evaluasi prosedur audit lapangan laporan …
TRANSCRIPT
EVALUASI PROSEDUR AUDIT LAPANGAN LAPORAN KEUANGAN PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DR. PAYAMTA, CPA
SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi tugas dan persyaratan mencapai derajat Ahli Madya
Program Studi DIII Akuntansi
Oleh :
RISKA PRASTYAWAN
NIM F3314093
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
i
EVALUASI PROSEDUR AUDIT LAPANGAN LAPORAN KEUANGAN PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DR. PAYAMTA, CPA
SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi tugas dan persyaratan mencapai derajat Ahli Madya
Program Studi DIII Akuntansi
Oleh :
RISKA PRASTYAWAN
NIM F3314093
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ii
ABSTRAK
EVALUASI PROSEDUR AUDIT LAPANGAN LAPORAN KEUANGAN
PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DR. PAYAMTA, CPA
SURAKARTA
Riska Prastyawan
F3314093
Tujuan dari penelitian pada KAP Dr. Payamta, CPA Surakarta adalah untuk mengetahui prosedur pekerjaan audit lapangan yang baik dan sesuai dengan standar yang sudah ditentukan oleh IAPI.
Dalam penelitian ini penulis melakukan studi kasus dengan obyek penelitian pada KAP Dr. Payamta, CPA Surakarta yang berkaitan dengan prosedur pekerjaan lapangan audit laporan keuangan, selain itu penulis juga melakukan perbandingan antara standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia dengan standar yang diterapkan KAP Dr. Payamta, CPA. Cara yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah melalui wawancara dengan pembimbing mitra pada KAP Dr. Payamta, CPA, penelitian lapangan, dan membandingkan antara teori yang didapat dalam perkuliahan dengan praktik yang diterapkan pada KAP Dr. Payamta, CPA.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa evaluasi prosedur pekerjaan lapangan audit laporan keuangan dan standar auditing pada KAP Dr. Payamta, CPA Surakarta telah sesuai dengan Standar Pengendalian Mutu berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Beberapa kesesuaian tersebut adalah sebagai berikut : dalam menentukan waktu pekerjaan audit sudah direncanakan secara baik dengan klien, dalam melaksanaan pekerjaan lapangan auditor sudah membuat kertas kerja sesuai standar. Sedangkan ketidaksesuaiannya adalah masih belum terdapat suatu kebijakan yang tepat terhadap pekerjaan yang tidak tepat waktu dalam penyelesaiannya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah proses pekerjaan audit lapangan laporan keuangan sudah berjalan dengan baik sesuai standar yang berlaku. Berdasarkan hasil penelitian, rekomendasi yang diberikan yaitu auditor dapat mengatur jadwal pekerjaan lapangan audit terlebih dahulu dan membuat estimasi waktu untuk setiap pekerjaan audit.
Kata kunci : pekerjaan lapangan, standar auditing, standar pengendalian mutu
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
iii
ABSTRACT
EVALUATION OF FIELD AUDIT PROCEDURES OF FINANCIAL STATEMENTS AT THE PUBLIC ACCOUNTING FIRM DR. PAYAMTA, CPA
SURAKARTA
Riska Prastyawan
F3314093
The purpose of this research at the Public Accounting Firm Dr. Payamta, CPA is to know the procedure of field audit work is good and in accordance with standars that have been deermined by IAPI.
The research method used was interviews and descripitive comparative method. In this method will be described financial statemennts audit field procedures at the Public Accounting Firm Dr. Payamta, CPA and then compared with the teoretical framework derived from a literature review.
The result of this research showed that the evaluation of financial statements audit job field procedures and audit standards is applied by Public Accounting Firm Dr. Payamta, CPA has been accordance with the qualitiy control standards based on the Professional Standards of Public Accountants set by the Indonesian Public Accounting Institute. Some of the suitabilitiy is as follows : the time of the audit work is well planned with the client, th auditor has made the paper work in accordancewith the standards. While it’s not complies the is still no appropriate policy on work that is not timely on its completion.
The conclusion of this research is the process of field audit work on the financial statements has been running well in accordance with applicable standards, the recomendation given is that the auditor can arrange an audit field work schedule in advance and make an estimated time for each audit work.
Keyword : field work, auditing standards, quality control standards
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
iv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
v
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Man Jadda Wajadda”
Be Your Self and Confident
(Awan)
“Dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan sombong”
(Al-Isra’: 37)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai
tetaplah bekerja keras dan hanyalah kepada Allah engkau berharap”.
(QS. Al-Insyirah : 6-8)
You’ll Never Walk Alone
(Liverpool FC Fans)
Penulis persembahkan kepada :
Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW
Ayah, Ibu dan Kakak tercinta
Dosen Pembimbing dan Pengajar D3 Akuntansi
Sahabat – sahabat terbaiku
Teman – teman DIII Akuntansi
Teman – teman kos SKD
Almamaterku
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, segala puji hanya milik Allah SWT, Dzat Yang Maha Esa, yang
telah memberikan karunia dan limpahan rahmat kepada penulis, sehingga Tugas
Akhir dengan judul “Evaluasi Prosedur Audit Lapangan Laporan Keuangan Pada
KAP Dr.Payamta, CPA Surakarta” sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar
ahli madya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta
dapat diselesaikan dengan waktu yang diharapkan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Dr. Hunik Sri Runing Sawitri, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sebelas Maret.
2. Dr. Djuminah, M.Si., Ak. selaku ketua Program Studi Diploma III Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret.
3. Bapak Anis Widjajanto, S.E., M.Si., Ak. selaku Pembimbing Tugas Akhir
yang senantiasa memberikan pengarahan, petunjuk, dan bimbingannya
dalam penyusunan tugas akhir.
4. Ibu Andi Asrihapsari S.E., MSc, Ak. Selaku Pembimbing Akademik yang
senantiasa memberikan saran, dorongan dan semangat selama belajar di
program studi DIII Akuntansi UNS.
5. Dr. Payamta, SE, MSi., Ak, CA, CPA., selaku pimpinan Kantor Akuntan
Publik yang telah memberi ijin penulis untuk melakukan kegiatan magang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ix
serta bersedia memberikan data yang dibutuhkan penulis dalam menyusun
naskah tugas akhir.
6. Bapak Suparmin, SE selaku supervisor KAP yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menulis naskah tugas akhir.
7. Bapak dan Ibu dosen program studi DIII Akuntansi yang telah mencurahkan
waktu dan pengalamannya selama proses studi.
8. Bapak dan Ibu di Kebumen serta my inspiration people yaitu kakak di
Sulawesi, terimakasih tak terhingga penulis berikan atas segala do’a,
dukungan, dan pengorbanannya sehingga penulis berhasil menyelesaikan
studi dengan baik.
9. Mas Hana Aria dan Mbak Farah selaku Auditor KAP Dr. Payamta, CPA yang
telah membimbing dengan sabar, mengarahkan penulis, dan berbagi
pengetahuannya dalam proses audit laporan keuangan.
10. Terimakasih buat Lala13 atas segala kesabaran dan pengertiannya, doa dan
harapan terbaik selalu kuberikan untukmu.
11. Sahabat – sahabat member kos SKD (Sida terikasih atas bantuannya, Aven,
Imam, Upik, Fajar Cenung, Awang aka Gupong, Aldy, Pandu, Marufa,
Ahmad, Irfan, Cahya, Drajat) bersyukur dan terimakasih kepada kalian yang
selalu memberikan hiburan, dukungan dan suasana tersendiri selama kuliah.
12. Teman – teman DIII Akuntansi angkatan 2014, bersyukur bertemu dan
berjuang bersama teman-teman semua, semoga bisa bertemu lagi di lain
kesempatan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x
Akhirnya, semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
diberikan pahala yang tidak terputus dari Allah SWT. Penulis menyadari dalam
penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga
ilmu yang telah diperoleh menjadi barokah dan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
bagi sesama dan menjadi sarana meraih ridho-Nya. Aamiin Ya Robbal’Alamin.
Surakarta, 5 Juni 2017
Penulis
Riska Prastyawan
NIM. F3314093
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
ABSTRACT .......................................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. v
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xii
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Prosedur dan Pekerjaan Lapangan .................. 6
1. Pengertian Prosedur ......................................................... 6
2. Pengertian Pekerjaan lapangan ........................................ 8
B. Pengauditan Laporan Keuangan ........................................... 12
1. Pengertian Auditing ....................................................... 12
2. Macam – Macam Audit ................................................. 15
3. Tujuan dan Fungsi Audit Laporan Keuangan ................ 22
C. Prosedur Audit ....................................................................... 25
1. Pengertian Prosedur Audit ............................................. 25
2. Tahap – Tahap Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan.. 27
D. Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik ........................ 39
1. Pengertian Auditor Independen ..................................... 39
2. Pengertian Kantor Akuntan Publik ................................ 39
3. Jasa – Jasa yang Diberikan Kantor Akuntan Publik ...... 43
4. Syarat Berdirinya KAP .................................................. 46
5. Standar Operasional Prosedur Akuntan Publik ............. 53
BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik Payamta ............ 59
1. Sejarah Berdirinya KAP Dr. Payamta, CPA ................. 59
2. Organisasi dan Tim Manajemen ................................... 61
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiii
3. Visi dan Misi KAP Dr. Payamta, CPA ......................... 62
4. Struktur Organisasi ........................................................ 63
5. Jasa-Jasa yang Diberikan oleh KAP Dr. Payamta, CPA 65
B. Analisis dan Pembahasan ..................................................... 77
1. Standar Pekerjaan Lapangan ......................................... 78
2. Prosedur Pekerjaan Lapangan Audit Laporan .............. 106
C. Temuan ................................................................................ 112
1. Kelebihan ...................................................................... 112
2. Kelemahan .................................................................... 114
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN ................................................................... 115
B. REKOMENDASI ................................................................ 116
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Organisasi dan Tim Manajemen ....................................................61
Tabel 3.2. Perbandingan Standar Pekerjaan Lapangan KAP dengan SPAP ..78
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Struktur Organisasi KAP Dr. Payamta, CPA ................................. 63
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Form Penilaian Magang
Lampiran 2. Dokumentasi Magang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi ini semakin cepat dan
sangat bervariasi, setiap perusahaan selalu mendapat tuntutan untuk menjadi
perusahaan yang lebih baik dibandingkan perusahaan sejenis lainnya. Informasi
akuntansi keuangan perusahaan menjadi satu hal pokok yang dibutuhkan
perusahaan untuk memenuhi akuntabilitas perusahaan yang ditujukan kepada
pihak yang berkepentingan (stakeholders atau pihak yang berkaitan langsung
dengan perusahaan) guna menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan dan kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi,
karena secara umum mereka akan mengambil keputusan atas informasi laporan
keuangan yang disajikan, sehingga perusahaan khususnya perbankan ingin
menyampaikan pertanggungjawaban pengelolaan dana dan kinerja perusahaan,
sedangkan pihak luar ingin mendapatkan informasi yang terpercaya mengenai
kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Untuk menumbuhkan kepercayaan pihak yang berkepentingan terhadap
aktivitas dan kinerja perusahaan, perusahaan membutuhkan akuntan publik untuk
melaksanakan audit atas laporan keuangan perusahaan, audit tersebut bertujuan
untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan yang disajikan oleh
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
manajemen. Dalam melaksanakan audit, auditor independen memiliki prosedur
pelaksanaan audit yang diatur di dalam Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP), dimana prosedur audit merupakan bagian dari Standar Pekerjaan
Lapangan untuk memastikan bahwa kualitas audit yang dihasilkan oleh KAP telah
sesuai dengan standar yang berlaku.
Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara juga
sejalan dengan berkembangnya perusahaan. Dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No.5 Tahun 2011 tentang “Akuntan Publik” pasal 1 ayat (5) yang
dimaksud dengan KAP adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-
Undang ini. Dengan kata lain KAP merupakan tempat penyediaan berbagai jasa
oleh profesi akuntan publik bagi masyarakat.
Terdapat 5 standar yang tercantum di dalam Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) yaitu : Standar Auditing, Standar Atestasi, Standar Jasa Akuntansi
dan Review, Standar Jasa Konsultasi, dan Standar Pengendalian Mutu. Standar
Auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis.
Menurut Setyawan (1988: 35), prosedur adalah langkah-langkah yang
harus dilaksanakan guna mencapai tujuan pemeriksaan, pelaksanaan audit oleh
Kantor Akuntan Publik akan berdasarkan prosedur yang terdiri dari berbagai
tahapan audit yang menguraikan bagaimana langkah kerja audit tersebut
dilakukan. Prosedur audit adalah metode atau teknik yang digunakan oleh para
auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
kompeten. Pilihan auditor tentang prosedur audit dipengaruhi oleh faktor dari
mana data diperoleh, dikirimkan, diproses, dipelihara, atau disimpan secara
elektronik. Prosedur tersebut mencakup prosedur analitis, inspeksi, konfirmasi,
permintaan keterangan, perhitungan, penelusuran, pemeriksaan bukti pendukung,
pengamatan, pelaksanaan ulang, dan teknik audit berbantuan komputer. Dari
sepuluh prosedur tersebut dapat dilakukan audit berdasar dari dokumen dan data –
data yang diserahkan manajemen kepada Kantor Akuntan Publik maupun pihak
auditor mendatangi langsung perusahan bank yang di audit untuk melaksanakan
audit lapangan guna memperoleh gambaran tentang perusahaan dan dokumen –
dokumen yang diperlukan terkait pelaksanaan audit.
Penulis melakukan penelitian di kantor KAP DR. Payamta, CPA yang
menurut penulis KAP DR. Payamta, CPA sudah berkompeten dalam mengaudit di
laporan keuangan klien, hal ini terbukti dengan ada banyak klien yang ditangani
oleh KAP DR. Payamta, CPA baik mencakup seluruh wilayah Indonesia pada
umumnya dan khususnya pada wilayah Surakarta.
Dalam hal ini, penulis akan mengevaluasi prosedur pelaksanaan audit
lapangan perusahaan pada Kantor Akuntan Publik DR. Payamta, CPA , karena
untuk mengetahui apakah prosedur dan tahap - tahap pelaksanaan audit sudah
sesuai dengan sistem pengendalian mutu yang diatur dalam Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) yang telah ditetapkan oleh IAPI. Maka dalam penulisan
tugas akhir ini penulis akan mengambil judul “EVALUASI PROSEDUR
AUDIT LAPANGAN LAPORAN KEUANGAN PADA KANTOR
AKUNTAN PUBLIK DR. PAYAMTA, CPA SURAKARTA”
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme dan prosedur pelaksanaan audit lapangan perusahaan
pada Kantor Akuntan Publik DR. Payamta,CPA ?
2. Siapa saja pihak – pihak yang terkait di dalam proses audit lapangan
perusahaan pada Kantor Akuntan Publik DR. Payamta,CPA ?
3. Apakah prosedur audit yang dilaksanakan oleh Kantor Akuntan Publik DR.
Payamta,CPA telah sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP) ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui mekanisme dan prosedur pelaksanaan audit lapangan
perusahaan pada Kantor Akuntan Publik DR. Payamta,CPA
2. Mengetahui pihak – pihak yang terkait di dalam proses audit lapangan
perusahaan pada Kantor Akuntan Publik DR. Payamta, CPA
3. Memberikan kesimpulan sesuai atau tidaknya prosedur audit yang dilaksaakan
oleh Kantor Akuntan Publik DR. Payampta, CPA dengan Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa
informasi tambahan dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang auditing
tentang prosedur pelaksanaan audit lapangan perusahaan dan dapat digunakan
sebagai bahan perbandingan atas apa yang dipelajari di bangku perkuliahan
dengan kondisi secara nyata yang diterapkan di Kantor Akuntan Publik DR.
Payamta, CPA
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan
masukan khususnya bagi Kantor Akuntan Publik DR. Payamta,CPA tentang
prosedur pelaksanaan audit lapangan laporan keuangan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Prosedur dan Pekerjaan Lapangan
1. Pengertian Prosedur
Menurut Wikipedia, Prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik,
tindakan atau operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang
baku (sama) agar selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang
sama, semisal prosedur kesehatan dan keselamatan kerja. Lebih tepatnya,
kata ini bisa mengindikasikan rangkaian aktivitas, tugas-tugas, langkah-
langkah, keputusan-keputusan, perhitungan-perhitungan dan proses-proses,
yang dijalankan melalui serangkaian pekerjaan yang menghasilkan suatu
tujuan yang diinginkan, suatu produk atau sebuah akibat. Sebuah prosedur
biasanya mengakibatkan sebuah perubahan.
Setelah menguraikan beberapa pengertian sistem secara umum, maka
perlu membedakan antara sistem dan prosedur, berikut definisi prosedur
menurut beberapa ahli :
Menurut Mulyadi (2001:5) mendefinisikan :
“ Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan
beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk
menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
berulang-ulang. Didalam suatu sistem, biasanya terdiri dari beberapa prosedur
dimana
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
prosedur-prosedur itu saling terkait dan saling mempengaruhi. Akibatnya jika
terjadi perubahan salah satu prosedur, maka akan mempengaruhi prosedur-
prosedur yang lain”.
Menurut Zaki Baridwan (1990:3) :
“ Prosedur merupakan urutan pekerjaan klerikal yang melibatkan beberapa
orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya
perlakuan yang seragam terhadap transaksi yang sering terjadi.”
Menurut Richard F. Neuschel (1971) yang dikutip oleh Yogiyanto (1996:4)
mendefinisikan:
“ Suatu prosedur adalah suatu urut-urutan kegiatan klerikal ( tulis menulis ),
biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen,
yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-
transaksi bisnis yang terjadi “.
Dalam definisi sistem akuntansi, Mulyadi (2001:3) menyebutkan:
” Formulir merupakan salah satu unsur sistem akuntansi. Formulir ini merupakan keluaran sistem lain yang menjadi masukan sistem akuntansi, sistem lain yang menghasilkan formulir ini terdiri dari sub-sub sistem yang diberi nama prosedur” .
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah suatu
kegiatan klerikal, dimana melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih
departemen, berisi urut-urutan yang tepat dalam menangani berbagai macam
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
tahapan instruksi terkait apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan,
kapan dan bagaimana mengerjakannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa di
dalam suatu sistem biasanya terdiri dari berbagai macam prosedur dimana
prosedur – prosedur tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi, apabila
terjadi perubahan dalam satu prosedur, maka akan mempengaruhi prosedur
yang lain.
2. Pengertian Pekerjaan Lapangan
Menurut Tedi Rustendi (http://kaukesbokan.blogspot.com) Pekerjaan
lapangan merupakan proses yang dilakukan secara sistematis dalam
mengumpulkan bukti audit yang objektif mengenai operasi yang diaudit,
kemudian mengevaluasinya untuk memastikan bahwa operasi yang dimaksud
sesuai dengan standar/kriteria yang dapat diterima dan dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, serta menyediakan informasi yang berguna bagi
pengambilan keputusan oleh manajemen.
Secara umum, auditor dapat mengaplikasikan 3 (tiga) langkah dalam
melaksanakan pekerjaan lapangan, yaitu :
a. Penegasan
Menegaskan atau memastikan lebih dalam mengenai informasi yang
telah diperoleh untuk mengetahui :
(1) Tujuan operasional secara rinci, strategi dan program.
(2) Kesesuaian tujuan pengendalian dengan tujuan operasional.
(3) Risiko yang paling tinggi yang melekat pada sistem.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
(4) Bagaiman sistem bekerja pada blok input, proses, dan output.
(5) Prosedur dan pelaksanaan pekerjaan.
(6) Kelayakan atau kecocokan sistem dalam organisasi.
(7) Perubahan strategi yang berdampak terhadap kinerja sistem.
b. Evaluasi
Faktor yang dipertimbangkan :
(1) Evaluasi terhadap efektivitas dan efisiensi pengendaliandimaksudkan
untuk mendorong atau membantu dalam memperbaiki pengendalian
yang ada.
(2) Evaluasi terhadap pengendalian bergantung kepada kriteria yang
ditetapkan.
(3) Evaluasi atas pengendalian menggunakan instrumen kuesioner.
(4) Evaluasi berdasarkan pada batasan ekspektasi pada bidang yang
diaudit.
(5) Evaluasi dapat dilakukan dilakukan dengan metode analyical review.
(6) Evaluasi atas pengendalian dirancamg untuk menandai aspek dari
sistem yang rentan (memiliki risiko yang tinggi).
(7) Evaluasi harus mempertimbangkan keberadaan compensating
control.
c. Pengujian
Pengujian digunakan untuk mendukung pandangan/penilaian auditor
terhadap tingkat keefektifan pengendalian dalam
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
mencegah/mengantisipasi risiko tertentu, dan memastikan nahwa
pengendalian tersebut bekerja/berjalan sebagaimana mestinya.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengujian :
(1) Pengujian terdiri atas dua tipe, yaitu:
(a) Pengujian Kepatuhan (Complience Tests), yaitu menguji apakah
keandalan pengendalian dalam mengelola risiko secara aktual
berjalan sesuai dengan yang ditetapkan.
(b) Pengujian Substantif (Substantive Tests), yaitu pengujian terhadap
implikasi dari kesenjangan pengendalian internal dalam
perancangan dan implementasinya.
(2) Bukti audit yang diperoleh selama tahap pengujian harus mendukung
pendapat auditor mengenai hasil auditnya.
(3) Pengujian harus dilakukan dengan mempertimbangkan biaya dan
waktu, sebab pengujian yang diperluas umumnya memerlukan biaya
yang besar dan waktu yang relatif lama. Oleh karena itu, umumnya
pengujian dilakukan atas suatu sampel yang dipilih dengan teknik
sampling yang representatif.
(4) Pengujian dimungkinkan untuk menggunakan perangkat lunak audit
dan memanfaatkan database, sehingga teknik – teknik pengujian
dengan statistika, atau analisis kumulatif lainya dapat dilakukan
dengan cepat dan akurat, terutama untuk melihat kesalahan,
ketidaklengkapan, duplikasi, dan inkonsistensi, yang mungkin sebagai
dampak dari lemahnya pengendalian internal.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
(5) Informasi yang berkenaan dengan pengujian harus didokumentasikan
dengan baik, yang meliputi informasi mengenai tujuan pengujian, tipe
pengujian, ruang lingkup pengujian, teknik/prosedur pengujian, staf
pelaksana, hasil pengujian, dan referensi silang pada evaluasi
pengendalian, serta draft laporan audit.
Secara teknis, pekerjaan lapangan merupakan upaya untuk
memperoleh informasi tambahan atau informasi yang lebih lengkap guna
memberikan keyakinan yang lebih baik dalam penarikan kesimpulan atas
hasil auditnya. Oleh karena itu, pekerjaan lapangan ini merupakan proses
pengujian yang diperluas (expanded testing).
Pengujian yang diperluas tersebut dapat dilakukan dengan cara:
a. Melakukan pengujian/pemeriksaan yang lebih rinci atas bukti audit
yang sebelumnya telah diperoleh.
b. Menambah jumlah item yang sebelumnya telah diuji/diperiksa.
c. Menambah ruang lingkup pengujian berdasarkan bukti audit
tertentu/spesifik yang sebelumnya telah diperoleh.
Kriteria pengujian yang diperluas, yaitu:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
a. Bersifat langsung, artinya pengujiantersebut harus berkenaan
langsung dengan risiko yang sedang diuji/diperiksa.
b. Efisien, artinya pengujian yang dilakukan mempertimbangkan faktor
tambahan waktu dan biaya yang harus seimbang dengan manfaatnya.
c. Fisibel, artinya memungkinkan untuk dilaksanakan berdasarkan
kekampuan auditor dan atau konsultan yang ditugaskan (untuk
memberikan asistensi).
B. Pengauditan Laporan Keuangan
1. Pengertian Auditing
Menurut PSAK arti auditing adalah suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti yang dikumpulkan atas pernyataan
(asersi) tentang berbagai aktivitas dan kejadian – kejadian ekonomi yang
bertujuan untuk melihat bagaimana tingkat korelasi antara pernyataan
(asersi) dengan kenyataan yang ada dilapangan serta mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak – pihak yang membutuhkan informasi akuntansi.
Menurut Sukrisno (2004:3), auditing adalah suatu pemeriksaan yang
dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan –
catatan pembukuan dan bukti - bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk
dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
Menurut Mulyadi (2002:30) menerangkan bahwa auditing merupakan
suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai pernyataan – pernyataan tentang kegiatan dan kejadian
ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan – pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
penyampaian hasil – hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Menurut Arens dan Loebbecke (2000:9) menjelaskan defini auditing
sebagai berikut, “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence
about quantifiable information of an economic entity to determine and
report on the degree of correspondence between the information and
established criteria. Auditing should be done by competent and independent
person.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa auditing
merupakan suatu proses pengumpulan dan evaluasi bukti – bukti tentang
informasi yang dapat diukur dari suatu entitas ekonomi untuk menentukan
dan melaporkan kesesuaian antara informasi dan kriteria yang dibuat.
Auditing harus dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan independen.
Menurut mulyadi (2002:30) audit laporan keuangan (Financial
Statement Audit) adalah audit yang dilakukan oleh auditor eksternal
terhadap laporan keuangan kliennya untuk memberikan pendapat apakah
laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria – kriteria yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
telah ditetapkan. Hasil audit lalu dibagikan kepada pihak luar perusahaan
seperti kreditor, pemegang saham, dan kantor pelayanan pajak.
Berdasarkan beberapa pengertian auditing diatas, menurut (Mulyadi,
2002) audit mengandung unsur – unsur:
a. suatu proses sistematis, artinya audit merupakan suatu langkah atau
prosedur yang logis, berkerangka dan terorganisasi. Auditing dilakukan
dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi dan
bertujuan.
b. Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, artinya
proses sistematik ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari
pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha serta untuk
mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti
tersebut.
c. pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi, artinya
pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi merupakan hasil
proses akuntansi.
d. menetapkan tingkat kesesuaian, artinya pengumpulan bukti mengenai
pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut
dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian antara pernyataan
dengan kriteria tersebut kemungkinan dapat dikuantifikasikan,
kemungkinan pula bersifat kualitatif.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
e. kriteria yang telah ditetapkan, artinya kriteria atau standar yang dipakai
sebagai dasar untuk menilai pernyataan (berupa hasil akuntansi) dapat
berupa:
(1) peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif
(2) anggaran atau ukuran prestasi yang ditetapkan oleh manajemen
(3) prinsip akuntansi berterima umum (PABU) di Indonesia
f. Penyampaian hasil (atestasi), dimana penyampaian hasil dilakukan
secara tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report)
g. pemakai yang berkepentingan, pemakai yang berkepentingan terhadap
laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan, misalnya
pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor, organisasi
buruh dan kantor pelayanan pajak
2. Macam – Macam Audit
Pengauditan dapat dibagi dalam beberapa jenis, maksud pembagian
tersebut digunakan untuk menentukan tujuan atau sasaran yang ingin
dicapai dengan adanya pengauditan tersebut. Penuis menemukan beberapa
pembagian kelompok audit berdasarkan tujuannya. Menurut Whittington
dan Pany (2011:11) ada tiga tipe audit yaitu :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
a. Audit Laporan Keuangan
Audit atas laporan keuangan biasanya meliputi neraca dan laporan
pendapatan terkait lainnya, laba ditahan dan arus kas. Tujuannya adalah
untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut sudah dibuat
sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.
b. Audit Ketaatan
Hasil dari audit ketaatan tergantung pada adanya data yang dapat
diverifikasi, kriteria atau standar yang diakui, seperti hukum dan
regulasi, atau kebijakan dan prosedur organisasi.
c. Audit operasional
Merupakan penelitian atas suatu unit tertentu dalam organisasi dengan
tujuan untuk menilai kinerjanya. Misalnya operasi departemen
penerimaan barang dari suatu perusahaan manufaktur, dievaluasi
efektivitasnya untuk mengetahui keberhasilannya dalam mencapai
sasaran dan tanggung jawab yang ditetapkan. Kinerja tersebut juga
diukur dalam hal efisiensi, yaitu keberhasilannya dalam memanfaatkan
secara optimal sumber daya yang disediakan bagi departemennya .
Menurut Sukrisno (2004), ditinjau dari luasnya pemeriksaan, jenis –
jenis audit dibedakan atas :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
a. Pemeriksaan Umum (General Audit), yaitu suatu pemeriksaan umum
atas laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik
(KAP) yang independen dengan maksud untuk memberikan opini
mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
b. Pemeriksaan Khusus (Special Audit), yaitu suatu bentuk pemeriksaan
yang hanya terbatas pada permintaan auditee yang dilakukan oleh
Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan memberikan opini terhadap
bagian dari laporan keuangan yang diaudit, misalnya pemeriksaan
terhadap penerimaan kas perusahaan.
Masih menurut sumber yang sama, menurut Sukrisno (2004) ditinjau
dari jenis pemeriksaan maka jenis – jenis audit dapat dibedakan atas :
a. Audit Operasional (Management Audit), yaitu suatu pemeriksaan
terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk
kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditetapkan
oleh manajemen dengan maksud untuk mengetahui apakah kegiatan
operasi telah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.
b. Pemeriksaan Ketaatan (Complience Audit), yaitu suatu pemeriksaan
yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah mentaati
peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
ditetapkan oleh pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern
perusahaan
c. Pemeriksaan Intern (Internal Audit), yaitu pemeriksaan yang
dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan yang mencakup laporan
keuangan dan catatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan serta
ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.
d. Audit Komputer (Computer Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan
oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap perusahaan yang
melakukan proses data akuntansi dengan menggunakan
sistem Elektronic Data Processing (EDP).
Sedangkan berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, jenis audit dibagi
4 yaitu:
a. Auditor Ekstern
Auditor ekstern/ independent bekerja untuk kantor akuntan
publik yang statusnya diluar struktur perusahaan yang mereka audit.
Umumnya auditor ekstern menghasilkan laporan atas financial audit.
b. Auditor Intern
Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang
mereka audit. Laporan audit manajemen umumnya berguna bagi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
manajemen perusahaan yang diaudit. Oleh karena itu tugas internal
auditor biasanya adalah audit manajemen yang termasuk jenis
compliance audit.
c. Auditor Pajak
Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan ketaatan wajib
pajak yang diaudit terhadap undangundang perpajakan yang berlaku.
d. Auditor Pemerintah
Tugas auditor pemerintah adalah menilai kewajaran informasi
keuangan yang disusun oleh instansi pemerintahan. Disamping itu audit
juga dilakukan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan
ekonomisasi operasi program dan penggunaan barang milik pemerintah.
Dan sering juga audit atas ketaatan pada peraturan yang dikeluarkan
pemerintah. Auditing yang dilaksanakan oleh pemerintahan dapat
dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau
Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Dari macam – macam audit menurut beberapa sumber diatas, penulis
memberikan kesimpulan macam-macam audit ditinjau dari luasnya
pemeriksaan atau ditinjau dari jenis pemeriksaan adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan Laporan Keuangan (Financial Audit)
Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh
auditor eksternal terhadap laporan keuangan kliennya untuk
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan
sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Hasil audit lalu
dibagikan kepada pihak luar perusahaan seperti kreditor,
pemegang saham, dan kantor pelayanan pajak. Atau dengan kata lain
audit laporan keuangan adalah suatu review atas kelayakan penyajian
laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen, pemeriksaan seperti
ini tidak dilaksanakan secara detail, dan didalam melakukan
pemeriksaan keuangan ini hal yang terpenting adalah pemeriksaanya
harus dilakukan sesuai dengan norma ata prosedur pemeriksaan audit.
b. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)
Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah yang diperiksa
sesuai dengan kondisi, peratuan, dan undang-undang tertentu .
Kriteria- kriteria yang ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari
sumber-sumber yang berbeda. Contohnya ia mungkin bersumber dari
manajemen dalam bentuk prosedur-prosedur pengendalian internal.
Audit kepatuhan biasanya disebut fungsi audit internal, karena oleh
pegawai perusahaan.
c. Audit Operasional (Operational Audit)
Pengertian audit operasional adalah suatu pemeriksaan yang
mencakup suatu hal atau operasi tertentu yang biasanya diluar kontrol
atau treasurer dalam suatu operasi perusahaan. Audit operasional
merupakan penelitian atas suatu unit tertentu dalam organisasi dengan
tujuan untuk menilai kinerjanya. Misalnya operasi departemen
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
penerimaan barang dari suatu perusahaan manufaktur, dievaluasi
efektivitasnya untuk mengetahui keberhasilannya dalam mencapai
sasaran dan tanggung jawab yang ditetapkan. Kinerja tersebut juga
diukur dalam hal efisiensi, yaitu keberhasilannya dalam
memanfaatkan secara optimal sumber daya yang disediakan bagi
departemennya .
d. Pemeriksaan Khusus (Special Audit)
Pemeriksaan khusus atau sering disebut investigasi adalah
pemeriksaan yang dilakukan apabila diketahui adanya indikasi
kecurangan yang dilakukan oleh manajemen (fraud audit), atau
apabila pemeriksaan tersebut diluar dari pada golongan pemeriksaan
keuangan, pemeriksaan operasional dan pemeriksaan kepatuhan.
e. Audit Sistem Informasi
Adalah pemeriksaan sistem yang mengatur terkait dengan
pengembangan, pemeliharaan, pengoperasian dan keamanan sistem
aplikasi yang digunakan di dalam lingkungan perusahaan, dalam
pelaksanaan audit sistem informasi perlu melibatkan pusat data,
sistem operasi dan perangkan lunak yang digunakan perusahaan atau
organisasi.
3. Tujuan dan Fungsi Audit Laporan Keuangan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
Menurut Mulyadi (2011:72) tujuan umum audit atas laporan keuangan
adalah unutk kemnyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan,
dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum di Indonesia. Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan asersi
(asersi manajemen dalam laporan keuangan) yang terkandung dalam setiap
unsur yang disajikan dalam laporan keuangan.
Audit penting dilaksanakan untuk meneliti apakah tujuan dan berbagai
sasaran perusahaan memenuhi berbagai sasaran perusahaan memenuhi
berbagai persyaratan seperti kelayakan , kewajaran dapat
dipertanggungjawabkan secara moral dan etika - Menemukan fakta apakah
berbagai komponen perusahaan memenuhi standar kinerja yang dibutukan.
Kewajaran laporan keuangan diukur berdasarkan asersi terkandung
dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan, yang disebut
denan asersi manajemen. Asersi manajemen yang disajikan dalam laporan
keuangan dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori :
a. Keberadaan atau kejadian (existency or occurence). Asersi ini merupakan
pernyataan manajemen aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang tercantum
dalam neraca benar-benar ada pada tanggal neraca serta apakah
pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan rugi laba benar-
benar terjadi selama periode akuntansi.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
b. Kelengkapan (completeness). Kelengkapan berarti semua transaksi dan
akun-akun yang seharusnya tercatat dalam laporan keuangan telah
dicatat. Asersi kelengkapan berlawanan dengan asersi keberadaan. Jika
asersi keberadaan tidak benar maka akun akan dinyatakan terlalu tinggi,
sementara jika asersi kelengkapan tidak benar, maka akun akan
dinyatakan terlalu rendah. Asersi kelengkapan berkaitan dengan
kemungkinan hilangnya hal-hal yang harus dicantumkan dalam laporan
keuangan, sedangkan asersi keberadaan berkaitan dengan penyebutan
angka yang seharusnya tidak dimasukkan.
c. Hak dan kewajiban (rights and obligations). Auditor harus memastikan
apakah aktiva memang menjadi hak klien dan apakah kewajiban
merupakan hutang klien pada tanggal tertentu.
d. Penilaian atau alokasi (valluation or allocation). Asersi ini menyangkut
apakah aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, atau beban telah
dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat.
e. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure). Asersi ini
menyangkut masalah apakah komponen-komponen laporan keuangan
telah diklasifikasikan, diuraikan, dan diungkapkan secara tepat.
Pengungkapan berhubungan dengan apakah informasi dalam laporan
keuangan, termasuk catatan yang terkait, telah menjelaskan secara
gamblang hal-hal yang dapat mempengaruhi penggunaannya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
Audit Keuangan dimaksudkan untuk mencari dan menentukan informasi
tentang bagaimana rencana aksi yang telah ditetapkan dapat diwujudkan
melalui berbagai kegiatan operasional dilihat khusus dari segi keuangan.
Pengauditan tidak diperkenankan dilakukan berdasarkan analisis subjektif
maka harus dilakukan analisis tentang hasil yang nyata dicapai dalam
pelaksanaanya dalam kurun waktu tertentu. Hasil nyata dapat diuji dengan :
a. Membandingkan arahan yang terdapat dalam rencana perusahaan
dengan hasil yang benar – benar dicapai melalui implementasi rencana
b. Meneliti secara cermat rencana induk pada masing – masing bidang
fungsional yang dimuat dalam rencana strategi dengan maksud untuk
melihat apakah rencana bidang fungsional sudah berperan efektif
Proses audit harus bermuara pada penelitian tentang tepat tidaknya
struktur organisasi yang diberlakukan dalam lingkungan perusahaan.
Terkadang perusahaan tidak menentukan sasaran strategis yang ingin
dicapai, tidak mempunyai rencana induk, tidak menciptakan suatu
mekanisme pengawasan yang dimaksud untuk menjamin beroperasinya
perusahaan dengan efisiensi dan efektif. Maka manajemen audit dapat
mengambil langkah :
a. Menjelaskan secara spesifik tingkat dari inefisiensi yang terjadi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
b. Mengkualifikasikan akibat inefisiensi dalam bentuk uang dalam arti
mendokumentasikan kerugian yang dialami serta membuat perkiraan
tentang pemborosan yang dapat dihindari
c. Merinci berbagai permasalahan dimasa lalu yang timbul sebagai akibat
langsung dari inefisiensi
C. Prosedur Audit 1. Pengertian Prosedur Audit
Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti
audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit, atau
dengan kata lain, prosedur audit adalah tindakan yang dilakukan atau
metode dan teknik yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan atau
mengevaluasi bukti audit. Adapun prosedur audit yang biasa dilakukan
oleh auditor meliputi:
a. Inspeksi
Merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumend an kondisi
fisik sesuatu.
b. Prosedur Analitis
Terdiri dari kegiatan yagn mempelajari dan membandingkan data
yang memiliki hubungan prosedur analitis dan menghasilkan bukti
analitis.
c. Pengamatan (observation)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
Pengamatan atau observasi merupakan prosedur audit untuk melihat
dan menyaksikan suatu kegiatan.
d. Permintaan Keterangan (enquiry)
Merupakan prosedur audit yang dilakukan dengan meminta
keterangan secara lisan ataupun tertulis kepada sumber intern pada
perusahaan klien atau pada pihak luar.
e. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan bentukpenyelidikan yang memungkinkan
auditor memperoleh informasi secara langsung dari pihak ketiga
yang bebas.
f. Penelusuran (tracking)
Penelusuran terutama dilakukan pada bahan bukti dokumenter.
Dimana dilakukan mulai dari data awal direkamnya dokumen, yang
dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data-data tersebut dalam
proses akuntansi.
g. Pemeriksaan Bukti Pendukung (vouching)
Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) merupakan prosedur audit
yang meliputi:
(1) Inspeksi terhadap dokumen-dokumen yang mendukung suatu
transaksi atau data keuangan untuk menetukan kewajaran dan
kebenarannya.
(2) Pembandingan dokumen tersebut dengan catatan akuntansi yang
berkaitan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
h. Perhitungan (Counting)
Prosedur audit ini meliputi perhitungan fisik terhadap sumberdaya
berwujud seperti kas atau sediaan tangan, pertangungjawaban semua
formulir bernomor urut tercetak.
i. Scanning
Scanning merupakan penelaahan secara cepat terhadap dokumen,
cacatan, dan daftar untuk mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak
biasa yang memerlukan penyelidikan lebih mendalam.
j. Pelaksanaan Ulang (reperforming)
Prosedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang
dilaksanakan oleh klien.
k. Computer-assisted Audit Techniques
Apabila catatan akuntansi dilaksanakan dalam media elektronik
maka auditor perlu menggunakan Computer-assisted audit
techniques dalam menggunakan berbagai prosedur audit di atas.
2. Tahap Tahap Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan
Langkah – langkah atau proses audit atas laporan keuangan dibagi
menjadi empat tahap yaitu :
a. Penerimaan Perikatan Audit
Perikatan adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan
suatu ikatan perjanjian. Dalam perikatan audit, klien yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
memerlukan jasa auditing mengadakan suatu ikatan perjanjian
dengan auditor. Dalam ikatan perjanjian tersebut, klien menyerahkan
pekerjaan audit atas laporan keuangan kepada auditor dan auditor
sanggup untuk melaksanakan pekerjaan audit tersebut berdasarkan
kompetensi profesionalnya. Langkah awal pekerjaan audit atas
laporan keuangan berupa pengambilan keputusasn untuk menerima
atau menolak perikatan audit dari calon klien atau untuk melanjutkan
atau menghentikan perikatan audit dari klien berulang.
Ada enam langkah perlu ditempuh oleh auditor di dalam
mempertimbangkan penerimaan perikatan audit dari calon kliennya,
antara lain sebagai berikut:
(1) Mengevaluasi integritas manajemen
Audit atas laporan keuangan bertujuan untuk memberikan
pendapat atas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen.
Oleh karena itu, utnuk dapat, menerima perikatan audit, auditor
berkepneitngan untuk mengevaluasi integritas manajemen, agar
auditor mendapatkan keyakinan bahwa manajemen perusahaan
klien dapat dipercaya, sehingga laporan keuangan yang diaudit
bebas dari salah saji material sebagai akibat dari adanya
integritas manajemen.
(2) Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
Faktor yang perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang
kondisi khusus dan risiko luar biasa yang mungkin berdampak
terhadap penerimaan perikatan audit dari calon klien dapat
diketahui dengan cara:
(a) Mengidentifikasi pemakai laporan audit
(b) Mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan
legal calon klien di masa depan,
(c) Mengevaluasi kemungkinan dapat atau tidaknya laporan
keuangan calon klien diaudit.
(3) Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit
Standar umum yang pertama berbunyi sebagai berikut;
“Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai
auditor.” Oleh karena itu, sebelum auditor menerima suatu
perikatan audit, ia harus mempertimbangkan apakah ia dan
anggota tim auditnya memiliki kompetensi memadai untuk
menyelesaikan perikatan tersebut, sesuai standatr auditing
yang ditetapkan oleh IAI ( Ikatan Akuntan Indonesia).
(4) Menilai independensi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
Standar umum yang kedua: “dalam semua hal yang
berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor.” Oleh karena itu,
sebelum auditor menerima suatu perikatan audit, ia harus
memastikan bahwa setiap profesional yang menjadi anggota tim
auditnya tidak terlibat atau memiliki kondisi yang menjadikan
independensi tim auditnya diragukan oleh pihak yang
mengetahui salah satu dari delapan golongan informasi.
(5) Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan kecermatan dan keseksamaan.
Standar umum yang ketiga berbunyi sebagai berikut: “
dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan seksama.” Dengan demikian, kecermatan dan keseksamaan
penggunaan kemahiran profesional auditor ditentukan oleh
ketersediaan waktu yang memadai untuk merencanakan dan
melaksanakan audit.
(6) Membuat surat perikatan audit
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
Surat perikatan audit dibuat oleh auditor untuk kliennya
yang berfungsi untuk mendokumentasikan dan menegaskan
penerimaan auditor atas penunjukkan oleh klien, tujuan dan
lingkup audit, lingkup tanggungjawab yang dipikul oleh auditor
bagi kliennya.
b. Perencanaan Audit
Setelah auditor memutuskan untuk menerima perikatan audit dari
kliennya, langkah berikutnya yang perlu ditempuhhhh adalah
merencanakan audit. Ada tujuah tahap yang harus ditempuh oleh
auditor dalam merencanakan auditnya:
(1) Memahami bisnis dan industri klien
(2) Melaksanakan prosedur analitik
Prosedur analitik memberikan panduan bagi auditor dalam
menggunakan prosedur analitik pada tahap perencanaan audit,
pada tahap pengujian dan pada tahap review menyeluruh terhadap
hasil audit. Prosedur analitik dilaksanakan melalui enam tahap,
yaitu:
(a) Menidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
(b) Mengembangkan harapan
(c) Melaksanakan perhitungan atau perbandingan
(d) Menganalisa data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan
(e) Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan
mengevaluasi perbedaan tersebut
(f) Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap
perencanaan audit
(3) Mempertimbangkan tingkat materialitas awal
Pada tahap perencanaan audit, audit perlu mempertimbangkan
materialitas awal pada dua tingkat berikut ini:
(a) Tingkat laporan keuangan
Materialitas awal pada tingkat laporan keuangan diterapkan
oleh auditor karena pendapat auditor atas kewajaran laporan
keuangan diterapkan pada laporan keungan sebagai
keseluruhan.
(b) Tingkat saldo akun
Materialitas awal pada tingkat saldo akun ditentukan oleh
auditor pada tahap perencanaan audit karena untuk mencapai
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
kesimpulan tentang kewajaran laporan keuangan sebagi
keseluruhan, auditor perlu melakukan verifikasi saldo akun.
(4) Mempertimbangkan risiko bawaan
Dalam keseluruhan proses audit, auditor mempertimbangkan
berbagai risiko, sesuai dengan tahap-tahap proses auditnya yaitu :
(a) Perencanaan Audit
(b) Pemahaman dan pengujian pengendalian intern
(c) Penaksiran risiko pengendalian
(d) Pelaksanaan Pengujian Substantif
(e) Penetapan risiko deteksi
(f) Penerbitan Laporan Audit
(g) Penilaian Risiko Audit
(5) Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap
saldo awal, jika perikatan dengan klien berupa audit tahun
pertama
Auditor harus menetukan bahwa saldo awal mencerminkan
penerpaan kebijakan akuntansi yang semestinya dan bahwa
kebijakan tersebut diterapkan secara konsisten dalam laporan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
keuangan tahun berjalan. Bila terdapat perubahan dalam
kebijakan akuntansi atau penerapnnya, auditor harus memperoleh
kepastian bahwa perubahan tersebut memang semestinya
dilakukan, dan dipertanggungjawabkan, serta diungkapkan.
(6) Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan
Dengan adanya keterkaitan antara bukti audit, materialitas dan
komponen risiko audit (risiko bawaan, risiko pengendalian dan
riiko deteksi), auditor dapat memilih strategi audit awal dalam
perencanaan audit terhadap asersi individual atau golongan
transaksi. Ada dua strategi audit awal yang dapat dipilih oleh
auditor:
(a) Primarily substantive approach
(b) Lower assessed level of control risk approach
(7) Memahami pengendalian intern klien
c. Pelaksanaan Pengujian Audit
Auditor melakukan berbagai macam pengujian yang secara garis
besar dapat dibagi menjadi tiga golongan sebagai berikut :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
(1) Pengujian Analitik
Pengujian analitik dilakukan olehh auditor pada tahap awal
proses auditnya dengan cara mempelajari perbandingan dan
hubungan antara data yang satu dengan data yang lain. Pada awal
proses audit, pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu
auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan
bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Sebelum seorang
auditor melaksanakan audit secara rinci dan mendalam terhadap
objek audit, auditor harus memperoleh gambaran yang
menyeluruh mengenai perusahaan yang diaudit. Untuk itu, analisi
ratio, analisis laba bruto, analisis terhadap laporan keungan
perbandingan merupakan cara yang umumnya ditempuh oleh
auditor untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dan secara
garis besar mengenai keadaan keungan dan hasil usaha klien.
(2) Pengujian Pengendalian
Pengujian pengendalian merupakan prosedur audit yang
dirancang untuk memverifikasi efektivitas pengendalian intern
klien. Pengujian pengendalian terutama ditujukan untuk mendapat
informasi mengenai:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
(a) Frekunsi pelaksanaan aktivitas pengendalian yang ditetapkan
(b) Mutu pelaksanaan aktivitas pengendalian tersebut
(c) Karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian
tersebut.
(3) Pengujian substantif
Pengujian substantif merupakan prosedur audit yang
dirancang untuk menemukan kemungkinan kesalahan
moneter yang secara langsung mempengaruhi kewajaran
penyajian laporan keuangan. Kesalahan moneter yang
terdapat dalam informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan kemungkinan terjadi karena dalam:
(a) Penerapan prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia
(b) Tidak diterapkannya prinsip akuntasni bertrima umum di
Indonesia
(c) Ketidakkonsistenan dalam penerapan prinsip akuntasi
berterima umum di Indonesia
(d) Perhitungan
(e) Pekerjaan penyajian penggolangan dan peringkasan
informasi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
(f) Pencatuman pengungkapan unsur tertnetu dalam laporan
keuangan.
Prosedur pengujian substantif meliputi:
(a) Verifikasi atas ketepatann saldo kas dan sekdul kas.
(b) Penerapan prosedur analitis.
(c) Perhitungan kas yang disimpan dalam entitas.
(d) Melaksanakan pengujian pisah batas kas.
(e) Konfirmasi saldo simpanan pinjaman di bank.
(f) Konfirmasi perjanjian atau kontrak lain dengan bank.
(g) Melakukan pemindaian (sacnning) penelaahan, atau
pembeuatan rekonsiliasi bank.
(h) Menghimpun dan menggunakan laporan pisah batas
bank.
(i) Melakukan pengujia pisah batas penerimaan kas.
(j) Mengusut transfer bank
(k) Menyiapkan pembuktian kas.
(l) Membandingkan penyajian laporan keuangan dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
d. Pelaporan Audit
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
Bagian akhir dari proses audit adalah pelaporan hasil audit. Isi
laporan audit terikat pada format yang telah diterapkan oleh IAI.
Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam
berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan
tersebut auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran
laporan keungan auditnya. Pendapat auditor tersebut disajikan dalam
suatu laporan tertulis yang umumnya berupa laporan audit baku.
Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf:
(1) Paragraf pengantar
Paragraf pengantar dicantumkan sebagai paragraf perteman
laporan audit baku. Terdapat tiga fakta yang diungkapkan oleh
auditor dalam paragraf pengantar yaitu: tipe jasa yang diberikan
oleh auditor, objek yang diaudit, serta pengungkapan
tanggungjawab manajemen atas laporan keungan dan
tanggungjawab auditor atas pendapat yang diberikan atas laporan
keungan berdasarkan hasil auditnya.
(2) Parangraf lingkup
Paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup
audit yang dilaksanakan oleh auditor.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
(3) Paragraf pendapat
Paragraf pendapat berisi pernyataan ringkas mengenai
pendapat.
D. Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik
1. Pengertian Auditor Independen
Auditor indepenen menurut Mulyadi (2002: 9-10) adalah auditor
profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum,
terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh
kliennya. Audit tersebut ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan pada
pemakai informasi laporan keuangan seperti kreditur, investor, calon
investor, instansi pemerintah (pajak).
2. Pengertian Kantor Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah
mendapatkan izin usaha yang diatur dalam pasal 1 angka 5 Nomor 5
tahun 2011, tentang Akuntan Publik dan izin dari Menteri Keuangan
sebagai wadah bagi akuntan publik untuk memberikan jasanya. Setiap
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
akuntan publik wajib menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) yaitu asosiasi yang diakui oleh pemerintah.
Selain pengertian Kantor Akuntan Publik diatas, ada beberapa macam
pengertian Kantor Akuntan Publik (KAP) menurut beberapa ahli, berikut
pengertian Kantor Akuntan Publik menurut beberapa ahli :
Menurut Arens dan Loebbecke (2003), Kantor Akuntan Publik adalah
sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan KAP
dapat berupa jasa audit kepatuhan (compliance audit), audit operasional,
dan audit laporan keuangan
Menurut Hartadi (2004), Kantor Akuntan Publik adalah sebuah
organisasi swasta yang bergerak di bidang jasa – jasa pemeriksaan,
manajemen, akuntansi, perpajakan, dan pembukuan.
Menurut Mulyadi (2009), Kantor Akuntan Publik adalah sebuah
organisasi para akuntan publik yang sudah memperoleh izin sesuai
dengan UU yang memberikan jasa profesional di dalam praktek akuntan
publik.
Menurut Messier, Grover, dan Prawitt (2005), Kantor Akuntan Publik
adalah organisasi yang dibentuk untuk memberikan jasa akuntansi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
profesional, termasuk audit. Pada umumnya didirikan sebagai
kepemilikan pribadi atau persekutuan.
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa Akuntan Publik adalah
akuntan yang memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan
jasa akuntan publik di Indonesia.
Dari segi bentuk badan usaha Kantor Akuntan Publik, menurut
Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2011 Pasal 12 ayat 1, bentuk usaha
Kantor Akuntan Publik (KAP) terdiri dari :
a. Badan Usaha Perseroan
Adalah betuk badan usaha KAP yang dibentuk dan dijalankan
hanya oleh seorang akuntan publik dan sealigus pemimpin badan
usaha KAP tersebut.
b. Persekutuan Perdata disebut juga Persekutuan Firma.
Persekutuan Perdata atau Persekutuan Firma adalah bentuk
usaha KAP yang didirikan dan dikelola jika paling sedikit 75% dari
seluruh persekutuan tersebut adalah akuntan publik. Dalam
Persekutuan Perdata, saah seorang dari anggota disebut sebagai
pemimpin dan yang lainnya disebut sebagai rekan (Partner).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
Akutan publik cukup banyak diikmati oleh pihak – pihak ang
memiliki latar belakang berpendidikan akuntansi maupun ekonomi
manajemen, namun tidak semua orang dapat menempati sebagai akuntan
publik karena pada akuntan publik memiliki peranan yang tidak semua
orang menyanggupi, peran pada akuntan publik adalah :
a. Membuat keputusan yang berkaitan dengan menggunaan sumber daya
yang terbatas termasuk identifikasi bidang keputusan yang sulit dan
penepatan tujuan juga sasaran perusahaan.
b. Mengendalikan secara efektif sumber daya ekonomi dan sumber daya
manusai yang ada pada perusahaan.
c. Menjaga dan melaporkan kepemilikan atas sumber daya yang dimiliki
perusahaan.
Akuntan publik memiliki kantor yang bernama Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang merupakan lembaga usaha yang telah mendapatlan
izin dari mentri keuangan sebagai penempatan pada akuntan publik
dalam menjalankan profesinya. Dalam penggunaaan nama pada KAP
yang berbentuk usaha perseorangan dapat menggunakan nama akuntan
publik yang bersangkutan dan jika KAP yang berbentuk persekutuan
dapat menggunakan nama seorang akuntan publik ataupun lebih dari
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
seorang akuntan publik yang biasa digunakan adalah “Rekan Akuntan
Publik”.
3. Jasa – jasa yang Diberikan Kantor Akuntan Publik
Berdasarkan peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008
tentang Jasa Akuntan Publik, bidang jasa akuntan publik meliputi:
a. Jasa Atestasi
Jasa atestasi adalah jenis jasa penjamin yang dilakukan kantor
akuntan publik dengan menerbitkan suatu laporan tertulis yang
menyatakan kesimpulan tentang keandalan pernyataan tertulis yang
dibuat oleh pihak lain. Jasa atestasi diberikan untuk memberikan
pernyataan atau pertimbangan sebagai pihak yang independen dan
kompeten tentang suatu pernyataan atau asersi suatu satuan usaha
telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Ada empat jenis atestasi
:
(1) Audit Atas Laporan Keuangan Historis
Dalam pemberian jasa ini auditor menerbitkan laporan tertulis
yang berisi pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
Keyakinan yang diberikan pada audit adalah keyakinan positif
(possitive assurance).
(2) Pemeriksaan (Examination)
Auditor dalam melaksanakan penugasan jasa ini akan
memberikan pendapat atas asersi-asersi suatu pihak sesuai dengan
kriteria yang ditentukan. Keyakinan yang diberikan adalah
keyakinan positif, tingkat keyakinan pemeriksaan berada dibawah
audit.
(3) Review Atas Laporan Keuangan Historis
Jasa review adalah memberikan jaminan atas laporan
keuangan suatu badan bahwa laporan keuangan dipandang sudah
cukup memadai.
(4) Prosedur yang telah disepakati bersama (agreed upon
Procedures)
b. Jasa Non-Atestasi
Jasa non atestasi adalah jasa yang diberikan oleh akuntan
publik yang di dalamnya akuntan publik tidak memberikan suatu
pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain
keyakinan. Ada tiga jenis jasa non atestasi :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
(1) Jasa Akuntansi
Jasa ini dapat diberikan melalui aktivitas pencatatan,
penjurnalan, posting, jurnal penyesuaian dan penyusunan laporan
keuangan klien atau jasa kompilasi, serta perancangan sistem
akuntansi klien.
(2) Jasa Perpajakan
Jasa perpajakan meliputi pengisian surat laporan pajak dan
perencanaan pajak. Selain itu dapat bertindak sebagai penasehat
dalam masalah perpajakan dan melakukan pembelaan bila
perusahaan yang menerima jasa sedang mengalami permasalahan
dengan kantor pajak.
(3) Jasa Konsultasi Manajemen
Jasa konsultasi manajemen (management advisory services)
adalah jasa pemberian konsultasi dengan memberikan saran dan
bantuan teknis kepada klien untuk peningkatan penggunaan
kemampuan dan sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan
klien.
c. Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas
dapat dilakukan oleh kantor akuntan publik paling lama 5 (lima)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling
lama untuk 3 (tiga) tahun berturut-turut.
4. Syarat Berdirinya KAP
a. Perizinan untuk Akuntan Publik dalam Negeri
Menurut Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Publik pasal 6 ayat 1 Untuk mendapatkan izin menjadi Akuntan
Publik sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1) seseorang harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
(1) memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang
sah
(2) berpengalaman praktik memberikan jasa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3
(3) berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(4) memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
(5) tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin
Akuntan Publik
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
(6) tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam
dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih
(7) menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang
ditetapkan oleh Menteri
(8) tidak berada dalam pengampuan
b. perizinan untuk Akuntan Publik Asing
Menurut Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Publik, pasal 7 ayat 1, Akuntan Publik Asing dapat mengajukan
permohonan izin Akuntan Publik kepada Menteri apabila telah ada
perjanjian saling pengakuan antara Pemerintah Indonesia dan
pemerintah negara dari Akuntan Publik Asing tersebut.
Untuk mendapatkan izin Akuntan Publik, dalam pasal 7 ayat 2
UU Nomor 5 Tahun 2011 Akuntan Publik Asing harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
(1) Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(2) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
(3) Tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan
izin sebagai akuntan publik di negara asalnya
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
(4) Tidak pernah dipidana
(5) Tidak berada dalam pengampunan
(6) Mempunyai kemampuan berbahasa Indonesia
(7) Mempunyai pengetahuan di bidang perpajakan dan hukum
dagang Indonesia
(8) Berpengalaman praktik dalam bidang penugasan asurans yang
dinyatakan dalam suatu hasil penilaian oelh asosiasi profesi
akuntan publik
(9) Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan oleh dokter di
Indonesia
(10) Ketentuan lain sesuai dengan perjanjian saling pengakuan antara
Pemerintah Indonesia dan pemerintah negara dari Akuntan
Publik Asing
c. Persyaratan Izin Kantor Akuntan Publik
Menurut Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2011 Pasal 18 ayat 1,
izin usaha KAP diberikan oleh Menteri, syarat untuk mendapatkan
izin dijelaskan pada ayat 2 adalah sebagai berikut :
(1) Mempunyai kantor atau tempat untuk menjalankan usaha yang
berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
(2) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak Badan untuk KAP yang
berbentuk usaha persekutuan perdata dan firma atau Nomor
Pokok Wajib Pajak Pribadi untuk KAP yang berbentuk usaha
perseorangan
(3) Mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang tenaga kerja
profesional pemeriksa di bidang akuntansi
(4) memiliki rancangan sistem pengendalian mutu
(5) Membuat surat pernyataan dengan bermeterai cukup bagi bentuk
usaha perseorangan, dengan mencantumkan paling sedikit:
(a) Alamat Akuntan Publik
(b) Nma dan domisili kantor
(c) Maksud dan tujuan pendirian kantor
(6) memiliki akta pendirian yang dibuat oleh dan dihadapan notaris
bagi bentuk usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(1) huruf b, huruf c, atau huruf d, yang paling sedikit
mencantumkan:
(a) Nama Rekan
(b) Alamat Rekan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
(c) Bentuk usaha
(d) Nama dan domisili usaha
(e) Maksud dan tujuan pendirian kantor
(f) Hak dan kewajiban sebagai Rekan
(g) Penyelesaian sengeta dalam hal terjadi perselisihan di
antara Rekan
d. Izin Pendirian Cabang Kantor Akuntan Publik
Menurut Undang – Undang Nomor 5 Pasal 19 tentang
Akuntan Publik Ayat 1, Cabang KAP hanya dapat didirikan dan
dikelola oleh KAP yang berbentuk usaha, cabang KAP tersebut
dipimpin oleh 1 (satu) orang Akuntan Publik yang
berkewarganergaraan Indonesia yang merupakan rekan pada KAP
yang bersangkutan dan berdomisili sesuai dengan domisili cabang
KAP. Pemimpin cabang KAP tidak boleh dirangkap oleh pemimpin
cabang lain pada KAP yang bersangkutan dan pemimpin KAP yang
bersangkutan.
Izin pendirian cabang KAP diberikan oleh Menteri, menurut
Undang – Undang Nomor 5 pasal 20 tentang Akuntan Publik ayat 2,
syarat untuk mendapatkan izin pendirian cabang KAP adalah sebagai
berikut :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
(1) Mempunyai kantor atau tempat untuk menjalankan usaha
cabang, yang berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia
(2) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak Badan cabang KAP
(3) Mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang tenaga kerja
profesional pemeriksa di bidang akuntansi
(4) membuat kesepakatan tertulis dari seluruh Rekan mengenai
pendirian cabang yang disahkan oleh notaris
e. Kerja Sama Kantor Akuntan Publik
Menurut Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2011 Pasal 35,
Akuntan Publik dapat melakukan kerja sama dengan Kantor
Akuntan Publik Asing atau Organisasi Audit Asing (OAA)
sebagamana dijelaskan sebagai berikut :
(1) KAP dapat melakukan kerja sama dengan KAPA atau OAA
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
(2) KAP yang melakukan kerja sama dengan KAPA atau OAA
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mencantumkan
nama KAPA atau OAA bersama-sama dengan nama KAP
setelah mendapat persetujuan Menteri
(3) Kerja sama antara KAP dengan KAPA atau OAA sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam perjanjian kerja
sama yang dibuat oleh dan di hadapan notaris dalam bahasa
Indonesia yang paling sedikit memuat:
(a) Bidang jasa audit atas informasi keuangan historis
(b) Penggunaan metodologi yang disepakati bersama antara
KAPA atau OAA dengan KAP
(c) Bagian tanggung jawab perdata KAPA atau OAA
(d) kerja sama bersifat berkelanjutan
(4) Persetujuan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diberikan setelah KAP mengajukan permohonan tertulis
kepada Menteri dengan syarat:
(a) KAPA atau OAA telah terdaftar pada Menteri
(b) KAPA atau OAA tidak sedang melakukan kerja sama
dengan KAP lain
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
(5) Pencantuman nama oleh KAP sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) hanya dapat dilakukan dengan 1 (satu) nama KAPA
atau OAA.
(6) KAPA atau OAA yang namanya sudah dicantumkan oleh KAP
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak dapat digunakan
lagi oleh KAP lain.
5. Standar Operasional Prosedur Akuntan Publik
Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah
kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis yang merupakan panduan
dalam memberikan jasa bagiAkuntan Publik di Indonesia. SPAP
dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut
Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI).
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah merupakan hasil
pengembangan berkelanjutan standar profesional akuntan publik yang
dimulai sejak tahun 1973. Pada tahap awal perkembangannya, standar ini
disusun oleh suatu komite dalam organisasi Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) yang diberi nama Komite Norma Pemeriksaan Akuntan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
Standar yang dihasilkan oleh komite tersebut diberi nama Norma
Pemeriksaan Akuntan. Norma Pemeriksaan Akuntan tersebut mencakup
tanggung jawab akuntan publik, unsur – usnur norma pemeriksaan
akuntan yang antara lain meliputi : pengkajian dan penilaian pengendalian
intern, bahan pembuktian dan penjelasan informatif, serta pembahasan
mengenai peristiwa kemudian, laporan khusus dari berkas pemeriksaan.
Sebagaimana tercermin dari nama yang diberikan, standar yang
dikembangkan pada saat itu lebih berfokus ke jasa audit atas laporan
keuangan historis. Perubahan pesat yang terjadi di lingkungan bisnis di
awal dekade tahun sembilan puluhan kemudian menuntut profesi akuntan
publik untuk meningkatkan mutu jasa audit atas laporan keuangan
historis, jasa atestasi, dan jasa akuntansi dan review.
SPAP merupakan kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis dan
aturan etika. Pernyataan standar teknis yang dikodifikasi dalam buku
SPAP ini terdiri dari :
a. Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan
Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA)
b. Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkapi dengan
Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT).
c. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) yang
dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan
Review (IPSAR).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
d. Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi dengan
Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (IPSJK).
e. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi
dengan Interpretasi Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (IPSM)
Selain kelima standar tersebut masih dilengkapi dengan Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang merupakan aturan normal yang
wajib dipenuhi oleh akuntan publik. Standar auditing terdiri dari 10
standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing
(PSA). Dengan demikian, PSA merupakan penjabaran lebih lanjut
masing-masing standar yang tercantum dalam standar auditing. PSA
berisi ketentuan-ketentuan dan panduan utama yang harus diikuti oleh
akuntan publik dalam melaksanakan perikatan audit. Termasuk dalam
PSA adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA), yang
merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap
ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh Dewan dalam PSA. Standar
Atestasi atestasi memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa
akuntan publik yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang
diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan historis, pemeriksaan
atas laporan keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi lain yang
memberikan keyakinan yang lebih rendah (review, pemeriksaan, dan
prosedur yang disepakati).
Menurut PSA No.01 (SA Seksi 150), Standar auditing beda dengan
prosedur auditing. Prosedur berkaitan dengan tindakan yang harus
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
dilaksanakan, Standar berkenaan dengan kriteria atau ukuran hidup
kinerja tindakan dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai
melalui penggunaan prosedur tersebut. Jadi, berlainan dengan prosedur
auditing, standar auditing mencakup mutu professional (Professional
Qualities) auditor independen dan pertimbangan (Judgement) yang
digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan auditing.
Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh ikatan
akuntan Indonesia terdiri dari sepuluh standar yang dikelompokan
menjadi 3 kelompok besar, yaitu :
a. Standar Umum
(1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai
auditor.
(2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor.
(3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
(1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten harus di supervise dengan semestinya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
(2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan
lingkup pengujian yang akan dilakukan.
(3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi
sebagai dasar memadai untuk menyatakan pandapat atas
laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar Pelaporan
1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan
telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia
2) Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan
dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya.
3) Pengungkapan informatif dalam laporaan keuangan harus
dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan
auditor
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendaapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu
asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika
pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka
alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan
dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggungjawab yang
dipikul oleh auditor (IAI, 2001: 150.1 & 150.2).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
BAB III
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik Payamta
1. Sejarah Berdirinya KAP Dr. Payamta, CPA
Kantor Akuntan Publik Dr. Payamta, CPA merupakan sebuah
kantor akuntan publik yang terdaftar pada Kementrian Keuangan Republik
Indonesia, dan telah dipercaya sebagai auditor rekanan pada berbagai
lembaga baik Badan Pemeriksa Keuangan, Bank Indonesia, Bank – bank
BUMN dan bank Swasta Nasional, serta Kantor Pelayanan Pajak di
Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh DR. Payamta, SE, MSi, Ak, CA,
CPA. Beliau merupakan akuntan profesional yang juga aktif sebagai
akademisi dan praktisi di bidangnya. Pengalamannya praktek sebagai
auditor telah dirintis sejak awal tahun 1990-an. dari KAP. Hadori Cabang
Surakarta, KAP Djaka Surasa & Rekan. Beliau juga aktif sebagai
Konsultan di beberapa perusahaan di wilayah Solo dan sekitarnya. Selain
itu, beliau juga dipercaya sebagai Direktur Program Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) dan juga aktif sebagai
Dosen & Peneliti pada Program Magister Manajemen UNS, Program
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
Doktor Ilmu Ekonomi UNS dan Program Profesi Akuntansi UNS. Aktif
dan tergabung
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
dalam Assosiasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Institute Akuntan
Publik Indonesia (IAPI). Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1999, di
Surakarta. Dalam perkembangannya, perusahaan ini telah mengalami
perubahan, dan terakhir dengan mana Kantor Akuntan Publik DR.
PAYAMTA, CPA.
Izin Praktik Akuntan Publik diperoleh dari Menteri Keuangan RI
Nomor: KEP. 379/KMK.17/1999 dan nomor AP: 99.1.0695, yang telah
diperbaruhi dengan nomor AP. 0420, pada Kementrian Keuangan
Republik Indonesia. Terdaftar sebagai anggota aktif pada Institute
Akuntan Publik Indonesia (IAPI), nomor: IAPI 1067, sebagai Certified
Public Accountant (CPA). Izin usaha KAP dari Menteri Keuangan
Nomor: KEP-338/KM.17/2000, diperbaruhi dengan Surat Keputusan
Menteri Keuangan RI No: 1111/KM.1/2010. Tercatat sebagai anggota
Profesional Akuntan pada Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) nomor Register
Akuntan 11.D9858, dan telah mendapatkan pengakuan akuntan
Profesional Akuntan dengan sebutan Chartered Accountant (CA). Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP): 06.850.176.6.526.
KAP Dr. Payamta, CPA menyediakan layanan jasa konsultasi,
yang bergerak dalam penyedia layanan jasa di bidang akuntansi, keuangan,
audit, manajemen, pajak dan bisnis. Ada dua devisi utama, yaitu Devisi
Konsultan Manajemen dan Devisi Auditing. Perusahaan ini telah melayani
lebih dari ratusan perusahaan skala kecil, sedang dan besar dari berbagai
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
jenis industri, diantaranya dari industri tekstil, plastik, otomotif,
perdagangan dan swalayan, apotek, agrobisnis, percetakan dan penerbitan,
lembaga keuangan, koperasi, dan bank, lembaga pendidikan, serta
organisasi nirlaba, dan entitas pemerintah. Kantor Akuntan Publik Dr.
Payamta, CPA berkedudukan Jalan Ir. Sutami 25 Surakarta 57126
Telp/Fax: 0271 669458, 854 222. Surakarta, Jawa Tengah. Indonesia.
2. Organisasi dan Tim Manajemen
Tabel 3.1
Organisasi dan Tim Manajemen
No Jabatan Nama
1 Direktur Utama Dr. Payamta, SE, Msi, Ak, CA,
CPA.
2 Direktur Operasional Dr. Bandi, SE. Msi, AK, CA
3 Direktur Dev. Audit Suparmin, SE
4 Direktur Dev. Jasa Training &
Diklat
Agus Widodo, SE, M.Si, Ak
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
5 Direktur Dev. Jasa Konsultasi &
SIM
Drs. Santoso TH, SE. Msi
Sumber : Company Profile KAP Dr. Payamta, CPA
3. Visi dan Misi KAP Dr. Payamta, CPA
Visi :
Menjadi Kantor Akuntan Publik yang Amanah dan Profesional
Misi :
Memberikan jasa audit dan jasa – jasa di didang akuntansi dan
manajemen yang terkait, dengan tujuan untuk membantu klien
meningkatkan pengelolaan kinerja perusahaan yang lebih akuntabel,
transparan, jujur, dan bertanggungjawab berlandaskan pada nilai –
nilai profesionalisme saling menghormati dan setia pada komitmen.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
4. Struktur Organisasi
Gambar 3.1
Struktur Organisasi KAP DR. Payamta, CPA.
a. Managing Partner (Pimpinan Rekan)
Managing Partner dari KAP. Dr. Payamta, CPA adalah Bapak
Payamta, beliau memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
(1) Sebagai penanggung jawab segala aktivitas perusahaan
(2) Pemimpin utama perusahaan
(3) Pemeriksa hasil audit akhir setelah Supervisor
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
(4) Memberikan pendapat (opini) hasil audit.
b. Staff Ahli (Supervisor)
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
(1) Sebagai penanggung jawab pelaksanaan audit
(2) Sebagai pemeriksa hasil audit
(3) Pengawas pelaksanaan kerja divisi – divisi dibawahnya.
c. Divisi Atestasi
Dipimpin oleh Danang Mujoko, SE. Divisi atestasi memiliki tugas dan
tanggung jawab :
(1) Sebagai penanggung jawab pelaksanaan jasa di bidang atestasi
(2) Sebagai pengkoordinir staff-staff pada bidang atestasi
(3) Sebagai pengawas staff pada bidang atestasi.
d. Divisi Jasa Non Atestasi
Dipimpin oleh Vidya Ria S, SE.,M.Si. Divisi jasa non atestasi
memiliki tugas dan tanggung jawab :
(1) Sebagai penanggung jawab pelaksanaan jasa di bidang non
atestasi
(2) Bertugas menjadi pengkoordinir staff dibawahnya pada bidang
non atestasi
(3) Sebagai pengawas staff dibawahnya pada bidang non atestasi.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
e. Adminkum
Dipimpin oleh Suparmin, SE. Memiliki tugas dan tanggung jawab :
(1) Menjalin komunikasi dengan klien sebagai perantara antara
pimpinan KAP dan Klien
(2) Mencetak draft audit belum final dan yang sudah final setelah
dicek oleh manajer setiap divisi, supervisor, dan pimpinan KAP
(3) Mengarsip setiap dokumen audit yang dikerjakan selama
periode yang bersangkutan.
5. Jasa – Jasa yang Diberikan oleh KAP Dr. Payamta, CPA
KAP DR Payamta, CPA menyediakan layanan jasa di bidang audit,
jasa akuntansi, dan pelaporan keuangan, penyusunan sistem informasi
manajemen, sistem informasi akuntansi, komputerisasi sistem akuntansi &
perpajakan, Accurate Accounting system, manajemen keuangan dan
perpajakan, riset bisnis, meliputi:
a. Penyusunan laporan keuangan historis.
b. Pemeriksaan laporan keuangan historis.
c. Audit operasional/ manajemen.
d. Review dan atestasi laporan keuangan.
e. Review Laporan Keuangan.
f. Business research & penyusunan studi kelayakan bisnis.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
g. Memberikan pendidikan, pelatihan (In House Training), dan
pembinaan usaha level kecil dan menengah.
h. Penyusunan Sistem akuntansi & SIM, berbasis komputer.
i. Accurate Training Centre.
j. Pendampingan penyusunan laporan keuangan daerah.
k. Pendampingan Impementasi SAP Berbasis Accruel untuk Entitas
Pemerintahan
l. Penganggaran keuangan.
m. Standar Costing untuk departemen/lembaga.
n. Jasa di bidang perpajakan dan pengisian SPT.
o. Appraisal (penilai properti & mesin) & Proposal Kredit (Kerjasama
dengan KJPP Sih Wiryadi).
p. Pendampingan Penyusunan Sistem Informasi Badan Layanan Umum.
Secara lebih rinci, berikut jasa – jasa yang diberikan KAP Dr. Payamta,
CPA antara lain :
a. Jasa Penyusunan Laporan Keuangan
Jasa ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan yang tidak
mempunyai sistem akuntansi dan atau sumber daya manusia yang
memadai dalam menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan yang berlaku. Penyusunan laporan keuangan
tersebut meliputi:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
(1) Neraca
(2) Laporan Laba Rugi atau Perhitungan Hasil Usaha (untuk bentuk
usaha koperasi)
(3) Laporan Arus Kas
(4) Laporan Perubahan Ekuitas (untuk bentuk hukum perseroan)
atau ikhtisar perubahan posisi kekayaan bersih
(5) Kebijakan akuntansi yang diterapkan dan catatan atas laporan
keuangan yang mendukung
Dalam hal usaha yang berbentuk koperasi, laporan keuangan
dapat dipergunakan oleh pemakainya (anggota, pejabat koperasi,
bank, dan kantor pajak) untuk:
(1) Mengetahui manfaat yang diperoleh dengan menjadi anggota
koperasi
(2) Mengetahui prestasi keuangan selama suatu periode dengan sisa
hasil usaha dan manfaat keanggotan koperasi sebagai suatu
ukuran
(3) Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi,
kewajiban dan kekayaan bersih dengan memisahkan antara yang
berkaitan dengan anggota bukan anggota.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70
Jasa penyusunan Laporan keuangan juga diberikan untuk
membantu penyusunan Laporan Keuangan Pemda/SKPD/unit – unit
lembaga Pemerintah, Sekolah, Badan Layanan Umum, Rumah sakit,
Perguruan Tinggi, Yayasan, dan sebagainya.
b. Jasa Perancangan Sistem Informasi Akuntansi dan SIM
Sistem informasi baik yang manual maupun yang komputer
diperlukan di dalam kegiatan suatu badan usaha. Sistem tersebut tentu
saja harus bisa memenuhi tiga kriteria berikut: Relevan, Akurat, Tepat
Waktu.
Sistem informasi yang relevan mengandung arti bahwa sistem
tersebut harus bisa memberikan informasi yang relevan baik untuk
tujuan manajemen maupun untuk tujuan pelaporan keuangan bagi para
pemakainya. Akurat yang dimaksud dalam kriteria di atas adalah
bahwa sistem informasi yang memberikan informasi sebagai yang
tersebut dalam kriteria relevan tersebut harus bisa dipercaya, dalam
arti terhindar dari kesalahan atau salah saji yang menyebabkan pihak
yang menggunakan hasil sistem tersebut tidak tersesat di dalam
mengambil keputusan yang mendasarkan informasi hasil sistem.
sistem yang tepat adalah sistem yang bisa memberikan hasil sistem
(informasi) yang cepat sesuai dengan kebutuhan pemakai informasi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
(yang dalam hal ini bisa dari pihak manajemen atau pemakai
eksternal).
KAP DR Payamta, CPA memberikan jasa ini dalam dua scope:
luas dan sempit. dalam scope yang sempit, jasa ini hanya menyangkut
sistem informasi akuntansi, sedang dalam scope luas, jasa ini meliputi
sistem informasi manajemen. Sistem informasi yang dikembangkan
dapat berbentuk sistem informasi manual maupun sistem informasi
komputer.
Komputerisasi Akuntansi keuangan dan perpajakan berbasis
Accurate Software dapat membantu menerapkan sistem pelaporan
keuangan, anggaran, perpajakan, yang terintegrasi antar bagian/unit.
Laporan keuangan seperti Neraca, Laporan Laba Rugi, data piutang,
analisis umur piutang, data stok/persediaan, perhitungan harga pokok
penjualan, dan analaisis kinerja perusahaan periodik dapat dilakunan
setiap saat. Laporan Pajak Penghasilan, Pajak Penghasilan tahunan,
dapat dibuat setiap saat dan laporan SPT PPN dan SPT PPH Badan
dapat dibuat setiap saat dikehendaki dengan cara sangat mudah dan
praktis.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72
c. Jasa Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Pegawai (In House
Training)
KAP DR Payamta, CPA menyediakan jasa pedidikan dan latihan
yang diperlukan bagi pengembangan sumber daya manusia, terutama
yang berkaitan dengan tugas-tugas di bidang akuntansi, perpajakan,
informasi, keungan, audit intern. Perusahaan ini juga menyediakan
bantuan jasa untuk rekruitmen pegawai. Beberapa bidang yang
diberikan diantaranya:
(1) Akuntansi Keuangan Dasar
(2) Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi,
(3) Akuntansi Biaya Untuk Industri Khusus
(4) Analisis Laporan Keuangan
(5) Penyusunan Laporan Keuangan Pemda
(6) Aplikasi Akuntansi Perpajakan
(7) Akuntansi Syari’ah
(8) Penganggaran Sektor Publik,
(9) Perencanaan Pajak Perusahaan,
(10) Audit Laporan Keuangan
(11) Audit Kinerja Perusahaan
(12) Activity Based Costing,
(13) Audit External atau audit laporan keuangan historis.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73
(14) Aplikasi Akuntansi & Pajak untuk Badan Usaha Koperasi
(15) Aplikasi Akuntansi & Pajak untuk Perusahaan Konstruksi.
(16) Akuntansi Perbankan berbasis SAK ETAP.
(17) Pelatiahn dan Pendampingan Penerapan Akuntansi berbasis
IFRS.
(18) Pelatihan & Pendampingan Penyusunan Sistem Akuntansi
untuk BLU.
(19) Pelatihan & Pendampingan Implementasi SAP Berbasis
Accruel PP 71 Tahun 2010.
(20) Accurate Software Training untuk Staff.
(21) Corporate Governance dan Balance Scorcard.
(22) Pelatihan Penerapan SAK ETAP.
d. Jasa Appraisal atau Penilaian Bisnis Properti
Merupakan jasa penilaian atas properti atau asset-asset pribadi
atau perusahaan yang berguna untuk membantu menaksir nilai yang
wajar atas suatu asset. Umumnya appraisal dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan perbankan sebagai syarat pengajuan kredit dan
penigkatan jaminan. Appraisal akan dilakukan oleh appraisal yang
indepeden yang terdaftar di Departemen Keuangan. Perusahaan ini
berafiliasi dengan KJPP Sihwiryadi & Rekan, yang melayani jasa
appraisal (penilain property maupun penilain bisnis)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74
e. Jasa Pemeriksaan Keuangan
Jasa audit meliputi audit umum atas laporan keuangan. Tujuannya
untuk menilai tingkat kewajaran pelaporan keuangan historis. Audit
dilaksanakan berdasarkan standar Profesional Akuntan Publik,
ditangani oleh Akuntan Publik Independen & kompeten di bidangnya.
Akuntan Publik diminta memeriksa dan memberikan penilaiannya
dalam bentuk opnini terhadap kewajaran Laporan Keuangan. Jenis
audit semacam inilah yang disebut sebagai General Audit, yang hanya
bisa dilakukan oleh akuntan publik praktik yang terdaftar di
Departemen Keuangan. Jasa ini ditangani langsung oleh Kantor
Akuntan Publik DR. Payamta, CPA. Audit akan dilaksanan sesuai
dengan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku.
Di samping General Audit, KAP DR. Payamta, CPA juga
melayani jasa review dan atestasi atas laporan keuangan sesuai dengan
standar atestasi yang berlaku. Juga diberikan jasa due dilligent,
kompilasi, dan review, audit kinerja, audit dengan prosedur yang
disekati, dan audit dengan tujuan khusus. Jasa ini pada umumnya
banyak dibutuhkan oleh kreditur (Bank), pemegang saham, pengurus
dan Rapat Anggota Koperasi.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75
f. Jasa Audit Khusus
Jasa ini diberikan kepada klien untuk melakukan penilaian
apakah manajemen suatu perusahaan atau badan usaha koperasi telah
berjalan secara efisien dan efektif. Sering disebut sebagai audit atas
kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dinilai apakah perusahaan
tersebut dapat berjalan secara efisien dan efektif. Efisien mengacu
pada hubungan penggunaan sumber daya ekonomi dan hasil. Dengan
kata lain efisien bisa digunakan untuk mengukur pemborosan operasi
suatu badan usaha. Efektivitas mengacu pada hubungan antara hasil
yang diperoleh dengan tujuan atau rencana hasil yang dibuat. Apabila
hasil yang telah diperoleh sesuai dengan rencana hasil yang dibuat,
maka dikatakan bahwa operasi tersebut adalah efektif.
Hasil audit ini akan memberikan berbagai rekomendasi yang
menyangkut problem efisiensi yang dihadapi perusahaan. Jasa ini
sangat penting untuk semua badan usaha yang menginginkan agar
badan usahanya bisa bersaing dengan baik di dalam menghadapi
suasana bisnis yang penuh persaiangan saat ini dan juga di dalam
menghadapi persaingan bebas yang akan terjadi di era perdagangan
bebas tingkat ASEAN dan tahun 2010 atau 2020 yaitu era
perdagangan bebas tingkat dunia.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76
KAP DR Payamta, CPA telah terdaftar sebagai pemeriksa dana
kampanye dalam pemilukada, dimana auditnya termasuk dalam
kategori Audit Dengan Prosedur Disepakati antara KAP dengan
Auditee. Perusahaan ini pernah bekerja sama dengan Bank Indonesia
untuk melaksanakan prosedur audit terhadap perbankan dalam
wilayah tanggung jawab Pengawas Bank Indonesia, dan audit dana
kampanye pasangan pemilukada.
g. Jasa Konsultasi Manajemen
Dalam menjalankan usaha, naik turunnya kinerja badan usaha
merupakan siklus umum. Meskipun demikian manajemen atau
pengelola badan usaha yang baik selalu berusaha agar kinerja badan
usaha terus naik karena kinerja yang turun akan membawa
konsekuensi yang berat bagi perusahaan, terutama menyangkut
keuangan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan naik turunnya kinerja
tersebut:
(1) Strategi operasi
(2) Strategi keuangan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77
(3) Strategi pemasaran
Dengan demikian pengelola badan usaha harus selalu
mengevaluasi strategi-strategi tersebut sesuai dengan kondisi terkini
yang dihadapi apabila pengelola badan usaha menginginkan badan
usahanya berkinerja baik.
Jasa ini dimaksudkan untuk membantu pengelola badan usaha
dalam mengidentifikasi problem yang dihadapi badan usaha dan
membantu mancarikan solusi yang mungkin untuk pemecahan
problem tersebut. Termasuk di dalam jasa ini adalah membantu
implementasi solusi tersebut.
h. Jasa Konsultasi Perpajakan
Jasa ini dimaksudkan untuk membantu pengelola badan usaha
dalam kaitan dengan perhitungan pajak yang harus dibayar serta
pengisian SPT tahunan, komputerisasi jasa perpajakan, khususnya
PPN dan PPh Badan. KAP DR Payamta, CPA telah terbiasa melayani
dalam hal penyelesaian SPT Pajak, pengurusan ijin – ijin usaha, dan
dokumen perpajakan, melakukan restitusi pajak.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78
B. Analisis dan Pembahasan
Prosedur Pelaksanaan Audit Lapangan Sesuai Standar Auditing dan Prosedur
Pelaksanaan Audit Lapangan pada KAP. DR. Payamta, CPA
1. Standar Pekerjaan Lapangan diukur dengan membandingkan unsur – unsur
dan kriteria standar pekerjaan lapangan yang dijelaskan pada standar auditing
yang merupakan bagian dari Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
dengan standar auditing yang diterapkan pada Kantor Akuntan Publik DR.
Payamta, CPA yakni meliputi :
a. Penunjukan Auditor Independen
b. Perencanaan dan Supervisi
c. Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit
d. Komunikasi Antara Auditor Pendahulu dengan Auditor Pengganti
e. Unsur Tindakan Pelanggaran Hukum oleh Klien
f. Pemahaman atas Bisnis Klien
g. Surat Perikatan Audit
h. Perikatan Audit Tahun Pertama – Saldo Awal
i. Bukti Audit
j. Proses Konfirmasi
k. Kertas Kerja
l. Sampling Audit
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79
m. Komunikasi dengan Manajemen
2. Prosedur Pelaksanaan Audit Lapangan diukur dengan
mempertimbangkan tingkat kesesuaian beberapa unsur – unsur dan kriteria
pekerjaan lapanan yang dijelaskan pada Standar Profesional Akuntan Publik
dengan prosedur audit yang diterapkan pada Kantor Akuntan Publik Dr.
Payamta, CPA yakni meliputi 4 tahap :
a. Penerimaan Perikatan Audit
b. Perencanaan Audit
c. Pelaksanaan Pengujian Audit
d. Pelaporan Audit
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78
Standar Pekerjaan Lapangan
Perbandingan Standar Pekerjaan Lapangan KAP Dr. Payamta,CPA dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
Tabel 3.2 Perbandingan Standar Pekerjaan Lapangan KAP Dr. Payamta, CPA dengan SPAP
No Standar Pekerjaan Lapangan Menurut Standar Auditing
dalam SPAP
Standar Pekerjaan Lapangan pada KAP Dr.
Payamta, CPA
Kesesuaian
1 Penunjukan Auditor Independen (SA Seksi 310) Penunjukan Auditor Independen Menurut
Pimpinan KAP
Penunjukan auditor dapat dilakukan secara dini untuk
memungkinkan auditor merencanakan pekerjaanya
sedemikian rupa maupun auditor dapat menerima
perikatan pada saat mendekati atau setelah tanggal
neraca
Penunjukan auditor sudah dilakukan saat klien
menghubungi KAP dan menyetujui untuk
melaksanakan audit laporan keuangan
perusahaan klien tersebut, hal ini bertujuan agar
auditor yang bersangkutan dapat menyiapkan
dan merencanakan pekerjaanya Ssebelum
√
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79
menerima perikatan
Auditor harus memebangun pemahaman dengan klien
tentang jasa yang akan dilaksanakan untuk setiap
perikatan
Auditor melakukan komunikasi secara rutin
dengan klien sebelum melakukan perikatan
sehingga auditor dapat memahami tentang jasa-
jasa yang akan dilaksanakan dan hasil yang
diharapkan klien.
√
2 Perencanaan dan Supervisi (SA Seksi 311) Perencanaan dan Supervisi menurut pimpinan
KAP
Dalam perencanaan audit, auditor harus
mempertimbangkan antara lain :
1) masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan
industri yang menjadi tempat usaha entitas
2) kebijakan dan prosedur akuntansi
3) metode yang digunakan oleh entitas tersebut
Dalam perencanaan audit laporan keuangan,
auditor mempunyai pertimbangan yang sama
seperti standar auditing SA Seksi 311 :
1) masalah yang berkaitan dengan bisnis
entitas
2) kebijakan dan prosedur akuntansi
√
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80
dalam mengolah informasi akuntansi yang
signifikan
4) tingkat risiko pengendalian yang direncanakan
5) pertimbangan awal tentang tingkat materialitas
untuk tujuan audit
6) pos laporan keuangan yang mungkin
memerlukan penyesuaian (adjustment)
7) kondisi yang memungkinkan memerlukan
perluasan atau pengubahan pengujian audit,
seperti risiko kekeliruan atau kecurangan yang
material
8) sifat laporan keuangan auditor yang diharapkan
akan diserahkan.
3) metode yang digunakan oleh entitas
tersebut dalam mengolah informasi
akuntansi yang signifikan
4) tingkat risiko pengendalian yang
direncanakan
5) pertimbangan awal tentang tingkat
materialitas untuk tujuan audit
6) pos laporan keuangan yang mungkin
memerlukan penyesuaian (adjustment)
7) kondisi yang memungkinkan
memerlukan perluasan atau pengubahan
pengujian audit, seperti risiko
kekeliruan atau kecurangan yang
material
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
81
8) sifat laporan keuangan auditor yang
diharapkan akan diserahkan.
Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor
dalam perencanaan dan supervisi :
1) me-review arsip korespondensi, kertas kerja,
arsip permanen, laporan keuangan dan laporan
auditor tahun lalu
2) membahas masalah – masalah yang berdampak
terhadap audit
3) meminta keterangan tentang perkembangan
bisnis saat ini yang berdampak pada entitas
4) membaca laporan keuangan interim tahun
berjalan
5) membahas tipe, lingkup, dan waktu audit dengan
Auditor mempunyai prosedur - prosedur dalam
perencanaan dan supervisi :
1) Melakukan review terhadap arsip
korespondensi, kertas kerja, arsip
permanen, laporan keuangan beberapa
periode dan laporan auditor tahun lalu
2) membahas masalah – masalah yang
berdampak terhadap audit terhadap
calon klien
3) meminta keterangan tentang
perkembangan bisnis saat ini yang
berdampak pada entitas
√
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
82
manajemen
6) mengkoordinasi bantuan dari personel entitas
dalam penyiapan data.
7) Membuat jadwal pekerjaan audit
8) Menentukan dan mengkoordinasi kebutuhan staff
audit
9) Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi
tugas untuk memperoleh tambahan informasi
tujuan audit dan memberi perhatian terhadap hal
– hal yang berkaitan yang dipandang perlu.
4) membaca laporan keuangan pada tahun
berjalan
5) membahas tipe, lingkup, dan waktu
audit dengan manajemen
6) mengkoordinasi bantuan dari personel
entitas dalam penyiapan data.
7) Membuat jadwal pekerjaan audit
8) Menentukan dan mengkoordinasi
kebutuhan staff audit
9) Melaksanakan diskusi dengan pihak
pemberi tugas untuk memperoleh
tambahan informasi tujuan audit dan
memberi perhatian terhadap hal – hal
yang berkaitan yang dipandang perlu.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
83
Auditor harus mempertimbangkan sifat, lingkup dan saat
pekerjaan yang harus dilaksanakan dan harus membuat
suatu program audit secara tertulis untuk setiap audit
Auditor harus membuat program jadwal audit
secara tertulis untuk setiap pekerjaan audit.
Auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis
entitas yang memungkinkannya untuk merencanakan
dan melaksanakan auditnya berdasarkan standar auditing
yang ditetapkan IAPI.
Sebelum memulai perikatan, auditor wajib
mempelajari sifat dan tentang bisnis entitas
yang akan di audit, hal tersebut bertujuan untuk
merencanakan dan melaksanakan audit
berdasarkan prosedur dan standar auditing yang
berlaku.
√
Auditor harus memperoleh pengetahuan mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan sifat bisnis entitas, organisasi
dan karakteristik operasinya.
Auditor berhak memperoleh informasi terkait
bisnis, organisasi, karakteristik operasi entitas
dan segala hal yang diperlukan dalam
pelaksanaan audit.
√
Para asisten harus diberitahu tanggung jawab mereka Apabila dalam melaksanakan audit, auditor √
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
84
dan tujuan prosedur yang mereka lanksanakan mempunyai asisten, saat memberikan tugas
auditor memberikan arahan terhadap asisten
tentang apa yang harus mereka kerjakan.
Pekerjaan yang dilakukan oleh asisten harus di-review
untuk menentukan apakan pekerjaan tersebut telah
dilaksanakan secara memadai dan hasilnya sejalan
dengan kesimpulan yang disajikan dalam laporan auditor
Setelah pekerjaan asisten selesai dilaksanakan,
auditor KAP DR Payamta, CPA melakukan
pemeriksaan ulang terhadap pekerjaan yang
dilaksanakan oleh asisten yang ditunjuk.
√
3 Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit
(SA Seksi 312)
Risiko Audit dan Materialitas dalam
Pelaksanaan Audit menurut pimpinan KAP
Pada waku menyimpulkan apakah dampak salah saji
material, auditor harus mempertimbangkan sifat dan
jumlah dalam kaitannya dengan sifat dan jumlah pos
dalam laporan keuangan yang diaudit
Pada saat menyimpulkan dampak salah saji
material, auditor mempertimbangkan apakah
salah saji tersebut memiliki dampak dampak
yang berkaitan langsung dengan laporan
keuangan yang di audit.
√
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
85
Pertimbangan mengenai materialitas yang digunakan
oleh auditor dihubungkan dengan keadaan sekitarnya
dan mencakup pertimbangan kuantitati maupun
kualitatif
Pertimbangan mengenai materialitas yang
digunakan oleh auditor selain dihubungkan
dengan keadaan sekitarnya, auditor juga harus
memahami ketentuan tingkat materialitas yang
diperlukan sesuai peraturan tentang laporan
keuangan.
√
Auditor harus merencanakan audit sedemikian rupa,
sehingga risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang
rendah yang menurut pertimbangan profesionalnya
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan
Sebelum pelaksanaan audit, auditor harus
membuat perencanaan audit yang didalamnya
terdapat tahap – tahap maupun prosedur yang
akan dilakukan saat pelaksanaan audit.
√
Penaksiran risiko salah saji material (yang disebabkan
oleh kekeliruan atau kecurangan) harus dilakukan dalam
perencanaan
Dalam perancanaan audit, auditor wajib
membuat perkiraan tentang kemungkina -
kemungkinan salah saji yang mungkin muncul
√
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
86
di dalam laporan keuangan yang akan di audit.
Bilamana auditor menyimpulkan bahwa terdapat risiko
signifikan salah saji material dalam laporan keuangan,
auditor harus mempertimbangkan kesimpulannya ini
dalam menentukan sifat, saat, atau luasnya prosedur atau
perlunya tingkat supervise yang semestinya
Apabila auditor menyimpulkan bahwa terdapat
risiko signifikan salah saji material dalam
laporan keuangan, auditor harus
mempertimbangkan kesimpulan yang diberikan
dalam prosedur supervisi yang diperlukan.
√
Auditor mempertimbangkan materialitas sebelum
laporan keuangan yang akan diauditnya selesai disusun
atau perencanaanya baru dilakukan setelah laporan
keuangan yang diauditnya selesai disusun.
Auditor mempertimbangkan materialitas
sebelum laporan keuangan yang akan
diauditnya selesai disusun atau perencanaanya
baru dilakukan setelah laporan keuangan yang
diauditnya selesai disusun.
√
Auditor dapat melakukan penetapan risiko bawaan dan
risiko pengendalian secara terpisah atau secara gabungan
Auditor dapat melakukan penetapan risiko
bawaan dan risiko pengendalian secara terpisah
atau secara gabungan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
87
4 Komunikasi Antara Auditor Pendahulu dengan Auditor
Pengganti (SA Seksi 315)
Komunikasi Antara Auditor Pendahulu dengan
Auditor Pengganti menurut pimpinan KAP
Auditor dapat membuat proposal untuk perikatan audit
sebelum melakukan komunikasi dengan auditor
pendahuli
Auditor bila diperlukan dapat membuat
proposal untuk melakukan komunikasi dengan
auditor pendahulu saat perikatan audit
√
Auditor dapat memberitahu calon kliennya bahwa
penerimaan perikatan belum bersifat final sampai
komunikasi dengan auditor pendahulu dievaluasi
Auditor dapat memberitahu calon kliennya
bahwa penerimaan perikatan belum bersifat
final sampai komunikasi dengan auditor
pendahulu dievaluasi
√
Auditor pengganti harus meminta izin dari calon klien
untuk meminta keterangan dari auditor pendahulu
sebelum penerimaan final perikatan
Auditor KAP saat melakukan audit calon klien
yang pertama kali di audit di KAP Payamta,
harus meminta izin dari calon klien untuk
meminta keterangan dari auditor pendahulu
sebelum penerimaan final perikatan
√
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
88
Auditor pengganti harus meminta keterangan yang
spesifik dan masuk akal kepada auditor pendahulu
mengenai masalah yang menurut keyakinan auditor
pengganti akan membantu dalam memutuskan
penerimaan atau penolakan perikatan
Auditor harus meminta keterangan secara rinci
kepada auditor pendahulu mengenai masalah-
masalah yang dijelaskan oleh auditor pengganti
sebagai faktor dalam mempertimbangkan
penerimaan atau penolakan perikatan.
√
Auditor pengganti harus meminta klien agar
memberikan izin kepada auditor pendahulu untuk
memperbolehkan auditor pengganti melakukan review
atas kertas kerja auditor pendahulu
Apabila audit yang dilaksanakan kepada klien
merupakan audit yang pertama kali, maka di
dalam persyaratan perikatan tercantum bahwa
klien memberikan izin kepada auditor
pendahulu untuk memperbolehkan KAP
Payamta selaku auditor pengganti untuk
melakukan review atas kertas kerja auditor
pendahulu.
√
Auditor pengganti harus merencanakan dan Auditor dalam melaksanakan audit harus sesuai √
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
89
melaksanakan pengauditan kembali berdasarkan standar
auditing yang ditetapkan IAPI
dengan standar auditing yang ditetapkan IAPI
dan SPAP
Jika dalam perikatan pengauditan kembali, auditor
penggati tidak dapat memperoleh bukti kompeten yang
cukup untuk menyatakan pendapatnya atas laporan
keuangan, auditor pengganti harus memberika pendapat
wajar dengan pengecualian
Dalam perikatan kembali, apabila auditor tidak
dapat memperoleh bukti kompeten yang cukup
untuk menyatakan pendapatnya atas laporan
keuangannya
√
Auditor pengganti harus meminta kertas kerja untuk
periode atau beberapa periode yang dicakup dalam
pengauditan kembali dan periode sebelum pengauditan
kembali
Auditor harus meminta kertas kerja beberapa
periode kepada auditor pendahulu selama
melaksanakan audit klien yang bersangkutan
√
5 Unsur Tindakan Pelanggaran Hukum oleh Klien (SA
Seksi 317)
Unsur Tindakan Pelanggaran Hukum oleh
Klien menurut pimpinan KAP
Auditor mempertimbangkan hukum dan peraturan yang Auditor harus mempertimbangkan hukum dan √
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
90
dipahaminya sebagai hal yang memiliki pengaruh
langsung dan material dalam penentuan jumlah – jumlah
yang disajikan dalam laporan keuangan
peraturan yang berlaku yang berkaitan langsung
terhadap laporan keuangan dan proses audit.
Auditor harus meminta keterangan manajemen tentang
kepatuhan klien terhadap hukum dan peraturan
Auditor meminta kepada klien dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan kepatuhan
hukum seperti daftar setoran pajak, retribusi
dan kepatuhan klien dengan peraturan-peraturan
yang berlaku.
√
Jika manajemen tidak berhasil memberikan informasi
dan keterangan yang memuaskan, auditor melakukan
konsultasi dengan penasihat hukum klien atau ahli lain
tentang penerapan hukum dan peraturan relevan dengan
kondisi yang dihadapi sekaligus mengantisipasi
dampaknya terhadap laporan keuangan.
Apabila manajemen tidak memberikan
informasi yang memuaskan auditor, auditor
melakukan konsultasi dengan penasihat hukum
klien terkait maupun dengan pihak lain yang
berkaitan hukum dengan klien seperti
pemerintah maupun bank.
√
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91
Memeriksa dokumen-dokumen pendukung seperti
faktur, cek/giro dan surat perjanjian yang dibatalkan,
dan membandingkannya dengan catatan akuntansi
Memeriksa dokumen – dokumen yang
diberikan lengkap dari klien yang diperlukan
dalam pemeriksaan adanya pelanggaran hukum
oleh klien, membandingkan dengan catatan
akuntansi dan peraturan-peraturan hukum yang
berlaku dan berkaitan dengan laporan
keuangan.
√
Auditor harus mempertimbangkan implikasi unsur
pelanggaran hukum terhadap aspek audit lain, terutama
terhadap keandalan laporan keuangan sebagai
representasi manajemen
Auditor mempertimbangkan keterkaitan unsur
pelanggaran hukum yang dilakukan oleh klien
terhadap aspek audit lain
√
6 Pemahaman atas Bisnis Klien (SA Seksi 318) Pemahaman atas Bisnis Klien menurut
pimpinan KAP
Sebelum menerima suatu perikatan, auditor akan Sebelum memulai perikatan, auditor wajib √
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
92
memperoleh pengetahuan pendahuluan tentang industri
dan hak kepemilikan, manajemen dan operasi entitas
yang akan di audit, dan mempertimbangkan apakah
tingkat pengetahuan tentang bisnis memadai untuk
melaksanakan audit yang akan diperoleh
mempelajari tentang industri, manajemen dan
operasi entitas yagn akan di audit.
Auditor dapat memperoleh pengetahuan tentang industri
dan entitas dari berbagai sumber sebagai berikut :
a. Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan
industrinya
b. Diskusi dengan orang dalam entitas
c. Diskusi dengan auditor lain dan dengan
penasihat hukum atau penasihat lain yang telah
memeberikan jasa kepada entitas atau dalam
industri.
Auditor dapat memperoleh pengetahuan tentang
industri dan entitas dari berbagai sumber
sebagai berikut :
a. Pengalaman sebelumnya tentang entitas
dan industrinya
b. Diskusi dengan orang dalam entitas
c. Diskusi dengan auditor lain dan dengan
penasihat hukum atau penasihat lain
yang telah memeberikan jasa kepada
√
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
93
d. Perundangan dan peraturan yang secara
signifikan berdampak terhadap entitas
e. Kunjungan ke tempat atau fasilitas entitas
f. Dokumen – dokumen yang dihasilkan oleh
entitas
entitas atau dalam industri.
d. Perundangan dan peraturan yang secara
signifikan berdampak terhadap entitas
e. Kunjungan ke tempat atau fasilitas
entitas
f. Dokumen – dokumen yang dihasilkan
oleh entitas
Auditor harus mempertimbangkan bagaimana dampak
informasi tersebut terhadap laporan keuangan secara
keseluruhan dan apakah asersi dalam laporan keuangan
konsisten dengan pengauditan auditor tentang bisnis
Auditor harus memperhatikan dampak
informasi yang diberikan oleh klien terhadap
laporan keuangan secara keseluruhan apakah
konsisten dengan pernyataan yang diberikan
oleh manajemen perusahaan.
√
7 Surat Perikatan Audit (SA Seksi 320) Surat Perikatan Audit menurut pimpinan KAP
Auditor dan Klien harus setuju atas syarat syarat Auditor dan Klien harus setuju atas syarat √
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
94
perikatan, syarat – syarat yang tekah disetujui bersama
perlu dicatat dalam suatu surat perikatan (engagement
letter)
syarat perikatan, syarat – syarat yang tekah
disetujui bersama perlu dicatat dalam suatu
surat perikatan (engagement letter)
Klien maupun auditor berkepentingan untuk mengirim
surat perikatan lebih baik sebelum dimulainya suatu
perikatan untuk menghindari salah paham berkenaan
dengan perikatan tersebut
Klien dan auditor mengirim surat perikatan
dilakukan saat sebelum dimulainya perikatan
audit
√
Dalam audit yang berulang kali, auditor harus
mempertimbangkan apakah terdapat keadaan yang
memerlukan revisi terhadap syarat-syarat perikatan dan
klien parlu diingatkan tentang syarat – syarat perikatan
yang masih berlaku
Setiap ada perikatan kembali dalam periode
audit berikutnya, auditor dan pimpinan KAP
akan mengecek syarat – syarat perikatan audit
terdahulu apakah memerlukan revisi terhadap
syarat – syarat tersebut.
√
Jika syarat – syarat perikatan diubah, auditor dan klien
harus bersepakat atas syarat – syarat baru tersebut
Apabila terdapat perubahan syarat-syarat,
auditor dan klien harus melakukan kesepakatan
√
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
95
atas perubahan syarat – syarat tersebut.
Auditor harus tidak menyetujui perubahan perikatan jika
terdapat alasan yang tidak layak
Saat melakukan perubahan perikatan, auditor
mempertimbangkan tujuan dan mengetahui
maksud tujuan yang diharapkan oleh klien
sebelum melakukan persetujuan.
√
9 Perikatan Audit Tahun Pertama – Saldo Awal (SA Seksi
323)
Perikatan Audit Tahun Pertama menurut
pimpinan KAP
Bila laporan keuangan tahun sebelumnya telah diaudit
oleh auditor lain, auditor pengganti harus melakukan
komunikasi dengan auditor pendahulu untuk
memperoleh bukti yang kompeten
Bila laporan keuangan tahun sebelumnya telah
diaudit oleh auditor lain, auditor pengganti
harus melakukan komunikasi dengan auditor
pendahulu untuk memperoleh bukti yang
kompeten
√
10 Bukti Audit (SA Seksi 326) Bukti Audit menurut pimpinan KAP
Bukti audit yang disediakan oleh auditor harus dapat Bukti audit yang dibuat oleh auditor harus √
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
96
memberikan dasar memadai untuk menyatakan
pendapatnya
mempunyai dasar yang kuat untuk menyatakan
pendapatnya
Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri
dari data akuntansi dan semua informasi penguat yang
tersedia bagi auditor
Bukti audit yang mendukung laporan keuangan
terdiri dari data akuntansi dan semua informasi
penguat yang tersedia bagi auditor
√
Auditor menguji data akuntansi yang mendasari laporan
keuangan dengan :
a. Menganalisis dan me- review
b. Menelusuri kembali langkah – langkah prosedur
yang diikuti dalam proses akuntansi
c. Penghitungan kembali
d. Rekonsiliasi tipe – tipe dan aplikasi yang
berkaitan dengan informasi yang sama
Auditor menguji data akuntansi yang mendasari
laporan keuangan dengan :
a. Menganalisis dan me- review
b. Menelusuri kembali langkah – langkah
prosedur yang diikuti dalam proses
akuntansi
c. Penghitungan kembali
d. Rekonsiliasi tipe – tipe dan aplikasi
yang berkaitan dengan informasi yang
√
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
97
sama
11 Proses Konfirmasi (SA Seksi 330) Proses Konfirmasi menurut pimpinan KAP
Konfirmasi adalah proses pemerolehan dan penilaian
suatu komunikasi langsung dari pihak ketiga sebagai
jawaban atas suatu permintaan informasi tentang unsur
tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan
keuangan
Konfirmasi adalah jawaban dari pihak ketiga
atas permintaan suatu informasi yang diminta
oleh auditor dimana jawaban tersebut
mempunyai dampak baik terhadap proses audit
laporan keuangan.
√
Auditor harus menetapkan apakah bukti yang diperoleh
dari konfirmasi mengurangi risiko audit yang
bersangkutan dengan asersi yang bersangkutan pada
tingkat rendah yang dapat diterima
Auditor harus menetapkan apakah bukti yang
diperoleh dari konfirmasi mengurangi risiko
audit yang bersangkutan dan melengkapi bukti-
bukti yang dirasa kurang dalam proses
pelaksanaan audit.
√
Auditor harus menerapkan tingkat skeptisme profesional
(penting dalam mendesain permintaan konfirmasi,
Auditor KAP mempunyai desain permintaan
konfirmasi, pelaksanaan prosedur konfirmasi,
√
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
98
pelaksanaan prosedur konfirmasi, dan dalam penilaian
hasil prosedur konfirmasi) pada tingkat memadai selama
proses konfirmasi
dan penilaia hasil konfirmasi secara
independen.
Dalam menentukan efektivitas dan efisiensi penggunaan
prosedur konfirmasi, auditor dapat mempertimbangkan
informasi dari audit tahun yang sebelumnya atau audit
terhadap entitas yang serupa
Dalam penggunaan konfirmasi, auditor
menggunakan konfirmasi yang terbaru yang
diperoleh dari klien maupun pihak lain yang
berkaitan dengan klien dan proses audit.
√
Jika auditor mempunyai pengalaman tentang rendahnya
tingkat respon yang diperoleh dari permintaan
konfirmasi yang didesain secara memadai dalam audit
tahun sebelumnya, auditor dapat mempertimbangkan
untuk memperoleh bukti audit dari sumber lain selain
dari konfirmasi
Jika auditor mempunyai pengalaman tentang
rendahnya tingkat respon yang diperoleh dari
permintaan konfirmasi yang didesain secara
memadai dalam audit tahun sebelumnya,
auditor dapat mempertimbangkan untuk
memperoleh bukti audit dari sumber lain.
√
Selama pelaksanaan prosedur konfirmasi, auditor harus Selama pelaksanaan konfirmasi, auditor akan √
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
99
mengawasi permintaan konfirmasi dan jawabannya.
Pengawasan permintaan konfirmasi berarti diadakannya
komunikasi langsung antara penerima yang dituju dan
auditor untuk meminimumkan kemungkinan terjadinya
hasil konfirmasi yang memihak karena adanya campur
tangan dan pengubahan terhadap permintaan dan
jawaban konfirmasi.
terus mem follow-up terhadap klien agar
jawaban atas konfirmasi diterima oleh auditor
sesuai dengan waktu yang ditentukan, dan
menjelaskan secara rinci maksud permintaan
konfirmasi tersebut.
Bila auditor menggunakan permintaan konfirmasi selain
bentuk konfirmasi negatif, ia umumnya harus
mempertimbangkan permintaan konfirmasi kedua atau
sering kali ketiga kepada pihak yang belum memberikan
jawaban konfirmasi
Apabila konfirmasi negatif, auditor harus
membuat permintaan konfirmasi kedua dan
seterusnya kepada pihak yang belum
memberikan jawaban konfirmasi.
√
12 Kertas Kerja (SA Seksi 339) Kertas Kerja menurut pimpinan KAP
Auditor harus membuat dan memelihara kertas kerja, Dalam membuat kertas kerja, auditor harus √
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
100
yang isi maupun bentuknya harus didesain untuk
memenuhi keadaan – keadaan yang dihadapinya dalam
perikatan tertentu
menyesuaikan dengan perikatan yang telah
dilakukan, dan juga harus sesuai dengan standar
SPAP
Auditor harus menerapkan prosedur memadai untuk
menjaga keamanan kertas kerja dan harus
menyimpannya dalam periode yang dapat memenuhi
kebutuhan praktiknya dan ketentuan – ketentuan hukum
yang berlaku mengenai penyimpanan dokumen
Kertas kerja pelaksanaan audit harus disimpan
rapi dalam bentuk arsip baik hardfile maupun
softfile dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
periode audit.
√
13 Sampling Audit (SA Seksi 350) Sampling audit menurut pimpinan KAP
Sampling audit adalah penerapan prosedur audit
terhadap kurang dari seratus persen unsur dalam suatu
saldo akun atau kelompok transaksi dengan tujuan untuk
menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok
transaksi tersebut
Sampling audit adalah penerapan prosedur audit
terhadap kurang dari seratus persen unsur dalam
suatu saldo akun atau kelompok transaksi
dengan tujuan untuk menilai beberapa
karakteristik saldo akun atau kelompok
√
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
101
transaksi tersebut.
Dalam perencanaan sampel tertentu, auditor wajib
mempertimbangkan tujuan audit tertentu yang harus
dicapai dan wajib menentukan apakah prosedur atau
kombinasi prosedur audit yang akan diterapkan akan
mencapai tujuan tersebut
Dalam pelaksanaan audit, auditor harus
memahami tujuan dari pelaksanaan audit baik
sesuai perikatan antara auditor dengan klien
maupun yang ditunjukkan kepada pengguna
laporan audit lain.
√
Auditor harus mengaitkan penilaian atas sampel dengan
bukti audit lain yang relevan dalam penarikan
kesimpulan atas saldo – saldo akun atau kelompok
transaksi yang berkaitan
Auditor dalam memberikan penilaian atas
sampel dengan bukti audit lain yang bersumber
dari dokumen – dokumen yang diserahkan klien
yang berkaitan.
√
14 Komunikasi dengan Manajemen (SA Seksi 360) Komunikasi dengan Manajemen menurut
pimpinan KAP
Selama berlangsungnya audit, auditor melakukan
pembicaraan dengan manajemen mengenai berbagai hal
Di dalam KAP Payamta, selama
berlangsungnya audit, auditor yang ditunjuk
√
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
102
yang mencakup berikut ini :
a. Pemahaman atas bisnis klien
b. Rencana audit
c. Dampak perundangan atau standar profesional
atas audit
d. Informasi yang diperlukan untuk menentukan
risiko audit
e. Penjelasan, bukti, dan representasi dari
manajemen atau dari tingkat yang lebih rendah
dalam organisasi
f. Pengamatan dan saran yang dihasilkan dari audit
tentang hal – hal efisien operasional atau
administratif, strategi bisnis, dan unsur lain yang
menarik perhatian
melakukan komunikasi dengan manajemen
klien terkait tentang hal – hal berikut :
a. Pemahaman atas bisnis klien
b. Rencana audit
c. Dampak perundangan atau standar
profesional atas audit
d. Informasi yang diperlukan untuk
menentukan risiko audit
e. Penjelasan, bukti, dan representasi dari
manajemen atau dari tingkat yang lebih
rendah dalam organisasi
f. Pengamatan dan saran yang dihasilkan
dari audit tentang hal – hal efisien
operasional atau administratif, strategi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
103
g. Informasi yang tidak diaudit yang diinginkan
oleh manajemen untuk dipublikasikan dengan
laporan keuangan auditan yang menurut
pertimbangan auditor tidak konsisten atau
tampak menyesatkan pembaca
bisnis, dan unsur lain yang menarik
perhatian
g. Informasi yang tidak diaudit yang
diinginkan oleh manajemen untuk
dipublikasikan dengan laporan
keuangan auditan yang menurut
pertimbangan auditor tidak konsisten
atau tampak menyesatkan pembaca
Bila pembicaraan dilaksanakan untuk memperoleh bukti
audit, auditor perlu mengidentifikasi secara seksama
seseorang yang semestinya menjadi sumber informasi
bagi auditor
Auditor menentukan seseorang di dalam klien
maupun pihak lain yang akan menjadi sumber
informasi selama sebelum maupun pelaksanaan
audit berlangsung.
√
Semua pembicaraan dengan manajemen harus
didokumentasikan dalam kertas kerja audit
Semua pembicaraan yang didokumentasikan
dalam kertas kerja audit adalah hal – hal yang
√
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
104
diperlukan di dalam proses dan hasil audit
Keterangan Tabel 3.2 :
√ : Terdapat pada standar pekerjaan lapangan KAP DR. Payamta, CPA
X : Tidak terdapat pada standar pekerjaan lapangan KAP DR. Payamta, CPA
Dari Tabel 3.3 diatas, dapat kita ketahui dan kita simpulkan bahwa dalam pelaksanaan jasa atau program audit KAP DR. Payamta, CPA telah sesuai dengan Standar Auditing KAP dan telah sesuai dengan Standar Auditing yang tercantum di dalam Standar Profesional Akuntan Publik. Data tersebut diperoleh penulis berdasarkan wawancara secara langsung yang dilakukan penulis dengan supervisor KAP DR. Payamta, CPA.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
106
Prosedur Pekerjaan Lapangan Audit Laporan Keuangan
Perbandingan Prosedur Pekerjaan Lapangan yang diterapkan KAP DR
Payamta, CPA dengan Prosedur Pekerjaan Lapangan Menurut SPAP
a. Prosedur pekerjaan lapangan audit laporan keuangan berdasarkan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP)
(1) Penerimaan perikatan
Perikatan adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan suatu
ikatan perjanjian. Didalam memutuskan apakah suatu perikatan audit dapat
diterima atau tidak, auditor menempuh suatu proses yang terdiri dari enam
tahap berikut ini :
(a) Mengevaluasi integritas manajemen.
(b) Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa.
(c) Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit.
(d) Menilai independensi.
(e) Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan kecermatan dan keseksamaan.
(f) Membuat surat perikatan.
(2) Persiapan penugasan audit
Dalam tahap ini dimulai dengan penunjukan tim yang akan terlibat
dalam suatu penugasan oleh Satuan Audit Internal. Hal ini dilakukan
dengan tujuan agar tim yang akan melaksanakan tugas disuatu unit
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
107
mempunyai payung hukum yang kuat bahwa tim tersebut melaksanakan
audit atas perintah dari atas dan bukan karena kehendak pribadi.
(3) Survey audit pendahuluan
Survey pendahuluan merupakan proses yang bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai risiko dari suatu unit
yang akan diperiksa. Terdapat dua klarifikasi utama dari teknik-teknik
audit pada tahap survey pendahuluan, yaitu yang berkaitan dengan
langkah-langkah survey pendahuluan di kantor unit auditor internal (on
desk/off site audit).
(4) Pelaksanaan pengujian
Pada tahap pelaksanaan pengujian ini auditor perlu mencari bukti
yang akan menguatkan informasi yang diperoleh pada survey pendahuluan
tersebut. Bukti audit yang cukup, kompeten, relevan dan catatan lainnya.
(5) Penyelesaian penugasan audit
Penyelesaian penugasan audit ini merupakan tahapan terakhir dari
proses pekerjaan lapangan. Dalam tahap ini auditor mematangkan berbagai
temuan yang telah dirangkum selama proses pekerjaan lapangan. Disini
auditor memperoleh keyakinan yang memadai bahwa temuan yang
dirangkumnya telah dijalankan sesuai prosedur, obyektif dan independen.
(6) Pelaporan hasil audit
Laporan hasil audit ini merupakan media untuk menyampaikan
permasalahan serta temuan berikut dengan rekomendasi yang terdapat
dalam suatu unit kepada manajemen unit tersebut.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
108
(7) Pemantauan tindak lanjut
Tindak lanjut dilaksanakan berdasarkan kesepakatan yang telah
disetujui oleh auditee terkait dengan pelaksanaan rekomendasi yang telah
diberikan.
b. Prosedur pekerjaan lapangan audit laporan keuangan pada KAP DR.
Payamta, CPA.
(1) Setelah menerima permohonan audit dari calon klien, pimpinan KAP
menentukan apakah akan menerima atau menolak klien. Di dalam KAP
DR. Payamta, CPA hal ini disebut dengan penerimaan perikatan audit.
(2) Pimpinan dan auditor membuat kesepakatan dengan klien tentang
syarat-syarat di dalam perikatan audit.
(3) Pimpinan dan auditor menentukan jadwal pekerjaan lapangan sesuai
kesepakatan dengan klien.
(4) Setelah jadwal pekerjaan lapangan sudah ditentukan, auditor membuat
surat penugasan dan kertas kerja, pembuatan kertas kerja disesuaikan
dengan lingkup usaha kantor klien apakah perusahaan, BPR atau
perbankan, atau organisasi lain. Selain membuat surat penugasan dan
kertas kerja, auditor juga membuat kuesioner yang mana kuesioner
tersebut berguna sebagai pengendalian intern kantor klien dan juga untuk
mendokumentasikan informasi mengenai pengendalian intern yang
berlaku didalam perusahaan klien.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
109
(5) Apabila dalam pelaksanaan audit auditor mempunyai asisten maupun
personel lain, maka auditor menyampaikan tentang pekerjaan lapangan
kepada asisten maupun para personel, auditor akan memberi penjelasan
tentang mekanisme pekerjaan lapangan audit klien (briefing atau
pengarahan)
(6) Auditor dan personel lain menuju kantor klien, saat berada di kantor
klien, auditor memberikan surat penugasan sebagai bukti untuk
melakukan audit kepada klien.
(7) Auditor meminta laporan keuangan yang akan di audit secara lengkap
seperti catatan kas harian, neraca, laporan laba rugi dan dokumen-
dokumen lain yang berkaitan. Apabila audit adalah audit perusahaan
perbankan, maka auditor akan meminta slip setoran, tabungan, pinjaman,
data deposan, data penabung.
(8) Selanjutnya auditor melaksanakan pengujian substantif terhadap
laporan keuangan, pengujian substantif yang dimaksud disini yaitu
auditor menentukan sampel laporan keauangan yang akan di audit
dengan cara auditor memeriksa dokumen-dokumen terlebih dahulu,
apakah kelengkapan dari dokumen itu sudah benar atau belum, untuk
mengetahui kelengkapan tersebut dapat dilihat dari nomor urut cetak
dokumen dan tanda tangan karyawan yang bertugas.
(9) Auditor melihat catatan kas harian apakah sudah sesuai dengan
dokumen tersebut. Karena terdapat kemungkinan kesalahan dalam
penulisan nominal maupun kesalahan dalam penulisan nomor urut cetak.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
110
(10) Auditor melakukan pemeriksaan laporan keuangan dan dokumen-
dokumen terkait ke dalam kertas kerja auditor, kertas kerja auditor ini
yang akan menjadi laporan auditor independen maupun laporan hasil
audit klien, didalamnya terdapat lengkap mulai dari data pemeriksaan,
data perusahaan, kesimpulan pendapat auditor, neraca, laba rugi, ekuitas,
arus kas, hingga catatan-catatan lain seperti kebijakan akuntansi, analisis
rasio, data penabung, deposan, maupun pihak peminjam khusus untuk
audit BPR. Pemeriksaan dokumen-dokumen tersebut juga bertujuan
untuk mengetahui apakah terdapat kekeliruan di dalam penghitungan dan
pencatatan, karena seringkali ditemukan kekeliruan di dalam pencatatan
dokumen mengenai penghitungan dan pencatatan, sehingga auditor harus
mengkomunikasikan kepada klien apabila terdapat kesalahan tersebut
dalam bentuk konfirmasi atau mengkomunikasikan secara langsung
kepada manajemen klien.
(11) Auditor mulai mengerjakan kertas kerja dengan menganalisis dari
laporan keuangan dan dokumen – dokumen terkait yang diberikan dari
klien, dalam pengerjaan kertas kerja, auditor juga membandingkan
dengan laporan keuangan periode sebelumnya dan dicantumkan di dalam
kertas kerja.
(12) Auditor membuat surat permintaan konfirmasi kepada pihak lain yang
terkait dengan klien.Sebagai contoh pada audit BPR, auditor membuat
surat konfirmasi mengenai jumlah nominal deposito suatu nasabah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
111
kepada nasabah langsung yang terkait, apakah nominal dan tanggal jatuh
tempo yang tercantum sudah benar atau terdapat kesalahan.
(13) Apabila dalam mengaudit auditor menemukan kesalahan, kesalahan
tersebut ditulis kedalam kertas kerja auditor sebagai bukti dan untuk
memberikan opini atas pemeriksaan laporan keuangan.
(14) Auditor menyampaikan hasil temuan keapda klien. Audiotr akan
menyatakan pendapatnya kemudian memberikan saran yang baik kepada
klien. Hal ini berfungsi sebagai penyediaan informasi yang berguna bagi
pihak yang memerlukan untuk memajukan kualitas kantor klien di masa
yang akan datang.
(15) Apabila audit atas laporan keuangan sudah selesai, maka auditor akan
mengarsipkan hasil audit beserta dokumen – dokumen terkait sesuai
prosedur yang berlaku.
(16) Selanjutnya auditor akan memberikan kertas kerja hasil audit kepada
supervisor yang telah memantau selama pekerjaan audit lapangan
berlangsung.
(17) Setelah menerima kertas kerja hasil audit, supervisor akan memeriksan
dan mereveiw kertas kerja audit tersebut dan mengarsipkan kembali.
(18) Selanjutnya, supervisor akan memberikan kertas kerja review tersebut
kepada pimpinan untuk diperiksa kembali.
(19) Setelah kertas kerja sudah diperiksa oleh pimpinan, auditor akan
menerbitkan laporan keuangan yang sudah diperiksa oleh supervisor dan
pimpinan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
112
(20) Pihak KAP menyerahkan laporan hasil audit kepada klien setelah
sebelumnya juga membuat salinan sebagai arsip KAP.
C. Temuan
Berdasarkan evaluasi pembahasan mengenai prosedur pekerjaan
lapangan audit laporan keuangan pada KAP DR. Payamta, CPA. Ditemukan
adanya kelebihan dan kelemahan.
Berikut penjelasan dari kelebihan dan kelemahan :
1. Kelebihan
Prosedur pekerjaan lapangan audit laporan keuangan pada KAP DR.
Payamta, CPA telah sesuai dengan prosedur pekerjaan lapangan yang
tercantum pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang
beberapa diantaranya adalah :
(1) Penerimaan audit sudah dilaksanakan dengan benar, hal ini
karena tidak semua klien dapat diterima oleh KAP DR.
Payamta, CPA karena dalam penerimaan audit, KAP Payamta
mempunyai berbagai pertimbangan seperti tingkat risiko audit
yang kemungkinan akan dihadapi, pengaruh independensi
auditor, kompetensi auditor, dan apabila permintaan
pengauditan kembali, maka KAP Payamta berhak menolak
apabila audit sudah dilaksanakan beberapa periode yang telah
ditentukan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
113
(2) Pembuatan jadwal pelaksanaan audit sudah dilaksanakan dengan
baik, hal ini bertujuan supaya pelaksanaan audit terjadwal
dengan tertatur dan selesai sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
(3) Persiapan penugasan audit sudah dilaksanakan dengan baik, hal
ini terlihat bahwa auditor sudah mengomunikasikan kepada
asisten maupun para personel yang tekait mengenai mekanisme
pekerjaan lapangan yang akan dilaksanakan.
(4) Auditor sudah melaksanakan vouching atau mencocokkan
dokumen – dokumen dengan catatan kas harian yang ada pada
kantor klien.
(5) Pengerjaan kertas kerja sudah dilaksanakan secara terurut dan
sistematis, dan bersumber dari dokumen-dokumen terkati yang
diberikan klien kepada auditor.
(6) Kertas kerja dibuat sesuai dengan Undang – Undang dan
peraturan khusus menyesuaikan dengan lingkup usaha klien.
(7) Pengarsipan kertas kerja hasil audit sudah baik dan sesuai
dengan Undang – Undang yang berlaku, sehingga KAP juga
mempunyai arsip pengerjaan audit klien pada periode tertentu.
(8) Auditor dalam pelaksanaan audit sudah baik karena apabila
mendapatkan temuan tertentu, auditor mengkomunikasikan
kepada klien dan memberikan rekomendasi yang sesuai untuk
perkembangan kantor klien yang lebih baik.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
114
2. Kelemahan
Prosedur pekerjaan lapangan audit laporan keuangan pada KAP DR.
Payamta, CPA memiliki beberapa kelemahan antara lain :
(1) Penerapan jadawal pekerjaan lapangan audit tidak tepat waktu.
(2) Meskipun sudah dibuat jadwal pekerjaan lapangan audit,
seringkali auditor dalam pekerjaan audit tidak sesuai jadwal
yang ditentukan, misalnya yaitu pekerjaan data peminjam dan
deposan melebihi batas waktu yang telah ditentukan. Namun hal
ini juga disebabkan adanya faktor dari pihak yang dimintai
konfirmasi dimana jawaban konfirmasi melebihi batas waktu
yang telah diminta oleh auditor.
(3) Kurangnya waktu dalam pekerjaan lapangan maupun pada saat
pelaksanaan audit laporan keuangan di kantor klien yang
bersangkutan, hal ini mengakibatkan proses sampling tidak bisa
dilakukan secara maksimal. Biasanya hal ini disebabkan adanya
faktor dari kantor klien dimana klien kurang mempersiapkan
data-data dan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan
pengauditan, maupun klien terlalu lama menyediakan dokumen
– dokumen yang diminta oleh auditor untuk pelaksanaan audit
sehingga waktu utuk pengauditan tersita untuk menunggu klien
menyediakan laporan keuangan dan dokumen – dokumen yang
diminta oleh auditor.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
115
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan beserta kelebihan dan kelemahan
mengenai prosedur pekerjaan lapangan audit laporan keuangan pada KAP
DR. Payamta, CPA, penulis dapat menyimpulkan bahwa :
Prosedur pekerjaan lapangan audit laporan keuangan KAP DR. Payamta,
CPA telah sesuai dengan prosedur pekerjaan lapangan yang tercantum pada
Standar Auditing yang merupakan bagian dari Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP). Hal ini dapat dibuktikan dengan :
1. Penerimaan audit sudah dilaksanakan dengan benar, hal ini karena tidak
semua klien dapat diterima oleh KAP DR. Payamta, CPA karena dalam
penerimaan audit, KAP Payamta mempunyai berbagai pertimbangan
seperti tingkat risiko audit yang kemungkinan akan dihadapi, pengaruh
independensi auditor, kompetensi auditor, dan apabila permintaan
pengauditan kembali, maka KAP Payamta berhak menolak apabila
audit sudah dilaksanakan beberapa periode yang telah ditentukan.
2. Pembuatan jadwal pelaksanaan audit sudah dilaksanakan dengan baik,
hal ini bertujuan supaya pelaksanaan audit terjadwal dengan tertatur dan
selesai sesuai dengan waktu yang ditentuk
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
116
3. Persiapan penugasan audit sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini
terlihat bahwa auditor sudah mengomunikasikan kepada asisten
maupun para personel yang tekait mengenai mekanisme pekerjaan
lapangan yang akan dilaksanakan.
4. Auditor sudah melaksanakan vouching atau mencocokkan dokumen –
dokumen dengan catatan kas harian yang ada pada kantor klien.
5. Pengerjaan kertas kerja sudah dilaksanakan secara terurut dan
sistematis, dan bersumber dari dokumen-dokumen terkati yang
diberikan klien kepada auditor.
6. Kertas kerja dibuat sesuai dengan Undang – Undang dan peraturan
khusus menyesuaikan dengan lingkup usaha klien.
7. Pengarsipan kertas kerja hasil audit sudah baik dan sesuai dengan
Undang – Undang yang berlaku, sehingga KAP juga mempunyai arsip
pengerjaan audit klien pada periode tertentu.
8. Auditor dalam pelaksanaan audit sudah baik karena apabila
mendapatkan temuan tertentu, auditor mengkomunikasikan kepada
klien dan memberikan rekomendasi yang sesuai untuk perkembangan
kantor klien yang lebih baik.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
117
B. REKOMENDASI
Dari hasil evaluas prosedur audit lapangan tersebut, terdapat beberapa
kelemahan yang ditemukan oleh penulis, yang menurut penulis dapat
berpengaruh terhadap pelaksanaan audit laporan keuangan atau pelaksanaan
pekerjaan lapangan audit laporan keuangan. Oleh karena itu, penulis
memberikan beberapa rekomendasi atau saran yang dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan bagi perusahaan maupun KAP untuk berkembang
menjadi lebih baik lagi. Adapun saran yang dapat diberikan penulis, yaitu :
1. Mengatur jadwal pekerjaan lapangan audit dengan tepat waktu dengan
membuatnya terlebih dahulu dan membuat estimasi waktu untuk setiap
pekerjaan audit dengan menyesuaikan kemampuan auditor dan tanggal
tenggang waktu pelaporan hasil audit.
2. Dalam pekerjaan audit, auditor diusahakan untuk mengerjakan tiap
pekerjaan audit tepat waktu sesuai dengan jadwal pekerjaan audit yang
sebelumnya telah dibuat. Apabila terdapat kendala seperti konfirmasi
yang terlambat, dapat dihindari dengan mengirim langsung surat
konfirmasi apabila ditemukan beberapa hal di dalam pekerjaan audit
yang memerlukan konfirmasi kepada pihak lain yang berkaitan.
3. Untuk mempersingkat waktu, selain mengirim surat konfirmasi, auditor
juga dapat menghubungi pihak terkait yang dimintakan konfirmasi
tersebut terlebih dahulu, sehingga auditor sudah mendapatkan informasi
sebelum surat konfirmasi diterima kembali oleh auditor. Hal ini dapat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
118
menghindari auditor mengerjakan audit melebihi batas waktu yang telah
ditentukan.
4. Sebaiknya apabila terjadi kurang waktu dalam mengaudit laporan
keuangan di kantor klien, sebagai auditor dapat lebih mengkondisikan
waktu dengan datang lebih awal dari jadwal yang sudah ditentukan
bersama. Selain itu, auditor dapat memberikan pesan terlebih dahulu
kepada klien untuk menyiapkan dokumen dan berkas – berkas yang
diperlukan dalam audit laporan keuangan di kantor klien, sehingga
proses audit lapangan di kantor klien dapat selesai secara tepat waktu
dan auditor dapat melaksanakan proses sampling secara maksimal.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. “Pengertian Prosedur”. Tersedia pada: https://id.wikipedia.org/wiki/Prosedur. (Diakses pada 1 Mei 2017).
Arrens, Alvin A, James K. Loebbecke. 1997. “Auditing”. Edisi 1. Indonesia. Jakarta.
Bintimuchisini. 2009. “Serba-Serbi Akuntansi.” Tersedia pada: bintimuchsini.blogspot.com. (diakses tanggal 1 desember 2012).
Halim, Abdul. 2001. Auditing: Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan. Edisi Kedua (Revisi). Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. “Standar Profesional Akuntan Publik”. Jakarta: Salemba Empat.
Karni, Soejono. 2000. Auditing: Audit Khusus dan Audit Forensik Dalam Praktik. Jakarta: LP-FEUI.
Mulyadi. 2002. “Auditing edisi ke-6”. Universitas Gadjah Mada: Salemba Empat.
Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS. 2017. Pedoman Penulisan Tugas Akhir.
Putri, Soraya. 2011. “ Auditor Muda yang Cerdas dan Berkontribusi.” Tersedia pada:
inginsukses.blogdetik.com. (diakses tanggal 1 Desember 2012).
Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Menteri Keuangan
Republik Indonesia. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2011 tentang Kantor Akuntan Publik. Dalam Undang-Undang Akuntan Publik. Jakarta
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Republik Indonesia. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia No.5 Tahun 2011 tentang Syarat Pendirian Kantor Akuntan Publik. Dalam Undang-Undang Akuntan Publik. Jakarta
Republik Indonesia. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia No.5 Tahun 2011 tentang Syarat Pendirian Kantor Akuntan Publik Asing. Dalam Undang-Undang Akuntan Publik. Jakarta
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DOKUMENTASI MAGANG
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id