faktor faktor yang mempengaruhi tingkat …repository.utu.ac.id/176/1/bab i_v.pdf · pengangguran...

54
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI OLEH MARIANI NIM : 07C20101029 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2013

Upload: others

Post on 17-Jun-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT

PENGANGGURAN DI KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH

MARIANI

NIM : 07C20101029

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2013

Page 2: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT

PENGANGGURAN DI KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH

MARIANI

NIM : 07C20101029

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar Meulaboh

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2013

Page 3: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

1

I.PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Masalah utama dan mendasar dalam ketenagakerjaan di Indonesia adalah

masalah tingkat pengangguran yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena

pertumbuhan tenaga kerja baru jauh lebih besar dibandingkan dengan

pertumbuhan lapangan kerja yang dapat disediakan setiap tahunnya. Pertumbuhan

tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja

menimbulkan pengangguran yang tinggi. Pengangguran merupakan salah satu

masalah utama dalam jangka pendek yang selalu dihadapi setiap negara. Karena

itu setiap perekonomian dan negara pasti menghadapi masalah pengangguran

yaitu pengangguran alamiah (natural rate of unemployment ).

Pengangguran yang tinggi termasuk kedalam masalah ekonomi dan

masalah sosial. Pengangguran merupakan masalah ekonomi karena ketika angka

pengangguran meningkat sebagai dampaknya suatu negara membuang barang dan

jasa yang sebenarnya dapat diproduksi oleh pengangguran. Pengangguran

merupakan masalah sosial yang besar karena mengakibatkan pederitaan besar

untuk pekerja yang menganggur yang harus berjuang dengan pendapatan yang

berkurang. Biaya ekonomi dari pengangguran jelas, namun tidak ada jumlah mata

uang yang dapat mengurangkan secara tepat tentang korban psikologi dan

manusia pada saat mereka menganggur.

Page 4: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

2

Peningkatan angkatan kerja baru yang lebih besar dibandingkan dengan

lapangan kerja yang tersedia terus menunjukkan jurang ( gap ) yang terus

membesar.Kondisi tersebut semangkin membesar setelah krisis ekonomi. Dengan

adanya krisis ekonomi tidak saja jurang antara peningkatan angkatan kerja baru

dengan penyediaan lapangan kerja yang rendah terus makin dalam tetapi juga

terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK ).

Jika masalah pengangguran masih terus berlanjut akan mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi karena naiknya tingkat pengangguran menyebabkan

pertumbuhan ekonomi menurun artinya output yang dihasilkan tidak ada.

Masalah Pengangguran di Provinsi Aceh masih tetap merupakan masalah

cukup rawan. Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang

tersedia umumnya lebih kecil dari angka yang ada, padahal jumlah penganggur

yang ada selama ini sudah cukup besar kondisi ini berjalan bertahun-tahun

sehingga terjadi akumulasi pengangguran karena pertumbuhan penduduk yang

tinggi dan juga karena kelangkaan modal berinvestasi sehingga tidak mampu

menyerap pertambahan tenaga kerja.

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat melakukan berbagai upaya dalam

menanggulangi masalah pengangguran, dalam bidang pendidikan pemerintah

sudah mengupayakan agar mata pelajaran kewirausahaan masuk ke tingkat

sekolah menengah, terlebih untuk perguruan tinggi menjadi mata kuliah wajib,

dengan harapan output dari pendidikan nantinya dapat menciptakan lapangan

kerja sendiri. Kemudian dalam pengembangan UKM atau dana yang digulirkan

baik itu dari pihak pemerintah atau dana sosial perusahaan di Kabupaten Aceh

Page 5: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

3

Barat, sedangkan untuk peningkatan skill masyarakat pemerintah melakukan

pelatihan – pelatihan kewirausahaan. Namun hal tersebut masih belum bisa

dipandang sukses, karena jumlah pengangguran terbuka d i Kabupaten Aceh Barat

ternyata masih tinggi jika dibandingkan dengan Kabupaten lain.

Perubahan tingkat pengangguran dari sisi ekonomi baik secara langsung

ataupun tidak langsung dapat mencerminkan stabil tidaknya kondisi ekonomi

penduduk di suatu wilayah. Besarnya angka pengangguran mempunyai implikasi

sosial yang luas, karena mereka tidak bekerja berarti tidak mempunyai

penghasilan. Hilangnya sumber penghasilan membuka peluang penduduk untuk

mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan pokok, yang pada akhirnya mampu

membawa mereka ke jurang kemiskinan. Persoalan semakin rumit, karena

semakin tinggi angka pengangguran.

Pengangguran di Kabupaten Aceh Barat mengalami penurunan setiap

tahunnya kecuali untuk tahun 2008 pengangguran di Kabupaten Aceh Barat

Mengalami peningkatan sebesar 8.061 jiwa dibandingkan pada tahun 2007, yaitu

sebesar 7.810 jiwa. Menurunnya pengangguran disebabkan meningkatnya

lapangan pekerjaan yang mampu menyerap tenaga kerja (BPS 2010,h.8).

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk membuat suatu karya

ilmiah yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul ”Faktor – Faktor

Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran di Kabupaten Aceh Barat”.

Page 6: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

4

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan

masalah adalah faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat pengangguran

di Kabupaten Aceh Barat ?

1.3.Tujuan penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran di Kabupaten Aceh

Barat.

1.4.Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, manfaat yang diperoleh dengan

diadakannya penelitian ini :

1.4.1. Manfaat Teoritis

1. Untuk memberikan masukkan berupa informasi pada kalangan akademi

sebagai dasar penelitian selanjutnya serta memperoleh pemahaman yang

mendalam mengenai analisis pengaruh investasi terhadap tingkat

pengangguran dan kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat.

2. Untuk menerapkan teori-teori yang didapat penulis selama mengikuti

perkuliahan ke dalam praktek sehari-hari sehingga dapat menambah

pengetahuan dan wawasan penulis mengenai masalah yang akan dibahas

dalam penulisan ini.

Page 7: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

5

1.4.2. Manfaat Praktis

Bagi pemerintah daerah atau pihak yang lain yakni sebagai bahan

informasi dan arahan yang baik untuk ke depan dari pemerinah Kabupaten

Aceh Barat dan pihak lain yang ada kaitannya dengan penelitian ini,

sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan.

1.5.Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Bagian pertama Pendahuluan yang berisi tentang pokok-pokok

pembahasan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bagian kedua tinjauan pustaka yang meliputi pengertian pengangguran,

dampak pengangguran, pengertian Ketenagakerjaan, Pengertian Pertumbuhan

Ekonomi, dan manfaat pertumbuhan ekonomi.

Bagian ketiga metode penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel,

data penelitian diantaranya jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data,

model analisis data, definisi operasional variabel, dan pengujian hipotesis.

Bagian keempat hasil dan pembahasan yang terdiri dari perkembangan

tingkat pengangguran, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Barat, Statistik

deskriptif variabel penelitian, analisis regresi linear berganda, pengujian hipotesis,

dan pembahasan.

Bagian kelima simpulan dan saran, menguraikan kesimpulan dan

keterbatasan dari penelitian dan saran – saran.

Page 8: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pengangguran

Pengangguran merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong

dalam kategori angkatan kerja (Labor Force) tidak memiliki pekerjaan dan secara

aktif tidak sedang mencari pekerjaan, Nanga (2005.h.249). Pengangguran

(Unemployment) merupakankenyataan yang dihadapi tidak saja oleh negara-

negara sedang berkembang(Develoved Contries ), akan tetapi juga dialami oleh

negara-negara yang sudah maju ( Developing Countries ).

Menurut Sukirno (2007, h. 472) Pengangguran adalah seseorang yang

sudah di golongkan dalam angkatan kerja yang secara aktif sedang mencari

pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh

pekerjaan yang di inginkannya.Pengangguran pada prinsipnya mengandung arti

hilangnya output (Lost Output) dan kesengsaraan bagi orang yang tidak bekerja

(Human Misery), dan merupakan suatu bentuk pemborosan sumber daya ekonomi

di samping memperkecil output, pengangguran juga memacu pengeluaran

pemerintah lebih tinggi untuk keperluan kompensasi pengangguran dan

kesejahteraan.

Sukirno (2004, h. 13) menyebutkan pengertian pengangguran adalah suatu

keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin

mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Selanjutnya

International Labor Organization (BPS 2001, h.4) memberikan definisi

pengangguran yaitu :

Page 9: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

7

Penganguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kolompok

penduduk usia kerja yang selama periode tertentu secara terpaksa kurang

dari jam kerja normal yang masih mencari pekerjaan lain a tau masih

bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS 2004, h. 4).

Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35

jam perminggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia

menerima pekerjaan yang lain.

Setengah pengangguran sukarela yaitu orang yang bekerja kurang dari 35

jam perminggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia

menerima pekerjaan lainnya (BPS 2000, h. 14).

2.1.1. Jenis-jenis Pengangguran

Menurut Sukirno (2004, h. 328) sebab terjadinya pengangguran dapat

digolongkan kepada empat jenis yaitu :

1. Pengangguran friksional adalah pengangguran yang wujud apabila ekonomi

telah mencapi kesempatan kerja penuh.

2. pengangaguran siklikal adalah pengangguran yang disebabkan perkembangan

ekonomi yang sangat lambat atau kemorosotan kegiatan ekonomi.

3. Pengangguran struktural, terjadi karena adanya perubahan dalam struktur atau

komposisi perekonomian.

4. Pangangguran teknologi, ditimbulkan oleh adanya pengantian tenaga manusia

oleh mesin-mesin dan bahan kimia yang disebabkan perkembangan teknologi.

Page 10: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

8

Teori Pendekatan penggunaan tenaga kerja (Labor Utilitizationapproach)

pendekatan ini menitik beratkan pada seseorang apakah cukup dimanfaatkan

dalam kerja di lihat dari segi jumlah jam kerja, produktivitas kerja dan pendapatan

yang diperoleh. Dengan pendekatan ini dibedakan angkatan kerja dalam tiga

golongan yaitu :

1. Menganggur, yaitu orang yang sama sekali tidak bekerja dan berusaha

mencari pekrjaan.

2. Setengah menganggur, yaitu mereka yang kurang dimanfaatkan dalam

bekerja dilihat dari segi jam kerja, produktivitas kerja dan pendapatan.

3. Bekerja penuh atau cukup dimanfaatkan.

Untuk mengelompokkan masing-masing pengangguran tersebut perlu

diperhatikan dimensi-dimensi yang berkaitan dengan pengangguran itu sendiri

yaitu :

Intensitas pekerjaan (yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi makanan).

Waktu (banyak di antara mereka yang bekerja ingin bekerja lebih lama).

Produktivitas (kurangnya produktivitas sering kali disebabkan oleh

kurangnya sumber daya komplementer untuk melakukan pekerjaan).

Berdasarkan dimensi di atas pengangguran dapat dibedakan atas (BPS

2000, h.8) yaitu :

Pengangguran terbuka, baik terbuka maupun terpaksa secara sukarela,

mereka tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik

sedangkan pengangguran terpaksa, mereka mau bekerja tetapi tidak

memperoleh pekerjaan.

Page 11: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

9

Setengah pengangguran (Under Unemployment) yaitu mereka yang

bekerja dimana waktu yang mereka pergunakan kurang dari yang biasa

mereka kerjakan.

Tampaknya mereka bekerja, tetapi tidak bekerja, secara penuh. Mereka

digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah penganggurn.

Yang termasuk dalam katagori ini adalah :

Pengangguran tak kentara

Pengangguran tersembunyi

Pensiunan awal

Julana (2001) dalam penelitian bahwa perkembangan tingkat

pengangguran di Indonesia selama periode 1992-2003 terus mengalami penurunan

jumlah pengangguran. Peningkatan jumlah penganguran tertinggi terjadi pada

tahun 1995 (178.38 persen) dan terendah pada tahun 1994. Peningkatan jumlah

pengangguran hubungan kerja secara kerja besar-besaran oleh pihak perusahaan

dan banyaknya usaha-usaha kecil yang gulung tikar, seperti yang trjadi pada saat

krisis moneter (1997-1999).

2.1.2. Cara-cara mengatasi Pengangguran

Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mengatasi

pengangguran di Indonesia sebagai berikut :

a. Bagi penganggur sendiri, dapat mengembangkan kreativitas nya melalui

berwirausaha mandiri

b. Pengembangan sekolah-sekolah yang mengarah kepada pemanfaatan

kecakapan hidup, seperti SMK.

Page 12: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

10

c. Pengembangan program kerjasama dengan luar negeri dalam pemanfaatan

tenga kerja indonesia (TKI).

d. Pengembangan sektor informal seperti home industry.

e. Pengembangan program transmigrasi, untuk menyerap tenaga kerja di

sektor agraris dan sektor informal lainnya.

f. Perluasan kesempatan kerja, misalnya melalui pembukaan industri padat

karya diwilayah yang banyak mengalami pengangguran.

g. Peningkatan Investasi, baik yang bersifat pengembangan maupun investasi

melalui pendirian usaha-usaha baru yang dapat menyerap tenaga kerja.

h. Pembukaan proyek-proyek umum, hal ini bisa dilakukan oleh pemerintah

seperti pembangunan jalan raya, jembatan dan lain- lain.

i. Mengadakan pendidikan dan pelatihan yang bersifat praktis sehingga

seorang tidak harus menunggu kesempatan kerja yang tidak sebanding

dengan para pencari kerja, melainkan ia sendiri mengembangkan usaha

sendiri yang menjadikanya bisa memperoleh pekerjaan dan pendapatan

sendiri.

2.2. Dampak Pengangguran

2.2.1. Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian

Setiap negara selalu berusaha agar tingakat kemakmuran masyarakatnya

dimaksimumkan dan perekonomian selalu mencapai pertumbuhan yang mantap

dan berkelanjutan. Tingkat pengangguran yang relatif tinggi tidak memungkinkan

masyarakat mencapai tingkat pengguna tenaga kerja penuh, hal ini dapat dilihat

dengan jelas dari berbagai akibat buruk sifat ekonomi yang ditimbulkan oleh

Page 13: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

11

masalah pengangguran. Akibat buruk pengangguran terhadap perekonomian

(Samuelson, h. 326) adalah :

a. Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak dapat meminimumkan tingkat

kesejahteraan yang mungkin dicapainya. Pengangguran menyebabkan output

aktual yang dicapai lebih rendah dari atau dibawah output potensial. Keadaan

ini berarti tingkat kemakmuaran masyarakat yang di capai adalah lebih rendah

dari tingkat yang akan dicapainya.

b. Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak pemerintah berkurang,

pengangguran yang disebabkan oleh rendahnya tingkat kegiatan ekonomi,

pada gilirannya akan menyebabkan pendapatan pajak yang diperoleh

pemerintah akan menjadi sedikit. Dengan demikian tingkat pengangguran

yang tinggi akan mengurangi kemampuan pemerintah dalam menjalankan

berbagai kegiatan pembangunan.

c. Pengangguran yang tinggi akan menghambat, dalam arti tidak menggalakkan

pertumbuhan ekonomi. Keadaan ini jelas bahwa penganggurantidak akan

mendorong perusahaan untuk melakukan investasi di masa yang akan datang.

Dari ketiga penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa dampak dari

pengangguran tidak mampu untuk menggalakkan pertumbuhan ekonomi baik

dalam jangka waktu panjang maupun dalam jangka waktu pendek.

2.2.2. Dampak pengangguran terhadap individu dan masyarakat

Selain membawa akibat buruk terhadap perekonomian secara keseluruhan,

pengangguran yang terjadi juga akan membawa beberapa akibat buruk terhadap

individu dan masyarakat , dampaknya adalah sebagai berikut:

Page 14: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

12

a. Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencaharian dan

pendapatan. Di negara-negara maju, para pengangguranmemperoleh

tunjangan (bantuan keuangan) dari badan asuransi pengangguran dan

oleh sebab itu, mereka masih mempunyai pendapatan untuk membiayai

kehidupanya dan keluarganya, sedangkan di negara-negara berkembang

tidak terdapat program asuransi berkembang.

b. Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan atau berkurangya

ketrampilandalam mengerjakan sesuatu pekerjaan hanya dapat

dipertahankan apabila ketrampilan tersebut digunakan dalam praktek.

c. Pengangguran dapat pula menimbulkan ketidakstabilan sosial dan

politik. Kegiatan ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi

dapat menimbulkan rasa tidak puas masyarakat kepada pemerintah yang

berkuasa.

Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa dampak

pengangguran terhadap individu dan masyarakat dapat meningkatkan kriminalitas

serta kurangnya keamanan.

2.2.3. Kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran

1. Kebijakan Bersifat Ekonomi

a. Menyediakan lowongan kerja

b. Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat

c. Memperbaiki pembagian pendapatan

Page 15: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

13

2. Kebijakan Bersifat Sosial Dan Politik

a. Meningkat kan kemakmuaran keluarga dan kestabilan keluarga

b. Menghindari masalah kejahatan

c. Mewujudkan kestabilan politik

Selain itu menurut Daulat Sinuraya solusi masalah pengangguran di

Indonesi dilihat dari 2 (dua) kebijakan diantaranya kebijakan mikro (khusus) dan

kebijakan makro. Berikut merupakan kebijakan mikro ada 10 (sepuluh) solusi

yaitu:

1. Pengembangan Mindset dan wawasan penganggur.

Berangkat dari kesadaran bahwa setiap manusia sesungguhnya memiliki

potensi dalam dirinya namun sering tidak menyadari dan mengembangkan

secara optimal.Dengan demikian, diharapkan setiap pribadi sanggup

mengaktualisasikan potensi terbaiknya dan dapat menciptakan kehidupan

yang lebih baik, bernilai dan berkualitas bagi dirinya sndiri maupun

masyarakat luas.

2. Segera melakukan pengembangan kawasan-kawasan khususnya yang

tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas

transfortasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para

penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan

berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia(NKRI) baik potensi Sumber Daya Alam,Sumber Daya Manusia

maupun keuangan (financial).

3. Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan

penganggur. Hal itu dapat dilakukan serentak dengan pendirian Badan

Page 16: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

14

Jaminan Sosial Nasional dengan mengubah PT Jaminan Sosial Tenaga

Kerja (PT Jamsostek) menjadi Badan Jaminan Sosial Nasional yang

terdiri dari berbagai devisi menurut sasarannya. Dengan membangun

lembaga itu,setiap penganggur di Indonesia akan tercatat dengan baik dan

mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci, keberadaan lembaga

itu dapat di susun dengan baik.

4. Segera menyederhanakan perizinan karena dewasa ini terlalu banyak jenis

perizinan yang menghambat investasi baik Penanaman Modal Asing

(PMA) , Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan investasi

masyarakat secara perorangan maupun berkelompok. Itu semua perlu

segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan

investasi untuk menciptakan lapangan kerja baru.

5. Mengaitkan secara erat (sinergi) masalah pengangguran dengan masalah

diwilayah perkotaan lainnya seperti sampah, pengendalian banjir dan

lingkungan yang tidak sehat.

6. Mengembangkan suatu lembaga antar kerja secara professional. Lembaga

itu dapat disebutkan sebagai job senter yang dibangun dan dikembangkan

secara professional sehingga dapat membimbing dan menyalurkan para

pencari kerja. Pengembangan lembaga itu mencakup, antara lain sumber

daya manusianya (brainware), perangkat keras (hardware), perangkat

lunak (software), manajemen dan keuangan. Lembaga itu dapat dibawah

lembaga jaminan sosial penganggur atau bekerjasama tergantung

kondisinya.

Page 17: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

15

7. Menyeleksi Tenaga kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim keluar

negeri. Perlu seleksi lebih ketat terhadap pengiriman TKI keluar negeri.

Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil (skilled). Hal itu dapat

dilakukan dan diprakarsai oleh pemerintah pusat dan daerah. Bagi

pemerintah daerah yang memiliki lahan yang cukup, gedung, perbankan,

keuangan dan asset lainnya yang memadai dapat membangun Badan

Usaha Milik Daerah Pengerahan Jasa Tenaga Kerja Indonesia keluar

negeri (BUMD-PJTKI). Tentunya badan itu dilengkapi dengan lembaga

pelatihan (training senter) yang kompeten untuk jenis-jenis ketrampilan

tertentu yang sangat banyak peluang di Negara lain. Disamping itu, perlu

dibuat peraturan tersendiri tentang pengiriman TKI keluar negeri seperti di

Filipina.

8. Segera harus disempurnakan kurikulum dan system pendidikan nasional

(Sisdiknas). System pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas

pendidikan. Karena itu, sisdiknas perlu reoriantasi supaya dapat mencapai

tujuan pendidikan secara optimal.

9. Upayakan untuk mencegah perselisihan hubungan industrial (PHI) dan

pemutusan hubungan kerja (PHK). PHI dewasa ini sangat banyak berperan

terhadap penutupan perusahaan, penurunan produktifitas, penurunan

permintaan produksi industri tertentu dan seterusnya. Akibatnya, bukan

hanya tidak mampu menciptakan lapangan kerja baru, justru sebaliknya

bermuara pada PHK yang berarti menambah jumlah penganggur.

10. Segera mengembangkan potensi kelautan kita. Negara Kesatuan Rep ublik

Indonesia (NKRI) mempunyai letak geografis yang strategis dimana

Page 18: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

16

sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat potensial

sebagai Negara maritim. Potensi kelautan Indonesia perlu dikelola lebih

baik supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif dan

remunerative.

Sedangkan kebijakan makro tentang solusi masalah pengangguran

mengenai moneter seperti jumlah uang beredar, tingkat suku bunga, inflasi dan

nilai tukar yang melibatkan Bank Indonesia (Bank Sentral), fiscal (Departemen

Keuangan) dan lainnya.

2.3. Pertumbuhan Ekonomi

2.3.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan dalam memproduksi barang

dan jasa. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi

berarti perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu

negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan

infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan

pertambahan produksi barang dan modal, dikutip oleh Sukirno (2006, h. 423)

dengan kata lain ekonomi lebih menunjukkan pada perubahanyang bersifat

kuantitatif dan biasanya diukur dengan menggunakan data produkdomestik bruto

(PDB) atau pendapatan / output perkapita atau produk perkapita.

Pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan barang dan jasa dalam

kegiatan ekonomi masyarakat, yang diukur dengan meningkatnya hasil produksi

dan pendapatan. Secara konvensional pertumbuhan diukur dengan kenaikan

pendapatan nasional (GNP) per kapita. Selain itu, pertumbuhan

ekonomimerupakan salah satu aspek dari pembangunan ekonomi yang lebih

Page 19: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

17

menekankan pada peningkatan output agregat khususnya output agregat per

kapita. Artinya sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara

secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu

dan sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang

diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.

Menurut Prof. Simon Kuznets, medefinisikan pertumbuhan ekonomi

sebagai “ kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara untuk

menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada

penduduknya.Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan

penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya. Definisi ini

mempunyai 3 (tiga) komponen : pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa

terlihat darimeningkatnya secara terus-menerus persediaan barang; kedua,

teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan

derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barangkepada

penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan

adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan idiologi sehingga inovasi yang

dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat

(Jhingan, 2005:57).

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output perkapita

dalam jangka panjang, dimana penekanannya pada tiga halyaitu proses, output

perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu “proses” bukan

suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Disini kita melihat aspek dinamis dari

suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang

Page 20: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

18

atau berubah dari waktu ke waktu.Tekanannya pada perubahan atau

perkembangan itu sendiri.

Pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan “output perkapita”.

Dalam pengertian ini teori tersebut harus mencakup teori mengenai pertumbuhan

GDP dan teori mengenai pertumbuhan penduduk., sebab hanya apabila kedua

aspek tersebut dijelaskan, maka perkembangan output perkapita bias dijelaskan.

Kemudian asopek ketiga adalah pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka

panjang, yaitu apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output

perkapita menunjukkan kecenderungan yang meningkat (Boediono, 2001:1-2).

Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan dalam memproduksi barang

dan jasa. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi

berarti perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu

negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan

infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan

pertambahan produksi barang dan modal, dikutip oleh Sukirno (2006, h. 423)

dengan kata lain ekonomi lebih menunjukkan pada perubahanyang bersifat

kuantitatif dan biasanya diukur dengan menggunakan data produkdomestik bruto

(PDB) atau pendapatan / output perkapita atau produk perkapita.

Page 21: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

19

2.3.2. Teori Pertumbuhan Slow-swan

Menurut teori ini garis besar proses pertumbuhan mirip dengan teori

Harrod-Domar, dimana asumsi yang melandasi model ini yaitu :

1. Tenaga kerja (penduduk) tumbuh dengan laju tertentu, misalnya P pertahun.

2. Adanya fungsi produksi Q = f (K, L) yang berlaku bagi setiap periode.

3. Adanya kecenderungan menabung (prospensity to save) oleh masyarakat yang

dinyatakan sebagai proporsi (s) tertentu dari output (Q). Tabungan masyarakat

S = sQ, bila Q naik S juga naik, dan sebaliknya.

4. Semua tabungan masyarakat di investasikan S =I = ∆K. SEsuai dengan

anggapan mengenai kecenderungan menabung, maka dari output disisakan

sejumlah proporsi untuk tabung dan kemudian di investasikan. Dengan begitu,

maka terjadi penambahan stok capital (Boediono, 1992:81-82).

2.3.3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Harrod Domar

Teori pertumbuhan Harrod Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom

sesudah Keynes yaitu Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod. Teori Harrod-Domar

ini mempunyai asumsi yaitu :

1. Perekonomian dalam keadaan pekerjaan penuh (full employment) dan barang –

barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh.

2. Perekonomian terdiri dari dua sector rumah tangga dan sector perusahaan.

3. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya

pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.

4. Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save = MPS)

besarya tetap, demikian juga ratio antara modal output (capital-output ratio =

Page 22: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

20

COR) dan rasio pertambahan modal-output (incremental capital output ratio

= ICOR).

Menurut Harrod Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu

proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang

– barang modal yang rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan perekonomian

tersebut, diperlukan investasi – investasi baru sebagai tambahan stok modal.

Hubungan tersebut telah kita kenal dengan istilah rasio modal output ( COR).

Dalam teori ini disebutkan bahwa, jika ingin tumbuh perekonomian harus

menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya.

Semakin banyak tabungan dan kemudian di investasikan, maka semakin cepat

perekonomian itu akan tumbuh (Arsyad, 2004:64-67).

2.3.4. Ukuran Pertumbuhan Ekonomi

Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika

jumlah produksi barang dan jasa meningkat.Dalam dunia nyata, amat sulit untuk

mencatat jumlah unit barang dan jasa yang dihasilkan selama periode

tertentu.Kesulitan itu muncul bukan saja karena jenis barang dan jasa dihasilkan

sangat beragam, tetapi satuan ukurannya pun berbeda. Karena itu angka yang

digunakan untuk menaksir perubahan output adalah nilai moneternya ( uang )

yang tercermin dalam nilai Produk Domestik Bruto (PDB) untuk mengukur

pertumbuhan ekonomi, nilai PDB yang digunakan adalah PDB berdasarkan harga

konstan. Sebab, dengan menggunakan harga konstan pengaruh perubahan harga

telah dihilangkan. Sehinnga sekalipun angka yang muncul adalah nilai uang dari

Page 23: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

21

output barang dan jasa, perubahan nilai PDB sekaligus menunjukkan perubahan

jumlah kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan selama periode pengamatan.

Mengingat sulitnya mengumpulkan data PDB maka perhitungan

pertumbuhan ekonomi tidak dapat dilakukian setiap saat, biasanya dilakukan

dalam dimensi waktu triwulan dan tahunan. Cara menghitung tingkat

pertumbuhan adalah sebagai berikut :

𝑆𝑟 =PDRBt −PDRBI −1

PDRBI −1 x100 %..................................................................................(1)

Dimana :

Sr = Pertumbuhan ekonomi periode (triwulan atau tahunan)

PDRBt = Produk domestic bruto rill periode t ( berdasarkan harga konstan )

PDRBI ꞊= PDRB satu periode sebelumnya

Jika interval lebih dari satu periode, perhitungan tingkat pertumbuhan

ekonomi dapat menggunakan persamaan eksponensial (Rahardja.2006,h.18) :

PDRBt = PDRB0 (I + r)……………………………………………………….(2)

Dimana :

PDRBt = PDRB periode t

PDRB0 = PDRB periode awal

r = tingkat pertumbuhan

t = jarak periode

Page 24: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

22

2.4. Perbedaan Produk Domestik Bruto (PDB) dan produk Nasional

Bruto (GNP)

a. Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk domestik bruto (PDB) adalah total nilai pasar dan barang-barang

akhir dan jasa yang di hasilkan dalam suatu perekonomian selama kurun

waktu tertentu.

Kenaikan PDB dapat muncul melalui :

1. Kenaikan penawaran tenaga kerja

Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran

yang lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik,

tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga

kerja lama.

2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia

Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika

tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik

produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung jasa yang

bernilai. Investasi dalam modal sumber daya manusia merupakan sumber

lain dari pertumbuhan ekonomi.

3. Kenaikan Produktivitas

Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan

tertentu memproduksi lebih banyak keluaran.Produktivitas masukan dapat

dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan

pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi.

Page 25: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

23

b. Produk Nasional Bruto (GNP)

Produk nasional bruto adalah total nilai pasar dari barang-barangakhir dan

jasa yang dihasilkan oleh produk suatu negara selama kurun waktu

tertentu.

2.5.Faktor-faktor yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi

2.5.1. Tanah dan Kekayaan Alam Lainnya

Kekayaan alam suatu negara meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan

iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan, hasil laut yang dapat diperoleh,

jumlah dan jenis kekayaan barang tambang yang terdapat didalam setiap negara,

dimana pertumbuhan ekonomi baru bermula, terdapat banyak hambatan untuk

mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi diluar sektor utama (pertanian dan

pertambangan) yaitu sektor dimana kekayaan alam terdapat.

2.5.2. Jumlah dan Mutu Dari Produk dan Tenaga Kerja

Produk yang bertambah dari waktu kewaktu dapat menjadi pendorong

maupun penghambat kepada pertumbuhan ekonomi. Produk yang bertambah akan

memperbesar jumlah tenaga kerja dan penambahan tersebut memungkinkan

negara itu menambah produksi, disamping itu sebagai akibat pendidikan latihan

dan pengalaman kerja, ketrampilan penduduk akan selalu bertambah tinggi.

2.5.3. Barang-Barang Modal dan Tingkat Teknologi

Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi keefisienan

pertumbuhan ekonomi di dalam masyarakat yang sangat kurang maju sekalipun

barang modal sangat besar peranannya dalam kegiatan ekonomi.

Page 26: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

24

Apabila barang-barang modal saja yang bertambah, sedangkan tingkat

teknologi tidak mengalami perkembangan, kemajuan yang dicapai adalah jauh

lebih rendah daripada yang dicapai pada masa kini.

Kemajuan teknologi menimbulkan beberapa efek positif dalam

pertumbuhan ekonomi, oleh karenanya pertumbuhan ekonomi menjadi lebih pesat

sedangkan efek utama yang akan timbul adalah:

a. Kemajuan teknologi dapat mempertinggi keefisienan kegiatan

memproduksi sesuata barang kemajuan seperti itu akan menurunkan biaya

produksi dan meninggikan jumlah produksi.

b. Kemajuan teknologi menimbulkan penemuan barang-barang baru yang

belum pernah diproduksi sebelumya, kemajuan seperti itu menambah

barang dan jasa yang dapat digunakan masyarakat.

c. Kemajuan teknologi dapat meninggikan mutu barang-barang yang

diproduksi tanpa meningkatkan harganya.

2.5.4. Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat

Sistem sosial dan sikap masyarakat penting perannya dalam mewujudkan

pertumbuhan ekonomi. Didalam menganalisis mengenai masalah-masalah

pembangunan di negara-negara berkembang, ahli-ahli ekonomi telah

menunjukkan bahwa sistem sosial dan sikap masyarakat dapat menjadi

penghambat yang serius terhadap pembangunan. Adat istiadat yang tradisional

dapat menghambat masyarakat untuk menggunakan cara memproduksi yang

modern dan produktivitas yang tinggi, oleh karenanya pertumbuhan ekonomi

tidak dapat dipercepat.

Page 27: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

25

Selain faktor- faktor diatas masih ada beberapa faktor lainnya yang

menentukan pertumbuhan ekonomi yaitu :

a. Faktor Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses

pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada

sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan

memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses

pembangunan.

b. Faktor Sumber Daya Alam

Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan

mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

c. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja

yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin

canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas

serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada

akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

d. Faktor Budaya

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan

ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit

atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat

pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya

sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya.

Page 28: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

26

e. Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan

meningkatkan kualitas IPTEK.Sumber daya modal berupa barang-barang

modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan

ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan

produktivitas.

2.5.4. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi

Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:

Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil

pembangunan nasional pendapatan per kapitanya dipergunakan untuk mengukur

tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan per kapita

dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga

produktivitasnya.

Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan Negara

untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional.Sebagai

dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negeri oleh Bank Dunia atau

lembaga internasional lainnya.

2.6.Pengertian Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja didefinisikan sebagai keadaan yang mencerminkan

sampai berapa dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau dapat ikut secara

aktif dalam suatu kegiatan perekonomian suatu Negara, atau dengan kata lain,

kesempatan kerja merupakan orang yang bekerja dan telah mendapat pekerjaan

(Susanto, 2010).

Page 29: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

27

Data kesempatan kerja secara nyata sulit diperoleh, maka untuk keperluan

praktis digunakan pendekatan bahwa jumlah kesempatan kerja didekati melalui

banyaknya lapangan kerja yang terisi yang tercermin dari jumlah penduduk yang

bekerja.

Para ahli ekonomi klasik mendefinisikan kesempatan kerja sebagai suatu

keadaan dimana semua pekerja yang ingin pada suatui tingkat upah tertentu akan

dengan mudah mendapatkan pekerjaan.

Menurut para ahli ekonomi klasik, untuk menentukan jumlah pekerja yang

akan digunakan dalam kegiatan ekonomi analisis mengenai pasar tenaga kerja

perlu dilakukan. Dalam konteks pasar tenaga kerja, mekanisme pasar yang terjadi

bersifat persaingan sempurna.Ini berarti bahwa tingkat upah ditentukan oleh

keseimbangan diantara permintaan dan penawaran tenaga kerja.Apabila keadaan

ini tercapai dalam analisis klasik tingkat kesempatan kerja penuh telah tercapai.

2.7.Pengertian Ketenagakerjaan

Menurut pasal 1 Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan didefinisikan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang

mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Sedarmayanti (2007, h. 1) tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja

(15 ke atas ) atau 15-64 tahun, atau secara potensial dapat bekerja. Dengan kata

lain tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu Negara yang dapat

memp[roduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan

jika mereka mau berpatisipasi dalam aktivitas tersebut.

Page 30: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

28

Pengertian tenaga kerja dibedakan menurut umur. Menurut Undang –

Undang Nomor 25 tentang ketenagakerjaan telah menetapkan batas usia kerja

menjadi 15 tahun. Dengan kata lain, sesuai dengan berlakkunya Undang – Undang

ini, mulai tanggal 1 Okteber 1998, tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk

berumur 15 tahun atau lebih.

Menurut Afrida (2003, h.19) kelompok penduduk dalam usia kerja

dinamakan tenaga kerja atau manpower.Secara singkat tenaga kerja didefinisikan

sebagai penduduk berumur 15 tahun atau lebih.

Tenaga kerja (Man power) menurut International Labour Organization (

ILO ) dibagiu kedalam dua kelompok yaitu : Angkatan kerja (Labor Force) dan

bukan Angkatan kerja.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) yang termasuk angkatan kerja adalah

penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang selama seminggu sebelum

pencacahan atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara sedang tidak

bekerja dan yang mencari pekerjaan.

Angkatan kerja menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dibedakan menjadi

dua sub kelompok yaitu bekerja dan penganggur. Badan Pusat Statistik (2010)

memberikan definisi tentang bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan

maksud memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit satu jam

dalam seminggu yang lalu, termasuk mereka yang sementara tidak bekerja karena

suatu sebab, seperti petani yang sedang menunggu hasil panen, pegawai yang

sedang cuti, dan sebagainya. Menurut Mankiw (2003,h.113) seseorang dianggap

bekerja jika dia menghabiskan sebagian besar waktu diminggu sebelumnya untuk

bekerja dan memperoleh upah atau gaji.

Page 31: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

29

Menurut Sedarmayanti (2007, h.1) penduduk yang digolongkan bekerja

adalah:

1. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan, melakukan pekerjaan

atau bekerja dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh

penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit satu jam dalam

seminggu yang lalu dan tidak boleh putus.

2. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan,tidak melakukan

pekerjaan atau bekerja kurang dari satu jam, mereka adalah :

Pekerja tetap, pegawai pemerintah atau swasta yang sedang tidak

masuk kerja karena cuti, sakit, mogok, mangkir, perusahaan

menghentikan kegiatannya sementara (misalnya kerusakan mesin) dan

sebagainya.

Petani yang mengusahakan tanah pertanian yang tidak bekerja karena

menunggu panen atau menggarap sawah dan sebagainya.

Orang-orang yang bekerja dibidang keahlian seperti dokter, tukang

cukur, penjahit, dan sebagainya.

Mencari pekerjaan atau penganggur terbuka adalah mereka yang tidak

bekerja namun sedang mencari kerja terdiri dari :

1. Belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.

2. Sudah pernah bekerja karena suatu hal berhenti atau diberhentikan dan

sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan. (Sedarmayanti 2007, h.2).

Page 32: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

30

2.7.1.Penyerapan Tenaga Kerja

Minimnya penyerapan tenaga kerja dapat berimbas kepada tingginya

tingkat pengangguran, dan hal ini termasuk kedalam masalah ekonomi dan

masalah sosial. Pengangguran merupakan masalah ekonomi karena ketika angka

pengangguran meningkat sebagai dampaknya suatu negara membuang barang dan

jasa yang sebenarnya dapat diproduksi oleh pengangguran. Pengangguran

merupakan masalah sosial yang besar karena mengakibatkan pederitaan besar

untuk pekerja yang menganggur yang harus berjuang dengan pendapatan yang

berkurang. Biaya ekonomi dari pengangguran jelas, namun tidak ada jumlah mata

uang yang dapat mengurangkan secara tepat tentang korban psikologi dan

manusia pada saat mereka menganggur.

Negara Indonesia sering dihadapkan dengan besarnya angka

pengangguran, hal ini dikarenakan minimnya penyerapan tenaga kerja dan

besarnya jumlah penduduk Indonesia. Pengangguran Indonesia menjadi masalh

yang terus menerus membengkak. Sebelum krisis ekonomi tahun 1997

tingkat pengangguran di Indonesia pada umumnya dibawah 5 persen dan pada

tahun 1998 sebesar 5,7 persen. Tingkat pengangguran sebesar 5,7 persen masih

merupakan pengangguran alamiah. Tingkat pengangguran alamiah adalah suatu

tingkat pengangguran alamiah dan tidak mungkin dihilangkan. Tingkat

pengangguran ini sekitar 5-6 persen atau kurang. Artinya jika tingkat

pengangguran paling tinggi 5 persen itu berarti bahwa perekonomian dalam

kondisi penggunaan tenaga kerja penuh (full employment ).

Peningkatan angkatan kerja baru yang lebih besar dibandingkan dengan

lapangan kerja yang tersedia terus menunjukkan jurang (gap) yang terus

membesar. Kondisi tersebut semangkin membesar setelah krisis ekonomi. Dengan

adanya krisis ekonomi tidak saja jurang antara peningkatan angkatan kerja baru

Page 33: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

31

dengan penyediaan lapangan kerja yang rendah terus makin dalam tetapi juga

terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK ).

Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu penyebab pengangguran adalah

kurangnya keahlian serta minimnya lapangan pekerjaan selain itu kurangnya

Sumber Daya Manusia (SDM) juga dapat memicu meningkatnya Pengangguran,

sehingga tidak mampu untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi khususnya di

Kabupaten Aceh Barat dimasa yang akan datang.

2.8.Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Pengangguran

Gambaran secara menyeluruh dari kondisi perekonomian suatu daerah

dapat diperoleh dengan mengukur tingkat pertumbuhan ekonominya yang kita

kenal dengan konsep produk domestic regional bruto (PDRB) sebagai salah satu

indikator makro ekonomi. Dalam konsep perhitungan PDRB yang dihitung adalah

nilai bruto dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua unit ekonomi.

Dalam wilayah yang diukur salah satu aspek untuk melihat kinerja perekonomian

adalah beberapa efektif penggunaan sumber daya yang ada sehingga lapangan

pekerjaan merupakan tempat dari pembuat kebijakan. Angkatan kerja merupakan

jumlah total dari pekerja dan pengangguran, sedangkan pengangguran merupakan

persentase angkatan kerja yang menganggur.

Pertumbuhan ekonomi dan pengangguran memiliki hubungan yang sangat

erat karena penduduk yang bekerja berkontribusi dalam menghasilkan barang dan

jasa, sedangkan pengangguran tidak memberikan kontribusi. Studi yang dilakukan

oleh ekonom Arthur mengindikasikan hubungan negative antara pertumbuhan

Page 34: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

32

ekonomi dan pengangguran, sehingga semakin tinggi tingkat pengangguran

semakin rendah tingkat pertumbuhan ekonomi.

Salah satu prioritas dalam membangun perekonomian yang dikemukakan

pemerintah Indonesia adalah penciptaan lapangan pekerjaan atau berkurangnya

tingkat pengangguran. Penciptaan lapangan kerja sebagai dampak dari

pertumbuhan ekonomi diperkirakan tidak dapat menyerap angkatan kerja baru

yang muncul setiap tahun dan jumlah pengangguran yang sudah ada dari tahun

sebelumnya, hal tersebut menjelaskan mengapa dari tahun ke tahun, dengan

pertumbuhan ekonomi yang dicapai Indonesia setiap tahunnya.

2.8.Perumusan Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini

adalah pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja berpengaruh negative

terhadap tingkat pengangguran di Kabupaten Aceh barat.

Page 35: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

33

III. METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini ruang lingkup penelitian mencangkup seluruh jumlah

kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Aceh Barat.

Mengingat luasnya aspek analisis maka sampel yang diambil oleh penulis

adalah jumlah kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi dan jumlah pengangguran

di Kabupaten Aceh Barat dalam kurun waktu 2002 – 2011.

3.2. Data Penelitian

3.2.1. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data yang digunakan penulis yaitu data sekunder yang

diperoleh dari instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), dan instansi-

instansi pemerintah, serta dari berbagai sumber dan literatur lain yang ada

kaitannya dengan penelitian ini.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan penulis dalam penelitian ini antara

lain :

a. Studi Pustaka (library Research)

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dengan

cara membaca-buku-buku dan Literatur lainnya baik yang diwajibkan

maupun yang dianjurkan yang berhubungan dan ada kaitanya dengan

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.

Page 36: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

34

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung

kepada pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan yang berhubungan

dengan masalah yang akan dibahas.

3.3. Model Analis Data

Untuk membahas faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat

pengangguran di Kabupaten Aceh Barat dengan menggunakan alat ukur regresi

linear berganda (Arafah, 2008.h.26).

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana :

Y = Pengangguran

a = Konstanta

b1,b2 = Koefisien regresi

X1 = Pertumbuhan ekonomi

X2 = Kesempatan Kerja

e = Faktor penganggu

Analisis Korelasi (r)

koefisien korelasi adalah suatu analisa untuk mengetahui seberapa besar

hubungan dengan variabel bebas terhadap variabel terikatnya. koefisien berganda

yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Rumus koefisien korelasi berganda menurut Usman (2006, h.103)

YiYiXiXi

YiXiXXir

2

1

Page 37: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

35

Dimana :

r = Koefisien Korelasi Variabel Bebas X

Y = jumlah pengangguran

X = Variabel yang diteliti

Uji t

uji t digunakan untuk menguji hipotesis suatu parameter bila sampel

berukuran kecil (n < 30) dan ragam populasi tidak diketahui menurut Ruslan

(2006, h.189).

21

2

r

rnt

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

r = Koefisien korelasi

3.4. Definisi Operasional Variabel

Agar tidak menimbulkan pengertian ganda tentang variabel-variabel utama

pada penelitian ini, maka akan dijelaskan definisi masing-masing variabel sebagai

berikut :

1. Pengangguran (Y) adalah jumlah pengangguran di Kabupaten Aceh Barat

yang diukur dalam jiwa.

2. Pertumbuhan ekonomi (X1) adalah tingkat pertumbuhan ekonomi di

Kabupaten Aceh Barat yang diukur dalam persen.

Page 38: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

36

3. Kesempatan kerja (X2) adalah lapangan kerja yang tersedia di Kabupaten

Aceh Barat.

3.5. Pengujian Hipotesis

Hipotesa statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. H0 ; ß = 0, Faktor- faktor yang diteliti secara bersama-sama tidak

berpengaruh secara signifikan dari seluruh variabel (X1 dan X2) terhadap

variabel terikat (Y).

b. H1 ; ß ≠ 0, faktor-faktor yang diteliti secara bersama-sama berpengaruh

secara signifisikan dari variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat

(Y).

Kriteria uji hipotesa yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :

a. Apabila th >tt maka H0 ditolak H1 diterima, artinya tidak terdapat pengaruh

yang signifikan dari variabel yang diteliti.

b. Apabila th <tt maka H0 diterima H1 ditolak, artinya terdapat pengaruh yang

signifikan dari seluruh variabel yang diteliti.

Page 39: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Perkembangan Tingkat pengangguran

Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja dianggap sebagai faktor positif

dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar

berarti akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertumbuhan

penduduk yang lebih besar akan meningkatkan luasnya pasar domestik. Namun

demikian, patut dipertanyakan apakah cepatnya pertumbuhan penawaran tenaga

kerja akan memberikan efek positif atau negatif terhadap perkembangan

ekonomi. Sebenarnya, hal tersebut tergantung pada kemampuan sistem

perekonomian untuk menyerap dan secara produktif mempekerjakan tambahan

tenaga kerja tersebut.

Angkatan kerja yang tumbuh sangat cepat tentu saja akan menimbulkan

masalah bagi perekonomian, terutama tidak tersedianya lapangan kerja. Jika

lapangan kerja baru tidak mampu menampung semua angkatan kerja baru (

dengan kata lain, tambahan permintaan akan tenaga kerja lebih sedikit dari pada

tambahan penawaran angkatan kerja ), maka sebagian angkatan kerja baru itu

akan memperpanjang barisan penganggur yang sudah ada. Lapangan kerja salah

satu masalah dalam pembangunan ekonomi di Indonesia.

Hal ini bukan terlihat terhadap masalah jumlah tetapi bagaimana

meningkatkan jumlah yang ditawarkan. Permasalahan lain terletak pada kualitas

tenaga kerja, sebagaimana terlihat dari produkvitas pekerja yang ada masih relatif

rendah.

Page 40: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

38

Tingkat pengangguran akan menjadi masalah terhadap sosial ekonomi

masyarakat, hal ini akan menimbulkan kecemburuan sosial antara masyarakat

yang belum memiliki pekerjaan, untuk mengetahui tingkat pengangguran di

Kabupaten Aceh Barat dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Jumlah Pengangguran di Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2002-2011

No. Tahun Jumlah Pengangguran

( jiwa )

1. 2. 3.

4. 5.

6. 7. 8.

9. 10.

2002 2003 2004

2005 2006

2007 2008 2009

2010 2011

37.116 31.217 22.218

13.266 7.818

7.810 8.061 7.868

7.651 7.434

Sumber : Badan Pusat Statistik ( d iolah ), 2012

Pada Tabel 1 dapat dilihat jumlah pengangguran di Kabupaten Aceh Barat

dari tahun 2002-2011 sebagai berikut, pada tahun 2002 jumlah pengangguran di

Kabupaten Aceh Barat sebanyak 37.116 jiwa dan pada tahun 2003 mengalami

penurunan sebesar 31.217 jiwa dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2005

jumlah pengangguran di Kabupaten Aceh Barat mengalami penurunan sebanyak

13.266 jiwa, hal ini disebabkan karena bencana gempa dan tsunami yang terjadi

pada akhir tahun 2004. Jumlah pengangguran yang terjadi hingga tahun 2006

mencapai 7.818 jiwa, penyerapan tenaga kerja terutama dikarenakan banyak

lapangan pekerjaan yang mampu menyerap tenaga kerja seperti banyaknya

lembaga swadaya masyarakat asing (NGO) yang mampu menampung tenaga

kerja.

Page 41: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

39

Seiring dengan pulihnya krisis ekonomi maka jumlah pengangguran pun

mulai mengalami penurunan.Jumlah pengangguran yang terjadi hingga tahun

2011 mencapai 7.434 jiwa.Permasalahan kependudukan di Kabupaten Aceh Barat

adalah dilihat dari tingginya jumlah pengangguran, namun demikian jumlah

pengangguran di Kabupaten Aceh Barat saat ini relatife mulai berkurang.

4.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Barat

Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi di daerah adalah nilai Produk

Domestik Regional bruto (PDRB). Perkembangan pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Aceh Barat yang tercermin dari nilai PDRB Aceh Barat selama

periode tahun 2002 – 2011 mengalami peningkatan secara fluktuatif, seperti yang

terlihat pada tabel 2

Tabel 2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2002 - 2011

No Tahun PDRB Pertumbuhan (%)

1 2

3 4 5

6 7

8 9 10

2002 2003

2004 2005 2006

2007 2008

2009 2010 2011

4.934.090 5.052.853

5.652.336 6.358.687 6.468.986

6.659.263 6.735.608

6.803.228 6.929.972 7.012.027

1,97 2,41

11,86 12,50 1,73

2,94 1,15

1,00 1,86 11.84

Sumber : Badan Pusat Statistik (dio lah), 2012

Pada Tabel 2 dapat dilihat jumlah PDRB di Kabupaten Aceh Barat

dari tahun 2002 – 2011 mengalami peningkatan pada tahun 2002 jumlah

PDRB di Kabupaten Aceh Barat sebesar Rp.4.934.090 dan tahun 2003

Page 42: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

40

mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp.5.502.853 atau 2.41 %. Pada tahun

2011 PDRB Kabupaten Aceh Barat mengalami peningkatan sebesar 11.84

persen dari tahun 2010 yang nilainya mencapai 6.929.272 juta rupiah. Selama

tahun 2002 – 2011 perekonomian KabupatenAceh Barat didominasi oleh sektor

pertanian. Kontribusi sektor ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun

4.1.2. Kesempatan Kerja di Kabupaten Aceh Barat

Di Kabupaten Aceh Barat selama tahun 2002 – 2011 kesempatan kerja

mengalami perkembangan secara fluktuatif.Pada tabel 3 dibawah ditampilkan data

tentang pertumbuhan kesempatan kerja di kabupaten Aceh Barat.

Tabel 3 Perkembangan Kesempatan Kerja di Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2002 – 2011

No

Tahun

Kesempatan Kerja (Ribuan Jiwa)

Pertumbuhan ( % )

1 2002 1.800 0.86

2 2003 1.650 -8.33

3 2004 1.500 -9.09

4 2005 1.590 6.00

5 2006 1.593 3.78

6 2007 1.600 0.44

7 2008 1.622 1.38

8 2009 1.733 6.85

9 2010 1.776 2.49

10 2011 1.900 6.98 Sumber : Badan Pusat Statistik (dio lah), 2012

Pada tabel 3 terlihat bahwa kesempatan kerja terus mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2002 jumlah kesempatan kerja di

Page 43: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

41

Kabupaten Aceh Barat sebesar 1.800 jiwa, dan pada tahun 2003 mengalami

penurunan sebesar 1.650 jiwa dari tahun sebelumnya. Tahun 2004 jumlah

kesempatan kerja di Kabupaten Aceh Barat kembali mengalami penurunan

sebesar 1.500 jiwa.Dan tahun 2005 jumlah kesempatan kerja mulai mengalami

peningkatan, hal ini karena banyak lapangan pekerjaan yang mampu menyerap

tenaga kerja seperti banyaknya lembaga swadaya masyarakat asing (NGO).

Peningkatan paling tinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu 6.98 % dengan

kesempatan kerja sebanyak 1.900 jiwa. Sedangkan peningkatan paling rendah

terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar -9.09 % dengan kesempatan kerja sebanyak

1.500 jiwa.

4.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat

pengangguran di Kabupaten Aceh Barat akan dianalisis dengan menggunakan

model regresi linear berganda.

Tabel 4

Rata – rata, Standar Deviasi dan Observasi

No Variabel Rata - rata Std. Deviasi N

1

2

3

Pengangguran

P.Ekonomi

K. Kerja

15.0459

6.2602

1.6764

11.15914

0.76976

0.12176

10

10

10

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012)

Tabel 4 diatas terlihat bahwa rata – rata pengangguran selama kurun

waktu 2002 – 2011 adalah 15.0459 dengan standar deviasi 11.15914.

Sedangkan variabel pertumbuhan ekonomi (X1) dengan jumlah (N) sebanyak 10

Page 44: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

42

mempunyai nilai rata – rata sebesar 6.2602 dan standar deviasi sebesar 0.76976.

Variabel kesempatan kerja (X2) dengan jumlah (N) sebanyak 10 mempunyai rata

– rata sebesar 1.6764 dan standar deviasi 0.121176.

4.3.1. Analisis Regresi Linear Berganda

Hasil perhitungan dengan menggunakan regrsei linear berganda disajikan

pada tabel dibawah ini.

Tabel 5 Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda

No Model Unstandardized Coeefficients Standardized coefficients

B Std. Error Beta

1

2

3

1 (Constant)

P. Ekonomi

K. Kerja

79.153

-14.671

16.544

6.885

0.611

3.861

-1.012

0.181

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012)

Dari tabel diatas dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut ini :

Y = 79.153 – 14.671 + 16.544 + e

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Konstanta

Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar 79.153.

Nilai konstanta ini menyatakan bahwa apabila semua variabel bebas

(pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja) bernilai nol, maka

pengangguran mengalami penurunan sebesar 79.153 jiwa.

Page 45: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

43

2. Koefisien regresi dari variabel pertumbuhan ekonomi (X1)

Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa koefisien variabelpertumbuhan

ekonomi bernilai 14.671, hal ini menyatakan setiap kenaikan pertumbuhan

ekonomi sebesar 1 % mengakibatkan pengangguran mengalami penurunan

sebesar 14.671 jiwa.

3. Koefisien regresi dari variabel kesempatan kerja (X2)

Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa koefisien variabel kesempatan

kerja adalah 16.544 %.Hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan

kesempatan kerja sebesar 1 % mengakibatkan pengangguran meningkat

sebesar 16.544 jiwa.

4.4.Pengujian Hipotesis

4.4.1. Uji t ( uji individual )

Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat

pengangguran di Kabupaten Aceh Barat dianalisis dengan menggunakan model

regresi linear berganda. Dari hasil penelitian diperoleh hasil akhirnya sebagai

berikut :

Page 46: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

44

Tabel 6

Hasil perhitungan nilai t-hitung

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coeffisien

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant)

P.Ekonomi

K. Kerja

79.153

-14.671

16.544

6.885

0.611

3.861

-1.012

0.181

11.496

-24.020

4.285

0.000

0.000

0.007

Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012)

Berdasarkan tabel diatas nilai thitungdapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pertumbubuhan Ekonomi (X1)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk variabel pertumbuhan ekonomi

nilai thitung > ttabel( 24.020 > 1.895 ) artinya partial variabel pertumbuhan

ekonomi berpengaruh signifikan terhadap pengangguran di Kabupaten

Aceh Barat.

2. Kesempatan Kerja

Dari tabel diatas terlihat bahwa untuk variabel kesempatan kerja nilai

thitung>ttabel( 4.285 > 1.895 ) artinya partial variabel kesempatan kerja

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengangguran.

Dari hasil diatas menunjukkan bahwa hanya variabel pertumbuhan

ekonomi yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengangguran di

kabupaten Aceh Barat, sedangkan variabel kesempatan kerja tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap pengangguran di Kabupaten Aceh Barat.

Page 47: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

45

4.4.2. Uji F ( uji simultan )

Uji F digunakan untuk menguji keberatian semua variabel bebass

pertumbuhan ekonomi (X1) dan kesempatan kerja (X2) secara bersama – sama

terhadap variabel terikat pengangguran (Y). Hasil perhitungan nilai Fhitungdapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7 Hasil Regresi : uji F

Model Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 1107.305 2 553.653 288.512 .000a

Residual 13.433 7 1.919

Total 1120.738 9

Sumber : hasil Pengolahan Data (2012)

Dari tabel 7 terlihat bahwa nilai Fhitung > Ftabel( 288.512 > 4.737 ), dimana

signifikannya lebih kecil dari 𝝰 0,05, yaitu (0,000 < 0,05) berarti Ho ditolak dan

Ha diterima, maka variabel pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja secara

simultan ( bersama – sama ) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pengangguran di Kabupaten Aceh Barat.

4.4.3. Analisis Koefisien determinasi

Hal ini dipergunakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

keeratan serta arah hubungan antara pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja

terhadap pengangguran di Kabupaten Aceh Barat.

Page 48: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

46

Tabel 8

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 0.994a 0.988 0.985 1.38528 2.557

Sumber : Hasil Pengolahn Data (2012)

Persentase pengaruh variabel terikat terhadap variabel bebas

ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2). Koefisien determinasi

(R2) ini menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat yang dinyatakan dalam persen (%).Koefisien determinasi dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

KP = r2 x 100 %

= ( 0.994)2 x 100 %

= 0.988

Dari rumus diatas nilai R square (R2) sebesar 0.988 yang berarti

bahwa pengangguran di Kabupaten Aceh Barat sebesar 98.8 % di pengaruhi

oleh variabel pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja, sedangkan sisanya

sebesar 1.2 % dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar model penelitian ini.

4.5.Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian bahwa variabel pertumbuhan ekonomi

mempunyai hubungan yang signifikan terhadap pengangguran di Kabupaten Aceh

Barat selama kurun waktu 2002 – 2011. Koefisien regresi pertumbuhan ekonomi

Page 49: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

47

menunjukkan bahwa setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi akan menurunkan

pengangguran.

Persamaan akhir diperoleh Y = 79.153 – 14.671 + 16.544 + e. Konstanta

sebesar 79.153 nilai konstanta ini menyatakan apabila variabel bebas

(pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja) bernilai nol, maka pengangguran

mengalami penurunan sebesar 79.153 jiwa.

Apabila koefisien variabel pertumbuhan ekonomi bernilai 14.671, hal ini

menyatakan setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1 % mengakibatkan

pengangguran mengalami penurunan sebesar 14.671 jiwa.

Apabila koefisien variabel kesempatan kerja adalah 16.544 %.Hal ini

menyatakan bahwa setiap kenaikan kesempatan kerja sebesar 1 % mengakibatkan

pengangguran meningkat sebesar 16.544 jiwa.

Hasil penelitian untuk variabel kesempatan kerja menunjukkan bahwa

variabel kesempatan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pengangguran di Kabupaten Aceh Barat.

Dari hasil pengujian hipotesis secara bersama – sama menunjukkan bahwa

nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (288.512 > 4.737). Hal ini berarti variabel

pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja secara bersama – sama memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap pengangguran di Kabupaten Aceh Barat.

Jika diperhatikan dari nilai koefisien diperoleh (R2) menunjukkan bahwa

pengangguran di Kabupaten Aceh Barat sebesar 98.8 % di pengaruhi oleh

Page 50: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

48

variabel pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja, sedangkan sisanya

sebesar 1.2 % dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar model penelitian ini.

Page 51: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

49

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Kabupaten Aceh Barat maka

dapat diambil kesimpulan yaitu :

a. Dari hasil uji t, menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi secara

individual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengangguran

di Kabupaten Aceh Barat, Karena thitung > ttabel (24.020 > 1.895). Variabel

kesempatan kerja secara individual mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap pengangguran di Kabupaten Aceh Barat, karena thitung > ttabel

(4.285 > 1.895).

b. Dari hasil uji F menunjukkan bahwa secara serentak (bersama – sama)

variabel pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap pengangguran di Kabupaten Aceh

Barat, karena Fhitung > Ftabel (288.512 > 4.737).

c. Dari hasil koefisien determinasi (R2), menunjukkan bahwa pengangguran

di Kabupaten Aceh Barat sebesar 98.8 % di pengaruhi oleh variabel

pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja, sedangkan sisanya sebesar

1.2 % dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar model penelitian ini.

Page 52: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

50

5.2. Saran – saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan

kepada pemerintah :

a. Untuk mengatasi masalah pengangguran, Pemerintah Kabupaten harus

mampu menciptakan kesempatan kerja dan memperluas lapangan usaha di

berbagai sector dengan cara mendorong investasi swasta, sehingga

permintaan tenaga kerja meningkat.

b. Pemerintah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan

menyediakan lowongan pekerjaan, meningkatkan sumber daya manusia

dan meningkatkan perekonomian rakyat, dan menumbuh kembangkan

Usaha Kecil Menengah (UKM) agar industri kecil dan menengah terus

dikembangkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

Aceh Barat.

c. Bagi peneliti yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai faktor –

faktor yang mempengaruhi pengangguran dapat menggunakan variabel –

variabel lain yang berhubungan dengan faktor – faktor yang

mempengaruhi pengangguran. Area penelitian bisa juga dilakukan di

Kabupaten Lain yang terdapat di Provinsi Aceh, atau di Provinsi lainnya di

seluruh Indonesia.

Page 53: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

51

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad,Lincolyn,2004.Ekonomi Pembangunan.Yogyakarta.STIE YKPN.

Afrida, 2003.Manajemen Sumber Daya Manusia.Ghalia Indonesia.Jakarta.

Badan Pusat Statistik, 2001. Indikator Sosial Ekonomi Aceh. Jakarta.

Boediono, 2001.Teori Pertumbuhan Ekonomi.BPFE.Yogyakarta.

Jhingan, 2000.Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan.Jakarta,rajawali Press.

Mankiw,Gregory,2003.Pengantar Ekonomi.Erlangga.Jakarta.

Nanga, Muana.2005.Makro Ekonomi Teori Masalah dan Kebijakan.PT.Raja

Grafindo Persada,Jakarta.

Nopirin, Ph.d, 2000. Ekonomi Moneter II, BPFE, Yogyakarta.

Rahardja, Manurung. 2006. Teori Ekonomi Makro. Fakultas Ekonomi Universita

Indonesia, Jakarta.

Ruslan, Rosady.2006.Metodologi Penelitian Public Relayion dan

Komunikasi.PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sedarmayanti, 2007.Manajemen Sumber Daya Manusia.Refika

Aditama.Bandung.

Sukirno, Sadono. 2006a. Makro Ekonomi Teori Pengantar. PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2007b.Teori Makro Ekonomi Modern ”Perkembangan

Pemikiran dari Klasik hingga Keynesian baru. PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Susanto, F. 2010. Chapter II, http://resposity.usu.ac.id:diakses tanggal 13

September 2012.

Page 54: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …repository.utu.ac.id/176/1/BAB I_V.pdf · Pengangguran terjadi kerena faktor, jumlah kesempatan kerja yang tersedia umumnya lebih kecil

52

Lampiran 1 :Data input Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat

pengangguran di Kabupaten Aceh Barat.

Tahun

Jumlah Pengangguran ( jiwa)

Pertumbuhan Ekonomi ( % )

Kesempatan Kerja ( jiwa )

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

37.116

31.217

22.218

13.266

7.818

7.810

8.061

7.868

7.651

7.434

1.97

2.41

11.86

12.50

1.73

2.94

1.15

1.00

1.86

11.84

1.800

1.650

1.500

1.590

1.593

1.600

1.622

1.733

1.776

1.900