evaluasi kualitatif proses mengajar...

178
BAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi pembelajaran yang Kreatif dan Menyenangkan. Standar Kompetensi Mahasiswa memahami, mendekripsikan dan mampu melaksanakan pembelajaran PKn yang kreatif dan menyenangkan. Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat menjelaskan hakikat, jenis-jenis model pembelajaran PKn dan teori-teorinya. Kecerdasan Karakter a. Bahasa-pengetahuan b. Teknologi informasi komunikasi c. Intrapersonal d. Interpersonal e. Kinestetis f. Religius g. Emosional dan sosial h. Professional yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 1

Upload: nguyennhu

Post on 05-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

BAB IPENDAHULUAN

Kompetensi Kurikuler

Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi pembelajaran yang

Kreatif dan Menyenangkan.

Standar Kompetensi

Mahasiswa memahami, mendekripsikan dan mampu melaksanakan

pembelajaran PKn yang kreatif dan menyenangkan.

Kompetensi Dasar

Mahasiswa dapat menjelaskan hakikat, jenis-jenis model pembelajaran

PKn dan teori-teorinya.

Kecerdasan Karakter

a. Bahasa-pengetahuan

b. Teknologi informasi komunikasi

c. Intrapersonal

d. Interpersonal

e. Kinestetis

f. Religius

g. Emosional dan sosial

h. Professional

Petunjuk untuk Dosen

1. Materi yang akan disampaikan dalam buku ini terdiri dari pembahasan

hakikat pembelajaran.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 1

Page 2: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Proses pembelajaran akan dilakukan melalui penjelasan teori selama

empat kali pertemuan tatap muka. Dilanjutkan dengan dua kali tugas

individu, sembilan kali tugas kelompok dan praktek dan satu kali ujian

akhir.

2. Untuk mencapai standar kompetensi, dalam menjelaskan dosen harus

berdasarkan pada kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Kompetensi

dasar merupakan pedoman untuk menjelaskan materi dalam Bab-bab.

3. Pada awal perkuliahan, dosen membuat kontrak perkuliahan dan

menjelaskan kompetensi dasar dan standar kompetensi, tujuan

pembelajaran, tugas yang akan dilakukan sampai pada tahap evaluasi

penilaian akhir.

4. Pada perkuliahan selanjutnya, dosen diharapkan melakukan hal-hal

sebagai berikut:

a. Memberi penjelasan tentang materi dengan memberi kesempatan

mahasiswa untuk bertanya seluas-luas (berusaha membuat

mahasiswa bertanya).

b. Memberi penjelasan tentang tugas yang akan dilakukan

c. Memberi tugas individu.

d. Memberi tugas kelompok dengan membagi dalam kelompok-

kelompok kecil (2-4 orang).

e. Pembagian materi tugas.

f. Observasi materi dan pengumpulan bahan-bahan dari buku dan

internet.

g. Mempresentasikan tugas individu dan mempraktikkan tugas

kelompok dengan menggunakan powerpoint di depan kelas.

h. Memberi penilaian langsung.

5. Penulisan buku ajar ini mencakup hal-hal sebagai berikut.

a. Hakikat Pembelajaran

b. Hakikat Pembelajaran PKn

c. Pembelajaran PKn yang Kreatif dan Menyenangkan

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 2

Page 3: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

6. Buku-buku dan bacaan yang dapat dipakai sebagai bahan pembanding,

yaitu:

a. Belajar dan Pembelajaran.

b. Kurikulum dan Pembelajaran.

c. Materi dan Pembelajaran PKn.

d. Strategi Pembelajaran PKn.

e. Interaksi dan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran.

f. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan efektif.

g. Media Pembelajaran.

h. Paradigma Baru Pembelajaran.

Petunjuk untuk Mahasiswa

1. Mahasiswa wajib memahami Kompetensi Kurikuler, Kompetensi Dasar

dan Standar Kompetensi supaya mereka memiliki arah pemikiran yang

sistematis (sesuai apa yang akan diperoleh mahasiswa setelah selesai

mengikuti perkuliahan).

2. Untuk membantu mahasiswa dalam mengerjakan tugas baik tugas individu

dan kelompok supaya mahasiswa mamputampil percaya diri dan

bekerjasama (ada yang menjadi pemimpin dan terpimpin) sehingga dapat

belajar menjadi warga Negara yang baik dan bertanggungjawab.

3. Mahasiswa dianjurkan sering melakukan kunjungan ke perpustakaan dan

selalu browsing internet.

4. Mahasiswa praktek menggunakan teknologi informasi komunikasi:

laptop/PC dan LCD.

A. Standar Kompetensi Warga Negara berdasarkan Pembelajaran di Perguruan Tinggi

Pembelajaran memerlukan desain, desain yaitu prosedur yang terorganisasi

dimana tercakup langkah-langkah dalam menganalisis, mendesain,

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 3

Page 4: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

mengembangkan, mengimplementasikan, dan mengadakan evaluasi (Riyanto,

2012). Desain pembelajaran mencakup beberapa langkah secara spesifikasi

Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi. Desain pembelajaran yang baik akan

menghasilkan proses aktivitas belajar yang baik antara guru dengan peserta

didik. Hamalik (2007) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta

didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik.

Perkembangan pembelajaran dipengaruhi oleh teknologi informasi dan

komunikasi. Pembelajaran dikelas tidak akan berhasil apabila pembelajaran

masih monoton menerapkan model pembelajaran konvensional. Model

pembelajaran konvensional adalah proses pembelajaran yang dilakukan hanya

menerapkan ceramah sebagai aktivitas mengajar guru sehingga peserta didik

tidak berkembang, tidak termotivasi, dan tidak berinteraksi secara aktif.

Pembelajaran tidak hanya dilakukan dengan menerapkan aktivitas ceramah

tetapi juga menerapkan model-model pembelajaran yang kreatif dan

menyenangkan sehingga peserta didik dapat mencapai kompetensi secara

menyeluruh sesuai dengan taksonomi tujuan pendidikan. Pembelajaran yang

kreatif dan menyenangkan dapat mendukung proses pembelajaran yang dapat

membentuk krakteristik, keterampilan dan kompetensi tertentu agar dapat

menghadapi kehidupan abad ke-21 sehingga mampu mengatasi masalah

dengan berbagai macam solusi yang dapat ditawarkan. Cogan (1998)

mengemukakan ada 8 karakterisktik yang perlu dimiliki oleh warga Negara,

yaitu:

1. Ability to look at and approach problems as a member of a global

society.

2. Ability to work with others in a cooperative way and to take

responsibility for one’s roles/duties within society.

3. Ability to understand, accept, and tolerate cultural differences.

4. Capacity to think in a critical and symtematic way.

5. Willingness to resolve conflict in a non-violent manner.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 4

Page 5: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

6. Willingness to change one’s lifestyle and consumption habits to protect

the environment.

7. Ability to be sensitive towards and to defend human rights (eg. Rights

of women, ethnic minorities, etc).

8. Willingness and ability to participate in politics at local, national, and

international levels.

8 hal tersebut dapat diterjemahkan bahwa warga Negara memiliki

kemampuan sebagai berikut:

Pertama, kemampuan untuk mengamatgi dan melakukan pendekatan terhadap

masalah atau tantangan sebagai anggota masyarakat.

Kedua,

B. Karakteristik Model Pembelajaran PKn

Pada buku ajar sebelumnya telah dibahas masalah hakikat pembelajaran

PKn sehingga pada buku ajar ini dilanjutkan dengan pembahasan karakteristik

Model Pembelajaran PKn. PKn sebagai mata pelajaran memiliki keunikan

tersendiri, yang memunculkan PKn dimaknai sebagai pendidikan nilai,

pendidikan demokrasi, pendidikan moral, pendidikan Pancasila (Anitah W.,

Sri, dkk, 2009). Berdasarkan hal tersebut maka untuk menentukan desain

model pembelajaran PKn berbeda dengan pembelajaran mata pelajaran lain.

Perlu diketahui bahwa ada beberapa indikator yang menentukan model

pembelajaran PKn, antara lain filosofis PKn yang terdeskripsikan dari tujuan

mata pelajaran PKn, yang kemudian akan menentukan pemaknaan materi

pembelajaran, pemaknaan tersebut akan meliputi peran peserta didik dan guru

PKn dan sumber pembelajaran termasuk model pembelajaran. Analisis pada

pemaknaan dapat berbasis teori tentang tujuan, fungsi, dan kompetensi. PKn

dengan paradigma barunya sesuai pembahasan pada buku ajar sebelumnya

maka mengharapkan model pembelajaran yang memfokuskan pada kegiatan

peserta didik aktif (active student learning). Model pembelajaran dengan

paradigm baru memiliki karakteristik yaitu membelajarkan dan melatih peserta

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 5

Page 6: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

didik berpikir kritis, membawa peserta didik mengenal, memilih dan

memecahkan masalah, melatih peserta didik dalam berpikir sesuai dengan

metode ilmiah dan keterampilan sosial.

Pembelajaran sebagai sistem. Pembelajaran pembelajaran terdiri dari

sejumlah komponen yang terorganisir antara lain tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat

peraga, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut

pembelajaran (remedial dan pengayaan). Jadi pembelajaran merupakan inti

dari model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan bingkai dari

pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik yang akan diterapkan dalam

proses kegiatan interaksi belajar antara tenaga pendidik dengan peserta didik.

C. Materi dan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar

Materi dikembangkan berdasarkan paradigm baru PKn di sekolah

dasar. Pradigma baru mengadopsi dinamika perkembangan kehidupan

berbangsa dan bernegara yang ditandai telah dilaksanakannya Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) mulai tahun 2016 dikawasan Asia Tenggara artinya

semakin terbukanya persaingan antarbangsa yang semakin kompetitif. Proses

pembangunan karakter bangsa (national character building) telah mendapat

posisi dalam kebijakan pemerintahan, yang tercantum dalam program revolusi

mental. Pembentukan karakter dapat diterjemahkan dalam materi-materi mata

–pelajaran PKn di sekolah dasar. Materi-materi tersebut menyangkut yaitu

pembelajaran individu sebagan insan Tuhan Yang Maha Esa, makhluk sosial

dan warga Negara Indonesia; pembelajaran sejarah perjuanmgan bangsa

Indonesia dan semangat kebangsaan; pembelajaran kerangka social budaya

masyarakat Indonesia dan kebangaan sebagai bangsa Indonesia; pembelajaran

Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945; pembelajaran Hak Asasi Manusia;

pembelajaran demokrasi; hukum dan penengakkan hukum; dan pembelajaran

komunikasi sosial budaya Indonesia dan karakter WNI baru.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 6

Page 7: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Secara khusus ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam

perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,

Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,

Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.

2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan

keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat,

Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan

peradilan internasional.

3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan

kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional

HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri

sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri ,

Persamaan kedudukan warga negara.

5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di

Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi.

6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,

Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan

sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.

7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 7

Page 8: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,

Pancasila sebagai ideologi terbuka.

8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan

internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi

globalisasi.

PKn dengan paradigm baru bertumpu pada kemampuan dasar

kewarganegaraan (civic competence) untuk semua jenjang khususnya SD/MI.

Kemampuan dasar tersebut selanjutnya diuraikan atau dirinci dalam bentuk

sejumlah kemampuan disesuaikan dengan tingkat/jenjang sekolah sejalan

dengan tingkat perkembangan para peserta didik. Kemampuan diuraikan lagi

dalam bentuk butiran standard materi dan kata kunci standard pencapaian.

Tabel 1. Kemampuan Dasar PKn dengan Pradigm Baru

No Kemampuan Dasar Kemampuan Standar Materi

Kata Kunci Standar

Pencapaian1 Menyadari hakikat

individu sebagai insane Tuhan Yang Maha Esa, makhluk social, dan warga Negara Indonesia yang mampu berinteraksi dengan lingkungannya

Memahami makna ajaran agama masing-masing dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara

Kehidupan beragama dalam lingkungan masyarakat dan negara

Makna ajaran agama dalam konteks kehidupan keluarga

Materi bertumpu pada kemampuan dasar yang akan dibelajarkan untuk

mencapai tujuan PKn, yakni membentuk warga Negara yang cerdas,

bertanggungjawab dan berpartisipasi dalam kehidupan politik serta taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia.

a. Arah Pengembangan Model-Model Pembelajaran sesuai SK dan KD Mata Pelajaran PKn di Sekolah Dasar/MI

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 8

Page 9: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan

untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator

pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan

pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar

Penilaian.

Model pembelajaran PKn dengan paradigm baru memiliki karakteristik

sebagai berikut: membelajarkan dan melatih peserta didik berpikir kritis,

membawa peserta didik mengenal, memilih dan memecahkan masalah, melatih

peserta didik dalam berpikir sesuai dengan melakukan proses dan keterampilan

sosial lain. Hasil penelitian Noor (2010) mengemukakan Dari hasil penelitian

di lapangan melalui observasi, dan dokumentasi bahwa strategi pembelajaran

PKn yang diterapkan oleh guru PKn lebih banyak menggunakan metode

ceramah, mendikte, dan mencatat di papan tulis serta memberikan contoh

untuk menjelaskan nilai dalam membentuk karakter peserta didik berdasarkan

visi dan misi sekolah yang diterjemahkan ke 18 indikator karakter peserta

didik.

Model pembelajaran PKn dengan paradigm baru harus mampu

mencapai tujuan PKn secara maksimal. Model pembelajaran yang dibuat

merupakan kegiatan yang mencakup kegiatan kognitif, afektif, dan psikomotor

sehingga mampu membentuk karakter atau jati diri peserta didik sesuai dengan

UUD 1945 dan kearifan budaya lokal. Model pembelajaran perlu disesuaikan

dengan situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan peserta didik bahkan

tingkat perkembangannya. Guru dapat memodifikasi model dengan tidak

mengubah prinsip-prinsip pokok (Winataputra, dkk. 2008).

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 9

Page 10: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

D. Tujuan Penulisan Buku Ajar PKn

Berdasarkan hasil penelitian Noor, dkk. (2014) mengemukakan bahwa

melalui tugas individu dan tugas kelompok terlihat bahwa calon guru belum

sepenuhnya memiliki kemampuan mengajar yaitu percaya diri, berani tampil,

suara keras dan jelas dan karakter/ciri khas. Hal tersebut menjadi masalah

utama yang menjadi dasar menyusun tujuan utama yaitu untuk membahas

pengembangan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn) yang kreatif dan menyenangkan dalam membentuk identitas peserta

didik di sekolah dasar sehingga mampu membantu mahasiswa memperoleh

komptensi mengajar yang lebih maksimal dan mampu menampilkan gaya khas

masing-masing, khususnya berkenaan dengan pedagogik dan kepribadian.

E. Manfaat Penulisan Buku Ajar PKn

1. Untuk para guru-guru mata pelajaran PKn atau mata pelajaran lain yang

ingin mengembangkan pembelajaran agar dapat mengevaluasi

pembelajaran sehingga mampu mengevaluasi peserta didik secara

maksimal.

2. Untuk Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

menjadi bahan evaluasi untuk pengembangan pembelajaran mata pelajaran

PKn di SD.

3. Dapat digunakan oleh mahasiswa dan dosen sebagai salah satu bahan

belajar dan pembelajaran.

F. Pengembangan Aktivitas Belajar dalam Pembelajaran

Pembelajaran di dalam kelas dan lingkungan sekolah artinya selama guru

melakukan aktivitas pembelajaran mata pelajaran PKn di sekolah dasar dan

selama peserta didik melakukan aktivitas baik di kelas maupun di lingkungan

sekolah/madrasah ibtidaiyah.

Definisi pembelajaran pada hakekatnya adalah melakukan kegiatan

belajar yang berfokus pada peserta didik, disini peserta didiklah yang belajar

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 10

Page 11: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

bukan pendidik yang mengajar sehingga sesuai dengan pembelajaran aktif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) sebagai bagian integral dari

pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Suryanti dkk., 2008).

Operasional berdasarkan taksonomi tujuan pendidikan PKn: 1.

Pengembangan keterampilan pemecahan masalah yang terkait pada peran

warga negara dalam proses kebijakan publik (civic skills/psikomotor), 2.

Pengembangan wawasan kewarganegaraan (civic knowledge/kognitif), dan 3.

Pengembangan keterampilan partisipasi kewarganegaraan (civic

participation/afektif).

Winataputra mengemukakan uraian rinci materi pokok civic skills dalam

disertasinya sebagai berikut.

1. Kemampuan berkomunikasi secara argumentatif dalam bahasa

Indonesia yang baik dan benar atas dasar tanggungjawab sosial.

2. Kemampuan berpartisipasi dalam lingkungan sekolah atau masyarakat

secara cerdas dan penuh tanggungjawab personal dan sosial.

3. Kemampuan mengambil keputusan individual dan atau kelompok

secara cerdas dan bertanggungjawab serta bertanggungjawab.

4. Siswa memiliki kemampuan membangun kerjasama dengan dasar

toleransi, saling pengertian, dan kepentingan bersama.

5. Kemampuan berlomba-lomba untuk berprestasi lebih baik dan lebih

bermanfaat.

6. Kemampuan menentang berbagai bentuk pelecehan terhadap

keterampilan warga negara (civil skills) dengan cara yang dapat diterima

secara sosial-budaya.

7. Kemampuan memimpin dan memberikan dukungan.

8. Kemampuan membangun saling pengertian antar suku, agama, ras, dan

golongan guna memelihara keutuhan dan semangat kekeluargaan.

9. Kemampuan berusaha untuk meningkatkan kemampuan pribadi dan

kegiatan sosial kultural dengan kesadaran untuk berbuat lebih baik (Al

Muchtar, dkk. 2009:9.5-9.6).

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 11

Page 12: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Winataputra mengemukakan uraian rinci materi pokok civil

knowledge dalam disertasinya sebagai berikut.

1. Manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan makhluk sosial,

2. Manusia sebagai individu yang memiliki hak asasi yang harus

dilindungi dan diwujudkan secara bertanggungjawab,

3. Demokrasi dalam kehidupan keluarga,

4. Demokrasi dalam kehidupan di sekolah,

5. Demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,

6. Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai nilai dasar dan landasan demokrasi

di Indonesia,

7. Secara konstitusional kedaulatan adalah ditangan rakyat,

8. Demokrasi menuntut kecerdasan warga negara,

9. Demokrasi menuntut pembagian kekuasaan negara,

10. Demokrasi dengan perwujudan otonomi dalam konteks negara

kesatuan,

11. Peradilan yang bebas dan tidak memihak,

12. Dinamika penerapan konsep, prinsip, nilai, dan cita-cita demokrasi

dalam masyarakat yang berbhinneka tunggal ika,

13. Pentingnya pemberdayaan warganegara dalam memperkokoh

persatuan dan kesatuan bangsa dan proses alih generasi secara

bertanggungjawab,

14. Keluarga sebagai inti masyarakat berperan sebagai lembaga yang

paling dini dalam pemberdayaan individu sebagai anggota masyarakat

yang demokratis,

15. Organisasi pelajar/mahasiswa/pemuda berperan sebagai wahana

gerakan moral yang potensial mempengaruhi kebijakan politik kenegaraan

dan fungsional dalam membudayakan kehidupan yang demokratis,

16. Koperasi berperan sebagai wahana pemberdayaan warga negara dalam

rangka perwujudan demokrasi ekonomi,

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 12

Page 13: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

17. Pemilihan umum berfungsi sebagai sarana demokrasi yang berperan

untuk menyeleksi calon-calon terbaik anggota lembaga perwakilan rakyat

yang dilaksanakan secara jujur dan adil,

18. Pemerintah berfungsi sebagai pelaksana amanat rakyat,

19. Media massa merupakan sarana demokrasi yang berperan sebagai

media komunikasi massa yang jujur dan bertanggungjawab, serta memberi

dampak pendidikan politik kepada seluruh warga negara (Al Muchtar,

dkk., 2009:10.8-10.11).

Materi pokok pembelajaran PKn yang berkenaan dengan konsep civic

participation sebagai berikut.

1. Partisipasi warga negara dalam melakukan bakti sosial atas dasar

tanggungjawab sosial.

2. Partisipasi warga negara dalam melakukan kerja sama dalam

memberikan pertolongan yang terkena musibah dengan penuh kesadaran

dan tanggungjawab personal dan sosial.

3. Partisipasi warga negara menjaga tata tertib dan kebersihan lingkungan

sekolah atau masyarakat secara cerdas dan penuh tanggungjawab personal

dan sosial.

4. Partisipasi dalam melaksanakan keputusan individual dan atau

kelompok sesuai dengan konteksnya secara bertanggungjawab.

5. Partisipasi menentang berbagai bentuk pelecahan terhadap

keterampilan warga negara.

6. Memimpin kegiatan kemasyarakatan secara bertanggungjawab.

7. Memberikan dukungan yang sehat dan penuh tanggungjawab kepada

calon pemimpin dalam lingkungannya.

8. Membangun saling pengertian antar suku, agama, ras, dan golongan

guna memelihara keutuhan dan semangat kekeluargaan.

9. Siswa dapat berpartisipasi dalam menbangun saling pengertian antar

bangsa melalui berbagai media komunikasi yang tersedia. Meningkatkan

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 13

Page 14: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

kemampuan pribadi dan kegiatan sosial kultural (Al Muchtar, dkk.,

2009:11.5-11.6).

G. Jadwal dan Materi PKn

Dengan asumsi bahwa satu semester terdiri dari empat bulan efektif,

termasuk sekali ujian tengah semester dan sekali ujian akhir semester, serta 50

menit x sks mata kuliah maka disusun jadual perkuliahan PKn sesuai dengan

Satuan Acara Perkuliahan (SAP). Materi PKn ini merupakan analisis materi

antara materi dari Buku yang diterbitkan oleh PP Muhammadiyah dengan

Kemenristek Dikti sehingga menghasilkan materi yang mampu mengadaptasi

perkembangan jaman.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 14

Page 15: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

BAB IIMATERI, BELAJAR DAN PEMBELAJARAN TAKSONOMI

MATA PELAJARAN PKn

A. Pembelajaran Taksonomi Mata Pelajaran PKn

Dalam Undang-undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

SISDIKNAS Bab I Pasal 1:1 (2003:3), dikatakan bahwa: Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.

Taksonomi tujuan pendidikan berarti kategorisasi tujuan yang akan

dilaksanakan dalam pembelajaran. Taksonomi tersebut menjadi landasan untuk

pengembangan taksonomi tujuan mata pelajaran PKn. Al-Muchtar, dkk.

(2009) menyatakan taksonomi tujuan mata pelajaran PKn yaitu:

(1) Pengembangan keterampilan pemecahan masalah yang

terkait pada peran warga negara dalam proses kebijakan publik (civic

skills/psikomotor),

Pembelajaran materi pengembangan keterampilan warga negara dalam

mata pelajaran Kewarganegaraan merupakan proses dan upaya dengan

menggunakan pendekatan belajar kontekstual untuk mengembangkan dan

meningkatkan kecerdasan, keterampilan, dan karakter warga negara Indonesia,

khususnya dalam menaati aturan. Pendekatan belajar metode simulasi dapat

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 15

Page 16: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

dilakukan misalnya pada saat dihadapkan pada pembelajaran yang memuat

pengembangan aspek keterampilan kewarganegaraan, seperti kemampuan

membangun saling pengertian antar suku, agama, ras, dan golongan guna

memelihara keutuhan dan semangat kekeluargaan.

Dalam hal ini Praktik Belajar Kewarganegaraan (PBK) adalah suatu

inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik

memahami teori kewarganegaraan melalui pengalaman belajar praktek-

empirik. Dengan adanya praktek, siswa diberikan latihan untuk belajar secara

kontekstual. Model ini sangat tepat bagi pengembangan kurikulum yang

memiliki dukungan terhadap pengembangan keterampilan. Penilaian terhadap

pembelajaran materi keterampilan kewarganegaraan dalam mata pelajaran

Kewarganegaraan diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator hasil

belajar. Penilaian dapat menggunakan model penilaian berdasarkan perbuatan

(performance-based assessment) atau juga dikenal dengan penilaian otentik

(authentic assessment).

Model Pembelajaran PKn Berorientasi Pengembangan Keterampilan

Pemecahan Masalah yang Berhubungan dengan Keterampilan Warga Negara

(Civic Skills)

a. Dalam pembelajaran PKn tentang materi pengembangan keterampilan

kewarganegaraan antara lain bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik.

b. Salah satu fungsi dari pengembangan keterampilan kewarga-negaraan

adalah supaya warga negara turut serta dalam berbagai kegiatan kehidupan

bernegara.

c. Keterampilan kewarganegaraan perlu dimiliki oleh setiap warga negara,

sehingga mereka memiliki kemampuan untuk turut dalam kehidupan

bernegara dan berbangsa sesuai dengan konstitusi.

d. Pengembangan konsep keterampilan kewargnegaraan dapat dilakukan

dalam berbagai kegiatan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, dengan

menggunakan metode yang beragam. Akan tetapi dipilih yang tepat untuk

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 16

Page 17: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar dan berlatih keterampilan

kewarganegaraannya.

(2) Pengembangan wawasan kewarganegaraan (civic

knowledge/kognitif),

Pembelajaran wawasan kewarganegaraan hendaknya dilakukan secara

kelompok dengan menekankan kepada diskusi terutama untuk mempelajari

bahan pelajaran yang berbentuk masalah wawasan kewarganegaraan.

Pembelajaran materi wawasan kewarganegaraan dalam mata PKn merupakan

proses dan upaya dengan menggunakan pendekatan belajar kontekstual untuk

mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan, keterampilan, dan karakter

warga negara Indonesia, khususnya dalam keterampilan kewarganegaraan.

Pendekatan belajar Metode pemecahan masalah dapat dilakukan

misalnya pada saat dihadapkan pada pembelajaran yang memuat

pengembangan wawasan kewarganegaraan seperti tentang partai politik

bagaimana melakukan memperkuat wawasan pengetahuan fungsi kabinet

sebagai sarana demokrasi yang berperan membantu presiden sebagai

mandataris MPR melaksanakan ketetapan/keputusan MPR dan peraturan

perundangan lainnya secara profesional, jujur, dan penuh tanggung jawab.

Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan merupakan sarana

demokrasi yang berperan sebagai pemimpin bangsa dan negara, dan manajer

pemerintahan yang cerdas, demokratis, dan religious.

Salah satu model pembelajaran yang dapat mengakomodasi materi ini

yaitu Model pembelajaran berbasis Portofolio. Model Pembelajaran berbasis

Portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud

tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang

ditentukan. Panduan-panduan ini beragam tergantung pada mata pelajran dan

tujuan penilaian portofolio (Winataputra, dkk. 2008).

Portofolio dalam pembelajaran PKn merupakan kumpulan informasi

yang tersusun dengan baik yang menggambarkan rencana kelas peserta didik

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 17

Page 18: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

berkenaan dengan suatu isu kebijakan public yang telah diputuskan untuk

dikaji mereka, baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara keseluruhan.

Portofolio kelas berisi bahan-bahan seperti penyataan-pernyataan tertulis, peta,

grafik, fotografi, dan karya seni asli. Bahan-bahan ini menggambarkan:

a. Hal-hal yang telah dipelajari peserta didik berkenaan dengan suatu masalah

yang telah mereka pilih;

b. Hal-hal yang telah dipelajari peserta didik berkenaan dengan alternative-

alternatif pemecahan terhadap masalah tersebut;

c. Kebijakan publik yang telah dipilih atau dibuat oleh peserta didik untuk

mengatasi masalah tersebut;

d. Rencana tindakan yang telah dibuat peserta didik untuk digunakan dalam

mengusahakan agar pemerintah menerima kebijakan yang mereka usulkan.

Pembelajaran PKn yang berbasis Portofolio memperkenalkan kepada

para peserta didikdan mendidik mereka dengan beberapa metode dan langkah-

langkah yang digunakan dalam proses politik. Pembelajaran ini bertujuan

untuk membina komitmen aktif para peserta didik terhadap

kewarganegaraannya dan pemerintahannya dengan cara:

a. Membekali pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk

berpartisipasi secara efektif;

b. Membekali pengalaman praktis yang dirancang untuk mengembangkan

kompetensi dan efektivitas pratisipasi;

c. Mengembangkan pemahaman akan pentingnya partisipasi warga Negara.

Dari beberapa penjelasan mengenai Sintaks atau tahapan-tahapan

kegiatan pembelajaran disimpulkan, meliputi:

1) Kelas dibagi menjadi empat kelompok. Setiap kelompok bertanggungjawab

untuk membuat satu bagian portofolio kelas;

2) Mengidentifikasi masalah kebijakan publik di masyarakat;

3) Memilih satu masalah untuk kajian kelas;

4) Mengumpulkan informasi dan menilai tentang masalah yang akan dikaji

kelas;

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 18

Page 19: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

5) Mengkaji pemecahan masalah;

6) Membuat Portofolio Kelas;

7) Menyajikan Protofolio;

8) Refleksi terhadap Pengalaman Belajar (Winataputra, dkk. 2008).

Model Pembelajaran berbasis Portofolio untuk diterapkan di sekolah

dasar, guru perlu melakukan penyederhanaan proses kegiatan disesuaikan

dengan tingkat perkembangan anak usia sekolah dasar. Guru perlu

mengadakan bimbingan secara intensif dan berkelanjutan agar peserta didik

betul-betul memahami setiap proses pembelajarannya.

(3) Pengembangan keterampilan partisipasi kewarganegaraan

(civic participation/afektif).

PKn merupakan program dari pendidikan yang dikembangkan dari

kajian ilmu politik, sosial politik, dan ilmu pendidikan sasarannya adalah

semua warga negara untuk meningkatkan kualitas partisipasi warga negara

dalam kehidupan politik, dengan menggunakan pendekatan sosial budaya dan

kependidikan.

Pengembangan kemampuan partisipasi kewarganegaraan adalah visi

dan misi serta pendekatan dari pendidikan kewarganegaraan, yang sasarannya

seluruh warga negara, dan dapat dilakukan pada lembaga pendidikan

persekolahan. Yang dilaksanakan baik di kelas maupun di luar kelas, bertujuan

dalam kerangka pembentukan warga negara yang partisipatif (socio civic

behaviours).

Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan bertujuan

memperkuat partisipasi warga negara, yang dikembangkan dalam kurikulum

sekolah, yang dilihat dari sasarannya lebih khusus warga negara dalam usia

sekolah. Oleh karena itu, secara keilmuan bersumber pada konsep dasar

partisipasi warga negara dalam ilmu politik dengan menggunakan pendekatan

psikologis untuk kepentingan pendidikan. Disajikan dalam bentuk PKN

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 19

Page 20: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

sebagai modal pendidikan, yang mengembangkan nilai partisipasi warga

negara politik warga negara, dan Tata Negara.

Pembelajarannya lebih menekankan kepada pengembangan bernalar

dan bersikap serta bertindak demokratis melalui pengembangan kemampuan

pengambilan keputusan (decision making process) melalui proses

pembelajaran.

Pembelajarannya lebih diutamakan terhadap peningkatan kemampuan,

untuk mengenal dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh warga negara,

sehingga mampu bertindak sebagai warga negara yang baik.

Pendekatan belajar Metode pemecahan masalah dapat dilakukan

misalnya pada saat dihadapkan pada pembelajaran yang memuat

pengembangan aspek sikap dan keterampilan seperti bagaimana melakukan

pengambilan keputusan dengan lebih mementingkan kepentingan umum dari

pada kelompok atau pribadinya

B. Pengembangan Pembelajaran PKn

Dalam hasil penelitian Noor, dkk. (2014) bahwa calon guru kurang

mempunyai kemampuan berani tampil, percaya diri, wawasan, dan

pengembangan kemampuan teknologi informasi komunikasi sehingga transfer

pengetahuan dan penguasaan situasi dan kondisi kelas yang diharapkan dapat

berjalan sesuai dengan RPP kurang begitu maksimal. Calon guru disini

mengerjakan tugas sebatas pada gugur kewajiban jadi tugas selesai dikerjakan

berarti selesai tanggungjawabnya.

Kosasih (1999) mengemukakan dalam pengembangan pembelajaran

terhadap materi yang akan disampaikan, peserta didi tidak hanya mempelajari

materi pelajaran, tetapi mempelajari materi dan sekaligus praktik, berlatih dan

mampu menunjukkan identitas karakter bersikap dan berperilaku sebagai

materi yang dipelajari. Guru harus mampu mengembangkan kompetensi

pembelajaran PKn:

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 20

Page 21: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

1. Membina dan menciptakan keteladanan, baik fisik dan material (tata dan

asksesori kelas/sekolah), kondisional (suasana pembelajaran) maupun

personal (guru, pimpinan sekolah dan tokoh unggulan;

2. Membiasakan/membakukan atau mempraktikkan apa yang diajarkan

mulai di kelas-sekolah-sekolah dan lingkungan belajar, dan

3. Memotivasi minat/gairah untuk terlibat dalam belajar, untuk kaji lanjutan

dan mencobakan serta membiasakannya (Winataputra, dkk. 2008).

Kompetensi tersebut dapat dipraktikkan melalui berbagai model

pembelajaran, metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran, dan strategi

pembelajaran. Dengan melakukan berbagai model, metode, pendekatan dan

strategi pembelajaran diharapkan mencapai sasaran maka kelas PKn dan

sekolah harus dijadikan sebagai laboratorium masyarakat, bangsa dan negara.

Bagaimana mungkin peserta didik yang kelak menjadi anggota masyarakat

akan mengerti bagaimana menjadi warga negara yang demokratis, padahal

mereka selama di sekolah hanya mempelajari pengetahuan teori saja.

Pengembangan pembelajaran PKn memerlukan media pembelajaran,

fungsinya adalah untuk memberi kemudahan kepada peserta didikdalam

memahami materi yang diajarkan. Media PKn, diantarnya adalah guru PKn

tersebut. Media lain dalam PKn, yaitu yang bersifat:

1. Material, misalnya buku, model pakaian, bendera, senjata.

2. Immaterial, misalnya contoh kasus, cerita, legenda, budaya.

3. Kondisional. misalnya suasana simulasi yang diciptakan sebelum atau

pada saat proses belajar berlangsung di kelas atau di tempat kejadian.

4. Personal, misalnya nama atau foto atau gambar tokoh masyarakat atau

pahlawan, gambar atau foto atau nama presiden, raja.

C. Evaluasi PKn

Pembelajaran memerlukan evaluasi pada saat akhir pembelajaran.

Evaluasi bisa dilakukan mulai dari pra evaluasi kalau di awal. Formatif jika

berada dalam proses diagnostik atau di tengah proses pembelajaran, atau

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 21

Page 22: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

sumatif kalau di akhir. Kosasih (Winataputra, 2008) mengemukakan evaluasi

merupakan bagian dari belajar maka evaluasi tidak hanya dilakukan dua kali

saja (formatif dan sumatif), tetapi mestinya dilakukan pra dan sepanjang

pembelajaran melalui berbagai kegiatan dengan menggunakan media atau

tanpa media pembelajaran secara terarah dan terkendali. Pola evaluasi inilah

yang dinamakan evaluasi portofolio atau penilaian yang kontinu

berkesinambungan. Evaluasi protofolio ini dapat menghasilkan gambaran

keberhasilan atau kekurangan proses maupun hasil belajar peserta didik lebih

adil dan objektif. Untuk bagan dari evaluasi ini sebagai berikut:

Gambar 1. Bagan Pola Penilaian Portofolio PKn

Dari gambar 1. Bahwa pilihan penilaian cukup banyak dan beraneka

ragam, yang pada puncaknya direkap dengan bobot penilaian sesuai dengan

ketentuan atau pertimbangan guru yang bersangkutan atas dasar bobot setiap

kegiatan tersebut.

Menurut deskripsi diatas hasil akhir dari PBK adalah portofolio (portfolio)

hasil belajar yang berupa rencana dan tindakan nyata yang ditayangkan oleh

setiap individu atau kelompok dan dinilai secara periodik melalui suatu

kompetisi interaktif-argumentatif pada tingkat kelas, sekolah, daerah setempat,

dan nasional. Peserta didik kemudian diberikan sertifikat keberhasilan dalam

mengikuti kegiatan praktik tersebut.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 22

Pola Penilaian (Evaluasi

Pra-Evaluasi Formatif Sumatif

1. Tes2. Non Tes

A. ObjektifB. Esay/UraianC. Kegiatan/ Karya/TerampilD. Laporan Pihak Ketiga (peserta didik, guru, organisasi sekolah dan masyarakat, dll

Di KelasDi Sekolah

LuarSekolah

Individual

Kelompok

Page 23: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Dengan melakukan hal tersebut maka pembelajaran PKn berdasarkan

taksonomi tujuan pendidikan dapat menjadikan peserta didik seutuhnya.

Maksudnya peserta didik yang mempunyai semua, selaras, serasi dan

seimbang perkembangan semua segi individunya. Individu-individu yang

mampu menjangkau segenap hubungan dengan Tuhan, dengan

lingkungan/alam sekeliling, dengan manusia lain dalam suatu kehidupan sosial

yang konstruktif dan dengan dirinya sendiri. Persona atau individu yang

demikian pada dirinya terdapat suatu kepribadian terpadu baik unsur akal

pikiran, perasaan, moral dan keterampilan (cipta, rasa, dan karsa), jasmani

maupun rohani, yang berkembang secara penuh. Integrasi perkembangan dari

unsur-unsur itulah yang menciptakan peserta didik seutuhnya sebagai

taksonomi tujuan pendidikan.

Stenhouse (1984; Hopkins, 1985:1993; Elliot, 1993) nampaknya lebih

melihat faktor guru sebagai sentralitas faktor emansipasi proses pendidikan ini.

Artinya, bila sasaran akhir proses pendidikan adalah kemandirian peserta

didik, maka perubahan harus dimulai dari kinerja profesional guru. Proses

pendidikan harus merupakan a non authoritarian context di dalam situasi

mana setiap peserta didik dapat mencipta makna-makna bagi dirinya sendiri

(the creation of individual meaning), dan memposisikan guru dalam peran

sebagai liberating forces person (Al Muchtar, 2009).

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 23

Page 24: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

BAB IIIMANAJEMEN PENGELOLAAN MATA PELAJARAN PKn

A. Pengelolaan Kelas

Guru berperan mengelola kelas untuk menciptakan suasana pembelajaran

yang menarik, kreatif, dan menyenangkan. Guru wajib melakukan dua tugas

sekaligus yang penting yaitu mengajar dan mendidik, tugas pokok pertama

yakni mengajar berarti segala bentuk usaha untuk membantu siswa dalam

pencapaian tujuan pembelajaran melalui pengelolaan kelas yang baik.

Pengelolaan kelas yang baik dapat dilakukan dengan menintegrasi semua

perangkat pembelajaran dengan sarana dan prasarana pembelajaran.

Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yaitu pengelolaan dan kelas. Istilah

dari kata pengelolaan adalah manajemen yang berarti ketatalaksanaan, tata

pimpinan. Pengelolaan atau manajemen dalam pengertian umum menurut

Arikunto mengemukakan (Bahri, 2000) adalah “pengadministrasian,

pengaturan atau penataan suatu kegiatan”.

Sardiman A.M ( 2001) mengatakan pengertian pengelolaan kelas adalah :

Pengelolaan kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas. Karena itu, kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar maka agar memberikan dorongan dan rangsangan terhadap peserta didik untuk belajar kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru.

Uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian pengelolaan kelas

adalah kemampuan guru dalam menciptakan kondisi dan situasi belajar yang

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 24

Page 25: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

menyenangkan di kelas sehingga peserta didik merasa betah dan mampu

berkonsentrasi dalam belajar. Pengelolaan kelas memerlukan langkah-langkah

pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan situasi kelas. Secara psikologi

pembelajaran wajib merencanakan langkah-langkah sesuai dengan

perkembangan kemampuan berpikir peserta didik. Kemampuan peserta didik

akan mencapai tahap berpikir tinggi apabila pengelolaan kelas yang dilakukan

oleh guru kreatif dan menyenangkan. Menurut Suharsimi Arikunto (Bahri,

2000) “memahami pengelolaan kelas dapat dilihat dari dua segi yaitu

pengelolaan yang menyangkut siswa & pengelolaan yang menyangkut fisik

(ruangan, perabotan, alat pengajaran)”.

Pengelolaan kelas yang kreatif dan menyenangkan dikembangkan melalui

pendekatan. Riduwan (2004) setidaknya ada tujuh pendekatan yang bisa

dilakukan oleh guru untuk mengelola kelas yaitu :

a. Pendekatan kekuasaan.

b. Pendekatan kebebasan.

c. Pendekatan resep.

d. Pendekatan pembelajaran / pengajaran.

e. Pendekatan perubahan tingkah laku.

f. Pendekatan suasana emosi & hubungan sosial.

g. Pendekatan pluralistik.

Pengelolaan kelas memerlukan kemampuan dasar keterampilan guru.

Guru harus mampu melaksanakan manajemen pengelolaan kelas dan mata

pelajaran. Pengelolaan kelas akan mempunyai dampak yang siginifikan

terhadap pengelolaan mata pelajaran khususnya mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn). Pengelolaan kelas khususnya untuk mengelola mata

pelajaran PKn merupakan kompetensi guru yang harus dikuasai karena setiap

peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan suatu

karakter akan menimbulkan cirri khas masing-masing sesuai afektif.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 25

Page 26: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Pidarta (2007) mengemukakan variasi perilaku Karena ada faktor-faktor

penyebablah timbulnya variasi perilaku itu. Menurutnya faktor-faktor

penyebab variasi perilaku itu adalah :

a. Karena pengelompokan (pandai, sedang, bodoh). Kelompok

bodoh akan menjadi sumber negatif, penolakan atau apatis.

b. Karakteristik individual, kemampaun kurang dan latar belakang

ekonomi rendah sehingga menghalangi kemampuan.

c. Kelompok pandai akan merasa terhalang oleh teman-temannya

yang tidak seperti dia. Kelompok ini sering menolak standar yang

diberikan oleh guru sehingga kelompok ini membentuk norma sendiri yang

tidak sesuai dengan harapan sekolah.

Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa variasi perlaku

peserta didik dapat menimbulkan masalah bagi guru dalam upaya mengelola

kelas sesuai dengan mata pelajaran yang akan diajarkannya, Pidarta (2007)

mengemukakan masalah-masalah yang berhubungan dengan perilaku peserta

didik adalah :

a. Kurang kesatuan, seperti adanya kelompok-kelompok, klik-klik

dan pertentangan jenis kelamin.

b. Tidak ada standar perilaku dalam berkerja kelompok, misalnya

ribut, bercakap-cakap, pergi kesana kemari dan sebagainya.

c. Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya ribut,

bermusuhan, mengucilkan, dan merendahkan kelompok bodoh.

d. Mudah mereaksi ke hal-hal negatif/terganggu, misalnya bila

didatangi monitor, tamu-tamu, iklim yang berubah dan sebagainya.

e. Moral rendah, permusuhan, agresif, misalnya dalam lembaga

yang alat-alat belajarnya kurang, kekurangan uang dan lain-lain.

f. Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang

berubah,seperti tugas-tugas tambahan, anggota kelas yang baru, situasi

baru dan sebagainya.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 26

Page 27: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Masalah pengelolaan kelas selalu berhubungan dengan pengelolaan mata

pelajaran karena pengelolaan kelas bersumber pada peserta didik. Hal tersebut

dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu masalah individual dan

masalah kelompok. Dreikus & Cassel mengemukakan (Hamalik, 2000)

masalah pengelolaan kelas individual dibedakan menjadi empat kategori

yaitu

a. Tingkah laku yang ingin mendapatkan perhatian orang lain, misalnya

dengan membadut di kelas membuat suatu kegaduahan.

b. Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan atau konfrontasi, misalnya

berdebat, membandel, membantah dan bertindak emosional.

c. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain, misalnya menyakiti

dengan cara mengejek dan memukul

d. Peragaan ketidakmampuan atau memboikot, berlagak menyerah atau tak

berdaya, pasif, apatis acuh tak acuh bahkan menolak sama sekali

melakukan apapun.

Sedangkan Johnson & Bany mengemukakan (Hamalik, 2004) masalah

pengelolaan kelas kelompok dibedakan menjadi enam kategori yaitu :

a. Kelas kurang kohesif atau kompak sehingga timbul klik-klik dalam kelas

b. Kelas bereaksi negatif terhadap salah satu seorang anggotanya

c. Kelas membombong atau membesarkan anggota kelas yang melanggar

norma

d. Kelas mudah sekali dialihkan perhatikannya

e. Semangat kerja rendah, lamban dan malas

f. Kelas sukar menyesuaikan diri dengan keadaan baru misalnya perubahan

jadwal dan penggantian guru

Masalah pengelolaan kelas merupakan hal yang sangat penting untuk

diperhatikan semua pihak pendidikan sehingga masalah-masalah tersebut

dapat diatasi dengan sebaik-baiknya.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 27

Page 28: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

BAB IV TEORI-TEORI BELAJAR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MATA PELAJARAN PKn DAN PERMASALAHAN

Belajar berhubungan dengan kemampuan per individu dalam menangkap

suatu pengetahuan, sikap, tingkah, perilaku, dan keterampilan yang ditransfer

oleh seseorang melalui belajar dan pengalaman kegiatan. Menurut Riyanto

(2012) Mengatakan bahwa teori belajar dapat dikelompokkan menjadi empat

yakni :

1. Aliran Behavioristik

Teori belajar dari psikologi behavioristik, teori ini berpendapat bahwa

tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran atau penguatan dari

lingkungan. Dengan demikian tingkah laku belajar terdapat jalinan yang sangat

erat antara reaksi-reaksi dengan stimulus. Pandangan ini berpendapat bahwa

tingkah laku adalah merupakan reaksi-reaksi lingkungan mereka pada masa

lalu dan pada masa sekarang bahkan segenap tingkah laku adalah merupakan

hasil belajar. Jadi belajar adalah proses hubungan stimulus-respon. Prinsip-

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 28

Page 29: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

prinsip Behavioristik adalah: (1) objek psikologi adalah tingkah laku, (2)

semua bentuk tingkah laku dikembalikan kepada reflek, dan (3) mementingkan

terbentuknya kebiasaan.

Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang

mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respons (yang juga

berupa pikiran, perasaan atau gerakan). Watson, stimulus dan respons harus

berbentuk tingkah laku yang bisa diamati (observable). Setiap stimulus yang

diberikan berinteraksi satu dengan lainnya dan interaksi ini akhirnya

mempengaruhi respons yang dihasilkan itu. Sedang respons yang diberikan ini

juga menghasilkan berbagai konsekuensi, yang ada gilirannya akan

mempengaruhi tingkah laku peserta didik.

2. Aliran Kognitif

Teori ini berpendapat bahwa dalam situasi belajar, seseorang terlibat

langsung dalam situasi itu dan memperoleh insting untuk pemecahan masalah.

Jadi kognitif berpandangan, bahwa tingkah laku seseorang lebih bergantung

kepada insting terhadap hubungan hubungan yang ada di dalam suatu situasi.

Keseluruhan adalah yang ada didalam suatu situasi.keseluruhan adalah lebih

dari bagian-bagiannya. Mereka memberi tekanan pada organisasi pengamatan

atas stimuli di dalam linkungan pada faktor-faktor yang mempengaruhi

pengamatan. Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui

proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak

berjalan terpisah-pisah tetap mengalir, bersambung-sambung menyeluruh. Ada

beberapa model belajar dari aliran Kognitif ini.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 29

Page 30: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Model Jean Piaget, proses belajar terdiri dari tiga tahapan, yaitu 1)

asimilasi; 2) akomodasi; dan 3) ekuilibrasi (penyeimbangan). Proses asimilasi

adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif

yang sudah ada dalam bentuk peserta didik. Akomodasi adalah penyesuaian

struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Equilibrasi adalah penyesuaian

berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.

Model Gestalt, teori ini berasal dari Mex Wertheimenr. Belajar berarti

peserta didik harus mampu menangkap makna dari hubungan antar bagian

yang satu dengan bagian yang lainnya. Pemaknaan makna dari hubungan

inilah yang disebut memahami, mengerti atau insight.

Model Kohler, belajar adalah serta mencapainya, hasil adalah proses yang

didasarkan pada insight. Belajar adalah melakukan suatu proses kegiatan

dengan memberikan masalah, yang kemudian harus dipecahkan dengan

menggunakan caranya sendiri sehingga akan menghasilkan hasil dari proses

dia memahami, mengerti.

Model Cognitive-Field, belajar sebagai akibat dari perubahan dalam

struktur Kognitif. Perubahan struktur Kognitif itu adalah hasil dari dua macam

kekuatan yaitu satu dari struktur medan kognisi itu sendiri, yang lainnya dari

kebutuhan dan motivasi internal individu. Hal tersebut memberikan peranan

yang lebih pada motivasi daripada Reward.

Model Discovery Learning, teori ini berasal dari Brunner. Belajar

melibatkan 3 proses yang berlangsung hamper bersamaan, yaitu: a.

memperoleh informasi baru. Informasi baru dapat merupakan penghalusan dari

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 30

Page 31: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

informasi sebelumnya yang dimiliki seseorang; b. transformasi informasi.

Transformasi informasi/pengetahuan menyangkut cara kita memperlakukan

pengetahuan; c. evaluasi. Evaluasi merupakan proses menguji relevansi dari

ketepatan pengetahuan.

Model David Ausubel, belajar menerima dan menemukan masing-masing

dapat merupakan hafalan atau bermakna, tergantung pada situasi terjadinya

belajar. Belajar dengan menghafal yaitu mendapatkan informasi dengan

mengingat kata demik kata atau angka demi angka. Belajar dengan bermakna

yaitu informasi yang dipelajari disusun sesuai dengan struktur Kognitif peserta

didik, sehingga dapat mengaitkan pengetahuan baru dengan struktur

Kognitifnya. Peserta didik akan belajar dengan baik jika apa yang disebut

“pengatur kemajuan (belajar)” advance organizers didefinisikan dan

dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada peserta didik. Pengatur

kemajuan belajar adalah konsep atau informasi umum yang mewadahi

(mencakup) semua isi pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik.

3. Aliran Humanistik

Teori belajar dari psikologi Humanistik. teori ini berpendapat bahwa

penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan

perhatian peserta didik, dengan maksud untuk membentuk peserta didik agar

mengembangkan dirinya yaitu membentuk masing-masing individu untuk

mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya

dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri peserta didik.

4. Aliran Sibernetika

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 31

Page 32: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Teori belajar Sibernetika merupakan teori belajar terbaru. Teori ini adalah

mengenai pengelolaan informasi. Sibernetika yaitu system informasi yang

diproses. Tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi,

yang tepat untuk semua peserta didik. Maka, sebuah infromasi mungkin akan

dipelajari seorang peserta didik dengan satu macam proses belajar, dan

informasi yang sama itu mungkin akan dipelajari peserta didik lain melalui

proses belajar yang berbeda.

Teori-teori belajar diatas menunjukkan bahwa belajar merupakan segala

pikiran dan tindakan yang terus menerus berdasarkan kemampuan seseorang

berdasarkan pengalaman dan pengetahuan dari lingkungannya secara terus

menerus yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi. Berdasarkan teori-teori tersebut maka pengembangan

pembelajaran PKn dapat diarahkan secara maksimal sesuai dengan materi

yang akan diajarkan sehingga mampu menghasilkan model, pendekatan,

strategi, metode, dan gaya pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan

sehingga berdampak mampu mengelola kelas sesuai kemampuan dan teorinya.

A. Aktivitas-Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah segala kegiatan seseorang dalam upaya untuk

memperoleh berbagai kemajuan bagi dirinya yang tentunya dengan berbagai

macam kegiatan. Adapun kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas dalam

belajar, Oemar Hamalik (1976) mengemukakan seperti: “mendengar,

memandang, meraba, menulis, membaca, mengamati tabel-tabel, menyusun

makalah, mengingat-ingat, berpikir, latihan atau praktik”.

Untuk jelasnya terhadap hal ini dapat dilihat sebagai berikut:

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 32

Page 33: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

1. Mendengar: dalam kehidupan sehari-hari orang selalu dalam pergaulan,

komunikasi, bercakap-cakap dengan orang lain. Yang tentunya akan

membuat situasi tersendiri bagi orang-orang yang terlibat dalam

percakapan yang mau tidak mau situasi seperti ini memberikan kepada

seseorang untuk belajar terutama mendengar. Namun perlu diketahui

bahwa seseorang menjadi belajar atau tidak pada situasi seperti ini

adalah tergantung kebutuhan, motivasi dan tujuan. Sebagai contoh:

seorang dosen memberi ceramah, maka tugas peserta didik adalah

mendengar. Apabila kegiatan belajar tidak di dorong oleh kebutuhan,

motivasi dan tujuan maka sia-sialah pekerjaan tersebut yang ditandai

dengan adanya perubahan atau perkembangan pada dirinya baik berupa

pengetahuan, sikap maupun keterampilan.

2. Memandang: Setiap stimulus visual memberikan kegiatan kepada

orang untuk belajar dengan memandang. Namun tidak setiap

memandang dapat dikatakan belajar. Apabila didalam diri tidak

terdapat kebutuhan, motivasi dalam mencapai tujuan, maka hal tersebut

tidak dapat dikatakan sebagai kegiatan balajar.

3. Meraba, Membau dan Mencicipi: aktivitas Meraba, Membau dan

Mencicipi dikatakan belajar apabila aktivitas-aktivitas itu didorong

oleh adanya kebutuhan, motivasi untuk mencapai tujuan dalam

memperoleh perubahan tingkah laku. Sebagai contoh meraba kehalusan

kain, sehingga tahu keadaan kain yang baik, membau-bau minyak

wangi sehingga tau minyak wangi yang benar-benar harum. Mencicipi

adalah belajar untuk mengetahui bagaimana suatu rasa makanan dan

lain sebagainya.

4. Menulis atau mencatat: dikatakan sebagai aktivitas belajar adalah

apabila dari kegiatan tersebut akan memperoleh suatu perubahan dari

seseorang yakni dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak ada menjadi

ada. Di sekolah misalnya banyak buku-buku yang perlu dicatat untuk

dipelajari. Atau dari berbagai situasi seperti ceramah, diskusi,

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 33

Page 34: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

demonstrasi yang kesemuanya dapat dibuat catatan untuk keperluan

belajar dimasa-masa selanjutnya. Namun dalam hal ini juga tidak

semuanya kegiatan atau aktivitas menulis atau mencatat dapat

dikatakan belajar seperti menyalin, menjiplak atau mengcopy. Kegiatan

mencatat yang dapat dikatakan belajar apabila dalam mencatat tersebut

orang menyadari bahwa kegiatan tersebut merupakan kebutuhan dalam

mencapai tujuan belajar.

5. Membaca: Sebagai aktivitas belajar apabila dikerjakan secara aktif.

Seperti memperhatikan judul-judul bab, topik-topik utama dengan

orientasi kepada kebutuhan dan tujuan. Berdasarkan kebutuhan tersebut

orang biasanya memilih topik yang relevan dengan tujuan dan dari

tujuan juga dapat menentukan materi yang akan dipelajari dan disinilah

orang dapat membuat catatan-catatan yang perlu. Perlu diketahui

bahwa tidak semua kegiatan membaca dapat dikatakan belajar. Sebagai

contoh: membaca sambil berbaring ditempat tidur dengan maksud atau

tujuan agar lebih cepat tidur, maka aktivitas semacam ini tidak dapat

dikatakan belajar. Karena tidak terjadi perubahan pada dirinya, baik

pengetahuan, sikap maupun keterampilan.

6. Mengamati tabel-tabel, diagram, bagan atau peta adalah suatu kegiatan

belajar. Sebagai contoh: kalau orang akan berpergian ke suatu daerah

yang belum pernah di datanginya, maka dengan mengamati peta adalah

suatu aktivitas yang sifatnya memberikan pemahaman kepada

seseorang dalam memahami dan mengetahui mana daerah yang akan

dikunjungi. Dalam hal ini termasuk pula dengan menonton televisi.

7. Menyusun makalah adalah suatu aktivitas belajar apabila orang benar-

benar memperhatikan topiknya, bagaimana menyusun latar belakang,

perumusan masalah dan lain sebagainya. Tetapi perlu juga diketahui

bahwa tidak semua kegiatan menyusun makalah dapat dikatakan

sebagai kegiatan aktivitas belajar. Sebagai contoh: apabila menyusun

makalah dengan menjiplak atau mengcopy yaitu dengan cara

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 34

Page 35: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

mengambil materi-materi secara utuh dan meletakan pada tempat yang

sesuai, sehingga membentuk sajian yang sistematis yang lengkap.

Namun dalam kenyataan tidak ada yang berubah dalam diri si

penyusun makalah. Maka kegiatan semacam ini tidak dapat dikatakan

sebagai kegiatan belajar.

8. Mengingat-ingat, dengan maksud agar ingat tentang sesuatu.

Sebenarnya belum dapat dikatakan sebagai kegiatan belajar. Mengingat

yang dapat dikatakan sebagai aktivitas belajar apabila disadari atas

kebutuhan serta kesadaran dalam mencapai tujuan lebih lanjut.

9. Berpikir adalah salah satu aktivitas belajar. Karena melalui berpikir

orang memperoleh penemuan-penemuan baru, setidak-tidaknya orang

menjadi tahu tentang sesuatu melalui kegiatan berpikir.

10. Latihan atau praktek adalah termasuk kegiatan belajar. Karena setiap

latihan atau praktek dilakukan karena adanya dorongan untuk mencapai

tujuan yang tentunya dapat memberikan atau menghasilkan berbagai

aspek pada dirinya apakah berupa pengetahuan, sikap maupun

keterampilan. Hasilnya sudah barang tentu akan berupa pengalaman

yang dapat mengubah diri seseorang sebanyak mungkin kearah yang

lebih baik.

Berdasarkan pada uraian diatas, kiranya dapat disimpulkan bahwa

aktivitas-aktivitas belajar dapat berupa mendengar, memandang termasuk

menonton, meraba, membau/mencium, mencicipi, menulis, atau mencatat,

membaca, membuat ringkasan, mengingat-ingat, berpikir dan lain sebagainya

yang kesemuanya itu membawa perubahan pada diri seseorang yang belajar

baik dalam bentuk pengetahuan, sikap maupun keterampilan.

B. Faktor Penunjang Keberhasilan Belajar

Pendidikan dasar merupakan salah satu tingkat lembaga pendidikan pada

tingkat dasar yang memiliki visi dan misi untuk membantu optimalisasi

pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan potensi anak masing-

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 35

1

Page 36: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

masing. Belajar dan pembelajaran di sekolah akan berhasil dalam mewujudkan

visi dan misi serta tujuan pendidikan yang ditetapkan, bila tersedia sarana dan

prasarana penunjang pendidikan yang memadai, tetapi tidak melupakan juga

sumber daya manusia dan manajemen berbasis sekolah. Artinya untuk

mengembangkan dan mencapai output pendidikan yang berkualitas maka

harus dengan input dan proses pendidikan yang berkualitas.

Hakikatnya pendidikan berlangsung sepanjang hayat. Dalam konteks ini,

pendidikan dapat berlangsung didalam berbagai lingkungan, yaitu lingkungan

pendidikan informal (keluarga), didalam lingkungan pendidikan formal

(sekolah), dan didalam lingkungan nonformal (masyarakat). Lingkungan

Belajar di sini menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam

pendidikan.Sutari Imam Barnadib menyatakan (dalam Hasbullah, 2005), “…

untuk mencapai pendidikan yang berkualitas maka faktor yang diperhatikan

yaitu (1) pendidik, (2) peserta didik, (3) sarana prasarana, (4) lingkungan, (5)

tujuan pendidikan”.

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manuasia.

Dengan belajar manusia melakukan perubahan – perubahan kualitatif individu

sehingga tingkah lakunya berkembang.Melalui belajar, baik di sekolah

maupun di rumah dapat mengembangkan berbagai macam pengetahuan,

keterampilan, potensi diri dan kecakapan yang dimiliki peserta didik, sehingga

dapat meningkatkan kualitas dirinya agar lebih baik dari sebelumnya. Agar

dapat meningkatkan kualitas dirinya, peserta didik harus berpacu untuk meraih

prestasi yang baik dengan cara belajar yang optimal.

Faktor – faktor yang menunjang keberhasilan belajar menurut Wasty

Soemanto (1983) adalah sebagai berikut :

1. Faktor stimulus belajar, yaitu “segala hal yang terdapat diluar diri

seseorang (individu) yang sifatnya merangsang untuk mengadakan

reaksi atau perbuatan belajar”. Stimulus dalam hal ini mencakup

material, penguasaan serta susunan lingkungan eksternal yang harus

diterima atau dipelajari, seperti fasilitas belajar terpenuhi, letak

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 36

Page 37: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

sekolah dengan rumah tidak terlalu jauh, sarana sekolah tersedia dan

sebagainya.

2. Metode belajar, yang bersifat marathon atau dengan sistem satu

malam, sebenarnya kurang dapat diyakini kebenarannya. Karena

belajar yang baik bukan 1 x 5 jam, tetapi 5 kali 1 jam. Artinya

belajar yang berulang-ulang lebih baik dari belajar selama sekali

selama 5 jam.

3. Bimbingan dalam belajar.

Bimbingan dalam belajar sangat diperlukan, dalam arti sebatas yang

diperlukan. Sebab bimbingan yang terlalu banyak, menjelimet akan

menimbulkan kebosanan.

4. Motivasi.

Motivasi atau dorongan yang akan menimbulkan perubahan kondisi

internal yang berupa motif-motif yang merupakan dorongan yang

menyebabkan individu berusaha mencapai tujuan. Motif dapat

datang dari luar seperti orang lain dan dapat pula diri sendiri seperti

ingin cepat sekali selesai sekolah agar cepat bekerja.

C. Masalah-Masalah Dalam Belajar

Menurut Suryabrata (1983) mengatakan timbulnya masalah dalam belajar,

disebabkan oleh:

1. Faktor-faktor Sosial

Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial disini adalah faktor

manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun

kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir.

2. Faktor-faktor Fisiologis

Faktor-faktor Fisiologis ini masih dapat lagi dibedakan menjadi dua

macam, yaitu :

a) jasmani pada umumnya, dan

b) keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 37

Page 38: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

a. Keadaan Tonus Jasmani Pada Umumnya

Keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan

melatarbelakangi aktivitas belajar; kedaan jasmani yang segar

akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang

segar; keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya daripada

yang tidak lelah.

b. Keadaan Fungsi-fungsi Jasmani Tertentu Terutama Fungsi-fungsi

Pancaindera

Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan

mempergunakan pancainderanya. Dalam sistem persekolahan

dewasa ini di antara pancaindera itu yang paling memegang

peranan dalam belajar adalah mata dan telinga.

3. Faktor-faktor Psikologis

Pendidik seberapa dapat haruslah berusaha mengenal

kebutuhan yang mana terutama dominan pada anak didiknya.

Selanjutnya suatu pendorong yang biasanya besar pengaruhnya

dalam belajarnya anak-anak didik kita ialah cita-cita. Cita-cita

merupakan pusat dari bermacam-macam kebutuhan, artinya

kebutuhan-kebutuhan biasanya disentralisasikan disekitar cita-cita

itu, sehingga dorongan tersebut mampu memobilisasikan energi

psikis untuk belajar.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 38

Page 39: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

BAB V. MODEL PEMBELAJARAN PKn BERORIENTASI PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL

Pembelajaran dapat diartikan dari beberapa sudut pandang. Pertama,

pembelajaran diartikan sebagai kegiatan menyampaikan pesan berupa

pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari guru kepada peserta didik. Kedua,

pembelajaran dipandang sebagai suatu proses penggunaan seperangkat

keterampilan (teaching as a skill) secara terpadu. Ketiga, pembelajaran

dipandang sebagai suatu seni, yang mengutamakan penampilan (kinerja) guru

secara unik yang berasal dari sifat-sifat khas, dan perasaan serta naluri guru.

Keempat, pembelajaran dipandang sebagai penciptaan suatu sistem lingkungan

yang memungkinkan terjadinya proses belajar (Kartadinata, S dan Permana, J.,

1997; Raka Joni, 1983; Hasibuan dan Mudjiono, 1995) (dalam Suharjo, 2006).

A. Model Pembelajaran Portofolio

Fajar (2004) mengemukakan bahwa portofolio adalah suatu kumpulan

pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi

menurut panduan-panduan yang ditentukan. Panduan-panduan ini beragam

tergantung pada mata pelajaran dan tujuan penilaian portofolio. Portofolio

dalam pembelajaran PKn merupakan kumpulan informasi yang tersusun

dengan baik yang menggambarkan rencana kelas peserta didik berkenaan

dengan suatu isu kebijakann publik yang telah diputuskan untuk dikaji mereka,

baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara keseluruhan. Portofolio kelas

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 39

Page 40: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

berisi bahan-bahan seperti pernyataan-pernyataan tertulis, peta, grafik,

fotografi, dan karya seni asli. Bahan-bahan ini menggambarkan:

1. Hal-hal yang telah dipelajari peserta didik berkenaan dengan suatu masalah

yang telah mereka pilih;

2. Hal-hal yang telah dipelajari peserta didik berkenaan dengan alternatif-

alternatif pemecahan terhadap masalah tersebut;

3. Kebijakan publik yang telah dipilih atau dibuat oleh peserta didik untuk

mengatasi masalah tersebut;

4. Rencana tindakan yang telah dibuat peserta didik untuk digunakan dalam

mengusahakan agar pemerintahan menerima kebijakan yang mereka

usulkan.

Pembelajaran PKn yang berbasis model pembelajaran portofolio

memperkenalkan kepada para peserta didik dan mendidik mereka dengan

metode dan langkah-langkah yang digunakan dalam proses politik.

Pembelajaran ini bertujuan untuk membina komitmen aktif para peserta didik

terhadap kewarganegaraannya dan pemerintahannya dengan cara:

1. membekali pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk

berpartisipasi secara efektif;

2. membekali pengalaman praktis yang dirancang untuk mengembangkan

kompetensi dan efektivitas partisipasi;

3. mengembangkan pemahaman akan pentingnya partisipasi warga

negara.

Pembelajaran ini akan menambah pengetahuan, meningkatkan

keterampilan, dan memperdalam pemahaman peserta didik tentang bagaimana

bangsa Indonesia, yakni kita semua, dapat bekerja sama mewujudkan

masyarakat yang lebih baik. Pembelajaran ini bertujuan untuk membantu

peserta didik belajar bagaimana cara mengungkapkan pendapat, bagaimana

cara menentukan tingkat pemerintahan dan lembaga pemerintah manakah yang

paling tepat dan layak untuk mengatasi masalah yang diidentifikasi oleh

mereka, dan bagaimana cara mempengaruhi penetapan-penetapan kebijakan

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 40

Page 41: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

pada tingkat pemerintahan tersebut. Pembelajaran ini mengajak para peserta

didik untuk bekerja sama dengan teman-temannya di kelas dan, dengan

bantuan guru serta para relawan, agar tercapai tugas-tugas pembelajaran.

Langkah-langkahnya yaitu:

1. Membentuk Kelompok sesuai

dengan tugas masing-masing yang telah ditetapkan.

2. Mengidentifikasi masalah yang

akan dikaji.

3. Mengumpulkan dan menilai

informasi dari berbagai sumber berkenaan dengan masalah yang dikaji.

4. Mengkaji pemecahan masalah.

5. Membuat kebijakan publik.

6. Membuat rencana tindakan.

Model pembelajaran ini perlu disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan

kebutuhan peserta didik bahkan tingkat perkembangannya. Guru dapat

memodifikasi model dengan tidak mengubah prinsip-prinsip pokok. Dalam

pembelajaran PKn yang berbasis portofolio, kelas dibagi ke dalam empat

kelompok. Setiap kelompok bertanggungjawab untuk membuat satu bagian

portofolio kelas. Adapun tugas kelompok-kelompok tersebut.

1. Kelompok Portofolio Satu: Menjelaskan Masalah

Kelompok portofolio satu ini bertanggungjawab untuk menjelaskan

masalah yang telah dipilih untuk dikaji oleh kelas. Kelompok ini pun harus

menjelaskan mengapa masalah tersebut penting dan mengapa lembaga

pemerintahan tersebut harus menangani masalah tersebut.

2. Kelompok Portofolio Dua: Menilai Kebijakan Alternatif yang

Diusulkan unntuk Memecahkan Masalah

Kelompok ini bertanggungjawab untuk menjelaskan kebijakan saat ini

dan/atau kebijakan alternatif yang dirancang untuk memecahkan masalah.

3. Kelompok Portofolio Tiga: Membuat Satu Kebijakan Publik yang

akan Didukung oleh Kelas

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 41

Page 42: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Kelompok ini bertanggungjawab untuk membuat satu kebijakan publik

tertentu yang disepakati untuk didukung oleh mayoritas kelas serta

melakukan justifikasi terhadap kebijakan tersebut.

4. Kelompok Portofolio Empat: Membuat Suatu Rencana Tindakan agar

Pemerintah Mau Menerima Kebijakan Kelas

Kelompok ini bertanggungjawab untuk membuat suatu rencana tindakan

yang menunjukkan bagaimana warga negara dapat mempengaruhi

pemerintah untuk menerima kebijakan yang didukung kelas.

Bagaimana kedudukan dari portofolio tersebut? Karya dari keempat

kelompok akan diutamakan pada portofolio kelas. Karya tersebut memiliki dua

seksi: Seksi Penayangan dan Seksi Dokumentasi.

1. Seksi Penayangan. Untuk seksi ini hasil karya (hasil penelitian dan

pengumpulan informasi) masing-masing dari keempat kelompok

ditempelkan pada satu bidang panel dari papan tayangan empat-panel.

Tayangan ini dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diletakkan di atas

meja, papan buletin atau pada empat kuda-kuda.

Bahan-bahan yang ditayangkan dapat meliputi pernyataan-pernyataan

tertulis, daftar sumber, peta, grafik, photo, karya seni asli, dan sebagainya.

2. Seksi Dokumentasi. Masing-masing dari keempat kelompok harus memilih

dari bahan-bahan yang terkumpul, bahan-bahan terbaik yang

mendokumentasikan atau memberi bukti penelitiannya. Bahan-bahan yang

termasuk ke dalam seksi dokumen harus mewakili contoh-contoh

penelitian terpenting dan/atau paling bermakna yang telah dikerjakan

peserta didik. Tidak semua penelitian harus dimasukkan. Bahan-bahan ini

dimasukkan ke dalam sebuah map jepit. Gunakan pemisah berwarna beda

untuk memisahkan keempat seksi dokumentasi dari keempat kelompok

portofolio tersebut (Winataputra, dkk, 2008).

B. Model Pembelajaran Pendidikan Nilai

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 42

Page 43: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Pendidikan nilai adalah program dan proses pendidikan yang lebih

menekankan kepada pengembangan aspek afektif daripada aspek kognitif,

dimana lingkup pendidikan ini menyangkut pembinaan sistem nilai dari

peserta didik. Pengembangan pendidikan nilai menjadi model pembelajaran

tak terlepas dari kondisi PKn peserta didik yang selama ini tidak memiliki

kompetensi untuk dapat melaksanakan suatu pilihan nilai sebagai dasar untuk

berprilaku warga negara (W. Sri Anitah, 2009). Proses penilaian adalah

bagaimana nilai-nilai ini ditanamkan kepada seseorang oleh lingkungan

masyarakatnya untuk membangun cara memandang dan sikap hidup. Nilai-

nilai yang terdapat dalam lingkungan tidak saling bertentangan, terdapat

keterkaitan antara bagian yang satu dengan yang lain serta ada kerjasama

antara bagian-bagian nilai dalam lingkungan itu secara serasi dan seimbang.

Langkah-langkah Pembelajaran Pendidikan Nilai yaitu 1)

memperkenalkan nilai positif dan nilai negatif; 2) menanamkan cara

memandang; 3) menanamkan sikap hidup; 4) membentuk kelompok terdiri

dari 3-4 orang per kelompok (heterogen); 5) diskusi/debat dan presentasi hasil

C. Model Pembelajaran Pendidikan Moral Pancasila

Pendidikan Moral Pancasila adalah program dan proses pendidikan

yang mengkaji bagaimana peserta didik memiliki kemampuan untuk

memperkokoh moralitasnya sehingga moral itu menjadi sistem nilai yang

mempribadi. Pancasila sebagai dasar negara sekaligus sebagai sumber moral

bagi bangsa Indonesia. Semua perangkat hukum norma susila dan kebiasaan

yang tumbuh dan dikembangkan dalam masyarakat Indonesia dalam konteks

kehidupan bernegara seluruhnya tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai

yang terkandung dalam Pancasila (Al Muchtar, 2009).

Langkah-langkah pembelajaran Pendidikan Moral Pancasila yaitu 1)

Mencari permasalahan yang terbaru; 2) membentuk kelompok terdiri dari 2-3

orang (heterogen); 3) observasi lingkungan masyarakat; 4) mencatat hasil

observasi dan membuat laporan; 5) presentasi menggunakan laptop dan LCD.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 43

Page 44: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

D. Model Pembelajaran Teknik Mengklarifikasi Nilai (Value Clasification

Technique/VCT)

Model pembelajaran ini menggabungkan Pendidikan Nilai dengan

Pendidikan Moral Pancasila melalui pengembangan nilai dan moral yang

menghasilkan pemecahan masalah berupa ide-ide program permainan (Al

Muchtar, 2009). Tujuan model pembelajaran ini sebagai media internalisasi

dan personalisasi suatu nilai dan moral. VCT akan memberikan pemahaman

dan penyadaran pemilikan nilai serta kemampuan untuk menggunakannya

dalam memecahkan masalah-masalah yang kehidupan berhubungan dengan

sistem nilai.

Langkah-langkah pembelajaran VCT yaitu 1) pemilihan (choosing); 2)

merasakan (prizing), dan melakukan (acting). Hal tersebut dilakukan melalui

metode percontohan, pembuatan daftar, dan menilai naskah tulisan.

E. Model Pembelajaran Pengembangan Keterampilan Kewarganegaraan

(Civic Skills)

Pengembangan Keterampilan Kewarganegaraan adalah program dan

proses pendidikan yang mengembangkan keterampilan warga negara untuk

melaksanakan demokrasi. Langkah-langkah pembelajarannya yaitu 1)

Merumuskan tujuan pembelajaran; 2) merumuskan materi PKn; 3)

Merumuskan peta konsep materi PKn; 4) mengembangkan alat evaluasi yang

berbasis proses pembelajaran; 5) pengembangan media pembelajaran sesuai

karakteristik materi pembelajaran.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 44

Page 45: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

BAB VIKARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

Peserta didik berhak mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 mengenai standar nasional

pendidikan mengamanatkan bahwa pendidikan yang berkualitas merupakan

pendidikan yang menunjukkan kualitas yang baik yang tercermin dari

pemenuhan standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, serta penilaian.

Standar pendidikan nasional tersebut perlu disesuaikan dengan perkembangan

kehidupan baik lokal, nasional, maupun global (Baedhowi, 2010). Dengan

menerapkan standar nasional pendidikan, diharapkan akan terwujud

pendidikan nasional yang berfokus pada peserta didik yang akan

dikembangkan oleh guru menjadi warga negara yang cerdas, menghargai

kearifan lokal, dan mampu menampilkan watak Indonesia bergaul dalam

peradaban bangsa-bangsa.

Pembentukan kepribadian menjadi salah satu tujuan pendidikan nasional

dengan beberapa langkah yang akan dilakukan, yaitu (1) pembangunan

pendidikan nasional ke depan didasarkan pada paradigma pembangunan

manusia Indonenesia seutuhnya; (2) pembangunan pendidika nasional

menempatkan anak didik sebagai subjek; (3) pembangunan pendidikan

nasional bertunjukan untuk memanusiakan manusia secara totalitas; (4)

pembangunan pendidikan nasional bertujuan agar anak menguasai ipteks dan

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 45

Page 46: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

ketrampilan, yang dilandasi iman, takwa, estetika, moral, berbudaya, berdaya,

dan berkepribadian mulia.

Kepribadian dapat dibentuk melalui proses pembelajaran, yaitu (1)

memberikan konsep-konsep baik dan buruk; (2) memberikan contoh peristiwa,

watak, sikap, perilaku, dan tutur bahasa yang baik dan santun; (3) Peserta didik

disuruh menilai peristiwa watak, sikap perilaku, dan tutur bahasa

seseorang/masyarakat; (4) watak, sikap, perilaku, dan tutur bahasa yang baik

dan santun para guru sebagai model pembelajaran; (5) pembentukan

kepribadian menjadi tanggungjawab semua pendidik/guru (Haris Supratno,

2010).

A. Peserta Didik

Peserta didik merupakan suatu komponen masukan dalam sistem

pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga

menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Sebagai suatu komponen pendidikan, peserta didik dapati ditinjau dari

berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis,

dan pendekatan edukatif/paedagogis (Oemar Hamalik, 2007).

Pendekatan Sosial. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang sedang

disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota

masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,

masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas. Peserta didikperlu

disiapkan agar pada waktunya mampu melaksanakan perannya dalam dunia

kerja dan dapat menyesuaikan diri dari masyarakat. Dalam konteks inilah,

peserta didik melakukan interaksi dengan rekan sesamanya, guru-guru, dan

masyarakat yang berhubungan dengan sekolah. Dalam situasi inilah nilai-nilai

sosial yang terbaik dapat ditanamkan secara bertahap dan terus menerus

melalui proses pembelajaran dan pengalaman langsung.

Pendekatan Psikologis. Peserta didik adalah suatu organisme yang sedang

tumbuh dan berkembang. Peserta didik memiliki berbagai potensi manusiawi,

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 46

Page 47: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

seperti: bakat, minat, kebutuhan, sosial-emosional-personal, dan kemampuan

jasmaniah dikembangkan melalui proses pendidikan dan pembelajaran di

sekolah, sehingga membentuk manusia seutuhnya (memanusiakan manusia).

Perkembangan itu bersifat keseluruhan, misalnya perkembangan intelegensi,

sosial, emosional, spritual, yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Hasil penelitian mengenai kebutuhan pendidikan pada peserta didik remaja

menunjukkan, bahwa ada 11 kelompok kebutuhan, ialah:

1. Belajar dan sukses di sekolah;

2. Pertumbuhan dan perkembangan kesehatan;

3. Kemampuan sosial;

4. Hubungan antara laki-laki dan perempuan;

5. Penyesuaian jabatan;

6. Menemukan filsafat hidup;

7. Perkawinan dan kehidupan keluarga;

8. Persoalan keuangan, pengeluaran dan keamanan;

9. Pengertian dan perdamaian dunia;

10. Pengertian atas bangsa sendiri dan warga negara yang aktif.

Pemuasan kebutuhan ini tidak dilakukan secara serentak, melainkan secara

bertahap dan seiring dengan perkembangan fisik dan rohani.

Pendekatan edukatif/paedagogis. Pendekatan ini menempatkan peserta

didik sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka

sistem pendidikan menyeluruh dan terpadu. Dalam UU No. 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI pasal 24 menjelaskan bahwa

setiap peserta didik pada suatu satuan pendidikan mempunyai hak-hak sebagai

berikut:

1) Mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya;

2) Mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan

berkelanjutan, baik untuk mengembangkan kemampuan diri maupun untuk

memperoleh pengakuan tingkat pendidikan tertentu yang telah dibakukan;

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 47

Page 48: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

3) Mendapat bantuan fasilitas belajar, beasiswa, atau bantuan lain sesuai

dengan persyaratan yang berlaku;

4) Pindah ke satuan pendidikan yang sejajar atau yang tingkatnya lebih tinggi

sesuai dengan persyaratan penerimaan peserta didik pada satuan

pendidikan yang hendak dimasuki;

5) Memperoleh penilaian hasil belajarnya;

6) Menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang ditentukan;

7) Mendapat pelayanan khusus bagi yang menyandang cacat.

Berdasarkan kutipan tersebut, tampak jelas bagaimana tingkat pengakuan

terhadap peserta didik, yang tentunya harus dilaksanakan pula dalam praktik

pendidikan di sekolah.

Identitas individu adalah hasil dari pendidikan individu, budaya kelompok

dan sekolah. Peserta didik harus dapat menjawab, bagaimana peserta didik

belajar? Bagaimana peserta didik dapat tumbuh berkembang? Bagaimana

peserta didik dapat mengetahui kebutuhan paling dasar yang diperlukan?

Bagaimana individu membangun dirinya dari peserta didik sekolah dasar

menjadi peserta didik sekolah menengah dan seterusnya.

Individu berasal dari kata in-dividere artinya tidak dapat dibagi-bagikan

(Gerungan, 1981), atau sebagai sebutan bagi manusia yang berdiri sendiri,

manusia perorangan (Lysen, 1981). Aristoteles berpendapat bahwa manusia

merupakan perjumlahan daripada beberapa kemampuan tertentu yang masing-

masing bekerja tersendiri seperti kemampuan-kemampuan vegetatif yaitu

makan dan berkembang biak, kemampuan sensitif, yaitu kemampuan bergerak

mengamat-amati, bernafsu dan perasaan, dan kemampuan intelektif, yaitu

berkemampuan berkecerdasan. Lain halnya dengan pendapat Descartes, bahwa

manusia terdiri atas zat rohaniah ditambah zat materiel merupakan suatu

kesatuan jiwa raga yang berkegiatan sebagai keseluruhan. Jika manusia

mengamati sesuatu maka kita bukan hanya melihat sesuatu dengan alat mata

kita, melainkan juga dengan seluruh minat dan minat perhatian yang kita

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 48

Page 49: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

curahkan kepada objek yang kita amati dipengaruhi oleh niat dan kebutuhan

(dalam Udin S. Winataputra, 2008).

Salah satu kriteria guru yang baik adalah jika guru itu dapat mengenal dan

memahami peserta didiknya. Dengan begitu, guru dapat memberikan

pendidikan dan pembelajaran secara tepat. Dalam praktik pendidikan di

sekolah seringkali kita jumpai sistem pembelajaran maupun tindakan guru

yang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan anak.

Penggunaan strategi/metode dan media yang selalu sama pada semua materi

pelajaran, pembelajaran yang secara rutin didominasi oleh keaktifan guru,

tuntutan kurikuler yang terlalu tinggi kepada peserta didik, merupakan

beberapa contoh dari ketidaktepatan guru dalam merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran. Kondisi tersebut salah satunya bersumber dari

kurangnya pemahaman guru terhadap hakekat, sifat, dan karakteristik peserta

didik.

Dari segi antropologis, anak didik itu pada hakikatnya sebagai makhluk

individual, makhluk sosial, dan makhluk susila (moralitas). Sebagai makhluk

individual, nak itu mempunyai karakteristik yang khas (unik) yang dimiliki

oleh dirinya sendiri dan tidak ada kembarannya dengan yang lain. Jadi setiap

anak itu memiliki perbedaan-perbedaan individual (individual differences)

yang secara alami ada pada setiap pribadi anak. Bahkan dua anak kembar yang

berasal dari satu telur pun masing-masing mempunyai karakteristik yang unik.

Setiap anak memiliki perbedaan individual baik dalam bakat, watak

temperament, tempo serta irama perkembangnya. Dengan adanya karakteristik

yang khas ini, maka anak didik itu kehendak, perasaan, kecenderungan,

motivasi, yang berbeda-beda (Tim Dosen IKIP Malang, 1980; Saifullah, A.,

1982; Kartono, K., 1992) (dalam Suharjo, 2006).

Anak didik sebagai makhluk susila atau bermoral, anak didik itu pada

dasarnya memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila, dan

mampu membedakan hal-hal yang baik dari yang buruk sesuai dengan norma-

norma tertentu yang didasarkan kepada filsafat hidup atau ajaran agama

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 49

Page 50: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

tertentu. Manusia sebagai makhluk susila juga berarti manusia itu memiliki

nilai-nilai, menghayati dan melaksanakan nilai tersebut dalam perbuatan.

Pemahaman anak tentang kesusilaan itu tidak serta merta dipahami oleh

peserta didik. Oleh karena itu peserta didik harus diarahkan, dibimbing, dan

dididik ke arah tujuan hidup yang sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan yang

dijunjung tinggi (Saifullah, A., 1982; Kartono, K., 1992; Drijarkara, 1978)

(dalam Suharjo, 2006).

B. Karakteristik

Kemendiknas (2010) menjelaskan bahwa karakter adalah ”watak,

tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil

internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai

landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebjikan

terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak,

dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain”. Interaksi seseorang dengan

orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa.

David O. McKay berpendapat pengetahuan adalah bijaksana dan

bijaksana adalah karakter. Kualitas pendidikan di suatu bangsa sangat jelas

tergambar dari kualitas para pendidik (guru) dan kurikulumnya. Keterkaitan

erat antara kualitas pendidikan dan kualitas guru adalah suatu keniscayaan

mengingat peran sentral dan esensial yang diemban guru baik dalam pola

pendidikan formal maupun dalam pendidikan informal. Sementara itu,

kurikulum dan media pembelajaran merupakan aspek penting dalam

pendidikan. Kurikulum yang oleh para pakar pendidikan dianggap sebagai

”Key aspect in education” merupakan arah dan sekaligus pedoman bagi

penyelenggaraan pendidikan. Sementara guru, sebagai ujung tombak atau key

person dalam implementasi kurikulum.

Sejak dasarwasa terakhir ini perhatian pemerintah terhadap guru baik

secara kuantitas maupun kualitas sangat tinggi. Melalui berbagai upaya, seperti

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 50

Page 51: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

sertifikasi guru, pemberian beasiswa, pengangkatan dan penambahan guru, dan

peningkatan profesionalisme guru, pemerintah secara bertahap tetapi pasti

ingin meningkatkan kualitas dan kuantitas, serta kesejahteraan guru. Hal ini

dilakukan karena pemerintah sadar betul peran guru dalam pembentukan

karakter bangsa yang cirinya memiliki nasionalisme yang tinggi, bekerja keras

dan jujur, memiliki kepekaan dan solidaritas sosial tinggi, berkualitas dan

berdaya saing tinggi, serta menjunjung tinggi nilai-nilai keimanan dan

ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa dalam kehidupan bermasyarakat dan

bernegara sejalan dengan Pancasila dan UUD 1945 beserta amandemennya. Di

samping itu, kurikulum yang merupakan guideline bagi tujuan pendidikan

yang ingin dicapai, yang tidak lain adalah suatu upaya untuk membentuk

karakter dan identitas bangsa yang handal, profesional, dan berdaya saing serta

berdaya juang tinggi. Karakter bangsa yang demikian inilah yang sangat

diperlukan dalam dunia global yang selalu berkembang dan hampir tanpa batas

(borderless world).

Pembentukan karakter merupakan hal yang sangat penting dalam dunia

pendidikan. Munculnya fenomena tawuran antara pelajar (bahkan mahasiswa),

pemalakan dan premanisme yang dilakukan pelajar, membuktikan bahwa

penanaman nilai-nilai agama atau etika masih dinilai kurang dalam

pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, perlu kiranya upaya revitalisasi

pembelajaran yang dilakukan oleh para guru dan dosen terhadap peserta didik

maupun mahasiswanya, sehingga para guru maupun dosen tidak hanya

transfer of knowledge saja, akan tetapi yang lebih utama adalah transfer of

value. Dengan demikian, diharapkan kelak akan muncul generasi-generasi

bangsa yang melek dan menguasai Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Sains

(IPTEKS), yang dilandasi penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Iman dan

Taqwa (IMTAQ) (Baedhowi, 2010). Dari hal inilah peran guru dan dosen

dalam pembentukan karakter bangsa dipertaruhkan.

Karakteristik adalah ciri-ciri atau keadaan sifat mendasar yang terdapat dan

melekat pada sesuatu hal yang menjadi objek perhatian/telaah. Pemahaman

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 51

Page 52: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

terhadap ciri-ciri atau karakteristik sesuatu benda atau objek perhatian

didasarkan pada tanda-tanda yang dapat dikenali, mulai berdasar kemampuan

penginderaan hingga menurut pemahaman yang menuntut kemampuan logika.

Dengan demikian fungsi pengenalan terhadap karakteristik/ciri-ciri objektif

sesuatu hal diperlukan dalam setiap membangun pengetahuan untuk menjadi

dasar pengertian/pemahaman yang komprehensif atau apa yang disebut

verstehen di dalam kerangka ilmu pengetahuan (Al-Lamri dan Ichas, 2006:18).

Pengelompokan karakteristik perkembangan peserta didik dalam

pengembangan materi pelajaran berdasar kurikulum 1994, dikenali dua

pembagian besar, yakni kelas rendah (kelas 1- kelas 3) dan kelas tinggi (kelas

4 – kelas 6). Hurlock (2004:14) menyatakan bahwa anak usia enam sampai

sepuluh atau dua belas tahun adalah akhir masa kanak-kanak. Lebih lanjut

Hurlock (2004:146-147) mengemukakan bahwa orang tua, pendidik, dan ahli

psikologi memberikan berbagai label kepada periode ini dan label-label itu

mencerminkan ciri-ciri penting dari periode akhir masa kanak-kanak ini.

a. Label yang digunakan oleh orang tua, akhir masa kanak-kanak

merupakan usia menyulitkan-suatu masa di mana anak tidak mau lagi

menuruti perintah dan di mana ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-

teman sebaya daripada oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya.

b. Label yang digunakan oleh pendidik, para pendidik melabelkan

akhir masa kanak-kanak dengan usia sekolah dasar. Pada usia tersebut

anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap

penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa; dan

mempelajari berbagai keterampilan penting tertentu, baik keterampilan

kurikuler maupun ekstrakurikuler.

c. Label yang digunakan oleh ahli psikologi, bagi ahli psikologi,

akhir masa kanak-kanak adalah usia berkelompok-suatu masa di mana

perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman

sebaya sebagai anggota kelompok, terutama kelompok yang bergengsi

dalam pandangan teman-temannya. Oleh karena itu, anak ingin

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 52

Page 53: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

menyesuaikan dengan standar yang disetujui kelompok dalam penampilan,

berbicara, dan perilaku.

C. Peserta Didik dan Perubahan Karakter

Pengembangan karakter bagai para peserta didik di sekolah diprogramkan

melalui strategi seperti tertera pada gambar berikut (Syamsu Yusuf L.N. dan

Nani M. Sugandhi, 2011).

Gambar 2. Startegi Pendidikan karakter di Sekolah

Pada dasarnya fungsi sekolah dari awal pendiriannya mempunyai misi

untuk membangun karakter atau akhlak para peserta didik, di samping

mengembangkan wawasan dan penguasaan ilmu dan teknologi. Untuk

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 53

Penataan Sosio-Emosional dan Kultur Akademik Sekolah

Penciptaan Iklim Religius yang kondusif

Bekerjasama dengan Pihak

Lain

Terpadu dalam Proses Belajar Mengajar

STRATEGI PENDIDIKA

N KARAKTER Di SEKOLAH

Terpadu dalam program Bimbingan

Konseling

Terpadu dalam Program Ekstrakurikuler

Page 54: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

melaksanakan pendidikan karakter di sekolah, ada beberapa strategi yang

seyogyanya ditempuh, yaitu seperti digambarkan di atas. Setiap strategi

tersebut dijelaskan pada paparan berikut.

1) Menciptakan iklim religius yang kondusif. Strategi ini dimaksudkan adalah

bahwa sekolah, dalam hal ini pihak pimpinan sekolah, guru-guru, dan staf

sekolah lainnya perlu memiliki komitmen yang sama untuk merealisasikan

(mengamalkan) nilai-nilai agama atau ketakwaan kepada Tuhan Yang

Maha Esa, dalam proses pendidikan di sekolah.

2) Menata iklim sosio-emosional. Sekolah merupakan lingkungan yang

diharapkan dapat mengembangkan kompetensi sosial dan emosional

peserta didik. Untuk itu sekolah perlu memfungsikan dirinya sebagai

lingkungan yang mendukung berkembangnya kedua kompetensi peserta

didik tersebut.

3) Membangun budaya akademik. Sekolah sebagai lembaga pendidikan perlu

membangun budaya akademik di kalangan para peserta didik. Yang

dimaksud dengan budaya akademik adalah merujuk kepada sikap mental,

kebiasaan, dan perilaku yang terkait dengan proses pengembangan

intelektual, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk di

dalamnya aspek kejujuran akademik (tidak mencontek atau menjadi

plagiator).

4) Terpadu dengan proses pembelajaran. Pendidikan karakter bukan mata

pelajaran, tetapi setiap guru dituntut untuk menanamkan nilai-nilai karakter

(akhlak mulia) itu kepada para peserta didik. Cara yang dapat ditempuh

oleh guru dalam menanamkan karakter tersebut, di antaranya adalah (a)

memberi teladan kepada peserta didik dalam bertutur kata yang santun,

berpakaian yang bersih dan sopan (menutup aurat bagi yang muslim), dan

disiplin dalam mengajar; (b) mengaitkan nilai-nilai karakter dengan materi

pelajaran; (c) memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

mengemukakan pendapat, atau mengajukan pertanyaan; (d) bersikap

objektif dalam memberikan nilai; (e) memberikan reward

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 54

Page 55: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

(penghargaan/pujian) kepada peserta didik yang berprestasi atau

berperilaku baik, dan memberikan hukuman yag bersifat edukatif kepada

peserta didik yang berperilaku kurang baik; dan (f) membangun sikap

toleransi, saling menghargai dan tolong menolong di antara peserta didik.

5) Terpadu dalam program bimbingan dan konseling. Bagi sekolah-sekolah

yang sudah melaksanakan program bimbingan dan konseling, pendidikan

karakter itu terintegrasikan juga ke dalam program tersebut. Dalam

pelaksanaannya, guru bimbingan dan konseling atau konselor dapat

memasukkannya ke dalam empat area/bidang garapan bimbingan, yaitu

bidang bimbingan pribadi, sosial, akademik, dan karier.

Pendidikan harus dipandang sebagai suatu proses perkembangan yang

berjalan sepanjang hidup selain itu, pendidikan juga merupakan suatu interaksi

sehingga dapat dilaksanakan dalam bentuk pendidikan formal maupun

nonformal. Pendidikan formal adalah pedidikan yang diselenggarakan melalui

jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri dari pendidikan

dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Tujuan pendidikan di sekolah dasar (SD) adalah untuk memperoleh

penganjaran dan pendidikan dari guru dengan transfer pengetahuan dan

pengalaman nyata, meningkatkan prestasi peserta didik dalam pendidikan,

serta mengetahui tingkat kedisiplinan peserta didik dalam belajar dan

pembelajaran.

Membentuk peserta didik harus berdasarkan dengan tujuan pendidikan

nasional dimulai sejak dini mulai PAUD dan TK, SD/MI/SLB,

SMP/MTs/SMPLB, SMA/SMK/MA, baik negeri maupun swasta, sampai

perguruan tinggi.

Pendidikan dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar bagi

peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota

masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan

untuk mengikuti pendidikan menengah (UU No. 20 Tahun 2003).

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 55

Page 56: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Pendidikan dasar sangat penting karena disinilah peserta didik mulai

belajar dari yang tidak tahu menjadi tahu yang nantinya akan menciptakan

tingkah laku kearah yang lebih baik. Belajar adalah suatu proses perubahan

perilaku yang relative bersifat menetap yang disebabkan oleh adanya

pengalaman (Hitipeuw, 2009).

Perubahan pada diri individu akan terjadi jika diri mau menerima

pengalaman dan pengetahuan yang baru mereka terima dari pengajaran dan

pendidikan. Hal ini disebabkan pada dasarnya mereka adalah “Animal

Educondum” artinya manusia yang dapat di didik, Sasmita (1991: 5)

mengemukakan agar memperoleh sikap, pengetahuan dan ketrampilan serta

perilaku tersebut, maka peserta didik harus memiliki disiplin belajar yang

tinggi,karena dengan disiplin, maka segala usaha untuk membiasakan diri

untuk melawan nafsu yang ceroboh, tidak hati-hati, tidak teratur dalam berbuat

sesuatu akan dapat tercapai dengan baik.

Berdasarkan teori, kenyataan memang memperlihatkan bahwa dengan

keseimbangan mengajar antara teori dan praktik dalam artian mengajar dan

mendidik sedangkan dalam ranah taksonomi tujuan pendidikan mata pelajaran

PKn maka civic knowledge, civic skills, dan civic participation. Akan tetapi

kenyataan berdasarkan observasi di sekolah-sekolah bahwa guru hanya

mengajarkan dari segi kognitif aja atau civic knowledge. Hal ini, dapat terlihat

bahwa ada sebagian besar peserta didik selalu datang ke sekolah tidak tepat

waktu, tidak mengikuti upacara bendera, sering ribut dikelas mengganggu

temannya saat belajar, dan mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, tugas

dikerjakan oleh orang lain (Apriana, 2012). Perilaku peserta didik tersebut

dikarenakan kurangnya disiplin dalam belajar di sekolah. Dengan begitu secara

tidak langsung akan mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Namun pada

dasarnya prestasi belajar juga tidak hanya dipengaruhi faktor internal, artinya

faktor dari individu peserta didik tersebut, seperti intelegensi. Faktor lain yang

juga mempengaruhi prestasi belajar yaitu lingkungan, yang dalam hal ini

meliputi lingkungan soaial dan non sosial. Baik lingkungan sekolah,

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 56

Page 57: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

lingkungan pergaulan, lingkungan keluarga maupun lingkungan tempat tinggal

dari peserta didik itu sendiri. Hal itu mengindikasikan bahwa kedisiplinan dan

kondisi lingkungan tempat tinggal mempunyai peranan penting atau hubungan

dengan prestasi belajar seorang peserta didik. Prestasi belajar berarti

kemampuan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran yang dinilai dalam

bentuk raport setiap akhir semester.

Kemampuan merupakan suatu bentuk kekuatan sisawa baik itu berupa

kesiapan mental, intelektual yang berwujud, sikap ilmu pengetahuan maupun

keterampilan yang dimiliki oleh setiap individu Peserta Didik.

Jhonnson mengemukakan (dalam Wijaya dan Jabrurio Pukyam, 1991)

kemampuan Peserta Didik merupakan kemampuan Peserta Didik dalam proses

belajar-mengajar yang merupakan gambaran perilaku yang rasional untuk

mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.

Dari pendapat diatas lebih mengungkapkan kemampuan cenderung

menunjuk pada perilaku baik itu rasional maupun kualitatif dalam proses

belajar mengajar.

Dari pengertian-pengertian mengenai belajar-mengajar kemampuan

Peserta Didik. Maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan Peserta

Didik dalam proses belajar mengajar adalah suatu bentuk kekuatan yang

berasal dari individu Peserta Didik untuk suatu proses perubahan secara formal

dengan mengikuti sistem lingkungan yang diinginkan untuk menjawab suatu

yang dihadapinya.

a. Karateristik kemapuan Peserta Didik dalam proses belajar mengajar

Karateristik kemapuan Peserta Didik merupakan ciri-ciri atau

gambaran tingkah lakuyang menunjukan tingkah kemampuan Peserta

Didik.

Karakteristik kemampuan sebagai berikut : (1). Peserta Didik aktif

dalam mengikuti pelajaran, (2). Mampu menyelesaikan tes tepat pada

waktunya, (3). Cepat tanggap terhadap respon yang datang dari diri

sendiri, (4). Bertanggup jawab bila ada pekerjaan rumah, (5). Mampu

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 57

Page 58: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

mengembangkan diri dalam mengikuti pelajaran (Wijaya dan Pusyam

1991).

Dari pendapat lain sebagai berikut:

Karakteristik Peserta Didik yaitu bila Peserta Didik menunjukan ciri

sebagai berikut: (1). Mampu menciptakan ide-ide, seperti cara belajar

yang baik, pembagian waktu dan sebagainya, (2). Cepat dan tepat

dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, (3). Mampu merespon

adanya suatu yang baru, (4). Kreatif untuk menciptakan hal-hal yang

baru.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik

kemampuan Peserta Didik itu hal-hal yang dilakukan Peserta Didik

sehubungan dengan belajar seperti keaktifan, kecepatan dan ketepatan

menyelesaikan masalah, disiplin dalam pembagian waktu, mempunyai

daya respon terhadap lingkungan belajar, dan memiliki ide-ide kretif

mengembangkan diri untuk menciptakan hal baru.

Selanjutnya marilah kita lihat karakteristik anak dari segi pertumbuhan

fisik dan psikologinya. Anak sejak di dalam kandungan sampai mati akan

mengalami proses pertumbuhan yang bersifat jasmaniah maupun

kejiwaannya. Pertumbuhan dalam arti sempit merupakan perubahan dalam

aspek jasmaniah, seperti berubahnya struktur tulang, tinggi dan berat

badan, dan sebagainya, sedangkan dalam arti luas pertumbuhan dapat

mencakup perubahan secara psikis, misalnya munculnya kemampuan

berfikir simbolik, abstrak, dan sebagainya. Dengan kata lain, pertumbuhan

itu merupakan peralihan tingkah laku atau fungsi kejiwaan dari yang lebih

rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Pertumbuhan dan perkembangan

itu berlangsung secara teratur dan terus menerus ke arah kemajuan.

Sebagaimana dikemukakan oleh Angela Anning (1994) perkembangan dan

belajar anak itu sebagai berikut.

1. Kemampuan berfikir anak itu berkembang secara sekuensial dari

kongkrit menuju abstrak.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 58

Page 59: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

2. Anak harus siap menuju ke tahap perkembangan berikutnya dan tidak

boleh dipaksakan untuk bergerak menuju tahap perkembangan kognitif

yang lebih tinggi, misalnya: dalam hal membaca permulaan, mengingat

angka, dan belajar konservasi.

3. Anak belajar melalui pengalaman-pengalaman langsung, khususnya

melalui aktivitas secara efektif di sekolah.

4. Anak memerlukan pengembangan kemampuan penggunaan bahasa

yang dapat digunakan secara efektif di sekolah.

5. Perkembangan sosial anak bergerak dari egosentris menuju kepada

kemampuan untuk berempati dengan yang lain.

6. Setiap anak sebagai seorang individu, masing-masing memiliki cara

belajar yang unik.

D. Disiplin Belajar Peserta Didik

Pengertian Disiplin Belajar

Sikap disiplin merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

dimiliki oleh setiap peserta didik.Sikap disiplin peserta didik dapat

tumbuh dan berkembang dengan melakukan latihan-latihan yang dapat

memperkuat diri sendiri dengan jalan membiasakan diri untuk patuh

pada peraturan-peraturan yang ada. Dengan membiasakan diri untuk

berdisiplin lambat laun akan tumbuh kesadaran pada diri peserta didik

untuk selalu mematuhi segala peraturan yang ada, dan sikap disiplin

yang tumbuh dari kesadaran dalam diri peserta didik akan dapat

bertahan lama dan bahkan dapat melekat dalam diri peserta didik yang

terwujud dalam setiap tingkah laku dan perbuatannya dalam sepanjang

hidupnya.

Disiplin merupakan salah satu aspek pendidikan yang sangat

penting untuk diperhatikan. Tanpa adanya kesadaran akan keharusan

melaksanakan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya, pengajaran

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 59

Page 60: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

tidak mungkin dapat mencapai target yang maksimal.Sikap disiplin,

dalam hal ini adalah sikap disiplin peserta didik dalam belajar baik

secara langsung maupun secara tidak langsung dapatberpengaruh pada

proses belajar mengajar, dan bahkan akandapat berlanjut dan ikut

mempengaruhi pencapaian prestasi atau hasil belajarnya.

Seorang peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah

tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang

diberlakukan di sekolahnya, dan setiap peserta didik dituntut untuk

dapat berprilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di

sekolahnya. Menurut Prijodarminto (1994) ‘‘Disiplin merupakan suatu

kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian

perilaku yang menunjukan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

keteraturan dan ketertiban’’. Sedangkan menurut Hurlock (1996) ‘‘

Disiplin belajar adalah kepatuhan seseoarang dalam mengikuti

peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang

ada pada kata hatinya”.

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin

belajar adalah suatu bentuk kepatuhan, ketertiban dan ketaatan peserta

didik yang dilandasi oleh kesadaran pribadi terhadap aturan-aturan

yang di buat oleh diri sendiri atau pihak lain. Ketaatan tersebut

dilakukan dalam usaha untuk memperoleh perubahan baik berupa

pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil dari latihan-latihan

yang dilakukan.

a. Jenis-jenis disiplin belajar

Menurut Hurlock (2004), jenis–jenis disiplin yaitu:

a. Disiplin di rumah meliputi: disiplin belajar,disiplin membantu

orang tua, disiplin beribadah, bila meninggalkan rumah harus

pamitan dengan orang tua.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 60

Page 61: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

b. Disiplin di sekolah meliputi: masuk sekolah tepat waktu,

memakai pakai seragam sekolah, mentaati tata tertib sekolah,

menghormati ibu/bapa guru.

b. Ciri-ciri disiplin belajar

Seseorang yang mempunyai disiplin diri memiliki ciri-ciri

seperti dikemukakan dikemukakan oleh Prijodarminto (1994) adalah

sebagai berikut :

1. Memiliki nilai-nilai ketaatan yang berarti individu memiliki

kepatuhan terhadap peraturan yang ada di lingkungannya.

2. Memiliki nilai-nilai keteraturan yang berarti individu

mempunyai kebiasaan melakukan kegiatan dengan teratur dan

tersusun rapi.

3. Memiliki pemahaman yang baik mengenai sistem aturan

perilaku, norma kriteria dan standar yang berlaku di masyarakat.

Menurut Imelda (2003) peserta didik yang disiplin dalam

belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mentaati tata tertib disekolah

2. Berprilaku disiplin di dalam kelas

3. Menyelesaikan tugas tepat waktu

4. Belajar dengan sungguh-sungguh

5. Keteraturan dalam belajar di sekolah

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri disiplin belajar peserta didik adalah disiplin belajar

peserta didik di sekolah yang meliputi perilaku peserta didik yang

tidak menyimpang dari peraturan yang ada di sekolah. Seperti

mentaati tata tertib sekolah, perilaku disiplin dalam kelas,

menyelesaikan tugas tepat waktu, belajar di sekolah dengan

sungguh-sungguh dan keteraturan belajar di sekolah.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 61

Page 62: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

c. Kegunaan Disiplin Belajar

Kegunaan disiplin yaitu menciptakan karakter anak untuk

dapat mengontrol diri untuk selalu dalam kegiatan yang berguna.

Sedangkan Hurlock (2004) mengemukakan bahwa kegunaan

disiplin adalah “Membuat anak didik terlatih dan terkontrol, dengan

mengajarkan anak didik bertingkah laku yang pantas dan tidak

pantas”.

Menurut Tulus Tu’u (2004) disiplin mempunyai banyak

fungsi. Adapun fungsi-fungsi disiplin adalah sebagai berikut :

1. Menata kehidupan bersama2. Membangun kepribadian3. Melatih kepribadian4. Pemaksaan5. Hukuman6. Menciptakan lingkungan yang kondusif

Adapun penjelasan dari pendapat tersebut di atas adalah

sebagai berikut:

1. Menata kehidupan bersama

Disiplin mempunyai fungsi untuk mengatur tata kehidupan

manusia dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat.

Dengan tata kehidupan berdisiplin, hubungan antara individu

yang satu dengan yang lainnya akan menjadi lebih baik dan

lancar.

2. Membangun kepribadian

Suatu lingkungan yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang

baik akan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kepribadian

seseorang. Peserta didik merupakan sosok manusia muda yang

sedang tumbuh kepribadiannya, apabila dalam lingkungan

sekolah terdapat suasana yang tertib, teratur, tenang dan tentram,

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 62

Page 63: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

maka akan sangat berperan dalam membangun kepribadian yang

baik.

3. Melatih kepribadian

Suatu sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan

berdisiplin tidak terbentuksecarasertamertadalamwaktu yang

singkat, akan tetapi terbentuk melalui proses yang panjang.

Adapun salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut

dilakukan melalui latihan.

4. Pemaksaan

Disiplin dapat terjadi karena adanya dorongan dan kesadaran dari

dalam dirinya sendiri dan adapula muncul karena adanya

pemaksaan dan tekanan yang berasal dari luar dirinya. Sikap

disiplin yang timbul dari dalam kesadaran diri sendiri sifatnya

sangat baik dan kuat. Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan

atas kesadaran sendiri akan bermanfaat bagi kemajuan dan

pengembangan dirinya.

5. Hukuman

Tata tertib sekolah berisi hal-hal yang positif yang harus ditaati dan

dilakukan oleh peserta didik. Pemberian sanksi atau hukuman

sangat penting untuk menegakkan kedisiplinan peserta didik dan

disamping itu juga dapat memberi dorongan bagi peserta didik

untuk selalu patuh dan mentaati segala macam peraturan yang

berlaku di sekolah.

6. Menciptakan lingkungan yang kondusif.

Segala macam bentuk aturan yang diberlakukan di sekolah

merupakan wujud usaha dari sekolah untuk menegakkan

kedisiplinan bagi semua elemen yang ada di dalamnya, termasuk

yang di dalamnya adalah guru, karyawan dan peserta didik. Sikap

dan perubahan disiplin di sekolah harus dilakukan secara konsisten,

sehingga dapat berfungsi untuk mendukung dan memperlancar

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 63

Page 64: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan di sekolah, sehingga

dapat dicapai prestasi belajar yang optimal.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat ditegaskan

manfaat disiplin secara umum adalah agar peserta didik menjadi

terlatih, terbiasa, dan terkontrol. Sehingga dalam melakukan

berbagai tindakan peserta didik akan selalu berpedoman pada

norma-norma yang berlaku, baik di rumah, di sekolah maupun di

lingkungan masyarakat. Peserta didik dapat membedakan mana

perilaku yang baik dan mana perilaku yang tidak baik.

d. Unsur-unsur Disiplin Belajar

Menurut Tulus Tu’u (2004) menyebutkan unsur-unsur disiplin

adalah sebagai berikut :

1. Mengikuti dan mentaati peraturan, nilai dan hukum yang berlaku.

2. Pengikutandanketaatantersebut terutama muncul karena adanya

kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan

keberhasilan dirinya, dapat juga muncul karena rasa takut,

tekanan, paksaan dan dorongan dari luar diri.

3. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah,

membina dan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai

yang ditentukan atau diajarkan.

4. Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang

berlaku dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan

memperbaiki tingkah laku.

5. Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran

perilaku.

Senada dengan pendapat di atas menurut Hurlock (1996)

unsur-unsur pokok dalam disiplin antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mentaati peraturan, nilai dan hukum

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 64

Page 65: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

2. Kesadaran diri untuk mentaati peraturan

3. Tujuan membentuk sikap disiplin

Adapun penjelasan dari pendapat tersebut di atas adalah

sebagai berikut :

1) Mentaati Peraturan, Nilai dan Hukum

Peserta didik yang disiplin dalam belajar maka akan mentaati

ketentuan dalam belajar sesuai dengan aturan yang diberikan

sekolah dengan nilai atau melakukan hal yang baik dan

menjauhi hal-hal yang dilarang oleh sekolah dalam belajar.

2) Kesadaran Diri Untuk Mentaati Peraturan

Peserta didik yang disiplin akan belajar secara teratur dan sadar

bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya,

dengan adanya disiplin kesadaran itu akan tumbuh dalam diri

peserta didik dilandasi oleh kesadaran pribadi terhadap

peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.

3) Tujuan Membentuk Sikap Disiplin

Sikap disiplin akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik

apabila berdasarkan atas kesadaran diri sendiri. Disiplin yang

tidak bersumberdarihatinuraniakanmenghasilkandisiplin yang

lemah dan tidak akan bertahan lama. Disiplin yang tumbuh atas

kesadaran diri, yang demikian itu diharapkan tertanam dalam

diri seseorang.

Disiplin belajar erat kaitannya dengan kepatuhan peserta

didik terhadap peraturan yang berlaku di sekolah tempat belajarnya.

Peserta didik harus memiliki sikap disiplin dan kesadaran diri untuk

mematuhi peraturan dalam kegiatan belajar mengajar yang

ditetapkan oleh sekolah, tanpa adanya paksaan dari pihak lain.

Kepatuhan terhadap peraturan secara sadar merupakan modal utama

untuk menghasilkan suatu sikap yang sadar akan tujuan untuk

melakukan kegiatan yang bermanfaat.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 65

Page 66: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Peserta didik yang terbiasa belajar teratur dengan baik maka

akan mudah menerima pelajaran dan mendapatkan hasil belajar

yang memuaskan. Hurlock (1996) mengemukakan tujuan

membentuk sikap disiplin adalah sebagai berikut:

1. Membantu anak untuk menjadi matang pribadinya dan

mengembangkan diri sifat-sifat ketergantungan sehingga ia

mampu berdiri sendiri atas tanggung jawab sendiri.

2. Membantu anak untuk mengatasi, mencegah timbulnya masalah-

masalah disiplin dan berusaha untuk menciptakan situasi yang

tertib bagi kegiatan belajar mengajar dimana mereka mentaati

segala peraturan yang telah ditetapkan.

Disimpulkan bahwa tujuan membentuk sikap disiplin adalah

untuk membentuk anak untuk belajar mandiri, tertib dan

bertanggung jawab dalam kegiatan belajar, selain itu disiplin juga

membantu peserta didik mengatasi dan mencegah timbulnya

masalah atau kesulitan belajar.

E. Sikap dan Perilaku Warga Negara

Peserta didik akhirnya akan berlaku sebagai warga negara, Bagaimana

sikap dan perilaku warga negara? Tentu yang diharapkan adalah warga

negara yang memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku yang baik. Hal

tentunya sudah pahami bahwa ini merupakan sasaran dari mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan yang selalu geluti di kelas setiap hari.

Setiap negara tentu memiliki prinsip-prinsip politik yang diterapkan

kepada warga negaranya sehingga atribut-atribut kewarganegaraan itu

tentu akan berbeda-beda menurut hakikat sistem politik masing-masing.

Menurut Cogan (1998), mengelompokkan warga negara dalam 5 kategori,

yaitu:

1. A sense of identify;

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 66

Page 67: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

2. The enjoyment of certain rights;

3. The fulfillment of corresponding obligations;

4. A degree of interest and involvement in public affairs, and;

5. An acceptance of basic societal values.

Jadi, warga negara yang diharapkan memiliki atribut berikut.

1. Warga negara harus memiliki identitas atau jati diri sesuai dengan

ideologi negaranya, seperti warga negara Indonesia, ia memiliki

identitas sebagai insan Tuhan, insan yang peduli terhadap orang lain

dan lingkungannya, dan loyal terhadap bangsa dan negara.

2. Warga negara memiliki hak-hak tertentu, artinya warga negara

mengetahui hak-haknya, dan pemerintah menjamin hak-hak warga

negaranya.

3. Warga negara memiliki kewajiban-kewajiban yang menjadi keharusan

sehingga selalu menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi

dengan kepentingan publik serta memiliki sikap tanggungjawab.

4. Warga negara memiliki sikap tanggungjawab untuk berpartisipasi demi

kepentingan umum sehingga merasa terpanggil untuk ikutserta dalam

kegiatan-kegiatan yang bersifat kepentingan umum.

5. Warga negara memiliki sikap menerima nilai-nilai dasar

kemasyarakatan sehingga mampu menjalin dan membina kerjasama,

kejujuran dan kedamaian serta rasa cinta dan kebersamaan.

Kelima atribut ini sangat tepat sekali dimiliki oleh warga negara dalam

situasi bangsa kita sekarang ini. Sering kita jumpai masyarakat selalu

menuntut hak-haknya tanpa peduli terhadap kewajiban-kewajibannya. Jika

atribut-atribut ini sudah hilang dari bangsa kita ini maka apa jadinya

bangsa kita yang tercinta ini (Winataputra, dkk, 2008).

Dalam menghadapi kehidupan abad ke-21, warga negara perlu

memiliki karakteristik, keterampilan dan kompetensi tertentu agar dapat

menghadapi dan mengatasi kecenderungan yang tidak diinginkan serta

dapat menumbuhkembangkan kecenderungan-kecenderungan yang

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 67

Page 68: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

diinginkan. Cogan (1998) mengidentifikasi 8 karakteristik yang perlu

dimiliki warga negara, yaitu sebagai berikut.

1. Ability to look at and approach problems as a

member of a global society;

2. Ability to work with others in a cooperative way

and to take responsibility for one’s roles/duties within society;

3. Ability to understand, accept, and tolerate

cultural differences,

4. Capacity to think in a critical and systematic

way;

5. Willingness to resolve conflict in a non-violent

manner;

6. Willingness to change one’s lifestyle and

consumption habits to protect the environment;

7. Ability to be sensitive towards and to defend

human rights (eg., rights of women, ethnic minorities, etc);

8. Willingness and ability to participate in politics

at local, national, and international levels.

Maksudnya adalah agar warga negara memiliki kemampuan sebagai

berikut.

Pertama, kemampuan untuk mengamati dan melakukan pendekatan

terhadap masalah atau tantangan sebagai anggota masyarakat global. Individu

asal mulanya adalah sebagai anggota keluarga yang hanya menghadapi

permasalahan di lingkungan keluarga. Akan tetapi, sebagai manusia/warga

negara dan sekaligus pula menjadi anggota masyarakat, seharusnya peduli

kepada lingkungan yang lebih luas. Oleh karena kita sebagai anggota keluarga,

juga sebagai anggota masyarakat, sebagai warga negara dan juga sebagai

warga dunia. Oleh karena sikap rasa kemanusiaan tidak terbatas lokal,

nasional, tetapi nasional dan global.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 68

Page 69: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Kedua, memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain dan

memikul tanggungjawab atas peran dan kewajibannya dalam masyarakat.

Dalam bekerjasama tidak dibatasi oleh lingkungan etnis dan kepulauan, akan

tetapi harus menempatkan diri bahwa kita adalah anggota masyarakat yang

memiliki peran dan tanggungjawab bersama bahkan ada rasa memiliki dan

kewajiban untuk bekerjasama.

Ketiga, kemampuan untuk memahami, menerima dan toleran terhadap

perbedaan budaya. Perbedaan bukan pemisah akan tetapi harus dianggap

sebagai pemersatu dan kekayaan bangsa.

Keempat, kemampuan untuk berpikir secara kritis dan sistematis. Dalam

menghadapi berbagai masalah tidak cukup berpangku tangan, akan tetapi harus

peduli dan kritis dan sistematis dalam mencari solusi demi kepentingan

bersama.

Kelima, mampu untuk menyelesaikan konflik tanpa kekerasan. Kekerasan

dalam menyelesaikan konflik bukanlah atribut bangsa yang religius. Jauhilah

kekerasan tetapi konflik dapat diselesaikan.

Keenam, mampu untuk mengubah gaya hidup dan kebiasaan konsumtif

guna melindungi lingkungan.

Ketujuh, peka terhadap hak asasi manusia. Berani menengakkan hak asasi

manusia, tetapi juga melaksanakan kewajiban-kewajiban. Sebagai contoh hak-

hak kaum perempuan dan etnik minoritas.

Kedelapan, kesadaran dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam

kehidupan politik pada tingkat lokal, nasional dan internasional.

Karakter dan komitmen sangat penting karena memungkinkan proses

politik berfungsi secara efektif untuk peningkatan kebersamaan dan memberi

kontribusi pada realisasi ide-ide fundamental sistem politik termasuk

perlindungan hak-hak individu. Karakter warga negara yang konduktif untuk

berfungsinya dmeokrasi konstitusional secar sehat, yaitu keadaban (civility),

tanggungjawab, disiplin diri, rasa kewarganegaraan (civic mindedness),

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 69

Page 70: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

kemauan kompromi, toleran terhadap keragaman, kasih sayang, solidaritas dan

loyalitas, minat dan motivasi (dalam Winataputra, dkk, 2008).

Hubungan warga negara dengan komponen-komponen sistem pendidikan

tersebut dapat digambarkan dalam diagram 1.

Unsur Instrumental a b c d e f

Lingkungan

Gambar 2. Hubungan Komponen Sistem Pendidikan

Sebagai sistem, peserta didik sebagai input dari masyarakat yang berupa

anak-anak berusia minimum 7 tahun dan/atau telah mengikuti pendidikan

taman kanak-kanak. Dalam proses pendidikan peran lingkungan sangat

berpengaruh pada hasil belajar. Lingkungan merupakan kondisi yang berada di

luar sekolah dan yang berada di sekitar individu.

Lingkungan merupakan sesuatu yang ada di luar dari suatu mahluk hidup

atau individu. Lingkungan ini mengitari manusia sejak manusia dilahirkan

sampai dengan meninggalnya. Antara lingkungan dengan mahluk hidup ada

pengaruh timbal balik, artinya lingkungan mempengaruhi mahluk hidup yang

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 70

Warga negara (Peserta Didik) (Raw Input)

Proses Pendidikan Tujuan Pendidikan yang harus dicapai (Output)

Page 71: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

tinggal disekitarnya dan sebaliknya mahluk hidup juga mempengaruhi

lingkungan sekitar.

Menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyanti (2001),’’ Lingkungan dalam

pengertian umum, berarti situasi disekitar kita’’. Artinya lingkungan itu luas

sekali yaitu segala sesuatu yang berada diluar dan dalam semesta ini. Bagi

seorang anak yang hidup dan tinggal disuatu tempat, maka apa saja yang ada

disekitarnya merupakan lingkungan bagi anak baik berupa benda mati seperti

rumah yang merupakan tempat tinggal bagi anak beserta fasilitasnya.

Secara umum lingkungan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu

lingkungan soaial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial meliputi

sistem nilai, norma, kebiasaan, dan segala pola tingkah laku yang terwujud

dari interaksi manusia. Sedangkan lingkungan non sosial meliputi unsur-unsur

yang bersifat fisik atau gejala alam, baik berupa tata ruang, fasilitas hidup,

cuaca, waktu, udara dan lain sebagainya.

Berdasarkan pembahasan teori-teori maka dapat disimpulkan bahwa

proses pendidikan di sekolah dasar melibatkan komponen-komponen:

a. Visi, misi, dan tujuan pendidikan.

b. Peserta didik,

c. Pendidik dan tenaga kependidikan,

d. Kurikulum/materi pendidikan,

e. Proses belajar mengajar,

f. Sarana dan prasarana pendidikan,

g. Manajemen pendidikan di sekolah, dan

h. Lingkungan eksternal pendidikan.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 71

Page 72: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

BAB VIIGURU SEBAGAI PENDIDIKAN WARGA NEGARA

A. Karakter, Komitmen dan Dedikasi Pendidik

Ornstein mengemukakan hasil penelitian David Ryans tentang

karakteristik guru yang efektif atau yang sangat diharapkan. Ryans meneliti

lebih dari 6.000 orang guru di 1.700 sekolah, dalam jangka waktu sekitar enam

tahun, dengan menggunakan teknik observasi dan “self rating”. Ryans

mengklasifikasikan karakteristik guru itu ke dalam empat kluster dimensi guru,

yaitu (1) kreatif: guru yang kreatif bersifat imajinatif, senang bereksperimen,

dan orisinal; sedangkan yang tidak kreatif bersifat rutin, bersifat eksak, dan

berhati-hati; (2) Dinamis: guru yang dinamis bersifat energik dan extrovert,

sedangkan yang tidak dinamis bersifat pasif, menghindar, dan menyerah; (3)

Terorganisasi: guru bersifat sadar akan tujuan, pandai mencari pemecahan

masalah, control; sedangkan yang tidak terorganisasi bersifat kurang sadar

akan tujuan, tidak memiliki kemampuan mengontrol; dan (4)Kehangatan: guru

yang memiliki kehangatan bersifat pandai bergaul, ramah, sabar; sedangkan

yang dingin bersifat tidak bersahabat, sikap bermusuhan, dan tidak sabar

(dalam Yusuf L.N. dan Sugandhi, 2011).

Tabel 4. Karakteristik Guru yang Efektif dan Tidak Efektif

Karakteristik yang Efektif Karakteristik yang Tidak Efektif

1. Menampilkan sikap yang bersemangat

2. Menaruh perhatian terhadap

1. bersikap apatis dan malas

2. kurang menaruh perhatian terhadap peserta didik dan

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 72

Page 73: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

peserta didik dan kegiatan kelas3. Bergirang hati dan optimis4. Memiliki kemampuan

mengendalikan diri dan tidak mudah bingung

5. Senang bergurau dan humor6. Mengakui kesalahan sendiri7. Bersikap adil dan objektif dalam

memperlakukan peserta didik8. Bersikap sabar9. Menunjukkan sikap memahami

dan simpati dalam bekerja dengan peserta didik

10. Bersahabat dan ramah dalam bergaul dengan peserta didik

11. Membantu memecahkan masalah peserta didik (pribadi atau pendidikan)

12. Memberikan penghargaan kepada peserta didik yang melakukan tugas dengan baik

13. Menerima dan memercayai usaha peserta didik

14. Memiliki kemampuan untuk mengantisipasi reaksi orang lain

15. Mendorong peserta didik untuk mencoba melakukan sesuatu dengan cara yang baik

16. Merencanakan dan mengorganisasikan prosedur pembelajaran di kelas

17. Bersifat fleksibel dalam merencanakan pembelajaran di kelas

18. Mengantisipasi kebutuhan peserta didik

19. Menstimulasi peserta didik melalui materi dan metode yang menarik

20. Mendemonstrasikan dan menerangkan materi pelajaran dengan jelas

21. Memberikan tugas dengan jelas22. Mendorong peserta didik untuk

memecahkan masalahnya sendiri

kegiatan kelas3. depresi dan pesimis4. mudah naik darah dan mudah

bingung5. terlalu serius6. tidak menyadari kesalahan sendiri7. tidak bersikap adil dan objektif

terhadap peserta didik8. tidak sabar9. kurang bersikap simpati dan

sering melecehkan (mencemooh) peserta didik

10. kurang ramah atau bersahabat dalam bergaul dengan peserta didik

11. kurang memerhatikan masalah peserta didik

12. tidak memberikan penghargaan kepada peserta didik

13. bersikap curiga terhadap motif peserta didik

14. kurang memiliki kemampuan untuk mengatisipasi reaksi orang lain

15. tidak berusaha memberikan dorongan kepada peserta didik

16. tidak merencanakan dan mengorganisasikan pembelajaran

17. perencanaan pembelajaran bersifat kaku

18. gagal dalam mengantisipasi kebutuhan peserta didik

19. materi dan metode pembelajaran tidak menarik perhatian peserta didik

20. kurang jelas dalam menerangkan materi pelajaran

21. kurang jelas dalam memberikan tugas

22. kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memecahkan masalahnya sendiri

23. kurang menegakkan disiplin secara positif

24. memberikan bantuan dengan

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 73

Page 74: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

dan mengevaluasi hasilnya23. Menegakkan disiplin dengan cara

yang positif24. Memberikan bantuan kepada

peserta didik secara ikhlas25. Mengetahui secara dini dan

mencoba memecahkan berbagai masalah potensial

setengah hati (kurang ikhlas)25. gagal dalam memahami dan

memecahkan masalah potensial

Pendidik merupakan salah satu komponen yang sangat berperan penting

dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar. Pendidik adalah tenaga

professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan

pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,

terutama bagi pendidik di perguruan tinggi (UU No. 20 Tahun 2003). Pendidik

yang bertugas melaksanakan pendidikan dan pengajaran di sekolah disebut

guru, sedangkan yang bertugas di perguruan tinggi disebut dosen (Suharjo,

2006).

Pendidik mempunyai kewajiban dan hak sesuai UU No. 20 Tahun 2003.

Kewajiban meliputi tiga macam yaitu (1) menciptakan suasana pendidikan

yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; (2) mempunyai

komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan (3)

memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan

sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Sedangkan Hak-haknya

sebagai berikut.

1. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan social yang pantas dan

memadai;

2. Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;

3. Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;

4. Perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil

kekayaan intelektual; dan

5. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, fasilitas

pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 74

Page 75: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Untuk mendapatkan hak setelah memenuhi kewajiban. Akan tetapi

sebelum menjadi guru ada syarat-syarat yang harus dipunyai dan dikuasai,

secara umum sebagai berikut.

1. Persyaratan kepribadian. Ada beberapa pilar kunci kemuliaan akhlak

yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu (1) jujur perkataan, (2)

tutur kata yang lembut, (3) wajah yang cerah dan jernih, (4)

melaksanakan amanat yang diberikan kepadanya, (5) menepati janji,

(6) sikap yang sopan dan penuh etika, (7) berjiwa lapang dada, dan (8)

meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh norma-norma agama maupun

masyarakat, Negara, bangsa.

2. Persyaratan jasmani dan kesehatan. Seorang guru harus memiliki

kondisi kesehatan tubuh dan rohani yang baik sehingga dapat

menjalankan tugasnya sebagai guru.

3. Persyaratan penguasaan kompetensi guru kelas SD/MI. Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi – Depdiknas telah menetapkan Standard

Kompetensi Guru Kelas Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dapat

dipandang dari dua segi, yakni segi substansi dan segi tataran. Dari segi

substansi, kemampuan guru kelas SD/MI dikelompokkan dalam empat

rumpun kompetensi, yaitu penguasaan bidang studi, pemahaman

tentang peserta didik, penguasaan pembelajaran yang mendidik serta

pengembangan kepribadian dan keprofesionalan. Ditinjau dari segi

tatarannya, perangkat komptensi menjadi tiga tingkatan, yaitu

Kompetensi Utama/KU (kemampuan mutlak dalam melakukan unjuk

kerja keguruan-kependidikan, yang memungkinkan guru dapat

mengambil keputusan-keputusan professional dalam melaksanakan

tugasnya), Kompetensi Pendukung/KP (perangkat kemampuan yang

berfungsi untuk meningkatkan kemantapan pelaksanaan layanan ahli

sesuai dengan jenis dan kewenangannya), Kompetensi Lain/KL

(kemampuan tambahan yang dapat melengkapi kompetensi pelaksanan

tugas sebagai guru kelas (Ditjen Dikti, 2002; Ditjen Dikti 2003).

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 75

Page 76: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Guru dituntut untuk memiliki komitmen dan dedikasi yang tinggi dalam

mengembangkan profesionalitasnya sebagai guru sekolah dasar dengan

mampu membangun interaksi dan komunikasi sosial, memiliki daya saing dan

sikap responsive, antisipatif serta adaptif dalam era global.

Guru mempunyai wewenang mengajar berdasarkan kualifikasi sebagai

tenaga pengajar. Wewenangnya adalah melaksanakan peran (Hamalik, 2007),

yakni:

a. Sebagai fasilitator, yang menyediakan kemudahan-kemudahan bagi peserta

didik untuk melakukan kegiatan belajar;

b. Sebagai pembimbing, yang membantu peserta didik mengatasi kesulitan

dalam proses pembelajaran;

c. Sebagai penyedia lingkungan, yang berupaya menciptakan lingkungan

yang menantang peserta didik agar melakukan kegiatan belajar;

d. Sebagai komunikator, yang melakukan komunikasi dengan peserta didik

dan masyarakat;

e. Sebagai model yang mampu memberikan contoh yang baik kepada peserta

didiknya agar berperilaku yang baik;

f. Sebagai evaluator; yang melakukan penilaian terhadap kemajuan belajar

peserta didik;

g. Sebagai innovator, yang turut menyebarluaskan usaha-usaha pembaruan

kepada masyarakat;

h. Sebagai agen moral dan politik, yang turut membina moral masyarakat,

peserta didik, serta menunjang upaya-upaya pembangunan;

i. Sebagai agen kognitif, yang menyebarkan ilmu pengetahuan kepada

peserta didik dan masyarakat;

j. Sebagai manajer, yang memimpin kelompok peserta didik dalam kelas

sehingga proses pembelajaran berhasil.

B. Tugas Guru

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 76

Page 77: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Sebelum membahas tentang guru di Negara kita, terlebih dahulu akan

saya paparkan secara sepintas kondisi kepercayaan peserta didik/remaja

terhadap guru, profil guru, serta permasalahannya. Sebagai ilustrasi, saya

paparkan kembali artikel yang berjudul “The Influence of teachers” yang

ditulis oleh Csikszentmihalyi dan McCromack (2004).

Dalam artikel tersebut mereka memaparkan hasil kajian tentang idola

atau public figure para peserta didik/remaja. Berdasarkan wawancara yang

mereka lakukan terhadap para peserta didik dan remaja mengenai siapa yang

mereka anggap berpengaruh dalam hidup mereka. Hasilnya adalah mereka

menyatakan 24,58% guru, 37,29% teman sebaya, dan 38,13 orang tua mereka.

Sepintas hasil ini tidaklah mengejutkan apabila pilihan mereka tertinggi jatuh

pada orang tua, karena memang sepantasnyalah orang tua mereka yang

memiliki pegaruh lebih banyak. Tetapi yang mengejutkan dan menjadi

keprihatinan Csikszentmihalyi dan McCormack adalah prosentase yang

memilih teman sebaya ternyata jauh lebih banyak daripada yang memilih guru.

Artinya pengaruh atau peran guru dalam membimbing dan mengarahkan

peserta didik 12,71% lebih kecil daripada pengaruh teman sebaya mereka.

Padahal, kajian-kajian serupa tahun-tahun sebelumnya selalu menunjukkan

pengaruh guru yang tinggi hampir seimbang dengan pengaruh orang tua

terhadap kehidupan peserta didik. Secara tidak langsung, kepercayaan peserta

didik kepada guru atau pengaruh/peran guru terhadap masa depan peserta didik

mulai berkurang. Bahkan menurut Csikszentmihalyi dan McCormack, “many

teachers left no memorable mark”. Banyak peserta didik yang telah melupakan

gurunya. Mengapa hal ini terjadi? Padahal tanpa guru yang mengajarkan

kebenaran, pengetahuan, budaya, teknologi, nasionalisme, demokrasi dan

sebagainya (Baedhowi, 2010). Maka itu tugas guru perlu diingatkan lagi

kepada guru.

Kartono (dalam Suharjo, 2006:61) menyatakan melalui pendidikan yang

diberikan guru di sekolah, diharapkan dapat dipupuk hal-hal sebagai berikut.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 77

Page 78: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

1. Sikap mental, terutama mentalitas pembangunan, semangat

persatuan, kerukunan dan kegotong-royongan.

2. Moralitas, budi pekerti yang luhur, mematuhi nilai-nilai

kesusilaan dan kebaikan untuk melawan egoisme dan individualisme yang

semakin menjadi-jadi di masa kini.

3. Disiplin dan etik kerja yang tinggi untuk melawan apatisme,

defaitisme, fatalisme, mitos-mitos, dan irrasionalitas.

4. Sikap intelektual kritis dan terbuka terhadap modernisasi,

teknokrasi dan industrialisasi.

5. Kebajikan paling utama berupa rasa rendah hati, yang

bersumber dari rasa kecintaan pada rakyat/bangsa sendiri, dengan jalan

mendahulukan kepentingan umum atau mayoritas rakyat; menjauhkan diri

dari nafsu mendahulukan kepentingan sendiri – terutama hal ini diserukan

pada kaum elite penguasa.

Arbi (Suryosubroto, 1997) menyatakan sikap pribadi yang dijiwai oleh

filsafat Pancasila, yang akan mengagungkan budaya bangsanya, yang rela

berkorban bagi kelestarian bangsa dan negaranya termasuk dalam kompetensi

pribadi. Sedangkan kompetensi kemasyarakatan adalah kemampuan guru

dalam membina dan mengembangkan interaksi sosial baik sebagai tenaga

profesional maupun sebagai warga masyarakat.

Rosanshine (Al-Muchtar, dkk., 2009: 2.18-2.20) menyatakan

mengidentifikasi 6 hal tentang guru yang efektif, yaitu (1) melakukan reviu

harian, (2) menyiapkan materi baru, (3) melakukan praktek terbimbing, (4)

menyediakan balikan dan koreksi, (5) melaksanakan praktek mandiri, dan (6)

reviu mingguan dan bulanan.

Standar kompetensi guru sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang

No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 mencakup: (1)

kompetensi pedagogik ialah kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik, (2) kompetensi kepribadian ialah kemampuan kepribadian yang mantap,

berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik, (3)

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 78

Page 79: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

kompetensi sosial, dan (4) kompetensi profesional ialah kemampuan

penguasaan materi secara luas dan mendalam.

C. Peran Guru dan Dosen

Guru selaku pelaku utama dalam implementasi atau penerapan program

pendidikan di sekolah memiliki peranan yang sangat strategis dalam mencapai

tujuan pendidikan yang diharapkan. Dalam hal ini, guru dipandang sebagai

factor determinan terhadap pencapaian mutu prestasi belajar peserta didik.

Dalam konteks pembentukan karakter bangsa, guru maupun dosen

merupakan key person in the classroom (Davies dan Ellison, 1992) yang

memiliki peran yang amat srtategis mengingat pembentukan karakter bangsa

mengenyam pendidikan di sekolah maupun pendidikan tinggi. Oleh karena itu,

tidaklah mengherankan apabila diberbagai Negara maju telah menekankan

perlunya pendidikan karakter (Character Education) yang merupakan bagian

dari sistem pendidikan mereka. Paterson (2005) menyatakan bahwa “many

schools have looked for ways ro provide guidance for the positive behaviours

and value that should be a part oh the education for all people”. Hal yang

serupa juga dikemukakan oleh Brendtro et al (1990) yang menyatakan bahwa

banyak sekolah mulai menyadari perlunya penanaman nilai-nilai (values),

kepercayaan (beliefs), dan bahkan menanamkan nasionalisme dan kepahlawan

dengan menceritakan kepada siswa tentang pahlawan-pahlawan bangsa yang

menjadi bagian dari masyarakat. Henley et al (1999) bahkan menyatakan

bahwa di Amerika “As a result, many schools have embraced “character

education” as a way to teach community and national values”.

Jika “character education” diajarkan di sekolah maupun pendidikan tinggi

sebagai upaya “nation character building”, peran guru dan dosen menjadi

sentral dan vital, mengingat guru dan dosen yang menjadi kunci penentu

pendidikan karakter tersebut. Dengan perannya sebagai agent of change guru

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 79

Page 80: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

maupun dosen diharapkan mampu melakukan pembentukan karakter peserta

didik atau mahasiswa yang merupakan generasi muda bangsa. Oleh karena itu,

guru dan dosen harus benar-benar kompeten dan professional dalam

menjalankan peran dan tugasnya, jika tidak akan berpengaruh terhadap

kualitas dan efektivitas pembentukan karakter bangsa (Baedhowi, 2010).

Peran guru adalah mengidentifikasi tentang berbagai perspektif belajar

peserta didik, dan mengintegrasikannya di dalam pembelajaran yang

diselenggarakan. Untuk melakukan peran tersebut, seorang guru harus

memiliki pengetahuan tentang diri anak, ekspektasi dan pengalaman anak

sebelumnya dan mengembangkannya secara optimal selama pembelajaran.

Baik bagi pencitaan kondisi dan kesiapan diri mereka untuk belajar, maupun

agar bahan dan tugas-tugas belajar yang diberikan memiliki makna, dipandang

penting, serta relevan dengan apa yang telah mereka ketahui atau alami

sebelumnya. Kompetensi guru ini dalam terminasi Hoyle (Stenhouse, 1984)

dinamakan the restricted professional yang atribut-atribut kualitatif yang

minimal harus dimiliki oleh seorang guru sebagai prasyarat kelayakan profesi.

Sejalan dengan itu, Hyde and Bizar (dalam Purba, 1991) mengemukakan tujuh

prinsip pembelajaran Pendidikan IPS/PKn yang seyogyanya ditunaikan guru

dalam mengembangkan pembelajaran, yaitu:

1. Menyadari bahwa skema kognitif, salah

konsep atau teori-teori yang naïf yang dimiliki peserta didik senantiasa

akan dibawanya ke dalam kelas.

2. Lebih memperhatikan pada adanya sudut

pandang yang berbeda-beda dari setiap peserta didik.

3. Membantu peserta didik mengeksplorasi,

menggenerate, memantapkan, mengelaborasi, dan merefleksi ide-ide

pokok yang terdapat di dalam konsep peserta didik.

4. Merancang pembelajaran yang bersifat

inkuiri sistematik yang dapat mengaitkan atau menjembatani kesenjangan

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 80

Page 81: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

yang terjadi antara konsep peserta didik dengan konsep yang diharapkan

oleh kurikulum.

5. Memedomani peserta didik dengan

berbagai konsep-konsep arahan, atau mendorong peserta didik agar

berhasil mencapai pengertian baru atau dalam merestrukturisasi agar

berhasil mencapai pengertian baru atau dalam merestrukturisasi skema

konsepnya.

6. Melakukan tukar pikiran dan proses-proses

meta kognitif, sehingga peserta didik dapat melakukan refleksi terhadap

proses yang terjadi, titik kunci keputusan yang diambil, atau bagaimana

mereka mendapatkan kemantapan pengertian terhadap topic-topik tertentu.

7. Mengelaborasi skema mereka dengan

membantunya melihat kaitan antara apa yang telah mereka ketahui dengan

bidang-bidang kajian antara apa yang telah mereka ketahui dengan bidang-

bidang kajian dan permasalahan yang terdapat di dalam pendidikan. Guru

sebagai motivator, diagnostician, guide, innovator, experimenter, dan

researcher (Osborne and Freyberg; Posner et. al; Osborne, Bell and Gilbert;

Cosgrove and Osborne) (Al Muchtar, 2009).

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 81

Page 82: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

BAB VIII HASIL PELAKSANAAN TAKSONOMI TUJUAN PENDIDIKAN DI

SEKOLAH

Strategi pembelajaran yang berdasarkan taksonomi tujuan pendidikan

dalam membentuk karakter peserta didik di sekolah dasar. Pembelajaran PKn

mengajarkan sesuai dengan taksonomi tujuan pendidikan yaitu (1)

pengembangan keterampilan pemecahan masalah yang terkait pada peran

warga negara dalam proses kebijakan publik (civic skills/psikomotor), (2)

pengembangan wawasan kewarganegaraan (civic knowledge/kognitif), (3)

pengembangan keterampilan partisipasi kewarganegaraan (civic

participation/afektif). Dan memberi sumbangan pemikiran terhadap fenomena

yang terjadi. Karena hal ini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan peserta

didik kelas rendah dan kelas tinggi.

Teori tersebut di atas reduksi dari beberapa teori yang dikembangkan

antara lain oleh Branson (1998) mengemukakan pengembangan pembelajaran

pendidikan kewarganegaraaan terdiri atas tiga komponen penting, yaitu 1)

Civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), berkaitan dengan

kandungan atau apa yang seharusnya diketahui oleh warganegara; 2) Civic

skill (keterampilan kewarganegaraan), adalah kecakapan intelektual dan

partisipatoris warganegara yang relevan; dan 3) Civic disposition (watak

kewarganegaraan) yang mengisyaratkan pada karakter publik maupun privat

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 82

Page 83: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi konstitusional

(Arif, 2010) dan Vedhuis (1998) mengemukakan bahwa dalam proses

pendidikan kewarganegaraan kita harus membedakan antara aspek-aspek

pengetahuan (knowledge), sikap dan pendapat (attitudes and opinions),

keterampilan intelektual (intellectual skills), dan keterampilan partisipasi

(participatory skils) (Winataputra, Udin S. 2008:7.21).

Winataputra, Udin S. (2008:1.1-1.2) mengemukakan tugas PKn dalam

paradigma barunya mengemban tiga fungsi pokok, yakni mengembangkan

kecerdasan warga negara (civic intelligence), membina tanggung jawab warga

negara (civic responsibility) dan mendorong partisipasi warga negara (civic

participation).

Al Muchtar, dkk. (2009:i) mengemukakan strategi pembelajaran PKn

yang perlu dikembangkan guru sebagai guru PKn yang professional yaitu 1)

pengembangan keterampilan (civic skills), 2) pengembangan wawasan

kewarganegaraan (civic knowledge), 3) pengembangan partisipasi

kewargangeraan (civic participation), dan 4) pengembangan tanggung jawab

kewarganegaraan (civic responbility).

6. Pengetahuan (civic knowledge/kognitif)

Pengetahuan (civic knowledge/kognitif) yang diajarkan guru PKn dalam

membentuk karakter peserta didik. Dari hasil penelitian, strategi pembelajaran

PKn yang diterapkan oleh guru PKn lebih banyak menggunakan metode

ceramah, mendikte, dan mencatat di papan tulis serta evaluasi dengan

menggunakan soal yang dicatat dipapan tulis atau didiktekan untuk

mentransfer pengetahuan dalam membentuk karakter peserta didik di sekolah

dasar berdasarkan visi dan misi.

Mulai dari perencanaan yaitu membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan silabus ini terlihat bahwa kemampuan guru kurang

dapat mengembangkan pembelajaran menjadi PAKEM ditambah dengan

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 83

Page 84: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

belum adanya patokan buku materi pelajaran PKn yang penting sudah sesuai

KTSP atau ada tulisannya sesuai SK dan KD KTSP.

Pembelajaran yang dapat dilakukan untuk menutupi kekurangan tersebut

dan memaksimalkan daya tangkap otak peserta didik adalah setiap jadual mata

pelajaran PKn, 1) guru dalam pembelajaran harus menggunakan pakaian

adat/daerah atau batik yang mempunyai ciri khas sesuai dengan daerah

masing-masing. Dengan begitu konsentrasi pembelajaran peserta didik

menjadi terfokus sehingga mengurangi keributan menjadi bermakna dan

akhirnya menjadi pengetahuan yang selalu diingat oleh peserta didik, dan 2)

menggunakan alat musik seperti gitar untuk bernyanyi bersama menggunakan

lagu-lagu nasional (yang terlupakan) atau lagu-lagu daerah yang hampir tidak

pernah terdengar di stasiun radio maupun televisi swasta sehingga pola

pembelajaran belajar sambil bermain yang sesuai dengan kelas rendah dapat

terlaksana. Peserta didik tidak bosan, jenuh, dan merasa kelelehan.

Banyak generasi muda yang sudah melupakan bahkan tidak mau tahu,

sampai akhirnya negara lain yang ingin mematenkannya baru semua tergerak

ingin melindungi. Pengetahuan budaya daerah masing-masing sudah sangat

berkurang saat ini indikatornya adalah bahwa civic knowledge guru PKn hanya

berdasarkan SK dan KD yang ada pada materi bukan pada pengetahuan yang

juga berasal dari lingkungan.

7. Sikap (civic skills/psikomotor)

Sikap (civic skills/psikomotor) yang diajarkan guru PKn dalam

membentuk karakter peserta didik di sekolah dasar. Dari hasil penelitian,

strategi pembelajaran PKn yang diterapkan oleh guru PKn lebih banyak

menggunakan metode ceramah, mendikte, dan mencatat di papan tulis serta

memberi pengarahan dan motivasi untuk mengajarkan sikap berperilaku dalam

membentuk karakter peserta didik di sekolah dasar berdasarkan visi dan misi.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 84

Page 85: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Ibu Linda kurang pengalaman dalam organisasi, pergaulan dalam

masyarakat, dan perkembangan pengetahuan dari luar misalnya

mengembangkan banyak membaca dan suka browsing internet.

Dengan memperkenalkan istilah-istilah dan semboyan dari kebudayaan

daerah setempat dalam setiap KD yang akan diajarkan dalam perbuatan yang

nyata dalam kehidupan sehari-hari. Untuk Palangka Raya misalnya ”Huma

betang” yang berarti kebersamaan. Rumah besar yang dihuni oleh beberapa

keluarga yang dapat hidup rukun walaupun berbeda sifat tetapi dapat hidup

bersama dan saling membantu, ”Isen Mulang” artinya semangat pantang

mundur apabila berjuang dan menghadapi musuh, dan ”Oh Indang Oh Apang

Oh Pahari tuntang jalahan samandiai sahindai tau mampendeng petak danum,

uluh dayak ngaju” artinya Oh Ibu Oh Bapak Oh Saudara-Saudara dan Teman-

Teman semua...Jangan Cuma berdiri-diri menjual muka sebelum bisa

membangun Tanah Air, orang Dayak Ngaju.”

Juga di Kalimantan Tengah khususnya adalah mempunyai ciri khusus

yaitu bertutur kata yang sopan dan ramah. Setiap peserta didik menjadi

mengetahui cara melakukan bertutur kata yang sopan dan ramah dan

melakukan aktivitas dengan menggunakan tangan kanan.

8. Nilai (civic participation/afektif)

Nilai (civic participation/afektif) yang diajarkan guru PKn dalam

membentuk karakter peserta didik di sekolah, berdasarkan hasil penelitian

strategi pembelajaran PKn yang diterapkan oleh guru PKn lebih banyak

menggunakan metode ceramah, mendikte, dan mencatat di papan tulis serta

memberikan contoh untuk menjelaskan nilai dalam membentuk karakter

peserta didik di sekolah dasar berdasarkan visi dan misi.

Pengembangan pembelajaran nilai yang dibelajarkan dapat belajar dari

pengetahuan yang berupa kebudayaan daerah setempat. Di Kalimantan Tengah

misalnya ada beberapa seni musik misalnya Mansana Kayau adalah kisah

kepahlawan yang dilagukan kembali. Biasanya dinyanyikan bersahut-sahutan

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 85

Page 86: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

dua sampai empat orang baik perempuan maupun laki-laki. Atau Karungut

yang juga biasa disebut pantun yang dilagukan adalah sastra lisan nusantara

sebagai ekspresi kegembiraan dan rasa bahagia. Karungut biasanya dipakai

untuk hajatan misalnya upacara perkawinan, khitanan, upacara pemakaman,

penyambutan tamu, hari ulang tahun, ulang tahun kantor, bahkan sekarang

digunakan kampanye pilkada. Atau manasai yaitu tarian menyambut tamu

yang datang. Dilakukan bersama-sama tua muda sambil bergembira.

Seharusnya guru-guru sekolah dasar mempunyai pengetahuan tentang

kesenian minimal pengetahuan dasar sehingga arti filosofi yang ada pada

nyanyi atau tarian tersebut dapat menjadi contoh. Di kalimantan Tengah

misalnya Kalalai-Lalai adalah nyanyian yang disertai tari-tarian Suku Dayak

Mama di daerah Kotawaringin.

Pembelajaran tersebut mampu mengurangi kejenuhan dan kebosanan para

peserta didik sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

9. Keseimbangan Pembelajaran PKn

Pembelajaran, pertama pengetahuan yang lebih banyak diajarkan oleh

guru PKn dari pada sikap dan nilai dalam membentuk karakter peserta didik di

sekolah dasar berdasarkan visi dan misi.

Kedua, metode yang digunakan untuk membelajarkan mata pelajaran

PKn sesuai dengan taksonomi tujuan pendidikan yaitu ceramah, mendikte,

mencatat di papan tulis, memberi pengarahan, dan motivasi.

Pembelajaran PKn dalam membentuk karakter peserta didik

berdasarkan taksonomi tujuan pendidikan dan 18 indikator karakter siswa

SDN 9 Menteng Palangka Raya. Jarolimek, John dan Foster, Clifford D., Sr.

(1993:164) mengemukakan bahwa hal yang paling penting untuk mencapai

sasaran perkembangan karakter peserta didik dalam pembelajaran adalah guru

harus menjadi fasilitator yang menyediakan waktu untuk mendiskusikan

pengetahuan yang didapatnya baik dari sekolah maupun dari lingkungan

dengan peserta didik.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 86

Page 87: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Karena usianya yang masih muda sekitar + 5 tahun, untuk mendukung

pembelajaran yang seperti tersebut diatas sekolah dasar harus memiliki

fasilitas dan sarana prasarana media pembelajaran yang lengkap dalam hal ini

peralatan OHP, LCD, dan multimedia tidak ada tetapi kamera digital,

handycam, lapangan olahraga/halaman, tanah untuk berkebun, perpustakaan,

kantin, dan ruang guru sudah ada. Sekolah dasar harus meningkatkan berbagai

sarana prasarana juga SDM. Dan juga yang paling penting diperlukan disini

adalah laboratorium PKn semacam tempat pengenal berbagai kegiatan misal

demokrasi dan pemerintahan.

Contoh: dalam Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) untuk SK dan KD kelas III terlihat bahwa

1) KD 2.3 Melaksanakan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan

masyarakat, KD ini sama dengan KD 4.2 di kelas I semester 2, 2) susunan KD

3.1; 3.2 dan 3.3 tidak runtut, dan 3) KD 3.3 Menampilkan perilaku yang

mencerminkan harga diri, KD ini sulit terukur pada proses belajar. Hal ini

menambahkan masukkan bahwa tidak hanya dibutuhkan kemampuan guru

membelajarkan tetapi juga kurikulum yang sesuai dengan semangat KTSP

yaitu otonomi pendidikan.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 87

Page 88: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

BAB IXKURIKULUM DALAM PEMBENTUKAN MINAT DAN KARAKTER

BANGSA

A. Kurikulum

Seringkali kita mendengar istilah Kurikulum Berbasis Kompetensi

(Competency-Based Curriculum), tetapi belum sepenuhnya maknanya kita

pahami. Jika dibandingkan dengan kurikulum yang pernah kita pernah miliki

(hingga kurikulum 1994) yang berorientasi pada penyelesaian materi,

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) lebih menitikberatkan pada

pencapaian kompetensi tertentu yang harus dikuasai/dimiliki oleh peserta didik

setelah mempelajari materi tertentu. Sehingga setelah melalui proses

pembelajaran materi dan pada jenjang tertentu peserta didik memiliki

kompetensi tertentu pula. Dengan demikian orientasi KBK bukan sekedar

menyelesaikan materi pelajaran, tetapi yang lebih penting adalah proses

pencapaian kompetensi tertentu yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah

menjalani proses pembelajaran. Dengan demikian KBK lebih berorientasi pada

penguasaan/pencapaian kompetensi tertentu melalui proses, baik proses

pembelajaran maupun proses penilaian (Baedhowi, 2010).

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 88

Page 89: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Belajar dari pengalaman (lesson learnerd), kurikulum-kurikulum yang

ditetapkan oleh pemerintah pusat belum sepenuhnya dapat diterapkan dan

sesuai dengan kondisi sekolah. Oleh karena itu Kurikulum 2013 menjadi fokus

melanjutkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk proses

pembentukan karakter kepada sekolah yang disesuaikan dengan kondisi,

karakteristik, dan potensi daerah, sekolah, dan peserta didik. Dengan demikian

Kurikulum 2013 lebih mengedepankan pembentukan karakter pendidikan yang

sesuai dengan kondisi, karakteriktik daerah (kearifan budaya lokal), sekolah

dan peserta didik dan diharapkan dalam tahun 2013 ini pelaksanaan ujicoba

dapat dilaksanakan tanpa banyak mengalami hambatan dan kendala.

Upaya meningkatkan kualitas, profesionalitas dan karakter pendidikan

serta penerapan kurikulum yang baik dan bermutu (Kurikulum 2013)

merupakan sebagian upaya pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang

berkualitas demi meningkatkan mutu dan karakter bangsa. McKay (2007)

mengemukakan bahwa ”True education, ”he explained, ”seeks to make men

and women not only good mathematicians, proficient linguists, profound

scientists, or brilliant literary, but also honest men with virtue, temperance,

and brotherly love.

B. Karakter Bangsa

Ekowarni (2007) mengemukakan bahwa sebagai identitas atau jati diri

suatu bangsa, karakter merupakan nilai dasar perilaku yang menjadi acuan tata

nilai interaksi antar manusia (when character is lost then everything is lost).

Secara universal berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersama

berdasarkan atas pilar: kedamaian (peace), menghargai (respect), kerjasama

(cooperation), kebebasan (freedom), kebahagiaan (happinnes), kejujuran

(honesty), kerendahan hati (humility), kasih sayang (love), tanggungjawab

(responsibility), kesederhanaan (simplicty), toleransi (tolerance), dan persatuan

(unity) (Baedhowi, 2010).

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 89

Page 90: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Bangsa Indonesia memiliki banyak tokoh panutan yang memiliki karakter

seperti Sukarno, Mohammad Hatta, Ki Hadjar Dewantara, Sri Sultan

Hamengku Buwono IX dan tokoh lainnya mampu yang memberikan

keteladanan bagi bangsa dengan karakter mereka yang kuat. Rajasa (2008)

mengemukakan bahwa bangsa Indonesia perlu meneladani karakter para

pahlawan dengan memperluas cakupannya bukan hanya kerelaan untuk

berbuat sesuatu yang ditujukan untuk mencapai cita-cita besar bangsanya

diiringi dengan kesediaan untuk mempertaruhkan jiwa dan raga namun juga

mampu merancang skenariomasa depan bangsanya, menuju bangsa yang

mandiri dan bermartabat melalui semangat juang tinggi, disiplin dan kerja

keras di semua bidang kehidupan. Lebih lanjut ia menambahkan bahwa bangsa

yang berhasil di era milenium ini adalah bangsa dengan kapasitas daya saing

tinggi, yang rakyatnya memiliki kapasitas berpikir yang cerdas, kemampuan

imajinasi dan kreasi yang tak terbatas dan mental yang robust atau tahan

banting. Bangsa dengan kualitas yang seperti itulah yang akan sanggup

berevolusi di era milenium ini dan di masa depan. Soepandji (2007)

menambahkan bahwa generasi muda perlu membangun karakter ”Bhinneka

Tunggal Ika” yang dilandasi nilai-nilai budaya damai, toleransi, anti

kekerasan, menekankan kejujuran, kepedulian, keadilan, kepatuhan hukum

serta menjunjung tinggi supremasi hukum (Baedhowi, 2010).

Namun pada kenyataannya, karakter dan identitas bangsa yang selama ini

berkembang di Indonesia adalah karakter yang kurang memiliki daya juang

yang tinggi terhadap proses (upaya) mencapai sesuatu dan cenderung memilih

jalan pintas untuk memperoleh hasil tertentu. Sebagai contoh, untuk

mendapatkan nilai baik, masih banyak peserta didik yang memilih jalan pintas

dengan mempelajari soal-soal yang digunakan sebelumnya, dengan membuat

catatan untuk menyontek, atau bahkan ada yang melakukannya dengan cara-

cara tertentu (semacam suap) agar dapat nilai baik atau lulus ujian.

Implikasi lebih luas adalah, maraknya bangsa yang selalu mengambil jalan

pintas untuk memperoleh keberhasilna (uang banyak, kedudukan/jabatan)

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 90

Page 91: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

dengan cara-cara pintas melalui kolusi, korupsi dan nepotisme yang sering

dikenal dengan istilah KKN. Berdasarkan pengalaman inilah maka bangsa

Indonesia memiliki pekerjaan dan sekaligus tantangan berat untuk

mewujudkan guru yang berkualitas, profesional, dan karakter yang patut

dijadikan panutan serta kurikulum yang mampu membentuk karakter dan

identitas bangsa yang handal, profesional, memiliki daya saing serta daya

juang yang tinggi (Baedhowi, 2010).

Karakter dan keretakan sosial merupakan faktor utama menjalankan hidup

berdemokrasi. Suatu pemikiran penting yang perlu diantisipasi adalah apakah

batas-batas antara kelompok-kelompok etnis itu kuat atau lemah; apakah satu

golongan dapat menembus dinding batas itu sehingga tidak ada kelompok

eksklusif sehingga satu kelompok dengan kelompok lain dapat berkomunikasi

dan bekerja sama. Keberhasilan dalam membangun masyarakat demokratis,

misalnya di Amerika Serikat karena batasan antarkelompok sangat lemah. Hal

ini beda dengan kondisi di Sri Lanka, misalnya rasa permusuhan antara

kelompok minoritas Tamil dan mayoritas Sinhala mengakibatkan munculnya

kelompok pemberontak Tamil. Di Nigeria, terjadi praktik diskriminasi

terhadap minoritas Ibo yang mengakibatkan perang Biafrican tahun 1960 dan

kehilangan ribuan jiwa penduduk. Di Fiji, muncul kebencian penduduk asli

Fiji terhadap kemenangan imigran India dan pada tahun-tahun terakhir ini

terjadi perang berdarah antar etnis dan agama di negera-negara pecahan

Yugoslavia antara Serbia, Bosnia, dan Kroasia. Jiwa manusia sudah tidak

berharga lagi dalam situasi perang antar etnis. Oleh karena itu, faktor sosial

dan politik, khususnya upaya pembangunan bangsa, nations and character

building sangat penting dalam mewujudkan suatu masyarakat dan negara

demokratis.

C. Sifat Hakikat Manusia dalam

Pendidikan

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 91

Page 92: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Sifat hakikat manusia menjadi bidang kajian filsafat, khususnya filsafat

antropologi. Hal ini menjadi keharusan oleh karena pendidikan bukanlah

sekadar soal praktek melainkan praktek yang berlandasan dan bertujuan.

Sedangkan landasan dan tujuan pendidikan itu sendiri sifatnya filosofis

normative. Bersifat filosofis karena untuk mendapatkan landasan yang kukuh

diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar, sistematis, dan universal

tentang ciri hakiki manusia. Bersifat normative karena pendidikan mempunyai

tugas untuk menumbuhkembangkan sifat hakikat manusia tersebut sebagai

sesuatu yang bernilai luhur, dan hal itu menjadi keharusan peserta didik

mempunyai minat untuk melakukannya (Umar Tirtarahardja dan La Sula,

2000).

Untuk mendukung minat dalam belajar peserta didik perlu dipahami wujud

hakikat manusia yang tidak dimiliki oleh hewan) yang dikemukakan oleh

paham eksistensialisme, dengan maksud menjadi masukan dalam membenahi

konsep pendidikan yaitu:

a. Kemampuan menyadari diri;

b. Kemampuan bereksistensi;

c. Pemilikan kata hati;

d. Moral;

e. Kemampuan bertanggungjawab;

f. Rasa kebebasan;

g. Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak;

h. Kemampuan menghayati kebahagiaan (Umar Tirtarahardja dan La Sula,

2000).

Lebih jelasnya lagi lihat penjelas berikut ini.

a. Kemampuan menyadari diri

Kaum rasionalis menunjuk kunci perbedaan manusia dengan hewan

pada adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia.

Berkat adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia,

maka manusia menyadari bahwa dirinya (akunya) memiliki cirri khas atau

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 92

Page 93: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

karakteristik diri. Orang lain merupakan pribadi-pribadi di sekitar, adapun

pohon, abut, cuaca dan sebagainya merupakan lingkungan nonpribadi.

Drijarkara menyebutkan kemampuan tersebut dengan istilah “meng-

Aku”, yaitu kemampuan mengeksplorasi potensi-potensi yang ada pada

aku, dan memahami potensi-potensi tersebut sebagai kekuatan yang dapat

dikembangkan sehingga aku dapat berkembang kea rah kesempurnaan diri.

Kenyataan seperti ini mempunyai implikasi pedagogis, yaitu keharusan

pendidikan untuk menumbuhkembangkan kemampuan meng-Aku pada

peserta didik. Dengan kata lain pendidikan diri sendiri yang oleh

Langeveld disebut self forming perlu mendapat perhatian.

b. Kemampuan bereksistensi

Dengan keluar dari dirinya, dan dengan membuat jarak antara aku

dengan objek, lalu melihat objek itu sebagai sesuatu, berarti manusia itu

dapat menembus atau menerobos dan mengatasi batas-batas yang

membelenggu dirinya. Kemampuan menerobos ini bukan saja dalam

kaitannya dengan soal ruang, melainkan juga dengan waktu. Kemampuan

menempatkan diri dan menerobos inilah yang disebut kemampuan

bereksistensi.

Kemampuan bereksistensi perlu dibina melalui pendidikan. Peserta

didik diajar agar belajar dari pengalamannya, belajar mengantisipasi

sesuatu keadaan dan peristiwa, belajar melihat prospek masa depan dari

sesuatu, serta mengembangkan daya imajinasi kreatif sejak dari masa

kanak-kanak.

c. Kata Hati (conscience of man)

Kata hati atau conscience of man juga sering disebut dengan istilah hati

nurani, lubuk hati, suara hati, pelita hati. Conscience ialah “pengertian

yang ikut serta” atau “pengertian yang megikut perbuatan”. Manusia

memiliki pengertian yang menyertai tentang apa yang akan, yang sedang,

dan yang telah dibuatnya, bahkan mengerti juga akibatnya (baik atau

buruk) bagi manusia sebagai manusia.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 93

Page 94: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Orang yang memiliki kecerdasan akal budi sehingga mampu

menganalisis dan mampu membedakan yang baik/benar dengan yang

buruk/salah bagi manusia sebagai manusia disebut tajam kata hatinya.

Dalam kaitannya dengan moral (perbuatan), kata hati merupakan petunjuk

bagi moral/perbuatan. Melatih akal kecerdasan dan kepekaan emosi akan

mewujudkan kata hati yang tajam.

d. Moral

Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai

perbuatan, maka yang dimaksud dengan moral (yang sering juga disebut

etika) adalah perbuatan itu sendiri.

Di sini tampak bahwa masih ada jarak antara kata hati dengan moral.

Artinya seseorang yang telah memiliki kata hati yang tajam belum

otomatis perbuatannya merupakan realisasi dari kata hatinya untuk itu

diperlukan kemauan. Itulah sebabnya maka pendidikan moral juga sering

disebut pendidikan kemauan, yang oleh M.J. Langeveld dinamakan de

opvoedeling omzichzelfs wil.

e. Tanggungjawab

Kesediaan untuk meanggung segenap akibat dari perbuatan yang

menuntut jawab, merupakan pertanda dari sifat orang yang

bertanggungjawab. Wujud bertanggungjawab bermacam-macam. Ada

tanggungjawab kepada Tuhan. Tanggungjawab kepada diri sendiri berarti

menanggung tuntutan kata hati, misalnya dalam bentuk penyesalan yang

mendalam. Bertanggungjawab kepada masyarakat berarti menanggung

tuntutan norma-norma social.

Di sini tampak betapa eratnya hubungan antara kata hati, moral dan

tanggungjawab.kata hati memberi pedoman, moral melakukan, dan

tanggungjawab merupakan kesediaan menerima konsekuensi dari

perbuatan.

f. Rasa kebebasan

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 94

Page 95: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Merdeka adalah rasa kebebasan (tidak merasa terikat oleh sesuatu),

tetapi sesuai dengan tuntutan kodrat manusia. Dalam pernyataan ini ada

dua hal yang kelihatannya saling bertentangan yaitu “rasa bebas” dan

“sesuai dengan tuntutan kodrat manusia” yang berarti ada ikatan.

Kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya memang berlangsung dalam

keterikatan. Artinya bebas berbuat sepanjang tidak bertentangan dengan

tuntutan kodrat manusia. Implikasi pedagogisnya adalah sama dengan

pendidikan moral yaitu mengusahakan agar peserta didik dibiasakan

menginternalisasikan nilai-nilai, aturan-aturan ke dalam dirinya, sehingga

dirasakan sebagai miliknya. Dengan demikian aturan-aturan itu tidak lagi

dirasakan sebagai sesuatu yang merintangi gerak hidupnya. Inilah

kekurang kita bangsa Indonesia karena aturan-aturan tidak ditegakkan

kepada seluruh lapisan masyarakat (masih memandang bulu) maka

akhirnya aturan-aturan dianggap sesuatu hal yang menghalangi.

g. Kewajiban dan hak

Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul sebagai

manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial. Pemenuhan hak dan

pelaksanaan kewajiban bertalian erat dengan soal keadilan. Maka hak asasi

manusia harus diartikan sebagai cita-cita, aspirasi-aspirasi atau harapan-

harapan yang berfungsi untuk member arah pada segenap usaha

menciptakan keadilan.

Dengan berlandaskan kewajiban dan hak maka pendidikan disiplin dan

tanggungjawab harus dilaksanakan sejak masih balita. Benih-benih

kedisiplinan dan rasa tanggungjawab seharusnya sudah mulai

ditumbuhkembangkan sejak dini, bahkan sejak anak masih dalam

keranjang ayunan, melalui latihan kebiasaan (habit forming) khususnya

mengenai hal-hal yang nantinya bersifat rutin dan dibutuhkan di dalam

kehidupan. Disiplin diri menurut Selo Soemardjan (wawancara TVRI,

Desember 1990) meliputi empat aspek, yaitu:

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 95

Page 96: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

(1) Disiplin rasional, yang bila terjadi pelanggaran menimbulkan rasa

salah.

(2) Disiplin social, jika dilanggar menimbulkan rasa malu.

(3) Disiplin afektif, jika dilanggar menimbulkan rasa gelisah.

(4) Disiplin agama, jika terjadi pelanggaran menimbulkan rasa

berdosa.

h. Kemampuan menghayati kebahagiaan

Kebahagiaan adalah suatu istilah yang lahir dari kehidupan manusia.

Penghayatan hidup yang disebut “kebahagiaan” ini meskipun tidak mudah

untuk dijabarkan tetapi tidak sulit untuk dirasakan. Manusia perlu melestarikan

dan mengembangkan hubungan yaitu (1) hubungan konsentris (memahami

kelebihan dan kekurangan diri); (2) hubungan horisentral 1 (perimbangan

antara hak dan kewajiban); (3) hubungan horisentral 2 (perimbangan

mengeksploitasi dengan melestarikan; dan (4) hubungan vertical (pemahaman

dan pengamalan nilai agama).

Kepribadian yang terbentuk dari hubungan-hubungan itu harus serasi dan

seimbang. Antara segenap aspek kepribadian yaitu kemampuan rohani dan

jasmani, antara cipta, rasa, dan karsa, antara cita-cita dengan kemampuan

mencapainya, antara kemampuan berikhtiar dengan kesediaan menerima

hasilnya. Pendidikan dapat dimanipulasi untuk membina terbentuknya

kepribadian yang selaras.

D. Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran PKn

Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa dalam membangun minat

belajar peserta didik di perlukan saranan dan prasaranajuga peran serta dari

lingkungan belajar peserta didik yang di bangun untuk meningkat daya

imajinasi dalam perkembangan anak dalam proses belajar mengajar,

sehingga daya tangkap, minat anak terhadap ilmu pengetahuan bisa

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 96

Page 97: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

diterima dan berkembang dengan baik, terlebih dalam mata pelajaran PKn.

Hal ini dikarenakan apa yang dipelajari memiliki hubungan keterkaitan

dengan alam atau lingkungan. Aktivitas belajar peserta didik tidak

selamanya berlangsung wajar, kadang-kadang lancar dan kadang-kadang

tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-

kadang terasa sulit untuk dipahami. Dalam hal semangat pun kadang-

kadang tinggi dan kadang-kadang sulit untuk bisa berkonsentrasi dalam

belajar.Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap peserta

didik dalam kehidupannya sehari-hari di dalam aktivitas belajar mengajar.

Maka oleh sebab itu, peran dan tugas pihak sekolah, guru, orang tua,

dan masyarakat, dituntut untuk lebih memperhatikan kondisi lingkungan

tempat anak tinggal dan belajar serta dalam berinteraksi dan

mengembangkan kemampuan diri, dimana hal ini pengaruh yang sangat

besar dalam menentukan perilaku sikap dan kemampuan anak diperoleh

dari lingkungannya. Dalam hal ini, minat dari setiap peserta didik memang

tidak ada yang sama, perbedaan inilah yang menyebabkan perbedaan

tingkah laku belajar dikalangan peserta didik, sehingga menyebabkan

perbedaan dalam hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu

proses yang di dalamnya terdapat sejumlah faktor yang saling

mempengaruhi, tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik tergantung

pada faktor-faktor tersebut.

Hal inilah mengindikasikan bahwa antara minat belajar peserta didik

mempunyai peranan atau hubungan yang sangat penting dengan hasil

belajar, karena dengan adanya minat peserta didik dalam proses belajar

pada mata pelajaran PKn, maka akan dapat diperoleh hasil belajar yang

optimal. Sebaliknya apabila minat dari peserta didik kurang dalam

mengikuti proses belajar mengajar, terlebih sarana dan prasarana dalam

mengembangkan daya imajinasi mereka dalam proses belajar Ilmu

Pengetahuan, maka bisa saja muncul kemungkinan hasil belajar peserta

didik yang optimal tidak dapat diraihnya.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 97

Page 98: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Oleh karena itu, suasana lingkungan belajar di sekolah maupun di

rumah serta sarana dan prasarana juga harus mendukung untuk terjadinya

kegiatan belajar yang nyaman dan menyenangkan sangatlah dibutuhkan

oleh setiap peserta didik guna dapat memperoleh hasil belajar yang optimal

terlebih dalam mengerjakan tugas yang di berikan guru kepada semua

peserta didik untuk dikerjakan dengan baik dan bersemangat penuh

konsentrasi tanpa adanya gangguan dari luar. Tidak terlepas juga perhatian

orang tua yang baik terhadap anaknya khususnya untuk pendidikan

diperlukan untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Suasana lingkungan

belajar seperti itu dapat diciptakan oleh bantuan pihak sekolah dan para

orangtua, seluruh aparat pemerintah, swasta, tokoh masyarakat, tokoh

agama, dan segenap lapisan masyarakat yang ada di mana peserta didik

tinggal.

Selanjutnya Syamsudin (1990) merinci lebih jauh mengenai indikator-

indikator jenis hasil belajar peserta didik, yaitu sebagai berikut.

Tabel 5. Indikator-Indikator Jenis Hasil Belajar Peserta Didik

Jenis Hasil Belajar Indikator-Indikator Cara Pengungkapan

A. Kognitif1. Pengamatan /Perseptual

2. Hafalan/Ingatan

3. Pengertian/Pemahaman

4. Aplikasi/Penggunaan

Dapat menunjukkan/ membandingkan/ menghubungkan

Dapat menyebutkan/ menunjukkan lagi

Dapat menjelaskan/ mendefinisikan dengan kata-kata sendiri

Dapat meberikan

Tugas/tes/observasi

Pertanyaan/tugas/tes

Pertanyaan/soal/tes/tugas

Tugas/persoalan/tes/observasi

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 98

Page 99: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

5. Analisis

6. Sintesis

7. Evaluasi

B. Afektif1. Penerimaan

2. Sambutan

3. Penghargaan/apresiasi

4. Internalisasi/pendalaman

5. Karakteristik/Penghayatan

contoh/ menggunakan dengan tepat/ memecahkan masalah

Dapat menguraikan/ mengklasifikasikan

Dapat menghubungkan/ menyimpulkan/ menggeneralisasikan

Dapat menginterpretasikan/ memberikan kritik/ memberikan pertimbangan/ penilaian

Bersikap menerima/ menyetujui/ atau sebaliknya

Bersedia terlibat/ partisipasi/ memanfaatkan atau sebaliknya

Memandang penting/ bernilai/ berfaedah/ indah/ harmonis/ kagum atau sebaliknya

Mengakui/ mempercayai/ meyakinkan atau sebaliknya

Melembagakan/ membiasakan/ menjelmakan dalam pribadi dan perilakunya sehari-hari

Tugas/persoalan/tes

Tugas/persoalan/tes

Tugas/persoalan/tes

Pernyataan/ tes/ skala sikap

Tugas/observasi/tes

Skala penilaian/ tugas/ observasi

Skala sikap/ tugas/ eks-presif/ proyektif

Skala sikap/ tugas/ eks-presif/ proyektif

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 99

Page 100: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

C. Psikomotor1. Keterampilan bergerak

2. Keterampilan ekspresi verbal dan non-verbal

Koordinasi mata, tangan, dan kaki

Gerak, mimik, ucapan

Tugas/observasi/tindakan

Tugas/observasi/tes/tindakan

Indikator-indikator tersebut harus dapat dilaksanakan semaksimal

mungkin atau malah menambah lagi indikator-indikator lainnya. Maka itu

pendidikan memiliki beberapa fungsi sebagai batasannya, yaitu (1) pendidikan

sebagai proses transformasi budaya; (2) pendidikan sebagai proses

pembentukan pribadi; (3) pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara;

(4) pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja (Umar Tirtarahardja dan La

Sula, 2000).

Pembelajaran pengetahuan lebih banyak dibelajarkan daripada sikap

dan nilai. Kusni Sulang salah seorang budayawan Kalimantan Tengah

menyatakan pada halaman opini Kalteng Pos 8 Maret 2010, timbul

kegelisahan dikalangan tokoh agama, pejuang-pejuang tua Kalimantan Tengah

yang masih tersisa, para pemuka adat (damang) dan segelintir pihak pengelola

kekuasaan terkait, mereka mengatakan angkatan sekarang mempunyai tiga ciri

utama yaitu (1) berpendidikan, (2) beragama, dan (3) tidak beradat. Karena itu

timbul banyak kasus asusila di sekolah dasar. Kita bisa mencontoh salah satu

kasus, Jawa Pos 5 April 2010 halaman international, gadis 12 tahun tuntut Rp

9,3 M, diberitakan bahwa Alexa Gonzalez, gadis, 12 tahun, intinya dia menulis

di bangku sekolahnya sewaktu pelajaran bahasa Spanyol dan ketahuan oleh

gurunya karena itu dia dilaporkan kepala sekolah karena sekolah itu

mempunyai peraturan dilarang menulis dibangku, karena itu dia diadili di

pengadilan keluarga. Dia divonis hukuman bekerja selama delapan jam. Dia

juga diwajibkan menulis esai tentang pelajaran yang didapatkannya dari

pengalaman itu. Selama menjalani hukuman tersebut, dia diskors dari sekolah.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 100

Page 101: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Dan pada akhir-akhir ini pada awal tahun 2013 banyak terjadi pelecehan

seksual terhadap peserta didik sekolah dasar.

Memang kita tidak perlu sampai sedemikian rupa, tapi cukup dengan

menegakkan kedisiplin di sekolah dasar, dulu pernah ada gerakan disiplin

nasional tetapi hilang tidak ada khabar beritanya lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hadis. 2006. Psikologi dalam Pendidikan. Bandung : CV. Alfabeta

Ahmadi, Abu dkk. 2001. Ilmu Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Ahmad Sabri. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Quantum Teaching.

Al Muchtar, Suwarma, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran PKn. Jakarta: Universitas Terbuka.

Al-Lamri dan Ichas. 2006. Pengembangan Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas, Dirjen Pendidikan Tinggi, Direktorat Ketenagaan

Anderson, L. W. dan Krathwohl, D. R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing (A Revision of Bloom’s Taxonomy f Educational Objectives). New York: Addison Wesley Longman

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 101

Page 102: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Anwar, Moch. Idochi. 1986, Kepemimpinan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Penerbit Angkasa

Apriana. 2012. Hubungan Kedisiplinan dan Kondisi Lingkungan Tempat Tinggal dengan Prestasi Belajar PKn Peserta Didik Kelas IV SDN-1 LANGKAI PALANGKA RAYA Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Arif, Dikdik Baehaqi, http//74.125.153.132/search?q=cache:ODL6qQMaydEJ: www .scribd.com/doc/17283638/Masyarakat-Multikultural-Melalui-Pendidikan-Kewarganegaraan+pendidikan+karakter+melalui+ PKn&cd=4&hl=id&ct= clnk&gl=id. Diakses 03 Maret 2011.

Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar). Edisi dalam Bahasa Indonesia, diterjemahkan oleh Helly Prajitno Sooetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Aziz Wahab, dkk. 2007. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Jakarta: Penerbit UT

Bafadal, Ibrahim. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar dalam Rangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara

Baedhowi. 2010. Pendidikan sebagai Pembentuk Kualitas dan Karakter Bangsa. Disampaikan pada Kegiatan Ilmiah “Komitmen Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menuju World Class University dengan memperkuat peranannya dalam Pendidikan yang membentuk Kualitas dan Karakter Bangsa. Surabaya

Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi. Jakarta : Bumi Aksara

Binham. 2012. Metode Pemberian Tugas (resitasi), http://binham .wordpress.com/2012/05/01/metode-pemberian-tugas-resitasi/ 06 Mei 2012.

Budimansyah, Dasim. 2007. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran PKn. Jakarta : Universitas terbuka

Borich, G. D. 1994. Obervation Skills for Effective Teaching. New York : Macmillan Publishing Company

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 102

Page 103: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Bogdan, Robert C. dan Biklen, Sari Knopp._____. Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods. Boston London Sydney Toronto: Allyn and Bacon, Inc.

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

Cak/c8/ttg. “Gadis 12 Tahun Tuntut Rp 9,3 M.” Dalam Jawa Pos. 5 April

2010. hal. International : Surabaya Chaniago, A. 1998. Pendidikan Keterampilan Bidang Jasa. Bandung : CV.

Armico

Dakir. 1996. Dasar-dasar Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan PT. Rineka Cipta

Djahiri, dkk. 2006. Pendidikan Nilai Moral dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Fajar, Arnie. 2004. Portfolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Firmansyah, Arif. 2008. “Peningkatan Proses Pembelajaran PKn Materi Keputusan Bersama Melalui Pendekatan CTL di Kelas V SDN Inpres Bumi Sagu Palu Sulawesi Tengah”. Tesis Magister Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

Gunarsa, 1992. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/penjaskes/identifikasi-faktor-penyebab-munculnya-minat-anak-usia-12-15-tahun. diakses 03 Maret 2011.

Hafiz Muthoharoh. 2011.http://alhafizh84.wordpress.com/2010/03/04/metode-sistem-regu-team-teaching. diakses 03 Maret 2011

Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada.

Haris Supratno. 2010. Pendidikan sebagai Pembentuk Kualitas dan Karakter Bangsa. Disampaikan pada Kegiatan Ilmiah “Komitmen Universitas

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 103

Page 104: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Negeri Surabaya (UNESA) menuju World Class University dengan memperkuat peranannya dalam Pendidikan yang membentuk Kualitas dan Karakter Bangsa. Surabaya

Hariyati, Mimin. 2007. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada Press

Harefa, Andrias. 2001. Pembelajaran di Era Serba Otonomi. Jakarta : Penerbit Buku Kompas

Hisyam dan Suyanto. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Milenium III. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa

Hurlock. Elizabeth B. 1996. Perkembangan Anak, Jakarta : Erlangga

Hurlock, Elizabeth B. 2004. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Hidup. Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga

Hitipeuw, I. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Malang: FIP Universitas Negeri Malang.

Imelda. 2003. Cara Belajar yang Efektif dan Efisien. Jakarta :PT. Bumi Aksara.

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press

Jamal Ma’mur Asmani. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan), Jakarta : Diva Press.

Jarolimek, John dan Foster, Clifford D., Sr. 1993. Teaching & Learning in The Elementary School. United States of America : Macmillan Publishing Company

Johnson, Elaine B. 2008. Contextual Teaching and Learning (Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Terjemahan. Bandung : MLC

Koentjaraningrat. 1980. Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia

Made Pidarta. 2000. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Surabaya: Unesa Press

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 104

Page 105: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Marzuki. 1995. Metodologi Riset. Yogyakarta : Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi – Universitas Islam Indonesia

Mulbar, Usman. 2009. ”Pembelajaran Matematika Realistik yang Melibatkan Metakognisi Siswa di Sekolah Menengah Pertama”. Disertasi Doktor Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

Mursell dan Nasution. 2002. Mengajar Dengan Sukses (Successful Teaching).

Jakarta : Bumi Aksara

Nasution, S. 2000. Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta : Rajawali.

Natawidjaja, Rochman, dkk. (Eds.). 2007. Rujukan Filsafat, Teori dan Praksis Ilmu Pendidikan. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia Press

Ningsih, Rini. 2007. PKn (Pendidikan Kewarganegaraan). Bogor : Yudhistira

Noor. Ady Ferdian. 2010. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Berdasarkan Taksonomi Tujuan Pendidikan dalam Membentuk Karakter Peserta Didik Kelas III (Studi Kasus Pembelajaran PKn Kelas III di SDN-9 Menteng Palangka Raya. Tesis Magister Pendidikan. Universitas Negeri Surabaya

Oemar, Hamalik. 1976, Media Pendidikan. Bandumg : Alumni.

Oemar Hamalik. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

_____________. 2000. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo

_____________. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta : PT. Bumi Askara

Pidarta, Made. 2007. Wawasan Pendidikan (Mencapai Tujuan Pendidikan Nasional Pengembangan Afeksi dan Budaya Pancasila Mengurangi Lulusan Menganggur). Surabaya : Unesa University Press

Prabowo. 1998. Metodologi Penelitian. Surabaya : Bahan Ajar yang tidak dipublikasikan, Universitas Negeri Surabaya

Prijodarminto. 1994. Psikologi Untuk Bimbingan, Jakarta : PT. Gunung Mulya

Riyanto, Yatim. 2005. Paradigma Pembelajaran. Surabaya: Unesa University Press

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 105

Page 106: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Riduwan. 2005. Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta

Riduwan. 2008. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta

Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : CV. Alfabeta

Safari. 2003. Indikator Minat Belajar, (http://indikator minat_belajar.html.com/2011/06/02: 20 Des 2012)

Sardiman A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Sasmita. 1991. Peran Pendidikan Keluarga dalam Pendidikan. Bandung : Majalah Mimbar.

Slameto. 1991. http://pinterdw.blogspot.com/2012/03/pengertian-minat-belajar.html (06/04/12)

Sardiman A. M. 1988. http://pinterdw.blogspot.com/2012/03/pengertian-minat-belajar.html (06/04/12)

Silalahi, Gabriel Amin. 2003. Metodologi Penelitian dan Studi Kasus. Sidoarjo: Citramedia

Soejanto, Agoes. 1995. Bimbingan Kearah Belajar Yang Sukses. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Sudjana dan Ibrahim, 2001, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Sinar Baru Algensindo, Bandung

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Suharjo. 2006. Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar Teori dan Praktek, Depdiknas, Dirjen Pendidikan Tinggi, Direktorat Ketenagaan, Jakarta

Sulang, Kusni. Opini: ”Pendidikan: Benteng Kebudayaan Bangsa.” Dalam Kalteng Pos. 8 Maret 2010 : Palangka Raya

Sumardi, Lalu. 2008. ”Kompetensi yang harus dimiliki Guru Sekolah Dasar Kelas Rendah dalam rangka Menciptakan Pembelajaran yang Efektif”. Tesis Magíster Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 106

Page 107: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Suryabrata, Sumadi. 1983. Psikologi Pendidikan. Malang, Bineka Aksara.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Supranto, J. 1992. Statistik. Edisi Kelima. Jilid 1 dan 2. Jakarta : Erlangga.

Suryanti dkk. 2008. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Unesa University Press

Slamet dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas III. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas

Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta

___________________. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Syamsu Yusuf, L.N. dan Nani M. Sugandhi, (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Syukur. 1996. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/penjaskes/identifikasi-faktor-penyebab-munculnya-minat-anak-usia-12-15-tahun. diakses 03 Maret 2011.

Tulus Tu’u. 2004. Peran disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta : Grasindo

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Beroriantasi Konstruktivistik (Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya). Jakarta : Prestasi Pustaka

The Center for Civic Education and The U.S. Departement of Education and The Pew Char. 2007. National Standards for Civics and Government.

Umar Tirtarahardja dan La Sula. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT

RINEKA CIPTA

Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran ”Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif”. Yakarta: Bumi Aksara

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 107

Page 108: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Usman, Moh. User. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Wasty, Soemanto. 1983. Psikologi Pendidikan. Malang.

Wijaya. C. dan Tabrani Pusyam. A. 1991. Kemampuan Siswa Dalam Proses Belajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Winataputra, Udin S. 2001. “Paradigma Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi.” Jakarta : Balitbang Depdiknas

Winataputra, Udin S. dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Winkel. 1993. Pola-Pola Interaksi Belajar. Jakarta : PT. Gramedia.

Warsono. 2008. Logika Cara berpikir Sehat. Surabaya : Unesa University Press

Zainul Ittihad Amin. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Penerbit UT

GLOSARIUM

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah pendidikan yang mengkaji dan membahas tentang civic knowledge, civic skills, civic participation Pembelajaran PKn di SD yang bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi warganegara yang demokrasi berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 beserta amandemen.

Tugas PKn dengan paradigm barunya adalah mengembangkan pendidikan demokrasi mengemban tiga fungsi pokok, yakni mengembangkan kecerdasan warga Negara (civic intelligence), membina tanggungjawab warga Negara (civic responsibility) dan mendorong partisipasi warga Negara (civic

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 108

Page 109: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

participation). Teori tersebut direduksi berdasarkan hasil observasi pada penelitian ady ferdian noor, 2010 menjadi rumusan fungsi PKn tersebut dihubungkan dengan dimensi keilmuan PKn yaitu taksonomi tujuan pendidikan maka fungsi PKn tersebut dapat dikelompokkan menjadi: 1) Fungsi PKn dalam membina kecerdasan /pengetahuan peserta didik (civic

knowledge/kognitif); 2) Fungsi PKn dalam membina keterampilan peserta didik (civic

participation/afektif);3) Fungsi PKn dalam membina watak/karakter peserta didik (civic

skills/psikomotor).

Karakter adalah ”watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebjikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain”. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa.

Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik (pendekatan sosial). Peserta didik menurut pendekatan psikologis adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. Sedangkan menurut pendekatan edukatif/paedagogis, peserta didik sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan menyeluruh dan terpadu.

Praktik Belajar Kewarganegaraan (PBK) adalah suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik untuk memahami teori kewarganegaraan melalui pengalaman belajar praktik-empirik.

Pembelajaran adalah proses kegiatan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dengan tetap melalui pendekatan student teaching learning.

Model Pembelajaran adalah suatu proses pembelajaran dari awal sampai akhir dengan menggunakan metode, pendekatan, strategi, dan teknik pembelajaran.

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 109

Page 110: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

INDEKS

Authentic assessment 45Assertive training 53A non authoritarian context 54Animal Educondum 85Berpikir kritis 37Berpikir imajinatif 37Berpikir bebas 37Brainstorming 37Body of knowledge 37Borderless 81Civic education 5Civic skills 5,19,23,24,25,26,27,30,33,45,46,50,86Civic knowledge 5,19,23,24,25,26,27,30,33,46,50,86Civic participation 5,19,24,25,26,27,28,30,33,47,51,86

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 110

Page 111: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Congruence 8Citizenship 33Civil society 38Conceptual knowledge 48Discrepancy 8Disequilibrasi 39Decision making process 47Factual knowledge 48Fasilitator 8Factual knowledge 48Guideline 81Indikator karakter siswa 20In-dividere 78Individual differences 79Joyful learning 21

KNMN (konsep, nilai, moral, dan norma) 39KTSP 6,41KBK 6,37Key aspect in education 80Learning-teaching 4Teaching-learning 4Learning how to learn 4Learning how to think 4Learning how to live together 4Life skill 22Liberating forces person 54Mastery learning 55Meaningfull learning 22Matra kognitif 44Matra afektif 44Matra psikomotorik 44Motor 48Metacognitive knowledge 48Nilai praktis 42Praktek Kesadaran Lingkungan Belajar (PKLB) 9Pluralism 19PAKEM 26Performance-based assessment 45Procedural knowledge 48Pengelolaan kontingensi 52Praktik Belajar Kewarganegaraan (PBK) 53Portfolio 54

Rule of law 42,43

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 111

Page 112: EVALUASI KUALITATIF PROSES MENGAJAR …umpalangkaraya.ac.id/dosen/adyferdian/wp-content/uploads/... · Web viewBAB I PENDAHULUAN Kompetensi Kurikuler Mengembangkan kemampuan mahasiswa

Recall 48Student centered 5Sekolah dasar 6SK & KD PKn 9,13-18Socio civic behaviours 47Strategia 49Teori konstruktivisme 5Taksonomi 44Transfer of knowledge 49,81Transfer of value 81The creation of individual meaning 54Virtues 80Verstehen 81

yangBuku Ajar Pembelajaran PKn 112