faktor-faktor yang mempengaruhi …digilib.unila.ac.id/23565/2/skripsi tanpa bab pembahasan.pdf ·...
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM LAPORAN TAHUNAN
PERUSAHAAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2014)
(Skripsi)
Oleh
Nur Adila
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRACT
Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure in the
Corporates Annual Reports (Empirical Study listed companies of Indonesia
Stock Exchange in 2014)
By
NUR ADILA
This study aimed to examine the effect of management ownership, independent
commissioner, profitability (ROA), and industry type toward disclosure of
Corporate Social Responsibility in companies listed on the Indonesia Stock
Exchange. Corporate Social Responsibility disclosure measured by CSR index
based on the Global Reporting Initiative (GRI) G4.
The population in this study is all companies listed on the Indonesia Stock
Exchange in 2014. Based on the purposive sampling method, the sum of sample
that obtained from the population is 203 companies. Sources of data obtained
from annual reports of companies listed on Indonesia Stock Exchange in 2014.
The analytical method for this study uses multiple linear regression analysis with
SPSS 21.
Based on the result of the analysis showed that industry type positively influence
the disclosure of Corporate Social Responsibility. While management ownership,
independent commissioner, and profitability (ROA) are not influence the
disclosure of Corporate Social Responsibility.
Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure, management
ownership, independent commissioner, and profitability, industry
type, Global Report Initiative (GRI) G4
ABSTRAK
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Dalam Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2014)
Oleh
NUR ADILA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan manajemen,
komisaris independen, profitabilitas (ROA), dan tipe industri terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility pada perusahaan yang terdaftar di
BEI. Pengungkapan Corporate Social Responsibility diukur dengan CSR index
berdasarkan Global Report Initiative (GRI) G4.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI
tahun 2014. Berdasarkan metode purposive sampling, jumlah sampel yang
diperoleh adalah 203 perusahaan. Sumber data diperoleh dari laporan tahunan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014. Metode
analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan aplikasi
software SPSS 21.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa tipe industri berpengaruh positif
signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Sedangkan
variabel kepemilikan manajemen, komisaris independen, dan profitabilitas (ROA)
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
Kata kunci: Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure, kepemilikan
manajemen, komisaris independen, profitabilitas, tipe industri,
Global Report Initiative (GRI) G4
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun
2014)
Oleh
NUR ADILA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Baturaja pada tanggal 20 Juni 1994 sebagai putri
ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Andi Aziz dan
Eliyarosa.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Asiyah pada tahun
2000, SD Negeri 8 OKU pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan
pendidikan Sekolah Menengah Pertamadi SMP Negeri 1 OKU dan lulus pada
tahun 2009 dan menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 4
OKU hingga lulus pada tahun 2012.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2012 dan sampai berhasil lulus ujian
komprehensif tanggal 19 Juli 2016.
MOTTO
"If you set your goals ridiculously high and it's a failure, you
will fail above everyone else's success."
(James Cameron)
“Sesungguhnya pertolongan itu datangnya bersama
kesabaran dan sesungguhnya beserta kesulitan ada
kemudahan.”
(Al-Hadist)
“Belajar dari masa lalu, fokus hari ini, dan rencanakan masa
depan”
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Karya ini kupersembahkan kepada orang-orang yang kusayangi:
Ayah tercinta Andi Aziz dan Ibu Eliyarosa
Ayunda Feny Arisandi, ayunda Indah Permata Sari, adik Suchi Pratiwi yang
selalu mendoakan, memberikan kasih sayang tanpa henti, dan telah menjadi
penyemangatku untuk menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Lampung.
Seluruh keluarga besar yang telah memberikan motivasi dan doa.
Almamater tercinta Universitas Lampung.
SANWACANA
Bissmillahirahmanirrahim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT dan shalawat serta
salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
sahabatnya. Alhamdulillah atas Kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dalam Laporan Tahunan
Perusahaan”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung.
Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan, dukungan dan bimbingan
berbagai pihak baik moril maupun materil. Untuk itu dalam kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S. E., M. Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
4. Bapak Sudrajat, S.E., M. Acc., Akt., selaku Pembimbing Akademik penulis
atas kesediaanya membantu, mengarahkan dan memberi masukan selama
penulis menempuh pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. A. Zubaidi Indra, M.M, C.P.A., selaku Dosem Pembimbing I
(satu) yang telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik,
saran, masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
6. Ibu Dewi Sukmasari, S.E., M.S.A, Akt., selaku Dosen Pembimbing II (dua)
yang telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran,
masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini.
7. Ibu Dr. Susi Sarumpaet, S.E., M.B.A., Akt., selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan kritik, saran dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini.
8. Seluruh Dosen beserta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan juga
pembelajaran berharga bagi penulis selama menempuh program pendidikan
S1.
9. Kedua orang tua, Ayah (Andi Aziz) dan Ibu (Eliyarosa) yang tiada henti
medoakan, memberi dukungan dan semangat untuk keberhasilan dan
kesuksesanku.
10. Ayuk Feny, ayuk Indah, dan adik Chichi yang selalu memberi semangat dan
mendoakan dalam kelancaran kuliah dan penyelesaian skripsi ini.
11. Seluruh sanak keluarga yang mendoakan dan memberi semangat dalam
menyelesaiakan perkuliahan ini.
12. Sahabat-sahabatku tersayang yang berjuang bersama di jurusan Akuntansi,
Nurul Qomariyah (Noe), Liana Dewi (Lingling), Eva Hardianti (Ipeh) yang
selalu memberikan semangat dan mendoakan, membantu, memberikan
nasihat dan saling mengingatkan, kalian yang akan aku rindukan, semoga kita
selalu menjadi sahabat yang saling mendukung baik saat ini maupun dimasa
yang akan datang. Semoga kita bisa berjumpa lagi dihari mendatang dengan
kesuksesan kita.
13. Sahabatku Melya, Winda, Meyleri, terimakasih atas semangat, do’a, dan
seluruh kisahnya. Semoga tetap saling mendukung sampai kapanpun
meskipun terpisah jarak.
14. Untuk wanita-wanita luar biasa Galaxy Squad: As Shaumi, Ayu Aisyah,
Citra, Dian Kusuma, Elia, Elvi, Eva, Evi, Liana, Mia, Muthia, Nurul, Priska,
Puji Kurnia, Rizky Zakiyah, Rossinda, Sri Wahyuni, Susi Baggus, Trida, dan
Widya. Terimakasih untuk semangat dan dukungannya.
15. Teman-teman sejawat akuntansi angkatan 2012. Terutama Firda Fitria, Tarra,
Indah, Umi, Yunita, Wayan, Ferly, Sakinah, Ulin, Intan, Siti, Esa, Fatkhur,
Dwi, Ani, Puspita. Terima kasih telah memberikan motivasi, semangat, canda
dan tawa selama berada Universitas Lampung, semoga kita bisa berjumpa
lagi dihari mendatang dengan kesuksesan yang kita punya.
16. Teman-teman KKN, Nina, Elen, Oliv, Tantra, Suharyadi, Lukman, Fajrin.
Serta bapak, ibu, dan nenek tuan rumah yang memberikan kenangan indah
selama menjalankan KKN selama 40 Hari di Desa Negeri Besar dan terima
kasih telah menjadi bagian dari perjalanan pendidikanku.
17. Teman kost ku Navia, Firdha, Desi, Putri, terimakasih untuk semangat, canda
tawa, saling membantu selama tiga tahun ini. Semoga pertemanan dan
komunikasi kita tetap terjalin.
18. Almamaterku tercinta.
19. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin skripsi ini
masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, serta
penulis sangat mengharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Bandar lampung, 19 Juli 2016
Penulis
Nur Adila
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ....................................................................... 6
1.4.2 Manfaat Praktis ........................................................................ 7
II. TINJAUAAN PUSTAKA ...................................................................... 8
2.1 Landasan Teori ................................................................................... 8
2.1.1 Teori Stakeholder ..................................................................... 8
2.1.2 Teori Agency ............................................................................ 9
2.1.3 Corporate Social Responsibility (CSR) .................................... 10
2.1.4 Pengungkapan Corporate Social Responsibility ...................... 11
2.1.5 Kepemilikan Manajemen ......................................................... 13
2.1.6 Komisaris Independen .............................................................. 14
2.1.7 Profitabilitas ............................................................................. 16
2.1.8 Tipe Industri ............................................................................. 17
2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 19
2.3 Pengembangan Hipotesis ................................................................... 22
2.3.1 Pengaruh Kepemilikan Manajemen Terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibilit (CSR) ...................................... 22
2.3.2 Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Pengungkapan Corporate
Social Responsibilit (CSR) ....................................................... 23
2.3.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) ................................................................. 24
2.3.4 Pengaruh Tipe Industri Terhadap Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) ................................................................. 24
2.4 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 26
III. METODE PENELITIAN .................................................................... 27
3.1 Populasi dan Sampel ........................................................................ 27
3.2 Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 27
3.2.1 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 28
3.3 Variabel Penelitian ........................................................................... 28
3.3.1 Variabel Dependen ................................................................... 28
3.3.2 Variabel Independen ................................................................ 29
3.3.2.1 Kepemilikan Manajemen ............................................. 29
3.3.2.2 Komisaris Independen ................................................. 30
3.3.2.3 Profitabilitas ................................................................. 30
3.3.2.4 Tipe Industri ................................................................. 31
3.4 Metode Analisis Data ....................................................................... 31
3.4.1 Uji Statistik Deskriptif ............................................................. 31
3.4.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................... 32
3.4.2.1 Uji Normalitas .............................................................. 32
3.4.2.2 Uji Multikolonieritas .................................................... 33
3.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ................................................ 33
3.4.2.4 Uji Autokorelasi ........................................................... 34
3.4.3 Analisis Regresi Berganda ....................................................... 35
3.4.4 Uji Hipotesis .......................................................................... 36
3.4.4.1 Uji Kelayakan Model (Uji F) ....................................... 36
3.4.4.2 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t) ................. 36
3.4.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................... 37
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 38
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 38
4.1.1 Deskriptif Objek Penelitian .................................................... 38
4.1.2 Analisis Deskriptif ................................................................. 39
4.1.3 Uji Asumsi Klasik .................................................................. 41
4.1.3.1 Uji Normalitas ........................................................... 41
4.1.3.2 Uji Multikolonieritas ................................................. 44
4.1.3.3 Uji Heteroskedastisitas .............................................. 45
4.1.3.4 Uji Autokorelasi ........................................................ 46
4.1.4 Analisis Regresi Berganda ..................................................... 47
4.1.5 Uji Hipotesis .......................................................................... 48
4.1.5.1 Uji Kelayakan Model (Uji F) .................................... 48
4.1.5.2 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t) ............... 49
4.1.5.3 Koefisien Determinasi (R2) ....................................... 51
4.2 Pembahasan ...................................................................................... 52
4.2.1 Pengaruh Kepemilikan Manajemen Terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibilit (CSR) ................................... 52
4.2.2 Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibilit (CSR) ................................... 53
4.2.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) .............................................................. 54
4.2.4 Pengaruh Tipe Industri Terhadap Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) .............................................................. 55
V. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 57
5.1 Simpulan ............................................................................................. 57
5.2 Keterbatasan Simpulan ....................................................................... 58
5.3 Saran ................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 19
4.1 Penentuan Sampel Penelitian .................................................................. 38
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................... 39
4.3 Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 42
4.4 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi dan Outlier ......................... 43
4.5 Hasil Uji Multikolonieritas ..................................................................... 45
4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas .................................................................... 46
4.7 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................ 46
4.8 Hasil Analisis Regresi Berganda ............................................................. 47
4.9 Hasil Uji Statistik F ................................................................................. 49
4.10 Hasil Uji Statistik t ................................................................................ 50
4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................... 51
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................ 26
4.4 Grafik Normal P-Plot of Regression Standarized Residual .................... 44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Sampel 203 Perusahaan
Lampiran 2 Daftar Sampel 169 Perusahaan
Lampiran 3 Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Lampiran 4 Tabulasi Data Penelitian Tahun 2014 (203 Perusahaan)
Lampiran 5 Tabulasi Data Penelitian Tahun 2014 (169 Perusahaan)
Lampiran 6 Hasil Uji Analisis Data
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Rensposibility (CSR)
merupakan suatu tindakan yang dilakukan perusahaan sesuai dengan kemampuan
perusahaan tersebut sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap sosial
dan lingkungan dimana perusahaan itu berada. Untuk kelangsungan jangka
panjang perusahaan, perusahaan harus memperhatikan kepentingan
stakeholdernya dan menjalin kerjasama dengan stakeholder.
Wacana mengenai CSR di Indonesia mulai mengemuka pada tahun 2001, namun
sebelum wacana ini mengemuka telah banyak perusahaan yang menjalankan CSR
dan sangat sedikit yang mengungkapkannya dalam sebuah laporan. Hal ini terjadi
mungkin karena kita belum mempunyai sarana pendukung seperti: standar
pelaporan, tenaga terampil (baik penyusun laporan maupun auditornya).
Disamping itu, sektor pasar modal Indonesia juga kurang mendukung dengan
belum adanya penerapan indeks yang memasukkan kategori saham-saham
perusahaan yang telah mempraktikkan CSR.
Beberapa tahun terakhir ini, di Indonesia sering terjadi permasalahan yang
berkaitan dengan CSR. Misalnya, bencana kebakaran hutan yang terjadi di daerah
Sumatera dan Kalimantan. Hal tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan yang
2
dicapai oleh perusahaan memang tidak diikuti dengan kepedulian perusahaan
terhadap masyarakat serta lingkungan. Program CSR tidak hanya menguntungkan
masyarakat di sekitar perusahaan, melainkan juga bermanfaat bagi keberlanjutan
bisnis perusahaan itu sendiri. Jika ditinjau dari segi ekonomi, tujuan utama
perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya
sehingga seringkali perusahaan mengabaikan dampak sosial dan lingkungan yang
terjadi atas tindakan ekonomi yang dilakukan dimana tindakan tersebut dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan, misalnya penggundulan hutan, polusi udara,
pencemaran air, dan sebagainya. Melalui kegiatan tanggung jawab sosial
(corporate social responsibility) yang biasa dikenal dengan triple bottom line
(economic, social, and environmental), diharapkan perusahaan tidak hanya
berfokus pada masalah finansial tetapi juga memperhatikan keadaan sosial dan
lingkungan sekitarnya (Santioso dan Chandra, 2012).
Meningkatnya kasus-kasus antara masyarakat dan perusahaan, pemerintah
Indonesia mengeluarkan Undang-Undang tentang kewajiban pengungkapan
tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Namun pada kenyataannya
masih banyak perusahan di Indonesia yang tidak sunggung-sungguh dalam
pelaksanaannya, bahkan tidak menjalakannya sama sekali (Yanti, 2015). Hal ini
didukung Antara News (2007) dalam artikel “Kurang dari 50 Persen Perusahaan
Laksanakan CSR” yang menyebutkan bahwa: pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan di Indonesia sejauh ini masih sangat kurang, karena kurang dari 50%
perusahaan di Indonesia yang memperhatikan dan melakukan kegiatan tanggung
jawab sosial perusahaan, khususnya dalam kegiatan di bidang lingkungan
3
(antaranews.com).
Pelaksanaan CSR di Indonesia harus disadari sebagai sebuah proses. Dari sisi
perusahaan, tak sepenuhnya perusahaan memiliki kesadaran dan kesukarelaan
untuk menyalurkannya tanpa adanya paksaan melalui regulasi (kabarcsr.com).
Saat ini penerapan program CSR oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia sudah
cukup baik, karena dari 507 perusahaan hanya 44 perusahaan yang belum
menerapkan program CSR. Hal tersebut menunjukkan bahwa sudah 91%
perusahaan di Indonesia melaksanakan program CSR.
Program-program CSR perlu terus didorong untuk diwujudkan dalam karya nyata
melalui pengembangan kemitraan antara pemerintah, kalangan usaha, dan
masyarakat. Program CSR akan mendapat kepercayaan masyarakat jika
dikembangkan melalui contoh nyata yang baik. Dalam artikel “Indonesia CSR
Award 2014, CFCD Berikan Penghargaan Kepada 37 Perusahaan”. Sebanyak 37
perusahaan memperoleh penghargaan Indonesia CSR Award 2014 dari lembaga
nirlaba Corporate Forum for Community Development (CFCD). Kehadiran
CFCD dalam hal ini mendorong agar perusahaan-perusahaan tersebut dapat lebih
peduli terhadap lingkungan sekitar wilayah operasinya (bisnis.com).
Seperti halnya PT Inalum (Persero) yang meraih penghargaan pada bidang
corporate social responsibility (CSR) pada ajang CSR Award 2014 untuk sektor
industri dan manufaktur. PT Inalum meraih penghargaan untuk bidang Pendidikan
dan Budaya yaitu pelaksanaan program “Besar Asa (Beasiswa Sarjana dan Siswa
Berbasis Desa)”. Serta apresiasi untuk aspek pelibatan dan pengembangan
masyarakat di bidang penciptaan lapangan kerja dan peningkatan keterampilan,
4
serta program Air Bersih (bumninsight.co.id).
Dengan melakukan CSR, diharapkan manajemen perusahaan dapat melakukan
pengungkapan CSR atas kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Tujuan
dilakukannya pengungkapan CSR adalah untuk memperoleh keunggulan
kompetitif daripada perusahaan-perusahaan lainnya, untuk memenuhi ketentuan
kontrak pinjaman, untuk memenuhi kebutuhan akan ekspektasi masyarakat, untuk
melegitimasi tindakan perusahaan, dan untuk menarik investor (Deegan dan
Blomquist, 2001; Hasnas, 1998; Sayekti dan Wondabio, 2007; Purnasiwi, 2011)
dalam Laksmitaningrum (2013). Dengan demikian, pengungkapan CSR
merupakan suatu hal yang penting untuk diungkapkan dan berguna bagi para
pengguna informasi keuangan dan memberikan banyak manfaat kepada
perusahaan (Laksmitaningrum, 2013).
Telah banyak dilakukan penelitian mengenai pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) dan terdapat beberapa beberapa penelitian yang telah
dilakukan menunjukkan adanya perbedaan hasil. Dimana ada faktor yang
terbukti berpengaruh signifikan pada suatu penelitian, tetapi tidak berpengaruh
signifikan pada penelitian yang lain. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lahan
(2012) bahwa kepemilikan manajemen berpengaruh positif secara signifikan
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Janra (2015), kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Pada penelitian yang dilakukan
oleh Fahrizqi (2010), Santioso dan Chandra (2012) menghasilkan bahwa
profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan informasi sosial, namun
5
penelitian yang dilakukan Nur dan Priantinah (2012) dan Reverte (2009) tidak
terbukti berpengaruh antara profitabilitas terhadap pengungkapan CSR.
Pada penelitian Santioso dan Chandra (2012) menghasilkan bahwa dewan
komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan informasi sosial,
namun penelitian yang dilakukan Aini dan Cahyonowati (2011) membuktikan
bahwa independensi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
CSR. Pada variabel tipe industri, hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rakhmawati (2011), Zulfi dan Permatasari (2014) bahwa tipe industri
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Silaen (2010) tipe industri tidak mempunyai pengaruh terhadap
tingkat pengungkapan CSR.
Perbedaan hasil penelitian tersebut dapat terjadi karena beberapa alasan seperti
perbedaan periode waktu penelitian, interpretasi peneliti terhadap laporan
keuangan perusahaan atas variabel yang digunakan maupun perbedaan metode
pengujian yang ditempuh oleh peneliti (Fahrizqi, 2010). Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan indeks pengungkapan CSR GRI G4 Guidelines.
Berdasarkan uraian tersebut maka judul yang diambil dalam penelitian ini adalah
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Dalam Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2014)”.
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah kepemilikan manajemen berpengaruh terhadap pengungkapan CSR?
2. Apakah komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan CSR?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR?
4. Apakah tipe industri berpengaruh terhadap pengungkapan CSR?
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji secara empiris pengaruh kepemilikan manajemen terhadap
pengungkapan CSR perusahaan.
2. Untuk menguji secara empiris pengaruh komisaris independen terhadap
pengungkapan CSR perusahaan.
3. Untuk menguji secara empiris pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan
CSR perusahaan.
4. Untuk menguji secara empiris pengaruh tipe industri terhadap pengungkapan
CSR perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh
faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility
dan dapat dijadikan bahan perbandingan bagi pihak-pihak yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut.
7
1.4.2 Manfaat Praktis
Sebagai referensi manajemen perusahaan, calon investor, dan stakeholder dalam
pengambilan keputusan, dan juga sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan
keputusan sehubungan dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility
dalam laporan tahunan perusahaan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Stakeholder
Teori stakeholder merupakan teori yang menggambarkan kepada pihak mana saja
(stakeholder) perusahaan bertanggungjawab (Freeman, 2001). Tujuan dari
manajemen stakeholder adalah merancang metode untuk mengelola berbagai
kelompok dan hubungan yang dihasilkan dengan cara yang strategis (Freeman
dan McVea, 2001). Perusahaan harus menjaga hubungan dengan stakeholdernya
dengan mengakomodasi keinginan dan kebutuhan stakeholdernya, terutama
stakeholder yang mempunyai power terhadap ketersediaan sumber daya yang
digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, misal tenaga kerja, pasar atas
produk perusahaan dan lain-lain (Ghozali dan Chariri, 2007).
Salah satu strategi untuk menjaga hubungan dengan para stakeholder perusahaan
adalah dengan melaksanakan CSR, dengan pelaksanaan CSR diharapkan
keinginan dari stakeholder dapat terakomodasi sehingga akan menghasilkan
hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan stakeholdernya. Hubungan
yang harmonis akan berakibat pada perusahaan dapat mencapai keberlanjutan
atau kelestarian perusahaannya (sustainability).
9
Stakeholder theory menurut (Ghozali & Chariri, 2007) mengatakan bahwa,
perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri
namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian,
keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan
oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut.
2.1.2 Teori Agency
Menurut Jensen dan Meckling (dalam Godfrey, et al., 2010 : 362), teori agensi
adalah:
“An agency relationship as arising where there is a contract under which one
party (the principal) engages another party (the agent) to perform some service
on the principal’s behalf. Under the contract, the principal delegates some
decision-making authority to the agent.”
Dapat disimpulkan bahwa teori agensi menjelaskan hubungan antara dua pihak
dimana salah satu pihak menjadi agen dan pihak lain yang bertindak sebagai
principal. Hubungan agensi muncul ketika adanya hubungan kerjasama antara
principal dan agen, dan adanya perbedaan kepentingan antara pihak-pihak
tersebut.
Teori agensi menjelaskan adanya konflik kepentingan antara manajer (agen) dan
principal (pemilik). Pemilik ingin mengetahui semua informasi di perusahaan
termasuk aktifitas manajemen dan sesuatu yang terkait investasi dananya dalam
perusahaan. Hal ini dilakukan untuk meminta pertanggungjawaban atas kinerja
manajer (Hendrikson,2001:206). Untuk menghindari hal tersebut, diperlukan
akuntan publik yang mengevaluasi kinerja manajer. Prinsip utama teori ini adalah
10
menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang
(prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu
manajer (Fahrizqi, 2010).
Berdasarkan teori keagenan, konflik antara prinsipal dan agen dapat dikurangi
dengan mensejajarkan kepentingan antara principal dan agen. Kehadiran
kepemilikan saham oleh manajerial (insider ownership) dapat digunakan untuk
mengurangi agency cost yang berpotensi timbul, karena dengan memiliki saham
perusahaan diharapkan manajer merasakan langsung manfaat dari setiap
keputusan yang diambilnya. Proses ini dinamakan dengan bonding mechanism,
yaitu proses untuk menyamakan kepentingan manajemen melalui program
mengikat manajemen dalam modal perusahaan.
2.1.3 Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut Yusuf Wibisono (2007: 8), Corporate Social Rensposibility adalah:
“CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung jawab perusahaan kepada para
pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan
memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi sosial dan
lingkungan (triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan.”
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) didefinisikan sebagai
pembangunan atau perkembangan yang memenuhi kebutuhan masa sekarang
tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhannya (dalam Yusuf Wibsono, 2007: 13)
11
Konsep CSR pada umumnya menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan
tidak hanya terhadap pemiliknya atau pemegang saham saja tetapi juga kepada
para stakeholders yang terkait atau terkena dampak dari keberadaan perusahaan.
Hal ini sesuai dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa perusahaan
bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun
harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya (Chariri dan Ghozali, 2007)
2.1.4 Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Sejak tanggal 23 September 2007, pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan (corporate social responsibility disclosure) mulai diwajibkan melalui
UU Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007, khususnya untuk perusahaan-
perusahaan yang hidup dari ekstraksi sumber daya alam. Dalam Pasal 74 Undang-
Undang tersebut diatur tentang kewajiban pengungkapan tanggung jawab sosial
dan lingkungan perusahaan. Sehingga, tidak ada lagi sebutan pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility disclosure)
yang sukarela, namun pengungkapan yang wajib hukumnya. Pengungkapan
wajib (mandatory disclosure) merupakan pengungkapan yang harus diungkapkan
atau disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku (kewajiban perusahaan).
Sedangkan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) merupakan
pengungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan
oleh peraturan yang berlaku.
Pengungkapan program CSR di Indonesia telah diperkuat dengan diterbitkannya
Peraturan Pemerintah No.47/2012 tentang “Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan (TJSL) Perseroan Terbatas”. Peraturan ini untuk melengkapi
12
peraturan yang tidak diatur dalam UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas dalam Pasal 74 (1).
Pengungkapan CSR di Indonesia telah diatur pelaksanaannya dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 (revisi 2012) paragraph 15 yang
secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan
masalah lingkungan dan sosial. “Entitas dapat pula menyajikan terpisah dari
laporan keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah,
khususnya bagi industri dimana faktor lingkungan hidup memegang peranan
penting dan bagi industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok
pengguna laporan yang memegang peranan penting. Laporan tersebut di luar
ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan”.
Dalam proses pelaporan, ada beberapa standar pelaporan yang sudah dikenal
untuk mengimplementasikan CSR. Terdapat standar pelaporan dari Global
Reporting Initiative (GRI). GRI merupakan sebuah organisasi independen yang
telah mempelopori pengembangan keberlanjutan dunia dan berkomitmen untuk
terus menerus melakukan perbaikan dan penerapan di seluruh dunia. Indikator
GRI G4 (globalreporting.org) yaitu:
1. Indikator kinerja ekonomi
2. Indikator kinerja lingkungan
3. Indikator praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan kerja
4. Indikator Hak Asasi Manusia
5. Indikator masyarakat
6. Indikator tanggung jawab atas produk
13
Ada berbagai motivasi bagi para manajer untuk sukarela melakukan kegiatan
seperti memutuskan untuk melaporkan informasi sosial dan lingkungan. Deegan
(2002) dalam Fahrizqi (2010) dalam penelitiannya merangkum beberapa alasan
yang dikemukakan oleh berbagai peneliti untuk melaporkan informasi sosial dan
lingkungan, antara lain:
1. Keinginan untuk mematuhi persyaratan yang ada dalam Undang-Undang.
2. Pertimbangan rasionalitas ekonomi.
3. Keyakinan dalam proses akuntabilitas untuk melaporkan.
4. Keinginan untuk mematuhi persyaratan peminjaman.
5. Untuk memenuhi harapan masyarakat, mungkin mencerminkan suatu
pandangan yang sesuai dengan "komunitas lisensi untuk beroperasi".
2.1.5 Kepemilikan Manajemen
Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh manajemen
perusahaan yang diukur dengan presentase jumlah saham yang dimiliki oleh
manajemen (Dewi, 2008). Pihak tersebut adalah mereka yang duduk di dewan
komisaris dan dewan direksi perusahaan. Adanya kepemilikan saham oleh pihak
manajemen akan menimbulkan suatu pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan
yang diambil oleh manajemen perusahaan. Kepemilikan manajerial juga dapat
diartikan sebagai persentase saham yang dimiliki oleh manajer dan direktur
perusahaan pada akhir tahun untuk masing–masing periode pengamatan (Janra,
2015). Pendekatan keagenan menganggap struktur kepemilikan manajerial
sebagai suatu instrument atau alat yang digunakan untuk mengurangi konflik
keagenan terhadap sebuah perusahaan. Peningkatan kepentingan manajerial
14
digunakan sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan. Konflik antara
prinsipal dan agen dapat dikurangi dengan mensejajarkan kepentingan antara
prinsipal dan agen. Kehadiran kepemilikan saham oleh manajerial dapat
digunakan untuk mengurangi agency cost yang berpotensi timbul, karena dengan
memiliki saham perusahaan diharapkan manajer merasakan langsung manfaat dari
setiap keputusan yang diambilnya. Dengan peningkatan persentase kepemilikan,
manajer termotivasi meningkatkan kinerja dan bertanggung jawab meningkatkan
kemakmuran pemegang saham.
2.1.6 Komisaris Independen
Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak memiliki
hubungan dengan direksi, anggota dewan komisaris yang lain, serta tidak
mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham
pengendali yang dapat mempengaruhi kapasitasnya untuk dapat melakukan
tugasnya sebagai komisaris independen yang murni bekerja demi kepentingan
perusahaan (KNKG, 2006).
Sebagai wakil dari principal di dalam perusahaan, dewan komisaris dapat
mempengaruhi luasnya pengungkapan tanggung jawab sosial, karena dewan
komisaris merupakan pelaksana tertinggi di dalam entitas dan menginginkan
adanya peningkatan citra perusahaan untuk jangka panjang. Dengan semakin
banyaknya informasi tanggung jawab sosial yang diungkapkan perusahaan, maka
image perusahaan akan semakin baik (Gray et al., 1995 dalam Lukum dan
Monoarfa, 2014).
15
Tugas utama dari dewan komisaris salah satunya adalah melakukan fungsi
pengawasan terhadap manajemen, sehingga dalam melaksanakan tugasnya
komisaris independen dapat menunjukkan independensinya dengan kompetensi
yang terbaik untuk kepentingan perusahaan. Keberadaan dewan komisaris
independen akan semakin menambah efektifitas pengawasan. Semakin besar
komposisi komisaris independen, maka dewan komisaris dapat bertindak semakin
objektif dan mampu melindungi seluruh pemangku kepentingan. Semakin banyak
jumlah dewan komisaris independen dalam perusahaan, maka akan berpengaruh
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Ratnasari dan
Prastiwi (2010) berpendapat bahwa keberadaan komisaris independen diharapkan
dapat bersikap netral terhadap segala kebijakan yang dibuat oleh direksi. Karena
komisaris independen yang tidak terpengaruh oleh manajemen cenderung
mendorong perusahaan untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas kepada
para stakeholdernya. Dengan demikian, semakin besar proporsi dewan komisaris
independen dapat mendorong pengungkapan informasi CSR.
Beberapa kriteria tentang keberadaan komisaris independen telah diatur Bursa
Efek Indonesia melalui peraturan BEI sejak tanggal 20 Juli 2001 sebagai berikut:
1. Komisaris independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang
saham mayoritas atau pemegang saham pengendali (controlling
shareholders) perusahaan tercatat yang bersangkutan.
2. Komisaris independen tidak memiliki hubungan dengan direktur dan atau
komisaris lainnya perusahaan tercatat yang bersangkutan.
16
3. Komisaris independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada
perusahaan lainnya yang terafiliasi dengan perusahaan tercatat yang
bersangkutan.
4. Komisaris independen harus mengerti peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal.
5. Komisaris independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham
minoritas yang bukan merupakan pemegang saham pengendali (bukan
controlling shareholders) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
2.1.7 Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan
adalah memperoleh laba yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang
maksimal, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik,
karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru.
(Kasmir, 2011 : 196)
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
sehingga mampu meningkatkan nilai pemegang saham perusahaan. Terpenuhinya
tanggung jawab agen kepada principal memperoleh keuntungan, memberikan
keleluasan kepada manajemen entitas untuk melakukan CSR sebagai strategi
menjaga hubungan baik dengan stakeholder lainnya. Sehingga semakin tinggi
tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi
sosial (Anggraini, 2006). Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang
17
tinggi cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak informasi, karena ingin
menunjukkan kepada public dan stakeholders bahwa perusahaan memiliki tingkat
profitabilitas yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain pada industri yang
sama (Almiyanti, 2014). Apabila perusahaan dapat mencapai rasio profitabilitas
yang tinggi, maka akan memicu pihak manajemen untuk mengungkapkan
informasi sosial sehingga mengurangi resiko adanya pandangan yang negatif dari
pasar (Almiyanti, 2014).
2.1.8 Tipe Industri
Tipe industri merupakan karakteristik yang dimiliki oleh perusahaan yang
berkaitan dengan lingkungan perusahaan, bidang usaha, risiko usaha, dan
karyawan yang dimiliki. Tipe industri terbagi menjadi dua macam yaitu industri
high profile dan low profile. Robert (1992) dalam Anggraini (2006)
mendefinisikan perusahaan dengan kategori high profile merupakan perusahaan
yang mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap lingkungan (consumer
visibility), tingkat risiko politik yang tinggi atau tingkat kompetisi yang ketat,
sehingga mendapat sorotan dari masyarakat karena dalam aktivitas operasinya
berpotensi membawa akibat yang berkaitan bagi masyarakat. Sedangkan
perusahaan low profile adalah perusahaan yang memiliki tingkat consumer
visibility dan political visibility yang rendah, sehingga tidak terlalu mendapat
sorotan luas dari masyarakat apabila dalam melakukan aktivitasnya perusahaan
mengalami kegagalan atau kesalahan dalam proses atau hasil produksinya.
Preston (1977) dalam Hackston &Milne (1996) mengatakan bahwa perusahaan
yang memiliki aktivitas ekonomi yang memodifikasi lingkungan, seperti industri
18
ekstraktif, lebih mungkin mengungkapkan informasi mengenai dampak
lingkungan dibandingkan industri yang lain.
Berdasarkan teori stakeholder sebuah perusahaan harus mampu untuk
memberikan manfaat bagi stakeholdernya karena keberadaan perusahaan sangat
dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan stakeholdernya. Manfaat tersebut
dapat diberikan dengan cara menerapkan program corporate social responsibility
sehingga industri high profile diyakini melakukan pengungkapan sosial lebih
banyak daripada industri low profile karena perusahaan dengan kategori high
profile merupakan perusahaan yang dalam aktivitas operasinya lebih banyak
berpotensi membawa akibat yang berkaitan bagi masyarakat . Semakin baik dan
terpandangnya suatu perusahaan maka akan semakin efektif pengungkapan
tanggungjawab sosial yang dilaksanakan dan diungkapkan oleh perusahaan.
Perusahaan low profile diharapkan untuk mengungkapkan CSR lebih banyak dan
menunjukkan perhatian yang lebih besar kepada masyarakat untuk meningkatkan
image perusahaan. Oleh karena itu tipe industri akan mempengaruhi besar
kecilnya pengungkapan CSR.
Pada penelitian ini yang dikategorikan dalam kelompok industri high profile
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Hackston & Milne (1996);
Indrawati (2009); Zuhroh dan Sukmawati (2003); Zulfi (2014) antara lain industri
pertambangan dan perminyakan, kimia, hutan, kertas, otomotif, penerbangan,
agribisnis, tembakau dan rokok, produk makanan dan minuman, media dan
komunikasi, energi (listrik), enggneering, kesehatan serta transportasi dan
pariwisata. Sedangkan yang termasuk dalam kategori industri low profile antara
19
lain indusri di bidang bangunan, keuangan dan perbankan, supplier peralatan
medis, property, retailer, tekstil dan produk tekstil, produk personal, dan produk
rumah tangga.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Carmelo
Reverte
(2009)
Determinants of
Corporate Social
Responsibility
Disclosure
Ratings by
Spanish Listed
Firms
Dependen:
Pengungkapan
CSR
Independen:
Media
Exposure,
International
Listing,
Profitabilitas
(ROA), Size,
Struktur
Kepemilikan,
Sensivitas
Industri, dan
Leverage
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
variabel media exposure,
international listing, size,
struktur kepemilikan, dan
sensivitas industri
terbukti berpengaruh
terhadap pengungkapan
CSR. Sedangkan variabel
profitabilitas dan
leverage tidak terbukti
berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR.
Anggara
Fahrizqi
(2010)
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility
(CSR) Dalam
Laporan
Tahunan
Perusahaan:
Studi Empiris
pada Perusahaan
Manufaktur
yang Terdaftar
dalam Bursa
Dependen:
Pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility
Independen:
Ukuran
Perusahaan,
Profitabilitas
(ROA),
Leverage, dan
Ukuran Dewan
Komisaris
Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa
secara parsial ukuran
perusahaan dan
profitabilitas
berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR
dengan arah positif,
sedangkan leverage dan
ukuran dewan komisaris
secara parsial tidak
berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR.
20
Efek Indonesia
Nike Nur
Aini dan Nur
Cahyonowati
(2011)
Pengaruh
Karakteristik
Good Corporate
Governance
Terhadap
Pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility
(CSR)
(Studi Empiris
pada Perusahaan
Non Keuangan
yang Terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia)
Dependen: Luas
Pengungkapan
CSR
Independen:
Ukuran Dewan
Komisaris,
Independensi
Dewan
Komisaris,
Independensi
Komite Audit,
Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional,
Kepemilikan
Asing, dan
Kepemilikan
Terkonsentrasi
Hasil penelitian ini
menemukan hanya tiga
variabel yaitu ukuran
dewan komisaris,
kepemilikan institusional
dan kepemilikan asing
yang berpengaruh
terhadap pengungkapan
CSR. Sedangkan untuk
Independensi Dewan
Komisaris, Independensi
Komite Audit,
Kepemilikan Manajerial,
dan Kepemilikan
Terkonsentrasi tidak
berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR.
Linda
Santioso dan
Erline
Chandra
(2012)
Pengaruh
Profitabilitas,
Ukuran
Perusahaan,
Leverage, Umur
Perusahaan, dan
Dewan
Komisaris
Independen
dalam
Pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility:
Studi pada
Perusahaan
Manufaktur di
BEI
Dependen:
Pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility
Independen:
Profitabilitas
(ROE), Ukuran
Perusahaan,
Leverage, Umur
Perusahaan, dan
Dewan
Komisaris
Independen
Profitabilitas, ukuran
perusahaan, dan proporsi
dewan komisaris
independen memiliki
pengaruh terhadap
pengungkapan Corporate
Social Responsibility.
Sedangkan untuk
leverage dan umur
perusahaan tidak
memiliki pengaruh
terhadap pengungkapan
Corporate Social
Responsibility.
Marzully Nur
dan Denies
Priantinah
(2012)
Analisis Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhi
Pengungkapan
Corporate
Social
Dependen:
Pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility
Profitabilitas,
kepemilikan saham
publik dan
pengungkapan media
tidak beperngaruh
terhadap pengungkapan
21
Responsibility
Di Indonesia:
Studi Empiris
Pada Perusahaan
Berkategori
High Profile
Yang Listing Di
Bursa Efek
Indonesia)
Independen:
Profitabilitas
(ROA), Ukuran
Perusahaan,
Kepemilikan
Saham Publik,
Dewan
Komisaris,
Leverage dan
Pengungkapan
Media
Independen
CSR, sedangkan ukuran
perusahaan berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap pengungkapan
CSR, dan terdapat
pengaruh yang signifikan
dan negatif dari variabel
dewan komisaris dan
leverage.
Maria Wijaya
(2012)
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pengungkapan
Tanggung
Jawab Sosial
Pada Perusahaan
Manufaktur
Yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia
Dependen:
Pengungkapan
tanggung jawab
sosial
Independen:
Ukuran Dewan
Komisaris,
Leverage,
Ukuran
Perusahaan,
Profitabilitas
(NPM), dan
Kinerja
Lingkungan
Ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial
dengan arah positif.
Sedangkan untuk ukuran
dewan komisaris,
leverage, profitabilitas,
dan kinerja lingkungan
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap
pengungkapan tanggung
jawab sosial.
Nike Meilissa
Zulfi (2014)
Pengaruh
Kepemilikan
Saham
Pemerintah,
Tipe Industri,
Ukuran
Perusahaan, Dan
Profitabilitas
Terhadap
Pengungkapan
Corporate
Sosial
Responsibility
Pada Perusahaan
Go Public Di
Indonesia
(Studi Empiris
Perusahaan
Yang Terdaftar
Dependen:
Pengungkapan
Corporate
Sosial
Responsibility
Independen:
Kepemilikan
Saham
Pemerintah,
Tipe Industri,
Ukuran
Perusahaan, Dan
Profitabilitas
Tipe Industri dan
Profitabilitas
berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial
sosial. Sedangkan
Kepemilkan Saham
Pemerintah dan ukuran
perusahaan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial.
22
Di Bei Tahun
2008-2012)
Diyong
Murdi Janra
(2015)
Pengaruh
Kepemilikan
Manajerial,
Leverage,
Profitabilitas,
Dan Ukuran
Perusahaan
Terhadap
Pengungkapan
Informasi
Pertanggungjaw
aban Sosial
Perusahaan:
Studi Empiris
Pada
Perusaahaan
Manufaktur
Yang Terdaftar
Di BEI Tahun
2010-2013
Dependen:
Pengungkapan
informasi
pertanggungjaw
aban sosial
perusahaan
Independen:
Kepemilikan
Manajerial,
Leverage,
Profitabilitas
(ROA), dan
Ukuran
Perusahaan
Profitabilitas dan ukuran
perusahaan berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial
perusahaan. Sedangkan
kepemilikan manajerial
dan leverage tidak
berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung
jawab sosial.
2.3 Pengambangan Hipotesis
2.3.1 Pengaruh Kepemilikan Manajemen Terhadap Pengungkapan CSR
Konflik kepentingan antara manajer dengan pemilik menjadi semakin besar ketika
kepemilikan manajer terhadap perusahaan semakin kecil. Dalam hal ini manajer
akan berusaha untuk memaksimalkan kepentingan dirinya dibandingkan
kepentingan perusahaan. Sebaliknya semakin besar kepemilikan manajer di dalam
perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan
nilai perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak dan pengawasan menjadi rendah
[Jensen & Meckling (1976) dalam Anggraini (2006)]. Kehadiran kepemilikan
saham oleh manajerial dapat digunakan untuk mengurangi agency cost yang
berpotensi timbul, karena dengan memiliki saham perusahaan diharapkan manajer
23
merasakan langsung manfaat dari setiap keputusan yang diambilnya. Dengan
peningkatan persentase kepemilikan, manajer termotivasi meningkatkan kinerja
dan bertanggung jawab meningkatkan kemakmuran pemegang saham.
H1: kepemillikan manajemen berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.
2.3.2 Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Pengungkapan CSR
Komisaris independen berkewajiban untuk memberikan nasihat dalam
pengambilan keputusan oleh dewan komisaris, sehingga jika jumlah anggota
komisaris independen semakin besar, maka akan semakin besar pengawasan
terhadap keputusan CEO dalam pelaksanaan kegiatan. Sebagai wakil dari
principal di dalam perusahaan, dewan komisaris dapat mempengaruhi luasnya
pengungkapan tanggung jawab sosial, karena dewan komisaris merupakan
pelaksana tertinggi di dalam entitas dan menginginkan adanya peningkatan citra
perusahaan untuk jangka panjang. Dengan semakin banyaknya informasi
tanggung jawab sosial yang diungkapkan perusahaan, maka image perusahaan
akan semakin baik (Gray et al., 1995 dalam Lukum dan Monoarfa, 2014).
Keberadaan dewan komisaris independen akan semakin menambah efektifitas
pengawasan. Semakin besar komposisi komisaris independen, maka dewan
komisaris dapat bertindak semakin objektif dan mampu melindungi seluruh
pemangku kepentingan. Dengan demikian, semakin besar proporsi dewan
komisaris independen dapat mendorong pengungkapan informasi CSR (Ratnasari
dan Prastiwi, 2010). Jika pengawasan telah dilakukan dengan efektif, maka
pengelolaan perusahaan akan dilakukan dengan baik pula, dan manajemen akan
mengungkapkan semua informasi yang ada, termasuk tanggung jawab sosial.
24
H2 : komisaris independen berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.
2.3.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan CSR
Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan
fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang
saham [Heinze (1976) dalam Hackston & Milne (1996)]. Terpenuhinya tanggung
jawab agen kepada prinsipal yaitu memperoleh keuntungan, memberikan
keleluasan kepada manajemen entitas untuk melakukan CSR sebagai strategi
menjaga hubungan baik dengan stakeholder lainnya. Sehingga semakin tinggi
tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi
sosial (Anggraini, 2006). Apabila perusahaan dapat mencapai rasio profitabilitas
yang tinggi, maka akan memicu pihak manajemen untuk mengungkapkan
informasi sehingga mengurangi resiko adanya pandangan yang negatif dari pasar
(Almiyanti, 2014). Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan
maka semakin besar pengungkapan informasi sosial [Bowman & Haire (1976)
dan Preston (1978) dalam Hackston & Milne (1996) Fahrizqi (2010)].
H3 : profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.
2.3.4 Pengaruh Tipe Industri Terhadap Pengungkapan CSR
Zuhroh dan Sukmawati (2003) mendefinisikan perusahaan dengan kategori high
profile merupakan perusahaan yang mendapat sorotan dari masyarakat karena
dalam aktivitas operasinya bepotensi membawa akibat yang berkaitan bagi
masyarakat. Sehingga industri high profile diyakini melakukan pengungkapan
sosial lebih banyak daripada industri low profile. Sedangkan perusahaan low
25
profile adalah perusahaan yang tidak terlalu memperoleh sorotan luas dari
masyarakat apabila operasi yang mereka lakukan mengalami kegagalan atau
kesalahan dalam proses atau hasil produksinya. Perusahaan low profile
diharapkan untuk menunjukkan perhatian yang lebih besar dengan
mengungkapkan CSR kepada masyarakat untuk meningkatkan image perusahaan
dan berpengaruh pada penjualan.
Berdasarkan teori stakeholder sebuah perusahaan harus mampu untuk
memberikan manfaat bagi stakeholdernya karena keberadaan perusahaan sangat
dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan stakeholdernya. Manfaat tersebut
dapat diberikan dengan cara menerapkan program corporate social responsibility
sehingga industri high profile diyakini melakukan pengungkapan sosial lebih
banyak daripada industri low profile karena perusahaan dengan kategori high
profile merupakan perusahaan yang dalam aktivitas operasinya lebih banyak
berpotensi membawa akibat yang berkaitan bagi masyarakat . Semakin baik dan
terpandangnya suatu perusahaan maka akan semakin efektif pengungkapan
tanggungjawab sosial yang dilaksanakan dan diungkapkan oleh perusahaan. Oleh
karena itu tipe industri akan mempengaruhi besar kecilnya pengungkapan CSR.
Perusahaan dengan profil yang tinggi akan mendapat sorotan dari masyarakat
sehingga sangat membutuhkan pengungkapan CSR yang lebih baik pula. Semakin
baik dan terpandangnya suatu perusahaan akan semakin efektif juga
pengungkapan pertanggungjawaban sosialnya.
H4 : tipe industri berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.
26
2.4 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan beberapa telaah teoritis diatas maka kerangka pemikirannya adalah
sebagai berikut:
H1 (+)
H2 (+)
H3 (+)
H4 (+)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Pengungkapan
CSR
Kepemilikan
Manajemen
Komisaris
Independen
Profitabilitas
Tipe Industri
III. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014.
Digunakannya tahun ini karena meruapakan data terbaru yang dapat diperoleh.
Sampel penelitian dipilih menggunakan pendekatan purposive sampling, artinya
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang memenuhi
kriteria tertentu. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel
sebagai berikut:
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014.
2. Perusahaan yang mempublikasikan annual report pada website
www.idx.co.id maupun website perusahaan.
3. Memiliki kepemilikan manajerial dalam struktur modal.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berupa
laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2014 yang diperoleh melalui website resmi IDX (www.idx.co.id).
28
3.2.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dengan metode dokumentasi. Dalam penelitian ini,
untuk memperoleh data yang diperlukan mengenai laporan tahunan perusahaan
diperoleh dari situs resmi BEI (www.idx.co.id) maupun website perusahaan.
Penelitian kepustakaan juga dilakukan dengan cara mencari dan mempelajari dari
jurnal akuntansi, buku-buku dan hasil penelitian sebelumnya yang berhubungan
dalam penelitian ini.
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan
Corporate Social Responsibility pada laporan tahunan perusahaan yang
dinyatakan dalam Corporate Social Responsibility index (CSRi). Standar
pengungkapan sosial yang digunakan dalam penelitian ini adalah standar
pengungkapan spesifik menurut Global Reporting Initiative (GRI) G4. Indikator
penungkapan terdiri dari: Ekonomi, Lingkungan, Ketenagakerjaan, Hak Asasi
Manusia, Masyarakatan, dan Tanggung Jawab atas Produk.
Pengukuran pengungkapan CSR dilakukan dengan cara mengamati ada atau
tidaknya item standar pengungkapan yang ditemukan dalam laporan tahunan.
Apabila item informasi tersebut diungkapkan dalam laporan tahunan maka diberi
skor 1, dan jika item informasi tidak diungkapkan dalam laporan tahunan maka
diberi skor 0.
29
Perhitungan Index CSR dengan menggunakan rumus yang telah dilakukan dalam
penelitian (Fahrizqi, 2010; Zulfi, 2014):
CSRi =
Keterangan:
CSRi : Index pengungkapan CSR
X : Jumlah item yang diungkapkan perusahaan,
X bernilai 1 = jika item diungkapkan;
X bernilai 0 = jika item tidak diungkapkan.
n : Jumlah item pengungkapan CSR oleh GRI G4, n = 91
3.3.2 Variabel Independen
Variabel bebas atau independen merupakan tipe variabel yang mempengaruhi
variabel lain atau menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen
(variabel terikat). Variabel independen yang digunakan dalam penulisan ini
terdiri dari : kepemilikan manajemen, komisaris independen, profitabilitas dan
tipe industri.
3.3.2.1 Kepemilikan Manajemen
Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen
dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola. Metode pengukuran yang
digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan oleh
Dewi (2008), kepemilikan manajerial diukur dengan persentase jumlah saham
yang dimiliki oleh manajemen.
30
Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus :
MANJ =
3.3.2.2 Komisaris Independen
Komisaris independen dalam penelitian ini dilihat dari rasio antara jumlah
anggota dewan komisaris independen dibandingkan dengan total anggota
dewan komisaris dalam suatu perusahaan, sebagaimana yang telah dilakukan
dalam penelitian Santioso dan Chandra (2012).
Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus :
Ind.Comm
3.3.2.3 Profitabilitas
Profitabilitas dalam penelitian ini diukur menggunakan ROA (retun on asset)
berdasarkan penelitian yang dilakukan Fahrizqi (2010). ROA adalah rasio yang
menunjukkan kemampuan dari modal yang di investasikan dalam keseluruhan
aktiva untuk menghasilkan keuntungan.
ROA dapat dirumuskan :
ROA
31
3.3.2.4 Tipe Industri
Tipe industri dalam penelitian ini menggunakan variabel dummy untuk
mengklasifikasikan high profile dan low profile berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Zulfi (2014). Skor 1 untuk perusahaan yang termasuk dalam
industri high profile dan skor 0 untuk perusahaan yang termasuk dalam industri
low profile.
Pada penelitian ini yang dikategorikan dalam kelompok industri high profile
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Hackston & Milne (1996);
Indrawati (2009); Zuhroh dan Sukmawati (2003); Zulfi (2014) antara lain industri
pertambangan dan perminyakan, kimia, hutan, kertas, otomotif, penerbangan,
agribisnis, tembakau dan rokok, produk makanan dan minuman, media dan
komunikasi, energi (listrik), engginering, kesehatan serta transportasi dan
pariwisata. Sedangkan yang termasuk dalam kategori industri low profile antara
lain indusri di bidang bangunan, keuangan dan perbankan, supplier peralatan
medis, property, retailer, tekstil dan produk teksril, produk personal, dan produk
rumah tangga.
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan memberikan gambaran
tentang distribusi frekuensi variabel-variabel dalam penelitian ini, pengukuran
dalam penelitian terdiri dari nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean) dan
standar deviasi.
32
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang baik harus memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal dan bebas dari asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Setelah data berhasil
dikumpulkan terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap penyimpangan asumsi
klasik, dengan tahapan sebagai berikut :
3.4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji normalitas ini
untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak mengunakan
dua cara, yaitu melalui analisis grafik dan analisis statistik. Alat uji yang
digunakan dengan analisis grafik normal probability plot dan uji statistik dengan
Kolmogorov-Smirnov Z (1-Sample K-S).
Dasar pengambilan keputusan dengan analisis grafik normal probability plot yaitu
(Ghozali, 2013):
1. Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2. Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
33
Sedangkan dasar pengambilan keputusan uji statistik dengan Kolmogorov-
Smirnov Z (1-Sample K-S):
1. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05, maka H0 ditolak dan HA
diterima. Hal ini berarti data residual terdistribusi tidak normal.
2. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05, maka H0 diterima dan HA
ditolak. Hal ini berarti data residual terdistribusi normal.
3.4.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara
variabel bebas di dalam model regresi. Multikolonieritas dapat disebabkan oleh
adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. Untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolonieritas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance
dan variance inflation faktor (VIF). Jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤
10 maka model regresi tersebut bebas dari multikolonieritas (Ghozali, 2013).
3.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Untuk
mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas, maka dapat dilihat grafik plot dan
uji statistik. Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen)
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Sedangkan uji statistik yang
34
digunakan adalah uji Glejser. Jika independen signifikan < 0,05 secara statistik
mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi Heteroskedastisitas.
Jika signifikansi terjadi > 0,05, maka dapat disimpulkan model regresi tidak
mengandung adanya Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).
3.4.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi. Pendekatan yang sering digunakan untuk
menguji autokorelasi adalah uji Darbin-Watson (DW test). Uji Darbin-Watson
dapat mendiagnosis ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi
(Ghozali, 2013). Metode Durbin-Watson menggunakan titik kritis yaitu batas
bawah (dl) dan batas atas (du). H0 diterima jika nilai Durbin-Watson lebih besar
dari batas atas nilai Durbin-Watson pada tabel.
Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan
tabel Durbin-Watson (Ghozali, 2013):
1. Jika 0 < d < dl, maka tidak ada autokorelasi positif.
2. Jika dl ≤ d ≤ du, maka tidak ada autokorelasi positif.
3. Jika 4 – dl < d < 4, maka tidak ada korelasi negatif.
4. Jika 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl, maka tidak ada korelasi negatif.
5. Jika du < d < 4 – du, maka tidak ada autokorelasi positif atau negatif.
35
3.4.3 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih
variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah kepeemilikan manajemen, ukuran dewan komisaris, dan
profitabilitas. Sedangkan variabel independennya adalah indeks pengungkapan
CSR. Adapun persamaan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
CSRI = α + β1MANJ + β2Ind.Comm + β3ROA + β4TYPE +
Keterangan :
CSRI : Indeks Pengungkapan CSR
α : Konstanta
MANJ : Kepemilkan manajemen
Ind.Comm : Dewan Komisaris Independen
ROA : Profitaibilitas
TYPE : Tipe Industri
β1...β4 : Koefisien X1...X3
: Error
36
3.4.4 Uji Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
3.4.4.1 Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Jika probabilitas lebih besar
dari 0,05 maka variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
variabel terikat. Jika probabilitas lebih kecil 0,05 maka variabel bebas secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat.
3.4.4.2 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen
(Ghozali, 2013). Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan t 5%. Uji ini dilakukan
dengan membandingkan tingkat signifikansi 5%, dengan kriteria pengujian
sebagai berikut:
1. Bila signifikansi t < 0,05, maka HO ditolak dan HA diterima, yang artinya
terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap
variabel dependen.
2. Apabila nilai signifikansi t > 0.05, maka H0 diterima dan HA ditolak, yang
artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel
independen terhadap variabel dependen.
37
3.4.4.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) untuk mengukur seberapa jauh tingkat
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika nilai R2 yang kecil,
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013).
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menguji secara empiris pengaruh kepemilikan
manajemen, komisaris independen, profitabilitas, dan tipe industri terhadap
pengungkapan corporate social responsibility perusahaan. Indeks pengungkapan
CSR yang digunakan sebagai acuan pada penelitian ini berdasarkan Global Report
Initiative (GRI) G4. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajemen, komisaris
independen, dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility. Sedangkan tipe industri memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility,
yang berarti bahwa semakin high profile perusahaan maka semakin banyak
pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilaksanakan dan diungkapkan
perusahaan karena semakin baik dan terpandangnya suatu perusahaan maka akan
semakin efektif pengungkapan informasi Corporate Social Responsibility yang
dilakukan perusahaan.
58
5.2 Keterbatasan Penelitian
1. Dalam penelitian ini hanya menggunakan empat variabel yaitu kepemilikan
manajemen, komisaris independen, profitabilitas, dan tipe industri. Sehingga
tidak dapat mendeteksi faktor-faktor lainnya yang juga dapat mempengaruhi
variabel pengungkapan Corporate Social Responsibility.
2. Hasil penelitian ini belum sesuai dengan hipotesis yang diajukan . Hal ini
dimungkinkan karena kepemilikan manajemen, komisaris independen, dan
profitabilitas (ROA) bukanlah faktor utama yang mempengaruhi
pengungkapan informasi Corporate Social Responsibility.
3. Penelitian hanya menggunakan satu tahun pengamatan yaitu tahun 2014,
sehingga memungkinkan praktik pengungkapan CSR yang diamati kurang
menggambarakan kondisi yang sebenarnya.
5.3 Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar menggunakan waktu pengamatan
yang lebih panjang sehingga hasil penelitian dapat memprediksi jangka
panjang.
2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar menambah variabel independen,
agar dapat mengetahui faktor-faktor lain apa saja yang dapat mempengaruhi
pengungkapan informasi Corporate Social Responsibility. Mengingat 92% dari
nilai variabel dependen dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.
3. Bagi perusahaan, penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan CSR sudah
dilakukan cukup baik dan persentase pengungkapan CSR dengan hasil yang
beragam. Diharapkan di masa mendatang perusahaan di Indonesia dapat
59
semakin meningkatkan kepedulian terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial serta dapat melakukan pengungkapan secara berkelanjutan dan lebih
lengkap sesuai indikator pengungkapan CSR.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Nike Nur. Dan Cahyonowati, Nur. 2011. Pengaruh Karakteristik Good
Corporate Governance (GCG) Terhadap Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR). Universitas Diponegoro. Semarang.
Almiyanti, Vira. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage,
Likuiditas Dan Basis Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Pada
Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di BEI Periode Tahun 2009-
2012. Jurnal. Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.
Anggraini, Fr. Reni Retno. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial Dan Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam
Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar
Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang.
Antaranews. 2007. “Kurang dari 50 Persen Perusahaan Laksanakan CSR”.
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=263511. Diakses
tanggal 10 Desember 2015.
BUMNinsight. 2014. “Inalum Kantongi CSR Award 2014”.
http://www.bumninsight.co.id/pkbl/inalum-kantongi-csr-award-2014.
Diakses tanggal 11 Desember 2015.
Dewi, Kumala. 2008. Pengaruh Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Tahunan
Pada Perusahaan Manufaktur di BEI terhadap Keputusan oleh Investor.
Jurnal Penelitian.
Fahrizqi, Anggara. 2010. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan CSR
Dalam Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Dalam BEI). Skripsi. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Freeman, R.E. dan J. McVea. 2001. “A Stakeholder Approach to Strategic
Management”. http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=263511.
SSRN. Diakses tanggal 11 November 2015.
Ghozali dan Chariri, 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Undip: Semarang
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi . Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Godfrey, Jayne. M. Et al. 2010. Accounting Theory. 7th edition. New York: John
Wiley & Sons, Inc.
Hackston, David and Markus J. Milne. 1996. Some Determinants of Social and
Environmental Disclosure in New Zealand Companies. Accounting,
Auditing and Accountability Journal. Vol. 9, No. 1: 77-108.
Hani, Ummu. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance Dan Profitabilitas
Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Jakarta Islamic Indeks Periode 2009-2011. Skripsi. Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Indrawati, Novita. 2009. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
dalam Annual Report Serta Pengaruhnya Terhadap Political Visibility dan
Economic Performance. Pekbis Jurnal. Vol. 1, No.1. Universitas Riau.
Janra, D.M. 2015. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Leverage, Profitabilitas,
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Informasi
Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusaahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2013). Artikel. Universitas
Negeri Padang.
Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Empat. Jakarta: Rajawali
Pers.
Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. “Pedoman Umum Good
Corporate Governance Indonesia”. http://www.governanceindonesia.or.id.
Lahan, A.B. 2012. Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Kinerja Keuangan
Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Skripsi. Universitas
Lampung.
Laksmitaningrum, Chintya Fadila. 2013. Analisis Pengaruh Karakteristik
Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris Dan Struktur Kepemilikan Terhadap
Pengungkapan CSR (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011). Universitas Diponegoro. Semarang.
Lukum, Amir. Dan Monoarfa, Rio. 2014. Peran Good Corporate Governance
Dalam Corporate Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan BUMN
yang Listing Di BEI Tahun 2011-2013. Laporan Akhir. Universitas Negeri
Gorontalo.
Nasir, Azwir, Dan Hakri, Teguh Dheki. 2013. Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Leverage, Profitabilitas, Ukuran, Dan Umur Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Informasi Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pada
Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Ekonomi.
Vol. 21 No. 4. Universitas Riau.
Nur, Marzully. Dan Priantinah, Danies. 2012. Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Pengungkapan CSR Di Indonesia (Studi Empiris Pada
Perusahaan Berkategori High Profile Yang Listing Di BEI). Jurnal
Nominal. Vol. 1 No. 1. Universitas Negeri Yogyakarta.
Putri, Cynthia Dwi. 2013. Pengaruh Corporate Governance Dan Karakteristik
Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Di
Dalam Sustainability Report (Studi Empiris Perusahaan Yang Terdaftar Di
BEI). Skripsi. Universitas Negeri Padang.
Ratnasari, Yunita. Dan Prastiwi, Andri. 2010. Pengaruh Corporate Governance
Terhadap Luas Pengungkapan Social Responsibility Di Dalam
Sustainability Report. Universitas Diponegoro.
Reverte, Carmelo. 2009. “Determinants of Corporate Social Responsibility
Disclosure Ratings by Spanish Listed Firms”. Journal of Business Ethics,
88: 351-366.
Rustiarini, Ni Wayan. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham pada
Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Jurnal Akuntansi dan
Bisnis, 6 (1): 104-119.
Santioso, Linda. Dan Chandra, Erline. 2012. Pengaruh profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Leverage, Umurperusahaan, Dan Dewan Komisaris
Independen Dalam Pengungkapan Corporate Social Responsibilty. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi. Vol. 14 No. 1. Universitas Tarumanegara.
Supriyanto, Bambang. 2014. “Indonesia CSR Award 2014, CFCD Berikan
Penghargaan Kepada 37 Perusahaan”. http://www.bisnis.com. Diakses
Tanggal 10 Desember 2014.
Silaen, Boby Monatani. ____. Analisis Pengaruh Size Perusahaan, Tipe Industri,
Basis Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Dan Likuiditas Terhadap Tingkat
Pengungkapan Sosial Pada Perusahaan Yang Go Public Di BEI 2010.
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Cetakan Kedua.
Gresik: Penerbit Fascho Publishing.
Wijaya, Maria. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Vol. 1 No.1.
Yanti. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan Environmental
Performance Terhadap Kinerja Keuangan Bumn Dan Non Bumn Yang
63
Terdaftar Di BEI 2009-2012. Jurnal Akuntansi. Vol. XIX No. 02. 242-259.
Zuhroh, Diana. Dan Sukmawati, I. Putu. 2003. Analisis Pengaruh Luas
Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Reaksi
Investor (Studi Kasus Pada Perusahaan-perilsahaan High Profile di BEJ).
Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.
Zulfi, Nike Meilissa. 2014. Pengaruh Kepemilikan Saham Pemerintah, Tipe
Industri, Ukuran Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan
Corporate Sosial Responsibility Pada Perusahaan Go Public Di Indonesia
(Studi Empiris Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2008-2012).
Jurnal. Universitas Negeri Padang.
www.globalreporting.org