faktor - universitas...

11
1 FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN MOROWALI TAHUN 2003 – 2012 THE FACTORS INFLUENCING LOCALLY GENERATED INCOME IN MOROWALI DISTRICT, 2003-2012 Nani Sari ¹, Rahmatia², Muhammad Yunus Amar² ¹Staf Dinas Pendapatan Penggelola Keuangan dan Asset Daerah, Kabupaten Morowali ²Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin, Makassar Alamat Korespondensi : Nani Sari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 Pemda Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah HP : 085398977997 Email : [email protected]

Upload: nguyentruc

Post on 06-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR - Universitas Hasanuddinpasca.unhas.ac.id/jurnal/files/c912f7965cd0934b19e5bd6ca1727649.pdf · tetap lainnya (Bultek 04 tentang Belanja). 4 Penduduk usia produktif adalah penduduk

1

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

DI KABUPATEN MOROWALI TAHUN 2003 – 2012

THE FACTORS INFLUENCING LOCALLY GENERATED INCOME

IN MOROWALI DISTRICT, 2003-2012

Nani Sari ¹, Rahmatia², Muhammad Yunus Amar²

¹Staf Dinas Pendapatan Penggelola Keuangan dan Asset Daerah, Kabupaten Morowali ²Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin, Makassar

Alamat Korespondensi :

Nani Sari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 Pemda Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah HP : 085398977997 Email : [email protected]

Page 2: FAKTOR - Universitas Hasanuddinpasca.unhas.ac.id/jurnal/files/c912f7965cd0934b19e5bd6ca1727649.pdf · tetap lainnya (Bultek 04 tentang Belanja). 4 Penduduk usia produktif adalah penduduk

2

Abstrak Ketergantungan pemerintah daerah terhadap dana trasfer sangat tinggi, oleh karena itu pendapatan asli daerah harus ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan menganalisis (1) pengaruh pengeluaran pembangunan, jumlah penduduk produktif, dan produk domestik regional bruto (PDRB) terhadap pendapatan asli dearah (PAD), (2) variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Morowali. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data time series periode tahun 2003 sampai tahun 2012. Variabel dalam penelitian ini variabel independen berupa pengeluaran pembangunan, jumlah penduduk produktif dan produk domestik regional bruto (PDRB) sedangkan variabel dependen berupa pendapatan asli daerah (PAD). Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan analisis regresi linear berganda dan uji hipotesis secara parsial dan simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran pembangunan, jumlah penduduk produktif dan produk domestik regional bruto secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Variabel pengeluaran pembangunan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Morowali. Variabel PDRB memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di kabupaten Morowali. Kata kunci : pengeluaran pembangunan, jumlah penduduk produktif, produk domestik regional bruto, pendapatan asli daerah Abstract

Dependence of local governments on the transfer of funds is very high, therefore local revenues should be increased. This study aims to analyse and assess: (1) to what extent development expenditures, the number of productive-age citizen, and Gross Regional Domestic Product influence Locally Generated Income; and (2) which variable has the most dominant influence. The research used secondary data in the form of time series data of 2003-2012. The data were analysed by using multiple linear regression analysis method and hypothesis test (partially and simultaneously). The independent variables were development expenditures, the number of productive-age citizen, and Gross Regional Domestic Product; while the dependent variables were Locally Generated Income of Morowali district, Central Sulawesi province. The results reveal that, simultaneously, development expenditures, the number of productive-age citizen, and Gross Regional Domestic Product have positive and significant influence on Locally Generated Income of Morowali district. However, partially, development expenditures do not have significant influence. The variable of Gross Regional Domestic Product has the most dominant influence. Keywords: development expenditures, the number of productive-age citizen Product Regional Domestic Product,

Locally Generated Incom

Page 3: FAKTOR - Universitas Hasanuddinpasca.unhas.ac.id/jurnal/files/c912f7965cd0934b19e5bd6ca1727649.pdf · tetap lainnya (Bultek 04 tentang Belanja). 4 Penduduk usia produktif adalah penduduk

3

PENDAHULUAN

Konsekuensi dari otonomi daerah yaitu setiap daerah dituntut untuk meningkatkan

pendapatan asli daerah guna membiayai urusan rumah tangganya sendiri. Peningkatan

penerimaan pemerintah daerah adalah menggali dari pendapatan asli daerah (Pratiwi, 2007).

Pendapatan asli daerah (PAD) adalah suatu pendapatan yang menunjukkan suatu kemampuan

daerah menghimpun sumber-sumber dana untuk membiayai kegiatan rutin maupun

pembangunan. Jadi pengertian dari pendapatan asli daerah dapat dikatakan sebagai pendapatan

rutin dari usaha-usaha pemerintah daerah dalam memanfaatkan potensi-potensi sumber keuangan

daerahnya untuk membiayai tugas dan tanggungjawabnya (Mardiasmo, 2002). Pendapatan asli

daerah merupakan salah satu sumber penerimaan yang harus selalu ditingkatkan

pertumbuhannya, yang tentunya ditindaklanjuti dengan memberikan pelayanan yang baik dan

perbaikan fasilitas umum bagi masyarakat (Muchtholifah, 2010). Beberapa alasan mengapa

pendapatan asli daerah dipilih sebagai kasus dalam penelitian ini karena ketergantungan

pemerintah daerah kabupaten Morowali terhadap dana trasfer dari pusat sangat tinggi oleh karena

itu pemerintah daerah berusaha meningkatkan pendapatan asli daerahnya. Berdasarkan hal

tersebut penulis ingin meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan asli daerah

di kabupaten Morowali.

Menurut Permendagri No. 13 tahun 2006 belanja daerah merupakan kewajiban daerah

dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah dan

dikelompokan ke dalam belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja langsung (belanja

pembangunan) merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan

program dan kegiatan, yang terdiri dari: (1). belanja pegawai, (2). belanja barang dan jasa, dan

(3). belanja modal. Belanja pegawai dimaksudkan untuk pengeluaran honorarium/upah dalam

melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah. Belanja barang dan jasa digunakan

untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua

belas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan

daerah. Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka

pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat

lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam

bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset

tetap lainnya (Bultek 04 tentang Belanja).

Page 4: FAKTOR - Universitas Hasanuddinpasca.unhas.ac.id/jurnal/files/c912f7965cd0934b19e5bd6ca1727649.pdf · tetap lainnya (Bultek 04 tentang Belanja). 4 Penduduk usia produktif adalah penduduk

4

Penduduk usia produktif adalah penduduk yang berusia 15 hingga 59 tahun, penduduk

muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif

karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya.

Selain itu, penduduk berusia diatas 59 tahun dianggap tidak produktif lagi karena kemampuannya

tidak bisa optimal dalam melakukan pekerjaan (Pendidikan Kependudukan BKKBN, 2013).

Banyaknya penduduk usia produktif diharapkan mampu menjadi penggerak perekonomian, baik

sebagai tenaga kerja berkualitas maupun sebagai pembuka lapangan kerja yang akan menyerap

anggkatan kerja. Dengan demikian, beban tanggungan terhadap penduduk usia dini dan usia

lanjut akan semakin rendah (Pitoyo, 2013).

PDRB adalah merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam waktu

satu tahun disuatu wilayah tertentu tanpa membedakan kepemilikan faktor produksi, tapi lebih

memerlukan keberadaan faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi itu (Sukirno,

2004). Penyajian PDRB dibedakan dalam dua bentuk yakni PDRB atas dasar harga berlaku dan

PDRB atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku untuk melihat besaran nilai

PDRB berdasarkan harga tahun berjalan. Penyajian PDRB atas dasar harga konstan adalah untuk

melihat perkembangan PDRB dari tahun ke tahun semata–mata karena perkembangan riil dan

bukan disebabkan oleh kenaikan harga (BPS Kab. Morowali, 2012).

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah Menganalisis dan mengukur seberapa besar

pengaruh pengeluaran pembangunan, jumlah penduduk produktif, dan produk domestik regional

bruto (PDRB) terhadap pendapatan asli dearah (PAD) di kabupaten Morowali.

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kabupaten Morowali provinsi Sulawesi Tengah pada bulan

April 2014.

Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

yaitu suatu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengelola dan menyajikan data

sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti (Kuncoro, 2004). Jenis

Page 5: FAKTOR - Universitas Hasanuddinpasca.unhas.ac.id/jurnal/files/c912f7965cd0934b19e5bd6ca1727649.pdf · tetap lainnya (Bultek 04 tentang Belanja). 4 Penduduk usia produktif adalah penduduk

5

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data time series periode

tahun 2003 sampai tahun 2012 dengan pendekatan kuantitatif sehingga akan diperoleh

signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti.

Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dan diolah dengan cara metode observasi data

yaitu mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian ini dan penulisan kepustakaan yaitu

dengan menggunakan sejumlah tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini.

Metode Analisis Data

Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda yang digunakan

untuk mengetahui besarnya pengaruh dari perubahan suatu variabel terhadap variabel lainnya

yang ada. Dengan fungsi non linear seperti berikut :

Y = X1ᵝ¹X2ᵝ²X3ᵝ³еµ+ᵝº.....................................................................................................................(1)

Selanjutnya fungsi non linear tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma

natural (In) sebagai berikut (Gujarati, 1995)

LnY = β0 + β1 LnX1 + β2 LnX2 + β3 LnX3 + e...............................................................................(2)

HASIL

Tabel 1, menunjukan hasil uji regresi berganda yang dilakukan diperoleh persamaan

sebagai berikut : LnY = 22,388–0,092LnX1+0,216LnX2 + 0,233LnX3

b0 = konstanta = 22,388 artinya apabila variabel pengeluaran pembangunan, jumlah

penduduk produktif dan PDRB dalam keadaan konstan maka PAD akan naik sebesar 22,388

rupiah.

b1 = koefisien regresi untuk X1 = -0,092 artinya setiap terjadi penurunan pengeluaran

pembangunan sebesar 1 persen maka akan meningkatkan PAD sebesar -0,092 persen dengan

asumsi variabel lain dianggap konstan.

b2 = koefisien regresi untuk X2 = 0,216 artinya setiap terjadi kenaikan jumlah penduduk

produktif sebesar 1 persen maka akan meningkatkan PAD sebesar 0,216 persen dengan asumsi

variabel lain dianggap konstan.

b3 = koefisien regresi untuk X3 = 0,233 artinya setiap terjadi kenaikan PDRB sebesar 1

persen maka akan meningkatkan PAD sebesar 0,233 persen dengan asumsi variabel lain dianggap

konstan.

Page 6: FAKTOR - Universitas Hasanuddinpasca.unhas.ac.id/jurnal/files/c912f7965cd0934b19e5bd6ca1727649.pdf · tetap lainnya (Bultek 04 tentang Belanja). 4 Penduduk usia produktif adalah penduduk

6

Uji t (Pengaruh Parsial)

Tabel 1, diperoleh thitung untuk pengeluaran pembangunan sebesar -1,600 sedangkan tTabel

sebesar 2,447 pada df = 6 atau thitung lebih kecil dari tTabel dan nilai signifikansinya lebih besar dari

0,05. Karena (thitung > tTabel) maka Ha ditolak dan Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

secara parsial pengeluaran pembangunan tidak berpengaruh signifikan terhadap PAD, ini berarti

hipotesis H1 ditolak.

Demikian pula thitung untuk jumlah penduduk produktif sebesar 2,640 sedangkan tTabel

sebesar 2,447 pada df = 6 atau thitung lebih besar dari tTabel dan nilai signifikansinya lebih kecil

dari 0,05. Karena (thitung > tTabel) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa secara parsial jumlah penduduk produktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap

PAD, ini berarti hipotesis H2 diterima.

Demikian pula thitung untuk PDRB sebesar 6,180 sedangkan tTabel sebesar 2,447 pada df = 6

atau thitung lebih besar dari tTabel dan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Karena (thitung

>tTabel) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial

PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap PAD, ini berarti hipotesis H3 diterima.

Berdasarkan uji t diperoleh bahwa PDRB mempunyai nilai koefisien regresi paling besar

dari nilai kedua variabel lainnya yaitu sebesar 6,180. Ini berarti PDRB paling dominan

berpengaruh terhadap PAD.

Uji F (Pengaruh Simultan)

Berdasarkan Tabel 2, diperoleh nilai Fhitung sebesar 48,023 dan nilai FTabel sebesar 4,757

atau Fhitung lebih besar dari FTabel dan taraf signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Karena (Fhitung

>FTabel) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengeluaran

pembangunan (X1), jumlah penduduk produktif (X2) dan PDRB (X3) secara simultan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap PAD, ini berarti hipotesis H4 diterima

Koefisien Determinasi (R²)

Dari Tabel 3, di atas diperoleh nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,960 artinya bahwa

variasi pengeluaran pembangunan (X1), jumlah penduduk produktif (X2) dan PDRB (X3) dapat

menjelaskan pengaruh variasi PAD sebesar 96,0% sedangkan variasi variabel lain di luar model

sebesar 4,0%.

Page 7: FAKTOR - Universitas Hasanuddinpasca.unhas.ac.id/jurnal/files/c912f7965cd0934b19e5bd6ca1727649.pdf · tetap lainnya (Bultek 04 tentang Belanja). 4 Penduduk usia produktif adalah penduduk

7

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menjelaskan bahwa pengeluaran pembangunan tidak berpengaruh

signifikan terhadap pendapatan asli daerah di kabupaten Morowali. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Santoso dan Rahayu (2005) dimana pengeluaran

pembangunan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah di kabupaten Kediri.

Sesuai teori yang dikemukan oleh Saragih (2003) jika pemerintah daerah menetapkan anggaran

belanja pembangunan lebih besar dari pengeluaran rutin, maka kebijakan ekspansi anggaran

daerah ini akan mendongkrak perekonomian daerah menjadi lebih baik dan menurut Abimanyu

(2005) pemerintah daerah juga dituntut untuk mengoptimalkan potensi pendapatan yang dimiliki

dan salah satunya memberikan proporsi belanja pembangunan yang lebih besar untuk

pembangunan pada sektor-sektor yang produktif di daerah yang pada gilirannya dapat

meningkatkan pendapatan asli daerah. Proporsi anggaran belanja pembangunan di kabupaten

Morowali setiap tahunnya meningkat tetapi peningkatan ini tidak sejalan dengan peningkatan

pendapatan asli daerah, temuan dilapangan hal ini disebabkan oleh penggelolaan dan pengawasan

yang dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten Morowali belum efektif. Upaya yang

dilakukan yaitu dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan asli daerah (Hafied,

2012).

Hasil penelitian menjelaskan bahwa jumlah penduduk produktif berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pendapatan asli daerah di kabupaten Morowali. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Triani dan Kuntari (2010) dan Atmaja (2011) dimana

jumlah penduduk mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

Dalam hal ini, untuk meningkatkan pendapatan asli daerah yaitu dengan mengintensifkan

peningkatan pengawasan wajib pajak bagi para penduduk yang berada pada umur produktif dan

sudah bekerja diikuti dengan bertambahnya kualitas sumberdaya manusia yang baik akan

mampu meningkatkan investasi yang secara langsung meningkatkan pendapatan dan

menciptakan situasi yang kondusif. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, mutu pendidikan,

kesehatan dan perbaikan gizi yang baik akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di

kabupaten Morowali yang secara otomatis akan meningkatkan PAD (Hafied, 2012). Semakin

besar jumlah penduduk produktif maka semakin besar pula pendapatan asli daerah yang diterima

oleh suatu daerah. Jumlah penduduk produktif yang semakin meningkat akan menambah

Page 8: FAKTOR - Universitas Hasanuddinpasca.unhas.ac.id/jurnal/files/c912f7965cd0934b19e5bd6ca1727649.pdf · tetap lainnya (Bultek 04 tentang Belanja). 4 Penduduk usia produktif adalah penduduk

8

pendapatan suatu daerah karena dengan bertambahnya jumlah penduduk produktif maka akan

semakin besar pula jumlah pungutan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pendapatan asli daerah di kabupaten Morowali. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan Andriani dan Handayani (2008), Muchtholifah (2010) dan Mulyana (2012)

dimana PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Ini

membuktikan bahwa semakin tinggi PDRB suatu daerah maka dapat meningkatkan pendapatan

asli daerah (PAD) tersebut. Hal ini sejalan yang dikemukkan oleh Halim (2001) bahwa semakin

tinggi PDRB per kapita riil suatu daerah, semakin besar pula potensi sumber penerimaan daerah

tersebut. Ini berarti PDRB merupakan salah satu komponen penting untuk mengetahui potensi

daerah sebagai upaya penerimaan pendapatan asli daerah (PAD). Selanjutnya menurut Santoso

dan Rahayu (2005) bahwa hubungan antara PDRB dengan PAD merupakan hubungan secara

fungsional, karena PDRB merupakan fungsi dari PAD. Dengan meningkatnya PDRB maka akan

menambah penerimaan pemerintah daerah melalui pajak dan retribusi yang digunakan untuk

membiayai program-program pembangunan. Selanjutnya akan mendorong peningkatan

pelayanan pemerintah daerah kepada masyarakat yang diharapkan akan dapat meningkatkan

produktivitasnya dan untuk menunjang kegiatan perekonomian.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa secara simultan pengeluaran pembangunan, jumlah

penduduk produktif dan PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli

daerah di kabupaten Morowali. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pengeluaran

pembangunan digunakan untuk administrasi pembangunan dan kegiatan pembangunan di

berbagai jenis infrastruktur yang penting sehingga akan meningkatkan pengeluaran agregat dan

mempertinggi kegiatan ekonomi (Sukirno, 1994), semakin tinggi PDRB suatu daerah semakin

besar pula kemampuan masyarakat daerah tersebut untuk membiayai pengeluaran rutin dan

pembangunan pemerintahannya (Halim, 2001), Pertumbuhan penduduk produktif juga

merangsang pertumbuhan ekonomi, semakin besar jumlah penduduk produktif akan

mengakibatkan meningkatnya permintaan terhadap barang-barang konsumsi, selanjutnya akan

mendorong ekonomi pada tingkat berproduksi, sehingga akan menurunkan biaya produksi, dan

pada akhirnya akan mempengaruhi penerimaan pendapatan asli daerah (Tadoro, 1997). Besarnya

pendapatan asli daerah dapat dipengaruhi oleh jumlah penduduk produktif, Jika jumlah penduduk

Page 9: FAKTOR - Universitas Hasanuddinpasca.unhas.ac.id/jurnal/files/c912f7965cd0934b19e5bd6ca1727649.pdf · tetap lainnya (Bultek 04 tentang Belanja). 4 Penduduk usia produktif adalah penduduk

9

produktif meningkat maka pendapatan yang akan ditarik juga meningkat (Simanjuntak dalam

Halim, 2001).

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini diperoleh bahwa

pengeluaran pembangunan, jumlah penduduk produktif dan PDRB secara simultan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah di kabupaten Morowali. Secara parsial

Jumlah penduduk produktif dan PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan

asli daerah sedangkan pengeluaran pembangunan tidak berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan asli daerah di kabupaten Morowali dan PDRB lebih dominan berpengaruh terhadap

pendapatan asli daerah di kabupaten Morowali yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan

sektor perdagangan. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan Pemda kabupaten

Morowali perlu meningkatkan PAD dengan memaksimalkan kekayaan sumber daya alam dan

memberikan modal kepada masyarakat yang memiliki kekayaan alam untuk diolah dan dijadikan

pemasukan daerah sehingga dapat meningkatkan PAD. Untuk pengeluaran pembangunan, Pemda

kabupaten Morowali agar lebih meningkatkan pelayanan masyarakat dengan perbaikan fasilitas

objek pajak yang ada serta meningkatkan penggelolaan dan pengawasan secara efektif.

Page 10: FAKTOR - Universitas Hasanuddinpasca.unhas.ac.id/jurnal/files/c912f7965cd0934b19e5bd6ca1727649.pdf · tetap lainnya (Bultek 04 tentang Belanja). 4 Penduduk usia produktif adalah penduduk

10

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu Anggito, (2005). “Format Anggaran Terpadu Menghilangkan Tumpang Tindih”. Bapekki Depkeu

Andriani dan Handayani, (2008). “Pengaruh PDRB dan Jumlah Penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Merangin”. Jurnal Ekonomi

Atmaja, (2011). “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah di Kota Semarang”. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang

Badan Pusat Statistik, (2012).“Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Morowali dan Kecamatan menurut lapangan Usaha. Kabupaten Morowali

Gujarati Damodar, (1995). ”Ekonometrika Dasar”. Terjemahan Sumarno Zain, Erlangga, Jakarta Hafied, (2012). “Kajian Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Morowali Provinsi

Sulawesi Tengah”. Nusantara Konsultan Publik Makassar. November 2012 Halim Abdul, (2001). “Manajemen Keuangan Daerah”. Yokyakarta, UUP AMP YKPN Halim Abdul, (2001). “Analisis Diskriptif Pengaruh Fiskal Stress pada APBD Pemerintah dan

Kota di Jawa Tengah”. Kompak STIE Yo. Yokyakarta Kuncoro, (2004). “Otonomi dan Pembangunan Daerah : Reformasi, Perekonomian, Strategi dan

Peluang. Penerbit Erlangga Mardiasmo, (2002). “Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah”. Penerbit ANDI, Yokyakarta Muchtholifah, (2010). “Pengaruh Domestik Regional Bruto, Inflasi, Investasi Industridan

JumlahTenaga Kerja Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Mojokerto”. Jurnal Ilmu Ekonomi Pembangunan Vol. 1 No. 1

Mulyana, (2012). “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Makassar Periode 2000 – 2009”. Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar

Pendidikan Kependudukan BKKBN, (2013). “Menjadi Produktif di Usia Produktif”. Data Katalog dalam Terbitan (KDI)

Pitoyo, (2013). “Menjadi Produktif di Usia Produktif”. Perpustakaan Nasional RI, Direktorat kerjasama Pendidikan Kependudukan BKKBN.

Pratiwi, (2007). “Proporsi Pendapatan Asli Daerah”. Penerbit Rajawali Santoso dan Rahayu, (2005). “Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhinya Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Kediri”. Dinamika Pembangunan Vol.2. No.1

Saragih, (2003). “Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam Otonomi”. Ghalia Indonesia

Sukirno, (1994), “Pengantar Teori Makro Ekonomi“. Pt. Raja Grafindo Persada”, Jakarta Sukirno, (2004). “Pengantar Teori Makro Ekonomi“. Jakarta Press, Jakarta Tadoro, (1997). “Pertumbuhan Ekonomi”. Jakarta Triani dan Kuntari, (2010). “Pengaruh Variabel Makro terhadap Penerimaan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Periode 2003-2007 di Kabupaten Karanganyer”. STIE Widya Manggala Semarang

Page 11: FAKTOR - Universitas Hasanuddinpasca.unhas.ac.id/jurnal/files/c912f7965cd0934b19e5bd6ca1727649.pdf · tetap lainnya (Bultek 04 tentang Belanja). 4 Penduduk usia produktif adalah penduduk

11

LAMPIRAN HASIL SPSS

Tabel 1. Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 22.388 2.045 10.948 .000 LnPengeluaran -.092 .057 -.165 -1.600 .161 LnJmlPddk .216 .082 .261 2.640 .039 LnPDRB .233 .038 .699 6.180 .001

a. Dependent Variable: LnPAD

Tabel 2. ANOVAa

Model Sum of Squares

Df Mean Square

F Sig.

1 Regression 1.084 3 .361 48.023 .000a Residual .045 6 .008 Total 1.129 9

a. Dependent Variable: LnPAD b. Predictors: (Constant), LnPDRB, LnPengeluaran, LnJmlPddk

Tabel 3. Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .980a .960 .940 .08675 a. Predictors: (Constant), LnPDRB, LnPengeluaran,

LnJmlPddk