evaluasi drug therapy problems obat … · klasifikasi ... ketoasidosis diabetik ... tabel xiii....

123
EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT HIPOGLIKEMIA KOMBINASI PADA PASIEN GERIATRI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE JANUARIJUNI 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Maria FeaYessy Ayuningtyas NIM : 068114152 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

Upload: lamthuy

Post on 27-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS

OBAT HIPOGLIKEMIA KOMBINASI

PADA PASIEN GERIATRI DIABETES MELLITUS TIPE 2

DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

PERIODE JANUARI–JUNI 2009

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Maria FeaYessy Ayuningtyas

NIM : 068114152

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

ii

EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS

OBAT HIPOGLIKEMIA KOMBINASI

PADA PASIEN GERIATRI DIABETES MELLITUS TIPE 2

DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

PERIODE JANUARI–JUNI 2009

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Maria FeaYessy Ayuningtyas

NIM : 068114152

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 3: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

iii

Page 4: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

iv

Page 5: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

v

Ketika kumohon kepada Tuhan kekuatan, Tuhan memberiku kesulitan agar aku kuat

Ketika kumohon kepada Tuhan kebijaksanaan, Tuhan memberiku masalah untuk dipecahkan

Ketika kumohon kepada Tuhan kesejahteraan, Tuhan memberiku akal untuk berfikir

Ketika kumohon kepada Tuhan keberanian, Tuhan memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi

Ketika kumohon kepada Tuhan cinta, Tuhan memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong

Ketika kumohon kepada Tuhan bantuan, Tuhan memberiku kesempatan untuk berusaha

Ketika kumohon kepada Tuhan kesabaran, Tuhan memberiku kesempatan untuk melayani

Aku tidak menerima apa yang aku pinta, tetapi aku menerima apa yang aku butuhkan

(Anonim, 2002)

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkhotbah, 3:11a)

Karya ini kupersembahkan kepada

Tuhan Yesus Kristus yang selalu ada untukku…..

Bapak Ibuku yang selalu memberiku dukungan…..

Sahabat-sahabatku yang mewaarnai pelangi hidupku…..

Almamaterku …..

Page 6: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

vi

vi

Page 7: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

vii

Prakata

Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul “Evaluasi Drug Therapy Problems Obat Hipoglikemia Kombinasi pada

Pasien Geriatri Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni 2009 ini dengan baik.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana farmasi pada program studi Ilmu Farmasi, Jurusan Farmasi,

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah suatu hal yang

mudah, banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih yang kepada:

1. Tuhan yang Maha Baik atas segala berkat dan semangat sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orangtuaku Bapak Antonius Purwanto dan Ibu Brigita Sri Setyasih yang

dengan tulus mendampingi dengan kasih, memberikan nasehat dan materi untuk

membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

3. Direktur RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk

penulis dapat melakukan penelitian.

Page 8: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

viii

4. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi dan dosen penguji

skripsi atas dukungan, arahan, kritikan dan masukan serta semangat yang

diberikan kepada penulis.

5. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen pembimbing yang telah

dengan sabar memberikan bimbingan, saran, semangat, dan dukungan dalam

proses penyusunan skripsi.

6. Ibu dr. Fenty, M.Kes, Sp.PK. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran

dan masukan yang berharga dalam proses penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Osman Sianipar, DMM, M.Sc.,Sp PK (K) selaku kepala Bagian

Pendidikan dan Penelitian (Diklit), Bapak Mt. Sutena, SKM., MM.,M.Sc selaku

Ka Sub Bag Diklit Keperawatan dan Non Medis dan ibu Mamik selaku staff

Diklit

8. Bagian Rekam Medik RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (Ibu Nani, Pak Dirman, Ibu

Dari, Ibu Meta, dr. Endang) atas bantuan dan dukungannya.

9. Seluruh pasien geriatri diabetes mellitus tipe 2 yang menerima terapi obat

hipoglikemia kombinasi Yogyakarta yang secara tidak langsung telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Segenap dosen pengajar, staf sekretariat Fakultas Farmasi Sanata Dharma atas

dukungan dan bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Kakak dan adikku, Lukas Okta Prasetyawanto dan Yohanes Karisma

Kristiawanto, atas dukungan dan semangat yang diberikan.

Page 9: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

ix

ix

Page 10: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

x

Page 11: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

xi

INTISARI

Diabetes Mellitus pada orang dewasa hampir 90% masuk diabetes tipe 2. Dari

jumlah tersebut bahwa 50% adalah pasien berumur lebih dari 60 tahun. Obat

hipoglikemia kombinasi (lebih dari 1 obat hipoglikemia) yang digunakan untuk

mengatasi diabetes yang dialami oleh pasien geriatri harus diperhatikan, mengingat

fungsi organ dan aktivitas fisik yang sudah mengalami penurunan. Mengingat hal

tersebut maka dianjurkan pemilihan dan dosis pemberian untuk pasien usia lanjut

harus berhati-hati. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi Drug Therapy Problems pada

pasien geriatri.

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan

penelitian deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Bahan yang digunakan

adalah lembar rekam medis.

Pasien geriatri diabetes mellitus tipe 2 yang menerima obat hipoglikemia

kombinasi di instalasi rawat jalan RSUP Dr. Sardjito adalah 26 pasien. Karakteristik

pasien berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan yaitu 57,7% (15

pasien), usia lansia (elderly) terbanyak yaitu 73,1% (19 pasien), komplikasi paling

banyak adalah hipertensi 92,3% (24 pasien) dan penyakit penyerta adalah osteoatritis

19,2 % (5 pasien). Terdapat 11 kelas terapi yang diberikan kepada pasien. Drug

Therapy Problems (DTPs) yang terjadi adalah dosis terlalu rendah sebanyak 3,8 % (1

pasien) dan Adverse Drug Reaction (ADR) sebanyak 53,8% (14 pasien).

Kata kunci : drug therapy problems, obat hipoglikemia kombinasi, Diabetes Mellitus

tipe 2

Page 12: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

xii

ABSTRACT

Diabetes Mellitus on adults are almost 90% included in DM Type 2. From

that total amount, as much as 50% are patients above 60 years of age. Combined

hypoglycemic drugs (more than 1 hypoglycemic drug) used to treat diabetes on

geriatric patients need a special attention, remembering their body organs and

physically activities are decreasing. Because of that reasons, it is highly

recommended to be aware on drugs selection and dosing on geriatrics. Since then,

the evaluation of DTPs on geriatric needed to be done.

This research is a non experimental with descriptive-evaluative design and

also retrospective type. Medical records used as research materials.

The total amount of geriatric patients with DM Type 2 who get combined

hypoglycemic drugs installation of outpatient RSUP Dr. Sardjito are 26 patients.

Percentage for most gender is female with 57,7% (15 patients), the elderly age is

73,1% (19 patients), most complicating disease is hypertension for 92,3% (24

patients) and accompanying disease is ostheoarthritis for 19,2% (5 patients). 11

class of therapy is used. DTPs found are dosage too low as much as 3,8 % (1

patient) and ADR for 53,6% (14 patients).

Keywords: DTPs, combined hypoglycemic drugs, DM type 2

Page 13: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI .......................................................... vi

PRAKATA .......................................................................................................... vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. x

INTISARI ............................................................................................................ xi

ABSTRACT .......................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xviii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xix

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xx

BAB I PENGANTAR ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

1. Permasalahan .............................................................................................. 3

2. Keaslian penelitian ..................................................................................... 4

3. Manfaat penelitian ...................................................................................... 5

B. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6

Page 14: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

xiv

1. Tujuan umum ............................................................................................. 6

2. Tujuan khusus ............................................................................................. 6

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA.................................................................. 8

A. Drug Therapy Problems ................................................................................. 8

B. Diabetes Mellitus ............................................................................................ 12

1. Klasifikasi ................................................................................................... 12

2. Gejala .......................................................................................................... 14

3. Diagnosis .................................................................................................... 15

4. Komplikasi ................................................................................................ 16

a. Komplikasi Akut........ ............................................................................. 16

1) Hipoglikemia ...................................................................................... 16

2) Ketoasidosis Diabetik ........................................................................ 16

b. Komplikasi Kronis ................................................................................. 16

1) Makroangiopati (makrovaskuler) ....................................................... 17

2) Mikroangiopati (mikrovaskuler) ........................................................ 17

5. Penatalaksanaan ........................................................................................ 18

a. Terapi non farmakologi ......................................................................... 20

1) Diet .................................................................................................... 20

2) Olah raga ............................................................................................ 20

b. Terapi Farmakologi ............................................................................... 20

1) Terapi Insulin ...................................................................................... 20

2) Terapi Obat Hipoglikemia Oral .......................................................... 22

Page 15: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

xv

a. Golongan Sulfonilurea ................................................................... 22

1. Glibenklamid .............................................................................. 23

2. Gliklazid ..................................................................................... 23

3. Glipizid ....................................................................................... 24

4. Glikuidon ................................................................................... 24

5. Glimepiride ................................................................................ 24

b. Golongan Meglitinida dan Turunan Fenilalanin ............................ 24

c. Golongan Biguanida ....................................................................... 25

d. Golongan Tiazolidindion ............................................................... 26

e. Golongan Inhibitor α- Glukosidase ................................................ 26

f. Golongan Dipeptidyl-peptidase-4 (DPP-4) .................................... 27

g. Golongan Glucagonlike Peptide-1 Agonist (GLP-) ........................ 27

3) Terapi Kombinasi ................................................................................ 29

C. Geriatri ............................................................................................................ 30

D. Keterangan Empiris ........................................................................................ 31

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 32

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................................... 32

B. Definisi Operasional ....................................................................................... 32

C. Subyek Penelitian ........................................................................................... 33

D. Bahan Penelitian ............................................................................................. 33

E. Lokasi Penelitian ............................................................................................ 34

F. Tata Cara Penelitian ........................................................................................ 34

Page 16: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

xvi

1.Persiapan ..................................................................................................... 35

2. Pengambilan data ....................................................................................... 35

3.Pengolahan data ........................................................................................... 36

F. Tata Cara Analisis Hasil ................................................................................. 37

1. Karakteristik Pasien .................................................................................... 37

2. Profil Obat ................................................................................................... 37

3. Evaluasi Drug Therapy Problem ................................................................ 38

G. Kesulitan Penelitian........................................................................................ 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 40

A. Karakteristik Pasien........................................................................................ 40

1. Berdasarkan jenis kelamin .......................................................................... 40

3. Berdasarkan kelompok usia ........................................................................ 41

4. Berdasarkan penyakit komplikasi .............................................................. 42

5. Berdasarkan penyakit penyerta .................................................................. 44

B. Profil Obat ...................................................................................................... 45

a. Obat Susunan Saraf .................................................................................... 46

b. Obat Kardiovaskuler ................................................................................... 47

c. Obat Saluran Pernapasan ............................................................................ 48

d. Obat Saluran Cerna .................................................................................... 49

e. Obat Anti Alergi ......................................................................................... 50

f. Cairan untuk Keseimbangan Air, Elektrolit dan Nutrisi ............................. 50

g. Obat Anti Diabetik ..................................................................................... 51

Page 17: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

xvii

h. Anti Infeksi ................................................................................................. 54

i. Vitamin, Mineral dan Metabolitropikum .................................................... 55

j. Obat yang Mempengaruhi Darah ................................................................ 56

k. Obat Penyakit Kulit .................................................................................... 56

C. Evaluasi DTPs ................................................................................................ 57

a. DTPs dosis terlalu rendah ........................................................................... 58

b. DTPs Advers Drug Reaction ...................................................................... 59

D. Rangkuman Pembahasan................................................................................ 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 65

A. Kesimpulan .................................................................................................... 65

B. Saran ............................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 67

BIGRAFI PENULIS ........................................................................................... 103

Page 18: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Peringkat Signifikansi Klinis Interaksi Obat Menurut Tatro(2001) 10

Tabel II. Korelasi Nilai HbA1C dengan Kadar Glukosa Darah ................... 19

Tabel III. Beberapa Sediaan Insulin di Indonesia .......................................... 21

Tabel IV. Obat Hipoglikemia Oral yang Beredar di Indonesia ..................... 28

Tabel V. Jenis dan Presentase Penyakit Komplikasi .................................... 43

Tabel VI. Jenis dan Persentase Penyakit Penyerta ......................................... 44

Tabel VII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Sistem Saraf Pusat ......................... 47

Tabel VIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Kardiovaskuler .............................. 48

Tabel IX. Pengunaan Obat Kelas Terapi Saluran Pernapasan ....................... 49

Tabel X. Pengunaan Obat Kelas Terapi Saluran Cerna ................................ 49

Tabel XI. Pengunaan Kelas Terapi Anti Alergi ............................................. 50

Tabel XII. Pengunaan Kelas Terapi Cairan untuk Keseimbangan Air, Elektrolit,

Dialisis dan Nutrisi ........................................................................ 51

Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik ................................. 51

Tabel XIV. Penggunaan Obat Hipohlikemia Kombinasi .................................. 53

Tabel XV. Pengunaan Kelas Terapi Vitamin, Mineral dan Metabolitropikum 56

Tabel XVI. Pengunaan Kelas Terapi Obat yang Mempengaruhi Darah ........... 56

Tabel XVII. Pengelompokan Kejadian DTPs .................................................... 58

Tabel XVIII. Kejadian DTPs Dosis Terlalu Rendah .......................................... 59

Tabel XIX. Potensial Kejadian DTPs Advers Drug Reaction .......................... 62

Page 19: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Algoritma untuk Mengotrol Glukosa Darah Menurut AACE ........... 19

Gambar 2. Persentase Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin ........... 41

Gambar 3. Persentase Karakteristik Pasien Berdasarkan Usia .......................... 42

Gambar 4. Distribusi Penggunaan Obat Berdasarkan Kelas Terapi ................... 45

Page 20: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Kajian DTPs Pasien Penggunaan Obat Hipoglikemia Kombinasi

pada Pasien Geriatri DM Tipe II di Instalasi Rawat Jalan RSUP

Dr Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni 2009 .....................74

Lampiran II. Nilai Rujukan dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta .................. 100

Lampiran III. Obat Paten yang Digunakan ..................................................... 100

Lampiran IV. Daftar Singkatan ....................................................................... 101

Lampiran V. Surat Ijin Penelitian dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta........... 102

Lampiran VI. Surat Kalaikan Etik ................................................................... 103

Page 21: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) ialah suatu penyakit yang ditandai dengan kadar

glukosa yang tinggi di dalam darah karena tubuh tidak dapat melepaskan atau

menggunakan insulin secara tepat ( Triplitt, Reasner, Isley, 2005). Diabetes Mellitus

menjadi salah satu penyakit yang menarik perhatian karena penderitanya terus

bertambah banyak. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh WHO di Indonesia pada

tahun 2000, penderita Diabetes Mellitus sekitar 17 juta orang (8,6 persen dari jumlah

penduduk) atau menduduki urutan terbesar ke-4 setelah India, Cina, dan Amerika

Serikat (AS). WHO memperkirakan bahwa penderita diabetes di Indonesia akan

mengalami kenaikan dari 17 juta jiwa pada tahun 2000, diperkirakan menjadi 21,3

juta jiwa pada tahun 2030 (Anonim, 2009 b).

Hampir 90% Diabetes Mellitus pada orang dewasa merupakan Diabetes

Mellitus Tipe 2. Dari jumlah tersebut, 50% adalah pasien berusia lebih dari 60 tahun.

Berdasarkan data statistik dunia, pasien geriatri pada tahun 2007 berjumlah sekitar

450 juta jiwa (7% dari total penduduk dunia) dan sekitar 50-92% mengalami

gangguan toleransi glukosa. Dapat diperkirakan bahwa dengan laju kenaikan jumlah

penduduk geriatri yang semakin cepat, maka prevalensi pasien gangguan toleransi

glukosa dan diabetes pada geriatri juga akan semakin cepat (Rochmah, 2006).

Page 22: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

2

Penyakit diabetes tidak dapat disembuhkan secara total namun bisa

dikendalikan dengan 2 cara yaitu secara farmakologis dan nonfarmakologis. Terapi

farmakologi yang dapat digunakan adalah terapi obat hipoglikemia yang dapat

diberikan secara tunggal maupun kombinasi. Penelitian oleh Turner, Cull, Frighi, dan

Holman (1999) menyatakan bahwa DM tipe 2 sangat progresif hingga setelah 3 tahun

monoterapi, 50% akan memerlukan lebih dari 1 obat hipoglikemia, dan setelah 9

tahun angka ini akan meningkat menjadi 75%.

Bagi pasien geriatri, pemberian terapi kombinasi ini harus diperhatikan

mengingat fungsi organ dan aktivitas fisik yang sudah mengalami penurunan.

Perubahan fisiologi pada pasien geriatri mempengaruhi kinerja farmakokinetik dan

farmodinamik obat. Proses farmakokinetik meliputi absorbsi, distribusi, metabolisme

dan ekskresi, sedangkan proses farmakodinamik berupa antaraksi obat dengan

reseptor. Salah satu organ yang mengalami penurunan fungsi yaitu ginjal yang

merupakan jalur utama ekskresi mengalami perubahan saluran ginjal (laju filtrasi

glomeruler) akibatnya waktu paruh eliminasi obat dapat lebih lama berada dalam

tubuh. Hal ini memungkinkan perpanjangan kinerja farmakologi dan toksikologi obat

(Donatus, 1999). Maka dianjurkan untuk pemilihan obat yang tepat dan pemberian

dosis yang disesuaikan dengan kondisi pasien geriatri, hal tersebut berkaitan dengan

pencapaian outcome dan pencegahan terjadinya DTPs.

Apoteker memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan

penatalaksanaan diabetes. Apoteker berperan untuk mendampingi, memberikan

konseling dan bekerja sama dengan penderita dalam penatalaksanaan diabetes. Selain

Page 23: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

3

itu apoteker juga berperan untuk membantu penderita menyesuaikan pola diet

sebagaimana yang disarankan ahli gizi, mencegah dan mengendalikan komplikasi

yang mungkin timbul, mencegah dan mengendalikan efek samping obat, memberikan

rekomendasi penyesuaian rejimen dan dosis obat yang harus dikonsumsi penderita

bersama-sama dengan dokter yang merawat penderita. Peran seorang apoteker sangat

penting dalam keberhasilan penatalaksanaan dan pemberian terapi yang tepat,

sehingga tidak menimbulkan Drug Therapy Problems (DTPs). Dengan demikian

diperlukan penelitian tentang keberhasilan penatalaksanaan terapi obat melalui

evaluasi DTPs untuk pasien diabetes.

Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Sardjito karena rumah sakit ini

merupakan paling besar di Yogyakarta, dengan jumlah pasien DM tipe 2 yang

mendapatkan terapi kombinasi yang melakukan pemeriksaan rutin di rumah sakit

tersebut cukup banyak. Selain itu, RSUP Dr. Sardjito memiliki instalasi famasi,

instalasi rawat jalan, unit rekam medis dan unit geriatri yang mendukung pelayanan.

Dari data rekam medik yang diperoleh dapat diidentifikasi adanya DTP pada

penggunaan obat hipoglikemia sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan

kualitas layanan RSUP Dr. Sardjito kepada pasien untuk mendapatkan terapi yang

optimal serta untuk mendukung pelaksanaan patient safety saat ini.

1. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah :

a. Bagaimana karakteristik pasien geriatri DM tipe 2 yang mendapat terapi obat

Page 24: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

4

hipoglikemia kombinasi di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

periode Januari-Juni 2009 (berdasarkan jenis kelamin, usia, penyakit komplikasi

dan penyakit penyerta) ?

b. Bagaimana profil penggunaan obat pada pasien geriatri DM tipe 2 yang mendapat

terapi obat hipoglikemia kombinasi di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr Sardjito

Yogyakarta periode Januari-Juni 2009 ?

c. Berapa besar angka dan persentase kejadian DTPs pada pengobatan pasien geriatri

DM tipe 2 yang mendapat terapi obat hipoglikemia kombinasi di Instalasi Rawat

Jalan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta periode Januari-Juni 2009 yang meliputi:

1) butuh tambahan obat (need for additional drug therapy) ?

2) obat tanpa indikasi (unnecessary drug therapy) ?

3) salah obat (wrong drug) ?

4) dosis terlalu rendah (dosage too low) ?

5) adverse drug reaction ?

6) dosis terlalu tinggi (dosage too high) ?

2. Keaslian Penelitian

Terdapat beberapa penelitian tentang evaluasi DTPs penyakit Diabetes

Mellitus tipe 2 yang sudah dilakukan di RSUP Dr. Sardjito. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya terletak pada subyek penelitian dalam penelitian ini

yaitu pasien geriatri yang mendapat obat hipoglikemia kombinasi di Instalasi Rawat

Jalan, periode yang digunakan Januari-Juni 2009, sedangkan penelitian sebelumnya

tidak memiliki kriteria inklusi tersebut. Maka dapat dikatakan penelitian mengenai

Page 25: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

5

Evaluasi Drug Therapy Problems Obat Hipoglikemia Kombinasi pada Pasien Geriatri

Diabetes Mellitus tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

Periode Januari-Juni 2009 belum pernah dilakukan. Penelitian yang terkait mengenai

evaluasi DTPs obat hipoglikemia untuk penderita Diabetes Mellitus tipe 2 yang telah

dilakukan oleh beberapa peneliti lain dengan judul sebagai berikut ini :

a. Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

Komplikasi Hipertensi di Rumah Sakit Umum Dr. Sardjito Yogyakarta Periode

Tahun 2007-2008 oleh Herlinawati pada tahun 2009 .

b. Evaluasi Drug Related Problems pada Peresepan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

dengan Komplikasi Ishemic Heart Disease di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rapih

Yogyakarta Periode Januari 2005- Desember 2007 oleh Larasati pada tahun 2008.

c. Identifikasi Drug Related Problems dan Pengaruhnya Terhadap Kontrol Gula

Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Jalan yang Diterapi dengan

Insulin di Rumah Sakit D. Sardjito oleh Puspitasari pada tahun 2008.

3. Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah

a. menjadi sumber informasi tentang DTPs pada pengobatan Diabetes Mellitus tipe 2

di RSUP Dr. Sardjito

b. menjadi bahan pertimbangan dalam mengembangkan konsep pelayanan farmasi

klinik di RSUP Dr Sardjito serta untuk meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan.

Page 26: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

6

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengevaluasi adanya Drug Therapy

Problems obat hipoglikemia kombinasi pada pasien geriatri DM tipe 2 di

Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta periode Januari-Juni 2009 .

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk :

a. Mengetahui karakteristik pasien geriatri DM tipe 2 yang mendapat terapi obat

hipoglikemia kombinasi di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr Sardjito

Yogyakarta periode Januari-Juni 2009 (berdasarkan jenis kelamin, usia,

penyakit komplikasi dan penyakit penyerta).

b. Mengetahui profil penggunaan obat pada pasien geriatri DM tipe 2 yang

mendapat terapi obat hipoglikemia kombinasi di Instalasi Rawat Jalan RSUP

Dr Sardjito Yogyakarta periode Januari-Juni 2009.

c. Mengetahui besar angka dan persentase kejadian DTPs pada pengobatan

pasien geriatri DM tipe 2 yang mendapat terapi obat hipoglikemia kombinasi

di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta periode Januari-Juni

2009 yang meliputi:

1) butuh tambahan obat (need for additional drug therapy)

2) obat tanpa indikasi (unnecessary drug therapy)

3) salah obat (wrong drug)

4) dosis terlalu rendah (dosage too low)

Page 27: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

7

5) adverse drug reaction

6) dosis terlalu tinggi (dosage too high)

Page 28: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

8

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Drug Therapy Problems

Drug Therapy Problems (DTPs) merupakan peristiwa yang tidak diinginkan

yang dialami pasien yang memerlukan atau diduga memerlukan terapi obat dan

berkaitan dengan tercapainya tujuan terapi yang diinginkan. Identifikasi DTPs

menjadi fokus penilaian dan pengambilan keputusan terakhir dalam tahap proses

patient care (Cippole, Strand, Morley, 2004). Kejadian DTPs ini menjadi masalah

aktual maupun potensial yang kental dibicarakan dalam hubungan antara farmasis

dengan dokter. Yang dimaksud dengan masalah aktual DTPs adalah masalah yang

sudah terjadi pada pasien dan farmasis harus berusaha menyelesaikannya. Masalah

DTPs yang potensial adalah suatu masalah yang mungkin menjadi risiko yang dapat

berkembang pada pasien jika farmasis tidak melakukan tindakan untuk mencegah

(Rovers, 2003). Mengetahui hal tersebut maka seorang farmasis memegang peran

penting dalam mencegah maupun mengendalikan masalah tersebut.

Ada beberapa hal yang termasuk dalam kategori penyebab timbulnya

permasalahan yang berhubungan dengan DTPs (Cippole dkk., 2004).

1. Butuh tambahan obat (need for additional drug therapy)

Pasien mempunyai masalah medis yang membutuhkan terapi obat meliputi

kondisi penyakit meningkat sehingga membutuhkan obat baru, mengalami penyakit

kronis, terapi obat pencegahan untuk mengurangi risiko berkembangnya kondisi baru

Page 29: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

9

dan pemberian pengobatan tambahan untuk mencapai sinergi dan efek tambahan.

2. Obat tanpa indikasi (unnecessary drug therapy)

Hal ini terjadi jika pasien menggunakan obat tanpa indikasi yang tepat, terapi

dengan dosis toksis, kondisi pengobatan lebih tepat ditangani dengan terapi non-

farmakologi, terapi obat diberikan untuk menghindari efek merugikan dari

pengobatan yang lain dan penyalahgunaan obat, penggunaan alkohol atau merokok,

polifarmasi yang sebaiknya terapi tunggal dan terapi efek samping akibat suatu obat

yang sebenarnya dapat digantikan dengan obat yang lebih aman.

3. Salah obat (wrong drug)

Pasien mendapatkan terapi tidak tepat seperti obat bukan yang paling efektif

dan aman, pasien alergi atau kontraindikasi, sudah resisten terhadap infeksi, dan

kondisi pengobatan yang tidak dapat sembuh dengan produk obat.

4. Dosis terlalu rendah (dosage too low)

Penyebab terjadinya ialah dosis terlalu rendah untuk menghasilkan respon

yang diinginkan, interaksi obat mengurangi jumlah ketersediaan obat yang aktif,

durasi obat terlalu singkat untuk menghasilkan respon yang diinginkan, pemilihan

obat, dosis, rute pemberian dan sediaan obat tidak tepat.

5. Adverse Drug Reaction

Penyebabnya ialah pasien menerima produk obat yang menyebabkan reaksi

alergi atau idiosinkrasi, pengaturan dosis obat diganti terlalu cepat, bioavalibilitas

atau efek obat diubah oleh obat lain atau makanan dan interaksi obat.

Page 30: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

10

Salah satu yang menjadi kriteria terjadinya DTPs Adverse Drug Reaction

adalah terjadinya interaksi obat. Tidak semua obat bermakna secara klinis. Beberapa

interaksi obat secara teoritis mungkin terjadi, sedangkan interaksi obat yang lain yang

harus dihindari atau memerlukan pemantauan yang cermat. Tatro (2001) menilai

interaksi obat melalui peringkat signifikasi, onset, tingkat keparahan efek interaksi

dan dokumentasinya.

a. Peringkat Signifikansi

Peringkat signifikansi interaksi bervariasi dari derajat 1 sampai 5. Derajat 1

adalah interaksi yang parah dan telah terdokumentasi dengan baik. Derajat 5 adalah

interaksi yang dokumentasinya tidak lebih dari possible atau unlikely.

Tabel I. Peringkat Signifikansi Klinis Interaksi Obat Menurut Tatro (2001)

Peringkat signifikansi Signifikansi Dokumentasi 1 Major Suspected atau lebih 2 Moderate Suspected atau lebih 3 Minor Suspected atau lebih 4 Major/Moderate Possible

Minor Possible 5 Any Unlikely

b. Onset

Onset adalah mulai efek kerja interaksi suatu obat yang terbagi dalam 2

kelompok yaitu rapid dan delayed. Onset rapid ialah efek akan terjadi dalam kurun

waktu 24 jam setelah pemakaian obat yang berinteraksi, sehingga diperlukan tindakan

segera. Onset delayed ialah efek tidak akan terjadi sampai beberapa hari atau minggu

setelah pemakaian obat. Tidak memerlukan tindakan segera.

Page 31: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

11

c. Tingkat keparahan efek interaksi

Berdasarkan tingkat keparahan efek interaksi suatu obat terbagi dalam 3

kelompok yaitu major, moderate, minor. Tingkat keparahan major ialah efek yang

terjadi secara potensial mengancam jiwa atau dapat menyebabkan kerusakan yang

bersifat menetap. Efek dapat menyebabkan perubahan status klinik dan penambahan

pengobatan merupakan tingkat keparahan moderate. Efek yang biasanya ringan tidak

memerlukan tambahan pengobatan merupakan tingkat keparahan minor.

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah derajat kepercayaan dari interaksi obat yang dapat

menyebabkan perubahan respon klinis. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi

terdokumentasinya suatu efek interaksi obat khususnya pada pasien tertentu.

Dokumentasi tidak menunjukkan besarnya insidensi atau frekuensi interaksi, serta

tidak tergantung pada keparahan efek interaksi. Dekomentasi terbagi dalam 5

kelompok yaitu established, probable, suspected, possible dan unlikely. Dokumentasi

established ialah derajat kepercayaan yang telah dapat membuktikan interaksi terjadi

disertai suatu kontrol penelitian yang baik. Kelompok kedua yaitu probable ialah

sangat mungkin terjadi interaksi tetapi tidak ada bukti klinis. Yang ketiga yaitu

suspected ialah interaksi obat mungkin terjadi dan terdapat beberapa data yang baik,

tetapi membutuhkan studi penelitian lebih lanjut. Kelompok keempat yaitu possible

ialah interaksi obat dapat terjadi tetapi data masih sangat terbatas. Dan yang kelima

yaitu unlikely ialah derajat kepercayaan yang meragukan untuk terjadi interaksi obat

dan tidak ada perubahan efek klinis yang jelas.

Page 32: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

12

6. Dosis terlalu tinggi (dosage too high )

Beberapa penyebabnya ialah dosis pemberian terlalu tinggi, frekuensi

pemberian terlalu cepat, durasi obat terlalu panjang, dan interaksi obat yang terjadi

menghasilkan efek toksik.

7. Ketidaktaatan (inappropiate compliance)

Beberapa penyebabnya ialah pasien tidak memahami instruksi, lebih memilih

untuk tidak melakukan pengobatan, lupa melakukan pengobatan, tidak sanggup

menebus obat karena terlalu mahal, tidak dapat menelan atau melakukan pemberian

sendiri dengan tepat dan produk obat tidak tersedia.

B. Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit atau gangguan

metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula

darah (hiperglikemia) disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan

protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta

Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel

tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).

1. Klasifikasi

Berdasarkan etiologi, American Diabetes Association (ADA)

mengklasifikasikan Diabetes Mellitus menjadi :

a. Diabetes Mellitus tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)

Diabetes Mellitus tipe 1 merupakan diabetes yang tergantung pada insulin

Page 33: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

13

yang disebabkan oleh adanya reaksi autoimun sehingga sel beta (ß) penghasil insulin

pada pulau-pulau langerhans pankreas menjadi rusak, akibatnya tubuh menjadi

kekurangan insulin (Triplitt dkk., 2005).

Destruksi autoimun dari sel ß langerhans kelenjar pankreas melibatkan

defisiensi sekresi insulin sehingga menyebabkan gangguan metabolisme yang

menyertai DM tipe 1. Selain itu, sel alfa (a ) kelenjar pankreas pada penderita DM tipe

1 yang tidak normal. Secara normal, hiperglikemia akan menurunkan sekresi

glukagon, namun pada penderita DM tipe 1 sekresi glukagon tetap tinggi walaupun

dalam keadaan hiperglikemi. Hal ini memperparah keadaan ketoasidosis diabetik jika

tidak mendapat terapi insulin (Anonim, 2005 a).

b. Diabetes Mellitus tipe 2 atau Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)

Pada diabetes tipe ini terjadi penurunan kemampuan insulin bekerja di

jaringan perifer (resistensi insulin dan disfungsi sel ß). Akibatnya, pankreas tidak

mampu memproduksi insulin yang cukup untuk mengkompensasi resistensi insulin.

Kedua hal ini menyebabkan terjadinya defisiensi insulin relatif (Widijanti, 2006)

Berbeda dengan DM tipe 1, pada penderita DM tipe 2 terutama yang berada

pada tahap awal, umumnya dapat terdeteksi jumlah insulin yang cukup di dalam

darahnya, di samping kadar glukosa yang tinggi. Jadi, awal patofisiologis DM tipe 2

bukan karena kurangnya sekresi insulin, tapi karena sel-sel sasaran insulin tidak

mampu merespon insulin secara normal. Apabila tidak ditangani dengan baik, pada

perkembangannya penderita DM tipe 2 akan mengalami kerusakan sel-sel ß pankreas

yang terjadi secara progesif yang seringkali akan mengakibatkan defisiensi insulin

Page 34: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

14

sehingga akhirnya penderita memerlukan insulin eksogen (Anonim, 2005 a).

c. Diabetes Mellitus Tipe Spesifik

Meliputi individu dengan gangguan genetik fungsi sel ß, gangguan genetik

kerja insulin, penyakit endokrin pankreas, endokrinopati (akromegali, sindrom

Chusing), Diabetes Mellitus karena obat atau bahan kimia, infeksi dan sindrom

genetik (Triplitt dkk., 2005)

d. Diabetes Mellitus Gestasional

Diabetes Mellitus gestasional adalah diabetes yang dialami oleh wanita

terutama pada masa kehamilan yang diakibatkan adanya intoleransi glukosa selama

kehamilan. Diabetes gestasional terjadi pada 7% dari seluruh wanita hamil (Triplitt

dkk., 2005).

2. Gejala

Pada DM Tip e 1 gejala awalnya adalah rasa haus dan berkemih yang

berlebihan, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-anak).

Pernafasan menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki

keasaman darah. Bau nafas penderita tercium seperti bau aseton. Tanpa pengobatan,

ketoasidosis diabetikum bisa berkembang menjadi koma, kadang dalam waktu hanya

beberapa jam. Bahkan setelah mulai menjalani terapi insulin, penderita Diabetes tipe I

bisa mengalami ketoasidosis jika mereka melewatkan satu kali penyuntikan insulin

atau mengalami stres akibat infeksi, kecelakaan atau penyakit yang serius (Anonim,

2008 a).

Penderita DM tipe 2 bisa tidak menunjukkan gejala-gejala selama beberapa

Page 35: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

15

tahun. Jika kekurangan insulin semakin parah, maka timbullah gejala yang berupa

sering berkemih dan sering merasa haus. Jika kadar gula darah sangat tinggi (sampai

lebih dari 1.000mg/dL, biasanya terjadi akibat stres misalnya infeksi atau obat-

obatan), maka penderita akan mengalami dehidrasi berat, yang bisa menyebabkan

kebingungan mental, pusing, dan kejang (Anonim, 2008 a).

3. Diagnosis

Menurut American Association of Clinical Endocrinologists (2007), diagnosa

Diabetes Mellitus baru dapat dipastikan jika :

a. Adanya gejala seperti poliuria, polidipsia dan penurunan berat badan yang cepat

tanpa sebab yang jelas dan kadar glukosa darah acak = 200mg/dl atau

b. Kadar glukosa darah puasa (GDP) (dengan menggunakan plasma vena) =

126mg/dl. Puasa didefinisikan sebagai tidak adanya masukan kalori selama

setidaknya 8 jam atau

c. Kadar glukosa plasma = 200mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram

pada tes toleransi glukosa oral (TTGO).

Untuk kelompok tanpa keluhan khas, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah

abnormal tinggi (hiperglikemia) satu kali saja tidak cukup kuat untuk menegakkan

diagnosis DM. Diperlukan konfirmasi atau pemastian lebih lanjut dengan

mendapatkan paling tidak satu kali lagi kadar gula darah sewaktu yang abnormal

(Anonim, 2005 a).

Page 36: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

16

4. Komplikasi

Komplikasi dapat bersifat akut atau kronis. Komplikasi akut terjadi jika kadar

glukosa darah seseorang meningkat atau menurun drastis jika seseorang menjalani

diet terlalu ketat. Komplikasi kronis berupa kelainan pembuluh darah yang akhirnya

dapat menyebabkan serangan jantung, ginjal, saraf dan penyakit berat lainnya.

a. Komplikasi Akut

1) Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah suatu keadaan klinik gangguan saraf yang disebabkan

penurunan glukosa darah. Hipoglikemia ditandai dengan lemas, gemetar, pusing,

pandangan berkunang-kunang, keluar keringat dingin, detak jantung meningkat,

sampai kehilangan kesadaran. Jika tidak tertolong dapat terjadi kerusakan otak

dan akhirnya kematian (Soegondo, 2006 a).

2) Ketoasidosis Diabetik

Asidosis yang disebabkan oleh pemecahan lemak yang ber lebih, yang

menyebabkan akumulasi asam-asam lemak dan senyawa-senyawa keton di dalam

tubuh. Salah satu gejalanya nafas penderita berbau khas seperti buah dan

kecepatan nafas lebih cepat dari normal. Keadaan ketoasidosis ini dapat

mengakibatkan kehilangan kesadaran, koma dan akhirnya meninggal dunia

(Soegondo, 2006 a).

b. Komplikasi Kronis

Komplikasi kronis Diabetes Mellitus terjadi pada semua pembuluh darah

di seluruh bagian tubuh (angiopati diabetik). Angiopati dibagi menjadi 2 yaitu :

Page 37: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

17

1) Makroangiopati (makrovaskuler)

Jenis komplikasi makrovaskuler yang umum berkembang adalah penyakit

vaskuler perifer, gagal jantung, jantung koroner, infark miokard, dan kematian

mendadak. Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit

jantung (Triplitt dkk., 2005). Yang lebih sering merasakan komplikasi ini adalah

DM tipe 2 yang umumnya menderita hipertensi, dislipidemia dan atau

kegemukan (Soegondo, 2006 a).

2) Mikroangiopati (mikrovaskuler)

Yang termasuk dalam komplikasi mikrovaskuler yaitu retinopati,

nefropati dan neuropati. Hal yang dapat mendorong terjadinya komplikasi

tersebut ialah terjadinya hiperglikemia dan pembetukan protein terglikasi yang

menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi semakin lemah dan rapuh dan

terjadi penyumbatan pada pembuluh darah kecil (Soegondo, 2006 a).

a) Retinopati

Kejadian retinopati diabetik dikarenakan mikroangiopati yang terjadi

pada arteriola prekapiler retinal, kapiler, dan venula. Kerusakan disebabkan

karena kebocoran mikrovaskuler karena terurainya barier retinal sehingga darah

dapat masuk dan adanya sumbatan mikrovaskuler (Watkins, 2003).

b) Neuropati

Neuropati terjadi, akibat adanya kerusakan pada pembuluh darah kecil

yang memberi nutrisi pada saraf perifer dan metabolisme gula yang abnormal

(Triplitt dkk., 2005).

Page 38: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

18

c) Nefropati

Kadar glukosa yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh

darah sehingga dapat menyebabkan penurunan kualitas kerja ginjal (Triplitt dkk.,

2005).

5. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

Tujuan umum penatalaksanaan Diabetes Mellitus adalah memperbaiki

kelainan metabolisme pasien sehingga dapat mempertahankan status kesehatan pasien

dan memperpanjang harapan hidup pasien. Pendekatan penatalaksanaan terapi

Diabetes melitus yang lain dipusatkan pada adanya resistensi insulin dan usaha untuk

meningkatkan kemampuan insulin yang tersedia dalam memacu pengambilan glukosa

oleh jaringan (Asdie, 2000).

Pada penatalaksanaan terapi Diabetes Mellitus terdapat terapi primer dan

terapi sekunder. Penatalaksanaan terapi primer meliputi edukasi, diet, dan olahraga

sedangkan terapi sekunder dengan insulin , obat hipoglikemia oral dan cangkok

pankreas (Asdie, 2000).

Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat (pengaturan diet dan olahraga)

belum berhasil mengendalikan kadar glukosa darah penderita, maka perlu dilakukan

langkah berikutnya berupa penatalaksanaan terapi obat, baik dalam bentuk terapi obat

hipoglikemik oral, terapi insulin, atau kombinasi keduanya (Anonim, 2005 a).

Page 39: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

19

Gambar 1. Algoritma Terapi untuk Pasien DM Tipe 2 Menurut AACE

Tabel II. Korelasi Nilai HbA1C dengan Kadar Glukosa Darah

HbA1C (%)

Kadar Glukosa Darah (mg/dl)

6 126 7 154 8 183 9 212

10 240 11 269 12 298

(ADA, 2009)

Page 40: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

20

a. Terapi non farmakologi

1) Diet

Terapi nutrisi medis direkomendasikan untuk semua penderita DM.

Melalui terapi ini diharapkan dapat mencapai outcome metabolik yang optimal

dan pencegahan serta terapi komplik asi. Untuk orang dengan DM tipe 1, fokus

terutama pada pemberian insulin dan diseimbangkan dengan diet untuk mencapai

dan menjaga berat badan yang ideal. Pada pasien DM tipe 2 dilakukan

pembatasan kalori untuk mencapai penurunan berat badan. Penurunan berat

badan dapat menurunkan faktor risiko pada orang DM tipe 2 (Triplitt dkk.,

2005).

2) Olah Raga.

Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula

darah tetap normal. Prinsipnya, tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan

asalkan dilakukan secara teratur akan bagus pengaruhnya bagi kesehatan. Olah

raga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin

dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa (Anonim, 2005 a).

b. Terapi Farmakologi

1) Terapi Insulin

Bagi penderita DM Tipe 1 terapi insulin sangat dibutuhkan karena pada

penderita DM Tipe 1, sel-sel ß Langerhans kelenjar pankreas penderita telah

rusak, sehingga tidak lagi dapat memproduksi insulin. Untuk itu penderita harus

mendapat insulin eksogen untuk membantu agar metabolisme karbohidrat di

Page 41: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

21

dalam tubuhnya dapat berjalan normal. Penderita DM Tipe 2 tertentu

kemungkinan juga membutuhkan terapi insulin apabila terapi lain yang diberikan

tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah (Anonim, 2005 a).

Dahulu terapi insulin untuk pasien DM tipe 2 dianggap sebagai pilihan

yang terakhir, tetapi, hal tersebut mulai berubah seiring dengan waktu. Blonde

(2007) menyatakan bahwa terapi insulin intensif pada DM tipe 2 yang baru

terdiagnosa dapat meningkatkan kontrol glukosa darah dalam jangka waktu lama

menurunkan risiko mikrovaskular dan makrovaskuler, serta potensial

meningkatkan fungsi sel ß pankreas.

Insulin yang disekresikan oleh sel-sel ß pankreas akan langsung

diinfusikan ke dalam hati melalui vena porta, lalu didistribusikan ke seluruh

tubuh melalui sirkulasi sistemik yang selanjutnya berperan untuk membantu

transpor glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan insulin menyebabkan

glukosa darah tidak dapat atau terhambat masuk ke dalam sel. Akibatnya,

glukosa darah akan meningkat, dan sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan

sumber energi sehingga tidak dapat memproduksi energi sebagaimana

seharusnya (Anonim, 2005 a).

Tabel III. Beberapa Sediaan Insulin di Indonesia Nama Awal Kerja

(jam) Efek Puncak

(jam) Lama Kerja

(Jam) 1. Kerja Cepat Actrapid® Humulin-R®

0,5-1 0,5-1,5 3-5

2. Kerja menengah Insultard® 2-4 4-10 10-16 Humulin® N 3-4 4-12 12-18

Page 42: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

22

3. Kerja campur Mixtard® 30 Humulin® 30/70

0,5-1

Tidak ada

10-16

4. Kerja panjang Lantus® 2-4 Tidak ada 24

(Soegondo, 2006 a)

2) Terapi Obat Hipoglikemia Oral

Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat hipoglikemik oral dapat

dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu:

a) Golongan Sulfonilurea

Sifat perangsangan obat golongan ini berbeda dengan perangsangan

oleh glukosa, karena ketika kondisi hiperglikemia sel pankreas gagal

merangsang sekresi insulin, senyawa-senyawa obat ini masih mampu

meningkatkan sekresi insulin. Oleh sebab itu, obat-obat golongan sulfonilurea

sangat bermanfaat untuk penderita diabetes yang kelenjar pankreasnya masih

mampu memproduksi insulin, tetapi karena sesuatu hal terhambat sekresinya

(Anonim, 2005 a). Obat golongan sulfonilurea be risiko tinggi terjadi

hipoglikemia jika pasien berusia lanjut dan mengalami insufisiensi renal atau

gangguan hati (Triplitt dkk., 2005).

Golongan sulfonilurea terdiri dari 2 agen generasi. Agen generasi

pertama meliputi klorpropamid, tolbutamid, karbutamid, asetoxamid,

tolazamid dan glikodiazin. Agen generasi kedua meliputi glibenklamid,

glipizid, glik lazid dan glimepirid (Karam, 2007).

Page 43: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

23

(1) Glibenklamid

Cara kerja glibenklamid adalah dengan meningkatkan sekresi insulin

dari sel ß pankreas, menurunkan glukosa dari hati, dan meningkatkan

sensitifitas insulin di jaringan perifer. Untuk pasien geriatri dosis awalnya

adalah 1,25-5 mg perhari dapat ditingkatkan dengan dosis maksimal yang

dianjurkan 20 mg perhari. Obat golongan tiazid dan beta bloker dapat

menurunkan efektfitas glibenklamid. Sedangkan penggunaan yang bersamaan

dengan golongan obat antikoagulan, salisilat, anti inflamasi non steroid atau

pun MAO inhibitor dapat meningkatkan risiko terjadinya hipoglikemia (Lacy,

Armstrong, Goldman,Lance, 2006).

(2) Gliklazid

Durasi obat ini di dalam tubuh adalah 12 jam untuk itu pemberiannya

cukup 1-2 kali dalam sehari. Dosis awal penggunaannya 40-80 mg sekali

sehari, dosis maksimumnya 320 mg dalam sehari. Obat ini dimetabolisme di

hati dan metabolit dan konjugatnya ini tidak menyebabkan efek hipoglikemia

(Karam, 2007).

(3) Glipizid

Efek maksimumnya mampu menurunkan kadar glukosa post prandial.

Glipizid mempunyai waktu paruh 2-4 jam dengan lama kerjanya 10-16 jam.

Obat ini seharusnya dikonsumsi 30 menit sebelum makan karena jika

bersamaan dengan makanan maka kecepatan absorpsinya dapat tertunda

(Karam, 2007). Dosis awal 2,5-5 mg 30 menit sebelum sarapan. Bila

Page 44: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

24

diperlukan ditingkatkan 5 atau 10 mg sampai 3 kali sehari sebelum makan,

maksimal 20 mg sehari (Anonim, 2000).

Obat ini dikontraindikasikan untuk pasien yang memiliki gangguan

hati atau ginjal, memiliki risiko tinggi terhadap hipoglikemia tetapi karena

potensinya lebih rendah dan durasinya lebih singkat maka obat ini lebih baik

digunakan untuk pasien lanjut usia dibandingkan dengan gliburid (Karam,

2007).

(4) Glikuidon.

Dosis awalnya adalah 15 mg sehari, sebelum makan pagi, dapat

ditingkatkan menjadi 45-60 mg sehari terbagi dalam 2 atau 3 dosis. Dosis

maksimal glikuidon dalam sehari adalah 180 mg (Soegondo, 2006 a).

(5) Glimepirid

Obat ini diberikan sekali sehari untuk monoterapi namun dapat juga

dikombinasikan dengan insulin untuk menurunkan kadar glukosa pasien yang

tidak dapat dikontrol hanya dengan diet dan olahraga (Karam, 2007). Dosis

awal untuk pasien usia lanjut yaitu 0,5-1 mg sekali konsumsi dan dosis

maksimalnya 8 mg per hari (Soegondo, Soewondo, Subekti, 2004).

b) Golongan Meglitinida dan Turunan Fenilalanin

Obat golongan glinida ini merupakan obat hipoglikemik generasi baru

yang kerjanya mirip dengan golongan sulfonilurea. Kedua golongan senyawa

hipoglikemik oral ini bekerja meningkatkan sintesis dan sekresi insulin oleh

kelenjar pankreas. Umumnya senyawa obat hipoglikemik golongan

Page 45: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

25

meglitinida dan turunan fenilalanin ini dipakai dalam bentuk kombinasi

dengan obat-obat antidiabetik oral lainnya (Carlisle, Kroon, Kimble, 2005).

c) Golongan Biguanida

Obat hipoglikemik oral golongan biguanida bekerja langsung pada hati

dengan menurunkan produksi glukosa hati. Senyawa-senyawa golongan

biguanida tidak merangsang sekresi insulin, dan hampir tidak pernah

menyebabkan hipoglikemia. Satu-satunya senyawa biguanida yang masih

dipakai sebagai obat hipoglikemik oral di United State adalah metformin.

Kerja obat ini adalah meningkatkan sensitivitas insulin pada hati dan jaringan

perifer, sehingga meningkatkan ambilan glukosa (Triplitt dkk., 2005).

Sangat penting untuk memulai dosis dari dosis rendah dan dapat

ditingkatkan secara bertahap digunakan bersama an waktu makan hal ini

dilakukan untuk mengurangi risiko gangguan saluran pencernaan yang

mungkin dapat terjadi (Karam, 2007). Tablet 500 mg dapat digunakan 3 kali

sehari bersamaan dengan waktu makan, atau 850 mg digunakan 2 kali sehari

namun pada beberapa pasien dapat digunakan 3 kali sehari (Semla, Beizer,

Higbee, 2002)

Monoterapi dengan metformin secara konsisten menurunkan level

HbA1c sebanyak 1,5-1,7% dan level GDP sebesar 50-70 mg/dl. Metformin

juga menurunkan kadar asam lemak bebas, kolesterol total (5-10%), dan

trigliserid plasma (10-20%) dengan sedikit atau tanpa perubahan pada HDL

(Carlisle dkk., 2005).

Page 46: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

26

Beberapa obat dapat berinteraksi dengan meformin seperti simetidin,

nifedipin, furosemid, ranitidin, amiloridine, prokainamid yang dapat

meningkatkan efek dari metformin sehingga dapat meningkatkan terjadinya

hipoglikemia (Semla dkk., 2002).

d) Golongan Tiazolidindion (TDZ)

Golongan obat ini bekerja dengan cara meningkatkan kepekaan tubuh

terhadap insulin dengan mengikat PPAR? (peroxisome proliferator activated

receptor-gamma) yang terutama terdapat pada sel lemak dan sel vaskuler.

Dengan demikian thiazolidindion secara tidak langsung meningkatkan

sensitivitas insulin pada otot, liver, dan jaringan lemak (Triplitt dkk., 2005).

Seperti halnya biguanin, obat golongan ini juga tidak menyebabkan

hipoglikemia. Pioglitazone dan rosiglitazone termasuk dalam obat golongan ini,

kedua obat ini efektif jika digunakan secara tunggal maupun dikombinasikan

dengan golongan sulfonilurea atau metformin atau insulin (Karam, 2007).

e) Golongan Inhibitor a-Glukosidase

Golongan obat ini bekerja dengan cara menghambat enzim alfa

glukosidase yang terdapat di dinding usus halus. Enzim-enzim a-glukosidase

(maltase, isomaltase, glukomaltase dan sukrase) berfungsi untuk menghidrolisis

oligosakarida, pada dinding usus halus. Inhibisi kerja enzim ini secara efektif

dapat mengurangi pencernaan karbohidrat kompleks dan absorbsinya, sehingga

obat dapat mengurangi peningkatan kadar glukosa post prandial pada penderita

Diabetes. Senyawa inhibitor a-glukosidase juga menghambat enzim a-amilase

Page 47: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

27

pankreas yang bekerja menghidrolisis polisakarida di dalam lumen usus halus.

Sehingga obat ini hanya mempengaruhi kadar glukosa darah pada waktu makan

dan tidak mempengaruhi kadar glukosa darah setelah itu (Triplitt dkk., 2005).

Akarbose merupakan obat yang termasuk dalam golongan ini, tersedia

dalam tablet 50 mg dan 100 mg. Dosis awal pengunaan dapat dimulai dengan

pemberian 50 mg 3 kali sehari, secara bertahap dapat ditingkatkan hingga 100

mg untuk 3 kali sehari. Obat ini memiliki keuntungan untuk mengatasi

hiperglikemia postprandial, sehingga alangkah baik jika digunakan setelah

suapan pertama saat makan (Karam, 2007).

f) Golongan Dipeptidyl-peptidase-4 (DPP-4)

DPP 4 inhibitor menurunkan hormon inkretin yang berfungsi

meningkatkan sekresi insulin dan menekan produksi glukagon, sehingga dapat

memperbaiki fungsi keseimbangan antara glukagon dan insulin (AACE, 2007).

DPP 4 menghambat penurunan glukosa darah puasa dan glukosa post prandial.

Obat golongan ini berperan untuk menghambat DPP 4. Pada suatu penelitian,

efektivitas obat golongan ini sebanding dengan obat golongan sulfonilurea dan

metformin. Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah vildagliptin,

saxagliptin dan sitagliptin yang digunakan satu kali sehari. Sitagliptin

dieliminasi melalui ginjal, pada pasien yang menderita insufisiensi renal dosis

penggunaannya harus diturunkan (AACE, 2009).

g) Glucagonlike Peptide-1 Agonist (GLP-1)

Obat golongan ini berperan seperti halnya GLP-1 (glucagon- like

Page 48: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

Obat golongan ini berperan seperti halnya GLP-1 (glucagon-like

peptide-1). GLP-1 berfungsi untuk memacu sekresi insulin dan menghambat

pelepasan glucagon. Mekanisme aksi penurunan glukosa darah dari obat

golongan ini terjadi secara alami seperti pada hormon inkretin. Aksinya

meliputi memacu produksi insulin, dan merespon peningkatan glukosa darah,

menghambat pelepasan glukagon setelah makan, dan memperlambat absorbsi

makanan. Exenatide merupakan salah satu obat yang termasuk dalam golongan

ini. Exenatide dapat dikombinasikan dengan golongan sulfonilurea, metformin,

dan tiazollidindion.

Tabel IV. Obat Hipoglikemia Oral yang Beredar di Indonesia

Nama

Generik

Nama

Dagang

Dosis

harian

(mg)

Dosis Awal

untuk Elderly

(mg/hari)

Dosis

maksimal

(mg/hari)

Lama

kerja

(jam)

1. Sulfonilurea

Klorpropamid

(100-250 mg)

Diabenese® 100-500 300 500 24-36

Glibenklamid

(2,5mg-5mg) Euglucon®

Prodiabet®

2,5-5 - - 12-24

Glipizid

(5 mg-10mg)

Minidiab®

Glucotrol®

5-20 2,5-5 40 10-16

Glikazid

(80 mg)

Diamicron®

Glucodex®

30-120 - - 10-20

Glikuidon

(30 mg)

Glurenorrn® 30-120 - - -

Glimepirid

(1 mg, 2 mg, 3

mg, 4 mg)

Amaryl®

Gluvas®

6 0,5-1 8 24

2. Short-Acting Insulin Secretagogues (Glinid)

Nateglinid

(120 mg)

Starlix® 360 120 dengan

makanan

360 4

Repaglinid

(0,5 mg, 1 mg,

2 mg)

Novonorm® 6 0,5-1 dengan

makanan

16 4

Page 49: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

Nama

Generik

Nama

Dagang

Dosis

harian

(mg)

Dosis Awal

untuk Elderly

(mg/hari)

Dosis

maksimal

(mg/hari)

Lama

kerja

(jam)

3. Biguanid

Metformin

(500-850mg)

Glucopaghe®

Diabex®

Neodipar®

250-3000 1000 2550 6-8

4. Thiazolindione/ Glitazon

Pioglitazon

(15 mg- 30

mg)

Actos® 15-30 15 45 24

5. Penghambat α-glukosidase25 mg

Acarbose

(50-100 mg)

Glucobay® 50-300 75

300 12-24

(Soegondo, dkk., 2004 dan Semla dkk., 2002)

b. Terapi kombinasi

Pemberian obat hipoglikemia oral (OHO) maupun insulin selalu dimulai dengan dosis

rendah, untuk kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai dengan respon kadar

glokosa darah. Terapi dengan OHO kombinasi, dipilih berdasarkan dua macam obat

dari kelompok yang mempunyai mekanisme kerja berbeda. Bila sasaran kadar

glukosa darah belum tercapai, dapat pula diberikan kombinasi tiga OHO dari

kelompok yang berbeda atau kombinasi OHO dengan insulin. Pada pasien dengan

alasan klinik di mana insulin tidak memungkinkan untuk dipakai, dipilih terapi

dengan kombinasi tiga OHO. Bila kadar glukosa darah sepanjang hari masih tidak

dapat terkendali, maka OHO dihentikan dan diberikan insulin saja. Untuk kombinasi

OHO dan insulin, yang banyak dipergunakan adalah kombinasi OHO dengan insulin

basal (insulin kerja sedang/panjang) yang diberikan pada malam hari menjelang tidur.

Page 50: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

30

Dengan pendekatan terapi tersebut pada umumnya dapat memperoleh kendali glukosa

darah yang baik dengan dosis insulin yang cukup kecil (Soegondo, 2006 a).

C. Geriatri

Istilah geriatri berasal dari geros yang artiny usia lanjut dan iateria yg artinya

merawat. Pada usia ini terjadi proses menua yang akan mengakib atkan timbulnya

beberapa perubahan fisiologi, anatomi, psikologi dan sosiologi. Keadaan ini

cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan (Darmojo dan Martono,

2004).

Menurut WHO, geriatri diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu lansia

(elderly) dengan kisaran usia 60-75 tahun, tua (old ) dengan kisaran usia 75-90, dan

sangat tua (very old) dengan kisaran usia lebih dari 90 tahun (Laksmiarti dan

Maryam, 2002).

Proses menua dapat mempengaruhi farmakokinetik dan farmakodinamik obat

di dalam tubuh. Proses farmakokinetik meliputi absorbsi, distribusi, metabolisme dan

ekskresi, sedangkan proses farmakodinamik berupa antaraksi obat dengan reseptor.

Salah satu organ yang mengalami penurunan fungsi yaitu ginjal yang merupakan jalur

utama ekskresi mengalami perubahan saluran ginjal (laju filtrasi glomeruler)

akibatnya waktu paruh eliminasi obat dapat lebih lama berada dalam tubuh. Hal ini

memungkinkan perpanjangan kinerja farmakologi dan toksikologi obat (Donatus,

1999). Maka dianjurkan untuk pemilihan obat hipoglikemia yang tepat dan

pemberian dosis yang disesuaikan dengan kondisi pasien geriatri (Rochmah, 2006).

Page 51: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

31

D. Keterangan Empiris

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran evaluasi Drug Therapy

Problems obat hipoglikemia kombinasi pada pasien geriatri Diabetes Mellitus tipe 2

di instalasi rawat jalan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari-Juni 2009.

Page 52: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai evaluasi Drug Therapy Problems obat hipoglikemia

kombinasi pada pasien geriatri DM tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr Sardjito

Yogyakarta periode Januari-Juni 2009 merupakan jenis penelitian non eksperimental

dengan rancangan penelitian deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Penelitian

ini bersifat non eksperimental karena tidak ada perlakuan pada subyek penelitian

(Pratiknya, 2001). Rancangan penelitian deskriptif ini karena data yang diperoleh

kemudian dievaluasi berdasarkan studi pustaka dan dideskripsikan dengan

memaparkan fenomena yang terjadi, yang ditampilkan dalam bentuk tabel dan

gambar. Penelitian ini bersifat retrospektif karena data yang digunakan dalam

penelitian ini diambil dengan melakukan penelusuran dokumen terdahulu, yaitu pada

lembar rekam medik pasien geriatri DM tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr

Sardjito Yogyakarta periode Januari-Juni 2009.

B. Definisi Operasional Variabel

1. Geriatri adalah pasien yang berusia lebih atau sama dengan 60 tahun.

2. Rekam medik merupakan lembar catatan dokter dan perawat yang berisi data

laboratorium, data klinis serta perkembangan kondisi pasien geriatri DM tipe 2

yang menerima terapi obat hipoglikemia kombinasi di Instalasi Rawat Jalan RSUP

Page 53: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

33

Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni 2009.

3. Drug Therapy Problems yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah butuh

tambahan obat, obat tanpa indikasi, salah obat, dosis terlalu rendah, adverse drug

reaction dan dosis terlalu tinggi.

4. Kelas terapi obat adalah kelompok besar obat yang terdiri dari beberapa golongan

obat yang mempunyai sasaran pengobatan yang sama, dikelompokkan berdasarkan

formularium RSUP Dr. Sardijito tahun 2009.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah pasien rawat jalan poliklinik geriatri RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi meliputi pasien geriatri yang

berusia 60 tahun atau lebih dengan diagnosa utama Diabetes Mellitus tipe 2, memiliki

data laboratorium terutama data glukosa darah (GDP/2JPP) dan menggunakan

kombinasi 2 atau lebih obat hipoglikemia oral dan obat hipoglikemi kombinasi

dengan insulin.

Jumlah pasien DM tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr Sardjito

Yogyakarta periode Januari-Juni 2009 adalah sebanyak 185 pasien, di mana yang

memenuhi kriteria inklusi sebanyak 26 pasien.

D. Bahan Penelitian

Alat yang diperlukan berupa lembar pengumpulan data, alat tulis untuk

menulis data secara langsung, buku pedoman dan guideline pengobatan Diabetes

Page 54: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

34

Mellitus seperti Pharmacotherapy, Informatorium Obat Nasional (IONI), dan

Informasi Spesialite Obat (ISO), Guidelines for Clinical Practice for The

Management of Diabetes Mellitus, Standard of Medical Care in Diabetes-2009; buku

pedoman interaksi obat dan perhitungan dosis meliputi Geriatric Dosage Handbook,

Drug Informatorium Handbook, Drug Interaction Fact.

Bahan yang digunakan adalah kartu rekam medik pasien yang mencakup data

pasien, data obat, riwayat penyakit, kondisi pasien dan data laboratorium pasien.

Kartu rekam medik merupakan informasi sekaligus sarana komunikasi yang

dibutuhkan pasien, maupun pelayanan kesehatan dan pihak terkait untuk

mempertimbangkan dalam menentukan suatu kebijakan tatalaksanan atau tindakan

medik. Rekam medik memuat informasi karakteristik demografi pasien, tanggal

kunjung, tanggal rawat, tanggal selesai rawat, riwayat penyakit riwayat pengobatan,

catatan anamnesis, gejala klinik yang diobservasi, pemeriksaan lain, catatan

diagnosis, dan paraf dokter yang menangani, dan petugas perekam medik.

E. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Instalasi Catatan Medis RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

yang terletak di Jalan Kesehatan No. 1 Sekip Yogyakarta.

F. Tata Cara Penelitian

Penelitian mengenai Evaluasi Drug Therapy Problems Obat hipoglikemia

kombinasi pada pasien geriatri penderita DM tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan di RSUP

Page 55: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

35

Dr Sardjito Yogyakarta periode Januari-Juni 2009 dilakukan dalam beberapa tahap :

1. Persiapan

Tahap ini dilakukan pada bulan Agustus hingga Oktober 2009. Pada tahap awal

penelitian ini, peneliti mencari pustaka yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan. Setelah proposal disusun, kemudian surat ijin penelitian diajukan kepada

pihak fakultas dan ditandatangani oleh Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma. Selanjutnya proposal dan surat tersebut disampaikan kepada Direktur RSUP

Dr. Sardjito Yogyakarta untuk dapat melakukan penelitian dengan tembusan kepada

Kepala Bagian Pendidikan dan Penelitian. Setelah mendapat ijin, maka peneliti

mengajukan permohonan untuk mendapatkan keterangan kelaikan etik (Ethical

Clearance) kepada kepala Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan di

Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Setelah mendapatkan keterangan kelaikan etik (Ethical Clearance), peneliti kembali

ke bagian pendidikan dan penelitian RSUP Dr Sardjito Yogyakarta untuk

menyelesaikan administrasi.

2. Pengambilan data

Tahap pengambilan data dilakukan beberapa proses, yaitu :

a. Penelusuran dan pengumpulan data

Proses ini dilakukan dengan cara melihat data di bagian Instalasi Catatan

Medis yang memuat laporan jenis penyakit pasien rawat jalan. Berdasarkan laporan

tersebut, kita dapat mencatat nomor rekam medik, umur, jenis kelamin, anamnesis,

diagnosis, hasil pemeriksaan fisik maupun laboratorium pasien, golongan dan jenis

Page 56: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

36

obat, jumlah obat, bentuk sediaan, aturan pakai obat.

b. Pencatatan data

Dari proses penelusuran data diketahui bahwa jumlah pasien geriatri penderita

DM tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta periode Januari-

Juni 2009 adalah sebanyak 185 pasien, di mana yang memenuhi kriteria inklusi

sebanyak 26 pasien. Maka proses selanjutnya ialah pencatatan data 26 pasien

tersebut. Data yang diambil adalah nomor rekam medik, umur, jenis kelamin,

anamnesis, diagnosis, hasil pemeriksaan laboratorium pasien, golongan dan jenis

obat, jumlah obat, dan aturan pakai obat.

3. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan secara deskriptif dengan mengelompokkan pasien

berdasarkan usia, jenis kelamin, penyakit komplikasi, penyakit penyerta dan

mengelompokkan obat yang digunakan dalam pengobatan Diabetes Mellitus tipe

2 berdasarkan kelas terapi, golongan obat, jenis obat, jumlah obat dan

menganalisis terjadinya DTPs. Evaluasi DTPs dilakukan per pasien dengan

menggunakan referensi Geriatric Dosage Handbook, Drug Interaction Fact,

Drug Information Handbook, Stockley’s Drug Interaction, Informatorium Obat

Nasional Indonesia, Informatorium Standar Obat, Standar of Medical Care in

Diabetes 2009, AACE Guidelines.

Page 57: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

37

G. Tata Cara Analisis Hasil

Data dibahas secara deskriptif evaluatif dalam bentuk tabel dan gambar

1. Karakteristik Pasien

a. Persentase jenis kelamin pasien geriatri penderita DM tipe 2 dihitung

dengan cara menghitung jumlah pasien berdasarkan jenis kelamin dibagi

dengan jumlah pasien yang dianalisis kemudian dikalikan 100%

b. Persentase umur pasien pasien geriatri penderita DM tipe 2 dikelompokkan

menjadi 3 kelompok umur yaitu : 60-75 tahun, 76-90 tahun, > 90 tahun.

Masing-masing dibagi dengan jumlah pasien yang dianalisis kemudian

dikalikan 100%.

c. Persentase jenis penyakit komplikasi pasien geriatri penderita DM tipe 2

dihitung dengan cara menghitung jumlah pasien berdasarkan jenis penyakit

komplikasi dibagi dengan jumlah kasus yang dianalisis kemudian dikalikan

100%.

d. Persentase jenis penyakit penyerta pasien geriatri penderita DM tipe 2

dihitung dengan cara menghitung jumlah pasien berdasarkan jenis penyakit

penyerta dibagi dengan jumlah pasien yang dianalisis kemudian dikalikan

100%

2. Profil Obat

Pengelompokan kelas terapi pada profil obat menggunakan Standar

Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito dan Informatorium Obat Nasional

(IONI). Persentase kelas terapi obat dihitung berdasarkan jumlah pasien yang

Page 58: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

37

menggunakan kelas terapi obat tertentu dibagi jumlah pasien yang dianalisis

dan dikalikan 100%.

3. Evaluasi Drug Therapy Problems

Mengevaluasi kerasionalan terapi berdasarkan Drug Therapy Problem

dengan metode SOAP secara per kasus :

a. menentukan subyek

b. menentukan obyek

c. menentukan assessment meliputi : butuh obat hipoglikemia, tidak perlu

obat hipoglikemia, obat hipoglikemia yang diberikan tidak sesuai dengan

indikasi, pasien mendapat dosis obat hipoglikemia yang kurang, mengalami

Adverse Drug Reaction, dosis obat yang diterima pasien terlalu tinggi.

d. menentukan plan/ rekomendasi

H. Kesulitan Penelitian

Proses pengambilan data untuk evaluasi Drug Therapy Problems obat

hipoglikemia kombinasi pada pasien geriatri DM tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari-Juni 2009 yang dilakukan di unit

rekam medik mengalami beberapa kesulitan meliputi :

1. Belum terdapat rekam tahunan, maka peneliti harus membuka semua data rekam

medis pasien geriatri yang didiagnosa DM tipe 2 baru kemudian diambil yang

sesuai dengan kriteria inklusi penelitian.

Page 59: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

39

2. Beberapa data tidak dapat ditemukan karena ada beberapa dokter yang tidak

menulis rekam medik pasien. Selain itu ada beberapa rekam medik yang tidak

tertulis lengkap misalnya diagnosis, terapi yang diberikan serta data

laboratoriumnya. Hal tersebut diatasi dengan memasukkan ke daftar subyek

eksklusi.

3. Kesulitan dalam membaca beberapa tulisan yang ada di rekam medik. Usaha

yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, maka peneliti menanyakan kepada

beberapa pihak yang mengerti seperti petugas rekam medik atau dokter yang

kebetulan juga sedang mengadakan penelitian.

4. Selain itu tidak adanya catatan keluhan pasien, di mana hal ini sangat berguna

bagi evaluasi DTPs yang mungkin terjadi. Hal tersebut diatasi dengan

menentukan DTPs pada penelitian ini bersifat aktual dan potensial.

Page 60: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian mengenai “Evaluasi Drug Therapy Problems Obat Hipoglikemia

Kombinasi pada Pasien Geriatri DM Tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni 2009” dilakukan dengan penelusuran data

rekam medik. Berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditentukan maka diperoleh 26

pasien sebagai subyek penelitian.

Hasil dan pembahasan penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian. Bagian

pertama berisi karakteristik pasien ditinjau dari jenis kelamin, usia, penyakit

komplikasi dan penyakit penyerta yang dialami oleh pasien. Bagian kedua yaitu

menggambarkan profil obat meliputi kelas terapi, golongan dan jenis obat yang

digunakan untuk mengatasi penyakit yang dialami oleh pasien. Dan bagian yang

ketiga berupa evaluasi DTPs yang bersifat aktual dan atau potensial yang

dikemukakan oleh peneliti.

A. Karakteristik Pasien

Di bawah ini akan dideskripsikan karakteristik pasien menurut jenis

kelamin, usia, penyakit komplikasi dan penyakit penyerta.

1. Berdasarkan jenis kelamin

Deskripsi jenis kelamin diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya

dominasi antara pasien laki-laki dan perempuan. Dari data yang diperoleh, jumlah

pasien rawat jalan yang terdiagnosa Diabetes tipe 2 yang mendapat terapi obat

Page 61: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

41

hipoglikemia kombinasi di RSUP Dr. Sardjito periode Januari-Juni 2009 adalah 26

pasien dengan perbandingan laki-laki sebanyak 11 pasien (42,3 %) dan perempuan

sebanyak 15 pasien (57,7%).

Gambar 2. Persentase Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin

Adanya perbedaan jumlah antara pasien laki-laki dan perempuan tidak

menandakan bahwa perempuan lebih berisiko menderita DM dikarenakan jenis

kelamin bukanlah suatu faktor risiko terjadinya DM. Risiko terjadinya DM pada

perempuan adalah sama yang terjadi pada laki-laki (ADA, 2009).

2. Berdasarkan kelompok usia

Pengelompokan pasien berdasarkan usia dilakukan untuk mengetahui

karakteristik usia pasien geriatri yang terdiagnosis DM tipe 2 yang mendapat terapi

obat hipoglikemia kombinasi. Menurut WHO, pembagian terhadap populasi geriatri

meliputi 3 kelompok yaitu lansia (elderly) dengan kisaran usia 60-75 tahun, tua (old)

Page 62: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

42

dengan kisaran usia 75-90, dan sangat tua (very old) dengan kisaran usia lebih dari 90

tahun (Laksmiarti dan Maryam, 2002).

Gambar 3. Persentase Karakteristik Pasien Berdasarkan Usia

Gambar tersebut menunjukkan bahwa jumlah penderita DM yang paling

banyak adalah pada usia lansia (elderly) sebanyak 19 pasien (73,1%), selebihnya

pada usia tua (old) sebanyak 7 pasien (27,9%) dan tidak terdapat pasien dengan usia

lebih dari 90 tahun. Hal ini mungkin dikarenakan pada saat penelitian ini jumlah

pasien yang menjalani di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Sardjito sebagian besar

ialah pasien usia lansia yaitu antara 60-75 tahun.

3. Berdasarkan penyakit komplikasi

Komplikasi adalah penyakit yang menyertai DM tipe 2 terkait dengan

komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler. Komplikasi ini muncul seiring

dengan kondisi pasien yang semakin parah. Beberapa pasien mungkin saja dapat

menderita bermacam-macam komplikasi. Hal tersebut tergantung dari pengendalian

serta keberhasilan terapi yang dijalani. Semakin rendah kesadaran pasien untuk

Page 63: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

43

memperhatikan kondisi kesehatan terutama dalam hal menjaga kestabilan glukosa

darahnya, maka semakin tinggi pula risiko pasien tersebut mengidap penyakit

komplikasi.

Tabel V. Jenis dan Persentase Komplikasi

No Jenis komplikasi No Pasien Jumlah

pasien

Persentase

(%)

1. Hipertensi 1,2,3,5,6,7,8,9,10,

11,12,13,14,15,16

,17,18,19,20,21,

22,24,25,26

24 92,3

2. Dislipidemia 1,2,3,17,19,23,25 7 26,9

3. IHD (Ischemic Heart Disease) 6 1 3,8

4. HHD (Hipertensive Heart Disease) 7,10,14,17 4 15,4

5. APS (Angina Pektoris) 1 1 3,8

6. AKD (Acute Kidney Disease) 12 1 3,8

7. CKD (Chronic Kidney Disease) 12 1 3,8

8. Insufisiensi Renal 1,19 2 7,7

9. Neuropati 18 1 3,8

Berdasarkan data yang diambil, penyakit komplikasi yang terbanyak

diderita pasien adalah hipertensi sebesar 92,3% . Proses terjadinya DM komplikasi

hipertensi adalah saat kadar glukosa darah yang terlalu banyak akan menyebabkan

cairan ekstraselular menjadi lebih pekat karena glukosa darah tidak mudah berdifusi

melalui pori-pori membran sehingga menarik cairan dari dalam sel dan

menyebabkan volume cairan menjadi bertambah. Kenaikan volume cairan ini akan

meningkatkan cardiac output sehingga pada akhirnya akan meningkatkan tekanan

darah pasien. Hipertensi memiliki kemungkinan dua kali lebih besar terjadi pada

pasien diabetes dari pada pasien non diabetes, di mana patogenesis terjadinya

komplikasi terkait dengan resistensi terhadap insulin dan hiperinsulinnemia. Untuk

Page 64: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

44

itu perlu dilakukan manajemen terapi untuk mengurangi risiko (Guyton dan Hall,

1996).

4. Berdasarkan penyakit penyerta

Pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan mengalami keluhan yang

dirasakan sangat mengganggu. Selain keluhan akibat penyakit DM dan komplikasi

yang dialami, ada beberapa yang mengeluh akibat penyakit penyerta yang

dialaminya seperti gangguan saluran pernapasan, gangguan saluran pencernaan,

gangguan otot skelet dan sendi serta penyakit penyerta lain. Pada penelitian ini yang

disertai penyakit penyerta sebanyak 14 pasien (53,6%,), sedangkan yang tidak

disertai penyakit penyerta sebanyak 12 pasien (46,4%). Dari data penyakit penyerta

yang paling banyak diderita adalah osteoatritis sebanyak 5 pasien (19,2 %).

Tabel VI. Jenis dan Persentase Penyakit Penyerta

No Penyakit Penyerta Jumlah

Pasien

(n=26)

Persentase

(%)

1. Athralgia 1 3,8

2. Asma 3 11,5

3. Benign Prostat Hipertropi 1 3,8

4. Dermatitis alergi 1 3,8

5. Digitate Pedis 1 3,8

6. Dispepsia 2 7,7

7. Gastropati 1 3,8

8. Hiperuremia 1 3,8

9. Konstipasi 1 3,8

10. Low back pain (LBP) 1 3,8

11. Osteoartritis 5 19,2

12. Pneumonia 1 3,8

13. Vertigo 1 3,8

Page 65: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

45

B. Profil Obat

Kelas terapi obat adalah kelompok obat yang terdiri atas beberapa

golongan obat yang mempunyai tujuan pengobatan yang sama yang diberikan kepada

pasien, baik obat hipoglikemia maupun obat lain yang digunakan untuk mengobati

penyakit komplikasi dan penyerta yang diderita.

Gambar 4. Distribusi Penggunaan Obat Berdasarkan Kelas Terapi

Penggolongan kelas terapi obat dilakukan berdasarkan formularium RSUP

Dr. Sardjito tahun 2009 hal ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi rumah

sakit tentang profil obat yang digunakan untuk menangani pasien geriatri DM tipe 2

di Instalasi Rawat Jalan rumah sakit tersebut. Dari gambar di atas dapat diketahui

bahwa obat hipoglikemia digunakan oleh semua pasien. Obat kardiovaskuler berada

diurutan kedua dari kelas terapi yang banyak digunakan. Obat kardiovaskuler

digunakan untuk menangani penyakit komplikasi yang diderita oleh beberapa pasien.

Page 66: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

46

Penggolongan obat pada pasien geriatri penderita DM tipe 2 yang

mendapat obat hipoglikemia kombinasi ini terdiri dari 11 kelas terapi meliputi :

a. Obat Susunan Saraf

Obat susunan saraf terdiri dari beberapa golongan yaitu analgesik narkotik,

anestetik lokal atau regional, anti inflamasi nonsteroid dan antipirai, anti migren, anti

parkinson, anti psikotik, anti vertigo, obat miastenia gravis, obat tonus, otot rangka,

dan pelumpuh otot. Tidak semua penggunaan golongan tersebut ditemukan pada

penelitian ini, hanya beberapa obat tertentu saja seperti obat analgetik narkotik, dan

psikofarmaka. Kelompok antiinflamasi non steroid, antipirai adalah obat untuk

penyakit reumatik dan gout. Obat rematik diperlukan untuk pasien DM yang telah

lanjut karena lapisan pelindung persendian yang menghalangi terjadinya gesekan

dengan tulang sudah menipis dan cairan tulang sudah mengental, menyebabkan tubuh

menjadi kaku dan sakit saat digerakkan.

Obat yang banyak digunakan adalah meloksikam yang diindikasikan untuk

menangani nyeri dan radang, gangguan otot skelet dan osteoatritis. Pada penelitian ini

obat meloksikam terutama digunakan untuk menangani penyakit osteoatritis yang

merupakan penyakit penyerta yang paling banyak diderita oleh pasien geriatri

penderita DM tipe 2. Pasien usia lanjut memiliki kerentaan terhadap efek samping

obat golongan AINS yaitu gangguan saluran cerna, untuk itu diperlukan pemantauan

yang lebih (Anonim, 2000).

Page 67: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

47

Tabel VII. Penggunaan Kelas Terapi Sistem Obat Saraf Pusat

Beberapa obat golongan psikofarmaka digunakan oleh subyek penelitian ini.

Psikofarmaka terutama hipnotik dan ansiolitik berfungsi dalam membantu pasien

tertidur serta mengatasi kecemasan akibat stres dengan mekanisme meningkatkan

neurotrasmiter GABA (Gama Amino Butyric Acid), suatu neurotransmiter

penghambat yang penting di sistem saraf pusat (Anonim, 2000). Sedangkan

amitriptiline yang termasuk dalam golongan anti depresi dan anti mania dalam dosis

pemberiannya berfungsi untuk mengatasi neuropati yang dialami oleh pasien.

b. Obat Kardiovaskuler

Penggunaan obat kardiovaskuler yang paling banyak digunakan oleh

pasien adalah golongan obat antihipertensi yaitu kelompok Angiotensin Receptor

Blockers (ARBs) yaitu valsartan sebesar 50% dari 26 pasien.

No Golongan

Obat

Kelompok Nama

Generik

No

Pasien

Jumlah

Pasien

Persentase

(%)

1. Analgetik

narkotik

Analgesik non

opioid

asam salisilat 1,3,6,

11

4

50%

Anti Inflamasi

non steroid,

antipirai

allopurinol 6,12 2

meloksikam 2,6,7,

11,24,

26

6

2. Psikofarmaka Anti ansietas

dan anti

insomnia

diazepam 24 1

alprazolam 8 1

loprazolam 12 1

Anti depresi

dan anti mania

amitriptiline 18 1

Anti vertigo betahistine

mesylate

19 1

Page 68: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

48

Valsartan menurunkan tekanan darah dengan cara menghambat

angitensin II agar tidak bertemu dengan reseptor (AT1), yang terletak pada kelenjar

adrenal yang dapat mensekresikan aldosteron. Aldosteron ini yang menyebabkan

reabsorbsi sodium dan cairan dari ginjal sehingga terjadi peningkatan volume plasma

dan mengakibatkan tekanan darah menjadi naik. Penggunaan obat golongan anti

hipertensi cukup banyak, hal ini sesuai seperti yang digambarkan pada karakteristik

subyek penelitian berdasarkan penyakit komplikasi yang paling banyak diderita yaitu

penyakit hipertensi.

Tabel VIII. Penggunaan Kelas Terapi Obat Kardiovaskuler

c. Obat Saluran Pernapasan

Terdapat 2 golongan obat yang digunakan pada kelas terapi obat saluran

pernapasan ini yaitu anti asma dan ekspektoran. Obat saluran pernapasan terutama

No Golongan

Obat

Kelompok Nama Generik No

Pasien

Jumlah

Pasien

Persentase

(%)

1. Anti

Hipertensi

Angiotensin

Reseptor

Blockers

valsartan 1,2,7,8,10

12,13,14,

16,18,20,

22,26

13

84,6 %

α blocker tertrazosin

hidroklorida

1 1

ACE inhibitor kaptopril 5 1

lisinopril 9,15,25 3

β Blocker bisoprolol 1,21 2

Antagonis

Kalsium

amlodipine

besylate

10,15,21 3

Diuretik hidroklortiazid 1,2,5,12,2

2

5

2. Anti Angina CCB nifedipin 1,2,5,6,7,

11,24

6

Nitrat isosorbit dinitrat 1,6,11,17 4

Page 69: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

49

asma, digunakan untuk mengatasi penyakit asma yang menyertai perjalanan penyakit

pasien. Fenoterol merupakan salah satu obat asma yang digunakan, obat ini berperan

sebagai bronkodilator. Bronkodilator digunakan untuk melegakan jalan napas

sehingga dapat mengurangi gejala sesak napas. Obat ekspektoran digunakan untuk

mengurangi batuk berdahak yang dialami oleh pasien (Anonim,2000).

Tabel IX. Penggunaan Kelas Terapi Obat Saluran Pernapasan

d. Obat Saluran Cerna

Obat saluran cerna yang digunakan dalam penelitian ini adalah obat

antitukak dan pencahar. Obat-obat tersebut digunakan untuk mengatasi efek samping

yang ditimbulkan dari penggunaan obat hipoglikemia dan obat anti inflamasi non

steroid (AINS) yang digunakan oleh pasien selain itu juga digunakan untuk

mengatasi dispepsia dan konstipasi yang dialami oleh pasien.

Tabel X. Penggunaan Kelas Terapi Obat Saluran Cerna

No Golongan

Obat

Nama Generik No

Pasien

Jumlah

Pasien

Persentase

(%)

1. Anti Asma teofilin 8 1

15,4 fenoterol HBr 8 1

salbutamol 8,9 2

2. Ekspektoran obat batuk hitam 12,14 2

gliseril guaiakolat 8 1

No Golongan

Obat

Kelompok Nama

Generik

No

Pasien

Jumlah

Pasien

Persentase

(%)

1.

Anti

Tukak

Antagonis

Histamin H2

ranitidin 1,6,8,9 4

26,9 Menghambat

pompa

proton

omeprazol 17 1

2 Pencahar fenolftalein 7,24 2

Page 70: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

50

Obat kelompok antagonis histamin H2 yaitu ranitidin digunakan oleh

beberapa pasien pada penelitian ini yakni sebesar 3 pasien. Mekanisme kerja ranitidin

yaitu menghambat reseptor histamin H2 yang terdapat di lambung akibatnya sekresi

asam lambung menjadi terhambat, volume asam lambung dan ion hidrogen dapat

berkurang (Lacy dkk., 2006). Dengan begitu diharapkan obat ini dapat menangani

dispepsia dan efek samping AINS.

e. Obat Anti Alergi

Obat anti alergi yaitu loratadin diindikasikan untuk gejala alergi hay fever

dan urtikaria. Sedangkan kortikosteroid digunakan karena efektif untuk asma dengan

cara mengurangi inflamasi pada mukosa bronkus dengan mengurangi edema dan

sekresi mukus pada saluran napas (Anonim,2000).

Tabel XI. Penggunaan Kelas Terapi Anti Alergi

f. Cairan untuk Keseimbangan Air, Elektrolit, Dialisis dan Nutrisi

Obat yang digunakan dalam kelas terapi ini adalah kalsium karbonat (CaCO3)

yang diberikan dalam bentuk sediaan tablet. Pada pasien yang mengalami gangguan

ginjal akan mengalami gangguan ekskresi ion H+ sehingga dapat menyebabkan

asidosis sistemik dengan penurunan pH plasma dan darah. Tablet kalsium karbonat

No Golongan

Obat

Kelompok Nama

Generik

No

Pasien

Jumlah

pasien

Persentase

(%)

1. Anti Histamin Anti histamin

non sedative

Loratadin 25 1

11,5

2. Kortikosteroid Glukokorikoid budesonide 8,9 2

Page 71: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

51

diberikan pada pasien yang mengalami insufisiensi renal untuk mengatasi risiko

asidosis yang dapat terjadi.

Tabel XII. Penggunaan Kelas Terapi untuk Keseimbangan Air, Elektrolit,

Dialisis dan Nutrisi

g. Obat Anti Diabetik

Obat hipoglikemia adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar

glukosa darah yang tinggi karena glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam

jaringan dan akibat dari defisiensi produksi insulin.

Obat yang mempunyai persentase tertinggi dari pemakaian obat antidiabetik

adalah golongan biguanida yaitu metformin dan golongan α glukosidase inhibitor

yaitu akarbose. Metformin mendorong sensitivitas insulin di jaringan perifer dan

menurunkan glukogenesis hati (Semla,2002). Risiko terhadap terjadinya hipoglikemi

sangat kecil pada penggunaan obat ini, dengan alasan tersebut maka metformin

digunakan sebagai pilihan pertama dalam penanganan DM tipe 2 yang diderita oleh

pasien geriatri.

Tabel XIII. Penggunaan Kelas Terapi Obat Anti Diabetik

No Golongan

Obat

Kelompok Nama

Generik

No

Pasien

Jumlah

Pasien

Persentase

(%)

Elektrolit kalsium

karbonat

CaCO3 1,12,22 3 11,5%

No Golongan

Obat

Kelompok Nama Generik No

Pasien

Jumlah

Pasien

Persentase

(%)

1 Anti Diabetik

Parenteral

campuran

30% soluble insulin

& 70% NPH

1,3,7,12,

13

5

100 Regular soluble

human insulin

4,20 2

aspart 30% + aspart-

protamine

12,13,25 3

tunggal insulin glargine 20 1

Page 72: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

52

Golongan α glukosidase inhibitor bekerja dengan cara menghambat enzim α

glukosidase yang terdapat di dinding usus halus. Enzim-enzim α-glukosidase

(maltase, isomaltase, glukomaltase dan sukrase) berfungsi untuk menghidrolisis

oligosakarida, pada dinding usus halus. Inhibisi kerja enzim ini secara efektif dapat

mengurangi pencernaan karbohidrat kompleks dan absorbsinya, sehingga dapat

mengurangi peningkatan kadar glukosa post prandial pada penderita Diabetes

(Triplitt, dkk., 2005).

Obat ini menjadi pilihan karena memiliki risiko hipoglikemia yang rendah

jika diberikan secara tunggal. Untuk terapi kombinasi pada pasien usia lanjut,

beberapa diabetologist menggunakan golongan ini sebagai fist-line karena dipercaya

aman dan manjur (Chehade, 2001). Pada penelitian ini akarbose dikombinasikan

No Golongan

Obat

Kelompok Nama Generik No

Pasien

Jumlah

Pasien

Persentase

(%)

2 Anti Diabetik

Oral

Sulfonilurea glikuidon 30 mg 1,4,5,10,

15,16

5

100

glikazid 80 mg 2,6,8,9,

14,18,19

,22,26

9

glipizide 5 mg 23 1

glimepirid 2 mg 21 1

Biguanida metformin 500 mg 2,3,7,8,9

,10,11,

13,14,16

,17,18,

20,21,24

15

metformin 850 mg 4,5,6,19 5

α

glukosidase

inhibitor

akarbose 100 mg

1,8,9,11,

12,15,16

17,18,19

20,22,23

,24,25,

26

15

Page 73: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

53

dengan obat hipoglikemia lain seperti golongan sulfonilurea, biguanida, maupun

insulin. Jika penggunaannya tepat maka dapat menghasilkan efek yang diinginkan

yaitu pencapaian target terapi.

Berikut ini menggambarkan pola penggunaan obat hipoglikemia yang terdiri

atas 2 atau 3 kombinasi obat hipoglikemia oral atau bersama dengan insulin.

Kombinasi golongan obat hipoglikemia yang berbeda mekanisme diharapkan

menghasilkan efek terapi yang berpengaruh baik pada pencapaian target terapi.

Tabel XIV. Penggunaan Obat Hipoglikemia Kombinasi

No Jenis Kombinasi No Pasien Jumlah

pasien

Persentase

(%)

1. akarbose + glikuidon 1,15, 2 7,7

2. akarbose + gliklazid 22,25,26 3 7,7

3. akarbose + glipizide 23 1 3,8

4. akarbose + insulin 1,12, 2 7,7

5. akarbose + metformin 11,17,24 3 11,5

6. akarbose+ metformin + glikuidon 16 1 3,8

7. akarbose +metformin +insulin 20 1 3,8

8. metformin +insulin 3,7,13 3 11,5

9. metformin + glimepiride 21 1 3,8

10. metformin +glikuidon+insulin 4 1 3,8

11. metfomin + glikuidon 5,10 2 7,7

12. metformin + gliklazid 2,6,14 3 11,5

13. metformin + gliklazid + akarbose 8,9,18,19 4 15,4

Terlihat bahwa kombinasi yang paling banyak digunakan adalah kombinasi 3

obat hipoglikemia oral yaitu metformin, akarbose dan gliklazid. Metformin

digunakan sebagai terapi dasar karena obat berperan mendorong sensitivitas insulin

dan aman untuk digunakan karena risiko terhadap hipoglikemianya rendah. Golongan

Page 74: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

54

α glukosidase inhibitor yaitu karbose digunakan sebagai komponen kedua yang aman

digunakan dan manjur jika dikombinasikan dengan metformin (AACE, 2009).

Belum terdapat bukti yang menyatakan suatu kombinasi tertentu dengan agen

tertentu lebih efektif dalam menurunkan kadar kadar gula darah atau lebih efektif

dalam mencegah berkembangnya komplikasi. Pada prakteknya, penentuan kombinasi

sebaiknya dipakai harus didasarkan pada kriteria spesifik pasien (Inzucci, 2002).

RSUP Dr. Sardjito merupakan rumah sakit yang dijadikan rujukan dari

beberapa rumah sakit di Yogyakarta maupun Jawa Tengah di mana mayoritas

pasiennya adalah pasien anggota asuransi kesehatan (ASKES) dan keluarga miskin.

Beberapa obat dimasukkan dalam Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) yang nantinya

obat dimasukkan dalam klaim dari perusahan asuransi. Dari penelitian ini terlihat

pada terapi kombinasi yang diberikan tidak terdapat golongan thiazolidinedion dan

meglitinid hal ini mungkin disebabkan karena obat golongan tersebut termasuk obat

yang mahal sehingga tidak masuk dalam Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) sehingga

obat golongan ini jarang diresepkan oleh dokter. Dengan demikian, dokter lebih

sering meresepkan biguanida, α glukosidase inhibitor, sulfonilurea, dan insulin

(Sariningtyas, 2008).

h. Anti Infeksi

Penggunaan anti infeksi sebagai agen antibakteri pada pasien DM sangat

penting karena jika terjadi luka akan lebih sukar sembuh. Hal ini karena pada

lingkungan yang mengandung kadar glukosa yang tinggi merupakan tempat

perkembangbiakan bakteri yang baik.

Page 75: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

55

Pada penelitian ini pasien no 8 menggunakan antibiotik yaitu siprofloksasin

yang termasuk dalam kelompok kuinolon. Antibiotik ini diindikasikan untuk

mengobati pneumonia yang dialami oleh pasien. Mekanisme aksi obat siprofloksasin

ini dengan menghambat DNA-gyrase yang terdapat pada bakteri penginfeksi selain

itu juga mendorong pemecahan rantai ganda dari DNA sehingga sintesis DNA bakteri

terganggu (Anonim, 2000).

i. Vitamin, Mineral dan Metabolitropikum

Obat golongan ini digunakan untuk menambah kondisi kesehatan pasien yang

tentunya diharapkan mampu mempercepat proses penyembuhan, menjaga organ agar

tetap berfungsi dengan baik, menambah tenaga serta mengatasi gejala kekurangan

nutrisi(Anonim, 2000).

Obat yang banyak digunakan dari golongan ini yaitu vitamin B kompleks.

Vitamin B kompleks sebagai vitamin neurotropik yang sangat baik diberikan pada

pasien lanjut usia. Selain itu kombinasi vitamin B1, B6 dan B12 sangat baik

digunakan pada pasien Diabetes Melitus karena dapat membantu jalannya proses

metabolisme dalam tubuh.

Obat simvastatin yang merupakan kelompok statin bekerja menghambat

secara kompetitif enzim 3-hidroksi-3-metiglutaril-coenzim A (HMG CoA) reduktase

(Lacy, dkk., 2006). Statin lebih efektif dibanding resin penukar anion dalam

menurunkan LDL, tetapi kurang efektif dibandingkan kelompok fibrat dalam

menurunkan trigliserida dan meningkatkan HDL. Statin dapat sebagai pilihan

pertama karena lebih poten menurunkan LDL (Anonim, 2000).

Page 76: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

56

Tabel XIV. Penggunaan Kelas Terapi Vitamin, Mineral dan Metabolitropikum

j. Obat yang Mempengaruhi Darah

Asam folat termasuk dalam golongan obat yang mempengaruhi darah dan

berperan sebagai suplemen penambah darah.

Tabel XVI. Penggunaan Kelas Terapi Obat yang Mempengaruhi Darah

k. Obat Penyakit Kulit

Obat yang digunakan adalah golongan anestetika topikal yang termasuk dalam

kelompok kortikosteroid lokal. Desoximetason digunakan untuk mengobati dermatitis

yang dialami oleh pasien, digunakan 1-2 kali dioleskan tipis dalam sehari.

No Golongan

Obat

Kelompok Nama

Generik

No

Pasien

Jumlah

Pasien

Persentase

(%)

1. Vitamin

Vitamin B vitamin B

kompleks

2,4,6,8,9

,11,12,1

3,14,16,

18,19,20

,21,22,2

4,25,26

18

80,8

- glucosamin 20,23 2

2. Metabolitropikum Antihiperlipi

demia

simvastatin 1,2,9,11,

17,19,22

,23,25

9

gemfibrozil 2 1

No Golongan

Obat

Nama

Generik

No

Pasien

Jumlah

Pasien

Persentase

(%)

1. Anti anemia asam folat 1,12,22 3 11,5

Page 77: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

57

C. Evaluasi DTPs

Penatalaksanaan DM dengan pemberian terapi dengan obat terkadang dapat

menimbulkan masalah-masalah penggunaan obat (DTPs) yang sebaiknya dihindari

karena berdampak pada pencapaian tujuan terapi. Farmasis berperan penting untuk

meminimalkan risiko yang dapat terjadi akibat DTPs pada penggunaan obat.

Evaluasi DTPs dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah yang berkaitan

dengan peresepan pada pasien geriatri penderita DM tipe 2 yang mendapatkan terapi

obat hipoglikemia kombinasi di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

DTPs yang diamati pada penelitian ini meliputi butuh obat, tidak butuh obat, obat

salah, dosis terlalu rendah, dosis terlalu tinggi dan Adverse Drug Reaction (ADRs).

Ketidaktaatan pasien dalam penggunaan obat yang diresepkan tidak dapat dilakukan

karena penelitian ini bersifat retrospektif.

Dari penelitian ini ditemukan 14 pasien mengalami DTPs dan 12 pasien tidak

mengalami DTPs. Beberapa kejadian DTPs yang dialami, meliputi dosis terlalu

rendah dan Adverse Drug Reaction (ADR), sedangkan jenis DTPs yang lain tidak

ditemukan sehingga tidak dibahas lebih lanjut oleh peneliti.

Pada penelitian ini yang paling banyak ditemukan adalah kejadian DTPs

Adverse Drug Reaction yaitu terdapat 14 kejadian pada penelitian ini. Hal ini

kemungkinan disebabkan oleh karena penggunaan berbagai jenis obat (polifarmasi)

pada pasien geriatri yang menjalani rawat jalan.

Kejadian DTPs yang ditemukan dalam penelitian ini terdapat 2 jenis DTPs

yang bersifat aktual dan potensial. Kejadian DTPs dosis terlalu rendah bersifat aktual

Page 78: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

58

artinya kejadian tersebut sudah terjadi dan tanggung jawab sebagai farmasis berusaha

menyelesaikannya. Sedangkan DTPs Adverse Drug Reaction bersifat potensial yakni

suatu masalah yang mungkin menjadi risiko namun belum tentu dialami oleh pasien.

Mengetahui hal tersebut maka dibutuhkan pemantauan terhadap kejadian DTPs yang

potensial terjadi sehingga jika sungguh terjadi maka dapat dilakukan evaluasi

pemberian terapi dan rekomendasi yang tepat.

Tabel XVII. Pengelompokan Kejadian DTPs

Jenis DTPs Jumlah yang Terjadi No Pasien

Dosis terlalu rendah 1 7

Adverse Drug Reaction 14 1,2,5,6,7,8,9,11,

16,17,18,19,20,24

a. DTPs dosis terlalu rendah

Pemberian obat dengan dosis yang terlalu rendah mengakibatkan

ketidakefektifan terapi obat yang diterima. Cara menentukan dosis terlalu rendah

adalah dengan melihat terapi yang diberikan dan melihat glukosa darah puasa dan

kadar glukosa darah post-prandial yang terukur setelah pemantauan 2-3 bulan masih

lebih tinggi dari nilai rujukan dari rumah sakit namun obat yang diresepkan kurang

dari dosis yang digunakan sesuai standar Geriatic Dosage Handbook, Drug

Information Handbook, dan Informatorium Obat Nasional Indonesia. Sedangkan

dosis insulin, karena tidak memiliki dosis tetap dan pemberian dosis sangat individual

sehingga dikatakan dosis terlalu rendah apabila dosis yang diresepkan pada bulan

tersebut tidak mengalami peningkatan dosis dari dosis 2-3 bulan sebelumnya,

Page 79: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

59

sedangkan selama pemantauan 2-3 bulan kadar glukosa puasa dan atau kadar glukosa

darah post-prandial masih di atas target glukosa dari rumah sakit.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pasien geriatri no 7 mengalami kejadian

dosis terlalu rendah. Dosis yang terlalu rendah dapat menyebabkan tidak tercapainya

tujuan terapi, sehingga hal ini tidak menguntungkan bagi pasien. Menurut peneliti

sebaiknya dilakukan peninjauan ulang terhadap terapi yang diberikan kepada pasien

jika ditemukan bahwa dosisnya terlalu rendah maka sebaiknya dilakukan evaluasi

terhadap hal tersebut agar target terapi dapat tercapai.

Tabel XVIII. Kejadian DTPs Dosis Terlalu Rendah

Pasien

DTPs Rekomendasi

7 Pasien mendapatkan terapi

metformin 500 mg

2x1kombinasi dengan mixtard,

tapi nilai GDP dan 2 JPP belum

mencapai target terapi

Lakukan pemantauan glukosa

darah, jika nilai GDP dan 2JJP

tetap di atas target terapi, maka

lakukan evaluasi terhadap

terapi yang diberikan.

b. DTPs Adverse Drug Reaction

Pasien geriatri DM tipe 2 dikaitkan dengan banyak penyakit lain baik

penyakit komplikasi maupun penyakit penyerta yang memerlukan terapi

farmakologis, sehingga pasien tersebut seringkali menerima beberapa jenis obat

(polifarmasi). Polifarmasi akan meningkatkan kemungkinan risiko interaksi obat.

Interaksi obat merupakan salah satu kriteria dari kejadian DTPs jenis Adverse Drug

Reaction. Interaksi obat didefinisikan sebagai modifikasi efek satu obat akibat obat

lain yang diberikan pada awalnya atau diberikan bersamaan, atau bila dua atau lebih

Page 80: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

60

obat berinteraksi sedemikian rupa sehingga keefektifan atau toksisitas satu obat atau

lebih berubah (Aslam, 2003). Fakta pada pasien DM tipe 2 terdapat banyak kejadian

interaksi obat yang meningkatkan risiko kematian. Solusinya adalah dengan

melakukan pemantauan interaksi obat yang potensial dan meningkatkan keamanan

pasien (AACE, 2007).

Interaksi obat dilihat dulu secara teoritis pada Geriatric Dosage Handbook,

Drug Information Handbook dan Drug Interaction Fact kemudian dilihat apakah

interaksi obat bermakna secara klinik (dilihat dari kadar gula darah yang terukur)

setelah terapi. Interaksi yang diihat hanya interaksi obat yang mempengaruhi

pencapaian target glukosa darah.

Dari hasil penelitian ditemukan 14 kejadian interaksi obat atau 53,85% dari

total 26 pasien dalam penelitian. Yang paling banyak ditemukan adalah potensial

interaksi antara obat metformin dengan akarbose dengan severity level : 5 atau minor,

yang terjadi pada pasien 8,9,11,16,17,18,19,20, dan 24. Efek yang dapat ditimbulkan

akibat interaksi metformin dengan akarbose yaitu akarbose dapat menunda onset

metformin dan dapat menurunkan bioavailabilitasnya. Hal tersebut dapat terjadi

karena akarbose dapat menunda absorpsi metformin ketika ada di saluran pencernaan.

Jika ditinjau dari kecepatan terjadinya efek klinik, maka interaksi kedua obat ini

tergolong pada kelompok interaksi dengan onset rapidly, yaitu efek akan terjadi

dalam waktu 24 jam setelah pemakaian obat yang berinteraksi. Secara potensial

interaksi kedua obat tersebut dapat dengan cepat dirasakan oleh pasien. Jika ditinjau

dari potensial interaksinya maka metformin dengan akarbose berada di level 5 yang

Page 81: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

61

berarti bahwa efek biasanya ringan, efek terapetik tidak bermakna dan biasanya tidak

dibutuhkan tambahan pengobatan. Jika dilihat dari derajat kepercayaan, interaksi

antara metformin dengan akarbose dapat terjadi, namun data yang menyatakan hal

tersebut masih sangat terbatas. Walaupun demikian, perlu dilakukan pemantauan

terhadap terapi yang diberikan pada pasien karena hal ini berguna untuk

meminimalkan atau mencegah interaksi agar tidak merugikan pasien. Selain itu perlu

pemantauan yang intensif karena tidak dapat dijamin apakah efek dari interaksi

tersebut tidak akan muncul pada semua pasien. Hal tersebut dikarenakan kondisi

fisiologi setiap manusia berbeda satu dengan yang lain, sehingga nasib obat di dalam

tubuh setiap orang juga tidak sama.

Interaksi antara metformin dengan nifedipin berada diurutan kedua terbanyak

dari potensial kejadian interaksi obat. Penggunaan nifedipin bersamaan dengan

metformin dapat meningkatkan absorbsi metformin, meningkatkan konsentrasinya di

plasma darah, selain itu juga meningkatkan ekskresi metformin (McEvoy, 2005).

Pada penelitian ini juga ditemukan 3 pasien potensial mengalami DTPs

Adverse Drug Reaction akibat dari interaksi antara metformin dengan ranitidin.

Mekanisme interaksinya belum diketahui secara jelas, namun jika dilihat dari

golongan obatnya yaitu antagonis histamin H2, kemungkinan mekanismenya mirip

dengan obat simetidin. Simetidin dapat menurunkan ekskresi metformin akibatnya

metformin menjadi lebih lama dan lebih banyak tertahan di darah sehingga efek

metformin meningkat dan dapat menimbulkan terjadinya hipoglikemia (McEvoy,

2005).

Page 82: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

62

Kriteria lain dari DTPs terjadinya efek samping akibat obat yang diberikan.

Pasien 1 mengalami kembung dan kentut terus, akibat efek samping dari akarbose

maka sebaiknya dilakukan pemantauan terhadap efek samping yang dialami oleh

pasien, jika masih berlanjut maka hentikan penggunaan obat akarbose dan diberikan

obat pilihan lain.

Di bawah ini merupakan tabel yang memuat adanya potensi interaksi yang

ditemukan pada penelitian ini. Mengetahui hal tersebut maka penting dilakukan

pemantauan terhadap terapi yang diberikan agar kejadian DTPs dapat diminimalkan

dan dapat segera ditangani jika terjadi.

Tabel XIX. Potensial Kejadian DTPs Adverse Drug Reaction

Pasien Keterangan

interaksi

DTPs Rekomendasi

8,9,11,1

6,17,18,

19,20,

24

metformin,

akarbose

metformin berinteraksi dengan

akarbose dengan severity level : 5

atau minor. Hal ini menyebabkan

bioavailabilitas metformin dapat

menurun jika digunakan

bersamaan dengan akarbose.

Lakukan pemantauan terhadap

nilai glukosa darah pasien dan

interaksi obat yang minor dapat

terjadi.

2,5,6,7,

11, 24,

metformin,

nifedipin

Pemberian bersamaan antara

metformin dengan nifedipin

dapat meningkatkan efek

metformin yang berakibat

munculnya efek hipoglikemia.

lakukan pemantauan terhadap

terapi yang diberikan jika

muncul efek hipoglikemia

sebaiknya diberi alternatif obat

hipoglikemia lain

6, 8, 9, metformin,

ranitidin

Ranitidin dapat meningkatkan

efek farmakologi metformin

sehingga dapat menyebabkan

hipoglikemia.

Lakukan pemantauan terhadap

nilai glukosa darah pasien dan

interaksi obat yang potensial

terjadi.

Page 83: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

63

D. Rangkuman Pembahasan

Selama periode Januari-Juni 2009 terdapat 185 pasien geriatri penderita DM

tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Setelah dilakukan

sensus berdasarkan pada kriteria inklusi penelitian maka dari 185 pasien tersebut

didapatkan 26 pasien untuk dievaluasi DTPs. Sampel yang diambil berupa rekam

medik yang diambil dari nstalsi catatan rekam medik RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Berdasarkan karakteristik pasien dilihat berdasarkan usia subyek penelitian

yang paling banyak yaitu pasien lansia dengan range umur 60-75 tahun yaitu sebesar

73,1% (19 pasien). Subyek penelitian pada penelitian ini lebih banyak wanita

dibandingkan pria yaitu 57,7% (15 pasien) sedangkan pada pria 42,3%. Jika dilihat

dari penyakit komplikasi dan penyakit penyerta yang terbanyak diderita pasien, dapat

diketahui bahwa hipertensi merupakan penyakit komplikasi yang paling banyak

diderita yaitu sebesar 92,3% (24 pasien) dan osteoatritis sebagai penyakit penyerta

yang paling banyak diderita yaitu sebesar 19,2 % (5 pasien).

Obat yang diberikan pada pasien geriatri penderita DM tipe 2 dibagi menjadi

11 kelas terapi yaitu obat susunan saraf, obat kardiovaskuler, obat saluran

pernapasan, obat saluran cerna, obat anti alergi, cairan untuk keseimbangan air,

elektrolit, dialisis dan nutrisi, obat anti diabetik, anti infeksi, vitamin, mineral dan

metabolitropikum, obat yang mempengaruhi darah, dan obat penyakit kulit. Obat

yang paling banyak digunakan yaitu obat kelas terapi kardiovaskuler.

Kejadian DTPs yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu 2 jenis DTPs yang

bersifat aktual dan potensial. Kejadian DTPs dosis terlalu rendah bersifat aktual

Page 84: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

64

artinya kejadian tersebut sudah terjadi dan tanggung jawab farmasis untuk

menyelesaikannya. Sedangkan DTPs Adverse Drug Reaction yang potensial adalah

suatu masalah yang mungkin menjadi risiko namun belum tentu dialami oleh pasien.

Mengetahui hal tersebut maka dibutuhkan pemantauan terhadap kejadian DTPs yang

potensial terjadi sehingga jika sungguh terjadi maka dapat dilakukan evaluasi

pemberian terapi dan rekomendasi yang tepat. Kejadian DTPs yang paling banyak

terjadi adalah Adverse Drug Reaction (ADR) yaitu sebesar 53,8% (14 pasien) dan

dosis terlalu rendah sebanyak 3,8% (1 pasien).

Page 85: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian “Evaluasi Drug Therapy Problems (DTPs) pada Pasien

Geriatri Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta Periode Januari-Juni 2009” diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak yakni

perempuan sebanyak 15 pasien (57,7%). Berdasarkan usia yakni usia lansia

(elderly) sebanyak 19 pasien (73,1%). Berdasarkan penyakit komplikasi yang

terbanyak diderita pasien adalah hipertensi sebanyak 24 pasien (92,3%) dan

berdasarkan penyakit penyerta yang paling banyak muncul adalah osteoatritis

sebanyak 5 pasien (19,2 %).

2. Terdapat 11 kelas terapi yang diberikan pada pasien dengan penggunaan

terbesar adalah obat kelas terapi kardiovaskuler sebesar 84,6 %.

3. Drug Therapy Problems (DTPs) yang terjadi adalah dosis terlalu rendah

sebanyak 1 pasien (3,8%) dan Adverse Drug Reaction (ADR) sebanyak 14

pasien (53,8%).

B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan adalah :

a. Bagi Rumah Sakit

1. Penulisan rekam medik sebaiknya dilakukan secara lengkap dan teliti.

Karena rekam medik merupakan informasi sekaligus sarana komunikasi

yang dibutuhkan pasien, maupun pelayanan kesehatan dan pihak terkait

Page 86: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

66

untuk mempertimbangkan dalam menentukan suatu kebijakan tatalaksana

atau tindakan medik.

2. Sebaiknya dilakukan pengukuran HbA1C setiap 3 bulan sekali. Karena

pengukuran HbA1C berguna untuk mengetahui kepatuhan pasien dan

pemberian terapi yang tepat bagi pasien.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan untuk evaluasi Drug Therapy

Problems obat hipoglikemia kombinasi pada pasien geriatri Diabetes Mellitus tipe

2 di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada periode yang

berbeda secara prospektif.

Page 87: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

67

Daftar pustaka

AACE, 2007, American Association of Clinical Endocrinologists Medical

Guidelines for Clinical Practice for The Management of Diabetes Mellitus,

Endocrine Practice, Vol 13 (suppl 1), American Association of Clinical

Endocrinologists Medical

AACE, 2009, Statement by an American Association of Clinical Endocrinologists

Consensus Panel On Type 2 Diabetes Mellitus : An Algoritm for Glycemic

Control, Vol 15 No 6, American Association of Clinical Endocrinologists

Medical

ADA, 2006, Standar of Medical Care in Diabetes-2006,

http://care.diabetesjournals.org/content/29/suppl_1/s4.full.pdf+html, diakses

22 November 2009

ADA, 2009, Standar of Medical Care in Diabetes-2009,

http://care.diabetesjournals.org/content/32/Supplement_1/S13.full.pdf+html,

diakses 22 November 2009

Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, 19-21, 263-269,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2002, Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia,

Penerbit PERKENI, Jakarta

Anonim, 2005 a, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus, 8- 76,

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Direktorat Jenderal Bina

Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI

Anonim, 2005 b, Standar Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito, Medika Fakultas

Kedokteran UGM, Yogyakarta

Anonim, 2008 a, Diabetes Mellitus,

http://www.fortunestar.co.id/content/view/24/24/ diakses 22 Oktober 2008

Anonim, 2009 a, Informasi Spesialite Obat Indonesia, Edisi 44, 3, 238-246, 276,

281, 297, 298, 300,445-446, PT ISFI Penerbitan, Jakarta Barat

Anonim, 2009 b, 2030 Penderita Diabetes Indonesia Berjumlah 21,3 Juta Jiwa,

http://www.indofamilyhealth.com, diakses 22 Maret 2009

Page 88: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

68

Asdie, A.H., 2000, Patogenesis dan Terapi Diabetes Mellitus Tipe 2, 11,41-67,

Penerbit Medika UGM, Yogyakarta

Aslam, M, dkk., 2003, Farmasi Klilnik (Clinical Pharmacy), PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta

Bexter, K., 2006, Stockley’s Drug Interaction : A Source Book of Interaction,

Their Mechanism, Clinical Impportance and Management, Sevent Edition,

1-11, 389,-424, Pharmaceutical Press, London

Blonde, L., 2007, Easing the Transition to Insulin Therapy in People with type 2

Diabetes, Diabetes Clinical Research Unit, Ochsner Clinic Foundation, New

Orleans

Carlisle, B.A., Kroon, L.A., Koda.Kimble, M.A., 2005, Diabetes Mellitus, dalam

Koda. Kimble,M.A., Young, L.Y., Kradjan, W.A., Guglielmo, B.J.,(eds),

Applied Therapeutics : The Clinical Use of Drugs, Seven Edition, 50-58,

Lippincot Williams & Walkin, Philadelpia

Chehade, J.M., and Mooradian, A.D., 2001, Drug Therapy : Current and

Emerging Agent, diakses tanggal 15 Desember 2009

Cipolle, R.J, Strand, L.M., Morley P.C., 2004, Pharmaceutical Care Practice The

Clinician’s Guide, Second Edition, 73-119, McGraw-Hill, New York

Darmojo, R.B., dan Martono, H.H., 2004, Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan

Usia Lanjut), Edisi 3 114, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Donatus, 1999, Nasib Obat dalam Diri Usia Lanjut, Majalah Sains dan Teknologi,

Volume 2, No. 2, 1-10, Bandar Lampung

Feingold K.R., and Funk, J.L., 2000, Disorder of the Endocrine Pancreas, dalam

McPee, S.J., Lingappa, W.F., Lange J.D., Pathophysology of Disease : An

Introduction to Clinical Medicine,Third Edition, 432-458, The McGraw-

Hill Companies Inc., New York

Guyton, A.C., dan Hall, J.E., 1996, Textbook of Medical Physiology, EGC, Jakarta

Ikram, H.A., 1996, Diabetes Mellitus pada Usia Lanjut dalam Noer, S.H.,

Waspaji, S., Lesmana, L.A., Widodo, D., Isbagio, H., Alwi, I., (Editor),

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi III, 692-696, Balai Penerbit Fakultas

Kedokteran UI, Jakarta

Page 89: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

69

Inzucchi, S.E., 2002, Oral Antihyperglycemic Therapy for Type 2 Diabetes:

Scientific Review, Vol.287, No.3, 360-372, JAMA, America

Kimble, M.A.K, Young L.Y., Kradjan W.A., Guglielmo B.J., 2005, Handbook of

Applied Therapeutics, Seventh Edition, 47.1-47.39, Lippincot Williams &

Walkins, Philadelphia

Lacy, C.F., Armstrong, L.L., Goldman, M.O., and Lance L.L., 2006, Drug

Information Handbook, 14th Ed., 735-736, 741-742, 1016-1018, Lexi-comp,

Ohio

Laksmiarti, T., dan Maryam, H., 2002, Tetap Sehat di Usia Lanjut dengan Gizi

Sehat, Medika Jurnal Kedokteran dan Farmasi, Tahun XXVIII, No.7, 599-

600, PT. Grafiti Medika Pers, Jakarta

Karam, J.H., 2007, Diabetes Mellitus and Hypoglicemia, dalam McPee S.J. and

Papadakis M.A., Current Medical Diagnosis and Treatment, 1231-1241,

McGraw Hill Medical, New York

McEvoy, G.K., 2005, AHFS Drug Information 2005, 3015-3016, American

Society of Health System Pharmacists, Avenus

Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan, 10-18; 176-183, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Prest, M., 2003, Penggunaan Obat pada Lanjut Usia, dalam Aslam, M., Tan, C.K.,

Prayitno., A., Farmasi Klinis, 203-215, PT. Elex Media Komputindo,

Kelompok Gramedia, Jakarta

Rochmah, W., 2006, Diabetes Mellitus pada Usia Lanjut, dalam Sudoyo A.W.,

Setiyohadi B., Alwi I., Simabrata M., Setiati S., Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam, Jilid III, Edisi IV, 1937- 1939, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu

Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Rovers J.P., 2003, Identifying Drug Therapy Problems, dalam Rovers J.P., Currie

J.D., Hagel H.P., McDonough R.P., Sobotka J.L., A Practical Guide to

Pharmaceutical Care, Second Edition, 2003, 15-25, 54-64, American

Pharmaceutical Association, Washington D.C

Sariningtyas, A.T., 2008, Evaluasi Keamanan Terapi Kombinasi Tiga

Antidiabetika Oral pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUP Dr.

Page 90: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

70

Sardjito Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta

Semla, T.P., Beizer, J.L., Higbee. M.D., 2002, Geriatric Dosage Handbook, 7th

Edition,16-17, 463-468, 528-536, 652-653, American Pharmaceutical

Assotiation, USA

Soegondo S., Soewondo P., Subekti I., (eds), 2004, Penatalaksanaan Diabetes

Mellitus Terpadu, Pusat Diabetes dan Lipid RSUP Nasional Cipto

Mangunkusumo-FKUI, Jakarta

Soegondo S., 2006 a, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus

Tipe 2 di Indonesia, Penerbit Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

(PERKENI), Jakarta

Soegondo S., 2006 b, Farmakoterapi pada Pengendalian Glikemia Diabetes

Mellitus Tipe 2, dalam Sudoyo A.W., Setiyohadi B., Alwi I., Simabrata M.,

Setiati S., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi IV, 1882- 1887,

Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, Jakarta

Stockley, and Ivan.H., 1994, Drug Interaction, third edition, 540-560, University

of Notingham Medical School, UK

Tatro, D.S. 2001, Drug Interaction Fact, Fact and Comparison, xiv-xvii, 846-

854, 992-996, A Walters Kluwer Company, St. Louis, Missouri

Tjokroprawiro, A., 2001, Diabetes Mellitus (Klasifikasi, Diagnosis, dan Terapi),

Ed. III, PT Gramedia Pustaka, Jakarta

Triplitt, C.L., Reasner, C.A. Isley.L.I., 2005, Diabetes Mellitus, dalam Dipro, J.T,

Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Welss, B.G., Posey, L.M., (Eds.),

Pharmacotherapy a Phathophysiologic Approach, sixth edition 1333-1365,

Appleton and Lange, Standford Canneticut

Turner, R.C., Cull, C.A., Frighi, V., Holman, R.R., 1999, Glicemic Control With

Diet, Sulfonilurea, Metformin, or Insulin in Patient With Type 2 Diabetes

Mellitus, Progessive Requirement for Multiple Therapies (UKPDS 49),

Volume 281, No. 21, The Journal of the American Medical Association

(JAMA), American

Page 91: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

71

Watkins, P.J., 2003, ABC of Diabetes, Fifth Edition, BMJ Publishing Group Ltd,

London

Widijanti, A., 2006, Pemeriksaan Laboratorium Penderita Diabetes Mellitus,

http://www.tempo.co.id/medika/temp.online.old/pus-i diakses 13 April 2009

World Health Organization, 1999, Definition, Diagnosis and Classification of

Diabetes Mellitus and its Complications Report of a WHO Consultation

Part 1: Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus, WHO

Department of Noncommunicable Disease Surveillance, Geneva

Page 92: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

73

LAMPIRAN

Page 93: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

74

Lampiran I. Kajian DTPs Pasien Penggunaan Obat Hipoglikemia Kombinasi pada

Pasien Geriatri DM Tipe II di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

Periode Januari-Juni 2009

Pasien 1 No. RM 00-68-33-66

Subyektif

Perempuan, 69 tahun. Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi, Dislipidemia, Benign Prostat

Hipertropi, Angina Pektoris, Insufisiensi Renal. Riwayat penyakit : pada bulan April, pasien

mengalami kembung dan kentut terus menerus, dokter mendiagnosis hal ini akibat efek

samping dari obat Glukobay (akarbose)

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa (2009)

9 Jan 7 Feb 7 Mar 4 Apr

TD 110/80 130/80 130/70 130/80

GDP 90 93 118 129

2JPP 211 201 229 243

Kolesterol 189 189 - 167

Trigliserida 78 79 - 262

LDL 122 122 - 92

HDL 40,3 49,3 - 32,8

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal Periksa (2009)

9

Jan

7

Feb

7

Mar

4

Apr

Glucobay® (akarbose 100 mg) 1-1-1 √ √ √ √

Glurenorm® (glikuidon 30 mg) 1-0-0 √ √ √ -

Mixtard® (insulin campuran) 6-0-2 - - - √

Adalat Oros® (nifedipin 30 mg) (60) 1x1 √ √ √ √

Hytrin® (terazosin HCL) (30) 1x1 √ √ √ √

simvastatin 10 mg (30) 0-0-1 √ √ √ √

hidroklortiazid 25 mg (30) 1x1 - - - √

Aspilet® ( asam salisilat 80 mg) (30) 1x1 - √ - -

ranitidin 15 mg (60)2x1 - - - √

valsartan 80 mg (30) 1x1 - - - √

bisoprolol 5 mg (30) 1x1 √ √ √ √

asam folat 3x1 √ √ √ √

CaCO3 (60) 3x1 √ √ √ √

isosorbit dinitrat(kalau perlu)(30) √ √ √ √

Penilaian

pasien mengalami kembung dan kentut terus, akibat efek samping dari akarbose. DTPs

potensial : Adverse Drug Reaction

Rekomendasi

1. lakukan pemantauan terhadap glukosa darah pasien

2. lakukan pemantauan terhadap efek samping yang dialami oleh pasien, jika masih berlanjut

maka hentikan penggunaan obat akarbose dan diberikan obat pilihan lain.

Page 94: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

75

Pasien 2 No. RM 01.16.18.54

Subyektif

Perempuan, 74 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi, Dislipidemia, Osteoatritis

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa (2009)

22 Jan 19 Feb 20 Mar 18 Apr 22 Mei

TD 125/80 135/80 120/80 130/80 110/70

GDP 122 90 152 118 129

2JPP 151 116 139 178 149

BUN - - 13,1 - -

Kreatinin - - 1,03 - -

Kolesterol - - 187 167 -

HDL - - 38,1 - -

Trigliserida - - 99 182 -

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal Periksa (2009)

22

Jan

19

Feb

20

Mar

18

Apr

22

Mei

Glucodex® (gliklazid 80 mg)(30) - -0 √ √ √ √

metformin 500 mg(30) 0-0-1 √ √ √ √ √

valsartan 80 mg (30) 1x1 √ √ √ √ √

Adalat Oros® (nifedipin 30 mg) (60) 1x1 √ √ √ √ √

hidroklortiazid 25 mg (30) 1x1 √ √ √ √ √

simvastatin 10 mg (30) 0-0-1 - - √ √ √

gemfibrozil 30 mg (30) 1x1 - √ - - -

meloxicam 7,5 mg (30) 1x1 - - - - √

Neurodex® (vit B1,vit B6, vit B12) (30) 1x1 √ - - - -

Penilaian

pemberian bersamaan antara metformin dengan nifedipin dapat meningkatkan efek

metformin yang berakibat munculnya efek hipoglikemia. DTPs potensial : Adverse Drug

Reaction

Rekomendasi

1. lakukan pemantauan terhadap terapi yang diberikan jika muncul efek hipoglikemia

sebaiknya diberi alternatif obat hipoglikemia lain

2. pantau glukosa darah secara rutin

Page 95: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

76

Pasien 3 No. RM 01.16.18.54

Subyektif

Laki-laki, 74 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi, Dislipidemia, Post Stroke, Digitate Pedis

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa (2009)

11 Feb 11 Mar 11 Apr 20 Mei

TD 110/70 100/60 120/80 100/80

GDP 149 94 125 190

2JPP 249 177 133 214

Trigliserida 233 168 212 275

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal Periksa (2009)

11

Feb

11

Mar

11

Apr

20

Mei

Mixtard® (insulin campuran) 1 x 30 unit √ √ √ √

Gludepatic® (metformin HCl 500 mg) (30) 2x1 √ √ √ √

Aspilet®(asam salisilat 80 mg) (30) 1x1 - - - √

efedrin (30) 1x1 - - - √

Penilaian

Nilai glukosa darah pasien tidak teratur, kadang terkontrol dan terkadang melebihi dari nilai

rujukan dari rumah sakit.

Rekomendasi

Lakukan pemantauan glukosa darah jika nilai GDP dan 2JJP

Page 96: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

77

Pasien 4 No. RM 00.03.13.15

Subyektif

Laki-laki, 70 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa

(2009)

31 Jan 12 Mei

TD 110/70 100/60

GDP 128 129

2JPP 183 179

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal Periksa

(2009)

31 Jan 12 Mei

Humulin® (insulin campuran) 0-0-10 √ √

Glurenorm® (glikuidon 30 mg) 1-0-0 √ √

metformin 850 mg (30) 1-1-1 √ √

Sohobion® (vit B1,vit B6, vit B12) (30) 1x1 √ -

Neurodex® (vit B1,vit B6, vit B12) (30) 1 x 1 - √

Penilaian

Nilai glukosa darah pasien belum mencapai target terapi

Rekomendasi

1. Lakukan pemantauan terhadap glukosa darah pasien jika masih lebih tinggi dari target

terapi maka dapat dilakukan evaluasi terapi dengan peningkatan dosis atau penggantian

kombinasi terapi.

2. Lakukan pemantauan terhadap glukosa darah dan potensi interaksi yang dapat terjadi

Page 97: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

78

Pasien 5 No. RM 00.87.29.11

Subyektif

Laki-laki, 70 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa

(2009)

31 Jan 22 Mei

TD 130/80 150/90

GDP 208 187

2JPP 269 208

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal Periksa (2009)

31 Jan 22 Mei

Glurenorm® (glikuidon 30 mg) 1-0-0 √ √

metformin 850 mg (30) 1-1-1 √ √

Adalat oros® (nifedipin 30 mg) 1x 1 (30) √ √

hidroklortiazid 25 mg 1-0-0 (30) √ √

kaptopril 25 mg (90) 1-1-1 - √

Penilaian

Pemberian bersamaan antara metformin dengan nifedipin dapat meningkatkan efek

metformin yang berakibat munculnya efek hipoglikemia. DTPs potensial : Adverse Drug

Reaction

Rekomendasi

1. Lakukan pemantauan terhadap glukosa darah pasien jika masih lebih tinggi dari target

terapi maka dapat dilakukan evaluasi terapi dengan peningkatan dosis atau penggantian

kombinasi terapi.

2. Lakukan pemantauan terhadap glukosa darah dan potensi interaksi yang dapat terjadi

Page 98: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

79

Pasien 6 No. RM 00.01.96.51

Subyektif

Laki-laki, 67 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi, Ischemik Heart Disease, Ostreoatritis

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa

(2009)

31 Jan 12 Mei

TD 140/80 130/80

GDP 130 126

2JPP 144 131

Ureum - 334

Asam Urat - 60,1

Kreatinin - 1,47

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal Periksa (2009)

31 Jan 25 Feb 22 Mei

Glucodex® (gliklazid 80 mg)(30)1 -0 -0 √ √ √

metformin 850 mg (30) 1-1-1 √ √ √

ranitidin 15 mg (60)2x1 - - √ isosorbit dinitrat (kalau perlu)(30) √ √ √ Adalat oros® (nifedipin 30 mg) (30) 1x1 √ √ √ meloxicam 7,5 mg (30) 1x1 - - √

Neurodex® (vit B1,vit B6, vit B12) (30) 1x1 √ √ √ allopurinol (30) 1x1 √ √ -

Aspilet® (asam salisilat 80 mg) (30) 1x1 - - √

Penilaian

1. Penggunaan ranitidin yang bersamaan dengan metformin dapat meningkatkan efek

farmakologi sehingga dapat menyebabkan hipoglikemia. DTPs potensial : Adverse Drug

Reaction 2. Penggunaan nifedipin dapat meningkatkan efek metformin yang berakibat munculnya

efek hipoglikemia. DTPs potensial : Adverse Drug Reaction

Rekomendasi

1. 1. Lakukan pemantauan terhadap glukosa darah pasien dan potensi interaksi obat tersebut.

Jika interaksi berefek klinik menyebabkan hipoglikemia maka dapat diberikan pilihan

obat hipoglikemia lain.

Page 99: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

80

Pasien 7 No. RM 00.53.42.91

Subyektif

Laki-laki, 78 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi, Athralgia, Hipertensi Heart Disease, Osteoatritis

Riwayat : rujukan dari puskesmas kotagedhe

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa (2009)

21 Jan 5 Feb 24 Mar 22 Apr 23 Mei 20 Juni

TD 120/80 135/80 130/70 120/70 120/80 120/80

GDP 185 185 190 180 145 175

2JPP 171 170 - 200 167 -

BUN - - - 18,2 - -

Kreatinin - - - 0,97 - -

Urat - - - 4,2 - -

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal Periksa (2009)

21

Jan

5

Feb

24

Mar

22

Apr

23

Mei

20

Juni

Mixtard® (insulin campuran) 12-0-8 √ √ - - - -

Mixtard® (insulin campuran) 14-0-10 - - √ √ √ √

metformin 500 mg(30) 1-0-1 √ √ √ √ √ √

valsartan 80 mg (30) 1x1 √ - - √ - -

Adalat Oros® (nifedipin 30 mg) (60) 1x1 - √ √ √ √ √

meloxicam 7,5 mg (30) 1x1 √ - - - - √

Laxadin® (fenoftalin) syr 1x CII (1) - - - √ - -

Penilaian

1. DTPs aktual yang terjadi pasien mengalami dosis terlalu rendah, hal ini diketahui dari nilai

GDP dan 2JPP yang masih tinggi dibanding nilai rujukan

3. Pemberian bersamaan antara metformin dengan nifedipin dapat meningkatkan efek

hipoglikemia. DTPs potensial : Adverse Drug Reaction

Rekomendasi

1. Lakukan pemantauan terhadap nilai glukosa darah pasien jika masih tinggi maka dapat

dilakukan evaluasi terapi.

2. Lakukan pemantauan terhadap glukosa darah dan potensi interaksi yang dapat terjadi

Page 100: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

81

Pasien 8 No. RM 00.41.85.86

Subyektif

Laki-laki, 84 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi, Asma, Pneumonia, Dispepsia,

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa (2009)

20 Jan 25 Feb 18 Mar 15 Apr 12 Mei 18 Juni

TD 130/80 135/80 140/80 180/70 120/80 120/80

GDP 85 135 120 84,7 111 100

2JPP 136 233 189 214 213 190

BUN - - - 65,7 - -

Kreatinin - - - 1,37 - -

Kolesterol - - - 147,2 - -

HDL - - - 57,8 - -

LDL - - - 64,2 - -

Urat - - - 5,9 - -

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal Periksa (2009)

20

Jan

25

Feb

18

Mar

15

Apr

12

Mei

18

Juni

Glucodex® (gliklazid 80 mg) (30)2-2-0 √ √ √ √ √ √

metformin 500 mg (30) 1-0-1 √ √ √ √ √ √

Glucobay® (akarbose 100 mg) 1-1-1 √ √ √ √ √ √

valsartan 80 mg (30) 1x1 √ √ √ √ √ √

alprazolam 0,5 mg (30) 1 x1 - - - √ - -

Neurodex® (vit B1,vit B6, vit B12) (30)

1x1 √

√ √ √ √ √

Inflammide® (budesonid)3 x 2 puff (I) √ √ - √ - -

siprofloxacin 500 mg 2 x 1 - √ - - - -

Benotec (fenoterol HBr)® 3 x II - - √ - - √

ranitidin 15 mg (60)2x1 - - - - √ √

teofilin 10 mg

gliseril guaikolat 50 mg 3x1kapsul √ √ √ √ √ √

salbutamol 2 mg

Penilaian

1. Penggunaan ranitidin yang bersamaan dengan metformin dapat meningkatkan efek

farmakologi sehingga dapat menyebabkan hipoglikemia. DTPs potensial : Adverse Drug

Reaction 2. metformin berinteraksi dengan akarbose dengan severity level : 5 atau minor. Hal ini

menyebabkan bioavailabilitas metformin dapat menurun jika digunakan bersamaan dengan

akarbose. DTPs potensial : Adverse Drug Reaction

Rekomendasi

Lakukan pemantauan terhadap nilai glukosa darah pasien dan interaksi obat yang potensial

terjadi. Selain itu sarankan pasien untuk mengatur pola makan dengan baik dan melakukan

aktivitas atau olahraga yang masih mungkin dapat dilakukan.

Page 101: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

82

Pasien 9 No. RM 00.97.70.42

Subyektif

Laki-laki, 78 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi, Asma,

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa (2009)

1 Jan 16 Mar 14 Apr 13 Mei

TD 130/80 100/60 120/70 125/70

GDP 124 122 132 145

2JPP 144 150 166 189

BUN 12,1 - - -

Kreatinin 1,34 - - -

Kolesterol 171 - - -

HDL 53,5 - - -

LDL 110 - - -

Ureum 5,1 - - -

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal Periksa (2009)

1

Jan

16

Mar

14

Apr

13

Mei

Glucodex® (gliklazid 80 mg)(30)2-2-0 √ √ √ √

Gludepatic® (metformin 500 mg) (30) 3x1 √ √ √ √

Glucobay® (akarbose 100 mg) 1-1-1 √ √ √ √

Ventolin® (salbutamol) 3x puff (1) - √ √ √

Noperten® (lisinopril 10 mg) 1x1 - √ √ √

Neurodex® (vit B1,vit B6, vit B12) (30) 1x1 √ - - √

Inflammide® (budesonid) 3 x 2 puff (I) √ - - √

simvastatin 10 mg (30) 0-0-1 √ √

ranitidin 15 mg (60)2x1 - - - √

Penilaian

1. Penggunaan ranitidin yang bersamaan dengan metformin dapat meningkatkan efek

farmakologi sehingga dapat menyebabkan hipoglikemia. DTPs potensial : Adverse Drug

Reaction 2. Metformin berinteraksi dengan akarbose dengan severity level : 5 atau minor. Hal ini

menyebabkan bioavailabilitas metformin dapat menurun jika digunakan bersamaan dengan

akarbose. DTPs potensial : Adverse Drug Reaction

Rekomendasi

1. Lakukan pemantauan terhadap glukosa darah dan potensi interaksi obat yang mungkin dapat

terjadi.

Page 102: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

83

Pasien 10 No. RM 00.03.13.15

Subyektif

Perempuan, 62 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi, Hipertensive Heart Disease, Rematoid

Riwayat : diagnosis menderita DM tipe 2 pertama kali tanggal l3 Agustus 2006. Obat

hipoglikemia yang diberikan adalah glibenklamid dan mulai mendapat terapi kombinasi sejak 4

Januari 2008

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa

(2009)

27 Feb TD 130/80

125

205

GDP

2JPP

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal

Periksa (2009)

27 Feb Gludepatic® (metformin 500 mg) (30) 3x1 √

Glurenorm® (glikuidon 30 mg) 1-0-0 √ valsartan 80 mg (30) 1x1 √ Amdixal® (amlodipin maleat 5 mg) 1x1 √

Penilaian

Nilai glukosa darah pasien lebih tinggi dari nilai rujukan rumah sakit yaitu 70-120 mg/dl untuk

GDP dan 85-145 mg/dl nilai rujukan 2JPP

Rekomendasi

1. Lakukan pemantauan glukosa darah pasien

2. Pengaturan pola makan yang baik dan olahraga yang teratur dapat menbantu pencapaian

target terapi

Page 103: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

84

Pasien 11 No. RM 00.56.77.67

Subyektif

Perempuan, 71 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi, Osteoatritis

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa (2009)

12 Jan 13 Mei 17 Juni

TD 130/80 130/90 110/60

GDP 111 135 118

2JPP 184 195 182

BUN - 14,9

Kreatinin - 0,86

Urat - 5,9

Kolesterol - 165

Trigliserida - 107

HDL 48 - 44,3

LDL 114 - 103

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal Periksa (2009)

12 Jan 13 Mei 17 Juni

metformin 500 mg (30) 1-0-1 √ √ √ Glucobay® (akarbose 100 mg) 1-1-1 √ √ √ simvastatin 10 mg (30) 0-0-1 - - √

isosorbit dinitrat (kalau perlu)(30) - - √

Adalat oros® (nifedipin 30 mg) (30) 1x1 √ √ √

meloxicam 7,5 mg (30) 1x1 √ √ √ Neurodex® (vit B1,vit B6, vit B12) (30) 1x1 √ √ √ Aspilet® (asam salisilat 80 mg) (30) 1x1 √ √ √

Penilaian

Metformin berinteraksi dengan akarbose dengan severity level : 5 atau minor. Hal ini

menyebabkan bioavailabilitas metformin dapat menurun jika digunakan bersamaan dengan

akarbose. DTPs potensial : Adverse Drug Reaction

Rekomendasi

Lakukan pemantauan terhadap nilai glukosa darah pasien dan interaksi obat yang mungkin

dapat terjadi

Page 104: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

85

Pasien 12 No. RM 00.01.14.53

Subyektif

Laki-laki, 76 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi, Chronic Kidney Disease (CKD), Akut Kidney Injury (AKI),

dispepsia. Riwayat : pada bulan Mei dan Juni pasien tidak menyuntikkan insulin

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa (2009)

5 Jan 5 Feb 5 Mar 2 Apr 11 Mei 25 Juni

TD 130/70 120/80 130/80 130/70 110/80 120/80

GDP 226 118 110 114 330 374

2JPP - 189 179 214 490 376

BUN - - - 14,9 - 9

Kreatinin - - - 1,44 - 1,36

Na - - - - 119 -

K - - - - 4,3 -

Cl - - - - 91 -

Urat - - - 8,1 - 5,1

Glukosa - - - - + -

Protein - - - - + -

Keton - - - - + -

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal Periksa (2009)

5

Jan

5

Feb

5

Mar

2

Apr

11

Mei

25

Juni

Mixtard® (insulin campuran) 30-0-10 √ - - - - -

Novomix® (insulin campuran) 30 20-0-14 - √ √ √ √ √

Glucobay® (akarbose 100 mg) 1-1-1 √ √ √ √ √ √

valsartan 80 mg (30) 1x1 √ - √ √ √

hidroklortiazid 25 mg 1-0-0 (30) √ √ √ √ √ -

Neurodex® (vit B1,vit B6, vit B12) (30) 1x1 √ - √ √ √ -

Sohobion® (vit B1,vit B6, vit B12)1x1 - - - - √ -

laprazolam 1x1 - - - - √ -

asam folat(50) 3x1 √ √ - √ √ -

CaCO3 (60)3x1 - √ - - - -

allopurinol 10 mg 1 x 1 √ - - - - -

obat batuk hitam syr 3 x CI - - - √ √ √

Penilaian

Nilai glukosa darah pasien tidak teratur, kadang terkontrol dan terkadang melebihi dari nilai

rujukan dari rumah sakit.

Rekomendasi

Lakukan pemantauan terhadap nilai glukosa darah dan sarankan pasien untuk mengatur pola

makan yang sehat serta melakukan aktivitas/ olahraga yang masih mungkin dapat dilakukan.

Page 105: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

86

Pasien 13 No. RM 00.36.81.17

Subyektif

Perempuan, 69 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa (2009)

19 Jan 23 Feb 3 April 11 Mei 15 Juni

TD 120/70 130/70 130/80 120/70 125/70

GDP 161 374 146 146 102

2JPP 188 376 166 166 112

BUN - 9 - - -

Kreatinin - 1,36 - - -

Urat - 5,1 - - -

Protein ++ - - - -

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal Periksa (2009)

19

Jan

23

Feb

3

Apr

11

Mei

15

Juni

Mixtard® (insulin campuran) 10-0-10 √ - - - -

Novomix® 18-0-10 - √ √ √ √ Gludepatic® (metformin 500 mg) (30) 3x1 √ √ - - -

metformin 850 mg (30) 1-0-1 - - √ √ √

valsartan 80 mg (30) 1x1 √ √ √ √ √ Sohobion® (vit B1,vit B6, vit B12)1x1 √ √ √ √ √

Penilaian

Nilai glukosa darah pasien tidak teratur, kadang terkontrol dan terkadang melebihi dari nilai

rujukan dari rumah sakit.

Rekomendasi

1. Lakukan pemantauan terhadap nilai glukosa darah

2. Sarankan pasien untuk mengatur pola makan yang sehat dan melakukan aktivitas/ olahraga

yang masih mungkin dapat dilakukan

Page 106: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

87

Pasien 14 No. RM 00.02.85.08

Subyektif

Perempuan, 68 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi,Hipertensi Heart Disease ,Remathoid

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa

(2009)

7 Jun

TD 130/80

GDP 107

2JPP 144

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal

Periksa (2009)

7 Jun

metformin 500 mg (30) 1-0-1 √

Glucodex® (gliklazid 80 mg)(30)1-0-0 √

valsartan 80 mg (30) 1x1 √

Neurodex® (vit B1,vit B6, vit B12) (30)

1x1

Obat batuk hitam syr 3 x CI √

Penilaian

Terapi yang diberikan dapat mengontrol kadar glukosa darah pasien.

Rekomendasi

1. Lakukan pemantauan terhadap nilai glukosa darah

2. Sarankan pasien untuk mengatur pola makan yang sehat dan melakukan aktivitas/

olahraga yang masih mungkin dapat dilakukan

Page 107: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

88

Pasien 15 No. RM 00.43.37.19

Subyektif

Perempuan, 74 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi, Asma

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa

(2009)

2 Feb 6 Mar

TD 120/80 110/70

GDP 164 148

2JPP - -

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal

Periksa (2009)

7 Jun Glurenorm® (glikuidon 30 mg) 1x1 √

Glucobay® (akarbose 50 mg) 1-1-1 √ amlodipin 5 mg (30) 1x1 √ Noperten® (lisinopril 10 mg) (30) 1x1 √

Penilaian

Terapi yang diberikan belum mampu mengotrol glukosa darah pasien, hal ini diketahui dari

nilai glukosa yang masih lebih tinggi dari nilai rujukan.

Rekomendasi

1. Lakukan pemantauan terhadap nilai glukosa darah

2. Sarankan pasien untuk mengatur pola makan yang sehat dan melakukan aktivitas/

olahraga yang masih mungkin dapat dilakukan

Page 108: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

89

Pasien 16 No. RM 00.61.05.98

Subyektif

Perempuan, 71 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa (2009)

22 Jan 20 Feb 30 Apr 26 Mei

TD 130/80 130/70 120/70 110/80

GDP 143 127 107 134

2JPP 140 181 144 198

BUN - - 12,1 -

Kreatinin - - 1,06 -

Urat - - 5,4 -

Protein ++ - - -

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal Periksa (2009)

22

Jan

20

Feb

30

Apr

26

Mei

Gludepatic® (metformin 500 mg) (30) 3x1 √ √ √ √

Glurenorm® (glikuidon 30 mg) 1x1 √ √ √ √ Glucobay® (akarbose 50 mg) 1-1-1 √ √ √ √

glikuidon 30 mg (30) 1x1 - - - √

valsartan 80 mg (30) 1x1 √ √ √ √ Sohobion® (vit B1,vit B6, vit B12) (30) 1x1 - - - √

Neurodex(vit B1,vit B6, vit B12) (30) 1x1 √ √ √ -

Penilaian

metformin berinteraksi dengan akarbose dengan severity level : 5 atau minor. Hal ini

menyebabkan bioavailabilitas metformin dapat menurun jika digunakan bersamaan dengan

akarbose. DTPs potensial : Adverse Drug Reaction

Rekomendasi

1. Lakukan pemantauan terhadap nilai glukosa darah pasien dan interaksi obat yang mungkin

dapat terjadi

2. Sarankan pasien untuk mengatur pola makan yang sehat dan melakukan aktivitas/ olah raga

yang masih dapat dilakukan.

Page 109: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

90

Pasien 17 No. RM 00.02.85.08

Subyektif

Perempuan, 77 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi, Dislipidemia, Hipertensive Heart Disease (HHD),

Osteoporosis, dispepsia dengan gastropati

Riwayat penyakit: keluhan saat kontrol ialah perut kembung dan sulit buang air besar

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa

(2009)

14 Mei

TD 120/80

GDP 62

2JPP 220

Kolesterol 166

Trigliserida 133

HDL 67

LDL 72

T score 3,2

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal

Periksa (2009)

14 Mei

metformin 500 mg (30) 1-0-1 √

Glucobay® (akarbose 100 mg) 2 x1 √

omeprazole 30 mg (30)1x 1 √

simvastatin 10 mg 0-0-1 (30) √

isosorbit dinitrat kl perlu (30) √

Penilaian

metformin berinteraksi dengan akarbose dengan severity level : 5 atau minor. Hal ini

menyebabkan bioavailabilitas metformin dapat menurun jika digunakan bersamaan dengan

akarbose. DTPs potensial : Adverse Drug Reaction

Rekomendasi

1. Lakukan pemantauan terhadap nilai glukosa darah pasien dan interaksi obat yang minor

dapat terjadi

2. Sarankan pasien untuk mengatur pola makan yang sehat dan melakukan aktivitas/

olahraga yang masih dapat dilakukan.

Page 110: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

91

Pasien 18 No. RM 00.38.11.98

Subyektif

Perempuan, 68 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi, Neuropati

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa (2009)

15 Jan 10 Mar 27 Jun

TD 130/80 130/80 150/100

GDP 82 80 127

2JPP 138 136 123

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal Periksa

(2009)

15

Jan

10

Mar

27

Jun

Gludepatic® (metformin 500 mg) (30)

3x1 √ √ √

Glucodex® (gliklazid 80 mg)(90) 3x1 √ √ √ Glucobay® (akarbose 50 mg) 1-1-1 √ √ √ Neurodex® (30) 1x1 √ √ √

valsartan 80 mg (30) 1x1 √ √ -

amitrptilin (15) 1x2

1

√ √ -

Penilaian

metformin berinteraksi dengan akarbose dengan severity level : 5 atau minor. Hal ini

menyebabkan bioavailabilitas metformin dapat menurun jika digunakan bersamaan dengan

akarbose. DTPs potensial : Adverse Drug Reaction

Rekomendasi

1. Lakukan pemantauan terhadap nilai glukosa darah pasien dan interaksi obat yang mungkin

dapat terjadi

2. Sarankan pasien untuk mengatur pola makan yang sehat dan melakukan aktivitas/ olahraga

yang masih dapat dilakukan.

Page 111: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

92

Pasien 19 No. RM 00.61.90.36

Subyektif

Laki-laki, 84 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi, Dislipidemia,Insufisiensi renal, Osteoatritis, Vertigo

Riwayat : pada bulan april, pasien disarankan menggunakan insulin tapi pasien tidak bersedia

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa (2009)

12 Jan 12 Feb 3 Apr 22 Mei 30 Jun

TD 110/70 120/80 120/70 120/80 120/80

GDP 140 91 115 111 111

2JPP 269 179 177 233 170

BUN 13 - - 9,8

Kreatinin 0,84 - - - 0,71

Trigliserida 94 - - 134 -

HDL 42,4 - - 44,3 -

LDL 149,3 - - 168 -

Kolesterol - - - 239 -

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal Periksa (2009)

12

Jan

12

Feb

3

Apr

22

Mei

30

Jun

Glidabet® (gliklazid 80 mg) 1-1-0 √ √ √ √ √

metformin 850 mg (30) 1-0-1 √ √ √ √ √

Glucobay® (akarbose 100 mg) 1-1-1 √ √ √ √ √

Sohobion®(vit B1,vit B6, vit B12) 1x1 - - √ √ √

simvastatin 10 mg 0-0-1 √ √ - √ √

Mertigo (betahistin mesylate) 1x1 - √ - - -

Penilaian

metformin berinteraksi dengan akarbose dengan severity level : 5 atau minor. Hal ini

menyebabkan bioavailabilitas metformin dapat menurun jika digunakan bersamaan dengan

akarbose. DTPs potensial : Adverse Drug Reaction

Rekomendasi

1. Lakukan pemantauan terhadap nilai glukosa darah pasien dan interaksi obat yang mungkin

dapat terjadi

2. Sarankan pasien untuk mengatur pola makan yang sehat dan melakukan aktivitas/ olahraga

yang masih dapat dilakukan.

Page 112: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

93

Pasien 20 No. RM 00.03.07.42

Subyektif

Perempuan, 70 tahun. Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi

Riwayat : Pada bulan Maret, pasien tidak menyuntikkan insulin selama 4 hari

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa (2009)

8 Jan 25 Feb 16 Mar 2 Apr 7 Mei 8 Juni

TD 160/90 110/70 110/80 130/90 130/70 120/80

GDP 221 220 226 165 105 100

2JPP 445 335 402 299 175 190

BUN 15 21 - - - -

Kreatinin 1,06 1,01 - - - -

Kolesterol - - - - - -

HDL - - - - - -

LDL - - - - - -

Urat - 4,1 - - - -

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal Periksa (2009)

8

Jan

25

Feb

16

Mar

2

Apr

7

Mei

8

Juni

Humulin® 30/70 (insulin campur) 42-0-20 √ - √ √ √ √

Lantus® (insulin kerja panjang) 0-0-164 - √ - - - -

Humulin® N (insulin kerja sedang) 0-0-164 - - √ - - -

Humulin® N (insulin kerja sedang) 0-0-20 - - - √ √ -

Humulin® 30/70 (insulin campur) 14-0-10 - - - - - √

metformin 500 mg (30) 1-0-1 √ √ √ √ - -

Glucobay® (akarbose 100 mg) 1-1-1 √ √ √ √ - - glukosamin (30) 1x1 - - - √ √

valsartan 80 mg (30) 1x1 - √ √ √ - - Sohobion® (vit B1,vit B6, vit B12) (30) 1x1 - √ √ - - -

Neurodex® (vit B1,vit B6, vit B12) (30)

1x1 √

- - - - -

tanjil 200 mg (30) 1x1 - - - - √ √

Penilaian

metformin berinteraksi dengan akarbose dengan severity level : 5 atau minor. Hal ini

menyebabkan bioavailabilitas metformin dapat menurun jika digunakan bersamaan dengan

akarbose. DTPs potensial : Adverse Drug Reaction

Rekomendasi

1. Lakukan pemantauan terhadap nilai glukosa darah pasien dan interaksi obat yang mungkin

dapat terjadi

2. Sarankan pasien untuk mengatur pola makan yang sehat dan melakukan aktivitas/ olahraga

yang masih dapat dilakukan.

Page 113: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

94

Pasien 21 No. RM 01.30.13.48

Subyektif

Perempuan, 62 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa (2009)

28 Jan 28 Feb 18 Apr 4 Mei

TD 130/80 130/80 120/80 130/70

GDP 125 130 110 124

2JPP 145 124 168 155

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal Periksa (2009)

28

Jan

28

Feb

18

Apr

4

Mei

glimepired 2 mg (30) 1x1 √ √ √ √

metformin 500 mg (30) 1-0-1 √ √ √ √

bisoprolol 5 mg (30) 1x1 √ √ √ √ Neurodex® (vit B1,vit B6, vit B12)

(30) 1x1

√ √ √ √

Norvark® (amilodipin) (30) 1x1 √ √ √ √

Penilaian

Nilai glukosa darah pasien tidak teratur, kadang terkontrol dan terkadang melebihi dari nilai

rujukan dari rumah sakit.

Rekomendasi

1. Lakukan pemantauan terhadap nilai glukosa darah.

2. Sarankan pasien untuk mengatur pola makan yang sehat dan melakukan aktivitas/ olahraga

dengan rutin.

Page 114: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

95

Pasien 22 No. RM 00.17.60.62

Subyektif

Laki-laki, 77 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi, Dermatitis alergi, Rematoid, Insufisiensi renal

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa (2009)

3 Jan 26 Feb 30 Mar 27 Apr 23 Juni

TD 110/70 150/90 130/80 130/90 130/80

GDP 98 110 109 166 151

2JPP 141 175 185 133 195

BUN - 30 - 31,3 23

Kreatinin - 2,04 - 2,28 2,04

Trigliserida - - 67 - -

HDL - - 34 - -

LDL - - 133 - -

Urat - 6,5 - - 6,5

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal Periksa (2009)

3

Jan

26

Feb

30

Mar

27

Apr

23

Juni

Glidabet (gliklazid 80 mg) (30)1-0-0 √ √ √ √ √

Glucobay® (akarbose 100 mg) 1-1-1 √ √ √ √ √

hidroklortiazid 12,5 mg (30) 1-0-0 √ √ √ √ √

valsartan 80 mg (30) 1x1 √ √ √ √ √

simvastatin 10 mg 0-0-1 √ - √ √ √

Sohobion®(vit B1,vit B6, vit B12) (30)1x1 - - √ √ √

asam folat 3x1 √ √ √ √ √

Inevson (desoximetason) 3dd ve √ - - - -

Infenhistin 2x1 (5 hari) - - - - -

CaCO3 3x1 √ √ √ √ √

Penilaian

Nilai glukosa darah pasien tidak teratur, kadang terkontrol dan terkadang melebihi dari nilai

rujukan dari rumah sakit.

Rekomendasi

1. Lakukan pemantauan terhadap nilai glukosa darah.

2. Sarankan pasien untuk mengatur pola makan yang sehat dan melakukan aktivitas/ olahraga

dengan rutin.

Page 115: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

96

Pasien 23 No. RM 00.41.76.52

Subyektif

Laki-laki, 77 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Dislipidemia,

Riwayat : pasien rujukan dari tegalrejo. Mulai menggunakan obat hipoglikemia kombinasi sejak

10 Juni sebelumnya obat tunggal glukobay (akarbose 50 mg)

Obyektif

Parameter

Tanggal

Periksa (2009)

10 Jun

TD 110/70

2JPP 203

Trigliserida 201

Kolesterol 307

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal

Periksa (2009)

10 Jun

Aldiabet® (Glipizide 5 mg) (30) -0- √

Glucobay® (akarbose 50 mg) 1-1-1 √ simvastatin 10 mg 0-0-1 √

Fitbon® (glukosamin) 1x1 -

Penilaian

Nilai glukosa darah pasien jauh melebihi dari target terapi yang dianjurkan oleh rumah sakit.

Rekomendasi

1. Lakukan pemantauan terhadap nilai glukosa darah.

2. Sarankan pasien untuk mengatur pola makan yang sehat dan melakukan aktivitas/ olahraga

dengan rutin.

Page 116: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

97

Pasien 24 No. RM 00.02.18.17

Subyektif

Laki-laki, 76 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi, Post Stroke, Myalgia, low back pain, konstipasi

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa (2009)

12 Jan 16 Feb 16 Mar 17 Jun

TD 120/80 120/80 110/70 110/70

GDP 120,2 139 14 149

2JPP 178,6 197,5 208 -

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal Periksa (2009)

12

Jan

16

Feb

16

Mar

17

Jun

Glucobay® (akarbose 50 mg) 1-1-1 √ √ √ √

metformin 500 mg (30) 1-0-1 √ √ √ √

Adalat oros ®(nifedipin 30 mg) 1x1 √ √ √ √ Neurodex® (vit B1,vit B6, vit B12) (30) 1x1 √ √ √ √ meloxicam 7,5 mg 1x1 - √ √ -

diazepam 2 mg 2x1 - √ - -

Laxadin® (fenolftalin) syr 1x CII - - - √

Penilaian

1. Pemberian bersamaan antara metformin dengan nifedipin dapat meningkatkan efek

metformin yang berakibat munculnya efek hipoglikemia. DTPs potensial : Adverse

Drug Reaction 2. metformin berinteraksi dengan akarbose dengan severity level : 5 atau minor. Hal ini

menyebabkan bioavailabilitas metformin dapat menurun jika digunakan bersamaan dengan

akarbose. DTPs potensial : Adverse Drug Reaction

Rekomendasi

1. Lakukan pemantauan terhadap nilai glukosa darah pasien dan interaksi obat yang mungkin

dapat terjadi

2. Sarankan pasien untuk mengatur pola makan yang sehat dan melakukan aktivitas/ olahraga

yang masih dapat dilakukan.

Page 117: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

98

Pasien 25 No. RM 01.01.26.28

Subyektif

Perempuan, 74 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi, Dislipidemia, Insufisiensi Renal, Pruritis

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa (2009)

13 Jan 13 Feb 13 Mar 7 Apr 14 Mei 9 Jun

TD 140/80 130/80 120/80 110/70 120/80 120/80

GDP 114 119 141 105 137 97

2JPP 150 139 228 149 200 144

BUN - - 31,8 27,5 - -

Kreatinin - - 1,44 1,57 - -

Kolesterol - - 231 224 - -

HDL - - 53,7 50,2 - -

LDL - - 159 141 - -

Urea - - 7,2 7,2 - -

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal Periksa (2009)

13

Jan

13

Feb

13

Mar

7

Apr

14

Mei

9

Jun

Novomix® 6-0-2 √ √ √ √ √ √

Glucobay® (akarbose 100 mg)(90)

1-1-1

√ √ √ √ √ √

loratadin 10 mg 1x1 √ - - - - -

Noperten® (lisinopril10 mg) (30) 1x1 √ √ √ √ √ √

simvastatin 10 mg (30) 0-0-1 - √ √ - -

Neurodex® (vit B1,vit B6, vit B12) (30)

1x1 √

√ √ √ √ √

Normofet® (simvastatin10 mg) (30)1x1 - - - - √ √

Penilaian

Kontrol glukosa pasien cukup baik namun terkadang nilai glukosanya lebih tinggi dari nilai

rujukan dari rumah sakit.

Rekomendasi

1. Lakukan pemantauan terhadap nilai glukosa darah.

2. Sarankan pasien untuk mengatur pola makan yang sehat dan melakukan aktivitas/ olahraga

dengan rutin.

Page 118: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

99

Pasien 26 No. RM 00.52.64.76

Subyektif

Laki-laki, 76 tahun.

Diagnosa : DM tipe 2, Hipertensi,

Obyektif

Parameter

Tanggal Periksa

(2009)

20 Feb 24 Apr

TD 140/90 150/80

GDP 150 240

2JPP 206 308

Penatalaksanaan

Nama obat

Tanggal

Periksa (2009)

20

Feb

24

Apr

Glucobay® (akarbose 50 mg) 1-1-1 √ √

Glidabet (gliklazid 80 mg) 1-0-0 √ √

valsartan 80 mg 1x1 √ √ Neurodex® (vit B1,vit B6, vit B12)

(30) 1x1

√ √

meloxicam 7,5 mg 1x1 √ √

Penilaian

Glukosa darah pasien jauh dari nilai rujukan yaitu 70-120 mg/dl untuk GDP dan 85-145 mg/dl

nilai rujukan 2JPP.

Rekomendasi

1. Lakukan pemantauan terhadap nilai glukosa darah.

2. Sarankan pasien untuk mengatur pola makan yang sehat dan melakukan aktivitas/ olahraga

dengan rutin.

Page 119: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

100

Lampiran II. Nilai Rujukan dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

NO Parameter Nilai Rujukan

1. Kadar glukosa puasa (mg/dl) 70,00-120,00

2. Kadar glukosa 2JPP (mg/dl) 85,00-145,00

3. Kolesterol (mg/dl) 0,00-200,00

4. LDL (mg/dl) 0,00-130,00

5. HDL (mg/dl) 41,50-66,70

6. Trigliserida(mg/dl) 0,00-200,00

7. Kreatinin (mg/dl) 0,60-1,30

8. Klirens Kreatinin (ml/menit) 95-109

8. BUN(mg/dl) 7,00-18,00

9. Asam Urat (mg/dl) 2,5-8,5

Lampiran III. Obat Paten yang Digunakan

No Nama Generik Nama Dagang

akarbose 100 mg Glucobay®

amilodipine besylate Norvask®

amlodipine maleat Amdixal®

aspart 30% + aspart-protamine Novomix®

bedesonide Inflammide®

betahistine mesylate Mertigo®

desoximetason Inerson®

gliklazid 80 mg Glidabet®, Glucodex®

glikuidon 30 mg Glurenorm®

glipizide 5 mg Aldiab®

fenoftaline Laxadin®

fenoterol HBr Benotec®

insulin glargine Latus®

lisinopril Noperten®

metformin 500 mg Gludepathic®, Glucophage®

nifedipin Adalat Oros®

Regular soluble human insulin Humulin® R

salbutamol Ventolin®

simvastatin Normofet®

tertrazosin hidroklorida Hytrin®

vitamin B kompleks Neurodex®, Sohobion®

30% soluble insulin & 70% NPH Mixtard®

Page 120: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

101

Lampiran IV. Daftar Singkatan

ADR = Adverse Drug Reaction

AGI = α Glukosidase Inhibitor

BUN = Blood Urea Nitrogen

DM = Diabetes Mellitus

DTPs = Drug Therapy Problems

GDP = Glukosa Darah Puasa

GLP-1 = Glucagonlike Peptide-1 Agonist

GPP-4 = Dipeptidyl-peptidase-4

LDL = Low Density Lipid

Met = metformin

HDL = High Density Lipid

SU = Sulfonilurea

TD = Tekanan Darah

TDZ = Thiazolidinedione

2JPP = 2 jam post prandial

Page 121: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

102

Lampiran V. Surat Ijin Penelitian dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Page 122: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

103

Lampiran VI. Surat Kalaikan Etik

Page 123: EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS OBAT … · Klasifikasi ... Ketoasidosis Diabetik ... Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik..... 51 Tabel XIV. Penggunaan Obat

104

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi “Evaluasi Drug Therapy Problems Obat

Hipoglikemia Kombinasi pada Pasien Geriatri Diabetes

Mellitus Tipe 2 di Instalasi rawat Jalan RSUP Dr. Sardijito

Yogyakarta Periode Januari-Juni 2009” ini memiliki nama

lengkap Maria Fea Yessy Ayuningtyas. Penulis dilahirkan

di Bantul 8 Februari 1988 dari pasangan Antonius

Purwanto dan Brigita Sri Setyasih sebagai putri kedua dari

tiga bersaudara.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis yaitu tahun

1992-1994 di TK Dharma IV Bakti Ngebel, tahun 1994-2000 di SD N Tlogo Kasihan

Bantul, tahun 2000-2003 di SLTP N 1 Yogyakarta, tahun 2003-2006 di SMU N 8

Yogyakarta. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif

dalam kegiatan kemahasiswaan antara lain tergabung dalam UKF JMKI tahun 2006-

2007, Panitia Pengobatan Gratis JMKI 2007, Panitia Inisiasi Fakultas Farmasi

(TITRASI) 2007, Panitia Kelompok Kerja Nasional Tumbuhan Obat Indonesia

(POKJANAS TOI) 2009, Panitia Seminar Ilmiah Nasional 2009, Peserta Program

Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2009.