evaluasi program layanan kesehatan rumah bersalin …

147
EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN GRATIIS (RBG) BAGI ORANG MISKIN DI JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.) Oleh Lidya Melawati NIM: 107054102667 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H./2011 M.

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN GRATIIS (RBG) BAGI ORANG

MISKIN DI JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.)

Oleh Lidya Melawati

NIM: 107054102667

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1432 H./2011 M.

Page 2: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 7 Juni 2011

Lidya Melawati

Page 3: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN GRATIIS (RBG) BAGI ORANG

MISKIN DI JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.)

Oleh

Lidya Melawati NIM: 107054102667

Pembimbing,

Ismet Firdaus, M.Si NIP: 150411196

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1432 H./2011 M.

Page 4: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN GRATIIS (RBG) BAGI ORANG MISKIN DI JAKARTA TIMUR telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 7 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.) pada Program Studi Kesejahteraan Sosial.

Jakarta, 7 Juni 2011

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Penguji II, Drs. Wahidin Saputra, M.A Ahmad Zaky, M.Si NIP: 19700903 1996031001 NIP: 150411158

Anggota, Penguji I, Penguji II, Nurul Hidayati, S.Ag., M.Pd Ahmad Zaky, M.SiNIP: 19690322 1996032001 NIP: 150411158

Pembimbing,

Ismet Firdaus, M.Si NIP: 150411196

Page 5: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

ABSTRAK

Lidya Melawati Evaluasi Program Layanan Kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG) Bagi Orang Miskin Di Jakarta Timur

Keluhan utama masyarakat miskin terhadap pelayanan kesehatan adalah mahalnya biaya pengobatan dan perawatan. Keberadaan program layanan kesehatan untuk orang miskin yang berbasis zakat merupakan salah satu pranata filantropi Islam dalam bentuk instrument kreatif untuk memberikan keamanan dan perlindungan bagi kelompok mustahik dengan pemerataan kesejahteraan yang dilakukan oleh kelompok orang kaya (aghniya). Rumah Zakat juga menjalankan program kesehatan maka dalam hal ini penulis membatasi masalah pada salah satu program Senyum Sehat yaitu Rumah Bersalin Gratiis (RBG) di Jakarta Timur. Manfaat keberadaan rumah bersalin gratiis untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak, memudahkan akses orang miskin untuk mendapatkan layanan kesehatan dan status kesehatan yang berdampak pada daya tahan mereka untuk bekerja mencari nafkah, dan kemampuan anak dari keluarga untuk tumbuh dan berkembang.

Evaluasi program layanan kesehatan rumah bersalin gratiis bagi orang miskin di Jakarta Timur sebuah penilaian program. Layanan kesehatan adalah proses pemenuhan kebutuhan penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Adapun metode penelitian dalam penyusunan skripsi menggunakan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara. Penulis melakukan wawancara kepada 5 orang anggota dan 3 orang yang mewakili manajemen rumah bersalin gratiis. Dalam pemilihan informan menggunakan purposive sampling. Kesimpulan akhir menggunakan triangulasi.

Pelaksanaan program layanan kesehatan rumah bersalin gratiis yaitu pengadaan fasilitas kesehatan gratis berupa rumah bersalin dan klinik umum yang berfungsi memberikan layanan kesehatan tingkat dasar bagi ibu dan anak serta masyarakat kurang mampu. Hasil evaluasi program layanan kesehatan rumah bersalin gratiis yaitu relevansi tentang tujuan program perbaikan kualitas kesehatan dan aksesibilitas layanan kesehatan anggota pemberdayaan di wilayah Integrated Community Development (ICD). Efektifitas kemudahan dalam akses-akses kelompok untuk proses pengobatan dan persalinan keselamatan ibu dan anak yang didahulukan bukan administrasi dan biaya. Efisiensi ketelitian dan ketepatan pemeriksaan dokter dan bidan terhadap pasien. Dokter dan bidan tidak hanya memberikan obat saja tapi meluangkan waktu untuk penyuluhan masalah kesehatan. Kaji dampak kepuasan pasien, penurunan angka kematian ibu, penurunan angka kematian bayi dan balita, dan penurunan angka sakit khusus di daerah Jakarta Timur. Berdasarkan kaji kesinambungan rumah bersalin gratiis dapat bertahan jika tetap fokus pada kaum fakir dan miskin. Evaluasi ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi seluruh pihak sehingga model Rumah Bersalin Gratiis yang menjadi salah satu solusi permasalahan kesehatan masyarakat dapat lebih tumbuh dan berkembang di masyarakat luas.

v

Page 6: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

KATA PENGANTAR

Bismillãhirrahmãnirrahĩm dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah atas rahmat dan pertolongan Allah S.W.T sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN GRATIIS BAGI ORANG MISKIN DI JAKARTA TIMUR.

Skripsi ini diajukan guna melengkapi syarat dalam mencapai gelar Sarjana Sosial Islam jenjang pendidikan strata satu Program Studi Kesejahteraan Sosial pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini sulit untuk dapat terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusinya baik material maupun spiritual khususnya kepada: 1. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi beserta Dekanat. 2. Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A sebagai Ketua Sidang Munaqasyah dan

Bapak Ahmad Zaky, M.Si sebagai Sekretaris merangkap Penguji II dalam Sidang Munaqasyah.

3. Ibu Nurul Hidayati, M.Pd sebagai Penguji I dalam Sidang Munaqasyah. 4. Bapak Ismet Firdaus, M.Si sebagai Pembimbing Skripsi yang membimbing

penulis dalam penyusunan skripsi. 5. Ibu Siti Napsiyah, M.SW sebagai Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial

dan Bapak Ahmad Zaky, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Kesejahteraan Sosial.

6. Segenap Dosen Pengajar pada Program Studi Kesejahteraan Sosial. 7. Bapak Mamit dan Ibu Rohaya sebagai Orang Tua yang selalu memotivasi dan

memberikan semangat serta doa kepada penulis. 8. Keluarga Bapak Prof. Dr. dr. Amir S Madjid, SpAN. KIC dan Ir. Lola

Nursalim Madjid yang telah menjadi Orang Tua Asuh membantu biaya perkuliahan dari semester pertama sampai semester akhir.

9. Keluarga Besar Rumah Bersalin Gratiis yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

10. Keluarga Besar BPZIS (Badan Pengelola Zakat, Infak, dan Shadaqah) Mandiri yang telah membantu secara financial untuk penyusunan skripsi.

11. Abdurrahman dan Mardiana sebagai kakak dan Siti Rahma Vara Dilla selaku adik.

12. Sahabat dan teman-teman terdekat yang selalu memberikan dukungan dan masukkan dalam penyusunan skripsi.

vi

Page 7: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini.

Semoga Allah S.W.T memberikan dan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak serta menambah wacana pemikiran bagi kita semua.

Jakarta, 7 Juni 2011

Penulis,

Lidya Melawati

vii

Page 8: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL i LEMBAR PERNYATAAN ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING iii LEMBAR PENGESAHAN iv ABSTRAK v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR xi BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 10

1. Pembatasan Masalah 10 2. Perumusan Masalah 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 11 1. Tujuan Penelitian 11 2. Manfaat Penelitian 11

D. Tinjauan Pustaka 12 E. Sistematika Penulisan 13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Evaluasi Program 14 1. Pengertian Evaluasi Program 14 2. Tujuan dan Pentingnya Evaluasi 17 3. Pendekatan Evaluasi 18 4. Desain Evaluasi 20 5. Indikator Evaluasi 22

B. Layanan Kesehatan 24 1. Pengertian Jasa, Layanan dan Pelayanan 24 2. Kesehatan 24 3. Ciri-Ciri Jasa/Layanan 26

C. Kemiskinan 27 1. Definisi Miskin 27 2. Paradigma Kemiskinan 29 3. Ciri-Ciri Kemiskinan 30 4. Indikator Kemandirian Individu dan Komunitas 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian 32 1. Jenis Penelitian 32 2. Pendekatan Penelitian 32 3. Waktu dan Tempat Penelitian 34 4. Pemilihan Subjek, Informan dan Objek Penelitian 35

viii

Page 9: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

B. Metode Penelitian 35 1. Teknik Pemilihan Informan dan Objek 35 2. Instrumen dan Alat Bantu 37 3. Teknik Pengumpulan Data 38 4. Sumber dan Data 40 5. Teknik Analisis Data 42 6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data 43 7. Teknik Penulisan 45

BAB IV ANALISIS EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN

RUMAH BERSALIN GRATIIS (RBG) BAGI ORANG MISKIN DI JAKARTA TIMUR A. Gambaran Umum Objek Penelitian 46

1. Profil Rumah Bersalin Gratiis 46 2. Latar Belakang Rumah Bersalin Gratiis 46 3. Tujuan Rumah Bersalin Gratiis 47 4. Struktur Rumah Bersalin Gratiis 48 5. Sasaran Program Rumah Bersalin Gratiis 49 6. Penerima Manfaat Program Rumah Bersalin Gratiis 49 7. Cara Pengajuan Bantuan Program RBG 50 8. Jenis Layanan Rumah Bersalin Gratiis 50 9. Fasilitas Pasien Rumah Bersalin Gratiis 51 10. Sumber Dana Rumah Bersalin Gratiis 52 11. Tenaga Kerja Rumah Bersalin Gratiis 52

B. Penemuan dan Pembahasan 53 1. Relevansi Program RBG dengan Kebutuhan Masyarakat 53 2. Efektifitas Program Rumah Bersalin Gratiis 60 3. Efisiensi Rumah Bersalin Gratiis 63 4. Dampak Pelaksanaan Program Rumah Bersalin Gratiis 70 5. Kesinambungan Rumah Bersalin Gratiis 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 77 1. Pelaksanaan Program Layanan Kesehatan RBG 77 2. Hasil Evaluasi Program Layanan Kesehatan RBG 77

B. Saran 82 1. Rumah Bersalin Gratiis 82 2. Untuk Anggota 82 3. Mahasiswa 83

DAFTAR PUSTAKA 84 LAMPIRAN 88

ix

Page 10: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Persentasi Penyaluran Dana ZIS Tahun 2010 8 2. Tabel 2 Indikator Kemandirian Individu dan Komunitas 31 3. Tabel 3 Informan Penelitian 36 4. Tabel 4 Objek Penelitian 37 5. Tabel 5 Jumlah Anggota RBG Tahun 2007-2011 49 6. Tabel 6 Jenis Layanan RBG 51 7. Tabel 7 Jumlah Pekerja Berdasarkan Jenis Kelamin 53 8. Tabel 8 Bidang dan Jumlah Pekerja 53 9. Tabel 9 Jumlah Anggota RBG Tahun 2007-2011 60 10. Tabel 10 Jumlah Anggota RBG Tahun 2007-2011 66 11. Tabel 11 Data Angka Kematian Ibu dari Tahun 2008-2010 70

x

Page 11: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

DAFTAR GAMBAR (ILUSTRASI)

1. Gambar 1 Skema Alur Tindakan Pengobatan 67

xi

Page 12: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

xii 

Page 13: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan dan kebodohan merupakan potret sosial yang selama ini

sering kali dipertontonkan di media massa, bahkan fenomena itu kerap

menimbulkan kegelisahan pemerintah sehingga mereka membuat program-

program penanggulangan kemiskinan sebagai bentuk upaya mengurangi

jumlah kemiskinan tersebut. Berbagai program-program tersebut diantaranya

bantuan langsung tunai, pemberian beras masyarakat miskin, program

pemberdayaan masyarakat kelurahan, kredit usaha rakyat dan bahkan dari

kesehatan kini ada upaya orang miskin memperoleh jaminan asuransi

kesehatan.1

Namun dalam pelaksanaan program-program itu hasilnya jauh dari

harapan, meskipun dalam tataran konsep program-program pemerintah

memiliki korelasi pada pengentasan kemiskinan. Hal ini karena koordinasi

dan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat ada perbedaan, program-

program tersebut sering kali tidak tepat sasaran, membentuk karakter

penerima bantuan pasrah, program-program tersebut memiliki keterbatasan

waktu dan tempat. Dari masalah ini sebaiknya dilakukan evaluasi program

untuk menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain terjadi di luar rencana.

Sedangkan program-program pemberdayaan zakat bukanlah sekedar

bantuan sewaktu-waktu untuk meringankan penderitaan hidup orang miskin

                                                            1 Gus Yul, Peran LAZ Menghapus Cerita Kemiskinan, artikel diakses pada 30 November

2010 dari www.pkesinteraktif.com/.../185-peran-laz-menghapus-cerita-kemiskinan.htm.

1

Page 14: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

2

dan selanjutnya tidak diperdulikan lagi bagaimana nasib mereka, tetapi zakat

bertujuan menanggulangi kemiskinan, menginginkan agar orang-orang

miskin itu mampu memperbaiki sendiri kehidupan mereka.2 Zakat merupakan

salah satu pranata filantropi Islam yang merupakan instrument kreatif untuk

memberikan keamanan dan perlindungan bagi kelompok mustahik dengan

pemerataan kesejahteraan yang dilakukan oleh kelompok orang kaya

(aghniya).3

Dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa zakat merupakan kewajiban bagi

orang-orang yang beriman, sebagaimana yang dijelaskan dalam Sûrah al-

Baqarah/2:267 dan Hadis Riwayat Bukhari berikut:

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

                                                            2 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat (Jakarta: PT Mitra Kertajaya Indonesia, 2010), h. 89. 3 Nana Sutisna, Zakat & Empowering, Model Pengelolaan Zakat di Putukrejo: Sinergi

Pengelolaan Zakat Melalui Tiga Pilar Komunitas Untuk Kesejahteraan Kaum Miskin (Jurnal Pemikiran dan Gagasan, vol. 3, September 2010), h. 36.

Page 15: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

3

Rasulullah S.A.W bersabda: “Engkau akan melihat orang-orang yang beriman dalam kasih sayang mereka, dalam kecintaan mereka dan dalam keakraban mereka antar sesamanya adalah bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggotanya merasakan sakit, maka sakitnya itu akan merembet ke seluruh tubuhnya, sehingga (semua anggota tubuhnya) merasa sakit, dan merasakan demam (karenanya).” (H.R. Bukhari)

Dalam al-Qur’an keharusan setiap orang untuk melindungi keluarga atau

kerabat keturunannya dari kesulitan hidup, sebagaimana yang dijelaskan

dalam Sûrah an-Nisā’/4:9 berikut:

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”

Dalam pasal 16 ayat 1 dan 2 undang-undang no. 38 tahun 1999 tentang

Pengelolaan Zakat, secara eksplisit dinyatakan bahwa pendayagunaan zakat

untuk memenuhi kebutuhan hidup para mustahik sesuai dengan ketentuan

agama (delapan golongan ashnaf) dan dapat dimanfaatkan untuk usaha

produktif. Keputusan Menteri Agama (KMA) nomor 373 tahun 2003 pasal 28

ayat 2 dijelaskan bahwa pendayagunaan zakat untuk usaha produktif

dilakukan apabila zakat sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup para

mustahik dan ternyata masih terdapat kelebihan.

Jadi zakat, infaq dan shadaqah (ZIS), terutama infaq dan shadaqah,

dapat dimanfaatkan untuk usaha-usaha produktif apabila terdapat usaha-usaha

Page 16: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

4

nyata yang berpeluang menguntungkan. Dengan demikian, secara garis besar

dana zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) dapat didistribusikan pada dua jenis

kegiatan yaitu kegiatan-kegiatan konsumtif dan produktif. 4

Dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa zakat, infaq dan shadaqah

merupakan salah satu sumber dana pembangunan sarana dan prasarana yang

harus dimiliki ummat Islam, seperti sarana pendidikan, kesehatan, institusi

ekonomi dan sebagainya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Sûrah at-

Taubah/9:71 berikut:

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Lembaga zakat berkewajiban mengembangkan program-program bagi

golongan mustahik sebagai sarana pemecahan masalah mereka untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Secara umum lembaga zakat

harus dapat mencegah (preventif), pemulihan (rehabilitatif), dan

pengembangan (developmental) mustahik agar dapat memaksimalkan

kesempatan untuk berkembang sesuai kemampuan.

                                                            4 Nasution, et al., 2008.

Page 17: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

5

Manfaat lembaga zakat adalah kepastian muzakki membayar zakat,

menghilangkan rasa rendah diri mustahik, efisiensi dan efektifitas

(pengumpulan dan penyaluran), syiar Islam. Perlu dilakukan sinergi antar

lembaga zakat, terutama dalam praktek pendistribusian zakat dengan lembaga

keuangan syari’ah. Potensi ini akan bisa diaktualkan manakala langkah-

langkah dan upaya sistematis dilakukan dengan amanah, profesional dan

penuh tanggungjawab. Langkah-langkah tersebut antara lain sosialisasi,

kelembagaan dan pendayagunaan.

Fenomena yang terjadi pada lembaga zakat secara tidak langsung

berkaitan erat dengan ilmu kesejahteraan sosial5 yaitu suatu ilmu terapan

yang mengkaji dan mengembangkan kerangka pemikiran serta metodologi

yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup (kondisi)

masyarakat antara lain melalui pengelolaan masalah sosial, pemenuhan

kebutuhan hidup masyarakat, dan memaksimalkan kesempatan anggota

masyarakat untuk berkembang.

Pada mulanya, usaha-usaha kesejahteraan sosial dilakukan oleh

kelompok keagamaan.6 Usaha-usaha kesejahteraan sosial dilakukan melalui

pelayanan sosial yang bersifat amal (charity). Usaha-usaha kesejahteraan

sosial pada dasarnya berasal dari nilai-nilai humanitarianisme yang percaya

bahwa kondisi kemiskinan yang terjadi di tengah masyarakat adalah sesuatu

yang tidak seharusnya terjadi. Kemudian muncul kelompok-kelompok

(relawan) yang mengupayakan pengembangan usaha kesejahteraan sosial

                                                            5 Adi Isbandi Rukminto, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Jakarta: UI

Press, 2005), h. 17. 6 Charles Zastrow, Introduction to Social Work and Social Welfare (Sixth Edition. Pasific

Grove: Brooks/Cole Publishing Company, 1996). Page 15.

Page 18: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

6

untuk memperbaiki kondisi tersebut. Usaha kesejahteraan sosial yang

dilakukan oleh relawan yang didasari semangat filantropis selanjutnya

berkembang menjadi lebih terarah dan terorganisir.7

Filantropi sosial yang mempromosikan kesejahteraan sosial antara

penyediaan barang pribadi dan pelayanan kepada orang yang membutuhkan.

Ada beberapa karakteristik pendekatan filantropi sosial, diantaranya:8

1. Amal, dimana pendekatan ini tidak memiliki kesinambungan. Artinya,

tidak ada lagi interaksi dengan penerima bantuan ketika bantuan selesai

diberikan.

2. Penerima pasif, menggunakan pandangan bahwa masyarakat tidak mampu

memenuhi kebutuhan mereka, sehingga dalam penyelenggaraannya tidak

melibatkan partisipasi penerima.

3. Acak, tidak memiliki metode atau tahapan khusus dalam pelaksanaannya.

4. Kemauan, ketergantungan upaya pada kemauan baik dari para donor dan

kemauan pemerintah untuk menggunakan uang pembayar pajak demi

mendukung kegiatan-kegiatan amal.

Pemanfaatan dan pendayagunaan alokasi dana zakat dapat digolongkan

sebagai konsumtif tradisional (zakat, infaq dan shadaqah dimanfaatkan dan

digunakan langsung oleh mustahik untuk pemenuhan kebutuhan hidup),

konsumtif kreatif (zakat, infaq dan shadaqah yang diwujudkan dalam bentuk

lain dari jenis barang semula contohnya beasiswa), produktif tradisional

(zakat, infaq dan shadaqah yang diberikan dalam bentuk barang-barang

                                                            7 Isbandi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, h. 1-10. 8 James Migley, Social Development:The Developmental Perspective in Social Welfare

(London: Sage Publications Ltd, 1995), h. 15-25.

Page 19: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

7

produktif), produktif kreatif (pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah

diwujudkan dalam bentuk modal).9

Rumah Zakat adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang

memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shadaqah dan wakaf secara

profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan,

pembinaan komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran

program unggulan. Selain menerima titipan zakat, infaq dan shadaqah,

Rumah Zakat juga menjalankan beberapa program yaitu Senyum Juara

(pendidikan), Senyum Sehat (kesehatan) dan Senyum Mandiri (kemandirian,

kewirausahaan).10

Rumah Zakat telah hadir di 44 jaringan kantor, di 38 kota besar dari

Aceh hingga Papua. Dengan dukungan teknologi informasi, kini semua

kantor (pusat-regional-cabang-kantor kas) telah terkoneksi secara online.

Membuat pengelolaan lembaga lebih terintegrasi, transparan dan cepat.

Dalam pengembangan keempat rumpun programnya Rumah Zakat

mengembangkan program pendampingan dan pemberdayaan intensif berbasis

komunitas yang disebut integrated community development (ICD) baik per

kecamatan maupun kelurahan.11

Untuk setiap integrated community development dikelola oleh satu orang

atau lebih mustahik relation officer yang tinggal di tengah-tengah masyarakat

yang dibinanya sehingga pemantauan dan keberlangsungan program lebih

                                                            9 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf (Jakarta: UI Press,

1988), h. 61-63. 10 Wikipedia, Rumah Zakat Indonesia, artikel diakses pada 25 Maret 2011 dari

www.wikipedia.id.org/wiki/Rumah_Zakat_Indonesia. 11 Mengenal Lebih Dekat Rumah Zakat, artikel diakses pada 25 Maret 2011 dari

www.rumahzakat.org.

Page 20: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

8

terjaga. Semangat membumikan nilai spritualitas menjadi kesalehan sosial

membingkai gerak lembaga ini sebagai mediator antara nilai kepentingan

muzakki dan mustahik. Antara yang memberi dan menerima, antara para

aghniya (orang kaya) dan mereka yang dhuafa sehingga kesenjangan sosial

bisa semakin dikurangi jaraknya.12

Realisasi dana penyaluran zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) Rumah Zakat

pada tahun 2010 sebagai berikut: 13

Tabel 1. Persentasi Penyaluran Dana ZIS Tahun 2010

Jenis Penyaluran Persentasi Kesehatan 20% Pendidikan 23% Ekonomi 23% Bencana 7% Penyaluran Langsung 3% Ramadhan 5% Qurban 17% Lain-lain 1%

Masyarakat miskin menghadapi masalah keterbatasan akses layanan

kesehatan dan rendahnya status kesehatan yang berdampak pada rendahnya

daya tahan mereka untuk bekerja mencari nafkah, terbatasnya kemampuan

anak dari keluarga untuk tumbuh dan berkembang, dan rendahnya derajat

kesehatan ibu. Penyebab utama dari rendahnya derajat kesehatan masyarakat

miskin selain kurangnya kecukupan pangan adalah keterbatasan akses

terhadap layanan kesehatan dasar, rendahnya mutu layanan kesehatan dasar,

kurangnya pemahaman terhadap perilaku hidup sehat, rendahnya pendapatan

                                                            12 Mengenal Lebih Dekat Rumah Zakat, artikel diakses pada 25 Maret 2011 dari

www.rumahzakat.org. 13 Wawancara Pribadi dengan Manager Rumah Zakat, Jakarta, 14 April 2011.

Page 21: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

9

dan mahalnya biaya jasa kesehatan, serta kurangnya layanan kesehatan

reproduksi.14

Menurut data dari Human Development Indeks (HDI) pada tahun 2010,

Indonesia berada pada peringkat 108 di dunia dari segi kualitas sumber daya

manusia. Harapan hidup manusia di Indonesia adalah 71.5 tahun, pengeluaran

untuk kesehatan di Indonesia adalah 1,2% dari gross domestic product (GDP)

Indonesia, sehingga penanggulangan dan pencegahan penyakit di Indonesia

sangat rendah hal ini dibuktikan dengan tingkat keselamatan ibu dari 100.000

kelahiran adalah 420 ibu meninggal saat melahirkan.15

Dalam kesempatan itu Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa menjelaskan

bahwa laporan pembangunan manusia telah mengubah cara pandang bangsa-

bangsa, yaitu bahwa peningkatan pendapatan penduduk bukan satu-satunya

yang sangat penting karena yang bermakna akhirnya adalah apakah penduduk

berumur panjang, sehat dan mempunyai kehidupan yang produktif.

Pengukuran lain dalam laporan ini adalah multidimensional measure of

poverty index, yang menambahkan ukuran multiple deprivation, atau faktor-

faktor lain yang berpengaruh pada tingkat rumah tangga, meliputi kebutuhan

dasar, pendidikan, air bersih dan pelayanan kesehatan serta hal-hal lain

dibandingkan hanya pada ukuran yang berbasis pendapatan semata.16

Sedangkan dari data di Sudin Kesehatan Jakarta Timur sepanjang tahun

2010 ini, jumlah kematian ibu hamil tercatat 4 orang dari total ibu hamil

                                                            14 Tim, Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan (T.tp.: Tim Penyusun Komite

Penanggulangan Kemiskinan, t.t.), h. 15. 15 Kualitas SDM Indonesia di Dunia, artikel diakses pada 19 Maret 2011 dari

www.ekonomi.kompasiana.com. 16 Human Development Report, artikel diakses pada 19 Maret 2011 dari Human

Development Report | Bataviase.co.id.

Page 22: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

10

sebanyak 42.288 orang. Pada tahun 2009, jumlah kematian ibu hamil

sebanyak 5 orang dari total ibu hamil sebanyak 46.346 orang. Sedangkan

tahun 2008 silam, jumlah kematian ibu hamil lebih tinggi lagi yaitu 11 orang

dari jumlah total ibu hamil sebanyak 60.061 orang.17

Sehingga dapat saya simpulkan, beberapa keluhan utama masyarakat

miskin terhadap pelayanan kesehatan adalah mahalnya biaya pengobatan dan

perawatan, perilaku hidup yang tidak sehat, rendahnya mutu layanan

kesehatan dasar disebabkan oleh terbatasnya tenaga kesehatan, kurangnya

sarana kesehatan lainnya, kecenderungan penyebaran tenaga kesehatan yang

tidak merata, dan rendahnya anggaran yang tersedia bagi pembangunan

pelayanan kesehatan.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas bahwa Rumah Zakat

mempunyai program pemberdayaan yaitu senyum juara, senyum mandiri

dan senyum sehat. Namun karena keterbatasan penulis, maka dalam hal

ini membatasi masalah yang akan diteliti pada salah satu program

senyum sehat yaitu Rumah Bersalin Gratiis (RBG) di Jakarta Timur

diantaranya:

a. Pelaksanaan program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis

(RBG).

b. Evaluasi program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG).                                                             17 Rodin Daulat, Posyandu Tekan Angka Kematian Ibu Hamil di Jaktim, artikel diakses

pada 3 Mei 2011 dari Pencanangan Pengembangan Hutan Kota Di Kawasan Industri Pulogadung...http://www.timur.jakarta.go.id/v10/?page=Berita&id=664.

Page 23: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

11

2. Perumusan Masalah

Selanjutnya berdasarkan batasan masalah di atas penulis

merumuskan permasalahan yaitu bagaimana pelaksaan dan evaluasi

program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG) di Jakarta

Timur dengan rincian:

a. Bagaimana pelaksanaan program layanan kesehatan Rumah Bersalin

Gratiis (RBG)?

b. Bagaimana evaluasi program layanan kesehatan Rumah Bersalin

Gratiis (RBG)?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program

layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG) di Jakarta Timur.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan program layanan kesehatan Rumah

Bersalin Gratiis (RBG).

b. Untuk mengetahui hasil evaluasi program layanan kesehatan dari

aspek relevansi, efektifitas, efisiensi, dampak dan kesinambungan.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Praktis

1) Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menilai kinerja

program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG).

Page 24: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

12

2) Dapat memberikan masukkan buat Rumah Zakat dari evaluasi

program layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG)

untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan.

b. Manfaat Akademis

1) Bagi UIN, sebagai bahan referensi atau tambahan pustaka

tentang lembaga zakat dan kesejahteraan sosial.

2) Dapat menambah khazanah keilmuan baru dalam program

pelayanan masyarakat melalui lembaga dan kesejahteraan sosial

bagi mahasiswa jurusan konsentrasi kesejahteraan sosial.

3) Dapat menambah wawasan dan pengalaman penulis secara

langsung dilapangan melalui penelitian ini.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi berjudul evaluasi program telah banyak

dilakukan oleh beberapa mahasiswa namun masing-masing dari mereka

memiliki perbedaan dalam metodologi penulisannya, seperti skripsi karya

Izur Suryadi yang melakukan penelitian evaluasi program comdev Indonesia

dalam pemberdayaan masyarakat peternak domba di desa Srogol, kec.

Cijeruk, kab. Bogor. Berbeda dengan skripsi karya Muhammad Hasanuddin

yang melakukan penelitian evaluasi program kampung ternak dompet dhuafa

dalam mengembangkan potensi ternak lokal di desa Lebak Sari Sukabumi

Jawa Barat.

Pada intinya penulis sangat tertarik pada salah satu program pelayanan

yang dilakukan lembaga zakat menyalurkan bantuan sesuai dengan kebutuhan

Page 25: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

13

mustahik dan keluarganya. Perbedaan dari skripsi yang lain biasanya evaluasi

dilakukan pada bidang ekonomi sedangkan peneliti akan fokus pada program

layanan kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG). Berdasarkan hasil uraian

di atas maka penulis merasa tertarik dan menelaah untuk mengevaluasi

program secara menyeluruh mulai dari input, proses, output, dan impact. Dan

judul yang digunakan dalam penelitian adalah:

EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH

BERSALIN GRATIIS (RBG) BAGI ORANG MISKIN DI JAKARTA

TIMUR.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penyusunan skripsi ini penulis membagi dalam

lima bab yaitu:

BAB I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori terdiri dari evaluasi program, layanan kesehatan,

kemiskinan.

BAB III Metodologi Penelitian terdiri dari ruang lingkup penelitian, metode

penelitian.

BAB IV Analisis Program Layanan Kesehatan Rumah Bersalin Gratiis

(RBG) Bagi Orang Miskin di Jakarta Timur terdiri dari gambaran

umum objek penelitian, penemuan dan pembahasan.

BAB V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 26: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

14 

Page 27: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Evaluasi Program

1. Pengertian Evaluasi Program

Evaluasi secara etimologi dalam kamus ilmiah populer adalah

penaksiran, penilaian, perkiraan keadaan dan penentu nilai.18 Dalam

kamus besar Bahasa Indonesia kata evaluasi diartikan dengan

penilaian.19

Evaluasi adalah pengidentifikasian keberhasilan atau kegagalan

suatu rencana kegiatan atau program. Secara umum dikenal dua tipe

evaluasi, yaitu evaluasi terus-menerus (on-going evaluation) dan evaluasi

akhir (ex-post evaluation).20

Tipe evaluasi yang pertama dilaksanakan pada interval periode

waktu tertentu, misalnya per tri wulan atau per semester selama proses

implementasi (biasanya pada akhir phase atau tahap suatu rencana). Tipe

evaluasi yang kedua dilakukan setelah implementasi suatu program atau

rencana. Evaluasi biasanya lebih difokuskan pada pengidentifikasian

kualitas program. Evaluasi berusaha mengidentifikasi mengenai apa yang

sebenarnya terjadi pada pelaksanaan atau penerapan program.21

                                                            18 Pius A Partanto dan M Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arloka,

1994), h. 163. 19 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 238. 20 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), h. 119.

21 Ibid., h. 119.

14

Page 28: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

15

Menurut Suharsimi Arikunto (2004) evaluasi adalah kegiatan untuk

mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya

informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat

dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah

menyediakan informasi yang berguna bagi decision maker untuk

menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang

telah dilakukan.22

Scriven (1967) orang pertama yang membedakan antara evaluasi

formatif dan evaluasi sumatif sebagai fungsi evaluasi yang utama. Fungsi

evaluasi formatif yaitu evaluasi untuk perbaikan dan pengembangan

kegiatan yang sedang berjalan (program, orang, produk, dan sebagainya).

Fungsi evaluasi sumatif yaitu evaluasi dipakai untuk

pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan.23

Kemudian Stufflebeam juga membedakan evaluasi sesuai di atas

yaitu proactive evaluation untuk melayani pemegang keputusan dan

retroactive evaluation untuk keperluan pertanggungjawaban. Jadi

evaluasi hendaknya membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan

suatu program, perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi,

motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari mereka yang

terlibat.24

                                                            22 Nana Mintarti, dkk., Zakat & Empowering, Kajian Perumusan Performance Indicator

bagi Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Zakat (Jurnal Pemikiran dan Gagasan, vol. 2, Juni 2009), h. 23.

23 Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen, Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 4.

24 Ibid., h.4.

Page 29: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

16

Evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap segala macam

pelaksanaan program agar dapat diketahui secara jelas apakah sasaran-

sasaran yang dituju sudah dapat tercapai atau belum. Segala bentuk

program apapun baik itu dalam bentuk profit dan non profit (nirlaba)

dalam pelaksanaan manajerialnya sangatlah disyaratkan untuk

melakukan monitoring dan evaluasi. Fungsi pengawasan dalam suatu

organisasi pada umumnya terkait dengan proses pemantauan

(monitoring) dan evaluasi (evaluation).25

Definisi evaluation (evaluasi) menurut Organisation for Economic

Co-operation and Development (OECD)/Development Assistance

Committee (DAC) adalah penilaian sistematis dan objektif terhadap

sebuah proyek, program atau kebijakan yang telah selesai atau masih

berlangsung, serta rancangan, implementasi dan hasilnya. Tujuannya

adalah untuk menentukan relevansi dan realisasi tujuan, efisiensi

pembangunan, efektivitas, dampak dan keberlanjutan.26

Menurut John L Herman dalam Tayibnapis (1989) program adalah

segala sesuatu yang dilakukan dengan harapan akan mendatangkan hasil

atau manfaat. Menurut Suharsimi Arikunto (2004) program dapat

dipahami dalam dua makna yaitu secara umum dan khusus.27

Secara umum, program dapat diartikan dengan rencana atau

rancangan kegiatan yang akan dilakukan oleh seseorang di kemudian

hari. Sedangkan pengertian secara khusus dari program biasanya

                                                            25 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis (Jakarta: FEUI Press, t.t.), h. 187. 26 Purwa Udiutomo, dkk., Zakat & Empowering, Evaluasi dan Kaji Dampak Program

Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (Jurnal Pemikiran dan Gagasan, vol. 2, Juni 2009), h. 70. 27 Mintarti, dkk., Zakat & Empowering, Kajian Perumusan, h. 23.

Page 30: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

17

dikaitkan dengan evaluasi yaitu suatu unit atau kesatuan kegiatan yang

merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung

dalam proses berkesinambungan dan terjadi dalam satu organisasi yang

melibatkan sekelompok orang.28

Menurut Kirkpatrick (1996) Evaluasi program dapat dimaknai

sebagai sebuah proses untuk mengetahui apakah sebuah program dapat

direalisasikan atau tidak dengan cara mengetahui efektifitas masing-

masing komponennya melalui rangkaian informasi yang diperoleh

evaluator.29

Dari dapat di atas dapat saya simpulkan bahwa evaluasi program

berguna untuk menentukan apakah keluaran dan hasil dari pelaksanaan

program bisa terealisasikan dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Tujuan dan Pentingnya Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu yang penting dilakukan, dalam hal ini,

Feurstein menyatakan sepuluh alasan mengapa suatu evaluasi perlu

dilakukan:30

a. Pencapaian. Guna melihat apa yang sudah dicapai.

b. Mengukur kemajuan. Melihat kemajuan dikaitkan dengan objektif

program.

c. Meningkatkan pemantauan. Agar tercapai manajemen yang lebih

baik.

d. Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan. Agar dapat

memperkuat program itu sendiri.                                                             28 Ibid., h. 23. 29 Udiutomo, dkk., Zakat & Empowering, Evaluasi dan Kaji Dampak, h. 70. 30 Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat, h. 188.

Page 31: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

18

e. Melihat apakah usaha sudah dilakukan secara efektif. Guna melihat

perbedaan apa yang terjadi setelah diterapkan suatu program.

f. Biaya dan manfaat. Melihat apakah biaya yang dikeluarkan cukup

masuk akal.

g. Mengumpulkan informasi. Guna merencanakan dan mengolah

kegiatan program secara lebih baik.

h. Berbagi pengalaman. Guna melindungi pihak lain terjebak dalam

kesalahan yang sama, atau untuk mengajak seseorang untuk ikut

melaksanakan metode yang serupa bila metode yang dijalankan telah

berhasil dengan baik.

i. Meningkatkan keefektifan. Agar dapat memberikan dampak yang

lebih luas.

j. Memungkinkan perencanaan yang lebih baik. Karena memberikan

kesempatan untuk mendapatkan masukan dari masyarakat,

komunitas fungsional dan komunitas lokal.

3. Pendekatan Evaluasi

Istilah pendekatan evaluasi ini diartikan sebagai beberapa pendapat

tentang apa tugas evaluasi dan bagaimana dilakukan, dengan kata lain

tujuan dan prosedur evaluasi.

Pendekatan Organisation for Economic Co-operation and

Development (OECD)31 mengembangkan evaluasi ini dengan logical

framework sebagai alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan

rancangan pelaksanaan program yang melibatkan pengidentifikasian

                                                            31 Udiutomo, dkk., Zakat & Empowering, Evaluasi dan Kaji Dampak, h. 70-71.

Page 32: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

19

unsur-unsur strategis (masukan, keluaran, hasil, dampak) dan hubungan

sebab-akibat unsur-unsur strategis tersebut, berbagai indikator dan

asumsi atau risiko yang mungkin mempengaruhi keberhasilan dan

kegagalan. Secara sederhana, evaluasi ini memuat lima kriteria evaluasi

yaitu:

a. Relevansi (relevance) didefinisikan sebagai tingkat sejauh mana

(tujuan) suatu program sejalan dengan persyaratan penerima

manfaat, kebutuhan, prioritas, kebijakan mitra dan donor. Pada

dasarnya relevansi merupakan jawaban dari kebermanfaatan dan

kedayagunaan.

b. Efektifitas (effectiveness) ialah jangkauan sejauh mana tujuan dan

target program tercapai, atau diharapkan tercapai, dengan

mempertimbangkan arti penting relatifnya. Secara eksplisit,

efektifitas adalah hubungan antara output (produk dan jasa) dengan

outcome (manfaat dan diharapkan dari sasaran atau penerima

manfaat).

c. Efisiensi (efficiency) adalah ukuran tentang bagaimana sumber

daya/masukan secara ekonomis (dana, keahlian, waktu dan

sebagainya) dikonversikan menjadi hasil. Secara sederhana, efisiensi

dapat diukur dengan membandingkan antara hasil (output) dengan

asupan (input) yang digunakan (waktu, SDM, alat, dan sebagainya).

d. Dampak (impact) merupakan efek primer dan sekunder dalam jangka

panjang, baik positif maupun negatif, yang dihasilkan sebuah

program, langsung atau tidak langsung, dikehendaki maupun tidak

Page 33: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

20

dikehendaki. Dalam evaluasi dampak program, beberapa hal yang

perlu ditanyakan adalah perubahan apa yang terjadi sebagai hasil dari

pelaksanaan program, apa perubahan nyata yang dirasakan penerima

manfaat dari pelaksanaan program dan berapa banyak orang yang

merasakan pengaruhnya.

e. Kesinambungan (sustainability) adalah kesinambungan manfaat dari

suatu program setelah bantuan program besar diselesaikan atau

kemungkinan berlanjutnya manfaat dalam jangka panjang. Atau

didefinisikan juga sebagai daya tahan manfaat-bersih (net benefit)

terhadap risiko sepanjang waktu.

4. Desain Evaluasi

Desain evaluasi program (Carol Tayler Fitz Gibbon & Lynn Lyons

Morris, 1987), suatu desain ialah rencana yang menunjukkan bila

evaluasi akan dilakukan dan dari siapa evaluasi atau informasi akan

dikumpulkan selama proses evaluasi. Alasan utama memakai desain

yaitu untuk meyakinkan bahwa evaluasi akan dilakukan menurut

organisasi yang teratur dan menurut aturan evaluasi yang baik. Semua

orang yang terlibat dalam evaluasi adalah orang yang tepat, dilakukan

pada waktu yang tepat, dan ditempat yang tepat seperti yang telah

direncanakan.32

Pada dasarnya suatu desain ialah bagaimana mengumpulkan

informasi yang komparatif sehingga hasil program yang dievaluasi dapat

                                                            32 Tayibnapis, Evaluasi Program, h. 64.

Page 34: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

21

dipakai untuk menilai manfaat dan besarnya program apakah akan

diperlukan atau tidak.33

a. Desain dalam evaluasi sumatif.

Biasanya desain dihubungkan dengan evaluasi sumatif,

evaluator sumatif diharapkan membuat kesimpulan umum,

menyingkat dan membuat laporan tentang keberhasilan program.

Karena laporan tersebut dapat mempengaruhi keputusan tentang

masa depan program atau nasib orang lain, maka evaluator perlu

mendukung penemuannya dengan data yang cukup terpercaya.

Biasanya desain dibuat sebagai metode untuk melakukan

eksperimen ilmiah, metode dimana orang dapat membuat dampak

secara logika pada hasil sesuatu perlakuan yang dibuatnya, misalnya

evaluasi pendidikan dan perlakuannya. Evaluasi sumatif sebaiknya

memakai eksperimen apabila meneliti program yang akan di evaluasi

dengan hasil evaluasinya.

b. Desain dalam evaluasi formatif.

Menggunakan desain formatif dalam program berarti karyawan

program akan berkesempatan melihat dengan seksama keefektifan

program dan komponen yang ada didalamnya. Hal ini

memungkinkan evaluator menjalankan fungsinya yang utama,

menganjurkan orang-orang program mengamati terus-menerus

dengan cermat kegiatan-kegiatan dalam program.

                                                            33 Ibid., h. 64.

Page 35: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

22

Dalam hal ini saya menggunakan desain evaluasi sumatif pada

analisis program layanan kesehatan rumah bersalin gratiis untuk menilai

keberhasilan program apakah keluaran dan hasil bisa terealisasikan dan

dapat dipertanggungjawabkan.

5. Indikator Evaluasi

Secara umum, indikator dapat didefinisikan sebagai suatu alat ukur

untuk menunjukkan atau menggambarkan suatu keadaan dari suatu hal

yang menjadi pokok perhatian indikator dapat menyangkut suatu

fenomena sosial, ekonomi, penelitian, proses suatu usaha peningkatan

kualitas. Indikator dapat berbentuk ukuran, angka, atribut atau pendapat

yang dapat menunjukkan suatu keadaan.34

Terdapat empat indikator yang digunakan untuk mengevaluasi suatu

kegiatan, yaitu:35

a. Indikator ketersediaan. Indikator ini melihat apakah unsur yang

seharusnya ada dalam suatu proses itu benar-benar ada, misalnya

dalam suatu program pembangunan sosial yang menyatakan bahwa

diperlukan suatu tenaga kader lokal yang terlatih untuk menangani

10 rumah tangga. Maka perlu dicek (dilihat), apakah tenaga kader

yang terlatih tersebut benar-benar ada.

b. Indikator relevansi. Indikator ini menunjukkan seberapa relevan

ataupun tepatnya sesuatu yang teknologi atau layanan yang

ditawarkan, misalnya pada suatu program pemberdayaan perempuan

pedesaan dimana diperkenalkan kompor teknologi yang biasa

                                                            34 Suharto, Membangun Masyarakat, h. 126. 35 New Life Options: Evaluasi Program, h. 73.

Page 36: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

23

mereka gunakan. Berdasarkan keadaan tersebut maka teknologi yang

lebih baru ini dapat dikatakan kurang untuk diperkenalkan, bila

dibandingkan dengan kompor biasa mereka gunakan.

c. Indikator efisiensi. Indikator ini menunjukkan apakah sumber daya

dan aktivitas yang dilaksanakan guna mencapai tujuan dimanfaatkan

secara tepat guna (efisien), atau tidak memboroskan sumber daya

yang ada dalam upaya mencapai tujuan, misalnya suatu layanan

yang dijalankan dengan baik hanya memanfaatkan 4 tenaga

lapangan, tidak perlu dipaksakan untuk memperkerjakan 10 tenaga

lapangan dengan alasan untuk menghindari terjadinya

pengangguran. Bila hal ini yang dilakukan, maka yang akan terjadi

adalah under employment (pengangguran terselubung).

d. Indikator keterjangkauan. Indikator ini melihat apakah layanan yang

ditawarkan masih berada dalam jangkauan pihak-pihak yang

membutuhkan, misalnya apakah puskesmas yang didirikan untuk

melayani suatu masyarakat desa berada pada posisi yang strategis,

dimana sebagian warga desa mudah datang ke puskesmas.

Dari penjelasan di atas saya simpulkan bahwa dalam mengevaluasi

program harus memilih pendekatan/desain untuk melakukan penilaian

secara sistematis dan objektif terhadap pelaksanaan program.

Page 37: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

24

B. Layanan Kesehatan

1. Pengertian Jasa, Layanan dan Pelayanan

Jasa dan layanan merupakan hal yang sama untuk lebih memperjelas

berikut ini dipaparkan beberapa definisi jasa/layanan.

Pada bukunya Rambat Lupiyoadi mengutip definisi Lethtinen

mengenai jasa adalah satu atau lebih rangkaian aktivitas pada interaksi

antara seseorang atau peralatan fisik yang menyediakan kepuasan

pelanggan.36 Moenir (2008) menjelaskan bahwa pelayanan adalah proses

pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung.37

Pelayanan yang dikatakan berwujud tersebut berarti bahwa

pelayanan itu hanya dapat dirasakan, oleh sebab itu lebih jauh Normann

(1991:14) memberikan karakteristik tentang pelayanan sebagai pelayanan

merupakan suatu produksi yang mempunyai sifat tidak dapat diraba,

berbeda dengan barang produksi lain (barang jadi atau barang industri

yang berwujud). Pelayanan itu kenyataannya terdiri dari tindakan nyata

dan merupakan pengaruh yang sifatnya adalah tindak sosial. Produksi

dan konsumsi dari pelayanan tidak dapat dipisahkan secara nyata, karena

pada umumnya kejadian bersamaan dan terjadi di tempat yang sama.38

                                                            36 Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa (Jakarta; Salemba 4,

2006), hal. 5-6. 37 H. A. S Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia (Jakarta: PT Bumi Aksara,

1st ed), hal. 17. 38 Usep Mulyana, Manajemen Pelayanan Umum, artikel diakses pada 27 Maret 201 dari

www.usepmulyana.files.wordpress.com/2009/02/mpu-kp-1.pdf.

Page 38: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

25

2. Kesehatan

Definisi sehat dari Badan Kesehatan Dunia World Health

Organization (WHO) yaitu kesehatan bukan hanya bebas penyakit,

melainkan mencakup kesejahteraan fisik, mental, sosial dan spiritual.

Pemahaman tentang arti sehat ini sangat mempengaruhi bentuk

perawatan, termasuk hubungan antara tenaga medis dengan pasien,

tindak lanjut perawatan, usaha-usaha penunjang yang antara lain

mencakup rehabilitasi, pencegahan dan diagnosa dini.39

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan

gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan atau

perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.40

Menurut undang-undang no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan dan

undang-undang no. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran yaitu

kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau

masyarakat.

Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan adalah setiap                                                             39 Mary Johnston, Relasi Dinamis Antara Pekerja Sosial dengan Klien Dalam Setting

Rumah Sakit (Surakarta: Tim Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit Orthopaedi dan Prothese, 1988), h. 6.

40 Wikipedia, Kesehatan, artikel diakses pada 16 April 2010 dari Kesehatan Menurut Undang-Undang - Tujuan Kesehatan Dalam Segala ... www.wikipedia.id.org/wiki/Kesehatan.

Page 39: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

26

orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki

pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang

kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

melakukan upaya kesehatan.41

Sehingga dapat saya simpulkan, layanan kesehatan adalah proses

pemenuhan kebutuhan penaggulangan dan pencegahan gangguan

kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau

perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.

3. Ciri-ciri Jasa/Layanan

Ciri-ciri Jasa/layanan diantaranya:42

a. Tangible

Merupakan sarana dengan fasilitas yang dapat langsung

dirasakan oleh penerimanya. Hal ini dapat dilihat dari:

1) Kebersihan, kerapihan, kenyamanan dan keamanan ruangan.

2) Penataan interior dan eksterior, termasuk didalamnya tempat

parkir baik yang berada didalam maupun yang diluar.

3) Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat medis.

4) Penampilan petugas yang bersih dan rapi.

b. Reliability

Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan

secara akurat dan handal. Hal ini dapat dilihat dari:

                                                            41 Wikipedia, Kesehatan. 42 Fajriyah Ch. Sudjudi, Pengaruh Layanan Kesehatan RS. Hospital Cinere Terhadap

Loyalitas Konsumen, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2008).

Page 40: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

27

1) Prosedur administrasi penerimaan, pendaftaran dan pembayaran

pasien.

2) Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan pasien secara cepat dan

tepat.

3) Jadwal pelayanan tepat, waktu pemeriksaan di rumah bersalin

gratis dan pelayanan di bidang kesehatan.

4) Prosedur layanan tidak berbelit.

c. Responsiveness

Kemampuan untuk memberikan pelayanan kepada pasien

dengan cepat dan tepat. Hal ini dapat di lihat dari:

1) Dokter cepat tanggap dalam melayani keluhan pasien.

2) Perawat dan petugas lainnya cepat tanggap.

3) Petugas memberikan informasi yang jelas.

4) Tindakan diberikan secara cepat.

C. Kemiskinan

1. Definisi Miskin

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata “miskin” diartikan

sebagai tidak berharta benda atau serba kekurangan (berpenghasilan

rendah).43 Dari bahasa aslinya Arab kata miskin berasal dari kata sakana

yang berarti diam atau tenang, tetap, dan statis. Al-Raghib al-Ashfahani

                                                            43 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, artikel diakses pada 29 April 2011 dari

media.isnet.org/islam/Quraish/Wawasan/Miskin.html.

Page 41: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

28

mendefinisikan miskin adalah seorang yang tidak memiliki sesuatu apa

pun.44

Imam Syafii berpendapat orang miskin adalah orang yang memiliki

pekerjaan tetap tetapi penghasilannya tidak dapat memenuhi

kebutuhannya sehari-hari. K.H Ali Yafie menjelaskan bahwa orang

miskin adalah orang memiliki harta atau memiliki pekerjaan atau

memiliki keduanya, tetapi harta atau hasil dari pekerjaannya itu hanya

mencukupi seperdua atau lebih dari kebutuhan pokoknya.45

Menurut sosiolog Soerjono Soekanto, kemiskinan merupakan suatu

keadaan ketika seseorang tidak sanggup untuk memelihara dirinya

sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompoknya dan tidak mampu

memanfaatkan tenaga, mental maupun fisik dalam kelompoknya

tersebut.46 Sedangkan menurut antropolog Parsudi Suparlan, masyarakat

miskin adalah sekelompok manusia yang kehidupan serta pendapatan

sehari-harinya tidak dapat memenuhi kebutuhan yang paling pokok

sehingga kehidupan mereka serba kekurangan.47

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dan Departemen Sosial

(Depsos) (2002:4) kemiskinan merupakan kondisi yang berada dibawah

garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non

makanan. Garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan oleh

setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan setara 2100

                                                            44 Asep Usman Ismail, Bunga Rampai Islam dan Kesejahteraan Sosial: Perspektif al-

Qur’an tentang Perlindungan terhadap Anak dan Fakir Miskin dalam Pengembangan Masyarakat (Jakarta: IAIN Indonesian Social Equity Project, 2006), h. 134.

45 Ibid., h. 136. 46 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali Pers, 1987), h. 349. 47 Parsudi Suparlan, Kemiskinan di Perkotaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995),

h. 76.

Page 42: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

29

kilo kalori per orang per hari dan kebutuhan non makanan yang terdiri

dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta aneka

barang dan jasa lainnya.48

Sehingga dapat saya simpulkan orang miskin adalah seseorang yang

tidak berharta benda, tidak memiliki pekerjaan tetap, dan penghasilannya

itu tidak mencukupi seperdua atau lebih dari kebutuhan pokoknya.

2. Paradigma Kemiskinan

Ada dua teori dalam memandang kemiskinan:49

Pertama teori neo-liberal adalah kemiskinan absolut merupakan

persoalan individual yang disebabkan oleh kelemahan-kelemahan dan

pilihan-pilihan individu yang bersangkutan seperti lemahnya pengaturan

pendapatan dan lemahnya kepribadian (malas, pasrah dan bodoh).

Strategi penanggulangan kemiskinan dengan cara penyalurkan

pendapatan terhadap orang miskin secara selektif dan memberikan

pelatihan keterampilan pengelolaan keuangan melalui inisiatif

masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Kedua teori demokrasi-sosial adalah kemiskinan relatif merupakan

ketidakadilan dan ketimpangan dalam masyarakat akibat tersumbatnya

akses-akses kelompok tertentu terhadap berbagai sumber-sumber

kemasyarakatan. Strategi penanggulangan kemiskinan dengan cara

penyaluran pendapatan secara universal dan perubahan fundamental

dalam pola-pola pendistribusian pendapatan melalui intervensi negara

dan kebijakan sosial.

                                                            48 Suharto, Membangun Masyarakat, h. 133-134. 49 Ibid., h. 139-140.

Page 43: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

30

3. Ciri-ciri Kemiskinan

Kemiskinan mempunyai beberapa ciri diantaranya:50

a. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan,

sandang dan papan).

b. Ketidakadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya

(kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi).

c. Ketiadaan jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk

pendidikan dan keluarga).

d. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun

massal.

e. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan keterbatasan sumber

alam.

f. Ketidakterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat.

g. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang

berkesinambungan.

h. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

i. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar,

wanita korban tindak kekerasan rumah tangga, janda miskin,

kelompok marjinal dan terpencil).

                                                            50 Suharto, Membangun Masyarakat, h. 132.

Page 44: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

31

4. Indikator Kemandirian Individu dan Komunitas

Indikator kemandirian individu dan komunitas merupakan indikator

yang dibuat oleh Rumah Zakat untuk memberikan akses dan jaminan di

bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan kepada mustahik.

Tabel 2. Indikator Kemandirian Individu dan Komunitas51

Aspek Individu Komunitas Ekonomi - Fakir tidak berpenghasilan.

- Miskin penghasilan $1.25 per jiwa/hari.

- Mandiri penghasilan lebih dari $ 1.25/jiwa per hari – 15% di atas nishab zakat.

- Muzzaki lebih dari 15% di atas nishab zakat.

Munculnya lembaga keuangan dengan alternatif lembaga formal (mis: Lembaga Keuangan Syari’ah) atau lembaga informal (mis: arisan).

Pendidikan - Terpenuhi pendidikan dasar.

- Mendapat vocational (non formal) training.

- Meningkatnya tingkat partisipasi warga binaan dalam pembiayaan pendidikan dasar di komunitas.

- Munculnya aktivitas pengembangan potensi anak (formal maupun non formal).

Kesehatan Implementasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga warga binaan.

Munculnya dan/atau meningkatnya kuantitas dan kualitas aktivitas usaha kesehatan berbasis masyarakat yaitu posyandu, implementasi PHBS di tatanan rumah tangga warga binaan, menurunnya angka kematian ibu dan anak warga binaan, dan aktivitas dan output program posyandu di wilayah pengembangan masyarakat terpadu.

                                                            51 Mengenal Lebih Dekat Rumah Zakat,  artikel diakses pada 25 Maret 2011 dari

www.rumahzakat.org.

Page 45: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

32

Page 46: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

32 

Page 47: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah jenis

penelitian metode evaluasi.

Metode evaluasi adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan suatu program atau untuk mengetahui keefektifan

pelaksanaan suatu program. Manfaat metode evaluasi adalah untuk

memberikan rekomendasi pelaksanaan program yang lalu dan untuk

memperbaiki pelaksanaan program yang akan dilaksanakan berikutnya.52

Jadi, metode evaluasi sangat dibutuhkan untuk menilai keberhasilan

dan keefektifan pelaksanaan suatu program. Sesuai dengan jenis

penelitian yang digunakan, maka dalam penelitian ini akan

menggambarkan tentang evaluasi program layanan kesehatan rumah

bersalin gratiis bagi orang miskin di Jakarta Timur.

2. Pendekatan Penelitian

Adapun pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metodologi penelitian kualitatif.

Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada

mulanya bersumber pada pengamatan kuantitatif yang dipertentangkan

dengan pengamatan kualitatif. Pengamatan kuantitatif melibatkan

                                                            52 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2009), h. 144.

32

Page 48: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

33

pengukuran tingkatan (perhitungan atau angka) suatu ciri tertentu. Di

pihak lain kualitas menunjuk pada segi alamiah yang dipertentangkan

dengan jumlah tersebut. Atas dasar pertimbangan itulah maka kemudian

penelitian kualitatif tampaknya diartikan sebagai penelitian yang tidak

mengadakan perhitungan.53

Sedangkan dalam penelitian sosial, dikenal adanya dua metodologi

(proses, prinsip dan prosedur yang ditempuh seorang peneliti dalam

mendekati permasalahan dan mencari jawabannya) yang dikenal dengan

istilah kualitatif dan kuantitatif.54

Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metodologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati. Sedangkan menurut Kirk dan Miller (1986:9)

mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam

ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada

pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan

dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam

peristilahannya.55

Menurut Nawawi pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai

rangkaian kegiatan atau proses menjaring informasi, dari kondisi

sewajarnya dalam kehidupan suatu obyek, dihubungkan dengan

pemecahan suatu masalah, baik dari sudut pandang teoritis maupun

                                                            53 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2001), h. 2. 54 Monasse Mallo, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: Penerbit Karunika, 1986), h. 31. 55 Moleong, Metodologi Penelitian, h. 3.

Page 49: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

34

praktis. Penelitian kualitatif dimulai dengan mengumpulkan informasi-

informasi dalam situasi sewajarnya, untuk dirumuskan menjadi suatu

generalisasi yang dapat diterima oleh akal sehat manusia.56

Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam Metode Penelitian Pendidikan

mendefinisikan metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,

pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan

snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis

data bersifat induktif (kualitatif), dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna daripada generalisasi.57

Dari penjelasan di atas dapat saya simpulkan bahwa penelitian

kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang

secara fundamental menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang dan perilaku berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, untuk dirumuskan menjadi suatu generalisasi yang dapat

diterima oleh akal sehat manusia.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat penelitian di Rumah Bersalin Gratiis yang beralamat

di Jalan Pulo Asem Timur Raya No. 18, Jakarta Timur. Peneliti memilih

                                                            56 Nawawi Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1992), h. 209. 57 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D

(Bandung: CV Alfabeta, 2010), h. 15.

Page 50: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

35

tempat penelitian tersebut dengan alasan lokasi tempat yang letaknya

strategis dari rumah peneliti sehingga memudahkan dalam pengumpulan

data lapangan, menghemat waktu dan dana dalam melakukan penelitian.

Untuk tempat wawancara penulis melakukan di tempat yang berbeda

yaitu rumah bersalin gratiis dan rumah anggota yang menerima layanan

kesehatan secara gratis di daerah Jakarta Timur. Sedangkan waktu

penelitian dimulai sejak tanggal 1 April 2011 dan penelitian ini akan

berakhir pada tanggal 30 Mei 2011.

4. Pemilihan Subjek, Informan dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek adalah evaluasi program

layanan kesehatan rumah bersalin gratiis bagi orang miskin di Jakarta

Timur. Untuk informan dalam penelitian adalah dokter, bidan dan

pegawai rumah bersalin gratiis. Sedangkan yang menjadi objek dalam

penelitian adalah 5 (lima) orang anggota penerima manfaat layanan

kesehatan secara gratis di Rumah Bersalin Gratiis.

B. Metode Penelitian

1. Teknik Pemilihan Informan dan Objek

Pemilihan informan bertujuan untuk mempermudah peneliti

sehingga tidak perlu menjadikan keseluruhan populasi sebagai informan.

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, orang tersebut harus

mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian.58

                                                            58 Moleong, Metodologi Penelitian, h. 90.

Page 51: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

36

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, dalam memilih

responden ini penulis menggunakan teknik nonprobability sampling.

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi

sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh dan snowball.59

Dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Purposive

sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu.

Oleh karena itu, menurut Lincoln dan Guba (1985), dalam penelitian

naturalistik, spesifikasi sampel tidak dapat ditentukan sebelumnya. Ciri-

ciri khusus sampel purposive, yaitu:60

a. Emergent sampling design/sementara.

b. Serial selection of sample units/menggelinding seperti bola salju.

c. Continuous adjustment or ‘focusing’ of the sample/disesuaikan

dengan kebutuhan.

d. Selection to the point of redundancy/dipilih sampai jenuh.

Berikut ini tabel informan dan objek yang terpilih dalam

pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian.

Tabel 3. Informan Penelitian No Nama Jabatan Alasan Memilih

1) dr. Hilmi Sulaiman R

Kepala Cabang

Mengetahui keseluruhan program dan pelaksanaan layanan kesehatan rumah bersalin gratiis dengan dana ZIS.

                                                            59 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 122-123 60 Ibid., h. 300-301

Page 52: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

37

2) Dwi Laksmi

General Administrasi

Mengetahui data anggota dan rutinitas layanan kesehatan rumah bersalin gratiis.

3) Nurzakiah Bidan Kriteria ibu hamil yang mendapat layanan bersalin gratis dan layanan pengobatan umum selama tiga tahun.

Tabel 4. Objek Penelitian

No Nama Status Pasien

Alasan Memilih

1) Ibu Dianti Anggota tahun 2010

Anggota yang sedang berobat umum untuk anak kedua di rumah bersalin gratiis.

2) Ibu Marlina Anggota tahun 2010

Anggota yang sedang berobat umum untuk anak ketiga di rumah bersalin gratiis.

3) Ibu Sitisa’diah

Anggota tahun 2010

Rujukan dari bidan yang lokasi rumahnya dekat dengan rumah bersalin gratiis dan peneliti.

4) Ibu Triwiyanti

Anggota tahun 2010

Rujukan dari bidan karena kondisi ekonomi yang memprihatinkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

5) Ibu Caturwiyanti

Anggota tahun 2007

Rujukan dari bidan untuk menilai perbedaan program layanan kesehatan rumah bersalin gratiis tahun 2007 dengan 2011.

2. Instrumen dan Alat Bantu

Dalam penelitian kualitatif-naturalistik peneliti akan lebih banyak

menjadi instrumen, karena dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan

key instruments. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai

variabel yang diteliti.61

Instrumen diperlukan untuk mengevaluasi program layanan

kesehatan rumah bersalin gratiis bagi orang miskin. Bentuk instrumen

                                                            61 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 133.

Page 53: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

38

adalah pertanyaan. Untuk itu dapat digunakan sebagai pedoman

wawancara dan observasi.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara,

observasi dan dokumentasi yaitu:

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak.62

Menurut Lincoln dan Guba (1985:266), antara lain:

mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,

perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan;

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami

masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang telah

diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang;

memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh

dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi);

dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.63

Menurut Esterberg (2002) wawancara adalah merupakan

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu.64

                                                            62 Moleong, Metodologi Penelitian, h. 135. 63 Ibid., h. 135. 64 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: CV

Alfabeta, 2008), h. 231.

Page 54: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

39

Dalam wawancara penulis melakukan tanya jawab terhadap lima

orang anggota, dokter, bidan dan pegawai rumah bersalin gratiis

secara langsung.

b. Observasi

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala penelitian.65

Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar

semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja

berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang

diperoleh melalui observasi. Marshall (1995) menyatakan bahwa

melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari

perilaku tersebut.66

Notoatmodjo mendefinisikan observasi sebagai perbuatan jiwa

secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya

rangsangan. Rangsangan tadi setelah mengenai indra menimbulkan

kesadaran untuk melakukan pengamatan. Dalam penelitian yang

dimaksud pengamatan tidak hanya sekedar melihat saja melainkan

juga perlu keaktifan untuk meresapi, mencermati, memaknai dan

akhirnya mencatat.67

Dalam hal observasi penulis melakukan pengamatan dan

pencatatan data dalam proses pelaksanaan program layanan

kesehatan di Rumah Bersalin Gratiis pada tanggal 12 Mei 2011.

                                                            65 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2009), h. 52. 66 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, h. 226. 67 B Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian (Jakarta: Prestasi Pustaka

Publisher, 2006), h. 141.

Page 55: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

40

c. Dokumentasi

Guba dan Lincoln (1981:228) mendefinisikan dokumen ialah

setiap bahan tertulis ataupun film yang tidak dipersiapkan karena

adanya permintaan seorang penyidik. Dokumen sudah lama

digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam

banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk

menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.68

Dalam hal dokumentasi penulis pengumpulan berupa sub copy

data asli tentang rumah bersalin gratiis dari data tulisan dan data

gambar.

4. Sumber dan Data

Menurut Lofland (1984:47) sumber data utama dalam penelitian

kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang

diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data

utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio

tapes, pengambilan foto atau flim. Pencatatan sumber data utama melalui

wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha

gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya.69

Walaupun dikatakan bahwa sumber di luar kata dan tindakan

merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan. Dilihat dari

segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat

                                                            68 Moleong, Metodologi Penelitian, h. 161. 69 Ibid., h. 122.

Page 56: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

41

dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen

pribadi dan dokumen resmi.70

Sumber yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

a. Sumber primer adalah para anggota yang menerima manfaat layanan

kesehatan secara gratis dan manajemen rumah bersalin gratiis.

b. Sumber sekunder adalah pencatatan dokumentasi dan observasi di

rumah bersalin gratiis.

Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Relevansi yaitu need assessment, tujuan-visi-misi rumah bersalin

gratiis, input (sumber daya manusia dan fasilitas) dan eksplorasi

terkait konsistensi rumah bersalin gratiis dalam mencapai tujuan.

b. Efektifitas yaitu target rumah bersalin gratiis, SOP, eksplorasi dan

observasi kondisi aktual.

c. Efisiensi yaitu output rumah bersalin gratiis (layanan, tindakan

medis dan jumlah anggota) dan input (tenaga medis, waktu dan

pendanaan).

d. Dampak yaitu program rumah bersalin gratiis, output program,

analisa perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku anggota.

e. Kesinambungan yaitu keterjaminan pendanaan, penerimaan

masyarakat dan segenap stakeholder, evaluasi teknis dan kualitas,

ketersediaan sumber daya manusia, fasilitas, kebijakan publik di

                                                            70 Moleong, Metodologi Penelitian, h. 113.

Page 57: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

42

sektor ekonomi, kesehatan dan politik yang mempengaruhi

pelaksanaan program, respon dari masyarakat.

5. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen, analisis data adalah proses mencari dan

mengatur data secara sistematis transkrip interview, catatan dilapangan,

dan bahan-bahan lain yang didapatkan, yang kesemuanya itu

dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman peneliti (terhadap suatu

fenomena) dan membantu peneliti untuk menginterpretasikan

penemuannya kepada orang lain.71 Didalam penelitian kualitatif, analisis

data dilakukan bersamaan atau hampir bersamaan dengan pengumpulan

data, berikut ini adalah prosedur analisis data penelitian kualitatif

menurut Irawan yang digunakan dalam penelitian ini.72

a. Pengumpulan data mentah

Tahap pengumpulan data mentah dilakukan melalui wawancara,

observasi lapangan dan kajian pustaka.

b. Transkrip data

Pada tahap ini, hasil yang diperoleh dari pengumpulan data

mentah diubah ke bentuk tertulis seperti yang diketik persis seperti

apa adanya (verbatim).

c. Pembuatan koding

Pada tahap ini, bagian-bagian tertentu dari transkrip yang sudah

dibuat sebelumnya, dimana merupakan hal-hal yang penting dan

dapat menjadi kata kunci diberikan kode.                                                             71 Prasetya Irawan, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Depok:

FISIP UI, 2006), h. 73. 72 Ibid,. h. 78-80.

Page 58: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

43

d. Kategorisasi data

Yang dimaksud dengan kategorisasi data adalah peneliti mulai

menyederhanakan data dengan cara mengikat konsep-konsep (kata-

kata) kunci dalam satu besaran yang dinamakan kategori.

e. Penyimpulan sementara

Sampai tahap ini, peneliti sudah boleh mengambil kesimpulan,

meskipun masih bersifat sementara, dimana kesimpulan tersebut

sepenuhnya harus berdasarkan data.

f. Penyimpulan akhir

Untuk sampai pada tahap ini, ada kemungkinan peneliti akan

mengulangi langkah satu sampai langkah enam berkali-kali, sebelum

peneliti mengambil kesimpulan akhir dan mengakhiri penelitiannya.

Kesimpulan akhir diambil ketika peneliti sudah merasa bahwa data

sudah jenuh (saturated) dan setiap penambahan data baru hanya

berarti ketumpangtindihan (redundant).

Dari hasil analisis tersebut akan didapatkan jawaban atas pertanyaan

penelitian ini serta mampu memberikan penilaian layanan kesehatan

rumah bersalin gratiis bagi orang miskin di Jakarta Timur.

6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling

banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin

(1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik

Page 59: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

44

pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik

dan teori.73

a. Menurut Patton (1987:331) triangulasi dengan sumber berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan:

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara.

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum

dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan

berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa,

orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada,

orang pemerintahan.

5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen

yang berkaitan.

b. Menurut Patton (1987:329) triangulasi dengan metode terdapat dua

strategi, yaitu:

1) Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian

beberapa teknik pengumpulan data.

                                                            73 Moleong, Metodologi Penelitian, h. 178.

Page 60: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

45

2) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan

metode yang sama.

c. Triangulasi penyidik ialah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau

pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat

kepercayaan data. Cara lain ialah membandingkan hasil pekerjaan

seorang analis dengan analis lainnya.

d. Menurut Lincoln dan Guba (1981:307) triangulasi dengan teori

berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa

derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Sedangkan

menurut Patton (1987:327) berpendapat lain, yaitu bahwa triangulasi

dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya penjelasan banding

(rival expalanations).

7. Teknik Penulisan

Adapun dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang

diterbitkan oleh UIN Jakarta Press Tahun 2007.74

                                                            74 Hamid Nasuhi, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jakarta: CeQDA, 2007), h. 26.

Page 61: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

46 

Page 62: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

BAB IV

ANALISIS EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH

BERSALIN GRATIIS BAGI ORANG MISKIN DI JAKARTA TIMUR

 

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profil Rumah Bersalin Gratiis (RBG)

Rumah bersalin gratiis adalah program pengadaan fasilitas

kesehatan gratis berupa rumah bersalin dan klinik umum yang berfungsi

memberikan layanan kesehatan tingkat dasar bagi ibu dan anak serta

masyarakat kurang mampu. Pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan

menggunakan skema keanggotaan per kepala keluarga, sehingga

intervensi kesehatan yang diberikan dapat lebih komperhensif dengan

menggunakan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.75

2. Latar Belakang Rumah Bersalin Gratiis (RBG)

Latar belakang didirikan rumah bersalin gratiis adalah tingkat angka

kematian ibu yang tinggi di Indonesia. Sebagian besar kematian

perempuan saat melahirkan disebabkan komplikasi hamil dan bersalin,

pendarahan, infeksi, eklamsia, aborsi tidak aman, kebersihan yang buruk

dan persalinan yang lama. Sebagian besar dari komplikasi-komplikasi

tersebut dapat dicegah dengan penerapan teknologi kesehatan yang ada.

Namun demikian banyak faktor yang membuat layanan kesehatan

tidak dapat diaplikasikan keseluruhan. Pada waktu kesehatan didekatkan

                                                            75 Hilmi Sulaiman R, Deskripsi Program Rumah Bersalin Gratiis, artikel diakses pada 4

April 2011 dari dokumentasi rumah bersalin gratiis.

46

Page 63: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

47

kepada masyarakat, belum tentu masyarakat memanfaatkan karena salah

satu faktor utama adalah hambatan ekonomi.

Rumah Zakat membangun pemberdayaan pada bidang kesehatan

dengan healthcare untuk menyehatkan masyarakat kurang mampu.

Healthcare mulai berkiprah pada tahun 1998-2009. Kegiatan kesehatan

berawal dari kegiatan charity yaitu layanan yang diberikan secara

langsung dan dalam waktu-waktu tertentu. Layanan kesehatan yang

diberikan berupa siaga sehat, khitanan, dan bakti sosial kesehatan.

Sebelumnya ada klinik pada tahun 2005, termasuk klinik pertama di Bandung. Rumah bersalin gratiis di Jakarta Timur didirikan tanggal 26 Februari 2007, beralamat di Jalan Taruna no. 43, Pulogadung. Di Taruna lebih dekat ke mustahik. Tahun 2010 sampai sekarang menjadi alat transformasi dan pembangunan pada bidang kesehatan.76

Program kesehatan rumah bersalin gratiis berbasis keanggotaan

untuk akses layanan kesehatan gratis. Layanan yang diberikan kepada

masyarakat kurang mampu terdiri dari layanan pengobatan umum,

layanan kesehatan ibu dan anak, dan layanan jasa. Pada tahun 2008

lokasi rumah bersalin gratiis pindah ke jalan Pulo Asem Timur Raya no.

18, Pulogadung. Perbedaan bangunan saat ini lebih luas dan pelaksanaan

program layanan kesehatan bersifat independent, walaupun dalam

naungan Rumah Zakat.

3. Tujuan Rumah Bersalin Gratiis (RBG)

Tujuan rumah bersalin gratiis adalah perbaikan kualitas kesehatan

dan aksesibilitas layanan kesehatan anggota pemberdayaan di wilayah

                                                            76 Wawancara Pribadi dengan Manager rumah bersalin gratiis, Jakarta, 4 April 2011.

Page 64: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

48

Integrated Community Development (ICD) baik per kecamatan maupun

kelurahan.77

Visi

Menjadi pusat pemberdayaan kesehatan masyarakat yang bersifat

universal.

Misi

- Menyelenggarakan program kesehatan yang bersifat komperhensif di

seluruh Indonesia menuju pemerataan akses pelayanan kesehatan

yang berkualitas.

- Menintegrasikan nilai-nilai universal dalam setiap aktifitas dan

kebijakan lembaga.

- Menyempurnakan seluruh proses lembaga berbasis teknologi,

komunikasi dan informasi untuk mencapai kinerja yang optimal.

- Menumbuhkan usaha di sektor produktif dalam rangka menunjang

kontinuitas menyelenggarakan program lembaga.

4. Struktur Rumah Bersalin Gratiis (RBG)

Struktur rumah bersalin gratiis yaitu:78

Kepala Cabang : dr. Hilmi Sulaiman R

General Administrasi : Dwi Laksmi

Staf Keuangan : Dewi Puspitasari

Kepala RBG : dr. Agung Z. W

Dokter Jaga : dr. Silvi, dr. Indra dan dr. Maryam

Bidan Jaga : Nurzakiah, Siska dan Suci                                                             77 Hilmi Sulaiman R, Deskripsi Program Rumah Bersalin Gratiis. 78 General Administrasi, Struktur RSI, artikel diakses pada 5 Mei 2011 dari email

[email protected].

Page 65: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

49

Perawat : Eko dan Ningsih

Rekap Medis : Tita Puspitasari

Asisten Apoteker : Rahma dan Ros

Keamanan : Aris M dan Arif M

Petugas Kebersihan : Geneniyati

Supir Ambulance : Ahmad Fakhrur, Toni Hariyanto dan

Triyono

5. Sasaran Program Rumah Bersalin Gratiis (RBG)

Sasaran program rumah bersalin gratiis adalah ibu hamil yang

berasal dari keluarga miskin dengan kriteria usia kandungan di bawah

tujuh bulan dan lebih dari dua puluh minggu, serta tidak termasuk ibu

hamil dengan risiko tinggi dan tidak hamil di luar nikah, yang memiliki

akses minim terhadap fasilitas kesehatan dan tidak memiliki jaminan

kesehatan di Jakarta Timur.79

6. Penerima Manfaat Program Rumah Bersalin Gratiis (RBG)

Penerima manfaat program rumah bersalin gratiis dikhususkan

kepada ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin, namun pelayanan

kesehatan yang diterima akan bermanfaat untuk keluarga inti. Pada

periode 2007-2011 jumlah anggota penerima manfaat adalah:80

Tabel 5. Jumlah Anggota Rumah Bersalin Gratiis Tahun 2007-2011

Tahun Jumlah Anggota 2007 115 orang 2008 39 orang 2009 64 orang

                                                            79 Hilmi Sulaiman R, Deskripsi Program Layanan Bersalin Gratis, artikel diakses pada 4

April 2011 dari dokumentasi rumah bersalin gratiis. 80 General Administrasi, Total Data Rekap Member Rumah Bersalin Gratiis, artikel

diakses pada 25 April 2011 dari email [email protected].

Page 66: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

50

2010 53 orang 2011 23 orang

Pada tahun 2011 data anggota masih dapat berubah karena pencataan

data yang direkap hanya sampai bulan Maret.

7. Cara Pengajuan Bantuan Program Rumah Bersalin Gratiis (RBG)

Untuk pengajuan bantuan program layanan kesehatan adalah pasien

ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin yaitu:81

a. Calon anggota datang langsung ke layanan kesehatan gratis Rumah

Zakat terdekat.

b. Pasien datang ke pendaftaran atau melalui rekomendasi bidan untuk

kemudian menjalani pemeriksaan kesehatan fisik dan kehamilan.

c. Calon anggota melengkapi dokumentasi persyaratan pengajuan

bantuan.

d. Setelah persyaratan lengkap dan formulir sudah terisi, maka

diserahkan kembali ke rumah bersalin gratiis.

e. Calon anggota akan di survei oleh surveyor.

f. Setelah data dokumen dan hasil survei dinyatakan sesuai kriteria

penerima bantuan dan dipastikan menjadi anggota rumah bersalin

gratiis, maka pasien mendapatkan fasilitas layanan kesehatan secara

gratis.

8. Jenis Layanan Rumah Bersalin Gratiis (RBG)

Jenis layanan rumah bersalin gratiis yaitu:82

                                                            81 Bidanku Sholeh, Info Rumah Bersalin Gratiis, artikel diakses pada 17 April 2011 dari

bidankusholihah.blogspot.com/.../info-rumah-bersalin-gratis.html. 82 Wawancara Pribadi dengan Manager rumah bersalin gratiis, Jakarta, 4 April 2011.

Page 67: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

51

Tabel 6. Jenis Layanan Rumah Bersalin Gratiis

Praktek Jenis Layanan

Program Pelayanan Kesehatan

Dokter Umum Hari: Senin-Sabtu Jam: 08.00-16.00 WIB Hari libur tidak praktek.

Layanan Umum

a. Pelayanan kesehatan umum.

Bidan Setiap Hari 24 Jam Hari: Senin-Sabtu Jam: 08.00-16.00 WIB

Layanan Ibu Hamil Layanan Ibu dan Anak

b. Pelayanan persalinan

c. Pelayanan prenatal d. Pelayanan postnatal

dan neonatus e. Pelayanan KB f. Pelayanan Imunisasi

g. Mobil ambulance

dan mobil jenazah Kendaraan Medis Layanan

Jasa Hari: Senin-Sabtu h. Edukasi kesehatan

dan pembinaan anggota

Jam: 08.00-16.00 WIB Oncall

i. Pelayanan rujukan

9. Fasilitas Pasien Rumah Bersalin Gratiis (RBG)

Fasilitas yang disediakan rumah bersalin gratiis untuk pasien sebagai

berikut:83

a. Fasilitas untuk pasien yang berstatus anggota (member) yaitu kartu

berobat pasien, kartu keanggotaan yang lengkap dengan nama

keluarga inti maksimal 5 orang, mendapat fasilitas program

pelayanan kesehatan sesuai dengan jenis layanan yang dibutuhkan

secara gratis dan penggunaan kartu keanggotaan layanan kesehatan

rumah bersalin gratiis berfungsi selama tiga tahun.

                                                            83 Wawancara Pribadi dengan General Administrasi rumah bersalin gratiis, Jakarta, 8

April 2011.

Page 68: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

52

b. Fasilitas untuk pasien (non member) yaitu mendapat kartu berobat,

mendapatkan program pelayanan kesehatan sesuai dengan jenis

layanan yang dibutuhkan dan dikenakan infaq sebagai berikut:

1) Dokter umum dikenakan infaq sebesar Rp.5000,-.

2) Bidan dikenakan infaq sebesar Rp.3000,-.

3) Obat dikenakan infaq sesuai jumlah dan jenis obat yang

diresepkan.

4) Persalinan dikenakan infaq antara Rp.350.000,- sampai dengan

Rp.400.000,-.

c. Fasilitas dalam persalinan diantaranya perlengkapan medis saat

melahirkan, perawatan setelah melahirkan ± satu hari, makan dan

minum disesuaikan dengan kondisi kedatangan pasien ± 2-3 kali,

sebelum pulang bayi dimandikan, imunisasi awal, bingkisan dan

pulang di antar ambulance sesuai permintaan pasien.

10. Sumber Dana Rumah Bersalin Gratiis (RBG)

Sumber dana rumah bersalin gratiis sebagai berikut:84

a. Rumah Zakat

b. Infaq dan shadaqah (ZIS) Rohis Lintas Arta

c. Permata Bank Syariah bantuan sarana dan prasarana

d. Infaq pasien (non member)

11. Tenaga Kerja Rumah Bersalin Gratiis (RBG)

Tenaga kerja yang bekerja melayani pasien di rumah bersalin gratiis

terdiri dari:85

                                                            84 Wawancara Pribadi dengan Manager rumah bersalin gratiis, Jakarta, 14 April 2011.

Page 69: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

53

Tabel 7. Jumlah Pekerja Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah Pekerja Jenis Kelamin 13 orang Wanita 8 orang Pria

Tabel 8.

Bidang dan Jumlah Pekerja Bidang Pekerjaan Jumlah

Dokter Umum 3 orang Bidan 3 orang Perawat 2 orang Asisten Apoteker 2 orang Petugas Kebersihan 1 orang Keamanan 2 orang Rekap Medis 1 orang Manajemen Rumah Bersalin Gratiis 4 orang Supir Ambulance 3 orang Baksos Kesehatan di luar Rumah Bersalin Gratiis 2 orang

C. Penemuan dan Pembahasan

Adapun variabel yang diteliti dalam penelitian ini mengacu kepada lima

kriteria evaluasi yaitu relevansi, efektifitas, efisiensi, dampak dan

kesinambungan. Dalam hal ini akan dibahas satu per satu sebagai berikut:

1. Relevansi Program Rumah Bersalin Gratiis dengan Kebutuhan

Masyarakat

Relevansi yang menggambarkan konsistensi tujuan, kebijakan,

layanan dan program terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat akan

pelayanan kesehatan di rumah bersalin gratiis. Berikut ini penjelasan

tentang relevansi:

a. Tujuan Rumah Bersalin Gratiis

Tujuan rumah bersalin gratiis dalam pelayanan kesehatan yaitu:

                                                                                                                                                    85 Wawancara Pribadi dengan General Administrasi rumah bersalin gratiis, Jakarta, 8

April 2011.

Page 70: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

54

Perbaikan kualitas kesehatan dan aksesibilitas layanan kesehatan anggota (member) pemberdayaan di wilayah Integrated Community Development (ICD).86

Sehingga dapat saya simpulkan bahwa anggota (member) adalah

ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin atau tergolong mustahik

yang memiliki akses minim terhadap fasilitas kesehatan di Jakarta

Timur. Perbaikan kualitas kesehatan tersebut untuk keluarga inti

yang termasuk dalam teori kemiskinan relatif.

Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang disebabkan oleh

ketidakadilan dan ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat

ekonomi ke bawah akibat tersumbatnya akses-akses perbaikan

kesehatan.

b. Kebijakan Rumah Bersalin Gratiis

Kebijakan rumah bersalin gratiis yaitu: Ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin, frekuensi

pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali, pemeriksaan USG minimal 1 kali selama kehamilan untuk deteksi dini terhadap kelainan bawaan, risiko kehamilan dan persalinan lainnya.87

Untuk menjadi calon anggota diharuskan mengisi berkas lembar

pengantar dan formulir permohonan keanggotaan. Formulir

keanggotaan terdiri dari identitas pemohon, identitas ibu hamil,

riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya, persetujuan,

rekomendasi, pernyataan komitmen hidup sehat dan islami,

pernyataan kesungguhan, dan pernyataan pengurus masjid setempat.

Selain itu calon anggota harus melampirkan berkas yang

menguatkan persyaratan diantaranya fotokopi KTP pasien dan                                                             86 Hilmi Sulaiman R, Deskripsi Program Rumah Bersalin Gratiis. 87 Hilmi Sulaiman R, Deskripsi Program Rumah Bersalin Gratiis.

Page 71: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

55

suami/wali, fotokopi KK, fotokopi surat nikah, pas foto 4x6, SKTM

dari RT/RW setempat, dan hasil USG.

Untuk pengisian berkas lembar pengantar dan formulir

permohonan keanggotaan dapat dibawa pulang dan dikembalikan

setelah seluruh persyaratan lengkap. Selanjutnya, berkas akan

langsung di follow up melalui survei untuk yang di wilayah ICD

akan di rekap dan di survei bersamaan setiap hari selasa oleh MRO,

sedangkan untuk di wilayah non ICD akan langsung di survei oleh

surveyor internal rumah bersalin gratiis.

Dalam aplikasi program rumah bersalin gratiis mengalami

kendala internal dan eksternal. Kendala internal berasal dari rumah

bersalin gratiis dalam mensurvei menurut general administrasi yaitu

proses survei calon anggota, sering tertunda sampai beberapa hari

karena RBG tidak punya surveyor khusus untuk survei data calon

anggota. Sedangkan kendala eksternal berasal dari anggota yaitu

proses administrasi yang dibutuhkan sebagai kelengkapan

persyaratan menjadi anggota sering tidak lengkap karena anggota

kebanyakan pendatang yang tidak punya KTP dan KK wilayah

Jakarta.

Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap anggota

maka dapat disimpulkan:

1) Dari 5 anggota yang diwawancarai untuk ibu Siti tempat

tinggalnya campur dengan mertua yang di dalam ada tiga kepala

Page 72: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

56

keluarga.88 Sedangkan ibu Catur, ibu Tri, ibu Dianti dan ibu

Marlina tempat tinggal sementara di rumah kontrakan.89

2) Dari 5 anggota yang diwawancarai untuk ibu Catur, ibu Dianti,

ibu Marlina, dan ibu Siti telah memenuhi persyaratan untuk

menjadi anggota. Namun menurut ibu Catur pada tahun 2007

berbeda dengan tahun yang sekarang lebih selektif dengan

adanya pernyataan dari DKM masjid setempat. Menurut ibu Tri

persyaratan dengan seadanya yaitu SKTM dari RT/RW

setempat, dan fotokopi surat keterangan nikah. Sedangkan KTP

dan KK Jakarta dalam proses pembuatan karena tempat tinggal

yang sebelumnya berpindah-pindah dari Solo ke Bengkulu.

Ketika penulis berada di ruang pendaftaran ada calon anggota

(member) baru, saat itu posisi ibu X hamil dalam kondisi rujukan ke

rumah sakit yang berada di Harmoni dikarenakan tidak ada respon

dari bayi yang ada dikandungan padahal usia kandungan melebihi

waktu yang diperhitungkan, pengajuan member pun baru dilakukan

saat itu karena izin dari bidan. Ibu X harus melengkapi persyaratan

dan mengisi formulir dengan benar.

Berhubung ambulance digunakan untuk keperluan RBG saat itu

baru balik jam 14.00 siang. Ibu X pun disuruh pulang untuk siap-

siap membawa perlengkapan melahirkan dan balik lagi jam 14.00

siang. Ibu X mengisi formulir dilakukan di rumah, saat itu yang

                                                            88 Wawancara Pribadi dengan Ibu Sitisa’diah, Jakarta, 18 April 2011. 89 Wawancara Pribadi dengan Ibu Dianti dan Ibu Marlina, Jakarta, 2 Mei 2011.

Wawancara Pribadi dengan Ibu Triwiyanti dan Ibu Caturwiyanti, Jakarta, 20 April 2011.

Page 73: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

57

dibawa ibu X adalah SKTM dari Kelurahan, jadi pulang untuk

melengkapi persyaratan.

Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa rumah bersalin

gratiis sangat selektif untuk calon anggota. Dalam memberikan

jaminan pemeliharaan kesehatan anggota dengan riwayat persalinan

normal (tidak pernah sesar) dan ibu hamil bukan di luar pernikahan.

Untuk administrasi yang kurang dapat dilengkapi dengan informasi

surveyor yang meninjau langsung kondisi ekonomi anggota.

c. Layanan Rumah Bersalin Gratiis

Layanan kesehatan rumah bersalin gratiis untuk masyarakat

ekonomi menengah ke bawah yaitu:

Tersedianya sarana dan prasarana rumah bersalin gratiis sesuai standart yang berlaku di Indonesia, tersedianya sumber daya manusia medis yang memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia (memenuhi standart kompetisi dan mempunyai ijin praktik).90

Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap anggota

maka dapat disimpulkan:91

1) Tangible merupakan sarana dengan fasilitas yang dapat

langsung dirasakan oleh penerimanya (anggota) yaitu dari 5

anggota yang diwawancarai untuk kondisi ruangan bersih, rapih,

nyaman dan aman. Penataan ruangan cukup memadai dan

ruangan lebih luas dan tertutup. Kunjungan lebih mudah. Alat-

alat medis sudah sudah memadai dan kebersihannya terjaga.

                                                            90 Hilmi Sulaiman R, Deskripsi Program Rumah Bersalin Gratiis. 91 Wawancara Pribadi dengan Ibu Sitisa’diah, Jakarta, 18 April 2011. Wawancara Pribadi

dengan Ibu Dianti dan Ibu Marlina, Jakarta, 2 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Triwiyanti dan Ibu Caturwiyanti, Jakarta, 20 April 2011.

Page 74: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

58

Tempat parkir kurang memadai. Penampilan petugas seragam

rapih dan bersih.

2) Responsiveness merupakan kemampuan untuk memberikan

pelayanan kepada pasien dengan cepat dan tepat yaitu dari 5

anggota yang diwawancarai pelayanan sudah bagus. Tindakan

perawatan tensi, timbang berat badan. Dokter atau bidan yang

meriksa kesehatan memberikan pengobatan secara tepat dalam

pemberian resep obat, dan petugas ramah-ramah dalam

memberikan informasi.

Menurut manager RBG fungsi dan peran dokter, bidan dan

perawat sebagai fasilitator layanan kesehatan yang berhubungan

langsung dengan pasien. Yang berperan dalam pemberian informasi

kepada masyarakat tentang persalinan gratis adalah bidan. Bidan

memberikan info persalinan gratis kepada ibu hamil yang tergolong

mustahik sedang berkunjung ke RBG atau saat melakukan aksi siaga

sehat di wilayah ICD.

Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa untuk dokter dan

bidan sudah ada izin praktik yang dipasang pada dinding ruangan.

Sedangkan untuk sarana dan prasarana di RBG sudah cukup baik

namun masyarakat ekonomi menengah ke bawah dan saya masih

berharap adanya tambahan fasilitas diantaranya:92

1) Untuk perlengkapan medis adanya penambahan alat USG,

Rongent, dan Dokter ahli kandungan.

                                                            92 Observasi Pribadi di Rumah Bersalin Gratiis, Jakarta, 12 Mei 2011.

Page 75: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

59

2) Untuk dapur umum keberfungsian selama ini kurang karena

pemberian makanan kepada pasien dan makanan untuk para

pegawai kerjasama dengan rumah makan tidak dibuat sendiri

oleh pihak RBG.

3) Untuk tempat parkir belum ada arahan sehingga penempatan

motor terkadang tidak tertata rapih.

d. Program Rumah Bersalin Gratiis

Jenis program pelayanan kesehatan dibedakan menjadi tiga

yaitu:

1) Layanan Umum

Pelayanan kesehatan umum yang dilakukan oleh dokter umum

adalah pemeriksaan dan pengobatan umum terhadap pasien.

2) Layanan Ibu dan Anak

Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang dilakukan bidan

berbentuk klinik kesehatan ibu dan anak menangani pelayanan

prenatal, pelayanan postnatal dan neonates, pelayanan keluarga

berencana (KB), pelayanan imunisasi dan persalinan.

3) Layanan Jasa

Pelayanan kesehatan yang berbentuk jasa yaitu pelayanan jasa

pengantaran ambulance, mobil jenazah, edukasi kesehatan,

pembinaan anggota dan pelayanan rujukan.

Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa anggota (member)

dapat memilih jenis program pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan

pengobatan dan perawatan. Sehingga intervensi kesehatan yang

Page 76: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

60

diberikan dapat lebih menjamin pemeliharaan kesehatan anggota

selama 3 tahun secara gratis.

e. Kesimpulan akhir dari pembahasan relevansi di atas maka penilaian

yang mengkategorikan rumah bersalin gratiis cukup relevan,

walaupun dibeberapa aspek masih harus dilakukan perbaikan.

2. Efektifitas Program Rumah Bersalin Gratiis

Efektifitas yang menggambarkan tingkat pencapaian target rumah

bersalin gratiis. Berikut ini penjelasan tentang efektifitas:

a. Target Rumah Bersalin Gratiis

Target penerima manfaat untuk pelayanan kesehatan gratis ada 1500 member dan ambulance 50 pengantaran per bulan. Periode pelaksanaan ibu hamil sampai dengan melahirkan yaitu 1 tahun operasional rumah bersalin gratiis. Sasaran program ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin.93

Penerima manfaat program rumah bersalin gratiis dikhususkan

kepada ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin, namun

pelayanan kesehatan yang diterima akan bermanfaat untuk keluarga

inti. Pada periode 2007-2011 jumlah anggota penerima manfaat

adalah:94

Tabel 9. Jumlah Anggota Rumah Bersalin Gratiis Tahun 2007-2011

Tahun Jumlah Anggota 2007 115 orang 2008 39 orang 2009 64 orang 2010 53 orang 2011 23 orang

                                                            93 Hilmi Sulaiman R, Deskripsi Program Rumah Bersalin Gratiis. 94 General Administrasi, Total Data Rekap Member Rumah Bersalin Gratiis, artikel

diakses pada 25 April 2011 dari email [email protected].

Page 77: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

61

Pada tahun 2011 data anggota masih dapat berubah karena

pencataan data yang direkap hanya sampai bulan Maret. Total

sementara ibu hamil yang menjadi anggota dari tahun 2007-2011

sebanyak 294 orang. Menurut general administrasi selama proses

persalinan anggota melahirkan dengan normal, kondisi ibu dan anak

dalam keadaan sehat.

Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa dari tahun ke

tahun rumah bersalin gratiis tetap exsis dalam program keanggotaan

buat ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin. Keluarga inti

tersebut mendapat jaminan pelayanan kesehatan gratis selama 3

tahun.

b. SOP Rumah Bersalin Gratiis

Menurut manager rumah bersalin gratiis untuk pelaksanaan

SOP medis dilakukan di forum audit medis. Sedangkan SOP non

medis dilakukan lewat forum konseling masing-masing karyawan

sesuai jobdesc. SOP rumah bersalin gratiis disahkan pada tahun ini.

Namun pada saat ini SOP masih dalam proses penyelesaian dan

perbaikan. Pemberian sanksi dibedakan menjadi dua kriteria. Jika

pelanggaran kriteria masuk maka sanksi administrasi mulai dari ST

atau SP dan jika pelanggaran tidak termasuk dalam kriteria maka

sanksi sebatas teguran lisan atau peringatan.95

Sehingga dapat saya simpulkan bahwa pembuatan SOP setelah

program dilaksanakan dan dalam pelaksanaan program ada

                                                            95 Wawancara Pribadi via email Manager rumah bersalin gratiis, artikel diakses pada 5

Mei 2011 dari [email protected].

Page 78: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

62

peningkatan dari tahun ke tahun. SOP diperlukan dalam program

sebagai pedoman kerja bagi Rumah Zakat dalam menjalankan

kegiatan operasional rumah bersalin gratiis.

c. Kerjasama Rumah Bersalin Gratiis dengan Posyandu

Menurut Manager rumah bersalin gratiis saat ini kerjasama

posyandu yang dilakukan secara rutin baru di wilayah Pulogadung.

Pelaksanaan program sebulan sekali yang terdiri dari pembinaan

posyandu, UKS (siaga sehat), dan penyuluhan PHBS. Kegiatan

posyandu yaitu pemberian PMT untuk balita, pemeriksaan kesehatan

dan pemberian bantuan alat-alat medis, misal timbangan bayi, obat-

obatan dan lain-lain.96

Untuk kerjasama posyandu dilakukan di daerah-daerah wilayah

ICD Rumah Zakat atau daerah yang sudah direkomendasikan

donatur untuk diberikan bantuan. Nara sumber dalam pelaksanaan

adalah dokter, dan bidan yang ada di RBG. Alhamdulillah dapat

respon positif oleh masyarakat.97

Sehingga dapat saya simpulkan bahwa kerjasama rumah

bersalin gratiis dengan posyandu sangat berperan penting dalam

pencapaian target penerima manfaat untuk pelayanan kesehatan

gratis. Dari kegiatan ini RBG dapat meninjau kondisi kesehatan

masyarakat miskin yang memiliki akses minim terhadap fasilitas

                                                            96 Wawancara Pribadi via email General Administrasi rumah bersalin gratiis, artikel

diakses pada 28 April 2011 dari [email protected]. 97 Wawancara Pribadi via email General Administrasi rumah bersalin gratiis, artikel

diakses pada 28 April 2011 dari [email protected].

Page 79: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

63

kesehatan dan tidak memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan

khususnya ibu yang sedang hamil.

d. Kesimpulan akhir dari pembahasan efektifitas di atas maka diperoleh

nilai yang mengkategorikan masih efektif. Walaupun perlu

peningkatan dan perluasan akan kerjasama dengan posyandu di

wilayah Jakarta Timur.

3. Efisiensi Program Rumah Bersalin Gratiis

Efisiensi yang diperlihatkan perbandingan output dengan input.

Dalam hal ini penulis memfokuskan pembahasan tentang layanan ibu

hamil yaitu pelayanan prenatal, pelayanan persalinan, pelayanan

postnatal dan neonatus. Berikut penjelasan tentang efisiensi:

a. Layanan Ibu Hamil

Menurut Bidan layanan kesehatan rumah bersalin gratiis

terhadap ibu hamil yaitu:

1) Pelayanan prenatal yaitu perawatan pra lahir mengacu pada

perawatan medis dan keperawatan direkomendasikan untuk

perempuan sebelum dan selama kehamilan. Kehamilan dimulai

dari usia 0-42 minggu kehamilan. Tujuan prenatal adalah untuk

mendeteksi, mencegah dan mengarahkan untuk memeriksakan

kesehatan saat atau ingin hamil.

2) Pelayanan Persalinan dimulai dari mules sampai bayi mau

keluar. Untuk persalinan normal melalui 10 pembukaan yaitu

sampai posisi kepala bayi.

Page 80: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

64

3) Pelayanan postnatal dan neonatus periode awal segera setelah

melahirkan. Pasien wajib kontrol nifas kesehatan ibu dan anak

setelah seminggu kelahiran.

Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa pelayanan untuk

kesehatan ibu hamil mulai dari pelayanan prenatal, pelayanan

persalinan, pelayanan postnatal dan neonatus dilaksanakan secara

berurutan berdasarkan usia kehamilan.

b. Tindakan Medis Ibu Hamil

Menurut bidan tindakan medis terhadap ibu hamil yaitu:

1) Tindakan medis pra lahir adalah menganjurkan kepada ibu yang

akan atau sedang hamil mengkonsumsi vitamin dan asam folat

untuk mencegah cacat tabung saraf. Tindakan medis saat hamil

timbang, tensi, ukur tinggi fundus, pemberian tablet besi,

riwayat medis, penyuluhan dan pemeriksaan hasil USG.

2) Trimester pertama usia kandungan 0-3 bulan mengalami

keluhan yaitu mual, nga mau makan, muntah dan pusing maka

bidan memberikan vitamin, asam folat dan obat-obatan yang

disesuaikan kondisi pasien. Trimester kedua usia kandungan 3-6

bulan jarang ada keluhan maka bidan memberikan 90 tablet besi

dan anjuran ibadah sholat lima waktu. Trimester ketiga usia

kandungan 6-9 bulan mengalami keluhan yaitu resah, sering

buang air kecil, pegal pada pinggang, sulit tidur maka bidan

menganjurkan shalat tahajud, dzikir, putar puting dan hubungan

suami-istri untuk membuat rangsangan pada bayi.

Page 81: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

65

3) Tindakan medis untuk mengetahui tanggal kelahiran bayi

pasien, bidan menggunakan kalender terhitung mulai awal

kehamilan. Tujuan dari penanggalan adalah memprediksi

tanggal persalinan sebagai batasan untuk melahirkan secara

normal dan menghindari rujuk ibu.

4) Rujuk ibu terdiri dari riwayat bedah sesar, pendarahan

pervagiman, persalinan kurang bulan usia hamil kurang dari 37

minggu, ketuban pecah lama lebih dari 24 jam, ketuban pecah

pada persalinan kurang dari 37 minggu usia kandungan, ikterus,

anemia berat, gejala infeksi, hipertensi dalam kehamilan, tinggi

fundus 40 cm/ lebih gawat janin, primipara dalam fase aktif

persalinan dengan palpasi kepala janin masih 5/5. Persalinan

normal dapat terjadi jika berat badan bayi 2,5-4 kg dan usia ibu

hamil 20-35 tahun.

5) Dalam proses persalinan jika terjadi pendarahan yang bidan

tidak dapat mengatasi selama masa krisis yaitu 2 jam setelah

melahirkan maka segera di rujuk ke rumah sakit yang berada di

harmoni. Di rumah sakit harmoni akan ditangani oleh dokter

ahli kandungan untuk mendapatkan pemeriksaan, pengobatan

dan perawatan. Untuk pembiayaan pasien khusus RBG

mendapat diskon (potongan harga) yang disesuaikan kondisi

ekonomi pasien.

6) Tindakan medis setelah melahirkan. Pasien wajib kontrol

seminggu setelah melahirkan, bidan akan meriksa kesehatan ibu

Page 82: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

66

dan anak. Tiga minggu setelah melahirkan kontrol nifas dan 40

hari setelah melahirkan mengikuti program keluarga berencana.

Menurut Manager RBG dari awal keanggotaan, dari kami sudah

menjelaskan kepada pasien, jika persalinannya di rujuk, maka biaya

ditanggung sendiri oleh pasien, karena RBG belum punya dana

khusus untuk menangani biaya rujukan. Jika ada donasi dari donatur

untuk anggota RBG, maka dana itu baru bisa dikeluarkan untuk

membantu biaya persalinan anggota yang di rujuk. Solusi yang

sering RBG berikan ke pasien saat di rujuk, mereka harus buat

SKTM agar bisa dibebaskan dari biaya persalinan di R.S. atau Klinik

lain. Pasien RBG biasa di rujuk ke Klinik Harmoni atau R.S.

terdekat atau bisa atas pilihan pasien sendiri.

Dari data diatas dapat saya simpulkan bahwa bidan yang

menangani ibu hamil selain berpendidikan bidan juga pengalaman

dalam tindakan medis yang dilakukan berdasarkan standarisasi

bidan.

c. Jumlah Anggota Ibu Hamil

Tabel 10. Jumlah Anggota Rumah Bersalin Gratiis Tahun 2007-2011

Tahun Jumlah Anggota 2007 115 orang 2008 39 orang 2009 64 orang 2010 53 orang 2011 23 orang

Pada tahun 2011 data anggota masih dapat berubah karena

pencataan data yang direkap hanya sampai bulan Maret. Total

Page 83: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

67

sementara ibu hamil yang menjadi anggota dari tahun 2007-2011

sebanyak 294 orang.

Menurut general administrasi selama proses persalinan anggota

melahirkan dengan normal, kondisi ibu dan anak dalam keadaan

sehat. Untuk bukan anggota (non member) ada dua kasus bayi

meninggal karena tidak punya pernafasan, dan satu bayi menderita

bibir sumbing.

Dari data diatas dapat saya simpulkan bahwa keahlian bidan

dalam menangani ibu hamil sampai melahirkan secara normal tidak

ada perbedaan antara anggota dan bukan anggota semua mendapat

pelayanan yang sama secara profesional.

d. Penilaian Anggota Layanan Kesehatan Gratis

Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap anggota

maka dapat disimpulkan dalam efisiensi menggunakan reliability.

Reliability merupakan kemampuan untuk memberikan pelayanan

yang dijanjikan secara akurat dan handal. Hal ini dapat dilihat dari:98

1) Prosedur administrasi penerimaan, pendaftaran dan pembayaran

pasien.

Gambar 1. Skema Alur Tindakan Pengobatan

                                                            

Datang berobat Pulang

Depo Obat (Infaq)

Dokter Atau Bidan

Tindakan Perawat

Pendaftaran

98 Wawancara Pribadi dengan Ibu Sitisa’diah, Jakarta, 18 April 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Dianti dan Ibu Marlina, Jakarta, 2 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Triwiyanti dan Ibu Caturwiyanti, Jakarta, 20 April 2011.

Page 84: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

68

Dari 5 anggota yang diwawancarai untuk ibu Siti, ibu Dianti, ibu

Tri sudah bagus. Begitu juga menurut ibu Catur untuk

administrasi penerimaan, pendaftaran dan pembayaran di RBG

setelah penanganan persalinan berbeda saat saya melahirkan

anak pertama di R.S. Persahabatan itu administrasi penerimaan,

pendaftaran dan pembayaran diurus sampai selesai baru proses

penanganan persalinan. Lain hal dengan ibu Marlina

menurutnya posisi tempat pendaftaran dengan tempat tindakan

perawat sebaiknya berdekatan agar memudahkan pasien.

2) Frekuensi pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali. Dari 5

anggota yang diwawancarai untuk ibu Siti, ibu Dianti dan ibu

Marlina memeriksakan kehamilan rutin dilakukan di RBG.

Untuk ibu Catur pemeriksaan kehamilan dilakukan di

puskesmas karena saat mengajukan jadi anggota usia kandungan

8 bulan. Untuk ibu Tri memeriksakan kehamilan tidak rutin

karena penghasilan suami setiap bulan hanya mencukupi

kebutuhan sehari-hari.

3) Pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan pasien secara cepat

dan tepat. Dari 5 anggota yang diwawancarai dapat disimpulkan

mereka memanfaatkan kartu anggota dengan baik karena

menggunakan pelayanan kesehatan gratis sesuai kebutuhan

bukan hanya persalinan, perawatan setelah lahir tetapi saat sakit

juga berobat di RBG.

Page 85: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

69

4) Jadwal pelayanan tepat, waktu pemeriksaan di RBG dan

pelayanan di bidang kesehatan. Dari 5 anggota yang

diwawancarai dapat disimpulkan bahwa untuk pemeriksaan

dokter umum atau bidan 15 menit, di depo obat 30 menit sampai

1 jam. Pemeriksaan untuk diagnosa penyakit dilakukan oleh

dokter umum, sedangkan pemeriksaan kandungan, imunisasi

dan persalinan dilakukan oleh bidan. Untuk tindakan suntik,

kontrol kadar gula darah dan asam urat, penguapan, nimbang

dan tensi dilakukan oleh perawat.

5) Prosedur layanan tidak berbelit. Dari 5 anggota yang

diwawancarai ibu Catur, ibu Dianti, ibu Marlina, ibu Siti dan ibu

Tri layanan di RBG karena saat pengajuan menjadi anggota

mengutamakan pelayanan kesehatan terlebih dahulu, setelah itu

baru administrasi yang kurang dilengkapi. Untuk non member

pelayanan kesehatan yang didahulukan setelah itu biaya

pengobatan dan perawatan. Untuk biaya pengobatan dan

perawatan dapat dibayarkan pada depo obat.

Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa efisiensi

berdasarkan realibility sesuai dengan harapan masyarakat dimana

proses penanganan kesehatan didahulukan dibandingkan biaya

pengobatan dan administrasi. Khusus saat proses persalinan sampai

perawatan sedangkan pembayaran dilakukan ketika pasien non

member sudah bisa pulang ke rumah.

Page 86: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

70

e. Kesimpulan akhir dari pembahasan efisiensi di atas maka diperoleh

nilai yang mengkategorikan sudah efisien. Walaupun perlu

peningkatan dan perbaikan dalam kualitas kesehatan gratis buat

masyarakat miskin.

4. Dampak Pelaksanaan Program Rumah Bersalin Gratiis

Dampak yaitu pengaruh program rumah bersalin gratiis (preventif

dan kuratif) terhadap anggota. Dalam hal ini dampak sebagai efek primer

dan sekunder dalam jangka panjang, baik positif maupun negatif, yang

dihasilkan sebuah program, langsung atau tidak langsung, dikehendaki

maupun tidak dikehendaki. Dampak pelaksanaan program rumah bersalin

gratiis terhadap pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin

sebagai efek primer dan sekunder dalam jangka panjang. Berikut ini

pembahasan dampak pelaksanaan program rumah bersalin gratiis:

a. Efek Sekunder

Efek sekunder pelaksanaan program rumah bersalin gratiis bagi

wilayah ICD Rumah Zakat adalah penurunan angka kematian ibu

hamil di Jakarta Timur. Menurut Sudin Kesehatan Jakarta Timur dari

tahun ke tahun mengalami penurunan angka kematian ibu hamil

pada proses persalinan. Berdasarkan data berikut:99

Tabel 11. Data Angka Kematian Ibu dari Tahun 2008-2010

Tahun Total Ibu Hamil Jumlah Kematian 2008 60.061 orang 11 orang2009 46.346 orang 5 orang2010 42.288 orang 4 orang

                                                            99 Rodin Daulat, Posyandu Tekan Angka Kematian Ibu Hamil di Jaktim, diakses pada 3 Mei

2011 dari Pencanangan Pengembangan Hutan Kota Di Kawasan Industri Pulogadung...http://www.timur.jakarta.go.id/v10/?page=Berita&id=664.

Page 87: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

71

Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa keberadaan rumah

bersalin gratiis di Jakarta Timur sangat berperan dalam penurunan

angka kematian ibu saat proses persalinan. Dan keberadaan RBG

sangat membantu ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin untuk

mendapatkan akses kesehatan gratis secara layak.

b. Efek Primer

Efek primer pelaksanaan program rumah bersalin gratiis

terhadap anggota adalah peningkatan status kesehatan keluarga inti

anggota, ibu dan bayi selamat dalam proses persalinan, peningkatan

pengetahuan dan implementasi PHBS. Dalam hal ini indikator

keluaran dan dampak dari program yang sudah berlangsung pada

tahun sebelumnya. Untuk mengetahui keluaran dan dampak melalui

wawancara kepada 5 anggota yang mendapatkan layanan kesehatan

gratis.100

Berikut ini kesimpulan dari wawancara kepada 5 anggota:

1) Menurut ibu Dianti dan ibu Marlina saat mengandung bidan

menyarankan untuk menjaga asupan makanan yang bergizi,

jangan suka jajan sembarangan karena ada pengawetnya.

2) Menurut ibu Dianti dan ibu Marlina pemulihan setelah

melahirkan butuh waktu 2 jam, selain itu harus minum obat

penambah darah dan vitamin. Hal tersebut dibenarkan bidan

untuk masa kritis pasien 2 jam setelah melahirkan.

                                                            100 Wawancara Pribadi dengan Ibu Sitisa’diah, Jakarta, 18 April 2011. Wawancara

Pribadi dengan Ibu Dianti dan Ibu Marlina, Jakarta, 2 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Triwiyanti dan Ibu Caturwiyanti, Jakarta, 20 April 2011.

Page 88: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

72

3) Dari 5 anggota yang diwawancarai yaitu ibu Dianti, ibu Marlina,

ibu Siti, ibu Tri dan ibu Catur untuk obat-obatan yang

diresepkan dokter atau bidan selama ini cocok dan cepat untuk

penyembuhan. Namun pada ibu Marlina akan alergi jika minum

obat DMT maka dokter mengganti dengan resep obat yang lain.

4) Dari 5 anggota yang diwawancarai kondisi anak yang lahir di

RBG dalam keadaan sehat dan normal. Untuk ibu Catur anak

kedua perempuan kini usia 3 tahun. Ibu Siti anak kedua laki-laki

usia 2 tahun saat penulis wawancara kondisi anak dalam masa

penyembuhan RBG karena diare. Ibu Tri anak kelima wanita

baru seminggu melahirkan maka wajib kontrol nifas dan kontrol

kesehatan bayi. Ibu Marlina anak ketiga wanita usia 2 tahun,

sedang melakukan tindakan kesehatan karena sakit pilek jadi

harus diuap. Untuk ibu Dianti saat berobat tidak membawa anak

yang lahir di RBG.

5) Perasaan dari 5 anggota yang terpilih menjadi anggota RBG

sangat senang dan membantu meringankan beban mereka untuk

mendapatkan akses dan jaminan kesehatan secara gratis selama

3 tahun. Meningkatkan status kesehatan keluarga inti anggota.

6) Dari 5 anggota yang terpilih jadi anggota RBG maka mengikuti

saran bidan dan dokter untuk menjaga sholat 5 waktu untuk

keluarga inti anggota, untuk suami pekerjaannya halal dan

merokok dikurangi karena tidak baik buat kesehatan, uang untuk

Page 89: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

73

rokok ditabung untuk kebutuhan yang lain, dan menjaga

perilaku hidup bersih dan sehat.

Menurut Manajemen rumah bersalin gratiis petugas kesehatan

pernah berkeluh kesah seputar ketidakpatuhan pasien terhadap terapi

yang dokter atau bidan berikan kepada mereka.

Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa keberadaan

pelayanan rumah bersalin dan klinik umum yang berasal dari dana

ZIS sangat berperan untuk kesejahteraan ibu hamil dan keluarga

yang tergolong mustahik. Hasil dari pelaksanaan program rumah

bersalin gratiis adalah penurunan angka kematian ibu, bayi dan

balita dan penurunan angka sakit di wilayah Jakarta Timur.

c. Kesimpulan akhir dari pembahasan dampak di atas maka diperoleh

efek primer dan efek sekunder yang mengkategorikan nilai positif

baik dari dampak maupun keluaran.

5. Kesinambungan Program Rumah Bersalin Gratiis

Kesinambungan merupakan analisa keberlanjutan program rumah

bersalin gratiis dari berbagai aspek. Keberlanjutan adalah

kesinambungan manfaat dari suatu program setelah program

dilaksanakan dan berlanjut manfaatnya dalam jangka panjang terhadap

risiko sepanjang waktu.

Berikut ini pembahasan tentang kesinambungan program RBG yaitu:

a. Sumber Daya

Manusia

Page 90: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

74

Dalam hal sumber daya manusia di rumah bersalin gratiis

terkait dengan survei data terhadap anggota yang tergolong

mustahik. Menurut Manager RBG idealnya, setiap tahun dilakukan

verifikasi (survei ulang) data seluruh anggota (member). Namun,

sampai saat ini belum dapat dilakukan karena beberapa kendala

yaitu:101

1) Kekurangan sumber

daya manusia.

2) Data domisili dan

kontak anggota yang kurang valid. Hal ini disebabkan sebagian

besar anggota bukan penduduk asli Jakarta atau tempat tinggal

dikontrakan yang sewaktu-waktu akan pindah.

Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa rumah bersalin

gratiis harus menambah sumber daya manusia untuk bidang survei.

Surveyor yang mempunyai latar belakang pendidikan kesejahteraan

sosial.

b. Pendanaan

Dalam hal pendanaan di rumah bersalin gratiis terkait dengan

monitoring kepada anggota. Menurut Manager RBG monitoring

kepada anggota dilakukan pada saat pembinaan mentor anak asuh

yang dilakukan oleh MRO di bawah Rumah Zakat. Waktu

pembinaan mentor anak asuh diadakan sebulan sekali dan

pembinaan kesehatan melalui pengajian dari MRO diadakan sepekan

                                                            101 Wawancara Pribadi via email General Administrasi rumah bersalin gratiis, artikel

diakses pada 28 April 2011 dari [email protected].

Page 91: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

75

dua kali, namun hanya mencakup beberapa wilayah di Jakarta

Timur. Ketika pembinaan, perkembangan kesehatan anggota dicek

melalui penerapan komitmen hidup sehat secara Islami sesuai nota

kesepahaman anggota.102

Sedangkan waktu pembinaan kesehatan anggota yang diadakan

sendiri oleh tim RBG, sempat berjalan pada awal hingga

pertengahan tahun 2010, namun terkendala karena pendanaan. Hal

itu disebabkan dana yang tersedia selama ini hanya untuk pelayanan

kesehatan yang bersifat kuratif.

Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa pemberdayaan

kepada anggota untuk layanan kesehatan terus dilakukan oleh RBG

sendiri dan Rumah Zakat. Namun hal ini tidak akan berlanjut jika

tidak ditunjang dengan pendanaan, maka solusi yang tepat adalah

RBG bekerja sama dengan posyandu-posyandu yang berada di

wilayah Jakarta Timur dan mudah di akses oleh anggota untuk

memberikan pembinaan kesehatan melalui layanan kesehatan gratis

untuk ibu hamil dan balita.

c. Teknis

Dalam hal teknis di rumah bersalin gratiis terkait dengan

pemberlakuan kartu anggota untuk layanan kesehatan gratis.

Menurut Manager RBG kartu anggota awalnya berlaku untuk 5

tahun, namun dalam perjalanannya mengalami perubahan pola

                                                            102 Wawancara Pribadi via email Manager rumah bersalin gratiis, artikel diakses pada 5 Mei

2011 dari [email protected].

Page 92: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

76

intervensi pemberdayaan pada saat ini kartu anggota berlaku untuk 3

tahun. Keputusan ini dilakukan oleh Pusat Rumah Zakat.

Dengan jangka waktu 3 tahun disesuaikan dengan jangka waktu

pembinaan ICD Rumah Zakat, dengan asumsi (harapan) sebagian

besar anggota berdomisili di wilayah ICD. Kartu anggota dapat

digunakan untuk keluarga inti anggota maksimal berjumlah 5 orang.

Hal ini dilakukan untuk mengedukasi suami dan istri dalam

perencanaan mempunyai anak berdasarkan keluarga berencana. Dan

diharapkan setelah 3 tahun, anggota sudah bisa merubah taraf

hidupnya menjadi lebih baik.103

Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa dalam

pelaksanaan program rumah bersalin gratiis, Rumah Zakat

melakukan evaluasi program secara internal yang disesuaikan

dengan konsep pemberdayaan masyarakat dan pendanaan yang baik.

d. Kesimpulan

Kesinambungan

Kekhawatiran ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin akan

biaya persalinan dan kesehatan yang mahal, keterlambatan

penanganan medis dan administrasi yang ribet pada pelayanan

kesehatan dengan kehadiran rumah bersalin gratiis berubah menjadi

senyum sehat. Walaupun RBG berbasis filantropis Islam yang

pendanaan berasal dari ZIS, namun dalam pelaksanaan preventif dan

                                                            103 Wawancara Pribadi via email Manager rumah bersalin gratiis, artikel diakses pada 5

Mei 2011 dari [email protected].

Page 93: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

77

kuratif tentang pelayanan kesehatan bersifat universal tidak

membedakan agama, suku, budaya dan ras.

Page 94: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

77 

Page 95: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pelaksanaan Program Layanan Kesehatan Rumah Bersalin Gratiis

Rumah bersalin gratiis adalah program pengadaan fasilitas

kesehatan gratis berupa rumah bersalin dan klinik umum yang berfungsi

memberikan layanan kesehatan tingkat dasar bagi ibu dan anak serta

masyarakat kurang mampu. Pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan

menggunakan skema keanggotaan per kepala keluarga, sehingga

intervensi kesehatan yang diberikan dapat lebih komperhensif dengan

menggunakan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.104

Rincian pelayanan di Rumah Bersalin Gratiis yaitu pelayanan

prenatal, pelayanan persalinan, pelayanan postnatal dan neonatus,

pelayanan KB, pelayanan imunisasi, pelayanan kesehatan umum,

pelayanan jasa pengantaran ambulance dan mobil jenazah, edukasi

kesehatan dan pembinaan anggota, pelayanan rujukan.

2. Hasil Evaluasi Program Layanan Kesehatan Rumah Bersalin Gratiis

Pada penelitian ini telah dievaluasi program layanan kesehatan

rumah bersalin gratiis dari aspek relevansi, efektifitas, efisiensi, kaji

dampak dan kesinambungan. Hasilnya berupa analisa deskriptif yang

dibuat melalui jenis penelitian kualitatif evaluatif. Berdasarkan data di

atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

                                                            104 Hilmi Sulaiman R, Deskripsi Program Rumah Bersalin Gratiis, artikel diakses pada 4

April 2011 dari dokumentasi rumah bersalin gratiis.

77

Page 96: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

78

a. Relevansi

Relevansi yang menggambarkan konsistensi tujuan, kebijakan,

layanan dan program terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat

akan pelayanan kesehatan di rumah bersalin gratiis. Anggota adalah

ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin atau tergolong mustahik

yang memiliki akses minim terhadap fasilitas kesehatan di Jakarta

Timur. Perbaikan kualitas kesehatan tersebut untuk keluarga inti

yang termasuk dalam teori kemiskinan relatif.

Rumah bersalin gratiis sangat selektif untuk calon anggota.

Dalam memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan anggota

dengan riwayat persalinan normal (tidak pernah sesar) dan ibu hamil

bukan di luar pernikahan. Untuk administrasi yang kurang dapat

dilengkapi dengan informasi surveyor yang meninjau langsung

kondisi ekonomi anggota.

Dalam pelayanan dokter dan bidan sudah ada izin praktik yang

dipasang pada dinding ruangan. Anggota (member) dapat memilih

jenis program pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pengobatan dan

perawatan. Sehingga intervensi kesehatan yang diberikan dapat lebih

menjamin pemeliharaan kesehatan anggota selama 3 tahun secara

gratis. Kesimpulan relevansi cukup relevan, walaupun dibeberapa

aspek masih harus dilakukan perbaikan.

f. Efektifitas

Program layanan kesehatan dari tahun ke tahun rumah bersalin

gratiis tetap efektif. Dalam program keanggotaan buat ibu hamil

Page 97: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

79

yang berasal dari keluarga miskin. Keluarga inti tersebut mendapat

jaminan pelayanan kesehatan gratis selama 3 tahun.

Pembuatan SOP setelah program dilaksanakan dan dalam

pelaksanaan program ada peningkatan dari tahun ke tahun. SOP

diperlukan dalam program sebagai pedoman kerja bagi Rumah Zakat

dalam menjalankan kegiatan operasional rumah bersalin gratiis.

Kerjasama rumah bersalin gratiis dengan posyandu sangat berperan

penting dalam pencapaian target penerima manfaat untuk pelayanan

kesehatan gratis. Dari kegiatan ini RBG dapat meninjau kondisi

kesehatan masyarakat miskin yang memiliki akses minim terhadap

fasilitas kesehatan dan tidak memiliki jaminan pemeliharaan

kesehatan khususnya ibu yang sedang hamil.

Kesimpulan efektifitas masih efektif, walaupun perlu

peningkatan dan perluasan akan kerjasama dengan posyandu di

wilayah Jakarta Timur.

g. Efisiensi

Efisiensi yang diperlihatkan perbandingan output dengan input.

Dalam hal ini penulis memfokuskan pembahasan tentang layanan

ibu hamil yaitu pelayanan prenatal, pelayanan persalinan, pelayanan

postnatal dan neonatus dilaksanakan secara berurutan berdasarkan

usia kehamilan.

Bidan yang menangani ibu hamil selain berpendidikan bidan

juga pengalaman dalam tindakan medis yang dilakukan berdasarkan

standarisasi bidan. Keahlian bidan dalam menangani ibu hamil

Page 98: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

80

sampai melahirkan secara normal tidak ada perbedaan antara

anggota dan bukan anggota semua mendapat pelayanan yang sama

secara profesional.

Efisiensi berdasarkan realibility sesuai dengan harapan

masyarakat dimana proses penanganan kesehatan didahulukan

dibandingkan biaya pengobatan dan administrasi. Khusus saat proses

persalinan sampai perawatan. Pembayaran dilakukan ketika pasien

non member sudah bisa pulang ke rumah. Kesimpulan efisiensi

sudah efisien, walaupun perlu peningkatan dan perbaikan dalam

kualitas kesehatan gratis buat masyarakat miskin.

h. Dampak

Dampak pelaksanaan program rumah bersalin gratiis terhadap

pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin sebagai efek

primer dan sekunder dalam jangka panjang. Keberadaan rumah

bersalin gratiis di Jakarta Timur sangat berperan dalam penurunan

angka kematian ibu saat proses persalinan. Dan keberadaan RBG

sangat membantu ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin untuk

mendapatkan akses kesehatan gratis secara layak.

Keberadaan pelayanan rumah bersalin dan klinik umum yang

berasal dari dana ZIS sangat berperan untuk kesejahteraan ibu hamil

dan keluarga yang tergolong mustahik. Hasil dari pelaksanaan

program rumah bersalin gratiis adalah penurunan angka kematian

ibu, bayi dan balita dan penurunan angka sakit di wilayah Jakarta

Timur.

Page 99: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

81

i. Kesinambungan

Kesinambungan merupakan analisa keberlanjutan program

rumah bersalin gratiis dari berbagai aspek. Keberlanjutan adalah

kesinambungan manfaat dari suatu program setelah program

dilaksanakan dan berlanjut manfaatnya dalam jangka panjang

terhadap risiko sepanjang waktu.

Pemberdayaan kepada anggota untuk layanan kesehatan terus

dilakukan oleh RBG sendiri dan Rumah Zakat. Namun hal ini tidak

akan berlanjut jika tidak ditunjang dengan pendanaan, maka solusi

yang tepat adalah RBG bekerja sama dengan posyandu-posyandu

yang berada di wilayah Jakarta Timur dan mudah diakses oleh

anggota untuk memberikan pembinaan kesehatan melalui layanan

kesehatan gratis untuk ibu hamil dan balita. pelaksanaan program

rumah bersalin gratiis, Rumah Zakat melakukan evaluasi program

secara internal yang disesuaikan dengan konsep pemberdayaan

masyarakat dan pendanaan yang baik.

Rumah bersalin gratiis dapat terus berlanjut dan

berkesinambungan jika tetap fokus pada nilai kemanusiaan untuk

membantu kaum fakir dan miskin terhadap akses jaminan pelayanan

kesehatan gratis. Berusaha terus untuk memperbaiki kualitas layanan

dan mengembangkan program yang kurang disentuh oleh

pemerintah misalnya persalinan gratis untuk ibu hamil yang berasal

dari keluarga miskin, pembinaan rohani melalui integrated

community development.

Page 100: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

82

B. Saran

1. Rumah Bersalin Gratiis

Untuk perbaikan pelaksanaan program layanan kesehatan rumah

bersalin gratiis di masa mendatang, penulis menyarankan perbaikan yang

dapat dilakukan oleh pihak rumah bersalin gratiis yaitu:

Relevansi perlu menyusun target terukur yang sesuai dengan tujuan

program dan terkait dengan sasaran, melakukan sosialisasi dan

internalisasi tujuan rumah bersalin gratiis ke segenap stakeholder.

Efektifitas perlunya evaluasi berkala terhadap pencapaian target sehingga

perbaikan berkesinambungan dapat terus berjalan, perlu mengupayakan

peningkatan kinerja petugas kesehatan dan penghargaan diberikan untuk

memotivasi berprestasi dalam melayani pasien.

Sedangkan dampak perlu ada upaya penyebaran informasi lebih,

tidak sebatas mulut ke mulut, selain optimalisasi layanan dalam gedung,

peningkatan layanan luar gedung nampaknya dapat menjadi alternatif

untuk peningkatan kebermanfaatan. Kesinambungan keunggulan

kompetitif rumah bersalin gratiis (gratis, kuratif, religius, berbasis

kesehatan keluarga miskin) harus dipertahankan bahkan ditingkatkan

untuk dapat memberi program kesehatan secara lebih profesional dan

terwujudnya perilaku hidup sehat setelah anggota sembuh melalui

program promosi kesehatan.

2. Untuk Anggota

Dengan pengobatan gratis ini bisa memanfaatkan keberfungsian

kartu selama tiga tahun, namun dalam perjalanannya jika anggota

Page 101: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

83

mengalami kemajuan dalam bidang ekonomi dan sudah bisa dikatakan

mandiri maka dengan sukarela mengembalikan kartu anggota dan

merubahnya dengan infaq.

3. Mahasiswa

Saat ingin melakukan penelitian sebaiknya pikirkan konsep secara

matang. Tempat penelitian sebaiknya di survey untuk kenyamanan saat

meneliti jangan sampai pada pertengahan mengalami perubahan pada

tempat dan konsep penelitian, seperti yang dialami penulis bukan hanya

waktu, dana dan kelulusan jadi tertunda.

Page 102: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

84 

Page 103: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Ali, Muhammad Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI Press, 1988.

Hadari, Nawawi. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press, 1992.

Irawan, Prasetya. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Depok: FISIP UI, 2006.

Ismail, Asep Usman. Bunga Rampai Islam dan Kesejahteraan Sosial:

Perspektif Al-Qur’an tentang Perlindungan terhadap Anak dan Fakir Miskin dalam Pengembangan Masyarakat. Jakarta: IAIN Indonesian Social Equity Project, 2006.

Johnston, Mary. Relasi Dinamis Antara Pekerja Sosial dengan Klien

Dalam Setting Rumah Sakit. Surakarta: Tim Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit Orthopaedi dan Prothese, 1988.

Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, A. Manajemen Pemasaran Jasa.

Jakarta; Salemba 4, 2006. Mallo, Monasse. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Penerbit Karunika,

1986. Migley, James. Social Development: The Developmental Perspective in

Social Welfare. London: Sage Publications Ltd, 1995. Moenir, H. A. S. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia Jakarta:

PT Bumi Aksara, 1st ed. Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, 1999. Nasuhi, Hamid. dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: CeQDA,

2007. Partanto, Pius A dan Al Barry, M Dahlan. Kamus Ilmiah Populer.

Surabaya: Arloka, 1994. Qardawi, Yusuf. Hukum Zakat. Jakarta: PT Mitra Kertajaya Indonesia,

2010.

84

Page 104: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

85

Rukminto, Adi Isbandi. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Jakarta: UI Press, 2005.

Rukminto, Adi Isbandi. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan

Intervensi Komunitas Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis. Jakarta: FEUI Press, t.t.

Sandjaja, B dan Heriyanto, Albertus. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi

Pustaka Publisher, 2006. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers,

1987. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

CV Alfabeta, 2008. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta, 2010. Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:

PT Refika Aditama, 2005. Suparlan, Parsudi. Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 1995. Tayibnapis, Farida Yusuf. Evaluasi Program dan Instrumen, Evaluasi

untuk Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Tim Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan. T.tp.: Tim Penyusun

Komite Penanggulangan Kemiskinan, t.t. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1998. Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. Metodologi Penilitian

Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009. Zastrow, Charles. Introduction to Social Work and Social Welfare. Pasific

Grove: Brooks/Cole Publishing Company, 1996.

JURNAL Mintarti, Nana dkk. Zakat & Empowering, Kajian Perumusan

Performance Indicator bagi Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Zakat. Jurnal Pemikiran dan Gagasan, vol. 2, Juni 2009.

Sutisna, Nana. Zakat & Empowering, Model Pengelolaan Zakat di

Putukrejo: Sinergi Pengelolaan Zakat Melalui Tiga Pilar

Page 105: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

86

Komunitas Untuk Kesejahteraan Kaum Miskin. Jurnal Pemikiran dan Gagasan, vol. 3, September 2010.

Udiutomo, Purwa. dkk. Zakat & Empowering, Evaluasi dan Kajian

Dampak Program Layanan Kessehatan Cuma-Cuma. Jurnal Pemikiran dan Gagasan, vol. 2, Juni 2009.

DOKUMENTASI

General Administrasi. Struktur RSI, artikel diakses pada 5 Mei 2011 dari email [email protected].

General Administrasi. Total Data Rekap Member RBG (Rumah Bersalin

Gratiis), artikel diakses pada 25 April 2011 dari email [email protected].

Nasution, et al., 2008. New Life Options: Evaluasi Program, h. 73. Observasi Pribadi di Rumah Bersalin Gratiis, Jakarta, 12 Mei 2011. R, Hilmi Sulaiman. Deskripsi Program Rumah Bersalin Gratiis, diakses

pada 4 April 2011 dari Dokumentasi Rumah Bersalin Gratiis.

SKRIPSI Sudjudi, Fajriyah Ch. Pengaruh Layanan Kesehatan RS. Hospital Cinere

Terhadap Loyalitas Konsumen. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2008.

INTENET

Bidanku Sholeh. Info Rumah Bersalin Gratiis, artikel diakses pada 17 April 2011 dari bidankusholihah.blogspot.com/.../info-rumah-bersalin-gratis.html.

Daulat, Rodin. Posyandu Tekan Angka Kematian Ibu Hamil di Jaktim,

artikel diakses pada 3 Mei 2011 dari http://www.timur.jakarta.go.id/v10/?page=Berita&id=664.

Human Development Report, artikel diakses pada 19 Maret 2011 dari

Human Development Report | Bataviase.co.id.

Kualitas SDM Indonesia di Dunia, artikel pada 19 Maret 2011 dari www.ekonomi.kompasiana.com.

Mulyana, Usep. Manajemen Pelayanan Umum, artikel diakses pada 27

Maret 2011 dari www.usepmulyana.files.wordpress.com/2009/02/mpu-kp-1.pdf.

Page 106: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

87

Mengenal Lebih Dekat Rumah Zakat, artikel diakses pada 25 Maret 2011 dari www.rumahzakat.org.

Shihab, M. Quraish. Wawasan Al-Qur’an, artikel diakses pada 29 April

2011 dari media.isnet.org/islam/Quraish/Wawasan/Miskin.html. Wikipedia. Rumah Zakat Indonesia, artikel diakses pada 25 Maret 2011

dari www.wikipedia.id.org/wiki/Rumah_Zakat_Indonesia.

Wikipedia. Kesehatan, artikel diakses pada 16 April 2010 dari www.wikipedia.id.org/wiki/Kesehatan.

Yul, Gus. Peran LAZ Menghapus Cerita Kemiskinan, artikel diakses pada

30 November 2010 dari www.pkesinteraktif.com/.../185-peran-laz-menghapus-cerita-kemiskinan.htm.

WAWANCARA

Wawancara Pribadi dengan General Administrasi, Jakarta, 8 April 2011. Wawancara Pribadi via email dengan General Administrasi rumah bersalin

gratiis, artikel diakses pada 28 April 2011 dari [email protected].

Wawancara Pribadi dengan Ibu Caturwiyanti, Jakarta, 2 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Dianti, Jakarta, 2 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Marlina, Jakarta, 2 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Sitisa’diah, Jakarta, 18 April 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Triwiyanti, Jakarta, 20 April 2011. Wawancara Pribadi dengan Manager RBG, Jakarta, 4 April 2011. Wawancara Pribadi dengan Manager RBG, Jakarta, 14 April 2011. Wawancara Pribadi via email dengan Manager rumah bersalin gratiis,

artikel diakses pada 5 Mei 2011 dari [email protected].

Page 107: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

84 

Page 108: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

85

LAMPIRAN

 

Page 109: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

86 

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Lidya Melawati Nomor Pokok/NIM : 107054102667 Jenis Kelamin : Perempuan Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 6 Mei 1987 Alamat Asal : Jalan Jati Manggis No. 33A

Kel. Jati, Kec. Pulogadung, Jakarta Timur Kode Pos : 13220 Telepon/HP : 021 96568266 Jurusan/Program Studi : Kesejahteraan Sosial/S1 Judul Skripsi Evaluasi Program Layanan Kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG) Bagi

Orang Miskin di Jakarta Timur

Saya orang betawi asli yang terlahir sebagai anak ke-tiga dari pasangan Bapak Mamit dan Ibu Rohaya, mempunyai cita-cita sebagai guru agama.......meneruskan sekolah ke UIN impian saya dan seiring doa serta usaha dapat terwujud namun jurusan yang saya dapat bukan PAI melainkan Kessos.........tahun 2007 awal dari perjalanan saya menuju kampus UIN, mesti berbagai rintangan harus saya lalui termasuk sering datang terlambat karena jarak tempuh pulogadung sampai ciputat......berbeda dengan teman-teman yang bisa kumpul setelah kuliah sedangkan saya mesti bekerja partime untuk biaya ongkos........selama kuliah cita-cita saya berubah ingin menjadi pekerja sosial yang profesional membantu masyarakat menuju kesejahteraan melalui kemampuan yang dimilikinya.....semua ini berat akan tetapi jika kita berusaha dan berdoa dengan niat ikhlas untuk menuntut ilmu dunia dan akhirat maka Allah SWT akan memudahkan langkah kita.......thanks Allah............terima kasih atas bantuan orang tua dan orang tua asuh saya atas doa dan dukungan skripsi ini dapat selesai tepat waktu. Terima kasih buat para dosen yang mau mengajari dan membimbing saya dalam proses belajar di UIN.......

 

Page 110: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

STRUKTUR KEPENGURUSAN RUMAH BERSALIN GRATIIS

84 

Page 111: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

OBSERVASI PENELITIAN RUMAH BERSALIN GRATIIS

Hari : Kamis

Tanggal : 12 Mei 2011

Jam : 08.15 s/d 16.00 WIB

A. Kegiatan Tenaga Kerja Rumah Bersalin Gratiis.

Kegiatan pekerja sebelum melaksanakan pelayanan kesehatan adalah

sebagai berikut:

1. Pukul 08.00 s/d 08.30 WIB melakukan breafing seluruh anggota di ruang

tunggu secara internal. Para pekerja setiap hari rutin melakukan inspirasi

pagi di mulai dari jam 7.55 – 8.30 WIB yaitu tilawah secara bergantian,

baca visi dan misi, pembacaan hadist, baca asmaul-husna, materi umum

(agama, kesehatan, dan lain-lain), info-info/pengumuman, yel-yel dan

doa.

2. Pukul 08.30 s/d 16.00 WIB para pekerja bersiap-siap untuk melayani

kesehatan masyarakat.

3. Dalam bekerja menggunakan busana yang diseragamkan yaitu untuk

wanita memakai baju tangan panjang warna hitam, rok panjang hitam

dan kerudung hijau sedangkan yang pria celana bahan panjang warna

hitam, kemeja panjang warna putih dan dasi.

4. Untuk pekerja memakai alas kaki sandal atau sepatu dalam bekerja.

5. Salam, senyum, sapa dan ramah selalu dalam memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat.

B. Tata Ruang Rumah Bersalin Gratiis.

Rumah Bersalin Gratiis yang

beralamat di Jalan Pulo Asem Timur

Raya No. 18, Jakarta Timur. Bangunan

ini dirawat dan dibersihkan dua kali

sehari jam 06.30-08.00 WIB dan jam

15.30-16.30 WIB. Bangunan ini berada

di pinggir jalan raya akses menuju kesini naik mikrolet 21.

84 

Page 112: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

85 

Ruangan pendaftaran tahun 2009

s/d april 2011, saat ini ruangan yang

tempat bagasi mobil dirubah jadi ruang

pendaftaran pasien. Ruang pendaftaran

dipindahkan ke garasi yang cukup luas

dilengkapi tempat duduk untuk 14

orang, ber-AC, dua lemari arsip/data

pengunjung, TV, telepon, seperangkat

komputer, telepon dan meja kerja. Dalam sudut ruangan terdapat poster

Rumah Zakat dan Senyum Sehat, background Rumah Zakat. Hal ini

dilakukan pihak RBG demi kenyamanan pasien dan pekerja dalam proses

administrasi. Ruangan pendaftaran dalam kondisi rapih dan bersih.

Ruangan tindak perawatan tahun

2009 s/d april 2011, saat ini ruangan

pendaftaran yang terlihat pada gambar di

atas berubah menjadi ruang tindakan

perawatan yang dilakukan suster

(perawat). Fasilitas dalam ruangan

dilengkapi peralatan tensi, timbangan,

timbangan bayi, alat ukur tinggi badan,

uap, perlengkapan suntik, sarung tangan dan menutup mulut, oksigen, tempat

tidur pasien, alat untuk kontrol kadar gula darah dan asam urat, kipas angin,

meja dan kursi untuk pemeriksaan.

Untuk tindakan pemeriksaan oleh perawat berlangsung 1-2 menit

tindakan tensi dan nimbang sedangkan 1-10 menit jika uap atau tindakan

lainnya. Untuk pendaftaran pasien 2-4 menit.

Ruang tunggu pasien yang terdapat di

luar ruangan terbagi menjadi 4 bagian yaitu

ruang tunggu tindak perawatan, ruang

tunggu untuk pemeriksaan ke dokter, ruang

tunggu untuk pemeriksaan ke bidan, dan

ruang tunggu untuk nunggu obat. Larangan

Page 113: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

86 

merokok dan buang sampah pada tempatnya di tempel pada dinding ruang

tunggu.

Ruangan dokter umum dalam

kondisi bersih dan rapih. Fasilitas

ruangan yaitu ruangan ber-AC, ranjang

pemeriksaan untuk pasien, westafel,

tempat sampah, meja dan kursi untuk

pemeriksa pasien, pintu masuk antara

pasien dan dokter dibedakan. Beberapa

lemari arsip dan meja obat.

Sedangkan pada dinding ruangan di pajang surat izin praktek dokter

umum, jam dinding dan kalender. Pada meja dokter ada catatan jenis-jenis

penyakit dan cara penanganan yang tepat, buku resep obat dan surat izin

dokter. Peralatan medis steril. Kebanyakan pasien adalah ibu dan anak. Untuk

pemeriksaan kesehatan secara umum dilakukan oleh dokter kepada pasien

dengan waktu 5-16 menit disesuaikan diagnosa jenis penyakit bukan pada

banyak antrian pasien. Pada pukul 11.15 WIB waktu istirahat untuk dokter

melakukan ishoma. Untuk pemeriksaan dokter umum dilanjutkan pukul 13.00

s/d 15.30 WIB.

Ruang bidan dalam kondisi rapih

dan bersih. Fasilitas ruangan yaitu

ruangan ber-AC, lemari es yang berisi

obat-obat yang harus didinginkan, kasur

pemeriksaan, meja dan kursi pemeriksa,

wetafel, tempat sampah, pintu masuk

pasien dan bidan dibedakan. Terdapat

alat USG namun belum dipergunakan

karena belum adanya dokter ahli kandungan.

Dinding ruangan di pajang surat izin praktek bidan, rujuk ibu, tanda

bahaya pada masa mengandung, frame cuci tangan yang efektif, pertumbuhan

dan perkembangan balita, 40 minggu perkembangan janin, kalender, jam

dinding. Persetujuan Untuk pemeriksaan bidan antara 4-16 menit namun saat

 

Page 114: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

87 

ini penulis mengamati satu orang ibu hamil yang sedang meriksakan

kandungan bersama suaminya berlangsung selama 4 menit.

Ruangan persalinan dilengkapi

fasilitas ruangan ber-AC dan kipas angin,

kamar mandi dan westafel untuk pasien

pasca melahirkan, gambar hand manuver

KBI-KBE di dinding, westafel, lemari

baju dan perlengkapan ibu dan bayi,

lemari obat-obatan, semua alat medis

dalam keadaan steril, alat standard inkubator bayi, dua tempat tidur pasien

dan perlengkapan untuk persalinan, tempat tidur bayi untuk mengukur tinggi

dan berat bayi, tabung oksigen, 2 buah lampu sorot, 4 buah clemek untuk

bidan dan perawat.

Satu kursi duduk, 1 jemuran tuk handuk. Ruangan tertata rapih dan

bersih namun saat penulis masuk ada bercak betadine, tak berapa lama

petugas membersihkan ruangan.

Ruangan rawat pasien setelah

melahirkan terbagi menjadi dua

ruangan dan Acnya jadi satu,

fasilitasnya lima tempat tidur untuk

ibu dan lima box bayi, tirai horden

yang menutupi antara pasien satu

dengan yang lain, lima meja+lemari

buat pakaian. Ruangan ini tertutup

untuk umum hanya pihak keluarga dan orang yang diizinkan RBG boleh

masuk. Ruangan ini bersih dan rapih.

Page 115: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

88 

Ruangan depo obat mempunyai

fasilitas sebagai berikut ber-AC, 3 lemari

obat, satu set komputer, meja racik obat,

westafel, ruangan terjaga kebersihannya.

Untuk meracik obat butuh waktu 15 menit

satu pasien namun jika saat yang berobat

banyak maka terjadi antrian.

Toilet khusus pasien RBG berada di depan ruangan bidan, saat pagi toilet

dalam keadaan bersih dan tertata rapih. Untuk fasilitas yang ada di dalam

yaitu tempat sampah, keset, cuci tangan detol, westafel, closed duduk dalam

kondisi tertutup, bak air dan gayung.

Ruang istirahat dokter berada di depan ruang persalinan. Fasilitas dalam

ruangan ini yaitu dua kasur busa, dua lemari pakaian, kipas angin dan AC,

dialasi matras untuk shalat dan duduk-duduk, kebersihan terjaga. Ruangan ini

agak sedikit berantakan penataan barang-barang. Ruangan ini digunakan oleh

perawat dan bidan untuk bermalam dan setiap hari jaga 24 jam secara

bergiliran untuk melayani proses persalinan normal.

Ruangan proyek baksos kesehatan berada paling ujung dekat tangga

lantai dua dan samping dapur. Fasilitas ruang proyek terdiri dari kamar

mandi, ruangan khusus obat-obatan jadi satu dengan tempat sholat, satu set

komputer + printer, meja dan kursi kerja, kipas angin, telepon dan lemari

arsip data kegiatan baksos kesehatan.

Ruangan lainnya yang terbuka terdapat cadangan ranjang tidur pasien,

box bayi, dua kursi dorong untuk pasien, lemari yang berisikan sprai, selimut,

sarung bantal yang sudah bersih dan distrika tersusun rapih.

Untuk ruang tunggu pasien melahirkan ada di dalam fasilitas kipas angin,

lemari TV+TV, bangku tunggu, lemari es berisikan makanan dan minuman

untuk pekerja.

Ruangan dapur ada di paling pojok dalam bangunan. Penataan ruangan

ini kurang rapi, ruangan ini kebersihannya terjaga dalam ruangan ini ada

ruangan yang menyatu dengan gudang yang tidak boleh dibuka, fasilitas

Page 116: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

89 

dalam ruang dapur yaitu mesin cuci, kompor gas, galon-galon air, rak sepatu,

sepeda, panci dan termos.

Ruangan manajemen terdapat di lantai dua yang terdiri dari ruang kerja,

ruang tamu dan kamar mandi pegawai. Tiga set meja+kursi kerja yang

dilengkapi komputer, ber-AC, ruang sholat dan lemari arsip data anggota

yang mendapat pelayanan kesehatan gratis. ruang tamu yang berisi sofa, meja

dan lemari TV+TV, kipas angin.

Mushollah ada di atas depo obat lantai dua agak sulit di jangkau sama

pasien yang ingin sholat.

Page 117: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

90 

PEDOMAN WAWANCARA LEMBAGA

1. Sejak kapan Rumah Bersalin Gratiis mulai berkiprah untuk membantu

kesehatan masyarakat? 2. Apa yang menjadi dasar (melatarbelakangi) berdirinya RBG dimasyarakat? 3. Apa tujuan (visi dan misi RBG)? 4. Program pelayanan apa saja yang terdapat di RBG untuk kesehatan

masyarakat? 5. Fasilitas apa saja yang tersedia di RBG? 6. Kendala atau masalah apa saja yang RBG temui dalam proses member?

kendala dari member itu sendiri atau dari RBG kepada member? 7. Rujukan jika member pendarahan atau ada masalah itu tempatnya dimana?

Kalo membernya tidak punya uang solusi RBG seperti apa? apakah dibebaskan biaya?

8. RBG selain masalah pengobatan pernah mengadakan penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat tentang pola hidup sehat yang murah dan menyehatkan? Berapa kali? Rutin/Tidak? dilakukan dimana biasanya? siapa nara sumbernya? bagaimana tanggapan masyarakat?

9. Apakah RBG melakukan kerjasama kepada Posyandu? bagaimana bentuk kerjasama tersebut diwilayah mana aja?

10. Jika RBG ingin melakukan suatu perubahan biasanya dibidang mana?alasannya?

11. Fungsi dan peran dokter umum, bidan, dan perawat dalam pelayanan kesehatan di RBG?

12. Pernah nga ada member yang melahirkan anaknya cacat atau meninggal? Alasannya? Berapa Banyak?

13. Apakah semua pelaksanaan program harus mengikuti SOP? ada kah pelanggaran dalam pelaksanaan program di luar SOP? bagaimana solusinya?

14. Untuk program member itu seperti apa prosesnya apakah ada waktu2 tertentu seperti pendaftaran murid baru di sekolah? saat mengisi formulir pasien ada yang tungguin atau formulirnya dibawa pulang dulu? berapa lembar formulirnya? berisikan apa saja? adakah kriteria khusus untuk menjadi member kesehatan? prosesnya berapa lama? saat formulir dah dikumpul langsung di proses atau nunggu beberapa orang member lagi baru diproses?

15. Survey dilakukan saat apa? siapa yang survey, berapa orang dengan berapa pertanyaan, berapa lama waktunya? kriteria waktu survey apa saja? adakah pelatihan untuk petugas survey bentuknya seperti apa?

16. Siapa saja yang berperan dalam memberikan informasi kepada masyarakat miskin yang sedang hamil untuk gabung jadi member?

17. Apakah selain dokter dan bidan, pegawai di RBG lulusan keperawatan? bagian mana saja yang perawat?

18. Kalo dari wawancara awal dengan bapak RBG pernah melakukan evaluasi pada program member adanya perubahan awalnyakan member berlaku 5 tahun, cakupan seluruh anggota keluarga inti tanpa ada batasan tetapi

Page 118: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

91 

sekarang berubah member berlaku 3 tahun dan hanya 5 orang saja gimana kalo ada alasan mengapa harus ada perubahan?

19. Untuk pemutusan member terjadi pada saat apa? jika dalam satu tahun ada member yang ekonominya meningkat apakah member akan diputuskan atau bagaimana kebijakan RBG?

20. Apakah monitoring kepada member dilakukan saat survey aja atau ada waktu tertentu yang harus dilakukan monitoring ulang ke member?

Page 119: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

92

HASIL WAWANCARA PENULIS DENGAN PIHAK RUMAH BERSALIN GRATIIS

1. Sejak kapan Rumah Bersalin Gratiis mulai berkiprah untuk membantu

kesehatan masyarakat? Sejak tahun 1998 s/d 2009 kegiatan kesehatan bersifat charity.

Sebelumnya ada klinik pada tahun 2005, termasuk klinik pertama di Bandung. Rumah bersalin gratiis di Jakarta Timur didirikan tanggal 26 Februari 2007, beralamat di Jalan Taruna no. 43, Pulogadung. Di Taruna lebih dekat ke mustahik. Tahun 2010 sampai sekarang menjadi alat transformasi dan pembangunan pada bidang kesehatan.

2. Apa yang menjadi dasar (melatarbelakangi) berdirinya RBG dimasyarakat? Hambatan ekonomi masyarakat yang menyebabkan tidak mendapat

akses kesehatan. 3. Apa tujuan (visi dan misi RBG)?

Visi: menjadi pusat pemberdayaan kesehatan masyarakat yang bersifat universal.

Misi - Menyelenggarakan program kesehatan yang bersifat komperhensif di

seluruh Indonesia menuju pemerataan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas.

- Menintegrasikan nilai-nilai universal dalam setiap aktifitas dan kebijakan lembaga.

- Menyempurnakan seluruh proses lembaga berbasis teknologi, komunikasi dan informasi untuk mencapai kinerja yang optimal.

- Menumbuhkan usaha di sektor produktif dalam rangka menunjang kontiniutas menyelenggarakan program lembaga.

4. Program pelayanan apa saja yang terdapat di RBG untuk kesehatan masyarakat?

Jenis Layanan Rumah Bersalin Gratiis

Praktek Jenis Layanan Program Pelayanan Kesehatan

Dokter Umum Layanan Umum Hari: Senin-Sabtu

Jam: 08.00-16.00 WIB Hari libur tidak praktek.

j. Pelayanan kesehatan umum

Bidan k. Pelayanan persalinan

Layanan Ibu Hamil Setiap Hari

24 Jam l. Pelayanan

prenatal Hari: Senin-Sabtu Layanan Ibu

dan Anak Jam: 08.00-16.00 WIB m. Pelayanan

postnatal dan neonatus

n. Pelayanan KB o. Pelayanan

 

Page 120: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

93

Imunisasi p. Mobil

ambulance dan mobil jenazah

Kendaraan Medis Layanan Jasa Hari: Senin-Sabtu Jam: 08.00-16.00 WIB q. Edukasi

kesehatan dan pembinaan anggota

Oncall

r. Pelayanan rujukan

 

5. Fasilitas apa saja yang tersedia di RBG? Fasilitas untuk pasien yang berstatus member yaitu kartu berobat

pasien, kartu keanggotaan yang lengkap dengan nama keluarga inti maksimal 5 orang, mendapat fasilitas program pelayanan kesehatan sesuai dengan jenis layanan yang dibutuhkan secara gratis dan penggunaan kartu keanggotaan layanan kesehatan rumah bersalin gratiis berfungsi selama tiga tahun. Fasilitas dalam persalinan diantaranya perlengkapan medis saat melahirkan, perawatan setelah melahirkan ± satu hari, makan dan minum disesuaikan dengan kondisi kedatangan pasien ± 2-3 kali, sebelum pulang bayi dimandikan, imunisasi awal, bingkisan dan pulang di antar ambulance sesuai permintaan pasien. Fasilitas untuk non member yaitu mendapat kartu berobat, mendapatkan program pelayanan kesehatan sesuai dengan jenis layanan yang dibutuhkan dan dikenakan infaq sebagai berikut: 5) Dokter umum dikenakan infaq sebesar Rp.5000,-. 6) Bidan dikenakan infaq sebesar Rp.3000,-. 7) Obat dikenakan infaq sesuai jumlah dan jenis obat yang diresepkan. 8) Persalinan dikenakan infaq antara Rp.350.000,- sampai dengan

Rp.400.000,-. 6. Kendala atau masalah apa saja yang RBG temui dalam proses member?

kendala dari member itu sendiri atau dari RBG kepada member? Kalau dari RBG sendiri kendalanya dalam proses survey calon member,

sering tertunda sampai beberapa hari karna RBG tidak punya surveyor khusus untuk survey data calon member. Selama ini jika calon member itu ada di wilayah ICD Rumah Zakat maka yang survey MRO...di wilayah luar ICD, RBG memberdayakan PIC dari relawan.Kalo kendala dari membernya, dalam hal administrasi yang di butuhkan sebagai kelengkapan persyaratan menjadi member.................seringnya tidak lengkap..mis..karena mereka kebanyakan pendatang, KTP dan KK tidak ada.

7. Rujukan jika member pendarahan atau ada masalah itu tempatnya dimana? Kalo membernya tidak punya uang solusi RBG seperti apa? apakah dibebaskan biaya?

Dari awal kememberan, dari kami sudah menjelaskan kepada pasien, jika persalinannya di rujuk, maka biaya di

Page 121: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

94 

tanggung sendiri oleh pasien,karena RBG belum punya dana khusus untuk memback up biaya rujukan, jika ada donasi dari donatur untuk member RBG, maka dana itu baru bisa di keluarkan untuk membantu biaya persalinana member yang di rujuk.Solusi yang sering kami berikan ke pasien saat di rujuk, mereka harus buat SKTM agar bisa di bebaskan dari biaya persalinan di RS atau Klinik lain. Pasien RBG biasanya di rujuk ke Klinik Harmoni atau RS terdekat atau bisa atas pilihan pasien sendiri.

8. RBG selain masalah pengobatan pernah mengadakan penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat tentang pola hidup sehat yang murah dan menyehatkan? Berapa kali? Rutin/Tidak? dilakukan dimana biasanya? siapa nara sumbernya? bagaimana tanggapan masyarakat?

Iya. sebulan sekali ada pembinaan posyandu, UKS atau siaga sehat, dan selalu di sertai dengan penyuluhan PHBS. Dilakukan di daerah2 wilayah ICD RZ, atau daerah2 yang memang sudah di tunjuk oleh donatur untuk di berikan bantuan. nara sumbernya dari dokter, bidan yang ada di RBG. Alhamdulilah direspon positif oleh masyarakat.

9. Apakah RBG melakukan kerjasama kepada Posyandu? bagaimana bentuk kerjasama tersebut diwilayah mana aja?

Iya. Saat ini yang rutin baru di wilayah posyandu yang ada di Pulogadung. Pemberian PMT untuk balita, pemeriksaan kesehatan dan pemberian bantuan alat2 medis, mis timbangan bayi dll.

10. Jika RBG ingin melakukan suatu perubahan biasanya dibidang mana?alasannya?

Semua bidang pasti kami ingin selalu ada perubahan, perubahan dalam rangka pengembangan sehingga kami bisa memberikan layanan yang semaksimal mungkin kepada semua masyarakat.Dan keberadaan RBG bisa di rasakan oleh semua lapisan masyarakat.

11. Fungsi dan peran dokter umum, bidan, dan perawat dalam pelayanan kesehatan di RBG?

Sebagai fasilitator layanan RBG yang berhubungan langsung dengan pasien atau masyarakat yang datang ke RBG.

12. Pernah nga ada member yang melahirkan anaknya cacat atau meninggal? Alasannya? Berapa Banyak?

Kalo member seinget ku belum ada...tapi kalo non member ada yang cacat dan akhrinya meninggal....

13. Apakah semua pelaksanaan program harus mengikuti SOP? ada kah pelanggaran dalam pelaksanaan program di luar SOP? bagaimana solusinya?

Pelaksanaan program untuk layanan medis di RBG sudah ada SOPnya yang baru saja disahkan. Sampai sekarang berkas yang sudah disahkan dikirimkan ke pusat untuk direview, namun belum dikirim balik ke cabang. Pelaksanaan SOP dilakukan di forum audit medis untuk SOP medis, sedang SOP non medis dilakukan lewat forum konseling masing-masing karyawan sesuai jobdescnya. Jika ada pelanggaran dari SOP, kalau kriterianya masuk untuk diberikan sanksi administrasi mulai dari ST atau SP, akan diberikan ST atau SP. Namun kalau tidak

Page 122: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

95 

termasuk dalam kriteria mendapat sanksi, maka sampai sekarang baru sebatas teguran lisan/peringatan.

14. Untuk program member itu seperti apa prosesnya apakah ada waktu2 tertentu seperti pendaftaran murid baru di sekolah? saat mengisi formulir pasien ada yang tungguin atau formulirnya dibawa pulang dulu? berapa lembar formulirnya? berisikan apa saja? adakah kriteria khusus untuk menjadi member kesehatan? prosesnya berapa lama? saat formulir dah dikumpul langsung di proses atau nunggu beberapa orang member lagi baru diproses?

Form member ada di bagian pendaftaran, silakan diambil. Pengajuan member bisa melalui dua rute, melalui pemeriksaan bidan terlebih dahulu, atau mendaftar administrasi lebih dahulu, yang mana duluan tidak masalah. Intinya, persyaratan yang harus dipenuhi adalah telah diperiksa oleh bidan dan dibuatkan berita acara pemeriksaan yang hasilnya (secara medis) direkomendasikan untuk jadi member karena kemungkinan persalinannya akan berlangsung normal dan bisa ditolong di RBG. Sedangkan persyaratan administrasi dibutuhkan untuk membuktikan bahwa member adalah termasuk dalam kategori mustahik, yang dibuktikan dengan data2 keluarga, penghasilan, rekomendasi RT/RW dan masjid, dll. Formulir member dapat dibawa pulang, dan dikembalikan setelah seluruh persyaratan lengkap. Setelah lengkap, berkas akan langsung difollow up melalui survey. Untuk yang di wilayah ICD akan direkap dan disurvey bersamaan setiap hari selasa oleh MRO, sedang untuk di wilayah non ICD akan langsung disurvey oleh surveyor internal RBG.

15. Survey dilakukan saat apa? siapa yang survey, berapa orang dengan berapa pertanyaan, berapa lama waktunya? kriteria waktu survey apa saja? adakah pelatihan untuk petugas survey bentuknya seperti apa?

Survey dilakukan oleh 2 pihak, surveyor MRO (pendamping ICD) atau surveyor internal RBG. Untuk wilayah ICD, survey dilakukan MRO, setiap selasa pada setiap pekan. Sedangkan untuk wilayah non ICD, survey dilakukan oleh surveyor internal RBG, yang waktunya bebas, setiap kali ada data masuk langsung disurvey. Form survey ada di pendaftaran, silakan minta. Pelatihan untuk surveyor diberikan oleh branch manager pada saat awal rekrutmen sebagai surveyor, atau saat awal tahun, atau ketika ada perubahan komponen yang harus disurvey. Calon member yang sudah disurvey diminta untuk menelpon/konfirmasi ke RBG 3 hari pasca survey untuk menanyakan statusnya apakah di acc atau tidak.

16. Siapa saja yang berperan dalam memberikan informasi kepada masyarakat miskin yang sedang hamil untuk gabung jadi member?

Bidan, ketika ada ibu hamil mustahik yang berkunjung. MRO di wilayah masing-masing. Tim RBG ketika melakukan aksi siaga sehat (pengobatan massal) di wilayah ICD.

17. Apakah selain dokter dan bidan, pegawai di RBG lulusan keperawatan? bagian mana saja yang perawat?

Page 123: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

96 

Karyawan yang memiliki latar belakang keperawatan adalah perawat. Sisanya sesuai jabatan masing-masing (asisten apoteker lulusan sekolah farmasi, finance lulusan akuntansi, dst.)

18. Kalo dari wawancara awal dengan bapak RBG pernah melakukan evaluasi pada program member adanya perubahan awalnyakan member berlaku 5 tahun, cakupan seluruh anggota keluarga inti tanpa ada batasan tetapi sekarang berubah member berlaku 3 tahun dan hanya 5 orang saja gimana kalo ada alasan mengapa harus ada perubahan?

Keputusan ini dari Rumah Zakat Pusat, karena ada perubahan pola intervensi pemberdayaan yang coba dilakukan. Jangka waktu 3 tahun disesuaikan dengan jangka waktu pembinaan ICD rumah zakat, dengan asumsi sebagian besar member berdomisili di wilayah ICD. Jumlah 5 orang lebih ke mengedukasi keluarga member untuk memilki perencanaan dalam keluarga (anak).

19. Untuk pemutusan member terjadi pada saat apa? jika dalam satu tahun ada member yang ekonominya meningkat apakah member akan diputuskan atau bagaimana kebijakan RBG?

Idealnya, setiap tahun dilakukan verifikasi (survey ulang) data seluruh member. Namun, sampai tahun ini hal ini belum dilakukan. Kendalanya (1) kekurangan SDM (2) data domisili dan kontak member yang kurang valid, mengingat sebagian besar member tidak memiliki tempat tinggal yang permanen, bahkan cukup banyak member yang bukan penduduk asli Jakarta, sehingga ketika didatangi rumahnya sedang berada di kampung halamannya.

20. Apakah monitoring kepada member dilakukan saat survey aja atau ada waktu tertentu yang harus dilakukan monitoring ulang ke member?

Monitoring member dilakukan pada saat pembinaan member yang dilakukan terintegrasi dengan sektor lain, yakni MRO dan Mentor Anak Asuh. Sedangkan waktu pembinaan member yang diadakan sendiri oleh tim RBG, sempat berjalan pada awal 2010 hingga pertengahan, namun berhenti karena kendala pendanaan. Waktu pembinaan dari Mentor Anak Asuh diadakan sebulan sekali, sedangkan pembinaan (pengajian) dari MRO diadakan sepekan dua kali, namun mencakup beberapa wilayah. Ketika pembinaan, perkembangan member dicek melalui penerapan komitmen hidup sehat islami sesuai nota kesepahaman member.

Page 124: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

97 

PEDOMAN WAWANCARA INFORMAN A. Indikator Penerima Bantuan Persalinan Gratis di Rumah Bersalin Gratiis

(RBG). 1. Dalam hal ini peneliti menuliskan latar belakang informan yang terdiri

dari: a. Nama istri dan suami. b. Umur. c. Alamat rumah/tempat tinggal. d. Pekerjaan istri dan suami. e. Jumlah anak. f. Penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. g. Kepemilikan rumah. h. Status pasien. i. Golongan.

2. Wawancara kepada informan secara langsung.

B. Indikator Evaluasi Program Rumah Bersalin Gratiis. 1. Indikator Input/Masukan

a. Bagaimana menurut anda kondisi setiap ruangan RBG? b. Apakah menurut anda pelayanan tindakan, pemeriksaan, persalinan dan

ruang tunggu sudah nyaman dan aman? c. Siapa saja selain anda yang ada diruang pemeriksaan dokter/bidan? d. Bagaimana penataan ruangan menurut anda sudah sesuai dan memadai? e. Memudahkan atau membuat anda sulit dalam kunjungan? f. Bagaimana menurut anda tempat parkir di RBG? g. Apakah menurut anda alat-alat medis di RBG sudah lengkap serta

sesuai standar? Apakah sudah terjaga kebersihannya? h. Bagaimana penampilan petugas menurut anda dalam berpakaian?

Apakah dokter/bidan/perawat/pegawai selalu rapih dalam berpakaian? i. Tindakan apa saja yang diberikan perawat pada anda? Siapa yang

menentuka anda harus ke dokter/bidan? j. Apakah dokter/bidan selalu cepat tanggap dengan keluhan penyakit

anda? k. Sejak kapan anda mendapat bantuan program persalinan di RBG? Saat

itu anda sedang mengandung anak ke berapa? Berapa bulan usia kandungan anda, saat itu?

l. Dari mana anda mendapatkan informasi persalinan gratiis di RBG? m. Apa saja persyaratan yang anda harus lengkapi saat mengajukan

permohonan member di RBG? Kartu member anda berlaku sampai kapan?

2. Indikator Proses Efisiensi a. Berapa kali anda memeriksakan kehamilan? Apakah ada masalah dalam

kandungan selama pemeriksaan? Apakah bidan memberitahu pantangan selama mengandung?

b. Apakah menurut anda prosedur layanan kesehatan di RBG berbelit? Bagaimana alur kunjungan saat anda berobat?

c. Bagaimana menurut anda jadwal pelayanan di RBG?

Page 125: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

98 

d. Bagaimana waktu pemeriksaan dan persalinan? Berapa lama anda diruangan dokter? Berapa lama anda diruangan bidan? Berapa lama anda diruangan depo obat?

e. Pada saat akan melahirkan apakah bidan selalu mengingatkan untuk anda punya uang simpanan untuk jaga-jaga jika terjadi pendarahan akan dirujuk?

f. Apa saja perlengkapan yang anda harus dibawa saat persalinan? Siapa saja yang berada dalam proses persalinan anda?

g. Pada masa perawatan sampai dengan pulang anda dapat fasilitas apa saja?

h. Saat persalinan jam berapa anda melahirkan? Dan jam berapa anda pulang ke rumah?

i. Berapa kali anda melakukan kontrol nifas? j. Berapa kali anda, melakukan imunisasi untuk anak anda? Apa saja jenis

imunisasinya? Apakah bidan/perawat memberitahu waktu imunisasi? k. Apakah yang membedakan RBG dengan layanan kesehatan yang lain?

3. Indikator Output/Keluaran a. Apakah dokter/bidan memberikan pengetahuan kepada anda selama

pemeriksaan kandungan? Berupa apa saja? b. Bagaimana kondisi anda setelah melahirkan? Butuh waktu berapa lama

untuk pemulihan? Berapa kali anda dijahit? Adakah obat yang harus diminum setelah melahirkan?

c. Bagaimana kondisi anak yang dilahirkan? Berapa berat badannya? Berapa tingginya?

d. Apakah anda KB di sini? e. Apakah layanan kesehatan anda di RBG sudah sesuai tindakan

medisnya? Berapa lama anda sembuh? Apakah selama ini obat yang diberikan cocok? Apakah anda pernah alergi obat?

f. Bagaimana perasaan anda dapat bantuan persalinan gratis? Manfaat apa yang anda rasakan?

g. Apakah semua layanan kesehatan di RBG gratis? Apakah layanannya sudah cukup puas bagi anda?

4. Indikator Impact/Dampak a. Apakah ada pembagian makanan atau susu formula untuk anda/anak

anda? b. Apa saja saran dari bidan/dokter kepada anda dan suami? Apakah anda

dan suami menerapkannya? c. Apakah anda dan suami diajari cara memandikan bayi, mengganti tali

pusar, saat membedong, saat menggendong?

Page 126: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

99 

WAWANCARA PASIEN DARI RUMAH BERSALIN GRATIIS (RBG) RUMAH ZAKAT

Hari/Tanggal : Senin/2 Mei 2011 Jam : 10.54-11.13 WIB Tempat Wawancara : Rumah Bersalin Gratiis Informan : Ibu Dianti

Identitas Pasien Nama : Dianti Nama Suami : Friadi Umur : 29 Tahun Alamat : Jalan Kayu Mas No. 2, RT. 004/RW. 004, Pulogadung

Jakarta Timur Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan Bapak : Supir Pribadi Jumlah Anak : 3 orang Penghasilan : Rp 1.000.000,- perbulan Rumah : Kontrak dengan biaya Rp 300.000,- per/bulan Status : Member RBG tahun 2010 Golongan : Orang miskin (mustahik)

Hasil Wawancara

1. Indikator Input/Masukan a. Bagaimana menurut anda kondisi setiap ruangan RBG?

Ruangannya bersih dan rapih , nga ada sampah berantakan. b. Apakah menurut anda pelayanan tindakan, pemeriksaan, persalinan dan

ruang tunggu sudah nyaman dan aman? Menurut saya nyaman dan aman, kalo mau periksa cuman antri.

c. Siapa saja selain anda yang ada diruang pemeriksaan dokter/bidan? Ada dokter/bidan sama saya dan suster aja.

d. Bagaimana penataan ruangan menurut anda sudah sesuai dan memadai? Ya, cukup memadailah sekarang sih lebih bagus waktu saya sih belum seperti ini keadaannya masih terbuka. Kalo sekarang sudah tertutup dan ruangannya lebih besar.

e. Memudahkan atau membuat anda sulit dalam kunjungan? Lebih mudah lagi nga berebutan.

f. Bagaimana menurut anda tempat parkir di RBG? Kurang memadai penempatan saat parkirnya.

g. Apakah menurut anda alat-alat medis di RBG sudah lengkap serta sesuai standar? Apakah sudah terjaga kebersihannya? Alat-alat sudah cukup memadai dan keberihannya terjaga.

h. Bagaimana penampilan petugas menurut anda dalam berpakaian? Apakah dokter/bidan/perawat/pegawai selalu rapih dalam berpakaian?

Page 127: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

100 

Petugasnya rapih dan pakaiannya bersih serta sama. i. Tindakan apa saja yang diberikan perawat pada anda? Siapa yang

menentuka anda harus ke dokter/bidan? Tindakan perawat tensi darah, nimbang dan yang nentuin perawat mau kemananya.

j. Apakah dokter/bidan selalu cepat tanggap dengan keluhan penyakit anda? Dokter/bidan cepat nanganinya, semuanya enak menurut saya.

k. Sejak kapan anda mendapat bantuan program persalinan di RBG? Saat itu anda sedang mengandung anak ke berapa? Berapa bulan usia kandungan anda, saat itu? Pada tahun 2010 pas lahir sampai sekarang. Anak ke tiga. Waktu itu saya ngurus member pas kandungan 8 bulan lebih. Selama pemeriksaan kandungan saya bayar antara Rp 8.000,- s/d Rp 17.000,- sekali periksa.

l. Dari mana anda mendapatkan informasi persalinan gratiis di RBG? Pas pemeriksaan saat berobat ditawarin sama bidan untuk masuk member terus saya mau karena suami saat itu sedang di PHK.

m. Apa saja persyaratan yang anda harus lengkapi saat mengajukan permohonan member di RBG? Kartu member anda berlaku sampai kapan? Fotocopy KK, KTP, Foto, surat keterangan tidak mampu dari RT/RW, DKM masjid, USG iya. Berlaku sampai 3 tahun untuk satu keluarga saya aja. Suami, saya dan anak.

2. Indikator Proses Efisiensi

a. Berapa kali anda memeriksakan kehamilan? Apakah ada masalah dalam kandungan selama pemeriksaan? Apakah bidan memberitahu pantangan selama mengandung? Periksa kehamilan sebulan sekali, nga ada masalah. Diajarin waktu hamil pas bulannya jangan banyak makan, banyak gerak tuk olahraga, istirahat, minum susu dikurangi waktu mau persalinan.

b. Apakah menurut anda prosedur layanan kesehatan di RBG berbelit? Bagaimana alur kunjungan saat anda berobat? Nga ribet sih. Pertama ke pendaftaran lalu ke perawat tuk di tensi dan ditimbang setelah itu baru ke dokter/ke bidan terakhir adalah ke depo obat nunggu obat.

c. Bagaimana menurut anda jadwal pelayanan di RBG? Jadwalnya sudah sesuai.

d. Bagaimana waktu pemeriksaan dan persalinan? Berapa lama anda diruangan dokter? Berapa lama anda diruangan bidan? Berapa lama anda diruangan depo obat? 1/4 jam baik pemeriksaan dokter umum maupun bidan. Antri di depo obat ya ½ jam.

e. Pada saat akan melahirkan apakah bidan selalu mengingatkan untuk anda punya uang simpanan untuk jaga-jaga jika terjadi pendarahan akan dirujuk? Nga dikasih tau akan dirujuk kan dari pemeriksaan dah bisa lahir normal. Ada tetangga saya lahir di sini trus dirujuk ke harmoni bayarnya itu seadanya uang aja, besokkannya uang dia di kembalikan pihak RBG.

Page 128: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

101 

f. Apa saja perlengkapan yang anda harus dibawa saat persalinan? Siapa saja yang berada dalam proses persalinan anda? Bawa baju bayi, kain, ambet, baju ganti saya, pembalut dan gendongan bayi.

g. Pada masa perawatan sampai dengan pulang anda dapat fasilitas apa saja? Dapat makan, minum, obat, terus dapat tas bingkisan dari RBG diantar dengan Ambulance ke rumah.

h. Saat persalinan jam berapa anda melahirkan? Dan jam berapa anda pulang ke rumah? Saya datang jam 07.00 WIB melahirkan jam 09.00 WIB dan pulang habis maghrib.

i. Berapa kali anda melakukan kontrol nifas? Hanya sekali.

j. Berapa kali anda, melakukan imunisasi untuk anak anda? Apa saja jenis imunisasinya? Apakah bidan/perawat memberitahu waktu imunisasi? 4 kali yaitu imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis. Nanti bulan Agustus disuruh balik untuk imunisasi campak.

k. Apakah yang membedakan RBG dengan layanan kesehatan yang lain? Obat yang digunakan lebih bagus daripada puskesmas.

3. Indikator Output/Keluaran

a. Apakah dokter/bidan memberikan pengetahuan kepada anda selama pemeriksaan kandungan? Berupa apa saja? Makanan harus bergizi kalo bisa nga ada bahan pengawetnya.

b. Bagaimana kondisi anda setelah melahirkan? Butuh waktu berapa lama untuk pemulihan? Berapa kali anda dijahit? Adakah obat yang harus diminum setelah melahirkan? Lemas butuh waktu 2 jam tuk memulihkan. Saat itu nga dijahit. Ada obat penambah darah dan vitamin.

c. Bagaimana kondisi anak yang dilahirkan? Berapa berat badannya? Berapa tingginya? Sehat dan normal. Beratnya 2,7 kg, Tingginya 49 cm.

d. Apakah anda KB di sini? Ya, KB suntik 3 bulan sekali berdasarkan tanggal.

e. Apakah layanan kesehatan anda di RBG sudah sesuai tindakan medisnya? Berapa lama anda sembuh? Apakah selama ini obat yang diberikan cocok? Apakah anda pernah alergi obat? Sudah sesuai, dua hari dah sembuh. Cocok obatnya nga alergi.

f. Bagaimana perasaan anda dapat bantuan persalinan gratis? Manfaat apa yang anda rasakan? Senang. Ngebantu banget waktu suami saya lagi nga kerja lantaran dikeluarin dari tempat kerjanya.

g. Apakah semua layanan kesehatan di RBG gratis? Apakah layanannya sudah cukup puas bagi anda? Iya, gratis. Sangat puas, kualitasnya bagus lah.

Page 129: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

102 

4. Indikator Impact/Dampak a. Apakah ada pembagian makanan atau susu formula untuk anda/anak anda?

Nga ada. b. Apa saja saran dari bidan/dokter kepada anda dan suami? Apakah anda

dan suami menerapkannya? Iya, suruh rajin sholat biar ngebantu saat persalinan. Larangan merokok dilaksanain nga sepenuhnya. Ngerokok dulunya sehari satu bungkus jadi setengah sekarang.

c. Apakah anda dan suami diajari cara memandikan bayi, mengganti tali pusar, saat membedong, saat menggendong? Nga.

Page 130: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

103 

WAWANCARA PASIEN DARI RUMAH BERSALIN GRATIIS (RBG) RUMAH ZAKAT

Hari/Tanggal : Senin/2 Mei 2011 Jam : 11.58-12.40 WIB Tempat Wawancara : Rumah Bersalin Gratiis Informan : Ibu Marlina

Identitas Pasien Nama : Marlina Nama Suami : Umar Iswanto Umur : 25 Tahun Alamat : Jalan Kp Pulo Jahe, RT. 005/RW. 014, Pulogadung

Jakarta Timur Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan Bapak : Supir KWK Jumlah Anak : 3 orang Penghasilan : Rp 30.000,- perbulan Rumah : Kontrak dengan biaya Rp 200.000,- per/bulan Status : Member RBG tahun 2010 Golongan : Orang miskin (mustahik)

Hasil Wawancara

1. Indikator Input/Masukan a. Bagaimana menurut anda kondisi setiap ruangan RBG?

Ruangannya bagus sih rapih, sampah sih kata saya nga ada. b. Apakah menurut anda ruang tindakan, pemeriksaan, persalinan dan ruang

tunggu sudah nyaman dan aman? Sudah cukup, dulu beda sama sekarang lebih nyaman sekarang lebih rapi banget, beda dikit aja sih. Lingkungan aman

c. Siapa saja selain anda yang ada diruang pemeriksaan dokter/bidan? Ada dokter/bidan sama saya.

d. Bagaimana penataan ruangan menurut anda sudah sesuai dan memadai? Tata ruang rapih sih

e. Memudahkan atau membuat anda sulit dalam kunjungan? Kalo bisa sih tempat pendaftaran sama tensi berdekatan jangan berjauhan nga mondar-mandir lah

f. Bagaimana menurut anda tempat parkir di RBG? Tempat parkir belum rapih, pada parkir motor sendiri-sendiri.

g. Apakah menurut anda alat-alat medis di RBG sudah lengkap serta sesuai standar? Apakah sudah terjaga kebersihannya? Alat-alat medis belum lengkap nga ada USG, Rongent, dan suntik mantub. Bersih dan steril sih alat-alatnya.

h. Bagaimana penampilan petugas menurut anda dalam berpakaian? Apakah dokter/bidan/perawat/pegawai selalu rapih dalam berpakaian? Cakep-cakep deh, rapih, bersih dan seragam.

Page 131: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

104 

i. Tindakan apa saja yang diberikan perawat pada anda? Siapa yang menentuka anda harus ke dokter/bidan? Tindakan uap, suntik, tensi, nimbang, dokter cuma periksa doang. Ditanya pas di pendaftaran, kalo bidan biasanya suntik KB dan periksa kehamilan sedangkan dokter selain KB dan pemeriksaan kehamilan.

j. Apakah dokter/bidan selalu cepat tanggap dengan keluhan penyakit anda? Dokter/bidan ngasih masukan langsung sih.

k. Sejak kapan anda mendapat bantuan program persalinan di RBG? Saat itu anda sedang mengandung anak ke berapa? Berapa bulan usia kandungan anda, saat itu? Pada tahun 2010. Anak ke tiga. Waktu itu saya bikin-bikin member pas kandungan 6 bulan.

l. Dari mana anda mendapatkan informasi persalinan gratiis di RBG? Mba yati karyawan disini yang kebetulan rumahnya dekat saya.

m. Apa saja persyaratan yang anda harus lengkapi saat mengajukan permohonan member di RBG? Kartu member anda berlaku sampai kapan? Fotocopy KTP, foto, KK, surat keterangan tidak mampu dari RT/RW, surat nikah, pengurus masjid, dan ada tanda tangan materai nunggu hasil survey ke rumah dulu. Awalnya sih lima tahun pas ketemu dokter bilang ikut member yang sekarang aja 3 tahun.

2. Indikator Proses Efisiensi

a. Berapa kali anda memeriksakan kehamilan? Apakah ada masalah dalam kandungan selama pemeriksaan? Apakah bidan memberitahu pantangan selama mengandung? Periksa dari kandungan 4 bulan. Ada kalo kecapean keluar flek jadi USG sampai 5 kali karena khawatir plasenta/ari-arinya kebawah. Nga boleh minum jamu, susu distop kalo kandungan dah besar, dan nga boleh makan goreng-gorengan.

b. Apakah menurut anda prosedur layanan kesehatan di RBG berbelit? Bagaimana alur kunjungan saat anda berobat? Prosedurnya nga berbelit. Pertama ke pendaftaran lalu ke perawat tuk di tensi dan ditimbang setelah itu baru ke dokter/ke bidan terakhir adalah ke depo obat nunggu obat agak lama.

c. Bagaimana menurut anda jadwal pelayanan di RBG? Udah sesuai

d. Bagaimana waktu pemeriksaan dan persalinan? Berapa lama anda diruangan dokter? Berapa lama anda diruangan bidan? Berapa lama anda diruangan depo obat? Pemeriksaan ke dokter/bidan lamanya 15 menit. Lama di depo obat ½ -1 jam.

e. Pada saat akan melahirkan apakah bidan selalu mengingatkan untuk anda punya uang simpanan untuk jaga-jaga jika terjadi pendarahan akan dirujuk? Bidannya bicara, bu walaupun kita member ya ibu jaga-jaga untuk dana talangan takutnya dioper (dirujuk) nantinya.

Page 132: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

105 

f. Apa saja perlengkapan yang anda harus dibawa saat persalinan? Siapa saja yang berada dalam proses persalinan anda? Bawa baju bayi, kain, dan baju ganti saya.

g. Pada masa perawatan sampai dengan pulang anda dapat fasilitas apa saja? Dapat makan, minum, obat, terus dapat tas bingkisan yang berisi satu set bedak, shampo dan sabun bayi, kudungan dua, wash lap, baju kita, handuk dan kasa dari RBG diantar dengan Ambulance ke rumah.

h. Saat persalinan jam berapa anda melahirkan? Dan jam berapa anda pulang ke rumah? Saya datang jam 01.30 WIB melahirkan jam 10.07 WIB dan paginya baru pulang.

i. Berapa kali anda melakukan kontrol nifas? Tiga kali kontrol nifas.

j. Berapa kali anda, melakukan imunisasi untuk anak anda? Apa saja jenis imunisasinya? Apakah bidan/perawat memberitahu waktu imunisasi? Imunisasi Cuma BCG aja, karena anaknya sakit-sakitan mulu. Setiap hari selasa dan jum’at untuk imunisasi.

k. Apakah yang membedakan RBG dengan layanan kesehatan yang lain? Belum ada suntik mantub, rongent dan USG. Lebih enak disini ramah-ramah.

3. Indikator Output/Keluaran a. Apakah dokter/bidan memberikan pengetahuan kepada anda selama

pemeriksaan kandungan? Berupa apa saja? Makanan harus bergizi kalo bisa masak sendiri jangan beli karena suka ada bahan pengawetnya.

b. Bagaimana kondisi anda setelah melahirkan? Butuh waktu berapa lama untuk pemulihan? Berapa kali anda dijahit? Adakah obat yang harus diminum setelah melahirkan? Lemas butuh waktu 2 jam tuk memulihkan. Saat itu nga dijahit. Ada obat penambah darah dan vitamin.

c. Bagaimana kondisi anak yang dilahirkan? Berapa berat badannya? Berapa tingginya? Sehat dan normal. Beratnya 3,3 kg, Tingginya 49 cm.

d. Apakah anda KB di sini? Ya, KB suntik 3 bulan sekali berdasarkan tanggal.

e. Apakah layanan kesehatan anda di RBG sudah sesuai tindakan medisnya? Berapa lama anda sembuh? Apakah selama ini obat yang diberikan cocok? Apakah anda pernah alergi obat? Cepat sembuh, obat-obatnya cocok. Ada kalo minum obat DMT alergi.

f. Bagaimana perasaan anda dapat bantuan persalinan gratis? Manfaat apa yang anda rasakan? Ya, senang banget ke pilih survey dan terpilih. Ngebantu banget deh.

g. Apakah semua layanan kesehatan di RBG gratis? Apakah layanannya sudah cukup puas bagi anda? Semuanya sih gratis kalo member. Kualitasnya bagus dan cukup puas lah.

Page 133: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

106 

4. Indikator Impact/Dampak a. Apakah ada pembagian makanan atau susu formula untuk anda/anak anda?

Nga ada bantuan saya beli sendiri. b. Apa saja saran dari bidan/dokter kepada anda dan suami? Apakah anda

dan suami menerapkannya? Iya, anjuran ibadah biar dijaga, masakkan anak masak sendiri jangan beli karena ntar ada pengawetnya. Larangan merokok dilaksanain nga sepenuhnya. Larangan jangan banyak ngerokok mending uangnya buat nambah-nambah beli beras tadinya ngerokok sehari tiga bungkus jadi sekarang satu bungkus sehari.

c. Apakah anda dan suami diajari cara memandikan bayi, mengganti tali pusar, saat membedong, saat menggendong? Nga. Lagi pula udah anak ketiga mah dah pengalaman.

Page 134: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

107 

WAWANCARA PASIEN DARI RUMAH BERSALIN GRATIIS (RBG) RUMAH ZAKAT

Hari/Tanggal : Senin/18 April 2011 Jam : 13.02-13.10 WIB Tempat Wawancara : Rumah Pasien Informan : Ibu Sitisa’diah

Identitas Pasien Nama : Sitisa’diah Nama Suami : Irfansyah Umur : 28 Tahun Alamat : Jalan Jati Kenari No. 29 RT. 010/RW. 004, Jati

Jakarta Timur Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan Bapak : Sudah tidak bekerja setahun ini karena sakit105

Jumlah Anak : 2 orang Penghasilan : Nga Ada106

Rumah : Rumah kecil dihuni oleh tiga kepala keluarga.107

Status : Member RBG 2010 Golongan : Orang miskin (mustahik)

Hasil Wawancara

1. Indikator Input/Masukan a. Bagaimana menurut anda kondisi setiap ruangan RBG?

Ruangan bagus, rapih. b. Apakah menurut anda pelayanan tindakan, pemeriksaan, persalinan dan

ruang tunggu sudah nyaman dan aman? Pelayanan sudah lengkap, nyaman dan aman.

c. Siapa saja selain anda yang ada diruang pemeriksaan dokter/bidan? Ada dokter/bidan sama saya dan suster aja.

d. Bagaimana penataan ruangan menurut anda sudah sesuai dan memadai? Rapih sih.

e. Memudahkan atau membuat anda sulit dalam kunjungan? Lebih mudah lah

f. Apakah menurut anda alat-alat medis di RBG sudah lengkap serta sesuai standar? Apakah sudah terjaga kebersihannya? Alat-alat medis dilengkapi lagi deh. Bersih alat-alatnya.

g. Bagaimana penampilan petugas menurut anda dalam berpakaian? Apakah dokter/bidan/perawat/pegawai selalu rapih dalam berpakaian? Penampilan petugasnya rapih, bersih dan kompak.

                                                            105 Menurut Ibu Siti tadinya suaminya kerja di mebel (ukiran kayu) karena sakit tumor di kepala yang menyebabkan mata kirinya sudah tidak bisa melihat lagi nan mata kanan mulai bermasalah. 106 Untuk penghasilan paling dari tetangga ada yang nyuruh-nyuruh cuci gosok. 107 Menurut Ibu Siti untuk rumah nyampur dirumah mertua

Page 135: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

108 

h. Tindakan apa saja yang diberikan perawat pada anda? Siapa yang menentuka anda harus ke dokter/bidan? Tindakan perawat tensi darah dan nimbang berat badan.

i. Apakah dokter/bidan selalu cepat tanggap dengan keluhan penyakit anda? Dokter/bidan lebih teliti, ramah-ramah. Waktu saya melahirkan ngerasa banget didukung dan dapat semangat dari bidan.

j. Sejak kapan anda mendapat bantuan program persalinan di RBG? Saat itu anda sedang mengandung anak ke berapa? Berapa bulan usia kandungan anda, saat itu? Ikutnya di RBG sembilan bulan yang lalu. Saya mengandung anak ke dua. Sekarang anak saya usianya 9 bulan.

k. Dari mana anda mendapatkan informasi persalinan gratiis di RBG? Informasinya dari tetangga yang pernah periksa kesana. Pas pemeriksaan saat berobat ditawarin sama bidan untuk masuk member terus saya mau karena suami saat itu sedang di PHK.

l. Apa saja persyaratan yang anda harus lengkapi saat mengajukan permohonan member di RBG? Kartu member anda berlaku sampai kapan? Fotocopy KK, Fotocopy KTP, surat keterangan tidak mampu dari RT/RW, surat nikah, pengurus masjid, dan hasil USG nunggu hasil survey ke rumah dulu. Ikut member selama 3 tahun.

2. Indikator Proses Efisiensi a. Berapa kali anda memeriksakan kehamilan? Apakah ada masalah dalam

kandungan selama pemeriksaan? Apakah bidan memberitahu pantangan selama mengandung? Pemeriksaan kehamilan.

b. Apakah menurut anda prosedur layanan kesehatan di RBG berbelit? Bagaimana alur kunjungan saat anda berobat? Prosedurnya nga berbelit. Daftar dulu, setelah itu ditensi darah dan nimbang baru ke dokter/bidan.

c. Bagaimana menurut anda jadwal pelayanan di RBG? Jadwalnya udah sesuai.

d. Bagaimana waktu pemeriksaan dan persalinan? Berapa lama anda diruangan dokter? Berapa lama anda diruangan bidan? Berapa lama anda diruangan depo obat? Pemeriksaan ke dokter/bidan lamanya 15 menit. Lama di depo obat ½ -1 jam.

e. Apa saja perlengkapan yang anda harus dibawa saat persalinan? Siapa saja yang berada dalam proses persalinan anda? Bawa baju bayi, kain, dan baju ganti saya.

f. Pada masa perawatan sampai dengan pulang anda dapat fasilitas apa saja? Dapat makan, minum, obat, terus dapat tas bingkisan dari RBG diantar dengan Ambulance ke rumah.

g. Berapa kali anda, melakukan imunisasi untuk anak anda? Apa saja jenis imunisasinya? Apakah bidan/perawat memberitahu waktu imunisasi? Imunisasi, berobat batuk, pilek, demam dan terakhir kemarin diare.

Page 136: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

109 

h. Apakah yang membedakan RBG dengan layanan kesehatan yang lain? Puskesmas dibelakang sini biayanya Rp 2000,-. Puskesmas kurang celaten beda banget sama RBG yang lebih teliti dan ramah-ramah.

3. Indikator Impact/Dampak

a. Bagaimana perasaan ibu setelah mendapat layanan kesehatan gratis? Mendapat layanan kesehatan gratis senang banget, meringankan beban persalinan lah.

b. Manfaat apa yang ibu rasakan tentang RBG? Nga bingung masalah berobat. Dan meringankan beban biaya persalinan dan pengobatan. Ditingkatkan lagi pelayanannya.

c. Apakah kartu member ini membantu seluruh keluarga ini dalam pengobatan? Kartu member sih membantu banget pengobatan selama tiga tahun. Untuk penyakit suamiku tumor di mata belum ada obat nya kemarin sih dokter nyaranin untuk ke RS. Persahabatan tapi karena harus ke bedah dan biayanya mahal jadi saya ke alternatif aja. Ya Paling diurut-urut aja.

Page 137: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

110 

WAWANCARA PASIEN DARI RUMAH BERSALIN GRATIIS (RBG) RUMAH ZAKAT

Hari/Tanggal : Rabu/20 April 2011 Jam : 10.34 -10.50 WIB Tempat Wawancara : Rumah Pasien Informan : Ibu Triwiyanti

Identitas Pasien Nama : Triwiyanti Nama Suami : Abdul Hamid Umur : 30 Tahun Alamat : Jalan Tanah Koja III RT. 008/RW. 005108 Klender,

Jakarta Timur Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan Bapak : TKI pelayaran di Korea Jumlah Anak : 4 orang Penghasilan : Rp 700.000,- perbulan109

Rumah : Kontrak satu ruangan, kamar madi dan dapur diluar Lingkungan Gang Kecil

Status : Member RBG 2010 Golongan : Orang miskin (mustahik)

Hasil Wawancara

1. Indikator Input/Masukan a. Bagaimana menurut anda kondisi setiap ruangan RBG?

Kondisi ruangan bagus, rapih dan bersih. b. Apakah menurut anda pelayanan tindakan, pemeriksaan, persalinan dan

ruang tunggu sudah nyaman dan aman? Pelayanannya bagus.

c. Siapa saja selain anda yang ada diruang pemeriksaan dokter/bidan? Didalam ruangan ada dokter/bidan, sama aku.

d. Bagaimana penataan ruangan menurut anda sudah sesuai dan memadai? Penataan ruangan bagus.

e. Memudahkan atau membuat anda sulit dalam kunjungan? Lebih mudah lah

f. Apakah menurut anda alat-alat medis di RBG sudah lengkap serta sesuai standar? Apakah sudah terjaga kebersihannya? Alat-alat medis lengkap kok. Bersih alat-alatnya.

g. Bagaimana penampilan petugas menurut anda dalam berpakaian? Apakah dokter/bidan/perawat/pegawai selalu rapih dalam berpakaian? Penampilan petugasnya rapih.

                                                            108 Menurut Ibu Tri sebelum tinggal di Jakarta beliau tinggal di Bengkulu namun setelah suami pertamanya meninggal pernah tinggal di Solo. 109 Kemarin-marin kirim uang cuam 700 rb s/d 800 rb aja namun karena bulan ini aku mau melahirkan jadi kirim uangnya Rp. 1.500.000,-

Page 138: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

111 

h. Tindakan apa saja yang diberikan perawat pada anda? Siapa yang menentuka anda harus ke dokter/bidan? Tindakan perawat tensi darah dan nimbang berat badan.

i. Apakah dokter/bidan selalu cepat tanggap dengan keluhan penyakit anda? Dokter/bidan ramah-ramah. Waktu saya melahirkan ngerasa banget didukung dan dapat semangat dari bidan.

j. Sejak kapan anda mendapat bantuan program persalinan di RBG? Saat itu anda sedang mengandung anak ke berapa? Berapa bulan usia kandungan anda, saat itu? Aku dari umur 5 bulan dikandungan. Saat itu ngandung anak ke lima.

k. Dari mana anda mendapatkan informasi persalinan gratiis di RBG? Rekomendasi bidan.

l. Apa saja persyaratan yang anda harus lengkapi saat mengajukan permohonan member di RBG? Kartu member anda berlaku sampai kapan? Seadanya aja surat keterangan nikah sama surat keterangan tidak mampu dari RT setempat karena KK dan KTP aku belum punya lantaran sering pindah kota dan dipersulit ngurusnya. Member sampai 3 tahun cuma lima orang, anak pertama ku nga bisa berobat.

2. Indikator Proses Efisiensi a. Berapa kali anda memeriksakan kehamilan? Apakah ada masalah dalam

kandungan selama pemeriksaan? Apakah bidan memberitahu pantangan selama mengandung? Pemeriksaan kehamilan aku nga rutin karena ekonomi saat itu untuk kebutuhan sehari-hari.

b. Apakah menurut anda prosedur layanan kesehatan di RBG berbelit? Bagaimana alur kunjungan saat anda berobat? Prosedurnya nga berbelit. Ke loket dulu, setelah itu ditensi darah dan nimbang, ke dokter/bidan dan terakhir ke apotek.

c. Bagaimana menurut anda jadwal pelayanan di RBG? Jadwalnya udah sesuai.

d. Bagaimana waktu pemeriksaan dan persalinan? Berapa lama anda diruangan dokter? Berapa lama anda diruangan bidan? Berapa lama anda diruangan depo obat? Pemeriksaan ke dokter/bidan lamanya 1/4 jam. Lama di depo obat ½ -1 jam.

e. Apa saja perlengkapan yang anda harus dibawa saat persalinan? Siapa saja yang berada dalam proses persalinan anda? Bawa baju bayi, kain, dan baju ganti aku.

f. Pada masa perawatan sampai dengan pulang anda dapat fasilitas apa saja? Dapat makan, minum susu dan teh, obat, terus dapat tas bingkisan dari RBG diantar dengan Ambulance ke rumah.

g. Berapa kali anda, melakukan imunisasi untuk anak anda? Apa saja jenis imunisasinya? Apakah bidan/perawat memberitahu waktu imunisasi? Persalinan dan Imunisasi awal bayi.

Page 139: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

112 

3. Indikator Impact/Dampak a. Bagaimana perasaan ibu setelah mendapat layanan kesehatan gratis?

Mendapat layanan kesehatan gratis aku merasa ditolong banget. b. Manfaat apa yang ibu rasakan tentang RBG?

Merasa ditolong banget. Ya alhamdulillah meringankan biaya persalinan lah. Kemarin sebelum pulang kerumah bidan pesan anaknya agar dimandikan, kasih shampo jangan dilap-lap doang atau dicelup, selalu ganti tali pusarnya.

c. Apakah kartu member ini membantu seluruh keluarga ini dalam pengobatan? Waktu aku nerima kartu member dokter sih nanyain masalah ekonomi dan sekolah anak-anak. Kalo tuk sekolah anak-anak kan masih dapat bantuan sedang ekonomi ya seadanya. Kata dokter sih untuk ekonomi nanti akan di follow up lagi untuk ikut di home industri.

Page 140: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

113 

WAWANCARA PASIEN DARI RUMAH BERSALIN GRATIIS (RBG) RUMAH ZAKAT

Hari/Tanggal : Rabu/20 April 2011 Jam : 10.58 -11.33 WIB Tempat Wawancara : Rumah Pasien Informan : Ibu Caturwiyanti

Identitas Pasien Nama : Caturwiyanti Nama Suami : Suratman Umur : 27 Tahun Alamat : Jalan Tanah Koja III RT. 002/RW. 005110 Klender,

Jakarta Timur Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan Bapak : Security Taman111

Jumlah Anak : 2 orang Penghasilan : Rp 700.000,- perbulan Rumah : Kontrak satu ruangan, satu kamar madi dan dapur

Lingkungan Gang Kecil Status : Member RBG 2007 Golongan : Orang miskin (mustahik)

Hasil Wawancara

1. Indikator Input/Masukan a. Bagaimana menurut anda kondisi setiap ruangan RBG?

Ruangan bagus, rapih. b. Apakah menurut anda pelayanan tindakan, pemeriksaan, persalinan dan

ruang tunggu sudah nyaman dan aman? Pelayanan sudah lengkap, nyaman dan aman.

c. Siapa saja selain anda yang ada diruang pemeriksaan dokter/bidan? Didalam ruangan ada dokter/bidan, sama saya.

d. Bagaimana penataan ruangan menurut anda sudah sesuai dan memadai? Penataan ruangan lebih luaslah dari 2007, kalo 2007 tempat persalinan baru satu dan perawatan tiga kalo sekarang mah udah dua tempat persalinannya dan ruang rawatnya untuk lima orang. Ruang tunggunya lebih enak yang sekarang dulu mah diruang pelataran sempit.

e. Memudahkan atau membuat anda sulit dalam kunjungan? Lebih mudah lah

f. Apakah menurut anda alat-alat medis di RBG sudah lengkap serta sesuai standar? Apakah sudah terjaga kebersihannya? Alat-alat medis lebih lengkap deh. Bersih alat-alatnya.

                                                            110 Menurut Ibu catur beliau tinggal di tanah koja baru dua tahun sebelumnya ngontrak dekat rumah mertua di Jl. Kincir IV no.9 B Rt.14/06 Jati Pulo Gadung. 111 Dari data Rumah Bersalin Gratiis pada tahun 2007 Pak Suratman pekerjaannya sales.

Page 141: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

114 

g. Bagaimana penampilan petugas menurut anda dalam berpakaian? Apakah dokter/bidan/perawat/pegawai selalu rapih dalam berpakaian? Penampilan petugasnya rapih, bersih dan kompak.

h. Tindakan apa saja yang diberikan perawat pada anda? Siapa yang menentuka anda harus ke dokter/bidan? Tindakan perawat tensi darah dan nimbang berat badan lansung deh tuh mau ke dokter/bidan.

i. Apakah dokter/bidan selalu cepat tanggap dengan keluhan penyakit anda? Dokter/bidan lebih teliti, ramah-ramah. Waktu saya melahirkan ngerasa banget didukung dan dapat semangat dari bidan.

j. Sejak kapan anda mendapat bantuan program persalinan di RBG? Saat itu anda sedang mengandung anak ke berapa? Berapa bulan usia kandungan anda, saat itu? Saya periksa di RBG dari anak saya 8 bulan pada tahun 2007. Saya mengandung anak ke dua.

k. Dari mana anda mendapatkan informasi persalinan gratiis di RBG? Saya dapat informasinya dari teman almarhum suami katanya melahirkan anaknya dapat persalinan gratis di RBG.

l. Apa saja persyaratan yang anda harus lengkapi saat mengajukan permohonan member di RBG? Kartu member anda berlaku sampai kapan? Fotocopy KTP, KK, surat keterangan tidak mampu dari RT/RW, surat nikah, USG nunggu hasil survey ke rumah dulu. Berlaku member 5 tahun untuk satu keluarga. Prosedur persyaratan sekarang makin diperketat pake surat dari masjid dan materai.

2. Indikator Proses Efisiensi a. Berapa kali anda memeriksakan kehamilan? Apakah ada masalah dalam

kandungan selama pemeriksaan? Apakah bidan memberitahu pantangan selama mengandung? Saya pemeriksaan kandungan dipuskesmas baru di RBG usia kandungan 8 bulan.

b. Apakah menurut anda prosedur layanan kesehatan di RBG berbelit? Bagaimana alur kunjungan saat anda berobat? Prosedurnya nga berbelit. Ke loket dulu, setelah itu ditensi darah dan nimbang, ke dokter/bidan dan terakhir ke apotek.

c. Bagaimana menurut anda jadwal pelayanan di RBG? Jadwalnya udah sesuai.

d. Bagaimana waktu pemeriksaan dan persalinan? Berapa lama anda diruangan dokter? Berapa lama anda diruangan bidan? Berapa lama anda diruangan depo obat? Pemeriksaan ke dokter/bidan lamanya 1/4 jam. Lama di depo obat 1 jam.

e. Apa saja perlengkapan yang anda harus dibawa saat persalinan? Siapa saja yang berada dalam proses persalinan anda? Bawa baju bayi, kain, dan baju ganti saya.

f. Pada masa perawatan sampai dengan pulang anda dapat fasilitas apa saja? Saya melahirkan jam lima shubuh dan pulang magrib selama melahirkan saya diberi makan pagi-siang-sore, pulang pun diantar dengan ambulance sampai rumah, diajarin cara mandi dan bedong oleh asisten bidan.

Page 142: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

115 

Pulang dianter pake ambulance. Supir ambulance yang anter, saya mau kasih uang rokok buat ucapan terima kasih namun ditolaknya alasannya takut dosa. Mungkin karena saking tulusnya kali yah. Ya Allah saya baru heran dan nga percaya kok ada zaman sekarang persalinan sampe 100% gratis. Sampe-sampe kemarin saya nazar untuk ngasih parsel buah ke bidannya sebagai ucapan terima kasih. Dapat makan, minum susu dan teh, obat, terus dapat tas bingkisan dari RBG diantar dengan Ambulance ke rumah.

g. Berapa kali anda, melakukan imunisasi untuk anak anda? Apa saja jenis imunisasinya? Apakah bidan/perawat memberitahu waktu imunisasi? Persalinan, Imunisasi lengkap, kemarin sih anak sunat dapat gratis di RBG. Karna kartu saya masa aktif sampai 5 tahun.

h. Apakah yang membedakan RBG dengan layanan kesehatan yang lain? Kalo ada uang untuk ongkos yah saya milih ke RBG karena meriksanya teliti dan lebih cocok aja dari segi obat. Kalo nga ada yang kepuskesmas aja dibelakang sini biayanya Rp.2000,-. Kalo persalinan pelayanannya bagus di RBG pasien ditangani terlebih dahulu baru administrasi beda banget sama RS. Persahabatan waktu melahirkan anak pertama administrasi dulu kelar baru deh ditangani pasiennya. Pegawai RBG ramah-ramah lain dengan kalo berobat ke lain tempat kadang pegawainya kurang ramah padahal kita dah bayar.

3. Indikator Impact/Dampak a. Bagaimana perasaan ibu setelah mendapat layanan kesehatan gratis?

Mendapat layanan kesehatan gratis sangat senang sekali. Menurut saya ni ya sangat menolong banget dan sangat membantu buat keluarga saya. Mendapat layanan kesehatan gratis aku merasa ditolong banget.

b. Manfaat apa yang ibu rasakan tentang RBG? Meringankan beban saya dalam pengobatan. Kalo selama ini sih pengobatan aja untuk pencegahan belum.

Page 143: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

116 

PROFIL LEMBAGA RUMAH ZAKAT

A. Nama Lembaga

Rumah Zakat Indonesia adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat

yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shadaqah dan wakaf

secara profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan,

pembinaan komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran

program unggulan.

Lembaga yang memulai kiprah sejak Mei 1998 di Bandung, awalnya

bernama Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ) dan mengalami perubahan

nama menjadi Rumah Zakat semakin menguatkan eksistensinya sebagai

lembaga amil zakat.

Legalitas formal mulai dari Akta Notaris No. 31 Tanggal 12 Juli 2001

oleh DR. Wiratni Ahmadi, SH; SK Menkeh Y.A. 7/37/22; LAZDA

451.12/Kep.478-Yansos/2002; LAZNAS Kep. Menag No. 157 Tahun 2003

direvisi LAZNAS menjadi No. 42 Tahun 2007; Dir. Sospol 280/LK-

YAYAS/2000; Depag W.i/I/BA/03.2/4386/2000; Izin Domisili

19/DM/VIII/2001; NPWP 02.083.957.7-424.000; Keputusan Menkumham RI

No. C-1490.HT.01.02.TH 2006 tercatat pada lembaran berita Negara RI No.

68 Tanggal 22-08-2003; Perubahan Akta Yayasan No. 01 Tanggal 05-02-

2010 kini lembaga yang dipelopori oleh Ustadz Abu Syauqi dan tim namanya

menjadi Rumah Zakat Indonesia.

B. Latar Belakang

Hingga awal 2006, Rumah Zakat Indonesia yang dipelopori oleh Ustadz

Abu Syauqi dan tim, telah memiliki kantor pusat di Bandung dan 28 titik

kantor pelayanan di 12 propinsi utama di Indonesia. Semangat membumikan

nilai spritualitas menjadi kesalehan sosial membingkai gerak lembaga ini

sebagai mediator antara nilai kepentingan muzakki dan mustahiq. Antara yang

memberi dan menerima, antara para aghniya (orang kaya) dan mereka yang

dhuafa sehingga kesenjangan sosial bisa semakin dikurangi jaraknya.

 

Page 144: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

117 

Harmoni ini semakin hangat dengan telah bergabungnya 28.220 donatur (per

Agustus 2006).

Merekalah yang menjadi tiang penyangga lembaga, selain tentu

dukungan doa anak yatim dan para mustahik yang menyuburkan gerakan

sosial ini dilakukan. Selain menerima titipan zakat, infaq dan shadaqah,

Rumah Zakat juga menjalankan beberapa program yaitu Senyum Juara

(pendidikan), Senyum Sehat (kesehatan) dan Senyum Mandiri (kemandirian,

kewirausahaan).

Rumah Zakat Indonesia telah hadir di 44 jaringan kantor di 38 kota besar

dari Banda Aceh NAD hingga Jayapura, Papua. Dengan dukungan teknologi

informasi, kini semua kantor (pusat-regional-cabang-kantor kas) telah

terkoneksi secara online. Membuat pengelolaan lembaga lebih terintegrasi,

transparan dan cepat. Dalam pengembangan keempat rumpun programnya

Rumah Zakat Indonesia mengembangkan program pendampingan dan

pemberdayaan intensif berbasis komunitas yang disebut Integrated

Community Development (ICD) baik per kecamatan maupun kelurahan.

Untuk setiap ICD dikelola oleh satu orang atau lebih Mustahik Relation

Officer (MRO) yang tinggal di tengah-tengah masyarakat yang dibinanya

sehingga pemantauan dan keberlangsungan program lebih terjaga.

Semangat membumikan nilai spritualitas menjadi kesalehan sosial

membingkai gerak lembaga ini sebagai mediator antara nilai kepentingan

muzakki dan mustahik. Antara yang memberi dan menerima, antara para

aghniya (orang kaya) dan mereka yang dhuafa sehingga kesenjangan sosial

bisa semakin dikurangi jaraknya. Harmoni ini semakin hangat dengan

dukungan para muzakki dan mitra lembaga. Merekalah yang menjadi tiang

penyangga lembaga, selain tentu dukungan doa anak yatim dan para mustahik

yang menyuburkan gerakan sosial ini dilakukan.

C. Tujuan

Visi

Menjadi lembaga amil zakat bertaraf internasional yang unggul dan

terpercaya.

Page 145: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

118

Misi

- Membangun kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan secara

produktif.

- Menyempurnakan kualitas pelayanan masyarakat melalui keunggulan

insani.

D. Brand Value

Trusted

Menjalankan usaha dengan professional, transparan dan terpercaya.

Progressive

Senantiasa berani melakukan inovasi dan edukasi untuk memperoleh manfaat

yang lebih.

Humanitarian

Memfasilitasi segala upaya humanitarian dengan tulus secara universal pada

seluruh umat manusia.

E. Lingkup Karya

ZIS Consultant Human Capital Management

Program and Project Monev Report

Management Volunteer Relationship Management Superinfak Consultant

Volunteer Rumah Juara

Internet Marketing International Philanthropy

Strategic Development Finance

Rumah Sehat Marketing Management Inf. System Rumah Mandiri Service Quality Management

F. Sumber Daya Optimalisasi

Jenis Jumlah Amil/SDM 405 Kantor Cabang dan Pusat 46 Donatur Aktif 84221 Penerima Manfaat 653462 Wilayah Integrated Comm. Dev (ICD) 121 Sekolah Juara 11 Rumah Bersalin Gratiis 7 Klinik Sehat 1 Layanan Bersalin Gratis 17 Armada Kesehatan dan Mobil Jenazah Gratiis 40 Empowering Centre 17

 

Page 146: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

119 

G. Program

PROGRAM RUMAH ZAKAT

SENYUM SEHAT

- Rumah Bersalin Gratiis.

- Layanan Bersalin Gratiis.

- Siaga Sehat. - Armada Sehat

Keluarga. - Ambulances

Ringankan Duka. - Siaga Gizi Balita. - Revitalisasi

Posyandu. - Program Khitanan

SENYUM MANDIRI

- Kelompok Usaha Kecil Mandiri (KUKMI).

- Empowering Centre. - Sarana Usaha

Mandiri. - Water Well. - Pelatihan Skill dan

Pemberdayaan Potensi Lokal.

- Budidaya Agro.

SENYUM JUARA - SD Juara. - SMP Juara. - Beasiswa Ceria SD-

SMA. - Beasiswa Mahasiswa. - Beasiswa Juara SD-

SMP. - Lab Juara. - Mobil Juara. - Gizi Sang Juara. - Kemah Juara.

SuperQurban Ramadhan

SEASONAL PROGRAM

 

Page 147: EVALUASI PROGRAM LAYANAN KESEHATAN RUMAH BERSALIN …

120 

H. Struktur Organisasi

DEWAN PEMBINA H. Asep Lu'lu'iddin, S.Ag Muhammad Rachmadi

AUDITOR INDEPENDEN

KAP Bambang Mudjiono KAP Ahmad Toha KAP Kanaka Puradiredja

KONSORSIUM KONSULTAN AHLI

Konsultan Legal : Yayan Sutarna, SH., MH Konsultan Marketing : AM. Adhy Trisnanto Konsultan Pajak : Arif Muhlasin, Ak. BKP Konsultan Keuangan : Muhammad Sunusi, SE., Akt Konsultan Pemberdayaan : Hendrati Dwi Mulyaningsih, SE., MM

DEWAN PENGURUS

Chief Executive Officer (CEO) : Rachmat Ari Kusumanto Chief Strategic Relationship Officer (CSRO) : Rachmat Noviar Bustari Chief Funding Officer (CFO) : Nur Efendi Area Jakarta Raya dan Sumatera R.Herry Hermawan Area Jawa-Kalimantan-Sulawesi-Papua Chief Operating Officer (COO) : Sri Nurmiyati Chief Program Officer (CPO) : Asep Mulyadi

DEWAN PENGAWAS SYARIAH Kardita Kintabuwana, Lc., MA

Referensi Syariah Dr. Setiawan Budi Utomo, Lc., MM

DEWAN PENGAWAS Emryas Imsak Soelaiman

I. Penghargaan

1. Social Entreneurship Achievement 2010 dari majalah SWA.

2. LAZ terbaik 2010 Versi Majalah SWA.

3. IMZ AWARD 2010 kategori Best Fundraising Growth and Best

Empowerment In Education Program