faktor-faktor_yang_berhubungan_dengan_praktek_pengelolaan_linen_oleh_perawat_di_ruang_rawat_inap_rsud_kota_semarang_2010.pdf...

Upload: rosita-andriani

Post on 06-Mar-2016

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1JURNAL VISIKES - Vol. 9 / No. 1 / April 2010

    FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTEKPENGELOLAAN LINEN OLEH PERAWAT DI RUANG RAWAT

    INAP RSUD KOTA SEMARANG 2010

    Feronika Sri Lestari*); Eni Mahawati*)*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

    **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian NuswantoroJl. Nakula I No5-11 SemarangEmail : [email protected]

    ABSTRACT

    Background: The management of hospital linens since the stage where the linen is useduntil the end of the management or the washing process if managed in ways that do notcorrect it will give a negative impact on the environment and society. Based on the results ofa preliminary survey there are nurses who do not separate between the linen and linen infec-tious non-infectious, there is also a nurse who was carrying linen openly. The aim of thisstudy was to determine the factors associated with linen management practices by nurses.Method: This research included in the analysis is explanatory, with a sample of 45 nurses;data collection was done by direct observation and interviews with respondents. The statisti-cal test used was the Spearman rank correlation test.Result: From the research results on the Spearman rank correlation test of the independentvariables and the dependent variable showed that there was a relationship between knowl-edge and practice nurses (p-value 0.036 0.05 ), there is a relationship between the availability of facilities andpractice nurses (p-value 0.002

  • 2Faktor Faktor Yang Berhubungan ... - Feronika S.L; Eni M.

    PENDAHULUANPengelolaan linen rumah sakit apabila

    dikelola dengan cara-cara yang tidak benarmaka akan memberikan pengaruh yangnegatif terhadap lingkungan dan masyarakat.Berdasarkan hasil survei awal di RSUD KotaSemarang, masih ada perawat yang tidakmemisahkan antara linen infeksius dan linennon infeksius, serta ada perawat yangmengangkut linen secara terbuka.

    Menurut L. Green ada 3 faktor yangmempengaruhi perilaku seseorang, yaitu :Presdiposing faktor / faktor pemudah(pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan,nilai, sosial ekonomi), Enabling faktor / faktorpemungkin (ketersediaan sarana danprasarana / fasilitas) dan reinforcing faktor /faktor penguat (sikap dan perilaku para

    petugas kesehatan, tokoh masyarakat dantokoh agama). Penelitian ini menggunakan 5variabel dari teori L. Green, yaitu pengetahuanperawat terhadap pengelolaan linen RS, Sikapperawat terhadap pengelolaan linen RS,ketersediaan sarana / fasilitas dalampengelolaan linen RS, praktik / dukungankepala ruang dalam pengelolaan linen RS danpraktek perawat lain dalam pengelolaan linenRS. Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui faktor-faktor yang berhubungandengan praktik pengelolaan linen olehperawat di ruang rawat inap RSUD KotaSemarang 2010.

    METODE PENELITIANPenelitian ini merupakan jenis penelitian

    Explanatory Research, menggunakan metode

    Tabel 1 Statistik Deskriptif Skor Pengetahuan Perawat Tentang Pengelolaan Linen RSUDKota Semarang Tahun 2010

    Tabel 2 Deskripsi Sikap Perawat Dalam Pengelolaan Linen RSUD Kota Semarang Tahun2010

    Tabel 3 Deskripsi Ketersediaan Fasilitas RSUD Kota Semarang Tahun 2010

  • 3JURNAL VISIKES - Vol. 9 / No. 1 / April 2010

    survei dan menggunakan pendekatan crosssectional. Sampel diambil tanpa menggunakankriteria tertentu, sampelnya adalah 45 orangperawat. Data primer diperoleh melaluiwawancara dengan responden menggunakaninstrumen penelitian berupa kuesioner. Datakarakteristik perawat meliputi pendidikan danjenis kelamin. Sedangkan variabel yang ditelitiadalah pengetahuan perawat tentangpengelolaan dan jenis linen, sikap perawatterhadap pengelolaan linen, ketersediaanfasilitas dalam pengelolaan linen, praktek /dukungan kepala ruang dalam pengelolaanlinen dan praktek perawat lain dalampengelolaan linen. Selain menggunakankuesioner, untuk variabel ketersediaan fasilitasdan praktek perawat juga dilakukan observasilangsung oleh peneliti, dan variabel praktek /dukungan kepala ruang juga menggunakanwawancara langsung dengan masing-masingkepala ruang agar data yang diperoleh lebihakurat. Data sekunder meliputi Profil RSUDKota Semarang, data perawat, data BOR, dataruang rawat inap dan data kunjungan pasienper bulan.

    HASIL PENELITIANRumah Sakit Umum Daerah Kota

    Semarang (RSUD Kota Semarang)

    merupakan rumah sakit kelas B milikpemerintah Kota Semarang yang berdiri sejaktahun 1990 dengan luas lahan 9,2 Ha denganjumlah tempat tidur 180 dan pelayanan 24jam.

    Hasil penelitian yang diperoleh dariwawancara terhadap 45 responden di ruangrawat inap RSUD Kota Semarang,didapatkan bahwa sebagian besar respondenberjenis kelamin perempuan 88,9%responden dan sisanya adalah laki laki11,1% , pendidikan terakhir respondensebagian besar AKPER 75,6% responden,S1 Keperawatan 22,2 responden dan SLTA /sederajat 2,2% responden.

    Skor maksimum pengetahuan perawatadalah 7 dan skor minimum adalah 2, denganskor maksimum yang seharusnya dicapaiadalah 7. Skor rata-rata pengetahuanresponden adalah 4,58, dengan standardeviasi 1,30. Dapat disimpulkan bahwatingkat pengetahuan responden dalampengelolaan linen RS adalah cukup.

    Skor maksimal sikap perawat adalah 7dan skor minimum perawat adalah 2, denganskor maksimum yang seharusnya dicapaiadalah 7. Skor rata-rata sikap perawat adalah5,82, dengan standar deviasi 1,11. Dapat

    Tabel 4 Deskripsi Praktek Perawat Lain Menurut Perawat Dalam Pengelolaan Linen RSUDKota Semarang Tahun 2010

    Tabel 5 Deskripsi Praktek Perawat Dalam Pengelolaan Linen RSUD Kota Semarang Tahun2010

  • 4disimpulkan bahwa sikap perawat dalampengelolaan linen RS adalah cukup.

    Skor maksimum ketersediaan saranaadalah 9 dan skor minimum ketersediaansarana adalah 4, dengan skor maksimumyang seharusnya dicapai adalah 9. Skor rata-rata ketersediaan sarana adalah 7,22,dengan standar deviasi 1,41. Dapatdisimpulkan bahwa tingkat ketersediaanfasilitas dalam pengelolaan linen RS adalahcukup.

    Skor maksimum dukungan kepala ruangadalah 5 dan skor minimum dukungan kepalaruang adalah 2, skor maksimum yang

    seharusnya dicapai adalah 5. Skor rata-ratadukungan kepala ruang adalah 3,88, denganstandar deviasi 1,02. Dapat disimpulkanbahwa tingkat dukungan kepala ruang dalampengelolaan linen RS adalah cukup.

    Skor maksimum praktek perawat lainadalah 10 dan skor minimum praktek perawatlain adalah 3, dengan skor maksimum yangseharusnya dicapai adalah 10. Skor rata-ratapraktek perawat lain adalah 7,17, denganstandar deviasi 1,80. Dapat disimpulkanbahwa praktek perawat lain dalampengelolaan linen RS adalah cukup.

    Skor maksimum praktek perawat adalah

    Tabel 6. Ringkasan hasil penelitian

    Faktor Faktor Yang Berhubungan ... - Feronika S.L; Eni M.

    No Hipotesis Penelitian p-value koef . Kesimpulankorelasi

    1. Ada Hubungan antara 0,036 0,314 Ada Hubunganpengetahuan dengan Signifikanpraktek perawatdalam pengelolaanlinen RS

    2. Ada Hubungan antara 0,337 0,146 Tidak AdaHubungansikap dengan praktek

    perawat dalam pengelolaan linen RS

    3. Ada Hubungan antara 0,002 0,447 Ada Hubunganketersediaan fasilitas signifikandengan pra ktek perawat dalampengelolaan linen RSLanjutan

    4. Ada Hubungan antara 0,020 0,347 Ada Hubunganpraktek dan dukungan signifikankepala ruang denganpraktek perawatdalam pengelolaanlinen RS

    5. Ada Hubungan antara 0,000 0,605 Ada Hubungan praktek perawat lain Signifikandan praktek perawatdalam pengelolaanlinen RS

  • 5JURNAL VISIKES - Vol. 9 / No. 1 / April 2010

    10 dan skor minimum praktek perawat adalah3, dengan skor maksimum yang seharusnyadicapai adalah 10. Skor rata-rata praktekperawat adalah 7,28, dengan standar deviasi2,01. Dapat disimpulkan bahwa praktekperawat dalam pengelolaan linen RS adalahcukup.

    PEMBAHASANHubungan Antara Pengetahuan DenganPraktek Perawat Dalam PengelolaanLinen Rumah Sakit

    Berdasarkan analisa yang dilakukandengan menggunakan uji statistik Spearmandengan tingkat kepercayaan 95% didapatkannilai r sebesar 0,314 dan p-value sebesar0,036. Dimana nilai p-value tersebut lebihkecil dari 0,05 berarti ada hubungan antarapengetahuan dengan praktek perawat dalampengelolaan linen RSUD Kota Semarang.Berarti ada hubungan positif antarapengetahuan dengan praktek perawat dalampegelolaan linen rumah sakit, dengan tingkatkekuatan hubungan lemah.

    Dari deskripsi pengetahuan perawatdiketahui bahwa tingkat pengetahuan perawatadalah cukup dan dari deskripsi praktekperawat diketahui bahwa praktek perawatadalah cukup dan dari hasil observasi yangdilakukan penulis terhadap praktek perawatdi ruang rawat inap, praktek perawat dalampengelolaan linen RS adalah buruk.Pengetahuan perawat tentang pengelolaanlinen yang cukup dipraktikkan dalampengelolaan linen di rumah sakit juga padatingkat yang cukup. Seharusnya lineninfeksius dan linen non infeksius harusdipisahkan dalam pengelolaannya, tetapipada praktek nyata tidak demikian, lineninfeksius dan linen non infeksius masihdicampurkan dalam pengelolaannya. Olehsebab itu, diperlukan peningkatanpengetahuan perawat tentang pengelolaanlinen yang baik agar praktek pengelolaan linenrumah sakit juga baik.

    Pengetahuan adalah salah satu faktorpendukung untuk terjadinya perubahanperilaku di masyarakat dimana pengetahuanadalah merupakan hasil dari tahu dan initerjadi setelah orang melakukan pengindraanmelalui panca indra manusia.

    Gambaran tersebut di atas jika kitahubungkan dengan teori seperti yangdijelaskan Soekidjo Notoatmodjo yangmenyatakan apabila penerimaan perilaku baruatau adopsi perilaku didasari olehpengetahuan, maka perilaku tersebut akandapat bersifat langgeng (long lasting).Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasarioleh pengetahuan maka tidak akanberlangsung lama.

    Hal ini sesuai dengan pendapat WHO(1984) yang dikutip oleh Soekidji Notoatmodjodisebutkan bahwa pengetahuan yang positifterhadap nilai-nilai kesehatan akan terwujuddalam tindakan nyata. Pendapat tersebutdidukung oleh teori Green yang dikutipSoekidjo Notoatmodjo menyatakan bahwapengetahuan merupakan bagian dari faktorpredisposisi yang sangat menentukan dalammembentuk perilaku seseorang.Hubungan antara sikap perawat denganpraktek perawat dalam pengelolaan linenrumah sakit

    Berdasarkan analisa yang dilakukandengan menggunakan uji statistik Spearmandengan tingkat kepercayaan 95% didapatkannilai r sebesar 0,146 dan p-value sebesar0,337. Dimana nilai p-value tersebut lebihbesar dari 0,05 berarti tidak ada hubunganantara sikap dengan praktek perawat dalampengelolaan linen RSUD Kota Semarang.

    Dari hasil deskripsi sikap perawat dalampengelolaan linen RS diketahui bahwa tingkatsikap perawat adalah cukup dan hasildeskripsi praktek perawat dalam pengelolaanlinen RS adalah cukup. Tetapi dari hasil ujistatistik diketahui bahwa tidak ada hubunganantara sikap perawat dengan praktek perawatdalam pengelolaan linen RS. Sikap perawat

  • 6dalam pengelolaan linen rumah sakit belumtertuang pada praktek pengelolaan linen yangbaik. Hal ini terbukti dari hasil observasi yangdilakukan penulis pada perawat di ruangrawat inap, bahwa ada beberapa perawatyang tidak memisahkan antara linen infeksiusdan linen non infeksius, troli yang digunakanuntuk mengangkut linen bersih dan linen kotoradalah troli yang sama. Hal ini mungkindisebabkan karena tidak adanya fasilitas yangmendukung seperti (kantong plastik khususlinen sesuai dengan jenis, troli pengangkutlinen yang berbeda antara linen kotor dan linenbersih).

    Hal tersebut di atas diperkuat olehpenelitian Pierre (1934) : yang membantahadanya hubungan yang konsisten antarasikap dengan perilaku. Sikap dan perilakuadalah dimensi yang individual yang berbedadan terpisah. Demikianlah, sikap dan perilaku/ praktek adalah tidak tergantung satu samalain. Penelitian Pierre tersebut dibantah olehFrideres, Warner dan Albrecht (1971) :Hubungan antara sikap dan praktektergantung pada faktor-faktor situasi tertentupaa variabel antara. Pada situasi tertentudapat diharapkan adanya hubungan antarasikap dan praktek, dalam situasi lainhubungan tersebut tidak ada.Hubungan antara ketersediaan fasilitasdengan praktek perawat dalampengelolaan linen rumah sakit

    Berdasarkan analisa yang dilakukandengan menggunakan uji statistik Spearmandengan tingkat kepercayaan 95% didapatkannilai r sebesar 0,447 dan p-value sebesar0,002. Dimana nilai p-value tersebut lebihkecil dari 0,05 berarti ada hubungan antaraketersediaan fasilitas dengan praktekperawat dalam pengelolaan linen RSUD KotaSemarang. Berarti ada hubungan positifantara ketersediaan fasilitas dengan praktekperawat dalam pegelolaan linen rumah sakit,dengan tingkat kekuatan hubungan sedang.

    Dari hasil deskripsi ketersediaan fasilitas

    dalam pengelolaan linen rumah sakit diketahuibahwa tingkat ketersediaan fasilitas adalahcukup dan dari hasil observasi terhadapfasilitas yang ada, diketahui bahwaketersediaan fasilitas adalah kurang.Deskripsi praktek perawat menggambarkanbahwa praktek perawat adalah cukup tetapidari hasil observasi, praktek perawat adalahburuk. Hasil observasi yang penulis lakukandi masing-masing ruang rawat adalah ruangrawat inap tidak memiliki plastik pelapistempat linen. Hanya terdapat satu troli untuklinen, dan troli tersebut digunakan untukmengangkut linen bersih dan linen kotor.

    Dari data tersebut di atas dapat ditarikpertanyaan bahwa bagaimana seorangperawat akan berperilaku baik dalampengelolaan linen RS apabila tidak adafasilitas yang mendukung praktek perawattersebut. Menurut LW. Green faktorpendukung praktek seseorang adalahtersedia atau tidaknya fasilitas kesehatan. Halini sama dengan yang dikemukakan oleh teoriWHO bahwa praktek ditentukan adanyasumber-sumber atau fasilitas-fasilitas yangmendukung, dengan demikian untukmenghasilkan praktek yang baik perlu adanyafasilitas-fasilitas dan sarana-sarana yangmendukung.

    Hal ini berarti bahwa seseorang akanlebih mudah memakai peralatan yangtersedia dengan lengkap, karena betapapunpositifnya sikap mental yang dimiliki tetapi jikasarana dan prasarana kesehatan yangdigunakan tidak tersedia, tentu seseorangtidak akan banyak berbuat sehingga praktekdalam pengelolaan linen rumah sakit tidakakan baik pula.Hubungan antara praktek dan dukungankepala ruang dengan praktek perawatdalam pengelolan linen rumah sakit

    Berdasarkan analisa yang dilakukandengan menggunakan uji statistik RankSpearman dengan tingkat kepercayaan 95%didapatkan nilai r sebesar 0,347 dan p-value

    Faktor Faktor Yang Berhubungan ... - Feronika S.L; Eni M.

  • 7JURNAL VISIKES - Vol. 9 / No. 1 / April 2010

    sebesar 0,020 Dimana nilai p-value tersebutlebih kecil dari 0,05 berarti ada hubunganantara praktek dan dukungan kepala ruangmenurut perawat dengan praktek perawatdalam pengelolaan linen RSUD KotaSemarang. Berarti ada hubungan positifantara praktek dan dukungan kepala ruangmenurut perawat dengan praktek perawatdalam pegelolaan linen rumah sakit, dengantingkat kekuatan hubungan lemah.

    Dari hasil deskripsi dukungan kepalaruang dalam pengelolaan linen RS diketahuibahwa tingkat dukungan kepala ruang adalahcukup hal ini diperkuat dengan hasilwawancara yang dilakukan penulis denganmasing masing kepala ruang. Ketika kepalaruang diberi pertanyaaan tentang SOP carapengelolaan linen, mereka menjawab tidakpernah ada dan mereka tidak mengetahuiseperti apa SOP tersebut. Tetapi saatpertanyaan tersebut ditanyakan kepadaperawat dalam bentuk kuesioner, hampirsemua responden (perawat) menjawab adaSOP tentang cara pengelolaan linen. Haltersebut menjadi pertanyaan mengapaperawat mengetahui SOP tentang carapengelolaaan linen sedangkan kepala ruangtidak mengetahuinya.

    Setelah seseorang mengetahui stimulus/ obyek kesehatan kemudian mengadakanpenelitian/ pendapat terhadap apa yangdiketahui, proses selanjutnya diharapan iaakan melaksanakan atau mempraktekkanapa yang diketahui / disikapinya (dinilai baik)inilah yang disebut praktek. Setelah perawatmengetahui praktek kepala ruang baik makaperawat akan mengadakan penilaianterhadap apa yang diketahuinya ataumempraktekkan apa yang diketahui ataudinilai baik, sehingga praktek perawat akanmenjadi baik pula.

    Hal ini sesuai dengan pendapat WHO(1984) yang dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjodisebutkan bahwa perilaku perawat banyakdipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap

    penting untuknya. Untuk rumah sakitmisalnya, maka kepala ruanglah yangmenjadi panutan perilaku mereka. Karenadari hasil wawancara yang penulis lakukandengan kepala ruang rawat inap, kepala ruangmengatakan bahwa dia selalu menegurapabila ada perawat yang tidak mengelolalinen dengan benar. Kepala ruang jugamemberi saran dan nasihat kepada perawatyang salah tersebut.Hubungan antara praktek perawat laindengan praktek perawat dalampengelolaan linen rumah sakit

    Berdasarkan analisa yang dilakukandengan menggunakan uji statistik Spearmandengan tingkat kepercayaan 95% didapatkannilai r sebesar 0,605 dan p-value sebesar0,000. Dimana nilai p-value tersebut lebihkecil dari 0,05 berarti ada hubungan antarapraktek perawat lain menurut perawat denganpraktek perawat dalam pengelolaan linenRSUD Kota Semarang. Berarti ada hubunganpositif antara praktek perawat lain menurutperawat dengan praktek perawat dalampegelolaan linen rumah sakit, dengan tingkatkekuatan hubungan kuat.

    Dari hasil deskripsi praktek perawat laindalam pengelolaan linen RS diketahui bahwatingkat praktek perawat lain adalah cukup, dandari hasil observasi yang penulis lakukanterhadap praktek perawat diketahui bahwapraktek perawat adalah buruk. Hal ini dilihatdari praktek perawat yang masihmencampurkan antara linen infeksius danlinen non infeksius, saat membawa linen kotordan linen infeksius ke ruang laundry dilakukansecara terbuka dan membawa linen bersihdari ruang laundry ke ruang perawatan jugaterbuka dan menggunakan troli yang samadengan troli yang digunakan untuk membawalinen kotor.

    Praktek perawat lain merupakan salahsatu referensi praktek perawat dalampengelolaan linen rumah sakit. Apabilaperawat lain tidak mengelola linen dengan

  • 8benar, maka perawat akan mengikuti praktektersebut. Hal ini sesuai dengan pendapatWHO (1984) yang dikutip oleh SoekidjoNotoatmodjo disebutkan bahwa perilakudipengaruhi oleh orang-orang yang dianggappenting untuknya. Dan didukung pula olehteori fungsi Snehandu B. Kar yangmenyebutkan bahwa dukungan sosial darimasyarakat sekitar merupakan salah satufungsi dari perilaku.

    KESIMPULANBerdasarkan penelitian yang dilakukan

    terhadap 45 orang perawat di ruang rawatinap RSUD Kota Semarang, dapatdisimpulkan :1. Berdasarkan hasil pengolahan data

    statistik deskriptif diketahui bahwapengetahuan, sikap, praktek perawat,dukungan kepala ruang, praktek perawatlain serta ketersediaan fasilitas dalampengelolaan linen RS termasuk kategoricukup.

    2. Ada hubungan antara pengetahuandengan praktek perawat dalampengelolaan linen RSUD Kota Semarang.

    3. Tidak ada hubungan antara sikap denganpraktek perawat dalam pengelolaan linenRSUD Kota Semarang.

    4. Ada hubungan antara ketersediaanfasilitas dengan praktek perawat dalampengelolaan linen RSUD Kota Semarang.

    5. Ada hubungan antara praktek dandukungan kepala ruang dengan praktekperawat dalam pengelolaan linen RSUDKota Semarang.

    6. Ada hubungan antara praktek perawat laindengan praktek perawat dalampengelolaan linen RSUD Kota Semarang.

    SARAN1. Bagi pihak RSUD Kota Semarang, perlu

    mengadakan penyuluhan atau sosialisasi

    peraturan (SOP) tentang carapengelolaan linen yang baik dan benarpada pengelola linen (perawat , kepalaruang dan petugas laundry).

    2. Bagi pihak RSUD Kota Semarang, perlumenyediakan kantong plastik untukmelapisi wadah linen sesuai dengan jenislinen.

    3. Bagi pihak RSUD Kota Semarang, perlumenyediakan troli pengangkut linen yangberbeda antara troli linen bersih dan trolilinen kotor.

    4. Bagi pihak RSUD Kota Semarang, perlumemperjelas uraian tugas seorangperawat, apakah seorang perawatbertugas mengelola linen atau tidak.

    5. Bagi peneliti selanjutnya, sebelummelakukan penelitian sebaiknyamelakukan validitas dan reliabilitas padainstrumen penelitian (kuesioner) terlebihdahulu, agar hasil penelitian menjadi lebihvalid.

    DAFTAR PUSTAKA

    Budioro. B. Pengantar Ilmu KesehatanMasyarakat. Univeritas Diponegoro.Semarang. 2000

    Soekidjo Notoatmojo. Pendidikan DanPerilaku Kesehatan. Rineka Cipta.Jakarta. 2003

    Peraturan Menteri Kesehatan RI No: 968/Menkes/Per/XI/1992. TentangPersyaratan kesehatan LingkunganRumah sakit

    Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 1204/MENKES/SK/X/2004. TentangPersyaratan Kesehatan LingkunganRumah Sakit

    Depkes RI. Pedoman Pengendalian InfeksiNosokomial Di Rumah Sakit. 2001

    Faktor Faktor Yang Berhubungan ... - Feronika S.L; Eni M.

  • 9JURNAL VISIKES - Vol. 9 / No. 1 / April 2010

    Depkes RI. Kumpulan Peraturan TentangRumah Sakit. PT.Mitra Info. Jakarta.1997

    Bhaktianti Yunita Sari. Studi PengelolaanLinen Di RSUD Tugu Rejo. UniversitasDian Nuswantoro. Semarang. 2008.

    Raharas Sapta, Endang tasir Yusuf, EmmySalman, Suprijanto Rijadi. ManajemenLinen Dan Laundry di Rumah Sakit.Pokja Kajian Pelayanan KesehatanPusat Penelitian Kesehatan UniversitasIndonesia. Jakarta. 1997

    Gould Dinah & Brooker Cristine. MikroiologiTerapan Untuk Perawat. EGC. Jakarta.2003

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Pedoman pengendalian InfeksiNosokomial Di Rumah Sakit. DirektoratJendral Pelayanan Medik. Jakarta. 2001

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia.AIDS: Petunjuk Untuk PetugasKesehatan. Direktorat Jendral PPM &PPL. Jakarta. 1989

    Mansjoer Arif, Kuspuji Triyani, dkk. KapitaSelekta Kedokteran. Media AesculapiusFKUI. Jakarta. 1999

    Farida Helmia. Pencegahan Danpengendalian Infeksi Nosokomial. FKUndip/ RSUP Dr. Kariadi. Semarang.2004

    Notoatmodjo Soekidjo. Pendidikan DanPerilaku Kesehatan. Rineka Cipta.Jakarta. 2003

    Prosedur Tetap Uraian Tugas PerawatPelaksana (PA). RSUD Kota Semarang.2008.

    Prosedur Tetap Uraian Tugas Instalasi Laun-dry. RSUD Kota Semarang. 2008.

    Sastroasmoro Sudigdo. Dasar Dasar

    Metodologi Penelitian Klinis. CV SagungSeto. Jakarta. 2002

    Notoatmodjo Soekidjo. Promosi Kesehatan& Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.2007

    Budiarto Eko. Metodologi PenelitianKedokteran. EGC. Jakarta. 2003

    Notoatmodjo Soekidjo. Promosi KesehatanDan Aplikasinya. Rineka Cipta. Jakarta.2005

    Notoatmodjo Soekidjo. Metodologi PenelitianKesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. 2005

    Dharmawan Yudhy. Modul Biostatistik I.Fakultas Kesehatan Masyarakat Univer-sitas Dian Nuswantoro. 2006.

    Chandra Budiman. Pengantar StatistikKesehatan. EGC. Jakarta. 1995.

    Dahlan Sopiyudin. Statistika UntukKedokteran Dan Kesehatan, UjiHipotesis. Bina Mitra Press. Jakarta.2004.

    http://www.fadlie.web.id/bangfad/peran-dan-fungsi-perawat.html

    Tim Penyusun. Profil RSUD Kota Semarang.RSUD Kota Semarang. Semarang.2009.

    Ahmadi Abu. Psikologi Sosial. Edisi Revisi,Cetakan Ke-dua. Rineka Cipta. Jakarta.2002.