI, Direktorat kerjasama Pendidikan Kependudukan BKKBN.
Pratiwi, (2007). “Proporsi Pendapatan Asli Daerah”. Penerbit Rajawali Santoso dan Rahayu, (2005). “Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Kediri”. Dinamika Pembangunan Vol.2. No.1
Saragih, (2003). “Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam Otonomi”. Ghalia Indonesia
Sukirno, (1994), “Pengantar Teori Makro Ekonomi“. Pt. Raja Grafindo Persada”, Jakarta Sukirno, (2004). “Pengantar Teori Makro Ekonomi“. Jakarta Press, Jakarta Tadoro, (1997). “Pertumbuhan Ekonomi”. Jakarta Triani dan Kuntari, (2010). “Pengaruh Variabel Makro terhadap Penerimaan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Periode 2003-2007 di Kabupaten Karanganyer”. STIE Widya Manggala Semarang
11
LAMPIRAN HASIL SPSS
Tabel 1. Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 22.388 2.045 10.948 .000 LnPengeluaran -.092 .057 -.165 -1.600 .161 LnJmlPddk .216 .082 .261 2.640 .039 LnPDRB .233 .038 .699 6.180 .001
a. Dependent Variable: LnPAD
Tabel 2. ANOVAa
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression 1.084 3 .361 48.023 .000a Residual .045 6 .008 Total 1.129 9
a. Dependent Variable: LnPAD b. Predictors: (Constant), LnPDRB, LnPengeluaran, LnJmlPddk
Tabel 3. Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .980a .960 .940 .08675 a. Predictors: (Constant), LnPDRB, LnPengeluaran,
LnJmlPddk