examples non examples terhadap keterampilan …lib.unnes.ac.id/29123/1/1401412072.pdf ·...
TRANSCRIPT
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN
EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP
KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI
SISWA SD KELAS IV
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu sayarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
SITI ULWATI
1401412072
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2016
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Peneliti yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama : Siti Ulwati
NIM : 14014112072
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Keefektifan Model Pembelajaran Examples Non Examples
terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi
menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya saya bukan hasil jiplakan
dari karya tulis orang lain baik sebagian maupun keseluruhan. Pendapat atau hasil
penelitian orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 15 Juli 2016
Peneliti,
Siti Ulwati
1401412072
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Examples Non Examples
terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa SD Kelas IV”, ditulis
oleh Siti Ulwati, NIM 1401412072 telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk
diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Faklutas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang pada:
hari : Jumat
tanggal : 15 Juli 2016
Semarang, 15 Juli 2016
Dosen Pembimbing I,
Drs. Umar Samadhy, M.Pd.
NIP 195604031982031003
Dosen Pemimbing II,
Nugraheti Sismulyasih Sb., S.Pd., M.Pd.
NIP 198505292009122005
Mengetahui
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi atas nama Siti Ulwati, NIM 1401412072 yang berjudul“Keefektifan
Model Pembelajaran Examples Non Examples terhadap Keterampilan Menulis
Karangan Narasi Siswa SD Kelas IV” telah dipertahankan di hadapan
SidangPanitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:
hari : Selasa
tanggal : 2 Agustus 2016
Panitia Ujian Skripsi
Sekretaris,
Drs. Isa Ansori, M.Pd.
NIP 196008201987031003
Penguji Utama,
Atip Nurharini, S.Pd., M.Pd.
NIP 197711092008012018
Pembimbing Utama,
Drs. Umar Samadhy, M.Pd.
NIP 195604031982031003
Pembimbing Pendamping,
Nugraheti Sismulyasih Sb., S.Pd.,M.Pd.
NIP 198505292009122005
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO :
1. “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-
Baqarah: 153)
2. “Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang
pengalaman dan perasaanmu sendiri.” (J.K. Rowling)
3. “Banyak Kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak
menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka
menyerah.” (Thomas Alva Edison)
PERSEMBAHAN:
Bismillahirrahmanirrahim,dengan mengucap syukur kepada Allah
SWT,skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Bapak ku tecinta Basir Muntako dan Ibunda tercinta Sariyem yang
senantiasa memberi dukungan moriil dan materiil dalam mengiringi setiap
langkahku
2. Kakak ku tercinta (Fathurrohman Abdullah dan Aziz Zurrohim) dan kakak
iparku (Siti Nasikha) yang senantiasa memberikan semangat
3. Almamaterku, PGSD FIP UNNES tercinta
v
PRAKATA
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Keefektifan Model Pembelajaran Examples Non Examples Terhadap
Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa SD Keas IV”.Peneliti mendapatkan
banyak bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak khususnya kepada.
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman selaku Rektor Universitas Negeri Semarang;
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan;
3. Drs. Isa Ansori, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang;
4. Drs. Umar Samadhy, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan, dan saran yang berharga bagi
penulis serta selalu siap membantu ketika penulis menemui hambatan,
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;
5. Nugraheti Sismulyasih Sb., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang selalu
memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi, dan saran yang sangat
berharga demi terselesaikannya skripsi ini;
6. Kusnadi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Pakintelan 02, Mockhamat, S.Pd
selaku Kepala sekolah SDN Pakintelan 03, dan Wahyu Sri Sejati, S.Pd selaku
Kepala Sekolah SDN Sumurrejo 01 yang telah memberikan izin untuk
melaksanakan penelitian;
7. Kasiyatun, S.Pd selaku guru kelas IV SDN Pakintelan 02, Diana Martuti N,
S.Pd selaku guru kelas IV SDN Pakintelan 03, dan Jumani, S.Pd selaku guru
kelas IV SDN Sumurrejo 01 yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
penelitian serta memberikan saran selama proses penelitian;
8. Siswa-siswi kelas IV SDN Pakintelan 02, SDN Pakintelan 03, dan SDN
Sumurrejo 01 atas kerjasamanya dalam penelitian ini;
vi
9. Teman-teman mahasiswa PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES angkatan
2012 yang selalu memberikan semangat dan berjuang bersama untuk lulus.
Semoga segala bantuan dan motivasi yang diberikan mendapat
balasanyang lebih dari Allah SWT.Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kata sempurna. Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagisemua pihak.
Semarang, 15 Juli 2016
Peneliti
vii
ABSTRAKUlwati, Siti. 2016. Keefektifan Model Pembelajaran Examples Non Examples
terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa SD Kelas IV.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing: Umar Samadhy, M.Pd.,
Nugraheti Sismulyasih Sb., M.Pd.170 halaman.
Pembelajaran menulis karangan narasi dikelas IV SDN Pakintelan 02 dan SDN
Sumurrejo 01 yang belum efektif mengakibatkan hasil karya karangan siswa belum
optimal. Oleh karena itu, guru perlu menggunakan model yang telah digunakan
sebelumnya dengan model yang inofatif. Model pembelajaran examples non examplesdipandang dapat menggantikan model sebelumnya yang kurang inovatif. Berdasarkan hal
tersebut dapat dirumuskan permasalahan yaitu apakah modelpembelajaran examples non examples efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi
siswa SD kelas IV.Tujuan pada penelitian ini adalah mengetahui apakah model
pembelajaranexamples non examples efektif untuk meningkatkan keterampilan
menulis karangan narasi siswa SD kelas IV.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi eksperimendengan populasi siswa kelas IV Gugus Larasati berjumlah 205. Sampel yang
digunakan yaitu SDN Pakintelan 02 sejumlah 21 siswa dan SDN Sumurrejo
sejumlah 21 siswa. Teknik Pengumpulan data yang digunakan yaitu tes unjuk
kerja dan studi dokumenter dan soal uji coba sebelumnya menggunakan uji
validitas isi dan uji reliabilitas antar-rater. Sedangkan pengujian analisis hipotesis
dengan menggunakan uji t-independent sample atau t-test polled varians.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa data pretest
kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal dan homogen. Harga t-hitung
pretest lebih kecil dibandingkan harga t-tabel (0,529 < 2,018) dan signifikansi
(0,601 > 0,05), artinya HO diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan rata-rata skor keterampilan menulis karangan narasi antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen pada saat pretest. Harga t-hitung posttest lebih besar
dibandingkan harga t-tabel (2,075 > 2,018) atau signifikansi (0,044 < 0,05). Ha
diterima dan HO ditolak. Ha diterima berarti ada perbedaan rata-rata skor
keterampilan menulis karangan narasi antara kelas kontrol dan kelas eksperimen,
yaitu rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dengan perbedaan rata-rata (mean different) sebesar 5,476 . Besar peningkatannya pada kelas eksperimen terlihat
pada rata-rata gain ternormalisasi yaitu 0,46 atau termasuk dalam kategori sedang,
sedangkan pada kelas kontrol 0,32 termasuk dalam kategori sedang.
Simpulan penelitian keefektifan model pembelajaran examples non examplesyaitu diharapkan menjadi pertimbangan bagi guru kelas IV SDN
Pakintelan 02 untuk menerapkan model pembelajaran examples non examplespada pembelajaran bahasa Indonesia dengan aspek atau materi yang lain.
Sedangkan saran penelitian penerapan model pembelajaran examples non examples adalah diharapkan dapat menjadi salah satu model inovatif untuk
pembelajaran bahasa Indonesia yang efektif.
Kata kunci:examples non examples, keterampilan menulis, karangan narasi.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ...........................................................................v
PRAKATA ............................................................................................................ vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN.............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................1
1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah .............................................................7
1.2.1 Pembatasan Masalah ....................................................................................7
1.2.2 Rumusan Masalah ........................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................8
1.4.1 Manfaat Teoritis ...........................................................................................8
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................................8
1.5 Definisi Operasional...................................................................................10
1.5.1 Model Pembelajaran Examples Non Examples..........................................10
1.5.2 Keterampilan Menulis................................................................................10
1.5.3 Karangan Narasi.........................................................................................10
1.5.4 Siswa Kelas IV...........................................................................................11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...............................................................................12
2.1 Kajian Teori................................................................................................12
2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif ................................................................12
ix
2.1.2 Model Pembelajaran Examples Non Examples ..........................................13
2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Examples Non Examples........................14
2.1.2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Examples Non Examples.............16
2.1.2.3 Kelebihan Model Examples Non Examples ...............................................16
2.1.3 Hakikat Bahasa...........................................................................................17
2.1.3.1 Pengertian Bahasa ......................................................................................15
2.1.4 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.....................................18
2.1.5 Keterampilan Menulis................................................................................20
2.1.5.1 Pengertian Menulis.....................................................................................21
2.1.5.2 Tujuan Menulis ..........................................................................................23
2.1.5.3 Manfaat Menulis ........................................................................................26
2.1.5.4 Proses Menulis ...........................................................................................24
2.1.6 Menulis Karangan Narasi...........................................................................30
2.1.6.1 Jenis-jenis Karangan ..................................................................................30
2.1.6.2 Pengertian Narasi .......................................................................................31
2.1.6.3 Tujuan Menulis Narasi ...............................................................................32
2.1.6.4 Prinsip-prinsip Karangan Narasi ................................................................33
2.1.6.5 Ciri-ciri Karangan Narasi ...........................................................................35
2.1.6.6 Langkah-langkah Menulis Karangan Narasi..............................................36
2.1.7 Aktivitas Belajar Siswa ..............................................................................37
2.2 Kajian Empiris............................................................................................40
2.3 Kerangka Berpikir ......................................................................................44
2.4 Hipotesis Penelitian....................................................................................47
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................49
3.1.1 Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................49
3.1.2 Jenis Penelitian...........................................................................................49
3.1.3 Desain Penelitian........................................................................................49
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................54
3.2.1 Tempat Penelitian.......................................................................................54
3.2.2 Waktu Penelitian ........................................................................................54
3.3 Subyek Penelitian .......................................................................................55
x
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................55
3.4.1 Populasi ......................................................................................................55
3.4.2 Sampel ........................................................................................................56
3.5 Variabel Penelitian .....................................................................................57
3.5.1 Variabel Bebas/ Independent Variabel (X) ................................................57
3.5.2 Variabel Terikat/ Dependent Variabel (Y).................................................58
3.5.3 Variabel Kontrol.........................................................................................58
3.6 Teknik Pengumpulan Data .........................................................................59
3.6.1 Studi Dokumenter ......................................................................................59
3.6.2 Tes Unjuk Kerja .........................................................................................60
3.6.3 Lembar Observasi .....................................................................................61
3.7 Uji Coba Soal ............................................................................................61
3.8 Analisis Data ..............................................................................................63
3.8.1 Analisis Data Awal.....................................................................................64
3.8.1.1 Deskripsi Data ............................................................................................64
3.8.1.2 Uji Prasyarat Analisis.................................................................................64
3.8.2 Analisis Data Akhir ....................................................................................67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................71
4.1 Uji Reliabilitas............................................................................................71
4.2 Deskripsi Data ............................................................................................72
4.2.1 Deskripsi Data Pretest Kelas Kontrol ........................................................73
4.2.2 Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen .................................................75
4.2.3 Deskripsi Data Posttest Kelas Kontrol.......................................................78
4.2.4 Deskripsi Data Posttest Kelas Eksperimen ................................................80
4.2.5 Perbandingan Data Skor Kelas Kontol dan Kelas Eksperimen .................83
4.3 Hasil Penelitian ..........................................................................................85
4.3.1 Uji Normalitas Data Awal Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .............85
4.3.2 Uji Homogenitas Data Awal Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen..........86
4.3.3 Uji Perbedaan Rata-rata Data Awal Kelas Kontrol dan Eksperimen.........87
4.3.4 Uji Normalitas Data Akhir Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............88
4.3.5 Uji Homogenitas Data Akhir Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen.........89
xi
4.3.6 Uji Perbedaan Rata-rata Data Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen ........90
4.3.7 Uji t Antar-Gain Score Keterampilan Menulis Karangan Narasi ..............91
4.3.8 Deskripsi Proses Pembelajaran ..................................................................94
4.4 Pembahasan ................................................................................................98
4.4.1 Pemaknaan Temuan Penelitian ..................................................................98
4.4.1.1 Hasil Pretest Keterampilan Menulis Karangan Narasi ..............................98
4.4.1.2 Hasil Posttest Keterampilan Menulis Karangan Narasi...........................100
4.4.2 Implikasi Hasil Penelitian ........................................................................101
4.4.2.1 Implikasi Teoritis .....................................................................................101
4.4.2.2 Implikasi Praktis ......................................................................................103
4.4.2.3 Implikasi Pedagogis .................................................................................104
BAB V PENUTUP..............................................................................................106
5.1 Simpulan...................................................................................................106
5.2 Saran.........................................................................................................107
5.3 Keterbatasan Peneliti ................................................................................107
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................109
LAMPIRAN........................................................................................................113
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Populasi Gugus Larasati ................................................................55
Tabel 3.2 Interpretasi Indeks Gain .........................................................................70
Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Soal Uji Coba ....................................72
Tabel 4.2 Distribusi Data Pretest Kelas Kontrol ...................................................74
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Pretest Kelas Kontrol...................................74
Tabel 4.4 Distribusi Data Pretest Kelas Eksperimen.............................................76
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Data Pretest Kelas Eksperimen ............................77
Tabel 4.6 Distribusi Data Posttest Kelas Kontrol ..................................................78
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Data Posttest Kelas Kontrol .................................79
Tabel 4.8 Distribusi Data Posttest Kelas Eksperimen ...........................................81
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Data Posttest Kelas Eksperimen...........................82
Tabel 4.10 Perbandingan Statistika Deskriptif Data Keterampilan Karangan
Narasi ................................................................................................83
Tabel 4.11 Uji Normalitas Data Awal Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ......86
Tabel 4.12 Uji Homogenitas Data AwalKelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .....86
Tabel 4.13 Uji Perbedaan Rata-rata Data Awal .....................................................87
Tabel 4.14 Uji Normalitas Data Akhir Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ......89
Tabel 4.15 Uji Homogenitas Data Akhir Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen...89
Tabel 4.16 Uji Perbedaan Rata-rata Data Akhir ....................................................90
Tabel 4.17 Data Peningkatan Skor Keterampilan Menulis Karangan Narasi ........91
Tabel 4.18 Hasil t Uji Antar Gain Score Keterampilan Menulis Karangan Narasi
Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen.................................................93
Tabel 4.19 Gain TernormalisasiKeterampilan Menulis Karangan Narasi Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen ...........................................................94
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian................................................................48
Bagan 3.1 Prosedur Penelitian ...............................................................................52
Bagan 3.2 Hubungan Antara Variabel Bebas, Kontrol, dan Terikat......................59
xiv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Data Pretest Kelas Kontrol.............................75
Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Data Pretest Kelas Eksperimen ......................77
Diagram 4.3 Distribusi Frekuensi Data Posttest Kelas Kontrol ...........................80
Diagram 4.4 Distribusi Frekuensi Data Posttest Kelas Eksperimen.....................82
Diagram 4.5 Peningkatan Skor Keterampilan Menulis.........................................92
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran ..............................................................................................................113
Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen Pengambilan Data...........................................114
Lampiran 2. Uji Kompetensi Kelas IV ................................................................116
Lampiran 3. Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Narasi .............117
Lampiran 4. Deskriptor Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Karangan
Narasi ..............................................................................................118
Lampiran 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa..................................................119
Lampiran 6. Perangkat Pembelajaran Kelas IV Semester II................................125
Lampiran 7. Daftar Skor Keterampilan Menulis (Kelas Uji Coba) .....................152
Lampiran 8. Skor Tertinggi Keterampilan Menulis (Uji coba Instrumen) ..........153
Lampiran 9. Skor Terendah Keterampilan Menulis (Uji coba Instrumen) ..........154
Lampiran 10. Analisis Uji Reliabilitas Tes Unjuk Kerja .....................................155
Lampiran 11. Daftar Skor Keterampilan Menulis Kelas Kontrol ........................156
Lampiran 12. Skor Pretest Keterampilan Menulis Karangan Narasi Pada Kelas
Kontrol ............................................................................................157
Lampiran 13. Skor Posttest Keterampilan Menulis Karangan Narasi Pada Kelas
Kontrol ............................................................................................158
Lampiran 14. Daftar Skor Keterampilan Menulis Kelas Eksperimen .................159
Lampiran 15. Skor Pretest Keterampilan Menulis Karangan Narasi Pada Kelas
Eksperimen .....................................................................................160
Lampiran 16. Skor Posttest Keterampilan Menulis Karangan Narasi .................161
Lampiran 17. Hasil Uji Normalitas Data Pretest Keterampilan Menulis Karangan
Narasi Siswa SD Kelas IV .............................................................162
Lampiran 18. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Keterampilan Menulis
Karangan Narasi Siswa SD Kelas IV .............................................163
Lampiran 19. Hasil Uji Normalitas Data Postest Keterampilan Menulis Karangan
Narasi Siswa SD Kelas IV .............................................................164
xvi
Lampiran 20. Uji Homogenitas data Postest Keterampilan Menulis Karangan
Narasi Siswa SD Kelas IV ..............................................................165
Lampiran 21. Uji Perbedaan Rata-rata Data Pretest (Uji Hipotesis) Keterampilan
Menulis Karangan Narasi Siswa SD Kelas IV ...............................166
Lampiran 22. Uji Perbedaan Rata-rata Data Posttest (Uji Hipotesis) Keterampilan
Menulis Karangan Narasi Siswa SD Kelas IV ...............................167
Lampiran 23. Hasil Uji Gain Score Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa
SD Kelas IV ....................................................................................168
Lampiran 34.Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran di Kelas Eksperimen ..........169
Lampiran 35.Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran di Kelas Kontrol .................170
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pemerintahtelahmengatur
sistempendidikannasionaldiIndonesia dalamUndang-Undang
Nomor3Tahun 2003tentang sistempendidikan nasional, terutama
BabXyangtercakupdalam Pasal36,37,dan38.Pasal37menyatakan bahwa
kurikulumpendidikandasardanmenengahwajibmemuatpendidikanagama,
pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan
alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan
olahraga, keterampilan/kejuruan, sertamuatan lokal.BahasaIndonesia
adalah salah satu matapelajaran bahasayang harus diajarkan di
sekolah(Depdiknas 2007:1).
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah, dijelaskan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi
dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia. Standar kompetensi mata pelajaran
Bahasa Indonesia merupakan kemampuan minimal peserta didik yang
2
menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan
sikap positif terhadap bahasa dan satra Indonesia. Disebutkan pula bahwa
ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen
kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi beberapa
aspek yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan Menulis.
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Menulis adalah kegiatan
mengatur atau menggerakkan suatu proses yang mengakibatkan suatu
perubahan tertentu dalam bayangan atau kesan pembaca (Tarigan
2008:4). Tarigan (dalam Muchlisoh 1996:254) menyebutkan bahwa
menulis adalah melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut. Pendapat ini
menunjukkkan bahwa dengan tulisan dapat terjadi komunikasi antara
penulis dan pembaca. Zainurrahman (2013:2) menegaskan bahwa
menulis merupakan keterampilan yang bersifat produktif. Artinya
keterampilan menulis digunakan untuk memproduksi bahasa demi
penyampaian makna kepada pembaca. Oleh karena itu, pada prinsipnya
hasil menulis yang paling utama adalah dapat menyampaikan pesan
penulis kepada pembaca, sehingga pembaca memahami maksud penulis.
Berdasarkan kurikulum KTSP, salah satu pembelajaran bahasa
di sekolah adalah menulis karangan. Menulis karangan merupakan salah
satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa SD, khususnya
3
kelas IV. Adapun tujuan akhir dalam pembelajaran menulis adalah siswa
dapat menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan
memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma
dan lain-lain).
Dalman (2015:86) mengungkapkan bahwa menulis merupakan
sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis
dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur.
Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau
tulisan. Menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan merangkai huruf
menjadi kata atau kalimat untuk disampaikan kepada orang lain,
sehingga orang lain dapat memahaminya.
Pelly (dalam Haryadi dan Zamzami 1996:75) mengatakan
bahwa pelajaran membaca dan menulis yang dulu merupakan pelajaran
dan latihan pokok kini kurang mendapatkan perhatian, baik dari para
siswa maupun para guru. Kemudian hal itu diperkuat oleh Badudu
(dalam Haryadi dan Zamzami 1996:75) yang menyatakan bahwa
pelajaran mengarang sebagai salah satu aspek dalam pengajaran Bahasa
Indonesia kurang ditangani secara sungguh-sungguh. Akibatnya,
kemampuan berbahasa Indonesia para siswa kurang memadai.
Rendahnya mutu kemampuan menulis siswa disebabkan oleh kenyataan
bahwa pengajaran mengarang dianaktirikan.
Permasalahan tersebut juga didukung dengan data pencapaian
hasil belajar siswa kelas IV di SD Gugus Larasati pada mata pelajaran
4
Bahasa Indonesia. Sebagian siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) dengan ditunjukkan data pada SDN Pakintelan 02 dari
21 siswa sebanyak 8 siswa atau 38,1 % belum mencapai KKM (65).
Kemudian pada SDN Pakintelan 03 dari 25 siswa sebanyak 7 atau 28 %
belum mencapai KKM (66). Dan pada SDN Sumurrejo 01 dari 23 siswa
sebanyak 6 siswa atau 26,1 % belum mencapai KKM (65). Hal ini juga
diperkuat dengan data hasil wawancara dengan guru kelas IV,
kebanyakan Guru meminta siswa untuk menulis karangan narasi tanpa
memberi contoh terlebih dahulu pada siswa tentang cara menulis
karangan narasi yang baik dan benar, siswa hanya duduk diam
mendengarkan dan mengerjakan tugas dari guru sehingga pembelajaran
yang disajikan menjadi kurang menggembirakan dan kurang bermakna
karena guru tidak melibatkan siswa untuk aktif. Akibatnya pembelajaran
jauh dari aktivitas yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasar pada permasalahan proses pembelajaran dan hasil
keterampilan menulis karangan narasi siswa, maka diperlukan adanya
penanganan untuk memperbaiki proses pembelajaran tersebut. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan pembelajaran yaitu
dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran yang menarik dan inovatif. Peneliti menetapkan model
pembelajaran examples non examples sebagai alternatif dalam
memperbaiki proses pembelajaran menulis karagan narasi agar hasilnya
dapat optimal.
5
Penerapan model pembelajaran examples non examples dapat
menarik perhatian siswa karena model ini menggunakan gambar sebagai
media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan
dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah
bentuk deskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam gambar.
Gambar tersebut bisa disajikan melalui Over Head Projector (OHP),
LCD proyektor, poster, maupun media penampil gambar lainnya.
Gambar yang digunakan haruslah jelas dan terlihat dengan baik oleh
siswa yang duduk di bangku paling belakang. Penyajian gambar dalam
model pembelajaran example non example disusun agar anak dapat
menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat.
Model pembelajaran examples non examples memberi ruang
dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk
bertatap muka dan saling memberikan informasi dan saling
membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang
berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama. Selain
utuk bekerjasama, siswa juga dapat menghargai setiap perbedaan,
memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi
kekurangan masing-masing (Shoimin 2014 : 74).
Adapun penelitian yang mendukung pemacahan masalah ini
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Komang Wardanika, Made Sulastri
dan Ketut Dibia dari jurusan PGSD dan BK Universitas Pendidikan
Ganesha. Penelitian tersebut berjudul “Pengaruh Model Examples Non
6
ExamplesTerhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD di Gugus III
Kecamatan Tampaksiring”. Penelitian tersebut menunjukkan dari rata-
rata hasil belajar diketahui kelompok siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran examples non examples lebih baik daripada
kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
konvensional pada siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2013/2014
di SD Gugus III Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten gianyar.
Kemudian penelitian yang meneliti tentang menulis karangan
narasi yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fransisca Dita Damayanti,
Riyadi, dan Amir. Penelitian tersebut berjudul “Pengaruh Model
Kooperatif Concept Sentence Terhadap Keterampilan Menulis Karangan
Narasi”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa model
kooperatif Concept Sentence lebih efektif dibandingkan model
pembelajaran langsung pada pembelajaran menulis karangan narasi bagi
siswa kelas IV SD se-Gugus Diponegoro Kecamatan Magelang Tengah.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pembelajaran menggunakan model pembelajaran
examples non examples. Model pembelajaran ini akan diterapkan pada
keterampilan menulis karangan narasi siswa SD kelas IV. Penelitian
tersebut berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Examples Non
Examples terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa SD
Kelas IV”.
7
1.2 PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah keterampilan
menulis karangan narasi siswa SD kelas IV. Peneliti ingin menguji
keefektifan penggunaan model pembelajaran examples non examples
terhadap keterampilan menulis karangan narasi siswa SD kelas IV.
1.2.2 Rumusan Masalah
Penelitian inidilakukan untuk menguji keefektifan model
pembelajaran dalam pembelajaran menulis karangan narasi siswa SD
kelas IV. Model pembelajaran yang akan diuji keefektifannya adalah
model pembelajaran examples non examples. Sedangkan jenis tulisan
yang menjadi variabel penelitian adalah menulis karangan narasi. Fokus
permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut. Apakah model pembelajaran examples non examples efektif
untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa SD
kelas IV?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dilaksanakannya penelitian yaitu untuk mengetahui
apakah model pembelajaran examples non examples efektif untuk
meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa SD kelas IV.
8
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara
teoritis dan praktis.
1.4.1 Manfaat Teoretis
Secara teoretis, model pembelajaran examples non examples
dapat mengefektifkan pembelajaran menulis sehingga hasil tulisan siswa
dapat optimal. Keefektifan model pembelajaran examples non examples
dalam pembelajaran menulis dapat menjadi pendukung teori untuk
kegiatan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pembelajaran
Bahasa Indonesia. Selebihnya, penerapan model pembelajaran examples
non examples dapat menjadi sumber referensi baru tentang model
pembelajaran examples non examples dalam dunia pendidikan.
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
guru, siswa, maupun sekolah.
1.4.2.1 Bagi Guru
Hasil dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan guru
tentang model pembelajaran examples non examples. Selain itu juga bisa
menjadi bahan pertimbangan bagi guru untuk menerapkan model
pembelajaran examples non examples dalam pembelajaran keterampilan
menulis karangan narasi di sekolahnya. Penelitian ini juga dapat
digunakan sebagai sumber informasi dan referensi dalam pengembangan
9
penelitian serta menumbuhkan minat budaya meneliti agar terbentuk
inovasi pembelajaran.
1.4.2.2 Bagi Siswa
Penerapan model pembelajaran examples non examples
memberikan manfaat yang beragam bagi siswa yaitu untuk membantu
mengembangkan imajinasi dalam membuat karangan narasi
menggunakan model pembelajaran examples non examples pada
pembelajaran menulis karangan narasi. Dengan menggunakan model
examples non examplesdalam pembelajaran akan membangkitkan minat
dan semangat siswa dalam belajar. Jika siswa sudah semangat dalam
belajar, maka pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan
berdampak positif dalam peningkatan hasil belajar.
1.4.2.3 Bagi Sekolah
Penerapan model pembelajaran examples non examplesdapat
memberikan kontribusi pada sekolah dalam rangka perbaikan proses
pembelajaran Bahasa Indonesia. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia
ini dikhususkan pada keterampilan menulis karangan narasi sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini juga dapat
bermanfaat bagi sekolah untuk memperkaya dan melengkapi hasil-hasil
penelitian yang telah dilaksanakan guru-guru sebelumnya.
10
1.5 DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah pembatasan istilah atau pengertian
yang digunakan pada penelitian. Definisi operasional dalam penelitian ini
meliputi: model pembelajaran examples non examples, keterampilan
menulis, karangan narasi, dan siswa kelas IV SD.
1.5.1 Model Pembelajaran Examples Non Examples
Examples non examples adalah model pembelajaran yang
membelajarkan murid terhadap permasalahan yang ada disekitarnya
melalui analisis contoh-contoh yang berupa gambar-gambar, foto, dan
kasus yang bermuatan masalah. Murid diarahkan untuk mengidentifikasi
masalah, mencari alternatif pemecahan masalah, dan menentukan cara
pemecahan masalah yang paling efektif, serta melakukan tindak lanjut
(Komalasari dalam Shoimin 2014:73).
1.5.2 Keterampilan Menulis
Menulis ialah menurunkan/melukiskan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang,
sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut
kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
1.5.3 Karangan Narasi
Narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya
adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah
peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Atau dapat diartikan
juga bahwa narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha
11
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa
yang telah terjadi (Keraf 2010:136).
1.5.4 Siswa kelas IV SD
Siswa kelas IV SD berada pada kisaran umur 9-10 tahun atau
tahap operasional konkret. Berdasarkan teori Piaget (dalam Trianto
2011:15), tahap operasional konkret kemampuan-kemampuan utama
yang dimiliki anak yaitu perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir
secara logis. Kemampuan-kemampuan baru termasuk penggunaan
operasi-operasi yang dapat balik. Pemikiran tidak lagi sentrasi tetapi
desentrasi, dan pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh
keegosentrisan.
12
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
Teori-teori yang akan dikaji meliputi teori-teori yang sesuai
dengan variabel penelitian. Teori tentang model pembelajaran yang akan
diterapkan dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif
jenis examples non examples. Teori tentang hakikat bahasa, yaitu
membahas tentang pengertian bahasa dan pembelajaran Bahasa Indonesia
di SD. Teori tentang keterampilan menulis yang meliputi pengertian
menulis, tujuan menulis, manfaat menulis, dan proses menulis. Teori
menulis karangan narasi yang akan dijelaskan secara rinci. Serta teori
tentang aktivitas beajar siswa.
2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran merupakan landasan praktik
pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar
yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum
dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran
dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan
kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru dikelas.
Jadi model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial (Suprijono
2009:45).
13
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas
daripada strategi, metode, atau prosedur. Model pengajaran mempunyai
empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, model, atau prosedur.
Ciri-ciri tersebut antara lain: (1) rasional teoretik logis yang disusun oleh
para pencipta atau pengembangannya; (2) landasan pemikiran tentang
para pencipta atau para pengebangnya; (3) tingkah laku mengajar yang
diperlukan agar model tersebut berhasil dilaksanakan; (4) lingkungan
belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu tercapai (Kardi dan
Nur dalam Shoimin 2014:24).
Sedangkan pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih
luas meliputi semua jenis kerja kelompok yang didalamnya dipimpin atau
diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap
lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan
pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi
yang dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang
dimaksud. Guru biasanya memberikan evaluasi pada akhir pembelajaran
(Suprijono 2009:54). Hal tersebut senada dengan pendapat yang
dikemukakan Huda (2015:32) bahwa pembelajaran kooperatif mengacu
pada metode pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok
kecil dan saling membantu dalam belajar.
Jadi, model pembelajaran kooperatif adalah pola yang
digunakan guru dalam mengajar di kelas dengan cara membentuk kelas
tersebut mejadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok diberi
14
pengarahan oleh guru untuk mengerjakan kerja kelompok. Kemudian
guru memberikan tugas pada kelompok tersebut untuk diselesaikan
sebagai tugas kelompok.
Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak jenis yang
dapat menjadi pembelajaran inovatif. Beberapa jenis model pembelajaran
tersebut antara lain active debate, concept sentence, contextual teaching
and learning, course review horay, picture and picture, role playing,
examples non examples, jigsaw, inkuiri, numbered head together, dan
lain-lain (Shoimin 2014:23). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
model pembelajaran examples non examples yang akan diterapkan dalam
pembelajarannya.
2.1.2 Model Pembelajaran Examples Non Examples
2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Examples Non Examples
Pembelajaran kooperatif model examples non examples
memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota
kelompok untuk bertatap muka dan saling memberikan informasi dan
saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan
pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk
bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan
masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing
(Shoimin 2014:74). Examples non examples merupakan model
pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk
menyampaikan materi pelajaran. Model ini bertujuan mendorong siswa
15
untuk belajar berpikir kritis dengan memecahkan permasalahan-
permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh gambar yang disajikan.
Penggunaan media gambar dirancang agar siswa dapat menganalisis
gambar tersebut untuk kemudian dideskripsikan secara singkat. Gambar
yang didunakan dapat ditampilkan melalui OHP, proyektor, atau poster
(Huda, 2014:234).
Hamzah (dalam Shoimin 2014:74) menerangkan konsep model
pembelajaran examples non examples pada umumnya dipelajari melalui
dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui
pengamatan dan juga melalui definisi konsep itu sendiri. Examples non
examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi
konsep. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat
dengan menggunakan dua hal yang terdiri dari examples dan non
examples dari suatu konsep yang ada, dan meminta siswa untuk
mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Example
memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu
materi yang sedang dibahas, sedangkan non examples memberikan
gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang
sedang dibahas. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example
dan non example, diharapkan akan dapat menolong siswa untuk menuju
pemehaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran examples non examplesadalah salah satu model
16
pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa untuk belajar.
Penggunaan gambar-gambar yang menarik dapat memudahkan siswa
dalam memecahkan suatu permasalahan. Guru memberikan suatu contoh
permasalahan, kemudian siswa diminta untuk memberikan contoh
permasalahan yang lain.
2.1.2.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Examples Non Examples
Langkah-Langkah pembelajaran menggunakan model
examples non examples (Suprijono 2009:125).
a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
b. Guru menempelkan gambar dipapan atau ditayangkan melalui OHP.
c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisis gambar.
d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas.
e. Tiap kelompok diberi kesempatan membicarakan hasil diskusinya.
f. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
g. Kesimpulan.
2.1.2.3 Kelebihan Model Examples Non Examples
Shoimin (2014:76) menyatakan model pembelajaran examples
non examples mempunyai kelebihan. Kelebihan dalam penggunaan
model pembelajaran examples non examples antara lain: (1) siswa
17
berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk
memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih
kompleks, (2) siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan),
yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif
melalui pengalaman dari example dan non example, dan (3) siswa diberi
sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu
konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang
dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu
karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.
2.1.3 Hakikat Bahasa
2.1.3.1 Pengertian Bahasa
Pengertian bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk
dasarnya ujaran. Ujaran inilah yang membedakan manusia dari makhluk
lainnya. Dengan ujaran inilah manusia mengungkapkan hal yang nyata
atau tidak, yang berwujud maupun yang kasat mata, situasi dan kondisi
yang lampau, kini, maupun yang akan datang. Ujaran manusia itu
menjadi bahasa apabila dua orang manusia atau lebih menetapkan bahwa
seperangkat bunyi itu memiliki arti serupa (Santosa 2009:1.2).
Faisal (2009:1.3) berpendapat bahwa manusia merupakan
makhluk sosial artinya manusia tidak bisa hidup tanpa berinteraksi
dengan orang lain. Kegiatan berinteraksi membutuhkan alat atau media
berupa bahasa. Hal ini sesuai dengan pendapat Krisdalaksana (Rosdiana
2008:1.4) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitreryang
18
dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama,
berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang mendorong beberapa
sifat, yakni sistematik, mana suka, ujar, manusiawi dan komunikatif.
Disebut sistematik karena bahasa diatur oleh sistem. Setiap bahasa
mengandung dua sistem, yaitu sistem bunyi dan sistem makna. Bunyi
merupakan suatu yang bersifat fisik yang dapat ditangkap oleh panca
indra kita. Tidak semua bunyi dapat diklasifikasikan sebagai simbol
sebuah kata. Hanya bunyi-bunyi tertentu yang dapat digunakan atau
digabungkan dengan bunyi lain sehingga membentuk satu kata. Apabila
sebuah tanda fisik diberi makna tertentu atau mewakili makna tertentu
maka tanda itu disebut lambang. Lambang ini menjadi isi yang
terkandung dalam arus bunyi sehingga menimbulkan reaksi. Bunyi inilah
yang merangsang panca indra kita sehingga kita bereaksi. Bunyi yang
menimbulkan reaksi inilah yang disebut ujaran (Santosa 2009:1.2).
Berdasarkan pengertian bahasa menurut para ahli tersebut,
dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu bentuk ungkapan yang
dapat digunakan manusia untuk berkomunikasi. Ungkapan tersebut dapat
dituliskan dan juga dapat dibunyikan langsung. Bahasa terbentuk oleh
beberapa aturan yang mengikat.
2.1.4 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Pembelajaran merupakan terjemahan dari instructional. Proses
memberi rangsangan kepada siswa supaya belajar. Pembelajaran bebeda
19
dari pengajaran yang merupakan terjemahan dari teaching. Pada proses
pengajaran biasanya ada guru yang mengajar siswa, sedangkan dalam
proses pembelajaran tidak selalu demikian. Sesekali siswa harus belajar
sendiri dari media belajar atau dari lingkungannya yang sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. Tugas guru mengatur supaya terjadi interaksi
antara siswa dengan media belajar atau lingkungan belajar itu. Jadi
pembelajaran bahasa adalah proses memberi rangsangan belajar
berbahasa kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan
berbahasa (Santosa 2009:5.18).
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam hal berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis.
Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik
mengemukakan gagasan dan perasaan untuk berpartisipasi dalam
masyarakat dan menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang
ada dalam dirinya (Depdiknas 2006:317).
Menurut Santosa (2009:5.18) latihan kebahasaan sebaiknya
dilakukan sejak anak duduk di sekolah dasar. Usia sekolah dasar
merupakan masa yang tepat untuk melatih kegiatan berbahasa.
Pembelajaran berbahasa dimulai dai kalimat-kalimat minim, kalimat inti,
kalimat sederhana, kalimat tunggal di kelas rendah, kemudian meningkat
mempelajari kalimat luas, kalimat majemuk, kalimat transformasi sampai
anak dapat merangkai kalimat menjadi sebuah wacana sederhana.
20
Sekolah dasar sebagai penggalan pertama pendidikan dasar
harus membekali peserta didiknya dengan kemampuan berbahasa
Indonesia dengan benar. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar
meliputi empat aspek keterampilan yaitu: (1) mendengarkan; (2)
berbicara; (3) membaca; (4) menulis (Zulela 2013:6). Selain keempat
aspek tersebut, dalam pembelajaran bahasa Indonesia tidak terlepas dari
pembelajaran sastra. Pembelajaran apresiasi sastra diintegrasikan melalui
empat keterampilan berbahasa.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar sangat luas,
sehingga harus difokuskan pada salah satu keterampilan. Dengan
memfokuskan pada salah satu jenis keterampilan ini diharapkan guru
menjadi lebih mudah untuk mengajarkan materinya. Dalam hal ini
peneliti memfokuskan pada keterampilan menulis.
2.1.5 Keterampilan Menulis
Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan
kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun
dan mengorganisasikan isi tulisan serta menuangkannya dalam ragam
bahasa tulis. Tetapi, aktivitas menulis tidak banyak disukai orang karena
merasa tidak berbakat, serta tidak tahu untuk apa dan harus bagaimana
menulis. Dalam kehidupan modern ini, jelas bahwa keterampilan menulis
sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila kita katakan
bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang
terpelajar atau bangsa yang terpelajar (Tarigan 2008:4).
21
2.1.5.1 Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan
bebahasa yang mendasar (berbicara, mendengar, menulis, dan membaca).
Dalam menulis, latihan meupakan kunci yang paling utama demi
mencapai kesuksesan untuk mencapai predikat “mampu menulis dengan
baik dan benar. ” Seseorang hanya bisa menciptakan sebuah tulisan yang
baik jika dia rajin membaca, karena dalam interaksi antara seorang
pembaca dan bacaan terdapat model tulisan yang dijamin (atau
sebaliknya) keterbacaannya. Seperti halnya dengan berbicara, seseorang
hanya bisa menguasai pidatojika dia rajin mengikuti orasi-orasi ilmiah,
pidato resmi, dan sebagainya; sederhananya, keterampilan berbicara
sangat didukung oleh keterampilan mendengar dan menulis sangat
didukung oleh keterampilan membaca (Zainurrahman 2013:2).
Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan
gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu,
meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa
disebutdengan istilah karangan narasiatau tulisan. Kedua istilah tersebut
mengacu pada hasil yang sama meskipun ada pendapat yang mengatakan
kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Istilah menulis
sering melekatkan pada proses kreatif yang sejenis ilmiah. Sementara
istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis
nonilmiah (Dalman 2015:3).
22
Selanjutnya menulis menurut Tarigan (2008:3) merupakan
suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam
kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi,
struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak datang
secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan
teratur.
Kemudian, Supriadi (Doyin dan Wagiran 2010:14)
mengemukakan bahwa menulis sebagai proses kreatif dalam
penyusunannya melalui beberapa tahapan. Tahapannya berawal dari
proses mengumpulkan informasi sehingga tercipta sebuah produk tulisan
sesuai dengan sasaran dalam masyarakat. Pada prinsipnya, isi tulisan dan
lambang grafik yang digunakan penulis harus benar-benar dipahami oleh
penulis dan pembacanya.
Dari beberapa pengertian menulis menurut para ahli dapat
ditarik kesimpulan bahwa menulis adalah suatu kegiatan kreatif
menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Keahlian menulis dapat
diperoleh dengan baik apabila sering melakukan latihan secara teratur.
Menulis juga dilakukan melalui beberapa tahapan sehingga tercapai
sebuah produk.
23
2.1.5.2 Tujuan Menulis
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang
tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena
memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat menolong kita berpikir
secara kritis (Tarigan 2008:22). Semi (2007:14-21) menyebutkkan tujuan
menulis ada lima, yaitu: (1) untuk menceritakan sesuatu; (2) untuk
memberikan petunjuk atau pengarahan; (3) untuk menjelaskan sesuatu;
(4) untuk meyakinkan; (5) untuk merangkum.
Kemudian tujuan menulis menurut Hartig (dalam Tarigan
2008:25) yaitu:
a. assigmen purpose (tujuan penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama
sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas
kemauan sendiri.
b. altruistik purpose (tujuan altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, ingin
menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan
penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan
lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
c. persuasive purpose (tujuan persuasif)
Tulisan yang betujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan.
24
d. informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau
keterangan/penerangan kepada para pembaca.
e. self-ekspressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Tulisan yang bertuajuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada kepada para pembaca.
f. creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi
keinginan kreatif di sini melebihi pernyataan diri dan melibatkan
dirinya dengan keinginan mencari norma artistik, atau seni yang
ideal, seni idaman..
g. problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tujuan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang
dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta
meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya
sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.
Sedangkan menurut Dalman (2015:13), menulis memiliki
beberapa tujuan sebagai berikut.
a. Tujuan Penugasan. Kegiatan menulis bagi para pelajar, menulis
bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru atau
sebuah lembaga. Bentuk tulisan ini biasanya berupa makalah,
laporan ataupun karangan bebas.
25
b. Tujuan Estetis. Tujuan menulis bagi sastrawan, kegiatan menulis
bertujuan untuk menciptakan sebuah keindahan (estetis) dalam
sebuah puisi, cerpen maupun novel.
c. Tujuan penerangan. Kegiatan menulis bertujuan untuk memberikan
informasi kepada pembaca. Dalam hal ini, penulis harus memberikan
berbagai informasi yang dibutuhkan pembaca berupa politik,
ekonomi, pendidikan, agama, sosial maupun budaya.
d. Tujuan pernyataan diri. Menulis dengan tujuan untuk menegaskan
tentang apa yang telah diperbuat. Bentuk tulisan ini misalnya, surat
perjanjian maupun surat pernyataan.
e. Tujuan kreatif. Menulis dengan tujuan menonjolkan daya imajinasi
secara maksimal ketika mengembangkan tulisan. Menulis dalam hal
ini bertujuan untuk menyampaikan gagasan kreatif karya sastra.
f. Tujuan konsumtif. Penulis lebih mementingkan kepuasan pada diri
pembaca dan berorientasi pada bisnis. Kegiatan menulis bertujuan
untuk dijual dan dikonsumsi oleh para pembaca.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa tujuan menulis tidak hanya untuk hiburan dan mengembangkan
hobi semata, melainkan juga memiliki beberapa tujuan lain. Tujuan itu
diantaranya adalah penugasan, estetis kreatif dan lain sebagainya.
Berbagai macam tujuan tersebut saling melengkapi sehingga terciptalah
sebuah karya yang dapat dinikmati oleh pembaca.
26
2.1.5.3 Manfaat Menulis
Dalman (2015:6) menyebutkan bahwa menulis memiliki
banyak manfaat yang dapat dipetik dalam kehidupan ini, diantaranya
adalah: (1) peningkatan kecerdasan;(2) pengembangan daya inisiatif dan
kreatifitas; (3) penumbuhan keberanian;(4) pendoongan kemampuan
mengumpulkan informasi.
Berdasarkan manfaat menulis yang telah dipaparkan, maka
dapat disimpulkan bahwa menulis mempunyai beberapa manfaat.
Manfaat-manfaat tersebut sangat berguna bagi kehidupan orang yang
telah melakukan kegiatan menulis tersebut. Maka dari itu kegiatan
menulis ini sangat disarankan untuk tetap dikembangkan.
2.1.5.4 Proses Menulis
Proses penulisan terdiri atas lima tahap, yaitu (1) pramenulis; (2)
menulis; (3) merevisi; (4) mengedit; (5) mempublikasikan (Haryadi dan
Zamzami 1996:78-81).
(1) Pramenulis
Pramenulis merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini seorang
penulis melakukan berbagai kegiatan, misalnya menemukan ide
gagasan, menentukan judul karangan, menentukan tujuan, memilih
bentuk atau jenis tulisan, membuat kerangka, dan mengumpulkan
bahan-bahan. Ide tulisan dapat bersumber dari pengalaman,
observasi, bahan bacaan, dan imajinasi. Oleh karena itu pada tahap
27
prapenulis kadang diperlukan stimulus untuk merangsang
munculnya respon yang berupa ide atau gagasan.
(2) Menulis
Tahap menulis dimulai dengan menjabarkan ide ke dalam bentuk
tulisan. Ide-ide itu dituangkan dalam bentuk kalimat dan paragraf.
Selanjutnya, paragraf-paragraf itu dirangkaikan menjadi satu
karangan yang utuh. Pada tahap ini diperlukan pula berbagai
pengetahuan kebahasaan dan teknik penulisan. Pengetahuan
kebahasaan digunakan untuk pemilihan kata, penentuan gaya bahasa,
pembentukan kalimat, sedangkan teknik penulisan untuk penyusunan
paragraf sampai dengan penyusunan karangan secara utuh.
(3) Merevisi
Pada tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan
karangan. Koreksi dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya
struktur karangan dan kebahasaan. Struktur karangan meliputi
penataan ide pokok dan ide penjelas, serta sistematika dan
penalarannya. Sementara itu, aspek kebahasaan meliputi pemilihan
kata, struktur bahasa, ejaan, dan tanda baca. Pada tahap revisi masih
dimungkinkan mengubah judul karangan apabila judul yang telah
ditentukan dirasakan kurang tepat.
(4) Mengedit
Apabila karangan sudah dianggap sempurna, penulis tinggal
melaksanakan tahap pengeditan. Dalam pengeditan ini diperlukan
28
format baku yang akan menjadi acuan, misalnya ukuran kertas,
bentuk tulisan, dan pengaturan spasi. Proses pengeditan dapat
diperluas dan disempunakan dengan penyediaan gambar atau
ilustrasi.
(5) Mempublikasikan
Mempublikasikan mempunyai dua pengertian. Pengertian pertama,
berarti menyampaikan karangan kepada publik dalam bentuk
cetakan, sedangkan pengertian kedua menyampaikan dalam bentuk
noncetakan. Penyampaian noncetakan dapat dilakukan dengan
pementasan, perceritaan, dan peragaan.
Kemudian tahapan menulis menurut Semi (2007:46-50) dibagi
atas tiga tahap yaitu:
(1) Tahap Pratulis. Dalam tahap ini kegiatan dibagi menjadi empat yaitu
menetapkan topik, menetapkan tujuan, mengumpulkan informasi
pendukung, dan merancang tulisan.
(2) Tahap Penulisan. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting
karena pada tahap ini semua persiapan yang telah dilakukan pada
tahap pratulis dituangkan ke dalam kertas.
(3) Tahap Pascatulis. Dalam tahap pascatulis ini terdapat dua kegiatan
utama, yaitu penyuntingan dan penulisan naskah jadi.
Sedangkan menurut Yunus (2015:28) proses menulis terdiri
dari empat tahapan. Adapun tahapan tersebut yaitu.
29
(1) Tahap pikir. Tahap ini perlu mewmikirkan topik yang akan menjadi
bahan tulisan, cara membuat tulisan menarik, waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tulisan, bukan memulai tulisan.
Pikirkan semua hal yang perlu disiapkan untuk menulis.
(2) Tahap Praktik. Tahap untuk praktik menuangkan ide dan gagasan
dalam bentuk tertulis . Gunakan gaya bahasa sendiri , alur isi tulisan
yang disajikan, tata tulis yang digunakan. Praktik menulis bertumpu
pada implementasi ide, gagasan dan perasaan menjadi tulisan yang
sesungguhnya.
(3) Tahap penyuntingan. Tahap untuk membaca kembali tulisan yang
sudah dibuat dan melakukan revisi atas tulisan agar menjadi lebih
memadai dan menarik. Penyuntingan dapat dilakukan mengurangi
dan menambahi isi tulisan sesuai dengan tujuan menulis disamping
mengoreksi tata tulis, ejaan dan pemilihan kata yang tepat.
(4) Tahap Publikasi. Tahap akhir aktivitas menulis yang fokus pada
upaya untuk mempublikasikan atau menerbitkan tulisan yang sudah
selesai dibuat. Inilah tahap penting dalam menulis,jangan ada tulisan
yang tidak di publikasikan.
Berdasarkan penjelasan mengenai proses menulis dari
beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa dalam proses penulisan dimulai
dari tahap pramenulis. Setelah itu kemudian menulis karangan.
Karangan yang sudah dibuat kemudian direvisi dan diedit (disunting).
30
Kemudian pada tahap akhir yaitu penulis mempublikasikan hasil
tulisannya.
2.1.6 Menulis Karangan Narasi
2.1.6.1 Jenis-jenis Karangan
Weayer (Tarigan 2008:28) berdasarkan bentuknya, karangan
dikelompokkan menjadi empat macam yaitu: (1) karangan eksposisi;(2)
karangan deskripsi; (3) karangan narasi; (4) karangan argumentasi.
Dalman (2015:93-145) menyatakan jenis-jenis karangan
sebagai berikut.
(1) Karangan deskripsi. Karangan deskripsi adalah karangan yang
menggambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu secara jelas dan
terperinci sehingga dapat membawa suasana pembaca turut
merasakan langsung apa yang ditulis.
(2) Karangan narasi. Narasi merupakan karangan yang bercerita,
menisahkan dan merangkaikan tindak tanduk manusia dalam sebuah
peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu, yang di
dalamnya terdapat tokoh dengan segala konflik yang disusun secara
sistematis.
(3) Karangan eksposisi. Karangan eksposisi merupakan karangan yang
memaparkan pendapat, gagasan atau keyakinan berdasarkan fakta-
fakta pendukung dan tidak bersifat mempengaruhio pembaca.
Tujuannya adalah memberikan informasi tertentu dan menambah
wawasan pembaca.
31
(4) Karangan argumentasi. Karangan yang ditulis dengan tujuan untuk
meyakinkan atau membuktikan kepada pembaca agar menerima
suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran tersebut.
(5) Karangan persuasi. Karangan persuasi merupakan bentuk tulisan
yang bertujuan untuk mempengaruhi perasaan pembaca agar
pembaca yakin dan percaya tentang isi karangan dan mengikuti isi
dari karangan tersebut. Karangan persuasi bersifat sugestif dan
membujuk.
Berdasarkan uraian penjelasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa jenis-jenis karangan dapat dikelompokkan menjadi lima macam
(karangan deskripsi, karangan narasi, karangan eksposisi, karangan
argumentasi dan karangan persuasi). Karangan-karangan tersebut
memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda. Pada penelitian ini, akan
dikaji secara lebih rinci tentang karangan narasi.
2.1.6.2 Pengertian Narasi
Narasi berasal dari kata “to narrate” atau “to tell story”yang
artinya menyampaikan cerita. Narasi adalah tulisan yang menceritakan
sebuah kejadian,kebanyakan dalam bentuk fiksi seperti novel, cerpen dan
dongeng. Selain bersifat fiktif, narasi juga bersifat faktual seperti
rangkaian sejarah, hasil wawancara narasi, transkrip interogasi dan
sebagainya (Zainurrahman 2013:37).
Keraf (2010:136) menjelaskan narasi adalah suatu bentuk
wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yand dijalin dan
32
dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan
waktu. Atau dapat diartikan juga bahwa narasi adalah suatu bentuk
wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada
pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Narasi berusaha menjawab
pertanyaan “Apa yang telah terjadi?”.
Karangan narasi merupakan cerita yang berusaha menciptakan,
mengisahkan, dan merangkaikan tindak tanduk manusia dalam sebuah
peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu, juga di
dalamnya terdapat tokoh yang menghadapi suatu konflik yang disusun
secara sistematis. Dengan demikian, dapat diketahui ada beberapa hal
yang berkaitan dengan narasi. Hal tersebut meliputi: (1) berbentuk cerita
atau kisahan; (2) menonjolkan pelaku; (3) menurut perkembangan dari
waktu ke waktu; (4) disusun secara sistematis (Dalman 2015:105-106).
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
karangan narasi adalah karangan yang menceritakan sebuah kejadian
berdasarkan urutan waktu kejadian. Dalam karangan narasi terdapat
tokoh yang menghadapi konflik. Contoh dari salah satu bentuk karangan
narasi adalah cerpen.
2.1.6.3 Tujuan Menulis Narasi
Dalman (2015:106) menyebutkan karangan narasi memiliki
tujuan sebagai berikut.
(1) Agar pembaca seolah-olah sudah menyaksikan atau mengalami
kejadian yang diceritakan.
33
(2) Berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca
suatu peristiwa yang telah terjadi, serta menyampaikan amanat
terselubung kepada pembaca atau pendengar.
(3) Untuk menggerakkan aspek emosi.
(4) Membentuk citra/imajinasi para pembaca.
(5) Menyampaikan amanat terselubung kepada pembaca atau pendengar.
(6) Memberi informasi kepada pembaca dan memperluas pengetahuan.
(7) Menyampaikan sebuah makna kepada pembaca melalui daya khayal
yang dimilikinya.
Berdasarkan tujuan karangan narasi yang telah dipaparkan,
dapat disimpulkan bahwa secara umum narasi bertujuan menceritakan
sebuah kejadian yang dialami oleh penulisnya. Dalam penulisannya
digambarkan secara detail tentang urutan waktu kejadian. Selain itu
menulis karangan narasi juga bertujuan untuk membuat pembacanya
berimajinasi.
2.1.6.4 Prinsip-prinsip Narasi
Suparno dan Yunus (dalam Dalman 2015:107) berpendapat
bahwa dalam menulis sebuah karangan narasi perlu diperhatikan prinsip-
prinsip dasar narasi sebagai tumpuan berpikir bagi terbentuknya
karangan narasi. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Alur (plot), merupakan rangkaian pola tindak-tanduk yang berusaha
memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi. Apa yang disebut
alur dalam narasi memang sangat sulit dicari. Alur bersembunyi di
34
balik jalan cerita. Namun. Jalan cerita bukanlah alur. Jalan cerita
hanyalah menifestasi, bentuk wadah, bentuk jasmaniah dari alur
cerita. Alur dengan jalan cerita memang tak terpisahkan, tetapi harus
dibedakan. Jalan cerita memuat kejadian, tetapi suatu kejadian ada
karena sebabnya, dan alasan. Yang menggerakkan kejadian cerita
tersebut adalah alur, suatu kejadian baru disebut narasi kalau di
dalamnya ada perkembangan kejadian. Yang menyebabkan
terjadinya perkembangan yaitu konflik. Suatu konflik dalam narasi
tidak bisa dipaparkan begitu saja, harus adanya dasar, yaitu: (1)
pengenalan; (2) timbulnya koflik; (3) konflik memuncak; (4)
klimaks; dan (5) pemecahan masalah.
(2) Penokohan, salah satu ciri khas narasi ialah mengisahkan tokoh
cerita bergerak dalam suatu rangkaian peristiwa kejadian. Tindakan,
peristiwa, kejadian, itu disusun bersama-sama sehingga
mendapatkan kesan atau efek tunggal.
(3) Latar, ialah tempat atau waktu terjadinya perbuatan tokoh atau
peristiwa yang dialami tokoh. Dalam karangan narasi terkadang
tidak disebutkan secara jelas tempat tokoh berbuat atau mengalami
peristiwa tertentu. Sering kita jumpai cerita hanya mengisahkan latar
secara umum.
(4) Titik Pandang, sebelum mengarang narasi sudut pandang yang
paling efektif untuk cerita kita harus tentukan terlebih dahulu. Sudut
pandang dalam narasi menjawab pertanyaan siapakah yang
35
menceritakan kisah ini. Apapun sudut pandang yang dipilih
pengarang akan menentukan sekali gaya dan corak cerita. Sebab,
watak dan pribadi si pencerita akan banyak menentukan cerita yang
dituturkan pada pembaca.
Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat diketahui bahwa
prinsip-prinsip menulis karangan narasi terbagi menjadi empat. Keempat
prinsip tersebut adalah alur, penokohan, latar, dan titik pandang. Empat
prinsip tersebut harus diperhatikan agar tercipta suatu karangan narasi
yang baik. Apabila semua prinsip menulis karangan narasi telah
terpenuhi pastilah akan tercipta sebuah karangan yang menarik.
2.1.6.5 Ciri-ciri Karangan Narasi
Keraf (dalam Dalman 2015:110) menyatakan ciri-ciri karangan
narasi, yaitu:
(1) menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan;
(2) dirangkai dalam urutan waktu;
(3) berusaha menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?”;
(4) ada konflik. Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita.
Kemudian Semi (2007:53) menjelaskan ciri-ciri karangan
narasi sebagai berikut.
(1) Tulisan itu berisi cerita tentang kehidupan manusia.
(2) Peristiwa kehidupan manusia yang diceritakan itu boleh merupakan
kehidupan nyata, imajinasi, dan boleh gabungan keduanya.
36
(3) Cerita itu memiliki nilai keindahan, baik keindahan isinya maupun
penyajiannya.
(4) Di dalam peristiwa itu ada konflik, yaitu pertentangan kepentingan,
kemelut, atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tanpa
konflik, cerita tidak menarik.
(5) Di dalamnya seringkali terdapat dialog untuk menghidupkan cerita.
(6) Tulisan disajikan dengan menggunakan cara kronologis.
Sedangkan Dalman (2015:10) ciri-ciri karangan narasi itu
berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke
waktu, dan memiliki konflik. Hal inilah yang membedakan antara
karangan narasi dan jenis karangan lainnya, seperti deskripsi, eksposisi,
argumentasi, dan persuasi.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan dapat
disimpulkan bahwa ciri-ciri karangan narasi itu adalah suatu cerita yang
mengedepankan urutan waktu kejadian. Urutan waktu kejadian tersebut
dirangkai kemudian dijadikan sebuah cerita. Kemudian cerita tersebut
dihidupkan dengan adanya tokoh yang mengalami konflik.
2.1.6.6 Langkah-Langkah Menulis Karangan Narasi
Langkah-langkah menulis karangan narasi menurut Dalman
(2015:110) sebagai berikut.
(1) Menentukan tema dan amanat.
(2) Menetapkan sasaran pembaca.
(3) Merancang peristiwa-peristiwa utama dalam bentuk skema alur.
37
(4) Membagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan dan
akhir.
(5) Merinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa.
(6) Menyusun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.
Berdasarkan langkah-langkah menulis karangan narasi diatas,
dapat disimpulkan bahwa terdapat enam langkah dalam menulis
karangan narasi. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah dengan
menentukan tema dan diakhiri dengan menyusun tokoh dan perwatakan.
Langkah-langkah tersebut dilakukan secara berurutan agar tidak terjadi
kesalahan dalam menyusun karangan narasi.
2.1.7 Aktivitas Belajar Siswa
Sekolah merupakan tempat yang tepat untuk mengembangkan
aktivitas siswa. Sardiman (2012:95-96) berpendapat bahwa belajar pada
prinsipnya berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku. Tidak ada
belajar jika tidak ada aktivitas. Oleh karena itu, aktivitas merupakan
prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.
Sedangkan menurut Rusman (2014:388), penerapan
pembelajaran yang mengaktifkan siswa dapat dilakukan melalui
pengembangan berbagai keterampilan belajar yaitu: (1) berkomunikasi
lisan dan tertulis secara efektif; (2) berpikir logis, kritis, dan kreatif; (3)
rasa ingin tahu; (4) penguasaan teknologi dan informasi; (5)
pengembangan personal dan sosial; (6) belajar mandiri.Aktivitas
siswaakan berkurangapabila guru memberikan bahan
38
pelajaranyangkurangmenarik,disebabkancara
mengajaryangmengabaikanprinsip-
prinsipmengajar,sepertiapersepsi,korelasi,danlain-lain(DjamarahdanZain
2010:44).Caramengajarguruberkaitandengandayaingatsiswaterhadapsuat
u materibelajar.
Dale(dalam Sani 2013:60-61)menyatakanbahwa daya
ingatsiswaterkaitpadaprosespembelajaranyangdilakukan,yaitu:a)siswame
ngingat 20% darisegala sesuatuyangdibaca/didengar;b)siswa
mengingat30% darisegala sesuatuyangdilihat;c)siswa mengingat50%
darisegala sesuatuyangdidengar dandilihat;d)siswa mengingat70%
darisegala sesuatuyangdikatakan;dan e)siswa mengingat90%darisegala
sesuatuyangdilakukan.
AktivitassiswamenurutDiedrich(dalamSardiman
2012:101)antara lain dapat digolongkan sebagai berikut.
a. Visualactivities,yangtermasukdidalamnyamisalnya,membaca,
memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang
lain.
b. Oralactivities,seperti:menyatakan,merumuskan,bertanya,memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakanwawancara, diskusi,
interupsi.
c. Listeningactivities,sebagaicontohmendengarkan:uraian,percakapan,
diskusi, musik, pidato.
39
d. Writingactivities,sepertimisalnyamenuliscerita,karangan,lapor- an,
angket, menyalin.
e. Drawingactivities,misalnya:menggambar,membuatgrafik,peta,
diagram.
f. Motoractivities,yangtermasukdidalamnyaantaralain:melaku- kan
percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain,
berkebun, beternak.
g. Mentalactivities,sebagaicontohmisalnya:menanggapi,mengi- ngat,
memecahkan soal,menganalisis, melihat hubungan, mengam-
bilkeputusan.
h. Emotionalactivities,sepertimisalnya,menaruhminat,merasabo- san,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup
Aktivitassiswa sangatberpengaruhterhadapdaya ingatdanhasilbelajar
siswa.
Aktivitas siswadapat berupavisual activities, oral activities,
listening activities,writing activities,drawingactivities,
mentalactivities,danemotional activities.Aktivitasyangdilakukansiswa
secaraaktif dannyata akanmeningkat- kan dayaserapsiswaterhadap materi
pembelajaran. Indikator aktivitassiswa
dalampenelitianini,meliputi:1)visualactivities, berupa pengamatansiswa
terhadapgambar/fotoyangdisediakangurusebelum membuatkarangan
narasi;2)oralactivities,berupakegiatanselamacurahgagasandandiskusikelo
mpok;3) writingactivities,berupaketerampilansiswamenulis karangan
40
narasi;4) mentalactivities,berupakemampuansiswa
melihathubunganantara gagasansatu denganyanglainnya sehingga
dapatmembentuksuatu karangan narasiyangpadu;dan5)
emotionalactivities,berupa sikapketertarikansiswa
terhadappembelajaranmenulis karangan narasi.
2.2 KAJIAN EMPIRIS
Penelitian terdahulu tentang model pembelajaran examples
non examples telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Akan
tetapi, hal tersebut masih menarik untuk diadakan penelitian lebih lanjut
lagi, baik penelitian yang bersifat melengkapi maupun yang bersifat baru.
Hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa model
pembelajaran examples non examples merupakan model pembelajaran
yang efektif diterapkan dalam beberapa mata pelajaran. Berikut peneliti
sajikan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini:
(1) Penelitian tentang model examples non examples dilakukan oleh Ni
Nyoman Purna Dewi, I Gst. Agung Oka Negara, I Nengah
Suadnyana pada tahun 2014 dengan judul “Model Pembelajaran
Examples Non-Examples Berbasis Lingkungan Berpengaruh
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Gugus
Kapten Japa”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut Utar dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe examples
non examples berbasis lingkungan berpengaruh terhadap hasil
41
belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Gugus Kapten Japa
Denpasar Utara..
(2) Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Astuty Yensy. B pada tahun
2012 dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Examples Non Examples Dengan Menggunakan Alat Peraga Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas VIII SMP N 1
Argamakmur”. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non
examplesmenggunakan alat peraga pada pokok bahasan kubus dan
balok dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini menunjukan
bahwa model pembelajaran examples non examplesdapat digunakan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
(3) Penelitaian dari Susanti pada tahun 2014 dengan judul
“Pembelajaran Model Examples non examplesBerbantuan Powerpoint
untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA”. Penelitian tersebut
mengasilkan kesimpulan bahwa Pembelajaran kooperatif model
examples non examplesberbantuan powerpoint dapat meningkatkan
hasil belajar IPA di kelas VIII B SMP Negeri 2 Mojotengah. Hal ini
menunjukan penerapan model pembelajaran examples non
examplesdapat dikolaborasi dengan penggunaan media powerpoint.
(4) Penelitian yang dilakukan oleh Synthatrisma Utami, Asrul, Yurnetti
tahun 2015 dengan judul “Pengaruh Bahan Ajar Berorientasi Model
PembelajaranKooperatif Examples Non Examples Terhadap Hasil
42
Belajar IPA Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Kerinci”. Disimpulkan
bahwa kelas eksperimen memiliki hasil belajar lebih tinggi
daripada kelas kontrol. Hasil belajar siswa yang menggunakan
bahan ajar berorientasi model pembelajaran koopeatif examples non
examples lebih tinggi dari pada hasil belajar yang menggunakan
bahan ajar di sekolah.
(5) Penelitian yang dilakukan oleh Aminah tahun 2013 dengan judul
“Efektivitas Penggunaan Teknik CIRCDalam Keterampilan Menulis
Karangan Narasi Siswa Kelas VII MTs. Rupi Ganjaran Gondanglegi
Malang”. Disimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
kemampuan menulis karangan narasi siswa dengan menggunakan
teknik CIRC pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol,
yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata prates dan postes yaitu kelas
eksperimen 52,90 dan 63,19 (2) kemampuan menulis karangan
narasi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran
konvensional masih rendah, yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata
prates dan postes kelas kontrol yaitu 44,52 dan 45,70; (3)
penggunaan teknik CIRC pada kelas eksperimen dalam
pembelajaran menulis narasi lebih efektif daripada model
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
(6) Penelitian yang dilakukan oleh Dabaghi, Zabihi, dan Rezazadeh
tahun 2013 dengan judul “Argumentative and narrative written task
performance: Diferential effect of critical thinking”. Penelitian ini
43
membandingkan peran diferensial berpikir kritis dalam peserta didik
pada kinerjaargumentatif dan tugas menulis narasi. Penelitian ini
melibatkan pengukuran 70 peserta didik yang berpikir kritis upper-
intermediate menggunakan Watson-Glaser Critical Thinking
Appraisal(WGCTA) serta elisitasi dari kinerja mereka pada menulis
narasi dan menulis argumentasi.
(7) Penelitian yang dilakukan oleh Astri Khoirun Nissa dan Sri Jurianti
Ownie tahun 2014 dengan judul “The Effect Of Applying Examples
Non Examples Method On Students archivement In Writing
Descriptive Text”. Disimpulkan bahwa kelas eksperimen memiliki
hasil belajar lebih tinggi daripada kelas kontrol. Metode Examples
Non Examples sangat berpengaruh terhadap keterampilan menulis
karangan deskriptif siswa.
(8) Penelitian yang dilakukan oleh Na Meng, Miryun Kim, dan Kathryn
S. McKinley tahun 2013 dengan judul “LASE:Locating and Applying
Systematic Edits by Learning from Examples”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa LASE membantu pengembang dalam
mengotomatisasi sistem editing.
Dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan, terdapat
persamaan pada penelitian ini yaitu penggunaan model pembelajaran
example non example. Peneliti menjadikan penelitian-penelitian
terdahulu sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian untuk
membuktikan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara
44
pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran examples non
examples dengan pembelajaran yang tidak menerapkan model
pembelajaran examples non examples pada keterampilan menulis
karangan narasi. Selain penggunaan model, peneliti juga akan
menggunakan media.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Dalam pelaksanaan pembelajaran, metode pembelajaran yang
efektif sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya dan terciptanya pembelajaran yang menarik bagi siswa dan
guru. Begitu pula dengan media, media dapat membantu proses
penyampaian materi yang disampaikan guru kepada siswanya. Namun
pada kenyataannya banyak pembelajaran yang bersifat teacher centered
atau berpusat pada guru dan minimnya penggunaan media pembelajaran
penunjang, dapat menyebabkan siswa kurang minat, motivasi dan
aktivitas dalam pembelajaran, hal ini juga dapat berdampak pada hasil
belajar siswa.
Dewasa ini, banyak model dan metode pembelajaran inovatif
guna menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan
menarik, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar para siswanya. Salah
satunya adalah model pembelajaran examples non examples. Penerapan
model pembelajaran ini dimaksudkan agar siswa dapat ikut berperan aktif
45
dalam kegiatan pembelajaran, sehingga motivasi siswa dapat terbentuk
dan materi yang disampaikan guru dapat tersampaikan dengan baik.
Setelah penerapan model pembelajaran ini diterapkan,
kemudian dilakukan uji untuk mengetahui bagaimana hasil belajar
keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas IV yang
menerapkan model examples non examplesdengan yang menggunakan
metode pembelajaran penugasan saja. Berdasarkan uraian diatas maka
dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut.
46
Men
uru
t (S
ugiy
ono 2
012
:60)
Ker
angk
a B
erpik
ir y
ang b
aik a
kan
men
jela
skan
sec
ara
teori
tis
per
tauta
n a
nta
r var
iabel
yan
g a
kan
dit
elit
i. J
adi
seca
ra t
eori
tis
per
lu d
ijel
askan
hubun
gan
anta
r v
aria
bel
idep
enden
dan
dep
enden
.
3.
4.
5.
Pem
bel
ajar
an B
ahas
a In
dones
ia
Ket
eram
pil
an M
enuli
s K
aran
gan
Nar
asi
Pem
bel
ajar
an m
etod
e pen
ugas
an
Kel
as K
ontr
ol
Kel
as E
ksp
erim
en
Pem
bel
ajar
an e
xam
ples
non
exa
mpl
es
Tea
cher
Cen
tere
d
Sis
wa
men
erim
a in
dfo
rmas
i dar
i
guru
dan
kura
ng t
erm
oti
vas
i
Has
il B
elaj
ar s
isw
a
Stu
den
t C
ente
red
Guru
men
ampil
kan
gam
bar
Guru
mem
ber
i
pet
unju
k
Dis
ku
si
kel
om
pok
M
empre
senta
sikan
Lap
ora
n
Kes
imp
ula
n
Guru
men
amp
ilk
an
gam
bar
-gam
bar
yan
g s
esuai
den
gan
tuju
an
pem
bel
ajar
an
Guru
mem
ber
i
kes
empat
an p
ada
sisw
a u
ntu
k
mem
per
hat
ikan
/men
gan
alis
iss
gam
bar
Mel
alu
i d
isk
usi
kel
om
pok, si
swa
men
gan
alis
a
gam
bar
dan
dic
atat
pad
a
ker
tas
Tia
p k
elom
pok
dib
eri
kes
empat
an
mem
bac
akan
has
il
dis
ku
sin
ya
Sis
wa
mel
akukan
refl
eksi
dan
men
yim
pu
lkan
pem
bel
ajar
an
dib
andin
gkan
Has
il B
elaj
ar s
isw
a
Bag
an 2
.1K
eran
gka
Ber
fikir
47
5.1 HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoretis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik
(Sugiyono 2014:64).
Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang bersifat
sementara. Sebagai konklusi, sudah tentu hipotesis tidak dapat dibuat
secara sembarangan, melainkan harus didasari dengan pengetahuan
tertentu. Pengetahuan ini dapat dari hasil serta persoalan-persoalan yang
muncul dari penelitian terdahulu, dari renungan yang didasari
pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari hasil penelitian eksploratif
yang dilakukan sendiri (Hadi, 2015 : 85).
Berdasarkan landasan teori, dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut.
Ho : model pembelajaran examples non examples tidak efektif untuk
meningkatkan keterampillan menulis karangan narasi siswa SD
kelas IV ( 1 μ2).
48
Ha : model pembelajaran examples non examples efektif untuk
meningkatkan keterampillan menulis karangan narasi siswa SD
kelas IV ( 1 2).
107
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
Model pembelajaran examples non examples efektif digunakan
pada pembelajaran menulis karangan narasi siswa SD kelas IV.
Keefektifan model pembelajaran didasarkan pada uji perbedaan rata-rata
yaitu harga t-hitung yaitu 2,075 lebih besar dibandingkan harga t-tabel
yaitu 2,018, sehinggan dapat dikatakatakan bahwa terdapat perbedaan
rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Haga t-hitung positif,
menunjukkan bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan rata-rata kelas kontrol.
Peningkatan keterampilan menulis karangan narasi pada kelas
eksperimen terlihat pada penghitungan rata-rata gain ternormalisasi.
Rata-rata gain ternormalisasi pada kelas eksperimen 0,46 termasuk dalam
peningkatan kategori sedang, sedangkan rata-rata gain ternormalisasi
pada kelas kontrol 0,32 termasuk dalam peningkatan kategori sedang.
Rata-rata gain ternormalisasi yang lebih tinggi pada kelas eksperimen
menunjukkan bahwa peningkatan keterampilan menulis karangan narasi
siswa SD kelas IV merupakan pengaruh penerapan model pembelajaran
examples non examples.
106
108
5.2 SARAN
Berdasarkan simpulan di atas, maka terdapat beberapa saran
dari penulis yaitu sebagai berikut.
1. Model pembelajaran examples non examples sebaiknya diterapkan
pada mata pelajaran bahasa khususnya aspek menulis, karena
melalui model pembelajaran examples non examples siswa
senantiasa aktif mengembangkan kemampuan berpikirnya.
2. Model pembelajaran examples non examples sebaiknya digunakan
sebagai salah satu model bembelajaran inovatif yang dapat
diterapkan untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa
terutama menulis karangan narasi.
3. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, sekolah melalui kepala
sekolah hendaknya memberi kesempatan kepada guru untuk
melakukan penelitian dengan menerapkan model-model
pembelajaran lain. Dengan penelitian model-model lain tersebut
maka akan diketahui model mana yang cocok untuk materi tertentu
sehingga tercipta suatu inovasi dalam kegiatan pembelajaran.
5.3 KETERBATASAN PENELITI
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang diharapkan
dapat memberikan kesempatan bagi peeliti lain untuk melakukan
penelitian sejenis, sehingga dapat menambah wawasan keilmuan.
Beberapa keterbatasan peneliti adalah sebagai berikut.
109
1. Penelitian dilakukan dalam lingkup yang sempit sehingga perlu
dilakukan penelitian lanjutan dalam populasi yang lebih besar
sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada lingkup yang
lebih luas.
2. Jumlah pertemuan pemberian treatment (perlakuan) sebanyak tiga
kali masih sedikit, walaupun sudah dapat menggambarkan perbedaan
rata-rata dan peningkatan keterampilan menulis. Perlu dilakukan
penelitian lanjutan dengan jumlah treatment yang lebih banyak.
3. Penelitian dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, perlu
dilakukan penelitian lanjutan dalam waktu yang lebih lama sehingga
keefektifan model pembelajaran examples non examples dapat
diukur dengan lebih baik.
110
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah dan Habudin. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Penyesuaian Diri Hewan dengan Lingkungan Tertentu untuk Mempertahankan Hidup dengan Menggunakan Metode Examples Non Examples. Vol. 06 No. 02.
Aminah. 2013. Efektivitas Penggunaan Teknik CIRC Dalam Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VII Mts. Rupi Ganjaran Gondanglegi Magelang. ISSN 2337-6384 Vol. 01 No. 02
Anggoro, Toha. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).Jakarta: Bumi Aksara.
------------------------ 2013. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
Astuty, Nurul Yensy. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples Non Examples Dengan Menggunakan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas VIII SMP N 1 Argamakmur.
ISSN 1412-3617. Vol. X No: 1.
Azizollah, Dabagi dkk. 2013. Argumentative and narrative written task perfornce: Differential effects of critical thinking. ISSN: 2243-7754. Vol. 2 No. 2.
Dalman, H. 2015. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers
Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: PT. Sarana Tutorial Sejati
Dita, Fransisca Damayanti dkk. Pengaruh Model Kooperetif Concept Sentence Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi.
Depdiknas, 2003. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
------------ 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
----------- 2006. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar Edisi
Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
Djiwandono, Soenardi. 2011. Tes Bahasa Pegangan bagi Pengajar Bahasa.
Jakarta: Indeks
111
Doyin, Mukh dan Wagiran. 2010. BAHASA INDONESIA Pengantar Ilmu Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: UNNES PRESS
Faisal,dkk 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD 3 SKS. Jakarta: Direktorat Jendral
Perguruan tinggi Depdiknas
Gunawan, Muhammad Ali. 2013. Statistik Untuk Penelitian Pendidikan.
Yogyakarta: Parama Publishing
Hadi, Sutrisno. 2015. Metodologi Riset. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Haryadi dan Zamzani. 1996. Penigkatan Keterampilan Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Depdikbud
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
------------------- 2015. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2013. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Khoirun, Astri Nissa dan Sri Jurianti Ownie. 2012. The Effect Of Applying Examples Non Examples Method On Students’ Achievement In Writing Descriptive Text.
Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi: Komposisi Lanjutan III. Jakarta :
PT. Gramedia
Majid, Abdul. 2014.Strategi Pembelajaran.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Meng, Na dkk. 2012. LASE: Locating and Applying Systematic Edit by Learning from Examples.
Mulyasa, E. 2015. MENJADI GURU PROFESIONAL Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFF
Nyoman, Ni Purna Dewi dkk. 2014. Model Pembelajaran Examples Non
Examples Berbasis Lingkungan Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Kapten Japa. Vol. 2 No. 1.
Poerwanti, Endang dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat
Jendral Perguruan Tinggi Depertemen Pendidikan Nasional.
112
Riduwan. 2012. 10.Belajar mudah Penelitian untuk Guru, karyaewan dan Peneliti Pemula.Bandung: ALFABETA.
Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Sardiman, 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Santosa, Puji. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Uniersitas Terbuka.
Semi, M Atar. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . Bandung:
ALFABETA.
------------. 2014. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Susanti, R. 2014. Pembelajaran Model Examples Non Examples Berbantuan Powerpoint Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA. ISSN: 123-127. Vol.
3 No. 2.
Tarigan, Henry Guntur, 2008. MENULIS Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung:
Angkasa.
Thobroni, M. 2015. Belajar dan pembelajaran. Yogyakarta: Katahati.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Teori dan Praktek. Jakarta:Bumi
Aksara.
Utami, Synthatrisma dkk. 2015. Pengaruh Bahan Ajar Berorientasi Model Pembelajaran Kooperatif Examples Non Examples Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Kerinci. ISSN: 177-184.
Vol. 6.
113
Wardika, Km dkk. 2014. Pengaruh Model Examples Non Examples Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kls V SD di Gugus III Kecamatan Tampaksiring.Vol. 2 No: 1.
Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Wahyuni, Sri dan Ibrahim, Abd. Syukur. Asesmen Pembelajaran Bahasa.2012.
Bandung: Refika Aditama
Yunus, Syarifudin. 2015. Kompetensi Menulis Kreatif. Bogor: Ghalia Indonesia
Zainurrahman. 2013. Menulis: Dari Teori Hingga Praktik (Penawar Racun Plagiarisme). Bandung: ALFABETA.
Zulela. 2013. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.