evaluasi program penanggulangan hiv dan aids dki jakarta tahun 2008/2012

Upload: ilham-rizki

Post on 23-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    1/29

    K o m i s i P e n a n g g u l a n g a n A I D S P r o v i n s i D K I J a k a r t a

    2013

    Evaluasi ProgramPenanggulangan HIV dan AIDS

    DKI Jakarta, 2008-2012

    Tim Evaluasi:

    Prof. Dr. Budi Utomo, MPHDR. drg. Mardiati Nadjib, M.Sc

    Deddy Darmawan, SKM

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    2/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012| 1

    I. LATAR-BELAKANG

    1.1 Situasi epidemi

    Epidemi HIV di Indonesia terus berkembang. Beberapa provinsi termasuk DKI Jakarta yang juga

    sebagai ibu kota negara mempunyai angka HIV lebih tinggi dari angka nasional. Sampai tahun 2006,

    epidemi HIV di Indonesia dan juga di DKI Jakarta telah memasuki kategori terkonsentrasi denganprevalensi HIV pada beberapa kelompok berperilaku risiko tinggi telah berada di atas 5%. Laporan

    Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) tahun 2007 menunjukkan prevalensi HIV di kalangan

    pengguna narkoba suntik (penasun) sebesar 55%, waria 34%, wanita penjaja seks (WPS) 10% dan

    lelaki seks dengan lelaki (LSL) 8%.1Prevalensi HIV pada ibu hamil sebesar 0,2%.

    2

    Prevalensi HIV pada populasi umum DKI Jakarta memang masih sangat rendah, tetapi cenderung

    meningkat dari waktu ke waktu. Kecenderungan peningkatan angka HIV pada populasi umum yang

    dapat dilihat melalui kasus HIV pada darah donor di Palang Merah Indonesia mengundang

    kekhawatiran. Hasil penapisan darah donor menunjukkan peningkatan persentase darah donor

    dengan HIV positif dari 0,07% tahun 2002 menjadi 0,22% tahun 2006.

    3

    Peningkatan HIV positif padadarah donor ini sekitar tiga kali lipat dalam waktu empat tahun.

    1.2 Respon Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

    Pemerintah dan masyarakat DKI Jakarta telah memberikan respon terhadap masalah HIV dengan

    melakukan upaya penanggulangan HIV. Mengacu kepada kebijakan nasional penanggulangan HIV

    dan AIDS, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP)

    melakukan koordinasi upaya penanggulangan yang dilakukan melalui berbagai bentuk program

    layanan kepada kelompok masyarakat dengan tujuan menghentikan atau mengurangi penularan,

    meningkatkan kelangsungan dan kualitas hidup bagi mereka yang terinfeksi, dan mengurangi

    dampak negatif sosial-ekonomi dan kesehatan dari epidemi. Sementara KPAP melakukan fungsikoordinasi dan advokasi, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), sektor terkait dan LSM

    mengembangkan dan melaksanakan program dan layanan sesuai dengan peran dan fungsi mereka.

    Pelaksanaan upaya penanggulangan HIV dan AIDS di DKI Jakarta mengacu kepada Renstrada

    (Rencana Strategis Daerah) periode 2008-2012 yang mencakup 3 jenis program layanan dan program

    penguatan kelembagaan mengelola program: (1) Pencegahan; (2) Perawatan, dukungan dan

    pengobatan; (3) Mitigasi dampak HIV dan AIDS; (4) Program pengembangan kebijakan dan

    pengelolaan program.

    Kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS di DKI Jakarta dilaksanakan sesuai acuan Renstrada

    Penanggulangan HIV dan AIDS Provinsi DKI Jakarta periode 2008-2012 dengan tujuan:

    Mencegah 36.000 infeksi baru

    Menjangkau 80% populasi risiko tinggi

    Mengharapkan 60% populasi risiko tinggi berperilaku aman

    Memandirikan program dengan 70% pembiayaan lokal

    Menyediakan perawatan, dukungan dan pengobatan yang memadai bagi ODHA.

    1Survei Terpadu Biologis dan Perilaku Tahun 2007, Kementerian Kesehatan, 2007

    2Laporan Surveilans Sentinel HIV di DKI Jakarta tahun 2006, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta (Dikutip dari Renstra Penanggulangan HIV

    dan AIDS, Provinsi DKI Jakarta 2008-2012. KPAP Provinsi DKI Jakarta, 20073Laporan Skrining Darah Donor di DKI Jakarta, Unit Transfusi Darah, PMI DKI Jakarta

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    3/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012| 2

    Mempertimbangkan epidemi di DKI Jakarta masih dalam tahap epidemi terkonsentrasi pada

    kelompok risiko tinggi, upaya penanggulangan difokuskan pada pencegahan primer melalui

    intervensi pada kelompok risiko tinggi yang diharapkan akan memutus rantai penularan HIV.

    Perubahan perilaku pada kelompok risiko tinggi diharapkan membawa dampak positif pada laju

    epidemi. Program diupayakan untuk dapat dilaksanakan secara komprehensif melibatkan berbagai

    pemangku kepentingan dari unsur lintas sektor, LSM dan unsur masyarakat. Tabel berikut

    menyampaikan berbagai jenis dan spefikasi program dengan sasaran.

    Tabel 1. Program Penanggulangan HIV dan AIDS dengan populasi sasaran

    Program pencegahan Sasaran

    Transmisi seksual (perilaku, promosi kondom, manajemen IMS dan VCT) WPSL, WPSTL, Pelanggan, LSL, dan Pria Penjaja Seks, Waria

    Transmisi jarum suntik (perilaku, LJSS, PTRM, VCT, terapi ketergantungan,

    promosi kondom)

    Penasun

    Penularan dari Ibu ke Bayi Bumil dan Bulin

    Penyediaan transfusi darah yang aman RS, fasilitas layanan

    Kewaspadaan universal Orang muda, masyarakat, RS, fasilitas layanan

    Profilaksis pasca pajanan Masyarakat

    Program Perawatan, Dukungan dan Pengobatan Sasaran

    Pelayanan VCT Risti

    Pemeriksaan berkala CD4 ODHA

    Pengobatan ARV ODHA

    Pencegahan dan pengobatan infeksi oportunistik ODHA

    Program mitigasi dampak HIV dan AIDS Sasaran

    Pemberdayaan ekonomi tergantung konteks Anak yatim/ piatu akibat kematian orang tua karena AIDS

    Program Pengembangan dan pengelolaan program Sasaran

    Penjaminan kualitas pelaksanaan kebijakan Peraturan, panduan, pendanaan

    Pemantauan, evaluasi dan perbaikan program dengan melibatkan

    masyarakat sipil

    Pelaksanaan kebijakan

    Pelaksanaan program penanggulangan melalui strategi berikut:

    a. Jaringan kerja-sama pemangku kepentingan terkait, termasuk sektor, mitra internasional,

    LSM dan unsur masyarakat lain

    b. Jaringan pelayanan komprehensif dari provinsi, kota, kecamatan dan kelurahan

    c.

    Penciptaan situasi lingkungan yang kondusif terhadap upaya penanggulangan

    1.3 Pertanyaan dan Tujuan Evaluasi

    Dengan berakhirnya masa berlaku Renstrada periode 2008-2012, evaluasi menilai kinerja dan

    efektivitas program perlu dilakukan. Hasil evaluasi diharapkan dapat menjelaskan bagaimana kinerja

    dan capaian program, serta hambatan dan tantangan yang dihadapi, dan menjadi masukan dalamperencaan program ke depan, RPJMD DKI periode 2012-2016.

    Pertanyaan evaluasi mencakup:

    1.

    Bagaimana kinerja program dalam cakupan, kualitas, dan kelangsungan layanan?

    2.

    Bagaimana efektivitas program dalam mencegah atau mengurangi penularan HIV?

    3.

    Apa saja hambatan dan tantangan dalam pelaksanaan program dan pencapaian tujuan

    program?

    Secara umum, evaluasi program bertujuan untuk menilai kinerja dan efektivitas program

    penanggulangan HIV dan AIDS periode 2008-2012 dengan hasil sebagai masukan penyusunan

    Strategi dan Rencana Aksi Provinsi (SRAP) 2013-2017.

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    4/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012| 3

    Secara khusus evaluasi bertujuan:

    1.

    Menganalisis pelaksanaan Renstrada 2008-2012 terkait dengan masukan, proses, dan luaran

    masing-masing komponen program;

    2. Menilai capaian tujuan penurunan perilaku berisiko dan penurunan penularan HIV;

    3.

    Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat strategis upaya penanggulangan HIV

    dan AIDS.

    1.4 Metode Evaluasi

    Evaluasi memandang program penanggulangan HIV dan AIDS sebagai suatu sistem dengan

    komponen - masukan, proses, luaran, efek dan dampak.4

    Kebijakan, termasuk perencanaan, peraturan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis, ditunjang

    dengan sumber daya sebagai masukan program. Sumber daya termasuk sumber daya manusia,

    sarana dan prasarana, peralatan dan komoditas, dan pendanaan. Kebijakan dan pedoman dan

    sumber-daya sebagai masukan dalam pelaksanaan atau proses program yang dapat menjamin

    harapan hasil atau luaran program, yaitu layanan yang bermutu, rutin dan menjangkau luasmasyarakat sasaran.

    Proses program mencakup antara lain: pendidikan dan pelatihan; penggunaan dan pemeliharaan

    sarana, prasarana, peralatan dan komoditas; pengelolaan program dan layanan.

    Efektivitas program menurunkan perilaku berisiko dan berdampak terhadap penurunan penularan

    HIV terjadi hanya apabila program bermuara kepada layanan yang bermutu, rutin dan menjangkau

    luas masyarakat sasaran.

    Tabel 2. Kerangka Evaluasi Program HIV dan AIDS

    Tingkat Tujuan Indikator Sumber data Asumsi

    Dampak Epidemi HIV Prevalensi HIV STBP, surveilansEfek Perilaku Seks berisiko

    Barbagi jarum dan alat

    suntik

    Prevalensi IMS

    Survei perilaku

    Luaran Layanan Cakupan, kualitas,

    kelangsungan

    Survei, statistik layanan

    Proses Kegiatan mendukung

    layanan: pendanaan,

    pelatihan, logistik, dst.

    Jumlah dan distribusi

    fasilitas layanan, obat dan

    komoditas

    Dokumen program

    Sumber daya

    pedoman, juklak, juknis

    Penilaian kinerja dan efektivitas program dilakukan melalui serangkaian indikator Renstrada 2008-

    2012, termasuk indikator masukan program (kebijakan dan sumber-daya); indikator proses program(kegiatan layanan atau dukungan layanan); indikator luaran program (cakupan, kualitas dan

    kelangsungan layanan), indikator efek program (perubahan perilaku berisiko) dan indikator dampak

    program (angka prevalensi HIV). Data didapat dari sumber sekunder, termasuk laporan hasi survei:

    survei biologi- perilaku, survei sentinel, dan sistem informasi kegiatan dan layanan dari berbagai

    sektor, LSM dan donor.

    4Kerangka Kerja Monitoring dan Evaluasi, UNAIDS/08.23E / JC1519E, December 2008.

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    5/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012| 4

    II. HASIL EVALUASI

    2.1 KEBIJAKAN

    Dalam merespon epidemi, Pemerintah DKI Jakarta telah mengambil kebijakan termasuk Renstrada

    yang ditunjang dengan berbagai peraturan, surat keputusan dan pedoman pelaksanaan,

    pembentukan KPAP (Provinsi) dan KPAK (Kota) dan pelaksanaan program layanan. Peraturan dan SK

    sebagai landasan legal bagi KPAP dan KPAK dan segenap jajaran untuk bekerja dan mendapatkan

    pembiayaan program melalui APBD (Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah). Berbagai

    peraturan dan SK, pembentukan KPAP dan KPAK, dan pembiayaan program melalui APBD

    merefleksikan komitmen pemerintah daerah dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS.

    Renstrada Penanggulangan HIV dan AIDS 2008-2012 Provinsi DKI Jakarta merupakan penjabaran

    kebijakan pemerintah dalam memerangi HIV dan AIDS. Renstrada memuat tujuan penanggulangan,

    strategi penanggulangan melalui program dan layanan, penguatan kelembagaan, manajemen

    pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program. Dokumen Renstrada menyebut eksplisit tantangan

    program penanggulangan (halaman 4): (i) dukungan politik yang belum memadai terhadap program

    promosi kondom dan pengurangan dampak buruk NAPZA suntik padahal kedua program ini

    merupakan program pokok upaya penanggulangan HIV; dan (ii) masalah HIV dan AIDS belum

    dianggap masalah prioritas baik oleh sektor kesehatan maupun sektor pembangunan terkait.

    Renstrada menjelaskan strategi dasar upaya penanggulangan, tetapi belum belum jelas bagaimana

    strategi operasional pelaksanaan program dalam konteks tantangan program.

    Mengacu kepada kebijakan nasional, Pemprov DKI Jakarta membentuk Komisi Penanggulangan AIDS

    di tingkat Provinsi (KPAP) dan Kabupaten/Kota (KPAK), seperti terlihat pada Pergub dan berbagai SK

    (Lihat Tabel 3). Peraturan dan SK merupakan landasan legal KPAP dan KPAK dalam melakukan

    koordinasi dan arahan pengembangan, perencanaan dan pelaksanaan kebijakan dan programpenanggulangan HIV dan AIDS. Dalam menjamin pelaksanaan kebijakan dan program, berbagai SK

    mengenai upaya penanggulangan bahkan pembiayaan juga telah diterbitkan.

    Dalam mendukung pelaksanaan kebijakan program penanggulangan HIV dan AIDS, berbagai Pokja

    (Kelompok Kerja) dibentuk sesuai kebutuhan. Pembentukan Pokja-Pokja tertuang dalam Keputusan

    ketua KPAP Nomor 31 tahun 2009. Pokja diharapkan melibatkan perwakilan sektor terkait dan

    masyarakat. Namun Pokja yang ada, belum melibatkan LSM Peduli AIDS secara optimal.

    Sebagai pemain utama di sektor layanan kesehatan, DKI Jakarta telah memiliki Perda 1/ 2008 tentang

    RPJMD (HIV & AIDS merupakandedicated program), Perda 5/ 2008 tentang pengendalian HIV &

    AIDS, dan juga mengeluarkan Surat Edaran Kepala Dinas tentang Kemandirian Penganggaran

    Program Harm Reduction. Namun belum semua program dipayungi kebijakan, termasuk Program

    Pertukaran Jarum Suntik dan Program Promosi Kondom. Beberapa SKPD dan Sektor terkait belum

    responsif menjalankan Pasal 15 (g) Perda No 5 Tahun 2008 untuk promosi dan pencegahan

    penularan HIV.

    Petunjuk Teknis Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI No. 2/PER/MENKO/

    KESRA/I/ 2007 (pasal 8) tentang Susunan Organisasi POKJA Pengurangan Dampak Buruk Penggunaan

    NAPZA Suntik, terdiri atas Ketua dari unsur Dinas Kesehatan; Wakil Ketua unsur Kepolisian Negara RI;

    Sekretaris unsur Sekretariat KPAP; Anggota unsur BNN dan instansi terkait. Namun, dalam

    pelaksanaan layanan pertukaran/pembagian jarum suntik steril) di lapangan masih mengalamikendala karena perbedaan acuan aspek legal/hukum di antara Dinkes, BNN, Kepolisian dan LSM.

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    6/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012| 5

    Tabel 3. Peraturan dan SK tentang KPAP dan KPAK, DKI Jakarta

    Tahun Peraturan dan Surat Keputusan/ Surat Edaran

    2008 Surat Keputusan Walikota Jakarta Utara No. 15 tahun 2008 tanggal 24 Januari 2008 tentang Susunan Organisasi KPAK

    Jakarta Utara

    2009 Peraturan Gubernur No. 162 tahun 2009 tentang KPAP DKI Jakarta

    Surat Keputusan KPAK Jakarta Barat No. 6 tahun 2009 tentang Susunan Organisasi Pelaksana Harian KPAK Jakarta Barat Surat Keputusan Walikota Jakarta Barat No. 48 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja KPAK Jakarta Barat

    Surat Keputusan Walikota Jakarta Utara No. 175 Tahun 2009 tanggal 19 Mei 2009 Tentang Susunan Organisasi KPAK

    Jakarta Utara

    Surat Keputusan ketua KPAP Nomor 31 tahun 2009 tentang Pembentukan Pokja-Pokja

    2010 Surat Keputusan Walikota Jakarta Utara No. 782 Tahun 2010 tanggal 1 November 2010 tentang Susunan Organisasi

    KPAK Jakarta Utara

    Surat Keputusan Ketua KPAP No. 159 tahun 2010 tentang Tim Asistensi

    Surat Keputusan Ketua KPAP No. 177 tahun 2010 tentang Penunjukan Sekretaris KPAK Jakarta Selatan

    Surat Keputusan Gubernur No. 954 tahun 2010 tentang Pelimpahan Wewenang Ketua kepada Sekretaris KPAP

    Surat Keputusan Gubernur No. 321 tahun 2010 tentang Penunjukan Sekretaris KPAP

    Surat Keputusan Ketua KPAP No. 004 tahun 2010 tentang penunjukan Kepala Sekretariat dan Kepala Seksi dan Anggota

    KPAK

    2011 SK Ketua KPAP No. 110 tahun 2011 tentang Penetapan Asisten Sekretaris pada Program Penanggulangan HIV dukungan

    Global Fund SSF

    SK Ketua KPAP No. 130 tahun 2011 tentang Penetapan Kepala Sekretariat KPAP

    SK Ketua KPAP No. 131 tahun 2011 tentang Penetapan Kepala Bidang KPAP

    SK Ketua KPAP No. 132 tahun 2011 tentang Penugasan Personil KPAP

    SK Ketua KPAP No. 133 tahun 2011 tentang Penetapan Tim Asistensi KPAP

    SK Ketua KPAP No. 134 tahun 2011 tentang Penetapan Tim Advokasi KPAP

    SK Ketua KPAP No. 140 tahun 2011 tentang Penetapan Bendahara KPAP

    SK Ketua KPAP No. 189 tahun 2011 tentang Penetapan Susunan Staf Sekretariat KPA Kota/Kabupaten

    SK Sekretaris KPAP No. 144 tahun 2011 tentang Pembentukan Tim Perencanaan Program Penanggulangan HIV dan AIDS

    Provinsi DKI Jakarta untuk tahun 2011-2012

    2012 Peraturan Gubernur No. 26 tahun 2012 tentang Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi dan Komisi Penanggulangan AIDS

    Kota Keputusan Ketua KPAP No. 127 tahun 2012 tentang Penetapan Pejabat Teknis dan Unsur Penunjang KPAP di Provinsi DKI

    Jakarta

    Keputusan Ketua KPAP No. 128 tahun 2012 tentang Penetapan Sekretaris KPA Kota/Kabupaten

    Keputusan Ketua KPAP No. 130 tahun 2012 tentang Penetapan Tim Asistensi

    Keputusan Ketua KPAP No. 131 tahun 2012 tentang Penetapan Tim Advokasi

    Keputusan Ketua KPAP No. 133 tahun 2012 tentang Penetapan Pejabat Teknis dan Unsur Penunjang KPAK/Kab di

    Provinsi DKI Jakarta.

    Tabel 4. SK untuk mendukung Program Penanggulangan HIV dan AIDS DKI Jakarta

    Tahun Peraturan dan Surat Keputusan/ Surat Edaran

    Sebelum

    2008

    Peraturan Daerah No. 5 tahun 2008 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS di DKI Jakarta

    Surat Keputusan Walikota Jakarta Barat No. 174 tahun 2003 tentang Penetapan Kelurahan Maphar Sebagai Pilot Proyek

    Penggunaan Kondom 100% Surat Keputusan Walikota Jakarta Barat No. 1 tahun 2004 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Menular

    Seksual (IMS) dan HIV/AIDS di Jakarta Barat

    2009 Instruksi Walikota Jakarta Barat No. 222 tahun 2009 tentang Pelaksanaan Percepatan Penanggulangan HIV dan AIDS di

    Jakarta Barat

    Surat Keputusan Ketua KPAK Jakarta Barat No. 07 tahun 2009 tentang Ikatan Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli AIDS

    Kota Administrasi Jakarta Barat

    Surat Edaran Kepala Dinas Kesehatan tentang Kemandirian Penganggaran Program Harm Reduction

    MoU antara KPAP DKI Jakarta dengan 6 SKPD (POLDA Metro Jaya, Dinas Sosial, Satpol PP, Dinas Kesehatan, Dinas

    Pariwisata, Kanwil Kemenag) dan Forum LSM tentang Kesepakatan Operasional Kondom dan Alat Suntik Bukan Menjadi

    Barang Bukti

    2011 Surat Keputusan Gubernur No. 248 tahun 2011 tentang Biaya Pemeriksaan Darah Khusus (CD4) di Rumah Sakit Umum

    Daerah dan Rumah Sakit Khusus Daerah

    Instruksi Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 6 tahun 2011 tentang Pelaksanaan Program Komprehensif

    Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS) di 3 wilayah (Jakarta Pusat, Jakarta Utara dan Jakarta Timur)

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    7/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012| 6

    Tahun Peraturan dan Surat Keputusan/ Surat Edaran

    Instruksi Walikota Jakarta Barat No. 791 tahun 2011 tentang Percepatan Penanggulangan HIV dan AIDS di Kota Jakarta

    Barat Tahun 2011

    Surat Edaran Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Barat No. 2522/SE/2011 tanggal 16 Juni 2011 tentang Program

    Komprehensif Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual

    Surat Edaran Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan No 19/SE/2011 tentang Program Komprehensif Pencegahan HIV

    dan AIDS Melalui Transmisi Seksual untuk Pimpinan Usaha Industri Pariwisata di DKI Jakarta Surat Edaran Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan No 983/1.858.25/2011 tentang Program Pencegahan

    Penanggulangan IMS dan HIV Pada Tempat Hiburan di wilayah DKI Jakarta

    Surat Edaran Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan No 12/SE/2011 tentang Program Komprehensif Pencegahan HIV

    dan AIDS untuk Pimpinan Usaha Industri Pariwisata Wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Utara dan Jakarta Timur.

    2012 Peraturan Gubernur No. 183 tahun 2012 tentang Pemulihan Adiksi Berbasis Masyarakat

    Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 5109 tahun 2012 tentang puskesmas layanan satelit Anti Retroviral dan

    Rumah Sakit pengampu di DKI Jakarta

    Surat Edaran Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta No. 63/SE/2012 tentang Layanan Jarum dan Alat Suntik Steril di

    DKI Jakarta

    Draft Peraturan Gubernur DKI Jakarta tentang tata cara Promosi Dukungan dan Layanan dalam rangka penanggulangan

    HIV dan AIDS

    Draft Renstra KPAP tahun 2013-2017

    2.2 SUMBER DAYA

    Sumber Daya Manusia

    Sumber daya manusia (SDM) yang mendukung kegiatan program HIV dan AIDS berasal dari berbagai

    lembaga terkait, baik Pemerintah maupun non-Pemerintah. Staf sekretariat KPA Provinsi DKI Jakarta

    berjumlah 23 orang, terdiri dari Sekretaris, 3 Kepala Bidang, 1 Kepala Bagian dengan dibantu 18 Staf .

    Selain itu dengan tambahan staf dari dukungan GF (Global Fund) sebanyak 4 orang (Pengelola

    Program, Monitoring & Evaluasi, Administrasi dan Keuangan), staf dari dukungan HCPI (HIV

    Cooperation Program for Indonesia) sebanyak 2 orang (Program Harm Reductiondan Media) dan staf

    dari dukungan SUM/FHI sebanyak 2 orang (Bantuan Teknis).

    Di tingkat wilayah, berjumlah 12 orang pada setiap KPA Kota/Kab : terdiri dari 1 sekretaris, 3 orang

    Kepala Seksi, 1 orang Kepala Sub Bagian beserta 7 orang staf dan tambahan 2 orang, terdiri dari staf

    logistik (dukungan GF) dan pengelola program GWL (HCPI).

    Di samping staf tetap, dibentuk pula Tim Asistensi dan Tim Advokasi KPAP sebanyak 8 orang, dari

    berbagai sektor dan masyarakat.KPAP DKI Jakarta memiliki 9 Pokja yang dipimpin oleh sektor dan

    instansi utama sesuai pembidangan (Lihat Tabel 5).

    Tabel 5. Nama Pokja dan Sektor/ Instansi pemimpin, KPAP DKI Jakarta

    No Nama Pokja Sektor/ Instansi pemimpin

    1 Pokja IDU/Harm Reduction Dinas Kesehatan

    2 Pokja Remaja Dinas Pendidikan

    3 Pokja Seksual Transmisi Dinas Sosial

    4 Pokja Masyarakat Umum BPMPKB

    5 Pokja PMTCT BPMPKB

    6 Pokja Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi

    7 Pokja Lapas & Rutan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM

    8 Pokja Pelabuhan Tanjung Priok Administratur Pelabuhan Utama Tanjung Priok

    9 Pokja Agama Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta

    Hingga Desember 2012, pemenuhan SDM dalam program harm reduction sebanyak 8 orang staf

    penuh waktu dan 239 orang staf paruh waktu, yaitu tingkat provinsi 6 orang, tingkat Sudin 15 orang,

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    8/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012| 7

    tingkat Puskesmas 152 orang untuk LJSS dan 66 orang untuk Program Metadon. Pemenuhan SDM

    juga didukung mitra eksternal. HCPI mendukung pendanaan program HR di Puskesmas melalui kerja

    sama dengan Dinkes DKI Jakarta. Dukungan ini sangat membantu Dinkes dalam menjalankan

    program Harm Reduction di puskesmas. Selain itu, Kegiatan HR juga didukung oleh 5 LSM Mitra HCPI

    (Karisma, KIOS Atmajaya, PPK-UI, PKBI DKI, dan STIGMA).

    Para pemangku kepentingan menganggap jumlah SDM di Puskesmas kurang memadai, salah satu

    penyebabnya adalah beban tugas staf yang beragam, tidak hanya mendukung program HIV/AIDS.

    Salah satu akibat kurangnya tenaga, seperti dikeluhkan LSM, adalah kegiatan konseling VCT dan

    pemeriksaan IMS yang kurang optimal. Lebih lanjut pihak LSM mengungkapkan bahwa SDM yang

    tersedia di KPA sudah mencukupi, serta sudah mendapatkan berbagai macam pelatihan. Hanya saja

    yang belum ditindaklanjuti adalah melakukan koordinasi dengan LSM anggota Forum, monitoring

    program yang dilakukan LSM, serta menyediakan ruang komunikasi dengan LSM anggota Forum.

    Peningkatan kapasitas bagi SDM yang masih diperlukan adalah pelatihan penelitian kuantitatif/

    kualitatif, pengolahan data, pelatihan Fasilitasi dan pelatihan advokasi. SDM untuk kegiatan

    penjangkauan masih sangat kurang dan semua masih didukung dana dari donor.

    Sarana dan Prasarana

    Tabel 6. Layanan IMS dan HIV AIDS, tahun 2008-2012

    No Layanan 2008 2009 2010 2011 2012 SDM

    1 PTRM 15 17 18 18 18 54

    2 LJASS 31 31 38 38 38 144

    3 IMS 12 24 25 38 38 152

    4 VCT/PITC 23 23 55 55 55 275

    5 PMTCT 7 8 9 15 18 90

    6 TB HIV 25 25 25 25 43 -

    7 ARV 23 23 23 23 24120

    8 Satelit ARV 0 2 3 8 19

    Data KPAP DKI Jakarta tahun 2012 menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan 55 VCT, 24 RS CST, 19

    Puskesmas satelit ARV, 38 IMS, 18 PMTCT, 43 TB-HIV, 18 PTRM, dan 38 LJASS. Jumlah fasilitas

    pelayanan PTRM dan LJASS di DKI Jakarta adalah yang terbanyak dibandingkan provinsi lain. Jumlah

    pelayanan pengobatan termasuk dalam lima besar bersama Provinsi Papua, Jawa Timur, Jawa Barat

    dan Kalimantan Timur.

    Selama periode 2008-2012, KPAP DKI Jakarta telah menyalurkan bantuan untuk penyediaan alat CD4

    (termasuk reagen) di 10 fasilitas layanan kesehatan (RSUD Pasar Rebo, RSUD Duren Sawit, RSUD

    Tarakan, RSUD Cengkareng, RSUD Koja, RSUD Budi Asih, RS Fatmawati, RS Polri Sukanto, Klinik PKBI,

    RS Pengayoman) dan bantuan biaya pemeriksaan CD4 bagi ODHA.

    Dana

    Besaran dana rupiah dari APBD per tahun sekitar 15 sampai 25 milyar dengan komposisi sekitar 4,2

    milyar untuk operasional Sekretariat dan sisanya untuk program yang dikelola Sekretariat. Di

    samping itu, DKI menerima dukungan dari mitra internasional (GF, HCPI, SUM). Dukungan HCPI

    sekitar 3,5 milyar per tahun meliputi bantuan kepada LSM, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, sedangkan

    untuk KPAP lebih difokuskan kepada media, penguatan kelembagaan, dan advokasi. Dukungan GF

    kepada KPAP DKI sekitar 1 sampai 3 milyar per tahun meliputi logistik kondom, lubrikan, alat suntik,dan kegiatan-kegiatan berupa PMTS, PABM, pertemuan-pertemuan koordinasi harm reduction.

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    9/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012| 8

    Pembiayaan diperoleh dari berbagai sumber: APBN (Pemerintah Pusat), APBD (Pemerintah Daerah),

    dan mitra internasional (terutama AusAID dan GF). Dana dirasakan belum mencukupi apabila

    dibandingkan dengan kebutuhan program pada Renstrada. Hasil evaluasi menunjukkan dari 4 area

    program, komposisi pemanfaatan sumber daya sudah sesuai prioritas, namun jumlah belum

    mencukupi (prioritas tahun 2008: pencegahan, 2009: PDP, 2010: pencegahan, 2011: pencegahan).

    Berbagai kendala dana dan pendanaan mencakup lambatnya waktu pencairan, kurang sesuai antara

    jadwal kegiatan dan jadwal pencairan, dan kekurang-sesuaian kebutuhan.

    Tabel 7. Dana Penanggulangan HIV dan AIDS DKI Jakarta

    Komponen Dana APBD 2008 2009 2010 2011 2012

    a. Operasional Sekretariat

    KPAP/KPAK

    2.555.596.600 2.893.258.000 1.465.187.250 1.306.200.000 4.233.754.500

    b. Program HIV- AIDS 24.444.403.400 24.606.742.000 23.134.812.750 13.793.800.000 10.866.245.500

    Jumlah dana APBD 27.000.000.000 27.500.000.000 24.600.000.000 15.100.000.000 15.100.000.000

    Sumber dana lain

    Sumber dana Penerima dana 2008 2009 2010 2011 2012

    GF-ATM KPAP 2.891.010.210 3.274.018.608 1.984.116.396

    Jumlah dana sumber lain 2.891.010.210 3.274.018.068 1.984.116.396

    Tabel 8. Dana Bersumber dari GF untuk KPAP DKI

    Tahun Anggaran Program Operasional

    2009 823.510.004 457.210.004 366.300.000

    2010 2.891.010.210 1.735.665.210 1.155.345.000

    2011 3.274.018.608 2.465.536.400 808.482.208

    2012 1.984.116.396 1.592.286.588 391.829.808

    Tabel 9.Dana Bersumber dari HCPI

    Periode 2008 2009 2010 2011 2012

    Jumlah budget 2.977.585.673 2.832.080.206 3.281.507.731 3.172.680.484 3.682.077.693

    Mitra KPAP DKI KPAP DKI KPAP DKI KPAP DKI KPAP DKI

    Dinkes DKI Dinkes DKI Dinkes DKI Dinkes DKI Dinkes DKI

    RSKO RSKO RSKO RSKO RSKORS Fatmawati RS Fatmawati RS Fatmawati RS Fatmawati RS Fatmawati

    Dukungan media

    KPAP

    Dukungan media

    KPAP

    Dukungan media

    KPAP

    Dukungan media

    KPAP

    Dukungan media

    KPAP

    3 LSM 3 LSM 5 LSM 5 LSM 5 LSM

    Tabel 10. Dana Bersumber dari ASA/SUM 1 (FHI 360)

    Periode 2008 2009 2010 2011 2012

    Kelola Sendiri (DF) 1.082.167.456 163.820.660 237.774.500 393.594.912 938.000.000

    Dana LSM (23 LSM) 11.010.971.308 7.811.106.578 - - -

    Total 12.093.138.764 7.974.927.238 237.774.500 393.594.912 938.000.000

    Tabel 11. Dana Bersumber dari SUM 2 (RTI)

    Total Bantuan Tahun Program LSM Mitra Populasi kunci Wilayah Kerja

    Rp5.544.079.449 2011-2012 Kios Atmajaya Penasun Jakarta Utara dan Jakarta Barat

    LPA Karya Bhakti LSL Jakarta Utara dan Jakarta Timur

    Bandungwangi WPS Jakarta Timur

    Inter Medika LSL Jakarta Pusat, Barat dan Selatan

    Kharisma Penasun Jakarta Timur

    Kusuma Buana WPS Jakarta Barat

    Layak Penasun Jakarta Pusat dan Selatan

    Srikandi Sejati Waria DKI Jakarta

    Sumber: SUM2 (RTI)

    Pemanfaatan dana untuk berbagai kegiatan menunjukkan konsistensi antara rencana dan

    implementasi, apakah penggunaan sumber daya sesuai prioritas dalam renstrada. Rincian datapengeluaran dana bersumber APBD secara proporsional diperoleh dari analisis NASA (National AIDS

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    10/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012| 9

    Spending Assessment). Hasil kajian NASA di tingkat nasional (dana belanja program HIV dan AIDS dari

    semua sumber dan mencakup tingkat nasional) menunjukkan kontribusi terbesar adalah dari mitra

    internasional dan Pemerintah Pusat.

    Hasil NASA DKI Jakarta menunjukkan proporsi terbesar peruntukan dana APBD adalah untuk program

    pencegahan (tahun 2009 sebesar 23,69%, tahun 2010 sebesar 38,30%) serta pengobatan-perawatan(tahun 2009 sebesar 50,78% dan tahun 2010 sebesar 37,19%), dengan catatan: kemungkinan

    termasuk di dalamnya biaya tidak langsung terkait kegiatan. Dibandingkan dengan Renstra 2008-

    2012, proporsi terbesar memang untuk pencegahan dan pengobatan-perawatan tetapi secara

    proporsional peruntukan kegiatan kebijakan, administrasi lebih besar daripada rencana (Tahun 2009

    direncanakan 18% tetapi kenyataan 25,53% dan tahun 2010 direncanakan 16,2% tetapi kenyataan

    24,47%), bahkan tahun 2009 proporsi tersebut lebih tinggi dari pada untuk pencegahan.

    Penerima manfaat terbanyak adalah ODHA, disusul populasi umum dan non-targeted population.

    Dalam NASA tersebut juga dikaji kontribusi sektor lain selain Dinkes, beberapa sektor pendukung

    program memberikan sumbangan untuk kegiatan yang banyak menyentuh populasi umum atau non-

    targeted populationseperti penyuluhan, pendidikan dan pengembangan lingkungan kondusif serta

    pengembangan kapasitas.

    Tabel 12. Proporsi Pengeluaran APBD untuk Program HIV/AIDS

    No Program 2009 (%) 2010 (%)

    1 Pencegahan 23,69% 38,30%

    2 Pengobatan dan Perawatan 50,78% 37,19%

    3 Anak yatim dan rentan 0 0,04%

    4 ManajemenAdministrasi 18,31% 17,06%

    5 Insentif SDM 4,49% 5,95%

    6 Perlindungan sosial 0 0,00%

    7 Lingkungan kondusif 1,50% 0,16%

    8 Penelitian non-operasional 1,23% 1,30%

    Sumber: NASA DKI Jakarta

    Tabel 13. Pengeluaran untuk program HIV/AIDS menurut Penerima Manfaat

    No Program 2009 (%) 2010 (%)

    1 ODHA 53,85% 41,63%

    2 Populasi risiko tinggi 6,49% 3,76%

    3 Populasi kunci lain 3,15% 4,30%

    4 Populasi spesifik (terjangkau) 1,16% 1,76%

    5 Populasi umum 11,47% 28,91%

    6 Non targeted 23,89% 19,65%

    Sumber: NASA DKI Jakarta

    Program penjangkauan banyak dilakukan oleh LSM dan didukung oleh bantuan dana dari mitraeksternal seperti Pemerintah Australia dan Pemerintah Amerika. Sumber dana LSM utama adalah

    dari donor dan kelangsungannya menjadi tantangan. Melalui program yang dilaksanakan oleh proyek

    SUM pengembangan kapasitas LSM agar mandiri dalam pendanaan dan mampu menghitung

    kebutuhan sumber daya diberikan secara bertahap, terutama LSM yang membantu penasun.

    Bila ditelusuri lebih lanjut, pada tahun 2011 sekitar 40% dari anggaran KPAP digunakan untuk

    Dukungan Perawatan dan Terapi: 3 buah alat CD4, 72 reagen CD4 50 Kid & Quality Control, 3.690

    reagen oral rapid test, reagen rapid test HIV, obat IMS & IO serta bahan habis pakai, reagen IMS.

    Justifikasi untuk komponen pengeluaran ini adalah karena merupakan syarat untuk pengobatan ARV

    untuk RS, Puskesmas, Klinik, Lapas / Rutan.

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    11/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012|10

    Dana KPAP untuk program mitigasi sebesar 1% dari anggaran KPAP, yaitu untuk membantu

    persalinan dengan sectio cesariabagi bumil penderita AIDS, pemberian susu formula, viral loadbagi

    ibu hamil dan bayi.

    Dukungan dana HCPI pada tahun 2011 antara lain

    1.

    Program HR bagi Penasun di Puskesmas DKI Jakarta mencapai Rp559.401.000 dan danapendamping dari KPAP adalah sebesar Rp156.094.000

    2.

    Program HR dan penguatan puskesmas (kerjasama dengan Yayasan Stigma) mencapai

    Rp542.291.404 dan dana pendamping dari mitra lain Rp82.487.864

    3. Kegiatan tindak lanjut program HR di wilayah Jakarta Timur mencapai Rp275.181.160 dan dana

    pendamping mitra Rp29.600.000

    4. Program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS pada Pengguna Napza suntik di Jakarta

    Selatan mencapai Rp307.572.600

    5.

    Program intervensi HR-HIV di Jakarta Barat mencapai Rp 284.429.480 dan dana pendamping

    Rp58.380.000

    Sistem Informasi

    Sistem Informasi sebagai komponen penting keberhasilan program. Sejak 2009, KPAP mempunyai

    sistem informasi layanan, yaituJakarta AIDS Information System(JAIS). Sistem ini mencakup layanan

    oleh KPAP, KPAK, rumah sakit, Puskesmas, dan LSM. Namun, belum semua program dan layanan

    kesehatan dilaporkan melalui JAIS. Meskipun bermanfaat, sistem ini masih perlu diperbaiki,

    terutama supaya lebih mudah diakses dan dimanfaatkan untuk perbaikan program.

    Informasi mengenai tren perubahan perilaku pada berbagai populasi kunci, dan tren prevalensi HIV

    pada berbagai populasi kunci dan juga populasi risiko rendah atau populasi umum penting guna

    menilai keberhasilan program. Sementara ini pemerintah termasuk di DKI Jakarta telah melakukanberbagai surveilans sero dan survei perilaku dan biologi pada berbagai kelompok kunci. Hasil

    surveilans dan survei tersebut bermanfaat dalam membantu fokus program dan mengindikasikan

    keberhasilan program. Namun demikian, dalam hal tertentu masih tidak mudah menilai

    kecenderungan epidemi pada beberapa populasi kunci karena masalah metodologi dan populasi

    yang berbeda dari satu survei ke survei yang lain. Pengembangan surveilans masih perlu diperbaiki

    dalam strategi dan metodologi sehingga hasil surveilans menjadi petanda yang meyakinkan

    mengenai kecenderungan dan pola epidemic dalam kaitan dengan efktivitas program.

    Informasi mengenai potensi HIV masuk ke dalam populasi umum merupakan hal penting. Ini karena

    epidemi di DKI Jakarta sudah lama berada dalam kategori konsentrasi. Sementara ini, kita

    mengandalkan surveilans darah donor. Surveilans sero ibu hamil melalui beberapa klinik bersalin

    perlu dikembangkan. Hasil surveilans ini akan menjadi penanda yang meyakinkan mengenai

    perluasan epidemi.

    2.3 PENGORGANISASIAN DAN KEMITRAAN

    Koordinasi antara berbagai sektor dan LSM terkait di semua tingkatan birokrasi merupakan kunci

    keberhasilan program. Dalam praktek, koordinasi belum berjalan optimal terutama di tingkat

    kebijakan. KPAP merasakan tantangan dalam mewujudkan peran koordinasi. Beberapa sektor

    menganggap masalah HIV belum prioritas, sektor lain merasa lebih berhak dan lebih tahu masalah

    HIV dan LSM belum mendapat manfaat dari keterlibatan mereka. Kurangnya dukungan politis dari

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    12/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012|11

    eksekutif, parlemen, tokoh agama dan tokoh masyarakat membuat koordinasi upaya

    penanggulangan semakin tidak mudah.

    Mitra Internasional

    Kemitraan dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan meningkatkan efektivitas program.

    Pemerintah DKI Jakarta melalui KPAP/K bermitra dengan mitra internasional maupun lokal.

    Beberapa Mitra Internasional yang selama ini mendukung program HIV AIDS di DKI Jakarta adalah

    HCPI, Global Fund Round 8, FHI-SUM. Beberapa LSM anggota Forum bermitra dengan HCPI, SUM,

    dan GF dimana program ditujukan untuk beberapa kelompok populasi kunci Penasun, LSL, WPS, dan

    waria, serta kelompok lainnya seperti remaja, anak, LBT (Laki-laki Berisiko Tinggi), ODHA, dan

    masyarakat.

    Selama ini, beberapa mitra Internasional telah memberikan bantuan teknis dan pendanaan

    bermakna terhadap upaya penanggulangan, termasuk di DKI Jakarta. Bantuan ini bermanfaat, tetapi

    dalam jangka panjang mengancam kemandirian program. Bantuan mitra internasional sebaiknya

    lebih ditujukan kepada peningkatan kapasitas teknis dan manajerial program, bukan kepada programrutin layanan. Demikian pula, pelaksanaan program penjangkauan populasi risiko tinggi selama ini

    banyak tergantung kepada LSM sebagai mitra lokal. Kelangsungan program-program penjangkauan

    ini rentan terhadap kelangsungan bantuan pendanaan dari donor asing. Pelibatan populasi kunci

    sebagai mitra lokal dalam perencanaan program belum optimal, padahal pelibatan ini menentukan

    keberhasilan penjangkauan dan cakupan layanan.

    Mitra Lokal: Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

    Di DKI Jakarta saat ini 35 LSM yang aktif bergerak dalam kegiatan HIV dan AIDS. Hasil evaluasi

    menunjukkan bahwa pihak LSM Peduli AIDS merasa kurang dilibatkan dalam program

    penanggulangan HIV-AIDS dan kegiatan lintas sektor.

    Umpan balik dari LSM juga menyebutkan bahwa advokasi yang dilakukan KPA hanya jika terdapat

    pelaporan kasus dan ketika ada yang mendapatkan stigma dan diskriminasi saja (individual dan LSM),

    belum pada advokasi struktural, seperti advokasi lintas sektor.

    Meskipun fungsi monitoring sudah berjalan namun pihak LSM juga merasa bahwa monitoring

    tersebut hanya pada instansi pemerintah pemberi layanan kesehatan saja, belum kepada LSM,

    sehingga seringkali disalah artikan sebagai kontra.

    Salah satu masukan yang secara eksplisit disampaikan adalah bahwa kebijakan yang melarang LSM

    melakukan mobile LASS kurang tepat karena kondisi di lapangan membutuhkan kerjasama dengan

    LSM, tidak hanya bergantung pada layanan yang ada di PKM saja, demi mengurangi dampak buruk

    penggunaan napza suntik. Hal ini memerlukan penyamaan persepsi dan sosialisasi lebih lanjut.

    Menurut Forum LSM, hasil capaian yang mencolok yang terlihat pada hampir semua LSM anggota

    Forum adalah capaian kegiatan Penjangkauan, jumlah populasi kunci yang terjangkau di DKI Jakarta

    sudah hampir 80% (untuk IDU). Capaian kedua adalah advokasi untuk rujukan ke layanan kesehatan

    setempat, dalam hal ini kerjasama dan koordinasi antara LSM dan PKM sudah terjalin dengan baik

    seperti upaya-upaya pengobatan IO dan pengecekan laboratorium (TB, dll). Ketiga, adanya upaya-

    upaya program pencegahan HIV AIDS di tempat kerja, terutama di tempat-tempat hiburan. Beberapa

    LSM menjalankan upaya advokasi sendiri atau tidak terbuka (sembunyi-sembunyi), tetapi upaya ini

    terbukti cukup berhasil, dimana ada ketersediaan stok kondom di beberapa tempat hiburan (outlet

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    13/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012|12

    kondom). Keempat, program edukasi di semua populasi kunci, menunjukkan hasil cukup

    menggembirakan dengan terbentuknya pendidik sebaya/relawan, yang akan menjadi regenerasi

    petugas penjangkauan LSM. Kelompok pendidik sebaya ini dapat terorganisir menjadi Kelompok

    Dukungan Sebaya (KDS), yang juga dapat mendukung program di PKM. Kelima, program edukasi di

    masyarakat. Adanya keterlibatan masyarakat untuk program pencegahan, pengobatan dan dukungan

    di masyarakat, seperti program GEMA PULIH (Gerakan Masyarakat Peduli HIV -red.Kios), GEMA PADI

    (Gerakan Masyarakat Peduli Adiksired. Kios) dan sebagainya.

    Keterlibatan Populasi Kunci

    Pihak LSM menyampaikan tidak ada keterlibatan populasi kunci di dalam perencanaan (Musrembang

    sampai terbitnya APBD), monitoring dan evaluasi program HIV AIDS di DKI Jakarta.

    2.4 PENGEMBANGAN PENELITIAN

    Sementara banyak kebutuhan memperbaiki kinerja, efektivitas program dan layanan kesehatan

    serta penelitian operasional yang dapat memandu perbaikan program belum banyak dilakukanharena keterbatasan dana. Penelitian-penelitian yang dilakukan belum sesuai dengan kebutuhan

    pengembangan dan perbaikan kebijakan dan program.

    Mengenai pengembangan penelitian, studi, riset operasional dan kajian, dirasakan perlu peningkatan

    inventarisasi, mutu, serta sosialisasi hasilnya dan dimanfaatkan untuk pengembangan dan perbaikan

    kebijakan dan program.

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    14/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012|13

    III. KINERJA PROGRAM

    3.1 Program Layanan

    KPAP-DKI Jakarta memegang peran penting memastikan kesesuaian kegiatan dengan rencana

    program melalui koordinasi kegiatan yang melibatkan berbagai institusi, lembaga dan mitra kerja.

    Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, KPAP melakukan penguatan lembaga dan kesekretariatan;

    menjalankan kegiatan promosi dan penerangan; melakukan rapat koordinasi dengan berbagai

    pemangku kepentingan; melakukan advokasi dan penelitian operasional; menyusun Juknis,

    mengembangkan programpeer educatorpada kelompok agama, remaja, dan lingkungan kerja, dan

    melakukan monitoting dan evaluasi.

    Sesuai tujuan program dalam Renstrada, berbagai kegiatan promosi pencegahan dilaksanakan

    dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan unsur lintas sektor, LSM dan masyarakat.

    Dukungan kegiatan mitigasi diberikan khususnya dalam PMTCT seperti bantuan operasi sectio cesaria

    bagi bumil penderita AIDS, susu formula untuk bayi dan pemeriksaan viral loaduntuk bumil dan bayi.

    KPAP juga mengalokasikan dana untuk dukungan perawatan dan terapi dengan memberi bantuan

    reagen, alat CD4, viral load. Sistem informasi dikembangkan melalui program Jakarta AIDS

    Information System (JAIS).

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    15/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012|14

    Tabel 14. Kegiatan Advokasi KPAP DKI Jakarta, 2007-2011

    No Kegiatan Pelaksana Cakupan/ Sasaran Tahun

    Rapat Kerja Daerah KPAP Bidang Monev KPAP KPAP, KPAK/Kab., Pokja, Anggota KPAP,

    LSM, Lembaga Donor

    2008-2011

    Monitoring Implementasi PERDA

    5/2008

    Bidang Monev KPAP 12 lokasi tempat hiburan (spa, diskotik,

    panti pijat, karaoke, bar)

    2009

    Kajian Cepat HIV dan AIDS (data

    dasar terkait indikator MDGs)

    Bidang Monev KPAP 2010

    Kajian rapid assesmentterkait

    efektivitas KIE

    Bidang Monev KPAP Populasi kunci dan masyarakat umum 2010

    Kajian terkait Program GWL

    (kebutuhan layanan)

    Bidang Monev KPAP Populasi Gay, Waria, Lelaki Seks Lelaki

    (GWL)

    2011

    Kajian cepat pengembangan

    media untuk ibu rumah tangga

    Bidang Monev KPAP Ibu rumah tangga 2011

    Workshop hasil pelaporan kasus

    HIV-AIDS (Surveilan pasif RS, sero

    survei, STBP, JAIS, survei mini

    BSS)

    Bidang Monev KPAP 2011

    Roadshow Sosialisasi ProgramHIV-AIDS dan KPAP Bidang Prompen KPAP

    Aparat SKPD: PD Pasar Jaya, DinasPajak, Disnaker, SKPD tingkat kota,

    SLTA

    2008

    Aparat SKPD (tingkat Provinsi: 540

    orang; Sektor Agama: 180 orang untuk

    6 Agama)

    2009

    43 Kecamatan (1.290 orang),

    masyarakat umum (180 orang); pelajar

    SLTA (120 orang), kelompok umat

    beragama (60 orang)

    2010

    Aparat Satpol. PP, Sudin Sosial, Sudin

    Dikmen, Kanpeko, Sudin Pariwisata,

    Sudin Nakertrans dan aparat BPMP

    2011

    Advokasi HIV & AIDS bagi

    Pengusaha

    Bidang Prompen KPAP Pengusaha, pengurus dunia usaha,

    Forum LSM Peduli AIDS

    2009

    Advokasi bagi tokoh agama dan

    tokoh masyarakat

    Bidang Prompen KPAP Tokoh agama (6 Agama), tokoh

    masyarakat, Forum LSM Peduli AIDS

    Tokoh 6 agama, @ 50 orang

    2009

    2010

    Penggalangan kesepahaman dan

    kesepakatan operasional program

    penanggulangan HIV & AIDS bagi

    instansi terkait

    Bidang Prompen KPAP POLDA Metro Jaya, Kanwil KumHam, BNP

    LSM Peduli AIDS dan beberapa instansi

    terkait Pemda DKI Jakarta

    2009

    Sosialisasi penggunaan dan

    pengadaan kondom perempuan

    Bidang Prompen KPAP Pekerja seks 2009

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    16/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012|15

    Tabel 15. Kegiatan sosialisasi KPAP DKI Jakarta, 2009-2012

    No Kegiatan Pelaksana Cakupan/ sasaran Tahun

    Peran Satpol PP dalam

    Penanggulangan HIV dan AIDS

    Bidang Monev 100 orang Petugas Satpol PP

    Provinsi dan 200 orang Petugas

    Satpol PP Kota dan Kecamatan

    2011

    Sosialisasi Umum HIV dan AIDS Bidang Prompen KPAP Mobilisasi massa (masy.umum,

    Pelajar, LSM, Ormas) 1.000 orang

    2008 -2012

    Pembuatan dan pengadaan

    Brosur HIV & AIDS

    Bidang Prompen KPAP Masyarakat umum dan populasi

    kunci

    2010

    Kegiatan Pojok informasi

    melalui pameran

    Bidang Prompen KPAP Masyarakat umum 2009-2011

    Media release dan promosi di

    media cetak keberadaan KPAP

    dan KPAK dengan berbagai

    kegiatan

    Bidang Prompen KPAP Indo Pos, Lampu Hijau, serta Pos

    Kota

    2009-2011

    10 kali 2 Koran, 5 Majalah (@ 1

    artikel)

    2012

    Sosialisasi HIV-AIDS ke SKPD Bidang Prompen KPAP 20 SKPD (600 Orang) 2012

    Pemasaran sosial kondom Bidang Prompen KPAP SKPD terkait, KPAP, KPAK, LSM,

    populasi kunci dan masyarakat di

    Jakarta Utara dan Jakarta Barat

    2012

    Talkshow Radio Bidang Prompen KPAP Masyarakat umum 2009-2012

    2009: Siaran (55 kali): 11 kali

    siaran per kota dengan durasi

    @60 menit

    2010: Radio: Jakarta Pusat

    Radio 99ERS; Jakarta Utara

    MD; Jakarta SelatanRAS FM;

    Jakarta BaratRadio CBB;

    Jakarta TimurRadio Muara

    2011: Siaran (55 kali): 11 kali

    siaran per kota dengan durasi

    @60 menit

    2012: Siaran 6 Radio (14 kali), 3

    stasiun TV (14 kali Siaran

    Media luar ruang tentang ajakanpenanggulangan AIDS melalui

    billboard Bersama Selamatkan

    Jakarta, Cegah HIV & AIDS

    Bidang Prompen KPAP Masyarakat umum 2009

    Peringatan Hari AIDS Sedunia Bidang Prompen KPAP Masyarakat umum 2008-2012

    Penyampaian pesan-pesan HIV

    dan AIDS melalui acara bernuansa

    hiburan di sekolah atau tempat

    lain yang disukai remaja

    Bidang Prompen KPAP Remaja 2009

    Peningkatan wawasan,

    pengetahuan dan pemahaman

    HIV dan AIDS

    Bidang Prompen KPAP Motivator, Dewan Kelurahan,

    Karang Taruna, Ormas Kecamatan/

    Kelurahan dan masyarakat umum

    2009

    Pembuatan film dokumenter dan

    film cerita (FTV) tentang info

    program pencegahan dan

    penanggulangan HIV & AIDS

    Bidang Prompen KPAP Masyarakat umum 2009 - 2010

    Media KIE (13 judul): Islam

    (32.000), Kristen (22.250) Katolik

    (22.250), Budha (6.875), Hindu

    (6.875), Khong Hu Chu (6.875),

    Profil KPAP (27.000), Info LSM

    (25.000), Info HIV-AIDS (30.000),

    Info tempat layanan (27.000),

    Pencegahan HIV bagi remaja

    sekolah (30.000), remaja luar

    sekolah (30.000), Kotak display

    (Indonesia dan Jepang: 250)

    Bidang Prompen KPAP Masyarakat umum, kelompok

    agama, remaja

    2010

    Leaflet @11.000, Kalender

    (7.000), gantungan kunci (7.000)

    2012

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    17/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012|16

    Tabel 16. Kegiatan Penguatan Kapasitas KPAP DKI Jakarta, 2009-2012

    No Kegiatan Pelaksana Cakupan/ sasaran Tahun

    Pelaksanaan Sero survei Bidang Monev KPAP 5 kota dan 1 kab. Kepulauan Seribu 2008, 2010-

    2011

    Bimtek ke 5 Kota dan Kab.

    Kepulauan Seribu

    Bidang Monev KPAP 5 kota dan 1 kab. Kepulauan Seribu 2008-2009

    Bimtek ke 9 Pokja Bidang Monev KPAP Pokja IDU, Pokja ST, Pokja Lapas/Rutan,

    Pokja Agama, Pokja Remaja, Pokja

    Pelabuhan, Pokja PMTCT, Pokja Tempat

    Kerja, Pokja Masy. Umum

    2010

    Kunjungan Kerja KPAP ke Layanan

    Masyarakat

    Bidang Monev KPAP 12 lokasi (Puskesmas Kecamatan) 2009

    Bimtek Tim KPAP terkait Program

    PMTS dan Penjajakan ke Layanan

    Kesehatan

    Bidang Monev KPAP KPAK dan 10 Puskesmas Koordinator 2011

    Updating Data Estimasi Populasi

    Kunci

    Bidang Monev KPAP 5 populasi kunci (WPS, penasun, waria,

    LSL, LBT) di 5 Kota dan 1 Kab. Kep. Seribu

    2008-2010,

    2012

    Surveilan Pasif RS (Pengumpulan

    Data AIDS Pasif RS)

    Bidang Monev KPAP 65 Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta 2008-2012

    Pengembangan Sistem Informasi

    HIV-AIDS melalui Jakarta AIDS

    Informasi Sistem (JAIS) dan

    Pelatihan Petugas Penginput Data

    Layanan Kesehatan

    Bidang Monev KPAP Fasilitas Layanan Kesehatan DKI Jakarta

    terkait Data Prog. IMS, VCT, LJSS, PTRM,

    PMTCT, TB-HIV, Penjangkauan, PITC, TB-

    HIV unit HIV

    2008-2012

    Pelatihan Manajemen

    Monitoring, Evaluasi dan

    Perencanaan

    Bidang Monev KPAP Staf KPAP, KPAK dan Pokja sebanyak 25

    peserta

    2011

    Pengumpulan dan Pengolahan

    Data Capaian Bulanan terkait

    Indikator Rencana Aksi Nasional

    (RAN)

    Bidang Monev KPAP KPAP, KPAK, LSM (unsur Monev) 2008-2011

    Fasilitasi dan Dukungan

    Kelompok Risiko Tinggi

    Bidang Monev KPAP 70 orang Petugas Outreach LSM

    (Pendamping WPS dan IDU)

    2010

    Pembinaan Personil Outreach Bidang Monev KPAP 40 orang LSM (Pendamping WPS, Waria,

    LSL, IDU, ODHA)

    2010

    Partisipatory Action ReserchPemahanan HIV dan AIDS bagi

    Remaja usia 15-18 thn.

    Bidang Monev KPAP 400 orang peserta Tk. SLTA di DKI Jakarta 2011-2012

    Partisipatory Action Research

    Pemahaman HIV dan AIDS bagi

    Guru BP, Olah Raga, Agama

    Bidang Monev KPAP 100 orang guru pengajar 2011

    Monitoring Kualitas Data (RAN

    dan JAIS)

    Bidang Monev KPAP 5 wil Kota untuk RAN dan JAIS, 5 Lokasi

    Layanan Kesehatan untuk Prog. VCT, IMS

    dan LJSS

    2012

    Pelatihan Monitoring dan

    Evaluasi

    Bidang Monev KPAP Program ARCVIEW dan MS. EXCEL untuk

    Dinas Kesehatan, Sudinkes, KPAP, KPAK

    2012

    Pembinaan Peer Educator (PE) Bidang Prompen KPAP LSM Peduli AIDS se Jabodetabek;

    Kelompok diskusi sebaya SMA/K dan

    Karang Taruna Kota Jakarta Timur;

    Pengurus organisasi keagamaan (6

    agama) dan kemasyarakatan se DKI

    Jakarta; Kelompok dampingan LSM

    Peduli AIDS; Kelompok pengurus

    Asosiasi Pengusaha Indonesia Provinsi

    DKI Jakarta.

    2009

    Pelajar SD, SLTA, motivator Lembaga

    Pemberdayaan Masyarakat Jakarta

    (LPMJ), umat Khonghucu, Kelompok

    sebaya di lingkungan petugas Adpel

    Tanjung Priok.

    2010

    Penyuluh Tokoh 6 Agama (60 Orang) 2011

    Pelatihan TOT tentang Informasi

    HIV dan AIDS

    Bidang Terapi &

    Rehabilitasi KPAP

    Penyuluh Masyarakat (30 Orang) Bidan

    Swasta (30 Orang) Petugas Panti (40

    Orang)

    2012

    Program Pencegahan HIV melalui

    Transmisi Seksual (PMTS)

    Bidang Terapi &

    Rehabilitasi KPAP

    5 wilayah Kota terkait 4 Kompenen 2011-2012

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    18/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012|17

    No Kegiatan Pelaksana Cakupan/ sasaran Tahun

    Program Pemulihan Adiksi

    Berbasis Masyarakat (PABM)

    Bidang Terapi &

    Rehabilitasi KPAP

    5 wilayah Kota dan 1 Kab. Kepulauan

    Seribu (Masy. Umum, LSM)

    2011-2012

    Pelatihan Petugas Konselor Bidang Terapi &

    Rehabilitasi KPAP

    Petugas Puskesmas (13 orang), RSUD (5

    orang), RSAB harapan kita (1 orang), LSM

    (2 orang), Lapas/rutan (2 orang)

    2009

    Pelatihan Petugas IMS Bidang Terapi &

    Rehabilitasi KPAP

    Petugas Puskesmas (20 orang) terdiri dari

    dokter, perawat, administrasi, lab

    2009

    Pelatihan CST Bidang Terapi &

    Rehabilitasi KPAP

    RSUD (48 orang) terdiri dari : dokter

    anak/kandungan/umum, perawat,

    administrasi, lab

    2010

    Pelatihan IMAI Bidang Terapi &

    Rehabilitasi KPAP

    Puskesmas (40 orang) terdiri dari dokter,

    perawat

    2010

    Pelatihan Petugas Konselor VCT Bidang Terapi &

    Rehabilitasi KPAP

    RSUD, PKM, LSM (29 orang) 2010

    Pelatihan Home base care Bidang Terapi &

    Rehabilitasi KPAP

    RSUD, PKM, LSM, Kader muda (30 orang)

    terdiri dari dokter, perawat

    2011

    Pelatihan Petugas PITC Bidang Terapi &

    Rehabilitasi KPAP

    PKM , RSUD (30 orang) terdiri dari dokter,

    perawat

    2011

    Pelatihan Petugas pengendalian

    TBHIV

    Bidang Terapi &

    Rehabilitasi KPAP

    PKM (30 orang) terdiri dari dokter,

    perawat

    2011

    Pelatihan petugas IMS Bidang Terapi &

    Rehabilitasi KPAP

    PKM (48 Orang) terdiri dari dokter,

    perawat, petugas administrasi, petugas

    Lab.

    2011

    Pelatihan petugas PMTCT Bidang Terapi &

    Rehabilitasi KPAP

    PKM (30 orang) terdiri dari dokter,

    perawat

    2011

    Pelatihan Petugas Analis

    Laboratorium

    Bidang Terapi &

    Rehabilitasi KPAP

    PKM (30 orang) terdiri dari petugas analis

    laboratorium

    2011

    Pelatihan petugas konselor adiksi Bidang Terapi &

    Rehabilitasi KPAP

    PKM, Rumah Sakit, Lapas / Rutan, LSM

    (26 Orang) terdiri dari layanan PTRM dan

    petugas penjangkau.

    2012

    Pelatihan Universal Precaution Bidang Terapi &

    Rehabilitasi KPAP

    PKM (25 Orang) untuk petugas kesehatan

    dokter gigi.

    2012

    Pelatihan Imaai Bidang Terapi &

    Rehabilitasi KPAP

    PKM (30 Orang) terdiri dari dokter dan

    perawat.

    2012

    Pelatihan RR (Reporting Record) Bidang Terapi &

    Rehabilitasi KPAP

    PKM rujukan dan RS pengampu ARV (30

    Orang) terdiri dari petugas farmasi.

    2012

    Tabel 17. Kegiatan Mitigasi, KPAP DKI Jakarta, 2008-2012

    No Kegiatan Pelaksana Cakupan/ sasaran Tahun

    Bantuan Susu Formula Bidang Terhab KPAP 2 Bayi HIV positif selama 2 bulan 2008

    Pemeriksaan CD4 Bidang Terhab KPAP 1000 Orang 2008

    Pemeriksaan Laboratorium

    (CD4,SGPT,SGOT,HB)

    Bidang Terhab KPAP 1000 Orang 2009

    Operasi Secio Caesaria Bidang Terhab KPAP 7 Ibu hamil HIV positif 2009

    Susu formula Bidang Terhab KPAP 21 Bayi HIV positif selama 3 bulan 2009

    Pemeriksaan PCR Bidang Terhab KPAP 15 Bayi HIV positif 2009

    Pemeriksaan Viral Load Bidang Terhab KPAP 15 Ibu hamil HIV positif 2009Operasi Secio Caesaria Bidang Terhab KPAP 4 Ibu hamil HIV positif 2010

    Susu formula Bidang Terhab KPAP 15 Bayi HIV positif selama 3 bulan 2010

    Pemeriksaan PCR Bidang Terhab KPAP 10 Bayi HIV positif 2010

    Pemeriksaan Viral Load Bidang Terhab KPAP 10 Ibu hamil HIV positif 2010

    Operasi Secio Caesaria Bidang Terhab KPAP 19 Ibu hamil HIV positif 2011

    Susu formula Bidang Terhab KPAP 30 Bayi HIV positif selama 6 bulan 2011

    Pemeriksaan CD 4 Bidang Terhab KPAP 500 Orang 2011

    Pemeriksaan Viral Load Bidang Terhab KPAP 120 Bayi dan Ibu hamil HIV positif 2011

    Operasi Secio Caesaria Bidang Terhab KPAP 24 Ibu hamil HIV positif 2012

    Susu formula Bidang Terhab KPAP 65 Bayi HIV positif selama 3 bulan 2012

    Pemeriksaan Viral Load Bidang Terhab KPAP 165 Bayi dan Ibu hamil HIV positif 2012

    Pemeriksaan Viral Load Bidang Terhab KPAP 159 ODHA 2012

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    19/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012|18

    Tabel 18. Kegiatan dukungan, perawatan dan terapi, KPAP DKI Jakarta, 2008-2012

    No Kegiatan Pelaksana Cakupan/ sasaran Tahun

    Pengadaan Obat, Reagent,

    Peralatan Laboratorium IMS

    Bidang Terhab KPAP 39 klinik, puskesmas dan rumah sakit 2008

    Alat Periksa CD4 (mesin) dan

    Reagen.

    Bidang Terhab KPAP 6 RSUD dan RS POLRI 2009

    Gynecolog Bed, alat electrocauter, alat mikroskop,

    speculum, rotator, centrifuge,

    obat-obatan dan reagen.

    Bidang Terhab KPAP 20 PKM dan 1 Klinik PKBI 2009

    Ora Quick Bidang Terhab KPAP 6 lapas Rutan sebanyak 10.000 buah 2009

    Reagen CD4 & Quality Control Bidang Terhab KPAP 6 RSUD dan RS POLRI (CD 4 sebanyak 34

    kit, Quality Control sebangak 84 buah)

    2010

    Reagen Rapid Test HIV Bidang Terhab KPAP PKM dan Klinik Swasta sebanyak 10.400

    test standar diagnostic bioline rapid test

    3.0, 22850 test rapid HIV II dan 9000 test

    intec one step anti HIV (1&2) tri line test

    card.

    2010

    Reagen Oral Rapid Test Bidang Terhab KPAP Klinik Lapas/Rutan Swasta sebanyak

    10.110 buah

    2010

    Alat Kesehatan layanan IMS Bidang Terhab KPAP PKM ( 9 buah Mikroskop,14 buah mikro

    pipet, 19 buah rotator, 9 buah centrifuge,

    20 buah Methylated Spirit lamp, 100 buah

    Holder vacuntainer, 20 buah troniquet, 10

    buah gynaecology chair electric, 5 buah

    electro cauter, dan 17 buah lampu sorot

    halogen.

    2010

    Bahan penunjang Sero Survey Bidang Terhab KPAP Terdiri dari 7 box Micropipet tips kuning,

    7 box Micropipet tips biru, 28 box

    cryotube, 62 disposible syireng, 62 box

    sarung tangan nitrile free powder, 62 box

    tabung vacuntainer, 62 box needle, 62

    box alchol swab, 6200 buah tanchoplasts,

    135 buah safety box plastic dan 6 buah

    micropipet

    2010

    Obatobatan Infeksi menular

    seksual dan infeksi oportunistik,

    Bahan habis pakai serta reagen

    IMS

    Bidang Terhab KPAP Puskesmas 2010

    Alat periksa CD4 Bidang Terhab KPAP RS. Fatmawati, RS. Pengayoman Cipinang

    dan Klinik PKBI DKI sebanyak 3 buah

    2011

    Reagen CD4 dan Quality Control Bidang Terhab KPAP 6 RSUD dan RS. Polri (reagen CD4

    sebanyak 50 kits dan Quality Control

    sebanyak 72 buah)

    2011

    Reagent Rapid Test HIV Bidang Terhab KPAP PKM dan Klinik Swasta sebanyak 4750 test

    standar (diagnostic bioline rapid test HIV

    3.0, 12.000 test rapid test HIV Focus

    dan 4750 test in tec one step anti HIV 1 &

    2 tri line test card

    2011

    Reagen Oral Rapid Rapid Test Bidang Terhab KPAP Klinik Lapas / Rutan & swasta (sebanyak

    3.690 buah)

    2011

    Obat-obatan IMS dan infeksi

    Oportunistik, Bahan habis pakai

    dan reagen IMS

    Bidang Terhab KPAP Puskesmas 2011

    Reagen CD4 Bidang Dukyan KPAP 8 RS dan 1 klinik) 2012

    Reagen HIV Bidang Dukyan KPAP Layanan VCT di PKM dan RSUD 2012

    Obat dan reagen IMS Bidang Dukyan KPAP Layanan IMS di Puskesmas dan RSUD 2012

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    20/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012|19

    Tabel 19. Kegiatan Pemanfaatan Media TV, KPAP DKI Jakarta, 2007-2011

    No Kegiatan Pelaksana Cakupan/ sasaran Tahun

    FTV Bidang Prompen KPAP Masyarakat umum 2009 & 2010

    Talk show Bidang Prompen KPAP Masyarakat umum 2009 & 2010

    Filler/iklan HIV & AIDS Bidang Prompen KPAP Masyarakat umum 2009 - 2011

    Iklan Jari AIDS (Jaga Diri dariAIDS) Gubernur/ Ketua KPAP DKI

    Jakarta beberapa tayang

    beberapa Stasiun TV

    Bidang Prompen KPAP Masyarakat umum 2009 - 2011

    Di bawah koordinasi KPAP, Dinas Kesehatan memberikan layanan kepada ODHA. Program layanan ini

    mencakup antara lain Layanan Jarum Suntik Steril di Puskesmas, Layanan Terapi Rumatan Metadon

    di Puskesmas, Layanan Pengobatan, Dukungan dan Perawatan, dan rujukan antar layanan.

    Dukungan mitra internasional termasuk Global Fund (GF) dan Pemerintah Australia melalui HCPI

    berkontribusi signifikan dalam pelaksanaan program.

    Dukungan GF meliputi Layanan Alat Suntik Steril (LASS), Pelayanan Terapi Rumatan Metadon (PTRM),

    Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PMTCT), Tes HIV Sukarela (VCT), Pelayanan Dukungandan Perawatan (CST), Pencegahan Penularan Melalui Transmisi Seksual/ PMTS (Komponen 3outlet

    kondom, komponen 4layanan IMS) dan Pemulihan Adiksi berbasis Masyarakat (PABM) di 5 wilayah

    DKI Jakarta.

    Pemerintah Australia melalui IHPCP sejak 2005 dan HCPI sejak 2008 mendukung program HR melalui

    puskesmas dan LSM di berbagai wilayah DKI Jakarta. Kegiatan dukungan tersebut mencakup:

    Program Jarum Suntik Steril di 38 puskesmas (30 puskesmas mandiri dan 8 puskesmas)

    Program Terapi Rumatan Metadon di 15 Puskesmas dengan RS pengampu RSKO dan RS

    Fatmawati

    Pelayanan pengobatan, dukungan dan perawatan di Puskesmas.

    Kemitraan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mendukung peningkatan akses

    layanan di Puskesmas. Kegiatan dalam kemitraan ini mencakup penguatan Puskesmas dalam

    layanan HR termasuk mediasi, advokasi, penjangkauan Penasun, pendidikan perempuan

    penasun dan perempuan pasangan penasun, pendidikan pasien MMT, pendidikan

    masyarakat di tingkat RW, lokakarya penguatan masyarakat.

    Survei perilaku Penasun dan kepuasan pengguna layanan

    Kegiatan-kegiatan di atas ditindak-lanjuti sebagai bagian penataan sistem. Sebagai contoh, kegiatan

    tindak lanjut program HR di Jakarta Timur meliputi:

    Evaluasi staf

    Penjangkauan dan rujukan ke puskesmas Pendidikan penasun

    Sosialisasi masyarakat sekitar

    Pengembangan kapasitas dan advokasi para pemangku kepentingan

    Koordinasi dan membangun jejaring dengan LSM lain

    Sedangkan di Jakarta Selatan dilaksanakan program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS pada

    Pengguna Napza suntik yang meliputi:

    Audiensi, sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait

    Membangun jejaring dengan LSM lain

    Kegiatan penjangkauan dan rujukan ke puskesmas

    Pertemuan kelompok dampingan penasun dan penasun multi-drug

    Monitoring dan evaluasi

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    21/29

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    22/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012|21

    (VCT), layanan jarum suntik steril (LJSS), terapi rumatan metadon, layanan IMS, layanan PMTCT,

    layanan TB-HIV, pengobatan ARV.

    Penjangkauan ke populasi kunci

    Kegiatan penjangkauan menggunakan pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku (Behaviour

    Change Communication, atau BCC), yaitu, menggunakan petugas penjangkau sebagai saluran

    komunikasi untuk promosi pengurangan perilaku berisiko HIV dan AIDS ke populasi kunci.

    Penjangkauan ke populasi kunci di DKI Jakarta sebagian besar dilakukan oleh LSM dengan dukungan

    mitra internasional (FHI/ASA, HCPI dan GF).Sasaran penjangkauan adalahwanita pekerja seks (WPS),

    pengguna NAPZA suntik (Penasun), lelaki seks dengan lelaki (LSL), waria dan lelaki berisiko tinggi

    (LBT).

    Berdasarkan hasil Pemetaan 2010-2012, jumlah populasi kunci yang sudah dijangkau secara

    keseluruhan memang meningkat, namun belum mencapai target. Hanya penjangkauan ke WPS yang

    sudah melewati target 80% dari Estimasi 2009 (44.245 orang), sedangkan penjangkauan ke Penasun,

    LSL, waria dan LBT masih di bawah target. Sampai dengan September 2012,penasun yangdijangkausebanyak 14.761 orang (66%), LSL sebanyak 33.591 orang (42%) dan waria sebanyak 1.336

    orang (83%), dan LBT sebanyak 269.256 orang (73%).

    Penjangkauan ke WPS dan waria sudah lama dilakukan dan banyak LSM yang terlibat. Penjangkauan

    ke Penasun mulai intensif oleh LSM dan Puskesmas dilakukan sejak tahun 2004, dan LBT mulai tahun

    2009. Sedangkan penjangkauan ke LSL masih rendah karena LSM yang melakukan penjangkauan ke

    LSL masih sedikit dan juga LSL merupakan komunitas tertutup dan sulit dijangkau.

    LSM yang bergerak mendampingi WPS adalah Bandung Wangi, Yayasan Kusuma Buana, Tegak Tegar,

    Kapeta, Putri Mandiri, Icodesa, Aura Buana, PKBI, Gema, Yayasan Pelita Harapan Bangsa, Yayasan

    Anak dan Perempuan. LSM yang bergerak mendampingi LSL adalah LPA Karya Bakti, Yayasan

    Intermedika, Yayasan Tegak Tegar, Putri Mandiri. LSM yang bergerak mendampingi waria adalah

    Yayasan Srikandi Sejati, Swara.

    Layanan VCT

    Layanan VCT (voluntary counseling and testing) adalah unit pelayanan di klinik, Puskesmas dan

    rumah sakit yang melakukan layanan konseling pra-tes, tes HIV dan pasca-tes secara sukarela dan

    rahasia bagi mereka yang berperilaku risiko tinggi terinfeksi HIV. Setiap unit layanan VCT dijalankan

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    23/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012|22

    oleh sebuah tim yang telah dilatih Kemenkes,minimal terdiri dari petugas medis (dokter, perawat),

    konselor, petugas laboratorium, danstaf administrasi.

    Orang terinfeksi HIV di DKI Jakarta diperkirakan

    sebanyak 42 ribu orang (Estimasi 2009). Jumlah

    unit layanan VCT di DKI Jakarta mengalamipeningkatan selama 2008-2012, dari 23 pada

    tahun 2008 menjadi 55 unit pada tahun 2012.

    Pengguna layanan VCT terutama populasi kunci

    (WPS, waria, Penasun, LSL) dan juga populasi

    umum (ibu rumah tangga, mahasiswa, remaja).

    Yang mengakses VCT pada tahun 2010 cukup

    tinggi karena tenaga penjangkauan masih

    didukung oleh lembaga donor, dan pada tahun

    2011 dan 2012 mengalami penurunan

    dikarenakan lembaga donor tidak memberikan

    bantuan untuk petugas penjangkauan.

    Layanan Harm Reduction: Jarum Suntik Sterildan Terapi Rumatan Metadon

    Jumlah penasun di DKI Jakarta diperkirakan sekitar 27 ribu orang, sebagian besar adalah laki-laki

    sedangkan penasun perempuan belum dapat diketahui karena sulit ditemui dan sangat tertutup.

    Prevalensi di kalangan penasun diperkirakan 55% (Estimasi 2009). Untuk mengurangi penularan HIV

    di kalangan Penasun, Pemprov DKI Jakarta telah menjalankan program harm reduction(pengurangan

    dampak buruk penggunaan NAPZA terutama melalui kegiatan penjangkauan ke penasun, layanan

    jarum suntik steril dan terapi rumatan metadon). Pada tahun 2006 telah dilakukan perluasan

    layanan jarum suntik steril di 30 Puskesmasdan terapi rumatan metadon di 5 Puskesmas.

    Kader muda sebanyak 72 orang yang tersebar di 38 Puskesmas se-DKI Jakarta yang menjalankan

    program Harm Reduction. Tugas kader muda utamanya adalah menjangkau dan mendampingi klien

    penasun.

    Terdapat 8 LSM yang khusus melayani program Harm Reduction, yaitu : Stigma, Kios Atmajaya,

    Karisma, PKBI, PPK-UI, Yayasan Mutiara Maharani, Partisan, dan Layak.

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    24/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012|23

    Layanan jarum suntik steril (LJSS) ditujukan untuk memutus penularan HIV di kalangan penasun

    melalui penyediaan jarum suntik steril disertai dengan penyampaian informasi tentang HIV dan AIDS,

    dan kondom. Saat ini sudah ada 38 unit LJSS, ada penambahan 8 unit LJSS selama kurun waktu 2010-

    2012. Lebih dari setengah populasi penasun (14.701 orang) sudah menggunakan LJSS, sebagian besar

    penasun laki-laki, berusia 25-49 tahun (84%). Jarum suntik dan kondom yang telah didistribusikan

    selama kurun waktu 2010 - 2011 sebanyak 78.187 jarum dan 14.663 kondom.

    Terapi Rumatan Metadon bertujuan untuk mengurangi dampak buruk penggunaan NAPZA dan terapi

    terhadap ketergantungan kronis opium atau heroin suntik. Jumlah layanan metadon s/d September

    2012 sebanyak 18 unit layanan, hanya bertambah 3 unit layanan dari tahun 2008.Sebetulnya

    kebutuhan layanan metadon di DKI Jakarta cukup tinggi, namun penambahan layanan metadon

    masih terbataskarena masih ditentukan oleh Kemenkes (terkaitkemampuan pengadaan metadon).

    Penasun yang masih aktif menggunakan layanan metadon sampai dengan September 2012 sebanyak

    1.109orang, sebagian besar penasun laki-laki dan berusia 25-49 tahun.

    Hasil survei perilaku dan kepuasan layanan harm reduction(Layanan JSS dan metadon) di DKI Jakarta

    pada tahun 2012, menemukan bahwa penasun di DKI Jakarta tetap menyuntik NAPZA lebih sering

    dibandingkan penasun di provinsi lain. Untuk itu, diperlukan jarum suntik steril lebih banyak bagi

    tiap penasun untuk mengurangi perilaku berbagi jarum suntik. Sebagian besar penasun merasa puas

    dengan layanan yang diberikan dan tingkat kepuasan meningkat (2011: 69% dan 2012: 79%). Kendala

    yang dihadapi penasun dalam mengakses layanan JSS dan TRM adalah transportasi, sibuk bekerja,

    khawatir ditangkap polisi, jam buka layanan yang tidak sesuai dengan aktivitas mereka dan

    konfidentialitas.

    Layanan Pengobatan ARV

    Jumlah ODHA di DKI Jakarta diperkirakan sekitar 43 ribu orang (Estimasi 2009). Jumlah kasus yang

    dilaporkan sampai Juni 2012, sebanyak 20.775 kasus HIV dan 5.118 kasus AIDS (Subdit AIDS

    Kemenkes). Pengobatan ARV di DKI Jakarta dilayani oleh 22 RS (sesuai SK Menkes

    782/Menkes/SK/IV/2011 tentang Rumah Sakit rujukan bagi ODHA) dan 8 satelite ARV. Sebanyak

    8.404 orang masih menerima pengobatan ARV.

    Jumlah Rumah Sakit yang aktif memberikan layanan di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 24 UPK, dan 8

    UPK yang berstatus satelit yang terdiri dari 3 Puskesmas, 2 lapas, 3 Klinik Swasta dan belum ada

    penambahan UPK baru sejak tahun 2012.Total pasien yang dirawat di UPK Provinsi DKI Jakarta 34%

    pasien dari total pasien on ART nasional.

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    25/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012|24

    Layanan Pencegahan Ibu ke Anak (PMTCT)

    Ibu hamil yang terinfeksi HIV beberapa Klinik terpilih di DKI Jakarta meningkat dari 0,8% pada tahun

    2008 menjadi 5,2% pada tahun 2011 (Dinkes: Sero Survei 2008 dan 2011). Sampai tahun 2011, sudah

    tersedia 15 unit layanan PMTCT di Puskesmas dan rumah sakit di DKI Jakarta.

    Adanya kenaikan jumlah Bumil HIV + dikarenakan sudah ada kesadaran untuk memeriksakan diri saat

    memasuki kehamilan, dampak dari Komunilkasi Perubahan Perilaku yang dilaksanakan oleh petugas

    medis dan non medis dalam mempromosikan mengenai tentang HIV dan AIDS berjalan efektif.

    Dukungan dana yang diberikan oleh lembaga donor untuk program PMTCT (bantuan seksio) pada

    tahun 2012 sdh tidak ada lagi hanya ada bantuan dari KPAP dan Pemerintah DKI (Jampersal).

    EFEKTIVITAS PROGRAM

    Prevalensi HIV

    Efektivitas program dinilai melalui sejauh mana perubahan perilaku berisiko pada populasi

    kunci dan penurunan prevalensi HIV pada populasi risiko tinggi dan populasi risiko rendah.

    Program penanggulangan belum berdampak nyata terhadap penurunan penularan.

    Prevalensi HIV dalam kurun waktu 20072011 bervariasi menurut kelompok populasi, tinggi

    pada Penasun dengan angka prevalensi di atas 50%, penjaja seks sekitar 10%, waria 30%,

    dan LSL 17%. Tren angka prevalensi cenderung menetap Penasun, Penjaja seks, dan Waria,

    tetapi meingkat nyata pada kelompok LSL dari 8% tahun 2007 meningkat dua kali lipat

    menjadi 17% pada tahun 2011.

    Peningkatan angka prevalensi yang mengkhawatirkan tampak pada kelompok ibu hamil dari

    di bawah 1% pada tahun 2008 menjadi 5% pada tahun 2011. Perlu diteliti lebih lanjut

    apakah angka prevalensi pada kelompok ibu hamil mewakili populasi ibu hamil atau

    penduduk umum di DKI Jakarta atau ibu hamil dari kelompok populasi risiko tinggi.

    Sementara angka HIV positif pada penapisan darah donor yang dianggap mewakili populasi

    umum atau risiko rendah cenderung menetap sekitar 0,2%.

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    26/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012|25

    Tabel 16. Prevalensi HIV, DKI Jakarta, Tahun 2007-2011

    Populasi Kunci 2007 2007 2008 2009 2010 2011 2011

    WPSL 10.0 10.5 9.7 11.0

    WPSTL 10.0 5.0 9.0 5.0

    LBT 0.0 0.3

    Waria 34.0 31.0

    LSL 8.0 8.0 17.0

    Penasun 55.0 50.4 63.5 56.0

    WBP 19.6 8.0 6.0

    Nelayan 0.0 0.0 0.0

    Penderita TB 4.4 1.7

    Ibu hamil 0.8 5.2

    Sumber data: STBP 07 SS 07 SS 08 STBP 11 SS 11

    Darah donor (PMI

    Jakarta)0.26 0.28 0.23 0.18

    Prevalensi Sifilis

    Sifilis sebagai IMS mengukur perilaku seksual berisiko dan meningkatkan risiko penularan

    HIV. Tren prevalensi Sifilis berpola sama dengan prevalensi HIV pada kelompok berperilaku

    seksual berisiko, tidak pada kelompok Penasun. Angka Sifilis relatif tinggi pada Waria, LSL

    dan Wanita Penjaja Seks. Namun angka Sifilis menurun tajam pada Wanita Penjaja Seks, dan

    meningkat tajam pada LSL.

    Tabel 17. Prevalensi Sifilis, DKI Jakarta, Tahun 2007-2011

    Populasi Kunci 2007 2007 2008 2010 2011

    WPSL 18.0 25.8 12.7 5.0WPSTL 18.0 10.9 4.3 6.0 2.0

    LBT 8.0 0.0 0.0 5.0

    Waria 34.0 34.8 9.0 31.0

    LSL 3.0 1.6 0.0 17.0

    Penasun 0.8 0.8 1.5 4.0

    WBP 6.0 0.5 5.0

    Nelayan 7.6 2.3

    Penderita TB 1.3

    Ibu hamil 0.4

    Sumber data: STBP 07 SS 07 SS 08 SCP 10 STBP 11

    Prevalensi Gonore

    Prevalensi Gonore relatif tinggi pada Wanita Penjaja Seks, Waria, dan LSL. Prevalensi Gonore

    pada Penasun dan LBT tahun 2011 mengundang perhatian karena angkanya yang relative

    tinggi mendekati 20%. Verifikasi perlu dilakukan apakah angka ini memang tinggi atau faktor

    kebetulan karena masalah sampel atau pengukuran. Prevalensi Gonore dan/ atau Klamidia

    pada kelompok dengan perilaku seksual berisiko, termasuk Penjaja Seks, Waria dan LSL

    sekitar 30% sampai 50%.

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    27/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012|26

    Tabel 18. Prevalensi Gonore, DKI Jakarta, Tahun 2007-2011

    Populasi Kunci 2007 2008 2010 2011

    WPSL 44.0 14.0

    WPSTL 43.0 4.9 9.2 36.0

    LBT 0.0 18.0

    Waria 30.0 10.0

    LSL 19.0 0.0 25.0

    Penasun 4.7 18.0

    WBP 2.0

    Nelayan 3.1

    Penderita TB 1.9

    Ibu hamil 0.7

    Sumber data: STBP 07 SS 08 SCP 10 STBP 11

    Tabel 19. Prevalensi Gonore dan/atau Chlamidia, DKI Jakarta, Tahun 2007-2011

    Populasi Kunci 2007 2011

    WPSL 62.0 51.0

    WPSTL 62.0 45.0

    Waria 42.0 38.0

    LSL 32.0 28.0

    Sumber data: STBP 07 STBP 11

    Penggunaan Kondom

    Penggunaan kondom saat hubungan seks terakhir sudah relatif tinggi di atas 50%, dengan

    tren meningkat pada Penjaja seks, tetapi menetap pada Waria dan LSL. Angka ini

    kemungkinan bias karena tidak sesuai dengan angka IMS yang relatif tinggi, terutama padaWaria dan LSL. Angka penggunaan kondom pada LBT masih rendah.

    Tabel 20. Penggunaan kondom seks terakhir, DKI Jakarta, Tahun 2007-2011

    Populasi Kunci 2007 2011 2011

    WPSL 39.0 49.0

    WPSTL 39.0 91.0 43.0

    Waria 85.0 89.0

    LSL 72.0 68.0

    WBP 89.0

    Sumber data: STBP 07 STBP 11 SCP 11

    Tabel 21. Selalu memakai kondom setahun terakhir, DKI Jakarta, Tahun 207-2011

    Populasi Kunci 2007 2011

    LBT 10.0 7.0

    Penasun 43.0 71.0

    Sumber data: STBP 07 STBP 11

    Pengetahuan Komprehensif HIV

    Pengetahuan komprehensif tentang HIV sangat rendah, kecuali pada Penasun.

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    28/29

    Evaluasi Program HIV-AIDS DKI Jakarta 2008-2012|27

    Tabel 22. Pengetahuan komprehensif, DKI Jakarta, Tahun 2007-2011

    Populasi Kunci 2007 2011

    WPSL 10.0 8.0

    WPSTL 10.0 15.6

    LBT 0.0 3.3

    Waria 34.0 29.2

    LSL 8.0 22.8

    Penasun 55.0 30.8

    WBP - 8.8

    Sumber data: STBP 07 STBP 11

  • 7/24/2019 Evaluasi Program Penanggulangan Hiv Dan Aids Dki Jakarta Tahun 2008/2012

    29/29

    IV. KESIMPULAN & REKOMENDASI

    Upaya penanggulangan HIV dan AIDS di DKI Jakarta perlu menjadi salah satu prioritas dalam

    program pembangunan di DKI Jakarta.

    Di samping menetapkan target-target kuantitatif program, Strategi dan Rencana Aksi Provinsi

    (SRAP) ke depan perlu menjelaskan strategi mencapai target-target tersebut, dan strategi

    mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan program.

    Penanggung jawab masing-masing program dan layanan kesehatan mengacu kepada SRAP dan

    dengan fasilitasi KPAP menyiapkan rencana kerja, termasuk pembiayaan, juklak dan juknis.

    KPAP melakukan fasilitasi payung hukum setiap program dan layanan kesehatan; meyakinkan

    harmonisasi berbagai Perda dan aturan hukum terkait lainnya; melakukan negosiasi dengan

    pemerintah daerah untuk mencari mekanisme legal pendanaan SKPD dan LSM penanggung

    jawab program dan layanan kesehatan; dan melakukan advokasi kepada pemerintah daerah dan

    Sektor terkait untuk kebutuhan penjangkauan yang melibatkan LSM.

    Meningkatkan kompetensi staf KPA Provinsi dan Kota/Kab dan penyelenggara program danlayanan kesehatan dalam kemampuan menggunakan data menentukan masalah prioritas,

    mengembangkan dan menguji pendekatan strategis pemecahan masalah program.

    Mengupayakan penambahan tenaga layanan kesehatan prioritas melalui APBN atau APBD.

    Mengembangkan berbagai pendekatan inovatif dan strategis menjangkau populasi laki-laki

    berisiko tinggi, terutama untuk testing dan perubahan perilaku.

    Memperbaiki JAIS supaya dapat menghasilkan informasi yang lebih akurat sesuai kebutuhan, dan

    lebih memudahkan akses informasi oleh masyarakat luas dan berbagai pihak yang

    berkepentingan.

    KPA Provinsi dan Kota/Kab memfasilitasi koordinasi di antara Sektor terkait, LSM dan pihak-pihak

    terkait melalui forum diskusi yang teratur dan pelibatan LSM dalam pelaksanaan kegiatan

    program dan layanan kesehatan.

    Mulai menyiapkan strategi memandirikan upaya penanggulangan supaya program dan layanan

    kesehatan tidak rentan terhadap kelangsungan bantuan donor asing.

    KPAP bersama dengan sektor dan LSM terkait mengembangkan dan melaksanakan penelitian

    operasional yang dapat memandu pengembangan dan perbaikan kebijakan dan program dan

    layanan kesehatan.

    Memperbaiki strategi sero surveilans dengan lebih fokus pada beberapa populasi kunci: wanita

    penjaja seks di 2 atau 3 lokasi/ sentinel; LSL di 2 atau 3 lokasi; penasun di beberapa lokasi; dan

    pada ibu hamil yang mewakili populasi umum/ rendah di 2 atau 3 klinik bersalin. Surveilans perlu

    memperhatikan kesamaan metodologi dari waktu ke waktu, termasuk besar dan cara penarikan

    sampel, dan metode pengukuran antibody HIV.

    Adanya indikator keberhasilan program HIV dan AIDS