faktor penolong nur-iia

13
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN PENOLONG By. Nur Hidayah NIM: 2110065 TINGKAT :IA Dosen : Risa Devita, SST ASSALAMUALAIKUM….

Upload: nurqueensha

Post on 06-Jul-2015

3.340 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ASKEB II

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor penolong nur-iia

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN

PENOLONG

By. Nur HidayahNIM: 2110065TINGKAT :IA

Dosen : Risa Devita, SST

ASSALAMUALAIKUM….

Page 2: Faktor penolong nur-iia

Sekilas• Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus yang

menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi, dan kelahiran plasenta; dan proses tersebut adalah alamiah. (Marisah, dkk. 2010). Salah satu faktor yang mempengaruhi dari persalinan adalah penolong

• Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam hal ini tergantung dari kemampuan dan kesiapan penolong dalm menghadapi proses persalinan. (Rohani, dkk, 2011)

Page 3: Faktor penolong nur-iia

Persalinan yang aman memastikan bahwa semua penolong persalinan mempunyai ketrampilan dan alat untuk memberikan pertolongan yang aman dan bersih.

Jenis-jenis penolong persalinan adalah :

1. Dukun

Pengertian dukun biasanya seorang wanita sudah berumur ± 40 tahun ke atas, pekerjaan ini turun temurun dalam keluarga atau karena ia merasa mendapat panggilan tugas ini (Wiknjosastro, 2007). Menurut Syafrudin (2009), jenis dukun terbagi menjadi dua, yaitu :

• Dukun terlatih : Dukun yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga kesehatan dan telah dinyatakan lulus.

• Dukun tidak terlatih : Dukun yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus, dukun tersebutmenolong hanya berdasarkan pengalaman dan kurang profesional. Berbagai kasus sering menimpa seorang ibu atau bayi sampai pada kematian ibu dan anak

Page 4: Faktor penolong nur-iia

2. Bidan

Definisi bidan menurut Keputusan Menteri Kesehatan 2007 adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.

3. Dokter Spesialis Kandungan

Dokter spesialis kandungan adalah dokter yang mengambil spesialis kandungan. Pendidikan yang mereka jalani difokuskan untuk mendeteksi dan menangani penyakit yang terkait dengan kehamilan, terkadang yang terkait dengan proses melahirkan. Dokter spesialis kandungan dilatih untuk mendeteksi patologi. Ketika mereka mendeteksinya, seperti mereka yang sudah pelajari, mereka akan memfokuskan tugasnya untuk melakukan intervensi medis. Dokter spesialis kandungan menangani wanita hamil yang sehat, demikian juga wanita hamil yang sakit dan beresiko tinggi.

(Widawati, 2008)

Page 5: Faktor penolong nur-iia

PENOLONG• Kompetensi yang dimiliki seorang penolong sangat

bermanfaat untuk memperlancar persalinan dan mencegah kematian maternal neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik diharapkan kesalahan atau malpraktik dalam memberikan asuhan tidak terjadi. (Asrinah, dkk, 2010)

Page 6: Faktor penolong nur-iia

Continue…• Penolong persalinan harus memiliki keterampilan yang telah diajarkan dalam pelatihan

asuhan persalinan dan harus diterapkan sesuai dengan standar asuhan bagi semua ibu bersalin di setiap tahapan persalinan oleh setiap penolong persalinan dimanapun hal tersebut terjadi. Persalinan dan kelahiran bayi dapat terjadi di rumah, puskesmas, ataupun rumah sakit. Penolong persalinan mungkin saja seorang bidan, perawar, dokter umum atau spesialis obstetri. Jenis asuhan yang akan diberikan harus disesuaikan dengan kondisi dan tempat persalinan sepanjang dapat memenuhi kebutuhan spesifik ibu dan bayi baru lahir. (JNPK-KR/POGI dan JHPIEGO, 2007)

Page 7: Faktor penolong nur-iia

Continue…• Penolong adalah faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya kematian ibu

adalah kemampuan dan keterampilan penolong persalinan. Tahun 2006, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di indonesia masih sekitar 76 %, artinya masih banyak pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi dengan cara tradisional yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayinya. (Yanti, 2010)

Page 8: Faktor penolong nur-iia

Continue…Praktik –praktik yang dilakukan penolong dalam persalinan antara lain:• Secara konsisten dan sistematis menggunakan praktik pencegahan infeksi seperti cuci tangan,

penggunaan sarung tangan, menjaga sanitasi lingkungan yang sesuai bagi proses persalinan, kebutuhan bayi dan proses ulang peralatan bekas pakai.

• Memberikan asuhan yang diperlukan, memantau kemajuan dan menolong proses persalinan serta kelahiran bayi. Menggunakan partograf untuk membuat keputusan klinik, sebagai upaya pengenalan adanya gangguan proses persalinan atau komplikasi dini agar dapat memberikan tindakan yang paling tepat dan memadai.

• Memberikan asuhan sayang ibu di setiap tahapan persalinan, kelahiran bayi dan masa nifas, termasuk memberikan penjelasan bagi ibu dan keluarganya tentang proses persalinan dan kelahiran bayi serta menganjurkan suami atau anggota keluarganya tentang proses persalinan dan kelahiran bayi serta menganjurkan suami atau anggota keluarga untuk berpartisipasi dalam proses persalinan dan kelahiran bayi.

Page 9: Faktor penolong nur-iia

Continue…• Merencanakan persiapan dan melakukan rujukan tepat waktu dan optimal bagi ibu di setiap tahapan

persalinan dan tahapan waktu bayi lahir.

• Menghindari berbagai tindakan yang tidak perlu dan/atau berbahaya seperti misalnya kateterisasi rutin, Amniotomi sebelum terjadi pembukaan lengkap, meminta ibu meneran secara terus menerus, penghisapan lendir secara rutin pada bayi baru lahir.

• Melaksanakan penatalaksanaan aktif kala tiga untuk mencegah perdarahan pasca persalinan.

• Memberikan asuhan segera pada bayi baru lahir termasuk mengeringkan dan menghangatkan bayi, pemberian ASI sedini mungkin dan ekslusif, mengenali tanda tanda komplikasi dan mengambil tindakkan–tindakan yang sesuai untuk menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir.

• Memberikan asuhan dan pemantauan pada masa awal nifas untuk memastikan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan ibu dan bayi baru lahir, mengenali secara dini gejala dan tanda bahaya atau komplikasi pasca persalinan/bayi baru lahir dan mengambil tindakan yang sesuai

Page 10: Faktor penolong nur-iia

Continue…• Mengajarkan pada ibu dan keluarganya untuk mengenali gejala dan tanda bahaya pada masa nifas pada

ibu dan bayi baru lahir.

• Mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan.

• Penolong persalinan harus menjadi tenaga kesehatan yang akan menjadi pelaksana pertolongan persalinan, yang juga harus mampu untuk mengenali (sejak dini) setiap komplikasi yang mungkin terjadi dan mengambil tindakan yang mungkin terjadi dan mengambil tindakan yang diperlukan dan sesuai dengan standar yang diinginkan.

• Praktik terbaik dari asuhan persalinan normal terbukti mampu mencegah terjadinya berbagai penyulit atau komplikasi yang dapat mengancam keselamatan jiwa ibu dan bayi baru lahir sehingga upaya perbaikan status kesehatan dan kualitas hidup kelompok rentan resiko ini dapat diwujudkan.

(Yanti, 2010)

Page 11: Faktor penolong nur-iia

Continue…• Pada waktu melaksanakan pengawasan kehamilan, sudah dapat dijalin hubungan

antara ibu hamil dengan profesional yang akan menolong persalinan. Petugas kesehatan memberi petunjuk kapan harus datang ke RS, sehingga lebih baik menunggu di RS, dibandingkan terlambat yang dapat membahayakan ibu dan janinnya. Dengan cara demikian diharapkan hubungan harmonis antara ibu dan petugas kesehatan (penolong) dapat mengurangi rasa takut dan sakit saat persalinan. (Bandiyah, 2009)

• Penolong persalinan dapat dilakukan oleh dokter/bidan. Bidan sangat terlatih membantu wanita merawat kesehatan sejak awal kehamilan, saat persalinan, dan hari hari setelah melahirkan. Ahli kandungan adalah dokter spesialis wanita hamil terlatih menagani komplikasi yang terjadi semasa kehamilan dan saat melahirkan. (Thompson, 2008)

Page 12: Faktor penolong nur-iia

Berikut referensi-referensi saya• Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta: Graha Ilmu

• Bandiyah, Siti. 2009. Kehamilan, Persalinan, dan Gangguan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika

• JNPK-KR/POGI dan JHPIEGO. 2007. Buku Acuan dan Panduan Asuhan Persalinan Normal dan Iniasi Menyusu Dini. Jakarta: JNPK-KR/POGI dan JHPIEGO corporation

• Marisah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika

• Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika

• Thompson, Jane. 2008. Kehamilan, dari Pembuahan hingga Kelahiran. Jakarta: Dian Rakyat

• Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

• Widawati, 2008. Faktor-Faktor Persalinan. Online (www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/122528). Diakses tanggal 3 November 2011. Pukul 17.00 WIB

Page 13: Faktor penolong nur-iia

Thank U…

if u get a chance,,,take itif it changes u'r life,,,let it

and believe, that everything happens for a reason...