fakta konsep
DESCRIPTION
FAKTA KONSEPTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Materi pelajaran merupakan salah satu komponen yang perlu
diperhatikan dalam suatu program pengajaran karena materi pelajaran
merupakan dasar pijakan dari pencapaian tujuan dalam pebelajaran. Setiap
pelajaran mengandung tidak hanya materi kognitif saja, tetapi juga aspek
psikomotor, dan afektif yang mengarah kepada sistem pendidikan nilai dan
moral. Untuk mengukur tingkat pencapaian penguasaan materi pelajaran ini
diperlukan pedoman penilaiannya , sehingga penilaiannya pun dapat
mencakup ketiga aspek pendidikan tersebut.
Dalam pembelajaran ini tentu diperlukan proses kegiatan belajar yang
melibatkan unsur siswa, guru, dan sarana berupa materi pembelajaran.
Sumber utama dari materi pelajaran adalah buku sumber. Oleh karena itu,
idealnya, buku sumber untuk tiap mata pelajaran yang disiapkan untuk
wacana siswa adalah berbeda dengan wacana gurunya, mengingat target
penguasaan kedalamannya berbeda pula.
Dalam sajian materi pelajaran dapat berupa fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, dan hukum-hukum yang melahirkan suatu teori.
Pengorganisasian atau pengemasan materi pelajaran sangat memengaruhi
jenis proses pembelajaran yang akan terselenggarakan. Materi pelajaran yang
disajikan secara asal-asalan menjadi wacana bagi siswa akan berbeda daya
serap pemahamannya dengan wacana yang diorganisasikan berdasarkan asas-
asas pedagogi (didaktik-metodik).
Masalahnya adalah bagaimana wacana pengetahuan yang menjadi materi
pelajaran bagi siswa ini diorganisasikan? Pada makalah ini, penulis akan
memaparkan fakta dan konsep strategi belajar siswa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi fakta dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari?
2. Bagaimana definisi konsep dan tanda-tanda konsep?
2
1.3 Tujuan
1. Memaparkan definisi fakta dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Memaparkan definisi konsep dan tanda-tanda konsep.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fakta
Fakta merupakan semua pengetahuan yang telah diketahui oleh manusia,
tetapi belum terorganisasi secara sistematis. Dalam suatu fakta terdapat konsep-
konsep dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk menguraikan suatu kejadian,
bahkan mungkin dikemukakan hukum-hukum yang melahirkan suatu teori.
Misalnya, di dalam sebuah akuarium berisi air penuh terdapat populasi ikan mas
hias sebanyak 6 ekor berukuran masing-masing satu ons, tumbuhan air (Hydrilla)
sebanyak 3 batang dengan panjang masing-masing 20 cm, dan tanpa diberi kipas
pengatur sirkulasi udara, ternyata kehidupan ikan hanya bertahan satu minggu
saja, mengapa demikian? Hal ini, karena oksigen yang dihasilkan tanaman
Hydrilla tidak seimbang dengan kebutuhan untuk bernapas untuk enam ekor ikan
dan tumbuhan sendiri, itulah faktanya (Nuryani, 2005).
Dalam fakta tersebut terdapat konsep-konsep akuarium, populasi, ikan,
tumbuhan air, oksigen, karbondioksida, dan air. Selain itu fakta itu memuat
prinsip-prinsip bahwa oksigen yang terlarut dalam air akuarium diperlukan untuk
pernapasan ikan dan tumbuhan Hydrilla. Hukum alam atau teori yang berlakau
dikehidupan akuarium tersebut, yaitu bahwa setiap makhluk hidup harus
bernapas, tumbuhan air berperan sebagai produsen, dan ikan berperan sebagai
konsumen dalam ekosistem akuarium itu. Untuk bernapas diperlukan oksigen, dan
untuk kehidupan ikan dalam akuarium harus selalu tersedia oksigen yang
diproduksi oleh tumbuhan air. Keadaan air di akuarium semakin surut
disebabkabn oleh faktor evaporasi dan bukan oleh kegiatan transpirasi tumbuhan
air maupun respirasi ikan. Fakta tersebut secara kebetulan menampilkan konsep-
konsep yang saling berhubungan atau saling mempengaruhi suatu kehidupan
makhluk di akuarium, tetapi bisa saja dalam suatu konnsep terdapat konsep yang
tidak berhungan dalam suatu permasalahan tertentu (Nuryani, 2005).
Dengan demikian suatu fakta dalam biologi menampilkan adanya konsep-
konsep, hubuangan antar konsep yang membentuk prinsip-prinsip, dan
ditemukannya atau berlakunya hukum-hukum atau teori yang mengatur kehidupan
suatu makhluk hidup. Jadi, belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan,
4
konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk
merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi (Nuryani, 2005).
2.2 Konsep
Konsep merupakan suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri,
karakter, atau atribut yang sama dari sekelompok objek dari suatu fakta, baik
merupakan suatu proses, peristiwa, benda atau fenomena di alam yang
membedakannya dari kelompok lain (Nuryani, 2005).
Konsep memiliki tujuh dimensi yang berbeda yakni : atribut, struktur,
keabstrakan, keinklusifan, keumuman (generalitas), ketepatan, kekuatan.
1. Konsep memiliki atribut
Atribut suatu konsep adalah tanda, cirri atau sifat dari suatu konsep
yang membedakannya dengan konsep lainnya. Contoh: serangga
adalah sekelompok hewan yang memiliki atribut adanya rangka luar,
jumlah kaki ada tiga pasang atau enam buah dan seterusnya (Nuryani,
2005).
2. Konsep memiliki struktur
Struktur menyatakan cara tergabungnya atribut suatu konsep. Ada
tiga yakni
a. Konsep konjunktif yakni konsep yang menampilkan dua atau
lebih sifat sehingga memenuhi syarat sebagai contoh konsep.
Contoh: serangga itu sebagai hama dan penyerbuk bunga tanaman.
b.Konsep disjunktif yakni konsep yang menampilkan satu dari dua
atau lebih sifat. Contoh: hama tanaman itu adalah sejenis serangga.
c. Konsep relasional yakni konsep yang menyatakan hubungan
tertentu antar atributnya. Contoh: fotosintesis terjadi jika tumbuhan
memiliki klorofil dan mendapatkan sinar matahari serta tersedianya
air dan karbondioksida (Nuryani, 2005).
3. Konsep memiliki keabstrakan
Konsep bisa konkrit (benda nyata) atau abstrak (digeneralisasikan).
Contoh: hidup adalah konsep abstrak, karena tidak dapat dilihat,
tetapi hanya dapat digeneralisasikan berdasarkan gejalanya seperti
5
bernapas, bergerak, menanggapi rangsang, tumbuh, berkembang, dan
kegiatan metabolisme (Nuryani, 2005).
4. Konsep memiliki keinklusifan
Setiap konsep ada pengembangan lebih luas. Contoh: pengetahuan
tentang kucing dapat dikembangkan kepada jenis kucing lainnya,
sehingga dikenal istilah kucing rumah Felis domestica dan kucing
hutan/harimau Felis tigris (Nuryani, 2005).
5. Konsep memiliki generalitas (keumuman)
Konsep dapat berbeda menurut hierarkinya. Contoh: konsep yang
diurutkan menurut takson (Nuryani, 2005).
6. Konsep memiliki ketepatan
Ketepatan suatu konsep menyangkut suatu aturan-aturan untuk
membedakan contoh-contoh dari noncontoh-noncontoh suatu konsep.
Misalnya, mengapa hiu tergolong ikan (Pisces), sedangkan paus
tergolong hewan menyusui (Mamalia), bukankah keduanya hidup di
air? Di sinilah pentingnya pemahaman suatu atribut utama suatu
konsep, baik berupa tanda-tanda morfologis maupun fisiologis lebih
penting daripada habitiatnya (Nuryani, 2005).
7. Konsep memiliki kekuatan
Kekuatan suatu konsep ditentukan oleh sejauh mana orang setuju
bahwa konsep itu penting disajikan atau dipelajari atau mengandung
materi yang esensial. Seyogyanya setiap konsep/subkonsep yang
tercantum dalam GBPP kurikulum adalah memiliki kekuatan
(power). Suatu konsep/subkonsep memiliki kekuatan jika dinilai
mengandung materi esensial. Oleh karena itu, guru pun berkewajiban
untuk melakukan analisis terhadap materi pelajaran yang tercantum
dalam GBPP kurikulum. Untuk melakukan analisis dan menetapkan
bahwa konsep itu merupaka materi esensial memenuhi enam kriteria
dari sebelas kriteria berikut, yaitu:
a. Konsep menunjang tercapainya tujuan
Konsep/subkonsep yang merupakan bahan kajian itu adalah diperlukan
untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran (TPU/TPK) dengan
6
berbagai metode. Tujuan pembelajaran yang ideal adalah tercapainya
aspek-aspek kognitif, psikomotor, dan afektif dari konsep yang
diajarkan. Dengan konsep yang diajarkan. Pembelajaran konsep
hendaknya bukan hanya untuk mencapai pemerolehan konsep, tetapi
juga untuk menanamkan nilai moral yang terkandung di dalamnya. Di
sinilah pentingnya perkembangan kompetisi dalam pemerolehan konsep,
dan juga peningkatan keimanan dan ketakwaan peserta didik terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
b. Konsep merupakan konsep dasar
Konsep-konsep yang diberikan bersifat memberikan dasar-dasar dari
berbagai keilmuan, dan tanpa konsep dasar itu tujuan pembelajaran
tidak akan tercapai dengan baik. Konsep dasar merupakan konsep yang
dibutuhkan bagi pengembangan konsep-konsep lainnya, dan biasanya
sebagian hal-hal yang bersifat umum. Misalnya, sebelum membas
konsep keanekaragaman tumbuhan dan keanekaragaman hewan perlu
dibahas konsep keanekaragaman makhluk hidup yang membedakan
antara kedua kingdom tersebut.
c. Konsep mengandung aplikasi tinggi
Konsep yang dipelajari dapat meningkatkan kemampuan dan ketampilan
siswa mulai dari aspek pemahaman, analisis, sintesis, atau mengevaluasi
sesuatu program. Konsep yang mengandung aplikasi tinggi akan
merangsang perkembangan berpikir siswa.
d. Konsep sebagai prasyarat materi selanjutnya
Bila konsep ini tidak diberikan/dipelajari, maka beberapa konsep lainnya
akan berampak kurang dipahaminya, karena tidak ada kesinambungan
antara materi sebelumnya senga materi yang diajarkan pada tingkat yang
lebih tinggi
e. Konsep memberikan motivasi bagi siswa
Konsep itu dapat memacu motivasi siswa untuk mau belajar dan
berkreasi meningkatkan pengatahuan, keterampilan, dan pengembangan
sikapnya.
f. Konsep terkait dengan mata pelajaran lain
7
Konsep-konsep yang menunjang dan diterapkan atau merupakan bagian
dari mata pelajaran lainnya adalah penting untuk dipelajari, Karena
dapat mengokohkan suatu pemahaman konsep. Misalnya, belajar konsep
tentang fisiologi adalah banya menerapkan konsep dan prinsip-prinsip
yang terdapat dalam fisika maupun kimia.
g. Konsep mengandung unsur pengembangan IPTEK
Konsep-konsep yang menunjang pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat dibutuhkan bagi kemakmuran dan kesejahteraan
manusia.
h. Konsep terkait lingkungan
Konsep ini mudah diajarkan dengan memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar bagi siswa, mulai dari lingkungan terdekat bergerak ke
lingkungan yang lebih jauh.
i. Konsep mudah dilaksanakan untuk PBM
Konsep yang mudah dilaksanakan untuk proses belajar mengajar di
sekolah, baik dirasakan oleh siswa maupun guru yang mengelola
pembelajarannya dianggap konsep sesensial.
j. Kebutuhan masyarakat luas
Untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, konsep yang dipelajari
seantiasa menunjang kebutuhan hidup dari sebagian besar masyarakat,
seperti menunjang kebutuhan hidup dari sebagian besar masyarakat,
seperti menunjang swasembada Sembilan Bahan Pokok (sembako)
sebutuhan masyarakat. Konsep-konsep sains murni sebaiknya lebih
banyak dipelajari di jenjang pendidikan tinggi, karena masih sebagai
bayinya teknologi yang belum diketahui manfaat langsung bagi
kebutuhan masyarakat.
k. Konsep sesuai tuntutan pembangunan
Konsep yang diajarkan adalah memang diperlukan bagi tuntutan
pembangunan di sekitar sekolah, tempat tinggal kota, propinsi, dan
pembangunan negara. Daerah pantai, dan daerah perkebunan sesuai
kebutuhan pengembangan daerahnya (Nuryani, 2005).
8
Sehubungan dengan masalah penetapan materi esensial tersebut, untuk
memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang materi pelajaran dalam DBPP
1994, ada baiknya kita bandingkan dengan kurikulum pendidikan di negara lain
yang perkembangan ilmu pengetahuann dan teknologinya sudah maju (USA).
Hassil studi ini memberikan wawasan tentang masalah materi esensial untuk
pelajaran di sekolah (Nuryani, 2005).
Untuk tingkat SLTP, berdasarka GBPP kurikulum 1994 konsep-konsep
IPA-Biologi yang perlu diajarkan adalah ditunjukkan dalam tabel 1, sedangkan
untuk kurikulum Sains Biologi Standart di USA adalah ditunjukkan dalam tabel 2
di bawah ini. Apabila kita bandingkan antara kedua tabel ini, dalam pelajaran
Biologi di tingkat pendidikan dasar Kurikulum Standart di USA lebih fleksibel
daripada kurikulum 1994 di Indonesia dalam pembelajaran konsep-konsepnya,
terlihat dari jumlah konsep yang dicantumkan lebih sedikit atau tidak terlalu rinci.
Misalnya, jika dilihat jumlah konsep yang diberikannya di Indonesia Kurikulum
1994 untuk kelas 2 SLTP ada 9 konsep, sedangkan di USA untuk kelas 5-8 hanya
ada 5 konsep, tetapi jika dilihat ruangan lingkup konsepnya, maka di USA lebih
luas dan jelas spiral materi pelajarannya daripada di Indonesia, karena
menyangkut konsep sebaran dan adaptasi organisme.
Tabel 1 Konsep-Konsep Biologi dalam GBPP Kurikulum SLTP 1994
No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
1 Ciri-ciri makhluk
hidup
Fungsi alat tubuh
tumbuhan
Kelangsungan hidup
organisme
2 Organisasi kehidupan Sistem pencernaan Perkembangbiakan
tumbuhan
3 Keanekaragaman
makhluk hidup
Sistem pernapasan Perkembangbiakan
hewan
4 Keanekaragaman
tumbuhan
Sistem transport Persilangan
5 Tumbuhan biji Sistem gerak Peningkatan
produksi pangan
6 Keanekaragaman
hewan
Sistem pengeluaran Gizi dan kesehatan
9
7 Ekosistem Sistem syaraf Kependudukan
8 Saling ketergantungan Hormon manusia
9 Pola interaksi
organisme
Sistem indera
Tabel 2 isi Kurikulum Sains Standarti (Biologi) di Amerika pada Jenjang
Pendidikan Dasardan Menengah
No Kelas 4 Kelas 5-8 Kelas 9-12
1 Karakteristik
organisme
Struktur dan fungsi
dalam sistem kehidupan
Sel
2 Daur hdup organisme Reproduksi dan
hereditas
Dasar-dasar
molekuler dari
hereditas
3 Organisme dan
lingkungan
Regulasi dan tingkah
laku
Evolui biologis
4 Populasi dan ekosistem Saling ketergantungan
organisme
5 Sebaran dan adaptasi
organisme
Bahan, energi, dan
sistem organisasi
kehidupan
6 Tingkah laku
organisme
Berdasarkan contoh konsep-konsep biologi dalam kurikulum di atas dan kriteria
konsep esensial, maka tampak jelas bahwa “power” suatu struktur pengetahuan
yang diberikan di sekolah adalah menyangkut nilai keumuman dari pernyataan-
pernyataannya. Hal ini sangat berhubungan erat mencapai pemahaman yang
sesungguhnya, yang dikenal dengan istilah nilai ekonomi struktur pengetahuan
itu. Makin banyak informasi yang dibutuhkan untuk mengerti, makin kurang nilai
keonomi struktur pengetahuan itu. Makin banyak informasi yang dibutuhkan
untuk mengerti, makin kurang nilai ekonomi struktur pengetahuan tersebut,
demikian pula sebaliknya. Sebagai contoh, pengetahuan sains yang berhasil
10
dirumuskan ke dalam bahasa matematika adalah memiliki nilai ekonomi yang
tinggi dibandingkan pengetahuan sains yang masih berupa pernyataan-pernyataan
kesimpulan dari berbagai hasil observasi atau percobaan (Nuryani, 2005).
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fakta merupakan semua pengetahuan yang telah diketahui oleh manusia,
tetapi belum terorganisasi secara sistematis. Dalam suatu fakta terdapat
konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk menguraikan
suatu kejadian, bahkan mungkin dikemukakan hukum-hukum yang
melahirkan suatu teori.
Konsep merupakan suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri,
karakter, atau atribut yang sama dari sekelompok objek dari suatu fakta,
baik merupakan suatu proses, peristiwa, benda atau fenomena di alam
yang membedakannya dari kelompok lain.
Konsep memiliki tujuh dimensi/ tujuh tanda yang berbeda yakni : atribut,
struktur, keabstrakan, keinklusifan, keumuman (generalitas), ketepatan,
kekuatan.
Dalam dimensi konep yang memiliki kekuatan, untuk melakukan
analisis menetapkann bahwa konsep itu merupaka materi esensial
memenuhi enam kriteria dari sebelas kriteria berikut, yaitu:
1. Konsep menunjang tercapainya tujuan
2. Konsep merupakan konsep dasar
3. Konsep mengandung aplikasi tinggi
4. Konsep sebagai prasyarat materi selanjutnya
5. Konsep memberikan motivasi bagi siswa
6. Konsep terkait dengan mata pelajaran lain
7. Konsep mengandung unsur pengembangan IPTEK
8. Konsep terkait lingkungan
9. Konsep mudah dilaksanakan untuk PBM
10. Kebutuhan masyarakat luas
11. Konsep sesuai tuntutan pembangunan
12
DAFTAR RUJUKAN
Depdikbud. 1994. Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Kurikulum
1994 Sekolah Menengah Umum (SMU) Mata Pelajaran Biologi. Jakarta :
Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Balitbang
Depdikbud.
R, Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.