evaporimeter, dry and wet thermometer dan penangkar hujan.doc
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUMEVAPORIMETER, DRY AND WET THERMOMETER DAN
PENANGKAR HUJAN
DISUSUN OLEH:
NAMA: NURBAITINIM: F16112017KELOMPOK: 2
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA2013
A. PENDAHULUAN
1. Latar BelakangCuaca dan iklim merupakan 2 hal yang tidak dapat di pisahkan. Cuaca dan iklim
merupakan salah satu komponen ekosistem alam,sehingga segala kegiatan di permukaan
bumi tidak lepas dari pengaruh cuaca dan iklim. Sebagai mahasiswa pendidikan biologi,
praktikan harus mengetahui alat-alat yang di gunakan untuk mendeteksi keadaan alam
seperti suhu, kelembaban, dan curah hujan.
Penggunaan alat-alat seperti evoporimeter,dry and wet thermometer,dan
penangkar hujan perlu untuk di ketahui oleh orang-orang yang bekerja di lapangan ,
khususnya untuk penelitian di bidang biologi yang biasanya di lakukan oleh mahasiswa
pendidikan biologi.
Dalam instrumen Automatic Weather Station ketiga alat ini di pasang lebih
elaborasi. Sensor dari alat-alat dipasang dan data dari faktor cuaca dapat di ukur sesuai
dengan keinginan, mulai dari perdetik hingga perhari.
.2. Dasar Teori
Cuaca adalah rata-rata kondisi atmosfer pada suatu tempat tertentu dengan waktu
yang relative singkat. Udara merupakan benda gas yang menyelubungi bumi dengan
ketenggian tertentu, tidak berwarna, tidak berbau, tidak apat dilihat, dan tidak dapat di
rasakan, kecuali dalam keadaan bergerak (angin). Cuaca wilayahnya relative sempit dan
senantiasa cepat berubah setiap saat dari waktu ke waktu. Cuaca langsung di amati dan
dipelajari secara rutin oleh meteorology dan geofisika yang hasilnya di gunakan untuk
kepentingan penerbangan, pelayaran, dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan
cuaca.
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dari satu wilayah yang luas dan
diperhitungkan dalam jangka waktu yang lama,antara 30-100 tahun. Ilmu yang
mempelajari cuaca di sebut meteorology dan ilmu yang mempelajatri iklim adalah
klimatologi. ( Kartasapoetra,1986)
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair
(contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah
kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan
secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan. Uap air di
udara berasal dari penguapan air dibumi. Kondensasi dan presipitasi ini mengembalikan
air ke bumi. Alat pengukur penguapan ini adalah evaporation pan, alat ini berfungsi
untuk mengetahui besaranya penguapan radiasi langsung dari matahari. Kelembaban
adalah banyaknya uap air yang ada di udara. Angka kelembaban relative dari 0-100%
artinya udara jenuh dengan uap air di mana akan terjadi titik-titk air. ( Bagiartha,2009 )
Penguapan adalah bagian esensial dari siklus air. Uap air di udara akan berkumpul
menjadi awan. Karena pengaruh suhu, partikel uap air yang berukuran kecil dapat
bergabung (berkondensasi) menjadi butiran air dan turun hujan. Siklus air terjadi terus
menerus. Energi surya menggerakkan penguapan air dari samudera, danau, embun dan
sumber air lainnya. Dalam hidrologi penguapan dan transpirasi (yang melibatkan
penguapan di dalam stomata tumbuhan) secara kolektif diistilahkan sebagai
evapotranspirasi.
A weather station is a facility, either an land or sea. With instrument and
aquitment for absorving aymosphoric conditions to provide information for weather fore
casts and to study the weather and climate. ( Anonim, 2009)
Thermometer adalah alat yang di gunakan untuk mengukur temperature.
Termometer harus di pasang secara mendatar dilapangan terbuka. Umumnya
thermometer di isi air raksa/alcohol. Pemasangan dilakukan dengan menggunakan alas
kayu/besi sebagai penahan. Pada siang hari, thermometer harus diikat untuk menghindari
sinar matahari langsung. Pada sore hari, thermometer harus dipasang kembali untuk
menghindari cahaya matahari langsung, thermometer dapat juga di beri pelindung atau
dengan menempelkannya didinding bagunan. Thermometer bekerja dengan cara yang
sederhana, bila udara panas, maka air raksa dalam thermometer akan mengembang.
Temperature di ukur dengan skala temperature yang perimpit dengan letak permukaan air
raksa. ( Anonim,2010 )
Thermometer ini terbagi atas thermometer maksimum dan thermometer
minimum. Termometer maksimum memiliki prinsip kerja di mana air raksa memiliki
pipa kapiler ( pembuuh ) di dekat tempat atau tabung air raksanya, sehingga air raksa
hanya bisa naik bila suhu udara meningkat, tapi tidak dapat turun kembali pada suhu
udara dingin. Untuk mengembalikan air raksa ke tempat semula thermometer harus di
hetakkan berkali-kali atau di arahkan dengan menggunakan magnet . ( Soemeinaboedhy,
2006 ).
Dry bulb temperature ( temperature bola kering ) yaitu suhu yang di tunjukkan
dengan thermometer bulb biasa dengan bulb dalam keadaan kering. Satuan untuk suhu ini
bisa dalam Celcius, Kelvin dan Fahrenhit. Seperti yang di ketahui bahwa thermometer
menggunakan prinsip pemuaian zat cair dalam thermometer. Jika kita ingin mengukur
suhu udara dengan thermometer biasa maka terjadi perpindahan kalor dari udara ke bulb
thermometer. Karena mendapatkan kalor maka zat cair ( misalkan air raksa ) yang ada di
dalam thermometer mengalami pemuaian sehingga tinggi air raksa tersebut naik.
Kenaikan ketinggian cairan ini yang di konversikan dengan satuan suhu.
Wet bulb temperature ( temperature bola basah ), yaitu suhu bola basah sesuai
dengan namanya wet bulb, suhu ini di ukur dengan menggunakan thermometer yang
bulbnya ( bagian bawah thermometer ) di lapisi dengan kain yang telah basah kemudian
di aliri udara yang telah di ukur suhunya. Perpindahan kalor dari udara ke kain basah
tersebut. Kalor dari udara akan di gunakan untuk memuaikan cairan yang ada dalam
thermometer. Untuk menjelaskan apa itu wet bulb temperature, dapat kita gambarkan jika
ada suatu kolam dengan panjang tak hingga di atasnya di tutup. Kemudian udara di
alirkan melalui permukaan air. Dengan adanya perpindahan kalor dari udara ke
permukaan air, maka terjadilah penguapan. ( Shafiyyah, 2009 ).
Evaporimeter adalah alat untuk mengukur laju evaporasi (penguapan).
Evaporimeter ada dua jenis, yang mengukur laju penguapan dari air bebas dan yang
mengukurnya dari permukaan berpori terus basah. Dry and wet thermometer adalah
pengukur kelembaban sedangkan penangkar merupakan alat pengukur curah hujan.
B.TUJUAN PERCOBAAN1. Mengukur cara penggunaan evaporimeter, dry and wet thermometer dan
penangkar hujan.
2. Mengetahui fungsi evaporimeter, dry and wet thermometer dan penangkar hujan.
3. Mengetahui tingkat kelembaban, curah hujan dan laju evaporasi.
C. METODOLOGI
1. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Evaporimeter Air
Dry and wet thermometer Kertas
Penangkar hujan Kasa ( kain )
Thermometer
Gelas plastic bekas
Tali
Pancang
Karet
2. Cara Kerja
1. Laju penguapan
Tiang pancang di tancapkan pada lapangan terbuka
Tabung evaporimeter di isi sampai penuh dengan air,lalau di tutup dengan
kertas yang sesuai untuk menutup tabung. Jangan sampai ada gelembung
udara antara air dan kertas.
Kawat di tekan agar kertas penutup tidak mudah lepas
Tabung evaporimeter di balikkan dengan hati-hati.
Gantung pada tiang pancang
Perubahan jumlah air pada evaporimeter di catat setiap hari sampai hari ke
lima.
Di buat grafik perubahan jumlah air dan hitung laju evaporasinya dengan
menghitung perubahan jumlah air per satuan waktu.
2. Kelembaban
Dry and wet thermometer di gunakan untuk mengukur kelembaban
Dry and wet di ikat pada tiang pancang.
Kelembaban di cek dari hari pertama sampai kelima.
3. Penangkar hujan
Sebuah corong di letakkan di atas gelas piala atau menggunakan tabung
penamgkar hujan. Kemudian pasangkan pada pancang.
Jumlah air yang di tampung di cek dalam tabung setiap hari dari hari
pertama sampai hari kelima
Intensitas curah hujan dan penangkar hujan di hitung dengan mengukur
jumlah volume air persatuan waktu
D. Hasil Pengamatan
a. Tabel Dry and Wet Thermometer
Hari ke- Thermometer dry (°C) Thermometer wet
(°C)
Kelembaban
1. 34 °C 32°C 39%
2. 22°C 37°C 60%
3. 22°C 28°C 74%
4. 25°C 28°C 53%
5. 20°C 26°C 85%
b. Tabel Evaporimeter
Hari ke- Laju Penguapan Rata-rata (ml)
1. 0,008 0,0118
2. 0,012 0,0118
3. 0,013 0,0118
4. 0,013 0,0118
5. 0,013 0,0118
c. Tabel Penangkar Hujan
grafik
Hari ke- Tinggi Curah Hujan Rata-rata (ml)1. 7 mm 6,52. 0 6,53. 0,8 mm 6,54. 0,7 mm 6,55. 24 mm 6,5
Laju Penguapan
0
0.002
0.004
0.006
0.008
0.01
0.012
0.014
1
hari ke-1
hari ke-2hari ke-3
hari ke-4hari ke-5
E. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, mengukur laju penguapan (evaporasi) dengan
evaporimeter, mengukur kelembaban dengan dry and wet thermometer, serta megukur
curah hujan dengan penangkar hujan. Praktikum ini dilakukan di ruang terbuka yaitu di
halaman laboratorium biologi. Pengukuran ini dilakukan selama 5 hari berturut-turut
yaitu dimulai dari hari Rabu sampai hari Minggu.
Pada pengukuran suhu dan kelembaban dengan thermometer dry and wet selama
5 hari berturut-turut, didapat hasil sebagai berikut:
1. Pada hari pertama, thermometer dry menunjukkan suhu sebesar 34°C, pada
thermometer wet menunjukkan suhu sebesar 32°C, dan kelembabannya sebesar 39%.
2. Pada hari kedua, thermometer dry menunjukkan suhu sebesar 22°C, pada thermometer
wet menunjukkan suhu sebesar 37°C, dan kelembabannya sebesar 60%.
3. Pada hari ketiga, thermometer dry menunjukkan suhu sebesar 22°C, pada thermometer
wet menunjukkan suhu sebesar 28°C, dan kelembabannya sebesar 74%.
4. Pada hari keempat, thermometer dry menunjukkan suhu sebesar 25°C, pada
thermometer wet menunjukkan suhu sebesar 28°C, dan kelembabannya sebesar 53%.
5. Pada hari kelima, thermometer dry menunjukkan suhu sebesar 20°C, pada
thermometer wet menunjukkan suhu sebesar 26°C, dan kelembabannya sebesar 85%.
Dari data diatas, dapat dilihat bahwa suhu udara yang paling tinggi adalah pada
hari pertama yaitu pada thermometer dry 34°C dan pada thermometer wet 32°C.
Sedangkan kelembaban yang paling tinggi adalah pada hari kelima yaitu 85%.
Thermometer adalah alat yang di gunakan untuk mengukur temperature.
Termometer yang di gunakan pada praktikum ini di pasang secara mendatar dilapangan
terbuka. Pemasangan dilakukan dengan menggunakan alas kayu/besi sebagai penahan.
Pada pengukuran laju penguapan (evaporasi) selama 5 hari berturut-turut didapat
hasil sebagai berikut:
1. Pada hari pertama, laju penguapannya sebesar 0,008.
2. Pada hari kedua, laju penguapannya sebesar 0,012.
3. Pada hari ketiga, laju penguapannya sebesar 0,013.
4. Pada hari keempat, laju penguapannya sebesar 0,013.
5. Pada hari kelima, laju penguapannya sebesar 0,013.
Dari hasil pengukuran diatas, dapat dilihat bahwa laju penguapan yang paling
tinggi adalah pada hari ke 3, 4 dan 5 yaitu sebesar 0,013. Dari kelima hasil di atas, di
dapat rata-rata penguapannya adalah sebesar 0,0118. Namun, jika di lihat dari hasilnya,
laju penguapan pada 5 hari ini cukup rendah karena memang sekarang sedang musim
penghujan yang hampir setiap harinya hujan sehingga laju penguapannya rendah.
Penguapan adalah bagian esensial dari siklus air. Uap air di udara akan berkumpul
menjadi awan. Karena pengaruh suhu, partikel uap air yang berukuran kecil dapat
bergabung (berkondensasi) menjadi butiran air dan turun hujan.
Pada pengukuran tinggi curah hujan dengan menggunakan penangkar hujan
selama 5 hari berturut-turut di dapat hasil sebagai berikut:
1. Pada hari pertama, tinggi curah hujan adalah sebesar 7 mm.
2. Pada hari kedua, tinggi curah hujan adalah sebesar 0 mm.
3. Pada hari ketiga, tinggi curah hujan adalah sebesar 0,8 mm.
4. Pada hari keempat, tinggi curah hujan adalah sebesar 0,7 mm, serta
5. Pada hari kelima, tinggi curah hujan adalah sebesar 24 mm.
Dari data hasil pengukuran tinggi curah hujan di atas, dapat di lihat bahwa tinggi
curah hujan yang paling besar adalah pada hari ke lima yaitu sebesar 24 mm. Curah hujan
yang tinggi ini dikarenakan sekarang sedang musim penghujan, hanya pada hari kedua
saja yang tidak hujan.
F. KESIMPULAN
1. Evaporimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur laju penguapan.
2. Penguapan adalah bagian esensial dari siklus air.
3. Laju penguapan yang paling tinggi adalah pada hari ke 3, 4 dan 5 yaitu sebesar 0,013 .
4. Thermometer adalah alat yang di gunakan untuk mengukur temperature.
5. Suhu udara yang paling tinggi adalah pada hari pertama yaitu pada thermometer dry
34°C dan pada thermometer wet 32°C..
6. Kelembaban yang paling tinggi adalah pada hari kelima yaitu 85%.
7. Penangkar hujan adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi curah hujan.
8. Tinggi curah hujan yang paling besar adalah pada hari ke lima yaitu sebesar 24 mm.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim .2009. Weather Station. (online).(http://www.wikipedia.com). (diakses tanggal
5 Mei 2013).
Anonim.2010. Alat-Alat Klimatologi. (online).(http;//virgawari.wordpress.com).
(diakses tanggal 5 Mei 2013).
Bagiartha . 2009. Alat-Alat Meteorology.(online).(http://blospot.com). (di akses tanggal 5
Mei 2013).
Kartasapoetra.1986. Petunjuk Praktikum Klimatologi. Kediri : Fak.Pertanian
Universitas.
Shafiyyah.2009. Agroklimatologi.(online).(http;// shafiyya.blog.ung.ac.id) (di akses
tanggal 5 Mei 2013).
Soemeinaboedhy.2006. Alat Ukur Kelembaban Udara. Jakarta : Erlangga.