evaluasi penerapan gmp dan ssop produksi ayam … · gmp dimulai dari proses penerimaan bahan baku...

92
EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM GORENG DI SALAH SATU RESTORAN CEPAT SAJI KOTA BOGOR SKRIPSI JENITA SARI BR SINUHAJI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Upload: phamkhanh

Post on 02-Mar-2019

461 views

Category:

Documents


42 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM GORENG DI SALAH

SATU RESTORAN CEPAT SAJI KOTA BOGOR

SKRIPSI

JENITA SARI BR SINUHAJI

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Page 2: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

RINGKASAN

Jenita Sari Br Sinuhaji. D14070022. 2011. Evaluasi Penerapan GMP dan SSOP Produksi Ayam Goreng di Salah Satu Restoran Cepat Saji Kota Bogor. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Tuti Suryati, S.Pt., M.Si. Pembimbing Kedua : Zakiah Wulandari, S.TP.,M.Si.

Perubahan gaya konsumsi masyarakat untuk makan di luar rumah dewasa ini menjadi salah satu peluang berkembangnya restoran dan rumah makan. Beberapa restoran dan rumah makan menggunakan daging ayam sebagai menu pilihan utama dan penciri khas. Penyajian makanan dalam waktu yang singkat dalam restoran dan rumah makan, terutama untuk produk daging ayam yang mudah busuk, menjadi tantangan tersendiri bagi pihak pengelola. Kecenderungan yang terjadi di masa kini adalah konsumen mulai mencari informasi mengenai setiap proses pada bahan mentah hingga siap dikonsumsi, sehingga setiap tahapan yang berlangsung memerlukan jaminan bahwa produk tersebut benar-benar layak dan aman dikonsumsi. Pihak pengelola pangan dapat memegang pedoman penerapan sistem mutu yang telah diakui baik secara internasional maupun hasil kerja sama dengan instansi pemerintah. Good manufacturing practices (GMP) atau cara produksi makanan yang baik merupakan suatu pedoman yang dapat digunakan oleh industri untuk memproduksi pangan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi. Prinsip penerapan GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. Pelaksanaan GMP melibatkan seluruh pihak baik pimpinan maupun karyawan yang yang terlibat dalam pengadaan pangan. Sanitasi merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh unit usaha yang akan melaksanakan program GMP. Program pelaksanaan sanitasi tertuang dalam suatu pedoman standar yang mengacu praktek internasional yaitu Standard Sanitation Operating Procedures (SSOP). Pelaksanaan sistem SSOP diikuti oleh tahap monitoring, penyimpanan rekaman dan tindakan verifikasi yang berkesinambungan. Tujuan magang penelitian ini adalah mempelajari aspek penerapan GMP dan SSOP unit pengolahan produksi ayam goreng dalam rangka memberikan jaminan mutu dan kepuasan kepada konsumen. Kegiatan magang penelitian ini dilaksanakan di salah satu restoran cepat saji kota Bogor unit dapur. Wawancara dan pengumpulan data yang terkait meliputi informasi penerimaan bahan, penggunaan bahan baku dan bahan penunjang, proses produksi, pengemasan, penyimpanan dan penyajian. Informasi tersebut diperoleh dengan cara pengamatan langsung dan pencatatan data yang terdapat di perusahaan. Data yang diperoleh dianalisis untuk penilaian terhadap kesesuaian antara penerapan GMP di lapang dengan acuan menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 715/MENKES/SK/V/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Jasaboga. Uraian penerapan SSOP diambil dari data yang didapat dari restoran yang berhubungan langsung dengan analisis delapan aspek kunci SSOP. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan pengambilan data primer dan data sekunder.

Page 3: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

ii

Penerapan GMP dimulai dari lokasi tempat restoran, desain bangunan, fasilitas yang digunakan, higiene karyawan, peralatan dan perlengkapan masak, pengelolaan limbah, dan proses pengolahan dari penerimaan bahan baku sampai siap disajikan ke konsumen. Penilaian bobot aplikasi GMP di restoran yang sesuai dengan KEPMENKES RI 715/MENKES/SK/V/2003 memenuhi dengan skor 78 dari nilai maksimal 83. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti lokasi belakang restoran yang berbatasan dengan parit yang dapat menimbulkan sarang hama dan berbau busuk; sistem pengaturan udara yang masih terasa panas dalam ruang pengolahan, terutama pada saat penggorengan dilakukan; dan higiene karyawan yang masih perlu mendapat perhatian seperti menggunakan perhiasan saat bekerja, flu dan bersin tanpa memakai masker; kebiasaan cuci tangan yang kurang; mengenakan pakaian kerja dari rumah dan tidak menggunakan hairnet selama bekerja. Pengawasan terhadap penerapan GMP dan SSOP dilakukan secara langsung oleh pihak manajer yang bertugas harian dalam restoran dan pengawasan periodik dilakukan oleh perusahaan pusat. Demikian pula halnya dengan penerapan delapan kunci SSOP yang telah memenuhi standar pelaksanaan. Monitoring terhadap kegiatan pelaksanaan SSOP dilakukan oleh auditor internal kantor pusat secara rutin per tiga bulan. Kata-kata kunci: produk ayam goreng, GMP, SSOP, restoran, cepat saji

Page 4: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

ABSTRACT

Evaluation of GMP and SSOP Application on Fried Chicken Production at one of Fast Food Restaurant in Bogor City

Sinuhaji, J.S., T. Suryati and Z. Wulandari

Consumption trend has moved increase toward ready to eat food, and one of them is fried chicken product. During processing, poultry meat may be contaminated with many different foodborne pathogens. Implementation of Good Manufacturing Practices (GMP) can keep safety condition during the process. The main emphasis of GMP is food plant sanitation. In fact, product that was not appropriate the quality standards can not be sold to consumers. The objective of the research were to analysis the application of GMP and sanitation standard operating procedures (SSOP) on fried chicken production processing unit. This study had done on February-March 2011 with involved production process controlling, interviewed the managers and employee, collecting data and field observed. The result of GMP study, in accordance with Ministry of Health of Republic Indonesia 715/MENKES-/SK/V/2003, got the scores 78 from the maximum value 83. There was caused by several factors like location behind the restaurant, air conditioning systems and personal hygiene of employees. Monitoring of the implementation of GMP and SSOP were done by the manager on duty and periodic surveillance performed by the corporate center.

Keywords: chicken fried product, GMP, SSOP, restaurant, fastfood

Page 5: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM GORENG DI SALAH

SATU RESTORAN CEPAT SAJI KOTA BOGOR

Jenita Sari Br Sinuhaji

D14070022

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Page 6: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

Judul : Evaluasi Penerapan GMP dan SSOP Produksi Ayam Goreng di Salah Satu Restoran Cepat Saji Kota Bogor

Nama : Jenita Sari Br Sinuhaji

NIM : D14070022

Menyetujui,

Pembimbing Utama,

(Tuti Suryati, S.Pt., M.Si.) NIP: 19720516 199702 2 001

Pembimbing Anggota,

(Zakiah Wulandari, S.TP., M.Si.) NIP: 19750207 199802 2 001

Mengetahui: Ketua Departemen,

Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

(Prof. Dr.Ir.Cece Sumantri, M.Agr.Sc.) NIP: 19591212 198603 1 004

Tanggal Ujian: 19 Desember 2011 Tanggal Lulus:

Page 7: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 8 Maret 1989 di Medan, Sumatera Utara.

Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Abraham

Sentosa Sinuhaji dan ibu Asna Br. Ginting. Penulis mengawali pendidikan di Taman

Kanak-Kanak Santo Xaverius I Kabanjahe pada tahun 1993-1995. Pendidikan dasar

diawali pada tahun 1995 di Sekolah Dasar Sint.Yoseph Kabanjahe dan diselesaikan

pada tahun 2001. Pendidikan lanjutan tingkat pertama dimulai pada tahun 2001 dan

diselesaikan pada tahun 2004 di Sekolah Menengah Pertama Santo Xaverius I

Kabanjahe. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2

Kabanjahe pada tahun 2004 dan diselesaikan pada tahun 2007.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007 melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Ilmu Produksi

dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan pada tahun 2008. Penulis pernah

menjadi anggota organisasi Himpunan Mahasiswa Produksi Peternakan

(HIMAPROTER) periode 2008-2009 sebagai anggota divisi ruminansia kecil. Selain

itu penulis juga aktif dalam aktivitas Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) IPB

sebagai pengurus bidang literature periode 2009-2010 dan aktif dalam Persekutuan

Oikumene Protestan Katolik (POPK) Fakultas Peternakan. Penulis pernah mengikuti

kegiatan magang di kandang Closed house Charoen Pokphand, restoran Fast Food

KFC Bogor dan aktivitas sosial IPB Go field 2010.

Page 8: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan kasih karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul Evaluasi Penerapan GMP dan SSOP Produksi Ayam Goreng di

Salah Satu Restoran Cepat Saji Kota Bogor. Skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan di Fakultas Peternakan, Institut

Pertanian Bogor. Penulisan skripsi ini juga bertujuan untuk memberikan satu

sumbangan untuk kemajuan di dunia peternakan, khususnya program GMP dan

SSOP pengolahan hasil daging ayam.

Penelitian dilaksanakan dalam bentuk magang di sebuah restoran cepat saji

kota Bogor. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran nyata tentang

restoran pengolah hasil peternakan khususnya daging ayam dan cara produksi

pangan yang baik menurut standar higienis dari pemerintah. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini belum sempurna. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan menjadi salah satu sumber ilmu pengetahuan.

Bogor, November 2011

Penulis

Page 9: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN .................................................................................................. i

ABSTRACT . ................................................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. iv

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. v

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

Latar Belakang ..................................................................................... 1 Tujuan .................................................................................................. 2

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 3

Daging Ayam ....................................................................................... 3 Ayam Goreng Tepung .................................................................. 3 Keamanan Bahan Pangan .................................................................... 6 Keamanan Bahan Pangan Asal Unggas ................................... 7 Good Manufacturing Practices (GMP) ............................................... 9 Persyaratan secara Umum ........................................................ 11 Persyaratan Khusus Golongan ................................................. 14 Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan .................................... 15 Persyaratan Higiene Sanitasi Pengolahan Makanan ................ 16 Persyaratan Higiene Sanitasi Penyimpanan Makanan ............. 16 Standard Sanitation Operating Procedures (SSOP) ............................. 17

MATERI DAN METODE ............................................................................... 21

Lokasi dan Waktu ................................................................................ 21 Materi ................................................................................................... 21 Bahan ........................................................................................ 21 Alat .......................................................................................... 21 Prosedur ............................................................................................... 21 Observasi Lapang .................................................................... 22 Wawancara dan Pengumpulan Data ........................................ 22 Evaluasi Data ........................................................................... 22 Penerapan GMP ....................................................................... 22 Penerapan SSOP ...................................................................... 24 Analisis Data ............................................................................ 24

Page 10: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

ix

KEADAAN UMUM LOKASI ........................................................................ 25

Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken (KFC) .......................... 25 Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken di Indonesia ................. 25 Visi dan Misi Perusahaan .................................................................... 27 Produk .................................................................................................. 27

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 28

Pengolahan Ayam Goreng Tepung ...................................................... 28 Penerimaan Daging Ayam ....................................................... 30 Penyimpanan ............................................................................ 33 Pelunakan (Thawing) ............................................................... 33 Dress up ................................................................................... 34 Marinade .................................................................................. 34 Penepungan .............................................................................. 35 Penggorengan ........................................................................... 35 Penyajian .................................................................................. 36 Kriteria Mutu Produk ............................................................... 36 Aplikasi Good Manufacturing Practices (GMP) ................................. 36 Lokasi, Bangunan dan Fasilitas Restoran ................................ 38 Sistem Pencahayaan ................................................................. 40 Sistem Penghawaan ................................................................. 41 Sistem Air Bersih ..................................................................... 41 Air Kotor .................................................................................. 42 Fasilitas Cuci Tangan dan Toilet ............................................. 45 Ruang Pengolahan Makanan ................................................... 46 Karyawan ................................................................................. 46 Bahan dan Perlindungan Makanan .......................................... 47 Peralatan Makanan dan Memasak ........................................... 48 Persyaratan Khusus Golongan A.3 .......................................... 49 Aplikasi Sanitation Standard Operating Procedures .......................... 50 Keamanan Air .......................................................................... 51 Kebersihan Permukaan yang Kontak dengan Makanan .......... 51 Pencegahan Kontaminasi Silang .............................................. 52 Fasilitas Sanitasi ...................................................................... 53 Perlindungan Bahan Pangan dari Cemaran (Adulteran) .......... 54 Pelabelan dan Penyimpanan yang Tepat ................................. 54 Kontrol Kesehatan Karyawan .................................................. 55 Pencegahan Hama .................................................................... 55

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 62

Kesimpulan ......................................................................................... 62 Saran ................................................................................................... 62

UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 64

LAMPIRAN ................................................................................................... 68

Page 11: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Daftar Jenis Pangan Penyebab Keracunan …………………………… 6

2. Kemungkinan Cemaran Bahaya Pangan dari Daging Unggas………... 7

3. Suhu Penyimpanan Bahan Mentah …………………………………… 17

4. Kriteria Karkas Berdasarkan Standardisasi Pusat …………………… 30

5. Hasil Penilaian Aplikasi GMP di Salah Satu Restoran Cepat Saji Kota Bogor ………………………………………………………….. 36

6. Perhitungan Limbah Cair Restoran …………………………………... 42

7. Hasil Pengukuran Kualitas Air Limbah Keluaran Grease Trap …….. 44

8. Spesifikasi Penerimaan dan Penyimpanan Bahan ……………………. 48

9. Peralatan Produksi Ayam Goreng ……………………………………. 49

10. Penggunaan Lap Handuk …………………………………………… 53

11. Dokumentasi monitoring, koreksi dan rekaman pelaksanaan delapan kunci SSOP ……………………………………………………………

57

Page 12: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Diagram alir pembuatan ayam goreng tepung …………………... 29

2. Potongan sembilan bagian karkas ayam dan bobot setiap potongan ………………………………………………………….

31

3. Layout bangunan restoran ……………………………………….. 39

4. Bagian-bagian grease trap beserta fungsinya …………………… 43

Page 13: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Parameter Penilaian Aspek GMP dalam Restoran………………. 69

2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.715/MENKES /SK/2003………………………………………………………….

75

Page 14: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Daging ayam termasuk dalam salah satu sumber protein hewani yang paling

banyak digemari oleh masyarakat. Populasi ternak ayam ras pedaging di dunia

menurut data FAO pada tahun 2008 sekitar 92,9 juta ton dan angka ini lebih tinggi

daripada populasi ternak sapi pedaging. Permintaan terhadap daging ayam ini di

Indonesia juga mengalami peningkatan dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir

yaitu 530.874 ekor pada tahun 2000 menjadi 1.249.952 ekor pada tahun 2010,

dengan persentase kenaikan sekitar 57% (BPS, 2009). Konsumsi protein yang

dibutuhkan oleh orang dewasa untuk keperluan pokok adalah sekitar 0,8 g protein/kg

berat badan (BB).

Daging ayam mengandung sejumlah nutrisi penting yang dibutuhkan oleh

tubuh seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan beberapa mineral. Nutrisi yang

tersedia dalam daging dapat pula menjadi media yang baik untuk pertumbuhan

mikroba termasuk bakteri patogen. Dampaknya adalah daging menjadi tercemar dan

tidak layak untuk dikonsumsi. Daging yang sudah tercemar dapat menimbulkan

penyakit pada manusia. Mikroba patogen dapat mencemari daging unggas sejak

berada dalam masa pemeliharaan, proses pemotongan dan tahap pengolahan yang

tidak higienis.

Dewasa ini, perubahan gaya konsumsi masyarakat untuk makan di luar rumah

menjadi salah satu peluang berkembangnya restoran dan rumah makan. Beberapa

restoran dan rumah makan menggunakan daging ayam sebagai menu pilihan utama

dan penciri khas. Penyajian makanan dalam waktu yang singkat dalam restoran dan

rumah makan, terutama untuk produk daging ayam yang mudah busuk, menjadi

tantangan tersendiri bagi pihak pengelola. Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga

agar produk yang dihasilkan aman untuk dimakan dan tidak mengganggu kesehatan.

Kepercayaan konsumen pada keamanan pangan yang diproduksi mempengaruhi

daya terima dan daya tarik keberadaan restoran dan rumah makan tersebut.

Jaminan terhadap keamanan pangan tidak cukup hanya mengandalkan

pengujian produk akhir di laboratorium. Pertukaran arus informasi yang berkembang

pesat membuat konsumen semakin cerdas menentukan pilihan terhadap pangan yang

akan dikonsumsi. Kecenderungan yang terjadi di saat ini adalah konsumen mulai

Page 15: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

2

mencari informasi mengenai setiap proses pada bahan mentah hingga siap

dikonsumsi sehingga setiap tahapan yang berlangsung memerlukan jaminan bahwa

produk tersebut benar-benar layak dan aman dimakan.

Pihak pengelola pangan dapat memegang pedoman penerapan sistem mutu

yang telah diakui, baik secara internasional maupun hasil kerja sama dengan instan-

si pemerintah. Good Manufacturing Practices (GMP) atau cara produksi makanan

yang baik (CPMB) merupakan suatu pedoman yang dapat digunakan oleh industri

untuk memproduksi pangan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi. Prinsip

penerapan GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk

siap dikonsumsi. Pelaksanaan GMP melibatkan seluruh pihak baik pimpinan maupun

karyawan yang yang terlibat dalam pengadaan pangan.

Sanitasi merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh unit usaha yang akan

melaksanakan program GMP. Pelaksanaan sanitasi yang efektif dapat mengontrol

pertumbuhan mikroba yang masuk selama proses persiapan dan penyajian produk

pangan dilakukan. Program pelaksanaan sanitasi tertuang dalam suatu pedoman

standar yang mengacu praktek internasional yaitu standard sanitation operating

procedures (SSOP). Pelaksanaan sistem SSOP diikuti oleh tahap monitoring,

penyimpanan rekaman dan tindakan verifikasi yang berkesinambungan. Hal ini

dilakukan karena penyimpangan atau kesalahan terhadap pelaksanaan SSOP dapat

mencemari kondisi lingkungan sehingga menjadi rentan terhadap pertumbuhan

mikroba.

Tujuan

Magang penelitian ini secara umum bertujuan mendapatkan gambaran nyata

tentang restoran pengolah pangan hasil ternak, meningkatkan kemampuan dalam

mengobservasi, menganalisis masalah yang terjadi serta memperoleh pengalaman

bekerja. Secara khusus magang penelitian ini bertujuan untuk mempelajari aspek

penerapan GMP dan SSOP unit pengolahan produksi ayam goreng dalam rangka

memberikan jaminan mutu dan kepuasan kepada konsumen.

Page 16: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

TINJAUAN PUSTAKA

Daging Ayam

Jenis daging yang berasal dari unggas yang umum dikonsumsi adalah daging

ayam. Menurut SNI 01-3924-2009 karkas ayam ialah bagian dari tubuh ayam tanpa

kepala, leher, kaki, paru-paru dan atau ginjal setelah penyembelihan halal,

pencabutan bulu dan pengeluaran jeroan. Produk daging ayam banyak dikonsumsi

masyarakat global karena tidak ada faktor pembatas dengan kultur budaya dan

kepercayaan tertentu, sehat, bergizi, kandungan lemaknya sedikit dengan asam lemak

tidak jenuh yang lebih rendah dibanding daging lainnya (Mead, 2004 a).

Lemak pada unggas ayam terletak di bawah kulit sehingga dapat dipisahkan

apabila tidak ingin dikonsumsi. Daging unggas lebih seragam dalam komposisi,

tekstur dan warna dibanding dengan jenis daging mamalia sehingga lebih mudah

dalam konsistensi formulasi produk pangan (Sams, 2001). Protein dari jenis daging

ini mengandung asam amino essensial yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuh-

an dan perkembangan. Selain itu, daging unggas juga merupakan sumber beberapa

mineral seperti fosfor, zat besi, kobalt dan seng serta vitamin B12 dan B6 (Parker,

2003). Warna daging unggas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur potong,

jenis kelamin, strain, pakan, lemak intramuskular, kondisi sebelum pemotongan

dan perbedaan teknologi pengolahan (Parker, 2003).

Unggas penghasil daging yang utama di Indonesia adalah ayam ras pedaging

atau yang dikenal dengan sebutan ayam broiler. Ayam broiler umumnya dipotong

pada umur 5-6 minggu sehingga dagingnya masih lunak (Hardjosworo dan

Rukmiasih, 2000). Ayam broiler dapat menghasilkan daging dalam jumlah banyak

dan setiap bagian tubuh mempunyai rasa yang tidak sama satu dengan yang lain

(Amrullah, 2004). Bagian punggung memiliki jumlah tulang yang lebih banyak,

bagian betis lebih keras karena lebih berotot. Sebaliknya bagian dada lebih empuk

dan sedikit mengandung lemak (Amrullah, 2004).

Ayam Goreng Tepung

Daging ayam dapat diolah menjadi beberapa produk yang mempunyai nilai

komersial dan cukup digemari masyarakat. Pengolahan daging ayam mempunyai

beberapa keuntungan diantaranya memperbaiki sifat fisik sensori (flavor, tekstur dan

Page 17: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

4

penampakan umum), inaktivasi enzim lisosom, mempertahankan kestabilan warna

pada produk curing dan menghilangkan komponen yang tidak diinginkan serta

mengurangi jumlah populasi mikroba patogen (Dawson et al., 2009). Salah satu

teknik pengolahan daging ayam yang umum dilakukan adalah dengan penggoreng-

an. Beragam inovasi dalam teknik penggorengan dilakukan agar menghasilkan

produk yang mempunyai nilai lebih dan berdaya saing (Sahin dan Sumnu, 2009).

Salah satu produk inovasi tersebut adalah ayam goreng tepung. Tahapan yang dapat

digunakan dalam memproduksi ayam goreng tepung adalah marinade, penepungan

dan pengorengan.

Marinade. Marinade merupakan salah satu metode yang digunakan untuk persiapan

pengolahan daging baik pada pangan yang dikonsumsi langsung maupun untuk yang

diawetkan. Marinade berperan dalam memperbaiki sifat sensori daging seperti rasa,

warna, kelembapan dan tekstur serta sifat fisik daging yang meliputi daya mengikat

air dan kestabilan produk (Mead, 2004a). Marinade terdiri dari campuran garam,

asam organik, nitrat dan bumbu yang umumnya dibuat dalam larutan. Marinade yang

modern dilakukan dalam mesin marinator yang berputar secara perlahan (tumbling).

Gerakan perputaran ini akan mempermudah proses penyerapan larutan marinade

yang telah dibuat termasuk daya kerja antimikroba dalam larutan bumbu (Tan dan

Ockerman, 2006). Proses marinade merupakan seni yang menggabungkan antara

formulasi bumbu, alat yang digunakan dan bentuk produk (Mead, 2004a).

Penepungan (Breading). Teknik penepungan yang membentuk lapisan kerak pada

produk daging ayam goreng tepung membawa kesan tersendiri bagi konsumen.

Prinsip dasar pelapisan adalah penggunaan tepung dan telur. Perkembangan

teknologi fungsional dari pelapisan adalah untuk menciptakan lapisan homogeneous

yang akan menutupi seluruh permukaan pangan (Fiszman, 2009). Penggunaan

campuran bumbu dan herbal, garam, monosodium glutamat dan susu skim dalam

lapisan tepung dapat mempengaruhi cita rasa produk akhir. Garam dan fosfat dapat

mengekstrak protein yang dapat membantu untuk menutup lapisan selama proses

pemasakan sehingga menghasilkan rasa dan kelembapan yang diinginkan (Mead ,

2004a).

Page 18: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

5

Hal penting yang diperhatikan dalam pelapisan produk gorengan adalah

jumlah minyak yang diabsorbsi selama penggorengan. Beberapa faktor yang

berpengaruh terhadap absorbsi minyak menurut Fiszman (2009) adalah kualitas

minyak goreng, temperatur dan lama penggorengan, masa pendinginan, bentuk,

komposisi, dan daya porositi produk. Daya absorbsi minyak dapat dikurangi dengan

mengubah komposisi bahan pelapis. Penggunaan campuran albumen putih telur

dalam komposisi tepung pelapis dapat mengurangi absorbsi minyak tetapi

menghasilkan produk yang lebih lunak .

Penggorengan. Teknik ini merupakan proses pemanasan bahan pangan dengan

menggunakan medium minyak goreng sebagai penghantar panas (Muchtadi, 2008).

Perlakuan panas pada ayam yang telah dimarinade dapat menekan pertumbuhan

bakteri patogen psiktropik (Tan dan Ockerman, 2006). Menurut Sahin dan Sumnu

(2009) teknik penggorengan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penggorengan

biasa (pan frying) dan penggorengan dengan teknik perendaman seluruh bahan (deep

fat frying). Deep fat frying merupakan teknik penggorengan yang dilakukan dengan

menggunakan minyak goreng dalam jumlah banyak sehingga bahan pangan yang

digoreng akan terendam seluruhnya di dalam minyak goreng tersebut. Deep fat

frying dapat menyebabkan hidrolisis, oksidasi dan polimerisasi dari minyak.

Hidrolisis meningkatkan jumlah dari asam lemak bebas, mono dan diacylglycerols

dalam lemak (Choe dan Minn, 2007). Reaksi oksidasi terjadi lebih besar daripada

reaksi hidrolisis selama proses penggorengan deep fat frying. Reaksi oksidasi

menghasilkan hidroperoksida dan kemudian molekul bervolatil rendah seperti

aldehid, keton, asam karboksil dan rantai pendek alkana dan alkena.

Panas dan transfer massa di dalam produk dengan teknik penggorengan deep

fat frying, diatur melalui transfer panas dari minyak ke produk. Transfer panas pada

teknik ini berlangsung secara merata dan seragam. Perubahan karateristik geometri

bahan pangan seperti bentuk, ukuran, area permukaan, volume dan massa jenis

berubah selama proses penggorengan. Permukaan produk gorengan biasanya

berbentuk kerak (crust), kerak ini berwarna kecoklatan akibat reaksi pencoklatan non

enzimatis (Muchtadi, 2008). Proses lain yang terjadi selama penggorengan adalah

gelatinisasi pati, denaturasi protein, inaktivasi enzim dan kerusakan mikroorganisme

(Sahin dan Sumnu, 2009).

Page 19: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

6

Keamanan Bahan Pangan

Keamanan pangan menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI

adalah segala upaya atau usaha yang dilakukan untuk mencegah pangan dari

kemungkinan cemaran baik secara biologis, kimia dan fisik yang dapat mengganggu,

merugikan bahkan membahayakan kesehatan. Keamanan pangan menjadi salah satu

isu terpenting mengingat banyaknya kejadian kasus keracunan makanan. Keracunan

makanan dapat menimbulkan beban secara sosial dan ekonomi dalam komunitas dan

sistem kesehatan masyarakat. Negara maju seperti Amerika Serikat mencatat

estimasi kerugian yang timbul akibat penyakit karena pangan pada tahun 1997 diatas

US $35 juta per tahun untuk biaya pengobatan dan penurunan produktivitas (WHO,

2007). Data pelaporan untuk kasus keracunan makanan di negara berkembang seperti

Indonesia sangat minim sehingga data yang tercatat menampilkan hanya sebagian

kecil dari kasus yang sebenarnya. Bakteri dapat menyebabkan keracunan pangan

melalui tiga mekanisasi (Gaman dan Sherrington, 1992) yaitu dengan cara 1)

infektif: keracunan yang terjadi karena mengkonsumsi makanan yang mengandung

bakteri hidup, 2) intoksinasi: keracunan karena mengkonsumsi pangan yang

mengandung eksotoksin, toksin diproduksi di dalam makanan yang telah tercemar, 3)

keracunan karena toksinnya tidak diproduksi dalam makanan tetapi dilepaskan

selama pertumbuhan dalam saluran pencernaan. Sumber dari keracunan makanan

dapat beragam mulai dari rumah tangga, jajanan, jasaboga (catering) maupun industri

pengolah pangan. Tabel 1 berikut ini menunjukkan jenis pangan penyebab keracunan

pangan di seluruh Indonesia pada tahun 2004 .

Tabel 1. Daftar Jenis Pangan Penyebab Keracunan

Jenis makanan Jumlah kejadian Makanan jajanan 22 Makanan olahan 23 Makanan jasaboga 34 Makanan rumah tangga 72 Tidak dilaporkan 2 Total 153 Sumber : Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan POM-RI (2005)

Penyebab keracunan makanan tertinggi terdapat dalam makanan hasil olahan

rumah tangga. Hal ini dapat menjadi indikator bahwa masyarakat masih kurang

Page 20: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

7

memperhatikan standar higienis dan keamanan pangan. Makanan jasaboga berada

pada urutan kedua sebagai sumber penyebab keracunan makanan. Arduser dan

Brown (2005) menyatakan restoran penghasil jasaboga rentan terhadap pertumbuhan

mikroba karena variasi makanan yang dihasilkan dapat menyebabkan kontaminasi

silang.

Keamanan Bahan Pangan Asal Unggas

Bahan pangan asal ternak khususnya daging dapat menjadi media yang

sangat baik untuk pertumbuhan mikroba karena mempunyai kadar air yang tinggi

(68%-75%), mengandung karbohidrat dan mineral serta pH yang menguntungkan

(Soeparno, 2005). Pertumbuhan mikroba ini dapat menyebabkan perubahan yang

tidak menguntungkan misalnya kerusakan daging, perubahan warna, lendir, noda dan

bau yang kurang sedap. Mikroba dapat mencemari daging pada waktu hewan belum

dipotong atau secara sekunder yaitu pada saat penanganan setelah penyembelihan

(Lawrie, 2003). Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mungkin dapat

membahayakan keamanan pangan asal daging unggas (Mead, 2004a).

Tabel 2. Kemungkinan Cemaran Bahaya Pangan dari Daging Unggas

Agen pembawa Contoh Bahaya Mikroba • Infeksi dan intoksinasi patogen Campylobacter spp., Salmonella

serotypes, Clostridium perfringens, Listeria monocytogenes

• Bakteri tahan antimikroba Salmonella Typhimurium DT104, Enterococcus spp

• Toksinasi jamur Ochratoxin A, alfatoxin Bahaya kimia • Residu antimikroba Chlortetracycline, sulphaquinoxaline, • Residu pestisida DDT, dieldrin • Residu logam berat Timah, merkuri • Residu hormone Trenbolone, clenbuterol Bahaya fisik • Benda asing Serpihan tulang, kaca, logam, plastik Sumber : Mead (2004a)

Sumber keracunan makanan dari daging unggas dapat berasal dari

mikroorganisme, cemaran kimia dan cemaran fisik benda asing. Cemaran

mikroorganisme merupakan penyebab utama dari keracunan makanan asal daging

Page 21: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

8

unggas (Mead, 2004b). Daging unggas dapat menjadi media yang cocok untuk

perkembangan mikroba, karena unggas dalam kehidupannya selalu bersentuhan

dengan lingkungan yang kotor (Djaafar dan Rahayu, 2007). Jenis bakteri yang

umum dijumpai dalam produk asal unggas dan turunannya adalah Salmonella dan

Campylobacter (Meldrum et al., 2006). Keracunan makanan oleh Salmonella

merupakan tipe infeksi, yaitu terjadi karena mengkonsumsi makanan yang

didalamnya terdapat poliferasi bakteri ini (Winarno, 2007).

Salmonella merupakan bakteri gram negatif dari famili Enterobacteriaceae,

yang termasuk dalam fakultatif anaerobik. Bakteri ini mampu bertahan pada pH 4-8

dengan nilai aw lebih besar dari 0,94 dan suhu untuk pertumbuhan 5-46 oC

(Crammer, 2003). Secara serologi, Salmonella dibagi menjadi sekitar 2000 tipe dan

Salmonella enteriditis merupakan jenis Salmonella yang paling banyak ditemui pada

daging unggas dan menyebabkan penyakit pada manusia (Bohaychuk et al., 2006).

Salmonella dapat masuk ke dalam tubuh unggas melalui pakan dan kondisi yang

lingkungan yang telah tercemar.

Bakteri ini dapat bertahan dalam saluran pencernaan, ginjal, liver, dan saluran

reproduksi. Penularan bakteri ini juga dapat terjadi melalui transmisi vertikal saluran

reproduksi induk ayam, sehingga telur yang menjadi bakalan unggas sudah tercemar

sebelum menetas (Mead, 2004b). Inkubasi dari bakteri ini muncul setelah 6-48 jam

setelah mengkonsumsi pangan yang tercemar. Gejala umum meliputi mual, kram

perut, diare, demam dan sakit kepala. Gejala ini dapat terjadi pada semua kalangan

umur, akantetapi lebih rentan terhadap kondisi kekebalan tubuh lemah, anak-anak

dan usia lanjut (Parker, 2003). Pencegahan terhadap bakteri ini dapat dilakukan

dengan tidak mengkonsumsi daging mentah. Bakteri ini dapat dimusnahkan pada

pemanasan minimum 70 oC (Oasily et al., 2006).

Campylobacter termasuk dalam bakteri gram negatif dan sebagian besar

bersifat patogen pada manusia (Sunatmo, 2009). Bakteri ini dapat tumbuh optimal

pada suhu 30-47,2 oC dengan pH minimal 4,9 dan aw 9,8 (Crammer, 2003). Bakteri

ini merupakan penyebab enteritis akut hingga diare berdarah yang disertai dengan

kram perut dan demam. Gejala klinis muncul setelah 2-5 hari setelah mengkonsumsi

pangan yang tercemar dan dapat sembuh setelah 7-10 hari (Parker, 2003).

Page 22: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

9

Clostridium perfringens termasuk dalam bakteri gram positif dengan suhu

pertumbuhan 15-50 oC, hidup pada pH diatas 5,5 dan aw 0,95 (Crammer, 2003). Jenis

bakteri ini merupakan penyebab penyakit gastroenteritis pada manusia (Sunatmo,

2009). Gejala muncul setelah 8-12 jam setelah mengkonsumsi pangan yang tercemar

dengan tanda seperti kram perut, diare dan mual yang disertai muntah. Gejala ini

dapat menjadi berbahaya pada orang tua usia lanjut.

Listeria monocytogenes adalah bakteri gram positif yang berbentuk basil dan

tidak membentuk spora serta bersifat anaerobik fakultatif. Listeria paling banyak

ditemukan dalam daging mentah, termasuk unggas. Bakteri ini lebih tahan terhadap

panas namun pertumbuhannya dapat dimatikan melalui pemanasan suhu tinggi.

Bakteri ini dapat tumbuh pada suhu 0- 45 oC dan pada suhu beku (Crammer, 2003).

Listeria dapat tumbuh pada kisaran pH 5,2-9,6 dengan toleransi garam 5% dan 10%

dengan nilai aw > 0,93. Keracunan makanan karena mengkonsumsi pangan yang

telah tercemar dapat menimbulkan demam, sakit kepala, mual dan muntah. Bakteri

ini juga dapat menyebabkan penyakit meningitis (Parker, 2003). Wanita hamil rentan

terhadap cemaran bakteri ini karena kemampuannya yang dapat melewati membran

plasma dan menyerang fetus sehingga menimbulkan aborsi spontan dan kelahiran

premature (Crammer, 2006). Penerapan sistem sanitasi dan cara pengolahan yang

benar dapat menekan angka pertumbuhan bakteri ini (ILSI, 2005).

Good Manufacturing Practices (GMP)

Disamping masalah keamanan pangan, industri pangan juga sering

menghadapi masalah kerusakan produk-produk pangan yang disebabkan oleh

berbagai mikroorganisme pembusuk, kualitas produk yang buruk dan tidak

konsisten, serta masa simpan yang singkat, sehingga menimbulkan kerugian ekonomi

yang cukup besar. Oleh karena itu, untuk mengatasi kedua masalah ini, diperlukan

pengendalian yang efektif melalui penerapan GMP (Good Manufacturing Practices)

dan implementasi sistem manajemen keamanan pangan yang berbasis pada sistem

HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) yang dihimbau oleh Codex untuk

diterapkan di industri pangan (Jenie, 2009).

Pengendalian mikroba pada bahan pangan asal ternak dapat dilakukan dengan

cara penerapan sistem keamanan pangan pada setiap proses produksi mulai dari

tahapan pemeliharaan ternak hingga tingkat pengolahan siap konsumsi.

Page 23: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

10

Gustiani (2009), menyatakan bahwa pengendalian ini dapat dilakukan dengan

penerapan sistem GMP. Sistem ini merupakan suatu pedoman yang bertujuan agar

produsen memenuhi persyaratan yang telah ditentukan untuk memproduksi produk

makanan bermutu sesuai dengan tuntutan konsumen (Thaheer, 2005). Penerapan

GMP harus dipatuhi oleh semua pihak yang terkait dengan proses pengolahan

makanan baik oleh pihak manajemen, karyawan, pemasok bahan termasuk tamu

yang melakukan kunjungan. Informasi mengenai proses penerapan GMP yang

berlaku dilakukan untuk mencegah kontaminasi silang diantara berbagai produk yang

diolah (Crammer, 2006). Penerapan GMP secara keseluruhan di Indonesia disahkan

menurut keputusan menteri kesehatan RI Keputusan Menteri Kesehatan No.1098-

/Menkes/Sk/VII/2003 tentang Pedoman Cara Produksi yang Baik untuk Makanan.

Prinsip penerapan GMP yaitu teknik atau cara dalam menjalankan,

mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan proses produksi mulai dari penerimaan

bahan baku sampai dengan konsumen akhir dengan tujuan untuk memberikan

jaminan kepada konsumen dan produsen bahwa produk yang dihasilkan aman dan

bermutu (layak dikonsumsi). Aman berarti produk yang dikonsumsi tidak

mengandung bahan berbahaya yang dapat menimbulkan penyakit, keracunan atau

kecelakaan yang merugikan konsumen akibat bahan kimia, mikrobiologi atau fisik.

Layak berarti kondisi produk menjamin makanan yang diproduksi adalah layak

untuk dikonsumsi manusia yaitu tidak mengalami kerusakan, berbau busuk,

menjijikkan, kotor, tercemar atau terurai (Thaheer, 2005).

Aplikasi GMP dan higiene sanitasi dalam industri jasaboga khususnya

restoran diperlukan untuk mendapatkan izin usaha dari pemerintah daerah sesuai

dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.715/MENKES-

/SK/V/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Jasaboga. Pedoman yang dapat

menjadi acuan untuk mendapatkan jaminan tentang pelaksanaan GMP dan higiene

sanitasi dalam industri jasaboga meliputi persyaratan secara umum, persyaratan

khusus golongan, persyaratan higiene sanitasi makanan, persyaratan higiene sanitasi

pengolahan makanan dan persyaratan higiene sanitasi penyimpanan makanan.

Page 24: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

11

Persyaratan secara Umum

Lokasi. Jarak jasaboga harus jauh dengan jarak minimal 500 m dari sumber

pencemaran seperti tempat sampah umum, toilet umum, bengkel cat, industri

terpolusi dan sumber pencemaran lainnya. Pengertian jauh dalam hal ini, relatif

tergantung pada arah pencemaran yang mungkin terjadi seperti aliran angin dan air.

Penentuan jarak minimal adalah 500 meter adalah sebagai batas terbang lalat rumah.

Halaman depan suatu unit usaha jasaboga dilengkapi dengan papan nama

perusahaan dan nomor izin usaha serta sertifikat layak higiene sanitasi. Halaman

bersih, tidak banyak lalat dan tersedia tempat sampah yang memenuhi syarat sanitasi

dan tidak terdapat tumpukan barang-barang yang dapat menjadi sarang tikus.

Pembuangan air kotor baik liimbah dapur maupun kamar mandi tidak menimbulkan

sarang serangga, jalan masuknya tikus serta terpelihara kebersihannya. Drainase

untuk pembuangan air hujan lancar dan tidak menimbulkan genangan air.

Bangunan dan Fasilitas. Konstruksi bangunan untuk kegiatan jasaboga harus

memenuhi persyaratan teknis konstruksi bangunan yang berlaku. Konstruksi

bangunan kuat dan selalu dalam keadaan bersih secara fisik dan bebas dari barang-

barang sisa atau bekas yang ditempatkan sembarangan. Bagian lantai pada

keseluruhan bangunan mudah untuk dibersihkan, rapat air, halus, kelandaian cukup

dan tidak licin. Permukaan dinding sebelah dalam bangunan sebaiknya dibuat halus,

tidak menyerap air dan mudah dibersihkan.

Dinding yang terkena percikan air dilapisi bahan kedap air setinggi 2 meter

dari lantai yang permukaannya halus, tidak menahan debu dan berwarna terang.

Bidang langit-langit harus menutup atap bangunan dengan tinggi minimal 2,4 meter

di atas lantai. Desain pintu pada bangunan yang dipergunakan untuk memasak harus

membuka ke arah luar. Semua pintu dari ruang tempat pengolahan makanan dibuat

menutup sendiri atau dilengkapi peralatan anti lalat, seperti kassa, tirai, pintu rangkap

dan lain-lain. Jendela, pintu dan lubang ventilasi tempat makanan diolah sebaiknya

dilengkapi dengan kassa yang dapat dibuka dan dipasang.

Sistem Pencahayaan. Listrik mempunyai peranan besar dalam desain interior

bangunan (Marlina, 2008). Keperluan untuk penerangan dapat dibuat sesuai dengan

kebutuhan dengan adanya listrik.

Page 25: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

12

Tata lampu pada bangunan restoran dapat memberikan efek yang menimbulkan

kesan maupun citra tertentu pada konsumen. Namun demikan, pada bagian ruang

pengolahan makanan, intensitas pencahayaan harus cukup untuk dapat melakukan

pemeriksaan dan pembersihan serta melakukan pekerjaan secara efektif. Setiap

ruangan tempat pengolahan makanan dan tempat mencuci tangan intensitas

pencahayaan sedikitnya 10 fc (100 lux) pada titik 90 cm dari lantai. Semua

pencahayaan tidak boleh menimbulkan silau dan distribusinya diatur sedemikian

rupa sehingga dapat menghindari timbulnya bayangan.

Sistem Penghawaan. Sistem penghawaan adalah sistem pengaturan udara dengan

cara menukar udara di dalam ruangan dan mempercepat penguapan keringat serta

panas tubuh manusia pengguna bangunan agar tercapai sirkulasi udara yang nyaman

di dalam bangunan (Marlina, 2008). Pergerakan udara di dalam bangunan dapat

dirancang dengan membuat ventilasi secara alami, alat bantu kipas angin (fan)

maupun pengondisian udara (air conditioning). Ruangan tempat pengolahan

makanan harus dilengkapi dengan sistem penghawaan yang dapat menjaga keadaan

nyaman. Pemakaian ventilasi harus cukup (sekitar 20% dari luas lantai) untuk

mencegah udara dalam ruangan terlalu panas, mencegah terjadinya kondensasi uap

air atau lemak pada lantai, dinding atau langit-langit dan membuang bau, asap dan

pencemaran lain dari ruangan yang berbeda.

Ruang Pengolahan Makanan. Luas untuk tempat pengolahan makanan harus

cukup untuk para karyawan sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan efisien dan

menghindari kemungkinan kontaminasi silang antar makanan yang diproduksi. Luas

lantai dapur yang bebas dari peralatan sedikitnya 2 (dua) meter persegi untuk setiap

orang bekerja. Ruang pengolahan makanan tidak boleh berhubungan langsung

dengan jamban dan kamar mandi. Ruangan ini sebaiknya dilengkapi dengan

sedikitnya meja khusus kerja, lemari/ tempat penyimpanan bahan dan makanan jadi

yang terlindung dari gangguan tikus dan hewan lainnya.

Fasilitas Pencucian Peralatan dan Bahan Makanan. Pencucian peralatan harus

menggunakan bahan pembersih atau deterjen. Peralatan dan bahan makanan yang

telah dibersihkan disimpan dalam tempat yang terlindung dari kemungkinan

pencemaran oleh tikus dan hewan lainnya.

Page 26: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

13

Pencucian bahan makanan yang tidak dimasak harus menggunakan larutan kalium

permanganat 0,02% atau dalam rendaman air mendidih dalam beberapa detik.

Fasilitas Cuci Tangan. Tempat cuci tangan dibuat terpisah dengan tempat cuci

peralatan maupun bahan makanan yang dilengkapi dengan air kran, saluran

pembuangan tertutup, bak penampungan, sabun dan pengering. Jumlah tempat cuci

tangan disesuaikan dengan banyak karyawan, 1-10 orang = 1 buah dengan tambahan

1 buah untuk setiap penambahan 10 orang. Tempat cuci tangan diletakkan sedekat

mungkin dengan tempat bekerja.

Sumber Air Bersih. Distribusi air bersih merupakan hal penting yang harus

diperhatikan dalam usaha menjaga kesehatan dan higiene sanitasi. Air bersih harus

tersedia cukup untuk seluruh kegiatan penyelenggaraan jasaboga memenuhi syarat

sesuai dengan keputusan menteri kesehatan.

Jamban dan Peturasan. Jamban dan peturasan yang terdapat dalam restoran harus

memenuhi syarat higiene sanitasi serta memenuhi pedoman plumbing Indonesia.

Jumlah jamban yang disediakan harus sesuai dengan jumlah karyawan yakni, 1-10

orang: 1 buah; 11-25 orang: 2 buah; 26-50 orang: 3 buah dengan penambahan 1 buah

setiap penambahan 25 orang. Jumlah peturasan pun disesuaikan dengan jumlah

karyawan yaitu:1-30 orang: 1 buah; 31-60 orang: 2 buah dengan penambahan 1 buah

setiap penambahan 30 orang.

Kamar Mandi. Jasaboga harus dilengkapi kamar mandi dengan air kran mengalir

dan saluran pembuangan air limbah yang memenuhi pedoman plumbing Indonesia.

Jumlah kamar mandi harus mencukupi kebutuhan paling sedikit 1 buah untuk 1-10

orang dengan penambahan 1 buah setiap 20 orang.

Tempat Sampah. Tempat sampah seperti kantong plastik, kertas dan bak sampah

tertutup harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan diletakkan sedekat mungkin

dengan sumber produksi sampah, dan terhindar dari kemungkinan tercemarnya

makanan oleh sampah. Penanggung jawab jasaboga harus memelihara semua

bangunan, fasilitas dan alat-alat dengan baik untuk menghindari kemungkinan

terjadinya pencemaran terhadap makanan, akumulasi debu atau jasad renik,

Page 27: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

14

peningkatan suhu, akumulasi sampah, perkembangbiakan serangga, tikus dan

genangan air.

Persyaratan Khusus Golongan

Jasaboga Golongan A1. Jasaboga ini melayani kebutuhan masyarakat umum,

dengan pengolahan yang menggunakan dapur rumah tangga dan dikelola oleh

keluarga. Persyaratan umum dan khusus yang harus dipenuhi sebagai berikut:

a. ruang pengolahan makanan tidak boleh dipakai sebagai ruang tidur.

b. sistem penghawaan: bangunan yang tidak mempunyai ventilasi alam yang cukup

harus menyediakan ventilasi yang dapat memasukkan udara segar serta

pembuangan udara kotor atau asap tidak menimbulkan gangguan terhadap

lingkungan.

c. tersedia tempat cuci tangan yang permukaannya halus dan mudah dibersihkan

d. tersedia sedikitnya satu buah lemari es untuk penyimpanan makanan yang mudah

busuk.

Jasaboga Golongan A2. Jasaboga ini melayani kebutuhan masyarakat umum,

dengan pengolahan yang menggunakan dapur rumah tangga dan menggunakan

tenaga kerja. Jasaboga ini harus memenuhi persyaratan jasaboga golongan A1

dengan persyaratan khusus sebagai berikut:

a. pengaturan ruang: ruang pengolahan makanan diberi dinding pemisah dengan

ruangan lainnya.

b. sistem penghawaan: pembuangan asap dari dapur harus dilengkapi dengan alat

yang membantu pengeluaran asap, sehingga tidak mengotori ruangan.

c. penyimpanan makanan: tersedia sedikitnya 1 buah lemari penyimpanan dingin

yang khusus dipergunakan untuk menyimpan makanan yang cepat busuk.

d. fasilitas ganti pakaian: bangunan harus dilengkapi dengan tempat penyimpanan

dan ganti pakaian yang cukup serta ditempatkan sedemikian rupa sehingga

mencegah kontaminasi terhadap makanan.

Jasaboga Golongan A3. Jasaboga ini melayani kebutuhan masyarakat umum,

dengan pengolahan yang menggunakan dapur khusus dan tenaga kerja. Persyaratan

Page 28: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

15

jasaboga golongan ini harus memenuhi persyaratan jasaboga golongan A2 dengan

syarat khusus sebagai berikut :

a. pengaturan ruang: ruang pengolahan makanan harus terpisah dari bangunan untuk

tempat tinggal.

b. ventilasi/ penghawaan: pembuangan asap dari dapur harus dilengkapi dengan alat

pembuangan asap dan cerobong asap.

c. ruang pengolahan makanan: tempat memasak makanan harus terpisah secara jelas

dengan tempat penyiapan makanan matang.

Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan

Bahan Makanan. Bahan yang akan diolah terutama daging, susu, telur, ikan/udang

dan sayuran harus baik, segar dan tidak rusak atau berubah bentuk, warna dan rasa.

Bahan-bahan ini berasal dari tempat resmi yang diawasi. Bahan terolah yang

dikemas, bahan tambahan dan bahan penolong telah memenuhi persyaratan

keputusan menteri kesehatan yang berlaku.

Makanan Terolah. Makanan yang telah dikemas mempunyai label dan merk,

terdaftar dan mempunyai nomor daftar, kemasan tidak rusak/pecah atau kembung,

belum kadaluwarsa dan kemasan digunakan hanya untuk satu kali penggunaan.

Khusus untuk makanan yang tidak dikemas harus baru dan segar, tidak basi, tidak

busuk, tidak rusak atau berjamur dan tidak mengandung bahan yang dilarang.

Makanan Jadi. Makanan tidak rusak, busuk atau basi yang ditandai dari rasa, bau,

berlendir, berubah warna, berjamur, berubah aroma atau adanya pengotoran lain serta

memenuhi persyaratan bakteriologis berdasarkan ketentuan yang berlaku. Angka

kuman E. Coli pada makanan harus 0/gr contoh makanan. Angka kuman E. Coli

pada minuman harus 0/gr contoh minuman. Jumlah kandungan logam berat residu

pestisida, tidak boleh melebihi ambang batas yang diperkenankan menurut ketentuan

yang berlaku.

Page 29: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

16

Persyaratan Higiene Sanitasi Pengolahan Makanan

Karyawan Pengolah Makanan. Karyawan yang memegang bagian pengolahan

makanan memiliki sertifikat higiene sanitasi makanan, berbadan sehat yang

dibuktikan dengan surat keterangan dokter, tidak mengidap penyakit menular seperti

typhus, kolera, tbc atau pembawa kuman (carrier) serta setiap karyawan harus

memiliki buku pemeriksaan kesehatan yang berlaku

Peralatan yang Kontak dengan Makanan. Permukaan peralatan utuh (tidak cacat)

dan mudah dibersihkan. Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asam/basa atau

garam-garam yang lazim dijumpai dalam makanan dan bila kontak dengan makanan,

tidak mengeluarkan logam berat beracun yang membahayakan seperti : timah hitam

(Pb), arsenikum (As), tembaga (Cu), seng (Zn), cadmium (Cd), dan antimon atau

stibium. Setiap wadah yang digunakan harus mempunyai tutup yang menutup

sempurna. Kebersihan peralatan ditentukan dengan angka kuman maksimal 100/cm3

permukaan dan tidak ada kuman E. coli.

Cara Pengolahan. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan

cara terlindung dari kontak langsung dengan tubuh. Perlindungan ini dilakukan

dengan menggunakan sarung tangan plastik sekali pakai, penjepit makanan dan

sendok garpu. Perlindungan terhadap pencemaran pada makanan menggunakan

celemek/ apron, tutup rambut dan sepatu dapur. Karyawan pengolah menunjukkan

perilaku higiene selama bekerja seperti: tidak merokok, tidak makan atau

mengunyah, tidak memakai perhiasan, kecuali cincin kawin yang tidak berhias

(polos), tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan untuk keperluannya,

selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar kecil, memakai

pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar serta memakai pakaian kerja yang

bersih yang tidak dipakai di luar tempat jasaboga.

Persyaratan Higiene Sanitasi Penyimpanan Makanan

Penyimpanan Makanan. Bahan makanan dan produk pangan tidak boleh tercampur

dan disimpan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jarak makanan dengan lantai: 15 cm

Page 30: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

17

b. Jarak makanan dengan dinding: 5 cm

c. Jarak makanan dengan langit-langit: 60 cm.

Penyimpanan Bahan Mentah. Ketebalan dan bahan padat yang disimpan tidak

lebih dari 10 cm dan kelembaban penyimpanan dalam ruangan sekitar 80%-90%.

Pengaturan suhu yang digunakan untuk penyimpanan bahan mentah dapat dilihat

pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Suhu Penyimpanan Bahan Mentah

Jenis bahan makanan Digunakan untuk Maksimal 3 hari

Maksimal 1 minggu

Minimal 1 minggu

Daging, ikan, udang dan olahannya (-5)-0 oC (-10) –(-5) oC > -10 oC Telur, susu, dan olahannya 5-7 oC (-5) -0 oC > -5 oC Sayur, buah dan minuman 10 oC 10 oC 10 oC Tepung dan biji 25 oC 25 oC 25 oC Sumber: Kepmenkes No.715 Thn 2003

Penyimpanan Makanan Jadi. Produk makanan jadi harus terlindung dari debu,

bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan. Makanan yang cepat busuk disimpan

dalam suhu panas ≥65,5 oC atau atau disimpan dalam suhu dingin ≤ 4 oC. Makanan

cepat busuk untuk penggunaan dalam waktu lama (lebih dari 6 jam) disimpan dalam

suhu (–5)-(–1) oC.

Standard Sanitation Operating Procedure (SSOP)

Peran GMP dalam menjaga keamanan pangan selaras dengan persyaratan

dasar yang ditetapkan untuk penerapan HACCP. Penerapan program persyaratan

dasar ini harus didokumentasikan dalam Standar Prosedur Operasi Sanitasi (SPO

Sanitasi) atau Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP). Sanitasi dalam

prakteknya, meliputi kegiatan-kegiatan secara aseptik dalam persiapan, pengolahan

dan pengemasan produk pangan, pembersihan dan sanitasi pabrik termasuk

lingkungannya, serta kesehatan pekerja. Program sanitasi harus terencana, paksaan

aktif dan dapat diawasi secara efektif (Marriot, 1999). Tujuan SSOP (Winarno dan

Surono, 2002) adalah agar setiap karyawan teknis maupun administrasi dari yang

paling bawah sampai paling atas:

Page 31: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

18

1. mengerti bahwa program kebersihan dan sanitasi akan meningkatkan kualitas

sehingga tingkat keamanan produk meningkat, seirama dengan menurunnya

kontaminasi mikroba.

2. mengetahui adanya peraturan GMP yang mengharuskan digunakan zat-zat

tertentu yang dianggap aman dan efektif bagi program higiene dan sanitasi.

3. mengetahui tahapan-tahapan dalam higiene dan sanitasi.

4. mengetahui persyaratan minimum penggunaan sanitasi dengan klorin pada air

pendingin, khususnya pada industri pengolahan makanan.

5. mengetahui adanya faktor-faktor seperti pH, suhu, dan konsentrasi diienfektan

yang mempengaruhi hasil akhir suatu proses sanitasi.

6. mengetahui masalah potensial yang mungkin timbul bila sanitasi tidak dijalankan

dengan cukup.

Proses sanitasi berbeda dengan membersihkan (Winarno dan Surono, 2002).

Membersihkan adalah menghilangkan mikroba yang berasal dari sisa makanan dan

tanah yang mungkin dapat menjadi media yang baik bagi pertumbuhan mikroba.

Sanitasi menggunakan zat kimia dan atau metode fisika untuk menghilangkan

sebagian besar mikroba yang tertinggal pada permukaan alat dan mesin pengolah

makanan. Prosedur untuk melaksanakan higiene dan sanitasi harus disesuaikan

dengan jenis dan tipe mesin/alat pengolah makanan (Winarno dan Surono, 2002).

Standar yang digunakan adalah:

1. pre rinse atau langkah awal, yaitu menghilangkan tanah dan sisa makanan dengan

mengerok, membilas dengan air, menyedot kotoran dan sebagainya.

2. pembersihan yang dilakukan dengan menghilangkan sisa tanah atau sisa makanan

secara mekanis atau mencuci dengan lebih aktif.

3. pembilasan, yaitu membilas sisa tanah atau sisa makanan dari permukaan dengan

pembersih seperti sabun/deterjen.

4. pengecekan visual, yaitu memastikan dengan indera mata bahwa permukaan alat-

alat bersih.

5. penggunaan desinfektan, yaitu untuk membunuh mikroba.

6. pembersihan akhir, bila diperlukan untuk membilas cairan desinfektan yang padat

Page 32: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

19

7. pembilasan kering atau drain dry, yaitu pengeringan desinfektan atau final rinse

dari alat-alat tanpa diseka/dilap. Cegah jangan sampai terjadi genangan air, karena

genangan air merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan mikroba.

Delapan faktor penting yang harus dicakup pada pelaksanaan penyusunan

SSOP adalah keamanan air; keadaan dan kebersihan permukaan yang kontak dengan

makanan; pencegahan kontaminasi silang; fasilitas kebersihan; pencegahan

adulterasi; pelabelan, penyimpanan, dan penggunaan senyawa dan bahan berbahaya;

kesehatan pekerja; serta pencegahan hama.

Keamanan Air

Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan sehubungan dengan keamaan

air adalah: suplai air aman untuk air yang kontak dengan makanan atau dengan

permukaan yang kontak dengan makanan, suplai air aman untuk pembuatan susu,

serta tidak ada kontaminasi silang antara lain yang dapat diminum dengan air yang

tidak dapat diminum.

Keadaan dan Kebersihan Permukaan yang Kontak dengan Makanan

Sanitasi peralatan termasuk kedalam sanitas permukaan yang kontak dengan

makanan. Permukaan yang kontak dengan makanan tidak boleh mengandung toksik,

tidak menyerap, tahan karat, inert (tidak bereaksi), dan mudah dibersihkan. Langkah-

langkah pembersihan dan sanitasi, yang mencakup jenis dan konsentrasi pembersih

atau sanitaiser, harus dicantumkan.

Pencegahan Kontaminasi Silang

Kontaminasi silang yang sering terjadi banyak diakibatkan oleh praktek-

praktek pekerja yang tidak saniter. Oleh karena itu, pekerja harus mengetahui cara

mencegah kontaminasi silang, memisahkan bahan mentah dengan produk. Tata letak

industri harus dapat mencegah kontaminasi silang. Selain itu juga harus dijamin

adanya pemisahan dan perlindungan produk selama penyimpanan, pembersihan, dan

sanitasi daerah penanganan atau pengolahan pangan serta peralatan ditangani dengan

baik.

Page 33: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

20

Fasilitas Kebersihan

Kebersihan adalah salah satu faktor penting dalam pemeliharaan sanitasi.

Oleh karena itu, perusahaan harus menjamin kelengkapan dan kondisi kebersihan

fasilitas cuci tangan, fasilitas sanitasi tangan serta toilet.

Pencegahan Adulterasi

Tindakan ini ditujukan untuk menjamin bahwa pangan, pengemas pangan,

dan permukaan yang kontak dengan makanan terlindung dari berbagai cemaran

mikrobiologi, kimia, dan fisik, termasuk pelumas, bahan bakar, pestisida, senyawa

pembersih, sanitaiser, kondensat dan cipratan dari lantai.

Pelabelan, Penyimpanan, Penggunaan Senyawa dan Bahan Berbahaya

Tindakan ini mencakup tata cara dan jenis pelabelan yang digunakan pada

bahan–bahan kimia yang digunakan, baik untuk proses produksi maupun

pembersihan, desinfeksi dan sebagainya.

Kesehatan Pekerja

Suatu industri pangan harus menjamin pengelolaan pekerja, terutama yang

didiagnosa dengan penyakit atau gejala penyakit serta luka yang mungkin menjadi

sumber cemaran mikroba.

Pencegahan Hama

Pencegahan hama ditujukan untuk menjamin bahwa tidak ada hama di

fasilitas pengolahan pangan, mencakup prosedur pencegahan, pemusnahan, serta

penggunaan bahan kimia untuk mengendalikan hama.

Page 34: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

MATERI DAN METODE

Lokasi dan Waktu

Kegiatan magang penelitian ini dilaksanakan di salah satu restoran cepat saji

kota Bogor. Kegiatan dilakukan di bagian dapur (kitchen). Penelitian dilakukan

setiap hari Senin hingga Jumat pada pukul 07.00-14.00 (shift pagi) atau 13.00-20.00

(shift siang) dari bulan Februari sampai Maret 2011.

Materi

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian dan observasi kerja yaitu karyawan,

narasumber, literatur yang meliputi buku, skripsi, catatan atau dokumen perusahaan

yang terkait dengan pelaksanaan good manufacturing practices (GMP) dan standard

sanitation operating procedures (SSOP) yang dilaksanakan dalam perusahaan.

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian dan observasi kerja yaitu alat tulis

lengkap sebagai sarana pengumpulan data, lembar check list serta pakaian kerja

lengkap.

Prosedur

Kegiatan magang dilakukan di salah satu restoran siap saji ayam goreng

tepung dengan melakukan praktek langsung dan mengikuti proses kerja yang

berlaku. Proses kerja ini meliputi pengamatan lapang, mengikuti beberapa kegiatan

restoran, diskusi dan wawancara langsung, pengumpulan data terkait, mengamati

kegiatan pelaksanaan produksi dan studi literatur serta evaluasi dan analisis data.

Magang yang dilakukan merupakan kegiatan untuk menyelesaikan tugas akhir dalam

menyusun skripsi. Magang juga dilakukan dengan mempelajari keadaan umum

perusahaan, ketenagakerjaan, produk yang dihasilkan, aplikasi GMP dan SSOP

dalam proses pembuatan ayam goreng. Kegiatan magang ini secara umum dibagi

menjadi tiga yaitu observasi lapang, pengumpulan data dan analisis data.

Page 35: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

22

Observasi Lapang

Observasi lapang dilakukan dengan cara berpartisipasi aktif dalam mengikuti

berbagai kegiatan di restoran siap saji ayam goreng tepung. Kegiatan ini dilakukan

sebagai upaya dalam melakukan verifikasi keterkaitan dan kesesuaian antara GMP

dan SSOP yang mendukung pelaksanaan Hazard Analysis Critical Control Point

(HACCP).

Wawancara dan Pengumpulan Data

Data yang diambil merupakan data yang terkait dengan aplikasi GMP dan

SSOP yang mendukung terlaksananya pengendalian keamanan pangan dan

pencegahan pencemaran. Wawancara dan pengumpulan data yang terkait meliputi

informasi penerimaan bahan baku, bahan pendukung, bahan tambahan, bahan

pengemas, penggunaan bahan baku dan bahan penunjang, proses produksi,

pengemasan, penyimpanan dan pendistribusian. Informasi tersebut diperoleh dengan

cara pengamatan langsung dan pencatatan data yang terdapat di perusahaan.

Narasumber merupakan personel yang mendukung proses produksi, distribusi,

manajemen dan pengawasan kualitas.

Evaluasi Data

Evaluasi dilakukan terhadap data primer yang diperoleh di lapangan dengan

data yang diperlukan dalam penerapan GMP dan SSOP berdasarkan borang

monitoring. Hasil evaluasi kemudian dianalisis untuk penilaian terhadap kesesuaian

antara penerapan GMP menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

nomor 715/MENKES/SK/V/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Jasaboga.

Penerapan GMP :

1. Uraian pemeriksaan diobservasi dengan mencantumkan nilai yang sesuai pada

kolom X. Nilai yang diberikan adalah angka satuan (bulat), untuk memudahkan

penjumlahan dan memperkecil kesalahan.

Contoh :

• Apabila pada kolom bobot tertulis 1, artinya nilai yang dapat diberikan adalah 0

dan 1

Page 36: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

23

• Apabila pada kolom bobot tertulis 3 artinya nilai yang dapat diberikan adalah 0,

1, 2, dan 3.

• Apabila pada kolom bobot tertulis 5, artinya nilai yang dapat diberikan adalah 0,

1, 2, 3, 4, dan 5

2. Penggunaan formulir berlaku untuk semua golongan jasaboga dengan catatan

setiap golongan mempunyai batas penilaian sebagai berikut :

golongan A1 sampai dengan nomor 28 dengan nilai bobot : 70.

golongan A2 sampai dengan nomor 31 dengan nilai bobot : 74.

golongan A3 sampai dengan nomor 35 dengan nilai bobot : 83.

golongan B sampai dengan nomor 40 dengan nilai bobot : 92.

golongan C sampai dengan nomor 44 dengan nilai bobot : 100.

Keterangan :

• golongan A yaitu jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat umum, yang

terdiri atas golongan A1, A2, dan A3

• golongan B, yaitu jasaboga yang melayani kebutuhan khusus untuk:

a. Asrama penampungan jemaah haji

b. Asrama transito atau asrama lainnya

c. Perusahaan

d. Pengeboran lepas pantai

e. Angkutan umum dalam negeri

f. Sarana pelayanan kesehatan

• golongan C, yaitu jasaboga yang melayani kebutuhan untuk alat angkutan umum

internasional dan pesawat udara.

3. Nilai dari hasil penjumlahan uraian, menentukan pemenuhan syarat secara

keseluruhan, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. untuk golongan A1 : minimal mencapai 65, atau 65/70 = 93%

b. untuk golongan A2 : minimal mencapai 70, atau 71/74 = 94,5%

c. untuk golongan A3 : minimal mencapai 74, atau 75/83 = 90,3%

d. untuk golongan B : minimal mencapai 83, atau 84/92 = 90,2%

e. untuk golongan C : minimal mencapai 92, atau 92/100 = 92%

Page 37: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

24

5. Nilai penjumlahan setiap golongan bila dibandingkan dengan angka 100

(total nilai persyaratan tertinggi) berarti sebagai berikut :

a. Untuk golongan A1 antara 65% – 70%.

b. Untuk golongan A2 antara 71% – 74%.

c. Untuk golongan A3 antara 75% – 83%.

d. Untuk golongan B antara 84% – 92%.

e. Untuk golongan C antara 93% – 100%.

Penerapan SSOP

Uraian penerapan sanitation standard operating procedures (SSOP) diambil

dari data yang didapat dari restoran yang berhubungan langsung dengan analisis

delapan aspek kunci SSOP (USFDA, 2011) yang meliputi:

a. keamanan air, data yang diamati berupa hasil pengamatan terhadap instruksi kerja

dengan yang dilakukan di lapangan ;

b. kebersihan peralatan yang kontak dengan ayam goreng, data yang diamati berupa

hasil pengamatan terhadap instruksi kerja dengan yang dilakukan di lapangan ;

c. pencegahan terhadap kontaminasi silang, data yang diamati berupa hasil peng-

amatan terhadap instruksi kerja dengan yang dilakukan di lapangan ;

d. sarana pencucian dan sanitasi tangan, data yang diamati berupa penggunaan

sarung tangan oleh pekerja yang dilakukan di lapangan ;

e. pencegahan makanan dari pencemaran, data yang diamati berupa hasil pengamat-

an terhadap kesesuaian instruksi kerja dengan yang dilakukan di lapangan ;

f. pelabelan dan penyimpanan yang tepat, data yang diamati berupa hasil peng-

amatan terhadap kesesuaian instruksi kerja dengan yang dilakukan di lapangan ;

g. kesehatan karyawan, data yang diamati berupa hasil pengamatan terhadap

instruksi kerja dengan yang dilakukan di lapangan ;

h. pencegahan hama, data yang diamati berupa hasil pengamatan terhadap instruksi

kerja dengan yang dilakukan di lapangan ;

Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif terhadap data

primer dan data sekunder.

Page 38: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

KEADAAN UMUM LOKASI

Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken (KFC)

Kentucky Fried Chicken (KFC) pertama kali didirikan pada tahun 1930 oleh

Harland Sanders dengan pembukaan restoran pertama di Corbin, Sanders Court.

Gubernur negara bagian Kentucky, Amerika menobatkan Harland Sanders sebagai

“Kentucky Colonel” karena resep 11 herbs dan spices Original Recipe temuannya.

Harland Sanders menjual hak kepemilikannya kepada Pete Harmon di Salt Lake City

pada tahun 1952 dan pada tahun 1964 franchise-nya dijual kepada group investor

Jack Massey dan John Y.Brown Jr. Setahun kemudian, menjadi perusahaan publik

yang terdaftar di bursa sahan New York dengan Colonel Sanders sebagai pembeli

seratus saham perdanaya. Tahun 1971, Hublein Inc, melakukan merger dengan group

KFC Int, dan pada tahun yang sama ditemukan resep ayam goreng yang dikenal

“Crispy Chicken”. Kemudian, Hublein Inc, melakukan merger dengan RJ. Reynold

Co.

Perusahaan pepsico membeli seluruh saham KFC dari RJ Reynold Co. pada

tahun 1986. Pihak pepsico mengganti logo yang lama dengan logo baru yang

didominasi warna merah untuk memberikan brand image yang baru. Selanjutnya

kepemilikan KFC berada di tangan tricon global restaurant int, setelah pepsico

menjual sahamnya. Tricon Global Restaurant Int, mengalami perubahan nama

menjadi yum!brands restaurant Int. Sampai saat ini, KFC mempunyai lebih dari

puluhan ribu restoran yang tersebar di beberapa negara.

Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken (KFC) di Indonesia

Pemilik tunggal waralaba restoran KFC di Indonesia adalah PT. Fastfood

Indonesia, Tbk. yang didirikan Gelael Group pada tahun 1978. Perseroan mengawali

usaha warabala dengan pembukaan restoran KFC pertama pada bulan Oktober 1979

di Jalan Melawai, Jakarta. Outlet pertama ini mengalami kesuksesan dan kemudian

diikuti dengan pembukaan outlet-outlet berikutnya di Jakarta dan perluasan area

cakupan hingga ke kota-kota besar lain di Indonesia seperti Bandung, Semarang,

Surabaya, Medan, Makassar dan Manado. Perusahaan memperoleh hak waralaba

KFC dari Yum! Restaurants International (YRI) yaitu sebuah badan usaha milik

Yum! Brands Inc, yaitu sebuah perusahaan publik di Amerika Serikat yang juga

Page 39: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

26

pemilik waralaba dari empat merek ternama lainnya, yakni Pizza Hut, Taco Bell,

A&W, dan Long John Silvers. Lima merek yang bernaung dibawah satu kepemilikan

yang sama ini telah memproklamirkan Yum! Group sebagai fast food chain terbesar

dan terbaik di dunia dalam memberikan berbagai pilihan restoran ternama, sehingga

memastikan kepemimpinannya dalam bisnis multibranding.

Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 1993 yang

merupakan langkah yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan perseroan.

Kepemilikan saham mayoritas pada saat ini adalah 79,6% dengan pendistribusian

43,8% kepada Gelael Pratama dari Gelael Group, dan 35,8% kepada PT. Megah

Eraraharja dari Salim Group sementara saham minoritas sebesar 20,4%

didistribusikan kepada publik dan koperasi karyawan. Perusahaan senantiasa

membangun merek KFC sebagai pemimpin pasar restoran cepat saji. Area cakupan

restoran semakin diperluas dan hadir di berbagai kota kabupaten tanpa mengabaikan

persaingan ketat di kota-kota metropolitan. Perseroan mengakhiri tahun 2007 dengan

total 307 outlet termasuk mobil catering yang tersebar di 78 kota di seluruh

Indonesia dan memperkerjakan karyawan sebanyak 11.835 dengan hasil penjualan

tahunan diatas Rp. 1,509 triliun.

Perusahaan senantiasa memonitor posisi pasar dan nilai restoran secara

keseluruhan, mengevaluasi berbagai masukan dari konsumen untuk meningkatkan

kualitas produk, layanan dan fasilitas yang tersedia di restoran. Semua informasi ini

diperoleh dari survey rutin yang disebut dengan Brand Image Tracking Study (BITS)

dan CHAMPS management system (CMS) yang dilakukan oleh badan survey

indenpenden. BITS adalah survey untuk mengetahui persepsi konsumen dan brand

image restoran KFC sebagai acuan dari merek lainnya di bisnis restoran cepat saji.

Hasil dari BITS menunjukkan bahwa KFC secara konsisten masih menempati posisi

tertinggi di benak konsumen untuk “Top of Mind Awareness” dibandingkan dengan

merek utama lainnya. CMS adalah survey untuk menilai langsung kualitas produk,

layanan, dan fasilitas yang tersedia dibandingkan dengan yang diharapkan.

Kinerja perusahaan dalam pertumbuhan penjualan store menjadikannya salah

satu KFC Franchise Market terbaik di Asia dengan pertumbuhan rata-rata 8,5% pada

tahun 2007 dan akan terus mempertahankan posisi ini. Pengembangan merek yang

kontinu melalui strategi pemasaran yang inovatif, keunggulan operasional, dan

Page 40: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

27

pertumbuhan dua digit yang konsisten dalam penjualan dan pengembangan restoran,

telah menganugrahi perseroan berbagai penghargaan dari Asia Franchise Business

Unit dari Yum! Restaurants International.

Visi dan Misi Perusahaan

Visi yang dibuat perusahaan restoran adalah menjadi restoran ayam goreng

nomor satu dan selalu menjadi pemimpin dalam industri makanan cepat saji,

sedangkan misi restoran adalah menjadi restoran cepat saji modern yang memberikan

suasana ramah dan menyenangkan melalui kepuasan pelanggan (customer). Kunci

sukses perusahaan ini adalah komitmen tinggi dari pihak perusahaan perseroan untuk

mempertahankan visi kepempinan dalam industri restoran cepat saji dengan terus

memberikan kepuasan di wajah konsumen. Dukungan dari pemegang saham,

keahlian manajemen yang terbina baik, dedikasi dan loyalitas karyawan dan yang

terpenting adalah kontinuitas kunjungan konsumen, memastikan perseroan dapat

mencapai visi ini. Perseroan percaya bahwa dengan menciptakan dan

mengembangkan budaya yang mendalam dan kuat dimana setiap karyawan

memberikan perbedaan, menghidupkan ‘Customer and Sales Mania’ di setiap

restoran, memberikan perbedaan merek KFC yang sangat kompetitif, menjalin

kesinambungan proses dan hubungan antar karyawan, dan meraih hasil-hasil yang

konsisten.

Produk

Produk unggulan perusahaan diantaranya adalah Colonel’s New Improved

Original Recipe (OR) dan Hot&Crispy. Perusahaan juga menawarkan beberapa

produk lainnya sebagai produk unggulan diantaranya Colonel Burger, Crispy Strips,

Twister, dan Colonel Yakiniku. Salain produk-produk unggulan ini, KFC juga

memenuhi selera lokal dengan menu pilihan lain seperti perkedel, nasi, salad dan sup

ayam. Aneka menu tersebut didampingi oleh sajian beberapa menu seperti pepsi,

coffee dan lainnya. Perseroan juga meluncurkan paket KFC Attack dan menu Goceng

untuk menghadirkan suasana yang berbeda.

Page 41: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengolahan Ayam Goreng Tepung

Variasi dalam teknik pengolahan daging ayam dapat dilakukan untuk

meningkatkan nilai tambah dan daya jual dari produk yang dihasilkan. Teknik

pengolahan daging ayam yang digunakan khususnya dalam restoran cepat saji ini

adalah penggorengan dengan sistem deep fat frying. Sistem penggorengan ini

dilakukan dengan menggunakan minyak goreng dalam jumlah banyak sehingga

produk yang digoreng akan terendam seluruhnya di dalam minyak goreng (Sahin dan

Sumnu, 2009). Inovasi yang dibuat dalam penggorengan daging ayam ini adalah

penepungan yang dilakukan untuk melapisi permukaan luar kulit daging ayam.

Metode penepungan dan campuran resep ekstrak bumbu yang digunakan menjadikan

produk ayam goreng dalam restoran ini mempunyai ciri khas pembeda dari restoran

lain yang bergerak di bidang yang sama.

Pengolahan daging ayam yang dilakukan dalam restoran cepat saji ini harus

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan agar dapat

menghasilkan produk yang seragam dan original. Standar yang dibuat merupakan

syarat mutlak hasil persetujuan antara perusahaan pusat dengan pihak restoran cepat

saji. Frekuensi pengolahan daging ayam disesuaikan dengan angka rata-rata

konsumen dan pesanan yang datang setiap hari ke restoran. Angka rata-rata ini

diperoleh dari catatan lembaran khusus yang dibuat. Lembaran ini juga berperan

dalam mengendalikan persediaan produk yang dapat dijual selama kegiatan produksi

berlangsung.

Produk ayam goreng tepung hanya dapat disajikan dalam meja pajang selama

1,5 jam setelah penggorengan dilakukan. Produk yang tidak terjual dalam masa ini

(melebihi shelf time) tidak layak untuk dijual kepada konsumen dan akan masuk

dalam status produk rejected. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas produk yang

dihasilkan. Dengan demikian, dibutuhkan estimasi yang tepat dan tidak terlalu

menyimpang dalam memutuskan jumlah daging ayam yang akan dijadikan produk

ayam goreng tepung untuk meminimalkan biaya kerugian.

Pengolahan pada daging ayam yang yang sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan dapat dilihat dalam Gambar 1.

Page 42: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

29

Gambar 1. Digram Alir Pembuatan Ayam Goreng Tepung

Bumbu

,air es

Pembuatan side item (sup ayam, cream soup, perkedel )

penerimaan ayam segar (< 4oC) dan

beku (> -4oC)

penyimpanan segar : 3-4oC

penyimpanan beku : -15-(-18oC)

pembersihan dari sisa bulu, lemak, pematahan paha atas, penghalusan kulit

Marinade dalam mesin marinator 45

menit

chillermaks : 24 jam

penepunganpenggorengan

Deep-fat Frying HCC suhu 171oC selama 13 menit Deep-fat Frying IOR suhu 141oC selama 14,5 menit

penirisan di dalam holding cabinet suhu

79– 82 oC (5 menit)

Display di dalam Display Cabinet suhu 65oC

selama 1,5 jam sejak digoreng

ayam yang tidak terjual dalam masa

1,5 jam direject dan disimpan dalam holding cabinet selama 6 jam

Page 43: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

30

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses pembuatan ayam goreng

tepung di dalam restoran tersebut adalah sebagai berikut:

Penerimaan Daging Ayam. Penerimaan bahan baku daging ayam dengan kualitas

yang seragam diperlukan untuk menghasilkan produk olahan yang seragam pula.

Perusahaan pusat telah menyediakan pasokan karkas ayam yang akan didistribusi ke

seluruh outlet restoran sesuai dengan persyaratan standar. Adapun persyaratan

standar yang menjadi kriteria pemilihan mutu karkas ayam yang akan digunakan

dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Kriteria Karkas Berdasarkan Standarisasi Pusat

Fisik Perlemakan Perdagingan Kulit fisik ayam mendekati sempurna, tidak menerima karkas dengan kondisi fisik: • Patah tulang • Tulang leher lebih

dari 1,25 cm • Bagian kaki terlalu

pendek • Dada atau tulang

sobek lebih dari 2 cm • Sobekan oleh tangan

atau pisau pada kulit • Adanya memar lebih

dari 2 cm • Folikel bulu

berbintik merah lebih dari 5 cm

• Terkontaminasi kotoran ayam atau sisa makanan dari tembolok

• Bulu halus dan kasar di permukaan karkas lebih dari 1,25 cm

• Masih terdapat organ dalam

• Terkontaminasi ingesta lebih dari 5 cm

• Perlemakan sedikit (± 16%) untuk setiap potongan karkas

• Tidak menerima karkas dengan lemak berlebihan di daerah dubur ataupun leher

• Daging bersih dan mengkilat

• Bau daging aromatis, tidak boleh bau amis

• Konsistensi daging kenyal

• Perdagingan yang penuh di seluruh permukaan karkas

• Serabut otot di sekitar daging berwarna pucat

• Kondisi kulit sempurna

• Kerusakan kulit sayap ± 1 cm

• Kulit karkas berwarna merah muda

• Hanya boleh memar pada sayap 0,5 cm

Sumber: Departemen Logistik PT Fast Food Indonesia, Tbk dalam Aprido (2005)

Page 44: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

bob

aya

men

sem

dad

110

terh

dila

dan

pro

den

men

tem

baw

Tem

men

Ga

Ayam y

bot badan 1,

am broiler u

nghasilkan d

mbilan poton

Masing

da daging 1

0-195 g dan

hadap bobo

akukan kare

n metode) d

oduk yang d

ngan melaku

ncapai umur

Potonga

mperatur inte

wah tanpa m

mperatur in

ncapai suhu

Sayap

Dada rusu

mbar 2. Poto

yang digunak

,05-1,25 kg.

umumnya di

daging yang

ngan seperti y

-masing pot

20-160 g ; d

n sayap 75-

ot potongan

ena akan ber

dan pelayana

dihasilkan. K

ukan pemot

r potong.

an karkas ya

ernalnya. P

mengenai tu

nternal kark

u 6 oC dan

uk

ongan Semb

kan umumny

. Hardjoswo

ipotong pad

g masih luna

yang terdapa

Sumber

tongan karka

dada rusuk

110 g. Sams

komersial

rhubungan d

an yang dila

Keseragaman

tongan ayam

ang diterima

emeriksaan

ulang dan

kas segar d

n suhu ini

bilan Bagian

ya berusia e

oro dan Ruk

da umur lim

ak. Karkas a

at dalam Gam

: SNI 3924:20

as dibuat de

110-145 g

s dan Owen

karkas teru

dengan pros

akukan untu

n bobot pot

m yang ber

a di restoran

suhu intern

merusak da

dingin yang

lebih ting

Karkas Aya

enam sampai

kmiasih (200

ma sampai en

ayam dipoto

mbar 2.

009

engan bobot

; paha bawa

ns (2009) me

utama di in

ses pemasak

uk menjaga k

tongan kom

rstrain sama

n akan diper

nal dilakuk

aging denga

diterima d

gi dibandin

am Dan Bob

i tujuh ming

00) menyatak

nam minggu

ong komersi

standar tert

ah 80-115 g

enyatakan p

ndustri resto

kan (waktu,

kekonsistena

mersial dapat

a pada saat

riksa kondis

kan pada ba

an termome

di restoran

ngkan denga

Pa

P

Dada

ot Setiap Po

31

ggu dengan

kan bahwa

u sehingga

ial menjadi

tentu, yaitu

; paha atas

engawasan

oran perlu

temperatur

an kualitas

t diperoleh

t mencapai

si fisik dan

agian paha

eter telltru.

terkadang

an standar

aha bawah

Paha atas

a daging

otongan

Page 45: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

32

temperatur internal daging menurut SNI 01- 3924-2009, yaitu maksimum 4 oC. Hal

ini dapat dipengaruhi oleh perubahan suhu yang terjadi selama proses pengangkutan

dari pihak penyedia ke restoran berlangsung. Temperatur internal karkas ayam segar

dingin harus tetap dijaga untuk mengurangi pertumbuhan mikroba sebelum melalui

tahapan yang lebih lanjut. Bilgili (2009) menyatakan karkas daging unggas harus

mencapai suhu internal dibawah 4,4 oC dalam empat jam setelah pemotongan dan

suhu ini harus tetap dipertahankan. Dengan demikian diperlukan pengawasan

terkontrol dari perusahaan pusat terhadap kondisi alat pengangkut yang digunakan

sehingga suhu internal karkas segar dingin tetap berada dalam kisaran standar dan

aman untuk pengolahan selanjutnya.

Standar kemasan karkas daging ayam yang diterima di restoran harus utuh,

tidak sobek, terdapat tanggal kadaluarsa, nama pengirim dan jenis ayam. Kemasan

berperan untuk mencegah kontaminasi langsung mikroba yang berasal dari udara dan

tangan manusia (Buckle et al., 2009 ). Kenyataan yang terjadi di lapang, kemasan

sering sobek dan tidak utuh, sehingga potongan karkas ayam keluar dari kemasan.

Hal ini dapat mempercepat pertumbuhan mikroba karena potongan karkas ayam

berada dalam kondisi suhu ruang. Yanti et al (2007) menyatakan bahwa daging yang

dikemas menggunakan plastik polipropilen memiliki total koloni mikroba yang lebih

rendah daripada daging yang yang dibiarkan pada suhu ruang, selain itu pemakaian

kemasan plastik juga dapat dapat menurunkan kadar air, mempertahankan kadar

protein, menurunkan nilai pH, menekan total koloni bakteri dan menurunkan

persentase susut masak daging. Kemasan yang terbuka dapat diatasi dengan

pembuatan seal penutup yang lebih rapat sehingga daging tidak mudah keluar.

Karkas ayam beku diterima dalam kemasan plastik pipih tertutup. Kemasan ini dapat

mempercepat proses pelunakan (thawing) karena ayam tidak dalam posisi

bertumpukan.

Kualitas karkas yang diterima di restoran telah melewati proses pemeriksaan

dan seleksi awal oleh perusahaan pusat dan akan diawasi secara rutin dan terkontrol

melalui laporan dokumen restoran. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa

seluruh bahan baku telah sesuai dengan antara pengiriman dari pusat hingga tiba di

restoran. Karkas yang tidak memenuhi secara fisik akan dikembalikan ke pemasok.

Page 46: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

33

Penyimpanan. Penyimpanan daging ayam dilakukan dengan sistem first in first out

(FIFO). Bahan baku yang datang lebih dahulu harus diproses lebih awal. Hal ini

dilakukan untuk menghindari bahan baku kadaluarsa atau tidak layak karena masa

penyimpanan yang terlalu lama. Penyimpanan dingin memegang peranan penting

dalam memperpanjang umur simpan daging ayam. Mikroba patogen yang

berhubungan dengan pangan tidak dapat tumbuh di luar suhu 4-60 oC (Buckle et al.,

2009), sehingga bahan pangan tersebut akan aman apabila disimpan pada suhu

dibawah 4 oC atau di atas suhu 60 oC. Karkas ayam segar disimpan dalam chiller

dengan suhu 0-3 oC sedangkan karkas ayam beku disimpan dalam freezer pada suhu

(-23)-(-12) oC. Penyimpanan ayam segar dingin dalam chiller dapat menyebabkan

beberapa perubahan terhadap karateristik mutunya seperti penurunan pH,

peningkatan susut masak, penurunan kecerahan warna dan peningkatan susut masak

(Sens et al., 2009). Karkas ayam segar dingin yang telah diterima di restoran

langsung langsung diolah dalam waktu 24 jam untuk mengurangi perubahan kualitas

mutu dan pertumbuhan mikroba.

Penyimpanan beku akan menyebabkan perubahan komposisi nilai nutrisi dari

daging ayam karena ada perubahan reaksi fisik, kimia dan mikrobiologi yang terjadi.

Purwati (2007) menyatakan perubahan fisik yang terjadi selama penyimpanan beku

adalah peningkatan keempukan daging penurunan nilai daya mengikat air dan

kecerahan warna. Perubahan kimia yang terjadi adalah peningkatan nilai pH,

penurunan kadar protein dan kesegaran daging. Pertumbuhan mikroba tetap terjadi

walaupun dalam penyimpanan beku, terutama dari golongan psikrofilik. Ayam beku

dapat bertahan selama tiga bulan dalam freezer. Sistem penempatan bahan baku

diatur dengan penempatan pada rak untuk menghindari kontak langsung dengan

lantai, dinding dan langit-langit.

Pelunakan (Thawing). Proses produksi yang menggunakan ayam beku diawali

dengan tahap pelunakan (thawing). Pelunakan dilakukan untuk mengubah kondisi

ayam dari bentuk beku menjadi bentuk segar sehingga ayam dapat diolah pada

proses selanjutnya. Pelunakan yang dilakukan dalam restoran adalah dengan

memasukkan karkas ke dalam bak yang dibuat khusus selama 1,5 jam dengan

sistem air mengalir. Teknik pelunakan dengan air mengalir akan mengakibatkan

kehilangan cairan daging yang terlalu banyak sehingga aroma dan rasa daging

Page 47: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

34

menjadi berkurang, struktur serat daging rusak sehingga menyebabkan tekstur daging

menjadi liat (Yu et al., 2005). Karkas yang telah dilunakkan dapat langsung

digunakan untuk proses marinade ataupun disimpan kembali dalam chiller selama 24

jam.

Dress up. Tahapan ini dilakukan sebelum proses marinade dilakukan. Proses ini

dilakukan untuk membersihkan potongan karkas dari bulu-bulu halus dan sisa ekor.

Proses ini juga dilakukan untuk mengurangi lemak-lemak yang masih menempel

pada bagian kulit, mematahkan persendian pada bagian paha atas, dan menghilang-

kan jeroan pada bagian paha atas.

Marinade. Marinade ayam dilakukan dengan menggunakan bumbu racikan dan air

es di dalam mesin marinator. Bumbu yang digunakan untuk ayam goreng ada dua

jenis, yakni bumbu resep improved original (IOR) dan resep hot and crispy (HCC).

Proses marinade untuk kedua bumbu resep ini tidak disatukan. Pengadukan ayam

dan larutan bumbu dalam mesin marinator berlangsung selama 45 menit.

Penggunaan mesin marinator dalam proses ini dapat mengganti peranan tangan

secara manual dalam mengaduk campuran bumbu dan daging ayam. Menurut Tan

dan Ockerman (2006) gerakan perputaran dalam mesin marinator dapat

meningkatkan daya kerja antimikroba dalam larutan bumbu dan mengurangi

kontaminasi mikroba dari tangan serta mempermudah proses penyerapan larutan

marinade yang telah dibuat. Ayam yang telah dimarinade ditiriskan untuk mencegah

rasa yang terlalu asin atau pedas. Ayam marinade dikemas dalam plastik yang telah

diberi label dan disimpan dalam chiller.

Penyimpanan pada chiller bertujuan agar bumbu marinade dapat lebih

meresap ke dalam daging dan mengurangi kontaminasi mikroba. Pemberian label

yang berisi tanggal dan jam pembuatan marinade dilakukan untuk mengetahui titik

singkir daging ayam. Umur simpan daging ayam yang telah dimarinade adalah 24

jam. Penggunaan ayam yang telah dimarinade minimal 2 jam untuk tahapan proses

penepungan. Jumlah daging ayam yang dikemas harus sesuai dengan jumlah daging

ayam yang dikeluarkan.

Page 48: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

35

Penepungan (Breading). Proses pengolahan berikutnya adalah penepungan. Proses

pada kedua jenis bumbu resep original dan krispi mempunyai beberapa perbedaan

seperti teknik penepungan yang dilakukan, jenis tepung maupun meja yang

digunakan. Penepungan dilakukan bersamaan dengan pemanasan minyak untuk

penggorengan, sehingga ayam yang telah ditepung langsung siap untuk digoreng.

Pada ayam goreng resep krispi teknik penepungan dilakukan untuk menghasilkan

lapisan kerak. Teknik penepungan yang dilakukan pada resep ini adalah dengan

melakukan gerakan scoop fold dan scoop lift secara bergantian sebanyak 7 kali

sampai semua potongan ayam ditutup dengan tepung dan ayam dicelupkan ke dalam

wadah berisi air sehingga daging terendam seluruhnya dan kemudian ditepungkan

sekali lagi sehingga terbentuk lapisan tepung yang krispi. Teknik penepungan untuk

ayam goreng resep original dilakukan dengan cara melakukan gerakan scoop fold

dan scoop lift secara bergantian sebanyak 10 kali dan kemudian ditekan pada bagian

permukaan tepung sampai semua potongan tertutup tepung. Ayam yang telah selesai

ditepungkan langsung dimasukkan ke dalam fryer maksimal dalam waktu 2 menit

setelah potongan terakhir selesai ditepungkan.

Penggorengan. Penggorengan ayam resep krispi dilakukan pada open fryer sedang-

kan ayam resep original pada pressure fryer. Kedua mesin ini bekerja secara otoma-

tis dengan hitungan mundur sampai waktu pemasakan berakhir. Proses menggoreng

hanya dapat dilakukan setelah display monitor menunjukkan posisi drop dan

ketinggian permukaan minyak sampai batas level. Metode penggorengan pada ayam

resep original pada fryer dengan bertekanan pada suhu 141 oC selama 14 menit.

Penggorengan ayam resep krispi dilakukan pada open fryer dengan suhu 171 oC

selama 13 menit. Potongan ayam dimasukkan ke dalam fryer per dua potong dengan

susunan paha atas, dada rusuk, dada daging, paha bawah dan bagian sayap. Proses

pemasukan harus dimulai dari sisi belakang fryer ke arah depan agar tangan tidak

terkena cipratan minyak panas. Alarm akan berbunyi pada menit kedua sebagai tanda

penyerokan potongan ayam untuk memisahkan potongan ayam agar tidak saling

menempel. Minyak harus selalu disaring setelah selesai menggoreng. Penyaringan

akan dilakukan oleh mesin fryer secara otomatis.

Page 49: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

36

Penyajian. Ayam yang telah digoreng ditiriskan pada holding cabinet suhu 82oC

minimal 5 menit untuk mengurangi minyak yang berlebihan dan menjaga suhu panas

produk. Penyajian ayam goreng diletakkan pada holding cabinet suhu 82 oC. Waktu

pajang untuk produk ayam goreng hanya 1,5 jam, lebih dari waktu yang telah

ditetapkan ayam dinyatakan rejected dan tidak layak untuk dijual. Produk ini akan

disimpan dalam holding cabinet selama 6 jam untuk diolah menjadi bahan tambahan

sup ayam, cream soup dan perkedel.

Kriteria Mutu Produk. Kriteria mutu untuk produk ayam goreng adalah warna

yang sesuai color chart, lapisan breading yang merata dan tidak terpecah, minyak

hanya terdapat pada sisi bone down, suhu diatas 60 oC dan masih dalam waktu umur

simpan. Khusus untuk ayam resep krispi lapisan breading mengeripik. Ayam yang

tidak memenuhi kriteria diatas tidak layak untuk dijual sebagai produk tetapi dapat

digunakan untuk produk side item.

Aplikasi Good Manufacturing Practices (GMP)

Pengolahan bahan makanan yang disajikan dalam waktu singkat di restoran

cepat saji menuntut sistem pengendalian yang terkontrol agar dapat menghasilkan

produk yang seragam dan aman untuk dimakan oleh konsumen. Pengendalian ini

dapat dilakukan dengan penerapan Good Manufacturing Practices (GMP). Aplikasi

GMP dalam restoran dapat digunakan untuk menghadapi masalah kerusakan produk

yang disebabkan oleh mikroorganisme pembusuk.

Prinsip penerapan GMP dalam restoran dimulai dari rantai penerimaan bahan

baku sampai dengan hasil produk yang sampai ke tangan konsumen dengan tujuan

untuk memberikan jaminan kepada produk yang dihasilkan aman dan bermutu (layak

dikonsumsi). Tabel 5 berikut ini merupakan hasil penilaian pelaksanaan GMP dan

higiene sanitasi dalam salah satu restoran cepat saji kota Bogor.

Tabel 5. Hasil Penilaian Aplikasi GMP di Salah Satu Restoran Cepat Saji Kota Bogor

No Uraian Bobot X Lokasi, bangunan, fasilitas 1. Halaman bersih, tidak tercium bau busuk dari sumber

pencemaran 1* 0

2. Konstruksi bangunan 1 1 3. Desain lantai 1 1

Page 50: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

37

No Uraian Bobot X 4. Konstruksi langit-langit dan dinding 1 1 5. Dinding kedap air 2 M 1 1 6. Konstruksi pintu dapur membuka keluar 1 0 Pencahayaan 7. Pencahayaan sesuai dengan kebutuhan dan tidak

menimbulkan bayangan 3** 3

Penghawaan 8. Ruangan kerja dilengkapi dengan ventilasi untuk

kenyamanan dan sirkulasi udara 4 3

Air bersih 9. Sumber air bersih yang aman, jumlahnya cukup dan air

bertekanan 5*** 5

Air kotor 10. Pembuangan air kotor dari dapur, kamar mandi, WC dan

air hujan lancar dan kering 1 1

Fasilitas cuci tangan dan toilet 12. Bak/tong sampah yang cukup untuk menampung sampah 2 2 Ruang pengolahan makanan 13. Ruangan cukup luas untuk pekerja dan terpisah dari

tempat tidur 1 1

14. Bebas dari barang tidak berguna 1 1 Karyawan 15. Bebas dari penyakit kulit, bisul, luka terbuka dan ISPA 5 5 16. Higiene 5 4 17. Pakaian kerja bersih 1 1 Makanan 18. Sumber 5 5 19. Wadah, kemasan asli dan terdaftar 1 1 Perlindungan makanan 20. Penanganan makanan pada suhu, cara dan waktu yang

memadai serta proses thawing 5 4

21. Penanganan makanan yang potensial berbahaya karena tidak ditutup atau disajikan ulang 4 4

Peralatan makan dan masak 22. Pembersihan, penyimpanan, penggunaan dan

pemeliharaan peralatan makan dan masak 2 2

23. Alat makan dan masak yang sekali pakai tidak dipakai ulang 2 2

24. Tahapan proses pencucian: pembersihan sisa makanan, perendaman, pencucian dan pembilasan 3 3

Lain –lain 25. Bahan racun/pestisida tersimpan sendiri dan diberi label 5 5 26. Terlindung dari serangga, tikus, hewan peliharaan dan

hewan pengganggu lain 4 4

Khusus Golongan A.1 27. Ruangan pengolahan makanan tidak dipakai sebagai

ruang tidur 1 1

Page 51: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

38

No Uraian Bobot X 28. Tersedia 1 buah lemari es 4 4 Khusus Golongan A.2 29. Pengeluaran asap dapur dilengkapi dengan alat

pembuang asap 1 1

30. Fasilitas pencucian dibuat dengan tiga bak pencuci 2 2 31. Fasilitas kamar ganti dan loker 1 1 Khusus Golongan A.3 32. Saluran pembuangan limbah dapur dilengkapi dengan

grease trap 1 1

33. Tempat memasak terpisah secara jelas dengan tempat penyiapan makanan matang 1 1

34. Lemari penyimpanan dingin dengan suhu -5 oC 4 4 35. Tersedia kendaraan pengangkutan makanan yang khusus 3 3 Jumlah 83 78 Keterangan: *Kolom bobot tertulis 1, artinya nilai yang dapat diberikan adalah 0 dan 1 **Kolom bobot tertulis 3 artinya nilai yang dapat diberikan adalah 0, 1, 2, dan 3. ***Kolom bobot tertulis 5, artinya nilai yang dapat diberikan adalah 0, 1, 2, 3, 4, dan 5

Lokasi, Bangunan dan Fasilitas Restoran

Strategi lokasi merupakan hal penting dalam suatu unit usaha bisnis untuk

memaksimalkan keuntungan, mengefisiensi waktu, meminimumkan biaya dan

menunjukkan citra perusahaan (Ma’arif dan Hendri, 2003). Lokasi restoran terletak

di belakang pemukiman penduduk dan dibatasi parit besar. Air dalam parit ini

tergenang dan menimbulkan bau busuk. Dengan demikian, penilaian untuk lokasi

restoran tidak dapat memenuhi nilai maksimum 1 karena parit ini dapat menjadi

sarang tempat berkumpulnya hama dan penyakit dan menimbulkan bau busuk.

Sarana jalan menuju restoran telah diaspal untuk menghindari terjadinya

genangan air atau debu yang berterbangan. Lingkungan di sekitar restoran tetap

terjaga kebersihannya. Sampah sisa makanan segera dibuang dan dikumpulkan di

tempat yang terpisah dengan restoran. Sampah ini akan diangkut oleh petugas dinas

kebersihan kota setiap hari. Pemantauan terhadap limbah buangan restoran dilakukan

secara rutin oleh badan pengelolaan lingkungan hidup pemerintah kota Bogor setiap

enam bulan sekali.

Model dan desain bangunan restoran memiliki daya tarik sendiri bagi

konsumen. Tata letak ruangan harus diatur sedemikian rupa sehingga menimbulkan

kesan nyaman dan dapat memenuhi praktik higiene makanan. Ruangan dalam

restoran dibagi dalam tiga area yaitu service, production dan preparation. Area

service berhubungan langsung dengan konsumen dan terdiri dari counter/cash

Page 52: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

39

register, dining, play land dan area ulang tahun. Area ini dibatasi oleh dinding

sehingga kegiatan produksi tidak dapat dilihat langsung oleh konsumen. Layout

dalam bangunan dapat dilihat dalam Gambar 3.

Gambar 3. Layout Bangunan Restoran

Area production adalah bagian ruangan pokok yang digunakan sebagai

tempat khusus penggorengan ayam, perkedel, kentang goreng, patty dan pemasakan

bahan spaghetti dan bubur ayam. Area preparation merupakan tempat untuk per-

siapan bahan seperti proses marinade dan breading ayam. Area ini juga digunakan

untuk mempersiapkan bahan produk lain seperti sup ayam, cream soup, perkedel dan

lettuce. Variasi persiapan produk yang dilakukan di ruangan ini berpeluang terhadap

kontaminasi silang terutama pada saat proses marinade ayam dilakukan. Tidak ada

pemisah yang jelas diantara ruang produksi dengan ruang pelengkap. Kegiatan

administrasi dan pelayanan karyawan dilakukan dalam ruangan yang sama.

Page 53: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

40

Desain konstruksi lantai dibuat supaya tahan lama, rapat/kedap air, asam,

basa, garam dan bahan kimia lainnya. Konstruksi lantai telah memenuhi nilai bobot

maksimal seperti yang dipersyaratkan. Lantai mempunyai kemiringan yang cukup

kearah pembuangan air sehingga memudahkan pengaliran air, mempunyai saluran air

yang dilengkapi dengan lubang penahan bau. Pertemuan antara lantai dan dinding

membentuk sudut siku-siku. Hal ini dapat menyebabkan kotoran dan air tertahan di

bagian sudut dan sulit dibersihkan (Crammer, 2006).

Dinding dalam restoran telah memenuhi bobot penilaian maksimal karean

terbuat dari bahan yang halus, rata, berwarna terang, tahan lama, tidak mengelupas

dan mudah dibersihkan. Selain itu, dinding yang berada di bagian penggorengan

dilapisi stainless steel sehingga tidak mengelupas dan masuk dalam wadah

penggorengan akibat uap panas. Bahan dinding kedap air setinggi ±2,5 m dari lantai

sehingga sesuai dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Bagian dinding

dibersihkan setiap hari sehingga tetap terpelihara dan bebas dari debu.

Bagian langit-langit dalam ruang pengolahan restoran dilapisi cat tahan panas

sehingga memenuhi persyaratan bobot penilaian maksimal. Namun demikian, langit-

langit yang terdapat di ruang pengolahan dilapisi cat berwarna hitam sehingga sulit

untuk diperiksa kebersihannya secara kasat mata. Tinggi langit-langit dari lantai

sekitar 3 m sehingga aliran udara cukup dan dapat mengurangi panas dari proses

produksi. Bagian langit-langit tidak ada yang berlubang untuk mencegah tikus dan

serangga.

Pintu ruang pengolahan tidak membuka keluar sehingga tidak memenuhi nilai

bobot maksimal persyaratan yang ditetapkan. Pintu ruang pengolahan yang tidak

membuka keluar berpotensi membawa debu atau kotoran dari udara luar masuk ke

dalam ruang pengolahan (Crammer, 2006). Pintu pada ruang pengolahan terbuat dari

bahan yang tahan lama dan tidak mudah pecah. Pintu dicat dengan warna merah

terang. Pintu toilet dilapisi dengan bahan yang tidak menyerap air sehingga mudah

dibersihkan.

Sistem Pencahayaan

Sistem pecahayaan memegang peranan penting dalam desain interior

restoran. Sistem pencahayaan pada restoran ini telah memenuhi nilai maksimal

standar persyaratan yang ditetapkan. Daya sambungan listrik yang direncanakan

Page 54: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

41

pada restoran ini adalah 131.000 watt atau 131 kVA dengan rata-rata penggunaan

perhari adalah 4,77 kVA. Bagian dining room memanfaatkan cahaya matahari pada

saat siang hari untuk penerangan dan sistem lampu pada malam hari. Efek dari lampu

dapat menimbulkan kesan maupun citra tertentu pada konsumen. Namun demikan,

pada bagian counter register pencahayaan dilengkapi dengan lampu yang cukup

terang sepanjang hari sehingga memudahkan konsumen dalam memilih menu

makanan. Khusus ruang pengolahan makanan yang tertutup, sistem pencahayaan

dibuat dengan memanfaatkan lampu yang menyala sepanjang hari. Intensitas cahaya

cukup terang untuk dapat melakukan pemeriksaan dan pembersihan serta melakukan

pekerjaan secara efektif. Sistem pencahayaannya tidak menimbulkan silau dan

distribusinya telah diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bayangan.

Sistem Penghawaan

Sistem pengaturan udara pada bagian dalam dinning restoran menggunakan

alat bantu pengondisian udara (air conditioning) sedangkan bagian dalam ruang

pengolahan dengan kipas angin (fan). Jendela pada ruang pengolahan hanya terdapat

dibagian drive through. Hal ini sesuai dengan pendapat Crammer (2006) bahwa

ruang pengolahan sebaiknya tidak dilengkapi dengan jendela yang terlalu banyak

untuk menghindari pencemaran dari luar.

Ruang dapur, khususnya di tempat penggorengan dilengkapi dengan exhaust

vent untuk mengatur udara. Exhaust vent ini dalam kondisi aktif berjalan saat

aktivitas dapur setiap hari. Suhu ruang pengolahan masih terasa panas terutama pada

saat aktivitas penggorengan dilakukan sehingga bobot nilai untuk sistem penghawaan

tidak dapat memenuhi nilai maksimal.

Sistem Air Bersih

Sarana penyediaan air bersih di restoran telah memenuhi bobot maksimal

persyaratan higiene sanitasi karena air yang berhubungan langsung dengan produk

pangan berasal dari PDAM yang telah memenuhi persyaratan bahan baku air minum.

Restoran ini memiliki sarana penampungan air dan terisi dalam jumlah yang cukup

sesuai kebutuhan. Rata-rata penggunaan air untuk kebutuhan operasional restoran per

harinya sebesar 30,98 m3/hari. Sistem distribusi air bersih yang dilakukan dalam

restoran adalah sistem down feed (sistem distribusi ke bawah) dimana aliran air

Page 55: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

42

diarahkan ke bawah yang menggunakan bantuan gaya gravitasi. Air diambil dari

sumber air yang terletak di bawah, lalu ditampung dalam tangki air yang berada di

bagian atas gedung, kemudian didistribusikan.

Air Kotor

Sistem pembuangan air kotor telah memenuhi bobot maksimal dari

persyaratan higiene dan sanitasi yang telah ditetapkan. Sarana pembuangan air

limbah diatur sedemikian rupa sehingga air yang dibuang keluar dari restoran tidak

menimbulkan pencemaran lingkungan. Sarana toilet terdapat di bagian dalam

restoran dan musholla luar. Toilet tidak terbuka langsung dengan ruang proses

pengolahan. Sumber air mengalir dan saluran pembuangan dalam kondisi baik.

Jumlah toilet masih kurang memenuhi karena jumlah toilet yang tersedia adalah tiga

buah sedangkan jumlah karyawan sekitar 50 (lima puluh) orang dan estimasi

pengunjung sekitar seribu lima ratus orang per hari (Dokumen UKL-UPL restoran,

2010). Namun demikian, tidak terlihat antrian yang panjang diantara para konsumen

yang akan menggunakan toilet. Limbah cair diolah terlebih dahulu sebelum dialirkan

keluar restoran. Berikut ini merupakan rataan hasil pengukuran limbah cair yang

dihasilkan dalam restoran per m3 per bulan.

Tabel 6. Perhitungan Limbah Cair Restoran

No Keterangan Penggunaan air Limbah cair yang dihasilkan liter/hari m3/hari m3/bulan liter/hari m3/hari m3/bulan

1. Minum (5 liter/ orang)

310 0,31 9,3 0 0 0

Toilet/WC (35liter/orang)*

2.170 2,17 65,1 2061,5 2,06 61,75

2. Aktivitas dapur:

Masak/produksi 900 0,9 27 855 0,855 25,65 Aktivitas

pencucian 2.700 2,7 81 2565 2,57 76,95

3. Tempat wudhu 900 0,9 27 855 0,855 25,65 4. Taman 1.500 1,5 45 1.425 0,95 42,75 5. Pengunjung

(15L/orang)** 22.500 22,5 675 21.375 21,38 641,25

Total 30.980 30,98 929,4 29.137 29,14 874,20 Sumber : Dokumen UKL-UPL restoran, 2010 Keterangan: *estimasi jumlah karyawan sebanyak 62 orang **estimasi jumlah pengunjung/pembeli rata-rata sebanyak : 1.500 orang/hari

Page 56: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

43

Sugiharto (1987) menyatakan bahwa perkiraan air limbah tanpa mengalami

proses daur ulang kembali antara 85%-95% dari total penggunaan air. Dengan

demikian, limbah cair yang dihasilkan oleh restoran adalah sebesar 29,14 m3 per hari

atau 874,20 m3 per bulan. Pengelolaan terhadap limbah cair telah dilakukan dengan

cara : 1) tidak membuang limbah cair dapur secara langsung ke badan air, 2) limbah

cair dari toilet dan kloset langsung disalurkan ke septic tank/biotank dan rembesan,

3) air bekas dari kamar mandi, toilet dan kloset tidak disalurkan ke saluran drainase

kota, 4) penyedotan tinja pada septic tank dilakukan minimal 1 tahun sekali dan 5)

melakukan pengurasan minimal satu kali dalam sehari.

Pengukuran kualitas limbah cair dari dapur dilakukan secara berkala 6 bulan

sekali. Hasil pengukuran disesuaikan dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

Nomor 112 Tahun 2003 tentang limbah cair domestik. Limbah hasil sisa dapur tidak

dibuang langsung ke badan air namun diolah terlebih dahulu di dalam grease trap.

.

Gambar 4. Bagian-bagian grease trap beserta fungsinya

Alat ini dipasang pada saluran sink untuk mencegah kotoran yang besar, sisa-

sisa makanan dan lemak yang mengeras yang dapat menyumbat saluran pembuangan

di lantai. Sisa-sisa makanan tersebut juga dapat mencemari lingkungan di sekitar

restoran. Alat penyaring di dalam grease trap akan menangkap sisa-sisa makanan

dan kotoran serta ruang-ruang penyekat yang terdapat di dalamnya akan menahan

lemak sisa-sisa makanan saat dilakukan pencucian di dalam bak cuci. Penggunaan

grease trap dalam restoran berperan penting dalam menjaga sanitasi dan kebersihan

(a)

Sumber : www.winipeg.ca

(b)

Sumber : www.greaseguardian.com

Page 57: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

44

air limbah agar tidak langsung masuk dan mencemari sistem pembuangan umum

masyarakat. Pengukuran kualitas air limbah sisa kegiatan dapur di restoran dapat

diketahui melalui pengujian terhadap pengambilan sampel dalam grease trap. Tabel

6 berikut ini menyajikan hasil pengukuran kualitas air limbah sisa kegiatan dapur di

restoran.

Tabel 7. Hasil Pengukuran Kualitas Air Limbah Keluaran Grease Trap

Waktu Parameter dan hasil uji laboratorium TSS (mg/l) pH Minyak dan lemak mg/l BOD5 mg/l

Des 2009 50 6,97 <1 43 Juni 2010 20 7,0 <1 46 Des 2010 22 6,12 <1 22 Baku Mutu 100 mg/l 6-9 10 mg/l 100 mg/l Sumber: Laporan Pemantauan Lingkungan periode Juli-Desember 2010

Hasil pengukuran terhadap keempat parameter tersebut menunjukkan

perubahan dari masing-masing periode. Nilai total suspended solid (TSS) semakin

berkurang, demikian pula halnya dengan nilai pH dan BOD5. Nilai dari masing-

masing parameter tidak melebihi ambang batas sehingga aman untuk dibuang ke

perairan. Nilai BOD merupakan parameter yang umum dipakai untuk menentukan

tingkat pencemaran bahan organik pada air limbah. Pemeriksaan BOD diperlukan

untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan penduduk atau industri.

Nilai BOD5 adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan bakteri aerobik untuk

menguraikan bahan organik di dalam air melalui proses oksidasi biologis (biasanya

dihitung selama waktu 5 hari pada suhu 20 oC). Semakin tinggi nilai BOD di dalam

air limbah, semakin tinggi pula tingkat pencemaran yang ditimbulkan.

Parameter lain yang dapat digunakan untuk pengukuran kualitas air limbah

adalah nilai pH dan TSS (total suspended solids). Nilai pH digunakan untuk

mengetahui perubahan yang telah terjadi pada sifat asam-basa perairan dari nilai pH

alaminya, bila nilainya lebih tinggi lebih dari satu unit di atas normal berarti perairan

menjadi terlalu basa, sebaliknya bila terjadi penurunan maka perairan menjadi terlalu

asam. Perubahan ini dapat mengganggu biota atau ekosistem perairan dan akan

mengurangi nilai guna air. Demikian juga TSS, bila nilainya meningkat cukup

signifikan, perairan akan tampak keruh dan terkesan kotor sehingga mengurangi daya

guna air. Minyak dan lemak dapat menghambat aliran air yang akan menuju tempat

Page 58: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

45

pembuangan akhir. Tidak hanya itu, timbunan minyak dan lemak dapat

menimbulkan bau yang tidak sedap.

Fasilitas Cuci Tangan dan Toilet

Sarana pencuci tangan dalam ruang pengolahan masih kurang memenuhi

fasilitas sanitasi karena kran air yang masih harus diputar manual dan tidak

dilengkapi dengan alat pengering tangan. Tangan karyawan yang telah dicuci, tidak

langsung dikeringkan dengan pengering tangan atau tissue tetapi dilap ke baju

seragam yang dikenakan sehingga tangan kembali kotor dan rentan terhadap

kontaminasi. Sarana pencuci tangan harus terpisah dengan sarana pencucian produk

dan peralatan lain untuk karena kuman dan dari tangan dapat mencemari produk dan

peralatan yang sedang direndam dalam sink untuk mencegah kontaminasi silang

(Crammer, 2006). Namun demikian, beberapa karyawan masih ada yang mencuci

tangan di sink pencuci produk dan peralatan.

Sarana pencuci tangan merupakan peralatan yang sangat mendukung dalam

pencegahan kontaminasi silang diantara berbagai produk. Beberapa jenis bakteri

seperti Salmonella, Hepatitis A, E.coli 0157:H7 dan Staphylococcus aureus dapat

hidup dan berkembang di tangan dan kulit (Crammer, 2006) sehingga pencegahan

terhadap perkembangan bakteri ini dapat diminimalkan melalui program cuci tangan

yang bersih dan benar. Sarana pencuci tangan dalam ruang pengolahan hanya

terdapat satu buah dan terletak di pintu masuk. Hal ini kurang sesuai karena jaraknya

yang terlalu jauh ke unit pengolahan produk daging ayam.

Menurut Crammer (2006) sarana pencuci tangan sebaiknya ditempatkan

sesuai dengan desain bangunan yang sering dilalui karyawan dan tidak hanya sekedar

mengisi ruang bangunan yang tersedia. Sarana pencuci tangan pada bagian dinning

telah memenuhi persyaratan sanitasi karena dilengkapi dengan kran yang dapat

ditekan otomatis, sabun pencuci dan pengering tangan. Prosedur mencuci tangan

yang benar dan peringatan untuk mencuci tangan saat akan mengolah produk dan

setelah menangani produk telah dipajang di depan sarana pencuci tangan.

Kamar mandi (toilet) yang terdapat dalam restoran telah dilengkapi dengan

air kran mengalir, peturasan dan tissue pengering. Jumlah toilet ini masih belum

mencukupi persyaratan yang ditetapkan standar higiene sanitasi karena toilet yang

tersedia untuk pengunjung pria dan wanita masing-masing satu buah. Karyawan

Page 59: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

46

dapat menggunakan toilet yang dipergunakan untuk pengunjung maupun yang

terdapat dalam mushalla.

Ruang Pengolahan Makanan

Ruangan dapur yang digunakan untuk pengolahan makanan telah memenuhi

bobot maksimum persyaratan sanitasi. Ruang pengolahan makanan tidak berhubung-

an langsung dengan bagian dinning, gudang dan kamar mandi. Ruangan ini khusus

digunakan untuk kegiatan produksi dan pelengkap administrasi. Pembagian areal

dalam ruangan ini adalah bagian untuk service yang berhubungan langsung dengan

konsumen yang dibatasi oleh holding display cabinet, bagian administrasi dan bagian

untuk persiapan bahan. Ruangan ini dilengkapi dengan peralatan yang akan

digunakan dalam proses produksi dan rak-rak tempat penyimpanan bahan dan

makanan.

Luas khusus untuk ruang pengolahan makanan adalah 128,08 m2. Persyaratan

yang ditetapkan untuk lantai dapur yang bebas dari peralatan adalah minimal dua

meter persegi untuk setiap orang bekerja. Jumlah karyawan yang bekerja di bagian

dapur dalam satu shift kerja sekitar 10-14 orang, dengan demikian luas ruangan yang

dibutuhkan untuk karyawan sekitar 20-28 m2. Ruang pengolahan makanan masih

terlihat cukup sempit apabila seluruh karyawan melakukan pekerjaan dalam satu

waktu khususnya pada waktu persiapan untuk jam makan siang dan makan malam.

Ruangan untuk pengolahan harus cukup untuk para tenaga/ karyawan sehingga

pekerjaan menjadi lebih mudah dan efisien dan menghindari kemungkinan

kontaminasi silang antar makanan yang diproduksi serta memudahkan pembersihan.

Karyawan

Higiene dan kesehatan karyawan yang baik dapat memberi jaminan bahwa

produk yang diolah aman untuk dikonsumsi. Higiene karyawan di restoran meliputi

pemeriksaan kesehatan, kebersihan dan kebiasaan. Perilaku kebersihan dan higiene

karyawan belum dapat memenuhi nilai bobot maksimal syarat standar sanitasi dan

higiene. Beberapa karyawan yang menunjukkan gejala sakit seperti flu dan bersin

masih ada yang berhubungan langsung dengan makanan tanpa menggunakan masker.

Bersin dapat menjadi vektor penularan bakteri staphylococci (Gaman dan

Sherrington, 1992).

Page 60: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

47

Kebiasaan cuci tangan sebelum menangani bahan mentah kurang memenuhi.

Kontaminasi silang dapat terjadi apabila tangan dalam kotor sebelum mengolah

makanan. Kebiasaan karyawan yang mengenakan perhiasan seperti cincin dapat

menyebabkan pencemaran fisik terhadap produk berupa serpihan logam dari cincin

yang dapat ikut masuk dalam pengolahan makanan (Crammer, 2006).

Pakaian kerja karyawan dipakai langsung dari rumah sesuai dengan peraturan

manajemen, namun hal ini dapat berpotensi menimbulkan pencemaran dari kotoran

atau kuman yang selama perjalanan dari rumah ke tempat bekerja (Crammer, 2006).

Dengan demikian, untuk karyawan yang bekerja dalam unit pengolahan makanan

sebaiknya menggunakan pakaian khusus yang dipakai pada saat bekerja dalam ruang

ruang pengolahan restoran. Pakaian kerja karyawan sebaiknya dilengkapi dengan

hairnet yang dapat menutup seluruh rambut karena sebagian besar konsumen sensitif

terhadap keberadaan rambut dalam makanan yang dikonsumsi (Arduser dan Brown,

2005).

Bahan dan Perlindungan Makanan

Spesifikasi bahan mentah yang masuk ke restoran dikontrol oleh bagian QA

perusahaan pusat. Departemen QA menetapkan standar mutu untuk menjamin

keseragaman bahan yang akan digunakan untuk proses produksi. Bahan-bahan yang

telah masuk di restoran diperiksa kembali oleh bagian pergudangan untuk

mengetahui kesesuaian dengan standar mutu dan jumlah pesanan. Penyimpanan dan

pemakaian bahan mentah menggunakan sistem FIFO (First In First Out) dan MRD

(Made Ready Discard). Spesifikasi bahan mentah yang digunakan dalam restoran

dapat dilihat dalam Tabel 8.

Bahan baku disimpan sesuai dengan suhu yang dianjurkan untuk

memperpanjang daya awet dan masa simpannya. Produk beku seperti kentang

goreng, patty, ayam beku disimpan dalam freezer, sedangkan produk segar seperti

ayam segar dan yang telah dimarinade disimpan dalam chiller. Semua jenis bahan

diletakkan tidak langsung menyentuh lantai, tidak menempel pada dinding dan jauh

dari langit-langit. Penyimpanan bahan-bahan ini dengan sistem kartu untuk

menjamin sistem FIFO tetap terjaga. Bahan kimia yang digunakan untuk kebersihan

dan sanitasi disimpan terpisah dari bahan lainnya.

Page 61: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

48

Tabel 8. Spesifikasi Penerimaan dan Penyimpanan Bahan

Bahan Ukuran per unit

Ukuran kemasan Shelf life Kondisi penyimpanan

Ayam fresh 1,03-1,23 kg tanpa lemak dan ekor

2 heads* per kantung tanpa wing**

3 hari setelah pemotongan***

Chiller : 1-4 oC

Ayam frozen 1,03-1,23 kg tanpa lemak dan ekor

2 heads per kantung tanpa wing

Sesuai kode kadaluarsa

Freezer : (-23)-(-12) oC

Hot n spicy marinade

680 g 18 pak/karton Sesuai kode kadaluarsa

Tempat penyimpanan bahan kering

Tepung breading

11,3 kg Sesuai kode kadaluarsa

Tempat penyimpanan bahan kering

Hot and spicy breading mix

198 g 48 pak/karton Sesuai kode kadaluarsa (9 bulan)

Tempat penyimpanan bahan kering

Keterangan: * 1 head : 7 pieces ayam ** jumlah wing : 20 pieces/kantung *** hari pemotongan: hari ke-O

Peralatan Makan dan Memasak

Peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan disesuaikan dengan jenis

produksi. Bobot nilai untuk peralatan makan dan memasak telah memenuhi bobot

maksimal standar sanitasi dan higiene yang dipersyaratkan. Peralatan sebagian besar

terbuat dari bahan stainless steel sehingga tidak mengelupas, tidak menyerap air dan

tidak berkarat. Peralatan yang digunakan untuk memproduksi ayam goreng resep

original dan crispy dapat dilihat dalam Tabel 9.

Peralatan yang kontak dengan bahan pangan disanitasi sebelum dan sesudah

digunakan. Metode dilakukan dengan pengelapan, pemberian desinfektan dan

pembilasan. Pembersihan dilakukan rutin perhari, namun beberapa peralatan besar

dilakukan perminggu. Metode pembersihan tiga langkah dilakukan pada peralatan

makan dan perlengkapan pengolahan seperti panci perebus, bagian-bagian breading

table yang bisa dilepas, bagian mesin marinator dan lainnya. Berikut ini merupakan

bagan kegiatan metode tiga langkah pembersihan yang dilakukan dalam restoran.

Gambar 4. Metode Tiga Langkah Pembersihan

Sanitasi • Larutan klorin 100 ppm • Air suhu ruang (32-38oC) • Rendam 2 menit • Kering udara

Bilas

Air mengalir

Cuci • Larutan multi purpose sink

detergent • Air panas suhu 49-54oC • Rendam 3 menit • Gosok kotoran dengan

tapas/sikat teflon

Page 62: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

49

Tabel 9. Peralatan Produksi Ayam Goreng

No Nama mesin/alat Fungsi 1 Chiller Lemari pendingin tempat menyimpan bahan mentah dan

bahan setengah jadi, 2 Freezer menyimpan produk pada temperatur beku guna menjaga

keaslian bahan dan menghambat pertumbuhan bakteri 3 Marinator memberi bumbu Original Recipe Chicken dan Hot dan Crispy

Chicken 4 Breading table Tempat proses breading dilakukan 5 Open Fryer menggoreng beberapa produk restoran. 6 Pressure Fryer menggoreng Original Recipe Chicken 7 Holding Cabinet menyimpan produk-produk matang agar tetap panas sampai

produk terjual 8 Holding Cabinet Flip

Up Door menyimpan produk-produk matang agar tetap panas sampai produk tersebut terjual

9 Display Holding Cabinet

alat yang digunakan untuk meletakan produk-produk restoran yang siap untuk dipasarkan

10 Thermometer Memeriksa temperatur 11 Perforated lug Menampung ayam yang dikeluarkan dari dalam tabung dan

meniriskan larutan marinade 12 Thawing sink Bak khusus untuk pelunakan (thawing)

Persyaratan Khusus Golongan A.3

Restoran ini termasuk dalam jasaboga khusus golongan A.3 karena

menyediakan produk pangan untuk kebutuhan masyarakat umum dan dilengkapi

dengan dapur khusus dan tenaga kerja. Ruangan pengolahan juga terpisah dari

bangunan tempat tinggal. Tempat memasak makanan telah dibuat terpisah dari

tempat penyiapan produk mentah untuk mencegah kontaminasi silang. Sistem

transportasi untuk jasaboga golongan ini harus dibuat khusus dan sesuai dengan

tujuan pengangkutan. Sistem transportasi yang seperti ini sesuai dengan kenyataan

di lapang bahwa pengangkutan untuk ayam mentah segar dan beku dilakukan dengan

dengan truk yang dilengkapi dengan sistem pendingin. Hal ini dilakukan untuk men-

jaga rantai suhu dingin dan mencegah pertumbuhan mikroba selama pengangkutan.

Transportasi untuk produk makanan terbatas untuk sistem delivery order dan

pesanan. Alat transportasi yang digunakan adalah sepeda motor yang dilengkapi

dengan kotak kayu. Produk makanan yang telah dikemas karton tidak langsung

disusun dalam kotak kayu, melainkan disimpan dalam tas hitam. Tas ini dilapisi

dengan termo pouch untuk menjaga suhu dan mutu produk panas. Pembersihan alat

transportasi dilakukan setiap pagi dan malam hari oleh karyawan yang bertanggung

jawab terhadap kendaraan tersebut.

Page 63: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

50

Persyaratan khusus lainnya adalah adanya pelatihan dan pembinaan yang

dilakukan pada setiap karyawan yang akan bekerja. Pelatihan yang dilakukan dalam

restoran ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada karyawan mengenai

prinsip-prinsip dan praktek pengolahan makanan. Pelatihan juga dimaksudkan untuk

meningkatkan kesadaran karyawan akan peranannya dalam melindungi makanan

terhadap pencemaran dan penurunan mutu sebelum melakukan tugas sehari-hari.

Pengawasan terhadap proses produksi yang dilakukan setiap hari dilakukan

oleh manajer dan assisten manajer. Penanggung jawab bidang produksi mempunyai

tugas rangkap sebagai penanggung jawab pengawasan mutu. Pengawasan dari

perusahaan dilakukan oleh departemen QA yang dilakukan secara teratur setiap tiga

bulan sekali. Selain dari departemen QA, pihak restoran juga melakukan survey

untuk menilai penampilan restoran yang dievaluasi menurut sudut pandang

pelanggan yang disebut dengan CHAMPS check. Penilaian ini meliputi kebersihan,

keramahtamahan terhadap pelanggan, ketepatan pemesanan, pemeliharaan fasilitas,

kualitas produk dan kece-patan pelayanan. Penilaian ini bertujuan untuk meyakinkan

setiap pelanggan agar mendapatkan pengalaman yang berkualitas dan selalu konsis-

ten pada setiap kunjungannya di restoran.

Aplikasi Sanitation Standard Operating Procedures

Sanitasi adalah keadaan untuk menciptakan dan menjaga kondisi yang sehat

dan higienis. Sanitasi merupakan hal penting yang mendukung keberhasilan program

Good Manufacturing Practices (GMP). Penerapan sanitasi dalam industri restoran

sangat penting karena dalam restoran rentan terjadi kontaminasi silang selama

pengolahan dan penjualan, kontaminasi dari tenaga/karyawan pengolah, kesalahan

thermo potensial dan proses pemasakan (Panebianco et al., 2004).

Program SSOP yang dilaksanakan dalam restoran telah terdokumentasi

dengan baik dalam standard library yang ditetapkan dari perusahaan pusat. Dalam

pelaksanaan dokumentasinya, delapan kunci SSOP mencakup masalah monitoring,

koreksi dan rekaman (Tabel 11). Audit khusus dari internal perusahaan dilakukan

setiap 3 (tiga) bulan sekali terhadap pelaksanaan kebersihan dan sanitasi restoran.

Pemeriksaan yang dilakukan telah mencakup delapan kunci SSOP menurut standar

USFDA (2011). Delapan kunci SSOP tersebut dapat dilihat dalam penjabaran berikut

ini:

Page 64: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

51

Keamanan Air

Air yang digunakan dalam proses produksi harus memenuhi persyaratan

untuk air minum sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan RI NO. 907/MENKES-

/SK/VII/2002. Air dapat berasal dari sumber mata air pemerintah maupun air sumur

artesis. Jalur air yang digunakan untuk air minum dan produksi harus terpisah dan

mempunyai sistem vacuum break dari jalur air yang digunakan untuk keperluan lain

(Crammer, 2006). Rancang bangun jalur air juga dibuat untuk mencegah agar air

buangan tidak masuk ke dalam saluran air minum (Arduser dan Brown, 2005).

Sistem penyedia air panas otomatis diperlukan untuk proses kebersihan karena air

panas mudah melarutkan lemak.

Kebutuhan air bersih restoran dipenuhi dari PDAM kota Bogor. Kebutuhan

air minum karyawan berasal dari air minum dalam kemasan. Rata-rata penggunaan

air untuk kebutuhan operasional restoran per harinya sebesar 30,98 m3/hari. Air ini

telah memenuhi syarat untuk air minum dan sesuai standar SNI. Air digunakan untuk

aktivitas dapur seperti masak/produksi, pencucian peralatan, kebersihan bangunan,

wudhu/mushalla, taman dan toilet. Keamanan air sudah cukup memenuhi hanya saja

untuk pemeriksaan kualitas air secara periodik tidak dilakukan rutin oleh departemen

yang bersangkutan.

Kebersihan Permukaan yang Kontak dengan Makanan

Kegiatan kebersihan permukaan yang kontak dengan makanan berisi standar

prosedur pembersihan dan sanitasi alat, frekuensi pembersihan dan petugas yang

bertanggung jawab. Prosedur pembersihan dilakukan dengan menggunakan metode

tiga langkah yang diawali dengan tindakan pembersihan, pembilasan dan sanitasi.

Tindakan sanitasi pada proses pengolahan makanan bertujuan untuk menghilangkan

sisa makanan yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan

mengurangi populasi mikroba yang masih ada. Bahan sanitasi yang digunakan dalam

proses produksi adalah klorin dengan konsentrasi 100 ppm. Pengecekan terhadap

konsentrasi klorin dilakukan oleh pihak manajer yang bertugas. Kelebihan

konsentrasi klorin dapat menimbulkan cemaran kimia yang membahayakan

kesehatan manusia (Jenie, 1989). Larutan sanitasi disimpan dalam wadah tertutup

sehingga dapat bertahan 12 jam. Larutan ini selanjutnya akan dituang dalam ember-

ember kecil untuk mempermudah proses sanitasi peralatan. Larutan sanitasi yang

Page 65: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

52

dalam ember hanya boleh digunakan maksimal 2 jam atau diganti setiap kali terlihat

kotor dan keruh.

Pencegahan Kontaminasi Silang

Pencegahan kontaminasi silang dalam aktivitas di restoran merupakan hal

yang penting karena bahan-bahan yang digunakan tidak hanya berasal dari satu

sumber. Pencegahan kontaminasi silang antara bahan mentah dan bahan yang

setengah jadi dilakukan dengan membuat tempat penyimpanan yang berbeda. Chiller

tempat penyimpanan ayam segar dan ayam marinade juga menjadi tempat bahan

perkedel setengah jadi dan ayam yang akan digunakan untuk bahan side item.

Penyusunan ketiga jenis produk dilakukan secara terpisah. Ayam segar ditempatkan

dalam tray di lantai dasar, ayam yang telah dimarinade diletakkan dalam rak nomor 2

dan bahan perkedel dan ayam side item terletak di rak paling atas.

Pakaian seragam untuk kegiatan produksi dipakai langsung dari rumah.

Pembagian pakaian tidak dikhususkan pada bagian area dapur, karyawan yang

bertugas untuk memasak hanya memakai apron yang telah tersedia. Pemakaian

seragam dari rumah berpotensi menimbulkan pencemaran terhadap produk makanan

karena kotoran-kotoran yang mungkin terbawa selama perjalanan menuju restoran.

Selain itu, sepatu yang digunakan untuk proses produksi juga langsung dipakai dari

rumah. Hal ini dapat memperbesar kemungkinan tanah yang menempel di sepatu

juga terbawa masuk restoran.

Higiene personal dari karyawan dan manager sudah cukup memenuhi.

Namun demikian, ada beberapa kebiasaan karyawan yang tidak baik seperti memakai

cincin, bersin dan mengobrol pada saat menangani ayam mentah. Kebiasaan cuci

tangan sebelum melakukan kegiatan juga terkadang masih kurang, terutama untuk

karyawan yang memegang dua pekerjaan sekaligus, seperti breading dan

menggoreng ayam. Produk ayam yang telah jadi disimpan terpisah dengan ayam

yang mentah akantetapi, ayam yang telah dirajang dan siap digunakan untuk bahan

side item diletakkan dalam chiller yang sama dengan ayam mentah yang belum

diolah .

Disiplin arus karyawan dilakukan dengan cukup baik. Karyawan memegang

jenis pekerjaan masing-masing dan saling membantu hanya dilakukan pada bagian

tertentu. Seperti misalnya, bagian rider dapat membantu pekerjaan back up untuk

Page 66: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

53

membungkus nasi dan membuat pesanan. Area memasak dan persiapan bahan di

dapur hanya boleh dilakukan oleh karyawan yang lulus test atau yang mendapat

giliran rotasi pekerjaan. Pencegahan kontaminasi silang juga dilakukan dengan

sistem manajemen kain lap handuk. Tabel 10 menunjukkan manajemen terhadap

penggunaan kain lap yang telah dilakukan dalam restoran.

Tabel 10. Penggunaan Lap Handuk

Area Warna lap Kegunaan Ruang makan (dining) Biru Condiment pump

Hijau Meja, kursi, westafel, partisi, cermin Merah Nampan

Kasir Biru Mesin pepsi Hijau Service counter Merah nampan, piring

Back Up Biru Heated display,burger station, fry work station Merah Nampan, rack dan bun pan, piring, mangkuk,

inset Pemasakan (cook)

Biru Breading table, fryer Hijau Dinding keramikMerah Rack 7 bun pan

Dapur (kitchen)

Biru Chiller, freezer, table, marinator Hijau Dinding keramik, exhaust fan

Manajemen terhadap penggunaan lap handuk dengan berbagai jenis warna

dapat mencegah terjadinya kontaminasi kotoran, tetapi tidak sepenuhnya dapat

menghindari kontaminasi melalui sentuhan tangan manusia. Warna lap yang

digunakan adalah merah, hijau dan biru. Semua lap yang digunakan untuk proses

pembersihan dan sanitasi disimpan dalam ember 2,5 galon yang berisi larutan

sanitasi. Larutan dalam ember ini harus diganti minimal empat kali dalam sehari atau

bila dalam keadaan keruh.

Fasilitas Sanitasi

Sarana pencuci tangan hanya terdapat satu buah dan terletak di pintu masuk

ruang pengolahan. Crammer (2006) menyatakan sarana pencuci tangan sebaiknya

ditempatkan sesuai dengan desain bangunan yang sering dilalui karyawan tidak

hanya sekedar mengisi ruang bangunan yang tersedia. Sarana pencuci tangan

merupakan faktor yang terpenting untuk mencegah kontaminasi silang. Sarana ini

masih kurang memenuhi fasilitas sanitasi karena kran air yang masih harus diputar

manual dan tidak dilengkapi dengan alat pengering tangan. Beberapa kebiasaan

Page 67: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

54

karyawan untuk mengeringkan tangan pada baju seragam yang dipakai juga dapat

menjadi potensi pencemaran karena tangan yang sudah dicuci dapat tercemar

kembali. Sarana pencuci tangan harus terpisah dengan sarana pencucian produk dan

peralatan lain untuk mencegah kontaminasi silang. Namun demikian, beberapa

karyawan masih ada yang mencuci tangan di sink pencuci produk dan peralatan.

Prosedur mencuci tangan yang benar dan peringatan untuk mencuci tangan saat akan

mengolah produk dan setelah menangani produk dipajang di depan sarana pencuci

tangan.

Setiap karyawan mendapat 2 pasang seragam yang akan dipakai dalam jam

kerja 40 jam seminggu. Pakaian ini harus dicuci setiap hari agar tidak menjadi

tempat pertumbuhan bakteri. Fasilitas foot bath tidak terdapat di area sebelum pintu

masuk. Fasilitas ini penting untuk mencegah tanah dan debu masuk dalam area

proses produksi (Crammer, 2006).

Perlindungan Bahan Pangan dari Cemaran (Adulteran)

Bahan-bahan non pangan seperti sanitizer, senyawa pembersih dan larutan

titan diletakkan pada tempat yang berjauhan dan tertutup sehingga tidak mencemari

produk. Gas ditempatkan pada suatu ruangan khusus sehingga tidak menimbulkan

bau yang dapat mencemari produk. Penempatan bahan-bahan pembersih dan

sanitizer diberi label dan petunjuk penggunaan untuk mencegah kesalahan dalam

dosis penggunaan. Wadah yang telah digunakan untuk tempat pengadukan bahan

sanitizer tidak digunakan kembali untuk mengolah makanan. Tempat sampah

berpenutup diletakkan di sudut ruangan dapur dan tidak dibiarkan menumpuk. Hal

ini dilakukan untuk mencegah pencemaran yang timbul dari bau dan pembusukan

sampah.

Pelabelan dan Penyimpanan yang Tepat

Restoran menggunakan sistem kartu dan formulir pencatatan terhadap semua

bahan yang disimpan termasuk bahan baku, bahan penolong, bahan kemasan dan

bahan pembantu. Pemberian label dan sistem kartu untuk bahan yang disimpan

memudahkan stock kontrol dalam mengawasi alur masuk dan keluarnya barang

sehingga sistem FIFO terlaksana dengan baik. Pemberian label pada bahan-bahan

Page 68: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

55

yang mengandung toksik seperti larutan pembersih dan bahan sanitasi bertujuan

untuk mencegah kesalahan penggunaan dan penyimpanan bahan tersebut.

Produk ayam beku disimpan dalam freezer dan diberi identitas berupa tanggal

masuk dan tanggal batas akhir penyimpanan tiga bulan. Ayam segar yang disimpan

dalam chiller hanya dapat digunakan untuk proses marinade dalam waktu 24 jam.

Ayam yang telah dimarinade diberi label waktu proses marinade dan dapat

digunakan minimal 2 jam dan maksimal 24 jam. Pemberian label pada ayam

marinade dilakukan untuk mengawasi sistem FIFO ayam yang akan digoreng.

Kontrol Kesehatan Karyawan

Restoran melakukan pengawasan kesehatan karyawan dengan baik.

Karyawan yang sakit tidak diperbolehkan bekerja, sedangkan karyawan yang

memiliki luka atau terluka karena kecelakaan kerja diharuskan menutup luka untuk

mencegah perkembangbiakan mikroba. Bekas luka dapat menjadi sumber

pertumbuhan mikroba yang dapat mencemari makanan atau peralatan yang

digunakan untuk mengolah makanan (Marriot, 1999). Karyawan yang menderita

sakit dan membutuhkan perawatan dokter mendapat biaya pengganti yang jumlahnya

disesuaikan dengan status pekerjaannya. Karyawan yang baru masuk atau akan

diterima diperiksakan dahulu kesehatannya untuk menghindari adanya penyakit yang

dapat mencemari produk.

Pencegahan Hama

Hama merupakan binatang atau serangga yang tidak dikehendaki

keberadaannya baik dalam jumlah sedikit ataupun banyak dalam makanan.

Penerapan praktik higiene yang benar dapat dilakukan untuk mencegah hama masuk

dan berkembang. Hama seperti tikus, serangga, lalat, kecoa dan lainnya dapat

menyebabkan penurunan mutu dan keamanan makanan. Restoran telah didesain dan

dikonstruksi untuk mencegah serangan hama. Konstruksi lubang dan saluran

pembuangan dibuat miring untuk mencegah masuknya hama tikus melalui got.

Selain desain dan konstruksi bangunan yang khusus, pencegahan sarang hama juga

dapat dilakukan dengan penyusunan dan penyimpanan bahan makanan. Wadah

makanan terbuat dari bahan tahan lama dan disusun dalam posisi yang tidak

langsung terkena dengan lantai dan jauh dari dinding dan langit-langit.

Page 69: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

56

Pembasmian hama menggunakan jasa komersial terminix yang telah

mendapat rekomendasi dari perusahaan sehingga tidak mempengaruhi mutu dan

keamanan produk. Jasa pembasmian hama dilakukan setiap 1 kali dalam 2 minggu

pada malam hari. Pengendalian hama dilakukan dengan menjaga kebersihan ruang

penyimpanan dan tempat pembuangan sampah. Saluran pembuangan air ditutup

untuk mencegah hama tikus masuk dalam restoran. Pemberantasan hama dilakukan

secara rutin dua minggu satu kali oleh tim pembasmi hama dari komersil yang

ditunjuk perusahaan pusat.

Page 70: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

57

Tabel 11. Dokumentasi Monitoring, Koreksi dan Rekaman Pelaksanaan Delapan Kunci SSOP

Aspek SSOP Pemantauan Koreksi Rekaman Keamanan air Keamanan air

• Pemeriksaan kualitas air dilakukan setiap tiga bulan sekali oleh departemen kesehatan

• Pembedaan yang jelas antara air yang digunakan untuk proses produksi dengan air yang digunakan untuk toilet, mushalla dan sistem pendingin

• Sumber air panas yang cukup • Kualitas air bersih yang

digunakan memenuhi batas syarat peraturan Menteri Kesehatan RI NO. 907/MENKES-/SK/VII/2002

Keamanan air • Sumber air yang digunakan

telah mengalami pengujian terlebih dahulu sebelum digunakan

• Penggunaan air dapat dibedakan antara air yang kontak langsung dengan bahan pangan dan air yang digunakan untuk toilet, mushalla dan sistem pendingin

• Kualitas air untuk pengolahan pangan sama dengan kualitas air untuk air minum

• Syarat mutu air yang digunakan sesuai dengan standard yang berlaku Menteri Kesehatan RI NO. 907/MENKES-/SK/VII/2002

• Dilakukan monitoring secara berkala terhadap pipa saluran dan proses sanitasi yang dilakukan pada bak penampungan

Keamanan air • Rekaman bukti

pembayaran air (PAM) • Rekaman analisis

pemeriksaan air oleh departemen kesehatan

Page 71: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

58

Aspek SSOP Pemantauan Koreksi Rekaman Kondisi dan Kebersihan Permukaan yang Kontak dengan Bahan Pangan

Kondisi dan Kebersihan Permukaan yang Kontak dengan Bahan Pangan • Pemeriksaan kebersihan dan

perlengkapan peralatan dilakukan setiap hari sebelum proses produksi dilakukan

• Peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih dan bebas karat

• Pencatatan jadwal kebersihan • Pengujian konsentrasi klorin

setiap 8 jam sekali dalam satu hari

• Penggunaan desinfektan dan konsentrasinya dibatasi agar tidak mencemari produk dan membahayakan keamanan pangan

Kondisi dan Kebersihan Permukaan yang Kontak dengan Bahan Pangan • Proses produksi tidak

dilakukan/dihentikan apabila peralatan dalam keadaan rusak

• Peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih dan bebas karat

• Pelatihan dan pembinaan terhadap karyawan terhadap kebersihan

• Perbaikan konsentrasi sanitizer

Kondisi dan Kebersihan Permukaan yang Kontak dengan Bahan Pangan • Pencatatan jadwal

kebersihan di dinding dapur

• Inspeksi sanitasi dilakukan setiap 3 bulan oleh departemen QA

• Pencatatan konsentrasi klorin setiap hari

Pencegahan Kontaminasi Silang

Pencegahan Kontaminasi Silang

Pencegahan Kontaminasi Silang Pencegahan Kontaminasi Silang

• Seragam kerja dipakai dari rumah

• Karyawan yang tidak mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan proses

• Seragam kerja dilapisi apron, penutup kepala dan sepatu khusus yang hanya dipakai di ruang produksi

• Pelaksanaan higiene personal

• Rekaman inspeksi sanitasi periodik oleh departemen QA

• Pelatihan dan pembinaan karyawan

Page 72: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

59

Aspek SSOP Pemantauan Koreksi Rekaman produksi

• Pengujian suhu ayam matang (85 oC) sekali dalam satu shift 8 jam

• Pencatatan jumlah bahan yang diterima, digunakan, rusak serta jumlah bahan tambahan

• Karyawan yang dibagian cook tidak memegang bagian ayam mentah dan produk lain

yang baik • Produk yang tidak mencapai

suhu tidak disajikan pada konsumen

• Bahan yang tidak sesuai dengan pesanan tidak diterima

• Pelatihan dan pembinaan terhadap karyawan

Fasilitas Sanitasi

Fasilitas Sanitasi • Sarana pencuci tangan di

bagian dapur dilengkapi dengan air mengalir, sabun cair, tissue dan instruksi pencuci tangan

• Sarana pencuci tangan di bagian dinning telah dilengkapi dengan air mengalir, sabun cair dan pengering tangan

• Tempat sampah di area dapur berpenutup, dilapisi plastik dan dibersihkan secara rutin

• Tempat sampah di area dinning dimasukkan dalam condiment bar

• Toilet dibersihkan secara

Fasilitas Sanitasi • Sarana pencuci tangan di

bagian dapur sebaiknya dilengkapi dengan alat pengering tangan

• Tempat sampah di area dapur sebaiknya dilengkapi dengan sistem penutup pijakan kaki sehingga tidak mengotori tangan

• Toilet dibersihkan secara berkala dan sesuai jadwal yang telah ditetapkan

• Ruang locker dibersihkan untuk mencegah sarang hama

Fasilitas Sanitasi • Pencatatan jadwal

karyawan untuk membersihkan toilet dan locker

• Rekaman inspeksi sanitasi periodik oleh departemen QA

Page 73: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

60

Aspek SSOP Pemantauan Koreksi Rekaman berkala, air yang tersedia dalam jumlah cukup

• Loker disediakan di depan pintu masuk khusus karyawan

Perlindungan Bahan Pangan dari Cemaran (Adulteran)

Perlindungan Bahan Pangan dari Cemaran (Adulteran) • Pemisahan antara area

persiapan bahan mentah dengan area pemasakan (cook)

• Bahan sanitizer ditempatkan terpisah

• Ruang zanitor yang terpisah dengan area produksi

Perlindungan Bahan Pangan dari Cemaran (Adulteran) • Bahan mentah hanya boleh

dipersiapkan di area persiapan • Sanitizer ditempatkan terpisah

dengan bahan pangan

Perlindungan Bahan Pangan dari Cemaran (Adulteran) • Rekaman inspeksi

sanitasi periodik oleh departemen QA

Pelabelan, Penggunaan Bahan Toksin dan Penyimpanan Yang Tepat

Pelabelan, Penggunaan Bahan Toksin dan Penyimpanan Yang Tepat • Bahan-bahan yang

mengandung toksin diberi label dan disimpan dalam tempat yang terpisah

• Bahan toksin ditempatkan dalam wadah tertutup dan diberi petunjuk penggunaan

Pelabelan, Penggunaan Bahan Toksin dan Penyimpanan Yang Tepat • Penggantian label bahan

toksin yang rusak • Penggantian wadah yang

rusak

Pelabelan, Penggunaan Bahan Toksin dan Penyimpanan Yang Tepat • Rekaman inspeksi

sanitasi periodik oleh departemen QA

Kontrol Kesehatan Pegawai Kontrol Kesehatan Pegawai • Pemeriksaan kesehatan bagi

calon karyawan yang akan bekerja

Kontrol Kesehatan Pegawai • Calon karyawan yang boleh

bekerja memenuhi syarat kesehatan

Kontrol Kesehatan Pegawai • Inspeksi harian

kesehatan karyawan oleh on duty manager setiap

Page 74: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

61

Aspek SSOP Pemantauan Koreksi Rekaman • Karyawan yang bekerja tidak

dalam keadaan sakit • Luka ditutup dengan plester • Penggantian biaya untuk

karyawan yang sakit

• Penggunaan masker untuk karyawan yang menderita flu dan pilek ringan

hari

Pencegahan Hama Pencegahan Hama • Menjaga kebersihan

(sampah) dan fasilitas pengawasan

• Inspeksi visual terhadap hama tikus, kecoa dan serangga

Pencegahan Hama • Sampah tidak dibiarkan

menumpuk • Pengendalian hama dengan

terminix sekali dalam dua minggu

Pencegahan Hama • Rekaman kontrol sanitasi

periodik pengendalian hama.

Page 75: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pengolahan daging ayam yang dilaksanakan dalam restoran cepat saji

dilakukan sesuai dengan prosedur standar untuk menghasilkan produk yang

berkualitas. Penilaian bobot aplikasi GMP di restoran yang sesuai dengan

KEPMENKES RI 715/MENKES/SK/V/2003 memenuhi dengan skor 78 dari nilai

maksimal 83. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti lokasi belakang

restoran yang berbatasan dengan parit yang dapat menimbulkan sarang hama dan

berbau busuk; sistem pengaturan udara yang masih terasa panas dalam ruang

pengolahan dan higiene karyawan. Pengawasan terhadap penerapan GMP dan SSOP

dilakukan secara langsung oleh pihak manajer yang bertugas harian dalam restoran

dan pengawasan periodik dilakukan oleh perusahaan pusat.

Saran

Beberapa saran yang disampaikan untuk mewujudkan standar higiene dan

sanitasi sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas adalah sebagai

berikut:

a. higiene dan kebiasaan karyawan masih perlu diperhatikan seperti mengurangi

kebiasaan untuk mengobrol saat melakukan pekerjaan terutama menangani bahan

ayam mentah, memakai hairnet sebelum memakai topi untuk menghindari rambut

yang jatuh dan mengenai produk pangan, seragam atau pelindung pakaian yang

khusus dan hanya dipakai saat bekerja di dapur dan meningkatkan pembinaan

tentang pentingnya sanitasi kepada karyawan.

b. sarana pencuci tangan di bagian dapur sebaiknya dilengkapi dengan pengering

otomatis seperti yang terdapat di bagian dinning.

c. pengontrolan yang efektif pada saat penerimaan bahan baku terutama ayam

mentah, seperti kondisi kemasan, suhu dan proses penurunan ayam dari truk

pengangkut, dan

d. sistem ventilasi exhaust fan di bagian dapur sebaiknya ditambah untuk

mengurangi hawa panas terutama pada saat penggorengan dilakukan.

Page 76: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah di Surga atas berkat dan

kasih setia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan studi. Penulis menyampaikan

terima kasih kepada pembimbing skripsi utama Tuti Suryati, S.Pt., M.Si. dan

pembimbing anggota Zakiah Wulandari, S.TP., M.Si. yang telah banyak memberikan

nasihat serta bimbingan mulai dari penulisan proposal penelitian sampai penyusunan

skripsi. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Ir.Afton Atabany, M.Si.

selaku dosen pembimbing akademik, Dr. Irma Isnafia Arief, S.Pt., M.Si., Ir. Widya

Hermana, M.Si. dan M. Baihaqi, S.Pt., M.Sc. selaku dosen penguji sidang atas saran

dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

Rasa terima kasih Penulis sampaikan juga kepada kedua orang tua tercinta,

bapak Abraham Sentosa Sinuhaji dan mamak Asna Br. Ginting serta kedua saudara

terkasih Theresya dan Ayub untuk semua dukungan, doa, kebersamaan dan dana

sehingga penulis berhasil menyelesaikan studi di IPB. Penulis juga menyampaikan

terima kasih kepada Yayasan Beasiswa Oikumene (YBO) yang telah membantu

dukungan dana akademik kepada penulis selama menjalani kuliah.

Skripsi ini dapat selesai karena adanya bantuan dan kerjasama dari pihak

restoran cepat saji dan bagian HRD kantor pusat. Penulis menyampaikan terima

kasih kepada Bapak Rodi selaku Head Manager restoran, assistant manager serta

para karyawan. Terima kasih untuk suasana kekeluargaan dan pengalaman baru

selama magang penelitian berlangsung. Penulis juga menyampaikan terima kasih

kepada Yesua yang bersedia menjadi rekan kerja selama magang penelitian.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar IPTP 44,

PMK IPB, Permata GBKP, teman-teman di Griya Ananta (Yesika, Krisna, Desi,

Helen, Rosinta, Era, Esti dan Priskila), teman seperjuangan 44, Vlorentina, Ribka,

Tri Utami, Bambang, kelompok kecil, Conny, Diana, Selvi dan Pani dan semua

teman yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu. Akhir kata, penulis

sampaikan terima kasih kepada civitas akademika Fakultas Peternakan, serta kepada

semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan

dunia pendidikan dan peternakan. Amin.

Bogor, November 2011

Page 77: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Edisi ke-2. Satu Gunung Budi, Bogor.

Aprido, B. 2005. Optimalisasi distribusi dan penyimpanan persediaan karkas ayam broiler pada PT.Fast Food Indonesia, Tbk di wilayah Jabotabek. Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Arduser, L. & D. R.,Brown. 2005. HACCP & Sanitation in Restaurants and Food Service Operations. Atlantic Publishing Group, Inc., Ocala.

Badan Standardisasi Nasional.2009. SNI 3924:2009. Mutu Karkas dan Daging Ayam, Jakarta.

Bilgili, S. F. 2009. Poultry Meat Inspection and Grading. In: C.M.Owens, C.Z.Alvarado & A.R.Sams. Poultry Meat Processing 2nd Edition. CRC Press, New York.

Bohaychuk, V. M., G. E.Gensler, R. K.King, K. I Mannien, O. Sorensen, J. T. Wu, M. E. Stiles & L. M. McMullen. 2006. Occurrence of pathogens in raw and ready to eat meat and poultry products collected from the retail marketplace in Edmonton, Alberta, Canada. J. Food Prot. 69:2176-2182.

Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. E.Fleet & M. Wooten. 2009. Ilmu Pangan: Terjemahan Hari Purnomo & Adiono. UI Press, Jakarta.

Choe, E. & D. B.Min. 2007. Chemistry of deep fat frying oils. J. Food Sci 72 (5) : 77-86.

Crammer, M, 2003. Microorganism of Concern For Food Manufacturing. In: M.Crammer (Ed). Food Plant Sanitation. CRC Press, New York.

Crammer, M. 2006. Food Plant Sanitation, Design, Maintenance, and Good Manufacturing Practices. CRC Press, New York.

Dawson, P. L., S. Mangalassary & B. W.Sheldon. 2009. Thermal Processing of Poultry Products. In Da-Wen Sun (Ed). Thermal Food Processing. CRC Press, New York.

Djaafar, T. F.& S. Rahayu. 2007. Cemaran mikroba pada produk pertanian penyakit yang ditimbulkan dan pencegahannya. Litbang Pertanian, 26(2): 67-75.

Direktorat Surveilan & Penyuluhan Keamanan Pangan. 2005. Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan. Badan POM RI, Jakarta.

Dokumen Upaya Kendali Lingkungan (UKL)- Upaya Pantau Lingkungan (UPL). 2010. Laporan Pemantauan Lingkungan Restoran Cepat Saji Periode II Juli-Desember 2010. Bogor.

Fiszman, S. 2009. Quality of Battered or Breaded Fried Product. In : S.Sahin & S.G.Sumnu (Eds.). Advances in Deep-Fat Frying of Foods. CRC Press, New York.

Page 78: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

65

Gaman, P. M. & K. B.Sherrington. 1992. Ilmu Pangan : Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi.

Guardian, G. 2011. Grease Guardian Operation System. http: www.greaseguardian. com.[16 Agustus 2011].

Gustiani, E. 2009. Pengendalian cemaran mikroba pada bahan pangan asal ternak (daging dan susu) mulai dari peternakan sampai dihidangkan. Litbang Pertanian.28 (3):96-100.

Hardjosworo, S. P. & Rukmiasih. 2000. Meningkatkan Produksi Daging Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.

[ILSI] International Life Science Institute. 2005. Achieving continuous improvement in reductions in foodborne listeriosis a risk-based approach. J.Food Protection. 68 ( 9): 1932–1994

Jenie, B. S. L. 1989. Sanitasi dalam Industri Pangan. Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Jenie, B. S. L. 2009. Pengembangan Bidang Ilmu Mikrobiologi Pangan dalam Menyikapi Masalah Keamanan Pangan dan Tren Pangan Fungsional. Dalam: Peranan IPTEKS dalam Pengembangan Pangan, Energi, SDM dan Lingkungan yang Berkelanjutan. IPB Press, Bogor.

[Kepmenkes] Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002. Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Jakarta.

[Kepmenkes] Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.2003. Nomor 715/MENKES/SK/V/2003. Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga. Jakarta.

[Kepmenling]. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup. 2003. Nomor 112/MENLING/2003. Tentang limbah cair domestic.

Lawrie, R. A.2003. Ilmu Daging. Terjemahan: Aminuddin P. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Ma'arif, M. S. & Hendri, T. 2003. Manajemen Operasi. Grasindo, Jakarta.

Marlina, E. 2008. Panduan Perancangan Bangunan Komersial. Edisi I. Andi, Yogyakarta.

Marriot, N. G. 1999. Principle of Food Sanitation 4th Edition. An Aspen Publication, Maryland.

Mead, G. C. 2004a. Poultry Meat Processing and Quality. Woodhead Publishing Limited, England.

Mead, G. C.2004b. Microbiological quality of poultry meat. J.Braz.Poul.Sci.6:135-142.http://bsas.org.uk/downloads/genchan/paper1.pdf. [2 Desember 2010]

Page 79: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

66

Meldrum, R. J., R. M. M. Smith & I. G. Wilson. 2006. Three year surveillance program examining the prevalence of Campylobacter and Salmonella in whole retail raw chicken. J. Food Prot. 69:928-931.

Muchtadi, T. R. 2008. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. Edisi ke-3. IPB Press, Bogor.

Oasily, T., C. L.Griffis, E. M. Martin, B. L. Beard, A. Keener & J. A. Marcy. 2006. Thermal inactivation studies of Eschericia coli 0157:H7, Salmonella, and Listeria monocytogenes in ready to eat chicken-fried beef patties. J.Food Prot. 69:1080-1086.

Panebianco A., G. Ziino, M. Gallo & A. Giuffrida. 2004. Application of Monitoring Score System to Catering Industry. In : F.J.M. Smulders & J. D.C. (Eds). Safety Assurance During Processing. Wageningen Academic Publishers, Netherlands.

Parker, R. 2003. Introduction to Food Science. Delmar Thomson Learning, Inc., Albany.

Purwati. 2007. Efektifitas plastik polipropilen rigid kedap udara dalam menghambat perubahan kualitas daging ayam dan daging selama penyimpanan beku. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sahin, S. & S. G.Sumnu. 2009. Advances in Deep-Fat Frying of Foods. CRC Press, New York.

Sams, A. R. 2001. Poultry Meat Processing. CRC Press, New York.

Sams, A. R. & C.M. Owens. 2009. Second Processing: Parts, Deboning, and Portion Control. In : C.M.Owens, C.Z.Alvarado & A.R.Sams. Poultry Meat Processing 2nd Edition. CRC Press, New York.

Sens, R. A., M. Muthkumar & B. M. Naveena. 2009. Colour defects, quality and shelf life of commercially processed broiler carcass. Abstract. J.Indian. Poul.Sci.44

Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Sunatmo, T. A. 2009. Mikrobiologi Esensial. Ardy Agency, Jakarta.

Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Edisi ke-1. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Thaheer, H. 2005. Sistem Manajemen HACCP. Bumi Aksara, Jakarta.

Tan, F. J. & H. W. Ockerman. 2006. Applicability of nisin and tumbling to improve the microbiological quality of marinated chicken drumstick. J. Anim. Sci.19:292-296.

Page 80: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

67

USFDA. 2011. Hazard Analysis And Critical Control Point (HACCP) Systems. http://www.accessdata.fda.gov/scripts/cdrh/cfdocs/cfcfr/CFRSearch.cfm?fr=120.6&SearchTerm=sanitation%20and%20standard [21 Agustus 2011]

WHO, 2007. Food Safety and Foodborne Illness. http://www.who.int/mediacentre factsheet/fs237/en/ [10 Agustus 2011]

Winarno, F. G & Surono. 2002. GMP, Cara Pengolahan Pangan yang Baik. M-Brio Press, Bogor.

Winarno, F. G. 2007. Analisis Laboratorium (Gastroenteritis dan Keracunan Pangan). Cetakan 1. M-Brio Press, Bogor.

Winnipeg. 2011. Grease Trap. http://www.winnipeg.ca/waterandwaste/ sewage/ grease Traps .stm&docid=w45_hF5VIBDDTM&imgurl [16 Agustus 2011]

Yanti, H., Hidayati & Elfawati. 2007. Kualitas daging sapi dengan kemasan plastik PE(polyethylen) dan plastik PP (polypropylen) di pasar arengka kota Pekanbaru. J. Peternakan 5(1): 22-27.

Yu, L. H., E. S. Lee, J. Y. Jeong, H. D. Paik, J. H. Choi & C. J. Kim. 2005. Effects of thawing temperature on the physicochemical properties of pre-rigor frozen chicken breast and leg muscles. Meat Sci. (71) 375–382.

Page 81: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

LAMPIRAN

Page 82: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

69

No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran

1 Lokasi 1 0

Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum, wc umum, bengkel cat dan sumber pencemaran lainnya

2 Bangunan dan Fasilitas A. Halaman 1 1

mempunyai papan nama perusahaan dan nomor izin usaha serta Sertifikat Laik Higiene Sanitasi

halaman bersih, tidak banyak lalat dan tersedia tempat sampah, tidak terdapat tumpukan barang yang dapat menjadi sarang tikus

pembuangan air kotor (limbah dapur dan kamar mandi) tidak menimbulkan sarang serangga dan jalan masuknya tikus

pembuangan air hujan lancar, tidak menimbulkan genangan-genangan air

B. Konstruksi 1 1 konstruksi bangunan kuat, sesuai dengan persyaratan teknis

bangunan C. Lantai 1 1 Permukaan lantai rapat air, halus, kelandaian cukup, tidak

licin dan mudah dibersihkan D. Dinding 1 1 permukaan dinding sebelah dalam halus, kering/tidak

menyerap air dan mudah dibersihkan dinding kedap air setinggi 2 m dari lantai, tidak menahan

debu dan berwarna terang E. Langit –langit 1 1 bidang langit-langit harus menutup bangunan

permukaan langit-langit tempat makanan dibuat, disimpan, diwadahi dan tempat pencucian alat makanan maupun tempat cuci tangan dibuat dari bahan yang permukaannya rata mudah dibersihkan

tinggi langit-langit minimal 2,4 meter di atas lantai F. Pintu dan jendela 1 1 pintu-pintu pada bangunan yang dipergunakan untuk

memasak harus membuka ke arah luar

jendela, pintu dan lubang ventilasi dilengkapi dengan kassa yang dapat dibuka dan dipasang

pintu di ruang pengolahan dibuat menutup sendiri atau dilengkapi peralatan anti lalat, seperti kassa, tirai dan pintu

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Page 83: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

70

No Parameter Bobot Nilai rangkap

G. Pencahayaan 3 3 intensitas cahaya harus cukup untuk dapat melakukan

pemeriksaan dan pembersihan serta melakukan pekerjaan intensitas cahaya di setiap ruangan tempat pengolahan

makanan dan tempat mencuci tangan minimal 10 fc (100 lux) pada titik 90 cm dari lantai

semua pencahayaan tidak menimbulkan silau pengukuran cahaya terang dengan alat ukur lux meter H. Ventilasi/penghawaan 4 3 bangunan atau ruangan dilengkapi dengan ventilasi

jumlah ventilasi cukup untuk mencegah udara terlalu panas, kondensasi uap air atau lemak pada lantai, dinding atau langit-langit, membuang bau, asap dan pencemaran lain

I. Ruangan pengolahan makanan 2 2 luas untuk tempat pengolahan makanan harus cukup

untuk bekerja luas lantai dapur yang bebas dari peralatan sedikitnya 2

(dua) m2 untuk setiap pekerja ruang pengolah makan n tidak obleh berhubungan

langsung dengan jamban, peturasan dan kamar mandi. untuk kegiatan pengolahan dilengkapi dengan meja

kerja, lemari/tempat penyimpanan bahan dan makanan jadi yang terlindung dari gangguan tikus dan hewan lainnya

J. Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan 2 2 pencucian peralatan menggunakan bahan deterjen pencucian bahan makanan yang tidak dimasak harus

menggunakan larutan Kalium Permanganat 0,02% atau dalam rendaman air mendidih dalam beberapa detik

peralatan dan bhan makanan yangtelah dibersihkan disimpan dalam tempat yangterlindung dari kemungkinan pencemaran tikus dan hewan lainnya

K. Tempat cuci tangan tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dengan tempat

cuci peralatan maupun bahan makanan yang dilengkapi dengan air kran, saluran pembuangan tertutp, bak penampungan, sabun dan pengering

jumlah tempat cuci tangan disesuaikan dengan jumlah karyawan (1-10 orang) = 1 buah dan tambahan 1 (satu) buah setiap penambahan 10 orang atau kurang

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Page 84: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

71

No Parameter Bobot Nilai

tempat cuci tangan diletakkan sedekat mungkin dengan tempat bekerja

L. Air bersih 5 5 air bersih harus tersedia cukup untuk seluruh kegiatan

penyelenggaraan jasaboga kualitas air bersih harus memenuhi syarat sesuai dengan

keputusan menteri kesehatan

M. Jamban dan Peturasan 1 1 Jasaboga : harus mempunyai jamban dan peturasan yang

memenuhi syarat higiene sanitasi jumlah jamban harus mencukupi sebagai berikut :

Jumlah karyawan : 1-10 orang : 1 buah 11-25 orang : 2 buah , dengan penambahan 1 (satu) buah setiap penambahan 25 orang

jumlah peturasan harus mencukupi sebagai berikut: 1-30 orang : 1 buah 31-60 orang : 2 buah

K. Kamar mandi

Jasaboga harus dilengkapi dengan kamar mandi dengan air kran mengalir dan saluran pembuangan air limbah 2. jumlah harus mencukupi kebutuhan paling sedikit 1 (satu) buah untuk 1-10 0rang dengan penambahan 1 (satu) buah setiap 20 orang

O. Tempat Sampah Tersedia dalam jumlah cukup dan diletakkan sedekat

mungkin dengan sumber produksi sampah B Persyaratan Khusus Golongan 1 Jasaboga golongan A1 a. Kriteria : jasaboga yang melayani kubutuhan masyarakat

umum, dengan pengolahan yang menggunakan dapur rumah tangga dan dikelola oleh keluarga

b. Persyaratan

1. memenuhi persyaratan umum 2. memenuhi persyaratan khusus seperti berikut:

ruang pengolahan makanan tidak boleh dipakai sebagai ruang tidur 1 1

ventilasi yang cukup untuk memasukkan udara segar tersedia tempat cuci tangan tersedia lemari kulkas untuk penyimpanan makanan

yang cepat busuk 4 4

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Page 85: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

72

No Parameter Bobot Nilai 2 Jasaboga golongan A2 a.

kriteria : jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat umum dengan pengolahan yang menggunakan dapur rumah tangga dan memperkerjakan tenaga kerja

b. persyaratan : 1. memenuhi persyaratan jasaboga golongan A1

2. memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut ruang pengolahan harus dipisahkan dengan dinding

pemisah yang memisahkan tempat pengolahan makanan dengan ruang lain

pembuangan asap dari dapur harus dilengkapi dengan alat pembuang asap 1 1

penyimpanan makanan yang cepat busuk harus tersedia sedikitnya 1 (satu) buah

fasilitas ganti pakaian 1 1 3 Jasaboga golongan A3 a. Kriteria : Jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat

umum, dengan pengolahan yang menggunakan dapur khusus dan memperkerjakan tenaga kerja

b. Persyaratan :

1. memenuhi persyaratan jasaboga golongan A2 2. memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut:

ruang pengolahan makanan terpisah dari bangunan untuk tempat tinggal

pembuangan asap dari dapur harus dilengkapi dengan alat pembuang asap dan cerobong asap

tempat memasak makanan harus terpisah secara jelas dengan tempat penyiapan makanan matang 1 1

harus tersedia lemari penyimpanan dingin yang dapat mencapai suhu -5oC dengan kapasitas yang cukup untuk melayani kegiatan sesuai dengan jenis makanan yang digunakan

4 4

tersedia kendaraan pengangkut makanan yang khusus dengan konstruksi tertutup 3 3

alat/tempat angkut makanan harus tertutup sempurna dibuat dari bahan kedap air, permukaan halus dan mudah dibersihkan

pada setiap kotak yang dipergunakan sekali pakai untuk mewadahi makanan harus mencantumkan nama perusahaan

jasaboga yang menyajikan makanan tidak dengan kotak harus mencantumkan nama perusahaan dan nomor izin usaha serta laik higiene sanitasi di tempat penyajian yang

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Page 86: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

73

No Parameter Bobot Nilai mudah diketahui umum

C Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan 1 Bahan makanan Bahan makanan yang akan diolah harus segar, tidak

rusak atau berubah bentuk dan berasal dari tempat yang diawasi

5 5

bahan terolah yang dikemas, bahan tambahan dan bahan penolong memenuhi persyaratan KepMenkes yang berlaku 1 1

2 Makanan Terolah a. makanan yang dikemas

b. makanan yang tidak dikemas 3 Makanan Jadi a. makanan tidak rusak, busuk, atau basi

b. memenuhi persyaratan bakteriologis berdasarkan ketentuan yang berlaku c. angka kuman E.Coli pada makanan harus 0/g contoh makanan d. Jumlah kandungan logam berat residu pestisida tidak boleh melebihi ambang batas

D. Persyaratan Higiene Sanitasi Pengolahan Makanan 1. Tenaga/karyawan pengolah makanan memiliki sertifikat

higiene sanitasi makanan, berbadan sehat, tidak mengidap penyakit menular

2. Peralatan yang kontak dengan bahan makanan utuh (tidak cacat) dan mudah dibersihkan, tidak mengeluarkan logam berat bila kontak dengan makanan, wadah harus tertutup sempurna.

3. Cara Pengolahan a. semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan

dengan cara terlindung dari kontak langsung dengan tubuh b. perlindungan kontak langsung dengan makanan dilakukan

dengan sarung tangan plastik sekali pakai, penjepit makanan dan sendok garpu

c. perlindungan terhadap cemaran dengan menggunakan celemek/apron, tutup rambut dan sepatu dapur

d. perilaku tenaga/karyawan selama bekerja: tidak merokok,

tidak makan atau mengunyah, tidak memakai perhiasan, tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan

untuk keperluannya, selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah

5 4

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Page 87: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

74

No Parameter Bobot Nilai keluar dari kamar kecil,

selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar, dan

selalu memakai pakaian kerja yang bersih yang tidak dipakai diluar tempat jasaboga

JUMLAH

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Page 88: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken
Page 89: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

76

Page 90: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

77

Page 91: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

78

Page 92: EVALUASI PENERAPAN GMP DAN SSOP PRODUKSI AYAM … · GMP dimulai dari proses penerimaan bahan baku sampai dengan produk siap dikonsumsi. ... Sejarah Perusahaan Kentucky Fried Chicken

79