faktor-faktor yang mempengaruhi …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan...

70
REVENUE Volume 5 Nomor 01 Januari 2019 Halaman 1-53 ISSN 2442-8493 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DAMPAKNYA TERHADAP PDRBDKI JAKARTA (Yayan Alfian Nugraha) PENGARUH DISIPLIN DANMOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG ( Aceng Sudiana , Muhammad Mudzakkir) PENGARUH JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI ENERGI MINA BAKTI TAHUN 2014-2015 (Neneng Mulyaningsih) ISSN: 2442-8493

Upload: others

Post on 06-Feb-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

REVENUE Volume5

Nomor01

Januari 2019 Halaman1-53

ISSN2442-8493

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DAMPAKNYA TERHADAPPDRBDKI JAKARTA(Yayan Alfian Nugraha)

PENGARUH DISIPLIN DANMOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADAINSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG(Aceng Sudiana, Muhammad Mudzakkir)

PENGARUH JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP SISA HASILUSAHA (SHU) PADA KOPERASI ENERGI MINA BAKTI TAHUN 2014-2015(Neneng Mulyaningsih)

ISSN: 2442-8493

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DAMPAKNYA TERHADAPPDRBDKI JAKARTA(Yayan Alfian Nugraha)

PENGARUH DISIPLIN DANMOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADAINSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG(Aceng Sudiana, Muhammad Mudzakkir)

PENGARUH JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP SISA HASILUSAHA (SHU) PADA KOPERASI ENERGI MINA BAKTI TAHUN 2014-2015(Neneng Mulyaningsih)

ii

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

REDAKSI

Penanggung Jawab : Direktur Akademi AKPI H.Yayan Alfian Nugraha,SE.,MM.,Dr

Pengarah : Wakil Direktur I Neneng Mulyaningsih SE, M.Akt Wakil Direktur II Ahmad Hakiki S.HI, M.E

Redaktur : Drs. Djoko Pranoto,M.SiMitra Bestari : Eko Susilo, SE,MS.i

Konsultan Lugina Media Sarana Dr.Muhamad Taqi, SE,MMSI Universitas Sultan Agung Tirtayasa Eko Supriyatno,SE.,MM Konsultan Terapi Bisnis Indonesia

Redaktur Pelaksana : Ahmad Masri ,SIP,M.Si Muhammad Mudzakkir, S.Sos, MM Neneng Mulyaningsih,SE.,M.Akt Ahmad Hakiki, SHI Rio Kencono, S.E Anik Sri Mujiati,S.Pd, M.Pd

Penyunting : Totok Haris Sukadarman, S.Sos Tatin Herawati Tarigan. A.Md Tatin Herawatin Tarigan, A.Md

Lay Out : Dendi Afrizal, S.AB, M.AkBendahara : Eka Susilawati, A.MdDistribusi : Saepi, S.AB

Detri Suryawanti, A.MdAlamat Redaksi : Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia

Jl. Kol.Tb.Suwandi Lingkar Selatan No.99(Simpang Lima) Ciracas –Kota Serang Banten 42116 Telp. 0254-218845Fax. 0254-219868E-mail : [email protected] : www.aakpi-stekpi.ac.id

Penerbit : LPPM Akademi AKPIPercetakan : AAKPI Profesional Publisher

Hak cipta dilindungi oleh undang-undangAll Right Reserved

Penerbit tidak bertanggung jawab terhadap isi materiIsi materi merupakan tanggung jawab masing-masing penulis

iii

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

SAMBUTAN

Alhamdulillah dan puji syyukur kehadirat Illahi, akhirnya jurnal IlmiahRevenue edisi keempat ini terbit, walaupun masih jauh dari sempurna. Kami tetapmerasa antusias atas tebitnya jurna Revenue ini. Jurnal Revenue ini menjadi ajangdosen-dosen Akademi AKPI untuk menuangkan hasil penelitiannya dalam bentukjurnal ilmiah.

Terbitnya jurnal Revenue volume ke lima nomor 01 ini tidak lepas darikerja keras rekan-rekan sivitas akademika Akademi AKPI, rekan-rekan dosen,rekan-rekan LPPM, tim redaksi dan rekan-rekan sejawat dari perguruan tinggilainnya. Kami mengucapkan terimakasih atas bantuan, sumbangsih, dan kerja kerassemua pihak atas terbitnya Jurnal Revenue yang keempat ini.

Harapan kedepan, jurnal ini dapat berkembang, isinya semakin berbobotdan semakin terukur, untuk itu diperlukan kerja keras lagi oleh sivitas akademikaAkademi AKPI, baik waktu luang, sarana dan prasarana dan stimulus yang dapatmeningkatkan semangat para dosen-dosen Akademi Akpi untuk menulis jurnalilmiah ini. Harapan kami kedepan jurnal ilmiah ini dapat terakreditasi dan memilikikualitas yang dapat diperhitungkan.

Untuk menambah kuantitas dan kualitas kontens yang ada, serta dalamrangka menjalin hubungan kerja sama yang baik antar perguruan tinggi, kamimemberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada dosen internal maupun dosendari perguruan tinggi lain unutk berpartisipasi mempublikasikan hasil karyailmiahnya di jurnal ilmiah ini.

Akhirul kalam, kami ucapkan selamat atas terbitnya Jurnal Ilmiah Revenueedisi keempat, semoga bermanfaat bagi semua pihak. Semoga ALLAH SWT selalumemberikan ridha-Nya dan hidayah-Nya bagi kita semua.

Serang Juni 2019Direktur

H.Yayan Alfian Nugraha,SE.,MM.,DrNIK.01.102008.001

iv

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Jurnal Ilmiah Revenue ke lima volume 01 dapatterbit walaupun masih ada kekurangan dan keterlambatan dalam pencetakan.Jurnalini selain memenuhi persyaratan standar pendidikan tingi, juga merupakan wadahbagi sivitas akademika Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan untukmempublikasikan dan mendokumentasikan karya ilmiahnya.

Pada ke lima volume 01 ini, disamping tulisan dan karya ilmiah dosen-dosen internal, juga kami publikasikan hasil karya ilmian dosen-dosen dariperguruan tinggi lainnya, hal ini menambah ragam kontens jurnal ini sehingga lebihkomprehensif dan lebih dapat dipertanggungjawabkan.

Kami ucapkan terimkasih yang sebesar-besarnya kepada dosen dan timredaksi yang telah bekerja keras untuk menerbitkan jurnal ini. Harapan kamisemoga kedepan kerjasama ini bisa lebih kita tingkatkan lagi dalam rangkapenerbitan jurnal berikutnya.

Semoga terbitnya jurnal yang ke empat ini memberikan manfaat bagipengembangan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan serta bermanfaat bagi semuapihak. Semoga Allah SWT selalu memberikan kekuatan dan petunjuk bagi kitasemua.

Serang, Juni 2019

Tim Redaksi

v

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

DAFTAR ISI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DAMPAKNYA TERHADAP PDRBDKI JAKARTA(Yayan Alfian Nugraha)……………………………………………………………………………. 1

PENGARUH DISIPLIN DANMOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG(Aceng Sudiana, Muhammad Mudzakkir)……………………..……………………….. 32

PENGARUH JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI ENERGI MINA BAKTI TAHUN 2014-2015(Neneng Mulyaningsih)…………………………………………………….………………….… 54

vi

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Dampaknya Terhadap PDRB DKI JAKARTA

ABSTRAK

Yayan Alfian [email protected]

ABSTRAK

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Investasi Dampaknya terhadap Produk DomestikRegional Bruto di Provinsi DKI Jakarta, Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum optimalnya kontribusi Investasi terhadap Produk Domestik Regional di Provinsi DKI Jakarta.

Tujuan Penelitian ini untuk mengkaji pengaruh faktor-faktor yangmempengaruhi iklim investasi yang dampaknya terhadap Produk DomestikRegional Bruto di provinsi DKI Jakarta

Penelitian ini menggunakan data sekunder untut waktu (time series) selama 35tahun. Metode yang digunakan adalah eksplanatory riset (explanatory research)untuk menjelaskan hubungan kausal antar variabel yang diteliti dalam suatu model,melalui pengujian hipotesis. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linierberganda dan regresi linier sederhana.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor suku bunga kredit, inflasi,upah minimum propinsi, nilai tukar rupiah dan jumlah uang beredar secara simultandan parsial berpengaruh signifikan terhadap investasi. Investasi berpengaruhsignifikan dan positif terhadap Produk Domestik Regional Bruto

Kata Kunci : suku bunga kredit, inflasi, upah minimum propinsi, nilai tukar rupiah,jumlah uang beredar, investasi, produk domestik regional bruto.

A. Analisis Deskriptif1. Investasi

Teori ekonomi mengartikanatau mendefinisikan investasi sebagai”pengeluaran-pengeluaran untukmembeli barang-barang modal danperalatan-peralatan produksi dengantujuan untuk mengganti dan terutamamenambah barang-barang modaldalam perekonomian yang akandigunakan untuk memproduksikanbarang dan jasa di masa depan.Dornbusch & Fischer berpendapatbahwa investasi adalah permintaanbarang dan jasa untuk menciptakanatau menambah kapasitas produksiatau pendapatan di masa mendatang.

Masalah investasi Indonesiakhususnya Jakarta masih menjaditujuan utama di kawasan negaraASEAN. Karena nilai dollar saat ini lebihtinggi dibanding rupiah, sehingga kalaumelalui perhitungan para importirmengeluarkan biaya 20 persen lebihmurah apapun yang mereka mauinvestasikan. Pemerintah daerahtelah meningkatkan pelayanan satupintu, namun masih banyakjendelanya. Jadi perlu ditingkatkanefisiensinya. Di pelayanan yang sepertiitu dapat menyebabkan investasimasuk.

Persentase ekspor dan impor diDKI Jakarta cukup tinggi dikarenakan

vii1

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

banyaknya kegiatan industri yangterkonsentrasi di propinsi ini.Pertumbuhan yang terlalu bertumpupada ekspor sangat rentan terhadapgejolak ekonomi dunia. Kontraksisektor-sektor yang berorientasi eksporberpotensi diikuti pengurangan tenagakerja yang dapat berakibat padameningkatnya pengangguran didaerah. Sementara itu, pertumbuhanyang terlalu bertumpu pada konsumsimasyarakat memiliki batas dan tidakberkelanjutan. Dalam jangkamenengah kondisi ini akanmengurangi potensi tabunganmasyarakat. Padahal tabungan sangatpenting bagi perekonomian karenadapat menjadi sumber investasisektor produktif melalui intermediasiperbankan. Oleh karena itu, tantanganyang harus diatasi adalah mendorongterciptanya keseimbangan sumber-sumber pertumbuhan khususnyadengan meningkatkan peran investasi(pembentukan modal tetap bruto)dalam perekonomian daerah.

Tabel 1. Jumlah Investasi Propinsi DKI JakartaTahun 1980 – 2014

Tahun JumlahGrowth

Tahun JumlahRata-rata Investasi periode

tahun 1980 – 2014 adalah89.530.811,50 rupiah, sedangkan

investasi tertinggi adalah341.893.671,20 rupiah terjadi padatahun 2014, dan investasi terendahadalah 699.835,70 rupiah terjadi ditahun 1980. Standard deviasi sebesar114.711.595,25 rupiah lebih tinggi darirata-rata investasi periode 1980 – 2014,ini menunjukkan bahwa terjadiinkonsistensi pertumbuhan lajuinvestasi yang terjadi pada periodetahun 1980 – 2014. Laju pertumbuhaninvestasi tertinggi pada tahun 1993merupakan nilai ekstrem yang jauh darinilai rata-rata, sehingga menyebabkanstandard deviasi lebih besar dari nilairata-rata.

Kegiatan investasi bertujuanmeningkatkan produksi,penyempurnaan struktur industri,penciptaan lapangan pekerjaan, danpemerataan pendapatan.

Mengingat pentingnya investasi bagipertumbuhan ekonomi daerah, hal yangperlu ditingkatkan adalah iklim usaha didaerah. Iklim usaha yang kondusif bagiinvestasi terbentuk dari kualitas regulasiyang konsisten, perpajakan yangtransparan dan tidaktumpang tindih,pelayanan perijinan yang efisien, dankelembagaan penyelesaian konflik yangefektif. Langkah penting dalam perbaikanpelayanan perijinan adalah pelaksanaandanpenerapan Sistem Pelayanan TerpaduSatu Pintu (PTSP) secara sungguh-sungguh dankonsisten.Dalam hal ini,semua kabupaten/kota di DKI Jakartasecara formal telah memilikibadan/kantor yang menyelenggarakanPTSP. Ukuran keberhasilan pelaksanaanPTSP tersebut adalah peningkatanefisiensi perijinan yang harus tercermindari menurunnya biaya dan waktu yangdiperlukan oleh para pelaku usaha.

viii

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

Gambar 1. Realisasi Investasi Propinsi DKI Jakarta2010-2015

2. Suku Bunga KreditPengertian suku bunga kredit

adalah suku bunga pinjaman yang dikeluarkan oleh BI kepada para pelakuusaha. Tingkat bunga pinjaman yangsemakin rendah, maka akanmeningkatkan aktivitas produksi,sebaliknya semakin meningkatnya suku

bunga kredit, maka biaya akanmeningkat dan output berkurang akanmendorong kenaikan harga di pasaran.Tingkat bunga pinjaman ini dapatdigunakan sebagai instrumen atau alatkebijakan untuk mengatur jumlah danarah investasi, sekaligus bagipemerintah sebagai pengawasan inflasi.Sektor-sektor yang dianggap strategisdapat didorong perkembangannyamelalui investasi dengan menggunakankredit prioritas dengan suku bunga yangrendah, bilamana perlu dapat diberikansubsidi oleh pemerintah.

Berikut ini adalah dataperkembangan suku bunga kreditselama tahun 1980 sampai tahun 2014menurut data Bank Indonesia

Tabel 2. Suku Bunga Kredit Propinsi DKI Jakarta Tahun 1980 – 2014

Tahun JumlahGrowth

Tahun Jumlah%

Rata-rata suku bunga kreditperiode tahun 1980 – 2014 adalah17,71 persen, sedangkan suku bungakredit tertinggi adalah 32,15 persenterjadi pada tahun 1998, dan sukubunga kredit terendah adalah 11,70persen terjadi di tahun 2012.Standard deviasi sebesar 4,96 persenlebih rendah dari rata-rata suku bunga

kredit periode 1980 – 2014, Hal inimenunjukkan bahwa tidak terjadilonjakan yang cukup berarti padaperiode tahun 1980 – 2014 dan nilaivariabel suku bunga kredit relatif stabilmendekati rata-rata.

Berdasarkan data BankIndonesia, suku bunga kredit perbankanrata-rata hanya turun sebesar 3,33%dalam beberapa tahun terakhir. Banksentral mencatat rata-rata suku bungakredit industri perbankan sebesar15,39% pada akhir Desember 2008,turun menjadi 13,24% pada Desember2010, dan kembali turun menjadi12,06% pada akhir 2012.

Dampak perubahan suku bungakepada kegiatan ekonomi jugamempengaruhi ekspektasi publik akaninflasi (jalur ekspektasi). Penurunan sukubunga yang diperkirakan akanmendorong aktifitas ekonomi dan padaakhirnya inflasi mendorong pekerjauntuk mengantisipasi kenaikan inflasidengan meminta upah yang lebih tinggi.Upah ini pada akhirnya akan dibebankan

ix

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

oleh produsen kepada konsumenmelalui kenaikan harga.

Kenaikan suku bunga yangdilakukan oleh bank Sentral, maka akandirespon olehpara pelaku pasar danpara penanam modal untukmemanfaatkan momen tersebut gunameningkatkan produksi danmenanamkan investasinya.

Seiring dengan itu, akanberdampak juga pada jumlah produksiyang bertambah dan tenaga kerja yangjuga akan semakin bertambah.Akibatnya ekspor bertambah danjumlah pengangguran menurun,sehingga devisa yang masuk ke negaratersebut semakin menguatkan dollarterhadap mata uang lain. Demikian pulasebaliknya, bila saja suku bungamenurun, produksi industri akanberkurang karena produsen akanmembatasi kerugian. Apabila jumlahproduksi berkurang, maka akanmelemahkan mata uang tersebut.

Suku bunga salahsatunya akanmempengaruhi investasi. Hubungansuku bunga dengan investasi adalahnegatif. Ketika suku bunga tinggi makatingkat investasi menjadi menurun.Sedangkan tingkat investasi memilikihubungan yang positif denganpendapatan nasional. Apabila tingkatinvestasi menurun maka pendapatannasional juga akan turun. Pendapatannasional tentu sangat mempengaruhitingkat pertumbuhan ekonomi suatunegara. Begitu juga sebaliknya, sukubunga yang rendah akan menarikinvestor sehingga pendapatan nasionalmeningkat. Pendapatan nasionalmeningkat artinya pertumbuhanekonomi meningkat.

3. InflasiInflasi merupakan bagian dari

ilmu ekonomi makro akibat dariinteraksi antara permintaan agregat(aggregate demand) yang terdiri dari

jumlah total bersedia dibelanjakanuntuk pengeluaran konsumsi, investasi,pengeluaran pemerintah yang sangattergantung pada kebijakan moneter,kebijakan fiskal dan lain-lain, danpenawaran agregat (aggregate supply)yang mengacu kepada total kuantitasbarang dan jasa yang dihasilkan olehdunia bisnis suatu negara dan dijualpada periode tertentu, dan sangattergantung dari tingkat harga, kapasitasproduktif perekonomian dan tingkatbiaya. (Samuelson dan Nordhaus : 2004,hal. 87).

Berikut adalah dataperkembangan laju inflasi sejak tahun1980 hingga tahun 2014 yang diperolehdari Badan Pusat Statistik

Tabel 3. Inflasi Indonesia Tahun 1980 – 2014

Tahun JumlahGrowth

Tahun Jumlah%

1980 11.30 1998 74.42Rata-rata Inflasi periode tahun

1980 – 2014 adalah 9,93 persen,sedangkan inflasi tertinggi adalah 74,42persen terjadi pada tahun 1998, daninflasi terendah adalah 1,77 persenterjadi di tahun 1999. Standard deviasisebesar 11,65 persen lebih tinggi darirata-rata inflasi periode 1980 – 2014, inimenunjukkan bahwa terjadiinkonsistensi pertumbuhan lajuinflasiyang terjadi pada periode tahun 1980 –2014. Laju inflasi yang paling tertinggi

x

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

pada tahun 1998 merupakan nilaiekstrem yang jauh dari nilai rata-rata,sehingga menyebabkan standard deviasilebih besar dari nilai rata-rata.

Berdasarkan data statistik yangdi peroleh dari BPS di Indonesia bahwaperkembangan lajuinflasi mulai daritahun 2004 sampai dengan tahun 2011,pada tahun 2004 IHK meningkatmenjadi 792,09 persen dari tahunsebelumnya yaitu sebesar 5,78 persen(629,90). Hal ini disebabkan olehnaiknya inflasi pada tahun 2004 denganangka 5,87 persen.

Meningkatnya laju inflasi hinggaberlanjut pada tahun 2005 menjadi16,06 persen, yang kemudian padatahun 2006 laju inflasi menjadi 6,06persen. Sama halnya pada tahun 2006.Pada tahun 2007 laju inflasi masihstagnan di posisi 6,04 persen, inimembuktikan pada saat ituperekonomian indonesia dalam kondisistabil. Pada tahun 2008 kondisi ekonomiglobal mengalami goncang krisis, yangberawal ketika Amerika serikat gagalmengelola usaha properti, sehinggaberdampak terhadap laju inflasi dalamnegeri yang meningkat mencapai 11,11persen.

Dorongan tersebut berasal darilonjakan harga minyak dunia yangmendorong dikeluarkannya kebijakansubsidi harga BBM. Tekanan inflasimakin tinggi akibat harga komoditiglobal yang tinggi. Namun inflasitersebut berangsur menurun di akhirtahun 2008 karena harga komoditi yangmenurun dan penurunan harga subsidiBBM.

Pada tahun 2009 kondisiperekonomian dunia dan khususnyaIndonesia mulai menunjukkanperbaikan dengan menurunnya lajuinflasi ke 2,34 persen dan pada tahun2010 kembali terjadi krisis ekonomi dieropa dan berpengaruh padaperekonomian global, kondisi ini sangat

berdampak terhadap negara- negaraberkembang salah satunya Indonesiayang sangat bergantung pada lembagabank dunia dan IMF. Pada saat itumenunjukkan laju inflasi Indonesiasebesar 6,96 persen. Pada tahun 2011Indonesia berhasil mengantisipati krisisekonomi yang terjadi di dunia dengankondisi ekonomi yang stabil laju inflasipada tahun 2011 sebesar 3,79.

4. Upah Minimum Propinsi (UMP)Pemberian upah kepada tenaga

kerja dalam suatu kegiatan produksi,pada dasarnya merupakan imbalan ataubalas jasa dari para produsen kepadatenaga kerja atas prestasinya yangtelah disumbangkan dalam kegiatanproduksi.Teori upah wajar (alami)menurut David Ricardo, menerangkanbahwa upah menurut kodrat adalahupah yang cukup untuk pemeliharaanhidup pekerja dengan keluarganya. Dipasar akan terdapat upah menurutharga pasar yaitu upah yang terjadi dipasar dan ditentukan oleh permintaandan penawaran.

Upah dan pendapatan yanglayak merupakan satu parameterseseorang dapat hidup sejahtera. DiIndonesia sendiri, kita mengenal sistempengupahan “upah minimum”.Penetapan Upah Minimum Propinsi(UMP) tidak lepas dari hasil surveyKebutuhan Hidup Layak (KHL) terhadap46 komponen kebutuhan pekerja lajangyang terdiri dari 7 komponen utamaKHL yaitu : makanan & minuman,sandang, perumahan, pendidikan,kesehatan, transportasi, rekreasi &tabungan. Survey tersebut dilakukan dipasar-pasar tradisional.

xi

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

Tabel 4. Upah Minimum Propinsi DKI Jakarta Tahun 1980 – 2014

Tahun JumlahGrowth

Tahun Jumlah%

Rata-rata upah minimumpropinsi periode tahun 1980 – 2014adalah 536.137,45 rupiah, sedangkanupah minimum propinsi tertinggiadalah 2.441.301.00rupiah pada tahun2014, dan upah minimum propinsiterendah adalah 18,383.77rupiah ditahun 1980. Standard deviasi sebesar608.721,06 rupiah lebih tinggi dari rata-rata upah minimum propinsi periode1980 – 2014, ini menunjukkan bahwaterjadi inkonsistensi pertumbuhannilaiupah minimum propinsi yangterjadi pada periode tahun 1980 –2014. Nilai upah minimum propinsiyang paling tertinggi pada tahun 1998merupakan nilai ekstrem yang jauh darinilai rata-rata, sehingga menyebabkanstandard deviasi lebih besar dari nilairata-rata.

Sebagai akibat terjadinyaberbagai perubahan dalam pasar tenagakerja di Indonesia pada akhir1980-an,kini upah minimum telah menjadibagian penting dalam kebijakanpemerintah mengenai ketenagakerjaan.Hal ini dapat dilihat dari cepatnya lajupeningkatan besarnya upah minimumyang ditetapkan oleh pemerintah.

Gambar 2. Grafik Upah Minimum Riil, Upah Riil Rata-rata, dan Produk Domestik Regional Bruto, 1989-2000

Gambar 2. menunjukkan bahwasecara riil upah minimum di Jakartatelah meningkat jauh lebihcepatdaripada upah rata-rata maupun PDRB.Tingkat upah minimum riil pada tahun1994 sekitar 2,4kali lebih tinggi daripadatingkat upah minimum pada tahun1989. Ini terutama akibat darikenaikanupah minimum yang tinggipada tahun 1990 dan 1994. Hal yangmenarik adalah grafik-grafik inijugamenunjukkan bahwa dua kenaikantinggi pada upahminimum tersebutterjadi bersamaandengan penurunanupah rata-rata. Ketika upah minimum riildinaikkan hampir 50% pada tahun1990,upah riil rata-rata merosot lebih dari12% pada tahun yang sama. Demikianpula ketika upahMinimum riil naikhingga 30% persen pada tahun 1994,maka upah riil rata-rata turun sekitar2%.

Pada tahun-tahun sebelum krisis,ketika terjadi kenaikan upah minimumyang tidak begitu tinggi,umumnya upahriil rata-rata juga mengalami kenaikan,hampir sejalan dengan kenaikan PDRBriil.Grafik yang sama juga menunjukkanbahwa upah minimum riil pada tahun2000 telah dinaikkancukup tinggi, jauhlebih tinggi dibandingkan kenaikan upahriil rata-rata dan PDRB riil. Kenaikanrata-rata tertimbang upah minimum riilsekitar 17%, sementara upah riil rata-rata naik sekitar 13%dan PDB riil naik

xii

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

kurang dari 5%. Meskipun belum dapatditampilkan dalamgrafik ini, upahminimum riil dinaikkan jauh lebih tinggilagi pada tahun berikutnya. Kenaikan initelah mengangkat tingkat upahminimum riil pada tahun 2001 ke tingkatyang lebih tinggi dibandingkan puncakupah minimum riilsebelum krisis padatahun 1997.

Sebagai akibat dari lebihcepatnya kenaikan upah minimumdibandingkan upah rata-rata, Gambar3. memperlihatkan bahwa rasio upahminimum terhadap rata-rata upah telahmeningkat dengan pesatdari sekitar20% pada tahun 1989 menjadi sekitar50% pada tahun 1994. Sejak itu rasio inibertahanpada tingkat tersebut, bahkanselama krisis ekonomi pun rasio inihanya turun sedikit saja.

Gambar 3. Grafik Rasio Upah Minimum terhadap Upah Rata-rata dan Proporsi Pekerja yang Menerima Upah di Bawah Upah Minimum, 1989-2000

Gambar 3. juga memperlihatkanproporsi pekerja yang menerima upah dibawah upah minimum. Secara umumproporsi ini cenderung meningkatsampai dengan tahun 1994, tetapikemudian menurun kembali sejak saatitu. Proporsi pekerja yang menerimaupah di bawah upah minimummeningkat dari sekitar 7% pada tahun1989 menjadi sekitar 21% pada tahun1994 dan 1995, dankemudian turunkembali sampai mencapai kurang dari

11% pada tahun 2000. Hal inimenunjukkan bahwa telah terdapatkecenderungan meningkatnyakepatuhan terhadap peraturan upahminimum sejak pertengahan tahun1990-an.5. Nilai Tukar Rupiah

Sebuah teori ekonomi yangmenyatakan perkembangan ekonomisuatu negara dapat dilihat terhadapperkembangan nilai mata uang suatunegara dengan beberapa mata uanglainnya dan selama jangka waktutertentu. Nilai tukar sebuah mata uangditentukan oleh relasi penawaran-permintaan (supply-demand) atas matauang tersebut. Jika permintaan atassebuah mata uang meningkat,sementara penawarannya tetap ataumenurun, maka nilai tukar mata uangitu akan naik. Kalau penawaran sebuahmata uang meningkat, sementarapermintaannya tetap atau menurun,maka nilai tukar mata uang itu akanmelemah. Dengan demikian, Rupiahmelemah karena penawaran atasnyatinggi, sementara permintaan atasnyarendah.

Secara historis, berdasarkandata perekonomian Indonesia beberapatahun terakhir pada saat terjadidepresiasi rupiah seperti: krisis global2008/2009 serta isutapering offmulaibergulir, arus FDI masih tetap masuk keIndonesia. Salah satu penyebabnyaadalah karena aktivitas investasi diIndonesia, baik asing maupun domestik,banyak yang dikategorikan investasimendukung konsumsi domestik. Perludigaris bawahi bahwa tren depresiasinilai tukar Rupiah Indonesia kali iniberbeda dengan kondisi pada saat krisiskeuangan tahun 1997-1998 dan krisis2008-2009. Kondisi perekonomianIndonesia saat ini jauh lebih baik, danbeberapa indikator lain seperti indeksharga saham gabungan (IHSG) dan posisicadangan devisa menunjukan tren

xiii

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

peningkatan, berbeda dibandingkandengan kondisi pada saat dua krisisterdahulu terjadi.

Ditinjau dari indikator RealEffective Exchange Rate (REER), yangmengukur kondisi perekonomian suatunegara dengan memperhatikanpergerakan nilai tukar, pergerakan REERIndonesia masih sejalan dengan arahpergerakan negara emergingmarketslainnya. Posisi REER Indonesia juga masih berada level yang cukupkompetitif, khususnya dibandingkandengan negara ASEAN-5.

Berikut adalah data nilai tukarrupiah dalam kurun waktu 35 tahundari tahun 1980 sampai dengan tahun2014.

Tabel 5. Nilai Tukar Rupiah Tahun 1980 – 2014

Tahun JumlahGrowth

Tahun JumlahGrowth

% %

1980 632.27 1998 8,011.00 2.86Rata-rata nilai tukar rupiah

periode tahun 1980 – 2014 adalah5.536,46rupiah, sedangkan nilai tukarrupiah tertinggi adalah 12.440 rupiahpada tahun 2014, dan nilai tukar rupiahpiah terendah adalah 632,27rupiah ditahun 1980. Standard deviasi sebesar4.088,59 rupiah lebih rendah dari

rata-rata nilai tukar rupiah periode1980 – 2014.Hal ini menunjukkanbahwa tidak terjadi lonjakan yang cukupberarti pada periode tahun 1980 – 2014dan nilai variabel nilai tukar rupiahrelatif stabil mendekati rata-rata.

Gambar dibawah menunjukkanpergerakan nilai tukar fundamentalrupiah, dibandingkan dengan nilaiaktualnya. Sesuai ekspektasi, nilai tukaraktual terlihat bergerak di sekitar nilaifundamentalnya selama 2003 hinggaawal 2015. Pada periode ini, setidaknyaterdapat enam atau tujuh titik crossingyang mana pergerakan nilai tukar aktualmemotong jalur pergerakan nilaifundamentalnya.

Gambar 4.Nilai Tukar Aktual dan Nilai Tukar Fundamental

Gambar 4. juga menunjukkandua episode penting ketika nilai tukarrupiah terhadap dolar AS mengalamiovervalued, yaitu pada September2006–September 2008 dan Mei 2009–Agustus 2013. Kondisi overvalued padaSeptember 2006–September 2008 tidakmengherankan mengingat perbaikansignifikan padapersepsi investor globalmengenai Indonesia di tengahpelemahan sentimen global terhadapdolar AS. Perbaikan persepsi inidilatarbelakangi pemulihan ekonomidomestik pasca “krisis mini” akibatkenaikan harga bahan bakar minyakpada Oktober 2005 dan booming hargakomoditas.

Namun demikian, kondisifundamentalyang ada sebenarnya tidaksebagus yang terlihat di permukaan.

xiv

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

Misalnya, meski harga komoditasmengalami booming,sebenarnyaIndonesia mengalamipenurunan terms of trade. Inimenunjukkan peningkatan kerentananneraca eksternal Indonesia. Sementara,guyuran likuiditas global dan capitalinflow akibat kebijakan moneter yangsangat longgar di negara majumenyebabkan rupiah mengalamiovervalued pada Mei 2009–Agustus2013. Fundamental ekonomi Indonesiasaat itu sebenarnya tidak terlalu baik. Ditengah capital inflow yang deras,penarikan hasil investasi keluar(termasuk dalam neraca pendapatanprimer) juga meningkat. Defisit neracaberjalan muncul dan bahkan menjadimasalah struktural hinggasekarang.Selain itu, akselerasipertumbuhan ekonomi juga terhentidan memasuki tren perlambatan sampai2014.

Terdapat tiga episode pentingsaat rupiah mengalami undervalued,yaitu pada Mei 2004–Desember 2005,Oktober 2008–April 2009, sertaSeptember 2013–Januari 2015. Pelakupasar valas tampak lebihbearishdaripada seharusnya dalam menilairupiah selama Mei 2004–Desember2005 antara lain karena khawatir akanketahanan fiskal dalam menghadapilonjakan harga minyak. Di saat yangsama, juga muncul sentimen positifterhadap dolar AS karena pengetatankebijakan yang dilakukan FederalReserve.

Krisis finansial global menjadialasan utama yang menyebabkan rupiahundervalued pada Oktober 2008–April2009, padahal kondisi fundamentalekonomi Indonesiarelatif kuat. Initerbuktidengan pertumbuhan ekonomiyang tetap terjaga dan tidak sampaimelambat signifikan seperti yangdialami banyak negara. Sementara itu,isu pengurangan stimulus moneter AS

(tapering) membuat rupiah melemahhingga lebih burukdari nilaifundamentalnya sejak September 2013.Ekonomi Indonesia saat itu dipandangrentan karena mengalami defisit neracaberjalan yang bersifat struktural. PadaJanuari 2015, rupiah rata-ratadiperdagangkan pada level Rp12.579/US$, padahal nilaifundamentalnya berada di angka Rp11.978/US$ (undervalued 5%).

6. Jumlah Uang Beredar Uang Beredar adalahkewajiban

sistem moneter (Bank Sentral, BankUmum, dan Bank PerkreditanRakyat/BPR) terhadap sektor swastadomestik (tidak termasuk pemerintahpusat dan bukan penduduk). Kewajibanyang menjadi komponen Uang Beredarterdiri dari uang kartal yang dipegangmasyarakat (di luar Bank Umum danBPR), uang giral, uang kuasi yang dimilikioleh sektor swasta domestik, dan suratberharga selain saham yang diterbitkanoleh sistem moneter yang dimiliki sektorswasta domestik dengan sisa jangkawaktu sampai dengan satu tahun.

Uang Beredar dapat didefinisikandalam arti sempit (M1) dan dalam artiluas (M2). M1 meliputi uang kartal yangdipegang masyarakat dan uang giral(giro berdenominasi Rupiah), sedangkanM2 meliputi M1, uang kuasi (mencakuptabungan, simpanan berjangka dalamrupiah dan valas, serta giro dalam valutaasing), dan surat berharga yangditerbitkan oleh sistem moneter yangdimiliki sektor swasta domestik dengansisa jangka waktu sampai dengan satutahun.

xv

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

Tabel 6. Jumlah Uang Beredar Tahun 1980 – 2014

Tahun JumlahGrowth

Tahun %

1980 6,990,000.00 - 1998Rata-rata jumlah uang beredar

periode tahun 1980 – 2014 adalah919.908.428,57rupiah, sedangkanjumlah uang beredar tertinggi adalah4.170.700.000,00rupiah pada tahun2014, dan jumlah uang beredarterendah adalah 6.990.000,00 rupiah ditahun 1980. Standard deviasi sebesar1.161337.611,44rupiah lebih tinggi darirata-rata jumlah uang beredar periode1980 – 2014, ini menunjukkan bahwaterjadi inkonsistensi pertumbuhan nilaijumlah uang beredar yang terjadi padaperiode tahun 1980 – 2014. Nilaipertumbuhan jumlah uang beredaryang paling tertinggi pada tahun 1987merupakan nilai ekstrem yang jauh darinilai rata-rata, sehingga menyebabkanstandard deviasi lebih besar dari nilairata-rata.

Menurut Tulus Tambunan (2012,hal. 278). Jumlah M2 tiga dekade mulaididominir oleh uang quasi, pada tahun2000 bahwa M2 jumlahnya hampir Rp.2.000 triliun, berupa uang quasi sebesarRp. 585 triliun. Pada tahun 2008 uangquasi meningkat menjadi Rp. 1.400triliun. Sehingga hubungan antara Uangberedar M2 dan Inflasi memiliki slopenegatif merupakan temuan baru.

Tabel 7. Pertumbuhan Uang Quasi terhadap M2Tahun 1989 – 2013

Tahun M1 Uang Quasi Pertumbuhan Uang Quasi

Sejak tahun 1998 uang beredarM2 didominasi oleh uang quasi sebesar82,47 persen dimana masyarakat ikutmenentukan simpanan baik berupadeposito rupiah maupun dalam matauang asing. Pasca reformasi hingga 11tahun terakhir Jumlah Uang Beredar M2telah didominasi oleh uang quasi rata-rata 72 persen sampai dengan 75persen. Sehingga uang yang beredar dandipegang masyarakat hanya 25 persencenderung menurun dari total M2,tetapi inflasi meningkat terus tiga tahunterakhir sejak tahun 2011 hingga 2013.

7. Produk Domestik Regional Bruto(PDRB)

Salah satu indikator yangdianggap penting untuk mengetahuikondisi perekonomian di suatu daerahpada periode tertentu adalah ProdukDomestik Regional Bruto , baik atasdasar harga berlaku maupun atas dasarharga konstan.

xvi

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

PDRB merupakan nilai tambah(value added ) yang dihasilkan olehseluruh unit ekonomi dalam daerahtertentu. PDRB atas dasar hargaberlakumenggambarkan nilai tambahbarang dan jasa yang dihitung denganmenggunakan harga yang berlaku padasetiap tahun, sedang PDRB atas dasarharga konstan menunjukkan nilaitambah barang dan jasa yang dihitungdengan harga yang berlaku pada satuwaktu tertentu sebagai tahun dasar(Badan Pusat Statistik , 2012,h.102).

Perkembangan PDRB atas dasarharga berlaku dari tahun ke tahunmenggambarkan perkembangan yangdisebabkan oleh adanya perubahandalam volume produksi barang dan jasayang dihasilkan dan perubahan dalamtingkat harganya dan menunjukkanpendapatan yang dapat dinikmati olehpenduduk suatu daerah sertamenggambarkan nilai tambah barangdan jasa yang dihitung menggunakanharga pada setiap tahun.

Berikut data Produk DomestikRegional Broto (PDRB) propinsi DKIJakarta selama tahun 1980 hingga tahun2014 berikut angka pertumbuhansetiap tahunnya.

Tabel 8. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI JakartaTahun 1980 – 2014

Tahun JumlahGrowth

Tahun %

Rata-rata produk domestikregional bruto periode tahun 1980 –2014 adalah 313.639.931,64 rupiah,sedangkan produk domestik regionalbruto tertinggi adalah1.528.177.957,00rupiah pada tahun2014, dan produk domestik regionalbruto terendah adalah 4.872.107,00rupiah di tahun 1980. Standard deviasisebesar 408.357.062, 44 rupiah lebihtinggi dari rata-rata produk domestikregional bruto periode 1980 – 2014, inimenunjukkan bahwa terjadiinkonsistensi pertumbuhan nilai produkdomestik regional bruto yang terjadipada periode tahun 1980 – 2014. Nilaipertumbuhan produk domestik regionalbruto yang paling tertinggi pada tahun1993 merupakan nilai ekstrem yang jauhdari nilai rata-rata, sehinggamenyebabkan standard deviasi lebihbesar dari nilai rata-rata.

Kinerja perekonomian ProvinsiDKI Jakarta sebagai pusat pemerintahandan kegiatan perekonomian diIndonesia menunjukkan perkembanganfluktuatif dari tahun 2006 hingga 2013dengan kecenderungan meningkat.Rata-rata pertumbuhan ekonomi

xvii

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

selama periode tersebut sebesar 6,19persen lebih tinggi dari lajupertumbuhan ekonomi rata-ratanasional (PDB Nasional) sebesar 5,90persen . Besarnya sumbangan outputPDRB Provinsi DKI Jakarta tahun 2013sebesar 27,85 persen terhadappembentukan PDRB wilayah Pulau Jawa,dan 16,40 persen terhadappembentukan output PDB Nasional.Sebagai pusat ekonomi danpemerintahan, pertumbuhan ekonomiJakarta relatif lebih tinggi dibandingkankota-kota lain di Indonesia.

Gambar 5. Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2000Kinerja pertumbuhan ekonomi

daerah yang diukur dari besarnya PDRBper kapita di DKI Jakarta berada di atasrata-rata nasional, menunjukkan tingkatkesejahteraan penduduk DKI Jakartarelatif baik secara nasional. PDRB perkapita DKI Jakarta cenderungmeningkat, menunjukkan tingkatkesejahteraan penduduk di DKI Jakartaselama periode 2006 sampai tahun2012 juga meningkat.

Gambar 6. PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku

Dari sisi pengeluaran(penggunaan) pendorong utamapertumbuhan ekonomi selama 2006-2013 pada konsumsi rumah tangga,ekspor, impor. Tinjauan struktur PDRBmenurut komponen pengeluaranmenunjukkan alokasi penggunaan PDRByang tercipta disuatu daerah pada satukurun waktu tertentu. PembentukanModal Tetap Bruto (pangsa investasi)sebesar 37,98 persen, menunjukkan DKIJakarta sebagai daerah industri denganperan ekspor relatif tinggi . Nilai imporyang tinggi dapat berperan positifapabila dimanfaatkan untuk investasi.Investasi berperan meningkatkan stokkapital di daerah yang digunakan untukberproduksi.

Tingkat investasi yang rendahakan diikuti oleh terbatasnyakemampuan daerah untuk memacupeningkatan produksi. Pada tahun 2009-2013 impor, konsumsi rumah tangga,dan ekspor masih menjadi sumberutama pertumbuhan daerah. Secarakumulatif, laju pertumbuhan PDRBmenurut penggunaan Propinsi DKIJakarta tahun 2013 terbesar padakomponen konsumsi pemerintah.Tingginya laju pertumbuhan komponenini diharapkan dapat mendorongpertumbuhan ekonomi selanjutnya.

B. Pengujian Asumsi Klasik Sebelum pengujian hipotesis

dilakukan, harus terlebih dahulu melaluiuji asumsi klasik. Pengujian inidilakukan untuk memperolehparameter yang valid dan handal. Olehkarena itu, diperlukan pengujian danpembersihan terhadap pelanggaranasumsi dasar jika memang terjadi.Penguji-penguji asumsi dasar klasikregresi terdiri dari Uji Normalitas, UjiMultikolinearitas, UjiHeteroskedastisitas dan UjiAutokorelasi.

xviii

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

1.Uji Normalitas DataPengujian normalitas data

adalah pengujian tentang kenormalandistribusi data, Uji normalitas bertujuanuntuk menguji apakah dalam modelregresi dependen variabel danindependen variabel ataupun keduanyamempunyai distribusi yang normal atautidak.

Untuk mengetahui apakah databerdistribusi normal atau tidak,digunakan uji Jarque–Bera denganHistogram, dengan ketentuan jika nilaiprobability lebih besar dari 0,05, makadata dinyatakan berdistribusi normal.Sebaliknya jika nilaiprobability lebihkecil dari 0,05, maka diduga datadinyatakan tidak berdistribusi normal.Berikut adalah output uji normalitasmenggunakan aplikasi Eviews 8 untukKe lima Model

Model 1 :Pengaruh faktor-faktor Suku BungaKredit, Inflasi, Upah Minimum Pekerja(UMP), Nilai Tukar Rupiah, dan UangBeredar (M2) terhadap Investasi diPropoinsi Daerah Khusus IbukotaJakarta.

Dari hasil pengujiaan didapatkanhasil Uji normalitas untuk Model 1adalah sebagai berikut :

0

1

2

3

4

5

6

-0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3

Series: ResidualsSample 1980 2014Observations 35

Mean -2.30e-15Median 0.042591Maximum 0.341141Minimum -0.405933Std. Dev. 0.215976Skewness -0.268768Kurtosis 2.004142

Jarque-Bera 1.867655Probability 0.393046

Sumber : Data diolah Eviews 8Gambar 7. Uji Normalitas Data

Model 1

Berdasarkan hasil Uji histogramJarque Beratersebut diatas dimanamodel persamaan model 1 nilaiprobabilitas sebesar 0.393046 dengandemikian dapat ditarik kesimpulanbahwa probabilitas gangguan regresitersebut terdistribusi secara normalkarena nilai probability Jarque Beralebih besar dari 0,05.Model 2 :Pengaruh Investasi terhadap ProdukDomestik Regional Bruto (PDRB) diPropoinsi Daerah Khusus IbukotaJakarta.

Dari hasil pengujiaan didapatkanhasil Uji normalitas untuk Model 2adalah sebagai berikut :

Gambar 8. Uji Normalitas Data Model

2

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3

Series: ResidualsSample 1980 2014Observations 35

Mean -7.58e-16Median -0.018246Maximum 0.317785Minimum -0.239207Std. Dev. 0.150452Skewness 0.388776Kurtosis 2.353926

Jarque-Bera 1.490417Probability 0.474635

Sumber : Data diolah Eviews 8

Berdasarkan hasil Uji histogramJarque Beratersebut diatas dimanamodel persamaan model 2 nilaiprobabilitas sebesar 0,474635 dengandemikian dapat ditarik kesimpulanbahwa probabilitas gangguan regresitersebut terdistribusi secara normalkarena nilai probability Jarque Beralebihbesar dari 0,05.

2. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah

hubungan yang terjadi antara variabel-variabel independen, Multikolinearitas

xix

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

diduga terjadi bila R2 tinggi, tetapi nilai tsemua variabel independen tidaksignifikan atau nilai F tinggi, Konsekuensimultikolinearitas adalah invalidnyasignifikansi variabel.

Untuk mengetahui ada atautidaknya multikolinearitas digunakan ujiCorrelation Matrix denganmenggunakan matriks korelasi, Jikakoefisien korelasi cukup tinggi diatas0,80 maka diduga adanyamultikolinearitas, Sebaliknya jikakoefisien korelasi rendah atau dibawah0,80 maka diduga model tidakmengandung multikolinearitas. Pada ujiasumsi Multi kolinearitas hanyadilakukan pada Model 1 adalah modelregresi linear sederhana. Berikut adalahhasil pengujian Correlation MatrixMultikolinearitas Model 1 :Pengaruh faktor-faktor Suku BungaKredit, Inflasi, Upah Minimum Pekerja(UMP), Nilai Tukar Rupiah, dan UangBeredar (M2) terhadap Investasi diPropoinsi Daerah Khusus IbukotaJakarta.

Dari hasil pengujiaan didapatkanhasil Uji Multikolinearitas untuk Model1 adalah sebagai berikut :

Tabel 9. Correlation Matrix Multikolinearitas Model 1

INFLASI UMP SUKU BUNGAINFLASI 1.000000

-0.188863 0.247423

Berdasarkan hasil pengujiankorelasi pada tabel 4.13 diatas, terlihatbahwa tidak ada variabel yang memilikinilai korelasi diatas 0,80 (Wing WahyuWinarno hal 4.3 & Gujarati 278 ). Haiini menyatakan bahwa model regresimodel 1 ini tidak mengandungmasalah multikolinearitas, jadi variabel-variabel tersebut terbebas dari masalahmultikolinearitas.3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalahkeadaan dimana faktor gangguan tidakmemiliki varians yang sama, Selaindengan menggunakan metode grafik,deteksi homokedastisitas juga dapat dideteksi dengan menggunakan metodeWhite.

Untuk mengetahui ada atautidaknya masalah heteroskedastisitasdigunakan uji White,dengan ketentuanjika nilai Probability Chi-squared lebihkecil dari 0,05, maka artinya adamasalah heteroskedastisitas, SebaliknyaJika nilai Probability Chi-squared lebihbesar dari 0,05, maka artinya tidak adamasalah heteroskedastisitas.

Model 1 :Pengaruh faktor-faktor Suku BungaKredit, Inflasi, Upah Minimum Pekerja(UMP), Nilai Tukar Rupiah, dan UangBeredar (M2) terhadap Investasi diPropoinsi Daerah Khusus IbukotaJakarta.

Dari hasil pengujian didapatkanhasil Uji White Heteroskedastisitasuntuk Model 1 adalah sebagai berikut :

Tabel 10. Uji Heteroskedastisitas (Metode White) Model 1Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.792279 Prob. F(5,29) 0.5640Obs*R-squared 4.206401 Prob. Chi-Square(5) 0.5201Scaled explained SS 2.192631 Prob. Chi-Square(5) 0.8219

Test Equation:

xx

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

Dependent Variable: RESID^2Method: Least SquaresDate: 11/18/15 Time: 09:45Sample: 1980 2014Included observations: 35

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.096034 0.087062 1.103044 0.2791SUKUBUNGA^2 0.006372 0.010046 0.634291 0.5309INFLASI^2 -8.42E-05 0.001054 -0.079849 0.9369UMP^2 1.09E-08 3.72E-08 0.292071 0.7723NILAITUKAR^2 0.002450 0.002536 0.965854 0.3421UANGBEREDAR^2 -0.000722 0.000556 -1.299551 0.2040

R-squared 0.120183 Mean dependent var 0.049107Adjusted R-squared -0.031510 S.D. dependent var 0.061397S.E. of regression 0.062357 Akaike info criterion -2.557076Sum squared resid 0.112764 Schwarz criterion -2.290445Log likelihood 50.74883 Hannan-Quinn criter. -2.465035F-statistic 0.792279 Durbin-Watson stat 2.031112Prob(F-statistic) 0.563970

Sumber : Data diolah Eviews 8

Berdasarkan hasil pengujian daritabel 4.15 diatas dimana nilaiProbability Chi-squared0,5201lebihbesar dari 0,05. Dengan demikiandapat disimpulkan bahwa model regresipersamaan model 1 tersebut bebas darigejala heteroskedastisitas.

Model 2 :Pengaruh Investasi terhadap ProdukDomestik Regional Bruto (PDRB) diPropoinsi Daerah Khusus IbukotaJakarta.

Dari hasil pengujian didapatkanhasil Uji White Heteroskedastisitasuntuk Model 2 adalah sebagai berikut :

Tabel 11. Uji Heteroskedastisitas (Metode White) Model 2Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.087466 Prob. F(1,33) 0.7693Obs*R-squared 0.092521 Prob. Chi-Square(1) 0.7610Scaled explained SS 0.055680 Prob. Chi-Square(1) 0.8135

Test Equation:Dependent Variable: RESID^2Method: Least SquaresDate: 11/18/15 Time: 16:07Sample: 1980 2014Included observations: 35

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

xxi

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

C 0.027726 0.019902 1.393128 0.1729INVESTASI^2 -1.97E-05 6.67E-05 -0.295746 0.7693

R-squared 0.002643 Mean dependent var 0.021989Adjusted R-squared -0.027579 S.D. dependent var 0.025960S.E. of regression 0.026315 Akaike info criterion -4.381900Sum squared resid 0.022852 Schwarz criterion -4.293023Log likelihood 78.68326 Hannan-Quinn criter. -4.351220F-statistic 0.087466 Durbin-Watson stat 1.286208Prob(F-statistic) 0.769277

Sumber : Data diolah Eviews 8

Berdasarkan hasil pengujian daritabel 4.16 diatas dimana nilaiProbability Chi-squared 0,7610 lebihbesar dari 0,05. Dengan demikiandapat disimpulkan bahwamodel regresipersamaan model 2 tersebut bebas darigejala heteroskedastisitas.4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaandimana terjadinya korelasi dari residualuntuk pengamatan satu denganpengamatan yang lain yang disusunmenurut runtun waktu, Model regresiyang baik mensyaratkan tidak adanyamasalah auto korelasi. Ketentuan untukuji Uji Langrange-Multiplier (Pengganda

Lagrange), jika nilai Probability Chi-squared lebih kecil dari 0,05, maka adamasalah autokorelasi,Sebaliknya Jikanilai Probability Chi-squared lebih besardari 0,05, maka tidak ada masalahautokorelasi.Model 1 :Pengaruh faktor-faktor Suku BungaKredit, Inflasi, Upah Minimum Pekerja(UMP), Nilai Tukar Rupiah, dan UangBeredar (M2) terhadap Investasi diProvinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Berikut hasil pengujian yangtelah dilakukan untuk mendeteksi adatidaknya auto korelasi :

Tabel 12. Uji Autokorelasi (Metode Langrange-Multiplier) Model 1

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 2.375087 Prob. F(2,27) 0.1122Obs*R-squared 5.236383 Prob. Chi-Square(2) 0.0729

Test Equation:Dependent Variable: RESIDMethod: Least SquaresDate: 11/18/15 Time: 09:45Sample: 1980 2014Included observations: 35Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.007955 0.634502 -0.012537 0.9901

xxii

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

SUKUBUNGA 0.101620 0.238053 0.426879 0.6729INFLASI 0.014775 0.039374 0.375247 0.7104UMP 0.000151 0.000322 0.468388 0.6433NILAITUKAR 0.003820 0.154560 0.024713 0.9805UANGBEREDAR -0.023407 0.079050 -0.296104 0.7694RESID(-1) 0.434761 0.199699 2.177080 0.0384RESID(-2) -0.145862 0.202584 -0.720009 0.4777

R-squared 0.149611 Mean dependent var 4.76E-17Adjusted R-squared -0.070860 S.D. dependent var 0.224836S.E. of regression 0.232665 Akaike info criterion 0.119201Sum squared resid 1.461596 Schwarz criterion 0.474709Log likelihood 5.913986 Hannan-Quinn criter. 0.241922F-statistic 0.678596 Durbin-Watson stat 1.843653Prob(F-statistic) 0.688614

Sumber : Data diolah Eviews 8

Berdasarkan hasil pengujian dari tabel12 diatas dimana nilai Probability Chi-squared 0,0729 lebih besar dari 0,05.Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa model regresi persamaan model1 tersebut bebas dari masalahautokorelasi.

Model 2 :Pengaruh Investasi terhadap ProdukDomestik Regional Bruto (PDRB) diProvinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Dari hasil pengujian didapatkanhasil Uji Langrange-Multiplier untukModel 2 adalah sebagai berikut :

Tabel 13. Uji Autokorelasi (Metode Langrange-Multiplier) Model 2Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 2.853040 Prob. F(2,31) 0.0729Obs*R-squared 5.440864 Prob. Chi-Square(2) 0.0658

Test Equation:Dependent Variable: RESIDMethod: Least SquaresDate: 11/19/15 Time: 08:54Sample: 1980 2014Included observations: 35Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.015176 0.211167 -0.071869 0.9432INVESTASI 0.001060 0.012393 0.085529 0.9324RESID(-1) 0.449399 0.189753 2.368339 0.0243RESID(-2) -0.103805 0.192552 -0.539101 0.5937

xxiii

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

R-squared 0.155453 Mean dependent var -7.58E-16Adjusted R-squared 0.073723 S.D. dependent var 0.150452S.E. of regression 0.144800 Akaike info criterion -0.919719Sum squared resid 0.649976 Schwarz criterion -0.741965Log likelihood 20.09508 Hannan-Quinn criter. -0.858358F-statistic 1.902027 Durbin-Watson stat 1.811473Prob(F-statistic) 0.149824

Sumber : Data diolah Eviews 8

Berdasarkan hasil pengujian dari tabel13 diatas dimana nilai Probability Chi-squared0,0658lebih besar dari 0,05.Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa model regresi persamaantersebut bebas dari masalahautokorelasi.

C. Pengujian Hipotesis1. Pengujian Hipotesis Model 1 Pengaruh faktor-faktor Suku BungaKredit, Inflasi, Upah Minimum Pekerja(UMP), Nilai Tukar Rupiah, dan UangBeredar (M2) terhadap Investasi diPropoinsi Daerah Khusus IbukotaJakarta.

Melalui regresi linier bergandayang menunjukan hubungan kausalitas

antara variabel-variabel independen danvariabel dependen adalah sebagaiberikut:Persamaan Model 1 :Y = βo+βo+ββo+β1X1+ββo+β2X2+ββo+β3X3+β βo+β4X4+β βo+β5X5 +β ε1

Y = Investasiβo+βo = KonstantaX1 = Suku Bunga KreditX2 = InflasiX3 = Upah Minimum Propinsi(UMP)X4 = Nilai Tukar RupiahX5 = Uang Beredar (M2)βo+β1…βo+β5 = Koefisien Regresi dari masing-

masing variabel bebasε1 = Epsillon ( Faktor-faktor lain

diluar model 1)

Tabel 14. Regresi Linier Berganda Model 1

Dependent Variable: LN_INVESTASIMethod: Least SquaresDate: 10/06/15 Time: 19:18Sample: 1980 2014Included observations: 35

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.083069 0.931745 2.235664 0.0332LN_SUKUBUNGA 1.049011 0.189168 5.545406 0.0000LN_INFLASI 0.970463 0.085349 11.37056 0.0000LN_UMP 0.126840 0.048615 2.609055 0.0142LN_NILAITUKAR 0.485616 0.162334 2.991469 0.0056LN_UANGBEREDAR 0.591317 0.077123 7.667150 0.0000

R-squared 0.988454 Mean dependent var 16.93895xxiv

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

Adjusted R-squared 0.986463 S.D. dependent var 2.009967S.E. of regression 0.233855 Akaike info criterion 0.086573Sum squared resid 1.585956 Schwarz criterion 0.353205Log likelihood 4.484965 Hannan-Quinn criter. 0.178614F-statistic 496.5355 Durbin-Watson stat 1.083915Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Data diolah Eviews 8

Hasil Perhitungan dengan ProgramEviews pada tabel diatas dapatdipaparkan hasil regresi linier bergandasebagai data hasil transformasi denganLogaritma Natural (Ln) adalah sebagaiberikut :Ln Investasi =2.083069 +β 1.049011 LnSuku bunga+β 0.970463 Ln Inflasi +β

0.126840 Ln UMP +β 0.485616 LnNilai Tukar+β0.591317 Ln

Uang Beredar +β ε1

Interpretasi Hasil Data TransformasiLogaritma Natural adalah sebagaiberikut :

1) Nilai Konstanta = 2.083069 artinyasecara perhitungan statistik apabilaseluruh variabel ceteris paribus ataumempunyai nilai = 0, maka Investasiakan naik sebesar 2.083069 persen

2) Nilai Koefisen Regresi βo+β1 = 1.049011,artinya secara perhitungan statistikSuku Bunga Kredit (X1) meningkat 1persen, dengan asumsi Inflasi, UMP,Nilai Tukar Rupiah dan Uang Beredar(M2) dianggap konstan, maka Investasiakan naik sebesar 1.049011 persen.

3) Nilai Koefisen Regresi βo+β2 = 0.970463,artinya secara perhitungan statistikInflasi (X2) meningkat 1 persen, denganasumsi Suku Bunga Kredit, UMP, NilaiTukar Rupiah dan Uang Beredar (M2)dianggap konstan, maka Investasi akannaik sebesar 0.970463 persen.

4) Nilai Koefisen Regresi βo+β3 = 0.126840,artinya secara perhitungan statistikUpah Minimum Propinsi (X3) meningkat1 persen, dengan asumsi Suku BungaKredit, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah danUang Beredar (M2) dianggap konstan,

maka Investasi akan naik sebesar0.126840 persen.

5) Nilai Koefisen Regresi βo+β4 = 0.485616,artinya secara perhitungan statistikNilai TukarRupiah (X4) meningkat 1persen, dengan asumsi Suku BungaKredit , Inflasi, UMP, dan Uang Beredar(M2) dianggap konstan, maka Investasiakan naik sebesar 0.485616persen.

6) Nilai Koefisen Regresi βo+β5 = 0.591317,artinya secara perhitungan statistikUang Beredar (M2) (X5) meningkat 1persen, dengan asumsi Suku BungaKredit , Inflasi, UMP, dan Nilai TukarRupiah dianggap konstan, makaInvestasi akan naik sebesar0.591317persen.

a. Hipotesis 1 (Uji Simultan)Uji F-statistik digunakan untuk

mengetahui hubungan antara variabelindependen secara bersama-samaberpengaruh terhadap variabeldependen.

Uji F dilakukan dengan caramenggunakan tingkat signifikansi dananalisis hipotesa, yaitu tingkatsignifikansi atau αyang digunakan dalampenelitian ini adalah 5%. Untukmembuktikan apakah Ho diterima atautidak dalam penelitian ini digunakandengan melihat nilai probability nya.Adapun kriterianya adalah sebagaiberikut: Jika nilai probability > 5% atau 0,05,

maka Ho = diterima dan Ha =ditolak, artinya secara serempaksemua variabel independen (Xi)

xxv

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

tidak berpengaruh signifikanterhadap variabel dependen (Y).

Sebaliknya jika nilai nilai probability< 5% atau 0,05, maka Ho =

ditolak dan Ha = diterima,artinya secara serempak semuavariabel independen (Xi)berpengaruh signifikan terhadapvariabel dependen (Y).

Hasil perhitungan yang didapatpada Tabel 4.27 adalah nilai signifikansiprobabilitas 0,00000 < 0,05 yangberarti berpengaruh signifikan,menunjukkan bahwa variabel SukuBunga Kredit, Inflasi, UMP, Nilai TukarRupiah dan Uang Beredar (M2) secarasimultan mempunyai pengaruhterhadap Investasi di Propinsi DaerahKhusus Ibukota Jakarta.

Tabel 15. Uji Pengaruh Simultan

Pengaruh Simultan R2 Adjusted

R-squaredS.E of

Regression

Hasil Uji Signifikansi yangditunjukan dalam tabel 4.28 diatasmenunjukan adanya pengaruh signifikandari variabel-variabel makro ekonomi(X) secara simultan terhadap Inflasi (Y) .Besarnya pengaruh simultan ditunjukanoleh Adjusted R-squared = 0,986463atau sebesar 98,64 %. Artinya besarnyapengaruh Suku Bunga Kredit, Inflasi,UMP, Nilai Tukar Rupiah dan UangBeredar (M2) terhadap Investasi diPropinsi Daerah Khusus Ibukota Jakartaadalah sebesar 98, 64 persen,sedangkan sisanya sebesar 1,36 persendijelaskan oleh variabel lain yang tidakditeliti.b. Hipotesis 2 (Pengaruh Suku BungaKredit terhadap Investasi)

Uji t dilakukan dengan melihattingkat signifikansi atau α, dimanadalam penelitian ini αyang digunakanadalah 5%atau 0,05. Untuk melakukan

Uji t digunakan dengan caramembandingkan nilai probability dari tdari masing-masing variabel independenterhadap αyaitu 5%.

Jika nilai probability > 5% atau0,05 maka Ho = diterima dan Ha= ditolak, artinya variabelindependen secara parsial tidakberpengaruh terhadap variabeldependen

Jika nilai probability < 5% atau0,05 maka Ho = ditolak dan Ha =diterima, artinya variabelindependen secara parsialberpengaruh terhadap variabeldependenBerdasarkan hasil dari tabel 4.

Pengaruh masing-masing variabelindependen (X) terhadap variabeldependen, Investasi (Y) disajikan dalamtabel berikut :

Tabel 16. Uji Parsial Model 1

Pengaruh Parsial t-statistik p-value

Suku Bunga Kredit (X1) 1,049,011 5,545,406 0.0000

Koefisien Regresi

Dengan demikian berdasarkantabel 4.29 Diatas maka dapat ditarikkesimpulan bahwa Hipotesis kedua,Pengaruh Suku Bunga Kredit terhadapInvestasi. Hasil perhitungan yangdidapat tabel regresi linier berganda,secara statistik menunjukkan hasil yangsignifikan pada nilai probabilitas SukuBunga Kredit lebih kecil dari α(0.0000< 0,05), maka dapatdisimpulkan bahwa variabel Suku BungaKredit berpengaruh signifikan danpositif terhadap Investasi.

c. Hipotesis 3 (Pengaruh Inflasiterhadap Investasi)

Hasil perhitungan yang didapattabel regresi linier berganda, secarastatistik menunjukkan hasil yang

xxvi

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

signifikan pada nilai probabilitas Inflasilebih kecil dari α (0.0000< 0,05), makadapat disimpulkan bahwa variabelInflasi berpengaruh signifikan danpositif terhadap Investasi.

d. Hipotesis 4 (Pengaruh UpahMinimum Propinsi terhadap Investasi)

Hasil perhitungan yang didapattabel regresi linier berganda, secarastatistik menunjukkan hasil yangsignifikan pada nilai probabilitas UpahMinimum Propinsi (UMP) lebih kecildari α (0.0142< 0,05), maka dapatdisimpulkan bahwa variabel UpahMinimum Propinsi (UMP) berpengaruhsignifikan dan positif terhadapInvestasi.

e. Hipotesis5(Pengaruh Nilai TukarRupiah terhadap Investasi)

Hasil perhitungan yang didapattabel regresi linier berganda, secarastatistik menunjukkan hasil yangsignifikan pada nilai probabilitas NilaiTukar Rupiah lebih kecil dari α (0.0056<0,05), maka dapat disimpulkan bahwavariabel Nilai Tukar Rupiah berpengaruhsignifikan dan positif terhadapInvestasi.

f. Hipotesis6 (Pengaruh Jumlah UangBeredar terhadap Investasi)

Hasil perhitungan yang didapattabel regresi linier berganda, secarastatistik menunjukkan hasil yangsignifikan pada nilai probabilitas JumlahUang Beredar lebih kecil dari α(0.0000< 0,05), maka dapatdisimpulkan bahwa variabel JumlahUang Beredar berpengaruh signifikandan positif terhadap Investasi.

g. Uji Koefisien Determinasi (R2)Besarnya pengaruh atau

kuatnya pengaruh Suku Bunga Kredit,Inflasi, Upah Minimum Pekerja (UMP),Nilai Tukar Rupiah, dan Uang Beredar

(M2) terhadap Investasi di PropoinsiDaerah Khusus Ibukota Jakartaditunjukkan oleh hasil regresi Investasiterhadap Produk Domestik RegionalBruto yaitu R² = 0.986463, artinyabesarnya pengaruh Suku Bunga Kredit,Inflasi, Upah Minimum Pekerja (UMP),Nilai Tukar Rupiah, dan Uang Beredar(M2) terhadap Investasi sebesar 98,64persen.

Pengaruh suatu variabelterhadap variabel yang lain apabila hasilregresi model menunjukkan R²> 0,50,maka pengaruh variabel independentersebut kuat (Yuyun Wirasasmita :2012). Hasil penelitian terhadap model1 pada tabel 4.27. diperoleh hasil R² =0.986463sehingga pengaruh SukuBunga Kredit, Inflasi, Upah MinimumPekerja (UMP), Nilai Tukar Rupiah, danUang Beredar (M2) terhadap Investasisangat kuat sebesar 98,64 persen,sisanya 1,36 persen dipengaruhi faktor-faktor lain di luar model yang diteliti.

2. Pengujian Hipotesis Model 2 Pengaruh Investasi terhadap ProdukDomestik Regional Bruto (PDRB) diPropoinsi Daerah Khusus IbukotaJakarta.

Melalui regresi linier sederhanayang menunjukan hubungan kausalitasantara variabel-variabel independen danvariabel dependen adalah sebagaiberikut:Persamaan Model 2 :

Z = βo+βo7 +β βo+β6 Ŷ +β εt

Z = Produk Domestik RegionalBrutoΒo7 = Konstanta Model 2Ŷ = InvestasiΒ6 = Koefisien Regresi variabelbebasεt = Epsillon ( Faktor-faktor lain

diluar model 2)

xxvii

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

Berdasarkan perhitunganstatistik dengan program Eviews versi 8,analisis model 2 tersebut diperoleh hasil

seperti yang tertera dalam tabeldibawah :

Tabel 17. Regresi Linier Sederhana Model 2

Dependent Variable: LN_PDRBMethod: Least SquaresDate: 09/01/15 Time: 10:38Sample: 1980 2014Included observations: 35

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 8843.446 15874519 0.000557 0.9996LN_INVESTASI 3.503250 0.110074 31.82637 0.0000

R-squared 0.968449 Mean dependent var 3.14E+β08Adjusted R-squared 0.967493 S.D. dependent var 4.08E+β08S.E. of regression 73625929 Akaike info criterion 39.12234Sum squared resid 1.79E+β17 Schwarz criterion 39.21121Log likelihood -682.6409 Hannan-Quinn criter. 39.15302F-statistic 1012.918 Durbin-Watson stat 0.663904Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Data diolah Eviews 8

Hasil Perhitungan dengan ProgramEviews pada tabel diatas dapatdipaparkan hasil regresi linier sederhanasebagai data hasil transformasi denganLogaritma Natural (Ln) adalah sebagaiberikut :Ln PDRB =8843.446+β 3.503250LnInvestasi +β εt

Interpretasi Hasil DataTransformasi Logaritma Natural adalahsebagai berikut :

1) Nilai Konstanta =8843.446artinya secaraperhitungan statistik apabilaseluruh variabel ceteris paribus

atau mempunyai nilai = 0, makaInvestasi akan naik sebesar2.083069 persen

2) Nilai Koefisen Regresi βo+β6 =3.503250, artinya secaraperhitungan statistikInvestasimeningkat 1 persen,maka Produk Domestik RegionalBrutoakan naik sebesar3.503250persen.

a. Hipotesis (Pengaruh Investasiterhadap Produk Domestik Regional Bruto)

Uji t dilakukan dengan melihattingkat signifikansi atau α, dimanadalam penelitian ini αyang digunakanadalah 5%atau 0,05. Untuk melakukanUji t digunakan dengan cara

xxviii

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

membandingkan nilai probability dari tdari masing-masing variabel independenterhadap αyaitu 5%.

Jika nilai probability > 5% atau0,05 maka Ho = diterima dan Ha= ditolak, artinya variabelindependen secara parsial tidakberpengaruh terhadap variabeldependen

Jika nilai probability < 5% atau0,05 maka Ho = ditolak dan Ha =diterima, artinya variabelindependen secara parsialberpengaruh terhadap variabeldependenBerdasarkan hasil dari tabel 4.

Pengaruh variabel independen, Investasi(Y) terhadap variabel dependen, ProdukDomestik Regional Bruto(Z) disajikandalam tabel berikut :

Tabel 18. Uji Parsial Model 2

Pengaruh Parsial Koefisien Regresi t-statistik

Investasi (Y) 3,503,250 3,182,637

Dengan demikian berdasarkantabel 4.31diatas maka dapat ditarikkesimpulan bahwa Hipotesis ketujuh,Pengaruh Investasi terhadap ProdukDomestik Regional Bruto berdasarkanhasil perhitungan yang didapat tabelregresi linier sederhana, secara statistikmenunjukkan hasil yang signifikan padanilai probabilitas Investasi lebih kecildari α (0.0000< 0,05), maka dapatdisimpulkan bahwa variabel Investasiberpengaruh signifikan dan positifterhadap Produk Domestik RegionalBruto.

b. Uji Koefisien Determinasi (R2)Besarnya pengaruh atau kuatnya

pengaruh Investasi terhadap ProdukDomestik Regional Bruto ditunjukkanoleh hasil regresi Investasi terhadapProduk Domestik Regional Bruto yaitu

R² = 0.968449, artinya besarnyapengaruh Investasi terhadap ProdukDomestik Regional Bruto sebesar96,84 persen.

Pengaruh suatu variabelterhadap variabel yang lain apabila hasilregresi model menunjukkan R²> 0,50,maka pengaruh variabel independentersebut kuat (Yuyun Wirasasmita :2012). Hasil penelitian terhadap model2 pada tabel 4.30. diperoleh hasil R² =0.968449 sehingga pengaruh Investasiterhadap Produk Domestik RegionalBruto kuat sebesar 96,84 persen,sisanya 3,16 persen dipengaruhi faktor-faktor lain di luar model yang diteliti.

D. Hasil Uji Kelayakan Model Hasil uji kelayakan model

menunjukkan bahwa model penelitian telahmemenuhi the goodness of an econometricmodelatau karakteristik yang dapatdiharapkansesuai acuan yang ditulis olehKoutsoyiannis (1977, hal.29) dan YuyunWirasasmita (2012, hal.2.)Model penelitianmenghasilkan hasil uji yang sesuai denganekspektasinya dan teori perubahanstruktural yang menjadi dasarpemikirannya.

1.Theoritical PlausibilityModel penelitian dimana dapat

menghasilkan hasil sesuai dengan yangdiekspektasikan dan teori menjadi dasarpemikirannya.Uji kelayakan modeltheoretical plausibility dapat disajikan padatabel sebagai berikut:

Tabel 19. Theoritical Plausibilty

Hubungan Variabel Pra-Estimasi

Pengaruh Suku Bunga Kredit (X1), Inflasi (X2), Upah Minimum Propinsi (X3), Nilai Tukar Rupiah (X4), Jumlah

uang Beredar (X5) terhadap Investasi (Y)

X1: Positif (+β)Berdasarkan tabel diatas dapat

dijelaskan bahwa pada uji theoreticalplausibility menunjukkan model sebelumestimasi dan setelah estimasi telah sesuai.

xxix

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

2. Accuracy of the Estimates of theParameters

Model penelitian menghasilkanuji kelayakan yang akurat untukkepentingan estimasi mendatangapabila masing-masing variabel memilikip-value <α = 0,05.Model 1 :Pengaruh Suku Bunga Kredit ,Inflasi , Upah Minimum Propinsi , NilaiTukar Rupiah , Jumlah uang Beredarterhadap Investasi. Penelitianmenghasilkan estimator dari koefisienregresi yang akurat, tidak bias dansignifikan. Asumsi analisis terpenuhi danprobabilitas kesalahan statistik darimodel rendah antara lain :

p-value = 0,0000<α = 0,005p-value = 0,0000<α = 0,005p-value = 0.0142<α = 0,005p-value = 0,0056<α = 0,005

Suku Bunga Kredit Inflasi Upah Minimum Propinsi Nilai Tukar Rupiah

Model 2: Pengaruh Investasi terhadapProduk Domestik Regional Bruto (PDRB)di Propinsi Daerah Khusus IbukotaJakarta. Penelitian menghasilkanestimator dari koefisien regresi yangkuat, dimana Investasi p-value =0,0000<p-value α = 0,05

3. Explanatory AbilityHasil uji explanatory ability dapat

model penelitian memiliki kemampuan yangtinggi dalam menjelaskan hubungan antarfenomena ekonomi yang dikaji. Standarderror of estimates (SE) rendah,dimanavariance error of estimates =SE2<mean square of regression dalam tabelAnova. Demikian pula seluruh standarderror dari koefisien regresi yang positif dansignifikan bernilai lebih kecil daripada ½ kalinilai koefisien regresinya sebagaimanadapat dilihat pada tabel tabel di bawah ini.

Tabel 20. Explanatory Ability

Pengaruh Parsial(b)

Model 1

1,049

Explanatory Ability

Koefisien Regresi

Suku Bunga Kredit (X1)

Berdasarkan tabel di atas dapatdijelaskan bahwa uji explanatory abilitymenunjukkan standard error padapengaruh parsial pada model 1 didapatkanbahwa suku bunga kredit, inflasi, upahminimum propinsi, nilai tukar rupiah, danjumlah uang beredar lebih kecil dari ½ βo+β.Demikian pula Standard error padapengaruh parsial pada model 2, model 3,didapatkan seluruhnya lebih kecil dari ½ βo+β. 4. Forecasting Ability

Model yang teruji apabilamemiliki kemampuan prediksi yangtinggi atas perilaku variabel dependenyang ditandai oleh tingginya koefisiendeterminasi sebagai berikut :

Model 1 : Pengaruh SukuBunga Kredit , Inflasi , UpahMinimum Propinsi , Nilai TukarRupiah , Jumlah uang Beredarterhadap Investasi.memiliki nilaikoefisien determinasi nya adalah: Adjusted R-square sebesar98,64 % >α = 50 %

Model 2 : Pengaruh Investasiterhadap Produk DomestikRegional Bruto (PDRB) diPropinsi Daerah Khusus IbukotaJakartamemiliki nilai koefisiendeterminasi nya adalah : R-square sebesar 99,33 % >α =50 %

E. Pembahasan1. Hasil Analisis Koefisien Regresi

Model 1Pengaruh Faktor-faktor Suku

Bunga Kredit , Inflasi , Upah MinimumPropinsi , Nilai Tukar Rupiah , Jumlah

xxx

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

uang Beredar terhadap Investasisecarasimultan diperoleh hasil AdjustedR-squared sebesar 0.986463. Dengandemikian secara statistik, pengaruhfaktor-faktor Suku Bunga Kredit ,Inflasi , Upah Minimum Propinsi , NilaiTukar Rupiah , Jumlah uang Beredarterhadap Investasisebesar (Adjusted R²= 0.97120298) atau sebesar 98,64persen, sisanya 1,36 persen dipengaruhioleh variabel-variabel atau faktor-faktorlain diluar model yang diteliti.

Berdasarkan hasil pengolahandata statistik koefisien regresi pengaruhfaktor-faktor Suku Bunga Kredit , Inflasi ,Upah Minimum Propinsi , Nilai TukarRupiah , Jumlah uang Beredar terhadapInvestasi, melalui model persamaansebagai berikut:

Nilai Koefisen Regresi sukubunga kredit = 1.049011, artinya secaraperhitungan statistik Suku Bunga Kredit(X1) meningkat 1 persen, dengan asumsiInflasi, UMP, Nilai Tukar Rupiah danUang Beredar (M2) dianggap konstan,maka Investasi akan naik sebesar1.049011 persen. Faktor suku bungakredit sangat berpengaruh terhadapinvestasi, hal ini ditunjukan dari hasilperhitungan secara statistikmenunjukkan hasil yang signifikan padanilai probabilitas Suku Bunga Kreditlebih kecil dari α (0.0000< 0,05), makadapat disimpulkan bahwa variabelSuku Bunga Kredit berpengaruhsignifikan dan positif terhadapInvestasi. Tingkat bunga mempunyaipengaruh yang signifikan pada doronganuntuk berinvestasi. Pada kegiatanproduksi, pengolahan barang-barangmodal atau bahan baku produksimemerlukan modal (input) lain untukmenghasilkan output / barang final.Menurut Karl dan Fair, suku bungaadalah pembayaran bunga tahunan darisuatu pinjaman, dalam bentukpersentase dari pinjaman yangdiperoleh dari jumlah bunga yang

diterima tiap tahun dibagi denganjumlah pinjaman. Adapun fungsi sukubunga menurut Sunariyah (2004:81)adalah :(a). Sebagai daya tarik bagi parapenabung yang mempunyai dana lebihuntuk diinvestasikan, (b) Suku bunga dapatdigunakan sebagai alat moneter dalamrangka mengendalikan penawaran danpermintaan uang yang beredar dalamsuatu perekonomian. Misalnya,pemerintah mendukung pertumbuhansuatu sektor industri tertentu apabilaperusahaan-perusahaan dari industritersebut akan meminjam dana. Makapemerintah memberi tingkat bungayang lebih rendah dibandingkan sektorlain. (c) Pemerintah dapatmemanfaatkan suku bunga untukmengontrol jumlah uang beredar. Iniberarti, pemerintah dapat mengatursirkulasi uang dalam suatu

perekonomian. Suku bunga itusendiri ditentukan oleh dua kekuatan,yaitu : penawaran tabungan danpermintaan investasi modal (terutamadari sektor bisnis). Tabungan adalahselisih antara pendapatan dankonsumsi. Bunga pada dasarnyaberperan sebagai pendorong utamaagar masyarakat bersedia menabung.Jumlah tabungan akan ditentukan olehtinggi rendahnya tingkat bunga.Semakin tinggi suku bunga, akansemakin tinggi pula minat masyarakatuntuk menabung, dan sebaliknya.Tinggirendahnya penawaran dana investasiditentukan oleh tinggi rendahnya sukubunga tabungan masyarakat. Denganfluktuasi tingkat suku bunga yang terjadiakan mempunyai implikasi yang pentingterhadap sektor riil maupun sektormoneter dalam perekonomian. Tingkatbunga yang tinggi akan menjadi masalahyang menyulitkan bagi investasi disektor riil. Tapi tingkat bunga yang tinggiakan merangsang lebih banyak

xxxi

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

tabungan masyarakat. Untuk itulahtingkat fluktuasi bunga harussenantiasa terkontrol agar tetapmendorong kegiatan investasi danproduksi serta tidak mengurangi hasratmasyarakat untuk menabung dan tidakmengakibatkan pelarian modal ke luarnegeri.

Nilai Koefisen Regresi Inflasi =0.970463, artinya secara perhitunganstatistik Inflasi (X2) meningkat 1 persen,dengan asumsi Suku Bunga Kredit,UMP, Nilai Tukar Rupiah dan UangBeredar (M2) dianggap konstan, makaInvestasi akan naik sebesar 0.970463persen. Faktor inflasi berpengaruhterhadap investasi, hal ini ditunjukandaari hasil perhitungan secara statistikmenunjukkan hasil yang signifikanpada nilai probabilitas Inflasi lebih kecildari α (0.0000< 0,05), maka dapatdisimpulkan bahwa variabel Inflasiberpengaruh signifikan dan positifterhadap Investasi. Di Indonesiakenaikan tingkat inflasi yang cukupbesar biasanya akan diikuti dengankenaikan tingkat suku bunga perbankan.Dapat dipahami, dalam upayanyamenurunkan tingkat inflasi yangmembumbung, pemerintah seringmenggunakan kebijakan moneter uangketat (tigh money policy). Dengandemikian tingkat inflasi domestik jugaberpengaruh pada investasi secara tidaklangsung melalui pengaruhnya padatingkat bunga domestik.Selama tigatahun terakhir, kondisi inflasi tahunansaat ini untuk kedua kalinya melebihi BIRate. Pertama kali terjadi per Desember2010 di mana BI Rate saat itu berada dilevel 6,5% sementara inflasi tahunanbertengger di level 6,96%. Dengandemikian, keadaan tersebut menjadisinyal kurang baik bagi penempatandana di Pasar Uang karena tergerus olehefek inflasi. Terdapat dua hal yangdiperkirakan turut banyakmempengaruhi lonjakan inflasi

sepanjang kuartal I-2013. Di antaranyaseperti rencana pemerintah untukmenaikkan tarif dasar listrik (TDL)sebesar 15% secara bertahap danmasalah lonjakan harga pangan, sepertidaging sapi danbawang.Belum lamakedua isu tersebut berlalu, ada isuhangat lain yang tidak kalah penting danmasih dalam tahap pembahasan, yaknidinaikkannya harga bahan bakar minyak(BBM) bersubsidi oleh pemerintah. Isutersebut cukup penting karenakekhawatiran dampaknya paling terlihatberupa potensi lonjakan inflasi yanglebih tinggi sekaligus memicukemungkinan kenaikan suku bunga diPasar Uang. Walaupun wacanakenaikan harga BBM hanyadiperuntukan untuk kendaraan berplatnomor warna hitam, namun efekpenggunaan kendaraan tersebut yangbanyak digunakan dalam dunia usaha,seperti jasa distribusi tentu dapatmempengaruhi kenaikan harga produksibarang maupun jasa. Pada akhirnya,kenaikan inflasi pun tidak dapatterelakkan. Kenaikan inflasi yang tinggidapat menggerus daya beli masyarakatsehingga dengan nilai Rupiah yangsama, kuantitas barang yang diperolehmenjadi lebih sedikit. Jadi, untukmelindungi daya beli tersebut yangberpotensi hilang karena inflasi, makasuku bunga di Pasar Uang pun perludinaikkan untuk menjaga suku bunga riilyang mencerminkan daya belimasyarakat.Realisasi inflasi Jakartacukup tinggi pada Desember 2014 atauberada di atas inflasi nasional. InflasiJakarta di 2014 mencapai 8,95% (yoy),lebih tinggi dari inflasi pada tahunsebelumnya (8,0%, yoy) dan inflasinasional (8,36%, yoy). Hal ini tidakterlepas dari posisi Jakarta sebagaidaerah defisit pangan dan relatifkuatnya permintaan masyarakat urban,khususnya kelas menengah. Selain itu,kenaikan harga BBM bersubsidi pada

xxxii

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

November 2014, merupakan salah satukebijakan dari rangkaian kebijakanreformasi subsidi energi yang dilakukanpemerintah sepanjang tahun 2014, yangmemberikan dampak cukup signifikanbagi perkembangan inflasi. Inflasi intijuga berisiko meningkat pada triwulanberjalan dengan proyeksi peningkatandisposable income atau daya belimasyarakat. Di sisi lain, potensipeningkatan inflasi inti sebagaipengaruh dari menguatnya permintaanakan diimbangi oleh menurunnya hargaminyak dunia.Namun, hal yangberlawanan terdapat pada ekspektasiinflasi dalam periode yang lebihpanjang. Hal ini ditengarai terkaitdengan asumsi permintaan minyakdunia yang akan mendorong kembalipeningkatan harga BBM. Faktor inflasidi Indonesia juga disebabkan oleh faktorluar negeri mengingat bahwa Indonesiaadalah suatu negara denganperekonomian terbuka yang di tengah-tengah perekonomian dunia. Dengankeadaan seperti itu maka implikasinyaadalah adanya gejolak perekonomian diluar negeri akan berpengaruh terhadapperekonomian di dalam negeri. BagiIndonesia, khususnya propinsi DKIJakarta dalam upaya membangunkembali perekonomiannya tingkatinflasi yang tinggi harus dihindari agarsupaya momentum pembangunanyang sehat dan semangat dalam duniausaha agar dapat tetap terpelihara.

Nilai Koefisen Regresi UpahMinimum Propinsi = 0.126840,artinya secara perhitungan statistikUpah Minimum Propinsi (X3)meningkat 1 persen, dengan asumsiSuku Bunga Kredit, Inflasi, Nilai TukarRupiah dan Uang Beredar (M2) dianggapkonstan, maka Investasi akan naiksebesar 0.126840 persen. Faktor UpahMinimum Propinsi berpengaruhsignifikan terhadap investasi, haltersebut berdasarkan dari hasil

perhitungan secara statistik yangmenunjukkan hasil yang signifikan padanilai probabilitas Upah MinimumPropinsi (UMP) lebih kecil dari α(0.0142 < 0,05), maka dapatdisimpulkan bahwa variabel UpahMinimum Propinsi (UMP) berpengaruhsignifikan dan positif terhadapInvestasi. Hal ini berarti kenaikan upahminimum propinsi akan menaikaninvestasi di DKI Jakarta. Hasil tersebutdidukung oleh Teori Dana Upah JS. Mill,yaitu meningkatnya tingkat upah dapatmembuat investasi meningkat. Hal inidisebabkan dana upah yang dibutuhkanuntuk membayarkan tenaga kerja yangjumlahnya meningkat dalam prosesProduksi. Kebutuhan dana upah untukmembayarkan tenaga kerja yangmeningkat dibutuhkan dari Investasi.Arus masuk investasi tidak semata-matadipandang sebagai kontribusi modaltetap untuk proses produksi akan tetapimampu sebagai penyokong kontribusimodal lancar dalam proses produksiyang berlangsung. Arus investasi yangmeningkat dalam kontribusi dana upahdalam jangka panjang akanmeningkatkan keuntungan perusahaan.Hal ini dikarenakan upah layak yangditerima para pekerja akanmeningkatkan produktivitas output dandiasumsikan akan meningkatkankeuntungan perusahaan. Tindakan parapengusaha yang memberikan upahhanya cukup untuk memenuhikebutuhan minimum merupakan suatutindakan yang tidak etis. Oleh karenaitu sebaiknya para pengusaha selaindapat memberikan upah yang layak,juga harus memberikan tunjangankeluarga. Hal ini secara langsung akanberdampak pada produktivitas pekerjapada perusahaan karena kesejahteraanterpenuhi. Hal ini menggambarkanapabila upah minimum propinsi naik,tingkat kesejahteraan tenaga kerjaterpenuhi dan berdampak pada

xxxiii

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

produktivitas kerja yang meningkat,sehingga mengakibatkaan keuntunganbagi pengusaha untuk berinvestasi.

Nilai Koefisen Regresi Nilai TukarRupiah = 0.485616, artinya secaraperhitungan statistik Nilai Tukar Rupiah(X4) meningkat 1 persen, dengan asumsiSuku Bunga Kredit , Inflasi, UMP, danUang Beredar (M2) dianggap konstan,maka Investasi akan naik sebesar0.485616 persen. Faktor Nilai TukarRupiah berpengaruh signifikanterhadap investasi, hal tersebutberdasarkan dari hasil perhitungansecara statistik yang menunjukkan hasilyang signifikan pada nilai probabilitaspada nilai probabilitas Nilai TukarRupiah lebih kecil dari α (0.0056<0,05), maka dapat disimpulkan bahwavariabel Nilai Tukar Rupiah berpengaruhsignifikan dan positif terhadapInvestasi. Keterpurukan rupiah terhadapdolar Amerika Serikat (AS) takselamanya berdampak buruk padaperekonomian Indonesia.Pelemahannilai tukar rupiah diperkirakan dapatmendrong minat investasi di Indonesia,khususnya DKI Jakarta.Denganmenguatnya dolar AS membuat nilainyamenjadi lebih besar, maka membuatbiaya investasi di Indonesia, sepertitanah menjadi lebih murah.Investasi didalam negeri jadi lebih murah, parainvestor membawa dolar AS tapimembeli tanah dan pembayaran gajimenggunakan rupiah. Denganmenguatnya dolar AS juga akanmenguntungkan produsen barang yangdiekspor, karena harganya menjadi lebihtinggi. Seperti Jepang membangunsirkuit, bahan bakunya 90 persen daridalam negeri dan produknya itu 76persen di ekspor, sehingga Indonesiasangat menarik untuk investasi.Demikian pula sebaliknya, pelemahanrupiah pun dapat mendorong terjadinyacapital outflow. Pada umumnya,investor asing menanam kandananya di

Indonesia saat rupiah berada di level Rp9.100-9.200 per USD. Sehingga, adanyapelemahan kurs mengakibatkan adanyaasumsi dana yang hilang danmengakibatkan investor tersebut harusmenarik dana mereka sebagai upayamenyelamatkan asetnya. Industri yangproduksinya masih mengandalkanbahan baku impor, mulai merasakandampak. Bahkan, di sektor manufaktursudah mulai mengurangi tenaga kerja.

Nilai Koefisen Regresi JumlahUang Beredar (M2) = 0.591317, artinyasecara perhitungan statistik JumlahUang Beredar (M2) (X5) meningkat 1persen, dengan asumsi Suku BungaKredit , Inflasi, UMP, dan Nilai TukarRupiah dianggap konstan, makaInvestasi akan naik sebesar 0.591317persen. Faktor Jumlah Uang Beredarberpengaruh signifikan terhadapinvestasi, hal tersebut berdasarkan darihasil perhitungan secara statistik yangmenunjukkan hasil yang signifikan padanilai probabilitas pada nilai probabilitasJumlah Uang Beredar lebih kecil dari α(0.0000< 0,05), maka dapatdisimpulkan bahwa variabel JumlahUang Beredarberpengaruh signifikandan positif terhadap Investasi. Hal iniberarti bahwa semakin meningkatjumlah uang beredar, maka jumlahinvestasiakan semakin meningkat.Jumlah uang beredar berpengaruhpositif dan signifikan terhadapinvestasi.Berdasarkan dengan hipotesaKeynes, yakni, penawaran uang (MoneySupply) memiliki pengaruh positifterhadap output dan pertumbuhanekonomi. Apabila terjadi kelebihanjumlah uang beredar, Bank Indonesiaakanmengambil kebijakan(menurunkan) tingkat suku bunga.Kondisi ini mendorong para investoruntuk melakukan investasi, yang padaakhirnya akan menciptakan kenaikanoutput dan memicu pertumbuhanekonomi. Sebaliknya, permintaan uang

xxxiv

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

akan memiliki hubungan negatifterhadap output, meningkatnyapermintaan uang akan berdampak padapeningkatan tingkat suku bunga danpada akhirnya berakibat padapenurunan output.Untuk menjagakestabilan nilai mata uang, BankIndonesia sebagai otoritas moneterdiberikan beberapa wewenang dalammelakukan tugasnya. Denganmerumuskan dan melaksanakankebijakan moneter untukmengendalikanuang beredar dan suku bunga dalamperekonomian agar dapat mendukungpencapaian tujuan kestabilan nilai uangtidak boleh dilakukan secara fleksibel. Hal ini akan mempersulitdanmenyebabkan aktivitas ekonomimenjadi terkendala dan lesu jika BankIndonesia terlalu intervensi dalam halpengendalian jumlah uang beredar.Sebaliknya, pengendalian uang beredardan suku bunga tidak boleh terlalulonggar karena akan menyebabkan tidakterpeliharanya kestabilan nilai uang,yang akan mendorong merosotnyakepercayaan masyarakat danmempersulit perencanaanbisnis parapengusaha. Hasil analisa danpemantauan yang dilakukan oleh banksentral kemudian akan digunakan dalammelaksanakan kebijakan moneternyabaik melalui pengendalian jumlah uangberedar dan suku bunga. Kebijakanmoneter yang harus dilakukan di negaraberkembang padaumumnya lebih beratdan sulit jika dibandingkan dengannegara-negara maju. Salah satu faktoryang menjadi penyebabnya bahwatugas untuk menciptakan penawaranuang yang cukup sehinggapertambahannya dapat selalu selarasdengan jalannya pembangunan yangmemerlukan disiplin yang kuat dikalangan otoritas moneter danpemerintah. Kekurangan modal danterbatasnya pendapatan pemerintahseringkali menimbulkan dorongan yang

kuat kepada pemerintah untukmeminjam secara berlebihan kepadaBank Sentral. Kalau ini dilakukan, makalaju pertambahan jumlah uang beredarakan menjadi lebih cepat,akibatnyaterjadi inflasi. Kuantitas uang sebagaijumlah rupiah yang dipegang publik dankita mengasumsikan Bank Sentralmengendalikan jumlah uang beredardengan meningkatkan atau menurunkanjumlah uang rupiah dalam sirkulasimelaui operasi pasar terbuka. Meskipunmerupakan pendekatan pertama yangbaik, penjelasan ini tidak lengkap,karenamengabaikan peran sistemperbankandalam menentukan jumlahuangberedar. Jumlah Uang Beredartidak hanyaditentukan oleh kebijakanbank Sentral,tetapi juga oleh pelakurumah tangga (yang memegang uang)dan bank (di mana uang disimpan). Kitamulai dengan mengingat bahwa jumlahuang beredar meliputi matauang asingdi tangan publik dan depositodi bank-bank yang bisa digunakan rumah tanggauntuk bertransaksi, seperti rekeningkoran.

2. Hasil Analisis Koefisien RegresiModel 2

Hasil regresi Pengaruh Investasiterhadap Produk Domestik RegionalBruto (PDRB) di Propinsi Daerah KhususIbukota Jakarta memiliki nilai koefisiendeterminasi nya sebesar 99,33 % .Berdasarkan uji signifikansi parsialsecara statistik menunjukkan hasil yangsignifikan pada nilai probabilitasInvestasi lebih kecil dari α (0.0000<0,05), maka dapat disimpulkan bahwavariabel Investasi berpengaruhsignifikan dan positif terhadap ProdukDomestik Regional Bruto dimanaberdasarkan persamaan regresimenunjukan apabila investasimeningkat 1 persen maka ProdukDomestik Regional Bruto akan naiksebesar 3.503250 persen. Dalam

xxxv

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

ekonomi makro, investasi merupakansalah satu komponen dari pendapatannasional, Produk Domestik Bruto (PDB)atau Produk Domestik Regional Bruto(PDRB). Sehingga pengaruh investasiterhadap perekonomian suatu Negaradapat ditinjau dari pendapatan nasionalNegara tersebut. PDB atau PDRB yangdihitung berdasarkan pengeluaranterdiri dari empat komponen utamayaitu konsumsi dinotasikan C, investasidinotasikan I, pembelian olehpemerintah dinotasikan G, dan totalbersih ekspor atau ekspor netodinotasikan dengan X – M. Notasi Xuntuk ekspor dan M untuk impor.Ekspor neto (X – M) menunjukkan selisihantara nilai ekspor dan impor. Bentukaljabar dari GDP dapat ditulis sebagaiberikut:Y = C +β I +β G +β (X – M) dimana Yadalah PDB atau PDRB

Dari persamaannya dapatdiketahui bahwa investasi berkorelasipositif dengan PDB atau PDRB. Secaraumum dapat dikatakan, jika investasinaik, maka PDB atau PDRB cenderungnaik. Atau sebaliknya, jika investasiturun, maka PDB atau PDRB cenderungturun.

Investasi dalam peralatanmodal atau pembentukan modal tidaksaja dapat meningkatkan faktorproduksi atau pertumbuhan ekonomi,namun juga dapat memberikankesempatan kerja bagi masyarakat.Dalam hal ini, jumlah penganggurantentunya akan turun.

Suatu negara akan berkembangsecara dinamis jika investasi yangdikeluarkan jauh lebih besar daripadanilai penyusutan faktor-faktorproduksinya. Negara yang memilikiInvestasi yang lebih kecil daripadapenyusutan faktor produksinya akancenderung mengalami perekonomianyang stagnasi. Stagnation merupakansuatu kondisi perekonomian dengan lajupertumbuhan yang lambat dan

bahkan bisa nol. Kondisi ini dapatmenimbulkan terjadinya penganggurandalam jumlah yang relatif besar. Kondisiyang sangat tidak diinginkan adalahkondisi stagnasi yang diikuti denganadanya inflasi yang tinggi pula, sehinggaperekonomian negara menjadi stagflasi.

Di negara berkembang atauterbelakang dengan tingkat pendudukyang besar, umumnya memiliki rasioinvestasi terhadap jumlah pendudukrelatif kecil. Sehingga, negara tersebutkerap mengundang investasi asinguntuk masuk dalam negaranya. Investasiasing ini tidaklah selalu memberikankeuntungan terhadap negara, terutamadalam jangka panjang. Dalamjangka pendek atau menengah, investasiasing sangat menguntungkan dalampertumbuhan ekonomi. Investasi ini,dalam jangka pendek dapatmempengaruhi kesejahteraan ekonomisuatu bangsa. Investasi asing ini dapatmembantu memenuhi segala sesuatuyang diperlukan oleh penduduknyadalam jangka pendek.Namun demikian,dalam jangka panjang keuntungan tidaklagi diperoleh negara yangbersangkutan, namun investasi lebihmemberikan keuntungan bagi negarayang mengeluarkan investasi.

Laju pertumbuhan ekonomi,yang diukur dari PDRB atas dasar hargakonstan, menunjukkan total PDRBkabupaten/kota di DKI Jakarta yangtercipta pada tahun 2011 meningkatsebesar 6,63 persen bila dibandingkandengan tahun 2010, yakni dari Rp391,64 triliun menjadi Rp 417,49 triliun.Nilai ini sedikit berbeda dengan nilaiPDRB Provinsi DKI Jakarta yangmenunjukkan peningkatan 6,71 persenpada periode yang sama, yaitu dari Rp395,63 triliun menjadi Rp 422,16 triliun.Perbedaan ini terjadi karena adanyaperbedaan sumber data, cakupan, dandiskrepansi statistik dalampenghitungan nilai tambah.

xxxvi

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

Struktur perekonomian DKIJakarta secara spasial, yang dihitung dariPDRB atas dasar harga berlaku,menunjukkan sekitar 48 persenperekonomian Jakarta masihterkonsentrasi di Kota Jakarta Pusat danJakarta Selatan. Pada tahun 2011kedua wilayah tersebut memberikanrata-rata kontribusi terhadap totalProduk Domestik Regional BrutoKabupaten/Kota se-DKI Jakarta masing-masing sebesar 26,57 persen (Rp 259,68triliun) dan 22,15 persen (Rp 216,38triliun) dari total PDRB Kabupaten/Kotayang sebesar 977,08 triliun rupiah.Setelah itu diikuti oleh Kota JakartaUtara 18,74 persen (Rp 183,06 triliun),Kota Jakarta Timur 16,96 persen (Rp165,71 triliun), Kota Jakarta Barat 15,01persen (Rp 146,7 triliun) dan sisanya0,57 persen (Rp 5,5 triliun) dariKabupaten Kepulauan Seribu.

Tumbuhnya iklim investasi yangsehat dan kompetitif diharapkan akanmemacu perkembangan investasi yangsaling menguntungkan dalampembangunan daerah, sedangkanpenurunan nilai investasi akanberdampak terhadap berkurangnyaaktivitas usaha dari pelaku bisnis.Pentingnya peranan investasi dalammeningkatkan perekonomian dankesempatan kerja mendorongpemerintah dan swasta berupaya untukmenghimpunan dana yang diarahkanpada kegiatan ekonomi produktif yaitudengan mendorong terciptanyapenanaman modal, baik PenanamanModal Dalam Negeri (PMDN) maupunPenanaman Modal Asing (PMA) karenapembangunan daerah secaramenyeluruh dan berkesinambunganakan lebih sulit dilakukan pemerintahdaerah apabila tanpa adanya dukungandari pihak swasta.

xxxvii

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

DAFTAR PUSTAKA

Arthur W Lewis,1954 “Economic Develpoment With Unlimited Suppllies OfLabor” ManhesterScool Of Economic and Sosial Studies, Vol 22 pp 139-91

Amstrong, Michael 1990, “ManajemenSumberDayaManusia”alihbahasa :Sofyan&Haryanto, Jakarta : Elex MediaKomputindoKelompokGramedia

BadanPusatStatistikDKI. Jakarta. 2014. jakartaDalamAngka 2014. DKI.Jakarta:BadanPusatStatistik.

BadanPusatStatistikDKI. Jakarta. 2014. Kotamadya Jakarta Pusat, Selatan, Barat,Utara, Timur dan Kepulauan Seribu. Dalam Angka :BadanPusatStatistik.

BadanPusatStatistikDKI. Jakarta. 2014. SurveiSosialEkonomiNasional (Susenas):BadanPusatStatistik.

BadanPerencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta

Basuki Pujoalwanto,2014”Perekonomian Indonesia tinjauanHistoris,TeoritisdanEmpiris”.GrahaIlmu :Joygakarta

Becker. G.S. 1985.“Human Capital, Effort, and The Sexual Division ofLabor”.Journal of Labor Economic, Vol. 3

Bellante, Don dan Jackson, Mark. 1990.” EkonomiKetenagakerjaan”,FakultasEkonomiUniversitas Indonesia, Jakarta

BurhanBungin, 2013,”Penelitian Kuantitatif :komunikasi, Ekonomi,KebijakanPublikdanIlmuSosial “. Jakarta :KencanaPurnama Media Group

Bintarto 2007, “InteraksiDesa – Kota, Yogyakarta :Ghalia Indonesia

Case, dan Fair. 2007. Prinsip-prinsipEkonomiMikro. 7rded. Jakarta: PT INDEKS.

Cotter, David A, J oan M. Hermsen and Reeve Vanneman, 2001." Women'sWork andWorking Women: The Demand for Female Labor". Gender and Society, Vol.15.No. 3, pp. 429 - 452; Sage Publication.Inc. USA. Accessed : 5-8-2012

David Berry, 2003” Pokok-PokokPemikiranDalamSosiologi” PT. GrafindoPersada: Jakarta

Deliarnov. 2002.PengantarEkonomiMakro. Jakarta. Penerbit UI - Press.

DinasTenagaKerjadanTransmigrasiDKI JakartaDepatemenTenagaKerja, PersturanMenteriTenagaKerjaNomor Per-01/Men/1999

TentangUpah MinimumPeraturanMenteriTenagaKerjaNomor Per-01/Men/1996 TentangUpahMinimum Regional

Eliana, Novita, 2007. Faktor-faktor yangmempengaruhicurahanwaktukerjawanitapada PT. Agricinal.Vol.4 No. 2

Fatmawati 2004,”Ilmu Perilaku”, CV. Infomedika, Jakarta

FatmawatidanRetno 2005, “AnalisisPenawaranTenagaKerjaSekotr InformalPerkotaan di Makasar, Sulsel” Jurnalvol 2

30

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

FerdinandLasalle,1991.”inEnclopedia Britannica (11thed) Cambridge UniversityPress

Gujarati, Damodar 1999,”Essential Of Economics” International editions, IrwinMcGraw – Hill, USA

Gujarati, Damodar 2007”Ekonometrika Dasar”.Jakarta PT. ErlanggaG.S. Becker, 1965. A Theory Of The Allocation Of Time. Economic Journal 40, no.

299Gregory Mankiw, 2008 Makroekonomi,edisi 6, Erlangga Jakarta IndonesiaHsiao Cheng, 1995, Analysis of Panel Data, Cambridge University Press.Henry Faizal Noor,2013EkonomiUntukKesejahteraanRakyat,AkademiaPermata,

Padang IndonesiaI Made Sandi, 2005” Republik Indonesia Geografi Regional” Jakarta;

PuriMargasariILO,2010. “MemahamiDefisitKesempatanKerjaProduktif Dan Menentukan

Target SektorKetenagakerjaan”TinjauanPustaka/Kantor Perburuhan

31

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

Pengaruh Disiplin dan Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada InspektoratKabupaten Pandeglang

ABSTRAK

Aceng [email protected]

Muhammad [email protected]

Kinerja pegawai pemerintah yang tinggi dapat dicapai jika seluruh elemen-elemenyang ada dalam instansi terintegrasi dengan baik, dan mampu menjalankan peranannyasesuai dengan kebutuhan dan keinginan publik dan pegawai. Oleh sebab itu diperlukandukungan disiplin kerja dan motivasi kerja guna meningkatkan kinerja pegawai tersebut.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh disiplin kerjadan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai.

Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh disiplin kerja dan motivasi kerjaterhadap kinerja pegawai baik secara parsial maupun simultan pada InspektoratKabupaten Pandeglang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitiandeskriptif dan verifikatif dengan jumlah sampel 66 responden. Data dikumpulkan denganmenggunakan metode kuesioner dan analisis data yang digunakan adalah analisis regresilinier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin kerja, motivasi kerja, dan kinerjapegawai Inspektorat Kabupaten Pandeglang. dapat dikatakan cukup baik. Disiplin kerjadan motivasi kerja memberikan pengaruh yang tinggi terhadap peningkatan kinerjapegawai yaitu sebesar 71%. Secara parsial disiplin kerja memberikan pengaruh yang lebihtinggi dibandingkan motivasi kerja dalam meningkatkan kinerja pegawai.

Kata kunci : disiplin, Motivasi dan kinerja pegawai

A. Latar Belakang Penelitian

Inspektorat KabupatenPandeglang merupakan salah satuinstansi pemerintah yang selaluberupaya mempertahankan danmeningkatkan kinerja pegawainyadengan cara memperhatikan disiplinkerja pegawai yang merupakan salahsatu faktor penting untukmendapatkan hasil kerja yang optimal.Kinerja berkaitan dengan tingkatabsensi, semangat kerja, keluhan-keluhan, ataupun masalah vitalinstansi. Pegawai merupakan salahsatu faktor produksi yang terpentingdalam suatu organisasi, tanpa merekabetapa sulitnya instansi mencapai

tujuan, merekalah yang menentukanmaju mundurnya suatu organisasi,dengan memiliki pegawai-pegawaiyang terampil dengan motivasi tinggi,organisasi telah mempunyai assetyang sangat mahal, sebab padadasarnya manusia merupakan subyekdan obyek pembangunan yangmerupakan faktor yang sangatpenting, terutama peningkatankualitas sumber daya manusia menjadiprioritas yang utama. Kinerjamerupakan hal penting yang harusdicapai oleh setiap organisasitermasuk pada Inspektorat KabupatenPandeglang, karena kinerjamerupakan cerminan bagikemampuan dalam mengelola dan

32

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

mengalokasikan pegawainya, olehkarena itu kinerja para pegawaimempunyai pengaruh yang sangatpenting bagi berlangsungnya aktivitasinstansi dan berpengaruh bagi prosespencapaian tujuan instansi itu sendiri.

Inspektorat sebagaimanaPeraturan Bupati Pandeglang Nomor39 Tahun 2016 mempunyai tugasmelakukan melakukan pembinaan danpengawasan terhadap pelaksanaanurusan pemerintahan daerah dibidang pembangunan, pemerintahandan kemasyarakatan.

PeraturanPemerintah Nomor 53 Tahun 2010adalah kesanggupan Pegawai NegeriSipil untuk menaati kewajiban danmenghindari larangan yang ditentukandalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturankedinasan yang apabila tidak ditaatiatau dilanggar dijatuhi hukumandisiplin belum sepenuhnya ditaati olehpegawai sehingga disiplin kerja padaInspektorat Kabupaten Pandeglangsecara keseluruhan belum optimal.

Salah satu upaya pemerintahuntuk meningkatkandisiplin kerja Pegawai Negeri Sipil(PNS) adalah dengan menetapkankewajiban dan hak PNS, Hak dankewajiban PNS sendiri sudah diaturdalam Undang-udang nomor 5 Tahun2014 tentang Aparatur Sipil Negarakemudian diperjelas lagi padaPeraturan Pemerintah nomor 53tahun 2010 tentang Disiplin PNS. PPini masih berlaku sampai sekarangmengingat belum ada PP barupelaksanaan UU ASN yang mengaturhal tersebut (Erlina Kadir2017).Sebagai Pegawai Negeri Sipilmemiliki kewajiban untuk menjalaniPeraturan Pemerintah RepublikIndonesia Nomor 53 Tahun 2010Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Menurut Sutikno, dalamLuviani Dkk (2011), menyatakanbahwa tidak ada seorang pun yangdapat mencapai prestasi yang berhasiltanpa kerja keras dalam disiplin yangluar biasa dan ketat. Disini pemimpinberperan khusus mengidentifikasikanapa dan bagaimana memotivator parabawahannya, sehingga dapatmenemukan kepuasan kerja. Makasuka tidak suka dan mau tidak maupemimpin dapat membina danmemberi arahan pada pegawai agarmau untuk berkinerja lebih tinggisehingga dapat mencapai disiplinmaupun prestasi kerja.

Kondisi di atas menimbulkanpermasalahan dalam pencapaiankinerja pada Inspektorat KabupatenPandeglang.Pencapaian kinerja yangbelum optimal diduga dikarenakankurangnya disiplin kerja pegawai danrendahnya motivasi. Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untukmelakukan penelitian dengan tema“Pengaruh disiplin dan motivasiterhadap prestasi kerja pegawai padaInspektorat Kabupaten Pandeglang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latarbelakang penelitian di atas, faktoryang menyebabkan kurangmaksimalnya kinerja pegawai padaInspektorat Kabupaten Pandeglangyang belum optimal diantaranya :1) Masih kurangnya sikap disiplin

pegawai dengan tidak menaatiperaturan kerja yang berlaku.

2) Kurangnya komunikasi antaraatasan terhadap bawahanmenimbulkan ketidaksamaanpersepsi antara bawahan danatasan, hal tersebut didugaberakibat pada menurunnyaprestasi kerja atau kinerja.

33

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

3) Pimpinan belummemaksimalkan dalammemberikan dorongan ataumotivasi pada para pegawaipada Inspektorat KabupatenPandeglang.

4) Kurangnya perhatian daripimpinan terhadap bawahan,hal ini diduga penyebab daripegawai tidak memilikikeinginan ataupun doronganuntuk mencapai prestasi kerjayang melebihi standar yangtelah ditetapkan.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian inipenulis akan membatasipermasalahannya hanya melihatsejauhmana pengaruh disiplin danmotivasi terhadap prestasi kerjapegawai pada InspektoratKabupaten Pandeglang.

D. Kajian pustaka1. Pengertian Disiplin Kerja

Disiplin merupakan bagian darifungsi operasional manajemensumber daya manusia yangterpenting karena semakin baikdisiplin pegawai, maka semakintinggi prestasi yang dapatdicapainya. Terkait denganAparatur Sipil Negara sebagaimanatelah diamanatkan dalam UU No. 5tahun 2014,

Berikut adalah pengertian-pengertian disiplin kerja menurutpara ahli diantaranya yaitu ;Malayu Hasibuan (2006)bahwa“Disiplin kerja adalahkesadaran dan kerelaan seseorangdalam menaati semua peraturanperusahaan dan norma-normasosial yang berlaku.”Veithzal Rivai(2011) bahwa “Disiplin kerja adalah

suatu alat yang dipergunakan paramanajer untuk berkomunikasidengan karyawan agar merekabersedia untuk mengubah suatuperilaku serta sebagai suatu upayauntuk meningkatkan kesadarandan kesedian seorang dalammemenuhi segala peraturanperusahaan.” Sedangkan pendapatSingodimenjo dalam Edi Sitrisno(2011) mengungkan bahwa“Disiplin adalah sikap kesediaandan kerelaan seseorang untukmematuhi dan mentaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya.”

a. Disiplin Pegawai Negeri SipilDisiplin Pegawai Negeri Sipil

(PNS) menurut PeraturanPemerintah Nomor 53 Tahun2010adalah kesanggupanPegawai Negeri Sipil untukmenaati kewajiban danmenghindari larangan yangditentukan dalam peraturanperundang-undangan dan/atauperaturan kedinasan yangapabila tidak ditaati ataudilanggar dijatuhi hukumandisiplin.

Peraturan disiplin PegawaiNegeri Sipil ditetapkan dalamPeraturanPemerintah Nomor 53 Tahun2010 Tentang Disiplin PegawaiNegeri Sipil dengan maksud dantujuannya

b. Hukuman Pelanggaran Disiplinbagi PNS

Pelanggaran disiplin adalahsetiap ucapan, tulisan, atauperbuatan PNS yang tidakmenaati kewajiban dan/ataumelanggar larangan ketentuandisiplin PNS, baik yang dilakukan

34

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

di dalam maupun di luar jamkerja.

c. Keterkaitan antara Undang-undang nomor 5 Tahun 2014dengan Peraturan Pemerintahnomor 53 tahun 2010 tentangDisiplin PNS

Salah satu upaya pemerintahuntuk meningkatkandisiplin kerja PegawaiNegeri Sipil (PNS) adalahdengan menetapkan kewajibandan hak PNS, Hak dankewajiban PNS sendiri sudahdiatur dalam Undang-undangnomor 5 Tahun 2014 tentangAparatur Sipil Negara kemudiandiperjelas lagi pada PeraturanPemerintah nomor 53 tahun2010 tentang Disiplin PNS. PP inimasih berlaku sampai sekarangmengingat belum ada PP barupelaksanaan UU ASN yangmengatur hal tersebut.

Pelanggaran disiplinmenurut Peraturan PemerintahNo. 53 tahun 2010 adalah setiapucapan, tulisan, atau perbuatanPNS yang tidak menaatikewajiban dan/atau melanggarlarangan ketentuan disiplin PNS,baik yang dilakukan di dalammaupun di luar jam kerja.Kesesuaian pada Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014khususnya untuk hukumandiberhentikan dijelaskan padapasal 87 :

Jaminan pensiun PNS danjaminan hari tua PNS diberikansebagai perlindungan pegawaidan penghasilan di hari tua,sebagai hak dan sebagaipenghargaan atas pengabdianPNS.

Setiap penjatuhan hukumandisiplin PNS ditetapkan dengankeputusan pejabat yang

berwenang menghukum. Hal initelah dijelaskan pada PP Nomor53 Tahun 2010 Tentang DisiplinPegawai Negeri Sipil pada Pasal30, pasalyang terkait lainnyaadalah, Pasal 24, Pasal 25, Pasal26, Pasal 27, Pasal 28

2. Faktor Disiplin KerjaMenurut Singodimedjo dalam

Edy sutrisno (2011) faktor yangmempengaruhi disiplin pegawaiadalah Besar kecilnya pemberiankompensasi, Ada tidaknyaketeladanan pimpinan dalamperusahaan, Ada tidaknya aturanpasti yang dapat dijadikanpegangan, Keberanian pimpinandalam mengambil tindakan, Adatidaknya pengawasan pimpinan,Ada tidaknya perhatian kepadakaryawan, Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang nendukungtegaknya disiplin

3. Bentuk Disiplin KerjaMenurut Mangkunegara

(2011) mengemukakan bahwabentuk disiplin kerja yaitu,Disiplin Preventif dan DisiplinKorektif

2. Pendekatan Disiplin Kerja Menurut Veithzal Rivai (2011),

Terdapat tiga konsep dalampelaksanaan disiplin diantaranyaadalah aturan tungku panas,tindakan disiplin progresif, dantindakan disiplin positif.Pendekatan tungku panas dantindakan progresif terfokus padaperilaku masa lalu, sedangkanpendekatan disiplin positifberorientasi ke masa yang akandatang dalam bekerja sama dengankaryawan untuk memecahkanmasalah sehingga masalah itu tidaktimbul lagi.

3. Mengatur dan Mengelola Disiplin

35

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

Menurut Veithzal Rivai (2011),Adanya standar disiplin yangdigunakan untuk menentukanbahwa karyawan telahdiperlakukan secara wajar yaituStandar disiplin dan Penegakanstandar disiplin

4. Hambatan Disiplin Kerja Menurut Gauzali Saydam

(2000), Hambatan pendisiplinankaryawan akan terlihat dalamsuasana kerja berikut yaituTingginya angka kemangkiran(absensi) karyawan, Seringterlambatnya karyawan masukkantor atau pulang lebih cepat darijam yang sudah ditentukan.

5. Langkah-Langkah UntukPeningkatan Disiplin Kerja

Menurut Gouzali (2000),penegakan disiplin kerja tidakbisa diserahkan kepada pegawaisecara langsung. Perusahaanmempunyai langkah-langkahdalam meningkatkan kerja parapegawainya diantaranyaMenciptakan peraturan peraturandan tata tertib yang harusdilaksanakan oleh para pegawai,Menciptakan dan memberisanksi-sanksi bagi parapelanggar disiplin, Melakukanpembinaan disiplin melaluipelatihan-pelatihan kedisiplinanterus menerus

6. Indikator Disiplin Kerja Menurut Singodimejo dalam

Edy Sutrisno (2011) adalah Taatterhadap aturan waktu, Taatterhadap peraturan perusahaan,Taat terhadap aturan perilakudalam pekerjaan, Taat terhadapperaturan lainnya diperusahaan

7. Motivasi a. Pengertian Motivasi

Motivasi dapat diartikansebagai dorongan dalam diri

seseorang untuk berperilakudengan cara tertentu untukmencapai tujuannya.Berikutadalah pengertian-pengertianmotivasi menurut para ahlidiantaranya yaitu :

Menurut McClelland,dalam Anwar Prabu (2011)bahwa “Motivasi merupakanKondisi jiwa yang mendorongseseorang dalam mencapaiprestasinya secara maksimal.”Menurut Veizthal Rivai (2011)bahwa “Motivasi merupakanserangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhiindividu untuk mencapai halyang spesifik sesuai dengantujuan individu.”

b. Teori Motivasi MenurutPara Ahli

Sebelum menjelaskanbeberapa teori motivasi, dapatdiketahui bahwa teorimotivasi dapat dikategorikandalam 3 kelompok yangdikemukakan oleh AnwarPrabu (2009), 3 kelompoktersebut adalah:a. Teori motivasi dengan

pendekatan isi (contenttheory).

b. Teori motivasi denganpendekatan proses(process theory)

c. Teori motivasi denganpendekatan penguat(reinforcemet theory).Ada beberapa teori

motivasi yang dikemukakanoleh ilmuwan yang menekunikegiatan pengembangan teorimotivasi. Berikut beberapateori motivasi:Teori Abraham Maslow dalamAnwar Prabu (2009).

36

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

Abraham Maslow dalamAnwar Prabu (2009),mengemukakan bahwa hirarkikebutuhan manusia adalahsebagai berikut:1. Kebutuhan fisiologis, yaitu

kebutuhan untuk makan,minum, perlindungan fisik,bernafas, seksual.Kebutuhan ini merupakankebutuhan tingkatterendah atau disebut pulasebagai kebutuhan yangpaling dasar.

2. Kebutuhan rasa aman,yaitu kebutuhan akanperlindungan dari ancamanbahaya, pertentangan, danlingkungan hidup.

3. Kebutuhan untuk rasamemiliki, yaitu kebutuhanuntuk diterima olehkelompok, berafiliasi,berinteraksi, dankebutuhan untuk mencintaiserta dicintai.

4. Kebutuhan akan harga diri,adalah kebutuhan untukdihormati dan dihargai olehorang lain.

5. Kebutuhan untukmengaktualisasikan diri,yaitu kebutuhan untukmenggunakankemampuan, skill, danpotensi. Kebutuhan untukberpendapat denganmengemukakan ide-idememberi penilaian dankritik terhadap sesuatu.

Teori Motivasi BerprestasiMcClelland dalam AnwarPrabu (2009)

McClelland mengemukakanbahwa produktivitasseseorang sangat ditentukanoleh “virus mental” yang adapada dirinya. Virus mental

adalah kondisi jiwa yangmendorong seseorang yangmampu mencapai prestasinyasecara maksimal. Virus mentalyang dimaksud terdiri dari 3dorongan kemampuan, yaitu: 1. Need of achievement

(kebutuhan untukberprestasi),

2. Need of affiliation(kebutuhan untukmemperluas pergaulan),

3. Need of power(kebutuhan untukmenguasai sesuatu).Menurut A.A. Anwar Prabu

Mangkunegara (2011),prestasi kerja adalah hasilkerja secara kualitas dankuantitas yang dicapai olehseorang pegawai dalammelaksanakan tugasnya sesuaidengan tanggungjawab yangdiberikan kepadanya.Seseorang dikatakanmempunyai prestasi baikapabila hasil yang dicapaimencapai standar yang telahditentukan atau lebih.Sebaliknya, jika seseorangdalam menyelesaikanpekerjaan hanya mencapai dibawah standar yang telahditentukan dibutuhkanadanya dorongan ataumotivasi yang tinggi, ataudengan dipenuhinyakebutuhan-kebutuhannya.

E. Hasil Penelitian Yang RelevanPenelitian terdahulu yang

digunakan penulis adalah sebagaidasar dalam penyusunan penelitian.Tujuannya adalah untuk mengetahuihasil yang telah dilakukan oleh penelititerdahulu, sekaligus sebagaiperbandingan dan gambaran yangdapat mendukung kegiatan penelitianberikutnya yang sejenis. Kajian yang

37

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

digunakan yaitu mengenai disiplinkerja dan motivasi kerja yangberpengaruh terhadap prestasi kerjapegawai, diantaranya adalah : 1) Penelitian yang dilakukan oleh

Pattynama Dkk (2016) yangberjudul Pengaruh MotivasiKerja, Disiplin Kerja, DanKepemimpinan TerhadapPrestasi KerjaPegawai DiBadanPerpustakaan ProvinsiSulawesi Utara. Hasil penelitianmenunjukan bahwa motivasikerja, disiplin kerja dankepemimpinan berpengaruhsignifikan terhadap prestasikerja sedangkan kepemimpinantidak berpengaruh signifikanterhadap prestasi kerja.

2) Penelitian yang dilakukan olehWidianta, Bagia, Suwendra(2016),yang berjudul PengaruhMotivasi Kerja Dan DisiplinKerja Terhadap Prestasi KerjaKaryawan dengan menggunakanvariabel penelitian motivasi dandisiplin kerja sebagai variabelbebas dan prestasi kerja sebagaivariabel terikat, Hasil penelitianmenunjukkan ada pengaruhpositif dan signifikan dari (1)motivasi kerja dan disiplin kerjaterhadap prestasi kerjakaryawan, (2) motivasi kerjaterhadap disiplin kerja, (3)motivasi kerja terhadap prestasikerja karyawan, dan (4) disiplinkerja terhadap prestasi kerjakaryawan pada Hotel NayaGawana Resort And Spa.

3) Penelitian yang dilakukan olehBonar P. Silalahi, KhairaAmalia F, Muslich Lufti (2014)yang berjudul pengaruhPengaruh Motivasi, PengawasanDan Disiplin Kerja TerhadapPrestasi Kerja Pegawai Dinas

Pendapatan, PengelolaKeuangan Dan KekayaanDaerah Kabupaten TapanuliTengah. Dengan menggunakanvariabel penelitian disiplin kerja,lingkungan kerja dan motivasikerja sebagai variabel bebas danprestasi kerja pegawai sebagaivariabel terikat, hasil penelitianmenunjukkan bahwa motivasi,pengawasan dan disiplin kerjaberpengaruh positif dansignifikan terhadap prestasikerja, hal ini menunjukkanbahwa semakin tinggi tingkatmotivasi, pengawasan dandisiplin kerja yang diberikanakan dapat menimbulkanprestasi kerja yang tinggi padakinerja yang dihasilkan pegawai,demikian pula sebaliknyaapabila motivasi, pengawasandan disiplin kerja tidakdiperhatikan maka akan dapatmenghasilkan tingkat prestasikerja pegawai yang rendah.

4) Penelitian yang dilakukan olehSylvia Indra Loana BambangSwasto GunawanEkoNurtjahjono (2014) yangberjudul Pengaruh MotivasiKerja Dan Disiplin KerjaTerhadap Prestasi KerjaKaryawan (Studi PadaKaryawanPT. AXAFinancialIndonesia Sales Office Malang).Dengan menggunakan variabelpenelitian motivasi kerja dandisiplin kerja sebagai variabelbebas sedangkan prestasi kerjasebagai variabel terikat,menyimpulkan Disiplin kerjaberpengaruh signifikan terhadapprestasi kerja pada PT.AXAFinancial Indonesia, ditunjukkandengan nilai signifikansitsebesar 0,000 lebih kecil dari =

38

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

0,05 (0,000<0,05) dengankoefisien regresi sebesar 0,286.Motivasi kerja dan disiplin kerjasecara simultan berpengaruhsignifikan terhadap prestasikerja pada PT.AXA FinancialIndonesia, ditunjukkan dengannilai signifikansi F sebesar 0,000lebih kecil dari α =0,05(0,000<0,05) dan mampumemberikan kontribusi terhadapvariabel prestasi kerja 0,540 atausebesar 54%.Sisamya 46%dipengaruhi oleh variable lainyang tidak diteliti dalampenelitian ini.

F. Kerangka Pemikiran

.Selain disiplin, hal yangperlu diperhatikan selanjutnya untukmeningkatkan kinerja para pegawaiyaitu para pegawai membutuhkanmotivasi yang baik agar dalammenjalankan setiap tugas danpekerjaan yang diberikan merekadapat mengerjakan dengankepercayaan diri yang tinggi, disertaidengan semangat kerja yang tinggipula.Dengan dilakukannya haltersebut diharapkan dapat membantudalam meningkatkan kinerja parapegawai yang ada di instansi tersebut.

Menurut Veithzal Rivai(2011) bahwa “Disiplin kerja adalahsuatu alat yang dipergunakan paramanajer untuk berkomunikasi dengankaryawan agar mereka bersedia untukmengubah suatu perilaku sertasebagai suatu upaya untukmeningkatkan kesadaran dan kesedianseorang dalam memenuhi segalaperaturan perusahaan.”

Sedangkan keterkaitanantara motivasi kerja terhadap kinerjapegawai, Victor Vroom dalamMangkunegara (2011) menyatakanhubungan motivasi terhadap kinerja

yaitu, “Bahwa seorang pegawai akanbersedia melakukan upaya yang lebihbesar apabila diyakini bahwa upaya ituakan berakibat pada penilaian kinerjayang baik dan bahwa penilaian kinerjayang baik akan berakibat padaimbalan yang lebih besar dariorganisasi, seperti bonus yang lebihbesar, kenaikan gaji, serta promosidan kesemuanya itu memungkinkanyang bersangkutan untuk mencapaitujuan pribadinya”.

McClelland dalamMangkunegara (2011) berpendapatbahwa “ada hubungan yang positifantara motif berprestasi denganpencapaian kinerja”. Motif berprestasiadalah suatu dorongan dalam diripegawai untuk melakukan suatukegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapaiprestasi kerja (kinerja) denganpredikat terpuji.

Berdasarkan uraian maka,kerangka pemikiran dapat dirumuskanparadigma penelitian mengenaimotivasi dan disiplin kerjaberpengaruh terhadap prestasi kerjapegawai dinyatakan dalam gambarsebagai berikut :

GambarParadigma Penelitian

G. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan

metode penelitian deskriptif artinyapenelitian yang setuju dengan

39

Disiplin Kerja

Veithzal Rivai (2011)

Prestasi Kerja

Anwar Prabu Mangkunegara (2011)

Motivasi Kerja

McClelland dalam Anwar Prabu Mangkunegara (2011)

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

masalah yang ada pada masa sekarangmelalui penyelidikan dengan caramenuturkan, menganalisa danmengklasifikasi. Penyelidikan denganteknik survey, angket dan observasikemudian dilanjutkan pada tahapanalisa dan interpretasi data tersebut.

Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah metodedeskriptif dan verifikatif. MenurutSugiyono (2006), “metode deskriptifadalah metode penelitian yangbertujuan untuk menggambarkan,menjelaskan keadaan yang ada padaobjek penelitian berdasarkan faktadan data yang dikumpulkan kemudiandisusun secara sistematis.”

Metode verifikatif inidigunakan untuk menjawab rumusanmasalah seberapa pengaruhkahmotivasi kerja dan disiplin kerjaterhadap prestasi kerja pegawai padaInspektorat Kabupaten Pandeglang.Menurut Sugiyono (2006), “metodeVerifikatif adalah penelitian melaluipembuktian untuk menguji hipotesishasil penelitian deskriptif dengansuatu perhitungan statistika, sehinggadapat diambil hasil pembuktian yangmenunjukkan hipotesis diterima atauditolak.”

H. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Berdasarkan pendapattersebut penelitian ini merupakanpenelitian populasi karena jumlahpopulasi di bawah 100 orangresponden yaitu 66 orang yang terdiridari 57 PNS, 4 TKK, dan 5 TKS.Penentuan responden dipilih denganmenggunakan teknik nonprobabilitysampling yang memberi peluang ataukesempatan sama bagi setiap unsuratau anggota populasi untuk dipilihmenjadi sampel dengan metodesampling jenuh. Sampling jenuh atauistilah lain dari sensus adalah dimanasemua anggota populasi dijadikansampel (Sugiyono, 2012).

I. Instrument / Alat Pengumpulan DataMetode pengumpulan data

ialah teknik atau cara-cara yang dapatdigunakan oleh peneliti untukmengumpulkan data (Riduwan, 2009).Dilihat dari segi cara atau teknikpengumpulan data, maka teknikpengumpulan data yang akandipergunakan dalam penelitian inidiantaranya:

1. Data PrimerPengumpulan data primer

dilakukan dengan melakukan surveilangsung ke Inspektorat KabupatenPandeglang sebagai objekpenelitian. Tujuan penelitianlapangan ini adalah untukmemperoleh data akurat. Adapundata yang diperoleh dengan carapenelitian meliputi Wawancara,Observasi, dan Kuisioner

2. Data SekunderData ini merupakan

pendukung yang berhubungandengan penelitian yang diperolehdari :a. Sejarah, literatur dan profil

Inspektorat KabupatenPandeglang.

b. Buku-buku yangberhubungan dengan variabelpenelitian

c. Jurnal dan hasil penelitianterdahulu yang berhubungandengan topik permasalahanyang diteliti.

J. Teknik Analisis DataLangkah-langkah yang dilakukanadalah sebagai berikut :1) Peneliti melakukan pengumpulan

data dengan, kemudian ditentukanalat untuk memperoleh data darielemen-elemen yang akandiselidiki. Alat yang dilakukandalam penelitian ini adalahkuesioner. Skalalikert digunakanuntuk mengukur sikap, pendapat

40

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

responden tentang fenomenasosial. Dalam skala likert, variabelyang akan diukur dijabarkanmenjadi indikator variabel dandijadikan sebagai titik tolak untukmenyusun item-item instrumentdimana alternatifnya berupapertanyaan. Jawaban dari setiapitem instrumen yang menggunakanskala likert mempunyai gradasi darisangat positif sampai dengansangat negatif. Adapun alternatifjawaban dengan menggunakanskala likert, yaitu denganmemberikan skor pada masing-masing jawaban pertanyaanalternatif sebagai berikut:

Tabel Alternatif Jawaban Dengan Skala Likert

Alternatif Jawaban Bobot NilaiBila Positif Bila Negatif

2) Ketika data tersebut terkumpul,kemudian dilakukan pengolahandata, disajikan dalam bentuk tabeldan dianalisis. Dalam penelitianpeneliti menggunakan analisisdeskriptif atas variabel independendan dependennya yang selanjutnyadilakukan pengklasifikasianterhadap jumlah total skorresponden. Dari jumlahskor-jawaban responden yang diperolehkemudian disusun kriteria penilaianuntuk setiap item pernyataan.Untuk menjawab deskripsi tentangmasing-masing variabel penelitian,maka digunakan rentang kriteriapenilaian sebagai berikut:

RS =n(m−1)m

Keterangan:n = jumlah sampel

m = jumlah alternatif jawabantiap ítem

Untuk menetapkanperingkat dalam setiap variabelpenelitian dapat dilihat dariperbandingan antara skor aktualdengan skor ideal. Untukmendapatkan kecenderunganjawaban responden akandidasarkan pada nilai rata-rata skorjawaban yang selanjutnya akandikategorikan pada rentang skorberikut ini :Skor minimum = 1Skor maksimum = 5

Lebar Skala = 5−15

=0,8

Dengan demikian kategori skala dapat ditentukan sebagai berikut :

Tabel Kategori skala

Skala Kategori1 1.8 Sangat Rendah

K. Pengujian Instrumena. Uji Validitas

Untuk menguji kelayakansuatu kuesioner yang akandisebarkan pada responden,maka dilakukan pengujian yaituuji validitas dan uji reliabilitas.Hal ini dikarenakan syarat suatuinstrumen yang baik adalahvalid dan reliabel. MenurutSuharsimi Arikunto (2008, Ujivaliditas data dilakukan untukmelihat apakah instrumen yangdigunakan mengukur apa yangseharusnya diukur.Sugiyono,(2012). Untuk pengujianvaliditas tiap butir digunakananalisis item, yaitumengkorelasikan skor tiap butir

41

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

dengan skor total yangmerupakan jumlah tiap skorbutir. Data yang valid dapatdilihat jika koefisien korelasinyar > 0,30 maka data dikatakanvalid, sedangkan jika r < 0,30maka data dikatakan tidak valid.

b. Uji ReliabilitasMenurut Suharsimi

Arikunto (2008), mengatakanbahwa reliabilitas datamenunjuk pada satu pengertianbahwa sesuatu instrumen cukupdapat dipercaya untukdigunakan sebagai alatpengumpul data karenainstrumen tersebut sudah baik.

Untuk menguji tingkatreliabilitas menggunakan rumusAlpha Croanbach dengantingkat reliabilitas memadai jikakoefisien Alpha Croanbach lebihbesar atau sama dengan 0,60.,dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan ;r11 = reliabilitas instrumenk = banyaknya butirpertanyaanƩδ = jumlah varian butirδ = jumlah varian butirδ = varian total

Hasil pengujian reliabilitasinstrumen dalam penelitian inidilakukan dengan tingkatsignifikansi 5% dan derajatkebebasan (df) = n-2, sehinggadiperoleh nilai Cα masing-masing variabel lebih besar dariCαminimal atau dengan kata lainCαhitung> 0,60.

1. Pengujian Asumsi Klasik Model Regresia. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan

untuk melihat apakah variabelindependen yaitu disiplinkerja(X1) dan motivasi kerja (X2)

keduanya berdistribusi normalatau tidak. Normalitas datamerupakan syarat yang harusterpenuhi oleh suatu sebarandata sebelum melakukananalisis regresi. Model regresiyang baik adalah data yangberdistribusi normal ataumendekati normal , Santoso,(2004). Uji normalitas yangdilakukan terhadap sampeldengan menggunakanKolmogorov-Smirnov Testdengan menetapkan derajatkeyakinan (a) sebesar 5%.Kriteria pengujian denganmelihat besaran Kolmogorov-Smirnov Test, Jika signifikansi >0,05 maka, data tersebutberdistribusi normal, Jikasignifikansi <0,05 maka, datatersebut tidak berdistribusinormal.

b. Uji MultikolinearitasUji multikolinearitas adalah

suatu keadaan dimana suatuatau lebih variabel independentdapat dinyatakan sebagaikontribusi linear dari variabelindependent lainnya, untukmendeteksi adanyamultikolinearitas seringkalidilihat pada R2 yang tingginyaantara (0,07 – 1), tetapi tidaksatupun atau sangat sedikitkoefisien regresi parsial yangsignifikan. Cara lain untukmendeteksi adanyamultikolinearitas adalah denganmelihat besarnya VIF (varianceinflation factor) dan Tolerance(dalam autput data SPSS). Jikanilai VIF disekitar 1-10 danangka Tolerance mendekati 1,disimpulkan model regresi tidakterdapat problemmulltikolinearitas.

42

r11=[ k( k−1) ][1−∑ σ b

2

σ12 ]

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

c. Uji HeteroskedastisitasDalam penelitian ini akan

digunakan metode garfik(scatter). GejalaHeteroskedasitas akanditunjukan oleh koefisienregresi dari masing-masingvariabel independent terhadapnilai absolut residunya (e), jikaprobabilitas lebih besar darinilai alfanya ( 0,10 ), maka dapatdikatakan tidak terjadiHeteroskedasitas apabila : t-hitung < t-tabel atau sig.-t>α

Jika dalam scatter plot adapola tertentu, seperti titik-titikyang ada membentuk suatupola tertentu (gelombang,melebar, kemudianmenyempit), maka telah terjadiHeteroskedasitas. Jika tidak adapola yang jelas, serta titik-titikmenyebar secara acak diatasdan dibawah angka nol padasumbu Y, maka tidak terjadiHeteroskedasitas.

d. Uji AutokorelasiSalah satu asumsi regresi

linear adalah tidak terdapatnyaautokorelasi. Autokorelasi ialahkorelasi antara sesama urutanpengamatan dari waktukewaktu, hal ini dimaksudkanberkaitan dengan asumsi modelklasik bahwa unsur gangguanyang berhubungan denganobservasi tidak dipengaruhi olehunsur gangguan yangberhubungan denganpengamatan lain. Untukmenguji ada tidaknyaautokorelasi, dalam penelitianini akan dilakukan uji DurbinWatson.

1. Analisis Regresi Linier GandaAnalisis regresi yang

digunakan adalah analisa regresi

ganda, karena variabel bebasnyalebih dari satu. Analisa inibertujuan untuk mengetahui adaatau tidaknya suatu hubunganantara variabel disiplin (X1) danmotivasi (X2) terhadap prestasikerja (Y).

2. Analisis Korelasi GandaSugiyono (2011) menyatakan,“Korelasi digunakan untuk melihatkuat lemahnya hubungan antarayariabel bebas dan terikat.” Nilaikorelasi berkisar dalam rentang 0sampai 1 atau 0 sampai -1. Kuatatau tidaknya hubungan antarvariabel dapat dilihat daribeberapa kategori, koefisienkorelasi mempunyai nilai -1 ≤ R ≤1 dengan ketentuan :

R = -1, :

artinya terdapathubungan linier antaravariabel disiplin (X1),motivasi (X2) danprestasi kerja pegawai(Y) sempurna negatif.

R = 0, : artinya tidak terdapathubungan linier antaradisiplin (X1), motivasi(X2) dan prestasi kerjapegawai (Y).

R = 1, : artinya terdapathubungan linier antaravariabel disiplin (X1),motivasi (X2) danprestasi kerja pegawai(Y)sempurna positif.

Pedoman untukmemberikan interpretasi koefisienkorelasi adalah sebagai berikut :

43

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

TabelTingkat Keeratan Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan0,00 – 0,199 Sangat rendah

3. Koefisien DeterminasiKoefisien Determinasi

digunakan untuk mengetahuiseberapa besar pengaruh disiplinkerja (X1), motivasi kerja(X2) danprestasi kerja(Y). Nilai R Squareatau Koefisien Determinasi (R²)dapat dilihat pada hasil pengolahandata bagian model summaryHasilnya dapat dinyatakan dalamrumus dan batasan sebagaiberikut : 0 <r² < 1. Biasanyadinyatakan dalam bentuk persen(%). Adapun rumus koefisiendeterminasi adalah :

Keterangan :KD = Koefisien determinasi R² = Koefisien Korelasi

Kriteria untuk analisiskoefisien determinasi adalah jikaKD mendekati nilai 0, berartipengaruh variabel (X1), (X2)terhadap variabel (Y) adalah lemah,sedangkan jika KD mendekati nilai1, berarti pengaruh variabel (X 1),(X2) terhadap variabel (Y) adalahkuat.

4. Uji ta. Secara Parsial (Uji t) :

Uji hipotesis secaraparsial digunakan untukmengetahui pengaruh darimasing-masing variabelbebas terhadap variabelterikat. Uji ini dilakukandengan membandingkan nilai

thitung dengan nilai ttabel. Nilaithitung dapat dilihat dari hasilpengolahan data bagianCoefficients.

b. Daerah penerimaan danpenolakan hipotesis

Daerah penerimaan danpenolakan terhadap sebuahhipotesis dapat dilihat darigambar berikut ini :

GambarUji Dua Pihak Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

c. Pengujian hipotesis secarasimultan (Uji F)

Uji F digunakan untukmenguji tingkat signifikan daripengaruh variabel bebas secaraserempak terhadap variabelterikat. Uji ini dilakukan denganlangkah membandingkan nilaidari Fhitung dengan Ftabel. NilaiFhitung dapat dilihat dari hasilpengolahan data bagianANOVA. Berikut ini langkah-langkah dengan menggunakanuji F Menentukan taraf nyata(signifikan) yang digunakanyaitu α = 0,05. Selanjutnyahasil Fhitung dibandingkandengan Ftabel

L. Analisa DataPenulis dalam menganalisis

dan mengevaluasi data menggunakandua metode yaitu metode deskriptifdan metode kuantitatif. Analisisdeskriptif digunakan untukmendeskripsikan data responden,sedangkan analisis statistik digunakan

44

KD =R² x 100%

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

untuk melihat pengaruh disiplin kerjadan motivasi kerja terhadap prestasipegawai pada Inspektorat KabupatenPandeglang.

Sebelum melakukananalisis deskriptif, terlebih dahulupenulis melakukan uji kelayakanintrumen dari alat penelitian sepertidaftar pertanyaan yang digunakanharus dalam kondisi baik. Dalammenguji kelayakan suatu kuesioneryang sudah diisi oleh responden, makadari hasil pengumpulan data tersebutdilakukan pengujian yaitu uji validitasdan uji reliabilitas. Hal ini dikarenakansyarat suatu instrumen yang baikadalah valid dan reliabel.

1. Pengujian Kelayakan Intrumen. Agar data yang diperoleh

valid dan reliabel maka dilakukanuji validitas dan reliabilitas. Ujivaliditas dan reliabilitas kuesionerpenelitian ini menggunakanbantuan IBM SPSS.

1.1 Uji ValiditasValiditas merupakan

tingkat kemampuan suatuinstrumen untukmengungkapkan sesuatu yangmenjadi sasaran pokokpengukuran yang dilakukandengan instrumen tersebut.Menurut Sugiyono (2012),syarat minimum suatu itemdianggap valid adalah nilai r0,30. Hasil tes validitas denganmenggunakan bantuanprogram IBM SPSS 20.

Hasil perhitungan yangdilakukan untuk variabeldisiplin kerja dari variable 1sampai variable 10menunjukkan nilai terendah0,414 dan nilai tertinggi 0,595sehingga r hitung > dari pada rtabel sehingga dapatdisimpulkan bahwa angketdikatakan valid.

Hasil perhitungan yangdilakukan untuk variabelmotivasi kerja dari variable 1sampai variable 10menunjukkan nilai terendah0,347 dan nilai tertinggi 0,77sehingga r hitung > dari pada rtabel sehingga dapatdisimpulkan bahwa angketdikatakan valid.

Hasil perhitungan yangdilakukan untuk variabelprestasi kerja dari variable 1sampai variable 10menunjukkan nilai terendah0,415 dan nilai tertinggi 0,725sehingga r hitung > dari pada rtabel sehingga dapatdisimpulkan bahwa angketdikatakan valid.

1.2 Uji ReliabilitasSuatu kuisioner dikatakan

reliable atau handal jikajawaban seseorang terhadappernyataan adalah konsistenatau stabil dari waktu kewaktu. Untuk mengetahui ujiini menggunakan nilaiCronbach Alpa, kuesionerdikatakan reliabel jika nilaidari Cronbach Alpha di atas0,60.

Hasil uji reliabilitas yangdilakukan dengan programstatistik SPSS didapat bahwahasil koefisien Cronbach Alphalebih besar dari 0,60 untukdua variable penelitian yaituvariabel disiplin kerja, motivasikerja dan prestasi kerjapegawai masing-masingsebesar 0,703, 0,777 dan0,794.

2. Analisis DeskpftifAnalisis deskriptif

digunakan untuk mendeskripsikandata responden sekaligus untukmenjawab rumusan masalahpertama sesuai dengan tujuan

45

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

penelitian ini. Agar lebih jelasdalam penelaah data, dalampenelitian ini menulis mendeskripsirata-rata skor dari jawabanresponden untuk variabel disiplinkerja (X1), motivasi kerja (X2) danprestasi kerja (Y) pada InpektoratKabupaten Pandeglang dapatdigambarkan sebagai berikut:a. Disiplin kerja (X1) terdapat

jumlah responden 66 orangyang mengisi angket. Diperolehhasil rata-rata jawabanresponden berada pada rentang3,41-4,20. Hal ini menunjukanbahwa disiplin kerja pegawaipada Inspektorat KabupatenPandeglang dalam kategori baik,sedangkan untuk skor rata-ratastandar deviasi diatas 0,50. Hasilini menunjukan bahwa disiplinkerja pegawai InpektoratKabupaten Pandeglangmendekati kriteria yangdiharapkan. Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwadisiplin kerja pegawaiInpektorat KabupatenPandeglang dalam kategorisecara rata-rata baik.

ari hasil perhitungan skorrata-rata secara keseluruhanmenunjukkan bahwa disiplinkerja pegawai InpektoratKabupaten Pandeglang sesuaidengan presepsi pegawai masukdalam kriteria tinggi, hal inidapat dilihat dari skor rata-ratayang dihasilkan sebesar 3,829(3,83) dan berdasarkan rentangskor rata-rata berada padainterval 3,41-4,20 yang berartimasuk dalam klasifikasipenilaian tinggi.

TabelJawaban Responden Variabel Disiplin Secara Keseluruhan

Summary Item Statistics

Mean Minimum Maximum RangeMaximum / Minimum

b. Motivasi kerja (X2) terdapatjumlah responden 66 orangresponden yang mengisi angket.Diperoleh hasil skor rata-ratasetiap item jawaban respondenberada pada rentang skala 3,41-4,20 yang berada sakalapenilaian tinggi.

Dari hasil analisis deskriptifsecara keseluruhan diperolehnilai rata-rata 3,802 (3,80). Halini menunjukan bahwa motivasikerja pegawai pada InspektoratKabupaten Pandeglang dalamkategori penilaian baiksebagaimana tersaji padat tabelberikut ini :

TabelJawaban Responden Variabel Motivasi Secara Keseluruhan

Summary Item Statistics

Mean Minimum Maximum RangeMaximum / Minimum

c. Prestasi kerja pegawai (Y)terdapat jumlah responden 66orang yang mengisi angket.Diperoleh hasil skor rata-ratasetiap item jawaban respondenberada pada rentang skala 3,41-4,20 yang menunjukan prestasikerja pegawai InspektoratKabupaten Pandeglang dalampenilaian baik.

Dari hasil analisis data nilairata-rata secara keseluruhansebesar 3,77. Hal inimenunjukan bahwa prestasikerja pegawai pada InspektoratKabupaten Pandeglang dalamkategori baik, sebagaimanatersaji pada tabel

TabelJawaban Responden Variabel Prestasi Kerja Secara Keseluruhan

Summary Item Statistics

Mean Minimum Maximum RangeMaximum / Minimum

46

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

3. Pengujian Asumsi KlasikPengujian Asumsi Klasik

Model regresi digunakan sebagaialat untuk pembuktian, Pengujianasumsi klasik model regresi dalampenelitian ini terdiri dari :

3.1 Uji NormalitasUji normalitas

dimaksudkan untukmengetahui apakah residualyang diteliti berdistribusinormal atau tidak. Nilairesidual dapat dideteksidengan melihat suatu kurvayang berbentuk lonceng (bell-shaaped curve) yang keduasisinya melebar sampai tidakterhingga. Seperti tampakpada gambar dibawah ini yangberarti menunjukan residualyang diteliti berdistribusinormal.

GambarHistogram Uji Normalitas

Metode yang lain adalahdengan melihat normalprobability plot. Distribusinormal akan membentuksatu garis diagonal danploting data residual akandibandingkan dengan garisdiagonal. Pada Gambardibawah ini dapat terlihat titikyang mengikuti data disepanjang garis diagonal, halini berarti data berdistribusinormal.

GambarP-P Plot Uji Normalitas

Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sedangkan pada uji One-Sample Kolmogorov-SmirnovTest dengan nilai Kolmogorov-Smirnov Z 0,08 denganAsymp. Sig. (2-tailed) 0,200jauh berada diatas 0,05 hal iniberarti nilai residualberdistribusi normalsebagaimana tampak padatabel.

3.2 Uji MultikolinearitasGejala multikolinearitas

dapat dilihat dari besarnyanilai Tolerance dan VIF(Varience Inflation Factor)melalui program SPSS.Tolerance mengukurvariabilitas variabel terpilihyang tidak dijelaskan olehvariabel independen lainnya.Nilai umum yang biasa dipakaiadalah nilai Tolerance > 0,1atau nilai VIF < 5, maka tidakterjadi multikolinearitas.

Tabel Hasil Uji Multikolinearitas

Model

CoefficientsaCollinearity

Statistics

47

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

Berdasarkan Tabel dapatterlihat bahwa Nilai VIF darifaktor disiplin kerja dan faktormotivasi kerja lebih kecil ataudibawah 5 (VIF < 5), ini berartitidak terdapatmultikoliniaeritas antarvariabel independen dalammodel regresi. Nilai Tolerancedari faktor motivasi dan faktordisiplin lebih besar dari 0,1(Nilai Tolerance > 0,1) iniberarti tidak terdapatmultikolinieritas antar variabelindependen dalam modelregresi.

3.3 Uji HeteroskedastisitasUji ini bertujuan untuk

menguji model regresi terjadiketidaksamaan varians darisatu residual pengamatan kepengamatan lain. Modelregresi yang baik adalah yanghomokedastisitas atau tidakterjadi heteroskedastisitas.

Gambar Scatterplot

Berdasarkan grafikscatterplot terlihat titikmenyebar secara acak,tidak membentuk sebuahpola tertentu yang jelasatau teratur, serta titiktersebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbuY. Dengan demikian dapatdikatakan bahwa tidakterjadi gejalaheteroskedastisitas padamodel regresi.

3.4 Uji AutokorelasiMenurut Ghozali (2011)

uji autokorelsai dilakukan

untuk mengidentifikasiapakah terdapatautokorelasi antara erroryang terjadi antar periodeyang diujikan dalam modelregresi. Untuk mengetahuiada tidaknya autokorelasiharus dilihat nilai uji D-W.

Tabel Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Dari hasil pengolahandiatas didapat nilai DWsebesar 1.874, nilai ini akandibandingkan dengan nilaitabel dengan menggunakannilai signifikan 5 %.Berdasarkan tabel nilai dL =1,539 dan dU = 1,664 makanilai 1,664 < 1,874 < 4 – 1,664sehingga dapat disimpulkanbahwa model regresi tidak adaautokorelasi positif ataunegatif artinya keputusantidak ditolak (berdasarkantabel keputusan DW (ImamGhozali 2011:111).

4. Analisis Regresi Linier BergandaSelanjutnya untuk

mengetahui prediksi nilaiketerpengaruhan antara variabelindipenden yaitu oleh disiplin kerja(X1) dan motivasi kerja (X2)terhadap variabel dependenprestasi kerja pegawai (Y) dapatdilihat dari tabel output dibawahini.

48

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

TabelRegresi Linier Berganda

Model

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized CoefficientsUntuk persamaan Y dari

penelitian ini dapat dilihat darikolom Unstandardized CoefficientB. hasil pengolahan datamenggunakan SPSS menunjukkanbahwa:

Y = 0,336 + 0,476X1 + 0,503X2

Rumus diatas menunjukkanbahwa besarnya prestasi kerjaapabila tidak dipengaruhi disiplinkerja dan motivasi kerja adalahsebesar 0,336 satuan. Rumustersebut menunjukkan pula apabiladisiplin kerja dan motivasi kerjadinaikkan satu satuan akanmeningkatkan prestasi kerja 47,6%(0,476) di disiplin kerja dan 50,3%(0,503) di motivasi kerja.

5. Analisis Korelasi5.1 Analisis Pengaruh Disiplin

Kerja Dan Motivasi KerjaTerhadap KinerjaPegawai Pada InspektoratKabupaten Pandeglang.

Untuk mencari tingkathubungan antara disiplin kerjadan motivasi kerja terhadapprestasi kerja pegawai dapatdilihat dari tabel outputkorelasi pearson dibawah ini :

TabelOutput Korelasi Pearson

Model

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized CoefficientsHasil pengolahan data

dengan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa masing-masing variabel memilikipengaruh yang signifikan.Masing-masing hasil ujisignifikansi adalah sebagaiberikut :

a. Pengaruh Disiplin Kerja(X1) Terhadap PrestasiKerja PegawaiHasil uji korelasi untukdisiplin kerja terhadapprestasi kerja pegawaiadalah 0,812 dengantingkat signifikansi 0.000 <0,050 yang menunjukathubungan yang sangat kuatantara disiplin kerjaterhadap prestasi kerjapegawai. Besarnyapengaruh disiplin kerjaterhadap prestasi kerjapegawai sebesar 34,3%merupakan hasil dariperkalian nilai Beta danZero-order yaitu 0,423 x0,812 = 0,343 (34,2%) dandari hasil uji t menunjukkanbahwa thitung 3,991 > darittabel 1,998 menggambarkanterdapat hubungan positifantara disiplin kerjaterhadap prestasi kerjapegawai.

b. Pengaruh Motivasi Kerja(X2) Terhadap PrestasiKerja PegawaiHasil uji korelasi untukmotivasi kerja terhadapprestasi kerja pegawaiadalah 0,825 dengantingkat signifikansi 0.000 <0,050 yang menunjukathubungan yang sangat kuatantara motivasi kerjaterhadap prestasi kerjapegawai. Besarnya

49

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

pengaruh motivasi kerjaterhadap prestasi kerjapegawai sebesar 40,1%yang merupakan hasil dariperkalian nilai Beta danZero-order yaitu 0,486 x0,825 = 0,401 (40,1%) dandari hasil uji t menunjukkanbahwa thitung 4,583 > darittabel 1,998 menggambarkanterdapat hubungan positifantara motivasi kerjaterhadap prestasi kerjapegawai.

c. Analisis Pengaruh DisiplinKerja Dan Motivasi KerjaTerhadap Prestasi Kerja.Untuk mencari tingkathubungan antara disiplinkerja dan motivasi kerjaterhadap prestasi kerjapegawai dapat dilihat daritabel output korelasipearson dibawah ini ;

Tabel Output Korelasi Pearson

Model R R Square

Model Summaryb

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Berdasarkan rhitung

pada variabel disiplin kerjadan motivasi kerjaterhadap prestasi kerjapegawai pada InspektoratKabupaten Pandeglangadalah 0,863. Dengandemikian dapat dinyatakanbahwa terdapat hubunganyang positif dan signifikanantara disiplin kerja danmotivasi kerja terhadapprestasi kerja pegawaipada Inspektorat

Kabupaten Pandeglang.Dan dalam artianinterpolasi koefisienkorelasi sangat kuat sesuaidengan ketentuan danpedoman yangdiberlakukan oleh Sugiono(2012) bahwa apabilainterval koefisien yangdidapatkan = 0,80 – 1,000 ,maka dikatakan hubungankoefisisen korelasinyasangat kuat.

Untuk mengetahuibesarnya pengaruh disiplindan motivasi terhadapprestasi kerja pegawaipada InspektoratKabupaten Pandeglangdapat diketahui dari nilai Rsquare yang dinyatakandalam persentase untukmemberi interprestasiterhadap kuatnyahubungan koefisienkorelasi dapat diketahuimelalui koefisiendeterminasi. Dariperhitungan nilai R squarediatas diperoleh nilaisebesar 0,745. Maka dapatdiperoleh keteranganbahwa prestasi kerjapegawai dapat dipengaruhioleh disiplin kerja danmotivasi kerja sebesar74,5% sedangkan sisanya25,5% dijelaskan olehvariabel lain di luarpersamaan model.

Dalam uji F ini untukmembuktikan apakahvariabel disiplin kerja danmotivasi kerja terhadapprestasi kerja pegawaipada InspektoratKabupaten Pandeglang,maka dilakukan uji F.

50

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

Dalam menentukan nilai F,maka diperlukan adanyaderajat bebas pembilangdan derajat bebaspenyebut dengan rumus df= n – k – 1 sehinggadiperoleh df = 66 – 2 – 1 =63. Nilai Fhitung akandiperoleh denganmenggunakan bantuanSPSS, kemudian akandibandingkan dengan nilaiFtabel pada tingkat α = 5%dengan kriteria uji sebagaiberikut:H0 diterima bila Fhitung < Ftabel pada α = 5%H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel pada α = 5%

Tabel Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Model df F Sig.

ANOVAa

Sum of Squares

Mean Square Berdasarkan Tabel

bahwa nilai F hitung >Ftabel (91,984 > 3,14)dengan hipotesis Hoditolak dan Ha diterima.Sehingga dapatdisimpulkan bahwavariabel bebas yaitu disiplinkerja dan motivasi kerjabersama-samaberpengaruh terhadapvariabel terikat prestasikerja pegawai padaInspektorat KabupatenPandeglang.

51

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

51

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

DAFTAR PUSTAKA

Edy Sutrisno, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketiga, Kencana PrenadaMedia Group, Jakarta

Mangkunegara, A. A, Anwar Prabu, 2009, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, RefikaAditama, Bandung.

Mangkunegara, A. A, Anwar Prabu, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,Remaja Rosda karya, Bandung.

Nasution, Mulia. 2011. Manajemen Personalia. Jakarta : DjambatanOei, Istijanto, 2010, RisetSumberDayaManusia, Jakarta, Penerbit PT. GramediaRiduwan, 2007, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Pegawai dan Peneliti Pemula, Cetakan

Keenam, Bandung, Alfabeta.Rivai, Veithzal. 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: dari Teori ke

Praktik, Raja Grafindo Persada, JakartaRobbins, Stephen, dan Timothy A. Judge. 2016. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Cetakan keempat.Sedarmayanti, 2009, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Cetakan Ketiga, CV

Mandar Maju, BandungSiagian, Sondang P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Jakarta.Sugiono, 2008, Metode Penelitian Bisnis, Bandung, Alfabet………., 2012, Metode Penelitian Bisnis, Bandung, AlfabetWinardi, 2004, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, cetakan Ketiga, Raja Grafindo

Persada, Jakarta Zainal, Veithzal Rivai (et. al.). 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.Sumber Lainnya :Amran, 2009, Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap KInerja Pegawai Kantor Departemen Sosial

Kabupaten Gorontalo, Jurnal Ichsan Gorontalo, Vol 4, No 2.Asmara Hendra Komara, 2009, Pengaruh Strategi Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap

Kinerja Pegawai Dinas Kimpraswil Provinsi Riau, Jurnal Tepak Manjemen Bisnis, Vol1, No1.

J.V. Pattynama., Ch. Kojo., A.L. Repi, 2016 Pengaruh motivasi kerja, disiplin kerja, dankepemimpinan terhadap Prestasi kerja pegawai di badan perpustakaan provinsiSulawesi utara, Jurnal EMBAVol.4 No.1 Maret 2016, Hal.514-523.

Loana, Swasto,Nurtjahjono, 2014, Pengaruh Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja TerhadapPrestasi Kerja Karyawan (Studi Pada Karyawan PT. AXA Financial Indonesia SalesOffice Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol.7 No.1 Januari2014

Luviansi, Djalil, Sambung, 2012 Analisis Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Kerja MelaluiKepuasan DanD isiplin Kerja Pegawai (Studi Pada Universitas PalangkaRaya),JSMISSN :2302-1411 Volume I,Nomor1, September 2012

Mulyanto dan Sutapa Hardaya, 2009, Pengaruh Motivasi, Kepuasan Kerja dan komitmenOrganisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Tenaga Kerja dan TransmigrasiProvinsi Daerah Istimewa Yogjakarta,Vol 1,No2.

Nur Ida Iriani, 2010, pengaruh Motivasi Intrinsik, Motivasi Ekstrinsik dan Disiplin KerjaTerhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Sambas, JurnalAplikasi Manajemen, Vol 8, No 2.

52

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

Silalahi, Khaira, Lufti, 2014, Pengaruh Motivasi, Pengawasan Dan Disiplin Kerja TerhadapPrestasi Kerja Pegawai Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan Dan KekayaanDaerah Kabupaten Tapanuli Tengah. Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol.1No.1, 2014

Suprayanto dan Sukir, 2007, Pengaruh Disiplin, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja TerhadapKinerja Pegawai DPU-LLAJ karanganyar, Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia,Vol 2, No 1.

Widianta, Bagia, Suwendra, 2016 pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap prestasi kerja karyawan, e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Volume 4 Tahun 2016.

53

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

ABSTRAKPENGARUH JUMLAH PINJAMAN DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP SISA HASIL

USAHA(SHU) PADA KOPERASI ENERGI MINA BAKTI TAHUN 2014-2015

NENENG [email protected]

ABSTRAK

koperasi merupakan salah satu badan usaha, maka koperasi memperolehpendapatan atau hasil usaha. Dimana pendapatan atau hasil usaha tersebut akanmenentukan jumlah SHU yang akan didapat oleh koperasi Semakin besar SHU yang diperolehkoperasi dari kegiatannya maka akan meningkatkan kesejahteraan para anggotanya danmasyarakat pada umumya.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan dengan Analisisstatistik Inferensial Analisis ini digunakan untuk menggambarkan keadaan lapangan secaradeskriptif dengan menginterpretasikan hasil dokumentasi data dengan harapan akan dapatmenggambarkan secara lebih terperinci mengenai hasil penemuan dalam penelitian Analisisstatistik Inferensial Uji T Statistik.

pengaruh jumlah pinjaman terhadap SHU. Hasil persamaan regresi menunjukanangka R square adalah 0.738 artinya 73.8 % variabel Jumlah pinjaman dijelaskan oleh variabelSHU dan sisanya 26.2% dijelaskan oleh variabel atau faktor lain yang tidak diketahui dalampenelitian ini.

Kata kunci : Jumlah pinjaman, SHU

1. Latar BelakangMenurut UU no 17 Tahun 2012

koperasi adalah badan hukum yang didirikanoleh orang perseorangan atau badan hukumkoperasi, dengan pemisahan kekayaan paraanggotanya sebagai modal untukmenjalankan usaha, yang memenuhi aspirasidan kebutuhan bersama di bidang ekonomi,sosial dan budaya sesuai dengan nilai danprinsip koperasi.

Mengingat koperasimerupakan salah satu badan usaha,maka koperasi memperolehpendapatan atau hasil usaha.Dimana pendapatan atau hasil usahatersebut akan menentukan jumlah

SHU yang akan didapat oleh koperasiSemakin besar SHU yang diperolehkoperasi dari kegiatannya makaakan meningkatkan kesejahteraanpara anggotanya dan masyarakatpada umumya.

Untuk meningkatkanperolehan SHU sangat tergantungdari besarnya modal yang berhasildihimpun oleh koperasi untukmenjalankan usahanya.. SHU inilahyang akan disisihkan untuk dibagikankepada anggota koperasi setelahterlebih dahulu mecadangkan ataumenyisihkan SHU setiap akhirperiode tutup buku untuk dapat

54

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

memperkuat struktur permodalankoperasi. Selain itu dana-dana yangdisisihkan dari SHU, apabila belumdicairkan atau digunakan maka akandiperlakukan sebagai tambahanmodal yaitu sebagai modal pinjamantanpa dikenakan biaya modal. Olehsebab itu apabila koperasi dapatmeningkatkan perolehan SHU dalamsetiap tahunnya dengan sendirinyaakan memperkuat strukturkeuangan koperasi.

Dalam menjalankan usahanya,koperasi memberikan pinjamankepada anggota dengan tujuantersebut tentu saja dengan beberpaketentuan yang harus dipenuhimulai dari syarat yang bersifatumum sampai pada perhitunganbunga yang diberlakukan padakoperasi tersebut.

Keberhasilan usaha koperasisangat ditentukan denganpengelolaan usaha koperasi yangbaik dengan pencapaian SHU yangdiperoleh setiap tahunnya yangdapat dipertanggungjawabkankepada para anggota. Namun masihsedikit koperasi yang mempunyaiasset dan volume perdaganganusaha yang besar. Banyak koperasiyang mempunyai anggota banyakakan tetapi usahanya tetap lesu dankebanyakan mengalamikebangkrutan. Hal ini terjadi karenaberbagai kendala: 1) masalah yangmuncul dari segi jumlah anggota.Pertumbuhan jumlah anggota dalamkoperasi berjalan lambat. Hal inidisebabkan kurangnya partisipasianggota terhadap informasi dalamkoperasi, sehingga koperasi masihsangat kesulitan untuk berkembang.Demikian pula untuk koperasi,koperasi akan berfungsi dengan baikdan berhasil jika mengikut sertakanpartisipasi anggota, tanpa adanyapartisipasi anggota mustahil koperasi

dapat berhasil dengan baik. 2)Masalah yang muncul dari segisimpanan. Terbatasnya modal yangada dalam koperasi menyebabkansulitnya mengembangkan unit-unitusaha yang diharapkan mampumeningkatkan kesejahteraananggotanya. 3) Masalah daripemberian pinjaman. Pemberianpinjaman terbatas karena modalyang juga terbatas. Selain itu,pemanfaatan modal yang kurangbaik juga dapat menghambatpeningkatan SHU dalam koperasidan 4) modal kerja yang kurang baik.Modal kerja merupakan modal yangselalu berputar dalam koperasi dansetiap perputaran akanmenghasilkan pendapatan bagikoperasi. Apabila modal kerja tidakbaik, maka akan berdampak padapendapatan yang akan diterimakoperasi

Berdasarkan latar belakangyang telah diuraikan maka penelitiingin melakukan penelitian denganjudul “ Pengaruh Jumlah pinjamanterhadap sisa hasil usaha (SHU) padakoperasi energy mina bakti tahun2014-2015”

Identifikasi Masalah1. Keterbatasan modal untuk pemenuhan

kebutuhan pinjaman anggota2. Pertumbuhan Jumlah Anggota Koperasi

berjalan lambat.3. Jumlah pinjaman yang diberikan

terbatasBatasan MasalahAgar penelitian lebih terarah maka penelitimembatasi masalah yang akan diteliti,antara lain :1. Jumlah pinjaman dan simpanan sebagai

variabel bebas dan sisa hasil usaha(SHU) sebagai variabel terikat padakoperasi energy mina bakti tahun 2014-2015

2. Data yang digunakan adalah dataJumlah Pinjaman dan simpanan dan

55

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

jumlah SHU koperasi energy mina baktitahun 2014-2015.

Rumusan MasalahApakah jumlah pinjaman

berpengaruh terhadap sisa hasilusaha (SHU) pada koperasi energymina bakti tahun 2014-2015?

Tujuan PenelitianUntuk mengetahui pengaruh

jumlah pinjaman terhadap sisa hasilusaha (SHU) pada koperasi energymina bakti tahun 2014-2015.

Manfaat PenelitianAdapun manfaat dari penelitian inidiantaranya :1. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian

ini diharapkan dapat mengembangkandan mengaplikasikan teori dan prakteksehingga dapat menambah daya analisispeneliti.

2. Bagi Koperasi , diharpkan dapatmemberi informasi tentang pengaruhJumlah Pinjaman Terhadap Sisa HasilUsaha (SHU) Pada Koperasi energymina bakti tahun 2014-2015.

3. Bagi perguruan tinggi , hasil penelitianini dapat dijadikan tambahan referensidan kepustakaan bagi dosen danmahasiswa serta merupakanperwujudan dari pengamalan TriDharma Perguruan Tinggi.

Pengertian PinjamanPinjaman adalah penyediaan

dana atau tagihan yang dapatdipersamakan dengan itu, danberdasarkan persetujuan ataukesepakatan pinjam meminjamantara KSP/USP dengan pihak lainyang mewajibkan pihak peminjamuntuk melunasi hutangnya setelahjangka waktu tertentu disertaidengan pembayaran sejumlah “imbalan “

Jenis PinjamanSecara umum jenis-jenis

pinjaman yang disalurkan oleh KSP/

USP dan dilihat dari berbagai segiadalah sebagai berikut :

1. Dilihat dari SegiKegunaan

Maksudnya adalah untuk melihatpenggunaan uang tersebut apakan untukdigunakan dalam kegiatan utama atauhanya kegiatan tambahan. Dari segi iniada dua jenis pinjaman antara lain :a. P

injaman Investasi Yaitu pinjaman yang biasanya

digunakan untuk keperluan perluasanusaha atau membangun proyek /pabrik dimana masa pemakaiannyauntuk suatu pereode yang relativelebih lama dan biasanya kegunakanpinjaman ini adalah untuk kegiatanutama suatu perusahaan

b. Pinjaman Modal Kerja

Merupakan pinjaman yang digunakanuntuk keperluan meningkatkanproduksi dalam operasionalnya.Contoh, pinjaman modal kerjadiberikan untuk membeli bahan baku,membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan denganproses produksi perusahaan. Pinjamanmodal kerja, merupakan pinjamanyang dicairkan untuk mendukungkredit investasi yang sudah ada.

2. Dilihat dari Segi TujuanPinjaman

Pinjaman jenis ini dimaksudkanapakah bertujuan untuk diusahakankembali ataudipakai untuk keperluan pribadi. Jenis

pinjaman ini adalah sbb:a. P

injaman ProduktifPinjaman yang digunakan untukpeningkatan usaha atau produksiatau investasi. Pinjaman ini diberikanuntuk menghasil barang atau jasa.Artinya, pinjaman ini digunakanuntuk diusahakan sehingga

56

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

menghasilkan sesuatu baik berupabarang maupun jasa.

b. Pinjaman Konsumtif

Merupakan pinjaman yangdigunakan untuk dikonsumsi ataudipakai secara pribadi. Dalampinjaman ini tidak ada pertambahanbarang dan jasa yang dihasilkankarena memang untuk digunakanatau dipakai oleh seseorang ataubadan usaha.

c. Pinjaman Perdagangan

Merupakan pinjaman yangdigunakan untuk kegiatanperdagangan dan biasanya untukmembeli barang dagangan yangpembayarannya diharapkan darihasil penjualan barang dagangantersebut. Kredit ini sering diberikankepada supplier atau agenperdagangan yang akan membelibarang dalam jumlah tertentu.

3. Dilihat dari Segi JaminanMaksudnya adalah setiap

pemberian suatu fasilitas kredit harusdilindungi dengan suatu barang atausurat-surat berharga minimal senilaipinjaman yang diberikan. Jenis pinjamandilihat dari segi jaminan ini adalahsebagai berikut :a. P

injaman dengan JanimanMerupakan pinjaman yang diberikandengan suatu jaminan tertentu.Jaminan tersebut dapat berbentukbarang berwujud atau tidakberwujud. Artinya, setiap pinjamanyang dikeluarkan akan dilindungisenilai jaminan yang diberikan sicalon peminjam.

b. Pinjaman tanpa JaminanYaitu pinjaman yang diberikan tanpajaminan barang atau orang tertentu.Pinjaman jenis ini diberikan denganmelihat prospek usaha, karakter,

serta loyalitas si calon peminjamselama berhubungan dengan KSPyang bersangkutan.

4. Dilihat dari Segi SektorUsaha

Setiap sector usaha memilikikarakteristik yang berbeda-beda. Olehkarena itu, pemberian fasilitaspinjamanpun berbeda pula. Jenispinjaman jika dilihat dari sektor usahasebagai berikut :a. P

injaman Pertanian, merupakanpinjaman yang dibiayai untuk sektorperkebunan atau pertanian rakyat.Sektor usaha pertanian dapat berupajangka pendek atau jangka panjang.

b. Pinjaman peternakan, dalam hal inipinjaman diberikan untuk jangkawaktu yang relatif pendek misalnyapeternakan ayam dan untukpinjaman jangka panjang sepertikambing atau sapi.

c. Pinjaman Industri, yaitu pinjamantuntuk membiayai industripengolahan baik untuk industri kecil,menengah atau besar.

d. Pinjaman Pertambangan, yaotu jenispinjaman untuk usaha tambang yangdibiayainya, biasanya dalam jangkapanjang. Seperti tambang emas,minyak, atau timah.

e. Pinjaman Pendidikan, merupakanpinjaman yang diberikan untukmembangun sarana dan prasaranapendidikan atau dapat pula berupakredit untuk para mahasiswa yangsedang belajar.

f. Pinjaman Profesi, diberikan kepadakalangan profesional seperti, dosen,dokter atau pengacara.

g. Pinjaman Perumahan, yaitu kredit

57

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

untuk membiayai pembangunanatau pembelian perumahan.

h. Dan sektor sektor usaha lainnya

Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU)SHU koperasi ditinjau dari

aspek ekonomi manajerialmerupakan selisih dari seluruhpemasukan atau penerimaan totaldengan biaya-biaya atau biayasecara total dalam satu tahun buku.

SHU yang diterima olehanggota koperasi bersumber daridua kegiatan ekonomi yangdilakukan oleh anggota sendiriyaitu :

1. SHU atas jasa modalPembagian SHU dari jenis inimencerminkan anggota sebagai pemilikataupun investor. Karena jasa atasmodalnya dalam bentuk simpanan tetapditerima dari koperasinya sepanjangkoperasi tersebut menghasilkan SHUpada tahun buku yang bersangkutan.

2. SHU atas jasa usahaAnggota koperasi selain sebagai pemilikjuga sebagai pemakai atau pelanggan.Secara umum SHU koperasi dibagisesuai dengan aturan yang telahditetapkan pada Anggaran dasar atauanggaran rumah tangga koperasi.

Pengaruh Jumlah Pinjaman terhadap SisaHasil Usaha (SHU)

Menurut Tamam (2012)semakin banyak jumlah pinjamanyang diberikan maka semakinbanyak bunga yang diperoleh,sehingga SHU yang diperoleh jugaakan meningkat.

Sementara menurut Muljono(2012:126) penghasilan koperasiyang utama berasal dari bungapinjaman. Penentuan bungapinjaman tersebut dikaitkan denganpertimbangan apakah bungatersebut dapat dikaitkan dengan

pertimbangan apakah bungatersebut dapat dikembangkan olehpeminjam dan apakah dapatmembuat koperasi berkembang.Penghasilan utama koperasi berasaldari bunga pinjaman yang diterima.Besarnya PHU menentukan berapaSHU yang didapatkan. Ha : Jumlahpinjaman berpengaruh pada sisahasil usaha

1. Jenis PenelitianPenelitian ini merupakan

penelitian deskriptif yang dilakukandengan Analisis statistik Inferensial.Alasan menggunakan metode ini yaituuntuk menyederhakan analisa agarlebih mudah dipahami mengenaipengaruh jumlah pinjaman terhadapSHU.

2. PopulasiPopulasi pada penelitian ini

adalah laporan keuangan yaitu SisaHasil Usaha(SHU) dan jumlah pinjamanpada tahun 2014 dan 2015.

3. Teknik Pengumpulan DataProsedur pengumpulan data

dalam penelitian ini melalui melauipengumpulan data sekunder yangdiperoleh dari koperasi energi minabakti yaitu data jumlah pinjaman danSHU.

4. Operasional Variabel

Tabel 3.1Operasional Variabel

No VariabelIndikator

SkalaPengukuran

Teknik Analisa Dataa. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untukmenggambarkan keadaan lapangansecara deskriptif dengan

58

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

menginterpretasikan hasil dokumentasidata dengan harapan akan dapatmenggambarkan secara lebih terperincimengenai hasil penemuan dalampenelitian.

b. Analisis statistik Inferensial Menurut sugiono teknik statistik

yang digunakan untuk menganalisis datasampel dan hasilnya diberlakukan untukpopulasi. Statistik ini akan cocokdigunakan bila sampel diambil daripopulasi yang jelas. Adapun yangdigunakan pada penelitian ini adalah :1. Uji T Statistik

Uji t statistik digunakan untukmenguji koefisien regresi parsial,untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas mempunyai pengaruhyang nyata (signifikan) secara parsialterdapat variabel terikat atau tidak,hipotesis dirumuskan sebagai berikut :Jika t hitung > t tabel maka Hoditerima berarti Ha ditolak atau tidakada pengaruh dari variabel bebasterhadap variabel terikat.Jika t hitung < t tabel maka Ho ditolakberarti Ha diditerima atau adapengaruh dari variabel bebas terhadapvariabel terikat.Nilai t- hitung dapat dicari denganrumus (Syahri Alhusin : 2003 : 161)

t= r √n−2√1−¿ r2¿

Dimana : t = Nilai Hitung r = Koefisien korelasi n = Jumlah Objek

Pada tingkat signifikan yangdigunakan sebesar 5 % dengan derajatkebebasan (dk) sebesar n – k – 1dimana ka = jumlah regresi.

Hasil Penelitian dan Pembahasan1. Hasil Penelitian

Hasil pengolahan data denganmenggunakan alat analisis SPSS for

windows 17 menunjukkan hal-hal sebagaiberikut:

Tabel 4.1Model Summary

Model R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate

a Predictors: (Constant), JumlahPinjamanb Dependent Variable: SHU

Berdasarkan angka Durbin-Watsonsebesar 2.008 sedangkan dalam tabelstatistik d (Durbin-Watson) pada tingkatsignifikan ()=0.05, k=4, n=12 diperolehd1=1.01 dan nilai du=1.64. berdasarkannilai d1 dan du tersebut, maka nilai (4-d1)=2.99, dan nilai (4-du)=2.36. untuk ujiautokorelasi positif, karena d1<d<du makadapat disimpulkan bahwa model regresidengan variabel independen (jumlahpinjaman) tidak terdapat autokorelasinegatif.

Uji t Statistik ( Uji Hipotesa ) Uji t statistik digunakan untuk

menguji koefisien regresi parsial, untukmengetahui apakah variabel-variabel bebasmempunyai pengaruh yang nyata(signifikan) secara parsial terhadap variabelterikat atau tidak. Berdasarkan outputpengolahan data diperoleh koefisienkorelasi seperti tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.11Coefficients

Variabel Coefficients t Sig

Berdasarkan hasil t test padatabel 4.2 dapat dijelaskan sebagaiberikut:

Hipotesis untuk t hitung Jumlah pinjamansebesar 1.258 dengan tingkat signifikan

59

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

0.221 dan t tabel menunjukan 1.96 padatingkat kepercayaan 5%, karena t hitung < ttabel pada tingkat signifikasi > 0.05, maka H0diterima atau Ha ditolak. Sehingga dapatdisimpulkan bahwa variabel X (jumlahpinjaman) secara parsial tidak berpengaruhterhadap SHU.

KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian

dan pembahasan pada penelitian inimaka dapat diambil kesimpulanbahwa : pengaruh jumlah pinjamanterhadap SHU. Hasil persamaanregresi menunjukan angka R squareadalah 0.738 artinya 73.8 % variabelJumlah pinjaman dijelaskan olehvariabel SHU dan sisanya 26.2%dijelaskan oleh variabel atau faktorlain yang tidak diketahui dalampenelitian ini.

SaranBerdasarkan hasil penelitian danpembahasan maka penulis menyarankan:1. Dilakukan penelitian lanjutan tidak

hanya pada pengaruh Jumlah Pinjamanterhadap SHU saja

2. Sebaiknya koperasi tidak hanyabergerak pada simpan pinjam sajatetapi pada usaha-usaha lainnyasehingga tidak bergantung padapendapatan yang diperoleh dari jumlahpinjaman.

60

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …...tergantung pada kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan lain-lain, dan penawaran agregat (aggregate supply) yang mengacu kepada total kuantitas

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. J., 2004, Metode Penelitian Bisnis, Edisi ke Tujuh, Erlangga, Jakarta.

Tiktik Sartika Partomo, M. S., Dr., Prof., 2009, Ekonomi Koperasi. Bogor; Ghalia Indonesia

Tuti Trinawani,, M.M., Dra. 2009. Jakarta;Salemba Empat

UU no 17 Tahun 2012