evaluasi kualitas sistem informasi ams dengan …
TRANSCRIPT
JUSIM (Jurnal Sistem Informasi Musirawas) Rio, Firdaus, Apriyudi
Vol 05 No 01 Juni 2020
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 87
EVALUASI KUALITAS SISTEM INFORMASI AMS DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL DELONE AND MCLEAN
Rio1, Firdaus2, Apriyudi3
1,2,3Universitas Bina Darma, Palembang
e-mail: [email protected], [email protected],
Abstrak
Akademik manajemen sistem merupakan salah satu sistem informasi, AMS memiliki banyak
kendala dan permasalahan administrasi, adanya permasalahan yang terjadi pada sistem
menyebabkan lambatnya informasi dan pelayanan yang tidak baik bagi pengguna AMS, maka
dari itu tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi kualitas AMS tersebut, Evaluasi kualitas
sistem informasi yang dilakukan berdasarkan sudut pandang pengguna agar dapat memanfaatkan
AMS tersebut secara optimal. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan Model DeLone and McLean, variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Penggunaan dan Kepuasan pengguna. Hasil yang
didapatkan dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dimensi kualitas sistem, kualitas
informasi, dan dimensi kualitas layanan mempengaruhi kepuasaan pengguna AMS. Variabel yang
paling mempengaruhi kepuasan pengguna yaitu variabel faktor dimensi kualitas layanan dengan
loading faktor 0,592. Diikuti dengan faktor dimensi kualitas informasi dengan nilai loading faktor
sebesar 1,515 dan variabel faktor dimensi Kualitas Sistem dengan nilai loading faktor sebesar
0,042, selanjutnya variabel faktor dimensi Net Benefit dengan nilai loading faktor sebesar
0,0,110. Secara umum kualitas sistem informasi Akademik Manajemen Sistem (AMS)
memberikan pengaruh terhadap kepuasan pengguna
Kata kunci : Evaluasi; Kualitas; Layanan; Kepuasan Pengguna
Abstract Academic management system is one information system, AMS has many problems and
administrative problems, There are problems that occur in the system causing slow information
and bad service for AMS users, therefore the aim of this study is to evaluate the quality of the
AMS,Evaluation of the quality of the information system is carried out based on the user's point
of view in order to make optimal use of the AMS. The research method used in this study is the
DeLone and McLean Model, research variables used in this research are System Quality,
Information Quality, Usage and User Satisfaction. The results obtained from this study can be
concluded that the dimensions of system quality, information quality, and service quality
dimensions affect AMS user satisfaction. The variable that most influences user satisfaction is the
service quality dimension factor variable with a loading factor of 0.592. Followed by the
information quality dimension factor with a loading factor value of 1.515 and the System Quality
dimension factor variable with a loading factor value of 0.042, Furthermore, the dimension factor
variable is Net Benefit with a loading factor value of 0.0.110. In general, the quality of the
Academic Management Information System (AMS) has an influence on user satisfaction
Keywords : Evaluation; Quality; Service; User Satisfaction
JUSIM (Jurnal Sistem Informasi Musirawas) Rio, Firdaus, Apriyudi
Vol 05 No 01 Juni 2020
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 88
I. PENDAHULUAN
Akademik manajemen sistem
merupakan salah satu sistem informasi.
Salah satu metode yang di kembangkan oleh
ahli sistem informasi untuk mengukur
kepuasan pengguna sistem informasi AMS
adalah dengan menilai karakteristik yang di
inginkan dari sebuah sistem (kualitas
sistem), karakteristik yang di inginkan dari
output sistem (kualitas informasi) dan
kualitas dukungan yang diterima pengguna
sistem dari departemen sistem informasi dan
dukungan personil informasi (kualitas
pelayanan).Perguruan tinggi sebagai salah
satu organisasi pendidikan saat ini telah
menerapkan teknologi informasi karena
semakin kompleksnya persoalan yang
dihadapi. Berdasar hal tersebut, untuk
menghadapi kendala administrasi akademik
dan kemahasiswaan seperti pengisian Kartu
Rencana Studi (KRS), pemantauan Kartu
Hasil Studi (KHS), informasi kelas dan
dosen, serta jadwal kuliah dan ujian, telah
ikut serta dalam AMS (Akademik
Manajemen Sistem). Adanya permasalahan
yang terjadi pada sistem error saat pengisian
krs terlalau banyak, informasi terlambat dan
pelayanan tidak baik bagi pengguna AMS,
Akademik Manajemen Sistem diharapkan
dapat memperbaiki administrasi akademik
bagi pengguna sistem informasi AMS pada
masing-masing prodi yang sebelumnya
masih di jalankan secara manual, dengan
harapan adanya keselarasan antara sumber
daya informasi yang berhubungan yaitu
mahasiswa, pengajar dan staf pada hal ini
akademik dan kemahasiswaan dapat
terwujud. Akademik Manajemen Sistem ini
juga di harapkan dapat menyediakan
informasi yang akurat, cepat dan tepat yang
pada akhirnya proses ini dapat
mempersingkat waktu dengan tidak
mengurangi kualitas dari informasi dan
menunjukan hasil yang lebih efisien dalam
menyajikan informasi bagi semua pihak.
Meskipun dalam prakteknya masih ada
kekurangan seperti sulitnya mengakses situs
Akademik Manajemen Sistem ketika
pengisian kartu rencana studi baru dimulai,
jumlah kelas yang dibuka tidak sesuai
dengan jumlah mahasiswa yang akan
menempuh suatu mata kuliah tertentu,
jadwal kuliah dan ujian sering tidak sesuai
karena tidak di perbarui jika ada perubahan.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi kualitas Akademik
Manajemen Sistem tersebut, Evaluasi
kualitas sistem informasi yang dilakukan
berdasarkan sudut pandang pengguna agar
dapat memanfaatkan AMS tersebut secara
optimal oleh karena itu diperlukan evaluasi
tentang faktor apa saja yang mempengaruhi
tingkat kualitas Akademik Manajemen
Sistem. Dari hasil tersebut dapat dilakukan
evaluasi untuk menentukan faktor-faktor
yang berpengaruh untuk meningkatkan
kualitas Akademik Manajemen
SistemSTMIK MUSIRAWAS
Lubuklinggau dilihat dari sudut pandang
kepuasan pengguna. Sistem Informasi
Akademik Manajemen Sistem (Akademik
Manajemen Sistem) adalah fasilitas
pendukung untuk menunjang proses
administrasi di STMIK MUSIRAWAS
Lubuklinggau. Sikap kecenderungan
terjadinya End User Computing telah
menimbulkan reaksi yang beragam dalam
sikap dan prilaku penggunaan sistem
informasi.Pada tahun 1992, Delone dan
McLean mempublikasikan model
keberhasilan sistem informasi mereka.
Dalam penelitian mereka tersebut, mereka
memberikan 2 kontribusi yang cukup besar
dalam mempelajari faktor kesuksesan sistem
informasi, yang salah satunya adalah
mengklasifikasikan pengukuran kesuksesan
sistem informasi menjadi enam kategori (P.
B.Seddon, 1997). Sejak awal publikasinya,
tidak sedikit penelitian yang mengangkat
model DeLone dan McLean (W.H. Delone
and E. R. Mclean, 1992) sebagai acuan
dalam pengerjaan penelitian tersebut. Kritik
JUSIM (Jurnal Sistem Informasi Musirawas) Rio, Firdaus, Apriyudi
Vol 05 No 01 Juni 2020
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 89
dan saran yang mulai bermunculan sejak
awal publikasi model D&M membuat
peneliti ingin melakukan penelitian lanjutan
menggunakan model DeLone dan McLean..
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Evaluasi Sistem Informasi
Evaluasi efektivitas sistem informasi
dan pemeriksaan kinerja atas aspek
efektivitas sistem informasi merupakan satu
irisan antara audit sistem informasi dan audit
kinerja karena memiliki tujuan yang sama
yaitu mengukur sejauh mana tujuan yang
diharapkan atau outcome dicapai dengan
penggunaan sistem informasi. Akademik
Manajemen Sistem (AMS) merupakan
layanan akademik yang diperuntukkan bagi
mahasiswa dalam mengakses informasi
yang berkaitan dengan cacatan akademik
selama proses perkuliahan. Informasi yang
disampaikan meliputi informasi kartu
rencana studi (KRS), karu hasil studi (KHS),
jadwal kuliah yang sedang diikuti, neraca,
biodata diri, serta aganda harian. Menurut
[1] model adalah penyerhanaan
(abstraction) dari sesuatu. Model mewakili
sejumlah objek atau aktivitas yang disebut
entitas (entity). Proses desain/pemodelan
sistem informasi diharapkan dapat berfungsi
secara efektif.
2.2 Model Kesuksesan Sistem
Informasi
Model kesuksesan Delone dan
McLean merupakan model yang sederhana
dan sering digunakan para peneliti dalam
meneliti sistem informasi terutama mencari
seberapa sukses sistem informasi yang
meraka teliti [2]. Model ini memiliki
beberapa variabel yang mempengaruhi
kesuksesan suatu sistem informasi. Model
kesuksesan sistem informasi DeLone dan
McLean dapat diukur dari enam faktor [1],
Yaitu :
a. System quality: ukuran pemrosesan
informasi dari suatu sistem itu sendiri.
b. Information quality: ukuran dari
keluaran sistem informasi.
c. Information use: Information use dapat
diartikan seberapa sering informasi
yang dihasilkan oleh suatu sistem
informasi tersebut digunakan.
d. Use satisfaction: respon penerima
terhadap kegunaan dari keluaran suatu
sistem informasi.
e. Individual impact: efek dari sistem
informasi pada perilaku penerima.
f. Organization impact: efek dari
informasi pada kinerja organisasi
2.3 Kualitas Sistem
Kualitas sistem berarti kualitas dari
kombinasi hardware dan software dalam
sistem informasi.Fokusnya adalah performa
dari sistem itu sendiri, yang merajuk pada
beberapa baik kemampuan perangkat keras,
perangkat lunak, kebijakan, prosedur dari
sistem informasi dapat menyediakan
informasi kebutuhan pengguna. Indikator
yang digunakan [1] adalah kemudahan untuk
digunakan (ease of use), kemudahan untuk
diakses (system flexibility), kecepatan dari
kerusakan (reliability). Selain itu juga
digunakan indikator lain yaitu keamanan
sistem (security).
2.4 Akademik Manajemen Sistem
(AMS)
Akademik Manajemen Sistem (AMS)
menghimpun berbagai macam data yang
dikolola dan diproses secara otomatis
dengan alat dan metode tertentu. Sehingga
AMS akan menghasilkan informasi yang
diperlukan agar terlaksananya kegiatan
akademik dengan baik. Sistem ini dibagi ke
dalam beberapa subsistem antara lain seleksi
dan registrasi mahasiswa baru, kurikulum
dan bidang studi, perkuliahan, tugas, ujian,
pengelolaan dan pengembangan dosen,
kelulusan, wisuda dan alumni.AMS bagi
Sekolah Tinggi Manajemen Dan Ilmu
Komputer Musirawas Lubuklinggau
merupakan media informasi, komunikasi
dan proses manajemen yang memudahkan
JUSIM (Jurnal Sistem Informasi Musirawas) Rio, Firdaus, Apriyudi
Vol 05 No 01 Juni 2020
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 90
stakeholder dam Civitas akademik Sekolah
Tinggi Manajemen Dan Ilmu Komputer
Musirawas Lubuklinggau serta masyarakat
luas untuk mengakses lebih mengetahui
tentang Sekolah Tinggi Manajemen Dan
Ilmu Komputer Musirawas Lubuklinggau.
Keberadaan AMS Sekolah Tinggi
Manajemen Dan Ilmu Komputer Musirawas
Lubuklinggau menyerhanakan berbagai
proses administrasi mahasiswa dalam
bidang pendidikan, keuangan, serta
akademik. Slah satu manfaat yang telah
dirasakan adalah kemudahan dalam proses
menyampaikan dan mendapatkan informasi
akademik Sekolah Tinggi Manajemen Dan
Ilmu Komputer Musirawas Lubuklinggau
serta penghematan biaya yang dikeluarkan
karena pemangkasan birokrasi yang panjang
dan penghematan dari sisi jumlah Sumber
Daya Manusia dalam penanganannya.
2.5 Pengukur Kesuksesan Sistem
Informasi
Menurut model kesuksesan sistem
informasi [1], kesuksesan sistem informasi
dapat diukur dengan mengukur manfaat
bersih yang didapatkan berdasarkan dua
dimensi. Dua dimensi tersebut adalah
dimensi kualitas (kualitas informasi, kualitas
sistem dan kualitas layanan), dan dimensi
pemakaian (use/intention to use) serta
kepuasan pengguna. Delone dan Mclean
menemukan bahwa kualiatas sistem dan
informasi memiliki pengaruh langsung pada
kepuasan pengguna sistem informasi.
Gambar 1 D & M IS Success Model
(Sumber: Delone, Mclean, 2003)
2.6 Kualitas Sistem Informasi
Kualiatas sistem informasi harus
memenuhi keandalan sehingga dapat
memuaskan pengguna. Perilaku pengguna
sistem informasi akan mempengarui
penggunaan teknologi. Kualitas sistem
informasi dapat diukiur dengan ease of use
(kemudahan penggunaan); respose time
(kecepatan akses) reliability (keandalan
sistem) Flexibility (Fleksibility) dan security
(keamanan) [1].
2.7 Penelitian Terdahulu
Adapun beberapa penelitian terdahulu
yang berhubungan dalam penelitian ini
antara lain, penelitian dengan judul Analisis
Penerapan sistem informasi akademik
menggunakan model end-user computing
Satisfaction di program studi Pendidikan
Teknik Informatika dalam penelitian ini
menjelaskan bahwa kegagalan dari
penerapan suatu sistem informasi terutama
berkaitan dengan masalah perilaku masalah
pengguna daripada masalah teknis. Masalah
perilaku pengguna harus ditangani dalam
analisis pihak pengembang, khususnya pada
tahap analisis kebutuhan sistem. Untuk itu
fokus yang harus diperhatikan dalam analisis
pengembang sistem. Namun, pada
penerapan suatu sistem informasi terkadang
pengembang tidak melaksanakan analisis
kebutuhan sesuai sistem pengguna, sehingga
pada saat penerapan sistem tersebut tidak
dapat memenuhi kebutuhan pengguna [3].
Penelitian selanjutnya adalah
penelitian dengan judul Pengaruh Kualitas
Sistem, Informasi dan pelayanan Siakad
terhadap kepuasan Mahasiswa, hipotesis
dalam penelitian ini yaitu : yang pertama
faktor kualitas sistem, kualitas informasi,
dan kualitas pelayanan berpengaruh secara
simultan terhadap kepuasan mahasiswa.
Hipotesis yang kedua faktor-faktor kualitas
sistem berpengaruh secara signifikan
terhadap kepuasan mahasiswa. Hipotesis
yang ketiga faktor-faktor kualitas informasi
berpengaruh secara signifikan terhadap
kepuasan mahasiswa. Hipotesis yang
keempat faktor-faktor kualitas pelayanan
berpengaruh secara signifikan terhadap
kepuasan mahasiswa. Hasil penelitian
menunjukan bahwa seluruh hipotesis yang
diusulkan diterima [4].
JUSIM (Jurnal Sistem Informasi Musirawas) Rio, Firdaus, Apriyudi
Vol 05 No 01 Juni 2020
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 91
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan dan Desain Penelitian
Desain pada penelitian ini
menggunakan desain penelitian pendekatan
kualitatif. Pada desain pendekatan kualitatif
adalah jenis penelitian yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang tidak dapat di
capai dengan menggunakan prosedur-
prosedur statistik dengan cara kualitatif
lainnya.
Pendekatan kualitatif dalam hal ini
sesungguhnya adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data-data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati.
Sehingga data yang dikumpulkan adalah
data yang berupa kata atau wawancara,
catatan lapangan, foto, video, dokumensi
pribadi memo maupun dokumen lainnya.
3.2 Metode Penelitian
Dengan memperhatikan model
penelitian, kerangka teoritas dan tahapan
penelitian yang telah diformulasikan
sebelumnya, teknik yang tepat untuk
digunakan dalam penelitian ini, adalah
model persamaan struktural structural
eduation modelling (SEM).
Structural Eduation Modelling (SEM)
mengguji suatu rangkaian hubungan saling
ketergantungan antar variabel secara
simultan. Teknik ini terutama sangat
berguna apabila satu variabel dependen
menjadi variabel indenpenden dalam
hubungan persamaan selanjutntnya. Asalan
digunakan Structural Eduation Modelling
(SEM) dalam penelitian ini adalah
berdasarkan pertimbangan ganda seacra
simultan sekaligus memberikan efisiensi
analisis statistika, dan (2) kemampuannya
untuk menguji hubungan secara
komprehensif dan memberiakan suatu
bentuk transisi analisis exploratory menuju
analisis confirmatory. Bentuk transisi ini
berkaitan dengan upaya yang lebih besar
dalam semua lapangan studi untuk
mengembangkan suatu pandangan masalah
secara lebih sistematis dan holistik.
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Kualitas Sistem
Kualitas sistem digunakan untuk
kualitas sistem informasi itu sendiri [5].
Artinya kualitas sistem merupakan kualitas
dari sistem informasi itu. Kualitas sistem
berarti kualitas kombinasi dari hardware dan
software [1], menjelaskan bahwa kualitas
sistem adalah performa dari sistem yang
merujuk pada seberapa baik kemempuan
perangkat keras, perangkat lunak, kebijakan,
prosedur dari sistem informasi dapat
menyediakan informasi kebutuhan
pengguna.
Kualitas sistem diukur sacara
subyektif oleh pemakai, sehingga kualitas
sistem yang digunakan adalah kualitas
sistem persepsian. Indikator yang digunakan
mereplikasi dan penelitian [6] terdiri dari 6
skala pengukuran yakni : fleksibiltas,
integrasi sisem, waktu respon, perbaikan
kesalahan, kenyamanan akses dan bahasa.
3.3.2 Kualitas Informasi
Kualitas informasi mengukur kualitas
keluaran dari sistem informasi,[5]. Sama
halnya dengan kualitas sistem, kualitas
informasi yang dimaksud adalah kualitas
informasi yang diukur secara subyektif oleh
pemakai yang selanjutnya disebut sebagai
kualitas informasi perspsian. [6]
menggunakan 5 skala pengukuran sebagai
berikut : kelengkpan, ketepatan, keandalan,
kekinian, dan bentuk dari keluaran.
3.3.3 Penggunaan
[5]membedakan penggunaan ke
dalam penggunaan keluran dan penggunaan
sistem yang berarti penggunaan informasi
dan penggunaan dari sistem informasi itu
sendiri. Dari perbedaan itu perlu mendapat
perhatian, bahwa dalam konteks penggunaan
dimaksud adalah penggunaan aplikasi atau
sistem informasi itu sendiri. Dengan asumsi
bahwa selain menggunakan sistem
informasi, pemakai sistem secara otomatis
juga memanfaatkan hasil dari sistem
informasi yaknii berupa output laporan yang
dihasilkan oleh sistem informasi.
[5]menambahkan, konsep
penggunaan dari suatu sistem informasi
dapat dilihat dari beberapa perspektif, yakni
JUSIM (Jurnal Sistem Informasi Musirawas) Rio, Firdaus, Apriyudi
Vol 05 No 01 Juni 2020
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 92
penggunaan nyata dan penggunaan
persepsian. Pembedaan ini penting untuk
membedakan antara merupakan penggunaan
yang merupakan keharusan yang tidak dapat
dihindari atau merupakan penggunaan
secara sukarela.Mereplikasikan item yang
digunakan pada penelitian [6], penelitian ini
menggunakan 2 item yakni : penggunaan
waktu harian, dan frekuensi penggunaan.
3.3.4 Kepuasan pengguna
Kepuasan pengguna sistem
merupakan respon dan unpam balik yang
dimunculkan pengguna setelah memakai
sistem informasi. Sikap pengguna terhadap
sistem informasi merupakan kriteria
subyektif mengenai seberapa suka pengguna
terhadap sistem yang digunakan [1]
mengukur kepuasan pengguna dengan 2
item yaitu Repeat Purchases dan Repeat
Visit.
3.4 Populasi Dan Sample
3.4.1 Populasi
Populasi adalah kumpulan dari unsur
atau elemen atau unit pengamatan
(observation unit)yang akan diteliti” [7].
Dapat disimpulkan bahwa populasi adalah
kumpulan individu yang menjadi unsur atau
elemen yang akan diteliti. Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasisiwa STMIK
MUSIRAWAS Lubuklinggau yang masih
aktif dengan jumlah 603 Mahasiswa.
3.4.2 Sampel
Dalam menentukan ukuran sampel
suatu populasi dengan formula n = N / ( 1 +
N.(e)2)
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Total Populasi
e = Batas Toleransi Error
Tabel 1. Jumlah Responden
Item Responden
Mahasiswa 603
Dosen 31
Operator 2
Jumlah Keseluruhan
Responden 636
Sumber : Diolah dari data primer, tahun 2019
Dari data jumlah populasi yang
mengunakan AMS yang berjumlah 636
mahasiswa,dosen dan operator yang ada
di Sekolah Tinggi Manajemen Dan Ilmu
Komputer Lubuklinggau Jumlah Sampel
yang akan diambil dari mahasiswa
pengguna Akademik Manajeman Sistem
(AMS) di Sekolah Tinggi Manajemen
Dan Ilmu Komputer Musirawas
Lubuklinggau.Responden yang akan
dijadikan sampel dalam penelitian ini
diambil sebanyak 86 Sampel dari seluruh
responden yang menggunakan Akademik
Manajemen Sistem (AMS) sebagai media
sistem akademik. Adapun hasil
perhitingan penentuan jumlah responden
yang akan dijadikan sampel dalam
penelitian berdasarkan rumus Slovin
adalah sebagai berikut:
n= N/(1+(Nxd2))
n =636/(1+(636x0,012))
n = 636/(1+636)
n = 603/1+6,36
n = 636/7,36
n = 86,4 sampel
2.8 Teknik Analisa Data
Data yang diolah merupakan data
primer yang dikumpulkan dari kuisioner
yang disusun berdasarkan indikator dalam
variabel dengan menggunkan skala likert 1
sampai 5. Kuisioner yang dipakai
merupakan kuisioner yang digunakan oleh
[6].
Model dianalisis dengan pemodelan
persamaan Structural Equation Modelling),
digunakan untuk menguji suatu rangkaian
hubungan variabel yang diperoleh melalui
kuesioner atau angket dalam bentuk angka
dengan Skala 1-5. Adapun langkah-langkah
yang digunakan penulis dalam menganalisis
data kuesioner atau angket adalah sebagai
berikut.
a. Angket diisi oleh responden yaitu
Mahasiswa yang sudah dipilih sebagai
JUSIM (Jurnal Sistem Informasi Musirawas) Rio, Firdaus, Apriyudi
Vol 05 No 01 Juni 2020
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 93
kelas sampel kemudian dikumpulkan
hasil jawabannya.
b. Membuat tabulasi dari nilai skor yang
telah diberikan.
c. Diuji Validitas datanya dengan
menggunakan SPSS.
Untuk diuji Validitas, penulis
menggunakan bentuk pertanyaan, Sangat
Kurang Bagus (SKB), Kurang Bagus (KB),
Cukup Bagus (CB), Bagus (B), Sangat
Bagus (SB). Hal ini digunakan untuk
mempermudah responden yaitu dengan cara
mengisi dengan tanda (X) pada kolom
kuesioner atau angket penelitian.
Data mentah berupa penelian-penelian
sistem AMS STMIK MUSIRAWAS
Lubuklinggau yang telah dikumpulkan
melalui instrumen yang berupa kuesioner
atau angket tersebut atau analisis agar
dimaksudkan agar menguji sejauh mana
penelitian dapat diterima. Bahan-bahan yang
menjadi objek pengumpulan data atau
responden.
Adapun langkah-langkah yang
dilakukan peneliti dalam menganalisis data
dari hasil kuesioner adalah sebagai berikut :
a. Angket atau kuesioner yang telah di isi
oleh Mahasiswa diperiksa kembali
kelengkapan jawabannya, kemudian
disusun sesuai dengan urutan.
b. Setiap pertanyaan diberiakan skor
sesuai dengan bobot yang telah
ditentukan.
c. Menghitung skor kepuasan pengguna
terhadap sistem AMS STMIK
MUSIRAWAS Lubuklinggau.
d. Menguji Validitas data yang telah
dikumpulkan dengan angket atau
kuesioner.
2.9 Pertanyaan
Tabel 2. Pertanyaan
No Pertanyaan
1
1. Saya dapat menggunakan sistem dan
merubah data profil yang tersedia
sesuai kebutuhan
2. Saya dapat berinteraksi dengan sistem
dan pengguna yang lain menggunakan
sistem yang ada
3. Saya tidak perlu waktu lama
mendapatkan informasi setelah
mengakses sistem
4. Sistem memberikan fasilitas umpan
balik jika terjadi kesalahan sistem
5. Saya merasa nyaman dan mudah dalam
menggunakan sistem
6. Saya dapat dengan mudah mengerti
bahasa yang dimaksud oleh sistem
2
1. Saya mendapat data yang lengkap
sesuai kebutuhan
2. Informasi yang saya dapatkan sesuai
dengan data yang sebenarnya
3. Saya dapat mengandalkan data yang
didapatkan dalam memenuhi
kebutuhan informasi
4. Data yang saya dapatkan adalah
informasi yang terkini dan selalu
diperbaruhi
5. Data yang saya dapatkan dapat saya
gunakan di alat atau media lain
3 1. Saya merasa nyaman dalam mengakses
atau mengirim data melalui sistem
2. Sistem memberikan beberapa masukan
yang mungkin berguna bagi saya
3. Sistem memberikan tanggapan sesuai
dengan apa yang saya lakukan
4
1. Saya puas dengan data dan informasi
yang saya dapat
2. Saya puas dengan sistem yang ada
5
1. Saya mendapatkan informasi lebih
cepat dengan menggunakan sistem
2. Informasi yang saya dapat lebih baik
dengan menggunakan sistem
3. Saya lebih efektif dalam menerima
informasi dengan menggunakan sistem
4. Saya merasa lebih mudah dalam
mendapatkan informasi dengan
menggunakan sistem
5. Sistem sangat berguna dalam kegiatan
akademik saya
Sumber : Diolah dari data primer, tahun
2019
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Distribusi Jawaban Responden
Hasil pengolahan data secara
deskriptif dari variabel-variabel yang saya
teliti dapat di simpulkan berikut ini :
4.1.1 Kualitas Sistem
Dari distribusi frekuensi jawaban
kuisioner untuk varibel kualitas sistem saya
JUSIM (Jurnal Sistem Informasi Musirawas) Rio, Firdaus, Apriyudi
Vol 05 No 01 Juni 2020
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 94
sajikan. Responden paling banyak memilih
sangat bagus 29 (72,5%)hal ini
menunjukkan kepuasan pengguna sangat
bagus jika kualitas sistem di AMS dapat
membantu sistem informasi pada perguruan
tinggi STMIK MUSIRAWAS
Lubuklinggau sebagai suatu aktivitas atau
rangkai aktivitas, terjadi interaksi dengan
seseorang pengguna atau mesin secara fisik
dan penyediaan kepuasan pengguna AMS.
4.1.2 Kualitas Informasi
Dari distribusi frekuensi jawaban
kuisioner untuk varibel kualitas informasi.
Responden paling banyak memilih sangat
bagus 23 (57,5%) hal ini menunjukkan
kepuasan pengguna sangat bagus jika
kualitas informasi di AMS dapat membantu
sistem informasi pada perguruan tinggi
STMIK MUSIRAWAS Lubuklinggau
sebagai suatu aktivitas atau rangkai
aktivitas, terjadi interaksi dengna seseorang
pengguna atau mesin secara fisik dan
penyediaan kepuasan pengguna AMS.
Pemanfaatan sistem informasi dengan
fasilitas pendaftaran dan pembayaran secara
on line serta dimanfaatkan juga sebagai
sarana pengaduan untuk memudahkan
pengguna sistem informasi yang ada.
4.1.3 Kualitas layanan
Dari distribusi frekuensi jawaban
kuisioner untuk varibel kualitas layanan.
Responden paling banyak memilih sangat
bagus 23 (57,5%) hal ini menunjukkan
kepuasan pengguna sangat bagus jika
kualitas informasi di AMS dapat membantu
sistem informasi pada perguruan tinggi
STMIK MUSIRAWAS Lubuklinggau
sebagai suatu aktivitas atau rangkai
aktivitas, terjadi interaksi dengna seseorang
pengguna atau mesin secara fisik dan
penyediaan kepuasan pengguna AMS. dari
kualtas layanan akademik manajemen
sistem (AMS) memiliki jawaban Sistem
Informasi AMS mudah di pelajari dan
mudah di gunakan dalam melakukan proses
kerja.Davis (1989) mendefinisikan
kemudahan penggunaan sebagai suatu
tingkatan dimana seseorang percaya bahwa
computer dapat dengan mudah dipahami
oleh pengguna sistem informasi.
4.1.4 Kepuasan pengguna
Distribusi frekuensi jawaban
kuisioner untuk variabelkepuasan pengguna.
Responden paling banyak memilih setuju
sebesar 24 (60,0%), hal ini menunjukkan
persepsi pengguna setuju kepuasa pengguna
dari sistem Informasi STMIK
MUSIRAWAS Lubuklinggau, memiliki
jawaban Sistem Informasi AMS mudah di
pelajari dan mudah dalam menggunakan
sistem tersebut.mendefinisikan kemudahan
penggunaan sebagai suatu tingkatan dimana
seseorang percaya bahwa computer dengan
informasi yang baik dapat dan mudah
dipahami oleh pengguna sistem akademik
manajemen sistem (AMS).
4.1.5 Net Benefit
Distribusi frekuensi jawaban
kuisioner untuk variable net benefit.
Responden paling banyak memilih setuju
sebesar 24 (60,0%), hal ini menunjukkan
persepsi pengguna setuju net benefit dari
sistem Informasi STMIK MUSIRAWAS
Lubuklinggau, memiliki jawaban Sistem
mudah di pelajari dan menggunakan sistem
tersebut. Penggunaan sebagai suatu
tingkatan dimana seseorang percaya bahwa
computer dengan informasi yang baik bagi
pengguna sistem akademik manajemen
sistem (AMS).
4.2 Pengujian Data
4.2.1 Uji data Outliers
Data yang digunakan dalam penelitian akan
mengandung outliers apabila data bersifat
bias atau tidak berkualitas. Secara deskriptif
berdasarkan mean dan standar deviasi
JUSIM (Jurnal Sistem Informasi Musirawas) Rio, Firdaus, Apriyudi
Vol 05 No 01 Juni 2020
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 95
(dengan bantuan software SPSS 22) seperti
yang dapat terlihat pada Tabel 5.6 diperoleh
bahwa untuk semua indikator penilaian
memiliki nilai mean yang lebih besar
dibanding dengan standar deviasi, sehingga
semua indikator tidak mengandung data
outliers.
Tabel 3. Penentuan Data Ouliers Descriptive Statistics
Mean
Std.
Deviation N
Saya dapat menggunakan sistem dan merubah data profil yang
tersedia sesuai kebutuhan 4,14 ,671 86
Saya dapat berinteraksi dengan sistem dan pengguna yang lain
menggunakan sistem yang ada 4,63 ,595 86
Saya tidak perlu waktu lama mendapatkan informasi setelah
mengakses sistem 4,21 ,534 86
Sistem memberikan fasilitas umpan balik jika terjadi kesalahan
sistem 4,59 ,709 86
Saya merasa nyaman dan mudah dalam menggunakan sistem 4,22 ,758 86
Saya dapat dengan mudah mengerti bahasa yang dimaksud
oleh sistem 4,31 ,637 86
Saya mendapat data yang lengkap sesuai kebutuhan 3,28 ,451 86
Informasi yang saya dapatkan sesuai dengan data yang
sebenarnya 3,00 ,751 86
Saya dapat mengandalkan data yang didapatkan dalam
memenuhi kebutuhan informasi 3,05 ,734 86
Data yang saya dapatkan adalah informasi yang terkini dan
selalu diperbaharui 2,86 ,842 86
Data yang saya dapatkan dapat saya gunakan di alat atau media
lain 3,34 1,343 86
Saya merasa nyaman dalam mengakses atau mengirim data
melalui sistem 4,53 ,568 86
Sistem memberikan beberapa masukan yang mungkin berguna
bagi saya 4,31 ,844 86
Sistem memberikan tanggapan sesuai dengan apa yang saya
lakukan 4,50 ,628 86
Saya puas dengan data dan informasi yang saya dapat 4,56 ,586 86
Saya puas dengan sistem yang ada 4,43 ,564 86
Saya mendapatkan informasi lebih cepat denga menggunakan
sistem 4,24 ,484 86
Informasi yang saya dapat lebih baik dengan menggunakan
sistem 4,37 ,510 86
Saya lebih efektif dalam menerima informasi dengan
menggunakan sistem 4,31 ,491 86
Saya merasa lebih mudah dalam mendapatkan informasi
dengan menggunakan sistem 4,42 ,519 86
Sistem sangat berguna dalam kegiatan akademik saya 4,56 ,586 86
Sumber : Diolah dari data primer, tahun 2019, SPSS 22
JUSIM (Jurnal Sistem Informasi Musirawas) Rio, Firdaus, Apriyudi
Vol 05 No 01 Juni 2020
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 96
Dari hasil output di atas diperoleh
jumlah total pengamatan = 86 kuisioner
dengan nilai minimim pada setiap indikator
adalah 1 dan jumlah minimum setiap
indikator adalah 5 (Lima).
4.3 Uji Linieritas
Gambar 2 Hasil Uji Linieritas
Sumber : Diolah dari data primer, tahun 2019, SPSS 22
Berdasarkan nilai signifikan dari
output di atas, diperoleh nilai signifikan
yang artinya terdapat hubungan linear secara
signifikan.
KS * NET BENEFIT = 0,000 lebih kecil dari
0,05
KI * NET BENEFIT = 0,951 lebih besar dari
0,05.
Kl * NET BENEFIT = 0,000 lebih kecil dari
0,05.
KP * NET BENEFIT = 0,000 lebih kecil dari
0,05, yang artinya terdapat hubungan linear
secara signifikan.
JUSIM (Jurnal Sistem Informasi Musirawas) Rio, Firdaus, Apriyudi
Vol 05 No 01 Juni 2020
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 97
4.4 Uji Validitas
Tabel 4. Hasil Perhitungan Uji Validitas
Dalam Tabel
No
Item
r
hitung
r
tabel
N Keterangan
KS1 0,218 0,213 86 Valid
KS2 0,569 0,213 86 Valid
KS3 0,261 0,213 86 Valid
KS4 0,298 0,213 86 Valid
KS4 0,196 0,213 86 Valid
KS5 0,187 0,213 86 Valid
KI1 0,071 0,213 86 Valid
KI2 0,187 0,213 86 Valid
KI3 0,103 0,213 86 Valid
KI4 0,031 0,213 86 Valid
KI5 0,012 0,213 86 Valid
KL1 0,648 0,213 86 Valid
KL2 0,450 0,213 86 Valid
KL3 0,384 0,213 86 Valid
KP1 0,452 0,213 86 Valid
KP2 0,119 0,213 86 Valid
Net
Benefit 0,012
0,213 86 Valid
Net
Benefit 0,163
0,213 86 Valid
Net
Benefit 0,324
0,213 86 Valid
Net
Benefit 0,537
0,213 86 Valid
Net
Benefit 0,1
0,213 86 Valid
Sumber : Diolah dari data primer, tahun
2019, SPSS 22
Hasil uji validitas menunjukkan
bahwa semua item pertanyaan kiusioner
semuanya Valid, karena memiliki nilai
rhitung>
rtabel. Tidak ada data yang harus
dikeluarkan dari analisis. Data layak untuk
masuk pada tahap analisis selanjutnya.
4.5 Uji Reliabilitas
Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Per Item
Scale
Mean
if
Item
Delet
ed
Scale
Varia
nce if
Item
Delet
ed
Corre
cted
Item-
Total
Corre
lation
Cron
bach'
s
Alph
a if
Item
Delet
ed
Saya dapat
menggunakan
sistem dan
merubah data
profil yang tersedia
sesuai kebutuhan
81,73 37,77
5 ,294 ,791
Saya dapat
berinteraksi
dengan sistem dan
pengguna yang
lain menggunakan
sistem yang ada
81,24 39,66
9 ,084 ,801
Saya tidak perlu
waktu lama
mendapatkan
informasi setelah
mengakses sistem
81,66 38,67
3 ,255 ,793
Sistem
memberikan
fasilitas umpan
balik jika terjadi
kesalahan sistem
81,28 37,33
3 ,325 ,790
Saya merasa
nyaman dan
mudah dalam
menggunakan
sistem
81,65 36,60
6 ,379 ,786
Saya dapat dengan
mudah mengerti
bahasa yang
dimaksud oleh
sistem
81,56 38,17
9 ,263 ,793
Saya mendapat
data yang lengkap
sesuai kebutuhan
82,59 38,10
3 ,421 ,787
Informasi yang
saya dapatkan
sesuai dengan data
yang sebenarnya
82,87 37,19
5 ,316 ,790
Saya dapat
mengandalkan
data yang
didapatkan dalam
memenuhi
kebutuhan
informasi
82,83 36,09
9 ,455 ,782
JUSIM (Jurnal Sistem Informasi Musirawas) Rio, Firdaus, Apriyudi
Vol 05 No 01 Juni 2020
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 98
Data yang saya
dapatkan adalah
informasi yang
terkini dan selalu
diperbaharui
83,01 38,05
9 ,181 ,800
Data yang saya
dapatkan dapat
saya gunakan di
alat atau media lain
82,53 33,28
7 ,359 ,799
Saya merasa
nyaman dalam
mengakses atau
mengirim data
melalui sistem
81,34 38,34
4 ,283 ,792
Sistem
memberikan
beberapa masukan
yang mungkin
berguna bagi saya
81,56 33,56
7 ,652 ,767
Sistem
memberikan
tanggapan sesuai
dengan apa yang
saya lakukan
81,37 37,50
7 ,358 ,788
Saya puas dengan
data dan informasi
yang saya dapat
81,31 37,34
7 ,414 ,785
Saya puas dengan
sistem yang ada 81,44
37,82
6 ,361 ,788
Saya mendapatkan
informasi lebih
cepat denga
menggunakan
sistem
81,63 37,55
4 ,484 ,784
Informasi yang
saya dapat lebih
baik dengan
menggunakan
sistem
81,50 37,47
6 ,467 ,784
Saya lebih efektif
dalam menerima
informasi dengan
menggunakan
sistem
81,56 37,63
8 ,460 ,784
Saya merasa lebih
mudah dalam
mendapatkan
informasi dengan
menggunakan
sistem
81,45 37,45
1 ,461 ,784
Sistem sangat
berguna dalam
kegiatan akademik
saya
81,31 36,57
1 ,527 ,780
Sumber : Diolah dari data primer, tahun
2019, SPSS 22
Berdasarkan hasil cronbach alpha per
item yang ada bernilai rata-rata diatas 0,780,
dapat dikatakan reable karena nilai conbach
Alpha diatas 70%
4.6 Uji Structural Equation Model
(SEM)
Bersadarkan cara penentuan nilai
dalam model,maka variabel pengujian
model pertama ini dikelompokkan menjadi
variabel eksogen (exogenous variabel) dan
variabel endogen (endogenous variabel).
Variabel eksogen adalah variabel yang
nilainya ditentukan di luar model.
Sedangkan variabel endogen adalah
variabel yang nilainya ditentukan melalui
persamaan atau dari model hubungan yang
terbentuk.
Model dikatakan baik bilamana
pengembangan model hipotetik secara
teoritas didukung oleh data empirik hasil
analisis Structural Equation Model (SEM).
Gambar 3 Hasil Akhir Uji Konstruk
Dimensi
Sumber : Hasil olahan data, tahun 2019,
AMOS
JUSIM (Jurnal Sistem Informasi Musirawas) Rio, Firdaus, Apriyudi
Vol 05 No 01 Juni 2020
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 99
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penyebaran
kuisioner Di STMIK MUSIRAWAS
Lubuklinggau, di dapatkan bahwa model
yang di gunakan dalam penelitian dapat di
gunakan. Model yang di ajukan dapat di
terima setelah asumsi-asumsi telah
terpenuhi. Untuk Model pengukuran yang di
gunakan untuk mengetahui berapa besar
kepuasan pengguna, bahwa kepuasan
pengguna AMS STMIK MUSIRAWAS
Lubuklinggau. Selanjutnya model
pengukuran tersebut di analisis dengan
Model DeLone and McLean Structural
Equition Model(SEM) untuk model
pengujian hubungan kualitas berhubungan
antar variabel-variabel yang mempengaruhi
dan di pengaruhi oleh kualitas sistem,
kualitas informasi dan kualitas layanan,
kepuasan pengguna AMS telah memenuhi
kriteria Goodness Of – Full Model yaitu chi
square dan variabel lain yang mampu
memberikan konstribusi pada kepuasaan
pengguna. Dan bukan tidak mungkin bahwa
sebenarnya masih banyak variabel-variabel
lain yang juga mempengaruhi Akademik
Manajemen Sistem terhadap kepuasan
pengguna AMS.
Berdasarkan hasil uji dan pembahasan
yang telah di paparkan sebelumnya maka
dapat di ambil kesimpulan bahwa dimensi
kualitas sistem, kualitas informasi, dan
dimensi kualitas layanan mempengaruhi
kepuasaan pengguna AMS, STMIK
MUSIRAWAS Lubuklinggau. Variabel
yang paling mempengaruhi kepuasan
penggunaSTMIK MUSIRAWAS
Lubuklinggau yaitu variabel faktor dimensi
kualitas layanan dengan loading faktor
0,592. Diikuti dengan faktor dimensi
kualitas informasi dengan nilai loading
faktor sebesar 1,515.dan variabel faktor
dimensi Kualitas Sistem dengan nilai
loading faktor sebesar 0,042. Selanjutnya
variabel faktor dimensi Net Benefit dengan
nilai loading faktor sebesar 0,0,110. Secara
umum, kualitas sistem informasi Akademik
Manajemen Sistem (AMS) memberikan
pengaruh terhadap kepuasan
penggunaSTMIK MUSIRAWAS
Lubuklinggau. Model yang disajikan telah di
uji dengan baik dan dapat digunakan.
VI. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan yang telah di uraikan diatas,
maka ada beberapa saran yang dapat
diberikan,yaitu:
1. Diharapkan tulisan ini dapat di
tindak lanjuti dengan penelitian lain
yang lebih komprehensif, lebih baik
dan mengenal ke seluruh Variabel-
variabel yang ada di AMS dan pihak
yang terkait sistem ini perlu di
kembangkan agar lebih bermanfaat
bagi pengguna AMS tsb. Dengan
kita menggunakan Akademik
Manajemen Sistem di harapkan
mampu meningkatakan kualitas
pendidikan perguruan tinggi yang
lebih baik guna untuk menciptakan
individu yang terampil dan handal,
serta mampu berkompetisi dengan
yang lain.
2. Diharapkan perlu diadakan
penelitian yang lebih komplit,
Misalnya menambah variabel-
variabel yang ada di sebuah sistem
akan di uji selanjutnya.
3. Penelitian lebih lanjut dapat di
kembangkan tidak hanya pada aspek
Kepuasan pengguna, kualitas
sistem, kualitas informasi bagi
sistem informasi Akademik
Manajemen Sistem (AMS).
JUSIM (Jurnal Sistem Informasi Musirawas) Rio, Firdaus, Apriyudi
Vol 05 No 01 Juni 2020
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 100
VII. DAFTAR PUSTAKA
[1] W. H. DeLone and E. R. McLean,
“Information systems success: The
quest for the dependent variable,”
Inf. Syst. Res., vol. 3, no. 1, pp. 60–
95, 1992, doi: 10.1287/isre.3.1.60.
[2] S. Eom, Testing the Seddon Model of
Information System Success in an E-
Learning Context: Implications for
Evaluating DSS. Springer Berlin
Heidelberg, 2013.
[3] H. Jati, R. Wardani, N. Hasanah, A.
A. Baiti, and B. Destiana, “Analisis
Penerapan Sistem Informasi
Akademik (Siakad) 2013
Menggunakan Model End-User
Computing Satisfaction (Eucs) Di
Program Studi Pendidikan Teknik
Informatika,” J. Electron.
Informatics, Vocat. Educ., vol. 1, no.
1, pp. 53–64, 2015, doi:
10.21831/elinvo.v1i1.13229.
[4] R. Wahyudi, E. Astuti, and R. Riyadi,
“PENGARUH KUALITAS
SISTEM, INFORMASI DAN
PELAYANAN SIAKAD
TERHADAP KEPUASAN
MAHASISWA,” J. Adm. Bisnis S1
Univ. Brawijaya, vol. 1, no. 1, pp.
28–39, 2013.
[5] J. Hartono, Model Kesuksesan Sistem
Teknologi Informasi. Edisi 1.
Yogyakarta: Andi Offset, 2007.
[6] W. Standaert, S. Muylle, and A.
Basu, “An empirical study of the
effectiveness of telepresence as a
business meeting mode,” Inf.
Technol. Manag., vol. 17, no. 4, pp.
323–339, 2016, doi:
10.1007/s10799-015-0221-9.
[7] Abuzar, “Efektivitas Penurusan
Kekeruhan Dengan Direct Filtration
Menggunakan Saringan Pasir Cepat
(SPC),” in Prosiding SNSTL I 2014,
2014.