faal 3 pendengaran & keseimbangan

40
PRAKTIKUM III TES FUNGSI PENDENGARAN DENGAN GARPU TALA Tujuan Praktikum Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat : 1. Mendemonstrasikan cara untuk melakukan tes pendengaran yang benar. 2. Memahami hasil interprestasi dari hasil percobaaan dari tes pendengaran yang didapat. Alat-alat yang diperlukan: Garpu tala Teori Dasar a. Test Rinne Tujuan melakukan tes Rinne adalah untuk membandingkan antara hantaran tulang dengan hantaran udara pada satu telinga pasien. Ada 2 macam tes rinne, yaitu : Garputala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus). Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan didepan meatus akustikus eksternus pasien. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien tidak dapat mendengarnya. Garputala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya secara tegak lurus pada planum mastoid pasien. Segera pindahkan garputala didepan meatus akustikus eksternus. Kita menanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala didepan meatus akustikus eksternus lebih keras dari pada dibelakang meatus skustikus eksternus (planum mastoid). Tes rinne positif jika pasien mendengar didepan maetus akustikus eksternus lebih keras. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien mendengar didepan meatus akustikus eksternus lebih lemah atau lebih keras dibelakang. Kesalahan pemeriksaan pada tes rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa maupun pasien. Kesalahan dari pemeriksa misalnya meletakkan garputala tidak tegak lurus, tangkai garputala mengenai rambut pasien dan kaki garputala mengenai

Upload: astari-ferlisa

Post on 17-Jan-2016

72 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

fisiologi

TRANSCRIPT

Page 1: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

PRAKTIKUM III

TES FUNGSI PENDENGARAN DENGAN GARPU TALA

Tujuan Praktikum Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :

1. Mendemonstrasikan cara untuk melakukan tes pendengaran yang benar.2. Memahami hasil interprestasi dari hasil percobaaan dari tes pendengaran yang didapat.

Alat-alat yang diperlukan: Garpu tala

Teori Dasar

a. Test RinneTujuan melakukan tes Rinne adalah untuk membandingkan antara hantaran tulang dengan

hantaran udara pada satu telinga pasien. Ada 2 macam tes rinne, yaitu : Garputala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus). Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan didepan meatus akustikus eksternus pasien. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien tidak dapat mendengarnya. Garputala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya secara tegak lurus pada planum mastoid pasien. Segera pindahkan garputala didepan meatus akustikus eksternus. Kita menanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala didepan meatus akustikus eksternus lebih keras dari pada dibelakang meatus skustikus eksternus (planum mastoid). Tes rinne positif jika pasien mendengar didepan maetus akustikus eksternus lebih keras. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien mendengar didepan meatus akustikus eksternus lebih lemah atau lebih keras dibelakang.

Kesalahan pemeriksaan pada tes rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa maupun pasien. Kesalahan dari pemeriksa misalnya meletakkan garputala tidak tegak lurus, tangkai garputala mengenai rambut pasien dan kaki garputala mengenai aurikulum pasien. Juga bisa karena jaringan lemak planum mastoid pasien tebal.

Kesalahan dari pasien misalnya pasien lambat memberikan isyarat bahwa ia sudah tidak mendengar bunyi garputala saat kita menempatkan garputala di planum mastoid pasien. Akibatnya getaran kedua kaki garputala sudah berhenti saat kita memindahkan garputala kedepan meatus akustukus eksternus.

Test WeberTujuan melakukan tes weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga pasien. Cara kita melakukan tes weber yaitu: membunyikan garputala 512 Hz lalu tangkainya kita letakkan tegak lurus pada garis horizontal. Menurut pasien, telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras. Jika telinga pasien mendengar atau mendengar lebih keras 1 telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut. Jika kedua pasien sama-sama tidak mendengar atau sam-sama mendengaar maka berarti tidak ada lateralisasi.

Getaran melalui tulang akan dialirkan ke segala arah oleh tengkorak, sehingga akan terdengar diseluruh bagian kepala. Pada keadaan ptologis pada MAE atau cavum timpani missal: otitis

Page 2: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

media purulenta pada telinga kanan. Juga adanya cairan atau pus di dalam cavum timpani ini akan bergetar, biala ada bunyi segala getaran akan didengarkan di sebelah kanan. Test Swabach

Bertujuan untuk membandingkan daya transport melalui tulang mastoid antara pemeriksa (normal) dengan probandus. Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada puncak kepala probandus. Probandus akan mendengar suara garputala itu makin lama makin melemah dan akhirnya tidak mendengar suara garputala lagi. Pada saat garputala tidak mendengar suara garputala, maka penguji akan segera memindahkan garputala itu, ke puncak kepala orang yang diketahui normal ketajaman pendengarannya (pembanding). Bagi pembanding dua kemungkinan dapat terjadi : akan mendengar suara, atau tidak mendengar suara.

Tabel 1. Membedakan Tuli konduktif dan Tuli Sensorineural pada Tes Garputala

Rinne Webber Schwabach

Metode Meletakkan garpu tala yang bergetar di prosesus mastoid hingga subjek tidak mendengar lalu di dipindahkan ke depan telinga

Meletakkan garpu tala yang bergetar pada dahi

Konduksi tulang pasien dibandingkan dengan pemeriksa (normal).

Normal Mendengar vibrasi di udara setelah konduksi tulang selesai.

Mendengar sama pada kedua telinga.

Sama panjang antara pemeriksa dan pasien.

Tuli Konduktif Vibrasi di udara tidak terdengar setelah konduksi di tulang selesai.

Suara terdengar pada telinga sakit karena tidak adanya masking effect pada sisi yang sakit.

Konduksi tulang lebih baik dibandingkan normal (defek konduksi meniadakan masking effect).

Tuli Sensorineural

Vibrasi pada udara terdengar setelah konduksi tulang selesai, sepanjang tuli sarafnya parsial.

Suara terdengar pada telinga normal.

Konduksi tulang lebih buruk dibandingkan normal.

Hasil pemeriksaan

Pemeriksaan Fungsi Pendengaran dengan Garputala

Nama OP Usia Hasil Pemeriksaan Interpretasi

Rinne Weber Schwabach

Aulia Shabrina 20 Positif tidak ada sama dengan Normal

Page 3: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

tahun lateralisasi pemeriksa

Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan pada kedua o.p, maka didapatkan interpretasi hasil normal. Hal ini menunjukan tidak adanya kelainan pendengaran pada kedua o.p.

PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN

1. PENDENGARAN

Tujuan PraktikumPada akhir latihan ini, mahasiswa harus dapat:

1. Mengukur ketajaman pendengaran dengan menggunakan audiometri (pemeriksaan audiometri).

2. Membuat kesimpulan mengenai “hearing loss” dari hasil pemeriksaan audiometri sehingga dapat menetapkan apakah pendengaran orang percobaan dalam batas-batas normal atau tidak.

Alat-alat yang diperlukan :

1. Audiometer merek ADC. Lengkap dengan telepon telinga dan formulir.2. Penala berfrekuensi 256:3. Kapas untuk menyumbat telinga.

Teori Dasar

Pemeriksaan audiometri Ketajaman pendengaran sering diukur dengan suatu audiometri. Alat ini

menghasilkan nada-nada murni dengan frekuensi melalui aerophon. Pada sestiap frekuensi ditentukan intensitas ambang dan diplotkan pada sebuah grafik sebagai prsentasi dari pendengaran normal. Hal ini menghasilkan pengukuran obyektif derajat ketulian dan gambaran mengenai rentang nada yang paling terpengaruh.a. Definisi

Audiometri berasal dari kata audir dan metrios yang berarti mendengar dan mengukur (uji pendengaran). Audiometri tidak saja dipergunakan untuk mengukur ketajaman pendengaran, tetapi juga dapat dipergunakan untuk menentukan lokalisasi kerusakan anatomis yang menimbulkan gangguan pendengaran.

Pemeriksaan audiometri memerlukan audiometri ruang kedap suara, audiologis dan pasien yang kooperatif. Pemeriksaan standar yang dilakukan adalah :*Audiometri nada murni

Suatu sistem uji pendengaran dengan menggunakan alat listrik yang dapat menghasilkan bunyi nada-nada murni dari berbagai frekuensi 250-500,

Page 4: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

1000-2000, 4000-8000 dan dapat diatur intensitasnya dalam satuan (dB). Bunyi yang dihasilkan disalurkan melalui telepon kepala dan vibrator tulang ketelinga orang yang diperiksa pendengarannya. Masing-masing untuk menukur ketajaman pendengaran melalui hantaran udara dan hantran tulang pada tingkat intensitas nilai ambang, sehingga akan didapatkankurva hantaran tulang dan hantaran udara. Dengan membaca audiogram ini kita dapat mengtahui jenis dan derajat kurang pendengaran seseorang. Gambaran audiogram rata-rata sejumlah orang yang berpendengaran normal dan berusia sekitar 20-29 tahun merupakan nilai ambang baku pendengaran untuk nada murni.

Tabel berikut memperlihatkan klasifikasi kehilangan pendengaran

Kehilangan dalam

(decibel)

Klasifikasi

0-15 Pendengaran normal>15-25 Kehilangan pendengaran kecil>25-40 Kehilangan pendengaran ringan>40-55 Kehilangan pendengaran sedang>55-70 Kehilangan pendenngaran sedang –

berat>70-90 Kehilangan pendengaran berat>90 Kehilangan pendengaran berat

sekali

*Audiometri tuturAudiometri tutur adalah sistem uji pendengaran yang menggunakan kata-

kata terpilih yang telah dibakukan, dituturkan melalui suatu alat yang telah dikaliberasi, untuk mengukur beberapa aspek kemampuan pendengaran. Kata-kata tersebut dapat dituturkan langsung oleh pemeriksa melalui mikropon yang dihubungkan dengan audiometri tutur, kemudian disalurkan melalui telepon kepala ke telinga yang diperiksa pendengarannya, atau kata-kata rekam lebih dahulu pada piringan hitam atau pita rekaman, kemudian baru diputar kembali dan disalurkan melalui audiometer tutur. Penderita diminta untuk menirukan dengan jelas setip kata yang didengar, dan apabila kata-kata yang didengar makin tidak jelas karena intensitasnya makin dilemahkan, pendengar diminta untuk menebaknya. Pemeriksa mencatatat presentase kata-kata yang ditirukan dengan benar dari tiap denah pada tiap intensitas.

Page 5: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

Dari audiogram tutur dapat diketahui dua dimensi kemampuan pendengaran yaitu :

a) Kemampuan pendengaran dalam menangkap 50% dari sejumlah kata-kata yang dituturkan pada suatu intensitas minimal dengan benar, yang lazimnya disebut persepsi tutur atau NPT, dan dinyatakan dengan satuan de-sibel (dB).

b) Kemamuan maksimal perndengaran untuk mendiskriminasikan tiap satuan bunyi (fonem) dalam kata-kata yang dituturkan yang dinyatakan dengan nilai diskriminasi tutur atau NDT.

Pada dasarnya tuli mengakibatkan gangguan komunikasi, apabila seseorang masih memiliki sisa pendengaran diharapkan dengan bantuan alat bantu dengar (ABD/hearing AID) suara yang ada diamplifikasi, dikeraskan oleh ABD sehingga bisa terdengar. Prinsipnya semua tes pendengaran agar akurat hasilnya, tetap harus pada ruang kedap suara minimal sunyi. Karena kita memberikan tes paa frekuensi tertetu dengan intensitas lemah, kalau ada gangguan suara pasti akan mengganggu penilaian.

b. Manfaat audiometriUntuk kedokteran klinik (khususnya penyakit telinga), untuk kedokteran klinik (kehakiman, tuntutan ganti rugi), untuk kedokteran klinik pencegahan, deteksi ketulian pada anak-anak

 

gambar 1. Simbol Audiometer

Page 6: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

gambar 2. Normal gambar 3. CHL

gambar 4. SNHL

I. AUDIOMETER

Keterangan teknis mengenai audiometer.P.VI. 4. 1 Apa guna audiometer dan bagaimana cara kerjanya? Audiometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengetahui level pendengaran seseorang. Dengan bantuan sebuah alat yang disebut dengan audiometer, maka derajat ketajaman pendengaran seseorang dapat dinilai. Tes audiometri diperlukan bagi seseorang yang merasa memiliki gangguan pendengeran atau seseorang yag akan bekerja pada suatu bidang yang memerlukan ketajaman pendengaran. Untuk mendapatkan tingkat pendengaran dengan cara merekam respon dari pasien setelah memberikan pasien tersebut rangsangan auditory dengan berbagai intensitas level.

Page 7: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

Pada bagian muka audiometer ADC terdapat berbagai tombol dan skala (lihat gambar) yang berungsi sebagai berikut :Tombol1 (T) : tombol utama (gunanya untuk menghidupkan atau mematikan ala1).Tombol2 (T2) : tombol frekuensi nadaDengan menggunakan T2 ini kita memilih frekuensi nada yang dapat dibangkitkan oleh ala1. Frekuensi tersebut dapat dibaca pada skala (82) yang dinyatakan dalam satuan hertz.

P-VIA. 2 Apa yang dimaksud dengan frekuensi hertz? hertz merupakan satuan frekuensi yang menandakan banyakanya suatu gelombang dalam 1 detik.

Tombol 3 (T3) : tombol kekuatan nada.Dengan tombol ini kita dapat mengatur kekuatan nada, kekuatan nada dapat dibaca pada skala (5) yang dinyatakan dalam decibel.

P-VI.3 Apa yang dimaksud dengan satuan decibel? Desibel (dB) adalah satuan untuk mengukur intensitas suara. Satu desibel ekuvalen dengan sepersepuluh Bel. Huruf "B" pada dB ditulis dengan huruf besar karena merupakan bagian dari nama penemunya, yaitu Bell.Desibel juga merupakan sebuah unit logaritmis untuk mendeskripsikan suatu rasio. Rasio tersebut dapat berupa daya (power), tekanan suara (sound pressure), tegangan atau voltasi (voltage), intensitas (intencity), atau hal-hal lainnya. Terkadang. dB juga dapat dihubungkan dengan Phon dan Sone (satuan yang berhubungan dengan kekerasan suara).

Tombol4 (T4) : tombol pemilih telepon telinga bila tombol ini menunjukan ke “B”, berarti nada yang dihantarkan ketelepon berwarnahitam (black). Bila tombol menunjukan ke “G” yang bekerja hanya telepon kalbu (Grey).Tombol 5 (T5) : tombol penghubung nada. Dengan memutar tombol ini kekiri, nada akan terdengar ditelepon bila tombol dilepas, nada tidak terdengar lagi.

P-VIA. Apa yang dimaksud pemutus nada pemeriksaan? maksud pemutusan nada pada pemeriksaan adalah melepas tombol sehingga nada tidak terdengar lagi untuk menguji apakah o.p benar-benar mendengar atau hanya pura-pura mendengar.

Tata Kerja1. Pemeriksaan menyiapkan alat sebagai berikut:

a. putar tombol utama (T1) pada “Off”.b. putar tombol frekuensi nada (T2) pada 125.c. putar tombol kekuatan nada (T3) pada -10dp.

P-VIA. 5 Apa arti fisikologis intensitas 0 dp pada alat ? 0 db sama dengan tingkat tekanan yang mengakibatkan gerakan molekul udara dalam keadaan udara diam, yang hanya dapat terdeteksi dengan menggunakan instrumen fisika, dan tidak akan terdengar oleh telinga manusia.

Page 8: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

Oleh karena itu, di dalam audiologi ditetapkan tingkat 0 yang berbeda, yang disebut 0 dB klinis atau 0 audiometrik. Nol inilah yang tertera dalam audiogram, yang merupakan grafik tingkat ketunarunguan. Nol audiometrik adalah tingkat intensitas bunyi terendah yang dapat terdeteksi oleh telinga orang rata-rata dengan telinga yang sehat pada frekuensi 1000 Hz.

2. Hubungan audiometer dengan sumbu listrik (125V) dan putar T1 ke “ON”, 51 dan 52 akan menyala, bila tidak demikian halnya laporkan pada supervisior.3. Suruhlah orang percobaan duduk membelakangi audiometer dan pasanglah telepon pada telinganya sehingga telepon “Black” ditelinga kiri.4. Berikan petunjuk pada orang percobaan untuk mengacungkan tangannya ke atas pada saat mulai dan selama ia mendengar nada melalui salah satu telepon, dan menurunkan tangannya pada saat nada mulai tidak terdengar lagi.5. Tunggulah 2 menit lagi untuk “memanaskan” alat.6. Putarlah T5 ke kiri dan pertahankanlah selama pemeriksaan.7. Putarlah tombol kekuatan T3 perlahan-lahan searah dengan jarum jam sampai orang percobaan mengacungkan tangannya keatas.8. Teruskanlah memutarkan tombol tersebut sebesar 10 db dan kemudian putarlah tombol T3 tersebut perlahan-lahan berlawanan dengan jarum jam sampai orang percobaan menurunkan tangannya. Catatlah angka db pada saat itu.9. Ulangilah tindakan 7 dan 8 dua kali lagi dan ambillah angka terkecil sebagai “hearing loss” orang percobaan pada frequency 125 Hz.10. Selama percobaan ini lepaskanlah sekali-kali T5 pada waktu orang percobaan mengacungkan tangannya untuk menguji apakah orang percobaan benar-benar mendengar nada atau hanya pura-pura mendengar.11. Ukurlah, “hearing loss” untuk telinga yang sama dengan cara yang sama pula pada requency 250,500,1000,2000,4000,8000,12000 Hz dan catatlah data hasil pengukuran pada formulir yang telah disediakan.12. Ulangi seluruh pengukuran ini untuk telinga yang lain.13. Buatlah audiogram orang percobaan pada formulir yang telah disediakan dengan data yang diperoleh pada pengukuran

Hasil Percobaan dan PembahasanOP. Hendra Hermadin

Page 9: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

Dari skema di atas dapat disimpulkan bahwa o.p memiliki kemampuan pendengaran telinga kanan dalam batas normal yang tercatat dalam bentuk angka terkecil (ambang) suara yang masih dapat didengar dalam setiap frekuensi suara yang berbeda. Karena hasil dari pengukuran percobaan dengan alat audiometri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: faktor alat (kondisi dan kualitas baik atau tidak), faktor ruangan yang tidak kedap suara, faktor kemampuan konsentrasi/memusatkan pikiran o.p (sebaiknya konsentrasi o.p tidak terganggu dengan kondisi suara sekitar dan fokus pada pemeriksaan), dan faktor hantaran (udara dan tulang).

Kesimpulan Berdasarkan hasil pemeriksaan menggunakan audiogram o.p dinyatakan normal. Semakin tinggi frekuensi suara maka intensitas yang dapat didengar semakin rendah.

SIKAP DAN KESEIMBANGAN BADAN

Page 10: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

I. TUJUAN :

Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :

1. Mengemukakan pelbagai reaksi perubahan sikap badan katak oleh perangsangan kanalis

semisirkularis dan reaksi 11 menegakkan bada “setelah ekstriparsi labirin

2. Menyebutkan beberapa faktoer yang dapat mempengaruhi rekasi perubahan sikap diatas.

3. Mendemomstrasikan kepentingan kedudukan kepala dan mata dalam mempertahankan

keseimbangan badan pada manusia.

4. Mendemonstrasikan dan menerangkan pengaruh percepatan sudut :

a. Dengan kursi Barany terhadap :

- Gerakan bola mata

- Tes penyimpangan penunjukan tes jatuh kesan (sensasi)

b. Dengan berjalan mengelilingi statif

II. ALAT DAN BINATANG PERCOBAAN YANG DIPERLUKAN :

1. Katak

2. Papan fiksasi katak + ge;as beker

3. Ether + kapas + jarum pentul

4. Scalpel + gunting halus + pinset halus + bor halus

5. Kursi putar Barany

6. Tongkat atau statif yang panjang

7. Bak berisi air

III.DASAR TEORI

Nuklei vestibular adalah untuk mengatur secara selektif sinyal-sinyal eksitatorik berbagai

otot antigravitasi untuk menjaga keseimbangan,sebagi responnya terhadap sinyal dari

aparatus vestibular.

Hewan Deserebrasi mengalami kekakuan spastik bila batang otak seekor hewan d potong

dibawah garis tengah mesensefalon,tetapi pontin sistem retikular mendular juga sistem

Page 11: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

vestibular dibiarkan tetap utuh, hewan tersebut mengalami keadaan yang disebut kekauan

deserebasi. Kekakuan inni tidak timbul disemua otot tubuh tetapi hanya otot antigravitasi

yaitu otot leher dan batang tubuh serta ekstensor tungkai.

Aparatus vestibular merupakan organ sensoris untuk mendeteksi sensasi keseimbangan.

Alat ini terbungkus salam satu tabung tulang dan ruangan-ruangan yang terletak dalam

bagian petrosus (bagian seperti batu,bagian keras) dari tulang temporal, yang disebut labirin

tulang. Di dalam sistem ini terdapat tabung membran dan ruangan yang di sebut labirin

membranosa yang merupakan bagian fungsional aparatus vestibular.

Labirin ini terdiri atas koklea (duktus koklearis), tiga kanalis semisirkularis dan dua

ruangan besar yang dikenal sebagai utrikulus dan sakulus. Koklea merupakan organ sensorik

utama pendengaran.dan hampir tidak berhub dg keseimbangan.kanalis semirikularis,utrikulus

dan sakulus ,semua ini merupakan bagian intragal dr mekanisme keseimbangan.

Makula organ sensorik utrikulus dan sakulus untuk mendeteksi orientasi kepala

sehubungan dengan gravitasi. Makula pada utrikulus terutama terletak pada bidang

horizontal permukaan inferior utrikulus dan berperan penting dalam menentukan orientasi

kepala ketika kepala dalam posisi tegak. Sebaliknya, makula pada sakulus terutama terletak

dalam bidang vertikal dan memberikan sinyal orientasi kepala saat seseorang berbaring.

Setiap makula d tutupi oleh lapisan gelatinosa yang dilekati oleh banyak krista kalsium

karbonat kecil kecil yang di sebut statokonia.dalam makula juga didapati beribu-ribu sel

rambut, pangkal dan sisi sel-sel rambut bersinaps denganujung-ujung sensorik saraf

vestibular.

Dalam aparatus vestibular terdapat kanalis semisirkularis,dikenal sebagai kanil

semisrikularis anterior, posterior dan lateral tersusun tegak lurus satu sama lain sehingga

kanalis ini terdapat 3 bidang.

Bila kepala tunduk kira-kira 30 derajat ke depan,kanalis semirikularis lateral kira-kira

aada pd bidang horizontal sesuai dengan permukaan bumi, kemudian kanalis anterior ada pd

bidang vertikal yang arah ptoyeksinya ke depan dan 45 derajat ke luar, dankanalis posterior

ada pada bidang vertikal yang berproyeksi ke belakang dan 45 derajat keluar.

Page 12: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

Pada setiap ujung kanalis semisirkualris terdapat pembesaran yang disebut ampula, dan

kanlis serta ampula ini terisi oleh cairan yang disebut endolimfe. Aliran cairan melalui

canalis dan ampulanya merangsang organ sensorik.

Pada puncak krista ini terdapat jaringan longgar massa gelatinosa,yang disebut kupula.

Bila seseorang mulai memutar ke suatu arah, inersia cairan didalam satu atau lebih kanalis

semisirkularis akan mempertahankan cairan agar tetap seimbang sementara kanalis

semisirkularis berputar searah dengan kepala. Hal iini menyebabkan cairan mengalir dari

kanalis menuju ampula,membelokkan kupula ke satu sisi. Putaran kepala dalam arah yang

berlawanan menyebabkan kupula berbelok ke sisi yang berlawanan.

Kedalam kupula terdapat ratusan penjuluran silia dari sel-sel rambut yang terletak pada

sepanjang krista ampularis. Kinosilia sel-sel rambut ini semuanya beorientasi ke arah sisi

yang sama dalam kupula,dan pembelokkannya ke arah yang berlawanan mengakibatkan

hiperpolarisasi sel rambut. Kemudian, dari sel-sel rambut sinyal-sinyal yang sesuai

dikirimkan melalui nervus vestibular untuk memberitahu sistem saraf pusat mengenai

perubahan perputaran kepala dan kecepatan perubahan pada setiap tiga bidang ruangan.

Setiap kepala berputar tiba-tiba,sinyal yang berasal dari kanalis semisirkularis

menyebabkan, mata berputar dengan arah yang berlawanan dengan arah putaran kepala.

Keadaan ini timbul akibat adanya refleks yang dijalarkaan melalui nuklei vestibular dan

fasikulus longitudinalis medial menuju nuklei okulomotor.

Page 13: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

IV. Pelaksanaan Praktikum

I. Percobaan pada katak

A. Cara Kerja

1. Meletakkan seekor katak dipapan fiksasi dan menutup dengan gelas beker

2. Memegang papan fiksasi dan gelas beker itu dengan kedua belah tangan dan

menggerakkan keatas, kebawah dan memutar kekanan dan ke kiri.

3. Memperhatikan dengan seksama perubahan-perubahan sikap pada katak

a. Posisi kepala 

b. Fleksi/ekstensi ekstermitas

4. Membuka gelas beker dan memalingkan kepala katak kanan, memperhatikan sikapdan

kedudukan kakinya.

P. VI. 4.6 .Apa maksud kita memalingkan kepala katak ?

5. Memasukkan katak itu kedalam bak yang berisi air dan memperhatikan gerakankaki dan

arah berenangnya.

6. Membuang labirin kanan katak itu dengan cara sebagai berikut :

a. Membius katak dengan cara memasukkan bersama-sama dengan kapas yang telah

dibasahi dengan eter ke dalam gelas beker yang ditelungkupkan. 

b. Setelah katak itu terbius, meletakkan katak telentang dipapan fiksasi dan sematkan

jarum-jarum pentul pada kakinya.

P. VIA. 4.7.Bagaimana kita mengetahui bahwa katak sudah terbius ?

c. Fiksasi rahang atas katak dengan jarum pentul pada papan fiksasi dan membuka

mulut selebar-lebarnya.

d. Mengunting selaput lendir rahang atas di garis median dengan guting halus sesuai

dengan garis y pada gambar.

e. Membebaskan selaput lender itu dari jaringan dibawahnya dan mendorong kea rah

lateral. Mencegah perdarahan sedapat-dapatnya.

f. Memperhatikan dasar tengkorak katak terutama os. Parabasalenya yang membayang

(= p pada gambar).

Page 14: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

g. Merusak labirin kanan dengan jalan member os parabasale di tempatyang diberikan

tanda X secara hati-hatu sedalam ± 1-2 mm (sampai terasa bahwa bor telah

menembus tulang yang keras)

h. Membersihkan daerah operasi dengan kapas dan mengembalikan selaput lender

ketempat semula dengan demikian alat keseimbangan kanantelah dibuang.

7. Setelah efek pembiusan pada katak menghilang, mengulangi tindakan no. 1 s/d no.5

8. Membuang sekarang labirin kiri dengan cara yang sama seperti sub. 6 dengan demikian

kedua alat keseimbangan telah dibuang.

9. Menggulangi sekarang tindakan no. 1 s/d no. 5

10. Mencatat hasil pengamatan pada formulir yang tersedia.

B. Hasil Pengamatan

Tabel Pengamatan Percobaan Katak

NOPerubahan yang

diamati

Sebelum dibius (Labirin masih utuh)

I

Labirin kanan dibuang

II

Setelah labirin kanan+kiri dibuang

III1. Perubahan sikap

a. Posisi kepalaMenunduk (ke arah

bawah)Condong ke arah kiri

Menunduk (ke arah bawah)

b. Fleksi/ekstensi ekstremitas

Fleksi pada ekstremitas

Fleksi pada ekstremitas

Fleksi pada ekstremitas

2. Memalingkan kepala katak

a. Sikap Tidak meresponAda perlawanan

tubuh ke arah kiriAda perlawanan

tubuh ke arah kirib. Kedudukan

kakinyafleksi fleksi fleksi

3. Katak dibiarkan berenanga. Gerakan kaki Fleksi lalu ekstensi Kearah kiri Fleksi lalu ekstensi

b. Kedudukan kaki SeimbangLebih condong

mendorong ke kiriSeimbang

C. Pembahasan

Aparatus vestibular merupakan organ sensoris untuk mendeteksi sensasi keseimbangan.

Alat ini terbungkus salam satu tabung tulang dan ruangan-ruangan yang terletak dalam

Page 15: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

bagian petrosus (bagian seperti batu,bagian keras) dari tulang temporal, yang disebut labirin

tulang. Di dalam sistem ini terdapat tabung membran dan ruangan yang di sebut labirin

membranosa yang merupakan bagian fungsional aparatus vestibular

Bila batang otak seekor hewan di potong dibawah garis tengah mesensefalon, tetapi

pontin sistem retikular mendular juga sistem vestibular dibiarkan tetap utuh, hewan tersebut

mengalami keadaan yang disebut kekakuan deserebasi. Kekakuan ini tidak timbul disemua

otot tubuh tetapi hanya otot antigravitasi yaitu otot leher dan batang tubuh serta ekstensor

tungkai.

Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam

keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular berada di

dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus,

serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine.

Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan sudut.

Melalui refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat

obyek yang bergerak.

Mereka meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular yang

berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke

serebelum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri.

Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth, retikular formasi,

dan serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron melalui

medula spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan

otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat

cepat sehigga membantu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot

postural

D. Menjawab Pertanyaan

P. VI. 4.6 .Apa maksud kita memalingkan kepala katak ?

Jawab:

Melihat sikap dan kedudukan kaki yang normal bila kepala katak dimiringkan ke kanan

P. VIA. 4.7.Bagaimana kita mengetahui bahwa katak sudah terbius ?

Jawab:

Page 16: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

Cara mengetahuinya adalah katak yang terbius maka pergerakannya kurang dan tidak  begitu

aktif daripada saat katak tersebut dalam keadaan tidak terbius (normal), ditusuk dengan

jarum pentul tidak memberikan respons

E. Kesimpulan

Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam

keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular berada di

dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus,

serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine

Bila batang otak seekor hewan di potong dibawah garis tengah mesensefalon, tetapi

sistem vestibular dibiarkan tetap utuh, hewan tersebut mengalami keadaan yang disebut

kekakuan deserebasi. Kekakuan ini tidak timbul disemua otot tubuh tetapi hanya otot

antigravitasi yaitu otot leher dan batang tubuh serta ekstensor tungkai.

Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan sudut.

Melalui refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat

obyek yang bergerak. Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehigga membantu

mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot postural

II. Percobaan pada Manusia

A. Cara Kerja

Pengaruh kedudukan kepala dan mata yang normal terhadap keseimbangan badan:

1. Suruhlah orang percobaan berjalan mengikuti suatu garis lurus dengan mata terbuka dan

sikap kepala dan badan yang biasa. Perhatikan jalannya dan tanyakan apakah ia

mengalami kesukaran dalam mengikuti garis lurus tersebut.

2. Ulangi percobaan di atas (no.1) dengan mata tertutup

3. Ulangi percobaan di atas (no. 1 dan 2) dengan:

a. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kiri

b. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kanan

P.VI.4.8. Bagaimana pengaruh sikap kepala dan mata terhadap keseimbangan badan?

Page 17: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

B. Hasil Pengamatan dan Analisa Data

O.P: Astari Ferlisa

Informasi keseimbangan berasal dari visual, vestibular, dan somatosensori. Dimana 50% yang

paling berpengaruh pada keseimbangan adalah vestibular. Kompensasi ketika terjadi

pengeliminasian dari isyarat visual (OP memejamkan mata) dan kepala dimiringkan dengan kuat

ke satu bagian (kanan/kiri) dalam mempertahankan keseimbangan adalah terjadinya

kecenderungan adanya deviasi kearah berlawanan dimana OP memiringkan kepalanya agar tidak

jatuh.

C. Menjawab Pertanyaan:

Bagaimana pengaruh sikap kepala dan mata terhadap keseimbangan badan?

Jawab:

Ketika mata terbuka masukan informasi keseimbangan berasal dari mata dan posisi kepala,

maka jika mata tertutup dengan kepala, tubuh cenderung ingin jatuh ke arah kepala miring

dan diseimbangkan dengan berjalan berlawanan dengan miringnya kepala supaya tidak jatuh,

D. Kesimpulan

Mata (visual) sangat berpengaruh dengan keseimbangan atau arah berjalan kita.

Perlakuan Hasil

Jalan lurus ke depan jalan lurus, tidak terjadi deviasi

Jalan lurus ke depan dengan mata tertutup jalan lurus, tidak terjadi deviasi

Jalan lurus ke depan dengan kepala dimiringkan dengan kuat ke kiri

Terjadi sedikit deviasi ke kanan

Jalan lurus ke depan dengan kepala dimiringkan dengan kuat ke kiri serta mata tertutup

Terjadi deviasi ke kanan

Jalan lurus ke depan dengan kepala dimiringkan dengan kuat ke kanan

Terjadi sedikit deviasi ke kiri

Jalan lurus ke depan dengan kepala dimiringkan dengan kuat ke kanan serta mata tertutup

Terjadi deviasi ke kiri

Page 18: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

PERCOBAAN KESEIMBANGAN PADA MANUSIA

I. DASAR TEORI

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika

di tempatkan di berbagai posisi. Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah

kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat

posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk

mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statik atau

dinamik, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal.

Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat

massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu

(base of support). Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh

dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk

menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk

beraktivitas secara efektif dan efisien.

Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis : kemampuan tubuh

untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri

diatas papan keseimbangan); keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk

mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak.

Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem

sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan

muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain) yang dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol

motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap

perubahan kondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia,

motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.

Fisiologi Keseimbangan

Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh

aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan sistem regulasi yang

berperan dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan dari tubuh mempertahankan

keseimbangan adalah : menyanggah tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk

Page 19: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta

menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak.

Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah :

Sistem informasi sensoris

Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.

a. Visual

Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin (1969)

menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan

membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan

sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan juga

merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat kita berada,

penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak

sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar

yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang.

Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap

perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang

sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.

b. Sistem vestibular

Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam

keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular berada

di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis,

utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem

labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan

perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata,

terutama ketika melihat obyek yang bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf

kranialis VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus

tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio retikularis, thalamus dan

korteks serebri.

Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth, retikular formasi,

dan serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron

melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot

Page 20: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural). Sistem

vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu mempertahankan keseimbangan

tubuh dengan mengontrol otot-otot postural.

c. Somatosensoris

Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-kognitif.

Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis.

Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang

menuju ke korteks serebri melalui lemniskus medialis dan talamus.

Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung pada

impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah

ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat

indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain , serta otot di proses di korteks

menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.

Adaptive systems

Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran motorik (output) ketika

terjadi perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan.

Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)

Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan gerakan terutama saat

gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan

a. Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)

Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat gravitasi terletak tepat di

tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan

mendistribusikan massa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini,

maka tubuh dalam keadaan seimbang. Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai

dengan arah atau perubahan berat. Pusat gravitasi manusia ketika berdiri tegak adalah

tepat di atas pinggang diantara depan dan belakang vertebra sakrum ke dua.

Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : ketinggian dari titik pusat

gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi dengan

bidang tumpu, serta berat badan.

b. Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)

Page 21: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat gravitasi

dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang

tumpu adalah menentukan derajat stabilitas tubuh.

c. Bidang tumpu (Base of Support-BOS)

Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan permukaan

tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan

seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin besar

bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki akan lebih

stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat bidang tumpu dengan pusat

gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi.

Keseimbangan Berdiri

Pada posisi berdiri seimbang, susunan saraf pusat berfungsi untuk menjaga pusat massa

tubuh (center of body mass) dalam keadaan stabil dengan batas bidang tumpu tidak berubah

kecuali tubuh membentuk batas bidang tumpu lain (misalnya : melangkah). Pengontrol

keseimbangan pada tubuh manusia terdiri dari tiga komponen penting, yaitu sistem informasi

sensorik (visual, vestibular dan somatosensoris), central processing dan efektor.

Pada sistem informasi, visual berperan dalam contras sensitifity (membedakan pola dan

bayangan) dan membedakan jarak. Selain itu masukan (input) visual berfungsi sebagai

kontrol keseimbangan, pemberi informasi, serta memprediksi datangnya gangguan. Bagian

vestibular berfungsi sebagai pemberi informasi gerakan dan posisi kepala ke susunan saraf

pusat untuk respon sikap dan memberi keputusan tentang perbedaan gambaran visual dan

gerak yang sebenarnya. Masukan (input) proprioseptor pada sendi, tendon dan otot dari kulit

di telapak kaki juga merupakan hal penting untuk mengatur keseimbangan saat berdiri static

maupun dinamik

Central processing berfungsi untuk memetakan lokasi titik gravitasi, menata respon sikap,

serta mengorganisasikan respon dengan sensorimotor. Selain itu, efektor berfungsi sebagai

perangkat biomekanik untuk merealisasikan renspon yang telah terprogram si pusat, yang

terdiri dari unsur lingkup gerak sendi, kekuatan otot, alignment sikap, serta stamina.

Postur adalah posisi atau sikap tubuh. Tubuh dapat membentuk banyak postur yang

memungkinkan tubuh dalam posisi yang nyaman selama mungkin. Pada saat berdiri tegak,

hanya terdapat gerakan kecil yang muncul dari tubuh, yang biasa di sebut dengan ayunan

Page 22: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

tubuh. Luas dan arah ayunan diukur dari permukaan tumpuan dengan menghitung gerakan

yang menekan di bawah telapak kaki, yang di sebut pusat tekanan (center of pressure-COP).

Jumlah ayunan tubuh ketika berdiri tegak di pengaruhi oleh faktor posisi kaki dan lebar dari

bidang tumpu.

Posisi tubuh ketika berdiri dapat dilihat kesimetrisannya dengan : kaki selebar sendi pinggul,

lengan di sisi tubuh, dan mata menatap ke depan. Walaupun posisi ini dapat dikatakan

sebagai posisi yang paling nyaman, tetapi tidak dapat bertahan lama, karena seseorang akan

segera berganti posisi untuk mencegah kelelahan.

II. TUJUAN :

Page 23: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

1. Mendemonstrasikan kepentingan kedudukan kepala dan mata dalam mempertahankan

keseimbangan badan pada manusia.

2. Mendemonstrasikan dan menerangkan pengaruh percepatan sudut :

a. Dengan kursi barany terhadap : gerakan bola mata

b. Dengan berjalan mengelilingi statif

III. ALAT YANG DIPERLUKAN :

Kursi Brany + Tongkat/statif yang panjang

IV. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Percobaan dengan kursi Barany 1

1. Tata Kerja

Nistagmus

a. Suruh orang percobaan duduk tegak dikursi Barany dengan kedua tangannya memegang

erat tangan kursi.

b. Tutup kedua matanya dengan sapu tangan dan tundukkan kepala o.p 30 derajat kedepan.

P.VIA.9. Apa maksud tindakan penundukan o.p 30 derajat kedepan?

c. Putarlah kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur dan tanpa sentakan

d. Hentikan pemutaran kursi tiba-tiba

e. Bukalah sapu tangan dan suruhlah o.p melihat jauh kedepan

f. Perhatikan adanya nistagmus

Tetapkanlah arah komponen lambat dan cepat nistagmus tersebut

P.VIA.10. Apa yang dimaksud dengan rotatory nistagmus dan postrotatory nystagmus ?

2. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

O.P Hendra Hermadin

Pada percobaan ini, setelah o.p diputar dengan kursi ke kanan sebanyak 10 kali. Maka pada

mata o.p terjadi nistagmus

Setelah berputar ke kanan, terdapat nistagmus komponen cepat ke arah kiri dan komponen

lambat ke arah kanan. Hal ini disebabkan oleh adanya refleks vestibulo-okular (VOR) yang

Page 24: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

merupakan refleks gerakan mata untuk menstabilkan gambar pada retina selama gerakan

kepala dengan memproduksi sebuah gerakan mata ke arah yang berlawanan dengan gerakan

kepala, sehingga mempertahankan gambar untuk berada pada pusat bidang visual.

3. Menjawab Pertanyaan

P.VIA.9. Apa maksud tindakan penundukan o.p 30 derajat kedepan?

Jawab :

Agar canalis semisirkularis anterior sejajar dengan bidang bumi

P.VIA.10. Apa yang dimaksud dengan rotatory nistagmus dan postrotatory nystagmus ?

Jawab:

Nistagmus horizontal : nistagmus yang gerakannya berada mata disekitar aksisvisual.

Post-rotatory nistagmus adalah keadaan normal yang ditemukan pada hewan

pasca pemutaran yang terjadi akibat pergerakan kupula sewaktu rotasi dihentikan

memilikiarah berlawanan.

4. Kesimpulan

Setiap kepala berputar tiba-tiba,sinyal yang berasal dari kanalis semisirkularis menyebabkan,

mata berputar dengan arah yang berlawanan dengan arah putaran kepala. Keadaan ini timbul

akibat adanya refleks yang dijalarkaan melalui nuklei vestibular dan fasikulus longitudinalis

medial menuju nuklei okulomotor.

B. Tes Penyimpangan Penunjukkan ( Pas Pointing Test of Barany )

1. Tata Kerja

a. Suruh OP duduk tegak dikursi Barany dan tutuplah kedua matanya dengan sapu tangan

b. Periksa sendiri tepat dimuka kursi Barany sambil mengulurkan tangan ke arah OP

c. Suruhlah OP menunjulurkan lengan kanannya ke depan sehingga dpt menyentuh jari

tangan pemeriksa yang telah diulurkan sebelumnya

d. Suruhlah OP mengangkat lengan kanannya ke atas dan kemudian dengan cepat

menurunkan kembali sehingga dapat menyentuh jari pemeriksa lagi. Tindakan no 1-4

merupakan persiapan untuk tes yang berikut :

e. Suruhlah sekarang OP dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi

f. Putarlah kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur tanpa sentakan.

Page 25: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

2. Hasil Pengamatan dan Analisa

O.P Hendra Hermadin

Pada o.p terjadi nistagmus dan o.p masih bisa menunjuk dengan deviasi ke arah kanan.

Saat mata OP dalam keadaan tertutup, terdapat koordinasi yang salah dari OP karena sensasi

perputaran yang dialaminya. Namun, setelah mata dibuka, OP dapat menyentuh jari tangan

yang sebenarnya bisa dilakukan dengan tepat.

3. Kesimpulan

Deviasi dari tes dapat terjadi namun belum tentu karena kelainan, namun karena koordinasi

yang salah

C. Kesan sensasi

1. Tata Kerja

a. Gunakan o.p. yang lain

b. Suruh o.p duduk di kursi Barany dan tutuplah kedua matanya dengan sapu tangan

c. Putarlah kursi barany ke kanan dengan kecepatan yang berangsur-angsur bertambah dan

kemudian kurangilah kecepatan putarannya secara berangsur-angsur sampai berhenti.

d. Tanyakan kepada o.p arah perasaan berputar

1) sewaktu kecepatan putar masih bertambah

2) sewaktu kecepatan menetap

3) sewaktu kecepatan dikurangi

4) segera setelah kursi dihentikan

e. Berikan keterangan tentang mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang dirasakan

o.p .

2. Hasil Pengamatan dan Analisa

Page 26: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

O.P : Astari Ferlisa

1) sewaktu kecepatan putar masih bertambah : pusing meningkat,arah badan berlawanan

arah putar

2) sewaktu kecepatan menetap : melayang

3) sewaktu kecepatan dikurangi : pusing berkurang

4) segera setelah kursi dihentikan : pusing meningkat

5) mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang dirasakan o.p.:

perasaan berputar dikarenakan adanya gangguan keseimbangan pada organ tympani pada

telinga.

Saat kursi mulai diputar ke kanan, endolimfe akan berputar ke arah sebaliknya, yaitu ke

kiri. Akibatnya, kupula akan bergerak ke kiri dan OP akan merasa berputar ke kiri.

Kemudian, kupula akan bergerak ke kanan searah dengan putaran kursi sehingga OP

akan merasa bergerak ke kanan. Saat kecepatan mulai konstan, kupula dalam posisi tegak

sehingga OP akan merasa tidak berputar. Saat kursi dihentikan, kupula akan bergerak ke

arah sebaliknya, yaitu ke kanan, sehingga OP akan merasa berputar ke kanan. Namun,

pada praktikum OP masih merasa berputar ke kanan saat kecepatan sudah konstan dan

OP tidak merasa berputar ke kanan saat kursi dihentikan. Hal ini mungkin disebabkan

oleh persepsi keseimbangan OP yang bagus.

3. Kesimpulan

Dengan adanya sensasidari arah kanan, maka reaksi tubuh pasien bergerak kesebelah kiri,

namun jika konstan tidak terasa berputar, dan jika dihentikan mengikuti arah putaran.

D. Percobaan sederhana untuk kanalis semisirkularis horisontalis

Page 27: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

1. Tata Kerja

a. Suruhlah o.p. dengan mata tertutup dan kepala ditundukkan 30o , berputar sambil

berpegangan pada tongkat atau statif, menurut arah jarum jam, sebanyak 10 kali dalam 30

detik

b. Suruhlah o.p. berhenti, kemudian membuka matanya dan berjalan lurus ke muka

c. Perhatikan apa yang terjadi

d. Ulangi percobaan ini dengan berputar menurut arah yang berlawanan dengan arah jarum

jam

P. VI.4. 11 a. Apa yang saudara harapkan terjadi pada o.p. ketika berjalan lurus ke

muka setelah berputar 10 kali searah dengan jarum jam?

Jawab : o.p. akan berjalan miring ke kanan, tidak lurus ke depan

b.Bagaimana keterangannya?

Jawab : Karena endolimf bergerak lebih lambat namun bersifat menyusul jadi ketika

terdapat penghentian putaran, endolimf masih cenderung mengikuti perputaran tersebut.

2. Hasil Pengamatan dan Analisa

O.P Astari Ferlisa

O.P. berjalan tidak lurus dan miring hampir jatuh berlawanan dengan arah putaran, lebih

merasa pusing saat diputar ke arah jarum jam (yang pertama).

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan orientasi tubuh dan bagian-

bagiannya dalam hubungannya dengan ruang internal. Keseimbangan tergantung pada

continous visual, labirintin, dan input somatosensorius (proprioceptif) dan integrasinya dalam

batang otak dan serebelum. Kanalis semisirkularis punya posisi anatomis terangkat 30o, kalau

seseorang menunduk dengan sudut 30o maka posisi kanalis semisirkularis lateral dibidang

horizontal. Kesulitan berjalan lurus biasa dialami, hal ini dikarenakan cairan endolimph dan

perilimph terganggu atau bergejolak.

3. Menjawab Pertanyaan

a. Apa yang saudara harapkan terjadi pada o.p. ketika berjalan luru ke muka setelah

berputar 10 kali searah dengan jarum jam?

b. Bagaimana keterangannya?

Page 28: Faal 3 Pendengaran & Keseimbangan

Jawab:

a. OP berjalan tidak lurus ke depan tetapi mengarah ke kanan.

b. Karena endolimf bergerak lebih lambat namun bersifat menyusul jadi ketikaterdapat

penghentian putaran, endolimf masih cenderung mengikuti perputarantersebut.

4. KESIMPULAN

Posisi berjalan dan keseimbangan dipengaruhi oleh posisi kanalis semisirkularis serta

pergerakan cairan endolimph-perilimph.

Aparatus vestibularis mendeteksi perubahan posisi dan gerakan kepala. Kanalis semisirkularis

mendeteksi akselarasi atau deselarasi anguler atau rotasional kepala. Akselarasi atau deselarasi

selama rotasi kepala ke segala arah menyebabkan pergerakan endolimfe yang awalnya tidak

ikut bergerak sesuai arah rotasi kepala karena inersia.

Apabila gerakan kepala berlanjut dalam arah dan kecepatan yang sama, endolimfe akan

menyusul dan bergerak bersama dengan kepala sehingga rambut-rambut kembali ke posisi

tegak. Ketika kepala berhenti, keadaan sebaliknya terjadi. Endolimfe secara singkat

melanjutkan diri bergerak searah dengan rotasi kepala sementara kepala melambat

unutk  berhenti. Ketika seseorang berada dalam posisi tegak, rambut-rambut pada utrikulus

berorientasi secara vertikal dan rambut-rambut sakulus berjajar secara horizontal.