faktor risiko radang telinga tengah

5
Faktor risiko radang telinga tengah: 1. Umur Bayi dan anak kecil rentan mengalami infeksi telinga akibat bentuk dan ukuran tuba eustachius yang mudah membuat terjadinya infeksi telinga. Infeksi telinga paling sering terjadi pada anak berusia 6 bulan hingga 3 tahun. Makin muda umur saat mengalami infeksi akan makin besar kemungkinan infeksi berulang. 2. Riwayat keluarga Riwayat keluarga dengan infeksi telinga tengah berulang akan mengakibatkan risiko anak terkena infeksi telinga makin besar. 3. Batuk pilek Batuk pilek sering mengakibatkan komplikasi infeksi telinga. Anak yang berada di tempat penitipan anak akan lebih besar risiko terkena infeksi telinga akibat seringnya terpapar virus dari anak lain. 4. Paparan asap rokok Asap rokok meningkatkan risiko infeksi telinga. 5. Bayi yang lahir prematur. 6. Anak laki-laki lebih berisiko mengalami infeksi telinga daripada anak perempuan. 7. Adenoid pada anak ukurannya cenderung sedang membesar. Terkadang terdapat bakteri yang terjebak di adenoid. Sistem kekebalan tubuh anak masih berkembang dan belum kuat sehingga terkadang terdapat bakteri yang terjebak di adenoid mengakibatkan infeksi telinga yang kronis.

Upload: intan-nararia

Post on 13-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kesehatan

TRANSCRIPT

Faktor risiko radang telinga tengah:1. UmurBayi dan anak kecil rentan mengalami infeksi telinga akibat bentuk dan ukuran tuba eustachius yang mudah membuat terjadinya infeksi telinga. Infeksi telinga paling sering terjadi pada anak berusia 6 bulan hingga 3 tahun. Makin muda umur saat mengalami infeksi akan makin besar kemungkinan infeksi berulang.2. Riwayat keluargaRiwayat keluarga dengan infeksi telinga tengah berulang akan mengakibatkan risiko anak terkena infeksi telinga makin besar.3. Batuk pilekBatuk pilek sering mengakibatkan komplikasi infeksi telinga. Anak yang berada di tempat penitipan anak akan lebih besar risiko terkena infeksi telinga akibat seringnya terpapar virus dari anak lain.4. Paparan asap rokokAsap rokok meningkatkan risiko infeksi telinga.5. Bayi yang lahir prematur.6. Anak laki-laki lebih berisiko mengalami infeksi telinga daripada anak perempuan.7. Adenoid pada anak ukurannya cenderung sedang membesar. Terkadang terdapat bakteri yang terjebak di adenoid. Sistem kekebalan tubuh anak masih berkembang dan belum kuat sehingga terkadang terdapat bakteri yang terjebak di adenoid mengakibatkan infeksi telinga yang kronis.8. Infeksi telinga lebih sering pada musim dingin atau musim hujan dimana kejadian ISPA lebih sering terjadi.Komplikasi:A. Intrakranial1. MeningitisDapat terjadi pada setiap saat dalam perjalanan komplikasi infeksi telinga. Jalan penyebaran yang biasa terjadi yaitu melalui penyebaran langsung, jarang melalui tromboflebitis. Pada saat kuman menyerang biasanya Streptococcus, Pneumococcus atau Staphylococcus atau kuman yang lebih jarang. H. Influenza, Polyform atau Piococcus, menginvasi ruang subarachnoid, pia-arachnoid bereaksi dengan mengadakan eksudasi cairan serosa yang menyebabkan peningkatan ringan tekanan cairan spinal.2. Abses SubduralStadium supurasi dari pekimeningitis interna dan jarang di temukan. Bila terjadi ini adalah kegawatdaruratan bedah saraf, karena harus mendapatkan pembedahan segera untuk mencegah kematian.3. Abses ekstraduralTerkumpulnya nanah diantara duramater dan tulang yang menutupi rongga mastoid ayau telinga tengah. Bila ini tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan meningitis, thrombosis sinus sigmoid dan abses otak (lobus temporal atau serebelar, tergantung pada sisi yang terkena.4. Thrombosis sinus lateralisSejalan dengan progresifitas infeksi, thrombus mengalami perluasan retrograde ke daerah vena jugular, melintasi sinus petrosus hingga ke daerah sinus kavernosus. Ini sering ditemukan pada jaman pra-antibiotik, tapi kini jarang terjadi.5. Abses OtakKomplikasi otitis media dan mastoiditis, abses ini dapat timbul di serebellum di fossa cranii posterior, atau pada lobus temporal fossa cranii media.abses otak biasanya terbentuk sebagai perluasan langsung infeksi telinga atau trombofleditis.6. Hidrosefalus otitis Kelainan ini berupa peningkatan tekanan intra kranial dengan temuan cairan serebrospinal yang normal. Pada pemeriksaan terdapat edema papil. Keadaan ini dapat menyertai otitis media akut atau kronis.B. Komplikasi intratemporal meliputi :1. Facial paralisisKerusakan saraf cranial ketujuh bagian perifer pada satu sisi, yang mengakibatkan kelemahan atau paralisis otot fasial. < Baughman,Diane C. 2000>2. LabirintitisGangguan pada batang otak. < Rubenstain, David. 2005>3. Abses subperiosteal< Adam, George L. 1997>C. Gejala klinis Gejala otitis media bervariasi menurut beratnya infeksi dan bisa sangat ringan dan sementara atau sangat berat. Keadaan ini biasanya unilateral pada orang dewasa, dan mungkin terdapat otalgia. Nyeri akan hilang secara spontan bila terjadi perorasi spontan membrane timpani atau setelah dilakukan miringotomi (insisi membran timpani). Gejala lain dapat berupa keluarnya cairan dari telinga, demam, kehilangan pendengaran, dan tinnitus. Pada pemeriksaan otoskop, kanalis auditoris eksternus sering tampak normal, dan tak terjadi nyeri bila aurikula digerakkan, membrane timpani tampak merah dan sering menggelembung. Nyeri di telinga yang terkena adlaah gejala tersering otitis media akut. Pada bayi/ toddler, demam, rewel, dan menarik-narik telinga dapat menandakan otitis media akut. Anoreksia, muntah, dan diare dapat menyertai otitis media akut. Rasa penuh yang tidak enak di telinga sering terjadinpada otitis media dengan efusi.Gejala anak dengan OMA : Nyeri telinga Keluarnya cairan dari telinga Berkurangnya pendengaran Demam Sulit makan Mual dan muntah Riwayat menarik narik daun telinga pada bayi.Pada orang dewasa : Otorrhea, bila terjadi ruptur timpani Keluhan nyeri telinga (otalgia) Demam Anoreksia Limfadenopati Otitis media serosa Mengeluh kehilangan pendengaran, rasa penuh atau gatal dalam telinga atau perasaan bendungan, atau bahkan suara letup atau berderik, yang terjadi ketika tuba eustachius berusaha membuka. Membrane timpani merah, atau tampak kusam (warna kuning redup sampai abu abu pada otokopi pneumatic) sering mengggelembung tanpa tonjolan tulang( dapat terlihat gelembung udara dalam telinga tengah), dan tidak bergerak pada otoskopi pneumatic (pemberian tekanan positif atau negative pada telinga tengah dengan insulator balon yang dikaitkan ke otoskop), dan dapat mengalami perforasi.< Hermawati, Sri dan Sri Rukmini. 2009.>Adam, George L. 1997. Boeis: Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGCHermawati, Sri dan Sri Rukmini. 2009. Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok. Jakarta: EGCBaughman,Diane C. 2000. Buku Saku Medical Bedah. Jakarta: EGCRubenstain, David. 2005. Lecture: Kedokteran Klinis. Jakarta: Erlangga