evaluasi penyelenggaraan pelatihan manasik haji
TRANSCRIPT
EVALUASI PENYELENGGARAAN PELATIHAN MANASIK
HAJI PADA CALON JAMA’AH HAJI KANTOR
KEMENTERIAN AGAMA JAKARTA SELATAN TAHUN 2014
SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MEMPEROLEH
GELAR SARJANA KOMUNIKASI ISLAM ( S. KOM. I )
Oleh
Muhammad ‘Antar Musallam
1110053100036
KONSENTERASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 / 1436 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu ( S-1 ) di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 10 Februari 2015
Muhammad ‘Antar Musallam
i
ABSTRAK
Muhammad ‘Antar Musallam‘’Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji pada Calon Jama’ahHaji Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan Tahun 2014’’.Di bawah Bimbingan Prof. H. Syamsir Salam M.Si
Ibadah Haji merupakan rukun Islam kelima yang selalu dilakukan Jama’ah
Haji setiap tahun. Sepanjang sejarah Penyelenggaraan Ibadah Haji selalu
mendapatkan perhatian Pemerintah. Banyak hak dan kewajiban Jama’ah Haji
dalam Penyelenggaran Ibadah Haji. Hak dan Kewajiban Jam’ah Hajitersebut yaitu
salah satunya Bimbingan Manasik Haji.Kantor Kementerian Agama Jakarta
Selatan merupakan salah satu pelaksana dalam memberikan Pelatihan Manasik
Haji pada Calon Jama’ah Haji. Karena Pelatihan Manasik Haji berguna untuk
memberikan pengetahuan tentang tatacara pelaksanaan Ibadah Haji sebagai bekal
para Jama’ah Haji dalam melaksanakan Penyelenggaraan Ibadah Haji. Namun
dari tahun ke tahun masih mengalami berbagai macam kendala teknis dalam
Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji tersebut.
Untuk itu penulis mengangkat penelitian tentang Evaluasi
Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji Pada Calon Jama’ah Haji Kantor
Kementerian Agama Jakarta Selatan Tahun 2014. Dengan maksud untuk
mengetahui tolak ukur keberhasilan pelaksanaan dari suatu kegiatan atau program.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa wawancara dan pengambilan
dokumentasi seperti data-data atau laporan tertulis.
Hasil dari Penelitian ini adalah penulis bisa mengetahui langkah Kantor
Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam Penyelenggaraan Pelatihan Manasik
Haji. Serta bisa mengetahui tolak ukur tujuan untuk menilai tercapai atau tidak
tercapainya tujuan yang dirumuskan dalam evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan
Manasik Haji Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan Tahun 2014
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil ‘Alamin, Segala Puji bagi Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Mengetahui. Atas berbagai nikmat yang telah diberikan
kepada kita berupa nikmat Iman, Jasmani dan Rohani. Shalawat berserta salam tak
lupa pula kita haturkan Junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
umatnya dari Jalan Kejahiliyahan menuju kepada Jalan Keimanan Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan mungkin
terselesaikan tanpa ada dukungan dan bantuan, baik dalam bentuk motivasi dan
do’a dari keluarga, Arahan dari Pembimbing, kerjasama dan sumbangan informasi
maupun semangat dari semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi
ini, Khususnya:
1. Ayahku bapak H. Bukrani Syarkani, S.Pd dan Ibu Tiri ku Ibu Hj. Neneng
Kurniasi, S.Pd dan Do’a buat Alm. Mamahku Ibu Nur’Ainah, semoga mamah
hidup tenang di Sisi-NYA. Senantiasa bersabar dalam membesarkan dan
mendidik Penulis mulai dari Sekolah Dasar hingga sampai ke Perguruan
Tinggi dan selalu memberikan Do’a dan Dukungannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Studi Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
iii
2. Bapak Drs. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Kepala Jurusan Manajemen
Dakwah/Manajemen Haji dan Umroh yang selalu memberikan dukungan
untuk menyusun skripsi ini
4. Bapak H. Mulkanasir, BA, S.Pd. MM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah/Manajemen Haji dan Umroh yang selalu memberikan dukungan
untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Prof. H. Syamsir Salam, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
selalu memberikan arahan dan masukan kepada penulis untuk menjadi yang
lebih baik dan selalu memberikan waktu, tenaga serta ilmu yang diberikan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
6. Ibu Drs. Hj. Kalsum Minangsih, MA. selaku Dosen Akademik yang selalu
memberikan dukungan dan motivasi dalam menyusun skripsi ini.
7. Bapak Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Penguji dalam memimpin
Sidang Skripsi ini.
8. Bapak Drs. Muhammad Zen, MA, selaku Dosen penguji I sidang skripsi
dalam mengkoreksi skripsi penulis menjadi yang lebih baik
9. Bapak Dr. Sihabuddin Noor, MA, selaku Dosen penguji II sidang skripsi
dalam mengkoreksi skripsi penulis menjadi yang lebi baik
10. Para Pegawai Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi dan
Perpustakaan Umum yang melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai
bahan referensi dalam penyusunan skripsi ini
11. Bapak H. Hamidullah, M.Si, selaku Kepala Kantor Kementerian Agama
iv
Jakarta Selatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan Penelitian.
12. Bapak TB. Muhaimin, S.Pd, selaku Koordinator Bimbingan Manasik Haji
yang telah memberikan kesempatan dalam berwawancara dan diskusi
mengenai Bimbingan Manasik Haji
13. Ibu Vitri Sarastuti, selaku staff Penyelenggaraan Haji dan Umroh yang telah
memberikan bantuan Informasi berupa data-data dokumen yang mengenai
Bimbingan Manasik Haji
14. Seluruh Jama’ah Haji yang mengikuti Pelatihan Manasik Haji dalam
memberikan pernyataan melalui wawancara
15. Teman-teman Manajemen Dakwah/Manajemen Haji dan Umroh yang
memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Tanpa kalian para
sahabat penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini
Semoga dukungan, motivasi dan semangat yang telah diberikan akan
mendapatkan Pahala yang berlimpah dan balasan dari Allah SWT.
Akhir Kata, penulis berharap skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi para
pembaca dalam menambah Ilmu pengetahuan di bidang Manajemen
Dakwah/Manajemen Haji dan Umroh.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Jakarta, Februari 2015
Muhammad ‘Antar Musallam
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
DAFTAR TABLE ............................................................................................. vii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.............................. 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................... 5
D. Metode Penelitian............................................................ 6
E. Tinjauan Pustaka ............................................................. 9
F. Sistematika Penulisan ..................................................... 10
BAB II: PENGERTIAN JUDUL
A. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi ......................................................... 12
2. Model-model Evaluasi Program ..................................... 16
3. Kriteria Keberhasilan Evaluasi ....................................... 20
4. Tujuan Evaluasi............................................................... 21
B. Pelatihan
1. Pengertian Pelatihan........................................................ 22
2. Faktor-faktor Penyusunan Program Pelatihan ................ 23
3. Prinsip-prinsip Penyusunan Program Pelatihan .............. 24
C. Manasik Haji
1. Pengertian Manasik Haji dalam pelaksanaan program
Evaluasi ........................................................................... 26
2. Fungsi Manasik Haji dalam Pelaksanaan Penyelenggaraan
Ibadah Haji ...................................................................... 27
3. Tujuan Manasi Haji......................................................... 28
vi
BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan……… 29
B. Visi dan Misi Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan... 31
C. Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama Jakarta
Selatan……………………………………………………… 32
D. Struktur Panitia Penyelenggaraan Haji dan Umroh………. . 33
E. Data Jumlah Jama’ah Haji Jakarta Selatan dari segi Latar
Pendidikan dan Pekerjaan………………………………… . 34
F. Fungsi dan Peranan Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam
Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji………………….. 36
BAB IV: PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Langkah-langkah Kementerian Agama kota Jakarta Selatan
dalam melaksanakan Pelatihan Manasik Haji Tahun 2014.. 38
B. Evaluasi Pelatihan Manasik Haji tahun 2014 yang
dilaksanakan Kementerian Agama kota Jakarta Selatan…… 46
C. Pernyataan Peserta Jama’ah Haji ketika setelah mengikuti
dalam Pelatihan Manasik Haji tahun 2014 yang dilakukan
Kementerian Agama kota Jakarta Selatan............................ 48
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 53
B. Saran...................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Model Evaluasi ............................................................................ 19
Tabel 3.1 Tabel Jurnal Jumlah Jama’ah Haji dari Segi Pendidikan ............ 34
Tabel 3.2 Tabel Jurnal Jumlah Jama’ah Haji dari Segi Pekerjaan .............. 35
Tabel 4.1 Jadwal Pelatihan Manasik Haji Tingkat Kota Se-Jakarta Selatan
(Massal) Tahun 2014................................................................... 42
Tabel 4.2 Jadwal Pelatihan Manasik Haji Tingkat Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan Se-Jakarta Selatan Tahun 2014 .................... 43
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan Ibadah Haji sudah menjadi Tanggung Jawab
Pemerintah,berdasarkan undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 pasal 6
menyebutkan bahwaPemerintah berkewajiban melakukan pembinaan,
pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan pelayanan administrasi,
bimbingan Ibadah Haji, Akomodasi, Transportasi, Pelayanan Kesehatan,
Keamanan, dan hal-hal lainnya yang diperlukan oleh calon Jama’ah Haji.1
Karena itu, Ibadah Haji merupakan kegiatan yang penting yang
memerlukan adanya pengelolaan khusus yang mengurusi masalah kegiatan
haji yang menyangkut pelayanan-pelayanan yang akan diberikan pada calon
Jama’ah Haji. Salah satunya yaitu pelayanan memberikan bimbingan Ibadah
Haji.
Bimbingan Ibadah Haji merupakan bagian dari pelayanan yang
diberikan oleh Pemerintah pada calon Jama’ah Haji. Bimbingan tersebut
berupa pemberian pengetahuan tentang tatacara pelaksanaan Ibadah Haji yang
sesuai tuntunan Agama. Agar supaya calon Jama’ah Haji lebih siap dan
mandiri dalam menunaikan Ibadah Haji sehingga menjadi Ibadah Haji yang
mabrur.
1 Undang-Undang No 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, Pasal 6,Diterbitkan Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun 2008
2
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 200:
Artinya:
Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka berdzikirlah kepada
Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyang kamu, bahkan
berdzikirlah lebih dari itu. Maka diantara manusia ada yang berdoa.’’Yaa
Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) didunia, dan diakhirat dia tidak
memperoleh bagian apapun’’.(Q.S Al-Baqarah: 200)
Maka, sudah menjadi kewajiban bagi kalian (umat muslim)
menyelesaikan manasik haji dan meninggalkan sikap berbangga-bangga
terhadap leluhur sebagaimana biasa kalian lakukan pada masa Jahiliyah, kini
berdzikirlah dan Agungkanlah Tuhan kalian.2 Seiring dengan Firman Allah
SWT tersebut maka baginda Nabi Muhammad SAW bersabda yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim yang berbunyi:
أتلخینعاوذنماسكمك
Artinya: Ambillah dariku tatacara haji (manasik) kamu.(H.R Muslim)
Karena itu, umat muslim wajib untuk meneladani RasulullahSAW,
2Imam Jalaluddin Al Mahalliy dan Imam Jalaluddin As Suyuthi, Tafsir Jalalain.(PT. CVSinar Baru) hal. 109
3
dengan melaksanakan Manasik Haji yang telah di ajarkannya.3Dalam
pelaksanaan Ibadah Haji selayaknya ada bimbingan pendahuluan terhadap
seluruh calon Jama’ah Haji yang dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini
Kementerian Agama kota Jakarta Selatan sebagai konsekuensi Pemerintah
terhadap Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji sekaligus menjadi tolak
ukur kualitas pemahaman Manasik Haji bagi calon Jama’ah Haji dan juga
menjadi Evaluasi pelayanan Pemerintah terhadap calon Jama’ah Haji.
Setiap penyelenggaraan dalam sebuah kegiatan diperlukan sebuah
sistem evaluasi. Evaluasi adalah sebuah proses penilaian.4dimana terjadinya
sebuah pengukuran terhadap efektifitas rencana dalam sebuah program yang
pada hasil akhirnya akan dijadikan tolak ukur keberhasilan dan dijadikan
rancangan atau standarisasi untuk melakukan sebuah kegiatan yang
selanjutnya.Begitu juga dengan Penyelenggaraan Bimbingan Manasik Haji,
diperlukan evaluasi yang dimana untuk menentukan tingkat ketercapaian
program terhadap tujuan yang telah ditetapkan dan mencari penyebab dari
berbagai masalah yang terjadi dan mengatasi semua masalah yang timbul serta
merancang gagasan atau solusi agar pada Penyelenggaraan Bimbingan
Manasik Haji selanjutnya bisa berlangsung dengan keadaan yang lebih baik
dan ideal, sesuai dengan yang tertera undang-undang Penyelenggaraan Ibadah
Haji yang dijadikan sebagai Standarisasi Penyelenggaraan Ibadah Haji yang
seharusnya.
3 Muhammad bin Abdul Aziz al Musnad, Fatwa-Fatwa Haji dan Umrah.(Jakarta; PT.Imam Asy-Syafi’i, 2007) hal.4
4 Dan B.Curtis; James J. Floyd; Ferry L.Winsor, Komunikasi Bisnis dan Profesional.(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996) h.414
4
Berdasarkan berbagai uraian diatas yang tertulis, maka penulis telah
membuat dan mengkaji sebuah penelitian yang berjudul.’’Evaluasi
Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji pada Calon Jama’ah Haji
Kantor KementerianAgama Jakarta Selatan Tahun 2014’’
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang berkembang dengan pelaksanaan Ibadah Haji
cukup banyak antara lain Akomodasi, Konsumsi, Transportasi dan
Kesehatan Jama’ah. Maka, Penulis membatasi permasalahan lebih
memfokuskan dalam upaya Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan
dalam melaksanakan Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji dan
Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji pada Calon Jama’ah
Haji Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan Tahun 2014.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan Pembatasan Masalah diatas, maka Perumusan
Masalahnya adalah:
a. Bagaimana langkah-langkah Kementerian Agama kota Jakarta Selatan
dalam melaksanakan Pelatihan Manasik Haji Tahun 2014.
b. Bagaimana Evaluasi Pelatihan Manasik Haji tahun 2014 yang
dilaksanakan Kementerian Agama Jakarta Selatan.
c. Bagaimana pernyataan Jama’ah Haji ketika mengikuti dalam Pelatihan
Manasik Haji tahun 2014 yang dilaksanakan Kementerian Agama
kotaJakarta Selatan
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok masalah yang penulis jelaskan diatas, maka
tujuan dari penulis ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana langkah upaya Penyelenggaraan
Pelatihan Manasik haji pada calon Jama’ah Haji Kantor Kementerian
Agama Jakarta Selatan.
b. Untuk mengetahui bagaimana Kantor Kementerian Agama Jakarta
Selatan dalam mengevaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji
pada Calon Jama’ah Haji.
c. Untuk mengetahui pernyataan Calon Jama’ah Haji Kantor
Kementerian Agama Jakarta dalam mengikuti pelatihan manasik haji
2014
2. Manfaat Penelitian
a. Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis dan
dapat berguna bagi pengembangan pengetahuan dalam
Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji.
b. Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi khazanah keilmuan dalam
Manajemen Dakwah dalam ruang lingkup Manajemen Haji oleh
Kementerian Agama Jakarta Selatan dan dapat dijadikan sebagai acuan
dalam berbagai penulisan karya ilmiah.
6
5 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung, Remaja Rosdakarya2000) hal.3
c. Praktisi / Masyarakat
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi dan gambaran
kepada masyarakat umum, khususnya pada mahasiswa-mahasiswi
Manajemen Dakwah Haji dan Umrah (M.D.H.U). bagaimana bentuk
langkah upaya dan evaluasi yang dilakukan oleh Kementerian Agama
Jakarta Selatan untuk semua aspek dalam Penyelenggaraan Pelatihan
Manasik Haji.
d. Sebagai syarat akhir untuk mendapatkan gelar sarjana strata 1 (S.1)
dalam bidang Manajemen Dakwah.
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode kualitatif. Metode Kualitatif adalah suatu penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupaya kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang diamati, untuk memahami istilah
penelitian ini, perlu kiranya dikemukakan teori menurut Lexy J. Moleong
mendefinisikan metodologi penelitian adalah sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.5 Dengan memilih metode
penelitian kualitatif ini, penulis mengharapkan dapat memperoleh data
yang lengkap dan akurat.
7
6 Husin Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2003) cet ke 4, hal. 53
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek Penelitian adalah bagian seksi Penyelenggaraan Ibadah
Haji pada Kementerian Agama kota Jakarta Selatan. Sedangkan yang
dijadikan sebagai objek penelitian ini adalah Evaluasi Penyelenggaraan
Pelatihan Manasik Haji akan bertitik tolak dari tujuan untuk menilai
tercapai atau tidak tercapai tujuan Kementerian Agama Jakarta Selatan
3. Waktu dan Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada bulan Agustus 2014 sampai
dengan November 2014. Adapun tempat penelitian di Kantor Kementerian
Agama Jakarta Selatan Jalan. Buncit Raya No. 2 Pejaten Barat Pasar
Minggu, Jakarta Selatan 12510, Telp ( 021-7994007) Fax (021-79402177)
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data yang penulis lakukan adalah
menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif, data yang dilakukan
dalam penulisan ini melalui:
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sistematis
terhadap gejala-gejala yang diteliti.6 Cara yang dilakukan yaitu
mengamati secara langsung aktifitas kegiatan Bimbingan Manasik Haji
tersebut. terhadap segala sesuatu yang terkait dengan Kantor
Kemeterian Agama Jakarta Selatan dalam melaksanakan Bimbingan
Manasik Haji
8
Bumi Aksara, 2003) cet ke 4, hal. 73
b. Wawancara
Wawancara atau Interview adalah percakapan langsung antara
dua orang atau lebih untuk mendapatkan informasi. Wawancara yang
dilakukan secara mendalam yaitu menggunakan teknik wawancara
terstruktur atau tidak terstruktur.7 Dengan dituntun oleh pedoman
wawancara yang telah disusun sebelumnya. Data yang diperoleh dari
wawancara terdiri: Kepala Seksi Penyelenggaraan Ibadah Haji. Staff.
Aktifitas Peserta Jama’ah.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen.8 Yang ada hubungannya dengan masalah yang
akan di teliti. Dan sebagai sumber data yaitu Penulis memperoleh dari
buku-buku, company, dan arsip-arsip yang berkaitan dengan
Penyelenggaraan Manasik Haji Kementerian Agama Jakarta Selatan.
Selanjutnya dalam menggunakan data-data tersebut, penulis berusaha
memaparkan kerangka awal mengenai objek, sesuai yang ditulis dengan
memahami seksama kemudian memberikan interpresentasi sesuai
kecenderungan dan frame of think
7Sugioyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: ALFABETA,2008) hal. 140s
8Husin Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta, PT.
9
E. Tinjauan Pustaka
Dalam beberapa skripsi yang penulis baca dengan seksama, banyak
pendapat yang harus diperhatikan dan menjadi perbanding. Adapun setelah
penulis mengadakan kajian pustaka, penulis akhirnya menemukan sebuah
skripsi yang mempunyai judul yang hampir sama dengan akan penulis teliti.
Judul tersebut dalam karya:
1. Strategi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Manasik Haji pada
Calon Jama’ah haji Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan oleh Agus
Supriyadi mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Jurusan
Manajemen Dakwah dengan NIM 107053002169, skripsi ini membahas
tentang Strategi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Manasik Haji
dan juga Formulasi Strategi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Manasik Haji Kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan
2. Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji oleh Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama Republik
Indonesia tahun 2010-2011 oleh Abdus Somad mahasiswa Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah dengan NIM
10805300021, skripsi ini membahas tentang Evaluasi Penyelenggaraan
Ibadah Haji oleh Kementerian Agama R.I tahun 2010 dan 2011 dan juga
Perbandingan Pelaksanaan Penyelenggaraan Ibadah Haji Kementerian
Agama R.I
3. Respon Jama’ah Haji Tahun 2013 terhadap Bimbingan Manasik Haji
KBIH DarunNisa Ciputat Timur kota Tangerang Selatan oleh Firdaus
10
mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Manajemen
Dakwah dengan NIM 109053100010, skripsi ini membahas Pelaksanaan
Bimbingan Manasik Haji yang dilakukan oleh KBIH DarunNisa Ciputat
Timur kota Tangerang Selatan dan juga Respon Jama’ah Haji terhadap
kegiatan Bimbingan Manasik Haji yang dilaksanakan oleh KBIH
DarunNisa Ciputat Timur kota Tangerang Selatan.
Dari Tinjauan Pustaka yang tertulis diatas, telah jelas bahwa penulis
judul skripsi adalah Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji pada
Calon Jama’ah Haji Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan Tahun 2014.
Dalam hal ini dilihat dari segi judul berbeda yaitu materi yang penulis bahas
fokus pada penelitian kepada bentuk langkah upaya dan evaluasi untuk semua
aspek yang ada dalam Proses Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji Kantor
Kementerian Agama Jakarta Selatan Tahun 2014.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan, penelitian ini terdiri dari lima bab
penulisan, yang terperinci sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN, yang berisi tentang Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Metodologi Penelitian yang berisi tentang pendekatan penelitian, Tinjauan
Pustaka dan Sistematika Penulisan.
BAB II PENGERTIAN JUDUL, yang berisi tentang Pengertian Evaluasi,
Model-model Evaluasi Program, Kriteria Keberhasilan Evaluasi, Pengertian
Pelatihan, Faktor-faktor Penyusunan Program Pelatihan, Prinsip-prinsip
11
Penyusunan Program Pelatihan, Pengertian Manasik Haji dalam Pelaksanaan
Evaluasi Program, Fungsi Manasik Haji dalam Pelaksanaan Ibadah Haji,
Tujuan Manasik Haji.
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, yang berisi
tentang Sejarah Perkembangan Manasik Haji, Jumlah Jama’ah Haji dari segi
Pendidikan dan Pekerjaan dalam Manasik Haji, Fungsi dan Peranan
Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam Pelaksanaan Manasik Haji.
BAB IV PEMBAHASAN, yang berisi tentang Langkah-langkah Kementerian
Agama kota Jakarta Selatan dalam melaksanakan Pelatihan Manasik Haji
Tahun 2014, Evaluasi Pelatihan Manasik Haji tahun 2014 yang dilaksanakan
oleh Kementerian Agama kota Jakarta Selatan, Pernyataan Calon Jama’ah
Haji yang mengikuti dalam Pelatihan Manasik Haji tahun 2014 oleh
Kementerian Agama kota Jakarta Selatan.
BAB V PENUTUP, yang berisi tentang hasil kesimpulan terkait penelitian ini
dan saran untuk lembaga terkait
BAB II
PENGERTIAN JUDUL
A. EVALUASI PROGRAM
1. Pengertian Evaluasi Program
Secara etimologi, evaluasi artinya penilaian, sehingga mengevaluasi
artinya memberikan penilaian atau menilai.1 Sedangkan secara etimologi
menurut Arikunto, Evaluasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan. Dengan demikian penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas pelaksanaan program dengan
cara mengukur hal-hal yang berkaitan dengan keterlaksanaan program
tersebut.2 Dengan kata lain evaluasi adalah suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan pelaksanaan dari
suatu kegiatan atau program.
Kata Evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu: to evaluate yang diberi
awalan e- dan akhiran –tion yang secara harfiah dapat diartikan sebagai
penilaian. Namun, dari segi istilah ada beberapa definisi yang dapat
dikemukakan, yakni:
a. Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu.
b. Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematika dan
terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.
1 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke dua, (Jakarta: Balai Pustaka,1995), Cet. Ke-4
2 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan,(Jakarta:PT. Bina Aksara, 1998),Cet Ke-1, h.8
12
13
c. Proses penelitian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran
untuk keperluan pengambilam keputusan.3
Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu
tujuan telah dicapai. Devinisi tersebut menerangkan langsung hubungan
evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat, dimana suatu
tujuan dapat dicapai. Sebenarnya evaluasi juga merupakan proses memahami,
memberi arti, mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi
keperluan pengambilan keputusan.4
Menurut Prof. Sukardi, Evaluasi Program untuk menentukan tingkat
ketercapaian program terhadap tujuan yang ditetapkan. Jadi, Evaluasi Program
merupakan evaluasi yang berkaitan erat dengan suatu program atau kegiatan
pendidikan, termasuk diantaranya tentang Kurikulum, Sumber Daya Manusia,
Penyelenggaraan Program, Proyek penelitian dalam suatu lembaga.5 Evaluasi
Program pada umumnya sangat memperhatikan semuan elemen diklat yang
berperan mendukung tercapainya tujuan lembaga.
Menurut H.D Sudjana, evaluasi merupakan kegiatan penting untuk
mengetahui apakah kegiatan yang telah ditentukan dapat dicapai, apakah
pelaksanaan program sesuai dengan rencana dan dampak apa yang terjadi
setelah program dilaksanakan.6
3 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanuddin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPAberbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. Ke-1 h.3
4 M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: PT. BumiAksara, 2009), Edisi 1, Cet. Ke-3 hal.1
5 Sukardi. Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara),Cet Pertama, Mei 2014. hal. 3
6 H.D Sudjana, Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah danPengembangan Sumber Daya Manusia, Evaluasi Program, (Bandung: Falah Production, 2000),hal. 281
14
Sementara itu, Ralph Tyler yang dikutip oleh Farida Yusuf Tayibnafis
dalam bukunya Evaluasi Program. Mengemukakan bahwa evaluasi adalah
proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan dalam setiap program
dapat tercapai.7
Maka secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi
merupakan kegiatan penilaian terhadap segala macam pelaksanaan program
agar dapat diketahui secara jelas apakah sasaran yang dituju sudah dapat
tercapai atau belum tercapai. Segala bentuk program apapum baik itu dalam
hal profit maupun non profit ataupun nirlaba dalam pelaksanaan manajerial
sangatlah diisyaratkan untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Fungsi
pengawas pada organisasi pada umumnya terkait dengan proses pemantauan
(Monitoring) dan evaluasi (Evaluation).8 Monitoring atau usaha pemantauan
dapat dilakukan secara terus menerus agar dapat diketahui proses
perkembangan kegiatan yang dilakukan. Begitu juga halnya dengan kegiatan
evaluasi yang berupa penilaian program baik dari awal hingga akhir.
Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi adalah suatu kesatuan yang
saling mengisi satu dengan yang lainnyadan juga sesuatu yang wajib
dilakukan dalam suatu program atau organisasi. Maka sudah dipastikan bahwa
melakukan evaluasi tidak terlepas dari pelaksanaan monitoring atau
pemantauan bisa dilakukan pada proses pelaksanaan program, maka evaluasi
adalah Penilaian akhir pelaksanaan program.
7 Tayibnafis Yusuf Farida, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi, (Jakarta: RinekaCipta, 2000), hal. 3
8 Isbandi Rukminto Adi, Permbedayaan, Pengembangan Masyarakat dan IntervensiKomunitas Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: FEUI Press), Cet. Ke-3Edisi Revisi, hal.187
15
Pengertian Evaluasi dilaksanakan pada akhir pelaksanaan program
tidaklah suatu mutlak harus dilakukan sedemikian rupa. Melakukan evaluasi
tidak harus dilakukan menunggu tahap akhir program, tetapi juga bisa
dilakukan pertengahan program kegiatan apabila ditemukan indikasi-indikasi
kejanggalan atau penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai dengan
sasaran yang telah ditetapkan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan juga
hanya dilakukan pada akhir kegiatan, maka kesalahan dan kekurangan pada
proses pelaksanaan kegiatan semakin lama menjadi besar dan semakin berat
perbaikannya. Oleh karena itu, melalui evaluasi terhadap kekurangan dari
yang kecil ini akan lebih mudah pemecahannya dan tidak akan mengganggu
kelancaran proses dan tahapan kegiatan berikutnya. Penilaian hasil fungsinya
adalah untuk membantu penanggung jawab program dalam mengambil
keputusan, meneruskan, memodifikasi atau menghentikan program, penilaian
hasil memerlukan perbandingan hasil program dengan tujuan yang telah
ditetapkan.9
Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa, evaluasi
program adalah proses penilaian suatu program apakah hasil sesuai dengan
rencana dan tujuan, apakah pelaksanaan program itu efektif dan efisien, serta
apakah program tersebut layak dilanjutkan, dimodifikasi, atau bahkan
dihentikan.
9 Elly, DKK, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1995). hal. 43
16
2. Model Evaluasi Program
Sebelum melakukan evaluasi program, terlebih dahulu kita
menentukan model evaluasi yang akan kita gunakan. Model evaluasi program
menurut Steele (1997), mencakup lebih dari 50 jenis yang telah dan sedang
digunakan dalam evaluasi program. Sebagai model berupa rancangan teoritis
yang disusun para pakar, sebagian dikembangkan dari pengalaman evaluasi
dilapangan, dan sebagian lagi berupa konsep, pedoman, dan petunjuk teknis
untuk menyelenggarakan evaluasi program.
Model-model evaluasi program dapat dikelompokkan kedalam enam
kategori yaitu:
1. Model evaluasi terfokus pada pengambilan keputusan
2. Model evaluasi terhadap unsur-unsur program
3. Model evaluasi terhadap jenis / tipe kegiatan program
4. Model evaluasi terhadap proses pelaksanaan program
5. Model evaluasi terhadap pencapaian tujuan program
6. Model evaluasi terhadap hasil dan pengaruh program.10
Menurut pendapat lain, Setidaknya ada delapan model evaluasi yang
dikemukakan oleh Arikunto dalam salah satu bukunya. Hanya saja dalam
konteks ini, penulis akan membahas model evaluasi seperti yang dikemukakan
oleh Peitrzak, Ramler, Ranner, Ford dan Gilbert yang meliputi: evaluasi
input, evaluasi proses dan evaluasi hasil.11
10 Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2006), hal. 51-52
11 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan IntervensiKomunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis) Edisi Revisi. (Jakarta: LembagaPenerbitan FEUI, 2003), hal. 189
17
A. Evaluasi Input
Evaluasi ini dilakukan pada berbagai unsur yang masuk dalam
pelaksanaan suatu program, Setidaknya ada tiga variabel utama yang
terkait dengan evaluasi ini, Yaitu: Masyarakat (peserta program), Tim atau
Staff, dan Program.
1. Peserta program, meliputi: susunan keluarga dan berapa anggota
keluarga yang ditanggung
2. Tim atau Staff, meliputi: aspek demokrafi staff, seperti latar belakang
pendidikan dan pengalaman staff
3. Program, meliputi: lama(waktu) pelaksanaan program, dan sumber-
sumber rujukan yang tersedia
Terkait dengan input program ini, ada empat kriteria yang dapat
dikaji:
a) Tujuan Program
b) Penilaian terhadap keperluan komunitas
c) Standar dari suatu praktek yang baik
d) Biaya untuk pelaksanaan program
B. Evaluasi Proses
Evaluasi ini dilakukan untuk menilai bagaimana proses kegiatan
yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan.12
Evaluasi ini memfokuskan pada aktivitas program yang melibatkan
interaksi langsung antara masyarakat dengan staff. Tipe evaluasi ini
12 Elly Irawan, DKK, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1995),Cet. 1, hal.18
18
diawali dengan analisa terhadap sistem pemberian bantuan atau kegiatan
program. Yang menjadi kata kunci dalam evaluasi proses ini adalah apa
yang dilakukan dan seberapa baik itu dilakukan?. dengan kata lain apakah
kegiatan-kegiatan program yang dilakukan dapat dengan mudah dan
nyaman diterima oleh sasaran kegiatan program (peserta program)?.
C. Evaluasi Hasil
Evaluasi ini dilakukan untuk menilai seberapa jauh tujuan-tujuan
yang sudah direncanakan telah tercapai.13 Dengan demikian, evaluasi ini
diarahkan pada keseluruhan dampak dari suatu program terhadap penerima
(masyarakat peserta program). Sehingga, pertanyaan utama pada evaluasi
ini adalah:
1. Kapan suatu program bisa dikatakan telah berhasil mencapai
tujuannya?
2. Bagaimana masyarakat akan menjadi berbeda setelah menerima
bantuan program tersebut?
Kriteria keberhasilan ini bisa mencakup:
a. Berorientasi pada program Kriteria keberhasilan, pada
umumnya dikembangkan berdasarkan cakupan ataupun hasil
dari suatu program. Misalnya, presentase cakupan program
terhadap populasi sasaran
b. Berorientasi pada masyarakat. Kriteria keberhasilan, pada
umumnya dikembangkan berdasarkan pada perubahan perilaku
13 Irawan, DKK, Pengembangan Masyarakat. hal.18
19
masyarakat. Misalnya, munculnya sikap kemandirian dan lain
sebagainya.14
Sementara itu, menurut pendapat lain. Model secara umum dapat
berarti pola suatu hal yang akan di buat (Pius Abbdillah dan Danu Prasetyo,
2009; Good, 1977) yang dikutip oleh Prof. Sukardi didalam bukunya berjudul
Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan. Bahwa Model juga merupakan
struktur sejenis yang berfungsi sebagai penyederhana yang digunakan para
evaluator untuk memperoleh pemahaman. Model evaluasi muncul karena
adanya usaha eksplanasi secara kontinu yang diturunkan dari perkembangan
pengukuran dan keinginan manusia untuk berusaha menerapkan prinsip-
prinsip evaluasi pada cakupan yang lebih abstrak, termasuk pada bidang ilmu
pendidikan, perilaku dan seni.15
Ringkasan beberapa model evaluasi di antaranya dapat dilihat pada
tabel 1.1 berikut:
No Nama Model Penekanan dalam Penilaian
1.Goal Oriented Modelatau Model Tyler Evaluasi ditekankan tercapainya tujuan
pada perkembangan dan efektivitas
inovasi pendidikan
2.Evaluasi berorientasi
pada keputusan
Evaluasi ditekankan pada memfasilitasi
pertimbangan cerdas terhadap pembuatan
keputusanyang ditentukan
14 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan IntervensiKomunitas (Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis) Edisi Revisi (Jakarta: LembagaPenerbitan FEUI, 2003), hal.160
15 Sukardi, Evaluasi Program Pendidikan Dan Kepelatihan,. (Jakarta: PT. Bumi Aksara)Cet. Pertama, Mei 2014. hal. 34-35
20
3.Penilaian
Transaksional
Evaluasi yang ditekankan pada penjabaran
dan penerangan proses dan nilai perspektif
subjek kunci
4.Goal Free
Evaluation
Evaluasi didasari pada pengaruh program
pada kriteria dari konsep kisi-kisi kerja itu
sendiri
5.Advisory
Evaluation
Evaluasi ditekankan pada kasus
komparatif yang dihadirkan untuk
mendapatkan informasi unggulan program
diambil
6.Evaluasi Sumatif dan
Formatif
Evaluasi formatif merupakan evaluasi
dengan tujuan peningkatan mutu
pelayanan, sedangkan evaluasi sumatif
memiliki tujuan yang berkaitan dengan
tingkatan kompetensi yang dicapai para
lulusan
3. Kriteria Keberhasilan Evaluasi
Kriteria dapat dilihat:
a. Berorientasi pada program dan pelayanan, kriteria keberhasilan. Pada
umumnya dikembangkan berdasarkan cakupan ataupun hasil dari suatu
program (kegiatan).
b. Berorientasi pada Jama’ah Haji, pada umumnya dikembangkan
berdasarkan perilaku Jama’ah. Misalkan Pernyataan Jama’ah Haji
21
4. Tujuan dan Manfaat Evaluasi
Sebuah Program dibuat kemudian nantinya dilakukan proses evaluasi,
untuk itu tujuan dan manfaat sangat penting untuk diketahui. Untuk
melihat sejauh mana tujuan serta manfaat evaluasi ini
Tujuannnya adalah:
1. Mendeskripsikan kemampuan para staff
2. Mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelayanan
3. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian
4. Memberikan kepercayaan kepada lembaga
5. Memberikan pertanggung jawaban.16
Dari tujuan evaluasi di atas dapat diartikan bahwa evaluasi adalah alat
manajemen yang berorientasi pada tindakan dan proses, Informasi yang
dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga relevansi dan efek serta
konsekuensinya ditentukan sistematis dan seobjektif mungkin. Dengan data-
data yang sudah ada, dapat digunakan untuk memperbaiki kegiatan sekarang
dan yang akan datang untuk peningkatan yang lebih baik.
Secara umum manfaat yang didapat dari kegiatan evaluasi dalam
pelayanan, yaitu:
1) Memahami sesuatu yang diinginkan dari Customer
2) Membuat keputusan tindak lanjut
3) Meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik.
16 Ulfi Rahmi, Evaluasi Hasil Belajar. http://ulfiarahmi.wordpress.com/evaluasi-hasil-belajar/, Tanggal 15 Oktober 2014
22
B. Pelatihan
1. Pengertian Pelatihan
Pelatihan merupakan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia melaksanakan tugasnya. Pelatihan juga
merupakan upaya untuk mentransfer keterampilan dan pengetahuan kepada
para peserta pelatihan sedemikian rupa sehingga para peserta menerima dan
melakukan pelatihan pada saat melaksanakan pekerjaan.17
Pelatihan juga akan berhasil jika identifikasi kebutuhan kepelatihan
dilakukan secara benar, pada dasarnya kebutuhan pelatihan itu adalah untuk
memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan atau sikap
dengan masing-masing kadar kemampuannya. Menurut Prof. Soekidjo
Notatmodjo dalam bukunya Pengembangan Sumber Daya Manusia, yang
dimaksud dengan pelatihan ialah upaya mengembangkan kemampuan
intelektual dan kepribadian manusia.18
Pelatihan merupakan wahana untuk membangun sumber daya manusia
menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan. Karena itu, kegiatan
kepelatihan tidak dapat diabaikan begitu saja terutama dalam memasuki era
persaingan yang semakin ketat, tajam, berat pada abad ini. Berkaitan dengan
hal tersebut pelatihan merupakan salah satu cara untuk memberdayakan
masyarakat.
17Abdurrahmat Fathoni. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), Cet Ke 1 hal. 147
18 Soekidjo Notatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia. (Jakarta: PT RinekaCipta, 2004) hal. 25
23
Menurut Dr. Oemar Hamalik, melihat dari segi operasional pelatihan
dapat diartikan, bahwa pelatihan sebagai suatu proses yang meliputi
serangkaian tindakan (upaya) yang dilaksanakan secara sengaja dalam bentuk
kepribadian kepada tenaga kerja oleh tenaga profesional kepelatihan dalam
satu waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta
dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan
produktivitas dalam suatu organisasi.19
Begitu juga menurut Vethzal Rivai, bahwa Pelatihan sebagai bagian
pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan
meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam
waktu yang relative singkat dengan metode yang lebih mengutamakan praktek
dibandingkan dengan teori.20
2. Faktor-faktor Penyusunan Program
Program Pelatihan perlu disiapkan secara matang oleh tenaga
berwenang dengan bantuan tenaga ahli dalam bidangnya. ada 7 (tujuh) faktor
yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menetapkan isi program
pelatihan, ialah:21
1) Keperluan pelatihan: Berdasarkan Penjajagan keperluan dapat ditentukan
jenis dan jumlah pelatihan yang diperlukan.
19 Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Manajemen KepelatihanKetenagakerjaan Pendekatan Terpadu. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005) hal. 10
20 Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori kePraktek.(Jakarta: P.T Grafindo Persada, 2004) hal, 226
21 Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Manajemen KepelatihanKetenagakerjaan Pendekatan Terpadu. hal. 34
24
2) Cara penyelenggaraan pelatihan: Cara memberikan pelatihan
diserasikan dengan tujuan, jenis kegiatan, materi, dan peserta pelatihan
yang bersangkutan.
3) Biaya pelatihan: Tetapkan besarnya biaya yang diperlukan dan
disesuaikan dengan keperluan latihan dan sumber dana yang tersedia.
4) Hambatan-hambatan: Pertimbangan hambatan / rintangan yang mungkin
terjadi terhadap pekerjaan sebagai akibat pelatihan tersebut.
5) Peserta latihan: Tetapkan jumlah tenaga yang tepat untuk mengikuti
pelatihan, dilihat dari sudut keperluan organisasi.
6) Fasilitas latihan: Pertimbangan fasilitas-fasilitas latihan yang diperlukan
dalam penyelenggaraan pelatihan tersebut.
7) Pengawasan pelatihan: Pertimbangan hal-hal yang perlu mendapat
pengawasan (misal: biaya, nama peserta, hasil ujian), dan teknik
pengawasan yang diperlukan.
3. Prinsip-prinsip Penyusunan Program Pelatihan
Suatu program pelatihan disusun berdasarkan asumsi, bahwa pelatihan
merupakan suatu fungsi manajemen; setiap orang memerlukan latihan dan
setiap tenaga pemimpin harus mampu dan bersedia bertindak sebagai pelatih.
Implikasinya ialah, bahwa setiap program pelatihan setidaknya didukung dan
di bantu oleh semua tingkatan manajemen. Tanggung jawab penyelenggaraan
pelatihan ada ditangan tenaga lini (panitia). Karena itu staff tidak berwenang
melakukan kekuasaan lini melainkan bertugas memberikan nasihat dan
pelayanan.
25
Pelatihan bagi tenaga ahli dan tenaga staff supaya diadakan garis batas
waktu yang jelas.22
Penyusunan Program Pelatihan Berdasarkan Prinsip – Prinsip sebagai
berikut:
1) Program pelatihan harus memiliki tujuan yang jelas sehubungan dengan
upaya mencapai tujuan organisasi/lembaga, yakni memberikan kesempatan
kepada tenaga organisasi pada semua jenjang untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya.
2) Program pelatihan disusun berdasarkan keperluan lapangan dan tujuan
tertentu. Keperluan ditentukan melalui penjajagan keperluan pelatihan,
sedangkan tujuan bersumber dari tujuan organisasi
3) Ruang lingkup program pelatihan ditentukan berdasarkan kebijakan dan
tujuan guna menjadi landasan kesepakatan dan kerja sama.
4) Penetapan metode dan teknik serta proses-proses dalam suatu program
pelatihan harus dikaitkan secara langsung dengan upaya memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan pelatihan itu.
5) Berdasarkan kebutuhan dan tujuan manajemen, maka setiap orang yang
berada dalam manajemen tersebut harus bertanggung jawab atas
penyelenggaraan pelatihan, sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing.
6) Tenaga staff pelatihan berfungsi membantu tenaga lini, guna melakukan
penjajagan kebutuhan pelatihan, mengembangkan program pelatihan,
22Ibid. hal. 37-38
26
memberikan pelayanan administrasi, dan pelaksanaan tindak lanjut
pelatihan.
7) Pelatihan yang efektif berdasarkan prinsip-prinsip belajar, antara lain
belajar aktif, perpaduan antara teori dan praktek, pengalaman lapangan
disamping belajar reseptif dan modifikasi tingkah laku.
8) Penyelenggaraan pelatihan sebaiknya dilakukan didalam lingkungan
pekerjaan, sehingga benar-benar terkait dengan kebutuhan, kondisi dan
situasi, serta tuntunan pekerjaan sesungguhnya.
C. Manasik Haji dalam Pelaksanaan Program Evaluasi
1. Pengertian Manasik
Sedangkan Pengertian Haji adalah rukun Islam kelima yang
pelaksanaannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu yaitu antara
tanggal 8 Dzhulhijjah sampai dengan 13 Dzhulhijjah tiap tahunnya.
Hukum dalam pelaksanaan menunaikan Ibadah Haji merupakan kewajiban
yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu mengerjakannya
sekali dalam seumur hidup. Ibadah Haji ada berbagai macam yaitu sebagai
berikut:
a) Haji Tamattu’ ialah seseorang berihram untuk melaksanakan
umroh pada bulan-bulan haji, memasuki Makkah lalu
menyelesaikan umrohnya dengan melaksanakan thawaf umroh,
sa’i umroh kemudian bertahalull dari ihramnya dengan mencukur
rambut kepala, lalu dia tetap dalam kondisi halal (tidak ber-ihram)
hingga datangnya hari Tarwiyah, yaitu tanggal 8 Dzulhijjah.
27
b) Haji Qiran ialah seseorang berihram untuk melaksanakan umroh
atau haji secara bersamaan, atau dia berihram untuk umroh, lalu
berihram untuk haji sebelum memulai thawafnya, kemudian ia
memasuki kota Makkah dan tetap pada ihramnya hingga selesai
melaksanakan manasik hajinya (sampai tanggal 10 Dzulhijjah), dan
wajib baginya untuk menyembelih ’’hadyu’’
c) Haji Ifrad ialah seseorang yang berihram untuk melaksanakan
Ibadah Haji saja, dia tidak bertahallul dari ihramnya, kecuali
setelah melempar Jumrah ‘Aqabah (pada tanggal 10 Dzulhijjah),
dan tidak ada kewajiban untuk menyembelih ’’hadyu’’ baginya.
2. Fungsi Manasik Haji dalam Pelaksanaan Penyelenggaraan Ibadah
Haji
Menurut A. Latif Hasan fungsi manasik adalah
a) Agar calon Jama’ah haji mampu memahami semua informasi
tentang pelaksanaan Ibadah Haji, tuntunan perjalanan, petunjuk
kesehatan dan mampu mengamalkannya pada saat pelaksanaan
Ibadah Haji di Tanah Suci.
b) Agar Jama’ah Haji dapat mandiri dalam melaksanakan Ibadah Haji
secara baik secara pribadi maupun dalam regu atau rombongan.
28
c) Agar para Jama’ah Haji mempunyai kesiapan menunaikan Ibadah
Haji baik mental, fisik, kesehatan, maupun petunjuk perjalanan
Ibadah yang lain.23
3. Tujuan Manasik Haji
A.Latif Hasan juga mengemukakan bahwa tujuan manasik haji adalah
supaya setiap Jama’ah Haji yang berniat menunaikan Ibadah Haji dapat
melaksanakannya dengan tertib, sah dan aman. Aman dalam arti Jama’ah
Haji melaksanakan perjalanannya dengan tenang, khusyu’, bebas dari
kekhawatiran baik terhadap diri sendiri maupun terhadap harta bendanya.
Tertib dalam arti, bahwa Jama’ah dapat memenuhi syarat, rukun dan wajib
haji sesuai dengan tuntunan agama. Lancar dalam arti Jama’ah dapat
melaksanakan Ibadahnya dengan baik, bebas dari segala bentuk hambatan
dan gangguan. Sah dalam arti tidak ada kekurangan dalam Ibadah Haji dan
kesalahan dalam manasik. Sempurna dalam arti Jama’ah Haji dapat
melaksanakan Ibadahnya selain rukun dan wajib Ibadah lainnya yang
memiliki keutamaan.24
Hal 18
23 A. Latif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji. (Penerbit Zikrul Hakim, 2001)
24 Nuruddin Shiddiq. Tuntunan Manasik Haji. (Jakarta: 1993, Penerbit Zikrul Hakim,2001) Hal.2
BAB III GAMBARAN
UMUM
A. Sejarah Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan
Lahirnya Kementerian Agama merupakan Jawaban kongkrit atas tuntunan
sejarah bangsa. Dan lebih dari itu hal ini merupakan jaminan atas pelaksanaan
Pancasila dan UUD 1945, terutama sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan pasal
29 dari UUD 1945.
Keberadaan Kementerian Agama yang ada mulanya bernama Kementerian
Agama, awalnya diusulkan oleh Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID)
Kepresidenan Banyumas (K.H Abu Dardiri, H.M Saleh Suaidy dan M. Sukeso
Wirya Saputra) pada sidang pleno Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) di
Jakarta pada tanggal 24-28 November 1945.
Usulan mereka disetujui oleh sidang, kemudian putusan sidang tersebut
diproses. Dan tanggal 3 Januari 1946, Pemerintah mengumumkan berdirinya
Kementerian Agama R.I dengan Menteri Agamanya yaitu H.M Rasyidi, BA.
Maka dari sejarah singkat itulah, tanggal 3 Januari diperingati sebagai Hari
Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama.
Sejarah dengan perkembangan Kementerian Agama dalam menghadapi
volume kerja yang semakin besar, di jawatan-jawatan di daerah bukan saja di
koordinir, tetapi perlu dibimbing , dibina dan dikembangkan secara langsung,
intensif dan terarah, maka dikeluarkan keputusan Mendagri Nomor 36 Tahun
1972 yang menyempurnakan struktur organisasi, tugas dan wewenang instansi
Kementerian Agama di daerah-daerah.
Atas dasar keputusan tersebut, maka di DKI Jakarta yang selama ini hanya
ada perwakilan Kementerian Agama Provinsi, didirikanlah Kantor Perwakilan
29
30
Kabupaten/Kota. Kemudian diterbitkannya Kepres Nomor 44, 45 Tahun 1974
yang diikuti lagi dengan keluarnya KMA Nomor 18 Tahun 1975, maka terjadi
lagi perubahan nama perwakilan itu menjadi Kantor Wilayah untuk tingkat
Provinsi dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Serta Kantor
Urusan Agama Kecamatan untuk tingkat kecamatan. Dan didirikannya Kantor
Kementerian Agama Jakarta Selatan yang dipimpin H. Muhdi Yasin.
Pada tahun 1974, H. Muhdi Yasin melakukan peresmian untuk awal
pembentukan Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan yang dihadiri oleh
para ‘alim ulama dan tokoh-tokoh masyarakat. Dalam isi pidato peresmiannya,
H. Muhdi Yasin menekankan bahwa pada pokoknya tugas kita adalah
membangun suasana masyarakat yang dipenuhi oleh insan-insan agamawan.
Disamping itu hendaknya kepada para petugas Kantor Kementerian Agama
agar senantiasa melakukan jalinan kerjasama dengan instansi lain, para
pemimpin organisasi keagamaan dan terutama dengan ‘alim ulama, dengan
segera menyusun program kegiatan dakwah agama dengan sebaik-baiknya.
Puncaknya, H. Muhdi Yasin dengan mengetukkan palu yang didahului dengan
mengucapkan Bismillahirrohmanirrahim meresmikan berdirinya sebuah
instansi Pemerintahan yang mengemban amanat Tuhan, membina dan
mengembangkan jiwa umat atas keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa
sebagai landasan hidup seperti tercantum pada Sila Pertama dari Pancasila
sebagai Dasar dan Falsafah Negara Republik Indonesia.1
1Sumber brosur dan website Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan (Bagian HumasKementerian Agama Jakarta Selatan) 23 Februari 2015
31
2Ibid
B. Visi dan Misi Kementerian Agama Jakarta Selatan
Visi:
‘’ Terwujudnya Masyarakat Jakarta Selatan yang taat beragam, rukun, cerdas,
mandiri, bermartabat dan partisipatif.”
Misi:
1) Meningkatkan ketaatan umat beragama
2) Melestarikan kerukunan hidup beragama
3) Meningkatkan mutu Raudhatul Athfal/PAUD, Madrasah, Pendidikan
Agama dan Pendidikan Keagamaan.
4) Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan manasik haji,
pengembangan wakaf dan zakat.
5) Meningkatkan tata kelola Pemerintahan yang baik dan bersih.2
32
3Ibid
C. Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan.3
Kepala Kantor KementerianAgama Jakarta SelatanH. Karsa Sukarsa
Kepala SUB. Bagian TataUsaha
Drs. H. Maksudi Alamsyah
KASI. PendidikanMadrasah
Drs. H. Sambas, M.Pd.I
KASI. Bimbingan MasyarakatIslam
Drs. H. Ahmad Baihaqi. M.S
KASI. Pendidikan Diniyahdan PontrenH. Nasrudin, Lc
KASI. PenyelenggaraanSyari’ah
H. Wahidin, S.Ag
KASI. Pendidikan AgamaIslam
Dra. Hj. Khadijah, M.A
KASI. PenyelenggaraanIbadah Haji dan Umroh
Drs. H. Hamidullah AR, M.Si
Saranadan
Prasarana
PembinaanHaji danUmroh
PenyuluhanHaji danUmroh
KUA Cilandak, KUA Keb, Baru. KUAMampang Prapatan. KUA
Jagakarsa. KUA Pesanggrahan. KUAKeb, Lama. KUA Pancoran. KUA
Setia Budi. KUA Tebet.KUA Ps. Minggu
33
D. Struktur Susunan Panitia Penyelenggaraan Ibada Haji Tahun 2014
Penanggung Jawab: H. Maksudi Alamsyah (Kepala Sub. Bagian Tata Usaha)
Ketua : H. TB. Muhaimin, S.Pd
Sekretaris : H. Ahmad Sulaiman, S.Ag
Anggota Pelaksana pada seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh:
1) Husni, S.H
2) Tree Agung Nugroho, S.Sos
3) Itrin Harameini, S.Psi
4) Sri Purwaningsih, SH
5) Riza Fadly, S.Kom
6) Drs. H. Ahmad Kasir
7) Arif Rahma. SH
8) Hj. Siti Lutfiyah, Bsc
9) Cecep Mahyudi
10) Sonia Melinda
11) Sukaryadi
12) Vitri Sarastuti, SH
13) Fadhillah, SEI
14) Ahmad Fikri
15) Dewi Posmasari, SE
Pelaksana pada KUA Kecamatan Jagakarsa
16) Sri Fauziah
Pelaksana pada KUA Kecamatan Setiabudi
17) Titik Tobaryati
Pelaksana pada KUA Kecamatan Cilandak
34
4Ibid
E. Data Jumlah Jama’ah Haji Jakarta Selatan dari segi Latar Pendidikan
dan Pekerjaan
Adapun Jumlah Jama’ah Haji dari segi Pendidikan yang tercantum di
Tabel berikut:4
Tabel 3.1
Tabel Jurnal Jumlah Jama’ah Haji Jakarta Selatan Dari Segi Pendidikan
Pendidikan Jumlah / Frekuensi Persentase
S.D 209 15.91%SMP 147 11.19%SMA 440 33.49%D.3 107 8.14%S.1 344 26.18%S.2 63 4.79%S.3 4 0.30%
Total Jumlah 1314 100%Sumber diolah dari Kementerian Agama Jakarta Selatan
Tabel diatas menjelaskan Jumlah Jama’ah Haji dilihat darisegi
Pendidikan yang mengikuti Pelatihan Manasik Haji Kantor Kementerian
Agama Jakarta Selatan. Jumlah Jama’ah Haji yang paling terbanyak yaitu
Lulusan Pendidikan SMA sebanyak 440 peserta. Sedangkan yang Lulusan
Pendidikan Strata 1 (S.1) berada diurutan ke-2 dengan jumlah 344 peserta.
Lulusan Pendidikan Sekolah Dasar (SD) berada diurutan ke-3 denganjumlah
209 peserta. Lulusan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada di
urutan ke-4 dengan jumlah 147 peserta. Lulusan Pendidikan Diploma 3 (D.3)
berada diurutan ke-5 dengan jumlah 107 peserta. Lulusan Pendidikan Strata 2
(S.2) berada diurutan ke-6 dengan jumlah 63 peserta. Lalu Lulusan Pendidikan
35
5Ibid
Strata 3 (S.3) diurutan ke-7 dengan jumlah 4 peserta. Perbedaan jumlah
berdasarkan Pendidikan tidaklah menunjukkan besarnya minat dari
masyarakat tersebut untuk menunaikan Ibadah Haji
Adapun Jumlah Jama’ah Haji dari segi Pekerjaan yang tercantum
dalam Tabel berikut:5
Tabel 3.2
Tabel Jurnal Jumlah Jama’ah Haji Jakarta Selatan
Dari Segi Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah / Frekuensi Persentase
PNS 190 14%TNI / POLRI 8 1%
PEDAGANG / WIRAUSAHA 117 9%PETANI / NELAYAN 3 0%PEGAWAI SWASTA 337 26%
IBU RUMAH TANGGA 488 37%PELAJAR / MAHASISWA 14 1%
PEGAWAI BUMN 43 3%PENSIUNAN 114 9%Total Jumlah 1314 100%
Sumber diolah dari Kementerian Agama Jakarta Selatan
Tabel diatas menjelaskan Jumlah Jama’ah Haji dilihat dari segi
Pekerjaan yang mengikuti Pelatihan Manasik Haji Kantor Kementerian
Agama Jakarta Selatan. Dan yang paling banyak dalam Pelatihan Manasik
Haji yaitu Jama’ah yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga dengan jumlah
488 peserta. Sedangkan yang bekerja sebagai Pegawai Swasta ada diurutan ke-
2 dengan jumlah 337 peserta. Jama’ah yang bekerja sebagai Pegawai Negeri
Sipil berada diurutan ke-3 dengan jumlah 190 peserta. Jama’ah yang bekerja
sebagai Pedagang/Wirausaha berada ada diurutan ke-4 dengan jumlah 117
36
peserta. Jama’ah yang Pensiunan berada di urutan ke-5 dengan jumlah 114
peserta. Jama’ah yang bekerja sebagai Pegawai BUMN berada diurutan ke-6
dengan jumlah 43 peserta. Jama’ah yang bekerja sebagai Pelajar/Mahasiswa
berada diurutan ke-7 dengan jumlah 14 peserta. Jama’ah yang bekerja sebagai
TNI / POLRI berada diurutan ke- 8 dengan jumlah 8 peserta. Jama’ah yang
bekerja sebagai Tani/Nelayan berada diurutan ke-9 dengan jumlah 3 peserta.
Ibu Rumah Tangga lebih banyak dari Petani/Nelayan bukan mencerminkan
untuk melaksanakan Ibadah Haji. Karena Jumlah Ibu Rumah Tangga jauh
lebih banyak dari petani/nelayan. Perbedaan berdasarkan Pekerjaan tidaklah
menunjukkan besarnya minat dari masyarakat tersebut untuk menunaikan
Ibadah Haji.
F. Fungsi Peranan Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam Pelaksanaan
Pelatihan Manasik Haji
Fungsi Kementerian Agama Jakarta Selatan sangatlah penting,
Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam melaksanakan Bimbingan Manasik
Haji dilakukan di Kantor Urusan Agama dengan para pembimbing manasik
haji yang sudah bersertifikat. Dari Jama’ah yang di KUA di berikan
bimbingan manasik haji sebanyak 7 kali. Lalu kemudian, di tingkat Kota
secara keselurahan atau massal sebanyak 3 kali bimbingan manasik haji. Dari
sekian banyak Jama’ah Haji di Kementerian Agama Jakarta Selatan yang
terdaftar sekitar 1.314 Jama’ah Haji. 80% (persen) Jama’ah Haji daftar di
KBIH ataupun Yayasan, sedangkan yang 20% (persen) Jama’ah daftar
mandiri ke Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan. Dari 20% (persen)
itulah Jama’ah yang di hubungi Kementerian Agama Jakarta Selatan untuk
bimbingan manasik haji ke Kantor Urusan Agama (KUA).Mungkin di antara
37
Jama’ah ada yang tidak terhubungi atau di hubungi karena sibuk tidak datang
ke KUA. Maka Kementerian Agama Selatan memberikan Pelatihan
Bimbingan Manasik Haji di Kantor Kementerian bagi Jama’ah yang tidak
terhubungi atau dihubungi karena sibuk dengan pekerjaannya. Dan itu sudah
tugas pokok Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam memberikan
pelayanan. Dan setiap KUA di kecamatan pihak Kementerian Agama Jakarta
Selatan datang langsung ke KUA untuk memberikan penjelasan tentang
kebijakan-kebijakan Pemerintah. Karena para pembimbing Manasik Haji
hanya menguasai tentang teknik, teori dan praktik Manasik Haji. Sedangkan
tentang kebijakan adanya di Pemerintahan bagian seksi Penyelenggaraan
Ibadah Haji.6
6Bpk Hamidullah(Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kantor KementerianAgama Jakarta Selatan), Dalam wawancara Skripsi di Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan.Kamis 23 Oktober 2014
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam Bab IV menjelaskan tentang dari Rumusan masalah yang ingin di
teliti oleh penulis. Dalam rumusan tersebut berisi; Langkah-langkah Kementerian
Agama Jakarta Selatan yang terdiri: rencana kebijakan Kementerian Agama
Jakarta Selatan, Pelaksanaan Manasik Haji, Pencapaian tujuan dari rencana,
kebijakan dan pelaksanaan Manasik Haji yang telah dilaksanakan. Evaluasi yang
dilaksanakan Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam Pelatihan Manasik Haji.
Pernyataan Jama’ah Haji ketika mengikuti Pelatihan Manasik Haji. Dari hasil
analisa yang telah diteliti oleh penulis menyatakan bahwa Langkah-langkah yang
dilaksanakan Kementerian Agama Jakarta Selatan sudah mencapai standar
minimum yang perlukan oleh Jama’ah Haji dengan hasil analisa sebagai berikut:
A. Langkah-langkah Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam Pelatihan
Manasik Haji.
1. Pelaksana Kebijakan Pelatihan Manasik Haji Kementerian Agama Jakarta
Selatan
Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan (khususnya seksi
penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh bertugas sebagai pelaksana
kebijakan bukan yang membuat kebijakan. Dalam Pelatihan manasik Haji itu
berdasarkan dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji. Pemerintah berkewajiban memberikan
pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang diperlukan oleh Jama’ah.
38
39
Sedangkan yang membuat kebijakan itu Kementerian Agama Pusat. Seperti
yang di ucapkan oleh kepala seksi bpk H. Hamidullah:
‘’Kami (seksi penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh) disini sebagaipelaksana kebijakan bukan yang membuat kebijakan. Sedangkan yangmembuat kebijakan itu Kementerian Agama Pusat. Jadi, pelatihan manasikhaji itu berdasarkan undang-undang nomor 13 tahun 2008. Pemerintahberkewajiban memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yangdiperlukan oleh Jama’ah.’’1
Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Pasal 6 disebutkan
tentang Kewajiban Pemerintah dalam memberikan pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan dengan menyediakan layanan administrasi, bimbingan Ibadah
Haji, Akomodasi, Transportasi, Pelayanan Kesehatan, Keamanan dan hal-hal
lain yang diperlukan oleh Jama’ah Haji. Selain itu, Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2008 Pasal 7 disebutkan tentang Hak Jama’ah Haji. Setiap Jama’ah
Haji berhak memperoleh pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dalam
menjalankan Ibadah Haji, yang meliputi:2
a) Pembimbing manasik Haji dan / atau materi lainnya, baik itu ditanah
air, di perjalanan, maupun di Arab Saudi
b) Pelayanan Akomodasi, Konsumsi, Transportasi dan Pelayanan
Kesehatan yang memadai, baik di tanah air, selama di perjalanan,
maupun di Arab Saudi
c) Perlindungan sebagai Warga Negara Indonesia
1 Bpk H. Hamidullah (Kepala Seksi Penyelenggaraan Ibadah Haji dan UmrohKementerian Agama Jakarta Selatan), Dalam Wawancara Skripsi di Kantor seksi PenyelenggaraanIbadah Haji dan Umroh, hari Kamis 23 Oktober 2014
2Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, PenerbitKementerian Agama R.I Tahun 2008
40
d) Penggunaan Paspor Haji dan dokumen lainnya yang dperlukan untuk
pelaksanaan Ibadah Haji dan;
e) Pemberian Kenyamanan Transportasi dan pemondokan selama di
tanah air, di Arab Saudi dan saat kepulangan ke tanah air.
Penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan tugas nasional, karena jumlah
Jama’ah Haji Indonesia yang sangat besar, melibatkan berbagai instansi dan
lembaga, baik dalam negeri maupun luar negeri, dan berkaitan dengan
berbagai aspek, antara lain bimbingan Ibadah Haji, Transportasi, Pelayanan
Kesehatan, Akomodasi dan Keamanan. Disamping itu, Penyelenggaraan
Ibadah Haji dilaksanakan di negara lain dalam waktu yang sangat terbatas
yang menyangkut martabat serta nama baik bangsa Indonesia di luar negeri,
khususnya di Arab Saudi. Di sisi lain adanya upaya untuk melakukan
peningkatan kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan tuntunan
reformasi dalam penyelenggaraan pemerintah yang bersih dan tata kelola
Pemerintahan yang baik.
2. Perencanaan dalam Pelatihan Manasik Haji
Perencanaan Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam Pelatihan Haji
harus sesuai dengan Jama’ah yang sudah melunasi BPIH (Biaya Perjalanan
Ibadah Haji). Di Jakarta Selatan 80% persen Jama’ah Haji daftar di KBIH
(Kelompok Bimbingan Manasik Haji) atau Yayasan. Sedangkan, Kementerian
Agama Jakarta Selatan hanya 20% persen Jama’ah Haji yang dikelola atau
mendaftar di Kementerian Agama Jakarta Selatan. Dari 20% yang terdaftar di
Kementerian Agama Jakarta hanya 70% yang datang untuk ikut Pelatihan
41
Dalam wawancara Skripsi di Kantor Seksi Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh. hari Rabu 15Oktober 2014
Manasik Haji yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama Jakarta Selatan.
Seperti yang di ucapkan Bpk H. Hamidullah:
‘’Perencanaan Pelatihan Manasik Haji Kita disini (seksi penyelenggaraanIbadah Haji dan Umroh) harus sesuai dengan Jama’ah yang berhak sudahmelunasi BPIH (Biaya Perjalanan Ibadah Haji), kita di Jakarta Selatan inihampir 80% persen Jama’ah Ikut ke KBIH atau Yayasan. Jadi yang kita kelolahanya 20%, sehingga yang datang dari 20% persen itu mungkin hanya 70%
persen yang ikut Pelatihan Manasik Haji’’.3
3. Standar Minimun atas Penguasaan Materi dalam Pelatihan Manasik Haji
Materi Manasik Haji yang sudah di susun oleh Kementerian Agama
Republik Indonesia sesuai dengan Pendidikan dan Pelatihan (DikLat).Materi
Manasik Haji yang didapat Kementerian Agama Jakarta Selatan langsung dari
Kementerian Agama Republik Indonesia. Dan Kementerian Agama Jakarta
Selatan tidak mengada-ada dalam membuat materi manasik haji. Jadwal
materi pelatihan manasik haji Kementerian Agama Jakarta Selatan yang
menyiapkan dan mengatur sendiridalam membuat jadwal pelaksanaan
manasik hajinya. Seperti yang di ucapkan Bpk H. TB. Muhaimin S.Pd;
‘’Materi Manasik Haji disusun oleh Kementerian Agama Pusat sesuai denganPendidikan dan Pelatihan (DikLat), Jadi kita disini (seksi penyelenggaraanIbadah Haji dan Umroh) tidak mengada-ada dalam materi manasik haji.Jadwal kita (Kementerian Agama Jakarta Selatan seksi penyelenggaraanIbadah Haji dan Umroh) yang menyiapkan dan mengatur sendiridalammembuat jadwal pelaksanaan manasik hajinya’’.4
3Bpk H. Hamidullah (Kepala Seksi Penyelenggaraan Ibadah Haji dan UmrohKementerian Agama Jakarta Selatan), Dalam Wawancara Skripsi di Kantor seksi PenyelenggaraanIbadah Haji dan Umroh, hari Kamis 23 Oktober 2014.
4Bpk H. Tebe. Muhaimin (bagian koordinator bimbingan penyuluhan manasik haji),
42
Dalam wawancara Skripsi di Kantor Seksi Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh. hari Rabu 15Oktober 2014
4. Pertemuan tatap muka dalam Pelatihan Manasik Haji
Peraturan Kementerian Agama Republik Indonesia dalam Pelaksanaan
Pelatihan Manasik Haji yaitu 10 kali pertemuan yang terdiri dari 3 kali tingkat
kota Se-Jakarta Selatan dan 7 kali tingkat KUA Kecamatan Se-Jakarta Selatan.
seperti yang di ucapkan oleh bpk H. TB. Muhaimin; ‘’Peraturan Pemerintah
yang kita itu (Kementerian Agama Republik Indonesia) dalam memberi
Pelatihan Manasik Haji sebanyak 10 yang terdiri dari 3 kali tingkat kota se-
jakarta selatan dan 7 kali tingkat KUA kecamatan’’.5 Adapun pelaksanaan
Bimbingan Manasik Haji tingkat Kota Se-Jakarta Selatan sebagai berikut:
Tabel 4.1Jadwal Pelatihan Manasik Haji Tingkat Kota Se-Jakarta Selatan (Massal) Tahun 2014
No Hari / Tanggal Waktu Tempat Materi
1.
2.
Sabtu, 24 Mei
2014
Minggu, 22
Juni 2014
07.00 s/d 12.00
07.00 s/d 10.00
Masjid Nurul
Iman, Komplek
Kementerian
Pertanian R.I.
Ragunan
Ruang S.G II
Asrama Haji
Pondok Gede
a) Kebijakan
Pemerintah tentang
Penyelenggaraan
Ibadah Haji
b) Ta’limatul Hajj
(Peraturan Arab
Saudi tentang
Perhajian.
a) Proses Perjalanan
Haji
b) Keselamatan
Penerbangan
c) Kelengkapan
barang bawaaan
5Bpk H. Tebe Muhaimin (bagian koordinator bimbingan penyuluhan manasik haji),
43
No Hari / Tanggal Waktu Tempat Materi
3. Selasa, 12
Agustus 2014
10.00 s/d 12.00 Masjid Al
Mabrur dan
Tempat Praktek
Manasik Haji.
AsramaHaji,
Pondok Gede.
d) Konsolidasi Kloter
Praktikum Manasik
Haji dan Latihan
Operasional
Tabel diatas menjelaskan tentang Jadwal Pelatihan Manasik Haji
yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama Jakarta Selatan yang
dinamakan dengan Pelatihan Manasik Haji tingkat Kota Se-Jakarta Selatan
(Massal) dengan diberikan Jadwal Pelatihan Manasik Haji tersebut Peserta
Jama’ah Haji lebih bisa mengetahui dan jelas waktu, tempat, dan materi
yang disampaikan oleh Pembina Haji.
Adapun pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji pada TingkatKantor
Urusan Agama Kecamatan serentak Se-Jakarta Selatan sebanyak 7 kali
pertemuan sebagai berikut
Tabel 4.2Jadwal Pelatihan Manasik Haji Tingkat Kantor Urusan Agama Kecamatan Se-Jakarta
Selatan Tahun 2014
NO HARI / TANGGAL MATERI
1. Minggu, 1 Juni 2014 Bimbingan Perjalanan Haji;
a) Persiapan sebelum berangkat ke Asrama
Haji (Asrama Haji Transit)
b) Kegiatan di Asrama Haji
(Embarkasi/Debarkasi)
c) Kegiatan selama di dalam pesawat
d) Kegiatan di Arab Saudi
44
NO HARI / TANGGAL MATERI
(Madinah/Jeddah) pada saat kedatangan
dan pemulangan
e) Kegiatan dalam perjalanan menuju
Pemondokan.
f) Kegiatan di Pemondokan,
Makkah/Madinah
g) Kegiatan di Arafah, Muzdalifah dan
Mina
Bimbingan Kesehatan;
a) Pelayanan Kesehatan terhadap Jama’ah
Haji di Tanah Air dan di Arab Saudi
b) Jenis-jenis obat-obatan yang boleh
dibawa ke Tanah Suci
c) Penangan dini terhadap Jama’ah Risti
d) Asuransi bagi Jama’ah dan Petugas
Haji
2. Sabtu, 7 Juni 2014 Bimbingan Pelaksanaan Ibadah Haji
a) Etika dan Akhlakul Karimah selama
pelaksanaan Ibadah Haji
b) Pengertian Haji Ifrad, Haji Tamattu’
dan Haji Qiran
c) Macam-macam dan Pelaksanaan
Shalat‘Arbain
3. Minggu, 8 Juni 2014 Bimbingan Pelaksanaan Ibadah Haji dan
Umroh
a) Berpakaian dan shalat Sunnah Ihram
b) Niat dan bacaan Talbiyah
c) Thawaf
d) Sa’i dan Tahalull
45
NO HARI / TANGGAL MATERI
4 Sabtu, 14 Juni 2014 Bimbingan Pelaksanaan Ibadah Haji
a) Praktek memakai pakaian Ihram
b) Praktek niat dan Shalat Sunnah Ihram
c) Praktek Thawaf
d) Praktek Sa’i
e) Praktek Tahallul
5 Minggu, 15 Juni 2014 Bimbingan Pelaksanaan Ibadah Haji /
Manasik
a) Ihram/Miqot
b) Wukuf di Arafah
c) Mabit di Muzdalifah
d) Mabit di Mina
e) Melontar Jumrah / Jamarat
f) Thawaf Ifadhah
g) Tahallul awwal dan Tahallul tsani
6 Sabtu, 21 Juni 2014 Bimbingan Pelaksanaan Ibadah Haji /
Manasik Haji
a) Praktek memakai pakaian Ihram
b) Praktek niat dan Shalat Sunnah Ihram
c) Praktek Wukuf, Mabit di Muzdalifah
dan Mina
d) Praktek melempar Jumrah / Jamarat
e) Praktek Thawaf Ifadhah
f) Praktek Tahallul
7. Minggu, 22 Juni 2014 Ibadah dan Kegiatan selama di pesawat
a) Bersuci ( Wudhu / Tayamum di pesawat
b) Shalat di pesawat
c) Makan, minum, dan istirahat di pesawat
d) Membaca Al-Qur’an Dzikir dan Do’a
46
NO HARI / TANGGAL MATERI
e) Tatacara menggunakan fasilitas di
pesawat
f) Menjaga keselamatan penerbangan
Bimbingan Kesehatan
a) Pelayanan kesehatan terhadap Jama’ah
Haji sebelum keberangkatan di Tanah
Air
b) Pelayanan kesehatan selama dalam
perjalanan
c) Pelayanan kesehatan Jama’ah Haji saat
di Arab Saudi
Tabel diatas menjelaskan tentang Jadwal Pelatihan Manasik Haji yang
dilaksanakan oleh Kementerian Agama Jakarta Selatan yang dinamakan
dengan Pelatihan Manasik Haji tingkat Kantor Urusan Agama Kecamatan Se-
Jakarta Selatan dengan diberikan Jadwal Pelatihan Manasik Haji tingkat
Kantor Urusan Agama Kecamatan tersebut Peserta Jama’ah Haji lebih bisa
mengetahui dan jelas waktu, tempat, dan materi yang disampaikan oleh
Pembina Haji di Kantor Urusan Agama Kecamatan masing-masing.
B. Evaluasi yang dilakukan Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam
Pelatihan Manasik Haji
Dalam melaksanakan Evaluasi Pelatihan Manasik Haji Kantor
Kementerian Agama Jakarta Selatan menggunakan konsep yaitu Evaluasi
Input, Evaluasi Proses dan Evaluasi Hasil
47
Evaluasi Input yang terdiri dari Peserta Program, Tim atau Staff dan
Program. Evaluasi Proses untuk menilai proses kegiatan yang telah
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang dirumuskan. Evaluasi Hasil untuk
menilai kepuasan pelayanan kepada jama’ah seberapa jauh tujuan yang sudah
direncanakan telah tercapai atau tidak tercapai.
Evaluasi Pelatihan Manasik Haji yang dilakukan Kementerian Agama
Jakarta Selatan pada setiap kegiatan Praktek Manasik Haji itu berlangsung.
misalkan Minggu Pertama, tentang persiapan untuk pelaksanaan umroh.
Besoknya dalam persiapan umroh, Kementerian Agama Jakarta Selatan
khususnya seksi penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh menyampaikan
tentang Syara-syarat Haji, Rukun Haji dan Wajib Haji. Lalu, Minggu kedua,
Kementerian Agama Jakarta Selatan seksi penyelenggaraan Ibadah Haji dan
Umroh menyampaikan tentang pelaksanaan Thawaf, sebelum pelaksanaan
Thawaf dilakukan. Pembimbing Haji menanyakan kembali kepada Jama’ah
Haji tentang Syarat Haji, Rukun Haji dan Wajib Haji apa perbedaan antara
Syarat Haji, Rukun Haji dan Wajib Haji. Kalau Jama’ah sudah paham dan
mengerti tentang Syarat Haji, Rukun Haji dan Wajib Haji yang sudah pernah
disampaikan oleh Pembimbing Haji maka materi pelaksanaan Thawaf bisa
dilakukan. Dan apabila masih ada Jama’ah Haji yang belum paham.
Pembimbing akan bahas kembali secara simbol. Seperti yang di ucapkan oleh
bpk. H. Hamidullah:‘’Kita (seksi penyelenggaraan Ibadah Haji) evaluasi
48
pelatihan manasik Haji setiap kegiatan berlangsung, misalkan kita
pembimbing haji pada minggu pertama memberikan bimbingan manasik haji
tentang persiapan pelaksanaan Umroh, besok dalam persiapan pelaksanaan
umroh, kita pembimbing haji menyampaikan tentang Syarat Haji, Rukun Haji,
dan Wajib Haji. Besoknya Minggu kedua, kita pembimbing Haji memberikan
bimbingan tentang pelaksanaan Thawaf, sebelum pelaksanaan Thawaf
dilakukan. kita pembimbing Haji menanyakan kembali kepada Jama’ah Haji
tentang Syarat Haji, Rukun Haji dan Wajib Haji apa perbedaan diantara Syarat
Haji, Rukun Haji dan Wajib Haji yang telah disampaikan oleh pembimbing
haji, kalau Jama’ah Haji sudah mengerti atau paham tentang tatacaranya haji
yang disampaikan oleh pembimbing Haji, maka materi pelaksanaan Thawaf
bisa dilakukan. Apabila Jama’ah masih ada yang kurang mengerti atau paham
tentang Syarat Haji, Rukun Haji dan Wajib Haji. Maka pembimbing Haji akan
bahas kembali secara simbol.6
C. Pernyataan Jama’ah Haji ketika mengikuti Pelaksanaan Pelatihan
Manasik Haji oleh Kementerian Agama Jakarta Selatan
1. Sarana dan Prasana yang disediakan oleh Kementerian Agama Jakarta
Selatan dalam Pelatihan Manasik Haji
Zulkifli, Jama’ah Haji yang ketika mengikuti Pelatihan Manasik
Haji Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan mengatakan; Pada
6Bpk H. Hamidullah (Kepala Seksi Penyelenggaraan Ibadah Haji dan UmrohKementerian Agama Jakarta Selatan), Dalam Wawancara Skripsi di Kantor seksiPenyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh, hari Kamis 23 Oktober 2014.
49
dasarnya sarana dan prasarana yang disediakan oleh Kementerian Agama
Jakarta Selatan sudah cukup. Namun, kualitasnya yang masih rendah dalam
perawatannya misalkan; Tempat Pelatihan Manasik Haji kurang terawat, air
keran yang tidak berfungsi dengan baik. Dan kalau waktu Jama’ah manasik
Haji dilaksanakan bersama-sama Se-Jakarta Selatan, kadang-kadang
ruangan tidak ada penerangan yang memadai.7
Sedangkan Djamaluddin, Jama’ah Haji yang ketika mengikuti
Pelatihan Manasik Haji Kementerian Agama Jakarta Selatan mengatakan;
Fasilitas yang disediakan oleh Kementerian Agama Jakarta Selatan saat
Pelatihan Manasik Haji cukup memadai. Tetapi hanya perlu perbaikan-
perbaikan yang ringan pada saat fasilitas tersebut akan digunakan oleh
Jama’ah Haji.8
Indra Kusumawardana, Jama’ah Haji yang ketika mengikuti
Pelatihan Manasik Haji Kementerian Agama Jakarta Selatan mengatakan;
Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam menyiapkan fasilitas sarana dan
prasarana pelatihan Manasik Haji kadang-kadang memakai tempat milik
masyarakat seperti masjid, aula kelurahan dan sebagainya. sehingga ada
hal-hal yang kurang tertib dalam memakai sarana dan prasarana yang
disediakan oleh Kementerian Agama Jakarta Selatan.9
7Bpk H. Zulkifli (Jama’ah Haji tahun 2014 yang ketika mengikuti Pelatihan Manasik HajiKantor Kementerian Agama Jakarta Selatan) dalam wawancara skripsi Kediaman Rumah BpkZulkifli Jalan H. Samali Ujung, Pancoran. Minggu, 19 Oktober 2014
8Bpk H. Djamaluddin (Jama’ah Haji tahun 2014 yang ketika mengikuti PelatihanManasik Haji Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan) dalam wawancara skripsi KediamanRumah bpk H. Djamaluddin Jalan, Kebagusan Raya. Sabtu, 25 Oktober 2014
9Bpk H. Indra Kusumawardana (Jama’ah Haji tahun 2014 yang ketika mengikutiPelatihan Manasik Haji Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan) dalam wawancara skripsi
50
Arya Perdana, Jama’ah Haji yang ketika mengikuti Pelatihan
Manasik Haji Kementerian Agama Jakarta Selatan mengatakan; Sarana dan
Prasarana yang diberikan Kementerian Agama Jakarta Selatan kepada kami
cukup bagus. Dan Alhamdulillah kami bisa tertampung dengan baik dan
pelatihan pun dapat kami terima sampai saat keberangkatan Haji dan
kembali lagi ke Tanah Air.10
2. Pelayanan Petugas Pembimbing Manasik Haji dalam menyampaikan materi
Manasik Haji
Zulkifli, Jama’ah Haji yang ketika mengikuti Pelatihan Manasik
Haji Kementerian Agama Jakarta Selatan mengatakan; Alhamdulillah
untuk Petugas Pembimbing Haji yang di amanahi dalam materi manasik
haji disampaikan oleh Para Ustadz yang sudah berpengalaman dan
bersertifikat haji dari Kementerian Agama Jakarta Selatan. Namun, petugas
yang lain ada yang mengalami simpang siur dalam informasi yang berubah-
ubah. Sehingga kami sering ketinggalan dalam materi manasik haji.11
Djamaluddin, Jama’ah Haji yang ketika mengikuti Pelatihan
Manasik Haji Kementerian Agama Jakarta Selatan mengatakan; Pada
kediaman rumah Bpk H. Indra Kusumawardana. Jalan Timbul IV C Kav. DKI. Jagakarsa. Minggu26 Oktober 2014
10Bpk H. Arya Perdana (Jama’ah Haji tahun 2014 yang ketika mengikuti PelatihanManasik Haji Kementerian Agama Jakarta Selatan) dalam wawancara skripsi Kediaman Bpk H.Arya Perdana. Jalan, Prof. Jokosutono SH/1B. Kebayoran Baru. Sabtu, 1 November 2014
11Bpk H. Zulkifli (Jama’ah Haji tahun 2014 yang ketika mengikuti Pelatihan ManasikHaji Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan) dalam wawancara skripsi Kediaman Rumah BpkZulkifli Jalan H. Samali Ujung, Pancoran. Minggu, 19 Oktober 2014
51
umumnya Pembina Manasik Haji ramah dan sopan. Walaupun kadang-
kadang ada Pembina yang kurang perhatiannya sama Jama’ah.12
Indra Kusumawardana, Jama’ah Haji yang ketika mengikuti
Pelatihan Manasik Haji Kementerian Agama Jakarta Selatan mengatakan;
Penyajian materi yang disampaikan oleh Kementerian Agama Jakarta
Selatan kepada kami khususnya buku-buku petunjuk dan bimbingan
manasik haji diberikan sudah terlalu dekat waktunya dengan pelaksanaan
haji sehingga kami tidak sempat dibaca dan memahami dengan baik
terhadap petunjuk yang ada didalam buku.13
Arya Perdana, Jama’ah Haji yang ketika mengikuti Pelatihan
Manasik Haji Kementerian Agama Jakarta Selatan mengatakan; Pelayanan
Petugas Haji yang diamanahkan oleh Kementerian Agama Jakarta Selatan
dan yang diberikan kepada kami cukup memadai, layak untuk dapat kami
ikuti dalam melaksanakan Ibadah Haji.14
3. Kendala apa saja yang menjadi hambatan Jama’ah dalam pelaksanaan
Manasik Haji
Zulkifli, Jama’ah Haji yang ketika mengikuti Pelatihan Manasik Haji
Kementerian Agama Jakarta Selatan mengatakan; kendala yang dialami
dalam mengikuti manasik haji adalah sering lupa atas petunjuk-petunjuk
12Bpk H. Djamaluddin (Jama’ah Haji tahun 2014 yang ketika mengikuti PelatihanManasik Haji Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan) dalam wawancara skripsi KediamanRumah bpk H. Djamaluddin Jalan, Kebagusan Raya. Sabtu 25 Oktober 2014
13Bpk H. Indra Kusumawardana (Jama’ah Haji tahun 2014 yang ketika mengikutiPelatihan Manasik Haji Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan) dalam wawancara skripsikediaman rumah Bpk H. Indra Kusumawardana. Jalan Timbul IV C Kav. DKI. Jagakarsa. Minggu,26 Oktober 2014
14Bpk H. Arya Perdana (Jama’ah Haji tahun 2014 yang ketika mengikuti PelatihanManasik Haji Kementerian Agama Jakarta Selatan) dalam wawancara skripsi Kediaman Bpk H.Arya Perdana. Jalan, Prof. Jokosutono SH/1B. Kebayoran Baru. Sabtu, 1 November 2014
52
yang disampaikan oleh Pembina Haji dan apabila kami menanyakan
kembali kepada Pembina Sering tidak dilayani.15
Menurut Djamaluddin, Jama’ah Haji yang ketika mengikuti Pelatihan
Manasik Haji Kementerian Agama Jakarta Selatan mengatakan; Yang jadi
hambatan kami dalam mengikuti Pelatihan Manasik Haji yaitu buku
pedoman haji terlambat disampaikan kepada kami. Sehingga kami sering
tidak tahu dan tidak mengerti atas apa yang kami lakukan dalam mengikuti
manasik haji.16
Indra Kusumawardana, Jama’ah Haji yang ketika mengikuti Pelatihan
Manasik Haji Kementerian Agama Jakarta Selatan mengatakan; kendala
yang kami alami dan hambatan dalam pelaksanaan manasik haji adalah
masalah kurangnya koordinasi dan informasi yang dipimpin oleh
Kementerian Agama Jakarta Selatan yakni keterlambatan dalam
menetapkan ketua rombongan dan ketua regu.17
Arya Perdana, Jama’ah Haji yang ketika mengikuti Pelatihan Manasik
Haji Kementerian Agama Jakarta Selatan mengatakan; Dalam pelaksanaan
Ibadah Haji terlalu banyak pemeriksaan yang menurut kami tidak ada
kaitannya dengan Ibadah Haji. Seperti tidak boleh membawa gunting kuku
15Bpk H. Zulkifli (Jama’ah Haji tahun 2014 yang ketika mengikuti Pelatihan ManasikHaji Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan) dalam wawancara skripsi Kediaman Rumah BpkZulkifli Jalan H. Samali Ujung, Pancoran. Minggu, 19 Oktober 2014
16Bpk H. Djamaluddin (Jama’ah Haji tahun 2014 yang ketika mengikuti PelatihanManasik Haji Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan) dalam wawancara skripsi KediamanRumah bpk H. Djamaluddin Jalan, Kebagusan Raya. Sabtu, 25 Oktober 2014
17Bpk H. Indra Kusumawardana (Jama’ah Haji tahun 2014 yang ketika mengikutiPelatihan Manasik Haji Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan) dalam wawancara skripsikediaman rumah Bpk H. Indra Kusumawardana. Jalan Timbul IV C Kav. DKI. Jagakarsa. Minggu,26 Oktober 2014
53
dan hal-hal kecil lainnya yang sebenarnya bermanfaat untuk kami. Tapi,
tidak berpengaruh dengan pelaksanaan manasik haji.18
18Bpk H. Arya Perdana (Jama’ah Haji tahun 2014 yang ketika mengikuti PelatihanManasik Haji Kementerian Agama Jakarta Selatan) dalam wawancara skripsi Kediaman Bpk H.Arya Perdana. Jalan, Prof. Jokosutono SH/1B. Kebayoran Baru. Sabtu, 1 November 2014
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis menganalisa Langkah-langkah pelaksanaan manasik haji,
Evaluasi yang dilakukan Kementerian Agama Jakarta Selatan, Peryataan
Jama’ah Haji ketika mengikuti pelaksanaan manasik haji dan melakukan
serangkaian penelitian dalam pembahasan tentang Evaluasi Penyelenggaraan
Pelatihan Manasik Haji pada Calon Jama’ah Haji Kantor Kementerian Agama
Jakarta Selatan Tahun 2014. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut
1. Langkah-langkah Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam Pelatihan
Manasik Haji terdiri dari; Pelaksana Kebijakan Pelatihan Kantor
Kementerian Agama Jakarta Selatan, Perencanaan dalam Pelatihan
Manasik Haji, Standar Minimum atas Penguasaan Materi dalam Pelatihan
Manasik Haji, Pertemuan Tatap muka dalam Pelatihan Manasik Haji.
2. Evaluasi yang dilakukan Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan
dalam Pelatihan Manasik Haji menggunakan konsep yaitu; Evaluasi Input,
Evaluasi Proses dan Evaluasi Hasil.
3. Peserta Jama’ah Haji menilai sarana dan prasarana yang disediakan
Kementerian Agama Jakarta Selatan sudah cukup memadai. Tetapi, dalam
perawatan sarana dan prasarana masih belum maksimal. Dan juga perlu
ada perbaikan-perbaikan yang ringan pada sarana dan prasarana fasilitas
pada saat dilaksanakan Pelatihan Manasik Haji.
53
54
B. Saran
1. Dari kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran untuk Kantor
Kementerian Agama Jakarta Selatan yaitu agar jadwal pelaksanaan materi
bimbingan manasik haji perlu ditambah dalam pertemuan tatap muka
menjadi 15 kali pertemuan tatap muka. Terdiri dari 10 kali tingkat KUA
kecamatan se-Jakarta Selatan dan 5 kali tingkat Kota se-Jakarta Selatan
secara keseluruhan atau massal dari yang sebelumnya 10 kali pertemuan
tatapmuka yang terdiri dari 7 kali di KUA kecamatan se-Jakarta Selatan
dan 3 kali tingkat Kota se-Jakarta Selatan secara massal. Karena masih
banyak Jama’ah Haji dalam mengikuti pelatihan manasik haji yang kurang
paham dengan tatacara manasik haji
2. Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam melaksanakan Evaluasi
Pelatihan Manasik Haji agar selalu mendengarkan keluhan-keluhan dan
masukan dari Jama’ah Haji ketika kegiatan Pelatihan Manasik Haji
berlangsung. Agar Kementerian Agama Jakarta Selatan bisa mengetahui
segala kekurangan dalam Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji untuk
perbaikanpelaksanaan Pelatihan Manasik Haji yang akan datang.
3. Dalam menindak lanjutin saran penulis pada point 1 perlu bagi Kantor
Kementerian Agama Jakarta Selatan meningkatkan pengawasan
pelaksanaan Jadwal MateriPelatihan Manasik Haji dan Kualitas
pembimbing Manasik Haji agar dapat menghantarkan Jama’ah Haji pada
pemahaman Manasik Haji yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta:PT. Bina Aksara,1998),Cet Ke-1.
Adi, Isbandi Rukminto, Permbedayaan, Pengembangan Masyarakat dan IntervensiKomunitas Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: FEUIPress), Cet. Ke-3
Al Musnad Muhammad bin Abdul Aziz, Fatwa-Fatwa Haji dan Umrah.(Jakarta; PT.Imam Asy-Syafi’i, 2007)
Curtis, B. James J. Floyd; Ferry L.Winsor, Komunikasi Bisnis dan Profesional.(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996) h.
Fathoni, Abdurrahmat, Manajemen Sumber Daya Manusia.(Jakarta: Rineka Cipta) Cet. 1
Farida, Tayibnafis Yusuf , Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi, (Jakarta: RinekaCipta, 2000).
Hasan, A. Latif dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji. Penerbit, Zikrul Hakim, 2001
Hamalik, Oemar, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Manajemen KepelatihanKetenagakerjaan Pendekatan Terpadu. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005)
Jalaluddin , Al Mahalliy Imam dan Imam Jalaluddin As Suyuthi, Tafsir Jalalain.(PT. CVSinar Baru) hal. 109
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung, Remaja Rosdakarya 2000)
Notatmodjo, Soekidjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia. (Jakarta: PT RinekaCipta, 2004)
Rivai, Veithzal. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori kePraktek.(Jakarta: P.T Grafindo Persada, 2004)
Sofyan Ahmad, Tonih Feronika, Burhanuddin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPAberbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. 1
Sudjana, H.D. Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah danPengembangan Sumber Daya Manusia, Evaluasi Program, (Bandung: FalahProduction, 2000)
Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: PT. BumiAksara, 2009), Edisi 1, Cet. Ke-3
Shiddiq, Nuruddin. Tuntunan Manasik Haji. (Jakarta: 1993, Penerbit Zikrul Hakim, 2001)
Sugioyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: ALFABETA,2008)
Sukardi, Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan. (Jakarta: PT. Bumi Aksara)Cet. 1, Mei 2014
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke dua, (Jakarta:BalaiPustaka,1995)
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.Diterbitkan Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun 2008
http://manasikhaji-mandiri.com/index.php/joomlaorg/sejarah-haji
WawancaraBpk H. Hamidullah, M.Si (Kepala Seksi Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh
Kementerian Agama Jakarta Selatan), Dalam Wawancara Skripsi di Kantor seksiPenyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh, hari Kamis 23 Oktober 2014
Bpk H. TB. Muhaimin, S.Pd (bagian koordinator bimbingan penyuluhan manasik haji),Dalam wawancara Skripsi di Kantor Seksi Penyelenggaraan Ibadah Haji danUmroh. hari Rabu 15 Oktober 2014
Bpk H. Arya Perdana (Jama’ah Haji tahun 2014 yang ketika mengikuti Pelatihan ManasikHaji Kementerian Agama Jakarta Selatan) dalam wawancara skripsi KediamanBpk H. Arya Perdana. Jalan, Prof. Jokosutono SH/1B. Kebayoran Baru. Tanggal26 Oktober 2014
Bpk H. Djamaluddin (Jama’ah Haji tahun 2014 yang ketika mengikuti Pelatihan ManasikHaji Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan) dalam wawancara skripsiKediaman Rumah bpk H. Djamaluddin Jalan, Kebagusan Raya. Minggu, 26Oktober 2014.
Bpk H. Indra Kusumawardana (Jama’ah Haji tahun 2014 yang ketika mengikuti PelatihanManasik Haji Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan) dalam wawancaraskripsi kediaman rumah Bpk H. Indra Kusumawardana. Jalan Timbul IV C Kav.DKI. Jagakarsa. Sabtu, 25 Oktober 2014
Bpk H. Zulkifli (Jama’ah Haji tahun 2014 yang ketika mengikuti Pelatihan Manasik HajiKantor Kementerian Agama Jakarta Selatan) dalam wawancara skripsi KediamanRumah Bpk Zulkifli Jalan H. Samali Ujung, Pancoran. Minggu, 19 Oktober 2014
WAWANCARA
Wawancara dengan Drs. H. Hamidullah, M.Si
Kepala Seksi ( KASI ) Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh
Di Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan Gedung Seksi Penyelenggaraan
Ibadah Haji dan Umroh
Pada Kamis Tanggal 23 Oktober 2014
1) Bagaimana Fungsi Peranan Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam
Pelatihan Manasik Haji.?
Jawaban: Fungsi sebetulnya besar dan tinggi. Kita disini Kementerian
Agama Jakarta Selatan ( seksi Penyelenggaraan Ibadah Haji) Bimbingan
Manasik Haji dilakukan di Kantor Urusan Agama ( KUA ) dengan para
pembimbing yang sudah bersertifikat. Dari mereka yang di KUA
memberikan Bimbingan Manasik Haji sebanyak 7 kali. Kemudian di
tingkat Kota secara keseluruhan atau massal sebanyak 3 kali Bimbingan
Manasik Haji. Dari sekian banyak Jama’ah Haji di Kementerian Agama
Jakarta Selatan yang terdaftar sekitar 1.314 Jama’ah Haji. 80% (persen)
Jama’ah Haji daftar di KBIH ataupun Yayasan, sedangkan yang 20%
(persen) Jama’ah daftar mandiri ke Kantor Kementerian Agama Jakarta
Selatan. Dari 20% (persen) itulah Jama’ah yang di hubungi Kementerian
Agama Jakarta Selatan untuk Bimbingan Manasik Haji di Kantor Urusan
Agama (KUA). Maka kita disini (seksi Penyelenggaraan Ibadah Haji )
memberikan Pelatihan Bimbingan Manasik Haji di kantor Kementerian
bagi Jama’ah yang tidak terhubungi atau dihubungi karena sibuk dengan
pekerjaannya. Dan itu sudah tugas pokok Kementerian Agama Jakarta
Selatan dalam memberikan pelayanan. Dan setiap KUA di semua
kecamatan kita (seksi Penyelenggaraan Ibadah Haji) datang langsung ke
KUA untuk memberikan penjelasan tentang kebijakan-kebijakan
Pemerintah. Karena para pembimbing Manasik Haji hanya menguasai
tentang teknik, teori dan praktik Manasik Haji. Sedangkan tentang
kebijakan itu adanya di Pemerintahan bagian seksi Penylenggaraan Ibadah
Haji
2) Kebijakan yang dilaksakan Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam
Pelatihan Manasik Haji.?
Jawaban: Kita (seksi penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh) disini
sebagai pelaksana kebijakan bukan yang membuat kebijakan. Sedangkan
yang membuat kebijakan itu Kementerian Agama Pusat. Jadi, pelatihan
manasik haji itu berdasarkan undang-undang nomor 13 tahun 2008.
Pemerintah berkewajiban memberikan pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan yang diperlukan oleh Jama’ah.
3) Bagaimana Perencanaan dalam pelatihan Manasik Haji.?
Jawaban: Perencanaan dalam Pelatihan Manasik Haji Kita disini (seksi
penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh) harus sesuai dengan Jama’ah
yang berhak sudah melunasi BPIH (Biaya Perjalanan Ibadah Haji), kita di
Jakarta Selatan ini hampir 80% persen Jama’ah Ikut ke KBIH atau
Yayasan. Jadi yang kita kelola hanya 20%, sehingga yang datang dari 20%
persen itu mungkin hanya 70% persen yang ikut Pelatihan Manasik Haji
4) Bagaimana Evaluasi Pelatihan Manasik Haji yang dilaksanakan
Kementerian Agama Jakarta Selatan.?
Jawaban: Kita (seksi penyelenggaraan Ibadah Haji) evaluasi pelatihan
manasik Haji setiap kegiatan berlangsung, misalkan kita pembimbing haji
pada minggu pertama memberikan bimbingan manasik haji tentang
persiapan pelaksanaan Umroh, besok dalam persiapan pelaksanaan umroh,
kita pembimbing haji menyampaikan tentang Syarat Haji, Rukun Haji, dan
Wajib Haji. Besoknya Minggu kedua, kita pembimbing Haji memberikan
bimbingan tentang pelaksanaan Thawaf, sebelum pelaksanaan Thawaf
dilakukan. kita pembimbing Haji menanyakan kembali kepada Jama’ah
Haji tentang Syarat Haji, Rukun Haji dan Wajib Haji apa perbedaan
diantara Syarat Haji, Rukun Haji dan Wajib Haji yang telah disampaikan
oleh pembimbing haji, kalau Jama’ah Haji sudah mengerti atau paham
tentang tatacaranya haji yang disampaikan oleh pembimbing Haji, maka
materi pelaksanaan Thawaf bisa dilakukan. Apabila Jama’ah masih ada
yang kurang mengerti atau paham tentang Syarat Haji, Rukun Haji dan
Wajib Haji. Maka pembimbing Haji akan bahas kembali secara simbol.
Wawancara Bpk H. Tebe. Muhaimin, S.Pd
Bagian Koordinator Bimbingan Penyuluhan Manasik Haji
Di Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan Gedung Penyelenggaraan Ibadah
Haji dan Umroh
Pada Rabu Tanggal 15 Oktober 2014
1) Bagaimana Standar Minimum ketentuan Kementerian Agama Jakarta
Selatan atas penguasaan materi manasik haji.?
Jawaban: Materi Manasik Haji disusun oleh Kementerian Agama Pusat
sesuai dengan Pendidikan dan Pelatihan (DikLat), Jadi kita disini
(seksi penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh) tidak mengada-ada
dalam materi manasik haji. Jadwal kita (Kementerian Agama Jakarta
Selatan seksi penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh) yang
menyiapkan dan mengatur sendiri dalam membuat jadwal pelaksanaan
manasik hajinya.
2) Berapa kali pertemuan tatap muka dalam pelaksanaan manasik haji
tiba saat keberangkatan ke tanah suci Mekkah.?
Jawaban: ’Peraturan Pemerintah yang kita itu (Kementerian Agama
Republik Indonesia) dalam memberi Pelatihan Manasik Haji sebanyak
10 yang terdiri dari 3 kali tingkat kota se-jakarta selatan dan 7 kali
tingkat KUA kecamatan
WAWANCARA
Wawancara
Bpk H. Zulkifli (Jama’ah Haji tahun 2014 yang ketika mengikuti Pelatihan
Manasik Haji Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan) dalam wawancara
skripsi Kediaman Rumah Bpk Zulkifli Jalan H. Samali Ujung, Pancoran. Minggu,
19 Oktober 2014
a) Bagaimana sarana dan prasana yang disediakan oleh Kementerian Agama
Jakarta Selatan dalam Pelatihan Manasik Haji.?
Jawaban; Pada dasarnya sarana dan prasarana yang disediakan oleh
Kementerian Agama Jakarta Selatan sudah cukup. Namun, kualitasnya
yang masih rendah dalam perawatannya misalkan; Tempat Pelatihan
Manasik Haji kurang terawat, air keran yang tidak berfungsi dengan baik.
Dan kalau waktu Jama’ah manasik Haji dilaksanakan bersama-sama Se-
Jakarta Selatan, kadang-kadang ruangan tidak ada penerangan yang
memadai.
b) Bagaimana Pelayanan Petugas Pembimbing Manasik Haji dalam
menyampaikan materi Manasik Haji.?
Jawaban; Alhamdulillah untuk Petugas Pembimbing Haji yang di amanahi
dalam materi manasik haji disampaikan oleh Para Ustadz yang sudah
berpengalaman dan bersertifikat haji dari Kementerian Agama Jakarta
Selatan. Namun, petugas yang lain ada yang mengalami simpang siur
dalam informasi yang berubah-ubah. Sehingga kami sering ketinggalan
dalam materi manasik haji
c) Kendala apa saja yang menjadi hambatan Jama’ah dalam pelaksanaan
Manasik Haji.?
Jawaban; kendala yang dialami dalam mengikuti manasik haji adalah
sering lupa atas petunjuk-petunjuk yang disampaikan oleh Pembina Haji
dan apabila kami menanyakan kembali kepada Pembina Sering tidak
dilayani.
Wawancara
Bpk H. Djamaluddin (Jama’ah Haji tahun 2014 yang ketika mengikuti Pelatihan
Manasik Haji Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan) dalam wawancara
skripsi Kediaman Rumah bpk H. Djamaluddin Jalan, Kebagusan Raya. Sabtu, 25
Oktober 2014
a) Bagaimana sarana dan prasana yang disediakan oleh Kementerian Agama
Jakarta Selatan dalam Pelatihan Manasik Haji.?
Jawaban; Fasilitas yang disediakan oleh Kementerian Agama Jakarta
Selatan saat Pelatihan Manasik Haji cukup memadai. Tetapi hanya perlu
perbaikan-perbaikan yang ringan pada saat fasilitas tersebut akan
digunakan oleh Jama’ah Haji.
b) Bagaimana Pelayanan Petugas Pembimbing Manasik Haji dalam
menyampaikan materi Manasik Haji.?
Jawaban; Pada umumnya Pembina Manasik Haji ramah dan sopan.
Walaupun kadang-kadang ada Pembina yang kurang perhatiannya sama
Jama’ah.
c) Kendala apa saja yang menjadi hambatan Jama’ah dalam pelaksanaan
Manasik Haji.?
Jawaban; Yang jadi hambatan kami dalam mengikuti Pelatihan Manasik
Haji yaitu buku pedoman haji terlambat disampaikan kepada kami.
Sehingga kami sering tidak tahu dan tidak mengerti atas apa yang kami
lakukan dalam mengikuti manasik haji
Wawancara
Bpk H. Indra Kusumawardana (Jama’ah Haji tahun 2014 yang ketika mengikuti
Pelatihan Manasik Haji Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan) dalam
wawancara skripsi kediaman rumah Bpk H. Indra Kusumawardana. Jalan Timbul
IV C Kav. DKI. Jagakarsa. Minggu 26 Oktober 2014
a) Bagaimana sarana dan prasana yang disediakan oleh Kementerian Agama
Jakarta Selatan dalam Pelatihan Manasik Haji.?
Jawaban; kendala yang kami alami dan hambatan dalam pelaksanaan
manasik haji adalah masalah kurangnya koordinasi dan informasi yang
dipimpin oleh Kementerian Agama Jakarta Selatan yakni keterlambatan
dalam menetapkan ketua rombongan dan ketua regu.
b) Bagaimana Pelayanan Petugas Pembimbing Manasik Haji dalam
menyampaikan materi Manasik Haji.?
Jawaban; Penyajian materi yang disampaikan oleh Kementerian Agama
Jakarta Selatan kepada kami khususnya buku-buku petunjuk dan bimbingan
manasik haji diberikan sudah terlalu dekat waktunya dengan pelaksanaan
haji sehingga kami tidak sempat dibaca dan memahami dengan baik
terhadap petunjuk yang ada didalam buku.
c) Kendala apa saja yang menjadi hambatan Jama’ah dalam pelaksanaan
Manasik Haji.?
Jawaban; kendala yang kami alami dan hambatan dalam pelaksanaan
manasik haji adalah masalah kurangnya koordinasi dan informasi yang
dipimpin oleh Kementerian Agama Jakarta Selatan yakni keterlambatan
dalam menetapkan ketua rombongan dan ketua regu.
Wawancara
Bpk H. Arya Perdana (Jama’ah Haji tahun 2014 yang ketika mengikuti Pelatihan
Manasik Haji Kementerian Agama Jakarta Selatan) dalam wawancara skripsi
Kediaman Bpk H. Arya Perdana. Jalan, Prof. Jokosutono SH/1B. Kebayoran
Baru. Sabtu, 1 November 2014
a) Bagaimana sarana dan prasana yang disediakan oleh Kementerian Agama
Jakarta Selatan dalam Pelatihan Manasik Haji.?
Jawaban; Sarana dan Prasarana yang diberikan Kementerian Agama Jakarta
Selatan kepada kami cukup bagus. Dan Alhamdulillah kami bisa
tertampung dengan baik dan pelatihan pun dapat kami terima sampai saat
keberangkatan Haji dan kembali lagi ke Tanah Air.
b) Bagaimana Pelayanan Petugas Pembimbing Manasik Haji dalam
menyampaikan materi Manasik Haji.?
Jawaban; Pelayanan Petugas Haji yang diamanahkan oleh Kementerian
Agama Jakarta Selatan dan yang diberikan kepada kami cukup memadai,
layak untuk dapat kami ikuti dalam melaksanakan Ibadah Haji.
c) Kendala apa saja yang menjadi hambatan Jama’ah dalam pelaksanaan
Manasik Haji.?
Jawaban; Dalam pelaksanaan Ibadah Haji terlalu banyak pemeriksaan yang
menurut kami tidak ada kaitannya dengan Ibadah Haji. Seperti tidak boleh
membawa gunting kuku dan hal-hal kecil lainnya yang sebenarnya
bermanfaat untuk kami. Tapi, tidak berpengaruh dengan pelaksanaan
manasik haji