faktor risiko kanker payudara pada pasien wanita di rumah sakit kanker “dharmais”, jakarta

Upload: anctho-lukmi

Post on 16-Oct-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ARTIKEL PENELITIAN

    Indonesian Journal of Cancer Vol. 6, No. 3 July - September 2012 105

    Faktor Risiko Kanker Payudara pada Pasien Wanita di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta

    Devi Nur Oktaviana1, Evy Damayanthi2, Kardinah31Alumni Mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor 2Lektor Kepala di Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor 3Dokter Spesialis Radiologi di Rumah Sakit Kanker "Dharmais", Jakarta

    Diterima 12 Maret 2012; Direview 14 Mei 2012; Disetujui 28 Mei 2012

    ABSTRACTThis study aims to know the risk factors of breast cancer in patients with breast cancer woman at RSKD. The

    study is an observational analytic design with Hospital-Based Case Control Study. Sample in this study has two

    group, 24 people is case group and 24 people is control group. Bivariate analysis done by 2x2 table analysis and

    Chi-Square analysis. Multivariate analysis done by multiple logistic regression analysis. The research showed is

    no relationship between age, nutritional status, knowledge of nutrition, the consumption of fatty foods,

    consumption of vegetables, family history of breast cancer, age of menarche, duration of breastfeeding, extended

    use of hormonal contraceptives, duration of physical activity, and passive smokers against incidence of breast

    cancer. The result of bivariate analysis is high consumption of preserved and grill foods 9.308 times the risk of

    developing breast cancer (OR: 9.308 with 95% CI: 1.778-48.723) compared with low consumption of preserved

    and grill foods. Based on multivariate analysis, there is no variable effect on the incidence of breast cancer.

    Keywords: breast cancer, risk factors

    ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kanker payudara pada pasien kanker payudara wanita di Rumah

    Sakit Kanker Dharmais (RSKD). Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain Hospital Based Case

    Control Study. Contoh dalam penelitian ini terbagi dalam dua kelompok, 24 orang kelompok kasus dan 24 orang

    kelompok kontrol. Analisis bivariat dilakukan dengan analisis Chi-Square dan analisis tabel 2 x 2. Analisis multivariat

    dilakukan dengan analisis regresi logistik berganda. Tidak terdapat hubungan antara usia, status gizi, pengetahuan gizi,

    konsumsi makanan berlemak, konsumsi sayur, konsumsi buah, riwayat kanker payudara pada keluarga, usia menstruasi

    pertama, lama menyusui, lama menggunakan alat kontrasepsi hormonal, lama melakukan aktivitas fisik, dan perokok

    pasif terhadap kejadian kanker payudara. Berdasarkan analisis bivariat, tinggi konsumsi makanan diawetkan dan

    dibakar berisiko 9,308 kali terkena kanker payudara (OR=9,308 dengan 95% CI: 1,778-48,723) dibandingkan dengan

    rendah konsumsi makanan diawetkan dan dibakar. Berdasarkan analisis multivariat, tidak ada variabel yang berpengaruh

    terhadap kejadian kanker payudara.

    Kata kunci: kanker payudara, faktor risiko

    PENDAHULUAN

    Di dunia, kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular.1 Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, kanker merupakan penyebab kematian nomor 5 di Indonesia setelah penyakit kardiovaskular,

    KORESPONDENSI:Devi Nur Oktaviana Alumni Mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi, IPBHp: 085266918789 Email:[email protected]

  • Indonesian Journal of Cancer Vol. 6, No. 3 July - September 2012106

    infeksi, pernapasan, dan pencernaan.2 Berdasarkan data Globocan (Estimasi International Agenct Cancer Registry/IACR) 2002, kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada perempuan. IACR mengestimasi insiden kanker payudara di Indonesia sebesar 26 per 100.000 perempuan. Data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia pada 2004 menunjukkan bahwa kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap (15,40%) dan pasien rawat jalan (15,78%).3 Pada 2007 terjadi peningkatan pasien rawat inap kanker payudara menjadi 16,85%.2

    Perjalanan penyakit kanker payudara belum dapat dijelaskan secara pasti, tetapi banyak penelitian yang menunjukkan adanya beberapa faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko atau kemungkinan untuk terjadinya kanker payudara. Faktor itu disebut faktor risiko.3 Pada penelitian ini akan dilihat hubungan dan besar risiko dari beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Faktor risiko yang akan diteliti adalah usia, status gizi, pengetahuan gizi, konsumsi makanan berlemak, konsumsi makanan diawetkan dan dibakar, konsumsi sayur, konsumsi buah, riwayat kanker payudara pada keluarga, usia menstruasi pertama, usia menopause, lama menyusui, lama menggunakan alat kontrasepsi hormonal, lama melakukan aktivitas fisik, serta perokok pasif.

    Dari beberapa penelitian, belum ada yang meneliti mengenai konsumsi makanan diawetkan dan dibakar sekaligus bersama dengan faktor risiko lainnya. Nitrosamin adalah sekelompok senyawa kimia yang ternyata bersifat karsinogen. Nitrosamin dideteksi ada dalam daging yang diawetkan dengan curing dan pengasapan.4 Risiko kanker yang mungkin meningkat ditimbulkan oleh pembentukan polisiklik hidrokarbon aromatik dan hetrosiklik amina selama memasak dengan metode pemanasan seperti grilling, broiling, barbecuing, dan daging yang diasapkan. Selain itu, beberapa peneliti juga telah menemukan aktivitas mutagenik dalam makanan setelah digoreng dan dipanggang dengan arang.5

    Faktor risiko yang mempunyai dampak positif atau dapat mengurangi terjadinya kanker antara lain peningkatan konsumsi serat serta peningkatan konsumsi sayur dan buah. Seperti kebanyakan penelitian yang telah dilakukan, konsumsi sayur dan buah ditempatkan sebagai faktor penghambat atau protektor terhadap kejadian kanker payudara.3 Namun, pada penelitian ini, konsumsi sayur dan buah ditempatkan sebagai faktor risiko kanker payudara dengan melihat konsumsi sayur dan buah dalam sehari yang telah memenuhi anjuran atau

    belum memenuhi anjuran. Sebuah organisasi penelitian dan penyuluhan kanker di Amerika Serikat, yaitu World Cancer Research Fund dan American Institute for Cancer Research, pada 2007 mengeluarkan rekomendasi guna mencegah dan mengendalikan penyakit kanker di dunia. Salah satu rekomendasi tersebut adalah seseorang memakan sedikitnya 5 porsi/penyajian (sedikitnya 400 g) berbagai sayuran non-pati dan buah-buahan setiap hari.6 Salah satu cara mencegah penyakit kanker adalah mengonsumsi sayur dan buah lebih dari 500 gram per hari.3 Oleh sebab itu, pada penelitian ini, konsumsi sayur dan buah dianalisis sebagai faktor risiko kanker payudara.

    Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dan besar risiko usia, status gizi, konsumsi makanan berlemak, konsumsi makanan diawetkan dan dibakar, sayur, buah, riwayat kanker payudara pada keluarga, usia menstruasi pertama, usia menopause, lama menyusui, lama menggunakan alat kontrasepsi hormonal, lama melakukan aktivitas fisik, serta perokok pasif yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan melihat besar risiko antara pengetahuan gizi dengan kanker payudara yang belum ada pada penelitian-penelitian sebelumnya. Pengetahuan, termasuk di dalamnya pengetahuan gizi, dapat diperoleh melalui pendidikan formal dan pendidikan informal.7 Tingkat pengetahuan akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang karena berhubungan dengan daya nalar, pengalaman, dan kejelasan konsep mengenai objek tertentu.8 Faktor pribadi yang mempengaruhi jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi adalah banyaknya informasi yang dimiliki seseorang mengenai kebutuhan tubuh akan zat gizi dan kemampuan seseorang untuk menerapkan pengetahuan gizi ke dalam pemilihan pangan.9

    MATERI DAN METODE Penelitian ini bersifat observasional analitik

    dengan desain Hospital Based Case Control Study. Tempat penelitian atau studi kasus dilaksanakan di Instalasi Radiodiagnostik RSKD. Populasi adalah pasien wanita rawat jalan yang datang ke Instalasi Radiodiagnostik RSKD. Sampel adalah pasien wanita rawat jalan yang datang ke Instalasi Radiodiagnostik pada 2 Agustus 2011 sampai dengan 19 Agustus 2011 yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini dan memenuhi kriteria untuk masing-masing kelompok. Kesediaan berpartisipasi ditunjukkan dengan menandatangani Informed Consent. Sampel

    Faktor Risiko Kanker Payudara pada Pasien Wanita di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta 105-111

  • Indonesian Journal of Cancer Vol. 6, No. 3 July - September 2012 107

    terbagi dalam kelompok kasus dan kelompok kontrol.

    Kriteria kelompok kasus: didiagnosis kanker payudara berdasarkan pemeriksaan USG payudara/mammografi dan pemeriksaan hispatologi, wanita berusia di atas 20 tahun, bukan seorang vegetarian, dan bersedia menjadi responden. Kriteria kelompok kontrol: tidak terdiagnosis kanker payudara berdasarkan pemeriksaan USG payudara/mammografi, tidak menderita penyakit keganasan lain, wanita berusia di atas 20 tahun, dan bersedia menjadi responden. Besar sampel yang digunakan adalah 24 orang. Perbandingan sampel kasus dengan kontrol adalah 1 : 1 sehingga jumlah sampel seluruhnya 48 orang. Pasien yang dijadikan sampel pada kelompok kasus terdeteksi kanker payudara pada 2002 sampai 2010.

    Data dianalisis menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Analisis univariat digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari berbagai variabel yang diteliti. Hasil disajikan dalam bentuk jumlah dan persentase. Analisis bivariat dilakukan dengan analisis Chi-Square. Analisis ini digunakan untuk menentukan variabel yang dapat masuk ke dalam analisis multivariat. Tingkat kemaknaan statistik yang dianjurkan adalah p

  • Indonesian Journal of Cancer Vol. 6, No. 3 July - September 2012108

    Tabel 4: Distribusi contoh berdasarkan faktor risiko pada kelompok kasus dan kelompok kontrol

    Tabel 5: Distribusi sampel berdasarkan alat kontrasepsi hormonal yang digunakan pada kelompok kasus dan kelompok kontrol

    PendidikanKasus Kontrol

    n % n %

    SD 0 0 1 4,2

    SLTP 4 16,7 2 8,3

    SLTA 7 29,2 5 20,8

    Diploma/Akademi 1 4,2 1 4,2

    Sarjana 11 45,8 11 45,8

    Pascasarjana 1 4,2 4 16,7

    Total 24 100 24 100

    Lama menggunakan alat kontrasepsi hormonal sampel dikategorikan menjadi dua, yaitu lama selama >10 tahun dan < 10 tahun. Dalam analisis, kelompok yang tidak menggunakan alat kontrasepsi hormonal tidak disertakan. Distribusi sampel berdasarkan lama menggunakan alat kontrasepsi hormonal pada kelompok kasus dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 6.

    Tabel 6: Distribusi sampel berdasarkan lama menggunakan alat kontrasepsi hormonal pada kelompok kasus dan kelompok kontrol

    Lama Menggunakan AlatKontrasepsi Hormonal

    Kasus Kontrol

    n % n %

    > 10 tahun 3 100 4 100

    10 tahun 0 0 0 0

    Total 3 100 4 100

    Khusus pada kelompok kasus, dideskripsikan mengenai stadium kanker payudara ketika terdeteksi dari sampel yang ditemukan selama penelitian. Distribusi sampel berdasarkan stadium kanker pada kelompok kasus dapat dilihat pada Gambar 1.

    Gambar 1: Distribusi contoh berdasarkan stadium kanker pada kelompok kasus

    Berdasarkan gambar 1 diketahui bahwa sebagian besar sampel memeriksakan dirinya pada stadium II, yaitu sebesar 62,5%.

    DISKUSIHubungan antara usia dengan kanker payudara

    dianalisis menggunakan Chi-Square. Hasilnya menunjukkan bahwa usia pada semua rentang yang telah ditetapkan tidak berhubungan dengan kanker payudara (p>0,05). Namun, kejadian kanker payudara

    Faktor Risiko Kanker Payudara pada Pasien Wanita di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta 105-111

  • banyak ditemukan pada rentang usia 40-49 tahun, yaitu 41,7%; kemudian pada rentang usia 50-59 tahun, yaitu 37,5%. Hal ini selaras dengan penelitian sebelumnya bahwa kelompok kasus banyak terdapat pada rentang usia 40-49 tahun, kemudian 50-59 tahun.10,11 Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya kanker payudara adalah usia di atas 40 tahun.3 Risiko terjadinya kanker payudara bertambah sebanding dengan pertambahan usia. Hubungan ini diduga karena pengaruh paparan hormonal (estrogen) yang lama serta paparan faktor risiko lain yang memerlukan waktu lama untuk dapat menginduksi terjadinya kanker.11 Tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kanker payudara (p>0,05). Hasil ini tidak selaras dengan penelitian Tung et al (1999). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa seorang wanita dengan IMT >25 kg/m2 berhubungan dengan risiko kanker payudara pada saat post-menopause (OR=1,90 pada 95% CI: 1,10-3,24) dibandingkan dengan IMT < 20 kg/m2. Berat badan > 58 kg menunjukkan hubungan yang signifikan dengan risiko kanker payudara dibandingkan dengan berat badan < 47 kg pada wanita post-menopause (OR=1,83 pada 95% CI: 1,10-3,01).12 Overweight akan meningkatkan risiko kanker payudara 2,29 kali lipat (95% CI: 2,06-2.53).11 Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan kanker payudara (p>0,05). Tingkat pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh kemampuan intelektualnya. Salah satu pertimbangan seseorang untuk mengonsumsi makanan adalah tingkat pengetahuan tentang manfaat makanan tersebut bagi kesehatan, pengetahuan tentang bahan penyusun asal makanan, dan makna simboliknya. Semakin baik pengetahuan gizi seseorang, semakin perhatian terhadap kuantitas dan kualitas pangan yang akan dikonsumsi.8 Tidak terdapat hubungan antara konsumsi makanan berlemak dengan kanker payudara (p>0,05). Hasil ini tidak selaras dengan beberapa data eksperimental dan data epidemiologi dari hasil penelitian Mahan dan Escott-Stump (2008) yang menunjukkan hubungan antara beberapa jenis kanker dan jumlah lemak dalam makanan. Diet tinggi lemak cenderung tinggi kalori dan berkontribusi terhadap obesitas, yang berhubungan dengan meningkatnya risiko beberapa kanker seperti kolon dan rektum, esopagus, kandung empedu, payudara (terutama post menopause), endometrium, pankreas, dan ginjal5. Hubungan antara konsumsi makanan diawetkan dan dibakar dengan kanker payudara dianalisis menggunakan Chi-Square dan tabel 2x2, hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi makanan

    diawetkan dan dibakar berhubungan dengan kanker payudara (p0,05). Hasil penelitian ini tidak seperti beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu rumah sakit Guangdong, Cina, yang menunjukkan bahwa konsumsi sayur dan buah menjadi kebalikan dari faktor risiko kanker payudara. Sayur dan buah bersifat melindungi atau mencegah perkembangan kanker, termasuk kanker payudara. Hal ini berkaitan dengan substansi potensial berupa antikarsinogenik yang dikandung dalam sayur dan buah seperti karotenoid, vitamin C, vitamin E, dihtiolthiones, isoflavon, dan isotiosianat.14 Tidak terdapat hubungan antara riwayat kanker payudara pada keluarga dengan kanker payudara (p>0,05). Hasil penelitian ini tidak mendukung beberapa kajian yang menyebutkan bahwa sekitar 5-10% dari kasus kanker payudara dianggap keturunan, dihasilkan langsung dari gen rusak/mutasi yang diwariskan dari orang tua. Penyebab paling umum dari kanker payudara secara genetik adalah mewarisi mutasi pada gen BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13.15,16 Tidak terdapat hubungan antara usia menstruasi pertama dengan kanker payudara (p>0,05). Hasil penelitian ini tidak menunjukkan keselarasan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.10 Menstruasi pertama dini (sebelum usia 12 tahun), terutama bila disertai

    DEVI NUR OKTAVIANA, EVY DAMAYANTHI, KARDINAH 105--111

  • Indonesian Journal of Cancer Vol. 6, No. 3 July - September 2012110

    dengan menopause terlambat (lebih dari 55 tahun), meningkatkan risiko kanker payudara. Hal ini berhubungan dengan lamanya paparan hormon esterogen dan progesteron yang berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan, termasuk jaringan payudara.10,16 Berdasarkan hasil analisis Chi-Square, terdapat hubungan antara usia menopause dengan kanker payudara (p0,05). Penelitian ini tidak memperlihatkan hasil yang serupa dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan efek perlindungan dari menyusui.18 Ada hubungan antara lamanya menyusui dengan efek pencegahan terjadinya kanker payudara. Dengan bertambah lamanya menyusui anak maka paparan estrogen terhadap payudara berkurang dan menjadi faktor protektif terhadap risiko kanker payudara.11 Lama menggunakan alat kontrasepsi hormonal >10 tahun banyak ditemukan pada kelompok kontrol. Namun, tidak ada sampel yang lama menggunakan alat kontrasepsi hormonal < 10 tahun sehingga data ini tidak dapat dianalisis Chi-Square dan tabel 2 x 2. Pengguna pil kontrasepsi kombinasi memiliki risiko 1.864 kali lebih tinggi untuk terkena kanker payudara dibandingkan dengan bukan pengguna pil kontrasepsi kombinasi. Lama penggunaan pil kontrasepsi kombinasi pada kelompok kasus banyak ditemukan pada kelompok pengguna 5-9 tahun.19 Tidak ada hubungan antara lama melakukan aktivitas fisik dengan kanker payudara (p>0,05). Dalam mengurangi risiko kanker payudara, aktivitas fisik dikaitkan dengan kemampuannya meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, menurunkan lemak tubuh, dan mempengaruhi tingkat hormon.17 Hubungan aktivitas fisik dengan risiko kanker payudara secara sugestif dimodifikasi oleh IMT.20 Tidak ada hubungan antara perokok pasif dengan kanker payudara (p>0,05). Perokok pasif atau yang dikenal sebagai secondhand smoke dengan kanker payudara masih kontroversi pada sebagian studi, karena ada efek risiko yang berbeda antara perokok dengan orang yang hanya menghisap asap rokok.15

    Hubungan antara berbagai faktor risiko dengan kanker payudara dianalisis secara bersama-sama

    menggunakan analisis multivariat regresi logistik berganda. Seleksi variabel kandidat yang masuk analisis multivariat adalah yang memiliki nilai p

  • Indonesian Journal of Cancer Vol. 6, No. 3 July - September 2012 111

    8. Khomsan et al. Aspek Sosio-Budaya Gizi dan Sistem Pangan Suku

    Baduy. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,

    Institut Pertanian Bogor; 2009.

    9. Harper LJ, Deaton BJ, Driskel JA. Pangan, Gizi, dan Pertanian. Suhardjo,

    penerjemah. Jakarta: UI Press; 1985.

    10. Indrati R. Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian

    kanker payudara wanita (studi kasus di Rumah Sakit Dokter Kariadi

    Semarang) [tesis]. Semarang: Program Pascasarjana, Universitas

    Diponegoro. 2005. Available from: URL: http:// eprints.undip.ac.id/

    14998/1/2005E4D002071.pdf. Accessed 8 Mei, 2011.

    11. Azamris. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/RSUP

    Dr. M. Djamil Padang, Sumatera Barat. 2006. Available from: URL:

    http:// kalbefarma.com. Accessed 18 Mei, 2011.

    12. Tung HT et al. Risk factors for breast cancer in Japan, with special

    attention to anthopometric measurements and reproductive history.

    Jpn J Cun Oncol. 1999; 29(3): 137-146.

    13. Muchtadi D. Aspek Biokimia dan Gizi dalam Keamanan Pangan.

    Bogor: Institut Pertanian Bogor; 1989.

    14. Zhang CX, Ho SC, Chen YM, Fua JH, Cheng SZ, Lin FY. Greater

    vegetable and fruit intake is associated with a lower risk of breast

    cancer among Chinese women. Int. J. Cancer. 2009; 125:181-188.

    15. American Cancer Society. Breast cancer. 2011. Available from: URL:

    http://www.cancer.org/Cancer/BreastCancer/index. Accessed 8 Oktober,

    2011.

    16. van de Velve. CHJ, Bosman FT, Wagener DJTh. Onkologi. Arjono,

    penerjemah. Yogyakarta: Panitia Kanker RSUP DR. Sardjito. Terjemahan

    dari: Onkologie; 1999.

    17. Vogel VG. Breast cancer prevention: A review of current evidence.

    Cancer Journal for Clinicians 50(3):156-170; 2000.

    18. Riordan J. Breastfeeding and human lactation. Ed ke-3. Massachusetts:

    Jones and Bartlett Publishers; 2005.

    19. Harianto, Mutiara R, Surachmat H. Risiko penggunaan pil kontrasepsi

    kombinasi terhadap kejadian kanker payudara pada reseptor KB di

    Perjan RS DR. Cipto Mangunkusumo. Majalah Ilmu Kefarmasian. 2005;

    2(1):84-99.

    20. Peters et al. Physical activity and postmenopausal breast cancer in

    risk the NIH-AARP diet and health study. Cancer Epidemiol Biomarkers

    Prev. 2009; 18:289-296.

    DEVI NUR OKTAVIANA, EVY DAMAYANTHI, KARDINAH 105--111