evaluasi pemekaran desa di kabupaen lingga (studi...

39
EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi Pembangunan Di Desa Tajur Biru, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga) NASKAH PUBLIKASI HAMIDI NIM : 110565201120 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

Upload: vandiep

Post on 06-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA

(Studi Pembangunan Di Desa Tajur Biru,

Kecamatan Senayang,

Kabupaten Lingga)

NASKAH PUBLIKASI

HAMIDI

NIM : 110565201120

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 2: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPATEN LINGGA

(Studi Pembangunan Di Desa Tajur Biru, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga)

HAMIDI

Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP UMRAH

ABSTRAK

Desa Tajur Biru merupakan pemekaran dari Desa Temiang Kecamatan

Senayang Kabupaten Lingga yang dimekarkan pada bulan juli 2013, yang mana

dulunya Desa Tajur Biru adalah Desa Induk Dari Desa Temiang. Pemekaran wilayah

Desa Tajur Biru yang sudah berjalan lima tahun ini pada dasarnya adalah merupakan

upaya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan tetap berpedoman pada

pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan daya dukung wilayah, baik dari segi

aspek pelayanan masyarakat, aspek pemerintahan, aspek sosial ekonomi, dan aspek

potensi wilayah yang ada. Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini

diharapkan akan bisa memberikan dampak positif bagi kemajuan masyarakat,

terutama masyarakat yang berada di pulau dari desa, seperti lebih meningkatkan dan

mendekatkan pelayanan pada masyarakat secara efektif dan efisien, mempercepat

pertumbuhan ekonomi masyarakat, mempercepat proses pelaksanaan pembangunan

disegala bidang kehidupan, mempercepat pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang

ada, meningkatkan keamanan dan ketertiban.

Tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mengevaluasi pemekaran

pembangunan yang terjadi di Desa Tajur Biru Kecamatan Senayang Kabupaten

Lingga. Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian Deskriptif

Kualitatif. Dalam penelitian ini juga melakukan wawancara kepada informan yang

dilakukan kepada 7 orang informan. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif. Setelah dilakukan

evaluasi terhadap permasalahan penelitian maka dapat dianalisa dan dapat diambil

kesimpulan bahwa Pemekaran Desa Tajur Biru Kecamatan Senayang Kabupaten

Lingga sudah baik, karena Desa Tajur Biru telah memenuhi syarat untuk dimekarkan

dan didukung oleh pemerintahan desa yang mampu terbuka dalam hal pengelolaan

keuangan dan pembangunan yang akan dilakukan di Desa Tajur Biru, namun ada

beberapa hal yang masih harus diperhatikan juga oleh pemerintah Desa, seperti

masih banyaknya jalan yang belum disemenisasi, fasilitas jalan dan yang lainnya,

agar kedepannya Desa ini bisa lebih maju.

Kata Kunci : Evaluasi Kebijakan, Pemekaran, Desa

Page 3: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPATEN LINGGA

(Studi Pembangunan Di Desa Tajur Biru, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga)

HAMIDI

Student of Government Science, FISIP UMRAH

ABSTRACT

The village of Tajur Biru is an expansion of Temiang Village Senayang Sub-

district of Lingga Regency which was split in July 2013, which was formerly Blue

Tajur Village is the Parent Village Of Temiang Village. Expansion of the Tajur Biru

Village area that has been running for five years is basically an effort to improve the

welfare of the community by staying guided by economic growth by observing the

carrying capacity of the region, both in terms of public service aspects, governance

aspects, socioeconomic aspects, and potential aspects of the region which exists. The

expansion of the village area in the Tajur Biru Village is expected to have a positive

impact on the progress of the community, especially the people who are on the island

from the village, such as further improving and bringing the community closer

effectively and efficiently, accelerating the economic growth of the community, Areas

of life, accelerate the management of natural resources (SDA) that exist, improve

security and order.

The purpose of this research is basically to evaluate the expansion of

development that occurred in the Village Tajur Biru Senayang District Linga District.

In this study the authors use the type of Descriptive Qualitative research. In this study

also conducted interviews to informants conducted to 7 informants. Date analysis

technique used in this research is qualitative descriptive data analysis technique.

After the evaluation of the research problem can be analyzed and it can be concluded

that the division of Tajur Biru Village Senayang Sub-district of Lingga Regency has

been good, because the Tajur Biru Village has fulfilled the requirement to be

expanded and supported by the village government which is able to open in financial

management and development which will Conducted in Tajur Biru Village, but there

are some things that still need to be considered by the village government, such as the

number of unsettled roads, road facilities and others, so that the future of this village

can be more advanced.

Keywords: Evaluation of Policy, Expansion, Village

Page 4: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara

kesatuan yang berbentuk

republik yang

dalam pelaksanaan

pemerintahannya dibagi atas

daerah-daerah propinsi dan

daerah propinsi dibagi atas

kabupaten dan kota, yang tiap-

tiap propinsi, kabupatan dan

kota mempunyai pemerintahan

daerah untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan

pemerintahan menurut asas

otonomi dan tugas

pembantuan. Pemerintah

daerah berhak menetapkan

Peraturan Daerah dan

peraturan-peraturan lain

untuk melaksanakan otonomi

daerah dan tugas pembantuan.

Dampak lain adalah

tumbuhnya kehidupan

demokrasi yang lebih semarak,

khususnya dalam pemilihan

kepala dearah. Selain itu

kebijakan-kebijakan yang

sifatnya menyangkut publik

dilakukan lebih transparan.

Dengan demikian adanya

otonomi dapat meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam

mengelola daerahnya masing-

masing, baik secara kualitas

maupun kuantitas.

Otonomi daerah dapat

diartikan sebagai kewajiban

yang diberikan kepada daerah

otonom untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat menurut

aspirasi masyarakat

untuk meningkatkan daya guna

dan hasil guna

penyelenggaraan pemerintahan

dalam rangka pelayanan

terhadap masyarakat dan

pelaksanaan pembangunan

sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Pelaksanaan otonomi

daerah selain berlandaskan

pada acuan hukum, juga

sebagai implementasi tuntutan

globalisasi yang harus

diberdayakan dengan cara

memberikan daerah

kewenangan yang lebih luas,

lebih nyata dan

bertanggung jawab, terutama

dalam mengatur,

memanfaatkan dan menggali

sumber-sumber potensi yang

ada di daerahnya masing-

masing.

Pemekaran wilayah

pemerintahan merupakan suatu

langkah strategis yang

ditempuh oleh Pemerintah

untuk meningkatkan kualitas

pelaksanaan tugas-

Page 5: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

tugas pemerintahan baik dalam

rangka pelayanan,

pemberdayaan dan

pembangunan menuju

terwujudnya suatu tatanan

kehidupan masyarakat yang

maju,mandiri,sejahtera, adil

dan makmur. Dengan

perkataan lain, hakikat

pemekaran daerah otonom

lebih ditekankan pada aspek

mendekatkan pelayanan

pemerintahan dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Oleh karena itu,

pemekaran daerah merupakan

cara atau pendekatan untuk

mempercepat

akselerasi pembangunan

daerah.

Dan Oleh karena itu

juga, maka birokrasi publik

berkewajiban dan

bertanggung jawab untuk

memberikan layanan publik

yang baik dan profesional.

Pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah pada

masyarakatnya tentu harus

memperhatikan dinamika

perkembangan masyarakat,

terlebih di era globalisasi

dimana informasi semakin

mudah diperoleh. hal ini

membuat masyarakat semakin

cerdas dan kritis terhadap

segala perubahan yang terjadi.

Pemekaran Desa secara

intensif hingga saat ini telah

berkembang di Indonesia

sebagai salah satu jalan untuk

pemerataan pembangunan dan

meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Seperti dalam

bidang ekonomi, keuangan,

pelayanan publik dan aparatur

pemerintah desa termasuk juga

mencakup aspek sosial politik,

batas wilayah maupun

keamanan serta menjadi pilar

utama pembangunan pada

jangka panjang.

Secara historis, desa

merupakan cikal bakal

terbentuknya

masyarakat politik dan

pemerintahan di Indonesia jauh

sebelum bangsa ini terbentuk.

Dalam undang-undang no.32

tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah

disebutkan bahwa desa adalah

kesatuan masyarakat hukum

yang memiliki batas-batas

wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat

setempat, berdasarkan asal-usul

dan adat istiadat setempat yang

diakui dan dihormati dalam

sistem Pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam Struktur sosial

sejenis desa, masyarakat adat

Page 6: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

dan lain sebagainya telah

menjadi institusi sosial yang

mempunyai posisi yang sangat

penting. Desa merupakan

institusi yang otonom dengan

tradisi, adat istiadat dan

hukumnya sendiri serta relatif

mandiri. Otonomi desa

merupakan otonomi yang asli,

bulat dan utuh serta bukan

merupakan pemberian dari

pemerintah. Sebaliknya

pemerintah berkewajiban

menghormati otonomi asli

yang dimiliki oleh desa

tersebut (wijaya : 2003).

Otonomi desa dianggap

sebagai kewengan yang telah

ada, tumbuh mengakar dalam

adat istiadat desa bukan juga

berarti pemberian atau

desentralisasi. Otonomi desa

berarti juga kemampuan

masyarakat. jadi istilah

(otonomi desa) lebih tepat bila

diubah menjadi (otonomi

masyarakat desa) yang berarti

kemampuan masyarakat yang

benar-benar tumbuh

darimasyarakat (Tumpal P.

Saragi :2004).

Kabupaten Lingga terletak

di antara 0 derajat 20 menit Lintang

Utara dengan 0 derajat 40 menit

Lintang Selatan dan 104 derajat

Bujur Timur dan 105 derajat

Bujur Timur. Luas wilayah

daratan dan lautan mencapai

45.456,7162 km2 dengan luas

daratan 2.117,72 km2 dan

lautan mencapai 43.338,9962

km2. Wilayahnya terdiri dari 531

buah pulau besar dan kecil. Tidak

kurang dari 95 buah diantaranya

sudah dihuni, sedangkan

sisanya 436 buah walaupun

belum berpenghuni

sebagiannya sudah

dimanfaatkan untuk berbagai

aktifitas kegiatan pertanian,

khususnya pada usaha

perkebunan. Kabupaten Lingga

adalah salah satu kabupaten di

provinsi Kepulauan Riau,

Indonesia. Kabupaten Lingga

memiliki 9 Kecamatan, 7

kelurahan, dan 74 desa.

Adapun nama

kecamatan yang ada di

Kabupaten Lingga yaitu

Kecamatan Singkep,

Kecamatan Singkep pesisir,

Kecamatan Singkep barat,

Kecamatan Singkep selatan,

Kecamatan Selayar,

Kecamatan Lingga, Kecamatan

Lingga timur, Kecamatan

Lingga utara, dan Kecamatan

Senayang. Kecamatan Singkep

Selatan memiliki desa paling

sedikit (3 desa : Marok Kecil,

Berhala dan Resang).

Kecamatan Singkep Selatan

Page 7: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

adalah termuda dan Kecamatan

Senayang merupakan

kecamatan dengan desa

terbanyak (18 desa) yaitu

Senayang, Penaah, Laboh,

Tanjung kelit, Mamut, Tanjung

lipat, Baran, Rejai, Cempa,

Pasir panjang, Batu belobang,

Benan, Mensanak, Pulau

duyung, Pulau Medang, Pulau

batang, Temiang, dan Tajur

biru.

Setelah dilakukan

pemecahan Desa Temiang

menjadi Desa Tajur Biru yang

diharapkan nantinya dapat

melaksanakan berbagai

pembangunan dalam rangka

meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat. atas dasar

itulah penulis mengadakan

penelitian ntuk mengetahui

apakah daerah yang

dimekarkan tersebut

mengalami perkembangan, dan

kemajuan ataupun berupa

kemunduran dari

segi pembangunan sarana dan

prasarana dalam menunjang

pelayanan yang maksimal

tersebut kepada masyarakat

dan melakukan penilaian

terhadap hasil yang telah

dicapai pembentukan desa baik

berupa potensi wilayah,

pelayanan, kepada masyarakat

dalam melaksanakan

administrasi pemerintahan, dan

sarana pendidikan serta

pembangunan lain yang

menunjang kehidupan

masyarakat khususnya di Desa

Tajur biru sebagai objek dalam

penelitian.

Desa Tajur Biru juga

pada dasarnya memiliki

wilayah yang luas, memiliki

wilayah yang strategis,

sehingga desa ini menjadi pusat

pelabuhan penghubung dari

masyarakat desa yang ada di

sekitarnya, dan juga merupakan

pusat perdagangan antar

nelayan desa untuk pengiriman

ikan ke tanjung pinang dan

batam,bahkan ke Singapore

juga, kemudian Desa Tajur

Biru juga adalah desa dengan

jumlah penduduk yang lebih

banyak dari desa yang ada di

sekitarnya, dengan

jumlah penduduk 1776 jiwa,

yang mana jumlah itu terbagi

antara laki-laki 909 orang,

wanita 867 orang, dengan

jumlah 499 kepala keluarga,

sebelum pembentukan desa ini

dibentuk masyarakatnya

sebagaian besarnya sudah

berkembang dari segi mata

pencaharian, pendidikan

ataupun lainnya, sehingga

masyarakat juga telah ikut

Page 8: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

berpartisipasi dalam pelayanan

yang diberikan, tujuannya agar

semua bisa dapat tepat sasaran

sesuai dengan tujuan

pembangunan yang diinginkan

masyarakat desa tersebut.

Jika di tinjau dari segi

pelayanan yang telah diberikan

kepada masyarakat, Saat ini

kantor desa memang sudah ada

kantor baru, namun

pelaksanaannya tidak sebaik

seperti yang diharapkan,

pelaksanaannya masih sama

dengan sebelum adanya

pemekaran, hanya tempatnya

saja yang saat ini sudah berada

dekat. Selain itu juga

pelayanan aparatur masih jauh

dari apa yang diharapkan, itu

dapat dilihat dari kantor desa

yang tutup pada siang hari,

aparatur yang masih banyak

yang datang terlambat dan

terkesan sesuka hati mau

datang jam berapa, sehingga itu

pelayanan untuk

masyarakatpun jadi terhambat.

Tidak hanya itu, aparatur yang

ada juga belumlah sesuai

dengan tugasnya, karna

sebagian besar aparatur desa

diambil bukan berdasarkan

pendidikan dan keahlian.

Dari uraian diatas

penulis tertarik untuk menelaah

lebih dalam mengenai evaluasi

daerah baru yang merupakan

hasil pemekaran Desa Temiang

dibentukan lagi satu menjadi

Desa Tajur Biru yang ada di

kecamatan Senayang

Kabupaten Lingga. evaluasi

yang dilakukan penulis

bertujuan mengkaji

seberapa besar hasil pemekaran

dapat mencapai tujuan-tujuan

yang diharapkan serta dapat

memberi panduan kepada para

pelaksana kebijakan dalam hal

ini pemerintah desa mengenai

seberapa lancar perjalanan atau

proses pemekaran ini di

implementasikan. atas dasar

itulah penulis mengadakan

penelitian dengan judul

“EVALUASI PEMEKARAN

DESA DI KABUPATEN

LINGGA”

B. Perumusan

Masalah

Pemekaran Desa Tajur

Biru, Kecamatan Senayang,

Kabupaten Lingga ini tentu

tidak terlepas dari berbagai

faktor yang melatar

belakanginya.Dari berbagai

faktor yang ada, tentu di

dalamnya terdapat berbagai

macam perbedaan,

ketidaksepakatan, dan konflik

atau perdebatan, karena pada

dasarnya konflik, perbedaan

dan ketidaksepakatan

Page 9: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

merupakan sebuah fenomena

yang tidak bisa dihindarkan

dari kesatuan masyarakat.

Untuk dapat

menjelaskan adanya

perbedaan, ketidakpuasan dan

apa yang di rasakan masyarakat

Desa Tajur Biru setelah

pemekaran di desa

mereka, maka penulis dapat

merumuskan suatu masalah

dalam usulan penelitian ini.

adapun perumusan masalah

dalam usulan penelitian ini

adalah

“ Apa Yang Dirasakan

Masyarakat Dari Evaluasi

Pemekaran Desa Di

Kabupaten Lingga (Studi

Pembangunan Di Desa Tajur

Biru Kecamatan Senayang

Kabupaten Lingga”?

C. Tujuan dan

Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitien

ini adalah untuk

mengetahui dampak

Pemekaran Desa di

Kabupaten Lingga

terkait dengan maslah

Pembangunan (Studi di

Desa Tajur Biru

Kecamatan Senayang

Kabupaten Lingga).

2. Kegunaan Penelitian

a. Akademis :

Diharapkan akan

mampu menyumbang

khasanah ilmiah dan

kepustakaan di dalam

penelitian ilmu-ilmu

sosial dan

politik khususnya bagi

Universitas Maritim

Raja Ali Haji serta

diharapkan sebagai

referensi atau masukan

bagi instansi terkait.

b. Praktis : Diharapkan

penelitian ini dapat

memberikan kontribusi

bagi mahasiswa dalam

melengkapi kajian yang

mengarah

pada pengembangan

ilmu pengetahuan serta

menjadi bahan referensi

bagi peneliti

selanjutnya.

D. Kerangka Teoristis

Sebelum membahas

lebih jauh, terlebih dahulu

diperlukan suatu kerangka

pemikiran yang kebenarannya

tidak diragukan lagi. Sesuai

dengan masalah yang dibahas

di sini akan dikemukakan

beberapa kerangka pemikiran

dari para ahli:

1. Evaluasi Kebijakan

Page 10: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

Proses evaluasi

kebijakan dimaksudkan untuk

menguraikan dan memahami

dinamika internal berjalannya

suatu program atau kebijakan,

dimana proses evaluasi selalu

memerlukan deskripsi rinci

tentang berjalannya suatu

program.

Evaluasi menurut

Hanafi dan Guntur dalam

Nurharjadmo (2008:215)

adalah penilaian terhadap suatu

permasalahan atau persoalan

yang umumnya menuju baik

buruknya persoalan tersebut.

Dalam kaitannya dalam

program biasanya evaluasi

dilakukan dalam rangka

mengukur kinerja dan efek atau

program dalam mencapai

tujuan tertentu.

Menurut Mahmudi (2015:107)

apabila evaluasi dikaitkan

terhadap pengukuran kinerja

dan efek suatu program dalam

mencapai tujuan yang

ditetapkan maka sangat erat

kaitannya dengan tercapainya

outcame dan adanya impact

dari suatu program. Outcame

adalah hasil yang diharapkan

atau diingginkan dicapai dari

suatu program atau aktifitas

yang dibandingkan dengan

hasil yang diharapakan atau

tujuan awal dari pelaksanaan

program tersebut. Sedangkan

impact dalam dampak berupa

efek langsung dan tidak

langsung atau konsekwensi

yang diakibatkan dari

pencapaian tujuan program,

yang diukur dengan

membandingkan antara hasil

program dengan perkiraan

keadaan yang akan terjadi

apabila program atau kebijakan

tersebut tidak ada.

Abidin (2002:186)

menyatakan bahwa “evaluasi

atau pelaksanaan kebijakan

terkait dengan identifikasi

permasalahan dan tujuan serta

formulasi kebijakan sebagai

langkah awal dan monitoring

serta evaluasi sebagai langkah

akhir”.

Menurut Winarno

(2007:144) evaluasi dipandang

secara luas mempunyai makna

pelaksanaan undang-undang

dimana berbagai aktor,

organisasi, prosedur dan teknik

bekerja bersama-sama

menjalankan kebijakan dalam

upaya untuk meraih tujuan-

tujuan kebijakan. Evaluasi pada

sisi yang lain merupakan

fenomena yang kompleks yang

mungkin dapat dipahami

sebagai suatu proses, suatu

keluaran (output) maupun

sebagai suatu dampak

Page 11: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

(outcome). Ripley dan Franklin

(dalam Winarno, (2007:145)

berpendapat bahwa evaluasi

adalah apa yang terjadi setelah

undang-undang ditetapkan

yang memberikan otoritas

program, kebijakan,

keuntungan dan benefit.

Sementara itu, Grindle (dalam

Winarno 2007:146) juga

memberikan pandangannya

tentang evaluasi dengan

mengatakan bahwa secara

umum, tugas evaluasi adalah

membentuk suatu kaitan yang

memudahkan tujuan-tujuan

kebijakan bisa direalisasikan

sebagai dampak dari suatu

kegiatan pemerintah.

Dari beberapa

pengertian diatas dapat

dikatakan pada dasarnya,

evaluasi kebijakan bertujuan

untuk menilai apakah tujuan

dari kebijakan yang dibuat dan

dilaksanakan tersebut telah

tercapai atau tidak. Dan dari

beberapa pendapat di atas dapat

kita ketahui bahwa Evaluasi

menunjuk pada sebuah

kegiatan yang mengikuti

pernyataan maksud tentang

tujuan-tujuan program dan

hasil-hasil yang diinginkan

oleh para pejabat pemerintah.

Evaluasi mencangkup

tindakan-tindakan oleh

berbagai actor, khususnya para

birokrat yang dimaksud untuk

membuat program berjalan.

Wibawa dkk yang di kutip

Nugroho (2004:186)

mengatakan Evaluasi kebijakan

publik memiliki empat fungsi,

yaitu:

1. Eksplanasi. Melalui

evaluasi dapat dipotret

realitas pelaksanaan

program dan dapat di

buat suatu generalisasi

tentang pola-pola

hubungan antar

berbagai dimensi

realitas yang

diamatinya. Dari

evaluasi ini evaluator

dapat mengidentifikasi

masalah, kondisi, dan

aktor yang mendukung

keberhasilan atau

kegagalan kebijakan.

2. Kepatuhan. Melalui

evaluasi dapat diketahui

apakah tindakan yang

dilakukan oleh para

pelaku, baik birokrasi

maupun pelaku lainnya

sesuai dengan standart

dan prosedur yang di

tetapkan oleh

kebijakan.

3. Audit. Melalui

evalusi dapat diketahui,

apakah output benar-

Page 12: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

benar sampai ketangan

kelompok sasaran

kebijakan, atau justru

ada kebocoran atau

penyimpangan.

4. Akunting. Melalui

evaluasi dapat di

ketahui apa akibat

social ekonomi dari

kebijakan tersebut.

Evaluasi member

informasi yang valid dan dapat

di percaya, evaluasi juga sangat

berperan dalam nilai-nilai suatu

tujuan dan target yang telah

ditetapkan. Menurut Nawawi

(2006:73) “ Evaluasi kinerja di

artikan juga sebagai kegiatan

mengukur/menilai pelaksanaan

pekerjaan untuk menetapkan

sukses atau gagalnya seorang

pekerja dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawab

dibidang kerjanya masing-

masing.

Menurut Agustino

(2006:188) kinerja kebijakan

yang di nilai dalam evaluasi

kebijakan melingkupi :

a. Seberapa jauh

kebutuhan, nilai dan

kesempatan telah di

capai melalui

tindakan

kebijakan/program.

b. Tindakan yang

ditempuh oleh

Implementing

Agencie sudah

benar-benar efektif,

Responsive,

akuntabel dan adil.

c. Efek dan dampak

dari kebijakan itu

sendiri.

Evaluasi merupakan

suatu hal yang sangat penting

dalam suatu proses pekerjaan,

karna dengan adanya evaluasi

maka hal tersebut akan

mempermudah jalannya suatu

proses kerja dalam sebuah

organisasi. Dunn (2003:610)

menggambarkan kriteria-

kriteria evaluasi kebijakan

bahwa:

1. Efektivitas : Berkenaan

dengan program/kebijakan

tersebut mencapai hasil

(akibat) yang di harapkan, atau

mencapai tujuan dari

diadakannya kegiatan-kegiatan

yang dilakukan. Efektifitas,

yang secara dekat berhubungan

dengan rasionalitas teknis,

selalu diukur dari unit produk

atau layanan atau nilai

moneternya.

2. Efisiensi : Berkenaan dengan

jumlah usaha yang diperlukan

untuk menghasilkan tingkat

efektifitas tertentu. Efisiensi

yang merupakan sinonim dari

rasionalitas ekonomi adalah

Page 13: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

merupakan hubungan antara

efektifitas dan usaha, yang

terakhir umumnya diukur dari

ongkos moneter.

3. Perataan :

Kebijakan/program tersebut

dilaksanakan merata serta

terpenuhinya seluruh

kebutuhan.

4. Ketepatan : Suatu hasil

pelaksanaan yang di lihat dari

kesesuaian biaya dengan

standar dan bentuk surat

pertanggung jawaban yang

sesuai dengan ketentuan.

Untuk dapat

mengusahakan agar pekerjaan

sesuai dengan rencana atau

maksud yang telah di tetapkan,

maka pemimpin harus

melakukan kegiatan-kegiatan

pemeriksaan, pengecekan,

pencocokan, inspeksi,

pengendalian dan berbagai

tindakan yang sejenis dengan

itu, Apabila kemudian ternyata

ada penyimpangan,

penyelewengan atau ketidak

cocokan maka pemimpin

dihadapkan kepada keharusan

menempuh langkah-langkah

perbaikan atau

penyempurnaan.

Berdasarkan teori-teori

yang dikemukakan oleh para

ahli maka diketahui bahwa

dengan adanya evaluasi baik

yang dilakukan oleh intern

ataupun ekstern dari suatu

kebijakan/program, diharapkan

kebijakan-kebijakan kedepan

akan lebih baik dan tidak

mengulangi kesalahan-

kesalahan yang sama.

Studi ini akan

melakukan evaluasi

berdasarkan tujuan pemekaran

yang telah diuraikan

sebelumnya. Dalam Peraturan

Pemerintah No 39 Tahun 2006

secara khusus membahas

mengenai tata cara

pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan rencana

pembangunan, definisi evaluasi

adalah rangkaian kegiatan

membandingkan realisasi

masukan (input), keluaran

(output), dan hasil (outcome)

terhadap rencana dan standar.

Evaluasi „output‟ akan

difokuskan kepada aspek

kepentingan utama masyarakat

dalam mempertahankan

hidupnya, yakni sisi ekonomi.

Apabila kondisi ekonomi

masyarakat semakin membaik,

maka secara tidak langsung hal

ini berpengaruh kepada akses

masyarakat terhadap pelayanan

publik, baik dibidang

pendidikan maupun dibidang

kesehatan. Disisi lain,

pelayanan publik juga

Page 14: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

mencerminkan sejauh mana

pemerintah daerah mampu

meningkatkan kualitas hidup

masyarakat serta kondisi umum

daerah itu sendiri.

Berdasarkan pemikiran diatas,

maka evaluasi difokuskan pada

:

a. Perekonomian Daerah:

b. Keuangan Daerah:

c. Pelayanan Publik: serta

d. Aparatur Pemerintah

Daerah.

Keempat aspek tersebut

saling terkait satu sama lain.

Secara teoritis, pemekaran

daerah mendorong lahirnya

pemerintah baru, yang pada

gilirannya membutuhkan

aparatur untuk

menjalankannya. Dalam

menjalankan tugas fungsi

kepemerintahan, aparatur

berwenang untuk mengelola

keuangan yang ada, agar

dimanfaatkan semaksimal

mungkin bagi pelayanan publik

serta mendorong perekonomian

daerah.

E. Konsep operasional

Untuk menghindari

salah penafsiran terhadap

beberapa pengertian,

maka penulis membuat

beberapa batasan pengertian

yang digunakan dalam analisis

lebih lanjut. Dalam konsep

teori yang telah dijelaskan oleh

Dunn (2003:610) yang

menyatakan bahwa ada

beberapa kriteria-kriteria

evaluasi kebijakan publik,

yakni efektifitas, effisiensi,

perataan, dan ketepatan. Dari

beberapa pengertian diatas

dapat dikatakan pada

dasarnya,evaluasi kebijakan

bertujuan untuk menilai apakah

tujuan dari kebijakan yang

dibuat dan dilaksanakan

tersebut telah tercapai atau

tidak. untuk melihat kriteria-

kriteria dalam evaluasi

Pemekaran Desa Tajur Biru,

maka konsep dan

pengukurannya dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Efektivitas adalah

pengukuran dalam arti

tercapainya sasaran atau tujuan

yang telah ditentukan. jadi

apabila tujuan tersebut telah

dicapai, baru dapat dikatakan

efektif. hal ini dapat dilihat dari

indikator sebagai berikut:

a. Pemerataan

Pembangunan

b. Pelayanan Kepada

Masyarakat

2. Efisiensi, yaitu mengandung

arti pembangunan yang hanya

dibatasi pada hal-hal yang

berkaitan langsung dengan

pencapaian sasaran

Page 15: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

pembangunan dengan

memperhatikan keterpaduan

antara persyaratan dengan

produk pembangunan yang

berkaitan. Efisiensi dapat

dilihat dari:

a. bagaimana usaha

mencapai pembangunan yang

merata

b. bagaimana usaha

yang dilakukan untuk

meningkatkan

pembangunan kepada

masyarakat.

3. Pemerataan, merupakan

pembangunan yang

dilaksanakan dapat semakin

merata dan masyarakat dapat

menikmati hasil pembangunan.

Sampai sejauh mana biaya

manfaat yang dapat dirasakan

semua lapisan masyarakat dan

dapat dilihat dari indikator:

a. bagaimana manfaat

hasil pembangunan yang

dirasakan masyarakat

b. bagaimana

pemerataan

pembangunan yang

diberikan terhadap

masyarakat.

4. Ketepatan, ketepatan suatu

hasil yang diinginkan dapat

ditemukan dan dikembangkan

sehingga benar-benar berguna

dalam memberikan pemecahan

persoalan. hal ini dapat dilihat

dari: pencapaian tujuan yang

dihasilkan dapat memberikan

manfaat untuk warga

masyarakat.

F. Metode Penelitian.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang

digunakan dalam penulisan ini

adalah penelitian bersifat

Deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Menurut Sugiyono

(2010:29) metode deskriptif

adalah metode yang

digunakanuntuk

menggambarkan atau

menganalisis suatu hasil

penelitian tetapi

tidak digunakan untuk

membuat kesimpulan yang

lebih luas.

2. Lokasi Penelitianan

Lokasi yang menjadi

tempat penelitian yaitu di Desa

Tajur Biru kecamatan senayang

kabupaten Lingga. adapun

alasan pemilihan lokasi

penelitian ini adalah bahwa

Desa Tajur Biru merupakan

salah satu daerah atau desa

baru hasil pemekaran dari desa

lain dalam kecamatan

senayang. hal ini sangat

berpengaruh sekali dengan

peran pemerintah desa dalam

pembangunan masyarakat di

desa.

3. Objek Penelitian

Page 16: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

Objek dalam penelitian

ini adalah Desa Tajur Biru dan

Kepala Desa sebagai informasi

kunci (Key informan) Dan

Sekretaris Desa, yang menjadi

Informan lainnya juga dalam

penelitian ini adalah BPD dan

Masyarakat Desa Tajur Biru.

Tabel 1.

Jumlah Informan

No Jabatan Jumlah

1 Kepala

Desa

1

Orang

2 Sekretaris

Desa

1

Orang

3 BPD 1

Orang

4 Masyarakat 4

Orang

Jumlah 7

Orang

4. Sumber dan jenis Data.

a. Data primer.

Data yang dikumpul

dan diolah oleh

perorangan (peneliti)

langsung dari informan.

Data yang diperoleh

atau dikumpulkan oleh

peneliti secara langsung

dari sumber datanya.

Data primer disebut

juga sebagai data asli

atau data baru yang

memiliki sifat up to

date.

b. Data sekunder.

Data yang diperoleh

dari pihak kedua, yang

telah dikumpulkan dan

diolah. data yang

diperoleh atau

dikumpulkan peneliti

dari berbagai sumber

yang telah ada.

5. Teknik dan Alat

Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini

untuk melakukan pengumpulan

data, fakta dan informasi di

lapangan digunakan:

a. wawancara

Yaitu proses

percakapan dengan maksud

tertentu dan

untuk mengkonstruksi

mengenai orang, kejadian,

kegiatan, organisasi,motivasi,

perasaan dan sebagainya, yang

dilakukan secara dua pihak

yaitu pewawancara ( interview

) yang mengajukan pertanyaan

dengan yang diwawancarai.

adapun alat pengumpulan data

yang digunakan adalah

Pedoman wawancara yaitu

suatu catatan mengenai hal-hal

yang akan ditanyakan kepada

informan kunci agar dapat

Page 17: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

menegaskan atas variasi

jawaban responden.

b. Observasi

Yaitu suatu teknik

dengan melakukan peninjauan

secara langsung ke lokasi

penelitian. Pengamatan ini

dilakukan terhadap kegiatan

lapangan. adapun alat yang

digunakan dengan

menggunakan daftar cheek list.

G. Teknik Analisa Data

Dalam Penelitian ini

peneliti menggunakan teknik

triangulasi, yaitu teknik

pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu

yang lain di luar data itu untuk

keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap

data itu. Peneliti melakukan

triangulasi dengan

membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam metode

kualitatif.

Pada metode triangulasi

ini dapat diperoleh dengan

berbagai cara yaitu:

a. membandingkan data

hasil pengamatan dengan data

hasil wawancara.

b. membandingkan apa

yang dikatakan orang tentang

situasi terbuka dan tertutup.

c. membandingkan

keadaan dan perspektif

seseorang

dengan berbagai

pendapat dan

pandangan orang.

d. membandingkan

hasil wawancara dengan isi

suatu dokumen yang berkaitan.

LANDASAN TEORITIS

1. Evaluasi Kebijakan

Proses evaluasi

kebijakan dimaksudkan untuk

menguraikan dan memahami

dinamika internal berjalannya

suatu program atau kebijakan,

dimana proses evaluasi selalu

memerlukan deskripsi rinci

tentang berjalannya suatu

program.

Evaluasi menurut

Hanafi dan Guntur dalam

Nurharjadmo (2008:215)

adalah penilaian terhadap suatu

permasalahan atau persoalan

yang umumnya menuju baik

buruknya persoalan tersebut.

Dalam kaitannya dalam

program biasanya evaluasi

dilakukan dalam rangka

mengukur kinerja dan efek atau

program dalam mencapai

tujuan tertentu.

Menurut Mahmudi

(2015:107) apabila evaluasi

dikaitkan terhadap pengukuran

Page 18: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

kinerja dan efek suatu program

dalam mencapai tujuan yang

ditetapkan maka sangat erat

kaitannya dengan tercapainya

outcame dan adanya impact

dari suatu program. Outcame

adalah hasil yang diharapkan

atau diingginkan dicapai

darisuatu program atau aktifitas

yang dibandingkan dengan

hasil yang diharapakan atau

tujuan awal dari pelaksanaan

program tersebut. Sedangkan

impact dalam dampak berupa

efek langsung dan tidak

langsung atau konsekwensi

yang diakibatkan dari

pencapaian tujuan program,

yang diukur dengan

membandingkan antara hasil

program dengan perkiraan

keadaan yang akan terjadi

apabila program atau kebijakan

tersebut tidak ada.

Abidin (2002:186)

menyatakan bahwa “evaluasi

atau pelaksanaan kebijakan

terkait dengan identifikasi

permasalahan dan tujuan serta

formulasi kebijakan sebagai

langkah awal dan monitoring

serta evaluasi sebagai langkah

akhir”.

Menurut Winarno

(2007:144) evaluasi dipandang

secara luas mempunyai makna

pelaksanaan undang-undang

dimana berbagai aktor,

organisasi, prosedur dan teknik

bekerja bersama-sama

menjalankan kebijakan dalam

upaya untuk meraih tujuan-

tujuan kebijakan. Evaluasi pada

sisi yang lain merupakan

fenomena yang kompleks yang

mungkin dapat dipahami

sebagai suatu proses, suatu

keluaran (output) maupun

sebagai suatu dampak

(outcome). Ripley dan Franklin

(dalam Winarno, (2007:145)

berpendapat bahwa evaluasi

adalah apa yang terjadi setelah

undang-undang ditetapkan

yang memberikan otoritas

program, kebijakan,

keuntungan dan benefit.

Sementara itu, Grindle (dalam

Winarno 2007:146) juga

memberikan pandangannya

tentang evaluasi dengan

mengatakan bahwa secara

umum, tugas evaluasi adalah

membentuk suatu kaitan yang

memudahkan tujuan-tujuan

kebijakan bisa direalisasikan

sebagai dampak dari suatu

kegiatan pemerintah.

Dari beberapa

pengertian diatas dapat

dikatakan pada dasarnya,

evaluasi kebijakan bertujuan

untuk menilai apakah tujuan

dari kebijakan yang dibuat dan

Page 19: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

dilaksanakan tersebut telah

tercapai atau tidak. Dan dari

beberapa pendapat di atas dapat

kita ketahui bahwa Evaluasi

menunjuk pada sebuah

kegiatan yang mengikuti

pernyataan maksud tentang

tujuan-tujuan program dan

hasil-hasil yang diinginkan

oleh para pejabat pemerintah.

Evaluasi mencangkup

tindakan-tindakan oleh

berbagai actor, khususnya para

birokrat yang dimaksud untuk

membuat program berjalan.

Wibawa dkk yang di kutip

Nugroho (2004:186)

mengatakan Evaluasi kebijakan

publik memiliki empat fungsi,

yaitu :

1. Eksplanasi. Melalui

evaluasi dapat dipotret

realitas pelaksanaan

program dan dapat di

buat suatu generalisasi

tentang pola-pola

hubungan antar

berbagai dimensi

realitas yang

diamatinya. Dari

evaluasi ini evaluator

dapat mengidentifikasi

masalah, kondisi, dan

actor yang mendukung

keberhasilan atau

kegagalan kebijakan.

2. Kepatuhan. Melalui

evaluasi dapat diketahui

apakah tindakan yang

dilakukan oleh para

pelaku, baik birokrasi

maupun pelaku lainnya

sesuai dengan standart

dan prosedur yang di

tetapkan oleh

kebijakan.

3. Audit. Melalui

evalusi dapat diketahui,

apakah output benar-

benar sampai ketangan

kelompok sasaran

kebijakan, atau justru

ada kebocoran atau

penyimpangan.

4. Akunting. Melalui

evaluasi dapat di

ketahui apa akibat

social ekonomi dari

kebijakan tersebut.

Evaluasi member

informasi yang valid dan dapat

di percaya, evaluasi juga sangat

berperan dalam nilai-nilai suatu

tujuan dan target yang telah

ditetapkan. Menurut Nawawi

(2006:73) “ Evaluasi kinerja di

artikan juga sebagai kegiatan

mengukur/menilai pelaksanaan

pekerjaan untuk menetapkan

sukses atau gagalnya seorang

pekerja dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawab

Page 20: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

dibidang kerjanya masing-

masing.

Menurut Agustino

(2006:188) kinerja kebijakan

yang di nilai dalam evaluasi

kebijakan melingkupi :

a. Seberapa jauh

kebutuhan, nilai dan

kesempatan telah di

capai melalui

tindakan

kebijakan/program.

b. Tindakan yang

ditempuh oleh

Implementing

Agencie sudah

benar-benar efektif,

Responsive,

akuntabel dan adil.

c. Efek dan dampak

dari kebijakan itu

sendiri.

Evaluasi merupakan

suatu hal yang sangat penting

dalam suatu proses pekerjaan,

karna dengan adanya evaluasi

maka hal tersebut akan

mempermudah jalannya suatu

proses kerja dalam sebuah

organisasi. Dunn (2003:610)

menggambarkan kriteria-

kriteria evaluasi kebijakan

bahwa:

1. Efektivitas : Berkenaan

dengan program/kebijakan

tersebut mencapai hasil

(akibat) yang di harapkan, atau

mencapai tujuan dari

diadakannya kegiatan-kegiatan

yang dilakukan. Efektifitas,

yang secara dekat berhubungan

dengan rasionalitas teknis,

selalu diukur dari unit produk

atau layanan atau nilai

moneternya.

2. Efisiensi : Berkenaan dengan

jumlah usaha yang diperlukan

untuk menghasilkan tingkat

efektifitas tertentu. Efisiensi

yang merupakan sinonim dari

rasionalitas ekonomi adalah

merupakan hubungan antara

efektifitas dan usaha, yang

terakhir umumnya diukur dari

ongkos moneter.

3. Perataan :

Kebijakan/program tersebut

dilaksanakan merata serta

terpenuhinya seluruh

kebutuhan.

4. Ketepatan : Suatu hasil

pelaksanaan yang di lihat dari

kesesuaian biaya dengan

standar dan bentuk surat

pertanggung jawaban yang

sesuai dengan ketentuan.

Untuk dapat

mengusahakan agar pekerjaan

sesuai dengan rencana atau

maksud yang telah di tetapkan,

maka pemimpin harus

melakukan kegiatan-kegiatan

pemeriksaan, pengecekan,

pencocokan, inspeksi,

Page 21: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

pengendalian dan berbagai

tindakan yang sejenis dengan

itu, Apabila kemudian ternyata

ada penyimpangan,

penyelewengan atau ketidak

cocokan maka pemimpin

dihadapkan kepada keharusan

menempuh langkah-langkah

perbaikan atau

penyempurnaan.

Berdasarkan teori-teori

yang dikemukakan oleh para

ahli maka diketahui bahwa

dengan adanya evaluasi baik

yang dilakukan oleh intern

ataupun ekstern dari suatu

kebijakan/program, diharapkan

kebijakan-kebijakan kedepan

akan lebih baik dan tidak

mengulangi kesalahan-

kesalahan yang sama.

Studi ini akan

melakukan evaluasi

berdasarkan tujuan pemekaran

yang telah diuraikan

sebelumnya. Dalam Peraturan

Pemerintah No 39 Tahun 2006

secara khusus membahas

mengenai tata cara

pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan rencana

pembangunan, definisi evaluasi

adalah rangkaian kegiatan

membandingkan realisasi

masukan (input), keluaran

(output), dan hasil (outcome)

terhadap rencana dan standar.

Evaluasi „output‟ akan

difokuskan kepada aspek

kepentingan utama masyarakat

dalam mempertahankan

hidupnya, yakni sisi ekonomi.

Apabila kondisi ekonomi

masyarakat semakin membaik,

maka secara tidak langsung hal

ini berpengaruh kepada akses

masyarakat terhadap pelayanan

publik, baik dibidang

pendidikan maupun dibidang

kesehatan. Disisi lain,

pelayanan publik juga

mencerminkan sejauh mana

pemerintah daerah mampu

meningkatkan kualitas hidup

masyarakat serta kondisi umum

daerah itu sendiri.

2. Pemerintahan

Pemerintah adalah

organisasi yang memiliki

kekuasaan untuk membuat dan

menerapkan hukum serta

undang-undang di wilayah

tertentu. Ada beberapa definisi

mengenai sistem pemerintahan.

Pemerintahan dalam pengertian

yang sempit ialah segala

aktivitas, tugas, fungsi, dan

kewajiban yang dijalankan

oleh lembaga yang berwenang

serta mengelola dan mengatur

jalannya sistem pemerintahan

negara untuk mencapai tujuan

negara. Sedangkan dalam arti

yang luas, pemerintahan

Page 22: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

merupakan sebuah bentuk

organisasi yang tugasnya

menjalankan suatu sistem

pemerintahan dan segala

bentuk aktivitas yang

terorganisasi & terstruktur

dengan baik berlandaskan pada

dasar negara, rakyat dan

wilayah negaranya dalam

mencapai tujuan sebuah

negara. Adapun struktur

pemerintah terdiri dari badan

eksekutif, legislatif dan

yudikatif.

3. Pemekaran Desa

Menurut Rasyid dalam

pambudi (2003:61)

menjelaskan bahwa jika

pemekaran wilayah dilakukan,

maka kebijakan itu harus

memberi jaminan bahwa

aparatur pemerintah yang ada

harus memiliki kemampuan

yang cukup untuk

memaksimalkan fungsi-fungsi

pemerintahan. Asumsi yang

menyertainya adalah

pemekaran pemerintahan yang

memperluas jangkauan

pelayanan, itu akan

menciptakan dorongan-

dorongan baru dalam

masyarakat bagi lahirnya

prakarsa yang mandiri menuju

kemandirian yang bersama.

Lebih lanjutnya

dikatakan oleh Rasyid dalam

pambudi (2003:62) Politik

Pemberdayaan, Dalam

Mewujudkan Otonomi Desa

ada tiga pola dalam

pembentukan wilayah

pemerintahan daerah selama

ini, yaitu :

1. Pembentukan

wilayah-wilayah

pemerintahan

sekaligus menjadi

daerah otonom

(propinsi,

kabupaten/kota)

dengan persyaratan

yang cukup objektif

seperti jumlah

penduduk dan

potensi ekonomi.

2. Pembentukan

wilayah-wilayah

administrasi dan

daerah otonom

berdasarkan

pertimbangan

politis dengan

jumlah penduduk

relatif kecil tetapi

memiliki potensi

ekonomi yang besar

(seperti papua) serta

potensi ekonomi

dan penduduk yang

sedikit tetapi secara

Page 23: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

historis dipandang

khas.

3. Pembentukan

wilayah

administrasi

pemerintahan tanpa

disertai

pembentukan

daerah otonom

seperti lazim terjadi

untuk pembentukan

wilayah. Disamping

itu pemekaran

wilayah juga harus

mengoptimalkan

jangkauan

pelayanan kepada

masyarakat.

Sebagaimana dikatakan

koswara (2002:25) dalam

rangka mengoptimalkan

pelayanan kepada masyarakat,

pelayanan harus didasarkan

pada :

1. Pengembangan

wilayah

pemerintahan atau

pemekaran daerah

harus selaras dan

sesuai, sehingga

efektivitas

penyelenggaraan

pemerintahan tetap

dengan konsep

lingkungan kerja

yang ideal, dengan

ukuran organisasi

dan jumlah instansi

yang terjamin.

2. Pengembangan

wilayah

pemerintahan atau

pemekaran daerah

bertolak dari

pertimbangan atas

prospek

pengembangan

ekonomi yang layak

di lakukan

berdasarkan

kewenangan yang

akan diletakan pada

pemerintahan yang

baru.

3. Kebijakan

pengembangan

wilayah harus

menjamin bahwa

aparatur

pemerintahan

didaerah yang

dibentuk memiliki

kemampuan yang

cukup untuk

melaksanakan

fungsi pemerintahan

dan mendorong

lahirnya kebijakan

yang konsisten

mendukung kualitas

pelayanan publik.

Dari segi

pengembangan wilayah, calon

daerah baru yang akan

Page 24: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

dibentuk perlu memiliki basis

sumberdaya harus seimbang

antara satu dengan yang lain,

hal ini perlu diupayakan agar

tidak terjadi disparitas yang

mencolok dimasa yang akan

dating. Pemekaran daerah tidak

lain bertujuan untuk

memperpendek rentang kendali

pemerintahan, membuka

ketimpangan-ketimpangan

pembangunan wilayah dan

menciptakan perekonomian

wilayah yang kuat demi

tercapainya kesejahteraan

masyarakat, sehingga

pemekaran wilayah diharapkan

dapat mendekatkan pelayanan

kepada masyarakat, membuka

peluang baru bagi terciptanya

pemberdayaan masyarakat dan

meningkatnya intensitas

pembangunan guna

mensejahterakan masyarakat.

Tugas utama

pemerintah dalam rangka

otonomi desa adalah

menciptakan kehidupan

demokratis, member pelayanan

publik dan sipil yang cepat dan

membangun kepercayaan

masyarakat menuju

kemandirian desa. Untuk itu

desa tidak di kelola secara

teknokratis tetapi harus mampu

memadukan relita kemajuan

teknologi yang berbasis pada

sistem nilai lokal yang

mengandung tata aturan, nilai,

norma, kaidah dan pranata-

pranata sosial lainnya. Potensi-

potensi desa berupa hak tanah

(tanah bengkok, titisari dan

tanah-tanah khas desa lainnya),

potensi penduduk, sentra-sentra

ekonomi dan dinamikasosial-

politik yang dinamis itu

menuntut kearifan dan

propesionalisme dalam

pengelolaan desa menuju

optimalisasi pelayanan,

pemberdayaan, dan dinamisasi

pembangunan masyarakat desa.

Sejalan dengan itu, Sutoro Eko

(2005:15) menjelaskan bahwa :

„tujuan yang subtansial dari

desentralisasi dan otonomi desa

itu adalah :

1. Mendekatkan

perencanaan

pembangunan ke

masyarakat.

2. Memperbaiki

pelayanan publik

dan pemerataan

pembangunan.

3. Menciptakan

efisiensi

pembiayaan

pembangunan yang

sesuai dengan

kebutuhan lokal.

Page 25: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

4. Mendongkrak

kesejahteraan

perangkat desa.

5. Menggairahkan

ekonomi lokal dan

penghidupan

masyarakat desa.

6. Memberikan

kepercayaan,

tanggung jawab dan

tantangan bagi desa

untuk

membangkitkan

prakarsa dan potensi

desa.

7. Menempa kapasitas

desa dalam

mengelola

pemerintahan dan

pembangunan.

8. Membuka arena

pembelajaran bagi

pemerintah desa,

BPD dan

masyarakat.

9. Merangsang

tumbuhnya

partisipasi

masyarakat lokal.

Esensi dan subtansi

rujukan tersebut diatas yaitu

kesejahteraan masyarakat,

partisipasi aktif dan upaya

membangun kepercayaan

bersama yang di bingkai

dengan sinergitas antara

pemerintah dengan yang

diperintah. Upaya mengawal

tujuan desentralisasi dan

otonomi desa itu memerlukan

komitmen politik dan

keberpihakan kepada desa

menuju kemandirian desa. Dan

tuntutan kemandirian desa pada

hakekatnya adalah

terbentuknya daerah otonomi

tingkat tiga yang disebut

otonomi desa. Pokok-pokok

pikiran tersebut diatas

berdampak langsung pada

kegiatan pemerintahan pada

level desa sebagai subsistem

pemerintahan nasional yang

dalam kondisi empirik

cenderung tidak proporsional.

Sesuai dengan

peraturan pemerintah No 78

Tahun 2007 Tentang Tata Cara

Pembentukan Penghapusan,

dan Penggabungan Daerah,

maka syarat yang harus

dipenuhi dalam pemekaran

kabupaten meliputi syarat

administrative, teknis, dan fisik

kewilayahan. Adapun syarat

administrative tersebut meliputi

:

1. Keputusan DPRD

Kabupaten/kota

induk tentang

persetujuan

pembentukan calon

Kabupaten/kota.

Page 26: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

2. Keputusan

Bupati/walikota

induk tentang

persetujuan

pembentukan calon

Kabupaten/kota.

3. Keputusan

Gubernur tentang

persetujuan

pembentukan calon

Kabupaten/kota.

4. Rekomendasi

Menteri.

Kemudian syarat

teknisnya meliputi faktor

kemampuan ekonomi, potensi

daerah, sosial budaya, sosial

politik, kependudukan, luas

daerah, pertahanan, keamanan,

kemampuan keuangan, tingkat

kesejahteraan masyarakat, dan

rentang kendali

penyelenggaraan pemerintahan

daerah.

Sedangkan sayarat fisik

kewilayahan meliputi cakupan

wilayah, lokasi calon ibukota,

sarana dan prasarana

pemerintahan. Persetujuan

DPRD dalam hal ini

diwujudkan dalam bentuk

Keputusan DPRD, yang

diproses berdasarkan

pernyataan aspirasi sebagian

besar masyarakat setempat,

sedangkan persetujuan

gubernur didasarkan pada hasil

kajian tim yang khusus

dibentuk oleh pemerintah

provinsi yang bersangkutan.

Tim dimaksud

mengikutsertakan tenaga ahli

sesuai kebutuhan (Rozali

Abdullah, 2005:11).

Faktor-faktor yang

menentukan perkembangan

desa induk dan desa pemekaran

menurut Khasan Effendy

(2009:103-140) dalam buku

Pengembangan Organisasi :

Moratorium dan Morbitarium

Pemekaran yaitu :

1. Kondisi lingkungan.

Suasana kehidupan

individu dan

masyarakat yang

berjalan sesuai

ritme kondisi

lingkungan fisik,

sosial, budaya

maupun ekonomi

tegambar melalui

aktivitas seseorang

maupun kelompok

dalam masyarakat

desa.

2. Hubungan Inter-

organisasi. Adanya

kontak dalam

melaksanakan

kegiatan antar

organisasi dengan

organisasi atau

badan lainnya.

Page 27: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

3. Ketersediaan

sumber daya.

Analisis sumber

daya dalam konteks

kondisi dana,

fasilitas, birokrasi

lokal dan nasional

dan yang dapat

mendungkung

proses maupun hasil

dari pemekaran

desa.

4. Karakteristik

implementor.

Watak, sikap,

pengetahuan para

pelaksana.

5. Isi kebijakan

pemekaran desa.

Adanya penyuluhan

kepada infra desa

dan lembaga-

lembaga desa.

6. Kontrol sosial.

Kontrol sosial pasca

pemekaran dapat

dicermati melalui

pelaksanaan, sifat

dan tujuan control.

Berbagai syarat dan

criteria tersebut menunjukan

bahwa optimalisasi dalam

bentuk komulatif pendapatan

asli daerah menjadi salah satu

syarat dalam memekarkan

kabupaten, kemampuan

tersebut berimbas dengan

potensi daerah baik dalam

bentuk material maupun bentuk

non material termasuk

pengembangan infra struktur

lainnya, (Khasan Effendy,

2009:75).

Menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 72 tahun

2005 tentang desa,disebut

bahwa desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yang

memiliki batas- batas wilayah

yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat

setempat, berdasarkan asal-usul

adat istiadat setempat yang

diakuidan dihormati dalam

sistem Pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Desa bukanlah bawahan

kecamatan, karena kecamatan

merupakan bagian dari

perangkat daerah. berbeda

dengan kelurahan. Desa

memiliki hak mengatur

wilayahnya lebih luas. namun

dalam perkembangannya,

sebuah desa dapat diubah

statusnya menjadi kelurahan.

kewenangan desa adalah :

a. Menyelenggarakan

urusan pemerintahan

yang sudah ada

berdasarkan hak asal

usul desa.

Page 28: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

b. Menyelenggarakan

urusan pemerintahan

yang menjadi

kewenangan

kabupaten/kota yang

diserahkan

pengaturannya kepada

desa, yakni urusan

pemerintahan yang

secara langsung dapat

meningkatkan

pelayanan masyarakat.

c. Tugas pembantuan

dari Pemerintah,

Pemerintah Provinsi,

dan Pemerintah

kabupaten/kota.

Dari pengertian tersebut

dapat disimpulkan bahwa Desa

adalah kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki batas-

batas wilayah yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat

setempat, berdasarkan asal-usul

dan adat istiadat setempat

diakui dan dihormati dalam

sistem pemerintahan, Desa

bukanlah bawahan kecamatan,

karena kecamatan merupakan

bagian dari perangkat daerah

kabupaten/kota, dan Desa

bukan merupakan bagian dari

perangkat daerah.

BAB III

GAMBARAN UMUM

LOKASI

PENELITIAN

A. Gambaran Umum

Desa Tajur Biru

Desa Tajur biru adalah

salah satu Desa pemekaran dari

Desa Temiang, dan terdiri dari

beberapa pulau. Desa Tajur

Biru juga pada dasarnya

memiliki wilayah yang luas,

memiliki wilayah yang

strategis, sehingga desa ini

menjadi pusat pelabuhan

penghubung dari masyarakat

desa yang ada di sekitarnya,

dan juga merupakan pusat

perdagangan antar nelayan

desa untuk pengiriman ikan ke

tanjung pinang dan

batam,bahkan ke Singapore

juga, sebelum pembentukan

desa ini dibentuk

masyarakatnya sebagaian

besarnya sudah berkembang

dari segi mata pencaharian,

pendidikan ataupun lainnya.

Desa tajur Biru mulai terbentuk

pada tahun 2013 dengan

jumlah penduduk 1776 jiwa,

yang mana jumlah itu terbagi

antara laki-laki 909 orang,

wanita 867 orang, dengan

jumlah 499 kepala keluarga,

mata pencaharian penduduk

Page 29: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

90% adalah rata-rata sebagai

nelayan. Sebelum dipilihnya

Kepala Desa, Posisi Kepala

Desa sementara dijabat oleh

Pejabat Sementara (PJS) dari

kantor Camat Senayang (Ikin

Kurniawan). Dan Pada tanggal

25 Juli 2015 barulah diadakan

pemilihan kepala desa dan

yang mendapat kepercayaan

atau yang dipilih oleh

masyarakat untuk menjabat

menjadi kepala desa adalah

Muhamad Herman Efendi

penduduk tajur biru. Dan pada

tanggal 28 Agustus barulah

saudara Zamri diangkat

menjadi sekdes oleh kades.

Letak geografi Desa Tajur

Biru, Terletak diantara :

Sebelah Utara : Desa

Temiang

Sebelah Selatan : Desa

Rejai

Sebelah Barat : Desa

Pulau Batang

Sebelah Timur : Desa

Pulau Medang

B. Perencanaan

Pembanguan Desa

1. Perencanaan

Dalam pelaksanaan

pembangunan perencanaan

merupakan proses penting

untuk mecapai hasil yang

diinginkan, perencanaan

pembangunan desa merupakan

hal penting yang harus

dilakukan oleh pemerintahan

desa. Perencanaan

pembangunan desa merupakan

wujud dari visi misi kepala

desa terpilih yang dituangkan

dalam rencana pembangunan

jangka menenagh desa.

Dalam pelaksanaan

proses perencanaan tersebut

kepala desa harus melibatkan

masyarakat sebagai subyek

pembangunan, proses yang

melibatkan masyarakat ini,

mencakup dengar pendapt

terbukasecara eksstensif

dengan sejumalah besar

warganegara yang mempunyai

kepedulian, dimana dengar

pendapt ini disusun dalam

suatu cata untuk mempercepat

para individu, kelompok

kelompok kepentingan dan

para pejabat agensi

memberikan kontribusi mereka

kepada pembuatan desain dan

redesain kebijakan dengan

tujuan mengumpulkan

informasi sehingga pembuat

kebijakan bisa membuat

kebijakan lebih baik. (winarso,

2007:64).

Page 30: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

Dengan pelibatan

tersebut maka perencanaan

menjadi semakin baik, aspirasi

masyarakat semakin

tertampung sehingga tujuan

dan langkah langkah yang

diambil oleh pmerintah desa

semakin baik dan sesuai

dengan tujuan yang

diharapkan. Senada dengan apa

yang disampaiakan oleh

Robinson Tarigan,

Perencanaan adalah

menetapkan suatu tujuan dan

memilih langkah langkah yang

diperlukan untuk mencapai

tujuan tersebut. (Tarigan,

2009:1)

Dalam ketentuan umum

permendagri lebih jelas

dikatakan pada pasal 1 ayat 10,

Perencanaan pembangunan

desa adalah proses tahapan

kegiatan yang diselenggarakan

oleh pemerintah Desa dengan

melibatkan Badan

Permusyawaratan Desa dan

unsur masyarakat secara

partisipatif guna pemanfaatan

dan pengalokasian sumber

daya desa dalam

rangkamencapai tujuan

pembangunan desa.

Pemaparan diatas

sangatlah jelas bahwa

perencanaan adalah proses

penting dalam pelaksanaan

pembangunan dan pelibatan

masyarakat merupakan upaya

untuk mendekatkan kebutuhan

masyarakat dalam kerangka

pilihan keputusan dalam

perencanaan.

2. Pembangunan

Pembangunan

merupakan sebuah proses

kegiatan yang sebelumya tidak

ada menjadi ada, atau yang

sebelumnya sudah ada dan

dikembangkan menjadi lebih

baik, menurut Myrdal (1971)

pembangunan adalah sebagai

pergerakan ke atas dari seluruh

sistem sosial. Artinya bahwa

pembangunan bukan melulu

pembangunan ekonomi,

melainkan pembangunan

seutuhnya yaitu semua bidang

kehidupan

dimasyarakat.(dalam Kuncoro.

Mudrajad, 2013:5)

Dalam pelaksanaan

pembangunan pelibatan

masyarakat sangatlah perlu

untuk dilakukan karena dengan

partisipasi masyarakat maka

proses perencanaan dan hasil

perencanaan sesuai dengan

kebutuhan. Hal ini sebagaimana

pendapat Arif (2006 : 149-150)

tujuan pembangunan adalah

untuk kesejahteraan

masyarakat, jadi sudah

selayaknya masyarakat terlibat

Page 31: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

dalam proses pembangunan,

atau dengan kata lain partisipasi

masyarakat (dalam Suwandi

dan Dewi Rostyaningsih)

Dengan peningkatan

pelibatan masyarakat dalam

proses pembangunan maka

diharapkan hasil pembangunan

sesuai dengan kebutuhan dan

sesuai dengan tujuan

pembangunan itu sendiri

sebagaimana disebutkan dalam

Permendagri 114 Pasal 1

ayat 9. Pembangunan Desa

adalah upaya peningkatan

kualitas hidup dan kehidupan

untuk sebesar-besarnya

kesejahteraan masyarakat Desa.

Dari uaran tersebut sangatlah

jelas bahwa pembangunan yang

melibatkan masyarakat secara

aktif akan mampu mencapai

tujuan yang diharapkan.

C. Pembangunan

Desa Tajur Biru

Program Desa diawali

dari adanya musyawarah Desa

yang dihadiri oleh tokoh-

tokoh masyarakat, tokoh

agama, RT / RW, Pemerintah

Desa beserta BPD dalam

rangka penggalian gagasan

untuk dibahas dan disepakati.

Dari penggalian gagasan

tersebut dapat diketahui

permasalahan apa yang ada di

desa dan kebutuhan apa yang

diperlukan oleh masyarakat

sehingga apa yang menjadi

aspirasi dari masyarakat bisa

tertampung.

Sebagai tim penyusun,

tentunya sangat berperan aktif

untuk membantu desa dalam

membahas dan menyepakati

proses pembangunan di desa,

penyelenggaran pemerintahan

di desa, pemberdayaan

masyarakat di desa, partisipasi

masyarakat, sikap Kepala desa

dan perangkat desa,

operasional pemerintahan

desa, tunjangan operasional

BPD, dan insentif RT/RW.

Dalam hal ini penyusunannya

yang bersipat mendesak dan

harus dilakukan denagan

segera dalam arti menyusun

skala prioritas.

Program Pembangunan Desa

1. Belanja Kepala Desa dan

Perangkat Desa

2. Insentif RT dan RW

3. Operasional Lembaga

Kemasyarakatan Desa

4. Tunjangan operasional

BPD

5. Program operasional

Pemerintahan Desa

6. Program pelayanan dasar

7. Program pelayanan dasar

infrastruktur

Page 32: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

8. Program kebutuhan primer

pangan

9. Program pelayanan dasar

Pendidikan

10. Program pelayanan

kesehatan

11. Program kebutuhan primer

Sandang

12. Program penyelenggaraan

pemerintah Desa

13. Program ekonomi produktif

14. Program peningkatan

kapasitas sumberdaya

aparatur Desa

15. Program penunjang

peringatan hari-hari besar

16. Program dana bergulir

D. Indikator Program

Pemekaran yang

dijalankan

Agar pemekaran daerah

dapat memenuhi visi dan

tujuannya, ada beberapa

indikator yang menjadi faktor

pemekaran yang dapat

dijadikan pedoman, yaitu

1. Faktor Ekonomi

Pemekaran harus

memberikan dampak pada

peningkatan perkapita dan

PDRB. Peningkatan itu bisa

dilakukan secara bertahap

dengan parameter yang bisa

dibuat secara cermat dengan

memperhitungkan potensi

ekonomi daerah. Prioritas

pembangunan harus disusun

secara cermat mulai dari

pembangunan infrastruktur

dasar dan seterusnya.

2. Faktor Sosial Politik

Pemekaran daerah

harus mendorong semakin

kuatnya kohesi sosial dan

politik masyarakat.

Pemekaran tidak boleh

menyebabkan perpecahan

apalagi sampai berujung

konflik horizontal. Karna

dibeberapa daerah pemekaran

seringkali menimbulkan

konflik sosial politik.

Pemekaran juga harus dapat

meningkatkan partisipasi

politik masyarakat dalam

pemerintahan dan

pembangunan. Aspirasi

pemekaran harus muncul

sebagai kesadaran sosial

politik seluruh warga dalam

rangka membangun dan

mensejahterakan daerah,

Bukan sekedar kepentingan

politik kekuasaan.

3. Faktor Organisasi dan

Manajemen

Pemekaran daerah

harus berdampak pada

peningkatan dan pertumbuhan

organisasi dan menajmen

daerah yang berdampak

langsung pada kualitas

pembangunan. Hal ini

Page 33: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

meliputi perbaikan dalam

Sumber Daya Aparatur,

Sumber Daya Masyarakat,

Sumber Daya Organisasi

Perangkat, Sarana dan

Prasarana Dasar, Dibeberapa

daerah pemekaran,

Keterbatasan SDN Aparatur,

Finansial, Organisasi

Perangkat, Dan Sarana-

Prasarana dasar sering kali

menjadi masalah besar dan

tidak menunjukan adanya

perbaikan dari waktu ke

waktu.

4. Jangkauan Pelayanan

Dengan pemekaran

seharusnya jangkauan

pelayanan kepada masyarakat

harus semakin efesien dan

efektif karena masyarakat

dapat langsung mendapatkan

layanan oleh aparat/aparatur

setempat di daerahnya sendiri.

Inilah maknanya

Desentralisasi dalam perpektif

pelayanan publik, dimana ada

otonomi daerah untuk

mengadakan dan memenuhi

kebutuhan warganya.

5. Faktor Kualitas Pelayanan

Publik

Setelah jangkauan

pelayanan semakin dekat,

maka kualitas pelayanan harus

semakin meningkat dengan

penguatan hak otonomi yang

dimiliki oleh daerah otonomi

baru. Ketersediaan pelayanan

dasar seperti sandang, pangan,

kesehatan, pendidikan,

peningkatan daya beli

masyarakat, transportasi dan

komunikasi kependudukan

dan lainnya harus secara

kualitatif dan kuantitatif

mengalami peningkatan.

Pemekaran yang tidak

memberikan peningkatan

kualitas pelayanan publik

kepada masyarakat harus

menjadi tanda tanya besar

bagi indikator keberhasilan

pemekaran.

6. Faktor tata pemerintahan

yang baik (good

govermance)

Pemekaran harus

membawa efek pada

perwujudan tata pemerintahan

yang bersih dan baik, bukan

sebaliknya jusrtu

menyebabkan semakin

suburnya korupsi. Good local

govermance terbentuk jika

akuntabilitas pemerintahan

semakin baik, transparasi

semakin tinggi, prinsip rule of

law semakin dapat ditegakkan,

partisipasi masyarakat

semakin meningkat,

pemerintahan yang semakin

efisien dan efektif, konflik

kepentingan dalam birokrasi

Page 34: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

dapat dikurangi, pengisian

jabatan-jabatan karir tidak

dipenuhi dengan praktek

KKN.

7. Faktor Resvonsiveness

Pemekaran daerah

harus mendorong

pemerintahan daerah yang

memiliki daya tanggap dalam

merumuskan kebutuhan dan

potensi daerah. Hal ini dapat

dilihat dari rencana strategis,

program dan implementasi

program-program

pembangunan. Jika tidak

terdapat rencana strategis,

program dan implementasi

program yang inovatif, maka

pemekaran daerah tidak

menumbuhkan daya tanggap

daerah terhadap potensi dan

kebutuhan daerah.

8. Peningkatan pengelolaan

pelayanan pemerintahan

dan pembangunan daerah

Salah satu tujuan utama

dari pemekaran wilayah

adalah untuk mendekatkan

pemerintahan kepada

masyarakat, sehingga

diharapkan pengelolaan

pemerintahan dapat berjalan

lebih efektif dan efisien,

pelayanan kepada masyarakat

lebih baik dan pembangunan

daerah dapat berjalan lancar.

HASIL DAN

PEMBAHASAN

Pemekaran Desa adalah

tindakan membentuk lebih dari satu

desa dari desa yang telah ada. Batas

Desa adalah batas wilayah yuridiksi

pemisah wilayah penyelenggaraan

urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan suatu desa dengan desa

lain. Kekayaan Desa adalah segala

kekayaan dan sumber penghasilan bagi

desa yang bersangkutan. Dusun adalah

bagian wilayah dalam desa yang

merupakan lingkungan kerja

pelaksanaan pemerintahan desa.

Oleh karna desa merupakan

kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas-batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat

setempat berdasarkan asal usul dan

adat istiadat setempat, maka sesuai

dengan aspirasi serta perkembangan

situasi dan kondisi masyarakat yang

lebih dinamis, telah menuntut adanya

peningkatan pelayanan publik

dibidang pemerintahan, pembangunan

dan kemasyarakatan guna

mempercepat terwujudnya

kesejahteraan masyarakat.

Pemekaran memiliki dampak

positif bagi desa dan masyarakatnya.

Dalam pemaparan ini akan lebih

ditekankan tentang dampak positif

yang ditimbulkan dari adanya

Page 35: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

pemekaran wilayah desa menuju pada

pemekaran kecamatan dan juga

pembentukan kabupaten baru.

Pemekaran wilayah Desa di

desa Tajur Biru pada dasarnya

merupakan upaya untuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat dengan tetap

berpedoman pada pertumbuhan

ekonomi dengan memperhatikan daya

dukung wilayah, baik dari segi aspek

pelayanan masyarakat, aspek

pemerintahan, aspek sosial ekonomi,

dan aspek potensi wilayah yang ada.

Kabupaten Lingga memiliki 9

Kecamatan, 7 Kelurahan dan 74 Desa.

Pemerintah Kabupaten Lingga terdiri

dari 9 kecamatan, Di antaranya :

Kecamatan Singkep yaitu

Dabo, Dabo Lama, Tanjung Harapan,

Pasir Kuning, Batu Berdaun, Batu

Kacang, dan Batu Ampar. Kecamatan

Lingga yaitu Daik, Panggak Laut,

Panggak Darat, Merawang, Mentuda,

Kelumu, Mepar, Kelombok, Pekajang,

dan Musai. Kecamatan Lingga Utara

yaitu Pancur, Sungai Besar, Linau,

Teluk Sekanah, Resun, Limbung,

Duara, Bukit Harapan, Rantau

Panjang, dan Keton. Kecamatan

Singkep Barat yaitu Raya, Langkap,

Tinjul, Suak Buaya, Busung Panjang,

Jagoh, Sungai Harapan, Sungai Raya,

Sungai Buluh, Posek, Marok Tua,

Kuala Raya, Bakong, dan Tanjung Irat.

Singkep Pesisir yaitu Berindat, Kote,

Lanjut, dan Sedamai. Kecamatan

Lingga Timur yaitu Kerandin, Pekaka,

Keton, Sei Pinang, Kudung, dan Bukit

Langkap. Kecamatan Selayar Penuba,

dan Selayar. Kecamatan Singkep

Selatan yaitu Marok Kecil, Berhala,

dan Resang. Kecamatan Senayang

yaitu Senayang, Baran, Cempa,

Penaah, Laboh, Batu Belubang, Benan,

Pulau Batang, Tanjung Kelit,

Mensanak, Pulau Medang, Rejai, Pasir

Panjang, Mamut, Pulau Duyung,

Tanjung lipat, Temiang, dan Tajur biru

Dan Pada Tahun 2012 Desa

Tajur Biru dimekarkan menjadi desa

sendiri dari desa induk sebelumnya

yaitu desa Temiang, Dan pada tahun

2012 dengan secara bersamaan pada

tahun itu ada 25 Desa yang

dimekarkan di Kabupaten Lingga.

Desa Tajur Biru dimekarkan

oleh Pemerintah Kabupaten Lingga

menurut Peraturan Daerah (perda) No

36 Tahun 2012 atas dasar dari

perubahan Peraturan Daerah (perda)

Kabupaten Lingga No 3 Tahun 2011

tentang pembentukan desa.

Pemekaran wilayah desa Tajur

Biru diharapkan akan memberikan

dampak positif bagi kemajuan

masyarakat, karena dengan setelah

adanya pemekaran, didesa Tajur Biru

sudah sedikit terlihat pembangunan-

pembangunan dari dana ADD maupun

dari dana APBDes dan APBN. Dan

dana yang didapatkan desa pada awal

Page 36: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

pemekaran pada tahun 2012 yang

mana jabatan Kepala Desa masih PJS

dari Kecamatan Senayang yaitu Cuma

kisaran Rp. 229.907.227. Setelah

berjalannya pemekaran, barulah ada

perubahan dari tahun ketahunnya, pada

tahun 2013 desa mendapatkan dana

sebesar Rp. 530.832.335, dan pada

tahun 2014 desa mendapatkan dana

sebesar Rp. 854.442.767, dan pada

tahun 2015 desa mendapatkan dana

sebesar Rp. 1.347.097.887, pada tahun

2016 desa mendapatkan sebesar Rp.

1.542.170.427.42, dan pada tahun

2017 ini desa mendapatkan dana

sebesar Rp. 1.710.644.707.65.

Terlihat jelas bahwa semenjak

dimekarkan memang banyak sekali

anggaran perubahan dana yang

didapatkan, dari tahun ke tahun dana

yang didapatkan semakin bertambah,

sehingga desa sangat mempunyai

kesempatan untuk bisa lebih

membangun desanya sendiri.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan, pemekaran desa

Tajur Biru ini sudah bisa dikatakan

berjalan baik hingga saat ini, namun

akan tetapi belum begitu banyak juga

membawa dampak yang baik bagi

masyarakat, karna masih ada yang

harus diperbaiki berkaitan dengan

pemekaran desa Tajur Biru ini. Ada

beberapa hal yang ditemukan saat

penelitian yaitu : Selama dalam

pemekaran ini banyak pembangunan

yang belum merata, dan belum begitu

nampak kemajuan, masih banyak

jalan yang belum disemenisasi.

Kemudian masalah transportasi juga

masih kurang, pemekaran masih

belum berdampak signifikan kepada

masyarakat dan itu dapat dilihat dari

tidak adanya fasilitas jalan yang baik,

fasilitas air yang tidak sebanding

dengan tingkat penggunaan

masyarakat, Aspek-aspek dalam

pembangunan meliputi antara lain

salah satunya adalah aspek fisik,

Dimana seharusnya pembangunan

memberikan hasil-hasil yang nyata

bagi masyarakat. Kegiatan

pembangunan adalah suatu kegiatan

yang memiliki dua sifat, yaitu sifat

akademis dan sifat birokratis dalam

prosesnya, dengan demikian

Page 37: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

pendekatan geografi sangat

diperlukan dalam kegiatan

pembangunan.

Dari hasil observasi juga

ditemukan bahwa minimnya

pengetahuan aparatur desa dalam

bidang teknologi informasi seperti

laptop atau komputer, kurangnya

minat aparatur desa untuk belajar

mengoprasikan teknologi tersebut,

kemudian kualitas sumber daya

aparatur yang dimiliki desa masih

sangat rendah, hal ini disebabkan

karna tingkat pendidikan aparatur

pada umumnya hanya (SMA) dan

mengikuti Paket C, Nampak juga oleh

peneliti bahwa aparatur desa selalu

pulang lebih awal dari jam pulang

kerja yang telah ditentukan, dengan

alas an bahwa sudah tidak ada lagi

masyarakat yang ingin berurusan.

B. Saran

Adapun saran yang dapat

disampaikan oleh penulis adalah :

1. Sebaiknya pembangunan yang

akan dilakukan, terlebih dahulu

harus direncanakan dengan baik

dan melibatkan masyarakat agar

tepat dengan sasaran dan sesuai

dengan harapan dan tujuan.

2. Perlu adanya pembangunan yang

merata dalam pemekaran ini,

karna dari pembangunan yang

merata nanti bisa dilihat sejauh

mana keberhasilan yang telah

dilakukan oleh pemerintah desa.

3. Sebaiknya aparatur pemerintah

desa juga diberikan pemahaman

agar bisa membangun Desa Tajur

Biru dengan baik dan bisa

memberikan pembangunan serta

pelayanan yang lebih baik dan

maksimal kepada masyarakat.

4. Hendaknya seluruh masyarakat

Desa Tajur Biru untuk ikut

berpartisipasi dalam pembangunan

yang akan dibangun di desa,

tujuannya agar manfaat dari

pemekaran desa ini seperti

pembangunan-pembangunan yang

dilakukan dapat dirasakan secara

merata oleh semua masyarakat

desa.

5. Seharusnya Camat berserta

pemerintah terkait harus selalu

mengawasi pelaksanaan dari

pemekaran desa ini, agar

kedepannya bisa semakin lebih

baik.

Page 38: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

DAFTAR PUSTAKA

Dunn, W, 2003, Pengantar Analisis

Kebijakan

Publik,Yogyakarta : Gajah

Mada Universitas Press.

Dunn, W, 2003, Analisa kebijakan. Jakarta

: PT. Bumi Aksara

Mahmudi, 2005, Manajemen Kinerja

sektor Publik , Yogyakarta:

UPP AMP YKPN

Nurharjadmo, W, 2008, Evaluasi

Implementasi Kebijakan

Pendidikan system Ganda

di Sekolah Kejuruan, Jurnal

Spirit Publik, 4 (2) 215.

Parson, Wayne, 2006. Publik Policy,

Pengantar Teori dan Praktik

Analisis Kebijakan.

Jakarta : Kencana Prenada Media

Group.

Nugroho, Riant D. 2004. Kebijakan

Publik Formulasi

implementasi dan

Evaluasi.Jakarta : PT.Elex

Media Komputindo

Saragi, Tumpal P, 2004, Mewujudkan

Otonomi Masyarakat Desa,

Jakarta : CV Cipruy

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian

Administrasi, Bandung :

Alfabeta

Syafiie, Inu Kencana, 2015. Pengantar

Ilmu Pemerintahan,

Bandung : PT Refika

Aditama.

http://www.kompasiana.com/poetoetego/p

emerataan-pembangunan-

indonesia_55109f1a813311d63

8bc6981

Soetardjo. 1984. Desa. Jakarta: Balai

Pustaka.

Solekhan, 2012, Penyelenggaraan

Pemerintah Desa. Setara,

Malang.

Bappenas dan UNDP, 2008, Studi

Evaluasi Dampak Pemekaran

Daerah 2001-2007, Jakarta :

Bridge

Wijaya, Adi, 2003, Kebijakan

Pembanguan daerah dalam

era Otonomi, Jakarta : P2E-

LIPI.

http://administrasidanmanajemen.blogspot

.co.id/2009/01/pengertian-

tujuan-dan-manfaat-

Jurnal :

Jnanuarsyah, Dedi and Retno, Agustiana

EkaPutri and Benardin,

Benardin. 2014. Evaluasi

pelaksanaan pemekaran desa

dalam kabupaten Musi Rawas.

Thesis, Universitas Bengkulu

Dokumen :

Undang-undang Otonomi Daerah No 32

Tahun 2004 Pemerintah

Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No.72 Tahun 2005 Tentang

Desa

Page 39: EVALUASI PEMEKARAN DESA DI KABUPAEN LINGGA (Studi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pemekaran wilayah Desa di Desa Tajur Biru ini ... Lingga

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No 6 Tahun 2008 Tentang

Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintah

Daerah

Permendagri No 21 Tahun 2010 Tentang

Pedoman Evaluasi Daerah

Otonom Hasil Pemekaran

Undang-undang No 23 Tahun

2014 Tentang Pemerintahan

Daerah

Undang-undang No 6 Tahun

2014 Tentang Desa

R

I

W

A

Y

A

T

H

I

D

U

P