faktor penggunaan layanan e-filing spt tahunan 1770 ss

40
FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS OLEH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI MELALUI PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) (studi pada karyawan indomaret di jawa timur) Rendra Sa’af Adha Nugraha 1 ), Devy Pusposari 2 ) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165, Malang 65145, Indonesia E-mail: [email protected] Abstract: The fluctuated number of e-filing service users in Indonesia poses a significant issue as the optimal tax revenue is reliance on the taxpayers’ compliance in reporting their Annual Tax return. This study aims to determine the factors that influence the taxpayers’ attitude to use e- filing service. The data in this study are analyzed through the Technology Acceptance Model (TAM). The objects of the study are individual taxpayers of Indomaret employees in East Java. The samples are 70 respondents selected through purposive sampling method, and are evaluated by the measurement model (outer model) and the structural model (inner model) utilizing Partial Least Square (PLS) 3.0 software. The test results indicate that the perceived ease of use of e- filing and the perceived usefulness of e-filing have an effect on the attitude to use e-filing and the use of e-filing; the perceived ease of use of using e-filing, the perceived usefulness of using e- filing have an indirect effect on the use of e-filing moderated by the attitude to use e-filing. Keywords: Perceived Ease, Perceived Usefulness, Attitude to Use, Usage, e-filing, Technology Acceptance Model (TAM), Partial Least Square (PLS) 3.0. Abstrak: Penggunaan layanan e-filing di Indonesia masih fluktuatif sedangkan penerimaan pajak yang optimal ditandai dengan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan SPT . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi sikap wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Objek penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang berprofesi sebagai pegawai indomaret di Jawa Timur. Data Sampel penelitian berjumlah 70 responden yang didistribusikan dengan menggunakan metode purposive sampling. Model evaluasi yang digunakan adalah model pengukuran (outer model) dan model structural (inner model) dengan menggunakan software yang dipakai adalah Partial Least Square (PLS) 3.0. Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukan bahwa persepsi kemudahan untuk menggunakan e-filing, persepsi kegunaan untuk menggunakan e-filing berpengaruh terhadap sikap untuk menggunakan e-filing dan berpengaruh terhadap penggunaan e-filing, serta persepsi kemudahan untuk menggunakan e-filing, persepsi kegunaan untuk menggunakan e-filing memiliki pengaruh tidak langsung terhadap penggunaan e-filing dimoderasi dengan sikap untuk menggunakan e-filing. Kata kunci: Persepsi Kemudahan, Persepsi Kegunaan, Sikap Untuk Menggunakan, Penggunaan, e-filing, Technology Acceptance Model (TAM), Partial Least Square (PLS) 3.0.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS OLEH

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI MELALUI PENDEKATAN TECHNOLOGY

ACCEPTANCE MODEL (TAM)

(studi pada karyawan indomaret di jawa timur)

Rendra Sa’af Adha Nugraha1), Devy Pusposari

2)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

Jl. MT. Haryono 165, Malang 65145, Indonesia

E-mail: [email protected]

Abstract: The fluctuated number of e-filing service users in Indonesia poses a significant issue as

the optimal tax revenue is reliance on the taxpayers’ compliance in reporting their Annual Tax

return. This study aims to determine the factors that influence the taxpayers’ attitude to use e-

filing service. The data in this study are analyzed through the Technology Acceptance Model

(TAM). The objects of the study are individual taxpayers of Indomaret employees in East Java.

The samples are 70 respondents selected through purposive sampling method, and are evaluated

by the measurement model (outer model) and the structural model (inner model) utilizing Partial

Least Square (PLS) 3.0 software. The test results indicate that the perceived ease of use of e-

filing and the perceived usefulness of e-filing have an effect on the attitude to use e-filing and the

use of e-filing; the perceived ease of use of using e-filing, the perceived usefulness of using e-

filing have an indirect effect on the use of e-filing moderated by the attitude to use e-filing.

Keywords: Perceived Ease, Perceived Usefulness, Attitude to Use, Usage, e-filing, Technology

Acceptance Model (TAM), Partial Least Square (PLS) 3.0.

Abstrak: Penggunaan layanan e-filing di Indonesia masih fluktuatif sedangkan penerimaan

pajak yang optimal ditandai dengan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan SPT . Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi sikap wajib pajak untuk

menggunakan e-filing. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Technology Acceptance

Model (TAM). Objek penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang berprofesi sebagai

pegawai indomaret di Jawa Timur. Data Sampel penelitian berjumlah 70 responden yang

didistribusikan dengan menggunakan metode purposive sampling. Model evaluasi yang

digunakan adalah model pengukuran (outer model) dan model structural (inner model) dengan

menggunakan software yang dipakai adalah Partial Least Square (PLS) 3.0. Hasil pengujian

dalam penelitian ini menunjukan bahwa persepsi kemudahan untuk menggunakan e-filing,

persepsi kegunaan untuk menggunakan e-filing berpengaruh terhadap sikap untuk menggunakan

e-filing dan berpengaruh terhadap penggunaan e-filing, serta persepsi kemudahan untuk

menggunakan e-filing, persepsi kegunaan untuk menggunakan e-filing memiliki pengaruh tidak

langsung terhadap penggunaan e-filing dimoderasi dengan sikap untuk menggunakan e-filing.

Kata kunci: Persepsi Kemudahan, Persepsi Kegunaan, Sikap Untuk Menggunakan,

Penggunaan, e-filing, Technology Acceptance Model (TAM), Partial Least Square (PLS) 3.0.

Page 2: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

PENDAHULUAN

Pajak memiliki kontribusi cukup

tinggi dalam penerimaan negara oleh karena

itu pajak diatur sendiri ketentuannya oleh

Undang-undang pajak, Undang-undang

Nomor 16 Tahun 2009 Tentang ketentuan

umum dan tata cara perpajakan menyatakan

bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada

negara yang terutang oleh orang pribadi

atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan Undang-undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan negara bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Setiap warga negara Indonesia yang telah

memenuhi persyaratan menjadi wajib pajak

diwajibkan untuk membayar pajaknya yang

mana pajak tersebut akan kembali lagi

manfaatnya kepada masyarakat walaupun

secara tidak langsung. Pajak dinilai sangat

penting karena pendapatan terbesar negara

Indonesia berasal dari pajak, pembangunan

fasilitas umum dan banyak pengeluaran

pengeluaran negara lainnya yang berasal

dari pajak, karena itu pembayaran pajak

merupakan perwujudan dari kewajiban

kenegaraan dan peran serta wajib pajak

untuk secara langsung bahu-membahu

membiayai pembangunan nasional

pemerintah yang dalam hal penghimpunan

penerimaan pajak diwakilkan oleh

Direktorat Jenderal Pajak (DJP), DJP terus

berusaha memperbaiki efisiensi dan

efektivitas kinerjanya untuk memenuhi

kebutuhan wajib pajak yang terus meningkat

seiring perkembangan zaman yang semakin

modern. Pada zaman yang modern ini

perkembangan teknologi begitu pesat,

dengan berkembangnya teknologi yang

begitu pesat sistem pelaporan pajak di

Indonesia juga mengikuti perkembangan

tersebut untuk menunjang pelaporan pajak

yang efektif dan efisien, salah satu bentuk

perkembangan sistem pelaporan pajak di

Indonesia yang dikembangkan oleh Direktur

Jenderal Pajak (DJP) yaitu sistem e-filing

sesuai dengan peraturan Dirjen Pajak

NOMOR PER-01/PJ/2017 yang dilakukan

secara online serta realtime harapannya

dengan dikembangkannya sistem e-filing ini

dapat meningkatkan jumlah wajib pajak

terdaftar yang melaporkan SPT Tahunannya.

Penelitian ini menggunakan teori

yang dilakukan oleh Davis (1986) yang

mengembangkan model Technology

Acceptance Model (TAM) untuk meneliti

faktor-faktor determinan dari pengguna

sistem informasi oleh pengguna. TAM

merupakan salah satu teori tentang

penggunaan sistem teknologi informasi yang

dianggap sangat berpengaruh dan umumnya

digunakan untuk menjelaskan penerimaan

individual terhadap penggunaan sistem

teknologi informasi. Teori ini juga

menunjukkan bahwa seseorang sering

bertindak berdasarkan persepsi mereka

mengenai apa yang orang lain pikir mereka

harus lakukan. Peneliti menggunakan Teori

TAM tahun 1986 karena peneliti menilai

adanya kesesuaian antara konstruk TAM

tahun 1986 dengan penyelesaian masalah

penelitian ini. TAM berteori bahwa sikap

terhadap penggunaan seseorang untuk

menggunakan sistem atau teknologi

ditentukan oleh dua faktor, yaitu persepsi

kegunaan (perceived usefulness) adalah

tingkat kepercayaan pengguna bahwa

dengan menggunakan suatu item, maka akan

dapat meningkatkan kinerja pengguna

tersebut. Persepsi kemudahan penggunaan

Page 3: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

(perceived ease of use) didefinisikan sebagai

tingkat kepercayaan pengguna bahwa sistem

dapat digunakan dengan mudah dan dapat

dipelajari yang mana akan berpengaruh

terhadap Sikap Untuk Menggunakan

(Attitude Toward Using) lalu berpengaruh

terhadap Pengguanaan (Actual System Use).

Persepsi kemudahan untuk menggunakan

merupakan salah satu faktor dalam model

TAM yang telah diuji dalam penelitian

Davis (1986), hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa faktor ini terbukti dapat

menjelaskan alasan seseorang dalam

menggunakan sistem informasi dan

menjelaskan bahwa sistem baru yang sedang

dikembangkan diterima oleh pengguna.

Dalam teori ini, sistem e-filing akan diterima

oleh wajib pajak dan pada akhirnya

penggunaan e-filing akan meningkat jika dua

faktor di atas yaitu persepsi kemudahan

untuk menggunakan e-filing dan persepsi

kegunaan untuk menggunakan e-filing

terpenuhi, yang mana dari dua faktor di atas

akan menimbulkan suatu sikap oleh wajib

pajak, wajib pajak akan menerima atau

menolak sistem tersebut. Semakin mudah

dan memiliki keguaan e-filing tersebut maka

sikap yang timbul oleh wajib pajak akan

menerima, tetapi jika ternyata sistem e-filing

tersebut tidak mudah dan tidak memiliki

kegunaan sikap yang timbul akan menolak.

Dari sikap terhadap penggunaan e-filing

tersebut akan memengaruhi penggunaan e-

filing, jika penggunaan e-filing diterima oleh

wajib pajak maka akan meningkatkan

tingkat kepatuhan wajib pajak yaitu

melaporkan SPT Tahunan dan akan berlaku

sebaliknya jika penggunaan e-filing tersebut

ditolak.

Fenomena yang menjadi latar

belakang untuk dilakukannya penelitian ini

data dilapangan juga menunjukan bahwa

jumlah serapan SPT Tahunan 2020 di Jawa

Timur yang masih belum mencapai target

seperti pada Kanjil DJP Jawa Timur I yang

ditargetkan 34.421 tetapi jumlah wajib pajak

yang bayar dan lapor 34.772 dengan capaian

IKU 101,02%, pada Kanwil DJP Jawa

Timur II ditargetkan 26.702 tetapi jumlah

wajib pajak yang bayar dan lapor 25.446

dengan capaian IKU 95,30%, pada Kanwil

DJP Jawa Timur III ditargetkan 33.320

tetapi jumlah wajib pajak yang bayar dan

lapor 31.672 dengan capaian IKU 95,05%

(Lakin DJP 2020) dapat dilihat bahwa masih

belum tercapainya jumlah target terhadap

jumlah wajib yang bayar dan atau lapor.

Selain itu dapat dilihat juga dari hasil

perbandingan penyampaian SPT Tahunan

dari tahun ke tahun seperti pada realisasi

2018 sebesar 71% realisasi 2019 73% dan

realisasi 2020 77% (Lakin DJP 2020)

menunjukan peningkatan realisasi

penyampaian SPT Tahunan wajib pajak

yang menandakan adanya keseriusan dari

pemerintah untuk meningkatan kepatuhan

hak dan kewajiban wajib pajak dalam hal ini

penyampaian SPT Tahunan, data pendukung

lain seperti rasio kepatuhan penyampaian

SPT Tahunan PPh 2019 dapat diuraikan

sebagai berikut, Wjiab pajak terdaftar wajib

SPT sebesar 18.334.683 dengan rincian

Badan sebesar 1.472.217 Orang Pribadi

Karyawan 13.819.918 dan Orang Pribadi

Nonkaryawan sebesar 3.042.548, SPT

Tahunan PPh sebsar 13.394 502 dengan

rincian Badan 963.814, Orang pribadi

karyawan 10.120.426 dan Orang Pribadi

Nonkaryawan 2.310.262 dan Rasio

Page 4: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

Kepatuhan sebesar 73,06% dengan rincian

Badan 65,47%, Orang Pribadi Karyawan

73,23% dan Orang Pribadi Nonkaryawan

75,93%. Dilihat dari beberapa data diatas

penelitian ini tertarik untuk meneliti faktor

yang memengaruhi wajib pajak dalam

penggunaan layanan e-filing melalui teori

TAM.

Selain dari fenomena diatas

fenomena lain yang melatarbelakangi

penelitian ini adalah pengalaman peneliti

dalam mengikuti program Relawan Pajak

2019 yang di selenggaran oleh DJP tepatnya

di Kanwil DJP Jawa Timur III. Secara

umum program Relawan Pajak yang dibuat

oleh DJP merupakan salah satu bentuk

inklusi kesadaran pajak yang merupakan

kerja sama antara otoritas pajak dengan

Lembaga Pendidikan Tinggi (Pajakku.com).

Yang mana tugas yang dilakukan oleh

Relawan Pajak sendiri adalah suatu bentuk

perpanjangan tangan otoritas pajak dalam

hal memberikan pelayanan kepada wajib

pajak dalam bentuk asistensi pelaporan SPT

Tahunan via e-filing. Seorang Relawan

Pajak dapat memperoleh kesempatan yang

langka untuk berinteraksi langsung baik

dengan wajib pajak maupun otoritas pajak,

banyak ilmu dan pengalaman baru yang

didapatkan oleh seorang Relawan Pajak.

Banyak sekali wajib pajak yang datang ke

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) khusunya

KPP Malang Selatan untuk meminta

asistensi atau belajar terkait pelaporan SPT

Tahunan mereka agar tahun depannya wajib

pajak dapat menggunakan e-filing secara

mandiri, termasuk buruh pabrik rokok

bentoel malang, guru, petugas kesehatan

seperti bidan dan perawat, karyawan

indomaret dan lain lain. Umumnya mereka

telah memakai pelaporan secara electronik

via e-filing setiap tahunnya, untuk wajib

pajak yang melakukan secara manual juga

diarahkan untuk beralih kepada pelaporan

secara elektronik.

Wajib pajak yang datang untuk

meminta asistensi umumnya tidak mengerti

bagaimana cara mengoperasikan atau

menggunakan e-filing, oleh karena itu DJP

menyelenggarakan program asistensi

pengisian e-filing, dalam kegiatan asistensi

ini wajib pajak dilatih dan diminta untuk

belajar agar bisa melaporkan pajaknya

secara online dan mandiri dengan

menggunakan e-filing harapannya pada saat

pelaporan selanjutnya wajib pajak dapat

melakukan pelaporan SPT Tahunannya

secara online dan mandiri dengan

menggunakan e-filing, karena di Indonesia

sistem pemungutan pajaknya menggunakan

Self Assessment System, Berdasarkan prinsip

self assessment system yang dianut di

Indonesia, wajib pajak, memperhitungkan,

membayar dan melaporkan pajak yang

terutang sendiri ke Kantor Pelayanan Pajak

tempat wajib pajak terdaftar. Penyampaian

Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan

bentuk pertanggungjawaban atas kewajiban

perpajakan. yang harusnya masyarakat

sudah harus dapat mengoperasikan e-filing

sebagai bentuk pelaporan pajak secara

mandiri.

Peneliti tertarik mengambil subjek

penelitian pada karyawan indomaret karena

ada karyawan indomaret yang masih datang

untuk meminta asistensi mengenai

penggunaan e-filing dalam hal pelaporan

SPT Tahunan mereka padahal karyawan

indomaret wajib memiliki NPWP, pegawai

Page 5: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

indomaret telah melakukan pelaporan pajak

menggunakan e-filing, umur rata rata

karyawan indomaret adalah 18 – 25 tahun,

rentang gaji karyawan indomaret 2 sampai

dengan 12 juta sesuai dengan posisi masing

masing dan tingkat pendidikan karyawan

indomaret minimal di mulai dari SMA,

SMK, D3 dan lainnya yang bersumber dari

lowongan kerja karyawan indomaret, selain

itu tersedianya layanan pembayaran pajak di

indomaret, dilihat kriteria di atas dengan

gaji, pendidikan serta kelengkapan

perangkat yang dimiliki seperti smartphone

dan umur yang masih muda untuk belajar

hal baru, seharusnya karyawan indomaret

memiliki kemampuan untuk melaporkan

Tahunan secara mandiri melalui e-filing,

apalagi karyawan indomaret dalam

pelaporan SPT Tahunannya menggunakan

formulir yang paling sederhana yaitu 1770

SS, Formulir 1770 SS sendiri diperuntukkan

bagi wajib pajak orang pribadi yang

mempunyai penghasilan selain dari usaha

dan/atau pekerjaan bebas dengan jumlah

penghasilan bruto tidak lebih dari

Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah)

setahun (www.pajak.go.id), bentuk formulir

1770 SS sangat mudah jika dilakukan

menggunakan e-filing formulir tersebut

hanya mengisikan tahun pajak, status SPT

Tahunan normal atau pembetulan ke dan

penghasilan bruto, untuk penghasilan lain

yang dikenakan PPH final dan yang

dikecualikan oleh objek pajak dan daftar

harta biasanya tidak wajib diisikan jika

menggunakan SPT Tahunan 1770 SS. Jika

dibandingkan dengan formulir 1770 SS yang

manual wajib pajak harus datang ke KPP

terlebih dahulu dengan meninggalkan

pekerjaannya, mengantri karena

menggunakan SPT Tahunan manual dan

mengisikan banyak data seperti tahun pajak,

NPWP, nama lengkap, penghasilan bruto

dan PTKP, jika menggunakan e-filing wajib

pajak tidak lagi mengisikan data mereka

karena sudah otomatis tersimpan diawal dan

mengurangi kesalahan dalam pengisian,

wajib pajak juga tidak perlu untuk

meninggalkan perkerjaannya saat ini karena

dengan menggunakan e-filing pelaporan

SPT Tahunan bisa dilakukan di mana saja

dan kapan saja. Berdasarkan fenomena-

fenomena yang telah peneliti ungkapkan,

peneliti tertarik menganalisis faktor-faktor

yang memengaruhi sikap untuk menggunkan

layanan e-filing di Jawa Timur khususnya di

kalangan karyawan indomaret dengan

mengacu pada teori Technology Acceptance

Model (TAM).

TINJAUAN PUSTAKA

Technology Acceptance Model (TAM)

TAM pertama kali dikembangkan

oleh Davis (1986) berdasarkan model

Theory of Reasoned Action (TRA).

Kelebihan TAM yaitu merupakan model

model yang sederhana tetapi valid. Selain

itu, TAM juga telah diuji dengan banyak

penelitian yang hasilnya TAM merupakan

model yang baik khususnya jika

dibandingkan dengan model TRA dan

Theory of Planned Behavior (TPB). Dalam

TAM, penerimaan pengguna dalam

penggunaan sistem informasi dipengaruhi

oleh dua konstruk, yaitu persepsi kegunaan

(perceived usefulness) dan persepsi

kemudahan penggunaan (perceived ease of

use) seperti digambarkan sebagai berikut :

Page 6: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

Sumber: Davis, Fred D (1986)

Beberapa model penelitian telah

dilakukan untuk menganalisis dan

memahami faktor- faktor yang memengaruhi

diterimanya penggunaan teknologi

komputer, salah satunya adalah Technology

acceptance model (TAM) adalah model

yang disusun oleh Davis (1986) untuk

menjelaskan penerimaan teknologi yang

akan digunakan oleh pengguna teknologi.

Model TAM sebenarnya diadopsi dari model

Theory of Reasoned Action (TRA). TAM

menghipotesiskan bahwa sikap pengguna

terhadap teknologi ditentukan oleh persepsi

mereka mengenai kegunaan yang dirasakan

atau perceived of usefulness (PU) dan

kemudahan yang dirasakan dalam

penggunaan atau perceived ease of use

(PEOU) pada teknologi dan sikap ini akan

memengaruhi sikap mereka untuk

menggunakan teknologi tersebut (Attitude

Toward Using). TAM juga menyatakan

bahwa perceived ease of use (PEOU)

memengaruhi perceived of usefulness (PU),

karena sesuatu yang lebih mudah digunakan

dipersepsikan akan lebih berguna. Sikap

untuk menggunakan teknologi dipengaruhi

oleh banyak variabel eksternal. Persepsi

mengenai kegunaan dan kemudahan

teknologi memediasi pengaruh variabel

eksternal tersebut pada sikap untuk

menggunakan teknologi. Sehingga tujuan

model ini adalah untuk menjelaskan faktor-

faktor utama dari perilaku pengguna

terhadap penerimaan pengguna teknologi.

Model ini menempatkan faktor sikap dari

tiap-tiap perilaku pengguna dengan dua

variabel, yaitu:

a. Persepsi Kemudahan (perceived ease of

use)

Perspsi kemudahan didefinisikan sebagai

sejauh mana orang percaya bahwa

menggunakan suatu teknologi akan bebas

dari usaha Davis (1986).

b. Persepsi Kegunaan (perceived usefulness)

Persepsi kegunaan didefinisikan sebagai

sejauh mana seseorang percaya bahwa

menggunakan suatu teknologi akan

meningkatkan kinerja pekerjaannya Davis

(1986).

Kedua variabel ini dapat

menjelaskan aspek perilaku pengguna yang

menjelaskan bahwa persepsi pengguna akan

menentukan sikapnya dalam penggunaan

teknologi tersebut. Model ini secara lebih

jelas menggambarkan bahwa penerimaan

penggunaan teknologi atau actual system use

yang selanjutnya disebut penggunaan

teknologi sesungguhnya atau penggunaan,

Actual system use adalah sebuah perilaku

nyata dalam mengadopsi suatu sistem, actual

system use diartikan sebagai bentuk respons

psikomotor eksternal yang diukur oleh

seseorang dengan penggunaan nyata Davis

(1989) dipengaruhi oleh perspsi kegunaan

untuk menggunakan (perceived usefulness)

Page 7: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

dan persepsi kemudahan untuk

menggunakan (perceived ease of use).

Persepsi kemudahan memiliki efek kausal

pada kegunaan yang dirasakan. Desain fitur

langsung memengaruhi manfaat yang

dirasakan dan persepsi kemudahan. Karena

fitur desain jatuh ke dalam kategori variabel

eksternal dalam paradigma Fishbein, mereka

tidak berteori untuk memiliki efek langsung

terhadap sikap atau perilaku, bukan

memengaruhi variabel-variabel ini hanya

langsung melalui manfaat yang dirasakan

dan persepsi kemudahan penggunaan.

Penelitian yang dilakukan ini

menggunakan teori Technology Acceptance

Model (TAM) untuk mengetahui persepsi

kemudahan penggunaan e-filing, persepsi

kegunaan untuk menggunakan e-filing

terhadap sikap dalam menggunakan e-filing

yang akhirnya akan berpengaruh terhadap

penggunaan e-filing.

Definisi Pajak

Berbagai definisi pajak dikemukakan

oleh para ahli, semuanya mempunyai

maksud dan tujuan sama yaitu merumuskan

pengertian pajak agar mudah dipahami. Di

bawah ini merupakan definisi pajak menurut

para ahli perpajakan yaitu:

Adapun definisi pajak menurut

Soemitro dalam buku Resmi (2013:1),

bahwa:

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas

negara berdasarkan undang-undang (yang

dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat

jasa timbal balik (kontraprestasi) yang

langsung dapat ditunjukkan, dan yang

digunakan untuk membayar pengeluaran

umum.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor

16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1

angka 1 disebutkan bahwa:

Pajak adalah kontribusi wajib kepada

Negara yang terutang oleh orang pribadi

atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan undang-undang dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan Negara bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dari beberapa pendapat menurut

para ahli di atas, maka pengertian pajak

menurut peneliti adalah suatu kontribusi

wajib pajak orang pribadi atau wajib pajak

badan kepada negara yang bersifat memaksa

dengan imbalan yang dirasakan tidak secara

langsung dan digunakan sebagai bentuk

pemerintah untuk memakmurkan

masyarakat. Dari kedua definisi di atas juga

terdapat persamaan pandangan atau prinsip

mengenai pajak dan perbedaan mengenai

kedua definisi tersebut hanya pada

penggunaan gaya bahasa atau kalimatnya

saja. Kedua pendapat tersebut mempunyai

persamaan unsur-unsur sebagai berikut:

1. Pajak dipungut berdasarkan Undang-

undang;

2. Tidak ada timbal jasa (Kontraprestasi)

secara langsung;

3. Dapat dipaksakan; dan

4. Hasilnya untuk membiayai pembangunan.

Page 8: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

Surat Pemberitahuan (SPT) 1770 SS

Definisi Surat Pemberitahuan (SPT)

menurut UU Nomor 16 Tahun 2009 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,

“Surat Pemberitahuan yang selanjutnya

disebut SPT adalah surat yang oleh Wajib

Pajak digunakan untuk melaporkan

penghitungan dan/atau pembayaran pajak,

objek pajak dan/atau bukan objek pajak,

dan/ atau harta dan kewajiban sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan”. Berdasarkan prinsip self-

assessment system yang dianut di Indonesia,

Wajib Pajak menghitung, memperhitungkan,

membayar dan melaporkan pajak yang

terutang sendiri ke Kantor Pelayanan Pajak

tempat Wajib Pajak terdaftar. Penyampaian

Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan

bentuk pertanggungjawaban atas kewajiban

perpajakan. Formulir 1770 SS sendiri

diperuntukkan bagi Wajib Pajak Orang

Pribadi yang mempunyai penghasilan selain

dari usaha dan/atau pekerjaan bebas dengan

jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari

Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah)

setahun (www.pajak.go.id).

Wajib Pajak Perorangan (Karyawan

Swasta, PNS, TNI, POLRI), memperoleh

penghasilan hanya dari satu pemberi kerja,

dan pendapatan lainnya bukan dari kegiatan

usaha atau pekerjaan bebas dan memperoleh

penghasilann lebih kecil dari 60 Juta rupiah

per tahun dengan mengisi formulir e- filling

SPT Elektronik 1770 SS. Cara

penyampaiannya adalah sebagai berikut :

1. Login ke alamat DJP Online ; masukkan

nomor NPWP, Password Login, dan kode

keamanan captcha, klik tombol login;

2. Setelah login Anda akan masuk ke

halaman utama dashboard layanan DJP

Online, untuk memulai membuat SPT

Tahunan, klik menu e-filing di pojok kanan

atas atau logo e-filing lalu klik buat SPT

pada bagian kiri atas.

3. Setelah itu muncul formulir seperti di

bawah ini; jawablah seluruh pertanyaan

seperti gambar berikut, setelah itu akan

otomatis muncul tombol SPT 1770 SS dan

klik tombol tersebut;

4. Isi data formulir wajib Pajak Pada

langkah ini wajib pajak memasukkan tahun

pajak SPT Tahunan yang ingin dilaporkan,

lalu isilah status SPT jika baru pertama kali

melaporkan SPT untuk Tahun Pajak yang

sudah ditentukan pilihlah opsi normal,jika

pernah melaporkan SPT untuk tahun pajak

bersangkutan atau melakukan revisi SPT

pilijlah opsi pembetulan dan masukkan

angka sesuai dengan urutan revisi.

5. Form pajak penghasilan , isian berupa

data penghasilan dan Penghasilan Tidak

Kena Pajak, Isilah data Bagian A, mengenai

data Pajak Penghasilan, sesuai dengan

Formulir Bukti Potong 1771- A1 dan 1771-

A2;

6. Form Penghasilan yang dikenakan PPh

Final/ dikecualikan, isian bagian B,

mengenai penghasilan yang dikenakan PPh

Final contohnya penghasilan dari bunga

tabungan dan deposito, pajak undian

berhadiah, pesangon, pendapatan atas sewa

menyewa tanah atau bangunan, penerimaan

dividen, pendapatan jual beli saham di bursa

efek, jika tidak ada penghasilan dari

kegiatan tersebut kosongkan saja nilainya,

dan klik tombol lanjutkan;

Page 9: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

7. Form data harta dan kewajiban, kolom

isian C mengenai jumlah seluruh harta dan

kewajiban yang Anda miliki pada saat akhir

tahun pajak bersangkutan;

8. Form pernyataan, kolom isian D adalah

pernyataan dari Anda bahwa data yang telah

Anda masukkan adalah benar dan

menyanggupi sangsi hukum sesuai

perundangan yang berlaku; pilihlah tanda

centang kotak setuju, dan klik tombol

berikutnya;

9. Pengiriman SPT Tahunan Setelah

menyetujui pernyataan akan muncul form

pengiriman SPT, klik tulisan oranye untuk

meminta nomor verifikasi pengiriman SPT

dari sistem DJP OnlinePeriksa email yang

terdaftar pada akun DJP Online. Lalu input

kode verifikasi, klik kirim SPT lalu ada

kotak responss yang meminta pendapat anda

tentang efilling.

10. Cetak Bukti Penerimaan Elektronik

Sistem akan mengirimkan bukti penerimaan

elektronik ke email anda. Cetak . Selesai

Selanjutnya untuk melakukan

pengisian formulir SPT tahunan 1770 SS

secara manual, Anda harus mendatangi

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat.

Jangan lupa membawa NPWP berikut

fotokopi, bukti potong, kartu identitas dan

dokumen pendukung lain. Jika sudah tiba di

KPP untuk lapor pajak tahunan, langkah

selanjutnya mengambil nomor antrean dan

menunggu panggilan petugas untuk

pendampingan dalam pengisian formulir dan

lapor SPT tahunan. Namun, cara manual ini

akan menghabiskan banyak waktu dan

membuang tenaga, terlebih jika wajib pajak

melakukan pelaporan mendekati waktu

tenggat akhir lapor pajak. Biasanya, antrean

akan panjang dan lapor pajak membutuhkan

waktu seharian. Oleh karena itu, cara lapor

pajak online melalui e-Filling jauh lebih

disarankan untuk dilakukan.

E-filing

E-filing merupakan bagian dari

sistem dalam administrasi pajak yang

digunakan untuk menyampaikan Surat

Pemberitahuan (SPT) secara online yang

realtime kepada kantor pajak. Jadi,

penerapan sistem e-filing adalah suatu

proses atau cara memanfaatkan sistem yang

digunakan untuk menyampaikan SPT secara

online yang realtime yang diterapkan oleh

Direktorat Jenderal Pajak. E-filing juga

sebagai salah satu upaya dalam hal

memodernisasi perpajakan yang dilakukan

oleh Direktur Jenenderal Pajak, sesuai

dengan keputusan Direktur Jenderal Pajak

Nomor Kep-88/ pj/ 2004 tentang

penyampaian surat pemberitahuan secara

elektronik dalam pasal 1 dijelaskan bahwa

“wajib pajak dapat menyampaikan surat

pemberitahuan secara elektronik melalui

perusahaan penyedia jasa aplikasi

(Application Service Provider) yang

ditunjuk oleh direktur jenderal pajak”. Hal

ini juga di pertegas dengan peraturan

direktur jenderal pajak Nomor Kep-05/ pj/

2005 tentang tata cara penyampaian surat

pemberitahuan secara elektronik (e-filing)

melalui perusahaan jasa Application Service

Provider (ASP) dalam pasal 2 (1) dijelaskan

bahwa “wajib pajak dapat menyampaikan

surat pemberitahuan secara elektronik (e-

filing) melalui satu atau beberapa

perusahaan penyedia jasa aplikasi

Application Service Provider (ASP) yang

Page 10: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

ditunjuk oleh direktur jenderal pajak”. Dan

yang terbaru adalah peraturan direktur

jenderal pajak NOMOR 47/PJ/2008 tentang

tata cara penyampaian surat pemberitahuan

dan penyampaian pemberitahuan

perpanjangan dan surat pemberitahuan

tahunan secara elektronik (e-filing) melalui

Application Service Provider (ASP)

E-filing melalui Penyedia Jasa

Aplikasi atau Application Service Provider

(ASP) diatur dengan Peraturan Direktur

Jenderal Pajak nomor PER - 47/PJ/2008

sebagaimana telah diubah dengan PER-

36/PJ/2013 tentang Tata Cara Penyampaian

Surat Pemberitahuan Dan Penyampaian

Pemberitahuan Perpanjangan Surat

Pemberitahuan Tahunan Secara Elektronik

(e-filing) Melalui Perusahaan Application

Service Provider (ASP). Yang terbaru

adalah PER – 03/PJ/2015 tentang

penyampaian surat pemberitahuan

elektronik. E-filing untuk saat ini melayani

dua jenis SPT, yaitu 1770S yang digunakan

bagi wajib pajak orang pribadi yang sumber

penghasilannya diperoleh dari satu atau

lebih pemberi kerja dan memiliki

penghasilan lainnya yang bukan dari

kegiatan usaha atau pekerjaan bebas. Dan

yang kedua formulir 1770SS formulir ini

digunakan oleh wajib pajak orang pribadi

yang mempunyai penghasilan selain dari

usaha atau pekerjaan bebas dengan jumlah

penghasilan bruto tidak lebih dari Rp

60.000.000,00 setahun.

Self Assesment System

Self Assessment terdiri dari dua kata

bahasa Inggris, yakni self yang artinya

sendiri, dan to asses yang artinya menilai,

menghitung, menaksir. Dengan demikian,

pengertian self assessment adalah

menghitung atau menilai sendiri. Jadi, wajib

pajak sendirilah yang menghitung dan

menilai pemenuhan kewajiban

perpajakannya. Jadi, self assessment system

adalah suatu sistem perpajakan yang

memberi kepercayaan kepada wajib pajak

untuk memenuhi dan melaksanakan sendiri

kewajiban dan hak perpajakannya. Dalam

hal ini dikenal dengan :

1. Mendaftarkan diri di Kantor Pelayanan

Pajak.

2. Menghitung dan atau memperhitungkan

sendiri jumlah pajak yang terutang.

3. Menyetor pajak tersebut ke bank

persepsi/kantor pos.

4. Melaporkan penyetoran tersebut kepada

Direktur Jenderal Pajak.

5. Menetapkan sendiri jumlah pajak yang

terutang melalui pengisian SPT (Surat

Pemberitahuan) dengan baik dan benar

Kewajiban Wajib Pajak dalam Self

Assessment System menurut Rahayu (2010)

menjelaskan bahwa :

1. Mendaftarkan Diri ke Kantor Pelayanan

Pajak

Wajib pajak mempunyai kewajiban

untuk mendaftarkan diri ke kantor Pelayanan

Pajak (KPP) atau Kantor Penyuluhan

Potensi perpajakan (KP4) yang wilayahnya

meliputi tempat tinggal atau kedudukan

wajib pajak, dan dapat melalui e-register

(media ekektronik online) untuk diberikan

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

2. Menghitung Pajak oleh Wajib Pajak

Page 11: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

Menghitung pajak penghasilan

adalah menghitung besarnya pajak terutang

yang dilakukan pada setiap akhir tahun

pajak, dengan cara mengalikan tarif pajak

dengan pengenaan pajaknya. Sedangkan,

memperhitungkan adalah mengurangi pajak

yang terutang tersebut dengan jumlah pajak

yang dilunasi dalam tahun berjalan yang

dikenal sebagai kredit pajak prepayment).

a. Membayar Pajak Dilakukan Sendiri oleh

Wajib Pajak

1. Membayar sendiri pajak yang terutang:

angsuran PPh pasal 25 tiap bulan, pelunasan

PPh pasal 29 pada akhir tahun.

2. Melalui pemotongan dan pemungutan

pihal lain (PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 15,

PPh Pasal 21, 22, 23 dan 26).

3. Pemungutan PPN oleh pihak penjual atau

oleh pihak yang ditunjuk pemerintah.

4. Pembayaran pajak-pajak lainnya; PBB,

BPHTB, bea materai.

b. Pelaksanaan Pembayaran Pajak

Pembayaran pajak dapat dilakukan di

bank-bank pemerintah maupun swasta dan

kantor pos dengan menggunakan Surat

Setoran Pajak (SSP) yang dapat diambil di

KPP atau KP4 terdekat, atau dengan cara

lain melalui pembayaran pajak secara

elektronik (e-playment).

c. Pemotongan dan Pemungutan

Jenispemotongan/pemungutan adalah

PPh Pasal 21, 22, 23, 26, PPh final pasal 4

(2), PPh Pasal 15, dan PPN dan PPnBM

merupakan pajak. Untuk PPh dikreditkan

pada akhir tahun, sedangkan PPN

dikreditkan pada masa diberlakukannya

pemungutan dengan mekanisme pajak

keluar dan pajak masukan.

Persepsi Kegunaan

Persepsi kegunaan didefinisikan

sebagai sejauh mana seseorang percaya

bahwa menggunakan suatu teknologi akan

meningkatkan kinerja pekerjaannya (Davis,

1986). Definisi di atas juga dijelaskan secara

spesifik oleh Tallaha, Shukor dan Hassan

(2014) yang menyatakan persepsi kegunaan

didefinisikan sebagai tingkat persepsi wajib

pajak tentang seberapa jauh e-filing dapat

meningkatkan kinerja kerja wajib pajak

tersebut. Persepsi kegunaan (perceived

usefulness) merupakan salah satu penentu

yang kuat terhadap penerimaan untuk

menggunakan suatu TI dan perilaku para

pengguna. Kegunaan didefinisikan sebagai

probabilitas subjektivitas individu yaitu,

bahwa dengan menggunakan TI tertentu

akan meningkatkan kinerja individu yang

bersangkutan dalam konteks suatu

organisasi.

Berdasarkan definisi dan penjelasan

di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kebermanfaatan teknologi dari pengguna

dalam memutuskan penerimaan teknologi

tersebut sangat memberikan kontribusi

positif bagi pengguna, yaitu dapat

memberikan manfaat untuk meningkatkan

performa kinerja. Menurut Davis (1989)

dalam Fatmawati (2015) Persepsi kegunaan

dapat diukur dari Indikator sebagai berikut:

1. Efektivitas (Effectivenes)

2. Kinerja pekerjaan (Job Performance)

Page 12: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

3. Meningkatkan produktivitas (Increase

Productivity).

4. Bekerja Lebih Cepat (Work More

Quickly).

5. Control Over Work

Persepsi Kemudahan

Menurut Davis (1986) persepsi

kemudahan didefinisikan sebagai sejauh

mana orang percaya bahwa menggunakan

suatu teknologi akan bebas dari usaha,

persepsi yang menjelaskan tentang sejauh

mana seseorang dapat percaya bahwa

dengan menggunakan sebuah teknologi akan

bebas dari usaha apapun. Kemudahaan

mempunyai arti tanpa kesulitan atau tidak

memerlukan usaha yang banyak saat

menggunakan TI. Persepsi kemudahan

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

faktor pertama adalah pada teknologi itu

sendiri, misalnya adalah pengalaman

pengguna dalam menggunakan teknologi

yang sejenis. Faktor kedua adalah

tersedianya sarana yang dapat mendukung

penggunaan teknologi yaitu sarana yang

dapat memudahkan pengguna untuk

menggunakan teknologi ketika mengalami

kesulitan dalam menggunakannya.

Jadi pada persepsi kemudahan

menunjukkan, pengguna memiliki rasa

percaya bahwa TI dapat digunakan secara

mudah dan tidak sulit untuk dimengerti,

maka persepsi kemudahan akan mempunyai

dampak yang positif terhadap minat

menggunakan teknologi. Faktor yang dapat

menjadi penyebab pemakai akan menerima

dan menolak sebuah sistem adalah ketika

mereka menganggap sistem tersebut dinilai

dapat membantu mereka dalam

menyelesaikan pekerjaan. Menurut Davis

(1989) dalam Fatmawati (2015) persepsi

kemudahan dapat diukur dengan

menggunakan indikator sebagai berikut:

1. Kemudahan Belajar (Ease Of Learning).

2. Mudah Dipahami (Understandable)

3. Mudah Untuk Diingat (Ease Of

Remembering)

4. Upaya Untuk Menjadi Terampil (Effort to

Become Skillful).

Sikap terhadap Penggunaan

Davis (1989), mendefinisikan

attitude toward using yang dipakai dalam

TAM sebagai suatu tingkat penilaian

terhadap dampak yang dialami oleh

seseorang bila menggunakan suatu sistem

tertentu dalam pekerjaannya. Hoppe et al.

(2001) mendefinisikan bahwa sikap

menjelaskan penerimaan seseorang terhadap

teknologi informasi. Sikap seseorang terdiri

atas unsur kognitif/cara pandang (cognitive),

afektif (affective), dan komponenkomponen

yang berkaitan dengan perilaku (behavioral

components). Yahyapour (2008)

mendefinisikan sikap adalah salah satu

bentuk dari evaluasi terhadap konsekuensi

telah melaksanakan suatu perilaku. Sikap

untuk menggunakan dapat diukur

menggunakan indikator yang diadopsi dari

penelitian yang dilakukan oleh Hanggono

(2015) adalah:

1. Kenyamanan berinteraksi

2. Senang Menggunakan

Page 13: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

Penggunaan

Actual system use adalah sebuah

perilaku nyata dalam mengadopsi suatu

sistem. Actual system use diartikan sebagai

bentuk respons psikomotor eksternal yang

diukur oleh seseorang dengan penggunaan

nyata Davis (1989). Actual system use

dikonsepkan dalam bentuk pengukuran

terhadap frekuensi dan durasi waktu

penggunaan teknologi Wibowo (2006).

Seseorang akan memiliki rasa puas dalam

menggunakan sistem jika mereka yakin

sistem tersebut mudah digunakan,

meningkatkan produktivitas, yang tercermin

dari kondisi nyata penggunannya.

Rigopoulos dan Askounis (2007)

menyatakan bahwa actual system use diukur

berdasarkan penggunaan yang berulang-

ulang dan penggunaan yang lebih sering,

dalam hal ini e-filing. Penggunaan sistem

dapat diukur dari indikator yang di ambil

dari Wibowo (2006) dalam Ratri (2016)

sebagai berikut:

1. Frekuensi penggunaan

2. Penggunaan sesungguhnya

3. Kepuasan penggunaan

Kerangka Teori dan Pengembangan

Hipotesis

Penelitian ini ingin menguji

pengaruh persepsi kegunaan terhadap sikap

untuk menggunakan, persepsi kemudahan

terhadap sikap untuk menggunakan, persepsi

kemudahan terhadap persepsi kegunaan,

serta sikap untuk menggunakan terhadap

penggunaan, yang berlandaskan Technology

Acceptance Model (TAM). Berdasarkan

teori tersebut gambaran menyeluruh dalam

penelitian ini dapat disederhanakan seperti

pada Gambar 2 berikut:

Pengaruh Persepsi Kemudahan Untuk

Menggunakan e-filing terhadap Sikap

Untuk Menggunakan e-filing.

Persepsi kemudahan untuk

menggunakan e-filing merupakan suatu

keadaan di mana wajib pajak dalam

menggunakan e-filing tidak diperlukan

usaha yang keras. Selaras dengan definisi

yang dikemukakan oleh Davis (1986)

Persepsi Kemudahan didefinisikan sebagai

sejauh mana orang percaya bahwa

menggunakan suatu teknologi akan bebas

dari usaha. Meskipun usaha menurut setiap

orang berbeda-beda tetapi pada umumnya

untuk menghindari penolakan dari pengguna

sistem atas sistem yang dikembangkan,

maka sistem harus mudah diaplikasikan oleh

pengguna tanpa mengeluarkan usaha yang

dianggap memberatkan. Konsep ini

memberikan pengertian bahwa apabila e-

filing mudah untuk digunakan maka wajib

pajak akan cenderung untuk menggunakan

e-filing tersebut. Oleh karena itu, dalam

mengembangkan suatu sistem perlu

dipertimbangkan faktor perceived usefulness

dan perceived ease of use dari pemakai

terhadap sistem. Di sini yang dimaksud

adalah e-filing, e-filing harus memiliki

Page 14: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

faktor persepsi kemudahan terhadap sikap

untuk menggunakan. Penelitian lain yang

dilakukan oleh Wibowo (2008) turut

melalukan pengujian pengaruh persepsi

kemudahaan terhadap sikap penggunaan.

Hasil penelitian Wibowo (2008) adalah

persepsi kemudahan tidak signifikan

terhadap sikap penggunaan tetapi menurut

Wiyono (2008), Rakhmad (2013),

Widiyanesti dan Reynaldi (2016),

menunjukan adanya pengaruh signifikan

persepsi kemudahan terhadap sikap untuk

menggunakan. Oleh sebab itu dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Persepsi kemudahan untuk

menggunakan e-filing berpengaruh

positif terhadap sikap untuk

menggunakan e-filing.

Pengaruh Persepsi Kegunaan Untuk

Menggunakan e-filing terhadap Sikap

untuk menggunakan e-filing.

Persepsi kegunaan untuk

menggunakan e-filing merupakan suatu

keadaan di mana dengan menggunakan e-

filing akan meningkatkan kinerja wajib

pajak tersebut, bentu peningkatan kinerjanya

seperti dapat melaporkan SPT Tahunan

orang pribadi 1770 SS dengan tepat waktu,

tidak meninggalkan pekerjaan yang

sekarang. Selaras dengan definisi yang

dikemukakan oleh Davis (1986) Persepsi

kegunaan didefinisikan sebagai sejauh mana

seseorang percaya bahwa menggunakan

suatu teknologi akan meningkatkan kinerja

pekerjaannya. Seseorang merasa percaya

bahwa sistem berguna maka dia akan

menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang

merasa percaya bahwa sistem informasi

kurang berguna maka dia tidak akan

menggunakannya. Di sini wajib pajak akan

akan merasa percaya bahwa dengan

menggunakan e-filing dalam hal pelaporan

SPT Tahunannya berguna maka wajib pajak

akan menggunakannya, sebaliknya jika e-

filing dinilai kurang berguna maka wajib

pajak tidak akan menggunakannya.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Kusuma

dan Susilowati (2007) dan Santoso (2010)

didapatkan bahwa persepsi kegunaan tidak

signifikan terhadap sikap penggunaan tetapi

pada penelitian yang dilakukan Wibowo

(2008), Wiyono (2008), Rakhmad (2013)

dan Widiyanesti dan Reynaldi (2016)

menunjukan adanya pengaruh signifikan

antara persepsi kegunaan terhadap sikap

untuk menggunakan. Oleh sebab itu dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Persepsi kegunaan untuk

menggunakan e-filing berpengaruh

positif terhadap sikap untuk penggunaan

e-filing.

Pengaruh persepsi kemudahan untuk

menggunakan e-filing terhadap persepsi

kegunaan untuk menggunakan e-filing

Menurut Davis (1986) Technology

Acceptance Model (TAM) juga menyatakan

bahwa perceived ease of use atau persepsi

kemudahan memengaruhi perceived of

usefulness atau persepsi kegunaan, karena

sesuatu yang lebih mudah digunakan

dipersepsikan akan lebih berguna. Di sini

jika wajib pajak memiliki persepsi bahwa e-

filing mudah untuk digunakan dalam

pelaporan SPT Tahunan mereka maka akan

timbul persepsi bahwa e-filing tersebut akan

lebih berguna dalam hal ini akan

meningkatkan kinerjanya menjadi efektif

dan efisien. Rasa mudah menggunakan

Page 15: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

sistem teknologi informasi akan

menimbulkan perasaan dalam dirinya bahwa

sistem itu mempunyai kegunaan, dan

karenanya menimbulkan rasa nyaman bila

bekerja dengan sistem teknologi informasi

Venkatesh dan Davis (2000). Hasil

penelitian Kusuma dan Susilowati (2007)

didapatkan bahwa persepsi kegunaan tidak

signifikan terhadap sikap penggunaan tetapi

penelitian yang dilakukan Wibowo (2008),

Wiyono (2008), Letchumen dan

Balakhrisman (2013), Rakhmad (2013) dan

Sasanti, Tanaamah dan Wowor (2015)

menunjukan adanya pengaruh signifikan

persepsi kemudahan terhadap persepsi

kegunaan. Oleh sebab itu dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H3: Persepsi kemudahan untuk

menggunakan e-filing berpengaruh

positif terhadap persepsi kegunaan untuk

menggunakan e-filing.

Pengaruh sikap untuk menggunakan e-

filing terhadap penggunaan e-filing

Davis (1989) mendefinisikan attitude

toward using yang dipakai dalam TAM

sebagai suatu tingkat penilaian terhadap

dampak yang dialami oleh seseorang bila

menggunakan suatu sistem tertentu dalam

pekerjaannya. Di sini wajib pajak akan

menilai bagaimana e-filing tersebut saat

digunakan, apakah e-filing mudah untuk

digunakan dalam pelaporan SPT

Tahunannya dan apakah wajib pajak menilai

e-filing memiliki kegunaan yang

menimbulkan peningkatan kinerjanya, jika

wajib pajak menilai adanya unsur persepsi

kemudahan atau persepsi kegunaan pada e-

filing maka wajib pajak akan menggunakan

atau menerima e-filing tersebut dan akan

berlaku sebaliknya jika e-filing dinilai tidak

memiliki unsur persepsi kemudahan atau

persepsi kegunaan maka wajib pajak akan

menolak untuk menggunakan e-filing

tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh

Laihad (2013) menunjukan tidak adanya

pengaruh signifikan anatar sikap untuk

menggunakan terhadap penggunaan dan

Wida, Yasa dan Sukaatmadja (2016)

menunjukan adanya pengaruh signifikan

sikap untuk menggunakan memiliki

pengaruh terhadap penggunaan. Oleh sebab

itu dapat dirumuskan hipotesis sebagi

berikut:

H4: Sikap untuk menggunakan e-

filing berpengaruh positif terhadap

penggunaan e-filing.

Sikap Untuk Menggunakan e-filing

Sebagai Variabel Intervening Antara

Persepsi Kemudahan Untuk

Menggunaakan e-filing Terhadap

Penggunaan e-filing.

Persepsi kemudahan untuk

menggunakan e-filing merupakan suatu

keadaan di mana wajib pajak dalam

menggunakan e-filing tidak diperlukan

usaha yang keras. Selaras dengan definisi

yang dikemukakan oleh Davis (1986)

Persepsi Kemudahan didefinisikan sebagai

sejauh mana orang percaya bahwa

menggunakan suatu teknologi akan bebas

dari usaha. Konsep ini memberikan

pengertian bahwa apabila e-filing mudah

untuk digunakan maka wajib pajak akan

cenderung untuk menggunakan e-filing

tersebut. Dalam penelitian yang di lakukan

oleh Davis (1986) persepsi kemudahan

memiliki pengaruh terhadap penggunaan

melalui sikap untuk menggunakan. Di sini

Page 16: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

yang dimaksud adalah persepsi kemudahan

untuk menggunakan e-filing akan memiliki

pengaruh terhadap penggunaan e-filing yang

di moderasi oleh varibael intervening yaitu

sikap untuk menggunakan. Penelitian lain

yang mendukung penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Widyananda

dan Magnadi (2018) menunjukan adanya

pengaruh tidak langsung antara persepsi

kemudahan berpengaruh terhadap

penggunaan.Oleh sebab itu dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H5: Persepsi kemudahan untuk

menggunakan e-filing berpengaruh

positif terhadap penggunaan e-filing

melalui sikap untuk menggunakan e-

filing.

Sikap Untuk Menggunakan e-filing

Sebagai Variabel Intervening Antara

Persepsi Kegunaan Untuk

Menggunaakan e-filing Terhadap

Penggunaan e-filing.

Davis (1989) mendefinisikan attitude

toward using yang dipakai dalam TAM

sebagai suatu tingkat penilaian terhadap

dampak yang dialami oleh seseorang bila

menggunakan suatu sistem tertentu dalam

pekerjaannya. Sikap untuk menggunakan e-

filing disini sebagai variabel intervening,

variabel intervening dikatakan mampu

memediasi pengaruh variabel independen

yaitu persepsi kemudahan untuk

menggunakan e-filing terhadap variabel

dependen yaitu penggunaan e-filing. Dalam

penelitian yang di lakukan oleh Davis

(1986) persepsi kemudahan dan persepsi

kegunaan keduanya memiliki pengaruh

secara langsung terhadap penggunaan. serta

persepsi kegunaan memiliki pengaruh

langsung ditambah pengaruh tidak langsung

melalui sikap untuk menggunakan. Di sini

yang dimaksud adalah persepsi kegunaan

untuk menggunakan e-filing akan memiliki

pengaruh terhadap penggunaan e-filing yang

di moderasi oleh varibael intervening yaitu

sikap untuk menggunakan e-filing.

penelitian yang dilakukan oleh Widyananda

dan Magnadi (2018) menunjukan adanya

pengaruh tidak langsung antara persepsi

kegunaan berpengaruh terhadap

penggunaan. Oleh sebab itu dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H6: Persepsi kegunaan untuk

menggunakan e-filing berpengaruh

positif terhadap penggunaan e-filing

melalui sikap untuk menggunakan e-

filing.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian ini menggunakan penelitian

kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif

dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivism,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu, teknik pengambilan sampel

pada umumnya dilakukan secara random,

sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat

digeneralisasikan pada populasi di mana

sampel tersebut diambil Sugiyono

(2013:13). Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer, data primer

mengacu pada informasi yang diperoleh

langsung (dari tangan pertama) oleh peneliti

terkait dengan variabel ketertarikan untuk

tujuan tertentu dalam studi Sekarang dan

Bougie (2013:130) Dalam penelitian ini,

data primer diperoleh dari kuesioner yang

diisi oleh responden.

Page 17: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

Populasi menurut Sugiyono

(2013:115), merupakan wilayah generalisasi

yang terdiri atas, objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian

ini adalah karyawan indomaret di Jawa

Timur. Jumlah populasi dalam penelitian ini

tidak diketahui secara pasti karena

indomaret merupakan bentuk franchise

dengan kepemilikan gerai yang berbeda

beda.

Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Sugiyono (2013:118). Sampel

merupakan sebagian atau wakil dari populasi

yang memiliki sifat dan karakteristik yang

sama serta memenuhi populasi yang

ditentukan. Melihat karakteristik populasi

yang ada dan tujuan penelitian ini, maka

penentuan responden dalam penelitian ini

yaitu dengan metode purposive sampling,

purposive sampling adalah teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu

Sugiyono (2013:122). Kriteria untuk

menentukan responden dalam penelitian ini

diantaranya: Karyawan indomaret di Jawa

Timur yang menggunakan e-filing dalam

pelaporan SPT Tahunannya

Jumlah populasi belum diketahui dengan

pasti jumlahnya karena karyawan indomaret

di Jawa Timur yang menggunakan e-filing

belum diketahui jumlahnya, maka jumlah

sampel ditentukan semaksimal mungkin

berdasarkan pendapat Ferdinand (2014:48),

menyarankan pedoman ukuran sampel

tergantung pada jumlah indikator yang

digunakan dalam seluruh variabel laten,

jumlah sampel adalah jumlah indikator

dikali 5 sampai 10. Penelitian ini

menggunakan 14 indikator, sehingga dengan

menggunakan estimasi berdasarkan jumlah

indikator diperoleh ukuran sampel berkisar

70-140 orang. Ukuran yang dipilih dalam

penelitian ini sebanyak 70 orang responden.

Jumlah ini peneliti tentukan berdasarkan

pertimbangan analisis data pada penelitian

ini menggunakan PLS yang memberikan

keuntungan bahwa ukuran sampel tidak

harus besar dan sudah memenuhi ketentuan

ukuran sampel menurut Roscoe (1975) yang

dimuat dalam Sugiyono (2013:91) bahwa

ukuran sampel lebih besar dari 30 dan

kurang dari 500 adalah tepat untuk

kebanyakan penelitian. Pertimbangan lain

yang mendasari peneliti dalam menentukan

ukuran sampel yang peneliti ambil adalah

kondisi lingkungan yang masih berbahaya

karena adanya pandemic Covid-19.

Pengukuran variabel dalam

penelitian ini mengunakan Skala Interval

dengan tipe pengukuran Skala Likert.

Menurut Sekaran dan Bougie (2013:21),

Likert Scale merupakan skala yang

dirancang untuk menilai seberapa besar

sikap setuju responden terhadap sebuah

pernyataan. Kemudian Skala Likert

merupakan skala yang dirancang untuk

menguji seberapa kuat responden setuju

dengan pernyataan yang terkait dengan

variabel minat dalam penelitian Sekaran dan

Bougie (2013:21). Tingkatan skor untuk

jawaban kuesioner responden yang

digunakan adalah Skala Likert:

SS (sangat setuju) : 5

S (setuju) : 4

Page 18: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

N (netral) : 3

TS (tidak setuju) : 2

STS (sangat tidak setuju) : 1

Penggunaan e-filing (Y1)

Actual System Use atau penggunaan

adalah sebuah perilaku nyata dalam

mengadopsi suatu sistem. Actual system use

diartikan sebagai bentuk respons psikomotor

eksternal yang diukur oleh seseorang dengan

penggunaan nyata Davis (1989). Seseorang

akan memiliki rasa puas dalam

menggunakan sistem jika mereka yakin

sistem tersebut mudah digunakan,

meningkatkan produktivitas, yang tercermin

dari kondisi nyata penggunannya.

Penggunaan e-filing ini merupakan variabel

dependen dalam penelitian ini. Penggunaan

e-filing menunjukkan bentuk penerapan

yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal

pajak dalam rangka penggunaan e-filing bagi

wajib pajak. Penggunaan sistem dapat

diukur dari indikator yang di ambil dari

Wibowo (2006) dalam Ratri (2016) sebagai

berikut:

1. Frekuensi penggunaan

2. Penggunaan sesungguhnya

3. Kepuasan penggunaan

Persepsi kegunaan untuk menggunakan

e-filing (X1)

Persepsi kegunaan untuk

menggunakan e-filing merupakan suatu

keadaan di mana dengan menggunakan e-

filing akan meningkatkan kinerja wajib

pajak tersebut, bentu peningkatan kinerjanya

seperti dapat melaporkan SPT Tahunan

orang pribadi 1770 SS dengan tepat waktu,

tidak meninggalkan pekerjaan yang

sekarang. Selaras dengan definisi yang

dikemukakan oleh Davis (1986) Persepsi

kegunaan didefinisikan sebagai sejauh mana

seseorang percaya bahwa menggunakan

suatu teknologi akan meningkatkan kinerja

pekerjaannya. Seseorang merasa percaya

bahwa sistem berguna maka dia akan

menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang

merasa percaya bahwa sistem informasi

kurang berguna maka dia tidak akan

menggunakannya. Di sini wajib pajak akan

akan merasa percaya bahwa dengan

menggunakan e-filing dalam hal pelaporan

SPT Tahunannya berguna maka wajib pajak

akan menggunakannya, sebaliknya jika e-

filing dinilai kurang berguna maka wajib

pajak tidak akan menggunakannya. Tidak

semua indikator digunakan dalam penelitian

ini seperti save me time, reduce unpredicted,

address my need tidak digunakan karena

disesuaikan dengan kebutuhan pemecahan

masalah dalam penelitian ini dan ada

indikator yang memiliki makna sama seperti

save me time dengan work more quickly,

oleh karena itu penelitian ini menggunakan

Davis (1989) dalam Fatmawati (2015)

Persepsi kegunaan dapat diukur dari

Indikator sebagai berikut:

1. Efektivitas (Effectivenes)

2. Kinerja pekerjaan (Job Performance)

3. Meningkatkan produktivitas (Increase

Productivity).

4. Bekerja Lebih Cepat (Work More

Quickly).

5. Control Over Work

Page 19: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

Persepsi kemudahan untuk menggunakan

e-filing (X2)

Persepsi kemudahan (perceived ease

of use) didefinisikan sebagai sejauh mana

orang percaya bahwa menggunakan suatu

teknologi akan bebas dari usaha Davis

(1986). Jika seseorang merasa percaya

bahwa sistem informasi mudah digunakan

maka dia akan menggunakannya.

Sebaliknya, jika seseorang merasa percaya

bahwa sistem informasi tidak mudah

digunakan maka dia tidak akan

menggunakannya. Menurut Andi dan Sari

(2017) bahwa faktor dominan yang dapat

meningkatkan minat wajib pajak dalam

menggunakan e-filing dalam pelaporan

pajaknya yaitu sistem e-filing memiliki

tampilan yang jelas dan dapat dengan mudah

dipelajari, persepsi kemudahan penggunaan

ini merujuk kepada keyakinan dari wajib

pajak bahwa sitem e-filing tidak

membutuhkan usaha yang besar dalam

menggunakannnya terutama dalam

penyampaian SPT Tahunan orang pribadi

1770 SS. Jadi diharapkan dengan timbunya

persepsi kemudahan dari wajib pajak atas

penerapan e-filing dapat meningkatkan

kepatuhan wajib pajak dalam penyampaian

SPT Tahunan orang pribadi 1770 SS. Tidak

semua indikator digunakan dalam penelitian

ini seperti error recovery, error propeness,

unexpected behavior tidak digunakan karena

disesuaikan dengan kebutuhan pemecahan

masalah dalam penelitian ini. Menurut Davis

(1989) dalam Fatmawati (2015) persepsi

kemudahan dapat diukur dengan

menggunakan indikator sebagai berikut:

1. Kemudahan Belajar (Ease Of Learning).

2. Mudah Dipahami (Understandable)

3. Mudah Untuk Diingat (Ease Of

Remembering).

4. Upaya Untuk Menjadi Terampil (Effort to

Become Skillful).

Sikap untuk menggunakan e-filing (M1)

Davis (1989), mendefinisikan

attitude toward using yang dipakai dalam

TAM sebagai suatu tingkat penilaian

terhadap dampak yang dialami oleh

seseorang bila menggunakan suatu sistem

tertentu dalam pekerjaannya. Di sini wajib

pajak akan menilai bagaimana e-filing

tersebut saat digunakan, apakah e-filing

mudah untuk digunakan dalam pelaporan

SPT Tahunannya dan apakah wajib pajak

menilai e-filing memiliki kegunaan yang

menimbulkan peningkatan kinerjanya, jika

wajib pajak menilai adanya unsur persepsi

kemudahan dan persepsi kegunaan pada e-

filing maka wajib pajak akan menggunakan

atau menerima e-filing tersebut dan akan

berlaku sebaliknya jika e-filing dinilai tidak

memiliki unsur persepsi kemudahan dan

persepsi kegunaan maka wajib pajak akan

menolak untuk menggunakan e-filing

tersebut. Sikap untuk menggunakan dapat

diukur menggunakan indikator yang

diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh

Hanggono (2015) adalah:

1. Kenyamanan berinteraksi

2. Senang Menggunakan

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Responden yang digunakan dalam

penelitian ini adalah wajib pajak orang

pribadi yang berprofesi sebagai karyawan

Page 20: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

indomaret di Jawa Timur yang telah

menggunakan e-filing dalam pelaporan SPT

Tahunan mereka. Responden yang mengisi

kuesioner yaitu berjumlah 70 orang, jumlah

tersebut sesuai dengan hasil perhitungan

sampel dari populasi yang dipilih dengan

menggunakan dasar penelitian Ferdinand

(2014).

Uji Statistik Deskripstif

Statistik deskriptif adalah statistik

yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau

memberi gambaran terhadap objek yang

diteliti melalui data sampel atau populasi

sebagaimana adanya, tanpa melakukan

analisis dan membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum Sugiyono (2013).

Analisis statistik deskripstif dapat dilihat

pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Statistik Deskripstif

Variabel Pertany

aan

N Minim

um

Maxim

um

Me

an

Stand

ar

Devi

asi

Persepsi Kegunaan

X1.1 70

2 5 4,54 ,736

X1.2 7

0

2 5 4,53 .737

X1.3 70

2 5 4,44 ,715

X1.4 7

0

2 5 4,43 ,693

X1.5 70

2 5 4,37 ,641

X1.6 7

0

2 5 4,27 ,760

X1.7 70

2 5 4,34 ,759

X1.8 7

0

2 5 4,47 ,675

Persepsi

Kemudah

an

X2.1 7

0

2 5 4,21 ,720

X2.2 7

0

2 5 4,31 ,772

X2.3 7

0

1 5 3,80 1,044

X2.4 7

0

1 5 3,47 1,032

X2.5 7

0

1 5 3,57 ,941

X2.6 7

0

2 5 4,07 ,840

X2.7 7

0

1 5 3,84 1,058

Sikap untuk

mengguna

kan

M1.1 70

3 5 4,43 ,604

M1.2 7

0

3 5 4,37 ,543

Penggunaan

Y1.1 70

3 5 4,27 ,700

Y1.2 7

0

3 5 4,40 ,710

Y1.3 70

3 5 4,40 ,689

Sumber : Data primer yang diolah, 2021

Hasil analisis deskrisptif tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

Persepsi Kegunaan

Persepsi kegunaan diukur

menggunakan 8 item pertanyaan dengan 5

skala likert. Variabel ini memiliki nilai

maksimum 5 dan nilai minimum 2 sehingga

dapat dihitung nilai mean pada keseluruhan

pertanyaan persepsi kegunaan yaitu 4,42 dan

nilai standar deviasi pada keseluruhan

pertanyaan persepsi kegunaan yaitu 0,715.

Berdasarkan nilai mean yang lebih besar

dari standar deviasi dapat disimpulkan

bahwa tingkat variabel persepsi kegunaan

dalam penelitian ini baik sebagai

representasi data.

Persepsi Kemudahan

Persepsi kemudahan diukur

menggunakan 7 item pertanyaan dengan 5

skala likert. Variabel ini memiliki nilai

maksimum 5 dan nilai minimum 1 sehingga

dapat dihitung nilai mean pada keseluruhan

pertanyaan persepsi kemudahan yaitu 3,90

dan nilai standar deviasi pada keseluruhan

pertanyaan persepsi kemudahan yaitu 0,915.

Berdasarkan nilai mean yang lebih besar

dari standar deviasi dapat disimpulkan

bahwa tingkat variabel persepsi kemudahan

Page 21: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

dalam penelitian ini baik sebagai

representasi data.

Sikap Untuk Menggunakan

Sikap untuk menggunakan diukur

menggunakan 2 item pertanyaan dengan 5

skala likert. Variabel ini memiliki nilai

maksimum 5 dan nilai minimum 3 sehingga

dapat dihitung nilai mean pada keseluruhan

pertanyaan Sikap untuk menggunakan yaitu

4,40 dan nilai standar deviasi pada

keseluruhan pertanyaan Sikap untuk

menggunakan yaitu 0,574. Berdasarkan nilai

mean yang lebih besar dari standar deviasi

dapat disimpulkan bahwa tingkat variabel

Sikap untuk menggunakan dalam penelitian

ini baik sebagai representasi data.

Penggunaan

Penggunaan diukur menggunakan 3

item pertanyaan dengan 5 skala likert.

Variabel ini memiliki nilai maksimum 5 dan

nilai minimum 3 sehingga dapat dihitung

nilai mean pada keseluruhan pertanyaan

penggunaan yaitu 4,36 dan nilai standar

deviasi pada keseluruhan pertanyaan

penggunaan yaitu 0,700. Berdasarkan nilai

mean yang lebih besar dari standar deviasi

dapat disimpulkan bahwa tingkat variabel

penggunaan dalam penelitian ini baik

sebagai representasi data.

Uji Model Pengukuran atau Outer Model

Model pengukuran atau outer model

menunjukkan bagaimana setiap blok

indikator berhubungan dengan variabel

latennya. Evaluasi model pengukuran

melalui analisis faktor konfirmatori adalah

dengan menggunakan pendekatan MTMM

(MultiTrait-MultiMethod) dengan menguji

validity convergent dan discriminant.

Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan

dua cara yaitu dengan Cronbach’s Alpha dan

Composite Reliability Ghozali dan Latan

(2015).

Convergent Validity

Convergent validity dari model

pengukuran dengan indikator refleksif dapat

dilihat dari korelasi antara item

skor/indikator dengan skor konstruknya.

Ukuran reflektif individual dikatakan tinggi

jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan

konstruk yang ingin diukur. Namun

demikian pada riset tahap pengembangan

skala, loading 0,50 sampai 0,60 masih dapat

diterima Ghozali dan Latan (2015).

Tabel 4.4 Hasil output combined loadings

and cross loading

Variabel Item Loading

Factor

Cut

Off

Keterangan

Persepsi

Kegunaan

X1.1 0,886 0.70 Valid

X1.2 0,808 0.70 Valid

X1.3 0,860 0.70 Valid

X1.4 0,846 0.70 Valid

X1.5 0,793 0.70 Valid

X1.6 0,752 0.70 Valid

X1.7 0,739 0.70 Valid

X1.8 0,804 0.70 Valid

Persepsi

Kemudahan

X2.1 0,753 0.70 Valid

X2.2 0,758 0.70 Valid

X2.3 0,762 0.70 Valid

X2.4 0,736 0.70 Valid

X2.5 0,745 0.70 Valid

X2.6 0,788 0.70 Valid

X2.7 0,809 0.70 Valid

Page 22: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

Sikap

Penggunaan

M.1 0,917 0.70 Valid

M.2 0,878 0.70 Valid

Penggunaan

E-Filling

Y.1 0,786 0.70 Valid

Y.2 0,926 0.70 Valid

Y.3 0,931 0.70 Valid

Sumber : Data primer yang diolah, 2021

Dibawah ini merupakan uraian berdasarkan

hasil olah data diatas untuk tiap variabel:

Covergent validity untuk konstruk persepsi

kegunaan.

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, hasil

dari pengelolahan data menunjukkan ke 8

pertanyaan dalam variabel persepsi

kegunaan yaitu X1.1, X1.2, X1.3, X1.4,

X1.5, X1.6, X1.7, X1.8 memiliki nilai

loading > 0,70 yang sudah memnuhi kriteria

convergent validity sehingga dapat

disimpulkan item yang digunakan pada

penelitian ini sudah valid.

Covergent validity untuk konstruk persepsi

kemudahan.

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, hasil

dari pengelolahan data menunjukkan ke 7

pertanyaan dalam variabel persepsi

kemudahan yaitu X2.1, X2.2, X2.3, X2.4,

X2.5, X2.6, X2.7, memiliki nilai loading >

0,70 yang sudah memnuhi kriteria

convergent validity sehingga dapat

disimpulkan item yang digunakan pada

penelitian ini sudah valid.

Covergent validity untuk konstruk sikap

untuk menggunakan.

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, hasil

dari pengelolahan data menunjukkan ke 2

pertanyaan dalam variabel sikap untuk

menggunakan yaitu M1.1, M1.2, memiliki

nilai loading > 0,70 yang sudah memenuhi

kriteria convergent validity sehingga dapat

disimpulkan item yang digunakan pada

penelitian ini sudah valid.

Covergent validity untuk konstruk

penggunaan.

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, hasil

dari pengelolahan data menunjukkan ke 3

pertanyaan dalam variabel penggunaan yaitu

Y1.1, Y1.2, Y1.3, memiliki nilai loading >

0,70 yang sudah memnuhi kriteria

convergent validity sehingga dapat

disimpulkan item yang digunakan pada

penelitian ini sudah valid.

Discriminant Validity

Discriminant validity indikator dapat

dilihat pada cross loading antara indikator

dengan konstruknya. Apabila korelasi

konstruk dengan indikatornya lebih tinggi

dibandingkan korelasi indikator dengan

konstruk lainnya, maka hal tersebut

menunjukkan bahwa konstruk laten

memprediksi indikator pada blok mereka

lebih baik dibandingkan dengan indikator di

blok lainnya. Metode lain untuk menilai

discriminant validity adalah dengan

membandingkan akar kuadrat dari average

variance extracted (√AVE) untuk setiap

konstruk dengan korelasi antara konstruk

dengan konstruk lainnya dengan model.

Model dikatakan mempunyai discriminant

validity yang cukup baik jika akar AVE

untuk setiap konstruk lebih besar daripada

korelasi antara konstruk dan konstruk

lainnya (Fornell & Larcker, 1981 dalam

Ghozali dan Latan (2015). Dalam Ghozali

dan Latan (2015) menjelaskan uji lainnya

Page 23: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

untuk menilai validitas dari konstruk dengan

melihat nilai AVE. Model dikatakan baik

apabila AVE masing-masing konstruk

nilainya lebih besar dari 0,50.

Tabel 4.5 Discriminant Validity Cross

Loading

Persepsi

Kegunaa

n

Persepsi

Kemudaha

n

Sikap

Penggunaa

n

Penggunaa

n E-Filling

X1.

1

0,886 0,501 0,567 0,299

X1.

2

0,808 0,452 0,448 0,170

X1.

3

0,860 0,525 0,422 0,275

X1.4

0,846 0,541 0,449 0,275

X1.5

0,793 0,391 0,398 0,182

X1.

6

0,752 0,460 0,366 0,040

X1.

7

0,739 0,526 0,404 0,200

X1.

8

0,804 0,534 0,492 0,412

X2.1

0,570 0,753 0,409 0,235

X2.2

0,540 0,758 0,516 0,364

X2.

3

0,352 0,762 0,354 0,177

X2.

4

0,252 0,736 0,321 0,070

X2.

5

0,345 0,745 0,374 0,117

X2.

6

0,547 0,788 0,637 0,266

X2.7

0,489 0,809 0,518 0,170

M.1 0,529 0,559 0,917 0,406

M.2 0,454 0,539 0,878 0,241

Y.1 0,215 0,248 0,219 0,786

Y.2 0,262 0,206 0,312 0,926

Y.3 0,292 0,291 0,404 0,931

Sumber : Data primer yang diolah, 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat

diketahui bahwa masing-masing nilai

korelasi konstruk dengan indikatornya sudah

lebih besar dari pada korelasi indikator

dengan konstruk lainnya. sehingga dapat

disimpulkan bahwa masing-masing item

sudah mampu menjelaskan variabel yang

diukur.

Tabel 4.6 Nilai Akar Average Variance

Extracted

Variabel AVE Cut

Off

Keterangan

Persepsi Kegunaan 0.660 0.50 Valid

Persepsi Kemudahan 0.585 0.50 Valid

Sikap Penggunaan 0.805 0.50 Valid

Penggunaan E-Filling 0.781 0.50 Valid

Sumber : Data primer yang diolah, 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat

diketahui bahwa masing-masing variabel

pada penelitian ini sudah memiliki nilai akar

AVE diatas 0.50 sehingga dapat

disimpulkan bahwa seluruh item yang

digunakan pada penelitian ini sudah valid.

Reliability

Selain uji validitas, pengukuran

model juga dilakukan untuk menguji

reliabilitas suatu konstruk. Uji reliabilitas

dilakukan untuk membuktikan akurasi,

konsistensi dan ketepatan instrumen dalam

mengukur konstruk. Dalam PLS-SEM

dengan menggunakan program SmartPLS

Page 24: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

3.0, untuk mengkur reliabilitas suatu

konstruk dengan indikator refleksif dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu dengan

Cronbach’s Alpha dan Composite

Reliability. Konstruk dinyatakan reliable

jika nilai composite reliability maupun

cronbach alpha di atas 0,70 Ghozali dan

Latan (2015).

Tabel 4.7 Composite Reliability

Variabel Cronbach’s

Alpha

Composite

Reliability

Cut

Off

Keterangan

Persepsi Kegunaan

0,926 0.939 0.70 Reliabel

Persepsi

Kemudahan

0,884 0.908 0.70 Reliabel

Sikap

Penggunaan

0,760 0.892 0.70 Reliabel

Penggunaan

E-Filling

0,862 0.914 0.70 Reliabel

Sumber : Data primer yang diolah, 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat

diketahui bahwa masing-masing variabel

pada penelitian ini sudah memiliki nilai

cronbach’s alpha dan composite reliability

diatas 0.70 sehingga dapat disimpulkan

bahwa seluruh item yang digunakan pada

penelitian ini sudah reliabel.

Uji Model Struktural atau Inner Model

Model struktural atau inner model

menunjukkan hubungan atau kekuatan

estimasi antar variabel laten atau konstruk

berdasarkan pada substantive theory.

R-Square

Dalam menilai model struktural

terlebih dahulu menilai R-Square untuk

setiap variabel laten endogen sebagai

kekuatan prediksi dari model struktural.

Pengujian terhadap model struktural

dilakukan dengan melihat nilai R-square

yang merupakan uji goodness-fit model.

Perubahan nilai R-Square dapat digunakan

untuk menjelaskan pengaruh variabel laten

eksogen tertentu terhadap variabel laten

endogen apakah mempunyai pengaruh yang

substantive. Nilai R-Square 0,75, 0,50 dan

0,25 dapat disimpulkan bahwa model kuat,

moderate dan lemah Ghozali dan Latan

(2015).

Tabel 4.8 Nilai R Square

Variabel R Square

Persepsi Kegunaan 0,370

Sikap Penggunaan 0,425

Penggunaan E-Filling 0,136

Sumber : Data primer yang diolah, 2021

Pada prinsipnya penelitian ini

menggunakan 3 buah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel lainnya yaitu

variabel persepsi kegunaan yang

dipengaruhi oleh persepsi kemudahan,

variabel sikap untuk menggunakan yang

dipengaruhi oleh persepsi kemudahan dan

persepsi kegunaan serta penggunaan yang

dipengaruhi oleh sikap untuk menggunakan.

Tabel 4.8 menunjukkan nilai R-

square untuk variabel persepsi kegunaan

diperoleh sebesar 0,370 Hasil ini

menunjukkan bahwa nilai R Square >0,25

dan <0,50 moderat, untuk variabel sikap

untuk menggunakan diperoleh sebesar 0,425

Hasil ini menunjukkan bahwa nilai R Square

>0,25 dan <0,50 moderat dan untuk variabel

penggunaan diperoleh sebesar 0,136 Hasil

ini menunjukkan bahwa nilai R Square

<0,25 lemah.

Page 25: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

Quality Index

Pada PLS Path Modelling dapat

mengidentifikasi kriteria global optimization

untuk mengetahui Goodness of Fit index.

Goodness of Fit atau GoF index

dikembangkan oleh Tenehause et al (2004)

digunakan untuk mngevaluasi model

pengukuran dan model structural dan

disamping itu menyediakan pengukuran

sderhana untuk keseluruhan dari prediksi

model. Kriteria nilai Gof adalah 0,10, 0,25

dan 0,36 yang menunjukan bahwa GoF

small, Gof Medium dan GoF Large Ghozali

dan Latan (2015).

√GoF =√(AVE x R2)

√GoF =√(0,707 x 0,391)

√GoF = 0,328

Nilai GoF yang didapatkan sebesar

0,328 yang berarti GoF Medium, artinya

model memiliki kemampuan yang cukup

tinggi dalam menjelaskan data empiris,

sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan

model yang terbentuk adalah valid.

Q2 Predictive Relevance

Q2 predictive relevance digunakan

untukmempresentasikan sintesis dari

validasi dan fungsi fitting dengan prediksi

dari variabel manifest dan estimasi dari

parameter konstruk. Nilai Q2 Predictive

Relevance 0,002, 0,15 dan 0,35 menunjukan

bahwa model lemah, moderat, kuat. Nilai Q2

> 0 menunjukan bawa model memiliki

predictive relevance, sengakan Q2 < 0

menunjukan bahwa model kurang memiliki

predictive relevance Ghozali dan Latan

(2015). Nilai Q-Square predictive-relevance

diperoleh dengan rumus:

Q2 = 1 – (1 – 0,370)(1 – 0,425)(1 – 0,136)

Q2 = 1 – (0,630)(0,575)(0,864)

Q2 = 1 – (0,312984)

Q2 = 0,687016

Q2 = 68,7 persen

Hasil perhitungan memperlihatkan

nilai predictive-relevance sebesar 0,687016

atau 68,7%, sehingga model layak dikatakan

memiliki nilai prediktif yang relevan. Nilai

predictive-relevance sebesar 68,7%

mengindikasikan bahwa keragaman data

yang dapat dijelaskan oleh model tersebut

adalah sebesar 68,7% atau dengan kata lain

informasi yang terkandung dalam data

68,7% dapat dijelaskan model tersebut.

Sedangkan sisanya 31,3% dijelaskan oleh

variabel lain (yang belum terkandung dalam

model) dan error. Hasil ini dikatakan bahwa

model PLS yang terbentuk sudah baik,

karena dapat menjelaskan 68.7% dari

informasi secara keseluruhan.

F-Square

Uji f-square ini dilakukan untuk

mengatahui kebaikan model. Nilai f-square

sebesar 0,02, 0,15 dan 0,35 dapat

diinterpretasikan apakah prediktor variabel

laten mempunyai pengaruh yang lemah,

medium, atau besar pada tingkat structural

Ghozali dan Latan (2015).

Tabel 4.9 Nilai F Square

Variabel Pengguna

an E-

Persepsi

Keguna

Persepsi

Kemudah

Sikap

Pengguna

Page 26: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

Filling an an an

Pengguna

an E-

Filling

Persepsi Kegunaan

0,088

Persepsi Kemudah

an

0,588 0,211

Sikap

Penggunaan

0,157

Sumber : Data primer yang diolah, 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat

diketahui bahwa variabel prediktor persepsi

kemudahan mempunyai pengaruh yang

besar pada tingkat struktural, selanjutnya

variabel prediktor persepsi kemudahan

terhadap sikap penggunaan mempunyai

pengaruh yang besar pada tingkat struktural,

kemudian pengaruh variabel prediktor

persepsi kegunaan terhadap sikap

penggunaan mempunyai pengaruh yang

lemah pada tingkat struktural dan terakhir

pengaruh variabel prediktor sikap

penggunaan terhadap penggunaan e-filling

mempunyai pengaruh yang medium pada

tingkat struktural.

Estimate For Path Coefficients

Uji selanjutnya adalah melihat

signifikansi pengaruh antar variabel dengan

melihat nilai koefisien parameter dan nilai

signifikansi T statistik yaitu melalui metode

bootstrapping Ghozali dan Latan (2015).

Tabel 4.10 Hasil Uji Inner Model

Pengaruh Langsung (Path Coefficient)

Variabel T

Statistik

P

value

Keterangan

Persepsi Kemudahan →

Sikap Penggunaan

4,029 0,000 Signifikan

Persepsi Kegunaan → Sikap

Penggunaan

2,130 0.034 Signifikan

Persepsi Kemudahan →

Persepsi Kegunaan

7,761 0.000 Signifikan

Sikap Penggunaan → Penggunaan E-Filling

4,326 0,000 Signifikan

Sumber : Data primer yang diolah, 2021

Uji Pengaruh Tidak Langsung

Uji pengaruh tidak langsung di sini

menjelaskan tentang ada atau tidaknya

pengaruh tidak langsung yang diberikan

variabel bebas melalui variabel intervening

terhadap variabel terikat, pada penelitian ini

uji pengaruh tidak langsung menguji

variabel persepsi kemudahan untuk

menggunakan e-filing dan persepsi

kegunaan untuk menggunakan e-filing

sebagai variabel bebas melalui sikap untuk

menggunakan e-filing sebagai variabel

intervening terhadap penggunaan e-filing

sebagai variabel terikat. Pengujian ini

dilakukan dengan menggunakan metode

bootstrapping menggunakan smartPLS 3.0.

Dalam penelitian ini terdapat variabel

intervening yaitu sikap untuk menggunakan

e-filing. Variabel intervening dikatakan

mampu memediasi pengaruh variabel

eksogen (independen) terhadap variabel

endogen (dependen) jika nilai T statistik

lebih besar dibandingkan dengan T tabel dan

P value lebih kecil daripada tingkat

signifikan yang digunakan (5%).

Tabel 4.11 Pengaruh Tidak Langsung

Variabel T

Statistik

Cut

Off

P

value

Keterangan

Persepsi

Kemudahan → Sikap Penggunaan

→ Penggunaan E-

Filling

2,281 1,96 0.005 Signifikan

Page 27: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

Persepsi Kegunaan

→ Sikap Penggunaan →

Penggunaan E-

Filling

2,105 1,96 0,036 Signifikan

Sumber : Data primer yang diolah, 2021

PENGUJIAN HIPOTESIS

Persepsi kemudahan untuk menggunakan

e-filing berpengaruh positif terhadap

sikap untuk menggunakan e-filing.

Hasil pengujian hipotesis pertama

menunjukkan bahwa hubungan variabel

persepsi kemudahan untuk menggunakan e-

filing dengan sikap untuk menggunakan

efiling menunjukan nilai nilai T statistik

sebesar 4,029 yang lebih besar dari 1,96 dan

p value yang lebih kecil dari 0,05. Hasil ini

berarti bahwa persepsi kemudahan untuk

menggunakan e-filing memiliki hubungan

yang positif dan signifikan terhadap sikap

untuk menggunakan e-filing yang berarti

sesuai dengan hipotesis pertama dimana

Pengaruh Persepsi Kemudahan Untuk

Menggunakan e-filing terhadap Sikap Untuk

Menggunakan e-filing. Hal ini berarti

Hipotesis 1 diterima.

Persepsi kegunaan untuk menggunakan

e-filing berpengaruh positif terhadap

sikap untuk penggunaan e-filing.

Hasil pengujian hipotesis kedua

menunjukkan bahwa hubungan variabel

persepsi kegunaan untuk menggunakan e-

filing dengan sikap untuk menggunakan

efiling menunjukan nilai T statistic sebesar

2,130 yang lebih besar dari 1,96 dan p value

yang lebih kecil dari 0,05. Hasil ini berarti

bahwa persepsi kegunaan untuk

menggunakan e-filing memiliki hubungan

yang positif dan signifikan terhadap sikap

untuk menggunakan e-filing yang berarti

sesuai dengan hipotesis kedua dimana

Pengaruh Persepsi Kegunaan Untuk

Menggunakan e-filing terhadap Sikap untuk

menggunakan e-filing. Hal ini berarti

Hipotesis 2 diterima.

Persepsi kemudahan untuk menggunakan

e-filing berpengaruh positif terhadap

persepsi kegunaan untuk menggunakan

e-filing.

Hasil pengujian hipotesis ketiga

menunjukkan bahwa hubungan variabel

persepsi kemudahan untuk menggunakan e-

filing dengan persepsi kegunaan untuk

menggunakan efiling menunjukan nilai T

statistik sebesar 7,761 yang lebih besar dari

1,96 dan p value yang lebih kecil dari 0,05.

Hasil ini berarti bahwa persepsi kemudahan

untuk menggunakan e-filing memiliki

hubungan yang positif dan signifikan

terhadap persepsi kegunaan untuk

menggunakan e-filing yang berarti sesuai

dengan hipotesis ketiga dimana Pengaruh

persepsi kemudahan untuk menggunakan e-

filing terhadap persepsi kegunaan untuk

menggunakan e-filing. Hal ini berarti

Hipotesis 3 diterima.

Sikap untuk menggunakan e-filing

berpengaruh positif terhadap

penggunaan e-filing.

Hasil pengujian hipotesis keempat

menunjukkan bahwa hubungan variabel

sikap untuk menggunakan e-filing dengan

penggunaan efiling menunjukan nilai T

statistik sebesar 4,326 yang lebih besar dari

1,96 dan p value yang lebih kecil dari 0,05.

Hasil ini berarti bahwa sikap untuk

menggunakan e-filing memiliki hubungan

Page 28: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

yang positif dan signifikan terhadap

penggunaan e-filing yang berarti sesuai

dengan hipotesis keempat dimana Pengaruh

sikap untuk menggunakan e-filing terhadap

penggunaan e-filing. Hal ini berarti

Hipotesis 4 diterima.

Persepsi kemudahan untuk menggunakan

e-filing berpengaruh positif terhadap

penggunaan e-filing melalui sikap untuk

menggunakan e-filing.

Pengujian hipotesis kelima untuk

pengujian pengaruh tidak langsung variabel

persepsi kemudahan untuk menggunakan e-

filing terhadap penggunaan e-filing melalui

sikap untuk menggunakan e-filing.

Pengujian pengaruh tidak langsung

dilakukan dengan menggunakan metode

bootstrapping menggunakan smartPLS 3.0.

Hasil pengujian hipotesis kelima

menunjukkan bahwa hubungan variabel

persepsi kemudahan untuk menggunakan e-

filing terhadap penggunaan e-filing melalui

sikap untuk menggunakan e-filing

menunjukan nilai T statistik sebesar 2,281

yang lebih besar dari 1,96 dan p value yang

lebih kecil dari 0,05. Hasil ini berarti bahwa

variabel persepsi kemudahan terhadap

penggunaan e-filing melalui sikap

penggunaan berpengaruh signifikan atau

variabel sikap penggunaan mampu menjadi

variabel intervening. Hal ini berarti

Hipotesis 5 diterima.

Persepsi kegunaan untuk menggunakan

e-filing berpengaruh positif terhadap

penggunaan e-filing melalui sikap untuk

menggunakan e-filing.

Pengujian hipotesis keenam untuk

pengujian pengaruh tidak langsung variabel

persepsi kegunaan untuk menggunakan e-

filing terhadap penggunaan e-filing melalui

sikap untuk menggunakan e-filing.

Pengujian pengaruh tidak langsung

dilakukan dengan menggunakan metode

bootstrapping menggunakan smartPLS 3.0.

Hasil pengujian hipotesis keenam

menunjukkan bahwa hubungan variabel

persepsi kegunaan untuk menggunakan e-

filing terhadap penggunaan e-filing melalui

sikap untuk menggunakan e-filing

menunjukan nilai T statistic sebesar 2,105

yang lebih besar dari 1,96 dan p value yang

lebih kecil dari 0,05. Hasil ini berarti bahwa

variabel persepsi kegunaan terhadap

penggunaan e-filling melalui sikap

penggunaan berpengaruh signifikan atau

variabel sikap penggunaan mampu menjadi

variabel intervening. Hal ini berarti

Hipotesis 6 diterima.

ANALISIS HASIL PENELITIAN

Pengaruh Persepsi Kemudahan Untuk

Menggunakan e-filing terhadap Sikap

Untuk Menggunakan e-filing

Berdasarkan hasil perhitungan

statistik, dapat disimpulkan bahwa konstruk

persepsi kemudahan untuk menggunakan e-

filing berpengaruh positif terhadap sikap

untuk menggunakan e-filing secara

langsung. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-

statistik yang lebih besar dari 1,96 yakni

sebesar 4,029. Dengan demikian, hipotesis

H1 dalam penelitian ini diterima. Hal ini

menunjukan bahwa pegawai indomaret

memiliki persepsi bahwa e-filing mudah

untuk digunakan dalam pelaporan SPT

Tahunan 1770 SS yang mana dari persepsi

kemudahan itu akan memengaruhi sikap

pegawai indomaret terhadap e-filing,

Page 29: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

pegawai indomaret akan cenderung

menerima e-filing karena kemudahan yang

diberikan oleh aplikasi e-filing dalam

pelaporan SPT Tahunan 1770 SS. Hasil

penelitian ini juga sejalan dengan penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh pemilik grand

theory Technology Acceptance Model

(TAM) Davis (1986) bahwa adanya

pengaruh yang signifikan antara persepsi

kemudahan untuk menggunakan terhadap

sikap untuk menggunakan, yang

menunjukan jika persepsi kemudahan dapat

menjelaskan alasan pengguna untuk

menerima sistem tersebut melalui sikap

mereka. Persepsi kemudahan untuk

menggunakan e-filing merupakan suatu

keadaan di mana wajib pajak dalam

menggunakan e-filing tidak diperlukan

usaha yang keras. Selaras dengan definisi

yang dikemukakan oleh Davis (1986)

Persepsi Kemudahan didefinisikan sebagai

sejauh mana orang percaya bahwa

menggunakan suatu teknologi akan bebas

dari usaha. Penelitian lain yang mendukung

hasil ini dilakukan oleh Widiyanesti dan

Reynaldi (2016), Rakhmad (2013), Wiyono

(2008), menunjukan adanya pengaruh

signifikan persepsi kemudahan terhadap

sikap untuk menggunakan. selain penelitian

terdahulu temuan di lapangan juga

menunjukan adanya pengaruh positif antara

persepsi kemudahan untuk menggunakan e-

filing terhadap sikap untuk menggunakan e-

filing, pada hasil kuesioner yang diisi

dengan 70 orang responden dan total

pernyataan pada bagian persepsi kemudahan

untuk menggunakan e-filing memiliki 7 item

pernyataan pada X2.1 rata rata jawaban

responden yaitu 4,21 Hal ini berarti wajib

pajak menilai e-filing SPT Tahunan 1770 SS

praktis untuk diikuti karena sudah terdapat

fitur dan instruksi di dalamnya. X2.2 rata

rata jawaban responden yaitu 4,31 Hal ini

berarti wajib pajak menilai e-filing SPT

Tahunan 1770 SS praktis untuk diikuti

karena dapat digunakan di laptop dan HP.

X2.3 rata rata jawaban responden 3,80 Hal

ini berarti wajib pajak menilai petunjuk

penggunaan membuat saya lancar saat

melaporkan SPT Tahunan 1770 SS

menggunakan e-filing. X2.4 rata rata

jawaban responden yaitu 3,47 Hal ini berarti

wajib pajak menilai Tidak ada rasa bingung

yang timbul saat saya menggunakan e-filing

dalam pelaporan SPT Tahunan 1770 SS.

X2.5 rata rata jawaban responden yaitu 3,57

Hal ini berarti wajib pajak menilai tidak ada

kesalahan yang saya lakukan saat

melaporkan SPT Tahunan 1770 SS

menggunakan e-filing. X2.6 rata rata

jawaban responden yaitu 4,07 Hal ini berarti

wajib pajak menilai mudah bagi saya untuk

mengingat proses pelaporan SPT

menggunakan e-filing. X2.7 rata rata

jawaban responden yaitu 3,84 Hal ini berarti

wajib pajak menilai mudah bagi saya untuk

menjadi terampil dalam pengoperasian e-

filing untuk pelaporan SPT Tahunan 1770

SS. Selain itu pada variabel sikap untuk

menggunakan e-filing memiliki 2 item

penyataan pada M1.1 rata rata jawaban

responden yaitu 4,43 Hal ini berarti bahwa

wajib pajak merasa nyaman menggunakan e-

filing SPT Tahunan 1770 SS karena mudah

digunakan. M2.2 rata rata jawaban

responden yaitu 4,37 Hal ini berarti bahwa

wajib pajak merasa senang menggunakan e-

filing SPT Tahunan 1770 SS karena

tampilan visual yang menarik dan jelas

untuk diikuti.

Page 30: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

Pengaruh Persepsi Kegunaan Untuk

Menggunakan e-filing terhadap Sikap

Untuk Menggunakan e-filing

Berdasarkan hasil perhitungan statistic,

dapat disimpulkan bahwa konstruk persepsi

kegunaan untuk menggunakan e-filing

berpengaruh positif terhadap sikap untuk

menggunakan e-filing secara langsung. Hal

ini dapat dilihat dari nilai t-statistik yang

lebih besar dari 1,96 yakni sebesar 2,130.

Dengan demikian, hipotesis H2 dalam

penelitian ini diterima. Hal ini menunjukan

bahwa pegawai indomaret memiliki persepsi

bahwa e-filing berguna untuk membantu

pegawai indomaret dalam pelaporan SPT

Tahunan 1770 SS yang mana dari persepsi

kegunaan itu akan memengaruhi sikap

pegawai indomaret terhadap e-filing,

pegawai indomaret akan cenderung

menerima e-filing karena adanya persepsi

kegunaan yang diberikan oleh aplikasi e-

filing dalam pelaporan SPT Tahunan 1770

SS. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

pemilik grand theory Technology

Acceptance Model (TAM) Davis (1986)

bahwa adanya pengaruh yang signifikan

antara persepsi kegunaan untuk

menggunakan terhadap sikap untuk

menggunakan, yang menunjukan jika

persepsi kegunaan ini membentuk suatu

kepercayaan untuk pengambilan keputusan

apakah menggunakan suatu sistem atau

tidak. Asumsinya jika pengguna

mempercayai kalau sistem tersebut berguna

maka tentu akan menimbulkan sikap

pengguna untuk menggunakannya, tetapi

sebaliknya jika tidak percaya kalau berguna

maka sikap pengguna pasti tidak akan

menggunakannya. Persepsi kegunaan untuk

menggunakan e-filing merupakan suatu

keadaan di mana dengan menggunakan e-

filing akan meningkatkan kinerja wajib

pajak tersebut, bentu peningkatan kinerjanya

seperti dapat melaporkan SPT Tahunan

orang pribadi 1770 SS dengan tepat waktu,

tidak meninggalkan pekerjaan yang

sekarang. Selaras dengan definisi yang

dikemukakan oleh Davis (1986) Persepsi

kegunaan didefinisikan sebagai sejauh mana

seseorang percaya bahwa menggunakan

suatu teknologi akan meningkatkan kinerja

pekerjaannya. Penelitian sebelumnya

menunjukan bahwa persepsi kegunaan

merupakan konstruk yang paling banyak

signifikan dan penting yang memengaruhi

sikap, minat dan perilaku dalam penggunaan

teknologi dibanding konstruk yang lain.

Penelitian lain yang dilakukan oleh

Widiyanesti dan Reynaldi (2016), Rakhmad

(2013), Wibowo (2008), dan Wiyono (2008)

menunjukan adanya pengaruh signifikan

antara persepsi kegunaan terhadap sikap

untuk menggunakan. Selain penelitian

terdahulu temuan di lapangan juga

menunjukan adanya pengaruh positif antara

persepsi kegunaan untuk menggunakan e-

filing terhadap sikap untuk menggunakan e-

filing, pada hasil kuesioner yang diisi

dengan 70 orang responden dan total

pernyataan pada bagian persepsi kegunaan

untuk menggunakan e-filing memiliki total

pernyataan 8 item pernyataan pada X1.1 rata

rata jawaban responden yaitu 4,54 Hal ini

berarti wajib pajak menilai dengan

menggunakan e-filing akan lebih mudah

karena meminimalkan biaya dan waktu saya.

X1.2 rata rata jawaban responden yaitu 4,53

Hal ini berarti wajib pajak menilai dengan

menggunakan e-filing Pelaporan SPT

Page 31: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

Tahunan 1770 SS jadi lebih fleksibel karena

dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.

X1.3 rata rata jawaban responden yaitu 4,44

Hal ini bearti bahwa wajib pajak menilai

dengan menggunakan e-filing Saya dapat

melakukan monitoring secara realtime dari

pelaporan pajak yang telah dikirimkan. X1.4

rata rata jawaban responden yaitu 4,44 Hal

ini berarti wajib pajak menilai dengan

menggunakan e-filing input data pribadi

dapat saya lakukan secara mandiri tanpa ada

perasaan khawatir jika dilakukan oleh orang

lain.X1.5 rata rata jawaban responden yaitu

4,37 Hal ini berarti bahwa wajib pajak

menilai dengan menggunakan e-filing

kesalahan dalam pengisian data saat

pelaporan SPT Tahunan 1770 SS dapat

berkurang jika menggunakan e-filing. X1.6

rata rata jawaban responden yaitu 4,27 Hal

ini berarti bahwa wajib pajak menilai

dengan menggunakan e-filing SPT Tahunan

1770 SS meningkatkan pemahaman saya

karena di dalamnya sudah tersedia petunjuk

pengisian. X1.7 rata rata jawaban responden

yaitu 4,34 Hal ini berarti bahwa wajib pajak

menilai dengan e-filing pelaporan SPT

Tahunan bisa saya lakukan sambil

melakukan pekerjaan yang lain.X1.8 rata

rata jawaban responden yaitu 4,47 Hal ini

berarti bahwa wajib pajak menilai dengan

menggunakan e-filing Saya dapat

menyelesaikan pelaporan SPT Tahunan

1770 SS menggunakan e-filing dengan

cepat. Selain itu pada variabel sikap untuk

menggunakan e-filing memiliki 2 item

penyataan pada M1.1 rata rata jawaban

responden yaitu 4,43 Hal ini berarti bahwa

wajib pajak merasa nyaman menggunakan e-

filing SPT Tahunan 1770 SS karena mudah

digunakan. M2.2 rata rata jawaban

responden yaitu 4,37 Hal ini berarti bahwa

wajib pajak merasa senang menggunakan e-

filing SPT Tahunan 1770 SS karena

tampilan visual yang menarik dan jelas

untuk diikuti.

Pengaruh persepsi kemudahan untuk

menggunakan e-filing terhadap persepsi

kegunaan untuk menggunakan e-filing

Berdasarkan hasil perhitungan statistic,

dapat disimpulkan bahwa konstruk persepsi

kemudahan untuk menggunakan e-filing

berpengaruh positif terhadap persepsi

kegunaan untuk menggunakan e-filing

secara langsung. Hal ini dapat dilihat dari

nilai t-statistik yang lebih besar dari 1,96

yakni sebesar 7,761. Dengan demikian,

hipotesis H3 dalam penelitian ini diterima.

Hal ini menunjukan bahwa pegawai

indomaret memiliki persepsi bahwa e-filing

mudah untuk digunakan dalam pelaporan

SPT Tahunan mereka maka akan timbul

persepsi bahwa e-filing tersebut akan lebih

berguna dalam hal ini akan meningkatkan

kinerjanya menjadi efektif dan efisien. Hasil

penelitian ini juga sejalan dengan penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh pemilik grand

theory Technology Acceptance Model

(TAM) Davis (1986) bahwa adanya

pengaruh yang signifikan antara persepsi

kemudahan untuk menggunakan terhadap

persepsi kegunaan untuk menggunakan,

Menurut Davis (1986) Technology

Acceptance Model (TAM) juga menyatakan

bahwa perceived ease of use atau persepsi

kemudahan memengaruhi perceived of

usefulness atau persepsi kegunaan, karena

sesuatu yang lebih mudah digunakan

dipersepsikan akan lebih berguna, serta rasa

mudah menggunakan sistem teknologi akan

Page 32: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

menimbulkan perasaan dalam dirinya bahwa

sistem itu mempunyai kegunaan, dan

karenanya menimbulkan rasa nyaman bila

bekerja dengan sistem teknologi (Venkatesh

dan Davis, 2000). Szajna (1996) menguji

secara empiris model TAM revisian Davis

(1989) dengan menggunakan mahasiswa

sebagai responden. Teknologi yang diuji

penerimaannya oleh pengguna adalah e-

mail. Metode yang digunakan adalah

eksperimen dengan instrumen yang sama

seperti yang digunakan oleh Davis (1989).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

persepsi kemudahan untuk menggunakan

tidak berdampak pada persepsi kegunaan

untuk menggunakan. Pada tahap post-

implementations, persepsi kegunaan untuk

menggunakan berdampak langsung dan

signifikan terhadap niat untuk menggunakan

sedangkan persepsi kemudahan untuk

menggunakan tidak memiliki dampak

langsung. Sedangkan penelitian lain yang

mendukung penelitian ini dilakukan oleh

Sasanti, Tanaamah dan Wowor (2015),

Rakhmad (2013), Letchumen dan

Balakhrisman (2013), Wibowo (2008), dan

Wiyono (2008) menunjukan adanya

pengaruh signifikan persepsi kemudahan

terhadap persepsi kegunaan. Selain

penelitian terdahulu temuan di lapangan juga

menunjukan adanya pengaruh positif antara

persepsi kemudahan untuk menggunakan e-

filing terhadap persepsi kegunaan untuk

menggunakan e-filing, pada hasil kuesioner

yang diisi dengan 70 orang responden dan

total pernyataan pada bagian persepsi

kemudahan untuk menggunakan e-filing

memiliki 7 item pernyataan pada X2.1 rata

rata jawaban responden yaitu 4,21 Hal ini

berarti wajib pajak menilai e-filing SPT

Tahunan 1770 SS praktis untuk diikuti

karena sudah terdapat fitur dan instruksi di

dalamnya. X2.2 rata rata jawaban responden

yaitu 4,31 Hal ini berarti wajib pajak menilai

e-filing SPT Tahunan 1770 SS praktis untuk

diikuti karena dapat digunakan di laptop dan

HP. X2.3 rata rata jawaban responden 3,80

Hal ini berarti wajib pajak menilai petunjuk

penggunaan membuat saya lancar saat

melaporkan SPT Tahunan 1770 SS

menggunakan e-filing. X2.4 rata rata

jawaban responden yaitu 3,47 Hal ini berarti

wajib pajak menilai Tidak ada rasa bingung

yang timbul saat saya menggunakan e-filing

dalam pelaporan SPT Tahunan 1770 SS.

X2.5 rata rata jawaban responden yaitu 3,57

Hal ini berarti wajib pajak menilai tidak ada

kesalahan yang saya lakukan saat

melaporkan SPT Tahunan 1770 SS

menggunakan e-filing. X2.6 rata rata

jawaban responden yaitu 4,07 Hal ini berarti

wajib pajak menilai mudah bagi saya untuk

mengingat proses pelaporan SPT

menggunakan e-filing. X2.7 rata rata

jawaban responden yaitu 3,84 Hal ini berarti

wajib pajak menilai mudah bagi saya untuk

menjadi terampil dalam pengoperasian e-

filing untuk pelaporan SPT Tahunan 1770

SS. selain itu pada persepsi kegunaan untuk

menggunakan e-filing. memiliki total

pernyataan 8 item pernyataan pada X1.1 rata

rata jawaban responden yaitu 4,54 Hal ini

berarti wajib pajak menilai dengan

menggunakan e-filing akan lebih mudah

karena meminimalkan biaya dan waktu saya.

X1.2 rata rata jawaban responden yaitu 4,53

Hal ini berarti wajib pajak menilai dengan

menggunakan e-filing Pelaporan SPT

Tahunan 1770 SS jadi lebih fleksibel karena

dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.

Page 33: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

X1.3 rata rata jawaban responden yaitu 4,44

Hal ini bearti bahwa wajib pajak menilai

dengan menggunakan e-filing Saya dapat

melakukan monitoring secara realtime dari

pelaporan pajak yang telah dikirimkan. X1.4

rata rata jawaban responden yaitu 4,44 Hal

ini berarti wajib pajak menilai dengan

menggunakan e-filing input data pribadi

dapat saya lakukan secara mandiri tanpa ada

perasaan khawatir jika dilakukan oleh orang

lain.X1.5 rata rata jawaban responden yaitu

4,37 Hal ini berarti bahwa wajib pajak

menilai dengan menggunakan e-filing

kesalahan dalam pengisian data saat

pelaporan SPT Tahunan 1770 SS dapat

berkurang jika menggunakan e-filing. X1.6

rata rata jawaban responden yaitu 4,27 Hal

ini berarti bahwa wajib pajak menilai

dengan menggunakan e-filing SPT Tahunan

1770 SS meningkatkan pemahaman saya

karena di dalamnya sudah tersedia petunjuk

pengisian. X1.7 rata rata jawaban responden

yaitu 4,34 Hal ini berarti bahwa wajib pajak

menilai dengan e-filing pelaporan SPT

Tahunan bisa saya lakukan sambil

melakukan pekerjaan yang lain.X1.8 rata

rata jawaban responden yaitu 4,47 Hal ini

berarti bahwa wajib pajak menilai dengan

menggunakan e-filing Saya dapat

menyelesaikan pelaporan SPT Tahunan

1770 SS menggunakan e-filing dengan

cepat.

Pengaruh sikap untuk menggunakan e-

filing terhadap penggunaan e-filing

Berdasarkan hasil perhitungan statistic,

dapat disimpulkan bahwa konstruk Sikap

untuk menggunakan e-filing berpengaruh

positif terhadap penggunaan e-filing secara

langsung. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-

statistik yang lebih besar dari 1,96 yakni

sebesar 4,326. Dengan demikian, hipotesis

H4 dalam penelitian ini diterima. Hal ini

menunjukan bagaimana sikap pegawai

indomaret tentang adanya e-filing tersebut,

dari hasil diatas menunjukan pegawai

indomaret cenderung memiliki sikap

menerimaan untuk menggunakan e-filing

dalam pelaporan SPT Tahunan 1770 SS

mereka karena adanya persepsi kemudahan

untuk menggunakan e-filing serta persepsi

kegunaan untuk menggunakan e-filing. Hasil

penelitian ini juga sejalan dengan penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh pemilik grand

theory Technology Acceptance Model

(TAM) Davis (1986) bahwa adanya

pengaruh yang signifikan antara sikap untuk

menggunakan terhadap penggunaan. Slaras

dengan definisi yang dikemukakan oleh

Davis (1989), mendefinisikan attitude

toward using yang dipakai dalam TAM

sebagai suatu tingkat penilaian terhadap

dampak yang dialami oleh seseorang bila

menggunakan suatu sistem tertentu dalam

pekerjaannya serta Hoppe et al. (2001)

mendefinisikan bahwa sikap menjelaskan

penerimaan seseorang terhadap teknologi

informasi. Di sini wajib pajak akan menilai

bagaimana e-filing tersebut saat digunakan,

apakah e-filing mudah untuk digunakan

dalam pelaporan SPT Tahunannya dan

apakah wajib pajak menilai e-filing memiliki

kegunaan yang menimbulkan peningkatan

kinerjanya, jika wajib pajak menilai adanya

unsur persepsi kemudahan atau persepsi

kegunaan pada e-filing maka wajib pajak

akan menggunakan atau menerima e-filing

tersebut dan akan berlaku sebaliknya jika e-

filing dinilai tidak memiliki unsur persepsi

kemudahan atau persepsi kegunaan maka

Page 34: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

wajib pajak akan menolak untuk

menggunakan e-filing tersebut. Penelitian

yang dilakukan oleh Wida, Yasa dan

Sukaatmadja (2016) menunjukan adanya

pengaruh signifikan sikap untuk

menggunakan memiliki pengaruh terhadap

penggunaan. selain penelitian terdahulu

temuan di lapangan pada hasil kuesioner

yang diisi dengan 70 orang responden dan

total pernyataan pada bagian sikap untuk

menggunakan e-filing terdapat 2 pernyataan

pada M1.1 rata rata jawaban responden yaitu

4,43 Hal ini berarti bahwa wajib pajak

merasa nyaman menggunakan e-filing SPT

Tahunan 1770 SS karena mudah digunakan.

M2.2 rata rata jawaban responden yaitu 4,37

Hal ini berarti bahwa wajib pajak merasa

senang menggunakan e-filing SPT Tahunan

1770 SS karena tampilan visual yang

menarik dan jelas untuk diikuti. Selain itu

pada variabel penggunaan e-filing terdapat 3

pernyataan pada Y1.1 rata rata jawaban

responden yaitu 4,27 Hal ini berarti bahwa

wajib pajak melaporkan SPT Tahunan saya

selalu di laporkan menggunakan e-filing.

Y1.2 rata rata jawaban responden yaitu 4,40

Hal ini berarti bahwa wajib pajak lebih

memilih untuk melaporkan SPT Tahunan

melalui e-filing dibandingkan melaporkan

SPT Tahunan secara manual. Y1.3 rata rata

jawaban responden yaitu 4,40 Hal ini berarti

bahwa wajib pajak Secara keseluruan fitur

atau layanan yang diberikan oleh e-filing

berfungsi dengan baik dan dapat digunakan

untuk melaporkan SPT Tahunan saya.

Sikap Untuk Menggunakan e-filing

Sebagai Variabel Intervening Antara

Persepsi Kemudahan Untuk

Menggunaakan e-filing Terhadap

Penggunaan e-filing.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik,

dapat disimpulkan bahwa konstruk persepsi

kemudahan untuk menggunakan e-filing

berpengaruh positif terhadap penggunaan e-

filing secara tidak langsung melalui sikap

untuk menggunakan e-filing. Hal ini dapat

dilihat dari nilai t-statistik yang lebih besar

dari 1,96 yakni sebesar 2,281. Dengan

demikian, hipotesis H5 dalam penelitian ini

diterima. Hal ini menunjukan bahwa

pegawai indomaret memiliki persepsi bahwa

e-filing mudah untuk digunakan dalam

pelaporan SPT Tahunan 1770 SS yang mana

dari persepsi kemudahan itu pegawai

indomaret akan cenderung menggunakan e-

filing untuk pelaporan SPT Tahunan 1770

SS mereka melalui bagaimana sikap

pegawai indomaret terhadap e-filing. Hasil

penelitian ini juga sejalan dengan penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh pemilik grand

theory Technology Acceptance Model

(TAM) Davis (1986) bahwa adanya

pengaruh yang signifikan antara persepsi

kemudahan untuk menggunakan terhadap

penggunaan melalui sikap untuk

menggunakan, Selaras dengan definisi yang

dikemukakan oleh Davis (1986) Persepsi

Kemudahan didefinisikan sebagai sejauh

mana orang percaya bahwa menggunakan

suatu teknologi akan bebas dari usaha.

Konsep ini memberikan pengertian bahwa

apabila e-filing mudah untuk digunakan

maka wajib pajak akan cenderung untuk

menggunakan e-filing tersebut. Penelitian

terdahulu yang mendukung adalah penelitian

yang dilakukan oleh Widyananda dan

Magnadi (2018) menunjukan adanya

pengaruh tidak langsung antara persepsi

kemudahan berpengaruh terhadap

penggunaan. Selain penelitian terdahulu,

Page 35: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

temuan di lapangan pada hasil kuesioner

yang diisi dengan 70 orang responden dan

total pernyataan pada bagian persepsi

kemudahan untuk menggunakan e-filing

memiliki 7 item pernyataan pada X2.1 rata

rata jawaban responden yaitu 4,21 Hal ini

berarti wajib pajak menilai e-filing SPT

Tahunan 1770 SS praktis untuk diikuti

karena sudah terdapat fitur dan instruksi di

dalamnya. X2.2 rata rata jawaban responden

yaitu 4,31 Hal ini berarti wajib pajak menilai

e-filing SPT Tahunan 1770 SS praktis untuk

diikuti karena dapat digunakan di laptop dan

HP. X2.3 rata rata jawaban responden 3,80

Hal ini berarti wajib pajak menilai petunjuk

penggunaan membuat saya lancar saat

melaporkan SPT Tahunan 1770 SS

menggunakan e-filing. X2.4 rata rata

jawaban responden yaitu 3,47 Hal ini berarti

wajib pajak menilai Tidak ada rasa bingung

yang timbul saat saya menggunakan e-filing

dalam pelaporan SPT Tahunan 1770 SS.

X2.5 rata rata jawaban responden yaitu 3,57

Hal ini berarti wajib pajak menilai tidak ada

kesalahan yang saya lakukan saat

melaporkan SPT Tahunan 1770 SS

menggunakan e-filing. X2.6 rata rata

jawaban responden yaitu 4,07 Hal ini berarti

wajib pajak menilai mudah bagi saya untuk

mengingat proses pelaporan SPT

menggunakan e-filing. X2.7 rata rata

jawaban responden yaitu 3,84 Hal ini berarti

wajib pajak menilai mudah bagi saya untuk

menjadi terampil dalam pengoperasian e-

filing untuk pelaporan SPT Tahunan 1770

SS. Selain itu pada variabel penggunaan e-

filing terdapat 3 pernyataan pada Y1.1 rata

rata jawaban responden yaitu 4,27 Hal ini

berarti bahwa wajib pajak melaporkan SPT

Tahunan saya selalu di laporkan

menggunakan e-filing. Y1.2 rata rata

jawaban responden yaitu 4,40 Hal ini berarti

bahwa wajib pajak lebih memilih untuk

melaporkan SPT Tahunan melalui e-filing

dibandingkan melaporkan SPT Tahunan

secara manual. Y1.3 rata rata jawaban

responden yaitu 4,40 Hal ini berarti bahwa

wajib pajak Secara keseluruan fitur atau

layanan yang diberikan oleh e-filing

berfungsi dengan baik dan dapat digunakan

untuk melaporkan SPT Tahunan saya. Dan

pada variabel sikap untuk menggunakan e-

filing terdapat 2 pernyataan pada M1.1 rata

rata jawaban responden yaitu 4,43 Hal ini

berarti bahwa wajib pajak merasa nyaman

menggunakan e-filing SPT Tahunan 1770

SS karena mudah digunakan. M2.2 rata rata

jawaban responden yaitu 4,37 Hal ini berarti

bahwa wajib pajak merasa senang

menggunakan e-filing SPT Tahunan 1770

SS karena tampilan visual yang menarik

dan jelas untuk diikuti.

Sikap Untuk Menggunakan e-filing

Sebagai Variabel Intervening Antara

Persepsi Kegunaan Untuk

Menggunaakan e-filing Terhadap

Penggunaan e-filing.

Berdasarkan hasil perhitungan

statistik, dapat disimpulkan bahwa konstruk

persepsi kegunaan untuk menggunakan e-

filing berpengaruh positif terhadap

penggunaan e-filing secara tidak langsung

melalui sikap untuk menggunakan e-filing.

Hal ini dapat dilihat dari nilai t-statistik yang

lebih besar dari 1,96 yakni sebesar 2,105.

Dengan demikian, hipotesis H6 dalam

penelitian ini diterima. Hal ini menunjukan

bahwa pegawai indomaret memiliki persepsi

bahwa e-filing memiliki kegunaan untuk

Page 36: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

digunakan dalam pelaporan SPT Tahunan

1770 SS yang mana dari persepsi kegunaan

itu pegawai indomaret akan cenderung

menggunakan e-filing untuk pelaporan SPT

Tahunan 1770 SS mereka melalui

bagaimana sikap pegawai indomaret

terhadap e-filing. Hasil penelitian ini juga

sejalan dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh pemilik grand theory

Technology Acceptance Model (TAM)

Davis (1986) bahwa adanya pengaruh yang

signifikan antara persepsi kemudahan dan

persepsi kegunaan keduanya memiliki

pengaruh secara langsung terhadap

penggunaan. serta persepsi kegunaan

memiliki pengaruh langsung ditambah

pengaruh tidak langsung melalui sikap untuk

menggunakan. Selaras dengan definisi yang

dikemukakan oleh Davis (1986) Persepsi

kegunaan didefinisikan sebagai sejauh mana

seseorang percaya bahwa menggunakan

suatu teknologi akan meningkatkan kinerja

pekerjaannya. Seseorang merasa percaya

bahwa sistem berguna maka dia akan

menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang

merasa percaya bahwa sistem informasi

kurang berguna maka dia tidak akan

menggunakannya. Di sini wajib pajak akan

akan merasa percaya bahwa dengan

menggunakan e-filing dalam hal pelaporan

SPT Tahunannya berguna maka wajib pajak

akan menggunakannya, sebaliknya jika e-

filing dinilai kurang berguna maka wajib

pajak tidak akan menggunakannya.

Penelitian terdahulu yang mendukung

penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Widyananda dan Magnadi

(2018) menunjukan adanya pengaruh tidak

langsung antara persepsi kegunaan

berpengaruh terhadap penggunaan. Selain

penelitian terdahulu, temuan di lapangan

pada hasil kuesioner yang diisi dengan 70

orang responden dan total pernyataan pada

bagian persepsi kegunaan untuk

menggunakan e-filing memiliki total

pernyataan 8 item pernyataan pada X1.1 rata

rata jawaban responden yaitu 4,54 Hal ini

berarti wajib pajak menilai dengan

menggunakan e-filing akan lebih mudah

karena meminimalkan biaya dan waktu saya.

X1.2 rata rata jawaban responden yaitu 4,53

Hal ini berarti wajib pajak menilai dengan

menggunakan e-filing Pelaporan SPT

Tahunan 1770 SS jadi lebih fleksibel karena

dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.

X1.3 rata rata jawaban responden yaitu 4,44

Hal ini bearti bahwa wajib pajak menilai

dengan menggunakan e-filing Saya dapat

melakukan monitoring secara realtime dari

pelaporan pajak yang telah dikirimkan. X1.4

rata rata jawaban responden yaitu 4,44 Hal

ini berarti wajib pajak menilai dengan

menggunakan e-filing input data pribadi

dapat saya lakukan secara mandiri tanpa ada

perasaan khawatir jika dilakukan oleh orang

lain.X1.5 rata rata jawaban responden yaitu

4,37 Hal ini berarti bahwa wajib pajak

menilai dengan menggunakan e-filing

kesalahan dalam pengisian data saat

pelaporan SPT Tahunan 1770 SS dapat

berkurang jika menggunakan e-filing. X1.6

rata rata jawaban responden yaitu 4,27 Hal

ini berarti bahwa wajib pajak menilai

dengan menggunakan e-filing SPT Tahunan

1770 SS meningkatkan pemahaman saya

karena di dalamnya sudah tersedia petunjuk

pengisian. X1.7 rata rata jawaban responden

yaitu 4,34 Hal ini berarti bahwa wajib pajak

menilai dengan e-filing pelaporan SPT

Tahunan bisa saya lakukan sambil

Page 37: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

melakukan pekerjaan yang lain.X1.8 rata

rata jawaban responden yaitu 4,47 Hal ini

berarti bahwa wajib pajak menilai dengan

menggunakan e-filing Saya dapat

menyelesaikan pelaporan SPT Tahunan

1770 SS menggunakan e-filing dengan

cepat. Selain itu pada variabel penggunaan

e-filing terdapat 3 pernyataan pada Y1.1 rata

rata jawaban responden yaitu 4,27 Hal ini

berarti bahwa wajib pajak melaporkan SPT

Tahunan saya selalu di laporkan

menggunakan e-filing. Y1.2 rata rata

jawaban responden yaitu 4,40 Hal ini berarti

bahwa wajib pajak lebih memilih untuk

melaporkan SPT Tahunan melalui e-filing

dibandingkan melaporkan SPT Tahunan

secara manual. Y1.3 rata rata jawaban

responden yaitu 4,40 Hal ini berarti bahwa

wajib pajak Secara keseluruan fitur atau

layanan yang diberikan oleh e-filing

berfungsi dengan baik dan dapat digunakan

untuk melaporkan SPT Tahunan saya. Dan

pada variabel sikap untuk menggunakan e-

filing terdapat 2 pernyataan pada M1.1 rata

rata jawaban responden yaitu 4,43 Hal ini

berarti bahwa wajib pajak merasa nyaman

menggunakan e-filing SPT Tahunan 1770

SS karena mudah digunakan. M2.2 rata rata

jawaban responden yaitu 4,37 Hal ini berarti

bahwa wajib pajak merasa senang

menggunakan e-filing SPT Tahunan 1770

SS karena tampilan visual yang menarik

dan jelas untuk diikuti.

PENUTUP

Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

memengaruhi sikap wajib pajak untuk

menggunakan e-filing secara langsung dan

tidak langsung oleh peagawai indomaret di

Jawa Timur. Responden dalam penelitian ini

berjumlah 70 orang pegawai indomaret di

Jawa Timur. Berdasarkan hasil analisis dan

pengujian yang dilakukan, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Persepsi kemudahan dapat memengaruhi

sikap wajib pajak untuk menggunakan e-

filing SPT Tahunan orang pribadi 1770 SS.

2. Persepsi kegunaan dapat memengaruhi

sikap wajib pajak untuk menggunakan e-

filing SPT Tahunan orang pribadi 1770 SS.

3. Persepsi kemudahan dapat memengaruhi

persepsi kegunaan untuk menggunakan e-

filing SPT Tahunan orang pribadi 1770 SS.

4. Sikap wajib pajak untuk menggunakan e-

filing dapat meningkatkan penggunaan e-

filing SPT Tahunan orang pribadi 1770 SS.

5.Persepsi kemudahan untuk menggunakan

e-filing dapat meningkatkan penggunaan e-

filing melalui sikap untuk menggunakan e-

filing.

6. Persepsi kegunaan untuk menggunakan e-

filing meningkatkan penggunaan e-filing

melalui sikap untuk menggunakan e-filing.

Keterbatasan penelitian

Pelaksanaan penelitian masih

memiliki beberapa keterbatasan yaitu:

1. Pemberian waktu kepada responden untuk

mengisi kuesioner yang begitu singkat

sekitar 5 sampai 10 menit karena melihat

pelanggan yang selalu berdatangan untuk

belanja di indomaret.

Page 38: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

2. Adanya pandemic covid-19 yang

membuat peneliti meminimalisir bertemu

dengan banyak orang sehingga penyebaran

kuesioner dalam bentuk kertas tidak bisa

dilakukan secara maksimal.

Saran

Sebagaimana telah diuraikan

sebelumnya bahwa penelitian ini

mengandung keterbatasan keterbatasan.

Namun hasil penelitian ini setidaknya dapat

memotivasi dilakukannya penelitian

berikutnya. Dengan mempertimbangkan

keterbatasan keterbatasan yang ada

diharapkan:

1. Untuk peneliti selanjutnya harap

memberikan waktu yang lebih lama untuk

wajib pajak dalam mengisi kuesioner

tersebut, pilihlah waktu dimana wajib pajak

tersebut memiliki waktu senggang dan sepi

pengunjung di sela sela pekerjaannya.

2. Peneliti selanjutnya jika pandemic covid-

19 telah selesai diharapkan memperluas

responden untuk setiap kota atau kabupaten

agar penelitian yang dilakukan juga dapat

representasikan kabupaten atau kota

tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

_________________ 2008. Peraturan

Direktur Jenderal Pajak Nomor 47 tahun

2008. Tentang Tata Cara Penyampaian Surat

Pemberitahuan dan

PenyampaianPemberitahuan Perpanjangan

Surat Pemberitahuan Tahunan secara

Elektronik (e-Filing) Melalui Perusahaan

Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).

Arief Wibowo, 2006, Kajian tentang

Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan

Pendekatan Technology Acceptance Model

(TAM), Universitas Budi Luhur, Jakarta.

Andi, and Novita, Dara Sari (2017). Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Minat Wajib

Pajak Orang Pribadi Dalam Penggunaan E-

Filing Pada Kpp Pratama Serang.

Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor

Publik: Suatu Pengantar. Erlangga. Jakarta.

Bougie, & Sekaran. (2013). Edisi 5,

Research Methods for Business: A skill

Building Approach. New York: John

wiley@Sons.

Davis, F. D. (1985). A technology

acceptance model for empirically testing

new end user information systems: Theory

and results (Doctoral dissertation,

Massachusetts Institute of Technology).

Davis, F. D. (1989). Perceived usefulness,

perceived ease of use, and user acceptance

of information technology. MIS quarterly,

319-340.

Direktorat Jendral Pajak. Laporan Kinerja

Direktorat Jendral Pajak Tahun 2019.

Diakses 20 April 2021, dari

http://www.pajak.go.id/content/laporan-

kinerja-lakin-direktorat-jendral-pajaktahun-

2019.

Direktorat Jendral Pajak. Laporan Kinerja

Direktorat Jendral Pajak Tahun 2020.

Diakses 20 April 2021, dari

http://www.pajak.go.id/content/laporan-

kinerja-lakin-direktorat-jendral-pajaktahun-

2020.

Direktorat Jendral Pajak. Laporan Kinerja

Direktorat Jendral Pajak Tahun 2019.

Diakses 20 April 2021, dari

http://www.pajak.go.id/content/laporan-

kinerja-lakin-direktorat-jendral-pajaktahun-

2016.

Page 39: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

Fatmawati, E. (2015). Technology

Acceptance model (TAM) untuk

menganalisis penerimaan terhadap sistem

informasi di perpustakaanM INFORMASI

PERPUSTAKAAN. Iqra: Jurnal

Perpustakaan dan Informasi, 9(1), 196942.

Ferdinand, Augusty. 2014. Metode

Penelitian Manajemen. BP Universitas

Diponegoro. Semarang.

Firdaus, Muhammad. 2011. Ekonometrika

Suatu Pendekatan Aplikatif. Edisi Kedua.

Jakarta: Bumi Aksara

Ghiselli and Brown. 1995. Personnel and

Industrial Psychology. New York: Mc. Graw

Hill Book Company Inc.

Ghozali, I. dan Latan, H. (2015) Partial

Least Squares: Konsep, teknik dan aplikasi

menggunakan program SmartPLS 3.0 untuk

penelitian empiris. 2nd edn. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program SPSS”.

Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.

Hanggono, A. A. (2015). Analisis atas

praktek tam (technology acceptance model)

dalam mendukung bisnis online dengan

memanfaatkan jejaring sosial

Instagram. Jurnal Administrasi

Bisnis, 26(1).

Hoppe, R., Newman, P., dan Mugera, P.

(2001). “Factors Affecting Adoption of

Internet Banking in South Africa: a

Comparative Study”, University of Cape

Town, South Africa.

Kusuma, H., & Susilowati, D. (2007).

Determinan pengadopsian layanan internet

banking: Perspektif konsumen perbankan

Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal

Akuntansi dan Auditing Indonesia, 11(2).

Laihad, R. C. (2013). Pengaruh perilaku

wajib pajak terhadap penggunaan e-filing

wajib pajak di kota manado. Jurnal EMBA:

Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis

dan Akuntansi, 1(3).

Letchumanan, M., & Muniandy, B. (2013).

Migrating to e‐book: a study on perceived

usefulness and ease of use. Library Hi Tech

News.

Rakhmad, S. (2013). Pengaruh persepsi

kemudahan dan persepsi kemanfaatan

terhadap penggunaan youtube dengan

pendekatan tam (Studi Pada Mahasiswa S1

Fakultas Ilmu Administrasi Jurusan

Administrasi Bisnis Angkatan Tahun

2010/2011 dan 2011/2012 Universitas

Brawijaya). Jurnal Administrasi

Bisnis, 3(1).

Ratri, S. M. (2016). Analisis Faktor-Faktor

Yang Memengaruhi Penggunaan E-Learning

Moodle Oleh Guru SMK Negeri 2

Yogyakarta dengan Pendekatan Technology

Acceptance Model (TAM). Jurnal

Elektronik Pendidikan Teknik

Informatika, 5(4).

Rigopoulos, G. and Askounis, D. 2007. A

TAM Framework to Evaluate User’s

Perception Toward Online Electronic

Payments. Journal of Internet Banking and

Commerce. Vol. 12. No. 3. pp. 1-5.

Resmi, Siti. 2017. Perpajakan Teori dan

Kasus (Edisi ke 10 Buku 1). Jakarta:

Salemba Empat.

Roscoe, J. T. (1975). Fundamental research

statistics for the behavioural sciences. (2nd

ed.) New York: Holt Rinehart & Winston.

Santoso, B. (2010). Pengaruh perceived

usefulness, perceived ease of use, dan

perceived enjoyment terhadap penerimaan

teknologi informasi (studi empiris di

Page 40: FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN E-FILING SPT TAHUNAN 1770 SS

Kabupaten Sragen) (Doctoral dissertation,

UNS (Sebelas Maret University)).

Sasanti, I. Y., Tanaamah, A. R., Wowor, A.

D., & Informasi, S. (2015). 361 Analisis

Penerimaan Layanan E-Filing Dalam

Pelaporan SPT Tahunan Menggunakan

Pendekatan Technology Acceptance Model

(Tam) 2 Di KPP Pratama Surakarta.

Siti Kurnia Rahayu dan Suhayat, 2010,

Perpajakan Indonesia, : Teori dan Teknis

Perhitungan, Edisi Pertama, Jilid I, Graha

Ilmu, Yogyakarta.

Sekaran, Uma dan Roger Bougie, (2017),

Metode Penelitian untuk Bisnis: Pendekatan

Pengembangan-Keahlian, Edisi 6, Buku 1,

Cetakan Kedua, Salemba Empat, Jakarta

Selatan 12610.

Sekaran, Uma dan Roger Bougie, (2017),

Metode Penelitian untuk Bisnis: Pendekatan

Pengembangan-Keahlian, Edisi 6, Buku 2,

Salemba Empat, Jakarta Selatan 12610.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:

Alfabeta.

Tallaha, A. M., Shukor, Z. A. and Hassan,

N. S. A. (2014). Factors influencing e-filing

usage among Malaysian taxpayers: Does tax

knowledge matters?’, Jurnal Pengurusan.

doi: 10.17576/pengurusan-2014-40-08.

Undang-undang No.16 Tahun 2009 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan.

Venkatesh, V., & Davis, F. D. (2000). A

theoretical extension of the technology

acceptance model: Four longitudinal field

studies. Management science, 46(2), 186-

204.

Wibowo, A. (2006). Kajian Tentang

Perilaku Pengguna Sistem Informasi

Dengan Pendekatan Technology Acceptence

Model (TAM). Program Studi Sistem

Informasi, Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Budi Luhur, Jakarta Selatan.

Wiyono, E.H. 2007. Kamus Bahasa

Indonesia Lengkap dan Ejaan yang

Disempurnakan. Jakarta: Palanta.

Widiyanesti, S dan M. R. Reynaldi. 2016.

Analisis Minat Penggunaan Layanan E-

filing Oleh Wajib Pajak Melalui Pendekatan

Technology Acceptance Model (TAM) di

KPP Pratama Purwakarta. Jurnal

Manajemen Indonesia 16(1): 63-69.

Wida, P. A. M. W., Yasa, N. N. K., &

Sukaatmadja, I. P. G. (2016). Aplikasi

Model TAM (Technology Acceptance

Model) Pada Perilaku Pengguna

Instagram. Jurnal Ilmu Manajemen

(JUIMA), 6(2).

Widyananda, M. H., & Magnadi, R. H.

(2018). Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Minat Menggunakan Situs

Berita suaramerdeka. com dengan Sikap

Terhadap Penggunaan Sebagai Variabel

Intervening (Doctoral dissertation, Fakultas

Ekonomika dan Bisnis).

Yahyapour, N. (2008). Determining Factors

Affecting Intention to Adopt Banking

Recommender System, Case of Iran, Thesis,

Lulea University of Technology Division of

Industrial Marketing and E-commerce.