evaluasi implementasi... · evaluasi implementasi permendiknas no.2 tahun 2008 tentang kebijakan...

142
i EVALUAS I IMPLEMENTAS I PERMENDIKNAS NO. 2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN (S tudi Evaluasi Pelaksanaan Program Buku S ekolah Elektronik pada S ekolah Dasar di Kota Surakarta) Disusun oleh : Nama : Mufna Mubdiatun Nida NIM : D0105101 SKRIPSI Disusun Guna M emenuhi Syarat – Syarat Untuk M encapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi FAKULTAS ILMU S OS IAL DAN ILMU POLITIK UNIVERS ITAS S EBELAS MARET S URAKARTA 2010

Upload: buiphuc

Post on 06-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

i

EVALUASI IMPLEMENTASI

PERMENDIKNAS NO . 2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN

(Studi Evaluasi Pelaksanaan Program Buku Sekolah Elektronik pada Sekolah

Dasar di Kota Surakarta)

Disusun oleh :

Nama : Mufna Mubdiatun Nida

NIM : D0105101

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Syarat – Syarat Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Administrasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

ii

PERSETUJUAN

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing

Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M.Si. NIP. 196108251986012001

Page 3: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan Panitia Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pada Hari :

Tanggal :

Panitia Penguji :

1. Drs. Wahyu Nurharjadmo, M.Si ( )

NIP. 196411231988031001

2. Dra. Retno S uryawati, M.Si ( )

NIP. 196001061987022001

3. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M.Si ( ) NIP. 196108251986012001

Mengetahui,

Dekan

FISIP UNS

Drs. H Supriyadi, SN., S U.

NIP. 195301281981031001

Page 4: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

iv

PERNYATAAN

Nama : MUFNA MUBDIATUN NIDA

NIM : D 0105101

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul :

EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008

TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN (Studi Evaluasi Pelaksanaan Program

Buku Sekolah Elektronik pada Sekolah Dasar di Kota Surakarta) adalah betul-

betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi tersebut diberi

tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh

dari skripsi tersebut.

Surakarta, 25 Januari 2010

Yang membuat pernyataan,

Mufna Mubdiatun Nida

Page 5: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

v

MOTTO

“ Education begins with l ife. ”

( Benjamin Franklin )

” Jika anda bertekad melakukan sesuatu, arungilah karena bayangan

bencana yang terlihat biasanya lebih besar daripada yang sebenarnya ”

( Ali bin Abu Thalib )

“ Saat paling berbahaya pada akal adalah manakala pemiliknya menganggur

dan tak berbuat apa-apa ”

( Penulis )

Page 6: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

vi

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini saya persembahkan untuk :

ô Ayah & ibundaku tercinta atas doa dan

dukungannya yang selalu mengiringi setiap

langkahku.

ô Adik-adikku : Milla & Naasik yang selalu

mengejek dan tak pernah bosan untuk

menanyakan kapan kelulusanku.

ô Segenap keluarga besarku yang selalu

memberikan semangat untuk tidak menyerah.

ô Almamaterku di Jurusan Ilmu Administrasi

FISIP UNS

Page 7: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas segala nikmat Allah SWT yang telah memberikan

kemudahan dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008

TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN (Studi Evaluasi Pelaksanaan Program

Buku Sekolah Elektronik pada Sekolah Dasar di Kota Surakarta). Skripsi ini

merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk kelulusan dan meraih gelar

kesarjanaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs.Amsori, SH,M .Pd. selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga Kota Surakarta tahun 2008/2009 yang telah memberikan ijin

kepada penulis untuk melakukan penelitian.

3. Drs. Kelik isnawan selaku Kepala Bagian Bina Program Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta tahun 2008/2009 yang telah

meluangkan waktunya dan bersedia menjadi narasumber dalam skripsi ini.

Page 8: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

viii

4. Ibu Dian Rineta,ST selaku Kepala Sub.Bagian Perencanaan, evaluasi dan

Pelaporan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta beserta

jajaran staffnya yang telah membantu penulis dalam memperoleh data

terkait Program Buku Sekolah Elektronik.

5. Kepala Sekolah, Guru-Guru dan Siswa-Siswa SD di Kota Surakarta atas

kesediaannya menjadi narasumber.

6. Sepupuku Khanivan Kusuma Putra (terima kasih buat tinta dan printernya),

sahabat-sahabatku,teman-teman seperjuangan di AN 2005 ( terima kasih

buat semangatnya).

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang turut

memberikan dukungan dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan pada diri penulis. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi kesempurnaan

skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan semua pihak yang membutuhkan

Surakarta, 25 Januari 2010

Penulis

Page 9: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. iv

MOTTO ............................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xv

ABSTRAK............................................................................................................ xvi

ABSTRACT ......................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................ 9

C. Tujuan Penelitian................................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian............................................................................ 9

E. Tinjauan Pustaka................................................................................. 10

Page 10: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

x

1. Kebijakan Publik ........................................................................... 10

2. Evaluasi Kebijakan..................................................................... 11

3. Evaluasi Implementasi Kebijakan ................................................. 17

4. Variabel yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi

Kebijakan....................................................................................... 27

5. Efektivitas Implementasi Program Buku Sekolah Elektronik

(BSE)............................................................................................. 36

6. Kebijakan Perbukuan................................................................. 38

F. Kerangka Pemikiran........................................................................ .... 39

G. Definisi Konseptual dan Operasional ................................................. 45

H. Metodologi Penelitian ......................................................................... 49

1. Lokasi Penelitian .......................................................................... 49

2. Jenis Penelitian ............................................................................. 50

3. Teknik Sampling .......................................................................... 50

4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 51

5. Sumber Data…………………………………………………... 52

6. Validitas Data................................................................................ 53

7. Teknik Analisis Data .................................................................... 54

BAB II DESKRIPSI LOKASI

A. Gambaran Umum Kota Surakarta ...................................................... 56

B. Kondisi Sosial Ekonomi Budaya Kota Surakarta.......................... 58

Page 11: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

xi

C. Potret Dunia Pendidikan Kota Surakarta........................................ 60

D. Anggaran Pendidikan Kota Surakarta ................................................. 62

E. Deskripsi Organisasi Disdikpora Kota Surakarta.......................... ...... 64

BAB III EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PROGRAM BSE

A. Program Buku Sekolah Elektronik....................................................... 76

B. Implementasi Program Buku Sekolah Elektronik ............................... 78

1. Sosialisasi Program Buku Sekolah Elektronik............................ 78

2. Tahap Pelaksanaan........................................................................ 84

C. Efektivitas Implementasi BSE di Surakarta.................................. 90

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi

BSE..................................................................................................... 104

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 120

B. Saran .................................................................................................... 122

C. Rekomendasi Penelitian Lanjutan....................................................... 124

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 125

LAMPIRAN

Page 12: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Model-model implementasi kebijakan........................................... 22

Gambar 1.2 Kerangka Pikir................................................................................ 44

Gambar 1.3 Analisis M odel Interaktif ............................................................... 53

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Kota Surakarta................................................................................. 68

Gambar 3.1 Alur Sosialisasi Program Buku Sekolah Elektronik ...................... 79

Gambar 3.2 Alur Komunikasi Kebijakan Disdikpora Surakarta ....................... 106

Page 13: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Kebijakan Perbukuan di Indonesia..................................................... 4

Tabel 1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Implementasi BSE. 31

Tabel 1.3 Sekolah Dasar Plus berdasarkan kriteria Disdikpora Kota Surakarta 40

Tabel 1.4 Daftar Sekolah Dasar Pinggiran di Kota Surakarta........................... 41

Tabel 2.1 Luas Wilayah Surakarta ..................................................................... 57

Tabel 2.2 Data Demografi Surakarta 2007 ........................................................ 59

Tabel 2.3 Data penduduk usia sekolah menurut tingkat partisipasi sekolah dan

jenis kelamin di Kota Surakarta tahun 2007...................................... 61

Tabel 2.4 Data keluarga sejahtera menurut tahapan di Kota Surakarta tahun

2007 dalam persen (%)........................................................................ 62

Tabel 2.5 Alokasi Anggaran Pendidikan Kota Surakarta tahun 2008 ................. . 63

Tabel 3.1 Perbandingan Harga antara BSE dengan buku-buku pelajaran penerbit

Lain......................................................................................................... 77

Tabel 3.2 Jumlah Sekolah Dasar di masing-masing Kecamatan di Surakarta....... 87

Tabel 3.3 Daftar nama Sekolah Dasar yang telah mengadakan BSE.................... 89

Tabel 3.4 Jenis buku BSE yang disediakan oleh beberapa sekolah dasar (SD)

di Surakarta........................................................................................... .92

Tabel 3.5 Kesesuaian antara peraturan dengan pelaksanaan di lapangan

Page 14: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

xiv

terkait pengadaan BSE........................................................................... .93

Tabel 3.6 Daftar Nama Sekolah Pinggiran per Kecamatan di Surakarta

tahun 2009............................................................................................ 101

Tabel 3.7 Matriks Efektivitas Implementasi Buku Seklah Elektronik di

Surakarta........................................................................................... 103

Tabel 3.8 Matriks Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan

Implementasi BSE............................................................................ 111

Tabel 3.9 Matriks Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan

Implementasi BSE............................................................................ 116

Tabel 3.10 Matriks Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan

Implementasi BSE............................................................................ 119

Page 15: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Pedoman Wawancara

Lampiran II Surat Keterangan telah menyelesaikan penelitian

Lampiran III Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomoe 2 tahun 2008

tentang Kebijakan Perbukuan

Page 16: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

xvi

ABSTRAK

Mufna Mubdiatun Nida D0105101, Evaluasi Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2008 tentang Kebijakan Perbukuan (Studi Evaluasi Pelaksanaan Program Buku Sekolah Elektronik pada Sekolah Dasar di Surakarta), Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 123 Halaman Kebijakan ini dilatarbelakangi oleh adanya keluhan masyarakat terkait mahalnya buku sekolah sebagai salah satu fasilitas penunjang pendidikan. Kenyataan tersebut kemudian direspon oleh Menteri Pendidikan Nasional yang melalui Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) mengupayakan ketersediaan buku murah dan berkualitas bagi peserta didik dengan program buku sekolah elektronik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas implementasi Program Buku Sekolah Elektronik (BSE) di Surakarta, yaitu dengan melakukan evaluasi serta memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi BSE di sekolah dasar se-Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dimana sumber datanya diperoleh dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi, sedangkan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Sedangkan validitas data pada penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data. Implementasi program buku sekolah elektronik di Sekolah Dasar Kota Surakarta cukup efektif. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian tujuan program (dilihat dari ketersediaan buku murah dan berkualitas (BSE) di tia-tiap sekolah, digunakannya BSE sebagai buku acuan pokok dalam kegiatan belajar mengajar (KBM ) selama 5 tahun, BSE dijadikan barang inventaris sekolah) dan kepuasan kelompok sasaran (dilihat dari respon positif yang diberikan Kepala Sekolah, Guru-Guru dan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surakarta terkait program buku sekolah elektronik dan usaha sekolah untuk mengupayakan ketersediaan BSE). Efektivitas implementasi BSE tidak bisa dilepaskan dari variabel-variabel: komunikasi organisasi, sikap pelaksana dan dukungan lingkungan kebijakan. Komunikasi Disdikpora Surakarta dengan Depdiknas Pusat dan komunikasi internal antar aparat Disdikpora kurang efektif, sedangkan komunikasi Disdikpora Surakarta dengan stakedolder terkait program BSE efektif. Aparat pelaksana paham dan berperan aktif dalam sosialisasi BSE namun kepekaan aparat dalam menyikapi permasalahan implementasi BSE di lapangan dan kesediaan untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan BSE masih kurang. Sedangkan lingkungan kebijakan memberikan dukungan positif terhadap implementasi BSE. Hal itu dapat dilihat dari respon positif kelompok sasaran terkait program BSE dan keberadaan peraturan lain dalam Panduan BOS dan BOS Buku yang mendukung efektivitas implementasi BSE di lapangan.

Page 17: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

xvii

ABSTRACT

Page 18: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hak dasar masyarakat yang wajib dipenuhi oleh

negara. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, ditegaskan bahwa tujuan

bangsa Indonesia diantaranya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk

menuju bangsa yang cerdas dapat ditempuh melalui pendidikan. Dalam Pasal 31

ayat (1) ditegaskan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan,

Pasal 31 ayat (2) setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan

Pemerintah wajib membiayai, Pasal 31 ayat (3) pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan

dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

yang diatur dalam undang-undang, Pasal ayat (4) negara memprioritaskan

anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan

belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

Komitmen bangsa Indonesia untuk memenuhi dan melindungi hak-hak

anak di bidang pendidikan tertuang secara eksplisit dalam undang-undang (UU)

No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam UU

No. 23 tahun 2002 tentang Pendidikan Anak, juga telah dinyatakan secara tegas

antara lain bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran

dalam rangka pengembangan pribadinya, tingkat kecerdasannya sesuai dengan

minat dan bakatnya (pasal 9).

Page 19: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

2

Pentingnya pendidikan untuk semua anak secara universal juga telah

ditekankan kembali dalam rangka mewujudkan “pendidikan untuk semua”

(Education For All). EVA juga telah berketetapan untuk melaksanakan 6 (enam)

hal, empat diantaranya yang relevan dengan penelitian ini antara lain : (1)

memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak (2)

menjamin bahwa menjelang tahun 2015 semua anak mempunyai akses dan

menyelesaikan pendidikan dasar yang bebas dan wajib dengan kualitas baik (3)

menjamin bahwa kebutuhan belajar semua manusia muda dan orang dewasa

terpenuhi melalui akses yang adil pada program-program belajar dan kecakapan

hidup (life skill) yang sesuai (4) memperbaiki semua aspek kualitas pendidikan

dan menjamin keunggulannya (Jurnal Hukum dan HAM Bidang Pendidikan,

Pem uda, dan Olahraga,vol.2 No.2. 2004:35).

General Comment , No.13 paragraf 8, ICESCR menguraikan mutu

pendidikan haruslah berdasarkan pada:

1. Ketersediaan (availability) lembaga pendidikan, institusi yang terdiri dari bangunan dan fasilitas sekolah yang memadai termasuk didalamnya program-program pendidikan untuk setiap orang.

2. Aksesibilitas, dengan maksud setiap orang memiliki akses atas lembaga, institusi dan program-program pendidikan termasuk dapat diakses secara ekonomis.

3. Akseptabilitas, dengan maksud format, substansi pendidikan (sepert i kurikulum), metode pengajaran mesti berkesesuaian dengan situasi, kondisi, dan budaya siswa.

4. Adaptabilitas, dengan maksud pendidikan harus fleksibel, dapat disesuaikan dengan perubahan situasi masyarakat (http://www.tran spa ransi.or.id).

Namun, pada prakteknya peraturan-peraturan tersebut menjadi tak

bermakna karena pemerintah tak serius merealisasikannya. Hal ini setidaknya

terlihat dari pelanggaran pemeritah untuk melaksanakan komitmen anggaran

Page 20: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

3

pendidikan 20% dari APBN/APBD, meski telah diperkuat oleh putusan

Mahkamah Konstitusi. Komitmen terhadap pendidikan seringkali hanya sebagai

kom oditas politik sehingga berbagai program Pemerintah pun semakin tidak jelas.

Salah satu contoh nyata yaitu kebutuhan elementer sepert i buku pelajaran untuk

mendukung program wajib belajar juga tidak dipenuhi pemerintah. Akhirnya

terjadi komersialisasi buku pelajaran, dimana banyak pihak seperti penerbit, Dinas

Pendidikan, Kepala Daerah bahkan politisi mengambil keuntungan dari bisnis ini.

Penuntasan wajib belajar mutlak membutuhkan ketersediaan buku

pelajaran yang berkualitas. Kenyataannya, pemerintah sendiri tak mampu

melaksanakan tanggungjawabnya. Setidaknya hal tersebut bisa terlihat dari

kebijakan perbukuan termasuk dukungan pembiayaannya. Selama ini kebijakan

buku pelajaran sangat dipengaruhi oleh dimensi politik dan ekonomi. Pada era

orde baru, pemenuhan buku pelajaran ditanggung pemerintah dan berlaku turun

temurun, namun hal itu dilakukan karena adanya kepentingan hegemoni dan

indoktrinasi pemerintah terhadap masyarakat . Pengadaan buku pelajaran menjadi

hak monopoli pemerintah bekerjasama dengan Balai Pustaka.

Page 21: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

4

Tabel 1.1

Kebijakan Perbukuan di Indonesia

No Periode Pengelolaan Pengadaan/Distribusi

1. 2. 3. 4.

> 1990 1993 – 1999 1999 – 2005 2005 <

Ditentukan Pemerintah Depdiknas (Proyek Bank Dunia) Pusbuk (Pusat Perbukuan) BNSP (Badan Nasional Standarisasi Pendidikan)

PN. Balai Pustaka Penerbit yang lolos seleksi Penerbit yang bukunya dinilai layak Penerbit yang bukunya dinilai layak

Sum ber: http://antikorupsi.org/indo/index

Dalam rangka mengatasi permasalahan pendidikan terkait semakin

mahalnya harga buku yang sulit terjangkau masyarakat, mulai tahun ajaran

2008/2009, Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)

meluncurkan Buku Sekolah Elektronik (BSE). Tujuan BSE adalah memudahkan

peserta didik dalam memperoleh buku yang bermutu dengan harga yang murah.

Ini untuk menjawab keluhan masyarakat , yang setiap awal tahun ajaran

dipusingkan dengan mahalnya buku sekolah. Kebijakan BSE ini mengharuskan

setiap penerbit untuk mendaftarkan bukunya ke Badan Nasional Standarisasi

Pendidikan (BNSP) untuk dinilai kelayakannya. Hasilnya, jika buku tersebut

dinilai layak oleh BNSP, maka akan dibeli hak ciptanya oleh Pemerintah baik

dalam bentuk E-Book maupun konvensional, sedangkan bagi yang masih belum

layak, belum dibeli hak ciptanya oleh Pemerintah (hasil wawancara dengan Drs.

Kelik Isnawan mantan Kabid. Bina Program Disdikpora Surakarta tanggal 20

Januari 2009). Dengan program BSE, siapapun baik perseorangan maupun

institusi dapat men-download materi pelajaran di internet

Page 22: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

5

(www.bse.depdiknas.go.id) dan diperbolehkan untuk menggandakan, karena hak

cipta penulisan sudah dibeli pemerintah. Sekarang pemerintah telah membeli hak

cipta 49 judul buku teks pelajaran dan menargetkan membeli lagi 295 judul buku

dari tingkat SD hingga SMA (Kom pas, 5/7/2008). Bahkan untuk menguatkan

program tersebut, dikeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) No 2 Tahun 2008 tentang Buku. Melalui Permendiknas tersebut,

Depdiknas akan membeli hak cipta kepada penerbit dan distribusinya

dikembangkan oleh pasar dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Depdiknas.

Seperti yang dikutip Sinar Harapan (12/08/08), Pemerintah menganggarkan

sebesar 20 miliar untuk menunjang program pembelian hak cipta buku tahun

2008.

Tujuan Pemerintah membuat program BSE yaitu untuk mempermudah

akses anak-anak sekolah di daerah terpencil (dikarenakan kondisi geografis

wilayah Indonesia), agar akses terhadap buku-buku yang bermutu, berkualitas,

dan terjangkau dapat diakses dengan mudah melalui internet (hasil wawancara

Disdikpora Surakarta). Pent ingnya penggunaan Information and Comunication

Technology (ICT) sendiri banyak dikemukakan oleh banyak pihak:

“The United Nations and the World Bank both advocate the use of ICT to support the developm ent of the world’s poorest countries. A World Bank (2003) report cites the potential that ICT has to im prove efficient delivery of resources to the poor, to bring markets within reach of rural com munities, to improve government services, and to transfer knowledge needed to m eet the Millennium Development Goals”. (International Journal of Education and Development using ICT Vol.3 No.2,2007 ) (Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Bank Dunia kedua-duanya mempertahankan penggunaan dari ICT untuk mendukung pembangunan negara-negara paling miskin dunia. Sebuah laporan Bank Dunia ( 2003) mengutip bahwa ICT harus meningkatkan penerimaan sumber daya yang

Page 23: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

6

efisien kepada yang lemah/miskin, membawa pasar dalam jangkauan masyarakat pedesaan, meningkatkan pelayanan pemerintah, dan memindahkan pengetahuan yang diperlukan untuk temu Millennium Development Goals).

Penggunaan ICT dapat pula meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan,

seperti tertera dalam kutipan berikut ini:

“The African Heads of State (African Union, 2004) concur citing the potential for ICT to prom ote trade, im prove health care, enhance good governance, and m ake education more available. In this regard, the World Bank report notes that ICT can increase access to education through distance learning, enable a knowledge network for students, train teachers, and broaden the availability of quality education materials.” (Internatonal Handbook on Information Technology in Education)

(Kepala-kepala negara di Afrika ( Perserikatan Afrika, 2004) setuju memanfaatkan potensi ICT untuk mempromosikan perdagangan, meningkatkan pelayanan kesehatan, meningkatkan good governance, ketersediaan peluang pendidikan. Mengenai ini, laporan Bank Dunia mencatat bahwa ICT dapat meningkatkan akses pendidikan melalui pembelajaran jarak jauh, memungkinkan suatu jaringan pengetahuan untuk para siswa, melatih para guru, dan meluaskan ketersediaan dari materi dan bakan-bakan pendidikan yang berkualitas).

Namun jika dilihat penetrasi internet yang masih rendah di Indonesia dan

masih mahalnya biaya koneksi, diduga kebijakan ini memang masih belum teruji

efektivitasnya. Belum lagi sarana prasarana seperti perangkat komputer dan

jaringan internet yang belum tentu tersedia di setiap sekolah (terutama sekolah-

sekolah di daerah terpencil). Dalam papernya Yanuar Nugroho (2004)

mengungkapkan fakta:

“Fact shows that of 220 million populations, the internet penetration up to 2003 only reached 8 million users (less than 3% ) and is expected to reach 12 million by the end of this year (APJII, 2003; 2004, Purbo, 2002)”.

In ASEAN, the highest penetration is in Singapore 29.9%, followed by Malaysia 25.15%, Thailand 3.8% , and Filipina 2.6%. Vietnam, Cambodia, and Laos are still lower than Indonesia. The number 0.09%, almost 80% Internet user is in Java and Bali Islands, and for the five other islands the penetrations is only 0.0072 %. Internationally, internet penetration in

Page 24: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

7

Sweden has reached 63.55% by the end of 2001, which was acknowledged as the highest in the world (http://www.nua.com).

(Fakta menunjukkan bahwa dari 220 juta populasi, penetrasi internet sampai tahun 2003 hanya mencapai 8 juta pemakai ( kurang dari 3%) dan diharapkan untuk menjangkau 12 juta pada akhir tahun ini ( APJII, 2003; 2004, Purbo, 2002)". Dalam ASEAN, penetrasi yang paling tinggi adalah di Singapura 29.9%, diikuti oleh Malaysia 25.15%, Thailand 3.8%, dan Filipina 2.6%. Vietnam, Kamboja, dan Laos masih lebih rendah dari Indonesia. sejumlah 0.09%, hampir 80% pemakai internet ada di Pulau Jawa dan Bali, dan untuk lima pulau yang lain penetrasinya hanya 0.0072%. Secara internasional, penetrasi internet di Swedia telah mencapai 63.55% pada akhir 2001, yang telah diakui sebagai penetrasi yang paling tinggi di dunia ( http://www.nua.com).

Hasil Penelitian AWARI, 2007 menunjukkan bahwa presentase penetrasi

internet baru mencapai 8,7% atau sekitar 20 juta pengguna, dan jumlah warnet

baru mencapai angka 7.602 dengan 70% (tujuh puluh persen) dari jumlah seluruh

pengguna internet di Indonesia masih didom inasi oleh daerah Jakarta dan

sekitarnya (ht tp://www.setneg.go.id/). Fakta ini menunjukkan bahwa Indonesia

sedang menghadapi masalah serius di dalam aksesibilitas ICT. Oleh karena itu,

aksesibilitas sasaran kebijakan/program BSE terhadap program itu sendiri perlu

diperhatikan. Keberhasilan sebuah program/kebijakan di bidang pendidikan,

termasuk salah satu indikatornya ialah sampai sejauh mana dapat terjadi aksesibilitas

pemerataan pendidikan. Aksesibilitas dapat diartikan sebagai kemampuan,

kemudahan dan kesempatan seseorang atau masyarakat memperoleh pemerataan

kesempatan terhadap program/kebijakan.

Hasil penelitian Indonesia Corruption Watch (ICW) pada 2006

menunjukkan, buku pelajaran justru dianggap sumber masalah bagi orangtua

murid. Biaya untuk buku pelajaran menempati urutan ke-3 pungutan paling

memberatkan di tingkat SD Negeri di Jakarta, Garut, Semarang, dan Kupang.

Page 25: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

8

Dalam penelitian ICW, buku yang dibeli siswa tidak sedikit. Untuk satu mata

pelajaran, setidaknya mesti disediakan tiga buku. Yakni, buku ajar pokok, buku

penunjang dan LKS. (www.prakarsa-rakyat.org ). Fakta ini menunjukkan bahwa

buku pelajaran sebagai salah satu sarana pembelajaran siswa masih dianggap

mahal dan memberatkan orang tua murid dari segi pembiayaannya, sehingga tidak

menutup kemungkinan orang tua murid yang berpenghasilan rendah tidak mampu

membelinya.

Efektifitas dari program BSE pun kian menjadi kontroversi. Berdasarkan

hasil investigasi komisi independen untuk advokasi buku (Kitab) di beberapa

wilayah sepert i Jakarta, Bekasi dan Depok perihal buku sekolah elektronik

menunjukan banyak kepala sekolah yang belum paham tentang buku elektonik,

bahkan komisi independent untuk advokasi buku (Kitab) berani menjamin kalau

sampai saat ini belum ada satu pun sekolah dasar yang menggunakan buku

sekolah elektronik di daerah tersebut (www.kom pas.com ).

Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang akan

menganalisis pelaksanaan program Buku Sekolah Elektronik (BSE) di Kota

Surakarta. Kota Surakarta dipilih sebagai lokasi penelitian karena Surakarta

menempati 3 besar teratas sebagai Kota yang paling banyak terjadi kasus korupsi

terkait pengadaan buku pelajaran di wilayah Jawa Tengah (www.solopos.com).

Fokus penelitian ini ditekankan pada evaluasi implementasi program BSE di

sekolah dasar di Surakarta dengan melihat efekt ivitas implementasi program

buku sekolah elekt ronik, faktor-faktor yang mendukung keberhasilan dan kendala

implementasi BSE di lapangan.

Page 26: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

9

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana efekt ivitas implementasi Program Buku Sekolah Elektronik

(BSE) di Kota Surakarta?

2. Faktor-faktor apa yang menjadi kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan

program Buku Sekolah Elektronik (BSE)?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan efektivitas implementasi kebijakan/Program Buku Sekolah

Elektronik (BSE) di Surakarta, yaitu mengetahui apakah implementasi BSE

sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

2. Memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan

program Buku Sekolah Elektronik (BSE) di Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi Pemerintah

Kota Surakarta dan instansi terkait terutama Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga (Disdikpora) Kota Surakarta dalam pelaksanaan program yang

efektif kepada publik.

2. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana bidang ilmu

Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Page 27: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

10

E. Tinjauan pustaka

1. Kebijakan Publik

Menurut Widodo (2007: 188-189), kebijakan publik dibuat bukan tanpa

maksud dan tujuan. Kebijakan publik dibuat untuk memecahkan masalah publik

di masyarakat yang memiliki banyak macam, variasi dan intensitasnya. Hanya

masalah publik yang dapat menggerakkan orang banyak untuk memikirkan dan

mencari solusinya yang bisa menghasilkan sebuah kebijakan publik. Lebih lanjut

menurut Widodo dengan menyimpulkan pendapat dari Walker dan Jones, masalah

publik akan mudah tampil menjadi kebijakan publik jika masalah publik tadi: a)

dinilai pent ing dan membawa dampak besar bagi banyak orang, b) mendapatkan

perhatian dari Policy Maker, c) sesuai dengan platform politik (program politik),

serta d) kemungkinan besar bisa dipecahkan.

Pengert ian lain dari kebijakan, menurut Raksasatya (dalam Islam y,1994:

17-18), diartikan sebagai suatu taktik atau strategi yang diarahkan untuk mencapai

suatu tujuan. Oleh karena itu kebijakan memuat 3 (tiga) elemen, yaitu:

1) Identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai

2) Takt ik atau strategi beberapa langkah untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

3) Penyediaan beberapa input untuk memungkinkan pelaksanaan secara nyata

dari taktik atau strategi.

Mustopadidjaja menjelaskan mengenai kebijakan sebagai berikut:

Istilah kebijakan lazim digunakan dalam kaitannya dengan tindakan atau kegiatan

Pemerintah, serta perilaku Negara pada umumnya ( Nurcholis.2005:158).

Page 28: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

11

Friedrich menjelaskan tentang kebijakan : Kebijakan adalah suatu tindakan yang

mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelom pok, atau Pemerintah

dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan

tertentu seraya memberi peluang-peluang untuk mencapai tujuan, atau

mewujudkan sasaran yang diinginkan ( Wahab.2005:3)

Pengert ian kebijakan menurut Anderson (dalam Islamy,1994:17) diart ikan

sebagai “A purposive course of action followed by an action in dealing with a

problem or m atter of concern”. (serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan

tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok

pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu).

Sedangkan menurut Nugroho (2003:54) kebijakan publik adalah hal-hal

yang diputuskan pemerintah untuk dikerjakan dan hal-hal yang diputuskan

pemerintah untuk tidak dikerjakan-dibiarkan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik

adalah suatu tindakan yang dilakukan Pemerintah untuk memecahkan masalah

publik dengan disertai indikator yang jelas dan strategi untuk mencapai tujuan-

tujuan tertentu yang ingin dicapai kebijakan tersebut.

2. Evaluasi Kebijakan

Wibawa (1994:9) mengemukakan bahwa pada dasarnya evaluasi

kebijakan bermaksud untuk mengetahui aspek proses pembuatan kebijakan,

proses implementasi, konsekuensi kebijakan dan evektivitas dampak kebijakan.

Menurut Suchman (dalam Nazir,1988:108), evaluasi yaitu penentuan

(apakah berdasarkan opini,catatan,data subjektif atau obyektif) hasil (apakah baik

Page 29: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

12

atau tidak baik, sementara atau permanen, segera atau ditunda) yang diperoleh

dengan beberapa kegiatan (suatu program, sebagian dari program dan sebagainya)

yang dibuat untuk memperoleh suatu tujuan mengenai nilai atau performance.

Nugroho (2003:183) mengemukakan bahwa evaluasi biasanya ditujukan

untuk menilai sejauh mana keefektifan kebijakan publik guna dipertanggung

jawabkan kepada konstituennya, sejauh mana tujuan dapat dicapai. Evaluasi

diperlukan untuk melihat kesenjangan antara “harapan” dan “kenyataan”.

Menurut Dunn (dalam Nugroho,2003:185) istilah evaluasi dapat

disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating), dan

penilaian (assessm ent). Evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai

nilai atau manfaat hasi kebijakan. Evaluasi memberikan informasi yang valid

mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai, dan kesempatan

telah dapat dicapai melalui tindakan publik, evaluasi memberikan sumbangan

pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan

target. Evaluasi memberikan sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis

kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi. Jadi meskipun

berkenaan dengan keseluruhan proses kebijakan, evaluasi kebijakan lebih

berkenaan pada kinerja dari kebijakan, khususnya pada implementasi kebijakan

publik.

Tujuan dikembangkannya evaluasi menurut Westra (1983:41) adalah

bagaimana menyediakan informasi yang siap tentang program-program

pembangunan agar dapat mencapai sasaran utama yang dituju dan dapat

mengendalikan sasaran itu secara prosedural sesuai dengan rencana dan program,

Page 30: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

13

sehingga dengan diadakannya evaluasi diharapkan agar penentu kebijakan

memperoleh informasi tentang pelaksanaan program dan hasilnya, yang dapat

membantu mereka dalam pembuatan keputusan termasuk apakah perlu

menambah, mengurangi atau bahkan mengubah program yang ada.

Kegiatan evaluasi dalam beberapa hal mirip dengan pengawasan,

pengendalian, penyeliaan, supervisi, kontrol, dan pemonitoran. Ripley (dalam

Wibawa,1994:8-9) menyajikan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh

suatu kegiatan evaluasi adalah sebagai berikut:

1. Kelompok dan kepentingan mana yang memiliki akses di dalam

pembuatan kebijakan?

2. Apakah proses pembuatannya cukup rinci, terbuka, dan memenuhi

prosedur?

3. Apakah program di desain secara logis?

4. Apakah sumber daya yang menjadi input program telah cukup memadai

untuk mencapai tujuan?

5. Apakah standar implementasi yang baik menurut kebijakan terdebut?

6. Apakah program dilaksanakan sesuai standar efisiensi dan ekonomi?

Apakah uang digunakan dengan jujur dan tepat?

7. Apakah kelompok sasaran memperoleh pelayanan dan barang seperti yang

di desain dalam program?

8. Apakah program memberikan dampak kepada kelompok sasaran? Apa

jenis dampaknya?

9. Kapan tindakan program dilakukan dan dampaknya diterima m asyarakat?

Page 31: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

14

10. Apakah tindakan dan dampak tersebut sesuai dengan yang diharapkan?

Berdasarkan teori-teori di atas, teori yang akan digunakan sebagai dasar

untuk mengevaluasi efektivitas implementasi buku sekolah elektronik adalah data-

data yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan point 4,dan 7.

Pal (1988:49-57) membagi evaluasi kebijakan ke dalam empat kategori:

1. Planning and needs evaluations

Mencakup penilaian terhadap target populasi, kebutuhan sekarang dan

yang akan datang serta sumber daya yang ada.

2. Process evaluations

Evaluasi terhadap tindakan pelaksana, media pelaksana program dan

sistem informasi.

3. Impact evaluations

Evaluasi dampak kebijakan baik yang diharapkan maupun yang tidak

diharapkan serta perluasan hasil program.

4. Efficiency evaluations

Evaluasi efisiensi kebijakan, yang dapat dilihat dari perbandingan

keuntungan biaya.

Evaluasi dalam penelitian ini diarahkan dalam kategori process

evaluation yaitu evaluasi terhadap tindakan pelaksana, media pelaksana

program dan sistem informasi.

Page 32: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

15

Adapun fungsi evaluasi kebijakan menurut Dunn dan Ripley (dalam Wibawa,

1994:10-11) yaitu:

1. Eksplanasi

Melalui evaluasi, dapat dipotret realitas pelaksanaan program dan dapat

dibuat generalisasi tentang pola-pola hubungan antar berbagai dimensi

realitas yang diamatinya.

2. Kepatuhan

Melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan para

pelaku baik birokrasi maupun pelaku lain sesuai dengan standar dan

prosedur yang telah ditetapkan oleh kebijakan.

3. Auditing

Melalui evaluasi dapat diketahui apakah output benar-benar sampai ke

tangan kelompok sasaran maupun penerima lain (individu, keluarga,

organisasi, birokrasi, desa, dll) yang dimaksudkan oleh pembuat

kebijakan.

4. Akunting

Dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat sosial, ekonomi dari kebijakan

tersebut.

Westra (1983: 46-47) mengemukakan tiga tipe evaluasi yang berkaitan

dengan tingkat-tingkat program evaluasi, yaitu:

Page 33: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

16

1. Ex-ante evaluations (evaluasi pra program)

Dilakukan sebelum program diimplementasikan, dilakukan untuk

menaksir kebutuhan atau pernyataan kebutuhan dari pembangunan yang

bersangkutan, atau untuk menentukan sasaran potensial dari suatu program

pembangunan per kelompok.

2. On going/ concurrent evaluations (evaluasi tengah)

Dilakukan pada saat program itu diimplementasikan, yaitu pada tahap

tenggang waktu program itu berjalan. Tujuan utamanya untuk menyiapkan

secara fleksibel program yang bersangkutan terhadap perubahan yang

terpaksa harus diterima, baik perubahan lingkungan maupun tujuan akhir

dan untuk mendeteksi secara dini efisiensi ataupun deviasi dari program

yang bersangkutan dan untuk memasukkan bahan-bahan baru.

3. Expost evaluations (evaluasi setelah berlangsung)

Dilakukan setelah program itu diimplementasikan, untuk menilai dampak

dan pengaruh program dengan membandingkan seberapa jauh program itu

dapat mencapai tujuannya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe evaluasi tengah (on

going/ concurrent evaluations) karena program Buku Sekolah Elektronik (BSE)

sedang diimplementasikan.

Page 34: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

17

3. Evaluasi implem entasi kebijakan

Pengert ian implementasi menurut Kamus Webster (dalam Putra,2003:81)

dirumuskan bahwa implementasi kebijakan merupakan suatu proses pelaksanaan

keputusan kebijakan (biasanya dalam bentuk undang-undang, peraturan

pemerintah, keputusan peradilan, perintah eksekutif, atau dekrit persiden.

Meter dan Horn (dalam Wibawa,1994:15-16) mendefinisikan

implementasi kebijakan sebagai tindakan yang dilakukan oleh pemerintah maupun

swasta baik secara individu maupun kelompok yang dimaksudkan untuk mencapai

tujuan sebagaimana dirumuskan di dalam kebijakan.

Linberry (dalam Putra,2003:81) juga menyatakan bahwa proses

implementasi setidak-tidaknya memiliki elemen-elemen sebagai berikut: (1)

pembentukan unit organisasi baru dan staf pelaksana; (2) penjabaran tujuan ke

dalam berbagai aturan pelaksana (standard operating procedures/SOP); (3)

koordinasi berbagai sumber dan pengeluaran kepada kelompok sasaran;

pembagian tugas di dalam dan di antara dinas-dinas/ badan pelaksana; (4)

pengalokasian sumber-sumber ubntuk mencapai tujuan.

Menurut Effendi (dalam Nugroho,2003: 194) tujuan dari evaluasi

implementasi kebijakan publik adalah untuk mengetahui variasi-variasi dalam

indikator kinerja yang digunakan untuk menjawab tiga pertanyaan pokok, yaitu:

(1) Bagaimana kinerja implementasi kebijakan publik? (2) Faktor-faktor apa saja

yang menyebabkan variasi itu? (3) Bagaimana strategi meningkatkan kinerja

implementasi kebijakan publik?

Page 35: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

18

Lester dan Steward (dalam Nugroho,2003:197) mengelompokkan

evaluasi implementasi kebijakan menjadi empat, yaitu:

1. Evaluasi proses: evaluasi yang berkenaan dengan proses implementasi.

2. Evaluasi impact: evaluasi yang berkenaan dengan hasil dan/atau

pengaruh dari implementasi kebijakan.

3. Evaluasi kebijakan: evaluasi yang berusaha menjawab pertanyaan

tentang apakah benar hasil yang dicapai mencerminkan tujuan yang

dikehendaki.

4. Metaevaluasi: berkenaan dengan evaluasi dari berbagai implementasi

kebijakan-kebijakan yang ada untuk menemukan kesamaan-kesamaan

tertentu.

Mazmanian&Sabatier (dalam Putra,2003:84) mengatakan bahwa

mengkaji masalah implementasi kebijakan berarti berusaha memahami apa yang

senyatanya terjadi sesudah program dinyatakan diberlakukan atau dirumuskan,

yakni peristiwa-peristiwa dan kegiatan-kegiatan yang terjadi setelah proses

pengesahan kebijakan, baik yang menyangkut usaha-usaha untuk

mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan dampak nyata pada

masyarakat atau pada kejadian-kejadian tertentu.

Dengan demikian, implementasi kebijakan dimaksudkan untuk

memahami apa yang terjadi setelah suatu program dirumuskan, serta apa dampak

yang timbul dari program kebijakan itu. Disamping itu, implementasi kebijakan

tidak hanya terkait dengan persoalan administratif, melainkan juga mengkaji

Page 36: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

19

faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap proses implementasi

kebijakan tersebut.

3.1 Model-Model Evaluasi Kebijakan Publik

Jika dikaitkan dengan evaluasi implementasi kebijakan publik, deLeon

dan deLeon (dalam Nurhaeni,2009:80) mengemukakan tiga generasi studi

implementasi kebijakan yaitu:

1. Studi implementasi generasi pertama

Menurutnya,”the first generation of implementation usually consist of

case study analysis that considered the im mense vale of trouble that lay

between the definition of a policy and its execution”. (Studi

implementasi generasi pertama biasanya terdiri atas analisis studi kasus

yang dipicu oleh adanya jurang pemisah yang dalam antara rumusan

kebijakan dengan pelaksanaanya di lapangan). Terjadinya

ketidakcocokan antar rumusan kebijakan dengan pelaksanaannya di

lapangan merupakan akibat dari pengaruh paradigma dikotomi antara

politik dan administrasi. Karena itu, tujuan dari studi implementasi

generasi pertama adalah untuk menjelaskan mengapa ada hambatan

dalam implementasi kebijakan dalam bentuk studi kasus. Termasuk

dalam peneliti implementasi generasi pertama antara lain Laswell’s

(1950’s-1970’s);Brewer dan deLeon (1983); Hargrove (1875); Pressman

and Wildavsky (1973); Derthick (1972); dan Bardach (1977).

Page 37: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

20

2. Studi implementasi generasi kedua

Studi implementasi generasi kedua lebih kompleks dan sudah

menggunakan berbagai macam teori (model-model implementasi). Para

peneliti implementasi generasi kedua mencoba memahami permasalahan

implementasi melalui dua perspekt if: yaitu top-downers perspective dan

bottom-uppers perspective. Termasuk peneliti implementasi dengan

pendekatan top-downers perspective antara lain: Mazmanian dan

Sabatier (1983); Nakamura dan Smallwood (1980); Berman (1980);

deLeon (1999); Meier dan Mc Farlane (1995); dan Matland (1995).

Mereka memahami implementasi sebagai proses delivery-mechanism

semata-mata agar implementasi program bisa dijalankan secara efektif

dan efisien, dan isu pent ingnya adalah orientasi com mand and control.

{deLeon dan deLeon (dalam Nurhaeni,2009:81)}. Termasuk peneliti

implementasi dengan perspektif bottom -up antara lain: Lipsky (1971 dan

1980); Hjern (1982); Hjern dan Hull (1983); Milward (1980). Mereka

berasumsi bahwa: (a). Street level bureucrats memegang posisi penting

dalam proses implementasi kebijakan; (b) Target group (kelompok-

kelom pok yang terpengaruh program) merupakan aktor-aktor penting

yang perlu dilibatkan dalam proses penyusunan kebijakan, dan (3) Ada

hubungan yang erat antara agenda setting dengan implementasi (deLeon

dan deLeon dalam Nurhaeni,2009:82).

Page 38: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

21

3. Studi implementasi generasi ketiga

Studi implementasi generasi ket iga diprakarsai oleh Goggin dan

koleganya (1990), dengan tujuan utama untuk menjelaskan fenomena

implementasi secara lebih scientific dengan menggunakan prosedur

ilmiah yang lebih baku, yaitu pembuatan sebuah hipotesis (untuk

membangun sebuah model) kemudian menguji hipotesis tersebut untuk

membukt ikan kebenarannya (deLeon dan deLeon dalam

Nurhaeni,2009:82).

Penelitian ini menggunakan model Studi implementasi generasi kedua

dengan mencoba memahami permasalahan implementasi melalui top-downer’s

perspective. Pendekatan top-downer’s perspective selanjutnya akan dijelaskan

dalam model-model implementasi kebijakan di bawah ini.

3.2 Model-Model im plementasi Kebijakan Publik

Pada prinsipnya terdapat dua jenis pemilahan model implementasi

kebijakan. Pemilahan pertama adalah kebijakan yang berpola dari “atas ke bawah”

(top-bottom er) versus dari “bawah ke atas” (bottom-topper), dan pemilahan

implementasi yang berpola paksa (comm and -and-control) dan mekanisme pasar

(economic incentive). Model-model implementasi kebijakan dapat dipetakan

sebagai berikut:

Page 39: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

22

Gam bar 1.1

Model-model implem entasi kebijakan

Atas ke bawah

Bawah ke atas

Sumber: (Nugroho,2003:167)

MH: Meter dan Horn

MS: Mazmanian dan Sabatier

HG: Hoogwood dan Gun

GR: Grindle

Gambar 1.1 menunjukkan bahwa gambar lingkaran semakin ke kiri

model mekanisme paksa semakin berlaku. Model mekanisme paksa adalah

model yang mengedepankan art i penting lembaga publik sebagai lembaga

tunggal yang mempunyai monopoli atas mekanisme paksa di dalam negara di

mana tidak ada mekanisme insentif bagi yang menjalani, namun ada sanksi bagi

yang melanggarnya. Secara matematis model ini dapat disebut sebagai “Zero-

minus model”, di mana yang ada hanya nilai “nol” dan “minus” saja. Sedangkan

apabila model kebijakan semakin condong ke arah kanan, maka model

mekanisme pasar yang berlaku. Model m ekanisme pasar adalah model yang

mengedepankan mekanisme insent if bagi yang menjalani, dan bagi yang tidak

menjalankan tidak mendapatkan sanksi, namun tidak mendapat insentif dan ada

sanksi bagi yang melanggarnya. Secara matematis model ini dapat disebut

MS

MH

HG

GR

RE,dkk

Page 40: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

23

sebagai ”Zero-plus model”, di mana yang ada hanya nilai “nol” dan “plus”.

Model “top-down” mudahnya berupa pola yang dikerjakan oleh pemerintah

untuk rakyat, dimana partisipasi lebih banyak berbentuk mobilisasi. Pada

gambar, model top down ditunjukkan apabila grafik model semakin ke atas.

Sebaliknya “bottom-up” bermakna meski kebijakan dibuat oleh pemerintah,

namun pelaksanaannya oleh rakyat. Pada gambar di atas model bottom up

ditunjukkan apabila grafik model semakin berjalan ke bawah.

(Nugroho,2003:167).

Berdasarkan model-model implementasi kebijakan di atas, penelitian ini

cenderung mengarah pada model implementasi kebijakan yang berbentuk top-

down maka selanjutnya akan diuraikan lebih terperinci model-model

implementasi tersebut.

Model Top Down

Ada beberapa teori yang membahas model-model implementasi yang

berbentuk top-down, antara lain teori Meter&Horn, teori Hoogwood&Gun,

teori Grindle, dan t eori Mazmanian&Sabatier.

Model pertama adalah model paling klasik, yakni model yang

diperkenalkan Meter&Horn (1975), mereka berpandangan bahwa implementasi

perlu mempertimbangkan isi atau tipe kebijakan. Model ini mengandaikan

bahwa implementasi kebijakan berjalan secara linier dari kebijakan publik,

implementor, dan kinerja kebijakan publik. Beberapa variabel yang dimasukkan

sebagai variabel yang mempengaruhi kebijakan publik adalah variabel:

Page 41: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

24

1. Aktivitas Organisasi dan Komunikasi antar Organisasi

2. Karakteristik dari agen pelaksana/implementor

3. Kondisi sosial,ekonomi dan politik

4. Kecendrungan (dispotition) dari pelaksana/implementor.

Sumber: Nugroho (2003:167)

Dalam teorinya, Meter& Horn lebih menekankan pada proses

berjalannya implementasi kebijakan dan kinerja organisasi pelaksananya

dalam melaksanakan implementasi kebijakan. Teori ini belum melihat

dukungan kelom pok sasaran sebagai variabel yang penting terhadap

keberhasilan implementasi kebijakan. Sementara dalam penelitian ini,

dukungan kelompok sasaran dianggap sangat berpengaruh terhadap

sukses/tidaknya implementasi kebijakan.

Model kedua adalah Hoogwood&Gun (1978) yang memandang

beberapa syarat untuk mengimplementasikan kebijakan secara sempurna.

Menurut Hoogwood&Gun (dalam Nugroho,2003:171), untuk melakukan

implementasi kebijakan diperlukan beberapa syarat antara lain: (1) jaminan

bahwa kondisi eksternal yang dihadapi oleh lembaga/badan pelaksana tidak

akan menimbulkan masalah yang besar; (2) tersedianya sumberdaya yang

memadai, termasuk sumer daya waktu; (3) adanya perpaduan sumber-

sumber yang diperlukan; (4) apakah kebijakan yang akan diimplementasikan

didasari hubungan kausal yang handal; (5) seberapa banyak hubungan

kausalitas yang terjadi; (6) apakah hubungan saling ketergantungan kecil;

Page 42: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

25

(7) adanya pemahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan;

(8) tugas-tugas telah dirinci dan ditempatkan dalam urutan yang benar.

Model Hogwood dan Gun lebih mendasarkan pada konsep

managemen strategis yang mengarah pada praktek managemen yang

sistematis dan tidak meninggalkan kaidah-kaidah pokok kebijakan publik.

Kelemahannya, konsep ini tidak secara tegas menjelaskan mana yang

bersifat politis, strategis, dan teknis atau operasional.

Model ketiga adalah model Grindle (1980), menurutnya

implementasi ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks implementasinya.

Ide dasarnya adalah bahwa setelah kebijakan ditransformasikan, maka

implementasi kebijakan dilakukan. Isi kebijakan mencakup: (1) kepentingan

yang terpengaruhi oleh kebijakan; (2) jenis manfaat yang akan dihasilkan;

(3) derajat perubahan yang diinginkan; (4) kedudukan pembuat kebijakan;

(5) siapa pelaksana program; (6) sumber daya yang dikerahkan. Sementara

itu, konteks implementasinya adalah: (1) kekuasaan, kepent ingan, dan

strategi aktor yang terlibat; (2) karakteristik lembaga dan penguasa; (3)

kepatuhan dan daya tanggap. Sumber: (Nugroho,2003:175)

Grindle lebih memandang implementasi sebagai proses politik dan

administrasi, sementara dalam penelitian ini proses politik dan administrasi

kurang begitu berpengaruh terhadap efektivitas implementasi kebijakan

Buku Sekolah Elektronik.

Model keempat dikemukakan oleh Mazmanian&Sabatier (1983).

Mazmanian&Sabatier (dalam Putra,2003:87) meninjau implementasi dari

Page 43: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

26

kerangka analisisnya. Model ini dikenal sebagai model top-down yang

paling maju karena mereka telah mencoba mensintesiskan ide-ide dari

pencetus teori model top-down dan bottom-up menjadi enam kondisi bagi

implementasi yang efektif,apabila; (1) tujuan-tujuan bersifat konsisten dan

jelas sehingga mereka bisa memberi standar evaluasi dan sumber yang legal;

(2) teori kausal yang memadai sehingga menjamin bahwa kebijakan

memiliki teori yang akurat untuk melakukan perubahan;(3) struktur

organisasi disusun secara legal guna mengupayakan kepatuhan bagi

pelaksana kebijakan dan kelom pok sasaran; (4) para implementor punya

komitmen dan ketrampilan dalam menerapkan kebebasan yang dimilikinya

guna mewujudkan tujuan kebijakan; (5) dukungan dari kelompok-kelompok

kepentingan dan kekuasaan legislatif dan eksekutif; dan (6) perubahan

kondisi sosial ekonomi yang tidak menghilangkan dukungan kelompok dan

kekuasaan atau memperlemah teori kausal yang mendukung kebijakan

tersebut.

Model ini dirasa mendekati sempurna bagi implementasi

kebijakan yang efektif, karena teori ini berusaha menggabungkan antara

model top-down dan bottom-up dan memilah-milahnya serta menggunakan

teori tersebut untuk saling melengkapi satu sama lain.

Page 44: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

27

4. Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi

Kebijakan

Meter & Horn (dalam Wibawa,1994:19-21) mengemukakan bahwa faktor-

faktor yang mempunyai pengaruh terhadap implementasi program antara lain:

1. Standar dan sasaran kebijakan

Suatu kebijakan harus memiliki standar dan sasaran yang akan dicapai.

Standar dan sasaran menjelaskan rincian tujuan kebijakan secara

menyeluruh. Melalui penentuan standar dan sasaran akan diketahui

keberhasilan-keberh asilan yang akan dicapai.

2. Sumber daya

Kebijakan menuntut ketersediaan sumber daya yang akan digunakan untuk

implementasi. Sumber daya dapat berupa dana dan insent if lainnya serta

tenaga manusia yang akan mendukung implementasi secara efektif.

3. Komunikasi antar organisasi dan pengukuhan akt ivitas

Implementasi dapat berjalan dengan baik dapat diperoleh melalui jaringan

kom unikasi yang baik antara pihak-pihak yang terlibat. Hal ini dilakukan

terutama untuk menghindari adanya konflik dan juga manipulasi atau

berbagai bentuk penyelewengan dalam implementasi sehingga dengan

kom unikasi maka pelaksana dapat memahami apa yang diidealkan oleh

suatu kebijakan yang menjadi tanggung jawab mereka.

Page 45: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

28

4. Karakteristik birokrasi pelaksana

Struktur birokrasi pelaksana meliputi karakteristik, norma, dan pola

hubungan yang potensial maupun sosial akan sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan implementasi.

5. Kondisi sosial, ekonom i dan politik

Berkaitan dengan opini masyarakat terhadap isu kebijakan, dukungan atau

perlawanan baik itu dari elit penguasa maupun warga masyarakat.

Sedangkan Grindle (dalam Wibawa,1994:22-25) mengemukakan bahwa

isi kebijakan dan konteks implementasi menentukan implementasi kebijakan. Isi

kebijakan mencakup:

1. Kepent ingan yang terpengaruhi oleh kebijakan

Kebijakan yang menyangkut banyak kepent ingan yang berbeda akan sulit

diimplementasikan dibanding yang menyangkut sedikit kepentingan.

2. Jenis manfaat yang akan dihasilkan

Suatu kebijakan yang memberikan manfaat yang aktual dan langsung

dirasakan oleh sasaran,bukan hanya formal, ritual, dan simbolis akan lebih

mudah diimplementasikan.

3. Derajat perubahan yang diinginkan

Kebijakan cenderung lebih mudah diimplementasikan jika dampak yang

diharapkan dapat memberi hasil yang pemanfaatannya jelas dibanding

yang bertujuan terjadi perubahan perilaku bagi penerima kebijakan.

Page 46: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

29

4. Kedudukan pembuat kebijakan

Kedudukan pembuat kebijakan akan mempengaruhi implementasi

selanjutnya. Pembuatan kebijakan yang mempunyai wewenang dan

otoritas yang tinggi akan lebih mudah mengkoordinasi organisasi

dibawahnya.

5. Siapa pelaksana program

Siapa yang ditugasi untuk mengimplementasikan program yang ada, dapat

mempengaruhi proses implementasi dan hasil akhir yang diperoleh.

Tingkat kemampuan,keakt ifan,dan dedikasi yang tinggi akan berpengaruh

terhadap proses.

6. Sumber daya yang dikerahkan

Sumber yang digunakan dalam program,bentuk,besar,dan asal sumber

daya akan menentukan pelaksanaan dan keberhasilan kebijakan.

Sedangkan konteks kebijakan yang dimaksud Grindle adalah:

a. Kekuasaan,kepentingan, dan strategi aktor yang terlibat

Implementasi program akan melibatkan berbagai aktor dari berbagai

tingkat, baik dari pemerintahan maupun non pemerintahan yang

mempunyai strategi dan kepentingan yang berbeda-beda.

b. Karakteristik lembaga dan penguasa

Hasil dari implementasi merupakan hasil dari interaksi yang terjadi

dalam suatu lembaga.

Page 47: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

30

c. Kepatuhan serta daya tanggap pelaksana

Pelaksana diharapkan menaati peraturan dalam suatu kebijakan dan

merespon terhadap apa yang diinginkan oleh kelom pok sasaran.

Mazmanian dan Sabatier berpendapat bahwa peran penting dari analisis

implementasi kebijakan Negara adalah mengidentifikasikan variabel-variabel

yang mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan formal pada keseluruhan proses

implementasi. Variabel-variabel yang dimaksud dibagi dalam tiga kategori yaitu:

(1) Karakteristik masalah

(2) Struktur managemen program yang tercermin dalam berbagai macam

peraturan yang mengoperasionalkan kebijakan (daya dukung peraturan).

(3) Faktor-faktor diluar peraturan

Meskipun kedua tokoh ini mempunyai kerangka pikir yang sama tentang

persoalan mendasar yaitu kebijakan dan lingkungan kebijakan, namun pemikiran

kedua tokoh ini mengesankan bahwa suatu implementasi akan efektif apabila

birokrasi pelaksananya mematuhi apa yang telah digariskan oleh peraturan

(petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis). Oleh karena itu model ini sering

disebut sebagai model top-down.

Dengan asumsi tersebut, maka tujuan dan sasaran program harus jelas dan

konsisten, karena ini merupakan standar evaluasi dan sarana yang legal bagi

birokrat pelaksana untuk mengerahkan sumber daya. Raison d’ estre dari

kebijakan harus logis, kemudian pada tahap implementasi para pejabat pelaksana

dan kelompok sasaran juga harus mematuhi program karena tujuan kebijakan

Page 48: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

31

tidak akan terlaksana tanpa adanya kepatuhan dari mereka. Sekalipun demikian,

diakui bahwa discretion of power yang dilakukan oleh para pejabat adalah hal

yang tidak dapat dihindari karena faktor lingkungan yang berubah-ubah. Oleh

karena itu prosedur rekruitmen pejabat harus mampu menjamin diperolehnya

birokrat lapangan yang ahli dalam pengerahan sumber daya dan berinisiatif

mengambil keputusan guna memodifikasi kebijakan (Wibawa,1994:25).

Tabel 1.2

Faktor-Faktor yang Mem pengaruhi Keberhasi lan

Implem entasi Buku Sekolah Elektronik

Faktor Meter

&

Horn

Mazmanian

&

Sabatier

Grindle Hogwood

&

Gun

Akt ivitas& kom unikasi Organisasi

V

Karakteristik pelaksana V V V

Kondisi sosial,ekonomi,politik

X X X

Tersedianya sumber daya yang memadai

V V

Perincian tugas

Disposisi pelaksana X X

Karakteristik lembaga

Kepatuhan& daya tanggap kelompok sasaran

V V

Kejelasan tujuan

kebijakan

V

Dukungan kelompok kepentingan & kekuasaan

V

Sumber: Disarikan dari Nugroho,2003:167

Page 49: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

32

Untuk mengkaji efekt ivitas implementasi buku sekolah elekt ronik tidak

terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi itu sendiri, dalam hal

ini apabila dikaitkan dengan teori di atas, terdapat beberapa faktor diantaranya:

a. Sikap pelaksana (diadopsi dari Meter dan Horn, Grindle, Sabatier

dan Mazmanian)

Sikap pelaksana yang mendukung suatu pelaksanaan kebijakan maka

akan memberikan loyalitasnya dengan tujuan agar kebijakan tersebut

berhasil. Pelaksana kebijakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pegawai Disdikpora (Kepala Sub. Bagian Perencanaan, evaluasi dan

pelaporan dan Kepala Bidang Pendidikan Dasar SD dan anak usia dini

sebagai implementor program BSE di lapangan. Sikap pelaksana yang

mendukung sangat dipengaruhi oleh tingkat pemahaman dalam

memahami tujuan kebijakan. Hal tersebut dapat terlihat dari

kepatuhannya mentaati prosedur dan aturan-aturan yang telah ditetapkan.

Sikap pelaksana merupakan elemen penting kebijakan karena

pelaksanalah yang nantinya akan berhubungan langsung dengan

masyarakat. Oleh sebab itu, pelaksana harus dapat memahami,

mengetahui apa yang menjadi keinginan masyarakat.

Kognisi,netralitas,dan objektivitas pelaksana sangat mempengaruhi

bentuk respon pelaksana. Kejelasan tujuan dan karakteristik organisasi

akan mempengaruhi sikap dan loyalitas pelaksana terhadap organisasi.

(Wibawa,1994:21)

Page 50: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

33

b. Komunikasi (diadopsi dari Van Meter dan Van Horn)

Komunikasi merupakan hal yang sangat pent ing dalam memperlancar

pelaksanaan suatu program karena komunikasi merupakan sarana

koordinasi antara sesama aparat pelaksana maupun antara aparat

pelaksana dengan masyarakat khususnya kelompok sasaran dan juga

untuk menyamakan pamahaman antara aparat pelaksana dengan apa

yang menjadi tujuan kebijakan. Dalam penelitian ini, komunikasi yang

dimaksud adalah komunikasi antar pegawai Disdikpora khususnya pada

bagian Bagian Perencanaan, evaluasi dan pelaporan dan Bidang

Pendidikan Dasar SD dan anak usia dini dan komunikasi Disdikpora

dengan kepala sekolah Dasar dan Guru Sekolah Dasar di Kota Surakarta

terkait program BSE.

Secara garis besar, komunikasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Komunikasi mendatar (horizontal com munication)

Komunikasi mendatar terjadi antar aparat untuk

mengkoordinasikan tugas dan peranan agar tidak terjadi

overlapping tugas-tugas atau kekosongan perhatian terhadap

sesuatu yang berkaitan dengan kebijakan. Komunikasi mendatar

dalam konteks penelitian ini lebih ditekankan pada koordinasi

antar pegawai Bagan perencanaan, evaluasi dan pelaporan

dengan Bidang Pendidikan Dasar SD dan anak usia dini agar

tidak terjadi overlapping tugas-tugas atau kekosongan perhatian

terhadap sesuatu yang berkaitan dengan implementasi BSE.

Page 51: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

34

2) Komunikasi Vertikal

Komunikasi vert ikal terjadi antar atasan dengan bawahan yang

meliputi:

a. Kejelasan Kepala Bidang Perencanaan, evaluasi dan

pelaporan dan Kepala Bidang Pendidikan Dasar SD dan

anak usia dini Disdikpora dalam memberikan perintah,

petunjuk, maupun teguran kepada bawahannya.

b. Kejelasan MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SD,

Kepala Dikpora Kecamatan, BMPS (Badan Musyawarah

Perguruan Swasta, dan MGMP (Musyawarah Kerja Kepala

Sekolah) SD sebagai kelompok sasaran dalam menerima

kebijakan BSE.

c. Kesempatan MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah)

SD, Kepala Dikpora Kecamatan, BMPS (Badan

Musyawarah Perguruan Swasta, dan MGMP (Musyawarah

Kerja Kepala Sekolah) SD dalam mengajukan pendapat,

keluhan maupun saran kepada Disdikpora Surakarta.

d. Kesediaan pegawai Disdikpora untuk menerima pendapat,

keluhan, maupun saran dari MKKS (Musyawarah Kerja

Kepala Sekolah) SD, Kepala Dikpora Kecamatan, BMPS

(Badan Musyawarah Perguruan Swasta, dan MGMP

(Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SD terkait dengan

program BSE .

Page 52: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

35

c. Dukungan kelompok sasaran (diadopsi dari Grindle, Mazmanian dan

Sabatier)

Dukungan kelompok sasaran yaitu MKKS (Musyawarah Kerja Kepala

Sekolah) SD, BMPS (Badan Musyawarah Perguruan Swasta, dan

MGMP (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SD terhadap program BSE

yang dilaksanakan dipengaruhi oleh tingkat pemahaman kelompok

sasaran terhadap tujuan program tersebut, sehingga apabila kelompok

sasaran menyadari bahwa kebijakan itu akan membawa manfaat bagi

mereka, maka daya dukung yang diberikan agar terlaksananya kebijakan

dengan baik akan terus berlanjut. Tanpa adanya dukungan kelompok

sasaran, maka pelaksanaan kebijakan akan banyak mengalami hambatan.

Peneliti mengambil ketiga indikator tersebut dikarenakan variabel-variabel

yang telah dikemukakan membentuk sikap pelaksana terhadap kebijakan yang

akan diimplementasikan yang pada akhirnya nant i dapat menentukan seberapa

tinggi kinerja kebijakannya sehingga akan diketahui sejauh mana tingkat

keberhasilan kebijakan yang dilaksanakan. Kemampuan pengelola dalam

menjalankan tugasnya harus ditunjukkan dalam sikap dan keaktifan kerja serta

kemampuan komunikasi dengan kelom pok sasaran maupun antar pengelola.

Selain itu, dukungan dari kelompok sasaran juga turut menentukan keberhasilan

pelaksanaan kebijakan. Tanpa dukungan kelompok sasaran, pelaksanaan

kebijakan tidak akan sebagaimana yang diharapkan. Jadi ketiga indikator tersebut

saling berkaitan satu sama lain.

Page 53: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

36

5. Efektivitas Im plementasi Program Buku Sekolah Elektronik (BSE)

Suatu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah biasanya dilaksanakan

untuk mencapai tujuan tertentu. Seringkali tindakan yang telah dilakukan untuk

mencapai tujuan tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan karena faktor lain

yang tidak diduga sepert i perubahan kondisi lingkungan. Oleh karena itu

diperlukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan dari

kebijakan tersebut. Salah satu kriteria dasar dalam menilai suatu program adalah

dengan efekt ivitas. Efekt ivitas menurut Weiss (1984:16) adalah:

“ Suatu konsep untuk mengukur efek suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan,sehingga pertimbangan untuk pembuatan keputusan lebih lanjut mengenai program itu dan peningkatan program yang akan datang”.

Pendapat Gie (1981:36) tentang efekt ivitas adalah suatu keadaan yang

mengandung pengertian terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki.

Dalam pengertian ini penekanannya adalah pada sasaran yang akan dicapai,

yang sebelumnya telah ditetapkan bersama. Sasaran ini sendiri menurut Etzioni

(1985:6) merupakan suatu keadaan atau kondisi yang ingin dicapai oleh suatu

organisasi. Intinya efekt if atau tidaknya suatu kegiatan sangat bergantung pada

bagaimana kegiatan tersebut dilaksanakan apakah sesuai dengan tujuan dan

sasaran yang diharapkan atau tidak.

Menurut Nakamura (dalam Wahab,1990:43) kegiatan akan memenuhi

keberhasilan jika memenuhi lima kriteria yaitu:

a. Pencapaian tujuan program b. Efisiensi c. Kepuasan kelompok sasaran d. Daya tanggap klien e. Sistem pemeliharaan

Page 54: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

37

Cook dan Scioli (dalam Wibawa,1994:5) menjelaskan bahwa setiap

program yang diturunkan dari kebijakan mempunyai beberapa tujuan, dan setiap

tujuan dapat dicapai dengan beberapa tindakan. Selanjutnya setiap tindakan

mengandung beberapa kriteria untuk mengukur efekt ivitasnya.

Efektivitas sebuah program tergantung dari upaya untuk mencapai tujuan

yang terdapat dalam rencana yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan

menggunakan berbagai sumber daya dalam suatu pola yang sudah diterapkan.

Untuk mengevaluasi implmentasi Program Buku Sekolah Elektronik,

peneliti menggunakan 2 indikator yang diadopsi dari teori Nakamura (dalam

Wahab,1991:43) untuk mengukur efektivitas implementasi program BSE yaitu:

a. Pencapaian Tujuan Program : dapat dilihat dari ketersediaan buku murah

dan berkualitas bagi peserta didik (dalam konteks penelitian ini siswa-

siswa SD se-Surakarta)

b. Kepuasan kelompok sasaran, dalam konteks penelitian ini kepala sekolah

dasar, guru-guru dan siswa-siswa SD se-Surakarta terkait dengan program

BSE .

Terwujudnya kedua hal tersebut merupakan indikator keberhasilan

implementasi Program buku sekolah elektronik. Pada dasarnya kedua hal tersebut

akan terwujud jika kelompok sasaran kebijakan (sekolah-sekolah) memahami

bahwa ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan mutlak diperlukan guna

meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia selain itu juga

memahami bahwa kemampuan siswa dalam mengakses fasilitas dan sarana

prasarana pendidikan sepert i halnya buku pelajaran berbeda-beda untuk tiap

Page 55: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

38

siswa. Sehingga dengan pemahaman tersebut diharapkan dapat memperbesar

akses siswa terhadap buku pelajaran berkualitas dengan harga yang terjangkau.

6. Kebijakan Perbukuan

Mulai tahun ajaran 2008/2009, Departemen Pendidikan Nasional

(Depdiknas) meluncurkan Buku Sekolah Elektronik (BSE). Menurut Mendiknas

Bambang Soedibyo, tujuan BSE adalah memudahkan peserta didik dalam

memeroleh buku dengan harga yang murah. Ini untuk menjawab keluhan

masyarakat, yang setiap awal tahun ajaran dipusingkan dengan mahalnya buku

sekolah. Dengan program BSE, siapapun baik perseorangan maupun institusi

dapat mengunduh (men-download) materi pelajaran di internet

(www.bse.depdiknas.go.id) dan diperbolehkan untuk menggandakan, karena hak

cipta penulisan sudah dibeli pemerintah.

Sekarang pemerintah telah membeli hak cipta 49 judul buku teks pelajaran

dan menargetkan membeli lagi 295 judul buku dari tingkat SD hingga SMA

(Kompas, 5/7/2008). Bahkan untuk menguatkan program tersebut, dikeluarkan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No 2 Tahun 2008 tentang

Buku. Kebijakan BSE ini mengharuskan setiap penerbit untuk mendaftarkan

bukunya ke Badan Nasional Standarisasi Pendidikan (BNSP) untuk dinilai

kelayakannya. Hasilnya, jika buku tersebut dinilai layak oleh BNSP, maka akan

dibeli hak ciptanya oleh Pemerintah baik dalam bentuk e-Book maupun

konvensional, sedangkan bagi yang masih belum layak, belum dibeli hak ciptanya

Page 56: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

39

oleh Pemerintah (hasil wawancara dengan Bp. Kelik mantan Kabid. Bina Program

Disdikpora Surakarta tanggal 20 Januari 2009).

Melalui Permendiknas tersebut, Depdiknas akan membeli hak cipta kepada

penerbit dan distribusinya dikembangkan oleh pasar dengan ketentuan yang

ditetapkan oleh depdiknas. Sepert i yang dikutip Sinar Harapan (12/08/08),

pemerintah menganggarkan sebesar 20 miliar untuk menunjang program

pembelian hak cipta buku tahun 2008. Pemerintah menargetkan pembelian hak

cipta buku sampai dengan 2008 sebanyak 295 jilid. Pembelian hak cipta untuk

buku SMA dengan harga maksimal Rp 75 juta, SMP maksimal Rp 60 juta, dan

buku SD maksimal Rp 45 juta.

7. Sekolah Dasar Pinggiran

Sekolah Dasar pinggiran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Sekolah Dasar Plus sebagaimana yang ditentukan oleh Dinas Pendidikan Pemuda

dan Olahraga dengan beberapa kriteria. Kriteria Sekolah Dasar Plus tersebut

antara lain:

a. Jumlah siswa miskin lebih dari 50% dari jumlah keseluruhan siswa.

b. Sekolah tidak mampu membiayai kegiatan operasional sekolah secara mandiri.

c. Sekolah memiliki fasilitas dan sarana prasarana penunjang pendidikan

yang kurang memadai.

Adapun Sekolah Dasar Plus menurut kriteria Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga Kota Surakarta adalah sebagai berikut:

Page 57: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

40

Tabel 1.3

Sekolah Dasar Plus di Kota Surakarta

No. Nama Sekolah Jum lah Siswa miskin (Kelas 1 SD)

Daftar Mapel yang menggunakan BSE

1. 2. 3.

SDN Dukuhan Kerten SDN Tempursari

SDN Joho

31 7

26

IPS,PKN,Bhs Ind IPS,PKN IPS,PKN

4. 5.

SDN Plalan 1 SDN Plalan 2

41 43

IPS, PKN,MAT IPS dan PKN

6. 7. 8.

SDN Mojo1 SDN Mojo 2 SDN Mojo 3

11 11 21

IPS,PKN,IPA IPS,PKN,MAT

IPS,PKN, Bhs. Ind 9.

10. SDN Sabranglor SDN Mipitan

53 40

IPS,PKN,IPA IPS,PKN,MAT

11. SDN Bayan 40 IPS,PKN,IPA Sumber: Disdikpora Surakarta 2009

Menurut kriteria Disdikpora Surakarta, ada 11 sekolah dasar plus di Kota

Surakarta, namun berdasarkan penelitian di lapangan ada beberapa sekolah yang

dikategorikan peneliti ke dalam sekolah dasar pinggiran. Sekolah tersebut dapat

dikategorikan ke dalam sekolah pinggiran dikarenakan (1) Lebih dari separuh dari

jumlah siswa di sekolah dasar tersebut berasal dari masyarakat tidak mampu (2)

Sarana dan fasilitas penunjang pendidikan yang kurang memadai. Oleh karena itu,

penelitian ini dilaksanakan tidak hanya di sekolah dasar plus menurut kriteria

Disdikpora Surakarta ,namun juga di sekolah dasar-sekolah dasar pinggiran

menurut kriteria peneliti. Adapun sekolah dasar pinggiran menurut kriteria

peneliti dijelaskan dalam tabel 1.4 berikut:

Page 58: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

41

Tabel 1.4

Daftar Sekolah Dasar Pinggiran di Kota Surakarta

No. Nam a Sekolah Jumlah Siswa m iskin (kelas 1 SD)

Jumlah Total Siswa (Kelas 1 SD)

1. 2.

SDN Gading SDN Jogosuran

20 25

30 30

3. 4.

SDN Ngoresan SDN Bulukantil

22 24

35 33

5. 6.

SDN Mangkuyudan SDN Tunggulsari II

17 16

28 25

7. 8.

SDN Joyontakan SDN Pringgolayan

21 19

34 27

9. 10.

SDN Kestalan SDN Tegalharjo

15 17

26 24

Sumber: Data Primer

F. Kerangka Pikir

Dalam rangka memudahkan peserta didik dalam memperoleh buku yang

berkualitas dengan harga murah maka Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan

Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang diatur dalam Permendiknas No.2 tahun

2008. Kebijakan ini menimbulkan konsekuensi yang mewajibkan setiap penerbit

untuk dinilai kelayakan bukunya melalui Badan Nasional Standarisasi Pendidikan

(BSNP). Jika dinilai layak, maka Pemerintah akan membeli hak cipta buku

tersebut baik dalam bentuk e-book maupun buku konvensional. e-book sendiri

dimunculkan dengan tujuan untuk mempermudah akses peserta didik terhadap

fasilitas penunjang pendidikan di daerah terpencil sepert i buku teks pelajaran

sehingga bisa di akses lewat internet sehingga siapapun baik perseorangan

maupun institusi dapat mengunduh (men-download) materi pelajaran di internet

Page 59: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

42

(www.bse.depdiknas.go.id) dan diperbolehkan untuk menggandakan, karena hak

cipta penulisan sudah dibeli pemerintah.

Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Surakarta

sebagai kepanjangan tangan dari Pemerintah Pusat berkewajiban untuk

mendukung kebijakan yang telah dibuat Menteri Pendidikan tersebut, salah

satunya dengan mendukung implementasinya di Surakarta. Adapun bidang yang

berkaitan dengan implementasi BSE ini adalah Bidang Perencanaan, Evaluasi, dan

Pelaporan. Proses implementasi BSE dimulai dengan sosialisasi ke stakeholder

terkait seperti anggota MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SMP, SMK,

dan SMA, Kepala Dikpora Kecamatan, BMPS (Badan Musyawarah Perguruan

Swasta, dan Perwakilan Kepala SD, SMP, SMK, dan SMK, kemudian diikuti

dengan koordinasi dan komunikasi antar Disdikpora dengan stakeholder terkait

agar permasalahan-permasalahan yang timbul dalam implementasi BSE di

lapangan bisa diketahui dan dicarikan solusinya. Setelah diketahui adanya

permasalahan-permasalahan di lapangan, Disdikpora dapat membuat

perencanaan-perencanaan untuk suksesi implementasi BSE di masa yang akan

datang.

Implementasi BSE akan efekt if apabila (1) Tujuan program buku sekolah

elektronik tercapai (2) Adanya kepuasan kelompok sasaran terhadap program

BSE. Pencapaian tujuan program BSE dapat dilihat dari ketersediaan buku murah

dan berkualitas bagi peserta didik yaitu siswa-siswa SD se-Surakarta sedangkan

kepuasan kelompok sasaran (dalam konteks penelitian ini kepala sekolah dasar,

Page 60: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

43

guru-guru dan siswa-siswa SD se-Surakarta) dapat dilihat dari respon dan

tindakan yang diambil dalam menyikapi program buku sekolah elektronik.

Implementasi BSE dapat berjalan lancar apabila didukung oleh kualitas

pengelola program yang baik, Tingkat komunikasi organisasi pelaksana yang

efektif dan dukungan kelompok sasaran. Ketiga indikator tersebut dipilih karena

variabel-variabel yang telah dikemukakan membentuk sikap pelaksana terhadap

kebijakan yang akan diimplementasikan yang pada akhirnya nant i dapat

menentukan seberapa tinggi kinerja kebijakannya sehingga akan diketahui sejauh

mana tingkat keberhasilan program yang dilaksanakan. Kemampuan pengelola

dalam menjalankan tugasnya harus ditunjukkan dalam sikap dan keaktifan kerja

serta kemampuan komunikasi dengan stakeholder maupun antar pengelola. Selain

itu, dukungan dari kelompok sasaran juga turut menentukan keberhasilan

pelaksanaan program. Tanpa dukungan kelompok sasaran, pelaksanaan program

tidak akan sebagaimana yang diharapkan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dari

gambar berikut:

Page 61: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

44

Gambar 1.2

Kerangka Pikir

Permendiknas No.2 tahun 2008

Tujuan: Menyediakan buku murah dan berkualitas

Bagi peserta didik.

Implementasi Program

BSE

. Tahap Sosialisasi

. Tahap Pelaksanaan

Efektivitas Implementasi BSE - Ketersediaan buku murah dan berkualitas bagi peserta didik. -Kepuasan kelompok sasaran

Evaluasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi BSE: § Kualitas pengelola program

§ Tingkat komunikasi

organisasi pelaksana.

§ Dukungan kelompok

sasaran.

Page 62: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

45

G. Definisi Konseptual dan Definisi O perasional

1. Definisi Konseptual

Definisi konseptual digunakan untuk menegaskan konsep-konsep yang

jelas, yang digunakan supaya tidak terjadi perbedaan penafsiran antara penulis

dengan pembaca. Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Evaluasi adalah penilaian seberapa jauh suatu kebijakan atau program

memperoleh hasil dengan maksud untuk mengukur efek suatu kebijakan

atau program pemerintah yang dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan pelaksanaan program dan peningkatan program masa

datang terhadap persoalan tertentu yang dihadapi.

b. Implementasi merupakan tindakan-tindakan pelaksanaan aksi-aksi

kebijakan pada kurun waktu tertentu yang dilakukan baik oleh individu-

individu/pejabat-pejabat/kelompok-kelompok pemerintah atau swasta

dalam melaksanakan keputusan kebijaksanaan (biasanya dalam bentuk

undang-undang, peraturan pemerintah) yang langsung atau tidak

langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat

dan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap dampak baik yang

diharapkan maupun yang tidak diharapkan di lingkungan masyarakat.

c. Evaluasi implementasi adalah suatu penilaian terhadap tindakan

pelaksanaan dari suatu rencana komprehensif yang menggunakan

beberapa sumber daya dan pola yang terintegrasi untuk merealisasikan

tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan indikator-indikator

Page 63: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

46

nantinya menunjukkan bagaimana berjalannya implementasi dalam

mencapai tujuan kebijakan.

d. Buku Sekolah Elektronik (BSE) adalah Kebijakan dari Pemerintah Pusat

yang diatur dalam Permendiknas No.2 Tahun 2008 tentang buku

elektronik yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam

memeroleh buku yang berkualitas dengan harga yang murah.

e. Pelaksanaan BSE adalah proses pelaksanaan BSE yang telah ditetapkan

oleh Permendiknas No.2 tahun 2008 tentang perbukuan di Indonesia

yang dilakukan oleh Disdikpora Kota Surakarta untuk merealisasikan

tujuan yang telah ditetapkan.

f. Evaluasi Implementasi BSE adalah penilaian terhadap proses

pelaksanaan BSE dan juga melihat hambatan-hambatan yang ditemukan

dalam pelaksanaannya.

g. Sekolah Dasar pinggiran adalah sekolah Dasar yang siswa-siswanya

didominasi siswa miskin, minim sarana dan prasarana penunjang

pendidikan serta minim anggaran untuk menjalankan kegiatan

operasional sekolah.

2. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah perubahan-perubahan konsep yang berupa

konstrak, ke dalam bentuk kata-kata yang menggambarkan perilaku/gejala yang

dapat diamati dan dapat diuji.

Page 64: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

47

Evaluasi implementasi dalam penelitian ini adalah evaluasi pelaksanaan

BSE di Kota Surakarta yang meliputi tahap sosialisasi, koordinasi dengan stake

holder yang terkait dengan kebijakan tersebut dan perencanaan untuk

mensukseskan kebijakan ini di masa yang akan datang.

Untuk lebih jelasnya, indikator-indikator yang mempunyai pengaruh terhadap

proses implementasi ini adalah sebagai berikut:

a. Sikap pelaksana (kualitas dan keakt ifan kerja)

Sikap pelaksana yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap dari

pegawai Disdikpora (Kepala Sub. Bagian Perencanaan, evaluasi dan

pelaporan dan Kepala Bidang Pendidikan Dasar SD dan anak usia dini,

untuk mempengaruhi proses pelaksanaan BSE yang dapat dilihat

melalui:

1) Peran aparat pelaksana dalam mensosialisasikan BSE

2) Kesediaan aparat pelaksana untuk melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan BSE

3) Kepekaan aparat pelaksana dalam menanggapi permasalahan yang

ada di lapangan dan mengetahui apa yang menjadi keinginan

kelompok sasaran.

b. Komunikasi

Komunikasi ke bawah merupakan penghubung antara aparat pelaksana

atau pegawai Disdikpora, dengan stakeholder terkait seperti anggota

MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SD, BMPS (Badan

Musyawarah Perguruan Swasta dan MGMP (Musyawarah Guru Mata

Page 65: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

48

Pelajaran) SD. Komunikasi mendatar merupakan komunikasi antar

pegawai Disdikpora. Komunikasi ke atas merupakan kom unikasi

pegawai Disdikpora dengan Kepala Dinas Pendidikan Pusat melalui

pelaporan yang dapat dilihat dari:

(1) Usaha-usaha yang dilakukan pengelola untuk menyampaikan

informasi tentang BSE kepada stakeholder terkait .

(2) Usaha-usaha yang dilakukan pengelola dalam menerima pendapat,

keluhan, saran, maupun pemberian solusi kepada Disdikpora yang

ditunjukkan dalam frekuensi pengelola mengadakan pertemuan

dengan para stakeholder terkait untuk sharing mengenai hal-hal

yang berhubungan dengan BSE.

(3) Tingkat komunikasi yang dilakukan pengelola antar tingkat atasan

dengan bawahan atau aparat dengan masyarakat yang ditunjukkan

dalam hal frekuensi rapat koordinasi antar pengelola m engenai hal-

hal yang berhubungan dengan perkembangan BSE

c. Sumber Daya Kebijakan

Sumber daya merupakan faktor yang sangat pent ing dalam proses

implementasi kebijakan. Sumber daya yang mendukung pelaksanaan

dapat dilihat dari:

(1) Tersedianya dana yag cukup untuk melaksanakan setiap tahap

kebijakan

(2) Tersedianya aparat pelaksana atau pengelola yang cukup untuk

melaksanakan setiap tahap kebijakan

Page 66: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

49

(3) Ketersediaan sarana prasarana dan fasilitas pendukung.

d. Kepatuhan dan dukungan kelompok sasaran.

Dukungan kelom pok sasaran merupakan dukungan dari stakeholder

terkait kebijakan BSE sepert i anggota MKKS (Musyawarah Kerja

Kepala Sekolah) SD, BMPS (Badan Musyawarah Perguruan Swasta, dan

MGMP (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SD. Kelompok sasaran

yang mendukung dapat dilihat dari:

(1) Respon stakeholder terkait munculnya BSE.

(2) Kepatuhan kelompok sasaran dalam mentaat i peraturan yang

berlaku.

H. Metode Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kota Surakarta, dimana Kota Surakarta

melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga merupakan kepanjangan tangan

Depdiknas dalam mengimplementasikan program Buku Sekolah Elektronik

(BSE). Untuk memfokuskan penelitian, penelitian hanya dilakukan di sekolah

dasar-sekolah dasar pinggiran yang ada di Kota Surakarta. Kota Surakarta dipilih

karena Surakarta menempati 3 besar teratas sebagai Kota yang paling banyak

terjadi kasus korupsi terkait pengadaan buku pelajaran di wilayah Jawa Tengah

(www.solopos.com). Sedangkan sekolah pinggiran dipilih karena peneliti

berasumsi bahwa sebagian besar siswa-siswa dari golongan masyarakat kurang

mampu menimba ilmu di sekolah pinggiran dimana mereka merupakan sasaran

utama dari kebijakan Buku Sekolah Elektronik (BSE) ini.

Page 67: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

50

2. Tipe/ Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluasi kebijakan, khususnya

evaluasi pada tahap implementasi kebijakan. Evaluasi kebijakan pada dasarnya

harus bisa menjelaskan seberapa jauh kebijakan dan implementasinya telah dapat

mendekati tujuan Bryan dan White (dalam Nurhaeni,2006:55) Evaluasi kebijakan

ditujukan untuk melihat sebab-sebab kegagalan suatu kebijakan atau untuk

mengetahui apakah kebijakan publik yang telah dijalankan meraih dampak yang

diinginkan Lester dan Stewart (dalam Nurhaeni,2006:56).

3. Teknik Pengam bilan Sam pel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan

tertentu saja. Sampel ditentukan berdasarkan pada ciri tertentu yang dianggap

mempunyai hubungan erat dengan ciri populasi. Peneliti dengan sengaja

menentukan anggota sampelnya berdasarkan kemampuan dan pengetahuannya

tentang populasi. Pengertian sengaja (purposive) disini adalah bahwa peneliti

telah menentukan respon dan dengan pendapatnya (judgem ent) sendiri sebagai

sampel penelitiannya, peneliti tahu persis siapa yang akan dipilihnya sebagai

sampel (Susanto,2006:120-121).

Teknik purposive sampling ini dipakai karena dipandang lebih mampu

menangkap kelengkapan dan kedalaman data di dalam menghadapi realitas yang

tidak tunggal. Pilihan sampel diarahkan pada sumber data yang dipandang

memiliki data yang pent ing dan berkaitan dengan permasalahan yang sedang

diteliti. Bahkan di dalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan dapat

Page 68: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

51

berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam

memperoleh data. Atas dasar itu, berbagai pertanyaan dalam penelitian kualitatif

menggunakan kata bagaimana dan mengapa sebagai usaha untuk mendeskripsikan

jawaban mengenai proses. Dalam kaitannya dengan hal itu, tidak berart i dalam

penelitian kualitatif tidak boleh bertanya tentang apa/siapa, berapa,dimana.

Namun, pertanyaan semacam itu bukan merupakan penekanan fokus dalam

penelitian kualitatif (Sutopo,2002:36)

4. Teknik Pengum pulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berdasar sumber data yang

digunakan, adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi

melalui tanya jawab secara langsung dengan narasumber atau responden

yang diteliti untuk melengkapi data yang diperlukan.

Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara

langsung. Maksudnya adalah proses memperoleh data untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab tatap muka antara pewawancara

dengan informan. Pewawancara disebut interviewer sedangkan orang yang

diwawancarai disebut interviewee. Pada umumnya wawancara dipandu

dengan panduan atau pedoman wawancara (Susanto,2006:128)

Dalam penelitian ini, proses wawancara dilakukan secara formal dan

informal, dengan cara tanya jawab, dengan terlebih dahulu membuat

kerangka garis besar pokok-pokok yang akan ditanyakan dalam proses

Page 69: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

52

wawancara tersebut. Wawancara tentang latar belakang munculnya BSE,

proses implementasi BSE serta kendala dalam implementasinya

ditanyakan kepada Drs. Kelik Isnawan selaku Kabid. Bina Program

Disdikpora, kemudian data yang sama ditanyakan kembali (cross-check)

kepada Kepala Sekolah, Guru-Guru dan siswa-siswa yang berada di lokasi

sekolah dasar pinggiran.

b. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data

yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Data-data yang dikumpulkan

dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan data sekunder

(Susanto,2006:136).

Dalam penelitian ini dokumen yang dijadikan acuan antara lain: BPS

Surakarta, art ikel tentang kebijakan BSE di harian Solopos, Jurnal

Kebijakan dan Administrasi Publik beserta jurnal Internasional yang

bertema implementasi kebijakan ICT di Indonesia serta buku-buku sebagai

literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Data-data yang diperoleh

dari pengumpulan dokumentasi kemudian dapat dijadikan referensi yang

menunjang proses penelitian.

5. Sumber Data

Data Primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari orang-orang

yang berhubungan dengan obyek penelitian. Adapun pihak yang menjadi

informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 70: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

53

a. Kabid. Bina Program Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota

Surakarta yahun 2008, sebagai perwakilan Disdikpora Kota Surakarta yang

menghadiri sosialisasi BSE di Pusat.

b. Kabid. Pendidikan Dasar SD dan anak usia dini

c. Beberapa Kepala Sekolah Dasar di Kota Surakarta

d. Beberapa Guru-guru SD di Kota Surakarta

e. Kepala SD pinggiran di Kota Surakarta

Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari sumber lain selain

sumber primer. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui arsip, buku,

dokumentasi, data statistik, serta dari pengamatan obyek yang dilakukan peneliti.

6. Validitas Data

Untuk menjamin validitas data yang akan diperoleh dalam penelitian ini,

maka peningkatan validitas data akan dilakukan dengan teknik pemeriksaan

terhadap keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data.

Dalam penelitian ini, jenis triangulasi yang akan digunakan adalah

triangulasi data atau dalam istilah Patton (Sutopo,2002:79), juga sering disebut

triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam pengumpulan

data wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Art inya data yang

sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa

sumber data yang berbeda.

Dengan demikian, apa yang diperoleh dari sumber yang satu, bisa lebih

teruji kebenarannya bilamana dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh

Page 71: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

54

dari sumber lain yang berbeda, baik kelompok sumber sejenis, maupun sumber

yang berbeda jenisnya. Teknik triangulasi data ini lebih khususnya menanyakan

bagaimana efektivitas implementasi BSE dan apa saja kendala yang dihadapi

dalam implementasi BSE, data dari Disdikpora kemudian dikroscekkan dengan

data dari kelompok sasaran kebijakan yaitu Kepala Sekolah, Guru dan Siswa di

kawasan sekolah dasar pinggiran di Surakarta.

Dalam melakukan jenis triangulasi ini, peneliti wajib memahami teori-

teori yang digunakan dan keterkaitanya dengan permasalahan yang diteliti

sehingga mampu menghasilkan simpulan yang lebih mantap dan benar-benar

memiliki makna yang kaya perspektifnya (Sutopo,2002:83)

7. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data terdapat 3 (tiga) komponen utama yang harus diperhatikan,

(Miles&Huberman,1984 dalam Sutopo,2002:91-93)

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan

abstraksi data dari field note. Proses ini berlangsung terus sepanjang

pelaksanaan penelitian. Dan mengatur data dengan sedemikian rupa

sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.

b. Sajian Data (Data Display)

Merupakan suatu rakitan organisasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang

memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data ini harus

mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai

pertanyaan penelitian sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi

Page 72: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

55

mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap

permasalahan yang ada.

c. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data

terakhir, karena itu penelitian bersifat terbuka terhadap data yang

dikumpulkan.

Dalam penelitian ini aktifitas ketiga kom ponen berbentuk interaksi sebagai

proses siklus. Peneliti tetap bergerak diantara ket iganya dengan komponen

pengumpulan data selama proses pengumpulan data berlangsung. Proses

analisa ini yang disebut dengan model analisis interaktif (interactive m odel

analysis).

Untuk lebih jelasnya, digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.3

Analisis Model Interaktif

Sumber: (H.B Sutopo,2002:96)

Pengumpulan Data

Reduksi Data (Data Reduction)

Sajian Data (Data Display)

Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Page 73: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

54

B AB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA

Kota Surakarta yang juga sangat dikenal sebagai Kota Solo, merupakan

sebuah dataran rendah yang terletak di cekungan lereng pegunungan Lawu dan

pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m diatas permukaan air laut.

Dengan luas sekitar 44 Km2, Kota Surakarta terletak diantara 110 45’ 15”-110 45’

35” Bujur Timur dan 70’ 36”-70’ 56” Lintang Selatan. Kota Surakarta dibelah dan

dialiri oleh 3 (tiga) buah sungai besar yaitu sungai Bengawan Solo, Kali Jenes,

dan Kali Pepe. Sungai Bengawan Solo pada jaman dahulu sangat terkenal dengan

keelokan panorama serta lalu lintas perdagangan. Kota Surakarta terletak di

Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah bagian selatan dan merupakan daerah

perhubungan antara Provinsi Jawa Tengah-Jawa Timur dan Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta, dengan keadaan mobilitas masyarakat yang tinggi.

Batas-batas wilayah Kota Surakarta:

- Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten

Boyolali.

- Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten

Karanganyar.

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo.

- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar.

Page 74: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

55

Tabel 2.1

Luas wilayah Surakarta

No Kecamatan Luas (Km2) 1. Laweyan 8,64 2. Serengan 3,19 3. Pasar Kliwon 4,82 4. Jebres 12,58 5. Banjarsari 14,81 Total 44,04

Sum ber: BPS Surakarta 2007

Kota Surakarta terdiri dari 51 kelurahan yang tergabung dalam 5

kecamatan, yaitu: Kecamatan Banjarsari yang memiliki luas 33% dari luas

wilayah Kota Surakarta secara keseluruhan, Kecamatan Jebres 29%, Kecamatan

Laweyan 20%, Kecamatan Pasar Kliwon 11%, dan Kecamatan Serengan 7%.

Perinciannya adalah sebagai berikut:

1. Kecamatan Laweyan: Pajang, Laweyan, Bumi, Panularan, Penumping,

Sriwedar i, Purwosari, Sondakan, Kerten, Jajar, dan Karang Asem.

2. Kecamatan Serengan: Joyotakan, Danukusuman, Serengan,

Tipes,Kratonan, Jayengan, dan Kemlayan.

3. Kecamatan Pasar Kliwon: Joyotakan, Semanggi, Pasar Kliwon, Gajahan,

Baluwarti, Kampung Baru, Kedung Lumbu, Samgkrah dan Kauman.

4. Kecamatan Jebres: Kepat ihan Kulon, Kepatihan Wetan, Sudiroprajan,

Gandekan, Kampung Sewu, Pucang Sawit, Jagalan, Purwodiningratan,

Tegalharjo, Jebres, Mojosongo.

5. Kecamatan Banjarsari: Kadipiro, Nusukan, Gilingan, Stabelan, Kestalan,

Keprabon, Timuran, Ketelan, Punggawan, Mangkubumen, Manahan,

Sumber, dan Banyu Anyar.

Page 75: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

56

B. KONDISI SOSIAL EKONOMI BUDAYA KO TA SURAKARTA

Kota Surakarta juga dikenal dengan sebutan Kota Budaya. Kota Surakarta

sudah berdiri sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, yang pada saat itu masih

menggunakan sistem Kerajaan sebagai sistem pemerintahannya. Sistem

pemerintahan kerajaan tersebut sampai saat ini masih memberikan pengaruh

dalam tata kehidupan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kebudayaan feodalisme masih dianut oleh sebagian masyarakat Surakarta. Namun

seiiring dengan berjalannya waktu, banyak perubahan yang mempengaruhi

kehidupan ekonomi, sosial budaya masyarakatnya.

Page 76: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

57

1. Demografi Kota Surakarta

Tabel 2.2

Data Demografi Surakarta 2007

Sum ber: www.Surakarta.go.id

JUMLAH PENDUDUK a. Laki-laki 277.991 orang

b. Perempuan 285.534 orang 0-5 43.658 orang 5-20 123.256 orang 20-60 295.685 orang Diatas 60 42.568 orang

KEPADATAN PENDUDUK a. Rata-rata 13867/Km2 b. Kawasan Perkotaan 13867/Km2 c. Kawasan Pedesaan 0

ANGKA HARAPAN HIDUP a. Laki-laki 71.10 Th b. Perempuan 69.2 Th

MATA PENCAHARIAN a. Pertanian, kehutanan, perburuhan, dan periklanan 1158 orang b. Pertambangan & penggalian 254 orang c. Listrik, gas, dan air 19325 orang d. Listrik pengolahan 718 orang e. Bangunan 614 orang f. Perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotel 8583 orang

g. Angkutan, pengundangan, dan kom unikasi

1478 orang h. Keuangan, asuransi, usaha sewa,tanah, dan jasa perusahaan

3125 orang i. Jasa kemasyarakatan 3341 orang

KETENAGAKERJAAN a. Penduduk 15 tahun ke atas 458254 orang b. Angkatan kerja 2254892 orang c. Setengah penganggur 27586 orang d. Penganggur terbuka 26534 orang e. TKI di luar negeri f. PHK g. Jumlah TK PHK

h. Rata-rata kebutuhan hidup minimum i. Rata-rata upah minimum Rp 590.000

Page 77: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

58

Jumlah penduduk kota Surakarta tahun 2007 tercatat sebanyak 563.525 jiwa

dengan rata-rata kepadatan penduduk 13.867/Km2 serta angka harapan hidup

diatas 64 tahun. Mata pencaharian masyarakat Surakarta didom inasi oleh

pedagang, rumah makan, dan hotel dengan rata-rata upah minimum sebesar Rp

590.000.

C. PO TRET DUNIA PENDIDIKAN DI SURAKARTA

Kota Surakarta mengalami perkembangan yang sangat pesat lima tahun

terakhir ini, termasuk dunia pendidikannya. Hal ini bisa dilihat dari tersedianya

variasi sekolah di Surakarta sepert i sekolah RSBI (5 sekolah), Akselerasi (5

sekolah), dan Imersi (1 sekolah) (Sumber: Disdikpora Surakarta 2009). Namun,

banyaknya variasi sekolah belum menjamin peningkatan aksesibilitas siswa

terhadap pendidikan, seperti ditunjukkan oleh tabel di bawah ini:

Page 78: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

59

Tabel 2.3

Banyaknya penduduk usia sekolah m enurut tingkat partisipasi sekolah dan

jenis kelam in di Kota Surakarta tahun 2007

Umur Partisipasi Jenis Kelamin Sekolah Sekolah Laki-laki Perempuan

07-12

Tdk / blm pernah sekolah Masih sekolah Tdk sekolah lagi

- 99,2% 0,8%

- 99,2% 0,8%

13-15

Tdk / blm pernah sekolah

Masih sekolah Tdk sekolah lagi

2,9% 87,1%

10%

91,2% 8,8%

16-18

Tdk / blm pernah sekolah Masih sekolah Tdk sekolah lagi

- 83,9% 16,1%

- 79% 21%

19-24

Tdk / blm pernah sekolah Masih sekolah Tdk sekolah lagi

1,5% 41,2% 57,3%

30,6% 69,4%

Sum ber: BPS Kota Surakarta (Surakarta dalam angka 2007)

Berdasarkan tabel 2.3 diketahui bahwa tingkat part isipasi sekolah menurun

jika dilihat berdasarkan level kelompok usia sekolah. Pada tingkat SD, siswa yang

masih sekolah baik laki-laki maupun perempuan sebanyak 99,2%, tingkat SMP

terjadi penurunan menjadi 87,1% untuk siswa laki-laki dan 91,2% untuk siswa

perempuan. Pada tingkat SMA 83,9% untuk siswa laki-laki dan 79% untuk siswa

perempuan. Sedangkan tingkat perguruan tinggi semakin menurun lagi menjadi

41,2% untuk siswa laki-laki dan 30,6% untuk siswa perempuan. Menurunnya

tingkat part isipasi sekolah bisa disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya terkait

Page 79: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

60

dengan tingkat kesejahteraan orang tua mereka. Berikut tabel keluarga sejahtera

menurut tahapannya:

Tabel 2.4

Banyaknya keluarga sejahte ra menurut tahapan

di Kota Surakarta tahun 2007 dalam persen (%)

Kecamatan

Pra KS & non

ekonomi

KS I Ekonomi &

non ekonomi

KS II

KS III

KS III plus

Laweyan 10,9 19,8 18,6 33,5 17,1 Serengan 7,7 17,8 26,2 35,9 12,3

Pasar Kliwon 11,3 29,8 26,2 21,3 11,5 Jebres 12,4 23,1 26,9 25,1 12,5

Banjarsari 11,3 22,4 25,9 26,9 13,4 Sum ber: BPS Kota Surakarta (Surakarta dalam angka 2007) Tingkat kesejahteraan keluarga diduga mempengaruhi aksesibilitas siswa

terhadap part isipasi sekolah dan fasilitas pendidikan penunjang pendidikan

misalnya buku pelajaran. Dari tabel 1.6, dapat dilihat bahwa keluarga pra KS &

non ekonomi paling banyak berada di Kecamatan Jeberes yaitu 12,4% sedangkan

KS III plus paling banyak di kecamatan Laweyan sebanyak 17,1%.

D. ANGGARAN PENDIDIKAN KOTA SURAKARTA

Salah satu faktor yang menentukan kualitas pendidikan, termasuk di

dalamnya tersedianya akses untuk menikmat i fasilitas dan sarana prasarana

pendidikan sepert i Buku Sekolah Elektronik ditentukan oleh ketersediaan

anggaran pendidikan. Menurut Walikota Solo, Joko Widodo (dalam

www.tempointeraktif.com, selasa, 13 Maret 2007) anggaran pendidikan Kota Solo

mengalami kenaikan dari 32,6 miliar pada tahun 2006 menjadi 46 miliar pada

Page 80: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

61

tahun 2007. Namun, prosentase kenaikan tersebut belum mencapai 20% sepert i

yang diidealkan. Pemenuhan anggaran 20 persen akan dilakukan secara bertahap

sesuai kemampuan keuangan daerah. Pada tahun 2008, alokasi anggaran

pendidikan Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.5

Alokasi Anggaran Pendidikan Kota Surakarta tahun 2008

No Keterangan Alokasi Anggaran

1. Pengadaan buku/multimedia dan pelatihan

KTSP

Rp 120.000.000,-

2. Sarana Pengembangan olympiade MIPA Rp 32.400.000,-

3. Subsidi peningkatan mutu SD/MI Rp 750.000.000,-

4. Subsidi rintisan RSBI Rp 300.000.000,-

Total Rp 1.202.400.000,-

Sum ber: Disdikpora Surakarta

Berdasarkan tabel 2.5, dapat diketahui bahwa alokasi anggaran pendidikan

Kota Surakarta sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pengadaan sarana

prasarana pendidikan serta pengembangan dan peningkatan mutu institusi

pendidikan. Hal itu dapat dilihat dari besarnya alokasi anggaran pada tiap-tiap

item yang besarnya mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.

Page 81: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

62

E. Deskripsi Organisasi Dinas Pendidikan, Pem uda, dan Olahraga

Surakarta

1. Visi dan Misi Disdikpora

1.1 Visi

a) Terwujudnya masyarakat Surakarta yang beriman dan bertaqwa, cerdas,

sehat

b) Berprestasi dan berbudaya.

1.2 Misi

a) Mewujudkan masyarakat Surakarta yang beriman, bertaqwa dan

berakhlak mulia

b) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas, kreatif,

inovatif serta m enguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

c) Mewujudkan masyarakat yang gemar olahraga, memiliki kesegaran

jasmani dan menghasilkan bibit olahragawan yang berprestasi.

d) Mewujudkan generasi pemuda yang tangguh, terampil, dan produktif.

e) Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, berdaya

tahan dan mampu memfilter budaya asing.

2. Tujuan

Berdasarkan visi dan misi di atas, tujuan yang ingin dicapai ialah:

1. Meningkatkan iman dan taqwa lewat pembiasaan, pengenalan agama yang

dianut, pelatihan pada waktu peringatan hari besar agama, serta pembiasaan

etika dalam pergaulan, sehingga secara bertahap terwujud kehidupan yang

Page 82: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

63

agamis, penuh toleransi, dapat menghargai sesame umat beragama dan

berbudi pekerti dalam pergaulan.

2. Meningkatkan sumber daya manusia agar memiliki kecerdasan yang tinggi,

mampu berkreasi dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, lewat proses pembelajaran yang akt if, kreatif, efekt if, dan

menyenangkan sehingga mampu menjuarai lom ba-lomba kreatifitas,

memiliki nilai akademis yang tinggi, serta mampu menciptakan teknologi

tepat guna.

3. Meningkatkan kegembiraan berolah raga sesuai potensi masing-masing lewat

pembelajaran dan pelatihan olahraga sehingga terwujud masyarakat yang

gemar olahraga, mampu menguasai event-event olahraga serta hidup sehat .

4. Meningkatkan semangat kompetitif yang sehat, baik dalam bidang agama,

keolahragaan dan kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari maupun event

lomba sehingga mampu melahirkan ulama, cendekiawan, olahragawan,

maupun budayawan.

5. Menanamkan nilai-nilai budaya daerah Surakarta lewat proses pembelajaran,

pelatihan dan pembiasaan sehingga terwujud kehidupan sosial yang tetap

mencerminkan budaya adiluhung dan tidak mudah terpengaruh budaya asing

yang belum tentu sesuai dengan budaya Surakarta.

Page 83: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

64

2. Struktur O rganisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Surakarta

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat, terdiri dari :

a. . Sub. Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

b. Sub. Bagian Keuangan

c. . Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian

3. Bidang Pendidikan Dasar SD dan Anak Usia Dini terdiri dari :

a. Seksi Kurikulum

b. Seksi Sarana dan Prasarana

4. Bidang Pendidikan Dasar SMP terdiri dari :

a. Seksi Kurikulum

b. Seksi Sarana dan Prasarana

5. Bidang Pendidikan Menengah terdiri dari:

a. Seksi Kurikulum

b. Seksi Sarana dan Prasarana

6. Bidang Tenaga Pendidik & Kependidikan terdiri dari :

a. Seksi Pendidik dan Kependidikan Dasar SD

b. Seksi Pendidik dan Kependidikan Dasar SMP

c. Seksi Pendidik dan Kependidikan Menengah

7. Bidang pendidikan Non Formal terdiri dari :

a. Seksi Pendidikan Masyarakat

b. Seksi Kesetaraan dan Keaksaraan

Page 84: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

65

8. Bidang Pemuda terdiri dari :

a. Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Pemuda

b. Seksi Perlindungan Pemuda dan Pemberdayaan Lembaga Kepemudaan

9. Bidang Olahraga terdiri dari :

a. Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Olahraga

b. Seksi Pengembangan Ilmu Olahraga dan Lembaga Keolahragaan

c. Seksi Sarana Prasarana dan Kemitraan.

Page 85: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

66

3. Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Dinas Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga Surakarta

1. Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan urusan

pemerintahan daerah bidang kependidikan, kepemudaan, dan keolahragaan.

2. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan

teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu,

pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi

dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian.

3. Sub. Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan pelaporan mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,

pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas secara terpadu, pelayanan

administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan

pelaporan, meliputi: koordinasi perencanaan, pemantauan, evaluasi dan

pelaporan serta pengelolaan system informasi di lingkungan dinas.

4. Sub. Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan

tugas tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang

keuangan, meliputi: pengelolaan keuangan, verifikasi, pembukuan dan

akuntansi di lingkungan dinas.

5. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian

penyelenggaraan tugas tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan

pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian, meliputi: pengelolaan

Page 86: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

67

administrasi kepegawaian, hukum, humas, organisasi dan tata laksana,

ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan di lingkungan dinas.

6. Bidang Pendidikan Sekolah Dasar dan Anak Usia Dini mempunyai tugas

penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang

kurikulum pendidikan dasar, pengendalian mutu pendidikan dasar, dan sarana

dan prasarana pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini.

7. Seksi Kurikulum Pendidikan Sekolah Dasar dan Anak Usia dini mempunyai

tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan

dan pelaksanaan di bidang kurikulum pendidikan sekolah dasar dan anak usia

dini, meliputi: perumusan kebijakan operasional pendidikan sekolah dasar dan

anak usia dini di kota sesuai kebijakan nasional, koordinasi dan sinkronisasi

kebijakan operasional dan program pendidikan dasar antar kabupaten/kota,

perencanaan strategis pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini sesuai

rencana strategis pendidikan nasional, sosialisasi kerangka dasar dan struktur

kurikulum pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini, dan koordinasi atas

pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan sekolah dasar dan anak usia

dini, pengelolaan pendidikan bertaraf internasional tingkat pendidikan sekolah

dasar dan anak usia dini.

8. Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Sekolah Dasar dan Anak Usia Dini

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,

pembinaan dan pelaksanaan di bidang sarana dan prasarana pendidikan

sekolah dasar dan anak usia dini, meliputi: bantuan biaya penyelenggaraan

pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini bertaraf internasional sesuai

Page 87: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

68

dengan taraf kewenangan kota, pengawasan pendayagunaan bantuan sarana

dan prasarana pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini, pembinaan dan

fasilitasi lingkup kota bidang sarana dan prasarana pendidikan sekolah dasar

dan anak usia dini.

9. Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama mempunyai tugas penyiapan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang kurikulum

Pendidikan Sekolah Menengah Pertama, pengendalian mutu Pendidikan

Sekolah Menengah Pertama, dan sarana dan prasarana Pendidikan Sekolah

Menengah Pertama.

10. Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar Sekolah Menengah Pertama mempunyai

tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan

dan pelaksanaan di bidang kurikulum Pendidikan Dasar Sekolah Menengah

Pertama, meliputi: perumusan kebijakan operasional Pendidikan Dasar

Sekolah Menengah Pertama di kota sesuai kebijakan nasional, koordinasi dan

sinkronisasi kebijakan operasional dan program Pendidikan Dasar Sekolah

Menengah Pertama, perencanaan strategis Pendidikan Dasar Sekolah

Menengah Pertama sesuai rencana strategis pendidikan nasional, sosialisasi

kerangka dasar dan struktur kurikulum Pendidikan Dasar Sekolah Menengah

Pertama, dan koordinasi atas pengelolaan dan penyelenggaraan Pendidikan

Dasar Sekolah Menengah Pertama, pengelolaan pendidikan bertaraf

internasional tingkat Pendidikan Dasar Sekolah Menengah Pertama.

11. Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar Sekolah Menengah Pertama

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,

Page 88: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

69

pembinaan dan pelaksanaan di bidang sarana dan prasarana Pendidikan

Dasar Sekolah Menengah Pertama, meliputi: bantuan biaya penyelenggaraan

Pendidikan Dasar Sekolah Menengah Pertama bertaraf internasional sesuai

dengan taraf kewenangan kota, pengawasan pendayagunaan bantuan sarana

dan Pendidikan Dasar Sekolah Menengah Pertama, pembinaan dan fasilitasi

lingkup kota bidang sarana dan prasarana Pendidikan Dasar Sekolah

Menengah Pertama.

12. Bidang Pendidikan Sekolah Menengah mempunyai tugas penyiapan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang

kurikulum Pendidikan Sekolah Menengah, pengendalian mutu Pendidikan

Sekolah Menengah, dan sarana dan prasarana Pendidikan Sekolah

Menengah.

13. Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar Sekolah Menengah mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang kurikulum Pendidikan Dasar Sekolah Menengah,

meliputi: perumusan kebijakan operasional Pendidikan Dasar Sekolah

Menengah di kota sesuai kebijakan nasional, koordinasi dan sinkronisasi

kebijakan operasional dan program Pendidikan Dasar Sekolah Menengah,

perencanaan strategis Pendidikan Dasar Sekolah Menengah sesuai rencana

strategis pendidikan nasional, sosialisasi kerangka dasar dan struktur

kurikulum Pendidikan Dasar Sekolah Menengah, dan koordinasi atas

pengelolaan dan penyelenggaraan Pendidikan Dasar Sekolah Menengah,

Page 89: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

70

pengelolaan pendidikan bertaraf internasional tingkat Pendidikan Dasar

Sekolah Menengah.

14. Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar Sekolah Menengah mempunyai

tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan

dan pelaksanaan di bidang sarana dan prasarana Pendidikan Dasar Sekolah

Menengah, meliputi: bantuan biaya penyelenggaraan Pendidikan Dasar

Sekolah Menengah bertaraf internasional sesuai dengan taraf kewenangan

kota, pengawasan pendayagunaan bantuan sarana dan Pendidikan Dasar

Sekolah Menengah, pembinaan dan fasilitasi lingkup kota bidang sarana dan

prasarana Pendidikan Dasar Sekolah Menengah.

15. Bidang Pendidik dan Tenaga Pendidikan mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di

bidang pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan dasar SD, pendidik dan

tenaga kependidikan pendidikan dasar SMP, pendidik dan tenaga

kependidikan pendidikan Menengah.

16. Seksi Pendidik dan Kependidikan Dasar SD mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di

bidang Pendidik dan Kependidikan Dasar SD meliputi: perencanaan

kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan untuk pendidikan dasar milik

pemerintah kota, usulan pengangkatan dan penempatan pendidik dan tenaga

kependidikan PNS untuk satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar

milik, usulan pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan

dasar, peningkatan kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan pendidik

Page 90: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

71

pada jenjang pendidikan dasar, usulan pemberhent ian pendidik dan tenaga

kependidikan bertaraf internasional selain karena alasan pelanggaran

perundang-undangan pada jenjang pendidikan dasar SD.

17. Seksi Pendidik dan Kependidikan Dasar SMP mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di

bidang Pendidik dan Kependidikan Dasar SMP meliputi: perencanaan

kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan untuk pendidikan dasar SMP,

usulan pengangkatan dan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan PNS

untuk satuan pendidikan bertaraf internasional pada jenjang pendidikan dasar

SMP, usulan pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan

dasar SMP, peningkatan kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan

pendidik pada jenjang pendidikan dasar SMP, usulan pemberhentian pendidik

dan tenaga kependidikan selain karena alasan pelanggaran perundang-

undangan pada jenjang pendidikan dasar SMP.

18. Seksi Pendidik dan Kependidikan Menengah mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di

bidang Pendidik dan Kependidikan Menengah meliputi: perencanaan

kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan untuk pendidikan Menengah,

usulan pengangkatan dan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan PNS

untuk satuan pendidikan pada jenjang pendidikan Menengah, usulan

pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan Menengah, peningkatan

kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan pendidik pada jenjang

pendidikan Menengah, usulan pemberhent ian pendidik dan tenaga

Page 91: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

72

kependidikan selain karena alasan pelanggaran perundang-undangan pada

jenjang pendidikan Menengah.

19. Bidang Pendidikan Non Formal mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan pemberian

dukungan sumber daya t erhadap penyelenggaraan pendidikan non formal.

Page 92: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

74

BAB III

EFEKTIVITAS PROGRAM BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK

A. Program Buku Sekolah Elektronik (BSE)

Pada tahun 2008, muncul sebuah gagasan dari Menteri Pendidikan

Nasional untuk membuat Buku Sekolah Elektronik (BSE). Gagasan ini muncul

karena dilatarbelakangi adanya keluahan orang tua murid terkait semakin

mahalnya harga buku pelajaran. Munculnya BSE diperkuat oleh Permendiknas

No.2 tahun 2008 yang isinya (1) setiap penulis harus dinilai kelayakan bukunya

oleh Badan Nasional Standarisasi Pendidikan (BNSP) kemudian jika dinilai layak,

hak ciptanya akan dibeli Pemerintah baik dalam bentuk konvensional maupun e-

book (2) Buku Sekolah Elektronik (BSE) tersebut boleh digandakan oleh lembaga

maupun perorangan tanpa harus membayar royalti kepada penulis, tetapi harga

eceran tertinggi ditentukan oleh Pemerintah. BSE diadakan dalam rangka

peningkatan akses siswa terhadap buku pelajaran yang berkualitas dan terjangkau

dengan harga murah. Hal ini diperkuat oleh pernyataan oleh Drs. Kelik Isnawan

(Kabid. Bina Program Disdikpora Surakarta tahun 2008) :

” Dulu...waktu saya dikirim sebagai delegasi untuk mengikuti sosialisasi BSE di Jakarta, dijelaskan bahwa latar belakang dimunculkannya Buku Sekolah Elektronik (BSE) adalah untuk menjawab keluhan masyarakat yang setiap awal tahun ajaran dipusingkan dengan mahalnya buku sekolah, sehingga Pemerintah menyediakan buku murah dan berkualitas. Untuk e-book sendiri diciptakan untuk mempermudah akses siswa di daerah terpencil” (Hasil wawancara tanggal 20 Januari 2009).

Munculnya buku sekolah elektronik (BSE) meringankan beban orang tua

murid terhadap permasalahan mahalnya harga buku pelajaran di sekolah setiap

Page 93: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

75

tahunnya. Sebagai perbandingan, harga BSE hampir separuh lebih murah

dibandingkan buku-buku pelajaran pada umumnya. Perbandingan harga antara

BSE dengan buku-buku pelajaran lain dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Perbandingan Harga antara BSE dengan buku-buku pelajaran

penerbit lain

Sumber: Gramedia Pustaka Utama

Berdasarkan tabel 3.1, diketahui bahwa harga BSE sepertiga kali lebih

murah dibandingkan dengan harga buku non-BSE. Oleh karena itu, BSE dapat

dijadikan sebagai solusi permasalahan mahalnya harga buku pelajaran. Sedangkan

sasaran kebijakan Buku Sekolah Elektronik sendiri ditujukan kepada siswa-siswa

kurang mampu, hal ini didukung oleh penjelasan Drs. Kelik Isnawan (Kabid. Bina

Program Disdikpora Surakarta tahun 2008) :

”Sebetulnya, buku sekolah elektronik ini lebih diorientasikan pada siswa-siswa kurang/tidak mampu dan untuk e-book lebih ditujukan kepada siswa-siswa di daerah terpencil (yang belum ada toko buku di daerahnya), sehingga mereka bisa mengakses lewat internet” (Hasil wawancara tanggal 20 Januari 2009).

Program buku sekolah elektronik (BSE) sangat cocok diimplementasikan

di sekolah-sekolah pinggiran, karena mayoritas siswa di sekolah pinggiran berasal

Mata Pelajaran BSE Non-BSE Keterangan Matematika kelas 1 SD 12.678 53.000 BSE ¼ x lebih

murah Bhs.Indonesia kelas 2 SD 7.866 23.000 BSE 1/3 x

lebih murah

PKN kelas 6 SD 6.927 18.000 BSE 1/3 x lebih murah

IPA kelas 4 SD 9.942 27.000 BSE 1/3 x lebih murah

IPS kelas 5 SD 14.354 27.000 BSE 1/2 x lebih murah

Page 94: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

76

dari kalangan menengah ke bawah sehingga harga BSE yang murah dapat

dijangkau siswa-siswa di sekolah pinggiran. Sedangkan BSE dalam bentuk e-book

kurang cocok diterapkan bagi siswa-siswa di Sekolah Dasar Kota Surakarta,

karena di wilayah Surakarta, buku-buku teks pelajaran dapat diakses dengan

mudah.

B. Implementasi Program Buku Sekolah Elektronik

Implementasi Program buku sekolah elektronik (BSE) terdiri dari tahap

sosialisasi yang dilakukan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dengan

menggunakan beberapa media sosialisasi dan tahap pelaksanaan yang dilakukan

oleh Sekolah Dasar di surakarta. Adapun tahapan implementasi Program buku

sekolah elektronik (BSE) dijelaskan di bawah ini:

1. Sosialisasi Program Buku Sekolah Elektronik

Proses implementasi program Buku Sekolah Elektronik (BSE) diawali

dengan sosialisasi BSE kepada stakeholder terkait. Sosialisasi merupakan

langkah awal untuk memperkenalkan sebuah kebijakan/program agar

masyarakat dan stakeholder memahami pent ingnya kebijakan tersebut

untuk dilaksanakan dan mengetahui manfaat yang mereka dapatkan dari

kebijakan tersebut, sehingga dengan pemahaman tersebut, dukungan dari

stakeholder terhadap kebijakan semakin kuat sehingga dapat

mempermudah implementasi kebijakan di lapangan. Adapun alur

sosialisasi BSE di Surakarta adalah sebagai berikut:

Page 95: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

77

Gambar 3.1

Alur Sosialisasi Program Buku Sekolah Elektronik di Surakarta

Sumber: Data Primer

Sebelum BSE disosialisasikan, Pemerintah Pusat melalui Depdiknas telah

membeli hak cipta buku-buku sekolah yang telah dinilai kelayakannya oleh Badan

Nasional Standarisasi Pendidikan (BNSP). Pemerintah menganggarkan sebesar 20

miliar untuk membeli hak cipta buku-buku tersebut (Sinar Harapan 12 Agustus

2008). Pemerintah telah membeli hak cipta 49 judul buku teks pelajaran dan

menargetkan membeli lagi 295 judul buku dari tingkat SD hingga SMA (Kom pas,

5/7/2008). Kemudian untuk mempermudah akses siswa terhadap BSE, Pemerintah

membuat format buku dalam bentuk PDF dan membuat situs

www.bse.depdiknas.go.id sehingga BSE bisa diakses semua orang.

Setelah semua perangkat-perangkat BSE siap, Pemerintah Pusat

mengadakan sosialisasi BSE dengan mengundang delegasi Disdikpora dari tiap-

tiap wilayah di Indonesia. Informasi yang diperoleh dari Disdikpora (dalam hal ini

Disdikpora Surakarta) kemudian dikelola oleh Bagian Bina Program dengan

dibuat daftar inventaris sehingga bisa dipinjam orang yang membutuhkan (ex: CD

Delegasi dari Disdikpora mengikuti sosialisasi BSE di

Jakarta.

Informasi BSE dikelola oleh Bagian Perencanaan, evaluasi dan pelaporan

Sosialisasi ke Sekolah-sekolah melalui MKKS, Kepala UPT Disdikpora Kecamatan dan BMPS

Guru-Guru siswa

Page 96: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

78

BSE bisa dipinjam sekolah-sekolah). Informasi tadi berbentuk brosur, CD BSE,

daftar buku-buku yang telah dibeli hak ciptanya oleh Pemerintah, leaflet,dan

modul yang didapat dari hasil sosialisasi BSE di Jakarta.

Alur sosialisasi selanjutnya dari pihak Disdikpora (dalam hal ini

Sub.Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan) mensosialisasikan adanya buku

sekolah elekt ronik melalui pertemuan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah

(MKKS) untuk SMP, SMA dan SMK, Kepala UPT Dikpora Kecamatan (melalui

pengawas) untuk SD dan Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) untuk

sekolah swasta, sehingga mereka dapat mensosialisasikan BSE ke lingkungan

mereka masing-masing (guru-guru dan siswa). Sosialisasi ke guru-guru juga

disampakan melalui rapat Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

a. Media Sosialisasi Buku Sekolah Elektronik

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Surakarta telah melakukan

upaya untuk mensukseskan Program Buku Sekolah Elektronik dengan

mengadakan sosialisasi-sosialisasi. Adapun media sosialisasi yang

digunakan antara lain:

1) Brosur, CD, dan Modul

Brosur-brosur berisi tentang alamat situs BSE, visi, misi, tujuan

dari Program BSE. CD berisi materi-materi pelajaran yang

berbentuk e-book, sedangkan modul berisi daftar buku-buku

sekolah yang sudah dibeli hak ciptanya oleh Pemerintah.

Page 97: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

79

2) Internet

Pemerintah Pusat telah membuat situs khusus BSE yaitu

www.bse.depdiknas.go.id, sehingga Disdikpora lebih

mensosialisasikan alamat situs tersebut pada saat rapat dan

pertemuan dengan perwakilan sekolah-sekolah.

3) Surat Edaran

Surat edaran diberikan kepada sekolah-sekolah yang tidak hadir

dalam sosialisasi yang diadakan Disdikpora terkait Program BSE.

4) Rapat dan Pertemuan-Pertemuan

Dilakukan saat rapat Musyawarah Kepala Sekolah (MKKS), rapat

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), rapat Badan

Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS).

5) Talk Show

Disdikpora Surakarta pernah mengadakan Talk Show tentang Buku

Sekolah Elektronik di Solo Radio agar Program ini diketahui

masyarakat luas.

Upaya sosialisasi buku sekolah elektronik yang dilakukan oleh Disdikpora

cukup membuahkan hasil. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Drs.Suyono M.

Musyafa’ M.Si (Kepala SDN Tunggulsari 2 Pajang Surakarta):

”BSE? iya tahu. Saya mengetahui Buku Sekolah Elektronik ini dari surat edaran mbak, untuk sosialisasi dari Dinas, saya belum pernah datang” (wawancara tanggal 14 Juli 2009).

Senada dengan pernyataan di atas, Kepala SDN Plalan 2 Surakarta

Sarjito,Spd menjelaskan:

Page 98: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

80

”Saya tahunya dari rapat dinas (koordinasi dengan Dikpora Kecamatan Serengan) dan dari buku panduan mbak. Tiap sekolah dikasih buku panduan yang isinya aturan mengenai pengadaan BSE”. (wawancara tanggal 10 Oktober 2009).

Kepala SDN Dukuhan Kerten, Gitono,Spd,Mpd memberikan pernyataan:

” Kebetulan saya termasuk tim penulis dalam BSE untuk mata pelajaran IPA kelas 4 SD, jadi saya sudah mengetahui BSE ini dari jauh-jauh hari sebelumnya lewat BNSP (Badan Nasional Standarisasi Pendidikan), selain itu dari dinas juga mensosialisasikan BSE ini”. (wawancara tanggal 9 Oktober 2009)

Penjelasan yang sama juga diungkapkan Endang Budiyarti,Spd (Kepala

SDN 01 Gading Surakarta):

” Informasi BSE saya mengetahui dari surat edaran, dari pertemuan dengan Dinas dan dari buku panduan BOS SD. Media sosialisasi BSE sudah cukup efekt if karena menggunakan variasi jenis media baik cetak maupun elektronik”. (wawancara tanggal 12 Oktober 2009)

Selain Kepala Sekolah, informasi terkait BSE juga sampai ke guru-guru

sekolah dasar (SD). Hal ini diperjelas dengan pernyataan beberapa guru sekolah

dasar (SD) di Surakarta di bawah ini:

Marjiyastuti (Guru kelas 6 SDN Bulukant il, Jebres Surakarta)

menjelaskan:

”BSE saya tahu karena saya sering dikirim sekolah ke Semarang, selain itu BSE juga diinformasikan dinas dan pemberitahuan dari kepala sekolah”. (wawancara tanggal 13 Oktober 2009)

Pernyataan lain diperoleh dari Madiyo (Guru kelas 3 SDN Pringgolayan

Surakarta):

”Sosialisasi BSE didapatkan dari pemberitahuan Dinas mba, lewat rapat-rapat yang dihadiri kepala sekolah, selain itu tiap sekolah diberi buku panduan BOS SD yang salah satu sub babnya berisi aturan tentang pengadaan BSE”. (wawancara tanggal 12 Oktober 2009)

Page 99: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

81

Namun, ternyata tidak semua orang tahu Progam Buku Sekolah Elektronik

ini. Hal ini didukung oleh pernyataan salah satu wali murid kelas 2 SDN

Tunggulsari 2 Surakarta yang bernama Ibu Ida :

”Oh malah belum pernah dengar saya, baru dengar ini mbak. Apa itu ya? Setahu saya, anak saya cuma pakai LKS dan buku paket mbak” ( wawancara tanggal 15 Juli 2009).

Isni Arifah, Mahasiswi FKIP Bahasa Inggris UMS juga kurang mendengar

gaung dari buku sekolah elekt ronik:

”BSE? Apa to itu? Kok aku ga pernah dengar ya? Padahal Ibuku guru SD loch...” ( wawancara tanggal 16 Juli 2009).

Anik Yunianingsih (Mahasiswa Sosiologi FISIP UNS) mengemukakan

pernyataan yang sama:

” Buku sekolah elektronik itu apa ya? emang sekarang yang dipake anak- anak SD buku-buku kayak gitu?” (wawancara tanggal 25 Januari 2010).

Media sosialisasi yang digunakan dalam implementasi BSE beraneka

ragam antara lain melalui rapat dinas, surat edaran, panduan BOS buku,

pemberitahuan kepala sekolah, dan melalui internet. Variasi media tersebut sangat

bermanfaat bagi keberhasilan sosialisasi BSE karena media tersebut berfungsi

untuk melengkapi satu sama lain. Surat edaran dan panduan BOS SD dan BOS

buku dapat memberikan informasi terkait BSE bagi kepala sekolah/ guru-guru

yang tidak menghadiri pertemuan dengan dinas, demikian pula guru-guru yang

belum menerima informasi dari kepala sekolah dapat mengakses info BSE melalui

website. Sosialisasi buku sekolah elektronik cukup berhasil di lingkungan

kebijakan yang berkaitan langsung dengan BSE sepert i di sekolah-sekolah dan

Dinas. Stake holder seperti kepala sekolah, guru-guru dan pejabat dinas pada

Page 100: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

82

umumnya mengetahui adanya BSE, namun di lingkungan masyarakat umum

seperti mahasiswa, orang tua/wali murid kurang mendengar informasi tentang

BSE.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah tahap sosialisasi BSE dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pemuda

dan Olahraga (Disdikpora) Surakarta, tahapan selanjutnya adalah tahap

pelaksanaan Program BSE di lapangan. Pelaksanaan Program BSE mengacu pada

Permendiknas No.2 tahun 2008 bab V tentang penggunaan buku di satuan

pendidikan pasal 6 dan pasal 7 yang berbunyi:

Pasal 6 (1). Buku teks digunakan sebagai acuan wajib oleh pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. (2) Selain buku teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendidik dapat menggunakan buku panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku referensi dalam proses pembelajaran. (3) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peserta didik, pendidik dapat menganjurkan peserta didik untuk membaca buku pengayaan dan buku referensi. . Pasal 7 (1) Pendidik dapat menganjurkan kepada peserta didik yang mampu untuk memiliki buku. (2) Anjuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat tidak memaksa atau tidak mewajibkan. (3) Satuan pendidikan wajib menyediakan buku teks di perpustakaan dan menganjurkan kepada semua peserta didik untuk meminjam buku teks pelajaran diperpustakaan satuan pendidikan atau memilikinya.

Berdasarkan Permendiknas No.2 tahun 2008 babV di atas dapat

diketahui bahwa buku teks digunakan sebagai acuan wajib baik oleh pendidik

maupun peserta didik dalam proses pembelajaran (pasal 6 ayat 1) dan satuan

pendidikan (sekolah) wajib menyediakan buku teks di perpustakaan dan membuka

akses seluas-luasnya terhadap siswa untuk meminjam buku tersebut. Yang

Page 101: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

83

dimaksud dengan buku teks disini adalah buku acuan wajib untuk digunakan di

satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi

pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan

kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan

dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang

disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Untuk menyediakan buku teks

di perpustakaan dan membuka akses siswa seluas-luasnya terhadap buku tersebut

bukanlah perkara mudah karena harus mempetimbangkan ketersediaan anggaran

masing-masing sekolah. Oleh karena itu, keberadaan BSE (buku teks yang telah

dinilai kelayakannya oleh BNSP (Badan Nasional Standarisasi Pendidikan) yang

hak ciptanya telah dibeli oleh pemerintah sehingga harganya terjangkau) dapat

dijadikan sebagai solusi untuk memperbesar akses siswa terhadap buku pelajaran.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan sekolah dalam rangka pengadaan BSE

adalah sebagai berikut:

1. Memilih percetakan yang harga cetaknya miring, tetapi kualitas

kertasnya bagus untuk mencetak BSE.

Pemilihan percetakan yang akan dipilih untuk menggandakan BSE

ini sesuai dengan Panduan BOS dan BOS buku poin D tentang

mekanisme pembelian buku oleh sekolah yaitu pemilihan toko

buku/distributor/percetakan mengacu pada prinsip harga paling

ekonomis, ketersediaan buku, dan kecepatan pengiriman buku

sampai ke sekolah.

2. Menyerahkan daftar nama siswa dan jumlah siswa yang akan

memesan BSE kepada percetakan yang dipilih.

Page 102: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

84

Mekanisme pembelian BSE harus mengikuti prosedur yaitu hasil

penetapan judul buku yang akan dibeli dan mekanisme

pembeliannya harus dituangkan secara tertulis dalam bentuk berita

acara rapat yang dilampirkan tanda tangan seluruh peserta rapat

yag hadir (format dan bentuk berita acara disusun oleh sekolah

masing-masing).

3. Membeli BSE yang diwajibkan untuk SD yaitu mata pelajaran

PKN (kelas 1-6) dan IPS (kelas 4,5,dan 6) dan membeli BSE mata

pelajaran lain disesuaikan dengan jumlah anggaran BOS yang

masih tersedia.

Dalam mengupayakan ketersediaan BSE bagi siswa-siswa, sekolah-

sekolah bekerjasama dengan percetakan karena menggandakan BSE dalam jumlah

besar lebih hemat daripada menggandakan sendiri. Dalam memilih percetakan,

sekolah mempert imbangkan prinsip harga paling ekonomis, ketersediaan buku

dan kecepatan pengiriman buku sampai ke sekolah. Percetakan yang dapat

memenuhi kriteria tersebut, diajak bekerjasama oleh sekolah untuk menggandakan

BSE. Adapun percetakan-percetakan yang bersaing dalam proyek pengadaan BSE

untuk sekolah dasar di Surakarta dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 3.2

Percetakan yang Bersaing dalam Proyek Pengadaan BSE

Sumber: Data Primer

Percetakan Alam at Percetakan Ar-Rahman Jl. Ahmad Yani No.5 Surakarta

Era Intermedia Jl. Slamet Riyadi No.412 Pajang PT. Macanan Jaya Cemerlang Jl. Kihajar Dewantoro Klaten

Cempaka Putih Macanan Baru RT06/01 Klaten PT. Grasindo Jl. Palmerah Barat 33-37 Jakarta

Page 103: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

85

Berdasarkan penelitian di lapangan, diketahui bahwa sebagian besar

Sekolah Dasar di Surakarta sudah melakukan pengadaan BSE dan memakai BSE

sebagai acuan wajib kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hal ini diperkuat oleh

pernyataan Drs. Suyono M Musyafa’ Msi (Kepala SDN Tunggulsari 2 Surakarta):

“ Untuk pengadaan BSE kami bekerjasama dengan percetakan langsung. Prosedurnya dengan menyampaikan dafar nama siswa dan jumlahnya ke percetakaan sehingga jelas pemesanannya. Kalau mengcopy dari CD kurang efektif, karena keterbatasan sarana dan prasarana yang kami punya dan belum tentu juga anak mempunyai komputer di rumah”. (wawancara tanggal 14 Juli 2009)

Pernyataan senada juga diungkapkan Drs.Bandung Gunadi (Kepala SD Ta’mirul

Islam Tegalsari Surakarta):

“Sekolah kami 100% menggunakan BSE untuk 5 mata pelajaran pokok (PKN, Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS), selain itu juga memakai buku referensi lain untuk melengkapi kekurangan yang ada pada BSE. Untuk CD BSE, kami juga menyediakannya di koperasi sekolah”. (wawancara tanggal 30 Juli 2009)

Ngatimin,Spd (Kepala SDN Mangkuyudan Surakarta) memaparkan hal yang

sama:

“ Sekolah kami untuk sementara baru bisa mengadakan BSE untuk mata pelajaran PKN, Matematika, dan IPS, karena keterbatasan anggaran, kami melakukan pemesanan BSE secara bertahap ke percetakan. Kami bekerjasama dengan percetakan Ar-Rahman untuk menggandakan BSE tersebut”. (wawancara tanggal 10 Oktober 2009)

Endang Budiyanti Spd ( Kepala SDN Gading Surakarta) menjelaskan:

“Sekolah kami 100% menggunakan BSE, karena mayoritas siswa di sini berasal dar golongan menengah ke bawah mbak sehingga BSE ini sangat meringankan siswa. Untuk pengadaan BSE, kami membelinya secara bertahap dengan memakai uang BOS SD”. (wawancara tanggal 12 Oktober 2009)

Madiyo (Guru kelas 3 SDN Pringgolayan Surakarta) menjelaskan hal yang sama:

“ SDN Pringgolayan sudah memakai BSE untuk mata pelajaran PKN, IPA, dan IPS. Untuk kelas 6 sudah 5 mata pelajaran yang menggunakan BSE yaitu PKN, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA,IPS. Alhamdulillah

Page 104: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

86

dengan adanya uang BOS, kami bisa mengadakan BSE di sekolah”. (wawancara tanggal 12 Oktober 2009)

Marjiyastuti (Guru Kelas 6 SDN Bulukant il Surakarta) memaparkan hal yang

sama pula:

“ Iya, sekolah kami memakai BSE karena dianjurkan Pemerintah, dalam panduan BOS SD, sekolah diwajibkan untuk mengadakan BSE mata pelajaran IPS untuk kelas 4,5,6 dan PKN untuk kelas 1-6. Kita berusaha semaksimal mungkin mentaati peraturan itu”. (wawancara tanggal 13 Oktober 2009)

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa ada sekolah yang sudah

menggupayakan BSE untuk seluruh mata pelajaran (100% BSE) dan ada yang

mengupayakan BSE untuk beberapa mata pelajaran saja, khususnya mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

yang pengadaannya diwajibkan di dalam Panduan BOS SD dan BOS Buku.

Dalam mengupayakan ketersediaan BSE, sekolah-sekolah memilih untuk

bekerjasama dengan percetakan dan membeli BSE yang sudah dicetak daripada

mengadakan BSE secara mandiri (download/mengcopy BSE dalam bentuk CD).

Kerjasama dengan percetakan dan membeli BSE dalam bentuk cetakan dipilih

karena dinilai efekt if (dilakukan kolektif ileh sekolah) dan efisien (biaya mencetak

dalam jumlah besar lebih hemat daripada mendownload dan ngeprint sendiri).

Selain itu, fasilitas yang dimiliki sekolah kurang menunjang akses siswa terhadap

BSE dalam bentuk e-book. Berikut ini daftar nama Sekolah Dasar (SD) di

Surakarta yang telah mengadakan BSE :

Page 105: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

87

Tabel 3.3

Daftar nama Sekolah Dasar yang telah m engadakan BSE

Kecamatan Laweyan Kecamatan Pasar Kliwon

SDN Bratan I SDN Bratan II SDN Bumi I SDN Bumi II SDN Dukuhan Kerten SDN Joho SDN Kleco I SDN Kleco II SDN Mangkuyudan SDN Pajang I SDN Pajang II SD Ta’mirul Islam SDN Tegalsari SDN Tempursari SDN Tunggulsari I SDN Tunggulsari II

SDN Baturono SDN Carangan SDN Diponegoro SDN Gading SDN Jogosuran SDN Kauman SDN Sampangan Mojo I Mojo II Mojo III

Kecamatan Banjarsari

SDN Bayan SDN Joglo SDN Kadipiro SDN Kestalan SDN Manahan SDN Tegalharjo

Kecamatan Serengan Kecamatan Jebres

SDN Bunderan SDN Danukusuman I SDN Danukusuman II SDN Joyontakan SDN Kratonan SDN Plalan I SDN Plalan II SDN Pringgolayan SDN Serengan I

SDN Badran SDN Bulukantil SDN Jagalan SDN Kentingan SDN Kepatihan SDN Mipitan SDN Ngoresan SDN Sabranglor SDN Sudiroprajan SDN Pucangsawit

Sumber: Data Primer

Page 106: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

88

C. Efektivitas im plementasi buku sekolah elektronik di Surakarta

Suatu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah biasanya dilaksanakan untuk

mencapai tujuan tertentu. Seringkali tindakan yang telah dilakukan untuk

mencapai tujuan tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan karena faktor lain

yang tidak diduga seperti perubahan kondisi lingkungan. Oleh karena itu

diperlukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan kebijakan

tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan

sebuah kebijakan adalah dengan mengukur efekt ivitas implementasinya.

Penelitian ini menggunakan dua indikator untuk mengukur efektvitas

implementasi BSE, yaitu:

1. Pencapaian tujuan program: dilihat dari ketersediaan buku murah dan

berkualitas bagi siswa-siswa SD se-Surakarta (diadopsi dari Nakamura)

Pendapat Gie (1981:36) implementasi BSE dikatakan efektif apabila

terjadi suatu efek atau akibat yang dikehendaki dari sebuah kebijakan/program

yang ditekankan pada sasaran yang akan dicapai yang sebelumnya telah

ditetapkan bersama. Pada dasarnya, program buku sekolah elektronik (BSE)

bertujuan untuk menyediakan buku murah dan berkualitas bagi peserta didik. Oleh

karena itu, efektivitas implementasi BSE dapat diukur dari ketersediaan buku

murah dan berkualitas bagi peserta didik yaitu siswa-siswa SD di Surakarta.

Ketersediaan buku murah dan berkualitas bagi siswa-siswa SD di Surakarta tidak

bisa dilepaskan dari peran sekolah. Dalam penelitian ini ada beberapa aturan yang

harus dipatuhi oleh institusi pendidikan yaitu sekolah-sekolah dasar di Surakarta

yaitu dalam pedoman pengadaan buku teks pelajaran pada bab VI Panduan BOS

Page 107: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

89

dan BOS buku yang menjelaskan kewajiban sekolah dalam hal pengadaan buku

teks (BSE) antara lain:

1. Membeli buku teks pelajaran yang hak ciptanya telah dibeli oleh pemerintah/Departemen Pendidikan Nasional dan yang diprioritaskan untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dan digunakan sesingkat-singkatnya selama 5 (lima) tahun.

2. Buku teks pelajaran yang dibeli harus buku baru (bukan buku bekas).

3. Buku teks pelajaran digunakan sebagai acuan wajib oleh pendidik serta peserta didik dalam proses pembelajaran.

4. Buku yang dibeli/digandakan harus mencakup satu siswa satu buku

5. Jenis buku yang dibeli/digandakan untuk sekolah setingkat SD adalah buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk kelas 4,5,6 dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) untuk kelas 1 - 6

6. Buku teks pelajaran yang sudah dibeli merupakan koleksi perpustakaan dan menjadi barang inventaris sekolah, harus dipinjamkan secara cuma-cuma kepada siswa dan boleh dibawa pulang.

7. Di akhir tahun pelajaran/semester, siswa harus mengembalikan buku teks pelajaran yang dipinjam agar dapat dipakai oleh adik kelasnya.

8. Dilarang memungut biaya kepada orang tua siswa dalam rangka pembelian dan perawatan buku teks pelajaran yang sudah dibiayai oleh dana BOS (Sum ber: Panduan BOS SD dan BOS buku.)

Ketersediaan buku murah dan berkualitas bagi peserta didik yaitu siswa-

siswa SD di Surakarta akan terpenuhi apabila pihak sekolah mentaati peraturan-

peraturan dalam pedoman pengadaan buku teks pelajaran pada bab VI Panduan

BOS dan BOS buku. Penelitian di lapangan menunjukkan bahwa kelompok

sasaran (sekolah dasar di Surakarta) sebagian besar mematuhi aturan yang berlaku

terkait pengadaan buku di sekolah masing-masing. Hal ini dapat dilihat dari

ketersediaan buku yang hak ciptanya telah dibeli oleh pemerintah (BSE) sebagai

inventaris di perpustakaan sekolah yang bersangkutan. Dengan tersedianya BSE

Page 108: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

90

di perpustakaan sebagai inventaris, maka siswa dapat meminjam secara cuma-

cuma sehingga akses siswa terhadap BSE sangat terbuka. Lebih jelasnya dapat

dilihat dalam tabel jenis buku BSE yang disediakan oleh beberapa sekolah dasar

(SD) di Surakarta:

Tabel 3.4 Jenis buku BSE yang disediakan oleh beberapa sekolah dasar (SD)

di Surakarta

No Nama Sekolah Jenis Buku BSE Kelas 1. SD Ta’mirul Islam IPA,IPS,Matematika,PKN,

Bhs.Indonesia 1-6

2. SDN Tunggulsari II IPS PKN

4,5,6 1-6

3. SDN Dukuhan Kerten IPS PKN

Bahasa Indonesia

4,5,6 1-6 1-6

4. SDN Plalan II IPS PKN

4,5,6 1-6

5. SDN Mangkuyudan IPS PKN

Matematika

4,5,6 1-6 1-6

6.

7.

SDN Pringgolayan

SDN Gading

IPS PKN

IPS

PKN Bahasa Indonesia

Matematika IPA

4,5,6 1-6

4,5,6 1-6

2,3,4,6 1,6 6

8. SDN Bulukantil IPA,IPS PKN,bhs.Indonesia, MAT

4,5,6 1-6

9. SDN Joho IPS PKN

4,5,6 1-6

10. SDN Tempursari IPS PKN

4,5,6 1-6

Sum ber: Data Prim er

Berdasarkan tabel 3.4, sebagian besar SD di Surakarta sudah menyediakan

BSE sesuai dengan ketentuan di dalam panduan BOS SD dan BOS buku yaitu

untuk mata pelajaran PKN (kelas 1-6) dan IPS (kelas 4,5,6). Adapun kesesuaian

Page 109: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

91

antara peraturan dengan pelaksanaan di lapangan terkait pengadaan BSE

dijelaskan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.5

Kesesuaian antara peraturan dengan pelaksanaan di lapangan

terkait pengadaan BSE

Peraturan Aplikasi di Lapangan Evaluasi Membeli buku teks pelajaran yang hak ciptanya telah dibeli oleh pemerintah/Departemen Pendidikan Nasional dan yang diprioritaskan untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dan digunakan sesingkat-singkatnya selama 5 (lima) tahun.

Sekolah telah membeli buku yang hak ciptanya telah dibeli oleh Pemerintah dan buku tersebut digunakan sesingkat-singkatnya 5 tahun.

Sesuai dengan peraturan yang berlaku

Buku teks pelajaran yang dibeli harus buku baru (bukan buku bekas).

Sekolah membeli buku baru

Sesuai dengan peraturan yang berlaku

Buku teks pelajaran digunakan sebagai acuan wajib oleh pendidik serta peserta didik dalam proses pembelajaran

Jenis buku teks pelajaran dipilih melalui musyawarah internal tiap-tiap sekolah dan digunakan sebagai acuan wajib oleh pendidik serta peserta didik dalam proses pembelajaran.

Sesuai dengan peraturan yang berlaku

Buku yang dibeli/digandakan harus mencakup satu siswa satu buku

Ada beberapa sekolah yang masih kekurangan BSE, sehingga untuk sementara 1 buku digunakan 2 siswa.

Belum sesuai dengan peraturan yang berlaku

Page 110: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

92

Jenis buku yang dibeli/digandakan untuk sekolah setingkat SD adalah buku pelajaran IPS untuk kelas 4,5 dan 6 dan PKN untuk kelas 1 - 6

Sekolah telah mengadakan BSE untuk mata pelajaran PKN (kelas 1-6) dan IPS (kelas 4,5,dan 6)

Sesuai dengan peraturan yang berlaku

Buku teks pelajaran yang sudah dibeli merupakan koleksi perpustakaan dan menjadi barang inventaris sekolah, harus dipinjamkan secara cuma-cuma kepada siswa dan boleh dibawa pulang.

Sekolah membeli buku teks pelajaran kemudian dikelola bagian perpustakaan untuk dijadikan barang inventaris. Sekolah juga meminjamkan secara cuma-cuma kepada siswa dan boleh dibawa pulang.

Sesuai dengan peraturan yang berlaku

Di akhir tahun pelajaran/semester, siswa harus mengembalikan buku teks pelajaran yang dipinjam agar dapat dipakai oleh adik kelasnya.

Buku pelajaran yang dipinjam oleh siswa dikembalikan di akhir tahun pelajaran.

Sesuai dengan peraturan yang berlaku

Dilarang memungut biaya kepada orang tua siswa dalam rangka pembelian dan perawatan buku teks pelajaran yang sudah dibiayai oleh dana BOS.

Orang tua siswa tidak dipungut biaya dalam rangka pembelian dan perawatan buku teks pelajaran yang sudah dibiayai oleh dana BOS.

Sesuai dengan peraturan yang berlaku

Sum ber: Data Prim er dan sekunder

Efektivitas implementasi BSE tidak hanya dilihat dari ketersediaan jenis

buku BSE di sekolah-sekolah, melainkan juga melihat aspek kuantitasnya yaitu

Page 111: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

93

apakah jumlah BSE yang tersedia di sekolah mencukupi untuk satu siswa satu

buku? Apakah sekolah mengupayakan BSE sesuai dengan jumlah siswanya?

Upaya sekolah untuk menyediakan BSE sesuai aturan dan sesuai jumlah siswa

merupakan bentuk kepatuhan sekolah terhadap peraturan yang ada sehingga dapat

digunakan untuk mengukur sejauh mana efekt ivitas implementasi BSE di

lapangan. Ketersediaan BSE sesuai jumlah siswa belum sepenuhnya dipenuhi oleh

semua institusi pendidikan dalam hal ini sekolah-sekolah dasar di Surakarta.

Banyak kendala yang dihadapi beberapa sekolah dalam menyediakan BSE sesuai

dengan jumlah siswanya. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Endang Budiyart i,Spd

(Kepala SDN Gading Surakarta):

“ Biasanya, sebelum tahun ajaran baru dimulai, kami memesan BSE sesuai dengan jumlah murid baru yang mendaftar. Namun masalah m uncul ket ika kenaikan kelas, terkadang jumlah siswa yang naik kelas (adek tingkat) lebih banyak dari jumlah siswa lama, sehingga ada kekurangan BSE yang harus dipenuhi, padahal dana BOS tidak bisa dicairkan setiap saat (satu tahun sekali). Untuk mengatasinya, tidak semua siswa dipinjami satu buku, melainkan ada yang satu bangku berdua (satu buku untuk dua siswa)” (wawancara tanggal 12 Oktober 2009)

Pernyataan yang sama diungkapkan oleh Marjiyastuti (Guru kelas 6 SDN

Bulukant il Surakarta):

“ Jumlah murid disini selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya, padahal dana BOS hanya cair setahun sekali. Dengan kondisi seperti ini, otomatis BSE belum bisa memenuhi kuota sesuai dengan jumlah murid” (wawancara tanggal 13 Oktober 2009)

Pernyataan yang sedikit berbeda dikemukakan oleh Drs. Suyono M Musyafa’

(Kepala SDN Tunggulsari II Surakarta):

“ Dana BOS kan tidak hanya untuk pengadaan buku saja, tetapi untuk sarana dan prasarana sekolah juga. Kami mengalokasikan sesuai kebutuhan. Apabila operasional sekolah memerlukan dana lebih besar, maka untuk pengadaan buku alokasinya sedikit kami kurangi, yang

Page 112: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

94

pent ing kewajiban untuk menyediakan BSE mata pelajaran IPS dan PKN terpenuhi” (wawancara tanggal 14 Juli 2009).

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa kendala yang dialami

sekolah dalam memenuhi ketersediaan BSE sesuai dengan jumlah siswanya

adalah perbedaan jumlah siswa yang mengalami peningkatan setiap tahunnya,

sehingga ada siswa yang menggunakan BSE secara bergant ian dengan teman

sebangkunya. Kendala tersebut dapat teratasi apabila Dana BOS SD dapat

dicairkan tepat waktu sebelum tahun ajaran baru dimulai. Institusi pendidikan

(sekolah dasar di Surakarta) mempunyai peran penting dalam membuka akses

siswa terhadap buku murah dan berkualitas. Ketersediaan buku murah dan

berkualitas akan terpenuhi apabila sekolah menggunakan anggaran yang tersedia

(dana BOS SD maupun dana dari sekolah) secara bijaksana dan dapat

memprioritaskan penggunaan dana tersebut sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan penelitian di lapangan, sebagian besar SD di Surakarta sudah

mematuhi peraturan-peraturan yang ditetapkan dalam Permendiknas No.2 tahun

2008 maupun dalam panduan Panduan BOS dan BOS buku yang menjelaskan

kewajiban sekolah dalam hal pengadaan buku teks (BSE). Hal ini dilihat dari

ketersediaan buku mata pelajaran IPS untuk kela 4,5,6 dan PKN untuk kelas 1-6

di sebagian besar SD di wilayah Surakarta. Namun untuk pengadaan BSE sesuai

dengan jumlah siswa, belum semua SD dapat melaksanakan peraturan tersebut.

Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor antara lain peningkatan jumlah siswa

yang setiap tahunnya bertambah sehingga buku BSE yang dibeli pada tahun

sebelumnya tidak mencukupi untuk tahun berikutnya. Namun, hal itu tidak terlalu

menjadi masalah karena walaupun BSE belum mencukupi sesuai jumlah siswa,

Page 113: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

95

pihak sekolah (SD yang bersangkutan) telah berusaha memenuhi kekurangan

tersebut. Hal ini diperjelas dengan pernyataan Endang Budiyart i Spd (Kepala

SDN Gading Surakarta):

“Walaupun jumlah BSE belum memenuhi kuantitas sesuai jumlah siswa, namun dari pihak sekolah kami selalu berusaha untuk menutup jumlah kekurangan buku tersebut, karena kekurangannya tidak banyak, biasanya tidak lebih dari 15 buku. Untuk menutupi kekurangan tersebut, kami menggunakan anggaran dari sekolah dulu, baru digant i kalau Dana Bos turun” (wawancara tanggal 12 Oktober 2009).

Pernyataan senada diungkapkan Ngatimin Spd (Kepala SDN Mangkuyudan

Surakarta):

“Kami selalu berusaha mengadakan BSE sesuai dengan jumlah siswa, kan aturannya sudah jelas mbak. Kalau kami melanggar aturan tersebut, nant i bagaimana pertanggungjawabannya?” (wawancara tanggal 10 Oktober 2009).

Upaya sekolah untuk mengadakan BSE sesuai dengan jumlah siswanya

menimbulkan dampak positif yaitu semakin terbukanya akses siswa terhadap buku

murah dan berkualitas. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Istiana Fitriani siswa

kelas 6 SDN Dukuhan Kerten:

“Buku-buku BSE harganya lebih murah dari buku-buku penerbit lainnya mba. Selisihnya bisa sampai 2-3 kali lipat . Di sekolah (SDN Dukuhan Kerten) juga menyediakan BSE IPS, PKN dan bahasa Indonesia.Buku IPS dan PKN setiap siswa dipinjami gratis, tapi kalau mata pelajaran lain kita membeli bukunya” (wawancara tanggal 30 Juli 2009).

Pernyataan senada diungkapkan oleh Drs.Bandung Gunadi (Kepala SD Ta’mirul

Islam Surakarta):

“ Di sekolah kami, pengadaan BSE sengaja kami memesan ke percetakan sesuai dengan jumlah siswa, karena kalau dihitung-hitung, biaya ngeprint sendiri dari internet lebih banyak jika dibandingkan dengan memesan lewat percetakan. Jadi solusinya pihak sekolah menyediakan BSE dalam bentuk buku cetak dan menjual copy CDnya di koperasi” (wawancara tanggal 31 Juli 2009).

Page 114: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

96

Hal yang sama juga diungkapkan Marjiastuti (Guru kelas 6 SDN Bulukantil

Surakarta):

“ Kondisi siswa-siswa di sekolah kami yang sebagian berasal dari masyarakat tidak mampu mengharuskan sekolah untuk mengupayakan ketersediaan BSE di sekolah untuk kegiatan belajar mengajar, karena BSE memang sangat terjangkau bagi siswa-siswa kurang mampu” (wawancara tanggal 28 September 2009)

Dalam proses pengadaan BSE, sekoah dasar di Kota Surakarta memilih

bekerjasama dengan percetakan dan membeli BSE dalam bentuk cetak. Sekolah

enggan untuk mendownload/menggandakan sendiri untuk siswanya karena sarana

dan prasarana yang ada di sekolah tidak memenuhi kebutuhan siswa untuk

mengakses BSE dalam bentik e-book. Pada umumnya, sekolah dasar di Kota

Surakarta telah mengupayakan ketersediaan buku sekolah elekt ronik (BSE) di

sekolah masing-masing walaupun jumlah yang disediakan belum sesuai dengan

jumlah murid yang ada. Namun, upaya sekolah untuk memenuhi kekurangan

jumlah BSE di sekolah masing-masing menunjukkan bahwa akses siswa SD

terhadap buku murah dan berkualitas sangat terbuka.

2. Kepuasan kelompok sasaran yaitu kepala sekolah dasar, guru-guru dan

siswa-siswa SD se-Surakarta terkait dengan program BSE .

Menurut Nakamura (dalam Wahab,1991:43) kegiatan akan memenuhi

keberhasilan jika memenuhi lima kriteria, salah satu diantaranya adalah kepuasan

kelompok sasaran terhadap program BSE. Oleh karena itu, peneliti mengadopsi

indikator dari Nakamura untuk mengukur efekt ivitas implementasi buku sekolah

elektronik di Sekolah Dasar di Surakarta.

Page 115: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

97

Berdasarkan penelitian di lapangan, sebagian besar kelompok sasaran

memberikan tanggapan positif terkait munculnya program buku sekolah

elektronik (BSE). Hal ini diperkuat oleh beberapa pernyataan berikut ini:

Endang Budiyanti Spd (Kepala SDN Gading Surakarta)

“ Munculnya BSE ini sangat membantu kami, terutama murid-murid di sini karena sebagian besar mereka berasal dari masyarakat kurang mampu, bahkan buku-buku yang dipakai disini sebagian besar BSE karena kami cuma mampu mem beli itu” (wawancara tanggal 12 Oktober 2009).

Ngatimin Spd (Kepala SDN Mangkuyudan Surakarta)

“ BSE sangat bermanfaat sekali bagi murid-murid yang kurang mampu, sehingga dengan adanya BSE, kebutuhan mereka terhadap buku pelajaran bisa terpenuhi” (wawancara tanggal 10 Oktober 2009).

Sarjito,Spd (Kepala SDN Plalan II surakarta)

“Kami sangat terbantu dengan adanya BSE ini karena harganya sangat terjangkau. Selama dana masih mencukupi, semaksimal mungkin kami mengusahakan BSE agar diadakan di sekolah ini” ( wawancara tanggal 10 Oktober 2009).

Drs.Bandung Gunadi Spd (Kepala SD Ta’mirul Islam Surakarta) “Ketersediaan buku pelajaran sangat penting untuk menunjang kegiatan belajar mengajar (KBM), apalagi jika ingin menjadi sekolah unggulan, referensi buku yang digunakan bisa beraneka ragam. Dengan adanya BSE, siswa-siswa kurang mampu dapat tertolong karena harganya yang terjangkau” (wawancara tanggal 30 Juli 2009).

Senada dengan pernyataan-pernyataan di atas, Guru-Guru SD di Surakarta

menyatakan hal yang sama:

Marjiyastuti (Guru Kelas 6 SDN Bulukantil Surakarta)

“Manfaat BSE sangat terasa ketika harga buku pelajaran semakin melonjak, banyak orang tua siswa yang keberatan untuk membeli buku. Sekarang hampir semua mata pelajaran yang di UAN kan sudah memakai BSE dan setiap siswa rata-rata sudah mempunyai satu buku acuan untuk setiap mata pelajaran yaitu BSE” (wawancara tanggal 13 Oktober 2009).

Page 116: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

98

Madiyo (Guru kelas 3 SDN Pringgolayan Surakarta) “ BSE merupakan solusi atas semakin mahalnya harga buku pelajaran, dengan adanya BSE, tidak ada alasan bagi siswa untuk tidak belajar karena tidak ada buku” (wawancara tanggal 12 Oktober 2009)

Suwartoyo,AMa (Guru kelas 2 SDN Tunggulsari II Surakarta):

“ Melihat kondisi siswa-siswa kami yang sebagian besar berasal dari kalangan menengah ke bawah (kurang mampu), keberadaan BSE sangat bermanfaat bagi mereka. Oeh karena itu, semaksimal mungkin sekolah akan m engupayakan pengadaan BSE” (wawancara tanggal 15 Juli 2009).

Berdasarkan hasil penelitian, sekolah dasar pinggiran di Kota Surakarta

menggunakan BSE sebagai satu-satunya buku teks acuan dalam kegiatan belajar

mengajar (KBM), sementara sekolah dasar yang berada di pusat Kota BSE

digunakan sebagai buku teks acuan dalam kegiatan belajar mengajar namun buku-

buku referensi lain juga digunakan untuk melegkapi kekurangan yang ada dalam

BSE. Sekolah-sekolah pinggiran menggunakan BSE sebagai satu-satunya acuan

dalam KBM karena daya beli siswa-siswa di sekolah tersebut hanya mampu utnuk

membeli buku-buku yang murah. Oleh karena itu, keberadaan BSE sangat

bermanfaat bagi siswa-siswa di sekolah pinggiran, sehingga pihak sekolah

berusaha untuk merngupayakan keberadaan BSE di sekolah masing-masing.

Kebutuhan akan buku murah dengan kualitas terjangkau sangat

dibutuhkan, khususnya oleh sekolah-sekolah pinggiran dan sekolah-sekolah yang

mayoritas siswanya berasal dari masyarakat kurang mampu. Adapun daftar nama

sekolah pinggiran per Kecamatan di Surakarta dijelaskan oleh tabel di bawah ini:

Page 117: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

99

Tabel 3.6 Daftar Nama Sekolah Pinggiran per Kecamatan di Surakarta tahun

2009

No Kecam atan Nama Sekolah Daftar Mapel yang menggunakan BSE

1. Laweyan SDN Dukuhan Kerten SDN Tempursari

SDN Joho

IPS,PKN,Bhs Indonesia IPS,PKN IPS,PKN

2. Serengan SDN Plalan 1 SDN Plalan 2

IPS dan PKN,Matematika IPS dan PKN

3. Pasar Kliwon SDN Mojo1

SDN Mojo 2 SDN Mojo 3

IPS,PKN,IPA IPS,PKN,Matematika

IPS,PKN, Bhs. Indonesia 4. Jebres SDN Sabranglor

SDN Mipitan IPS,PKN,IPA

IPS,PKN,Matematika 5. Banjarsari SDN Bayan IPS,PKN,IPA

Sum ber: Disdikpora Surakarta 2009

Berdasarkan tabel 3.6, dapat diketahui bahwa sekolah pinggiran di Kota

Surakarta 100% menggunakan BSE sebagai buku acauan pokok kegiatan belajar

mengajar. Walaupun belum semua mata pelajaran menggunakan BSE namun

untuk mata pelajaran IPS dan PKN sudah tersedia di tiap-tiap sekolah. Dengan

adanya program BSE ini, sekolah-sekolah tersebut sangat antusias dan banyak

yang memanfaatkan BSE sebagai buku acuan kegiatan belajar mengajar di

sekolah. Hal itu diperjelas dengan pernyataan Gitono,Spd,Mpd ( Kepala SDN

Dukuhan Kerten):

“ Dengan adanya BSE, sekolah kami sangat terbantu sekali karena untuk menyediakan buku teks di perpustakaan menjadi lebih mudah karena harga terjangkau. Oleh karena itu, kami akan mengupayakan BSE tersebut semaksimal mungkin, sehingga BSE tersebut cukup untuk semua siswa” (wawancara tanggal 9 Oktober 2009).

Page 118: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

100

Pernyataan yang sama diungkapkan oleh Sarjito,Spd (Kepala SDN Plalan 2

Surakarta):

“ Dahulu, siswa-siswa di sekolah kami hanya menggunakan buku LKS (lembar kerja siswa) dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Sekarang dengan adanya buku murah (BSE), sekolah dapat mengupayakan BSE bagi siswa-siswa. Hal ini tentu sangat membantu kelancaran kegiatan belajar dan mengajar di sekolah kami” (wawancara tanggal 10 Oktober 2009).

Senada dengan pernyataan di atas, Sukarsini,Spd (Kepala SDN Mojo 1 Surakarta)

mengemukakan hal yang sama:

“ Sekolah kami telah mengupayakan buku sekolah elektronik (BSE) untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) selama 5 tahun, karena dengan adanya buku tersebut, siswa-siswa kurang mampu disini sangat terbantu karena harganya yang terjangkau” (wawancara tanggal 12 Oktober 2009)

Pada umumnya, kelom pok sasaran program Buku sekolah elektronik yaitu

kepala sekolah, guru-guru dan siswa-siswa SD di Surakarta memberikan respon

positif terhadap buku sekolah elekt ronik (BSE). Respon positif tersebut

ditindaklanjuti dengan upaya pengadaan BSE di sekolah. Khususnya di sekolah-

sekolah pinggiran, keberadaan BSE sangat dirasakan manfaatnya bagi siswa-siswa

kurang mampu. Oleh karena itu, sebagian besar sekolah pinggiran yang berada di

wilayah Surakarta mengupayakan keberadaan BSE di sekolah masing-masing.

Page 119: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

101

Tabel 3.7

Matriks Efektivitas Implementasi Buku Seklah Elektronik di

Surakarta

No Indikator Keterangan 1. Ketersediaan buku murah

dan berkualitas bagi peserta didik (dalam konteks penelitian ini siswa-siswa SD se-Surakarta).

.

Efekt ifitas implementasi BSE dapat diukur dari seberapa besar akses siswa SD terhadap buku murah dan berkualitas (BSE). Analisis Efekt ivitas: Efekt if, karena instansi pendidikan yaitu Sekolah Dasar di Surakarta: -Mengupayakan pengadakan BSE di sekolah masing-masing sesuai dengan jumlah siswa (untuk mapel PKN dan IPS) dipinjamkan secara cuma-cuma. - Menggunakan BSE sebagai buku acuan wajib kegiatan belajar mengajar selama 5 tahun. - Menjadikan BSE sebagai barang inventaris sekolah dan dipinjamkan secara cuma-cuma kepada siswa selama 1 tahun.

2.

Kepuasan kelompok sasaran, dalam konteks penelitian ini kepala sekolah dasar, guru-guru dan siswa-siswa SD se-Surakarta terkait dengan program BSE .

Kelom pok sasaran program BSE yaitu kepala sekolah dasar, guru-guru dan siswa-siswa SD se-Surakarta:

- Memberikan tanggapan yang positif terhadap program BSE karena harganya yang terjangkau.

- Tanggapan positif tersebut ditindaklanjuti dengan mengupayakan keberadaan BSE di lingkungan sekolah mereka untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar selama 5 tahun.

Sum ber: Data Prim er

Page 120: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

102

D. Faktor-Faktor yang Mem pengaruhi Keberhasilan Implementasi

BSE

1. Komunikasi

Salah satu unsur yang mempengaruhi keberhasilan implementasi buku

sekolah elektronik adalah komunikasi. Komunikasi dalam konteks penelitian ini

dibedakan menjadi dua yaitu komunikasi mendatar (Horizontal Comunication)

dan komunikasi vertikal (Vertikal Comunication). Komunikasi mendatar terjadi

antar aparat untuk mengkoordinasikan tugas dan peranan agar tidak terjadi

overlapping tugas/kekosongan perhatian terhadap sesuatu yang berkaitan dengan

kebijakan yang dalam penelitian ini difokuskan pada komunikasi internal

Disdikpora, sedangkan komunikasi vertikal merupakan kom unikasi dari atasan ke

bawahan seperti komunikasi dari Depdiknas-Disdikpora maupun komunikasi

Disdikpora ke stake holder terkait kebijakan BSE sepert i Kepala Sekolah, Guru-

guru, dan Kepala UPT Dinas Dikpora Kecamatan.

a. Komunikasi dari Pusat (Depdiknas) ke Daerah (Disdikpora

surakarta)

Bentuk komunikasi dari pusat ke daerah lebih bersifat top-down, bersifat

satu arah, konsep dibuat di Pusat sedangkan Daerah sebagai pelaksana

teknis dan tangan panjang kebijakan pusat di daerah. Hal ini diperkuat

dengan pernyataan Drs. Kelik Isnawan (Kabid. Bina Program Disdikpora

2008):

”Komunikasi dari Pusat lebih ke bentuk instruksi dan pemberitahuan mbak, kalau ada kebijakan baru biasanya diikuti sosialisasi-sosialisasi yang diadakan di Jakarta, selain itu informasi juga kami terima dari surat edaran resmi dari Depdiknas” (wawancara tanggal 20 Januari 2009).

Page 121: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

103

Senada dengan pernyataan Drs. Kelik Isnawan, Kabid. Pendidikan

Menengah, Drs. Radik Karyanto menyatakan:

”Untuk kebijakan Buku Sekolah Elektronik dari pusat memberikan surat edaran. Pengelolaan surat ditangani oleh bagian kesekretariatan, kemudian baru disampaikan ke bidang yang bersangkutan. Selanjutnya delegasi diberangkatkan untuk mengikuti sosialisasi ke jakarta, biasanya yang berangkat kepala bidang. Staff didelegasikan jika kepala bidang berhalangan hadir”(wawancara tanggal 20 Januari 2009).

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa komunikasi antara

Disdikpora Surakarta dengan Depdiknas Pusat bersifat top-down. Komunikasi

berupa instruksi melalui surat edaran resmi maupun pengiriman delegasi. Bentuk

kom unikasi top-down lebih bersifat delivery m echanism, dengan demikian,

kebijakan/program yang telah dirumuskan Depdiknas dilaksanakan Disdikpora

Surakarta sebagai tangan panjang Pemerintah Pusat di daerah.

Namun, tidak selamanya komunikasi yang bersifat top-down atau satu arah

ini berpengaruh positif terhadap implementasi kebijakan. Hal itu dikarenakan

jenis kebijakan yang berbeda-beda yang tentu saja memerlukan sifat komunikasi

kebijakan yang berbeda pula. Bentuk Komunikasi yang bersifat top-down kurang

efektif untuk mengimplementasikan kebijakan seperti BSE karena kom unikasi

hanya satu arah saja, sehingga feed-back atau umpan balik dari bawah ke atas

(Disdikpora-Depdiknas) kurang terpenuhi, akibatnya evaluasi implementasi

kebijakan BSE kurang maksimal. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Sunaryo Spd

Mpd (Kepala Dikpora Kecamatan Laweyan):

” Terkadang permasalahan-permasalahan di lapangan muncul seiring kegiatan implementasi BSE, namun kami dari pihak Dikpora Kecamatan yang benar-benar mengetahui kondisi riil di lapangan agak kesusahan untuk menyampaikan masalah tersebut ke Pusat, karena segala bentuk

Page 122: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

104

pelaporan terkait BSE ini dilakukan secara tertulis” (wawancara tanggal 15 Oktober 2009).

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa bentuk komunikasi yang bersifat

top-down kurang cocok diterapkan pada proses implementasi buku sekolah

elektronik karena permasalahan yang terjadi di lapangan dan hambatan-hambatan

terkait proses implementasi BSE tidak bisa dikomunikasikan ke Depdiknas secara

langsung. Feed-back terkait pelaksanaan BSE tidak bisa direspon secara langsung

karena bentuk laporan pertanggungjawaban dilakukan secara tertulis.

b. Komunikasi Internal Disdikpora Surakarta

Komunikasi di lingkungan dinas sangat diperlukan untuk

mengkoordinasikan tugas dan peranan agar tidak terjadi overlapping

tugas/kekosongan perhatian terhadap sesuatu yang berkaitan dengan

kebijakan. Adapun alur komunikasi di lingkungan Disdikpora

Surakarta adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2

Alur Komunikasi Kebijakan di Lingkungan Disdikpora Surakarta

Bentuk komunikasi lebih bersifat formal yang disampaikan melalui

rapat-rapat. Semua informasi, program, maupun kebijakan dari Pusat

diinformasikan pertama kali oleh Kepala Dinas melalui rapat rutin

minimal 1 minggu sekali. Rapat ini dihadiri oleh kepala dinas, atau

minimal dengan kepala bidang, kadang-kadang kepala divisi juga ikut

serta. Selanjutnya tiap-t iap bidang dapat mengadakan konsolidasi

Staff Kepala

Divisi

Kepala Bidang

Kepala Dinas

Page 123: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

105

internal dengan staff masing-masing. Selain rapat, informasi juga

disampaikan kepala dinas melalui apel pagi sehingga semua jajaran

Disdikpora dapat mengetahui info ter-update dinas tersebut

(wawancara Disdikpora tanggal 5 Maret 2009).

Walaupun rapat-rapat internal dinas rutin dilakukan, namun transefer

informasi ternyata kurang maksimal. Transfer informasi disini difokuskan pada

transfer informasi antara Kadiv lama Bina Program dengan Kadiv Baru Bina

Program sebagai penanggung jawab utama BSE. Proses transfer informasi sangat

pent ing untuk dilakukan karena transfer informasi merupakan proses komunikasi

mendatar (horizontal comunication) yang berfungsi untuk membentuk sikap

pelaksana terhadap program/kebijakan. Semakin paham pelaksana program

terhadap pent ingnya kebijakan, maka semakin loyal dan responsif pelaksana

program untuk mensukseskan kebijakan. Demikian juga dengan kebijakan BSE

ini. Kurang maksimalnya transfer informasi dari kadiv lama ke kadiv baru

membentuk sikap pelaksana yang setengah-setengah dalam implementasi

kebijakan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Dian Rineta, kepala Sub. Bagian

Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Disdikpora tahun 2009:

”Untuk kebijakan BSE ini belum ada evaluasi dari Dinas khususnya dari Bina Program terkait implementasinya di lapangan. Waktunya belum ada mba (wawancara tanggal 4 April 2009).

Belum adanya evaluasi yang dilakukan Sub. Bagian Perencanaan,

Evaluasi dan Pelaporan Disdikpora terkait implementasi BSE di lapangan

menunjukkan bahwa internalisasi pentingnya kebijakan BSE kurang dipahami

kadiv baru. Kurang maksimalnya internalisasi bisa jadi disebabkan oleh proses

Page 124: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

106

kom unikasi antar aparat yang kurang berhasil secara kualitas, walaupun secara

kuantitas sudah dikatakan berhasil.

c. Komunikasi Disdikpora dengan stakeholder terkait

Bentuk komunikasi antara Disdikpora Surakarta dengan stakeholder

seperti Kepala Sekolah, Perguruan Swasta, dan guru-guru SD lebih

bersifat formal melalui konsolidasi dan rapat-rapat, sepert i dijelaskan

oleh Drs. Kelik Isnawan, Kepala Bagian Bina Program Disdikpora

2008:

”Kami mengkom unikasikan BSE ini lewat MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah), dan rapat-rapat yang dihadiri Kepala UPT Dinas Kecamatan, dan BMPS (Badan Musyawarah Perguruan Swasta) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) ” (wawancara tanggal 5 Maret 2009).

Hal senada diungkapkan Drs. Sudarsono Mpd (Kepala SDN

Mangkubumen Lor 15 Surakarta):

”Kami, Kepala Sekolah punya forum sendiri yang bernama MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah), pertemuannya rutin tiap 2 bulan sekali. BSE pernah disosialisasikan di forum MKKS, tapi tidak sering, Cuma beberapa kali saja di awal peluncurannya” ( wawancara tanggal 5 September 2009).

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa Disdikpora Surakarta mengadakan

pertemuan secara rutin dengan stakeholder antara lain Kepala Sekolah, Guru-

Guru dan Kepala UPT Dinas Dikpora Kecamatan untuk mengkomunikasikan

program buku sekolah elekt ronik (BSE). Namun, kuant itas komunikasi tidak

menjamin kualitas implementasi sebuah kebijakan di lapangan. Demikian juga

kebijakan Buku Sekolah Elektronik.Walaupun koordinasi rutin melalui MKKS

Page 125: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

107

dan rapat-rapat lain sering dilakukan, namun jika komunikasi hanya bersifat satu

arah saja (top-down), dan tidak ada feed-back dari bawah (stakeholder dan

pelaksana teknis di lapangan), maka segala permasalahan dan hambatan-hambatan

yang ditemui di lapangan tidak akan terpecahkan, karena pihak atasan (Dinas)

tidak mengetahui berhasil atau tidaknya kebijakan tersebut di lapangan.

Komunikasi yang bersifat satu arah kurang efektif dalam implementasi BSE di

lapangan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Drs. Gitono Spd Mpd (Kepala

SDN Dukuhan Kerten Surakarta):

” Pelaksanaan BSE di sekolah kami banyak mengalami kendala, terutama masalah pendanaan. Dari Dinas sendiri belum pernah melaksanakan evaluasi implementasi BSE, kalaupun kita mengutarakan masalah ini ke Dinas, saya kira sama saja, Dinas juga tidak bisa membantu, anggaran dari mana mba’..” (wawancara tanggal 4 September 2009).

Senada dengan pernyataan Drs. Suprapto, Disdikpora melalui Drs. Kelik Isnawan

memberikan pernyataannya:

”Dari Dinas sendiri belum mengadakan evaluasi pelaksanaan BSE, karena serba salah mba, ujung-ujungnya hambatan pasti masalah pendanaan, dari kami belum bisa memenuhi harapan masyarakat dalam pemenuhan anggaran tadi” (wawancara tanggal 5 September 2009).

Komunikasi Disdikpora dengan stakeholder bersifat satu arah, sepert i

pemberitahuan melalui MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah), MGMP

(Musyawarah Guru Mata Pelajaran) maupun rapat-rapat yang diadakan oleh

dinas. Walaupun secara kuant itas sering diadakan rapat, tetapi intensitas

pertemuan tersebut belum bisa menyelesaikan permasalahan terkait implementasi

BSE di lapangan. Salah satu faktor yang menyebabkan masalah tesebut adalah

belum pernah diadakannya evaluasi pelaksanaan program BSE baik oleh

Page 126: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

108

Disdikpora Surakarta. Namun, komunikasi yang rutin antara Disdikpora Surakarta

dengan stakeholder membawa pengaruh positif yaitu sekolah pinggiran si

Surakarta banyak yang sudah mengetahui informasi tentang BSE dan banyak

sekolah pinggiran yang telah mengupayakan ketersediaan BSE di sekolah masing-

masing.

Tabel 3.8 Matriks Anal isi s Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Keberhasilan Implementasi BSE Komunikasi

Faktor yang m em pengaruhi implementasi BSE

Analisis

a.

-Komunikasi vertikal (Dikpora-

Depdiknas) Komunikasi dari Dikpora- Depdiknas bersifat top-down,

kebijakan berupa peraturan-peraturan dari Depdiknas yang diinformasikan melalui surat

edaran dan pengiriman delegasi.

Kurang efektif, banyak permasalahan yang

terjadi terkait implementasi BSE di lapangan yang solusinya sulit untuk dipecahkan Dikpora secara langsung karena

laporan pertanggungjawaban di buat secara tertulis, sehingga sulit menghasilkan feed-back secara langsung.

b. -Komunikasi Horisontal (internal

Dikpora) Komunikasi internal Dikpora

dilakukan secara formal melalui rapat-rapat seperti rapat yang dihadiri kepala dinas, kepala

bidang, dan kepala divisi, maupun rapat internal bidang dan divisi masing-masing. Rutin dilaksanakan minimal seminggu sekali.

Kurang efektif, walaupun koordinasi rutin sering dilakukan, namun implementasi BSE kurang dipioritaskan, hal ini bisa dilihat dari

pihak dinas (Bidang Bina Program) yang belum pernah mengadakan evaluasi pelaksanaan BSE di lapangan. Selain itu

juga transfer informasi terkait BSE ini belum maksimal. Delegasi yang ikut sosialisasi BSE di Jakarta lebih mengetahui seluk-beluk BSE, sedangkan staff kurang mengetahuinya.

c. - Komunikasi Dikpora dengan stakeholder terkait

Komunikasi Dikpora dengan stakeholder terkait seperti kepala sekolah, kepala Dikpora

Kecamatan bersifat formal melalui rapat-rapat seperti MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) dan rapat dinas rutin yang diadakan minimal satu minggu sekali.

Efektif, karena kelompok sasaran kebijakan ( Kepala Sekolah & guru SD) paham terkait

BSE dan sebagian besar SD di Surakarta telah mengadakan BSE di sekolah masing-masing sesuai peraturan yang telah

ditentukan yaitu Permendiknas No.2 tahun 2008 dan Pedoman pengadaan buku teks pelajaran pada bab VI Panduan BOS dan BOS buku.

Sumber: Data Primer

Page 127: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

109

2. Sikap Pelaksana

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan implementasi sebuah

kebijakan adalah sikap pelaksana. Apabila aparat pelaksana paham mengenai

tujuan program, maka keberhasilan implementasi kebijakan akan lebih mudah

terlaksana. Demikian juga dengan implementasi BSE, dibutuhkan kefahaman

aparat pelaksana agar implementasi BSE dilapangan dapat berhasil. Kefahaman

aparat pelaksana dalam hal ini pejabat Disdikpora Surakarta terhadap tujuan

program BSE dapat dilihat dari pernyataan Drs. Kelik Isnawan ( Kabid. Bina

Program Disdikpora Surakarta tahun 2008):

” Buku sekolah elekt ronik ini sangat bermanfaat bagi siswa-siswa kurang mampu. Dengan adanya BSE, orang tua siswa tidak perlu mencemaskan mahalnya biaya untuk membeli buku karena BSE sendiri diadakan untuk menyediakan buku yang berkualitas dengan harga terjangkau” (wawancara tanggal 20 Januari 2009).

Pernyataan senada juga diungkapkan Drs. Joni Hari Sumantri,MM (Kabid.

Pendidikan Dasar SD dan Anak Usia Dini Disdikpora Surakarta):

” Pemerintah berusaha memenuhi ketersediaan buku pelajaran yang berkualitas dengan harga yang terjangkau, salah satunya dengan buku sekolah elektronik ini. Dengan adanya BSE diharapkan akses siswa terhadap buku pelajaran semakin meningkat ” (wawancara tanggal 4 Februari 2009).

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa terdapat

pemahaman yang cukup dari aparat pelaksana terkait tujuan munculnya buku

sekolah elekt ronik (BSE). Selain pemahaman aparat terhadap tujuan

kebijakan/program, kriteria lain yang digunakan untuk mengukur kualitas sikap

pelaksana adalah kemampuan aparat dalam menyikapi permasalahan terkait

dengan implementasi kebijakan BSE. Kemampuan aparat pelaksana dalam hal ini

Disdikpora Surakarta dalam menyikapi permasalahan terkait dengan implementasi

Page 128: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

110

BSE di lapangan dapat diketahui dari pernyataan Drs. Kelik Isnawan ( Kabid.

Bina Program Disdikpora Surakarta tahun 2008):

“Permasalahan di lapangan terkait implementasi BSE yang membuat kami serba salah adalah ketersediaan dana. Bagi sekolah yang mampu, untuk pengadaan BSE tidak terlalu bermasalah, namun bagi sekolah yang tidak mampu, BSE sulit untuk diimplementasikan karena sekarang pengelolaan sekolah sudah ”school based management” sehingga pengadaan buku menjadi tanggung jawab penuh sekolah tersebut. Jika sudah berhubungan dengan uang, dari Dinas sendiri bingung karena alokasi dana dari Dinas terkait implementasi BSE belum ada” (wawancara tanggal 15 Maret 2009).

Pernyataan di atas diperkuat dengan pendapat Marjiyastuti (Guru Kelas 6 SDN

Bulukant il Surakarta):

“ Permasalahan dana seringkali menghambat pelaksanaan BSE di lapangan, sehingga sekolah terpaksa menunggu aliran dana BOS tahun berikutnya untuk melengkapi kekurangan jumlah BSE. Bagaimanapun juga, dari pihak Disdikpora tidak bisa membantu memecahkan permasalahan jika terkait dengan dana, karena pengadaan BSE sendiri sudah dianggarkan dalam BOS SD untuk 2 mata pelajaran, yaitu PKN dan IPS ” (wawancara tanggal 13 Oktober 2009).

Pernyataan senada diungkapkan oleh Endang Budiyarti,Spd (Kepala SDN 01

Gading Surakarta):

“ Pemenuhan BSE sesuai jumlah siswa memang terkendala pada masalah dana, karena jumlah siswa tiap tahun tidak sama dan cenderung bertambah, sehingga ada selisih jumlah siswa yang perlu dibelikan BSE lagi. Untuk sementara, kami dari pihak sekolah membelikan terlebih dahulu dengan menggunakan uang sekolah, nant i digant i dengan uang BOS SD kalau sudah turun. Bantuan keuangan dari Dinas (Disdikpora Surakarta) saya rasa tidak ada, karena alokasi anggaran terpusat (dari Dana BOS SD) saja, jadi Dinas tidak bisa membantu untuk memenuhi kekurangan anggaran dalam pembelian/pengadaan BSE ini” (wawancara tanggal 12 Oktober 2009)

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa sikap aparat pelaksana dalam

menanggapi permasalahan yang terjadi terkait implementasi BSE dilapangan

kurang memberikan solusi alternatif bagi kelom pok sasaran. Hal itu bisa dilihat

Page 129: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

111

dari kurangnya upaya Dinas dalam menyelesaikan permasalahan terutama yang

terkait masalah pendanaan.

Implementasi kebijakan akan berjalan dengan efekt if apabila aparat

pelaksana mempunyai komitmen yang tinggi dalam rangka menjalankan tugasnya

sebagai eksekutor kebijakan di lapangan. Komitmen yang tinggi dapat

ditunjukkan melalui etos kerja yang tinggi serta rasa tanggungjawab yang besar

terhadap pekerjaan yang mereka jalankan. Rasa tanggungjawab yang besar akan

menuntun aparat pelaksana untuk melakukan pekerjaannya secara profesional dan

all out dalam bekerja untuk mencapai keberhasilan dalam implementasi

kebijakan. Hal ini didukung dengan pernyataan Drs. Kelik Isnawan ( Kabid. Bina

Program Disdikpora Surakarta tahun 2008):

“ Kami dari pihak Disdikpora sudah bekerja semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan, karena BSE ini merupakan kebijakan baru, maka tantangan terberat kami adalah pada waktu sosialisasi di awal kemunculannya, dan meyakinkan sekolah-sekolah akan tujuan dan manfaat yang diperoleh dari BSE” (wawancara tanggal 6 Januari 2009).

Rasa tanggungjawab dan komitmen aparat pelaksana dalam rangka

mensukseskan implementasi BSE ditunjukkan dengan semangat kerja yang tinggi,

terutama di awal kemunculan BSE dengan melakukan sosialisasi melalui beberapa

media sosialisasi yang ada. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Ngatimin Spd

( Kepala SDN Mangkuyudan Surakarta) :

“ Disdikpora Surakarta telah melakukan upaya maksimal dalam rangka mensosialisasikan BSE. Untuk sosialisasi BSE, kami rasa dari pihak Dinas telah melakukannya secara baik karena menggunakan berbagai macam media sosialisasi sehingga tiap sekolah pasti mengetahui BSE ini” (wawancara tanggal 10 Oktober 2009).

Kesediaan aparat pelaksana untuk melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan BSE juga merupakan salah satu faktor yang memberikan kontribusi

Page 130: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

112

terhadap keberhasilan implementasi BSE di lapangan. Fungsi pengawasan

(control) sangat pent ing untuk mengawal sebuah implementasi kebijakan agar

bejalan dengan efektif. Terkait dengan fungsi control ini, Disdikpora Surakarta

melalui Drs. Kelik Isnawan Drs. Joni (Kabid. Pendidikan Dasar dan Usia Dini

Disdikpora Surakarta) memberikan pernyataan:

“ Dalam implementasi BSE, terus terang saja dari pihak Dinas (Disdikpora Surakarta) belum ada mekanisme pengawasan yang jelas, jadi kami tidak mengetahui SD mana saja yang telah menggunakan BSE dan SD mana saja yang belum menggunakan BSE. Tapi kemungkinan Dikpora Kecamatan lebih mengetahui hal tersebut” (wawancara tanggal 15 September 2009).

Senada dengan pernyataan di atas, Pihak Dikpora Kecamatan Laweyan melalui

Drs. Sunaryo, Spd ( Kepala Dikpora Kecamatan Laweyan 2009) memberikan

pernyataan:

“ Kami kurang mengetahui SD mana saja yang telah menggunakan BSE dan yang belum menggunakan BSE, karena dari pihak sekolah laporan pertanggungjawabannya langsung ke provinsi/ pusat. Kalau mba ingin tahu SD mana saja yang telah menggunakan BSE, lebih baik langsung ke sekolah saja karena kami tidak punya datanya” (wawancara tanggal 15 Oktober 2009).

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa aparat pelaksana belum

melaksanakan mekanisme pengawasan yang jelas terkait implementasi BSE di

lapangan. Lemahnya pengawasan disebabkan karena kurangnya sinergisasi antara

aparat Disdikpora dengan Dikpora Kecamatan dalam menjalankan tugasnya.

Padahal sinegisasi antar lembaga sangat penting bagi keberhailan implementasi

sebuah program. Sikap pelaksana dalam implementasi BSE lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Page 131: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

113

Tabel 3.9 Matriks Anal isi s Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Keberhasilan Implementasi BSE

Sikap Pelaksana Faktor yang mempengaruhi

implem entasi BSE Analisis

1. Kefahaman aparat pelaksana terkait tujuan BSE.

Aparat pelaksana faham akan tujuan dan latar belakang munculnya BSE dan m anfaat dari BSE.

2. Peran aparat pelaksana dalam mensosialisasikan BSE

Aparat pelaksana berperan aktif dalam sosialisasi BSE, hal ini dibuktikan dengan banyaknya media sosialisasi yang digunakan untuk mensosialisasikan BSE dan banyak SD yang sudah mengetahui informasi tentang BSE.

3. Kepekaan aparat pelaksana dalam menanggapi permasalahan yang ada di lapangan.

Dalam menanggapi permasalahan terkait implementasi BSE di lapangan, aparat pelaksana terkesan kurang solutif dalam hal upaya pemecahan masalah tersebut. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sekolah yang menyelesaikan permasalahannya sendiri terkait implementasi BSE tanpa bantuan Disdikpora.

4. Kesediaan aparat pelaksana untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan BSE.

Dalam melakukan pengawasan terkait implementasi BSE di lapangan, antar aparat pelaksana kurang ada sinergisasi gerak terutama antara Disdikpora dengan Dikpora Kecamatan. Hal ini bisa dilihat dari ket idaktahuan baik Disdikpora maupun Dikpora Kecamatan terkait sekolah mana saja yang telah menggunakan BSE.

Sumber: Data Primer

Page 132: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

114

3. Dukungan Lingkungan

Sebuah kebijakan/Program Pemerintah tanpa disertai dukungan kelompok

sasaran hasilnya kurang maksimal. Dukungan kelompok sasaran terhadap

program yang dilaksanakan dipengaruhi oleh tingkat pemahaman masyarakat

terhadap tujuan kebijakan tersebut, sehingga apabila masyarakat menyadari bahwa

kebijakan itu akan membawa manfaat bagi masyarakat, maka daya dukung yang

diberikan agar terlaksananya kebijakan dengan baik akan terus berlanjut. Tanpa

adanya dukungan masyarakat, maka pelaksanaan kebijakan akan banyak

mengalami hambatan. Seperti halnya Program BSE ini, dukungan dari stake

holder seperti Kepala Sekolah dan Guru-Guru mata pelajaran sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan implementasi BSE di lapangan. Seperti halnya pendapat

Drs. Suyono M Musyafa’ (Kepala SDN Tunggulsari 2 Surakarta):

”Saya sangat mendukung program BSE ini karena dengan adanya BSE, siswa-siswa dapat mengakses buku ini terutama siswa-siswa yang kurang mampu. Untuk saat ini, sekolah kami telah menyediakan BSE mata pelajaran PKN (untuk kelas 1-6) dan IPS (untuk kelas 4,5,6)” (wawancara tanggal 1 Agustus 2009).

Endang Budiyart i,Spd (Kepala SDN 01 Gading Surakarta) memberikan

pernyataan:

”BSE itu murah meriah mba, sangat cocok untuk kebutuhan siswa-siswa kami yang sebagian besar berasal dari masyarakat menengah ke bawah” (wawancara tanggal 12 Oktober 2009.)

Pernyataan senada diungkapkan oleh guru-guru SD di Surakarta.

Madiyo (Guru kelas 3 SDN Pringgolayan Surakarta):

“BSE merupakan solusi atas semakin mahalnya harga buku pelajaran, dengan adanya BSE, tidak ada alasan bagi siswa untuk tidak belajar karena tidak ada buku. BSE sangat bermanfaat bagi kami, sekolah yang tergolong pinggiran” (wawancara tanggal 12 Oktober 2009)

Page 133: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

115

Marjiyastuti (Guru Kelas 6 SDN Bulukantil Surakarta):

“Manfaat BSE sangat terasa ketika harga buku pelajaran semakin melonjak, banyak orang tua siswa yang keberatan untuk membeli buku. Sekarang dengan adanya BSE, semua persoalan tersebut dapat terselesaikan” (wawancara tanggal 13 Oktober 2009).

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa guru-guru dan

kepala sekolah memberikan respon yang positif terkait program buku sekolah

elektronik (BSE). Keseragaman respon guru dan kepala sekolah terkait buku

sekolah elekt ronik di beberapa sekolah pinggiran menunjukkan bahwa

implementasi BSE di sekolah-sekolah tersebut mendapat dukungan penuh dari

pihak sekolah. Selain itu, sekolah berkewjiban untuk melaporkan

pembelian/pengadaan BSE di instansinya dengan format laporan yaitu:

a. Format BOS Buku-03 dibuat oleh sekolah yang berisikan daftar buku yang dibeli oleh sekolah.

b. Format BOS Buku-04 dibuat oleh Tim Managemen Kabupaten/Kota yang berisikan rekapitulasi buku yang dibeli oleh sekolah.

c. Format BOS Buku-05 dibuat oleh Tim Managemen Provinsi yang berisikan rekapitulasi buku yang dibeli oleh sekolah.

Sumber: Panduan BOS SD dan BOS Buku tahun 2009

Adanya peraturan yang mewajibkan sekolah untuk membuat laporan

setiap mengadakan/membeli BSE menunjukkan bahwa lingkungan kebijakan

mendukung proses implementasi BSE, karena dengan adanya peraturan tersebut,

akan terlihat sekolah mana saja yang telah mengadakan BSE di sekolahnya dan

yang belum mengadakan BSE, sehingga dapat dilakukan penyikapan dan tindak

lanjut untuk implementasi BSE kedepannya.

Page 134: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

116

Tabel 3.10 Matriks Anal isi s Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Keberhasilan Implementasi BSE

Dukungan Lingkungan

Faktor yang m em pengaruhi implementasi BSE

Analisi s

1. Respon Kelompok sasaran terhadap BSE

Adanya keseragaman respon dari kelompok sasaran. Kelompok sasaran ( Kepala Sekolah dan guru-guru SD) memberikan respon positif terhadap BSE. Respon tersebut ditindaklanjuti dengan pengadaan BSE di sekolah masing-masing sesuai dengan Panduan BOS dan BOS buku.

2. Adanya peraturan dalam Panduan BOS dan BOS buku yang mewajibkan sekolah untuk membuat laporan pengadaan BSE

Adanya peraturan tersebut menunjukkan bahwa lingkungan kebijakan mendukung proses implementasi BSE, sehingga akan terlihat sekolah mana saja yang telah mengadakan BSE maupun yang belum mengadakan BSE, sehingga dapat dilakukan penyikapan dan tindak lanjut untuk kedepannya.

Sum ber: Data Prim er dan Sekunder

Page 135: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

118

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang evaluasi implementasi program buku

sekolah elektronik (BSE) yang mengambil lokasi penelitian di sekolah dasar di

Kota Surakarta dengan menitikberatkan pada efektivitas implementasi BSE di

lapangan, dapat diketahui bahwa:

1. Implementasi program buku sekolah elektronik (BSE) pada sekolah dasar

di Surakarta cukup efekt if. Hal ini dapat dilihat dari indikator yang

digunakan untuk mengukur efektivitas implementasi BSE yaitu (1)

Pencapaian tujuan program dengan melihat ketersediaan buku murah dan

berkualitas bagi peserta didik yaitu siswa-siswa SD se-Surakarta (2)

kepuasan kelompok sasaran yaitu kepala sekolah dasar, guru-guru dan

siswa-siswa SD se-Surakarta terkait dengan program BSE. Buku murah

dan berkualitas bagi peserta didik semakin tersedia karena sekolah dasar di

Surakarta berusaha untuk mengupayakan keberadaan BSE. Selain itu,

respon positif diberikan oleh kelompok sasaran yaitu kepala sekolah, guru-

guru dan siswa SD di Surakarta terkait dengan BSE. Respon positif

tersebut ditindaklanjuti dengan upaya pengadaan BSE di tiap-t iap sekolah

dasar sehingga akses siswa terhadap buku murah dan berkualitas semakin

terbuka.

Page 136: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

119

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi BSE

antara lain komunikasi organisasi, sikap pelaksana, dan dukungan

kelompok sasaran. Komunikasi antar Disdikpora Surakarta dengan

stakeholder antara lain MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah),

MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), BMPS (Badan Musyawarah

Perguruan Swasta) berjalan efektif namun komunikasi internal Disdikpora

(horizontal comunication) dan komunikasi Disdikpora dengan Depdiknas

Pusat (vertical com unication) kurang efektif . Hal itu dikarenakan transfer

informasi yang kurang maksimal antar aparat pelaksana dan belum

diadakannya evaluasi internal Disdikpora terkait implementasi BSE. Sikap

pelaksana ditunjukkan dengan kefahaman aparat pelaksana terkait tujuan

BSE dan peran akt if aparat dalam mensosialisasikan BSE namun kepekaan

aparat pelaksana dalam menanggapi permasalahan yang ada di lapangan

dan kesediaan aparat pelaksana untuk melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan BSE masih kurang. Sedangkan dukungan lingkungan

kebijakan ditunjukkan oleh adanya keseragaman respon kepala sekolah,

guru-guru dan siswa-siswa sekolah dasar (SD) terkait BSE yang sebagian

besar memberikan respon positif. Selain itu, adanya peraturan dalam

Panduan BOS dan BOS buku yang mewajibkan sekolah untuk membuat

laporan pengadaan BSE menunjukkan bahwa lingkungan kebijakan

mendukung proses implementasi BSE.

3. Kendala yang dihadapi sekolah dalam pelaksanaan program BSE yaitu

sekolah belum bisa menyediakan BSE sesuai dengan jumlah siswa. Hal

Page 137: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

120

ini disebabkan oleh jumlah siswa yang setiap tahunnya bertambah

sehingga ada beberapa siswa yang menggunakan BSE secara bergant ian.

Sedangkan kendala yang dihadapi Disdikpora Kota Surakarta dalam

pelaksanaan BSE adalah sulitnya menyampaikan permasalahan-

permasalahan yang terjadi di lapangan ke Depdiknas Pusat dengan cepat

karena komunikasi Disdikpora dengan Depdiknas Pusat bersifat satu arah

antara lain dalam bentuk penyampaian informasi melalui delegasi dan

pelaporan secara tertulis, sehingga feed back dari Disdikpora Kota

Surakarta kurang terakomodasi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti memberikan beberapa

rekomendasi antara lain:

1. Program Pemerintah tentang buku sekolah elektronik (BSE) ini perlu

dilanjutkan karena BSE sangat bermanfaat bagi siswa-siswa kurang

mampu. Oleh karena itu, sekolah perlu mengupayakan ketersediaan

BSE tidak hanya untuk mata pelajaran yang diwajibakan saja (PKN

dan IPS) melainkan mengupayakan ketersediaan BSE untuk 5 mata

pelajaran (IPA, IPS, PKN,Bhs.Indonesia dan Matematika) sesuai

dengan jumlah siswa dan melengkapi koleksi perpustakaan dengan

BSE. Adapun kekurangan jumlah BSE dapat diatasi dengan memakai

dana milik sekolah terlebih dahulu, kemudian digant i dengan dana

BOS jika sudah cair.

Page 138: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

121

2. Perlu diadakan evaluasi pelaksanaan program BSE oleh Disdikpora

Kota Surakarta. Terkait transfer informasi yang kurang efekt if antar

aparat Disdikpora, mekanisme transfer informasi terkait hasil

sosialisasi harus diperjelas, misalnya delegasi yang mengikuti

sosialisasi BSE di Jakarta wajib mempresentasikan hasil sosialisasi

kepada aparat lain terutama teman-teman satu bidang/divisi sehingga

informasi tersebut tidak terputus. Evaluasi terhadap kinerja aparat

pelaksana juga perlu dilakukan misalnya dengan pemberian reward

bagi aparat yang kinerjanya tinggi maupun punishment misalnya

peringatan bagi aparat Disdikpora yang kurang disiplin.

3. Berdasarkan temuan di lapangan bahwa Dikpora Kecamatan kurang

mengetahui informasi terkait sekolah dasar mana saja yang telah

mengupayakan ketersediaan BSE dan menggunakan BSE sebagai buku

acuan kegiatan belajar dan mengajar (KBM), maka Dikpora

Kecamatan perlu melakukan pengawasan terkait pelaksanaan program

BSE di lapangan, misalnya dengan melakukan peninjauan langsung

berupa kunjungan ke Sekolah Dasar yang ada di Surakarta sehingga

dapat diketahui sekolah mana saja yang telah menggunakan BSE serta

dapat diketahui efektivitas pelaksanaan program BSE di lapangan.

Page 139: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

122

C. Rekom endasi Penelitian Lanjutan

Penelitian ini baru dilaksanakan di Kota Surakarta khususnya di sekolah

pinggiran dikarenakan oleh keterbatasan penelitian. Oleh karena itu penelitian

lanjutan yang perlu dilakukan terkait dengan temuan penelitian ini adalah

penelitian tentang: (a) Efektivitas implementasi Program Buku Sekolah Elektronik

(BSE) di sekolah unggulan/favorit (b) Efektivitas implementasi Program Buku

Sekolah Elektronik (BSE) pada jenjang pendidikan SD maupun SMP di daerah

lain.

Page 140: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

123

DAFTAR PUSTAKA

Gie, The Liang.1981. Efisiensi Kerja Bagi Pembangunan Negara.Yogyakarta: UGM Press Islamy, Irfan.1994. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara Nazir, Mohammad.1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Nugroho, Riant. 2003. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Nurcholis, Hanif.2005. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta: PT Gramedia Nurhaeni, Ismi Dwi Astuti. 2006. Metode Penelitian Administrasi Publik: Surakarta: UNS Press , 2009.Kebijakan Publik Pro Gender.Surakarta: UNS Press Pal, Leslie A.1988. Public Policy Analysis.New York: Metheun Publication Putra, Fadillah.2003. Paradigma kritis dalam Studi Kebijakan Publik.Yogyakarta:Pustaka Pelajar Susanto.2006. Metode Penelitian Sosial. Surakarta: UNS Press Sutopo,H.B.2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press Wahab, Solichin Abdul. 1990. Pengantar Analisis Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Rineka Cipta . , 2005. Analisis Kebijaksanaan:Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Malang:Bumi Aksara Weiss, Carol H.1984. Penelitian untuk Mengevaluasi Efektivitas Program-Program Kem asyarakatan. Surabaya:Usaha Nasional Wesrta, Pariatra.1983. Managemen Pembangunan Daerah. Jakarta: Ghalia Indonesia

Page 141: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

124

Wibawa, Samodra; Purbokusumo,yuyun; dan Pramusinto,Agus.1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada Widodo, Joko.2007. Analisis Kebijakan Publik:konsep dan aplikasi analisis proses kebijakan publik. Malang : Banyumedia

Sumber Lain: A. S. Sife, E.T . Lwoga and C. Sanga. 2007. New technologies for teaching and learning: Challenges for higher learning institutions in developing countries, dalam International Journal of Education and Development using ICT Vol.3 No.2, 2007 BPS Surakarta: 2007. Surakarta dalam Angka http://antikorupsi.org/indo/index http://www.nua.com http://www.setneg.go. id/ Jalal, Fasli. 2004. Kebijakan Strategis Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda dalam Perlindungan Anak untuk Memperoleh Pendidikan, dalam Jurnal Hukum dan Ham Bidang Pendidikan Vol 2 Nomor 2, 2004 (35). Jakarta: Biro Hukum Organisasi Departemen Pendidikan Nasional Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 080/M/2008 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi 18 Judul Buku Teks Pelajaran Milik Departemen Pendidikan Nasional. Kozma, Robert B. Comparative Analysis of Policies for ICT in Education, dalam International Handbook on Information Technology in Education Nugroho, Yanuar.2004. Goodwill Alone is not enough-Challenges in The Implementation of Indonesian ICT Policy dalam ht tp://www.nua.com Panduan BOS dan BOS Buku SD tahun 2009 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2008 tentang Kebijakan Perbukuan. Surat Edaran Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 88?MPN/LL tentang Pemanfaatan Buku Sekolah Elektronik (BSE) tahun 2008

Page 142: EVALUASI IMPLEMENTASI... · EVALUASI IMPLEMENTASI PERMENDIKNAS NO.2 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBUKUAN ... No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam

125

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak www.bse.depdiknas.go.id www.kompas.com www.prakarsa-rakyat.org www.sinarharapan.co.id. Menguak Tabir Pengadaan Buku Gratis. 12 Agustus 2008 www.solopo s.com www.surakarta.go.id

www.tempointerakt if.com. Anggaran Pendidikan Kota Solo Naik Drastis. Selasa, 13 Maret 2007

www.transparansi.or.id