evaluasi pada manajemen risiko

7
****[email protected]**** PENDAHULUAN Situasi terkini dari sector kesehatan memiliki ciri adanya harapan yang besar dari sisi pasien dan peningkatan aksi masyarakat dengan menumpuknya klaim untuk kompensasi dari nyeri dan penderitaan. Sementara itu masyarakat umum lebih percaya diri untuk mempertanyakan tindakan yang dilakukan rumah sakit. Teknologi kesehatan yang semakin canggih memberikan berbagai keuntungan sekaligus sumber dari eror dan kerugian. Tekanan dari sisi hukum dan upaya mengurangi lama pasien dirawat memberikan tekanan besar pada staf medis. Sementara itu rumah sakit juga ditekan untuk mencari tenaga yang bisa dibayar serendah mungkin namun berkualitas. Ditambah dengan tersedianya informasi dari berbagai media untuk masyarakat membuat pasien semakin kritis. Dalam lingkungan peradilan hakim dan juri semakin bergeser memberikan kemenangan pada pihak pasien, walaupun tanpa bukti. Akhir-akhir ini pihak penuntut tidak di haruskan memberikan bukti, cukup adanya kerugian dan kesakitan dari pasien ditambah kesalahan prosedur dari pihak pemberi layanan.

Upload: mayang-anggarani

Post on 15-May-2015

5.111 views

Category:

Health & Medicine


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Pada Manajemen Risiko

****[email protected]****

PENDAHULUAN

Situasi terkini dari sector kesehatan memiliki ciri adanya harapan yang besar dari sisi pasien

dan peningkatan aksi masyarakat dengan menumpuknya klaim untuk kompensasi dari nyeri

dan penderitaan. Sementara itu masyarakat umum lebih percaya diri untuk mempertanyakan

tindakan yang dilakukan rumah sakit.

Teknologi kesehatan yang semakin canggih memberikan berbagai keuntungan sekaligus

sumber dari eror dan kerugian. Tekanan dari sisi hukum dan upaya mengurangi lama pasien

dirawat memberikan tekanan besar pada staf medis. Sementara itu rumah sakit juga ditekan

untuk mencari tenaga yang bisa dibayar serendah mungkin namun berkualitas.

Ditambah dengan tersedianya informasi dari berbagai media untuk masyarakat membuat

pasien semakin kritis. Dalam lingkungan peradilan hakim dan juri semakin bergeser

memberikan kemenangan pada pihak pasien, walaupun tanpa bukti. Akhir-akhir ini pihak

penuntut tidak di haruskan memberikan bukti, cukup adanya kerugian dan kesakitan dari pasien

ditambah kesalahan prosedur dari pihak pemberi layanan.

ISI

Risiko dapat didefinisikan sebagai kemungkinan sesuatu terjadi atau potensi bahaya yang

terjadi, yang dapat memberikan pengaruh terhadap hasil akhir. Istilah ini seringkali berkonotasi

Page 2: Evaluasi Pada Manajemen Risiko

negative. Namun perencanaan risiko dan evaluasi risiko untuk mempertahankan perkembangan

dan peningkatan organisasi dapat menjadi ukuran kesuksesan.1

Kategorisasi risiko untuk organisasi public dapat mencontoh milik NHS yaitu,

- Kategori risiko startegi yang berhubungan dengan kemampuan organisasi untuk

mempertahankan viabilitas dan mengusung prioritasnya.

- Kategori performa adalah kemampuan organisasi utnuk memberikan kualitas tinggi dari

layanan kesehatan pada pasien yang terikat dalam rencana bisnisnya.

- Kategori keuangan adalah risiko dimana kelemahan control financial dapat

menghasilkan kegagalan untuk mempertahankan asset dan berpengaruh kepada

keseluruhan kemampuan viabilitas.

- Kategori reputasi, risiko dimana organisasi menerima publisitas negative yang

berpengaruh pada kepercayaan masyarakat pada organisasi.1

Evaluasi dan pengelolaan risiko adalah langkah lebih lanjut dari proses manajemen risiko.

Dimana tahapan manajemen risiko sesungguhnya mulai dari identifikasi risiko yang terdiri dari

pembuatan daftar kategorisasi risiko,lalu mendeskripsikan risiko.

Selanjutnya adalah pengelolaan risiko yang terdiri dari estimasi awal risiko, yaitu

mempertimbangkan akibat yang mungkin terjadi bila risiko terjadi dengan menggunakan system

scoring misalnya cara NHS. Kemudian evaluasi terhadap risiko yang telah diestimasi dengan

toleransi skor risiko yang disarankan oleh NHS adalah 6. Bila skornya lebih besar dari 6

mitigation cukup dimasukkan kedalam daftar risiko saja. Namun bila skor risiko kurang dari 6

selain dimasukkan dalam daftar juga harus dibuatkan rencana tindak lanjutnya. 2

Langkah berikutnya memutuskan tindakan untuk mengelola risiko. Dengan cara memilih dan

menerapkan kegiatan yang sesuai lalu mengontrol atau memodifikasi risiko. Pilihan kegiatannya

dapat berupa: mengambil kesempatan untuk kondisi ada kemungkinan keuntungan lebih besar

dibanding kerugiannya, mentoleransi risiko secukupnya dalam level yang masih dapat

1. Risk management strategy 2007 to 2012. NHS. 20072. Corporate risk management policy. NHS Direct. 2008.3. New laws on California hospital adverse event reporting and facility inspections. 20074. Clinical governance & risk management: achieving safe, effective, patent-focused care and services. NHS. 2007.

Page 3: Evaluasi Pada Manajemen Risiko

ditoleransi, mentransfer risiko kepada pihak ketiga seperti asuransi atau yang terakhir bisa

dengan menghentikan aktivitas yang menimbulkan risiko.2

Eskalasi risiko terjadi bila pada proses mendefinisian dan memasukkan kedalam register

membuat terjadinya perubahan level risiko. Hal ini akan menekan manajemen untuk mengambil

tindakan yang memungkinkan, diantaranya; menerima risiko apa adanya, merubah atau

memodifikasi risiko atau menolak eskalasi risiko.2

Beberapa kejadian yang mungkin menjadi risiko dalam kegiatan sehari-hari dirumah sakit

adalah adverse event dan risiko klinis. Adverse incident adalah kejadian atau kondisi yang

dapat membawa kerugian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan pada orang, property atau

organisasi. Risiko klinis adalah kejadian yang tidak pasti atau sekelompok kejadian yang bila itu

terjadi akan memberikan efek negative kepada layanan pasien.2

Lesson learned dari California3

Negara bagian California membuat peraturan baru dalam pelaporan adverse event dan inspeksi

fasilitas layanan kesehatan. Setiap adverse event yang tidak dilaporkan akan didenda seratus

dolar per harinya. Peraturan ini diharapkan akan memberikan dorongan dalam operasional dan

manajemen risiko rumah sakit untuk menjadi lebih baik.

Yang termasuk kedalam adverse event semakin luas termasuk eror dalam sisi medis,

farmakologis dan asuhan keperawatan. Secara umum, adverse event dapat dibagi dalam 2

kategori.

Pertama, kejadian berhubungan dengan pembedahan, seperti salah mengoperasi bagian tubuh

dengan yang di tandatangani dalam persetujuan. Kedua, kejadian yang berhubungan dengan

produk atau outcome dari suatu proses, seperti kematian atau kecacatan pasien akibat

kontaminasi; perlindungan pasien terhadap suatu kejadian, seperti bayi tertukar; kejadian yang

berhubungan dengan manajemen layanan, seperti kejadian eror medis yang menyebabkan

kematian pasien; kejadian yang berhubungan dengan lingkungan; kejadian criminal seperti

adanya dokter palsu; kejadian kematian atau kecacatan yang terjadi atas pasien, staf ataupun

pengunjung.

1. Risk management strategy 2007 to 2012. NHS. 20072. Corporate risk management policy. NHS Direct. 2008.3. New laws on California hospital adverse event reporting and facility inspections. 20074. Clinical governance & risk management: achieving safe, effective, patent-focused care and services. NHS. 2007.

Page 4: Evaluasi Pada Manajemen Risiko

Seluruh adverse event ini harus dilaporkan sesegera mungkin. Dalam hal yang kasusnya non

urgen atau non emergen harus dilaporkan dalam waktu kurang dari 5 hari sejak ditemukan.

Namun bila kasus yang gawat darurat atau mengancam pasien, personil ataupun pengunjung

rumah sakit harus melaporkan dalam 24 jam setelah terdeteksi. Dan bila kejadiannya

mengancam jiwa, departemen kesehatan harus melakukan inspeksi dalam 48 jam dan

menyelesaikan investigasi dalam 45 hari. Bila depkes belum menyatakan adverse event

terselesaikan akan ada inspeksi mendadak minimal sekali setiap tahunnya.

Inspeksi depkes akan diadakan mendadak, tanpa pemberitahuan sebelumnya, hal ini berbeda

dengan peraturan sebelumnya. Frekuensi inspeksi tergantung dari tipe fasilitas kesehatan dan

ada/tidaknya complain serta perubahan manajerial.untuk rumah sakit umum dan spesialis

minimaldiinspeksi sekali setiap 3 tahun atau sesering yang ddibutuhkan. Fasilitas kesehatan

selain rumah sakit akan diinspeksi minimal sekali tiap 2 tahun.

Disini bisa dilihat keseriusan dalam pengelolaan risiko yang berupa adverse event serta

evaluasinya. Keseriusannya dari sisi rumah sakit dan didukung penuh oleh pemerintah serta

departemen kesehatannya.

Di Indonesia bagaimana? Dewasa ini rumah sakit bagai ayam kehilangan induknya. Karena

kurangnya dukungan baik bimbingan maupun pengawasan dari depkes dan dinkes terkait.

Sehingga bila terjadi adverse event maupun risiko lainnya harus mampu mengelola sendiri.

disinilah tantangan berat dunia perumah sakitan Indonesia.

KESIMPULAN

1. Risk management strategy 2007 to 2012. NHS. 20072. Corporate risk management policy. NHS Direct. 2008.3. New laws on California hospital adverse event reporting and facility inspections. 20074. Clinical governance & risk management: achieving safe, effective, patent-focused care and services. NHS. 2007.

Page 5: Evaluasi Pada Manajemen Risiko

1. Evaluasi risiko merupakan proses berkelanjutan yang terus menerus dilakukan terhadap

risiko yang telah terdaftar

2. Pengelolaan risiko dilakukan terhadap kejadian berpotensi bahaya yang telah terjadi.

3. Perlu dukungan pemerintah selain komitmen rumah sakit untuk menghasilkan

manajemen risiko yang terlaksana dengan baik di Indonesia.

1. Risk management strategy 2007 to 2012. NHS. 20072. Corporate risk management policy. NHS Direct. 2008.3. New laws on California hospital adverse event reporting and facility inspections. 20074. Clinical governance & risk management: achieving safe, effective, patent-focused care and services. NHS. 2007.