faktor-faktor yang mempengaruhi...
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN
ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR)
PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2012-2016
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
Maratun Muslimah
NIM: 11140810000110
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/2017 M
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN
ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR)
PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2012-2016
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Maratun Muslimah
NIM: 11140810000110
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM
NIP : 0311065804
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/2017 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(Curriculum Vitae)
Data Pribadi
Nama : Maratun Muslimah
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 20 April 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Rawa Bebek. Jalan Masjid Al Falah RT 006/01.
Kelurahan Kamal. Kecamatan Kalideres. Jakarta
Barat. 11810
No. Telepon : 082226298094
Email : [email protected]
Pendidikan Formal
2000-2006 : SD Negeri Kamal 05 Pagi
2006-2008 : SMP Islam Cipasung, Singaparna, Tasikmalaya
2009-2010 : SMP Negeri 190 Jakarta
2010-2013 : MA Negeri 16 Jakarta
2013-2016 : Program Profesional Teknologi Informasi Perbankan
Syariah
CEP – CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia
2014-2018 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Informasi
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pendidikan Informal
2006-2008 : Pondok Pesantren Riyadlu Ash-Sholihin, Singaparna,
Tasikmalaya.
2013 : Pusat Pelatihan Kerja Daerah Jakarta Barat.
2016 : Pelatihan Asuransi Syariah Bumiputera
vii
Pelatihan Asuransi Jiwa AAJI
Pelatihan Asuransi Syariah AASI
2016 : Pelatihan Pelayanan Prima Hotel Butik Sahira, Bogor
Pengalaman Organisasi
2010-2012 : Anggota OSIS MAN 16 Jakarta
2010-2012 : Anggota Pramuka MAN 16 Jakarta
2011-2012 : Ketua Qiroat MAN 16 Jakarta
2012 : Anggota Remaja Islam Masjid Jami Al Falah
Pengalaman Kerja
2016 : Praktik Kerja Lapangan di BTM Berkah Mentari
Pamulang
viii
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan Islamic
Social Reporting (ISR) dengan menggunakan variabel islamic governance score
(IGS), leverage yang diproksikan dengan DER, profitabilitas yang diproksikan dengan
ROA, dan ukuran perusahaan yang diproksikan berdasarkan total aset. Islamic Social
Reporting (ISR) merupakan indeks pengungkapan tanggung jawab sosial yang
indikatornya spesifik sesuai dengan syariah. Penelitian ini menggunakan purposive
sampling berdasarkan laporan keuangan / laporan tahunan (annual report) Bank
Umum Syariah di Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2012-2016. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa islamic governance score (IGS), leverage,
profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap
pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR). Secara parsial hanya variabel islamic
governance score (IGS) dan ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap
pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR).
Kata kunci:
Islamic Social Reporting, Corporate Social Responsibility, Tanggung Jawab Soaial,
Islamic Governance Score, Leverage, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan.
ix
ABSTRACT
This study analyzed the factors that affect the disclosure of Islamic Social Reporting
(ISR) by using variables of Islamic governance score (IGS), leverage proxied by DER,
profitability proxyed by ROA, and firm size proxied by total assets. Islamic Social
Reporting (ISR) is an index of social responsibility disclosure whose indicators are
specific in accordance with sharia. This research uses purposive sampling based on
financial report / annual report (annual report) of Syariah Commercial Bank in
Indonesia during research period that is year 2012-2016. The results of this study
indicate that the islamic governance score (IGS), leverage, profitability, and firm size
simultaneously affect the disclosure of Islamic Social Reporting (ISR). Partially, only
the islamic governance score (IGS) and firm size variables affect the disclosure of
Islamic Social Reporting (ISR).
Keyword:
Islamic Social Reporting, Corporate Social Responsibility, Islamic Governance Score,
Leverage, Profitability, Company Size.
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan nikmat-Nya yang tiada terkira kepada hambanya. Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada Bank Umum
Syariah di Indonesia Periode 2012-2016” dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang
penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas kelemahan dan
kekurangan yang ditemui dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyadari
bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini banyak pihak yang
telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun materil. Untuk itu, tak
lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin menyampaikan terima kasih
yang sebesar-sebesarnya kepada:
1. Kedua orang tua, Papih H. Usman dan Mamih Hj. Insiroh yang selalu
memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih sayang,
cinta, dan selalu mendoakan dengan penuh rasa ikhlas dan sabar. Kalian adalah
motivasi terkuat bagi penulis untuk bisa segera menyelesaikan skripsi ini.
2. Saudara kandung penulis, Abang H. M. Iman Subchoiri, Kakak Rohmani
Ashriyah, Aa A. Zulfikar Habibi. Tak lupa juga saudara ipar penulis, teh Nur,
bang Beben, teh Imut.
3. Ibu Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan pikiran serta kesabarannya untuk membimbing dan
mengarahkan penulisan skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada
xi
penulis dan juga atas ilmu, saran, arahan, nasihat yang sangat berharga selama
penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Dr. M. Arif Mufraini, Lc., MA selaku Dekan FEB.
5. Bapak Dr. Amilin, SE.Ak., M.Si selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik FEB.
6. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, MH selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi
Umum FEB.
7. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan FEB.
8. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen.
9. Ibu Ir. Ela Patriana, MM., AAAIJ selaku Sekretaris Jurusan Manajemen sekaligus
selaku Pembimbing Akademik.
10. Bapak Deny Pandu Nugraha, SE., M. Sc dan Bapak Supriyono, SE., MM selaku
dosen penguji ujian komprehensif.
11. Ibu Murdiyah Hayati, S. Kom., MM selaku dosen penguji skripsi.
12. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu yang
Bapak dan Ibu berikan kepada penulis.
13. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya
melayani mahasiswa dengan baik, membantu dalam mengurus kebutuhan
administrasi, keuangan dan lain-lainnya, khususnya Pak Alfred, Pak Bonik, Pa
Ajib, Bu Sri.
14. Teman-teman seperjuangan selama di CCIT FTUI dan Manajemen Informasi
Perbankan Syariah angkatan 2014. Terima kasih atas segala bantuannya serta
memberikan motivasi selama masa perkuliahan.
15. Kakak-kakak senior seperjuangan selama di CCIT FTUI dan Manajemen
Informasi Perbankan Syariah (MIPS). Terima kasih telah banyak membantu dan
memberikan pengalaman.
16. Teman dan sahabat Mia, Alfiyah, Tiwi, Ijah, Iroel yang sudah mau mendengar
keluh kesah penulis, memberi dukungan, motivasi, dan selalu mau menolong serta
memberi bantuan kepada penulis.
17. Teman-teman kos Isnina yang kece dan sholehah Anita, Ainnisa, Maya, Kiki,
Mega, Cinta, Ira, Lala, Roro, Mia yang menghibur dan memotivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
xii
18. Teman-teman yang mau berbagi ilmu dan bertukar pikiran dalam penyelesaian
skripsi ini Ka Kartini, Fajar, Ummah, Nisa.
19. Teman-teman KKN Pemda 2016, terima kasih atas pengalaman dan kerjasamanya
selama satu bulan KKN.
20. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagiaan telah
dipertemukan dengan kalian semua. Terima kasih banyak atas motivasi dan
bantuan yang telah diberikan selama ini kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan.
Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan maupun
kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Akhirnya hanya
kepada Allah semua ini penulis serahkan karena hanya ridha-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak khususnya bagi penulis sendiri.
Jakarta, 03 Desember 2017
Penulis,
(Maratun Muslimah)
xiii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xviii
BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9
BAB II ........................................................................................................................ 10
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 10
A. Landasan Teori............................................................................................. 10
1. Teori Pengungkapan (Disclosure) ........................................................... 10
2. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) .................................. 11
3. Corporate Social Responsibility (CSR)................................................... 14
a. Definisi Corporate Social Responsibility (CSR) ................................. 14
b. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) ...................... 15
c. Standar Global Reporting Initiative (GRI) .......................................... 17
d. Metode Skoring GRI Indeks dan ISR Indeks ...................................... 18
e. Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Perspektif Islam ......... 19
4. Islamic Social Reporting (ISR) ............................................................... 20
a. Definisi Islamic Social Reporting (ISR) .............................................. 20
xiv
b. Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) ................................... 21
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR) ............................................................................................... 26
B. Hubungan Antar Variabel ............................................................................ 31
C. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 34
D. Kerangka Pemikiran..................................................................................... 41
E. Hipotesis ...................................................................................................... 43
BAB III ...................................................................................................................... 44
METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................. 44
A. Ruang Lingkup Penelitian............................................................................ 44
B. Metode Penentuan Data ............................................................................... 45
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 47
D. Metode Analisis Data ................................................................................... 47
1. Statistik Deskriptif................................................................................... 47
2. Estimasi Data Panel ................................................................................. 48
3. Tahapan Analisis Data ............................................................................ 50
4. Uji Dasar Asumsi Klasik ......................................................................... 52
5. Pengujian Hipotesis ................................................................................. 54
6. Operasional Variabel Penelitian .............................................................. 57
BAB IV ...................................................................................................................... 61
ANALISA DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 61
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................. 61
B. Analisa Hasil Content Analysis Indeks ISR ................................................. 62
C. Deskripsi Data .............................................................................................. 68
D. Analisis dan Pembahasan ............................................................................. 70
1. Pemilihan Model Regresi Data Panel...................................................... 70
a. Uji Chow .............................................................................................. 72
b. Uji Hausman ........................................................................................ 73
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 74
a. Uji Normalitas ...................................................................................... 74
b. Uji Multikolinearitas ............................................................................ 75
c. Uji Heterokedestisitas .......................................................................... 76
d. Uji Autokorelasi ................................................................................... 77
xv
3. Pengujian Hipotesis ................................................................................. 78
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ......................................................... 78
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ............................................................. 79
c. Uji koefisien Determinasi (R2) ............................................................. 81
E. Interpretasi Hasil Penelitian ......................................................................... 82
1. Islamic Governance Score (IGS) ............................................................ 83
2. Ukuran Perusahaan (SIZE)...................................................................... 84
BAB V ........................................................................................................................ 85
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 85
A. Kesimpulan .................................................................................................. 85
B. Saran ............................................................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 87
LAMPIRAN ............................................................................................................... 91
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Jumlah Institusi Perbankan Syariah di Indonesia ....................................... 1
Tabel 1. 2 Jumlah Institusi Perbankan Syariah yang Telah Melaporkan ISR ............. 5
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 34
Tabel 3. 1 Rincian Sampel Penelitian ........................................................................ 46
Tabel 3. 2 Data Sampel Penelitian ............................................................................. 46
Tabel 3. 3 Operasional Variabel Penelitian................................................................ 59
Tabel 4. 1 Tema Pengungkapan ISR .......................................................................... 62
Tabel 4. 2 Total Skor ISR Berdasarkan Tema Periode 2012-2016 ............................ 62
Tabel 4. 3 Skor dan Rasio Tiap Bank Umum Syariah ............................................... 67
Tabel 4. 4 Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................................................... 69
Tabel 4. 5 Hasil Regresi Data Panel pada Common Effect ....................................... 70
Tabel 4. 6 Hasil Regresi Data Panel pada Fixed Effect ............................................. 71
Tabel 4. 7 Hasil Regresi Data Panel pada Random Effect ......................................... 71
Tabel 4. 8 Hasil Uji Chow.......................................................................................... 73
Tabel 4. 9 Hasil Uji Hausman .................................................................................... 74
Tabel 4. 10 Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 75
Tabel 4. 11 Hasil Uji Multikolinearitas...................................................................... 76
Tabel 4. 12 Hasil Uji Heterokedestisitas dengan Uji White ...................................... 77
Tabel 4. 13 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................ 77
Tabel 4. 14 Hasil Uji F ............................................................................................... 78
Tabel 4. 15 Hasil Uji t ................................................................................................ 79
Tabel 4. 16 Hasil Uji R2 ............................................................................................. 81
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 42
Gambar 4. 1 Skor Indeks ISR Periode 2012-2016 ..................................................... 63
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Indeks Pengungkapan ISR (content analysis) ....................................... 91
Lampiran 2: Data Sampel Penelitian ......................................................................... 95
Lampiran 3: Rangkuman Jumlah Bank Umum Syariah per Pokok Pengungkapan. 96
Lampiran 4: Rangkuman Skor dan Rasio Indeks tiap Bank Umum Syariah ............. 99
Lampiran 5: Skor Indeks ISR Tahun 2012 .............................................................. 100
Lampiran 6: Skor Indeks ISR Tahun 2013 .............................................................. 103
Lampiran 7: Skor Indeks ISR Tahun 2014 .............................................................. 106
Lampiran 8: Skor Indeks ISR Tahun 2015 .............................................................. 109
Lampiran 9: Skor Indeks ISR Tahun 2016 .............................................................. 112
Lampiran 10: Rangkuman Skor Indeks ISR Tahun 2012-2016 ............................... 115
Lampiran 11: Data Penelitian .................................................................................. 117
Lampiran 12: Hasil Olah Data ................................................................................. 120
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perhatian pemerintah Indonesia yang besar terhadap perbankan syariah,
terbukti dengan diberlakukannya UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan
syariah. Semakin menguatnya posisi perbankan syariah di Indonesia diharapkan
dapat mendorong perkembangan bank syariah di Indonesia. Pada tahun 1992
berdiri bank syariah pertama di Indonesia yaitu Bank Muamalat yang diprakarsai
oleh Majelis Ulama Indonesia dan pemerintah Indonesia.
Pada tahun 1994, hanya dua tahun setelah didirikan Bank Mualamat berhasil
menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin
memperkokoh posisi perseroan sebagai Bank Syariah pertama dan terkemuka di
Indonesia (www.bankmuamalat.co.id). Pendirian Bank Muamalat Indonesia
kemuadian diikuti dengan pendirian bank-bank syariah lainnya. Jumlah institusi
perbankan syariah di Indonesia dari tahun ke tahunnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 1. 1 Jumlah Institusi Perbankan Syariah di Indonesia
Keterangan 2012 2013 2014 2015 2016 2017*
BUS 11 11 12 12 12 13
Kantor BUS 1.745 1.998 2.163 1.990 1.807 1.849
UUS 24 23 22 22 22 21
2
Keterangan 2012 2013 2014 2015 2016 2017*
Kantor UUS 517 590 320 311 322 336
BPRS 158 163 163 163 165 167
Kantor BPRS 401 402 439 446 453 456
*: sampai bulan Juni 2017
(Sumber : Statistik Perbankan Syariah OJK Juni 2017)
Tabel 1.1 menunjukan pertumbuhan bank syariah yang cukup pesat. Pada
tahun 2012 dan 2013 hanya terdapat 11 Bank Umum Syariah (BUS), pada tahun
2014-2016 bertambah 1 Bank Umum Syariah yaitu menjadi 12 Bank Umum
Syariah, dan pada 2017 bertambah lagi menjadi 13 Bank Umum Syariah (BUS).
Sedangkan untuk Unit Usaha Syariah (UUS) jumlahnya menurun dari tahun 2012
hal ini disebabkan karena adanya beberapa UUS yang pada akhirnya berubah
menjadi BUS. Sama halnya seperti BUS, Bank Perkreditan Rakyat Syariah
(BPRS) juga terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, baik dalam
jumlahnya maupun jaringan kantornya.
Pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat ini membuat regulasi
mengenai perbankan syariah diperketat. Perbankan syariah dalam menjalankan
aktivitasnya harus mengikuti aspek kepatuhan terhadap prinsip dan syariat Islam.
Salah satu bentuk kepatuhan bank syariah terhadap prinsip-prinsip Islam yaitu
dengan mengungkapkan dan melaporkan tanggung jawab sosialnya atau biasa
disebut dengan Corporate Social Responsibility (CSR) (Taufik dkk, 2015).
Kepatuhan bank syariah adalah salah satu indikator pengungkapan islami untuk
menjamin kepatuhan bank Islam terhadap prinsip syariah. Hal itu berarti
kepatuhan syariah sebagai bentuk pertanggungjawaban pihak bank dalam
3
pengungkapan kepatuhan bank terhadap prinsip syariah (Ansori, 2011).
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tentang
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum, maka yang dimaksud kepatuhan
adalah nilai, perilaku, dan tindakan yang mendukung terciptanya kepatuhan
terhadap ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, termasuk prinsip syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan wacana yang sudah tidak
asing lagi dalam dunia usaha atau bisnis. Corporate Social Responsibility (CSR)
secara umum didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk tidak hanya
mencari keuntungan dari roda bisnisnya, akan tetapi berkewajiban juga untuk
melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan disekitar tempat usahanya,
melalui upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan kehidupan komunitas
setempat disegala aspek. CSR tidak hanya terdapat pada ekonomi konvensional,
tetapi berkembang juga pada ekonomi syariah (Khoirudin, 2013).
Sesuai dengan UU No. 21 Tahun 2008 pasal 7, yang berisi “bentuk badan
hukum bank syariah adalah Perseroan Terbatas”, sehingga kewajiban bank
syariah dalam melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungannya diperkuat
dengan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) pasal 1 ayat
3, yang berisi “tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen Perseroan
untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, bagi
Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya”.
4
Untuk melaksanakan kewajiban perseroan tersebut, kegiatan tanggung jawab
sosial dan lingkungan harus dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
perseroan yang dilaksanakan dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran.
Kegiatan tersebut dimuat dalam laporan tahunan perseroan. Dalam hal perseroan
tidak melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan maka perseroan yang
bersangkutan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Kewajiban tersebut juga diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Perseroan Terbatas.
Selama ini pengukuran CSR pada perbankan syariah masih mengacu pada
Global Reporting Initiative Index (GRI) (Haniffa, 2002). Pengukuran tersebut
dirasa kurang tepat, karena pada indeks GRI belum menggambarkan prinsip-
prinsip syariah, seperti belum mengungkapkan terbebasnya dari unsur riba,
gharar, dan transaksi-transaksi yang diharamkan oleh Islam. Ketiadaan standar
pelaporan CSR secara syariah menjadikan pelaporan CSR perusahaan syariah
menjadi tidak seragam dan standar. Lain halnya dengan Islamic Social Reporting
Index (ISR) yang merupakan pengembangan pengungkapan tanggung jawab
sosial yang didalamnya sesuai prinsip syariah (Kartini, 2016).
Terkait dengan adanya kebutuhan mengenai pengungkapan tanggung jawab
sosial di perbankan syariah, saat ini marak diperbincangkan mengenai Islamic
Social Reporting Index (ISR). Indeks ISR berisi item-item standar CSR yang
ditetapkan oleh Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institutions (AAOIFI) yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh para
5
peneliti mengenai item-item CSR yang seharusnya diungkapkan oleh suatu entitas
Islam. Indeks ISR diyakini dapat menjadi pijakan awal dalam hal standar
pengungkapan CSR yang sesuai dengan perspektif Islam (Fitria dan Hartati,
2010). Sesuainya indeks ISR untuk entitas Islam karena mengungkapkan hal-hal
yang berkaitan dengan prinsip Islam, seperti transaksi yang sudah terbebas dari
unsur riba, spekulasi dan gharar, serta mengungkapkan zakat, status kepatuhan
syariah serta aspek-aspek sosial seperti shodaqoh, qordhul hasan, sampai
pengungkapan peribadahan di lingkungan perusahaan (Rahayu, 2015).
Jumlah institusi perbankan syariah di Indonesia yang telah melakukan
pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR).
Tabel 1. 2 Jumlah Institusi Perbankan Syariah yang Telah Melaporkan ISR
Nama Bank 2009 2010 2011 Rata-rata
Bank Syariah Mandiri 47,95% 49,23% 49,23% 48,80%
Bank Mega Syariah 50,68% 50,68% 50,68% 50,68%
Bank Muamalat Indonesia 47,95% 47,95% 47,95% 47,95%
BRI Syariah 50,68% 50,68% 50,68% 50,68%
Bukopin Syariah 45,21% 45,21% 46,58% 45,67%
Sumber: Azhar dan Trisnawati, 2013
Tabel 1.2 menunjukkan jumlah instirusi perbankan syariah yang telah
melaporkan pengungkapan Islamic Social Reporting pada tahun 2009-2011 yaitu
Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia, BRI
Syariah dan Bank Bukopin Syariah. Pada tahun 2009 hasil skor yang diperoleh
Bank Syariah Mandiri yaitu 47,95%. Pada tahun 2010-2011 hasil skor mengalami
peningkatan nilai yaitu 49,23%. Pada tahun 2009 Bank Mega Syariah
6
memperoleh skor sebesar 50,68%. Pada tahun 2009-2011 Bank Muamalat
Indonesia memperoleh skor sebesar 47,95%. Pada tahun 2009-2011 Bank BRI
Syariah tidak mengalami perubahan pada skor ISR yaitu tetap pada nilai 50,68%.
Pada tahun 2009-2010 hasil yang diperoleh Bank Bukopin Syariah yaitu 45,21%
sedangkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan yaitu 46,58%.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Masruki et al (2012),
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaporan tanggung jawab
sosial pada bank syariah yang ada di Malaysia. Faktor-faktor yang diuji adalah
leverage, ukuran bank, dan profitabilitas. Hasilnya menunjukan bahwa hanya
ukuran bank saja yang memiliki hubungan positif dengan pengungkapan
pelaporan tanggung jawab sosial. Sedangkan leverage dan profitabilitas tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan pelaporan tanggung
jawab sosial.
Penelitian lainnya oleh Othman et al (2009) menemukan bahwa ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan ukuran dewan direksi muslim mempengaruhi
secara signifikan tingkat pengungkapan ISR. Farook dan Lanis (2005),
mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelaporan tanggung
jawab sosial pada bank syariah. Faktor-faktor tersebut yaitu keadaan sosial dan
tekanan politik suatu negara, populasi penduduk muslim, islamic governance
score, dan struktur kepemilikan dengan variabel kontrol ukuran perusahaan. Hasil
dari penelitian tersebut menunjukan bahwa keadaan sosial dan tekanan politik
suatu negara, populasi penduduk muslim, islamic governance score, dan struktur
kepemilikan menunjukan hasil yang signifikan dalam mempengaruhi
7
pengungkapan pelaporan tanggung jawab sosial. Sedangkan ukuran perusahaan
tidak mempengaruhi pengungkapan pelaporan tanggung jawab sosial secara
signifikan.
Maali (2006), menyatakan bahwa adanya pergeseran peran bank dari bank
konvensional ke bank syariah. Pergeseran peran tersebut tercermin dari bank
syariah yang tidak hanya berperan sebagai lembaga intermediasi saja, namun juga
sebagai lembaga sosial. Oleh sebab, itu dibutuhkan pengungkapan tanggung
jawab sosial dari bank syariah. Penelitian ini pun menunjukan bahwa Islamic
Social Reporting (ISR) bukan merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh bank
syariah karena masih banyak bank syariah yang belum mengungkapkan pelaporan
tanggung jawab sosialnya dengan memadai sesuai dengan prinsip syariah.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yaitu Masruki et al (2012), Othman
et al (2009) dan Maali (2006) ISR merupakan hal yang lebih tepat untuk
memenuhi ekspektasi dari pemangku kepentingan khusus masyarakat dan untuk
menggambarkan prinsip-prinsip syariah dalam pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR). Oleh sebab itu penulis melakukan studi untuk mengidentifikasi
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi bank syariah untuk mengungkapkan
Islamic Social Reporting (ISR) dalam laporan tahunannya pada bank umum
syariah (BUS) di Indonesia. Dengan demikian penulis merumuskannya dengan
judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR) pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2012-2016”.
8
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, peneliti merumuskan
pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh islamic governance score terhadap pengungkapan
Islamic Social Reporting?
2. Apakah terdapat pengaruh leverage terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting?
3. Apakah terdapat pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting?
4. Apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Islamic
Social Reporting?
5. Apakah terdapat pengaruh islamic governance score, leverage, profitabilitas,
dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjawab permasalahan yang ada.
Adapun tujuannya, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh islamic governance score terhadap
pengungkapan Islamic Social Reporting.
2. Untuk menganalisis pengaruh, leverage terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting.
3. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan Islamic
Social Reporting.
9
4. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan
Islamic Social Reporting.
5. Untuk menganalisis pengaruh islamic governance score, leverage, dan
profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi
mengenai regulasi yang mengatur tentang pengungkapan tanggung jawab
sosial perbankan syariah sehingga dapat lebih sesuai dengan kriteria syariah
Islam. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai bahan untuk benchmarking
dalam membuat regulasi terkait dengan pengungkapan tanggung jawab sosial.
2. Bagi bank syariah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan
dan pertimbangan untuk menyusun rencana dan kebijakan dimasa yang akan
datang, serta sebagai pertimbangan untuk membuat Islamic Social Reporting
yang memadai sesuai dengan prinsip syariah.
3. Bagi peneliti dan mahasiswa, hasil penelitian ini dapat menambah pemahaman
mengenai pelaksanaan pengungkapan Islamic Social Reporting pada bank
umum syariah. Selain itu juga dapat digunakan untuk terus mengembangkan
pengetahuan mengenai Islamic Social Reporting dan dapat digunakan sebagai
acuan penelitian berikutnya.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Pengungkapan (Disclosure)
Pengungkapan menurut Haniffa (2002) yaitu membuat sesuatu menjadi
diketahui atau mengungkapkan sesuatu. Tingkat pengungkapan sangat
dipengaruhi oleh sumber pembiayaan, sistem hukum, keadaaan ekonomi dan
politik, tingkat perkembangan ekonomi, tingkat pendidikan dan budaya.
Adapun biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat pengungkapan tersebut
menurut Cooke (1992) dikutip dalam Rizkiningsih (2012) yaitu biaya
pengumpulan informasi, biaya supervisi manajemen, biaya auditor dan kuasa
hukum, dan biaya penyebaran informasi.
Dalam prakteknya, pengungkapan berdasarkan hubungannya dengan
persyaratan yang ditetapkan standar menurut Darrough (1993) dikutip dalam
Rizkiningsih (2012), terdiri dari dua macam yaitu :
a. Pengungkapan wajib (mandatory disclosure)
Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan yang disyaratkan oleh
standar akuntansi yang berlaku dan oleh Badan Pengawas Pasar Modal
yang berwenang di negara yang bersangkutan. Jika perusahaan tidak
bersedia untuk mengungkapkan informasi secara sukarela, pengungkapan
wajib akan memaksa perusahaan untuk mengungkapkannya.
11
b. Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)
Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan komponen komponen
yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh
peraturan yang berlaku.
2. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)
Corporate governance dalam arti sempit menjelaskan mengenai dua aspek
utama yaitu governance structure atau board structure dan governance process
atau governance mechanism pada suatu perusahaan (Alijoyo, 2004).
Governance structure adalah struktur hubungan pertanggungjawaban dan
pembagian peran diantara berbagai organ utama perusahaan yaitu: pemilik /
pemegang saham, pengawas / komisaris, dan pengelola / direksi / manajemen.
Governance process membicarakan tentang mekanisme kerja dan interaksi
aktual diantara organ-organ perusahaan tersebut. Sedangkan menurut OECD
principle (2004), corporate governance adalah seperangkat peraturan yang
menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern
lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata
lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
Ada empat prinsip dasar dari good corporate governance score (GCG)
yaitu fairness, tranparency, accountability, and responsibility. Keempat
prinsip GCG itu dijabarkan oleh Forum Corporate Governance in Indonesia
(FCGI) sebagai berikut (Azheri, 2012:12):
12
a. Kewajaran (Fairness)
Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan membuat peraturan
perusahaan yang melindungi kepentingan pemegang saham minoritas.
Semua itu dituangkan dalam bentuk pedoman prilaku perusahaan
(corporate conduct) dan /atau kebijakan-kebijakan yang melindungi
perusahaan terhadap perbuatan buruk orang dalam, self dealing dan
konflik kepentingan, menetapkan peran dan tanggung jawab dewan
komisaris, direksi dan komite, termasuk sistem remunerasi, menyajikan
informasi secara wajar atau pengungkapan secara penuh materil apapun,
mengedepankan equal job opportunity. Dalam melaksanakan kegiatannya,
perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang
saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran
dan kesetaraan.
b. Transparansi (Tranparency)
Maksud transparansi disini lebih banyak pada hak-hak pemegang
saham terutama berkaitan dengan pemberian informasi yang benar dan
tepat waktu tentang perusahaan, berperan serta dalam pengambilan
keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas
perusahaan, dan turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.
Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus
menyediakan informasi yang meterial dan relevan dengan cara yang
mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan
harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah
13
yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang
penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan
pemangku kepentingan lainnya.
c. Akuntabilitas (Accountability)
Aturan ini berkaitan dengan tanggung jawab manajemen melalui
pengawasan yang efektif (effective oversight) didasarkan atas balance of
power antara manajer, pemegang saham, dewan komisaris dan auditor. Hal
ini merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada
perusahaan dan para pemegang saham. Perusahaan harus dapat
mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk
itu perusahaan harus dikelola secara benar, dan sesuai dengan kepentingan
perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham
dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang
diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
d. Responsibilitas (Responsibility)
Peran pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh
hukum dan kerja sama yang aktif antara perusahaan serta para pemegang
kepentingan dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja, dan
perusahaan yang sehat dari berbagai aspek, seperti sosial, lingkungan dan
keuangan. Hal ini merupakan wujud tanggung jawab perusahaan sebagai
bagian lembaga dalam kehidupan masyarakat yang tunduk pada hukum
dan bertindak dengan memerhatikan kebutuhan dan kepentingan
stakeholder perusahaan. Perusahaan harus mematuhi peraturan
14
perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap
masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan
usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good
corporate citizen.
3. Corporate Social Responsibility (CSR)
a. Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut The World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD), Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial
perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan
kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para
karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas-
komunitas setempat (lokal) dan masyarakat secara keseluruhan, dalam
rangka meningkatkan kualitas kehidupan ( dikutip dalam Rudito dan
Famiola, 2013:12). Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah
pendekatan dimana perusahaan mengintegerasikan kepedulian sosial
dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan pemangku
kepentingan (stakeholder) berdasarkan prinsip kesukarelawanan dan
kemitraan (Nuryana dikutip dalam Azheri, 2012:28).
Secara umum Corporate Social Responsibility merupakan peningkatan
kualitas kehidupan mempunyai arti adanya kemampuan manusia sebagai
individu anggota masyarakat untuk dapat menanggapi keadaan sosial yang
ada, dan dapat menikmati serta memanfaatkan lingkungan hidup termasuk
perubahan-perubahan yang ada sekaligus memelihara. Atau dengan kata
15
lain merupakan cara perusahaan mengatur proses usaha untuk
memproduksi dampak positif pada masyarakat.
Menurut Price of Wales International Business Forum, ada lima pilar
aktivitas CSR yaitu sebagai berikut (Azheri, 2012:28):
1) Building human capital adalah berkaitan dengan internal perusahaan
untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal, sedangkan
secara eksternal perusahaan dituntut melakukan pemberdayaan
masyarakat.
2) Strengthening economies adalah perusahaan dituntut untuk tidak
menjadi kaya sendiri sementara komunitas dilingkungannya miskin.
Perusahaan harus memberdayakan ekonomi sekitarnya.
3) Assesing social chesion adalah upaya untuk menjaga keharmonisan
dengan masyarakat sekitarnya agar tidak menimbulkan konflik.
4) Encouraging good governance adalah perusahaan dalam menjalankan
bisnisnya harus mengacu pada Good Corporate Governance (GCG).
5) Protecting the environment adalah perusahaan harus berupaya keras
menjaga kelestarian lingkungan.
b. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Implementasi CSR membutuhkan pelaporan yang berguna dalam
menginformasikan serta mengomunikasikan bentuk pertanggungjawaban
kepada stakeholders. Untuk itu pelaporan CSR begitu strategis dalam
menginisiasi opini stakeholder agar meningkatkan reputasi perusahaan
secara nyata. Alur pelaporan CSR berawal dari suatu perusahaan sadar
16
akan dampak dari operasional yang mereka lakukan kemudian berinisiatif
melakukan sesuatu, dalam hal ini berupa perencanaan program CSR dan
budget yang berguna mengoptimalkan nilai lebih serta meminimalisir
dampak buruk, yang seterusnya hasil inisiatif dan aktivitas tersebut harus
dibuat suatu pelaporan yang akan disampaikan kepada pemangku
kepentingan (Kartini, 2009).
Pengungkapan CSR oleh perusahaan diatur dalam UU No. 40 Tahun
2007 Pasal 1 angka 3 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) yang berisi
bahwa “tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen Perseroan
untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, bagi
perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada
umumnya”.
Menurut UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal
74 menyebutkan sebagai berikut:
1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang yang
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lingkungan.
2) Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan kewajiban
perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan
kepatuhan dan kewajaran.
17
3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Begitu pula diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Perseroan Terbatas.
c. Standar Global Reporting Initiative (GRI)
Perkembangan CSR saat ini semakin ke arah lebih baik, dan perlu
dicermati tentunya perkembangan ini dipengaruhi oleh standar-standar
dalam pelaporan CSR. Salah satu standar yang digunakan dalam pelaporan
CSR adalah GRI.
GRI dikeluarkan pada tahun 1999, tetapi saat ini masih terus
berkembang. GRI merupakan standar pelaporan internasional yang dapat
digunakan secara sukarela oleh organisasi. Pelaporan tersebut mencakup
dimensi ekonomi, lingkungan dan sosial dalam kegiatan organisasi, baik
produksi barang maupun jasa. Dengan menggunakan masukan dari para
pelapor dan pengguna laporan, GRI berupaya menyusun daftar indikator
yang spesifik untuk pelaporan kinerja di bidang sosial, lingkungan dan
ekonomi. Penting untuk dicatat bahwa karena GRI adalah kerangka
pelaporan non keuangan, GRI tidak memberikan rekomendasi atas
business conduct, namun kerangka pelaporan sangat dipertegas oleh
norma-norma dalam business conduct. GRI dipelopori oleh Coalition of
Environmentally Responsible Economies (CERES) yang didalamnya
adalah organisasi non pemerintah, perusahaan, konsultan, firma akunting,
18
asosiasi bisnis, akademik, dan berbagai pihak lainnya. GRI tidak menilai
kesesuaian kinerja perusahaan dengan petunjuk pelaporannya (dikutip
dalam Kartini, 2016).
d. Metode Skoring GRI Indeks dan ISR Indeks
1) Skoring CSR Berdasarkan GRI
Indeks GRI merujuk pada panduan GRI tahun 2006 yang kemudian
elemen-elemennya dipilih berdasarkan kepentingannya yang terkait
dengan kinerja industri perbankan saja. Secara garis besar indikator-
indikator pengungkapan yang digunakan adalah sebagai berikut (Fitria
dan Hartanti, 2010):
- Profil dan Strategi Organisasi
- Lingkup Ekonomi
- Lingkup Lingkungan
- Lingkup Sosial
Penilaian yang dilakukan menggunakan scoring dari 0 – 2, dimana:
- Nilai 0 diterapkan jika sama sekali tidak ada pengungkapan terkait
item tersebut.
- Nilai 1 diterapkan jika ada pengungkapan namun tidak sempurna.
- Nilai 2 diterapkan jika pengungkapan dilakukan dengan sangat
baik.
2) Skoring CSR Berdasarkan ISR
Indeks ISR mengelompokan indikator-indikatornya menjadi enam tema
pengungkapan, yaitu (Fitria dan Hartanti, 2010):
19
- Pembiayaan dan Investasi
- Produk dan Jasa
- Karyawan
- Masyarakat
- Lingkungan
- Tata Kelola Perusahaan
Selanjutnya penilaian yang dilakukan adalah menggunakan scoring,
dimana:
- Nilai 0 diterapkan jika tidak ada pengungkapan terkait item
tersebut.
- Nilai 1 diterapkan jika ada pengungkapan terkait item tersebut.
e. Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Perspektif Islam
CSR dalam perspektif Islam menurut AAOIFI yaitu segala kegiatan
yang dilakukan institusi finansial Islam untuk memenuhi kepentingan
religius, ekonomi, hukum, etika, dan discretionary responsibilities sebagai
lembaga finansial intermediasi baik itu bagi individu maupun bagi institusi.
Tanggung jawab religius mengacu kepada kewajiban menyeluruh bagi
institusi finansial Islam untuk mematuhi kewajiban pada seluruh
kegiatannya. Tanggung jawab ekonomi mengacu kepada kewajiban bank
syariah untuk mematuhi kelayakan ekonomi secara efisien dan
menguntungkan. Kewajiban hukum mengacu pada institusi finansial Islam
untuk mematuhi hukum dan peraturan di negara tempat beroperasinya
institusi tersebut. Tanggung jawab etika yang dimaksud dalam AAOIFI
20
yaitu menghormati masyarakat, norma agama dan kebiasaan yang tidak
diatur dalam hukum. Sedangkan discretionary responsibilities mengacu
pada ekspektasi yang diharapkan oleh pemegang saham bahwa institusi
finansial Islam akan melaksanakan peran sosialnya dalam
mengimplementasikan cita-cita Islam ( dikutip dalam Rizkiningsih, 2012).
4. Islamic Social Reporting (ISR)
a. Definisi Islamic Social Reporting (ISR)
Islamic social reporting (ISR) adalah standar pelaporan kinerja sosial
perusahaan-perusahaan yang berbasis syariah. Indeks ini lahir dengan dasar
dari standar pelaporan berdasarkan AAOIFI yang kemudian dikembangkan
oleh para peneliti. Secara khusus, indeks ini adalah perluasan dari standar
pelaporan kinerja sosial yang meliputi harapan masyarakat yang tidak
hanya mengenai peran perusahaan dalam perekonomian, tatapi juga peran
perusahaan dalam prespektif spiritual. Indeks ini juga menekankan pada
keadilan sosial terkait mengenai lingkungan, hak minoritas, dan karyawan
(Fitria dan Hartanti, 2010).
Ada dua hal yang harus diungkapkan dalam perspektif Islam atau
Islamic social reporting (ISR), yaitu pengungkapan penuh (full disclosure)
dan akuntabilitas sosial (social accountability). Konsep akuntabilitas sosial
terkait dengan prinsip pengungkapan penuh dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan publik akan suatu informasi. Dalam konteks Islam,
masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui berbagai informasi
mengenai aktivitas organisasi. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah
21
perusahaan tetap melakukan kegiatannya sesuai syariah dan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Ahzar dan Trisnawati, 2013).
b. Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)
Pengungkapan dalam Islamic social reporting menggunakan indeks
ISR. Indeks ISR adalah item-item pengungkapan yang digunakan sebagai
indikator dalam pelaporan kinerja sosial institusi bisnis syariah. Indeks ISR
untuk entitas Islam karena mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan
prinsip Islam, seperti transaksi yang sudah terbebas dari unsur riba,
spekulasi dan gharar, serta pengungkapan zakat, status kepatuhan syariah
serta aspek-aspek sosial seperti shodaqoh, wakaf, qordhul hasan, sampai
pengungkapan peribadahan di lingkungan perusahaan.Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan ISR.
Haniffa (2002) membuat lima tema pengungkapan Indeks ISR, yaitu
Tema Pendanaan dan Investasi, Tema Produk dan Jasa, Tema Karyawan,
Tema Masyarakat, dan Tema Lingkungan Hidup. Kemuadian
dikembangkan oleh Othman et al (2009) dengan menambahkan satu tema
pengungkapan yaitu Tema Tata Kelola Perusahaan. Setiap tema
pengungkapan memiliki sub-tema sebagai indikator pengungkapan tema
tersebut.
Berikut enam tema pengungkapan dalam indeks Islamic Social
Reporting (ISR) yang digunakan dalam penelitian ini yang disusun dari
berbagai penelitian terkait, antara lain:
22
1) Pembiayaan dan Investasi (Finance and Investment)
Item yang termasuk dalam indikator pembiayaan dan investasi adalah
mengenai sumber dana untuk aktivitas investasi dan pembiayaan yang
terbebas dari unsur riba, gharar, dan transaksi yang diharamkan oleh
Islam, serta item mengenai kebijakan perusahaan / bank umum syariah
untuk menangani nasabah yang bermasalah. Sesuai dengan firman
Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah ayat 278-279, kegiatan yang
mengandung riba dan gharar dilarang (dilarang) dalam Islam. Ayat
diatas menjelaskan bahwa salah satu ciri orang-orang beriman adalah
orang-orang yang meninggalkan riba dalam kegiatan bisnisnya karena
sesungguhnya Allah SWT telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.
Sama halnya dengan riba, gharar juga dilarang dalam Islam. Gharar
merupakan ketidakpastian yang terjadi akibat tidak lengkapnya
informasi dalam lima hal, yaitu dalam kualitas, kuantitas, harga, waktu
penyerahan, dan akad. Selain riba dan gharar, aspek lain yang harus
diungkapkan oleh perusahaan-perusahaan yang sesuai dengan prinsip
syariah adalah praktik pembayaran zakat. Zakat merupakan kewajiban
bagi seluruh umat muslim atas harta benda yag dimiliki ketika
mencapai nisab.
2) Produk dan Jasa (Products and Services)
Produk ramah lingkungan adalah produk yang berasal dari bahan yang
tidak mencemari lingkungan dan kemasannya juga dapat dimanfaatkan
23
sehingga tidak menjadi sampah dan tidak banyak mengeluarkan
limbah. Setiap perusahaan diseluruh dunia diharapkan menghasilkan
produk atau jasa yang ramah lingkungan sebagai suatu bentuk
partisipasi dalam menjaga dan memelihara lingkungan yang kian
mengalami kerusakan. Selanjutnya adalah pentingnya status kehalalan
suatu produk merupakan kewajiban yang harus diungkapkan oleh
perusahaan dalam laporan tahunannya kepada seluruh konsumen dan
dianjurkan dalam Islam sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS.
Al-Baqarah ayat 168. Status kehalalan suatu produk diketahui setelah
mendapatkan sertifikat kehalalan produk dari Majelis Ulama Indonesia
(MUI).
Setelah produk dinyatakan halal, hal lain yang juga penting untuk
perusahaan dalam mengungkapkan produknya adalah mengenai
kualitas dan keamanan produk. Produk yang berkualitas dan aman akan
meningkatkan kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap suatu
perusahaan. Selain itu juga, suatu perusahaan diharapkan mampu
memberikan pelayanan terhadap konsumen yang memuaskan
(consumer oriented) dengan menyediakan pusat layanan keluhan
konsumen setelah proses jual beli.
3) Karyawan (Employees)
Dalam Islamic Social Reporting (ISR), segala sesuatu yang berkaitan
dengan karyawan berasal dari konsep etika amanah dan adil. Karyawan
harus diperlakukan secara adil dan dibayar secara wajar. Selain itu,
24
pemberi kerja juga harus memenuhi kewajiban terhadap karyawan
dalam hal kebutuhan spiritual mereka (Haniffa, 2002). Selanjutnya,
Haniffa (2002) dan Othman et al (2010) memaparkan bahwa
masyarakat Islam ingin mengetahui apakah karyawan-karyawan
perusahaan telah diperlakukan secara adil dam wajar melalui informasi-
informasi yang diungkapkan, seperti upah, karakteristik pekerjaan, jam
kerja per hari, libur tahunan, jaminan kesehatan dan kesejahteraan,
kebijakan terkait waktu dan tempat ibadah, edukasi dan pelatihan,
kesetaraan hak, dan lingkungan kerja.
4) Masyarakat (Community)
Item-item pengungkapan dalam tema masyarakat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah shadaqah / donasi, wakaf, qardhul hasan,
sukarelawan dari karyawan, pemberian beasiswa, pemberdayaan kerja
bagi siswa yang lulus sekolah / kuliah berupa magang atau praktik kerja
lapangan, pengembangan dalam kepemudaan, peningkatan kualitas
hidup masyarakat, kepedulian terhadap anak-anak, kegiatan amal /
bantuan / kegiatan sosial lain, dan mensponsori berbagai macam
kegiatan seperti kesehatan, hiburan, olahraga, budaya, pendidikan dan
agama. Perusahaan memberikan bantuan dan kontribusi kepada
masyarakat dengan tujuan semata-mata untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan membantu menyelesaikan permasalahan
sosial di masyarakat seperti membantu memberantas buta aksara,
memberikan beasiswa dan lain-lain (Maali, 2006 dan Othman et al
2010).
25
5) Lingkungan (Environment)
Islam mengajarkan kepada seluruh umatnya untuk menjaga,
memelihara, dan melestarikan bumi beserta isinya. Dengan kata lain,
perusahaan tidak seharusnya terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang
merusak dan membahayakan lingkungan. Konsep yang mendasari tema
lingkungan dalam Islamic Social Reporting (ISR) adalah mizan, i’tidal,
khilafah, dan akhirah. Konsep-konsep tersebut menekankan pada
prinsip keseimbangan, kesederhanaan, dan tenggung jawab dalam
menjaga lingkungan. Oleh karena itu, informasi-informasi yang
berhubungan dengan penggunaan sumber daya dan program-program
yang digunakan untuk melindungi lingkungan harus diungkapkan
dalam laporan tahunan perusahaan (Othman et al 2010).
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa item pengungkapan yang
berhubungan dengan tema lingkungan, yaitu konservasi lingkungan,
perlindungan terhadap margasatwa, kegiatan mengurangi efek
pemanasan global dengan meminimalisasi polusi, pengelolaan limbah,
pengelolaan air bersih, pendidikan mengenai lingkungan, pemanfaatan
limbah sekitar perusahaan yang diolah kembali menjadi suatu produk
baru, pernyataan verifikasi independen atau audit lingkungan, dan
sistem manajemen lingkungan.
6) Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)
Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang menetapkan
hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur,
26
pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan
ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka,
atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan.
Informasi yang diungkapkan dalam tema tata kelola perusahaan adalah
status kepatuhan terhadap syariah, rincian nama dan profil direksi, DPS
dan komisaris, laporan kinerja komisaris, DPS dan direksi, kebijakan
remunerasi komisaris, DPS dan direksi, laporan pendapatan dan
penggunaan dana non halal, laporan perkara hukum, struktur
kepemilikan saham, kebijakan anti korupsi, dan anti terorisme.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR)
1) Islamic Governance Score
Perbedaan mendasar antara institusi konvensional dan institusi
finansial Islam adalah adanya dewan pengawas syariah (DPS). Menurut
Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009, Dewan Pengawas
Syariah (DPS) adalah dewan yang bertugas memberikan nasihat dan
saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan bank agar sesuai dengan
prinsip syariah. Jumlah anggota dewan pengawas syariah menurut
ketentuan GCG yang ditetapkan UU No. 40 Tahun 2007 tentang
perseroan terbatas yaitu sekurang-kurangnya sebanyak dua orang.
Adanya dewan pengawas syariah (DPS) ini merupakan sebuah
upaya untuk meningkatkan tata kelola perusahaan pada institusi Islam.
27
Baiknya dewan pengawas syariah terdiri dari ahli ulama yang mengerti
akan hukum Islam, namun dalam praktiknya dewan pengawas syariah
juga terdiri dari orang-orang yang ahli dalam ekonomi Islam. Fungsi
utama dewan pengawas syariah yaitu mengarahkan, meninjau dan
mengawasi kegiatan bank syariah serta harus memastikan bahwa bank
syariah telah berjalan sesuai dengan hukum Islam (Taufik, 2015).
Dalam penelitian ini, variabel IGS tidak hanya mengukur jumlah
anggota dewan pengawas syariah tetapi juga mengukur jumlah anggota
dewan komisaris yang diduga mempengaruhi ISR. Menurut Peraturan
Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009, Dewan Komisaris wajib
melakukan pengawasan atas terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam
setiap kegiatan uasaha BUS pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi. Dewan komisaris wajib melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi, serta
memberikan nasihat kepada direksi.
2) Leverage
Rasio leverage ratio atau rasio solvabilitas, merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai
dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung
perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan
bahwa rasio leverage digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik jangka
28
panjang maupun jangka pendek apabila perusahaan dibubarkan
(dilikuidasi) (Kasmir, 2016:112).
Semakin besar tingkat leverage berarti tingkat ketidakpastian
(uncertainty) dari penghasilan yang akan diperoleh akan semakin tinggi
pula, tetapi pada saat yang sama hal tersebut juga akan memperbesar
jumlah penghasilan yang akan diperoleh. Tingkat leverage ini berbeda-
beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainya, atau
dari satu periode ke periode lainnya didalam suatu perusahaan, tetapi
yang jelas semakin tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi resiko
yang dihadapi serta semakin besar tingkat penghasilan (return) yang
diharapkan.
Perhitungan leverage dalam praktiknya bisa dilakukan melalui dua
pendekatan, yaitu pendeketan neraca (Debt to Assets Ratio) dan
pendekatan laba rugi (Debt to Equity Ratio). Debt to Assets Ratio
merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang
perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Caranya adalah
dengan membandingkan antara total utang dengan total aktiva.
Semakin tinggi DAR mengindikasikan bahwa semakin besar jumlah
aset yang dibiayai oleh utang.
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara
membandingkan antara seluruh utang terhadap ekuitas. Rasio ini
29
berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam
(kreditor) dengan pemilik perusahaan. Nilai leverage pada penelitian
ini diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER). Semakin
tinggi angka DER maka diasumsikan perusahaan memiliki resiko yang
semakin tinggi terhadap likuiditas perusahaannya.
3) Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan,
aset dan modal saham tertentu (Hanafi dan Halim, 2014). Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas menajemen suatu perusahaan
(Kasmir, 2016:115). Dalam perspektif Islam, perusahaan harus bersedia
untuk memberikan pengungkapan penuh tanpa melihat apakah
perusahaan memberikan keuntungan atau tidak. Perusahaan dengan
profitabilitas tinggi kemungkinan akan mengungkapkan informasi yang
lebih dibandingkan perusahaan dengan profitabilitas yang kurang.
Nilai profitabilitas bank umum syariah dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Semakin tinggi nilai
ROA maka perusahaan memiliki peluang yang besar pula untuk
meningkatkan pertumbuhannya. Semakin banyaknya keuntungan yang
diperoleh suatu perusahaan tersebut maka perusahaan dapat
menanggung biaya yang lebih tinggi untuk membuat pengungkapan
laporan sosial yang lebih luas (Taufik, 2015).
30
4) Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah nilai penjualan bersih perusahaan
selama satu tahun tertentu (Sienly dan Bram, 2008 dikutip dalam
Kartini, 2016). Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi.
Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar
kecilnya perusahaan. Besar kecilnya perusahaan dapat didasarkan pada
total aset, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan
sebagainya. Semakin besar aktiva suatu perusahaan maka akan semakin
besar pula modal yang ditanam, semakin besar total penjualan suatu
perusahaan maka akan semakin banyak juga perputaran uang dan
semakin besar kapitalisasi pasar makan semakin besar pula perusahaan
dikenal masyarakat (Hilmi dan Ali, 2008 dikutip dalam Kartini, 2016).
Indikator ukuran perusahaan yang digunakan pada penelitian ini
adalah total aset bank umum syariah yang diperoleh dari laporan posisi
keuangan pada akhir periode dalam laporan tahunan bank umum
syariah. Hal ini dikarenakan total aset menunjukan jumlah kepemilikan
aset yang dimiliki bank umum syariah yang dilihat dari penjumlahan
aset lancar dengan aset tetap sehingga total aset dinilai lebih dapat
mempresentasikan apakah suatu perusahaan / bank umum syariah
masuk dalam ketegori perusahaan ukuran besar atau kecil.
31
B. Hubungan Antar Variabel
1. Islamic Governance Score terhadap Islamic Social Reporting
Islamic Governance Score (IGS) merupakan proksi dari dewan
pengawas syariah dan dewan komisaris, yang diukur dengan melihat jumlah
anggota dewan pengawas syariah dan jumlah anggota dewan komisaris pada
bank umum syariah. Dewan pengawas syariah dan dewan komisaris dapat
mendorong manajemen, selaku pelaksana operasi perusahaan yang
mengungkapkan CSR agar regulasi dari BI terpenuhi serta menjalankan
fungsi bank syariah yang turut mengupayakan kesejahteraan ekonomi bagi
masyarakat. Hasil penelitian Farook dan Lanis (2005), Abdullah (2011), dan
Khoirudin (2013) menunjukan bahwa islamic governance score berpengaruh
positif terhadap Islamic Social Reporting (ISR). Berdasarkan uraian tersebut
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Islamic governance score (IGS) berpengaruh positif terhadap
pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR).
2. Leverage terhadap Islamic Social Reporting
Sebuah perusahaan dapat melakukan pendanaan melalui dua cara yaitu
melalui pemegang saham atau melalui kreditur dengan meminjam dana,
kedua cara ini dapat mempengaruhi tingkat pengungkapan perusahaan.
Keputusan untuk mengungkapkan informasi sosial akan mengikuti suatu
pengeluaran untuk pengungkapan yang menurunkan pendapatan (Belkaoui
dan Karpik, 1989 dikutip dalam Kartini, 2016). Hasil penelitiannya
menemukan pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab
32
sosial perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Rizkiningsih (2012) juga
menyatakan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
Islamic Social Reporting (ISR). Berdasarkan uraian tersebut dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H2: Leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR).
3. Profitabilitas terhadap Islamic Social Reporting
Profitabilitas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan dan untuk melihat keefektivan manajemen suatu
perusahaan dalam mengungkapkan tanggung jawab sosialnya. Semakin
tinggi profitabilitas berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba sehingga akan semakin luas pengungkapan yang
dilakukan perusahaan. Hasil penelitian Widiawati dan Raharja (2012), dan
Taufik dkk (2015) menyebutkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap
pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR). Berdasarkan uraian tersebut
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR).
4. Ukuran Perusahaan terhadap Islamic Social Reporting
Ukuran perusahaan merupakan tingkat identifikasi besar atau kecilnya
suatu perusahaan. Perusahaan yang lebih besar melakukan aktivitas yang
lebih banyak, menyebabkan dampak yang lebih besar. Semakin besar ukuran
perusahaan maka semakin banyak modal yang ditanamkan sehingga sumber
33
daya dan dana yang besar dalam perusahaan cenderung memiliki permintaan
yang lebih luas akan informasi pelaporan perusahaannya. Hasil penelitian
Widiawati dan Raharja (2012), Rahayu (2015) menunjukan bahwa ukuran
perusahaan yang diukur dengan menggunakan total aset berpengaruh
terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR). Berdasarkan uraian
tersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan Islamic
Social Reporting (ISR).
5. Islamic Governance Score, Leverage, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan
terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)
Pada beberapa studi empiris yang terkait dengan pengungkapan ISR
menjelaskan bahwa Islamic Governance Score, Leverage, Profitabilitas, dan
Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan ISR.
Penelitian yang dilakukan oleh Rizkiningsih (2012) menemukan bahwa
variabel independen (Tekanan Politik dan Pemerintah, Rasio Penduduk
Muslim, Islamic Governance Score, Leverage, dan Profitabilitas) secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR). Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartini
(2016) ditemukan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR. Berdasarkan uraian
tersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
34
H5 : Islamic Governance Score, Leverage, Profitabilitas, dan Ukuran
Perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap Pengungkapan
Islamic Social Reporting (ISR)
C. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan kumpulan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya oleh peneliti terdahulu dan memiliki kaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Berikut ringkasan beberapa
penelitian terdahulu:
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Rosnia Masruki,
Nurazalia Zakaria,
Norhazlina Ibrahim
(The Journal of
Muamalat and
Islamic Finance
Research Vol. 9, No
1. 2012)
Value Relevance of
Accounting Numbers:
Determinants of
Corporate Social
Responsibility (CSR)
Disclosures of Islamic
Banks in Malaysia
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
ukuran bank saja yang
memiliki hubungan
positif dengan
pengungkapan
pelaporan tanggung
jawab sosial.
Sedangkan leverage
dan profitabilitas
tidak memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
pengungkapan
pelaporan tanggung
jawab sosial.
2 Rohana
Othman,
Azlan Md Thani,
Erlane K Ghani,
Determinants of Islamic
Social Reporting
Among Top Shariah-
Approved Companies in
Bursa Malaysia
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
tiga faktor yang
dipilih: ukuran,
profitabilitas dan
komposisi dewan
35
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Research Journal of
International Studies
. 2009)
berpengaruh secara
signifikan terhadap
perusahaan untuk
penyediaan pelaporan
sosial Islam. Jenis
industri,
Namun, bukan
penentu penting untuk
penyediaan pelaporan
sosial Islam.
3 Ros Haniffa
(Indoenasian
Management
Accounting
Research Vol. 1, No.
2. 2002)
Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective
Hasil menjelaskan
bahwa pengungkapan
sosial secara Islam
pada prakteknya
hendaknya berbeda
dengan
pengungkapan social
secara konvensional
karena item yang
dibutuhkan jelas
berbeda walaupun
pertanggungjawaban
dan akuntabilitas dari
keduanya hampir
sama.
4 Soraya Fitria,
Dwi Hartanti
(Universitas
Indonesia.
Simposium Nasional
Akuntansi XIII.
2010)
Islam dan Tanggung
Jawab Sosial : Studi
Perbandingan
Pengungkapan
Berdasarkan Global
Reporting Initiative
Indeks dan Islamic
Social Reporting Indeks
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
lembaga perbankan
konvensional
umumnya mendapat
skor lebih tinggi
dibandingkan dengan
lembaga perbankan
Islam.
5 Priyesta Rizkiningsih
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Pengungkapan Islamic
Social Reporting (ISR):
Studi Empiris pada
Bank Syariah di
Indonesia, Malaysia
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
empat faktor: tekanan
politik dan
pemerintah, jumlah
penduduk muslim,
leverage dan
profitabilitas secara
36
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Depok. Fakultas
Ekonomi Universitas
Indonesia. 2012)
dan Negara-Negara
Gulf Cooperation
Council
signifikan
mempengaruhi bank-
bank syariah untuk
mengungkapkan
ISR.
Hasil studi ini dapat
menguntungkan
industri perbankan
syariah tidak hanya
di Indonesia,
Malaysia dan negara-
negara GCC tetapi
juga di negara
lainnya untuk
menerapkan prinsip
pengungkapan penuh
dengan cara
yang lebih
komprehensif
6 Charles, Chairi
(Diponegoro Journal
of Accounting.
Semarang. 2012)
Analisis Pengaruh
Islamic Corporate
Governance terhadap
Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
Bank syariah
cenderung melakukan
pengungkapan CSR
dalam hal yang
mendukung image
positif perusahaan dan
cenderung tidak
mengungkapkan
informasi yang dapat
menimbulkan efek
negatif. Mereka
banyak
mengungkapkan
kegiatan sosial, amal,
zakat, dan sebagainya.
Sebaliknya, informasi
yang berguna untuk
pemakai laporan
tahunan tetapi dapat
37
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
menimbulkan efek
negatif cenderung
tidak diungkapkan.
7 Rita Rosiana,
Bustanul Arifin,
Muhamad Hamdani.
ESENSI
(Jurnal Bisnis dan
Manajemen Vol. 5,
No. 1. 2015)
Pengaruh Ukuran
Perusahaan,
Profitabilitas,
Leverage, dan Islamic
Governance Score
terhadap
Pengungkapan Islamic
Social Reporting (Studi
Empiris pada Bank
Umum Syariah di
Indonesia Tahun 2010-
2012).
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa
terdapat pengaruh
positif yang signifikan
antara Size yang
diukur dengan total
aset terhadap
pengungkapan islamic
social reporting.
Tidak terdapat
pengaruh antara
profitabilitas terhadap
ISR. Tidak terdapat
pengaruh antara
leverage terhadap
ISR. IGS tidak
memiliki pengaruh
terhadap ISR.
8 Fahri Ali Ahzar,
Rina Trisnawati.
Surakarta
(Proceeding Seminar
Nasional.
ISBN: 978-979-636-
147-2. 2013)
Pengungkapan Islamic
Social Reporting pada
Bank Umum Syariah di
Indonesia
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa
secara umum kegiatan
CSR yang dilakukan
oleh Bank Umum
Syariah di Indonesia
mengarah pada
kegiatan sosial.
Kegitaan tersebut
antara lain
memberikan bantuan
sosial kepada anak
yatim, penyaluran
zakat, bantuan kepada
korban bencana,
penanaman bibit
pohon, bantuan
pendidikan, bantuan
38
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
kesehatan. Hasil rata-
rata skoring pada
semua Bank Umum
Syariah pada
penelitian ini yaitu
sebesar 48,75%.
9 Amirul Khoirudin
UNNES
(Accounting
Analysis Journal.
ISSN: 2252-6765.
2013)
Corporate Governance
dan Pengungkapan
Islamic Social
Reporting pada
Perbankan Syariah di
Indonesi
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa
ukuran dewan
komisaris dan ukuran
dewan pengawas
syariah secara
simultan berpengaruh
posistif tehadap
pengungkapan islamic
social reporting
perbankan syariah di
Indonesia. Variabel
ukuran dewan
komisaris
berpengaruh positif
tehadap
pengungkapan islamic
social reporting
perbankan syariah di
Indonesia. Sedangkan
variabel ukuran
dewan pengawas
syariah tidak
berpengaruh tehadap
pengungkapan islamic
social reporting
perbankan syariah di
Indonesia.
10 Sayd Farook
2007
On Corporate Social
Responsibility of
Islamic Financial
Institutions
Dasar pengungkapan
dalam institusi
keuangan islam
hendaknya berbasis
pada aspek Screening
of investments,
39
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Earnings prohibited
by Shariah,
Responsible dealings
with
clients, Employees,
Waqf management,
Charitable activities,
Environmental impact
based investment
quotas.
11 Sayd Farook and
Roman Lanis
2005
Banking on Islam?
Determinants of
Corporate Social
Responsibility
Disclosure
Bank-bank Islam
mengungkapkan CSR
untuk mengikat
aktivitas mereka
kepada investor
'Islam' mereka.
Secara keseluruhan,
hasilnya
menunjukkan bahwa
ada sejumlah faktor
yang secara
kontemplatif
mempengaruhi
pengungkapan CSR
bank syariah
termasuk tekanan
sosiopolitik dan
insentif ekonomi.
12 Azhar Abdul
Rahman and
Abdullah Awadh
Bukair
(Asian Journal of
Business and
Accounting 6 (2),
2013)
The Influence of the
Shariah
Supervision Board on
Corporate Social
Responsibility
Disclosure by Islamic
Banks of Gulf Co-
Operation Council
Countries
Hasil penelitian
menunjukkan
peningkatan
pengungkapan CSR
oleh bank syariah.
Dari 53 bank syariah
dalam sampel
tersebut
mengungkapkan
beberapa bentuk
informasi yang
berkaitan dengan
CSR dalam laporan
tahunan mereka.
40
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Hasil ini memberikan
bukti tambahan
tentang implikasi
prinsip syariah,
akuntabilitas dan
keterbukaan penuh.
13 Septi Widiawati dan
Surya Raharja
(Diponegoro Journal
Of Accounting
Volume 1, Nomor 2,
Tahun 2012,
Halaman 1-15)
Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi
Islamic Social
Reporting Perusahaan -
Perusahaan Yang
Terdapat Pada Daftar
Efek Syariah Tahun
2009-2011
Ukuran perusahaan,
Profitabilitas, Tipe
Industri, Jenis Bank
berpengaruh
signifikan dan positif
terhadap ISR pada
perusahaan
manufaktur,
perusahaan non-
manufaktur,
perusahaan yang
menggunakan bank
syariah maupun
perusahaan yang
tidak menggunakan
bank syariah selama
tahun 2009-2011
14 Taufik,
Marlina Widianti
dan Rafiqoh
(Jurnal Manajemen
dan Bisnis Sriwijaya
Vol. 13 No. 2 Juni
2015)
Pengaruh Islamic
Governance Score,
Leverage, Profitabilitas
terhadap Islamic Social
Reporting Ideks pada
Bank Umum Syariah di
Indonesia
Islamic Governance
Score, Leverage dan
Profitabilitas secara
simultan memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
Islamic Social
Reporting.
15 Tantri Puji Rahayu
2015
Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Pengungkapan Islamic
Social Reporting (ISR)
(Studi Empiris pada
Perusahaan yang
Terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII)
Periode 2010-2013
Ukuran perusahaan
berpengaruh
signifikan terhadap
pengungkapan
Islamic Social
Reporting (ISR).
Profitabilitas dan
Kinerja Lingkungan
Hidup tidak
berpengaruh
41
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
terhadap
pengungkapan
Islamic Social
Reporting (ISR)
16 Kartini
2016
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Pengungkapan Islamic
Social Reporting (ISR)
pada Perusahaan yang
Masuk Jakarta Islamic
Index Periode 2011-
2014
Hasil penelitian
ditemukan bahwa
ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan
leverage berpengaruh
signifikan terhadap
pengungkapan ISR
pada perusahaan JII
periode 2011–2014.
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan serangkaian teori yang tertuang dalam
tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja
teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah
yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan sebagai
berikut:
42
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran
Bank Umum Syariah yang masuk
dalam kriteria penelitian selama
periode 2012-2016
Variabel Independen (X)
- Islamic Governance Score (X1)
- Leverage (X2)
- Profitabilitas (X3)
- Ukuran Perusahaan (X4)
Variabel Dependen (Y)
Islamic Social Reporting
(ISR)
Metode Estimasi
Data Panel
Common Effect Fixed Effect Random Effect
Pemilihan Metode
Regresi
Uji Chow Uji Hausman
Uji Asumsi Klasik
Uji Hipotesis
Uji F Uji t Uji Adjusted R^
Interpretasi dan
Kesimpulan
43
E. Hipotesis
Penelitian ini bertujuan menganalisis secara empiris mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada laporan
keuangan bank umum syariah di Indonesia. Hipotesis yang diajukan dalam bentuk
hipotesis alternatif sebagai berikut:
H1 : terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel islamic governance score,
terhadap variabel pengungkapan Islamic social reporting.
H2 : terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel leverage terhadap
variabel pengungkapan Islamic social reporting.
H3 : terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel profitabilitas terhadap
variabel pengungkapan Islamic social reporting.
H4 : terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel ukuran perusahaan
terhadap variabel pengungkapan Islamic social reporting.
H5 : terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel islamic governance score,
leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap variabel
pengungkapan Islamic social reporting.
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan penekanan pada
pengujian teori melalui variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan
analisis data dengan prosedur statistik. Jenis penelitian ini merupakan studi kausal
dimana peneliti ingin mengetahui pengaruh dari satu atau lebih faktor dalam
menyebabkan suatu masalah. Tujuan utama dari riset jenis kausal adalah untuk
mengidentifikasikan hubungan sebab akibat antara berbagai variabel (Wibisono,
2000). Penelitian ini ingin mengetahui apakah islamic governance score,
leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan mempengaruhi variabel dependen
yaitu Islamic Social Reporting (ISR). Objek penelitian ini terbatas pada Bank
Umum Syariah di Indonesia dengan mengambil data pada tahun 2012-2016.
Penelitian ini menggunakan indeks ISR yang disusun dari beberapa
penelitian terkait dengan beberapa penyesuaian. Penelitian ini juga menggunakan
teknik content analysis terhadap laporan tahunan bank umum syariah dalam
perhitungan indeks ISR. Dalam penelitian ini content analysis digunakan untuk
mengetahui berapa besar tingkat pengungkapan dari 43 pokok pengungkapan
ISR. Content analysis yaitu metode penelitian observasi yang digunakan untuk
mengevaluasi secara sistematis isi dari suatu informasi.
45
B. Metode Penentuan Data
1. Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek-
objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2010:215).
Berdasarkan pengertian populasi diatas, maka yang akan dijadikan
populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan data dan laporan keuangan
Bank Umum Syariah di Indonesia pada tahun 2012-2016.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2010:81). Metode pemilihan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu teknik untuk
menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan/kriteria tertentu
yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif
(Sugiyono, 2010:218).
Adapun kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel adalah:
1. Bank syariah yang termasuk dalam Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia
yang terdaftar dalam Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selama periode penelitian
2012-2016.
2. Bank syariah yang menerbitkan laporan tahunan (annual report) dan laporan
keuangan tahunan perusahaan selama periode penelitian tahun 2012-2016.
46
3. Bank syariah yang melaporkan ISR pada laporan tahunan yang dimuat di
website Bank Syariah selama periode penelitian tahun 2012-2016.
Tabel 3. 1 Rincian Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah
Bank Umum Syariah yang terdaftar di OJK 13
Bank Umum Syariah yang tidak berturut-turut menerbitkan laporan
tahunan (annual report) dan laporan keuangan tahunan perusahaan
selama tahun 2012-2016
(2)
Jumalah Bank Umum Syariah yang memenuhi kriteria 11
Sumber: data sekunder yang diolah tahun 2017
Sampel dari penelitian ini adalah bank syariah yang terdaftar di OJK yang
menerbitkan laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan tahunan
selama periode penelitian 2012-2016 yang berjumlah 11 bank umum syariah,
sehingga sampel data yang tersedia berjumlah 55 sampel. Adapun sampel
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3. 2 Data Sampel Penelitian
NO Kode Nama Bank Umum Syariah
1 BMI Bank Muamalat Indonesia
2 BRIS Bank BRI Syariah
3 BSM Bank Syariah Mandiri
4 BMS Bank Mega Syariah
5 BPS Bank Panin Syariah
6 BSB Bank Syariah Bukopin
7 BCAS BCA Syariah
8 BAS Bank Aceh Syariah
9 BNIS Bank BNI Syariah
47
NO Kode Nama Bank Umum Syariah
10 BVS Bank Victoria Syariah
11 MBS May Bank Syariah
Sumber: data sekunder yang diolah tahun 2017
C. Metode Pengumpulan Data
Data pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang merupakan
sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
media perantara. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk data
sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam
bentuk publikasi (Muhammad, 2008). Data yang digunakan pada penelitian ini
berupa laporan tahunan (annual report) bank umum syariah (BUS) yang tedaftar
di OJK yang diterbitkan selama periode penelitian 2012-2016, diperoleh dari
website masing-masing bank umum syariah (BUS).
D. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskripstif adalah analisis paling sederhana dalam statistik
(Winarno, 2015:28). Statistika deskriptif membahas peringkasan dan
penyajian data tanpa mengurangi inti informasi serta mudah dipahami.
Peringkasan dan penyajian dapat menggunakan distribusi frekuensi, yaitu
daftar nilai variabel (ungroup data) atau kelompok nilai (group data) beserta
frekuensinya, maupun dalam bentuk berbagai chart dan diagram (Mulyono,
2000). Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai
karakteristik dari variabel penelitian dan untuk mengetahui hubungan antara
variabel penelitian. Statistik deskriptif memberikan gambaran tentang
48
distribusi frekuensi variabel-variabel penelitian, nilai maksimum, nilai
minimum, dan nilai rata-rata (mean).
2. Estimasi Data Panel
Berdasarkan dengan penjelasan mengenai sampel diatas, dapat diketahui
bahwa penelitian ini menggunakan data panel. Dalam suatu penelitian
biasanya ada tiga jenis data yang tersedia, yaitu time series, cross section dan
pooled data (panel). Data time series adalah nilai variabel yang disusun
menurut urutan waktu, periode pengumpulannya dapat harian, mingguan,
bulanan, triwulan, tahunan dan sepuluh tahuann. Data cross section adalah
nilai variabel yang dikumpulkan pada waktu yang sama dari beberapa daerah,
perusahaan atau perorangan. Sedangkan data panel adalah gabungan data time
series dan data cross section (Mulyono, 2000). Pengolahan data dalam
penelitian ini menggunakan Eviews 9.0 untuk menjelaskan hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen. Selain itu dalam penelitian ini
juga menggunakan Microsoft Excel 2013 untuk mempermudah pengolahan
data seperti pembuatan grafik, tabel, dan lain-lain.
a. Common Effect
Model ini dilakukan dengan menggabungkan data time series dan data
cross section untuk membuat regresi pada data panel dengan
menggunakan metode OLS (Ordianry Least Square). Dengan
menggabungkan data, maka kita tidak dapat melihat perbedaan baik antar
individu maupun antar waktu, serta terlihat pula bahwa baik intercept
maupun slope tidak berubah baik antara individu maupun antar waktu
49
(Nachrowi dan Usman, 2006:312). Model common effect merupakan
teknik yang paling sederhana mengasumsikan bahwa data gabungan yang
ada, menunjukan kondisi yang sesungguhnya. Hasil dari regresi dianggap
berlaku pada semua objek pada semua waktu (Winarno, 2015:9.14).
b. Fixed Effect
Model ini mengasumsikan adanya perbedaan intercept, dimana
intercept hanya bervariasi terhadap individu sedangkan terhadap waktu
adalah konstan. Disamping itu, model ini mengasumsikan bahwa slope
antar individu dan waktu adalah konstan. Adapun yang dimaksud dengan
efek tetap adalah setiap individu memiliki konstanta yang tetap untuk
berbagai periode/waktu, demikian juga slope yang tetap untuk setiap
waktu. Dengan model ini, perbedaan antar individu dapat diketahui
melalui perbedaan nilai intercept. Model efek tetap (MET) mengestimasi
data panel dengan OLS (Ordianry Least Square) dengan menggunakan
variabel dummy (Nachrowi dan Usman, 2006:313).
c. Random Effect
Bila pada model efek tetap (MET), perbedaan antar individu dan atau
waktu dicerminkan lewat intercept, maka pada model efek random
(MER), perbedaan tersebut diakomodasi lewat error. Teknik ini juga
memperhitungkan bahwa error mungkin berkolerasi sepanjang time series
dan cross section. Mengingat ada dua komponen yang mempunyai
kontribusi pada pembentukan error, yaitu individu dan waktu, maka
random error pada MER juga perlu diurai menjadi error untuk komponen
50
individu, error komponen waktu dan error gabungan. Adapun metode
estimasi yang digunakan adalah Generalized Least Square (GLS)
(Nachrowi dan Usman, 2006:315).
3. Tahapan Analisis Data
Dari ketiga model yang diestimasi akan dipilih model mana yang paling
tepat/sesuai dengan tujuan penelitian. Ada tiga uji (test) yang dapat dijadikan
alat dalam memilih model regresi data panel (Common Effect, Fixed Effect,
Random Effect) berdasarkan karakteristik data yang dimiliki, yaitu F Test
(Chow Test), Hausman Test.
a. Uji Chow
Uji Chow (F statistik) adalah pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui apakah model yang digunakan adalah common effect atau
fixed effect (Nachrowi dan Usman, 2006). Dalam uji chow hipotesisnya
adalah sebagai berikut:
H0 : Common Effect
H1 : Fixed Effect
Penguji uji chow menggunakan software Eviews yaitu dengan
menggunakan uji likelihood ratio, lalu yang menjadi dasar penolakan
dalam hipotesis diatas adalah dengan membandingkan nilai F-hitung
dengan F-tabel, atau membandingkan nilai probabilitasnya dengan α = 5%
(0.05). Perbandingan yang dimaksud adalah apabila nilai F-hitung pada uji
chow lebih besar dari F-tabel, atau nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05
maka H0 (Common Effect) ditolak, artinya model yang lebih tepat adalah
51
Fixed Effect, sebaliknya jika nilai F-hitung lebih kecil dari F-tabel atau
nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05 maka H0 (Common Effect)
diterima, artinya model yang lebih tepat adalah Common Effect.
b. Uji Hausman
Uji Hausman dilakukan untuk menentukan manakah model yang
paling tepat digunakan antara model fixed effect atau model random effect
(Nachrowi dan Usman, 2006). Dalam uji hausman hipotesisnya adalah
sebagai berikut:
H0 : Random Effect
H1 : Fixed Effect
Pada dasarnya uji Hausman ini digunakan untuk melihat konsistensi
pendugaan dengan OLS. Mengingat MER (model efek random) diduga
dengan menggunakan metode tersebut, maka dalam pemodelan data panel,
uji tersebut dapat digunakan untuk melihat kelayakan penggunaan model
panel (Nachrowi dan Usman, 2006:318). Penguji uji hausman
menggunakan software Eviews, lalu yang menjadi dasar penolakan dalam
hipotesis diatas adalah dengan memperhatikan nilai probabilitas (Prob)
Cross-section random. Jika nilainya lebih dari 0,05 maka H0 diterima atau
dengan kata lain model yang terpilih adalah Random Effect, tetapi jika
nilai (Prob) Cross-section random kurang dari 0,05 maka H0 ditolak maka
dengan kata lain model yang terpilih adalah Fixed Effect.
52
4. Uji Dasar Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan penggunaan
model regresi yang digunakan dalam penelitian ini sehingga tidak
menimbulkan bias dalam analisis data.
a. Uji Normalitas
Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data berdistribusi
normal. Jarque-Bera adalah uji statistik untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal. Uji ini mengukur perbedaan skweness dan kurtosis
data dan dibandingkan dengan apabila datanya bersifat normal (Winarno,
2015:5.41). Jika suatu variabel didistribusikan secara normal maka nilai
koefisien S = 0 dan K = 3. Oleh karena itu, jika residual terdistribusi secara
normal maka diharapkan nilai statistik JB akan sama dengan nol. Nilai
statistik JB ini didasarkan pada distribusi Chi Squares dengan derajat
kebebasan (df) 2. Hipotesis nol uji ini mnyatakan bahwa residual
didistribusikan secara normal. Jika nilai statistik dari JB ini tidak signifikan
atau nilai probabilitas ρ dari statistik JB lebih besar dari tingkat signifikansi
yang kita tentukan maka kita menerima hipotesis nol bahwa residual
mempunyai distribusi normal karena nilai statistik JB mendekati nol.
Sebaliknya jika nilai probabilitas ρ dari statistik JB kecil atau signifikan
maka kita menolak hipotesis bahwa residual mempunyai distribusi normal
karena nilai statistik JB tidak sama dengan nol (Widarjono, 2010:91).
53
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier antar variabel
independen. Karena melibatkan beberapa variabel independen, maka
multikolonieritas tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana
(Winarno, 2015:5.1). Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel
independen. Multikolonieritas bisa diditeksi dengan melihat korelasi linier
antar variabel independen di dalam regresi. Sebagai aturan main yang kasar
(rule of thumb), jika koefisien korelasi cukup tinggi yaitu diatas 0,85 maka
kita duga ada multikolonieritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien
korelasi kurang dari 0,85 maka kita duga model mengandung unsur
multikolonieritas (Widarjono, 2010:60).
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti varian variabel gangguan yang tidak
konstan. Masalah heteroskedastisitas dengan demikian lebih sering muncul
pada data cross section daripada data time series (Widarjono, 2010:67). Uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melakukan Uji White dengan menggunakan software Eviews, yaitu uji
white menggunakan residual kuadrat sebagai variabel independen, dan
variabel independennya terdiri atas variabel independen yang sudah ada,
ditambah dengan kuadrat variabel independen, dan ditambah lagi dengan
54
perkalian dua variabel independen (Winarno, 2015:5.17). Untuk
mengetahui ada tidaknya masalah heteroskedastisitas melalui uji white
dengan melihat nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitasnya lebih kecil
dari tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%) sehingga signifikan, artinya kita
akan menolak hipotesis nol atau menerima hipotesis alternatif. Jika kita
menolak hipotesis nol tidak ada heteroskedastisitas berarti model
mengandung masalah heteroskedastisitas (Widarjono, 2010:73).
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi anatara variabel gangguan satu
dengan observasi dengan variabel gangguan observasi lain (Widarjono,
2010:78). Dalam penelitian ini untuk melakukan uji autokorelasi yaitu
menggunakan metode Breusch-Godfrey.
Nama lain dari Breusch-Godfrey ini adalah Uji Lagrange Multiplier
(Penggandaan Lagrange) (Winarno, 2015:5.33). Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Breusch-Godfrey
dengan memperhatikan nilai Prob-F. Apabila nilai Prob-F lebih besar dari
tingkat signifikan 0,05, maka uji hipotesis H0 diterima yang artinya tidak
terjadi autokorelasi. Sebaliknya, apabila nilai Prob-F lebih kecil dari
tingkat signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi
autokorelasi (Winarno, 2015:5.33).
5. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi berganda yang digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas
55
mengenai pengaruh variabel-variabel independen (lebih dari satu) yang
digunakan terhadap variabel independen. Dibawah ini merupakan persamaan
regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini:
ISRit = β0 + β1 IGSit + β2 DERit + β3 ROAit + β4 SIZEit + ε
Keterangan:
ISR = Pengungkapan Islamic Social Reporting
i = Bank Umum Syariah Sampel
t = Periode Tahun
β0 = Konstanta
β1 – β4 = Koefisien Regresi
ε = Error
IGS = Islamic Governance Score
DER = Leverage
ROA = Profitabilitas
SIZE = Ukuran Perusahaan
Dalam melakukan pengujian hipotesis analisis dilakukan melalui analisis
data:
a. Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel
independen terhadap variabel dependen (Widarjono, 2010:19). Uji F pada
dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-
56
sama mempengaruhi variabel dependen maka digunakan tingkat
signifikansi sebesar 0,05 (α = 5%). Jika nilai probabilitas F lebih besar dari
0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen, dengan kata lain variabel independen secara bersama-
sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, dan sebaliknya
(Ghozali, 2011).
b. Uji Parsial (Uji t)
Pengujian hipotesis secara parsial, dapat diuji dengan menggunakan
rumus uji t. Pengujian t-statistik bertujuan untuk menguji ada atau
tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen. Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
independen (Ghozali, 2011).
Untuk menguji apakah hipotesis ini digunakan statistik t dengan
kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas signifikan, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak
signifikan.
2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas signifikan, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya
signifikan.
57
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya adalah mengukur seberpa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
R2 adalah diantara 0 dan 1. Jika nilai R2 berkisar hampir 1, berarti semakin
kuat kemampuan variabel dependen, dan sebaliknya jika nilai R2 semakin
mendekati 0 maka semakin lemah kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2011)
Koefisien determinasi R2 digunakan untuk mengukur seberapa baik
garis regresi sesuai dengan data akhirnya (goodness of fit). Koefisien
determinasi ini mengukur presentase total variasi variabel dependen (Y)
yang dijelaskan oleh variabel independen didalam garis regresi. Semakin
angkanya mendekati 1 maka semakin baik garis regresi karena mampu
menjelaskan data aktualnya. Semakin mendekati angka nol, maka
mempunyai regresi yang kurang baik (Widarjono,2010:17).
6. Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya:
a. Variabel Indepeden (X)
1) Islamic Governance Score
Dalam penelitian ini alat untuk mengukur islamic governance score pada
bank umum syariah, yaitu dengan melihat jumlah anggota dewan komisaris
dan jumlah anggota dewan pengawas syariah (DPS). Jumlah anggota
dewan komisaris dan jumlah anggota dewan pengawas syariah dapat
58
diperoleh dari laporan tata kelola perusahaan atau good corporate
governance (GCG) pada laporan tahunan bank umum syariah. Variabel
bebas ini diberi simbol IGS.
2) Leverage
Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar bank umum
syariah tergantung pada kreditur dalam membiayai aset bank syariah. Skala
pengukuran yang digunakan adalah rasio Debt to Equity Ratio (DER).
Rasio ini dapat dihitung dengan membagi total hutang terhadap total
ekuitas (modal). Data nilai total hutang dan total ekuitas dapat diperoleh
dari laporan posisi keuangan selama periode dalam laporan tahunan bank
umum syariah. Variabel bebas ini menggunakan rasio yang diberi simbol
DER.
3) Profitabilitas
Nilai profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio
Return on Assets (ROA). Rasio ini dapat dihitung dengan membagi laba
sebelum pajak terhadap total aset. Data nilai laba sebelum pajak dapat
diperoleh dari laporan laba rugi komprehensif selama periode dalam
laporan tahunan bank umum syariah, sedangkan data nilai total aset dapat
diperoleh dari laporan posisi keuangan dalam laporan tahunan bank umum
syariah. Variabel bebas ini menggunakan rasio dan diberi simbol ROA.
4) Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini adalah diukur berdasarkan besar
kecilnya total aset bank umum syariah. Total aset bank umum syariah
59
diperoleh dari laporan posisi keuangan pada akhir periode dalam laporan
tahunan bank umum syariah. Variabel bebas ini menggunakan satuan mata
uang rupiah dan diberi simbol SIZE.
b. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen sering disebut dengan variabel terikat yaitu variabel
yang disebabkan/dipengaruhi oleh adanya variabel bebas/variabel idependen.
Besarnya perubahan pada variabel dependen tergantung dari besaran variabel
bebas/independen.
Variabel terikat pada penelitian ini adalah Islamic Social Reporting (ISR)
yang diukur dengan nilai/skor dari ISR masing-masing bank umum syariah.
Nilai ISR ini diperoleh dari hasil content analysis. Indeks ISR yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan adaptasi dari indeks ISR yang dibuat oleh
Othman (2009) dengan beberapa penyesuaian.
Tabel 3. 3 Operasional Variabel Penelitian
Simbol
Variabel Variabel Indikator/Proxy Skala
IGS (X1)
Islamic
Governance
Score
Jumlah anggota Dewan Pengawas
Syariah dan Dewan Komisaris
Rasio
(%)
DER (X2) Leverage Debt to Equity Ratio
(total kewajiban/total ekuitas)
Rasio
(%)
ROA (X3) Profitabilitas Return on Assets
(laba sebelum pajak/total aset)
Rasio
(%)
60
SIZE (X4) Ukuran
Perusahaan Total Aset Nominal
Variabel
Dependen
ISR (Y)
Islamic Social
Reporting
Banyaknya item pengungkapan
ISR yang terdapat pada laporan
tahunan.
(jumlah pengungkapan ISR yang
dilakukan/jumlah pengungkapan
ISR yang diharapkan)*100
Rasio
(%)
61
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Islamic social reporting adalah standar pelaporan kinerja sosial perusahaan-
perusahaan yang berbasis syariah. Indeks ini lahir dengan dasar dari standar
pelaporan berdasarkan AAOIFI yang kemudian dikembangkan oleh para peneliti.
Secara khusus, indeks ini adalah perluasan dari standar pelaporan kinerja sosial
yang meliputi harapan masyarakat yang tidak hanya mengenai peran perusahaan
dalam perekonomian, tatapi juga peran perusahaan dalam prespektif spiritual.
Indeks ini juga menekankan pada keadilan sosial terkait mengenai lingkungan,
hak minoritas, dan karyawan (Fitria dan Hartanti, 2010).
Pengungkapan dalam Islamic social reporting menggunakan indeks ISR.
Indeks ISR adalah item-item pengungkapan yang digunakan sebagai indikator
dalam pelaporan kinerja sosial institusi bisnis syariah. Indeks ISR untuk entitas
Islam karena mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan prinsip Islam,
seperti transaksi yang sudah terbebas dari unsur riba, spekulasi dan gharar, serta
pengungkapan zakat, status kepatuhan syariah serta aspek-aspek sosial seperti
shodaqoh, wakaf, qordhul hasan, sampai pengungkapan peribadahan di
lingkungan perusahaan. Data secara lengkap mengenai tema indeks
pengungkapan ISR dapat dilihat pada lampiran 1.
Berikut adalah eman tema pengungkapan dalam kerangka islamic social
reporting yang digunakan dalam penelitian ini:
62
Tabel 4. 1 Tema Pengungkapan ISR
No Tema
1 Pendanaan dan Investasi (Finance and Investment)
2 Produk dan Jasa (Products and Services)
3 Karyawan (Employees)
4 Masyarakat (Community)
5 Lingkungan (Environment)
6 Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)
Sumber: Othman (2010)
B. Analisa Hasil Content Analysis Indeks ISR
Dalam penelitian ini nilai skor indeks ISR didapat dengan menggunakan
content analysis dari laporan tahunan bank umum syariah yang menjadi sampel
penelitian yaitu bank umum syariah yang terdaftar di OJK dan mengeluarkan
laporan keuangan tahunan serta annual report periode 2012-2016.
Hasil content analysis berdasarkan tema adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 2 Total Skor ISR Berdasarkan Tema Periode 2012-2016
Tema 2012 2013 2014 2015 2016
(nominal)
A Tema Pembiayaan dan Investasi 23 31 36 40 42
B Tema Produk dan Jasa 31 29 30 30 31
C Tema Karyawan 75 77 87 92 94
D Tema Masyarakat 49 57 57 75 70
E Tema Lingkungan 22 29 26 28 29
F Tema Tata Kelola Perusahaan 49 50 53 52 55
TOTAL 249 273 289 317 321
Sumber: hasil olah data penulis
63
Tabel 4.2 merupakan skor indeks ISR yang disebutkan dalam nominal, yang
didapat dari jumlah sampel penelitian yaitu 11 Bank Umum Syariah yang
mengeluarkan laporan keuangan tahunan dan annual report selama periode
penelitian 2012-2016 dengan jumlah laporan keuangan sebanyak 55.
Keterangan mengenai hasil content analysis indeks ISR pada periode 2012-
2016 dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini. Berikut adalah proporsi
pengungkapan ISR berdasarkan tema pengungkapan pada Bank Umum Syariah
yang terdaftar di OJK pada periode 2012-2016.
Gambar 4. 1 Skor Indeks ISR Periode 2012-2016
Berdasarkan gambar 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa selama tahun 2012-2016
pengungkapan ISR paling banyak diperoleh oleh tema karyawan dan masyarakat
yaitu sebesar 29% dan 21% dari keseluruhan pengungkapan. Kemudian tema tata
kelola perusahaan mencapai 18%, tema pembiayaan dan investasi sebesar 12%
kemudian tema produk dan jasa sebesar 11% dan yang terakhir dengan proporsi
paling rendah yaitu tema lingkungan sebesar 9% dari keseluruhan pengungkapan.
12%
11%
29%21%
9%
18%
ISR
Tema Pembiayaan dan Investasi Tema Produk dan Jasa
Tema Karyawan Tema Masyarakat
Tema Lingkungan Tema Tata Kelola Perusahaan
64
Hal tersebut didapat berdasarkan content analysis yang digunakan untuk
mengukur ISR berbeda ditiap temanya, besar kecilnya proporsi pengungkapan
tidak dapat diartikan bahwa Bank Umum Syariah lebih memperhatikan
pengungkapan tema karyawan dibanding dengan tema lainnya. Sehingga banyak
sedikitnya jumlah pengungkapan tidak dapat dijadikan ukuran bahwa
pengungkapan tema karyawan lebih diutamakan oleh bank umum syariah. Data
secara lengkap mengenai skor pengungkapan ISR pada bank umum syariah
periode 2012-2016 dapat dilihat dilampiran 4,5,6,7,8,9,10.
Penjelasan terkait hasil content analysis untuk maisng-maisng tema dalam
ISR:
1. Tema Pembiayaan dan Investasi
Tema ini terdiri dari 5 item pengungkapan. Pengungkapan yang paling
banyak dilakukan bank umum syariah pada periode 2012-2016 adalah
mengenai zakat. Sedangkan pengungkapan yang paling jarang dilakukan oleh
bank umum syariah pada periode 2012-2016 adalah mengenai kebijakan atas
keterlambatan pembayaran piutang dan ketidakmampuan nasabah untuk
membayar utang/penghapusan piutang tak tertagih.
2. Tema Produk dan Jasa
Tema ini tediri dari 4 item pengungkapan. Pengungkapan yang paling banyak
dilakukan bank umum syariah pada periode 2012-2016 adalah mengenai
produk atau kegiatan operasi ramah lingkungan. Sedangkan pengungkapan
yang paling jarang dilakukan bank umum syariah pada periode 2012-2016
adalah mengenai status kehalalan produk, walaupun bank umum syariah
65
merupakan badan usaha/bisnis syariah atau halal tetapi tidak ada sertifikasi
kehalalan atas produk-produk dan jasa perbankan syariah, karena sertifikat
halal lebih sering ditemukan pada produk makanan dan minuman.
3. Tema Karyawan
Tema ini terdiri dari 13 item pengungkapan. Pengungkapan yang paling
banyak dilakukan bank umum syariah pada periode 2012-2016 adalah
mengenai remunerasi/gaji/upah karyawan, pendidikan dan pelatihan kerja
(pengembangan sumber daya manusia), keterlibatan karyawan dalam diskusi
manajemen, kesehatan dan keselamatan kerja, dan lingkungan kerja serta
karyawan menjalankan ibadah sholat dan puasa. Hal tersebut menunjukan
bahwa perusahaan cukup baik dalam memperhatikan karyawan, agar
karyawan dapat bekerja dengan optimal dan bisa memberikan feedback
positif bagi perusahaan/bank umum syariah. Sedangkan pengungkapan yang
paling jarang dilakukan bank umum syariah pada periode 2012-2016 adalah
mengenai jam kerja karyawan.
4. Tema Masyarakat
Tema ini terdiri dari 10 item pengungkapan. Pengungkapan yang paling
banyak dilakukan bank umum syariah pada periode 2012-2016 adalah
mengenai sedekah, donasi, kegiatan amal atau sumbangan bencana alam dan
pinjaman untuk kebaikan (qardhul hasan). Sedangkan pengungkapan yang
paling jarang dilakukan oleh bank umum syariah pada periode 2012-2016
adalah mengenai sukarelawan dari karyawan.
66
5. Tema Lingkungan
Tema ini terdiri dari 5 item pengungkapan. Pengungkapan yang paling
banyak dilakukan bank umum syariah pada periode 2012-2016 adalah
mengenai konservasi lingkungan dan sistem manajemen lingkungan.
Sedangkan pengungkapan yang paling jarang dilakukan bank umum syariah
pada periode 2012-2016 adalah mengenai pendidikan mengenai lingkungan
dan pernyataan verifikasi independen atau audit lingkungan/sertifikasi dari
lembaga. Dikarenakan dalam pengungkapan sosial bank syariah lebih sering
diungkapkan mengenai tindakan bukan dengan pelatihan maupun pendidikan
mengenai lingkungan.
6. Tema Tata Kelola Perusahaan
Tema ini terdiri dari 6 item pengungkapan. Pengungkapan yang paling sering
dilakukan bank umum syariah pada periode 2012-2016 adalah mengenai
status kepatuhan terhadap syariah, tujuan perusahaan untuk mencapai berkah,
dan profil dewan direksi. Hampir semua laporan keuangan tahunan ada
halaman mengenai profil dewan perusahaan. Sedangkan pengungkapan yang
paling jarang dilakukan bank umum syariah adalah mengenai aktivitas
dilarang: praktik monopoli, penimbunan barang, manipulasi harga, praktik
kecurangan bisnis, dan perjudian.
Berikut skor ISR tiap bank umum syariah beserta rasio yang didapat
dengan perhitungan membandingkan jumlah skor yang dilakukan dengan
jumlah skor yang diharapkan:
67
Tabel 4. 3 Skor dan Rasio Tiap Bank Umum Syariah
No Kode
Skor ISR Rasio ISR (%)
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
1 BMI 29 31 31 31 31 67,44 72,09 72,09 72,09 72,09
2 BRIS 25 26 27 29 30 58,14 60,47 62,79 67,44 69,77
3 BSM 29 32 29 32 32 67,44 74,42 67,44 74,42 74,42
4 BMS 19 20 22 28 30 44,19 46,51 51,16 65,12 69,77
5 BPS 22 24 28 32 29 51,16 55,81 65,12 74,42 67,44
6 BSB 24 26 26 29 28 55,81 60,47 60,47 67,44 65,12
7 BCAS 21 21 27 29 28 48,84 48,84 62,79 67,44 65,12
8 BAS 23 25 29 30 32 53,49 58,14 67,44 69,77 74,42
9 BNIS 27 29 30 31 31 62,79 67,44 69,77 72,09 72,09
10 BVS 12 18 19 23 25 27,91 41,86 44,19 53,49 58,14
11 MBS 18 21 21 23 25 41,86 48,84 48,84 53,49 58,14
Total 249 273 289 317 321
Rata-Rata 27,67 30,33 32,11 35,22 35,67 Sumber: hasil olah data penulis
Dari tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa skor tertinggi pengungkapan ISR
dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Panis Syariah (BPS), dan
Bank Aceh Syariah (BAS) yang mencapai 32 skor dengan rasio ISR sebesar
74,42%. Bank Syariah Mandiri (BSM) pada tahun 2013, 2015 dan 2016 dari
keseluruhan 43 skor, sedangkan Bank Panin Syariah (BPS) pada tahun 2015 dari
keseluruhan 43 skor, serta Bank Aceh Syariah (BAS) pada tahun 2016 dari
keseluruhan 43 skor, dengan demikian berarti pada tahun tersebut Bank Syariah
Mandiri (BSM), Bank Panis Syariah (BPS), dan Bank Aceh Syariah (BAS)
68
melakukan pengungkapan sesuai dengan indeks ISR sebanyak 74%. Sedangkan
skor terendah pengungkapan ISR dilakukan oleh Bank Victoria Syariah (BVS)
yang hanya mencapai 12 skor pengungkapan dengan rasio sebesar 27,91% pada
tahun 2012 dari total keseluruhan 43 skor pengungkapan ISR. Hal tersebut
menunjukan Bank Victoria Syariah (BVS) hanya melakukan 27% pengungkapan
ISR. Selain itu Bank Umum Syariah yang mengalami peningkatan tiap tahun
dalam pengungkapan ISR adalah Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) dan
Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS).
C. Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bank umum syariah yang
terdaftar di OJK yang mengeluarkan laporan keuangan tahunan dan annual report
selama periode 2012-2016. Adapun bank umum syariah yang terdaftar dalam
OJK yaitu sebanyak 13 BUS (Bank Umum Syariah). Namun bank umum syariah
yang memenuhi syarat untuk dijadikan objek penelitian ini hanya 9 bank umum
syariah.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ISR yang diukur berdasarkan
informasi yang tertera pada laporan tahunan dengan bantuan metode content
analysis, jumlah dewan pengawas syariah (DPS) dan jumah dewan komisaris
menjadi indikator dalam mengukur islamic governace score (IGS), leverage
diukur dengan debt to equity ratio (DER), profitabilitas diukur dengan return on
asset (ROA), dan total aset untuk indikator dalam mengukur ukuran perusahaan.
Berikut ini adalah hasil dari uji deskriptif dari masing-masing variabel dalam
penelitian ini:
69
Tabel 4. 4 Hasil Uji Statistik Deskriptif
ISR (%) IGS (%) DER (%) ROA (%) SIZE (nom)
Mean 61,26891 59,09091 2,460000 1,923273 19.276.651
Median 65,12000 50,00000 1,760000 1,080000 8.757.964
Maximum 74,42000 90,00000 12,24000 22,45000 78.831.722
Minimum 27,91000 40,00000 0,370000 0,080000 939.472
Std. Dev. 10,57368 13,37116 2,384317 3,274929 22.171.764
Observations 55 55 55 55 55
Sumber: hasil olah data
Tabel 4.4 diatas merupakan hasil statistik deskriptif memperlihatkan bahwa
variabel Islamic Social Reporting (ISR) menunjukkan rata-rata sebesar
61,26891% dengan standar deviasi sebesar 10,57368%. Nilai minimum
menunjukkan sebesar 27,91000% nilai maksimum menunjukkan sebesar
74,42000%. Hal ini menunjukkan kesadaran Bank Umum Syariah untuk
melakukan dan mengungkapkan aktivitas Islamic Social Reportingnya (ISR).
Variabel islamic governance score (IGS) menunjukan rata-rata sebesar
59,09091% dengan standar deviasi sebesar 13,37116%. Nilai minimum diperoleh
sebesar 40,00000% dan nilai maksimum sebesar 90,00000%.
Variabel leverage (DER) menunjukan nilai rata-rata sebesar 2,460000%
dengan standar deviasi sebesar 2,384317%. Nilai minimum diperoleh sebesar
0,370000% dan nilai maksimum sebesar 12,24000%. Variabel profitabilitas
(ROA) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 1,923273% dengan standar deviasi
sebesar 3,274929%. Nilai minimum diperoleh sebesar 0,080000% dan nilai
maksimum diperoleh sebesar 22,45000%. Variabel ukuran perusahaan (SIZE)
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 19.276.651 dengan standar deviasi sebesar
70
22.171.764. Nilai minimum diperoleh sebesar 939.472 dan nilai maksimum
sebesar 78.831.722.
D. Analisis dan Pembahasan
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat Microsoft Excel 2013
dan Eviews 9.0.
1. Pemilihan Model Regresi Data Panel
Terdapat beberapa pendekatan/metode yang akan digunakan dalam
mengestimasi model regresi data panel yaitu pendekatan common effect, fixed
effect, dan random effect.
Tabel 4. 5 Hasil Regresi Data Panel pada Common Effect
Dependent Variable: ISR
Method: Panel Least Squares
Date: 02/02/18 Time: 20:21
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 55 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. IGS 0.163495 0.075413 2.167997 0.0349
DER -0.007832 0.015029 -0.521142 0.6046
ROA -0.010613 0.013308 -0.797513 0.4289
SIZE 0.016632 0.008108 2.051336 0.0455
C -0.319680 0.279701 -1.142935 0.2585 R-squared 0.276055 Mean dependent var 0.612689
Adjusted R-squared 0.218139 S.D. dependent var 0.105737
S.E. of regression 0.093496 Akaike info criterion -1.815298
Sum squared resid 0.437071 Schwarz criterion -1.632813
Log likelihood 54.92070 Hannan-Quinn criter. -1.744730
F-statistic 4.766495 Durbin-Watson stat 0.436088
Prob(F-statistic) 0.002457
Sumber: Hasil olah data eviews
71
Selanjutnya hal yang sama juga dilakukan dengan model fixed effect. Hasil
regresinya adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 6 Hasil Regresi Data Panel pada Fixed Effect
Dependent Variable: ISR
Method: Panel Least Squares
Date: 02/02/18 Time: 20:23
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 55 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. IGS 0.233255 0.148830 1.567260 0.1249
DER -0.015274 0.017040 -0.896354 0.3754
ROA -0.010816 0.011984 -0.902515 0.3722
SIZE 0.030405 0.008026 3.788427 0.0005
C -0.825545 0.623042 -1.325022 0.1927 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.749540 Mean dependent var 0.612689
Adjusted R-squared 0.661880 S.D. dependent var 0.105737
S.E. of regression 0.061484 Akaike info criterion -2.513080
Sum squared resid 0.151211 Schwarz criterion -1.965626
Log likelihood 84.10970 Hannan-Quinn criter. -2.301375
F-statistic 8.550456 Durbin-Watson stat 1.546112
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil olah data eviews
Selanjutnya hal yang sama juga dilakukan dengan model fixed effect. Hasil
regresinya adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 7 Hasil Regresi Data Panel pada Random Effect
Dependent Variable: ISR
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/02/18 Time: 20:23
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 55
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
72
IGS 0.174076 0.096877 1.796873 0.0784
DER -0.016953 0.014763 -1.148381 0.2563
ROA -0.009070 0.011103 -0.816902 0.4179
SIZE 0.027074 0.007138 3.793158 0.0004
C -0.529863 0.384714 -1.377292 0.1746 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.074704 0.5962
Idiosyncratic random 0.061484 0.4038 Weighted Statistics R-squared 0.353828 Mean dependent var 0.211633
Adjusted R-squared 0.302135 S.D. dependent var 0.073571
S.E. of regression 0.061460 Sum squared resid 0.188868
F-statistic 6.844703 Durbin-Watson stat 1.180472
Prob(F-statistic) 0.000179 Unweighted Statistics R-squared 0.242411 Mean dependent var 0.612689
Sum squared resid 0.457382 Durbin-Watson stat 0.487456
Sumber: Hasil olah data eviews
Setelah hasil dari model common effect, fixed effect dan random effect
diperoleh maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji untuk menentukan
model estimasi mana yang lebih tepat. Maka digunakanlah uji likehood ratio
atau uji chow.
a. Uji Chow
Uji chow adalah pengujian untuk menentukan antara common effect
atau fixed effect yang lebih tepat digunakan dalam mengestimasi data
panel. Hipotesis uji chow dalam penelitian ini adalah:
H0 : Common Effect
H1 : Fixed Effect
Hasil dari uji chow dapat dilihat pada gambar berikut:
73
Tabel 4. 8 Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 7.561870 (10,40) 0.0000
Cross-section Chi-square 58.378006 10 0.0000
Sumber: Hasil olah data eviews
Berdasarkan hasil output diatas menunjukan bahwa nilai probabilitas
0,0000 untuk cross section F. Dengan kata lain nilai probabilitas pada tabel
diatas berada dibawah nilai dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan H1 diterima. Sehingga model yang lebih sesuai digunakan dalam
penelitian ini adalah model fixed effect.
Karena dari uji pemilihan model common effect dan fixed effect
disimpulkan model yang lebih tepat adalah fixed effect. Selanjutnya dilakukan
pula uji pemilihan model fixed effect dan random effect atau dengan
menggunakan Uji Hausman.
b. Uji Hausman
Uji hausman adalah pengujian untuk menentukan antara fixed effect
atau random effect yang lebih tepat digunakan dalam mengestimasi data
panel. Hipotesis uji chow dalam penelitian ini adalah:
H0 : Fixed Effect
H1 : Random Effect
Hasil dari uji hausman dapat dilihat pada gambar berikut:
74
Tabel 4. 9 Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 3.961535 4 0.4112 Sumber: Hasil olah data eviews
Berdasarkan hasil output diatas menunjukan bahwa nilai probabilitas
0,4112 untuk cross section random. Dengan kata lain nilai probabilitas pada
tabel diatas lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan
H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga model yang lebih sesuai digunakan
dalam penelitian ini adalah random effect.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak,
salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi masalah normalitas
yaitu menggunakan Jarque-Bera Test. Keputusan terdistribusi normal
tidaknya residual secara sederhana dengan membandingkan nilai
probabilitas JB (Jarque-Bera) hitung dengan tingkat alpha 0,05 (5%).
Apabila probabilitas JB hitung lebih besar dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa residual terdistribusi normal dan sebaliknya apabila
nilainya lebih kecil maka tidak cukup bukti untuk menyatakan bahwa
residual terdistribisi normal.
75
Hasil dari uji normalitas dapat dilihat pada gambar berikut:
Tabel 4. 10 Hasil Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
-0.2 -0.1 0.0 0.1
Series: Standardized Residuals
Sample 2012 2016
Observations 55
Mean 1.97e-17
Median 0.016971
Maximum 0.159983
Minimum -0.255883
Std. Dev. 0.089966
Skewness -0.667869
Kurtosis 3.342741
Jarque-Bera 4.357991
Probability 0.113155
Sumber: Hasil olah data eviews
Berdasarkan hasil output diatas menunjukan bahwa nilai probabilitas
JB hitung sebesar 0,113155 yaitu lebih besar dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa residual terdistribisi normal yang artinya asumsi
klasik tentang kenormalan telah terpenuhi.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
kolerasi yang terjadi diantara variabel-variabel independen. Untuk
mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas digunakan uji correlation
dengan menggunakan matrik korelasi. Jika hasil koefisien korelasi pada
output menunjukan hasil diatas 0,85 maka diduga terjadi
multikolinearitas. Sebaliknya jika koefisien korelasi rendah dibawah 0,85
maka diduga model tidak mengandung multikolinearitas (Widarjono,
2010:60).
76
Hasil dari uji multikolinearitas dapat dilihat pada gambar berikut:
Tabel 4. 11 Hasil Uji Multikolinearitas
IGS DER ROA SIZE
IGS 1.000000 0.267676 -0.407884 0.735149
DER 0.267676 1.000000 -0.109572 0.441554
ROA -0.407884 -0.109572 1.000000 -0.288353
SIZE 0.735149 0.441554 -0.288353 1.000000
Sumber: Hasil olah data eviews
Dapat dilihat pada tabel 4.11 diatas, menunjukan bahwa tidak ada
variabel yang memiliki nilai korelasi diatas 0,85 dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai tidak terdapat masalah
multikolinearitas dengan kata lain dalam penelitian ini tidak terjadi
multikolinearitas diantara variabel bebasnya.
c. Uji Heterokedestisitas
Uji heterokedestisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Untuk mendeteksi adanya heterokedestisitas dalam
penelitian salah satunya adalah menggunakan prosedur statistik dengan uji
white. Uji white menggunakan residual kuadrat sebagai variabel
independen, dan variabel independennya terdiri atas variabel independen
yang sudah ada, ditambah dengan kuadrat variabel independen, dan
ditambah lagi dengan perkalian dua variabel independen (Winarno, 2015).
Hasil dari uji heterokedestisitas dengan uji white pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
77
Tabel 4. 12 Hasil Uji Heterokedestisitas dengan Uji White
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.858387 Prob. F(14,39) 0.6060
Obs*R-squared 12.71998 Prob. Chi-Square(14) 0.5487
Scaled explained SS 8.517549 Prob. Chi-Square(14) 0.8607
Sumber: Hasil olah data eviews
Berdasarkan output pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa nilai Obs*R-
squared sebesar 12,71998 dan nilai probabilitasnya adalah 0,5487 lebih besar
dari tingkat alpha 0,05 sehingga, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
heterokedestisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk melihat hubungan antara residual
satu dengan observasi dengan residual observasi lainnya.
Tabel 4. 13 Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.941257 Prob. F(2,48) 0.3972
Obs*R-squared 2.075643 Prob. Chi-Square(2) 0.3542
Sumber: Hasil olah data eviews
Berdasarkan output pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa nilai Prob-F
sebesar 0,3972 dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai signifikan 0,05.
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi dalam
penelitian ini.
78
3. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan uji yang dilakukan yaitu uji chow pada variabel dependen
ISR (Islamic Social Reporting).
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen, atau untuk
mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen atau tidak.
Berikut adalah hasil uji signifikansi simultan menggunakan uji F:
Tabel 4. 14 Hasil Uji F
R-squared 0.276055 Mean dependent var 0.612689
Adjusted R-squared 0.218139 S.D. dependent var 0.105737
S.E. of regression 0.093496 Akaike info criterion -1.815298
Sum squared resid 0.437071 Schwarz criterion -1.632813
Log likelihood 54.92070 Hannan-Quinn criter. -1.744730
F-statistic 4.766495 Durbin-Watson stat 0.436088
Prob(F-statistic) 0.002457
Sumber: Hasil olah data eviews
Berdasarkan tabel 4.13 diatas, hasil F-statistic sebesar 4,766495
dengan tingkat signifikansi 0,002457. Karena tingkat signifikansi lebih
kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Islamic Governance Score
(IGS), Leverage (DER), Profitabilitas (ROA) dan ukuran perusahaan
(SIZE) secara simultan berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic
Social Reporting (ISR). Dengan kata lain hipotesis H5 yang menyatakan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X terhadap
variabel Y adalah diterima.
79
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara
variabel independen (Islamic Governance Score, Leverage (DER),
Profitabilitas (ROA) dan ukuran perusahaan (SIZE)) yang dipakai dalam
model regresi terhadap variabel dependen Islamic Social Reporting (ISR).
Berikut adalah hasil uji signifikansi simultan menggunakan uji t:
Tabel 4. 15 Hasil Uji t
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. IGS 0.163495 0.075413 2.167997 0.0349
DER -0.007832 0.015029 -0.521142 0.6046
ROA -0.010613 0.013308 -0.797513 0.4289
SIZE 0.016632 0.008108 2.051336 0.0455
C -0.319680 0.279701 -1.142935 0.2585 Sumber: Hasil olah data eviews
Berdasarkan tabel 4.14 diatas, dapat dilakukan pembahasan masing-
masing variabel sebagai berikut:
1) Islamic Governance Score (IGS)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh islamic
governace score (IGS) terhadap ISR pada bank umum syariah periode
2012-2016. Berdasarkan tabel 4.14 diatas, diketahui bahwa
probabilitas islamic governace score (IGS) yaitu 0,0349 lebih kecil dari
0,05, ini berarti secara parsial islamic governace score (IGS)
berpengaruh terhadap pengungkapan ISR. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa IGS
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR diterima.
80
2) Leverage (DER)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi leverage (DER)
terhadap pengungkapan ISR pada bank umum syariah periode 2012-
2016. Berdasarkan tabel 4.14 diatas, diketahui bahwa probabilitas
leverage (DER) yaitu 0,6046 lebih besar dari 0,05 ini berarti bahwa
secara parsial leverage (DER) tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan ISR. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan hipotesis
pertama (H2) yang menyatakan bahwa DER berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan ISR ditolak.
3) Profitabilitas (ROA)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi profitabilitas (ROA)
terhadap pengungkapan ISR pada bank umum syariah periode 2012-
2016. Berdasarkan tabel 4.14 diatas, diketahui bahwa probabilitas
profitabilitas (ROA) yaitu 0,4289 lebih besar dari 0,05, ini berarti
bahwa secara parsial profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan ISR. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan hipotesis
pertama (H3) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan ISR ditolak.
4) Ukuran Perusahaan (SIZE)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi ukuran perusahaan
(SIZE) terhadap pengungkapan ISR pada bank umum syariah periode
2012-2016. Berdasarkan tabel 4.14 diatas, diketahui bahwa
probabilitas ukuran perusahaan (SIZE) yaitu 0,0455 lebih kecil dari
81
0,05 ini berarti bahwa secara parsial ukuran perusahaan (SIZE)
berpengaruh terhadap pengungkapan ISR. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan hipotesis pertama (H4) yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR
diterima.
c. Uji koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) pada intinya adalah mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai R2 adalah diantara 0 dan 1. Jika R2 berkisar hampir satu, berarti
semakin kuat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen dan sebaliknya, jika nilai R2 semakin mendekati angka
nol, berarti semakin lemah kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2011).
Berikut adalah hasil uji R2:
Tabel 4. 16 Hasil Uji R2
R-squared 0.276055 Mean dependent var 0.612689
Adjusted R-squared 0.218139 S.D. dependent var 0.105737
S.E. of regression 0.093496 Akaike info criterion -1.815298
Sum squared resid 0.437071 Schwarz criterion -1.632813
Log likelihood 54.92070 Hannan-Quinn criter. -1.744730
F-statistic 4.766495 Durbin-Watson stat 0.436088
Prob(F-statistic) 0.002457
Sumber: Hasil olah data eviews
Berdasarkan hasil uji regresi diatas dapat diperoleh nilai R2 sebesar
0,276055. Hasil tersebut menunjukan bahwa kemampuan variabel
independen (Islamic Governance Score, Leverage (DER), Profitabilitas
82
(ROA) dan ukuran perusahaan (SIZE)) dalam menjelaskan variabel
dependen pengungkapan ISR sebesar 27%, lalu sisanya sebesar 73%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukan dalam model
penelitian ini.
E. Interpretasi Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi pengungkapan ISR pada Bank Umum Syariah di Indonesia
periode 2012-2016 dengan menggunakan variabel independen berupa islamic
governance score (IGS), leverage (DER), profitabilitas (ROA) dan ukuran
perusahaan (SIZE). Fokus penelitian ini mengungkap item ISR dengan
menggunakan content analysis terhadap laporan keuangan / laporan tahunan
(annual report) 11 Bank Umum Syariah yang menjadi sampel penelitian. Content
analysis dilakukan untuk mengetahui seberapa luas tingkat pengungkapan
tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh bank umum syariah.
Total skor indeks ISR dari 11 Bank Umum Syariah mengalami peningkatan
dari tahun 2012-2016. Hal ini membuktikan bahwa dalam kegiatan
operasionalnya, Bank Umum Syariah telah melakukan peningkatan dalam
mengungkapkan kegiatan-kegiatan yang sesuai syariah. Dari content analysis
yang dilakukan pada bank umum syariah periode 2012-2016 dapat diketahui
bahwa tema karyawan adalah tema yang paling banyak diungkapkan oleh bank
umum syariah yaitu yang berisi mengenai remunerasi/gaji/upah karyawan,
pendidikan dan pelatihan kerja. Lain halnya dengan tema lingkungan yang
merupakan tema paling sedikit yang diungkapkan oleh bank umum syariah yaitu
83
yang berisi mengenai konservasi lingkungan, sistem manajemen lingkungan, dan
pendidikan mengenai lingkungan.
Berdasarkan analisis regresi data panel yang telah dilakukan pemilihan model
data panel yang terpilih dalam penelitian ini adalah model random effect setelah
melalui proses uji chow dan uji hausman. Berdasarkan model estimasi maka
persamaan regresi yang terbentuk adalah:
ISRit = β0 + β1 IGSit + β4 SIZEit + ε
ISRit = -0.319680 + 0.163495IGS + 0.016632SIZE + ε
Berikut ini adalah hasil uji signifikansi dan analisis hipotesis hubungan setiap
variabel independen yang signifikan dengan variabel pengungkapan ISR:
1. Islamic Governance Score (IGS)
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data panel pada uji parsial dan
signifikansi variabel islamic governance score (IGS), keputusan yang diambil
adalah H1 diterima, yaitu islamic governance score (IGS) berpengaruh
signifikan positif terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada
Bank Umum Syariah di Indonesia. Hasil ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya Khoirudin (2013), Abdullah (2011), Farook dan Lanis (2005)
yang menyatakan bahwa islamic governance score (IGS) berpengaruh positif
terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR). Hasil tersebut tersebut
menjelaskan bahwa bank-bank syariah yang memiliki lebih banyak anggota
dewan pengawas syariah dan dewan komisaris, dan anggota dewan yang
memiliki pengetahuan serta pengalaman tambahan di bidang industri
84
perbankan, memutuskan untuk memberikan lebih banyak informasi mengenai
Islamic Social Reporting (ISR).
2. Ukuran Perusahaan (SIZE)
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data panel pada uji parsial dan
signifikansi variabel ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aset
(SIZE), keputusan yang diambil adalah H4 diterima yaitu variabel ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan Islamic
Social Reporting (ISR). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Othman et. al (2009) dan Rahayu (2015) yang menyatakan bahwa variabel
ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan Islamic
Social Reporting (ISR). Perusahaan yang lebih besar sudah pasti memiliki
pembiayaan, fasilitas, dan sumber daya manusia yang lebih banyak dibanding
dengan perusahaan yang lebih kecil. Jadi, perusahaan syariah yang lebih besar
akan cenderung untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial secara
syariah lebih luas dibandingkan perusahaan syariah yang lebih kecil.
85
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pembahasan hasil penelitian dengan melakukan
pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi data panel, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil regresi ditemukan bahwa islamic governance score (IGS) berpengaruh
signifikan positif terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)
pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012-2016.
2. Hasil regresi ditemukan bahwa leverage (DER) tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2012-2016.
3. Hasil regresi ditemukan bahwa profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada Bank Umum
Syariah di Indonesia periode 2012-2016.
4. Hasil regresi ditemukan bahwa ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh
signifikan positif terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)
pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012-2016.
5. Hasil regresi ditemukan bahwa islamic governance score (IGS), leverage,
profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap
pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2012-2016.
86
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba
mengemukakan saran yang mungkin bermanfaat diantaranya:
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah sampel yang
digunakan, sehingga diharapkan dapat lebih menggambarkan kondisi
perbankan syariah di Indonesia.
2. Penelitian selanjutnya juga disarankan untuk menambah variabel-variabel
independen lain yang mungkin dapat mempengaruhi pengungkapan Islamic
Social Reporting (ISR).
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan pokok-pokok
pengungkapan indeks Islamic Social Reporting (ISR) secara lebih
komprehensif dengan memperhatikan karakteristik dan kondisi di Indonesia
agar indeks ISR yang digunakan dapat lebih merefleksikan tanggung jawab
sosial yang sesuai dengan prinsip Islam.
4. Menambah sumber informasi / referensi yang dijadikan sebagai bahan
penilaian pengungkapan tanggung jawab sosial secara syariah.
87
DAFTAR PUSTAKA
Alijoyo, A., dan Zaini, S. “Komisaris Independen”. Jakarta. PT INDEKS kelompok
GRAMEDIA. 2004.
Ansori. “Pengungkapan Shariah Compliance dan Kepatuhan Bank Syariah terhadap
Prinsip Shariah”. Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 3 No. 1. ISSN 2085-4277.
2011.
Azhar, Fahri Ali., dan Trisnawati, R. “Pengungkapan Islamic Social Reporting pada
Bank Syariah di Indonesia”. Proceeding Seminar Nasional. ISBN: 978-979-
636-147-2. 2013.
Azheri, Busyra. “Corporate Social Responsibility Dari Voluntary Menjadi
Mandatory”. Jakarta. PT RAJAGRAFINDO PERSADA. 2012.
Chairi, Charles. “Analisis Pengaruh Islamic Corporate Governance terhadap
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Kasus pada Bank
Syariah di Asia)”. Diponegoro Journal of Accounting. 2010.
Farook, S. Z., dan Lanis, R. “Banking on Islam? Determinants of Corporate Social
Responsibility (CSR) Disclosure”. International Conference on Islamic
Economics and Finance. 2005.
Fitria, Soraya., Dwi Hartanti. “Islam dan Tanggung Jawab Sosial : Studi
Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks
dan Islamic Social Reporting Indeks”. Universitas Indonesia. Simposium
Nasional Akuntansi XIII. 2010.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Semarang.
UNDIP. 2011.
Hanafi, Mamduh., dan Halim, Abdul. “Analisis Laporan Keuangan”. Yogyakarta.
UUP STIM YKPN. 2014.
Haniffa, R. “Social Reporting Disclosure: an Islamic Perspektive”. Indoenasian
Management Accounting Research Vol. 1, No. 2. 2002.
Kartini. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting
(ISR) pada Perusahaan yang Masuk Jakarta Islamic Index Periode 2011-
2014”. Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 2016.
Kartini, Dwi. “Corporate Social Responsibility”. Bandung. PT Refika Aditama. 2009.
Kasmir. “Pengantar Manajemen Keuangan”. Jakarta. Prenadamedia Group. 2016.
88
Khoirudin, A. “Corporate Governance dan Pengungkapan Islamic Social Reporting
pada Perbankan Syariah di Indonesia”. Universitas Negeri Semarang.
Accounting Analysis Journal. ISSN: 2252-6765. 2013.
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Muamalat, diakses
tanggal 10 April 2017, dari: http://www.bankmuamalat.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank BRI Syariah, diakses
tanggal 10 April 2017, dari: https://www.brisyariah.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Syariah Mandiri,
diakses tanggal 10 April 2017, dari: https://www.syariahmandiri.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Mega Syariah,
diakses tanggal 10 April 2017, dari: http://www.megasyariah.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Panin Syariah,
diakses tanggal 10 April 2017, dari: https://www.paninbanksyariah.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Syariah Bukopin,
diakses tanggal 10 April 2017, dari: http://www.syariahbukopin.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank BCA Syariah,
diakses tanggal 10 April 2017, dari: http://www.bcasyariah.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Aceh Syariah,
diakses tanggal 10 April 2017, dari: http://www.bankaceh.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank BNI Syariah, diakses
tanggal 10 April 2017, dari: http://www.bnisyariah.co.id
Maali, B., Casson, P., dan Napier, C. “Social Reporting by Islamic Banks”. ABACUS
Vol. 42, No. 2. 2006.
Masruki, R., Zakaria, N. “Value Relevance of Accounting Numbers: Determinants of
Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosures of Islamic Banks in
Malaysia”. The Journal of Muamalat and Islamic Finance Research Vol. 9, No
1. 2012.
Muhammad. “Metodologi Penelitian Ekonomi Islam”. Jakarta. Rajawali Pers. 2008.
Mulyono, Sri. “Peramalan Bisnis dan Ekonometrika”. Yogyakarta. BPFE-
Yogyakarta. 2000.
Nachrowi, N. D., dan Usman, H. “Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika
Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”. Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. 2006.
89
Othman, Rohana., Thani, Azlan., dan Ghani, E. K. “Determinants of Islamic Social
Reporting Among Top Shariah-Approved Companies in Bursa Malaysia”.
Research Journal of International Studies – Issue 12 (October., 2009). 2009.
Othman, Rohana. “Islamic Social Reporting of Listed Companies In Malaysia”.
Internasional Business & Economics Research Journal – April 2010. 2010
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11 / 33 / PBI / 2009 Tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13 / 2 / PBI / 2011 Tentang Pelaksanaan Fungsi
Kepatuhan Bank Umum.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas.
Rahayu, Tantri Puji. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan
Islamic Social Reporting (ISR) (Studi Empiris pada Perusahaan yang
Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2010-2013)”. Universitas
Jember. 2015.
Rahman, Azhar Abdul dan Bukair, Abdullah A. “The Influence of the Shariah
Supervision Board on Corporate Social Responsibility Disclosure by Islamic
Banks of Gulf Co-Operation Council Countries”. Asian Journal of Business
and Accounting 6 (2). ISSN 1985-4064. 2013
Rizkiningsih, P. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR): Studi Empiris pada Bank Syariah di Indonesia, Malaysia dan
Negara-Negara Gulf Cooperation Council”. Depok. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. 2012.
Rosiana, R., Arifin, B., dan Hamdani, M. “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage, dan Islamic Governance Score terhadap
Pengungkapan Islamic Social Reporting ”. ESENSI Jurnal Bisnis dan
Manajemen Vol. 5, No. 1. 2015.
Rudito, Bambang., dan Famiola, Melia. “Corporate Social Responsibility”. Bandung.
Rekayasa Sains. 2013.
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND”. Bandung: Alfabeta.
2010
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP Tanggal 14 Desember 2001, diakses
tanggal 17 Mei 2017 dari: http://www.bi.go.id
Statistik Perbankan Syariah 2017, diakses tanggal 9 April 2017 dari
http://www.ojk.go.id
90
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
Taufik., Widianti, M., dan Rafiqoh. “Pengaruh Islamic Governance Score, Leverage,
dan Profitabilitas terhadap Islamic Social Reporting Index pada Bank Umum
Syariah di Indonesia”. Universitas Sriwijaya. Jurnal Manajemen dan Bisnis
Sriwijaya Vol. 13, No. 2. 2015.
Wibisono, Dermawan. “Riset Bisnis”. Yogyakarta. BPFE Yogyakarta. 2000.
Widarjono, A. “Analisis Statistika Multivariat Terapan”. Yogyakarta. Unit Penerbit
dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. 2010.
Widiawati, Septi dan Raharja, Surya. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan yang Terdapat pada Daftar
Efek Syariah”. UNDIP. Semarang. 2012.
Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”.
Yogyakarta. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN. Edisi 4. 2015.
91
LAMPIRAN
Lampiran 1: Indeks Pengungkapan ISR (content analysis)
POKOK PENGUNGKAPAN POIN SUMBER
REFERENSI
A Tema Pembiayaan Dan Investasi
1 Kegiatan yang mengandung riba (beban
bunga dan pendapatan bunga) 1
Haniffa (2002)
Othman et al.
(2009)
2
Pengungkapan kegiatan yang
mengandung gharar atau tidak (hegding,
future non delivery trading/margin
trading, arbitrage baik spot maupun
forward, short selling, pure swap,
warrant, dan lain-lain)
1
Haniffa (2002)
Maali et al. (2006)
Othman et al.
(2009)
3 Zakat 1
Haniffa (2002)
Maali et al. (2006)
Othman et al.
(2009)
4
Kebijakan atas keterlambatan
pembayaran piutang dan
ketidakmampuan klient untuk membayar
utang/penghapusan piutang tak tertagih
1
Maali et al. (2006)
Othman et al.
(2009)
5 Pernyataan nilai tambah perusahaan 1 Othman et al.
(2009)
B Tema Produk Dan Jasa
6 Produk atau kegiatan operasi ramah
lingkungan 1
Othman et al.
(2009)
7 Status kehalalan produk 1
Haniffa (2002)
Othman et al.
(2009)
8 Keamanan dan kualitas produk 1 Othman et al.
(2009)
9 Pelayanan atas keluhan konsumen 1 Othman et al.
(2009)
C Tema Karyawan
10 Jam Kerja Karyawan 1
Haniffa (2002)
Othman et al.
(2009)
92
POKOK PENGUNGKAPAN POIN SUMBER
REFERENSI
11 Hari Libur dan Cuti 1
Haniffa (2002)
Othman et al.
(2009)
12 Manfaat yang diterima karyawan
(Tunjangan) 1
Haniffa (2002)
Othman et al.
(2009)
13 Remunerasi/Gaji/Upah Karyawan 1
Haniffa (2002),
Othman et. Al
(2009)
14 Pendidikan dan pelatihan kerja
(pengembangan sumber daya manusia) 1
Haniffa (2002)
Othman et al.
(2009)
15 Kesetaraan hak antara karyawan 1
Haniffa (2002)
Othman et al.
(2009)
16 Keterlibatan karyawan dalam diskusi
manajemen dan pengambilan keputusan 1
Haniffa (2002)
Othman et al.
(2009)
17 Kesehatan dan keselamatan kerja 1
Haniffa (2002)
Othman et al.
(2009)
18 Lingkungan Kerja 1
Haniffa (2002)
Othman et al.
(2009)
19
Karyawan dari kelompok khusus (cacat
fisik, mantan narapidana, mantan
pecandu narkoba)
1 Othman et al.
(2009)
20
Karyawan tingkat atas melaksanakan
ibadah bersama-sama dengan karyawan
tingkat menengah dan tingkat bawah .
1 Othman et al.
(2009)
21
Karyawan Muslim diperbolehkan
menjalankan ibadah di waktu-waktu
shalat dan berpuasa di saat Ramadhan
1 Othman et al.
(2009)
22 Tempat ibadah yang memadai 1 Othman et al.
(2009)
D Tema Masyarakat
23 Sedekah, donasi, kegiatan amal atau
sumbangan bencana alam 1
Haniffa (2002)
Othman et al.
(2009)
93
POKOK PENGUNGKAPAN POIN SUMBER
REFERENSI
24 Wakaf 1
Haniffa (2002)
Othman et al.
(2009)
25 Pinjaman untuk kebaikan (Qard Hasan) 1
Haniffa (2002)
Othman et al.
(2009)
26 Sukarelawan dari kalangan karyawan 1 Othman et al.
(2009)
27 Pemberian beasiswa sekolah 1 Othman et al.
(2009)
28
Pemberdayaan kerja para lulusan
sekolah/kuliah (magang atau praktik
kerja lapangan)
1 Othman et al.
(2009)
29 Pembangunan tunas muda 1 Othman et al.
(2009)
30 Peningkatan kualitas hidup masyarakat
miskin 1
Othman et al.
(2009)
31 Kepedulian terhadap anak-anak 1 Othman et al.
(2009)
32
Menyokong kegiatan-kegiatan kesehatan
masyarakat, hiburan, olahraga, budaya,
pendidikan, dan keagamaan.
1 Othman et al.
(2009)
E Tema Lingkungan
33 Konservasi lingkungan 1
Haniffa (2002)
Maali et al. (2006)
Othman et al.
(2009)
34
Kegiatan mengurangi efek terhadap
pemanasan global (minimalisasi polusi,
pengelolaan limbah, pengelolaan air
bersih, dan lain-lain)
1
Haniffa (2002)
Othman et al.
(2009)
35 Pendidikan mengenai lingkungan 1 Othman et al.
(2009)
36 Pernyataan verifikasi independen atau
audit lingkungan/sertifikasi dari lembaga 1
Othman et al.
(2009)
37 Sistem manajemen lingkungan 1 Othman et al.
(2009)
F Tema Tata Kelola Perusahaan
94
POKOK PENGUNGKAPAN POIN SUMBER
REFERENSI
38 Status kepatuhan terhadap syariah 1 Othman et al.
(2009)
39 Tujuan Perusahaan untuk mencapai
berkah 1
Othman et al.
(2009)
40 Profil dewan Direksi 1 Othman et al.
(2009)
41 Struktur kepemilikan saham 1 Othman et al.
(2009)
42
Aktivitas yang dilarang: praktik
monopoli, penimbunan barang,
manipulasi harga, praktek kecurangan
bisnis, dan perjudian
1 Othman et al.
(2009)
43 Kebijakan anti korupsi (code of conduct,
whistleblowing system, dan lain-lain) 1
Othman et al.
(2009)
TOTAL 43
95
Lampiran 2: Data Sampel Penelitian
NO Kode Nama Bank Umum Syariah
1 BMI Bank Muamalat Indonesia
2 BRIS Bank BRI Syariah
3 BSM Bank Syariah Mandiri
4 BMS Bank Mega Syariah
5 BPS Bank Panin Syariah
6 BSB Bank Syariah Bukopin
7 BCAS BCA Syariah
8 BAS Bank Aceh Syariah
9 BNIS Bank BNI Syariah
10 BVS Bank Victoria Syariah
11 MBS Maybank Syariah
96
Lampiran 3: Rangkuman Jumlah Bank Umum Syariah per Pokok
Pengungkapan
POKOK PENGUNGKAPAN Jumlah Bank Umum Syariah
2012 2013 2014 2015 2016
A Tema Pembiayaan Dan Investasi
1 Kegiatan yang mengandung riba (beban
bunga dan pendapatan bunga) 9 10 10 11 11
2
Pengungkapan kegiatan yang
mengandung gharar atau tidak
(hegding, future non delivery
trading/margin trading, arbitrage baik
spot maupun forward, short selling,
pure swap, warrant, dan lain-lain)
3 4 7 8 9
3 Zakat 11 11 11 11 11
4
Kebijakan atas keterlambatan
pembayaran piutang dan
ketidakmampuan klient untuk
membayar utang/penghapusan piutang
tak tertagih
0 0 0 0 0
5 Pernyataan nilai tambah perusahaan 0 6 8 10 11
B Tema Produk Dan Jasa
6 Produk atau kegiatan operasi ramah
lingkungan 11 11 11 11 11
7 Status kehalalan produk 0 0 0 0 0
8 Keamanan dan kualitas produk 11 11 11 11 11
9 Pelayanan atas keluhan konsumen 7 7 8 8 9
C Tema Karyawan
10 Jam Kerja Karyawan 0 0 0 0 0
11 Hari Libur dan Cuti 3 5 6 8 8
12 Manfaat yang diterima karyawan
(Tunjangan) 9 8 11 11 11
97
POKOK PENGUNGKAPAN Jumlah Bank Umum Syariah
2012 2013 2014 2015 2016
13 Remunerasi/Gaji/Upah Karyawan 11 11 11 11 11
14 Pendidikan dan pelatihan kerja
(pengembangan sumber daya manusia) 11 11 11 11 11
15 Kesetaraan hak antara karyawan 5 6 10 11 11
16
Keterlibatan karyawan dalam diskusi
manajemen dan pengambilan
keputusan
11 11 11 11 11
17 Kesehatan dan keselamatan kerja 7 7 8 9 11
18 Lingkungan Kerja 9 9 10 11 11
19
Karyawan dari kelompok khusus
(cacat fisik, mantan narapidana,
mantan pecandu narkoba)
0 0 0 0 0
20
Karyawan tingkat atas melaksanakan
ibadah bersama-sama dengan karyawan
tingkat menengah dan tingkat bawah .
0 0 0 0 0
21
Karyawan Muslim diperbolehkan
menjalankan ibadah di waktu-waktu
shalat dan berpuasa di saat Ramadhan
9 9 9 9 9
22 Tempat ibadah yang memadai 0 0 0 0 0
D Tema Masyarakat
23 Sedekah, donasi, kegiatan amal atau
sumbangan bencana alam 10 11 11 10 11
24 Wakaf 5 5 3 6 6
25 Pinjaman untuk kebaikan (Qard Hasan) 11 11 11 11 11
26 Sukarelawan dari kalangan karyawan 0 0 0 0 0
27 Pemberian beasiswa sekolah 5 5 4 6 7
28
Pemberdayaan kerja para lulusan
sekolah/kuliah (magang atau praktik
kerja lapangan)
0 0 0 0 1
29 Pembangunan tunas muda 3 4 5 10 5
98
POKOK PENGUNGKAPAN Jumlah Bank Umum Syariah
2012 2013 2014 2015 2016
30 Peningkatan kualitas hidup masyarakat
miskin 1 4 8 11 7
31 Kepedulian terhadap anak-anak 4 6 4 10 11
32
Menyokong kegiatan-kegiatan
kesehatan masyarakat, hiburan,
olahraga, budaya, pendidikan, dan
keagamaan.
10 11 11 11 11
E Tema Lingkungan
33 Konservasi lingkungan 9 10 9 11 11
34
Kegiatan mengurangi efek terhadap
pemanasan global (minimalisasi polusi,
pengelolaan limbah, pengelolaan air
bersih, dan lain-lain)
3 8 6 6 7
35 Pendidikan mengenai lingkungan 0 0 0 0 0
36
Pernyataan verifikasi independen atau
audit lingkungan/sertifikasi dari
lembaga
0 0 0 0 0
37 Sistem manajemen lingkungan 10 11 11 11 11
F Tema Tata Kelola Perusahaan
38 Status kepatuhan terhadap syariah 11 11 11 11 11
39 Tujuan Perusahaan untuk mencapai
berkah 10 11 11 11 11
40 Profil dewan Direksi 11 11 11 11 11
41 Struktur kepemilikan saham 11 11 11 11 11
42
Aktivitas yang dilarang: praktik
monopoli, penimbunan barang,
manipulasi harga, praktek kecurangan
bisnis, dan perjudian
0 0 0 0 0
43
Kebijakan anti korupsi (code of
conduct, whistleblowing system, dan
lain-lain)
6 6 9 9 11
99
Lampiran 4: Rangkuman Skor dan Rasio Indeks tiap Bank Umum Syariah
No Kode
Skor ISR Rasio ISR (%)
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
1 BMI 29 31 31 31 31 67,44 72,09 72,09 72,09 72,09
2 BRIS 25 26 27 29 30 58,14 60,47 62,79 67,44 69,77
3 BSM 29 32 29 32 32 67,44 74,42 67,44 74,42 74,42
4 BMS 19 20 22 28 30 44,19 46,51 51,16 65,12 69,77
5 BPS 22 24 28 32 29 51,16 55,81 65,12 74,42 67,44
6 BSB 24 26 26 29 28 55,81 60,47 60,47 67,44 65,12
7 BCAS 21 21 27 29 28 48,84 48,84 62,79 67,44 65,12
8 BAS 23 25 29 30 32 53,49 58,14 67,44 69,77 74,42
9 BNIS 27 29 30 31 31 62,79 67,44 69,77 72,09 72,09
10 BVS 12 18 19 23 25 27,91 41,86 44,19 53,49 58,14
11 MBS 18 21 21 23 25 41,86 48,84 48,84 53,49 58,14
Total 249 273 289 317 321
Rata-Rata 27,67 30,33 32,11 35,22 35,67
100
Lampiran 5: Skor Indeks ISR Tahun 2012
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Indeks Kode BMI BRIS BSM BMS BPS BSB BCAS BAS BNIS BVS MBS
A
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 9
2 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 3
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 23
B
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9
Jumlah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 31
C
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 3
12 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 9
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
15 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 5
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
17 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 7
101
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Indeks Kode BMI BRIS BSM BMS BPS BSB BCAS BAS BNIS BVS MBS
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9
22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 8 8 8 5 8 7 6 8 8 4 5 75
D
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
24 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 5
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 5
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 3
30 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
31 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 4
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
Jumlah 7 4 7 3 3 5 4 3 7 2 4 49
E
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9
34 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
102
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Indeks Kode BMI BRIS BSM BMS BPS BSB BCAS BAS BNIS BVS MBS
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
Jumlah 3 3 3 2 2 2 2 2 2 0 1 22
F
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
42 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
43 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 6
Jumlah 5 5 5 4 4 5 4 5 5 3 4 49
Total 29 25 29 19 22 24 21 23 27 12 18 249
103
Lampiran 6: Skor Indeks ISR Tahun 2013
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Indeks Kode BMI BRIS BSM BMS BPS BSB BCAS BAS BNIS BVS MBS
A
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
2 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 4
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 6
Jumlah 4 2 4 2 3 3 2 3 3 3 2 31
B
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
9 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
Jumlah 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 29
C
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 5
12 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 8
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
15 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 6
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
17 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 7
104
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Indeks Kode BMI BRIS BSM BMS BPS BSB BCAS BAS BNIS BVS MBS
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9
22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 8 8 9 5 8 9 6 8 9 3 4 77
D
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
24 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 5
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 5
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 4
30 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 4
31 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 6
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
Jumlah 8 6 8 4 3 5 4 3 6 4 6 57
E
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
34 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 8
35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
105
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Indeks Kode BMI BRIS BSM BMS BPS BSB BCAS BAS BNIS BVS MBS
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
Jumlah 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 29
F
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
42 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
43 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 6
Jumlah 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 50
Total 31 26 32 20 24 26 21 25 29 18 21 273
106
Lampiran 7: Skor Indeks ISR Tahun 2014
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Indeks Kode BMI BRIS BSM BMS BPS BSB BCAS BAS BNIS BVS MBS
A
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
2 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 7
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 8
Jumlah 4 4 3 2 3 4 3 4 4 3 2 36
B
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
9 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
Jumlah 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 30
C
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 6
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
15 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
17 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 8
107
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Indeks Kode BMI BRIS BSM BMS BPS BSB BCAS BAS BNIS BVS MBS
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9
22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 9 9 9 6 9 8 8 9 9 5 6 87
D
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
24 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 3
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 4
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 5
30 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 8
31 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 4
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
Jumlah 7 4 6 4 5 5 5 5 7 3 6 57
E
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9
34 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 6
35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
108
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Indeks Kode BMI BRIS BSM BMS BPS BSB BCAS BAS BNIS BVS MBS
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
Jumlah 3 3 3 2 3 2 3 3 2 1 1 26
F
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
42 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9
Jumlah 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 53
Total 31 27 29 22 28 26 27 29 30 19 21 289
109
Lampiran 8: Skor Indeks ISR Tahun 2015
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Indeks Kode BMI BRIS BSM BMS BPS BSB BCAS BAS BNIS BVS MBS
A
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
2 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 8
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
Jumlah 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 40
B
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
9 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
Jumlah 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 30
C
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 8
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9
110
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Indeks Kode BMI BRIS BSM BMS BPS BSB BCAS BAS BNIS BVS MBS
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9
22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 9 9 9 9 9 9 8 9 9 6 6 92
D
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
24 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 6
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 6
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
31 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
Jumlah 7 6 8 7 8 8 7 7 7 4 6 75
E
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
34 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 6
35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
111
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Indeks Kode BMI BRIS BSM BMS BPS BSB BCAS BAS BNIS BVS MBS
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
Jumlah 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 28
F
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
41 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
42 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9
Jumlah 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 52
Total 31 29 32 28 32 29 29 30 31 23 23 317
112
Lampiran 9: Skor Indeks ISR Tahun 2016
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Indeks Kode BMI BRIS BSM BMS BPS BSB BCAS BAS BNIS BVS MBS
A
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 9
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
Jumlah 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 42
B
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9
Jumlah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 31
C
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 8
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
113
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Indeks Kode BMI BRIS BSM BMS BPS BSB BCAS BAS BNIS BVS MBS
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 9
22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 9 9 9 9 8 9 9 9 9 7 7 94
D
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
24 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 6
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 7
28 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
29 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 5
30 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 7
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
Jumlah 7 6 8 6 7 5 6 8 7 5 5 70
E
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
34 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 7
35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
114
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Indeks Kode BMI BRIS BSM BMS BPS BSB BCAS BAS BNIS BVS MBS
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
Jumlah 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 29
F
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
42 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
Jumlah 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
Total 31 30 32 30 29 28 28 32 31 25 25 321
115
Lampiran 10: Rangkuman Skor Indeks ISR Tahun 2012-2016
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Kode BMI BRIS BSM BMS BPS BSB BCAS BAS BNIS BVS MBS
A
2012 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 23
2013 4 2 4 2 3 3 2 3 3 3 2 31
2014 4 4 3 2 3 4 3 4 4 3 2 36
2015 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 40
2016 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 42
B
2012 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 31
2013 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 29
2014 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 30
2015 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 30
2016 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 31
C
2012 8 8 8 5 8 7 6 8 8 4 5 75
2013 8 8 9 5 8 9 6 8 9 3 4 77
2014 9 9 9 6 9 8 8 9 9 5 6 87
2015 9 9 9 9 9 9 8 9 9 6 6 92
2016 9 9 9 9 8 9 9 9 9 7 7 94
D
2012 7 4 7 3 3 5 4 3 7 2 4 49
2013 8 6 8 4 3 5 4 3 6 4 6 57
2014 7 4 6 4 5 5 5 5 7 3 6 57
2015 7 6 8 7 8 8 7 7 7 4 6 75
116
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Kode BMI BRIS BSM BMS BPS BSB BCAS BAS BNIS BVS MBS
2016 7 6 8 6 7 5 6 8 7 5 5 70
E
2012 3 3 3 2 2 2 2 2 2 0 1 22
2013 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 29
2014 3 3 3 2 3 2 3 3 2 1 1 26
2015 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 28
2016 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 29
F
2012 5 5 5 4 4 5 4 5 5 3 5 49
2013 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 50
2014 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 53
2015 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 52
2016 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
Total
2012 29 25 29 19 22 24 21 23 27 12 18 249
2013 31 26 32 20 24 26 21 25 29 18 21 273
2014 31 27 29 22 28 26 27 29 30 19 21 289
2015 31 29 32 28 32 29 29 30 31 23 23 317
2016 31 30 32 30 29 28 28 32 31 25 25 321
117
Lampiran 11: Data Penelitian
NO Kode Tahun IGS (%) DER (%) ROA (%) ISR (%) Total Aset/SIZE
(nominal)
Total Hutang
(dalam jutaan Rp)
Total Ekuitas
(dalam jutaan Rp)
1
BMI
2012 90 3,30 1,16 67,44 44.854.413 8.115.488 2.457.989
2 2013 90 2,30 1,20 72,09 54.694.021 9.875.162 4.291.094
3 2014 90 2,35 0,15 72,09 62.413.310 9.463.143 4.023.952
4 2015 90 2,52 0,19 72,09 57.172.588 8.952.097 3.550.564
5 2016 70 2,62 0,21 72,09 55.786.398 9.476.756 3.618.747
6
BRIS
2012 70 3,21 0,98 58,14 14.088.914 3.431.739 1.068.564
7 2013 70 2,65 1,06 60,47 17.400.914 4.504.515 1.698.128
8 2014 70 3,28 0,08 62,79 20.343.249 5.608.590 1.707.843
9 2015 70 2,74 0,70 67,44 24.230.247 6.421.537 2.339.812
10 2016 70 3,37 0,86 69,77 27.687.188 8.464.428 2.510.014
11
BSM
2012 80 2,19 2,02 67,44 54.299.396 9.168.631 4.180.690
12 2013 80 2,27 1,38 74,42 63.965.361 11.029.685 4.861.999
13 2014 80 1,69 0,16 67,44 66.942.422 8.329.956 4.936.979
14 2015 80 1,76 0,53 74,42 70.369.709 9.883.107 5.613.739
15 2016 80 1,76 0,55 74,42 78.831.722 11.232.796 6.392.436
16
BMS
2012 60 3,41 3,02 44,19 8.163.668 2.117.051 620.513
17 2013 60 2,47 2,19 46,51 9.121.576 1.905.342 770.053
18 2014 60 1,64 0,33 51,16 7.042.486 1.292.343 787.449
19 2015 60 1,07 0,30 65,12 5.559.819 934.524 874.287
20 2016 60 4,33 5,32 69,77 51.742.487 66.850.514 15.448.563
21 BPS 2012 50 0,43 2,19 51,16 2.136.578 209.333.419 487.666.331
118
NO Kode Tahun IGS (%) DER (%) ROA (%) ISR (%) Total Aset/SIZE
(nominal)
Total Hutang
(dalam jutaan Rp)
Total Ekuitas
(dalam jutaan Rp)
22 2013 50 0,77 0,72 55,81 4.052.701 402.609.357 525.995.008
23 2014 50 0,83 1,54 65,12 6.207.678 891.746 1.072.795
24 2015 50 0,73 1,06 74,42 7.134.235 841.348 1.155.491
25 2016 50 0,86 0,32 67,44 8.757.964 1.019.132 1.187.941
26
BSB
2012 50 12,24 0,67 55,81 3.616.108 3.343.035 273.072
27 2013 50 0,93 0,63 60,47 4.343.069 4.050.449 4.343.069
28 2014 50 1,66 0,25 60,47 5.161.300 829.679 501.281
29 2015 60 1,38 0,70 67,44 5.827.154 876.238 633.083
30 2016 60 1,65 0,68 65,12 7.019.599 1.314.314 798.568
31
BCAS
2012 50 0,84 0,68 48,84 1.602.181 256.794 304.376
32 2013 50 0,82 0,82 48,84 2.041.419 257.000 313.517
33 2014 50 0,52 0,58 62,79 2.994.449 324.417 626.034
34 2015 50 0,37 0,73 67,44 4.349.580 393.623 1.052.551
35 2016 50 0,38 0,99 65,12 4.995.606 419.533 1.099.066
36
BAS
2012 40 6,95 3,53 53,12 13.487.270 11.767.912 1.719.357
37 2013 50 7,49 3,31 58,14 15.250.212 13.557.394 1.692.818
38 2014 60 7,46 3,18 67,44 16.375.138 14.564.648 1.810.490
39 2015 50 8,02 2,99 69,77 18.590.014 16.637.169 1.952.845
40 2016 50 1,43 2,70 74,42 18.759.191 2.960.774 2.073.578
41
BNIS
2012 50 1,99 1,29 62,79 10.645.313 2.366.763 1.187.218
42 2013 50 2,94 1,22 67,44 14.708.504 3.838.672 1.304.680
43 2014 50 1,58 1,13 69,77 19.492.112 3.084.547 1.950.000
44 2015 50 1,49 1,34 72,09 23.017.667 3.310.505 2.215.658
119
NO Kode Tahun IGS (%) DER (%) ROA (%) ISR (%) Total Aset/SIZE
(nominal)
Total Hutang
(dalam jutaan Rp)
Total Ekuitas
(dalam jutaan Rp)
45 2016 50 1,88 1,32 72,09 28.314.175 4.684.758 2.486.566
46
BVS
2012 50 5,16 1,08 27,91 939.472 786.938 152.534
47 2013 50 7,46 0,37 41,86 1.324.384 1.167.775 156.609
48 2014 50 0,45 1,74 44,19 1.439.984 84.237.725 185.315.293
49 2015 50 0,68 2,29 53,49 1.397.266 111.207.781 162.652.259
50 2016 50 1,19 1,72 58,14 1.625.183 232.054.716 194.329.531
51
MBS
2012 50 0,57 2,72 41,86 2.062.552 538.384 950.849
52 2013 50 1,81 2,57 48,84 2.299.971 1.480.664 819.307
53 2014 50 0,49 3,13 48,84 2.449.723 513.444 1.048.169
54 2015 50 0,37 22,45 53,49 1.743.439 275.450 754.605
55 2016 50 0,55 10,75 58,14 1.344.720 323.237 592.111
120
Lampiran 12: Hasil Olah Data
1. Statistik Deskriptif
ISR IGS DER ROA SIZE
Mean 61.26891 59.09091 2.460000 1.923273 19276651
Median 65.12000 50.00000 1.760000 1.080000 8757964.
Maximum 74.42000 90.00000 12.24000 22.45000 78831722
Minimum 27.91000 40.00000 0.370000 0.080000 939472.0
Std. Dev. 10.57368 13.37116 2.384317 3.274929 22171764
Skewness -0.833853 1.105215 2.045987 4.953914 1.291855
Kurtosis 3.223000 2.971661 7.404584 30.15007 3.300724
Jarque-Bera 6.487641 11.19892 82.83141 1914.210 15.50539
Probability 0.039015 0.003700 0.000000 0.000000 0.000430
Sum 3369.790 3250.000 135.3000 105.7800 1.06E+09
Sum Sq. Dev. 6037.344 9654.545 306.9882 579.1586 2.65E+16
Observations 55 55 55 55 55
121
2. Common Effect
Dependent Variable: ISR
Method: Panel Least Squares
Date: 02/02/18 Time: 20:21
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 55 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. IGS 0.163495 0.075413 2.167997 0.0349
DER -0.007832 0.015029 -0.521142 0.6046
ROA -0.010613 0.013308 -0.797513 0.4289
SIZE 0.016632 0.008108 2.051336 0.0455
C -0.319680 0.279701 -1.142935 0.2585 R-squared 0.276055 Mean dependent var 0.612689
Adjusted R-squared 0.218139 S.D. dependent var 0.105737
S.E. of regression 0.093496 Akaike info criterion -1.815298
Sum squared resid 0.437071 Schwarz criterion -1.632813
Log likelihood 54.92070 Hannan-Quinn criter. -1.744730
F-statistic 4.766495 Durbin-Watson stat 0.436088
Prob(F-statistic) 0.002457
3. Fixed Effect
Dependent Variable: ISR
Method: Panel Least Squares
Date: 02/02/18 Time: 20:23
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 55 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. IGS 0.233255 0.148830 1.567260 0.1249
DER -0.015274 0.017040 -0.896354 0.3754
ROA -0.010816 0.011984 -0.902515 0.3722
SIZE 0.030405 0.008026 3.788427 0.0005
C -0.825545 0.623042 -1.325022 0.1927 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.749540 Mean dependent var 0.612689
Adjusted R-squared 0.661880 S.D. dependent var 0.105737
S.E. of regression 0.061484 Akaike info criterion -2.513080
Sum squared resid 0.151211 Schwarz criterion -1.965626
Log likelihood 84.10970 Hannan-Quinn criter. -2.301375
F-statistic 8.550456 Durbin-Watson stat 1.546112
Prob(F-statistic) 0.000000
122
4. Random Effect
Dependent Variable: ISR
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/02/18 Time: 20:23
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 55
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. IGS 0.174076 0.096877 1.796873 0.0784
DER -0.016953 0.014763 -1.148381 0.2563
ROA -0.009070 0.011103 -0.816902 0.4179
SIZE 0.027074 0.007138 3.793158 0.0004
C -0.529863 0.384714 -1.377292 0.1746 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.074704 0.5962
Idiosyncratic random 0.061484 0.4038 Weighted Statistics R-squared 0.353828 Mean dependent var 0.211633
Adjusted R-squared 0.302135 S.D. dependent var 0.073571
S.E. of regression 0.061460 Sum squared resid 0.188868
F-statistic 6.844703 Durbin-Watson stat 1.180472
Prob(F-statistic) 0.000179 Unweighted Statistics R-squared 0.242411 Mean dependent var 0.612689
Sum squared resid 0.457382 Durbin-Watson stat 0.487456
123
5. Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 7.561870 (10,40) 0.0000
Cross-section Chi-square 58.378006 10 0.0000
6. Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 3.961535 4 0.4112