faktor keamanan lereng
DESCRIPTION
Faktor Keamanan LerengTRANSCRIPT
1. Faktor Keamanan Lereng
Banyak rumus perhitungan Faktor Keamanan lereng (material tanah)
yang diperkenalkan untuk mengetahui tingkat kestabilan lereng. Rumus dasar
Faktor Keamanan (Safety Factor, Fs) lereng (material tanah) yang
diperkenalkan oleh Fellenius dan kemudian dikembangkan adalah : (Lambe &
Whitman, 1969; Parcher & Means, 1974)
Gambar 1. Faktor Keamananan: Rasio antara Kuat Geser Penggerak Batuan (s) dengan Kuat Geser Penahan (τ) yang Tersedia dalam Suatu Bidang Miring
Dimana :
τ=cL+[ (W +V )cos α−μ ] tan ϕ
s= (W +V ) cosα
Fs=∑ τs
Keterangan :
F = faktor kemanan lereng (tak bersatuan)
L = panjang segmen bidang gelincir (meter)
t = gaya ketahanan geser / tahanan geser sepanjang L (ton/M2)
τ = gaya dorong geser (Ton/M2)
c = kohesi massa lereng (Ton/M2)
ϕ = sudut geser-dalam massa lereng (derajat)
W = Bobot massa di atas segmen L (Ton)
V = beban luar (Ton)
μ = tekanan pori (γ air x h x L )
h = panjang garis ekuipotensial ke titik berat L (Meter)
α = sudut yang dibentuk oleh bidang gelincir dengan bidang horisontal
(derajat)
Gambar 2. Distribusi Tegangan dalam Bidang Miring
2. Faktor Beban
Penambahan beban di tubuh lereng bagian merupakan tindakan beresiko
mengakibatkan longsor. Demikian juga pemotongan lereng pada pekerjaan cut
& fill, jika tanpa perencanaan dapat menyebabkan perubahan keseimbangan
tekanan pada lereng
Beban tambahan di tubuh lereng bagian atas (puncak) mengikutsertakan
peranan aktifitas manusia. Pendirian atau peletakan bangunan, terutama
memandang aspek estetika belaka, misalnya dengan membuat perumahan (real
estate) atau villa di tepi-tepi lereng atau di puncak-puncak bukit merupakan
tindakan ceroboh yang dapat mengakibatkan longsor. Kondisi tersebut
menyebabkan berubahnya keseimbangan tekanan dalam tubuh lereng. Sejalan
dengan kenaikan beban di puncak lereng, maka keamanan lereng akan
menurun.
Pengurangan beban di daerah kaki lereng berdampak menurunkan Faktor
Keamanan. Makin besar pengurangan beban di kaki lereng, makin besar pula
penurunan Faktor Keamanan lerengnya, sehingga lereng makin labil atau
makin rawan longsor. Aktivitas manusia berperan dalam kondisi seperti ini.
Pengurangan beban di kaki lereng diantaranya oleh aktivitas penambangan
bahan galian, pemangkasan (cut) kaki lereng untuk perumahan, jalan dan lain-
lain, atau erosi (Hirnawan, 1993).
Gambar 3. Faktor Pembebanan pada Kaki maupun Atas Lereng Mempengaruhi Keamanan
3. Faktor Reduksi Kekuatan
Strength Reduction Factor (SRF) adalah faktor rasio antara kuat geser
aktual dengan kuat geser minimum yang menyebabkan kelongsoran pada suatu
lereng. Sehingga hal itu dapat memverifikasi antara lereng yang dimodelkan
dengan kenyataan lapangan.
Perbedaan utama pada metode strength reduction adalah seiring waktu,
parameter kekuatan geser dari massa batuan berkurang secara konstan.
Parameter kuat geser massa batuan dapat diturunkan dengan secara konstan
menurunkan fungsi waktu terhadap parameter kuat geser massa batuan.
Dalam Shear Strength Reduction, maka nilai faktor keamanannya dapat
ditentukan dengan :𝐹𝑂𝑆 = 𝜏 / 𝜏𝑓
dimana τ adalah nilai kuat geser material pada lereng yang dihitung dengan
kriteria Mohr-Coulomb sebagai berikut :
𝜏 = 𝐶 + 𝜎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝜙Untuk kondisi pada saat lereng longsor, maka persamaannnya adalah sebagai
berikut :
𝜏𝑓 = 𝐶𝑓 + 𝜎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝜙𝑓
dimana τf adalah nilai kuat geser pada saat lereng mengalami kelongsoran.
Sehingga, nilai parameter kohesi (Cf) dan sudut geser dalamnya (Φf) dapat
diperoleh dengan persamaan berikut :
𝐶𝑓 = 𝐶 / 𝑆𝑅𝐹𝜙𝑓 = 𝑡𝑎𝑛−1(𝑡𝑎𝑛𝜙/𝑆𝑅𝐹)
SRF = Strength Reduction Factor