faktor sariawan

9
Faktor sariawan Terdapat banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya sariawan. Namun penyebab sariawan yang terjadi secara berulang, atau yang disebut dengan Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) masih belum diketahui secara pasti. Berikut ini faktor umum penyebab sariawan: 1. Pasta gigi dan obat kumur sodium lauryl sulphate (SLS) Berdasarkan penelitian, produk dengan kandungan SLS yang memiliki banyak busa banyak ditemukan dalam pasta gigi dan obat kumur. Penggunaan SLS dapat menyebabkan permukaan rongga mulut menjadi kering dan lebih rentan terhadap iritasi, sehingga meningkatkan risiko sariawan. 2. Trauma Dalam hal ini, trauma bukanlah yang berhubungan dengan faktor berkembangnya SAR, melainkan sebagai faktor pendukung terbentuknya SAR. Pada umumnya sariawan terjadi karena bibir tergigit saat berbicara atau saat mengunyah, akibat perawatan gigi, makanan atau minuman terlalu panas, dan sikat gigi. 3. Genetik Faktor genetik dianggap berperan sangat besar pada pasien penderita SAR. Bila kedua orangtua menderita SAR, besar kemungkinan anak-anaknya akan terjangkit

Upload: nufsiegi

Post on 29-Sep-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

faktor penyebab sariawan

TRANSCRIPT

Faktor sariawanTerdapat banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya sariawan. Namun penyebab sariawan yang terjadi secara berulang, atau yang disebut dengan Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) masih belum diketahui secara pasti. Berikut ini faktor umum penyebab sariawan:1. Pasta gigi dan obat kumursodium lauryl sulphate(SLS)Berdasarkan penelitian, produk dengan kandungan SLS yang memiliki banyak busa banyak ditemukan dalam pasta gigi dan obat kumur. Penggunaan SLS dapat menyebabkan permukaan rongga mulut menjadi kering dan lebih rentan terhadap iritasi, sehingga meningkatkan risiko sariawan.2. TraumaDalam hal ini, trauma bukanlah yang berhubungan dengan faktor berkembangnya SAR, melainkan sebagai faktor pendukung terbentuknya SAR. Pada umumnya sariawan terjadi karena bibir tergigit saat berbicara atau saat mengunyah, akibat perawatan gigi, makanan atau minuman terlalu panas, dan sikat gigi.3. GenetikFaktor genetik dianggap berperan sangat besar pada pasien penderita SAR. Bila kedua orangtua menderita SAR, besar kemungkinan anak-anaknya akan terjangkit SAR. Pasien dengan riwayat keluarga yang mengalami SAR, terancam menderita SAR sejak usia muda dan kondisinya lebih berat.4. Gangguan immunologiMenurut salah satu penelitian, respon imun yang berlebihan pada pasien pengidap SAR bisa menyebabkan ulserasi lokal pada mukosa.5. Alergi dan sensitifitasAlergi merupakan suatu respon imun spesifik (hipersensitifitas) terhadap alergen tertentu yang tidak diinginkan. Sensitivitas jaringan mulut terhadap beberapa bahan tertentu dapat menyebabkan pasien terjangkit SAR. Bahan tersebut dapat ditemukan dalam pasta gigi, obat kumur, lipstik, permen karet, serta bahan lainnya.Setelah melakukan kontak dengan beberapa bahan yang sensitif, mukosa akan meradang. Gejala yang timbul disertai rasa panas, terkadang gatal, dapat juga berupa vesikel kecil, namun bersifat sementara dan akan pecah membentuk daerah erosi kecil maupun ulser yang kemudian akan berkembang menjadi SAR.6. StresStres adalah respon tubuh untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan yang terjadi secara terus menerus serta berpengaruh terhadap fisik dan emosi. Stres dinyatakan sebagai salah satu faktor yang berperan secara tidak langsung terhadap ulser stomatitis rekuren ini.

7. Defisiensi nutrisiSAR dapat terjadi karena kekurangan nutrisi, antara lain defisiensi zat besi, asam folat, zink, vitamin B12, B1, B2 dan B6.8. HormonalSecara faktor hormonal, wanita mungkin sering mengalami SAR pada masapra-menstruasi. Biasanya saat menjelang menstruasi akan terjadi penurunan hormon estrogen dan progesteron secara mendadak. Penurunan hormon estrogen dapat mengakibatkan terjadinya penurunan aliran darah sehingga suplai darah utama ke perifer menurun.Hal tersebut menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan sel termasuk sel di dalam rongga mulut, maupun melambatnya proses keratinisasi. Akibatnya, timbul reaksi berlebihan pada jaringan mulut yang rentan terhadap iritasi lokal hingga mudah terjadinya SAR. Sedangkan hormon progesteron dianggap berperan dalam mengatur pergantian epitel mukosa mulut.9. MerokokTerdapat hubungan terbalik antara perkembangan SAR dengan merokok. Beberapa pasien justru melaporkan mengalami SAR setelah berhenti merokok. Biasanya perokok berat memiliki tingkat keparahan SAR yang rendah.10. Infeksi bakteriFaktor infeksi bakteri merupakan faktor paling umum yang menyebabkan terjadinya sariawan.11. Penyakit sistemikBagi pasien yang mengalami kesulitan mengatasi SAR yang muncul terus-menerus, sebaiknya melakukan evaluasi serta pengujian oleh dokter untuk mempertimbangkan keberadaan penyakit sistemik. Beberapa kondisi medis yang dikaitkan dengan keberadaan ulser di rongga mulut adalah penyakit Behcets, penyakit disfungsi neutrofil, penyakit gastrointestinal, HIV-AIDS, dan sindroma Sweets.12. Obat-obatanPenggunaan obat nonsteroidal anti-inflamatori (NSAID),beta blockers, agen kemoterapi dan nicorandil dapat meningkatkan risiko terjangkit SAR.Cara mencegah timbulnya SAR, antgara lain: Menjaga kebersihan rongga mulut, salah satunya dengan cara berkumur menggunakan air garam hangat atau obat kumur yang bebas SLS. Menghindari stres. Mengonsumsi nutrisi yang cukup, utamakan konsumsi makanan kaya serat seperti sayur dan buah yang mengandung vitamin C, B12, dan zat besi.Penanganan SAR hanya dapat dilakukan untuk mengobati keluhannya saja, karena penyebab pastinya belum diketahui. SAR dapat ditangani melalui tindakan simtomatik yang bertujuan untuk mengurangi gejala, mengurangi jumlah dan ukuran ulkus, juga meningkatkan periode bebas penyakit.(Review olehdrg. Natalia Astinayang berpraktik di Sunflower Dental & Health Care,Mayapada Hospital, Tirtayu)Mekanisme pengenalan1. Antigen ekstra sel akan diendositosis dalam vesikel selanjutnya berikatan dengan molekul mhc class II sehingga dapat dikenalioleh cd 4 T helper limfosit.2. Antige citolitic akan masuk sitosol berikatan dengan proteasome selanutnya di er beikatan dengan molekul mhc class I sehingga dapat dikenali oleh cd 8 T helper limfosit.Reaksi yang terjadi berakibat pada terjadinya baktivasi limfosit.Aktifasi limfositMhc class II dan cd 4 T helper limfosit mengakitfkan limfosit dan terjadi prolferasi dan deferensiasi membentuk humoral respon.(i) Mhc class I dan cd 8 T helper limfosit akan mengaktifkan limfosit dan terjadi proliferasi dan deferensiasi membentuk seluler respon.(ii) Kemotaksis merupakan adanya daya tarik ke sel target karena adanya rangsangan kimia dari produk metabolit bakteri dan signal dari sel mast.(iii) Faktor-faktor yang bertanggng jawab dalam sisitem pertahanan rongga mulut adalah keutuhan mukosa, saliva, cairan sulkus gingiva dan penyusun kekebalan humoral dan seluler.Eliminasi antigenSel yang mampu bertahan akan membentuk memori terhadap antigen yang sama sehingga saat terpapar kembali akan terjadi reaksi yang lebih tinggi, secara normal tubuh mampu mengenali antigen sendiri sehingga tidak terjadi mekanisme imunologis. Hal ini disebut toleransi. Kegagalan pengenalan terhadap antigen sendiri akan menyebabkan penyakit autoimmune.Faktor-faktor yang bertanggung jawab dalam sistem pertahanan rongga mulut1. Selaput mukosaKeratin merupakan salah satu pertahanan yangdiperhitungkan, tetapi bibir, pipi, daar mulut, dan langit-langit lunak tidak dilapisi keratin. Pada lapisan granular, selpaut yang membungkus granular dilepaskan ke rongga mulut dan ini berkaitan dengan pembentukan penangkal terhadap zat seperti antigen, kemungkinan antibodi menurunkan penetrasi melalui mukosa dengan membentuk kompleks imun. Selaput basal merupakan penangkal yang lain terhadap bahan-bahan berbahaya. Pada lamina propisa mukosa berbatasan dengan selaput basal terdapat beberapa sel limfoid yang akan menghadapi bahan-bahan lain yang dapat melewati keemat lapisan penangkal.2. Saliva Komponen imunitas saliva yang berperan adalah IgA sekretori. IgA sekretori merupakan immunoglobulin penting dalam saliva dan akan berperan dalam mencegah infeksi mikroba pada mukosa. Hasil akhir dari IgA sekretori adalah SigA yang nantinya akan dibawa ke lumen.3. Crevicular gingival fluidKomponen darah humoral seluler dapat mencapai permukaan gigi dan epitel dalam rongga ulut melalui aliran cairan menembus epitel perlekatan gingival. Struktur dan fungsi epitel perlekata adalah dalam pengertian hubungan biologi antara komponen vaskular dan struktur periodontal.

Sel yang berperan1. Salivari peroksidase (SP) Diproduksi oleh sel asinar galndula parotis maupun submandibula Didapati dalam berbagai bentuk (multiform) Bentuk monomer BM 78 kildalton dan pH basa 8-10 Dapat melekat pada permukaan gigi, sadiment saliva atau bakteri S.mutans Konsentrasi SP tertinggi pada plak gigi, orang dewasa, wanita menstruasi mengalami fluktasi besar Pada saliva yang distimulasi level SO cenderung menurun, tetapi level SPS (SP+mieloperoksidase) akan meningkat dalam waktu yang singkat.2. Mieloperoksidase (MS) Diproduksi leh sel leukosit Level pada saliva berasal dari sel leukosit kemudian dikeluarkan dalam rongga mulut melalui cairan gingiva Pada kondisi flos saliva renda, level MS memberi kontribusi paling besar dari semua total peroksidase slaiva3. Aktivitas antimikrobial SP Fungsinya dilakukan ileh komponen SPS, yaitu SP, MS, hidrogenperoksida, dan ion thiosianat (SCN). Pada pH netral, aktivitas antimikrobial SPS dilakukan oleh ion hipothiosianat. pH semakin asam, level HOSCN akan lebih banyak dibanding OSCN.