evaluasi atas sistem informasi akuntansi pendapatan asli daerah pada dinas pendapatan kabupaten...
DESCRIPTION
Sesuai dengan Undang-Undang nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara maka mewajibkan pemerintah daerah dan satuan kerja perangkat daerah selaku pengguna anggaran untuk melakukan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara. Dana yang didapat dan dikeluarkan oleh Dinas Pendapatan Daerah harus dapat dikelola secara bijak serta disajikan dalam laporan keuangan sesuai dengan keadaan sesungguhnya. Segala jenis pendapatan harus dicatat dan digunakan untuk belanja yang sudah ditetapkan.TRANSCRIPT
KEMENTRIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG SELATAN
LAPORAN STUDI LAPANGAN
EVALUASI ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENDAPATAN ASLI
DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN JEMBER
Diajukan oleh:
Taufanhaq Mahardhika
NPM: 093060015811
Mahasiswa Program Diploma III Keuangan
Spesialisasi Akuntansi Pemerintahan
Untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat
Dinyatakan Lulus Program Diploma III Keuangan
Tahun 2012
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktik Kerja Lapangan dengan judul “EVALUASI ATAS SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS
PENDAPATAN KABUPATEN JEMBER” dengan baik dan tepat waktu.
Laporan ini ditulis untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat dinyatakan
lulus Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Akuntansi, Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara tahun 2012. Atas izin Allah SWT dengan dukungan dari semua
pihak laporan ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
Penulis mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak
dalam penyelesaian laporan ini, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Orangtua penulis, Bapak Drs Subagiyo, Ibunda Ir Roza Amini, adik tersayang
Imanda Haq Adhitya, serta keluarga di Jember yang selalu mendoakan, memberi
semangat serta motivasi.
2. Bapak Kusmanadji, Ak., MBA. selaku Direktur Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara.
3. Bapak Fadlil Usman, Ak., M.Acc. selaku dosen pembimbing materi yang telah
bersedia meluangkan waktu dan pikiran membimbing penulis untuk
menyelesaikan laporan ini.
4. Ainunnisa Paradistya yang selalu memberikan semangat dan doa.
vi
5. Bapak/Ibu Dosen atas ilmu, pengalaman, dan motivasi yang diberikan kepada
penulis selama di bangku perkuliahan.
6. Seluruh pegawai pada Dinas Pendapatan Kabupaten Jember terutama Ibu Tita
Fajar dan Bapak Yhoni Restian, terima kasih untuk kerja sama dan bimbingan
selama pelaksanaan studi lapangan.
7. Bapak Mudjoko selaku pembimbing studi lapangan di Dinas Pendapatan
Kabupaten Jember, terima kasih atas saran dan masukannya.
8. Rekan-rekan satu kelompok dosen pembimbing, Firman, Yuliza, Thoriq , dan
Hakim, terima kasih atas bantuan, semangat dan kerjasamanya.
9. Rekan-rekan kelompok studi lapangan di Dinas Pendapatan Kabupaten Jember,
Marga Agung, Firman Ardynata, Arif Romadhoni, dan Sybro Mullysie
terimakasih atas bantuan, kerja sama, dan semangat tiada henti yang kalian
berikan selama pelaksanaan studi lapangan.
10. Rekan-rekan satu kos yang telah memberikan banyak inspirasi dan masukan bagi
penulis, Angga Dimas, Deni Yulianto, dan Afif Amrullah.
11. Seluruh keluarga penulis selama di STAN, Himpunan Mahasiswa Akuntansi,
Friends, Ikatan Mahasiswa Jember, Pertamaxxx (1-x Akuntansi), Kelas 2F
Akuntansi, tanpa kalian hari-hari penulis akan terasa lebih berat.
12. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari laporan PKL ini masih jauh dari sempurna dan banyak
kekurangannya karena keterbatasan pengetahuan. Penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca.
vii
Semoga laporan PKL ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memberikan
manfaat bagi para pembacanya.
Tangerang Selatan, Juli 2012
Penulis,
Taufanhaq Mahardhika
NPM 093060015811
z
s
f
1.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………. i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN STUDI
LAPANGAN…………………………………………………………………….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN STUDI LAPANGAN……………… iii
PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI ……………………………….. iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… v
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. viii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………. x
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Penulisan…………………………………………………… 1
B. Tujuan Penulisan………….………………………………………………… 3
C. Pembatasan Masalah ..……………………………………………………… 4
D. Metode Penelitian ..………………………………………………………… 5
E. Sistematika Penyajian ………………………………………………………. 5
BAB II DATA DAN FAKTA…………………………………………………… 7
A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan……………………………………….. 7
1. Sejarah singkat Dinas Pendapatan Kabupaten Jember……………………… 7
2. Struktur organisasi ………………………………………………………….. 9
ix
3. Potensi penerimaan di Dinas Pendapatan Kabupaten Jember ……………… 11
B. Fungsi-Fungsi Dalam Sistem Informasi Akuntansi Pendapatan Asli
Daerah ……………………………………………………………………… 12
C. Dokumen yang Digunakan…….……………………………………………. 13
D. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pendapatan Asli Daerah ..…… 15
E. Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Pendapatan
Asli Daerah……………………………………………………………….… 17
BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN…………………………. 21
A. Landasan Teori …………………………………………………………… 21
1. Dasar hukum ……………………………………………………………….. 21
2. Pengertian sistem informasi akuntansi ……………………………………. 22
3. Sistem informasi akuntansi pendapatan asli daerah………………………… 25
4. Pengertian pengendalian internal…………………………………………… 30
B. Evaluasi Atas Sistem Informasi Akuntansi Pendapatan Asli Daerah………. 33
1. Evaluasi atas fungsi dan struktur organisasi ……………………………… 34
2. Evaluasi atas dokumen yang digunakan…………………………………….. 37
3. Evaluasi atas prosedur pembentuk sistem askuntansi pendapatan ………… 41
4. Evaluasi atas pengendalian internal………………………………………… 43
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan….…………………………………………………………………. 50
B. Saran………………………………………………………………………… 52
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 54
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Tanda Setoran
Lampiran 2 : Formulir Penyampaian SSPD
Lampiran 3 : Bagan Struktur Organisasi
Lampiran 4 : Surat Pemberitahuan Terhutang Pajak Daerah
Lampiran 5 : Bagan Alir Pendapatan Asli Daerah Sektor Pajak
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
Sesuai dengan Undang-Undang nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dan Undang-Undang nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
maka mewajibkan pemerintah daerah dan satuan kerja perangkat daerah selaku
pengguna anggaran untuk melakukan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
negara. Dana yang didapat dan dikeluarkan oleh Dinas Pendapatan Daerah harus
dapat dikelola secara bijak serta disajikan dalam laporan keuangan sesuai dengan
keadaan sesungguhnya. Segala jenis pendapatan harus dicatat dan digunakan untuk
belanja yang sudah ditetapkan.
Untuk itu diperlukan suatu sistem informasi akuntansi yang dapat membantu
dinas dalam hal pengambilan keputusan serta melakukan pengendalian internal guna
mencapai tujuan bersama. Memberikan keyakinan bahwa segala jenis kegiatan dalam
Dinas Pendapatan Daerah telah dilaksanakan secara baik dan sesuai dengan aturan
yang berlaku. Sistem Informasi Akuntansi memberikan peran penting dalam
organisasi, di antaranya yaitu menyimpan data tentang aktivitas organisasi,
memproses data untuk menyediakan informasi bagi pihak-pihak terkait.
2
Dalam sistem informasi akuntansi juga terdapat prosedur pengendalian internal yang
memadai untuk memastikan keandalan informasi dari organisasi tersebut.
Untuk mempermudah proses dokumentasi maka terdapat bagan alir yang berisi
informasi mengenai kegiatan organisasi. Dokumentasi dari siklus pendapatan asli
daerah akan memudahkan organisasi untuk melakukan identifikasi setiap kesalahan
dalam pelaksanaan kegiatan organisasi. Sehingga setiap kegiatan dapat dilaksanakan
sesuai dengan prosedur dan terdapat kontrol yang memadai.
Kegiatan penerimaan kas yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah
sangatlah rawan dan memiliki potensi besar terjadinya penyalahgunaan maupun
kesalahan. Terdapat banyak ancaman yang menganggu fokus organisasi untuk meraih
tujuan. Baik itu ancaman yang berasal dari luar maupun dari dalam organisasi. Maka
dibutuhkan sistem pengendalian internal yang memadai untuk mendeteksi segala jenis
ancaman. Secara singkat, model pengendalian yang dapat diterapkan antara lain
memantau lingkungan organisasi, melakukan pengendalian terhadap aktivitas
organisasi, menilai resiko, melakukan pengawasan, serta fokus terhadap pengendalian
bidang informasi dan komunikasi.
Aktivitas pengendalian di Dinas Pendapatan Daerah kaitannya dengan
pendapatan asli daerah adalah membentuk sistem informasi akuntansi yang dapat
mengontrol kegiatan dalam organisasi. Memastikan otorisasi dalam setiap kegiatan
berjalan dengan baik. Terdapat pemisahan tugas yang jelas, dokumentasi catatan
secara teratur, penjagaan terhadap aset-aset milik kantor.
3
Serta melakukan pemeriksaan independen atas kinerja, dan menilai segala bentuk
resiko yang dapat muncul dalam kegiatan organisasi.
Aktivitas dasar penerimaan kas dari pendapatan asli daerah yakni memastikan
pembayaran pajak dan retribusi daerah telah berlangsung dengan baik sesuai
ketentuan yang berlaku. Sistem Informasi Akuntansi harus didesain untuk
memaksimalkan efisiensi dari setiap fungsi. Sistem juga harus menyertakan prosedur
pengendalian internal yang memadai untuk mengurangi tingkat ancaman dan
penyalahgunaan oleh pegawai.
Efisiensi serta efektivitas dari aktivitas kantor dapat secara signifikan
mempengaruhi kinerja secara keseluruhan. Untuk memastikan kegiatan penerimaan
kas dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan suatu sistem yang dapat mengatur dan
mengawasi kegiatan dalam kantor. Sistem Informasi Akuntansi yang memiliki
pengaruh cukup besar bagi kelangsungan organisasi, membuat penulis tertarik untuk
membuat suatu tinjauan dalam laporan studi lapangan dengan judul “Evaluasi Atas
Sistem Informasi Akuntansi Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan
Kabupaten Jember. “
B. Tujuan Penulisan
Penulis membuat karya tulis ini dengan beberapa tujuan yaitu:
1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan Program
Diploma III Keuangan Spesialisasi Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Tahun Akademik 2011/2012.
4
2. Menganalisa pelaksanaan sistem informasi akuntansi siklus pendapatan asli
daerah di Dinas Pendapatan Kabupaten Jember.
3. Menambah pengetahuan, wawasan, dan pemahaman materi yang telah didapat
serta dipelajari dalam proses perkuliahan khususnya yang berkaitan dengan
sistem akuntansi pendapatan asli daerah.
4. Memahami sistem pengendalian internal khususnya dalam sistem akuntansi
pendapatan asli daerah di Dinas Pendapatan Kabupaten Jember.
5. Menerapkan dan membandingkan antara teori yang telah didapat selama
mengikuti perkuliahan dengan praktik di lapangan.
6. Mencoba memberikan sumbangan pemikiran yang mungkin berguna dalam
mengatasi masalah yang dihadapi Dinas Pendapatan Kabupaten Jember
kaitannya dengan proses dan mekanisme pendapatan asli daerah.
7. Sebagai bahan referensi bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan
studi lapangan ini.
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam laporan praktik kerja lapangan ini
adalah mengenai komponen-komponen penyusunan sistem informasi akuntansi.
Mencakup antara lain, struktur organisasi di Dinas Pendapatan Kabupaten Jember,
fungsi-fungsi yang terkait dengan proses pendapatan asli daerah. Penggunaan
dokumen dalam Dinas Pendapatan Kabupaten Jember terkait dengan pendapatan asli
daerah, prosedur kegiatan, serta pelaksanaan pengendalian internal di dalam
lingkungan kantor.
5
D. Metode Penilitian
Dalam rangka memperoleh data yang cukup dan relevan sebagai dasar
penyusunan laporan praktik kerja lapangan, penulis merencanakan pengumpulan data
dengan metode penelitian sebagai berikut:
1. Metode penelitian kepustakaan.
Dengan metode ini, penulis berusaha mempelajari, membaca, serta menelaah
berbagai buku literatur, artikel, tulisan ilmiah, dan bahan-bahan perkuliahan
yang mempunyai relevansi dengan materi pembahasan.
2. Metode penelitian lapangan.
a. Metode Observasi, melakukan penelitian dan pengamatan secara langsung,
mengumpulkan data baik berupa data kualitatif maupun kuantitatif.
b. Metode Wawancara, melakukan tanya jawab, dan dialog secara langsung
dengan pihak-pihak yang berkompeten di Dinas Pendapatan Kabupaten Jember.
E. Sistematika Penyajian
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan latar belakang masalah, tujuan penulisan, pembatasan
masalah yang dilakukan oleh penulis, metode penelitian selama pelaksanaan praktik
kerja lapangan, serta merancang sistematika penulisan.
BAB II DATA DAN FAKTA
Pada bab ini menjelaskan informasi dari Dinas Pendapatan Kabupaten Jember,
gambaran secara umum Dinas Pendapatan. Fungsi-fungsi yang terkait dalam proses
pendapatan asli daerah, penggunaan dokumen, prosedur pendapatan asli daerah,
sampai sistem pengendalian internal di dalam kantor.
6
BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
Memberikan beberapa pengertian yang merupakan landasan teoritis dari
permasalahan yang akan dibahas. Penjelasan tentang sistem informasi akuntansi dan
pengendalian internal. Penulis akan mencoba melakukan evaluasi terhadap data dan
fakta yang ada dengan menggunakan teori serta pengetahuan yang penulis miliki.
Menentukan alternatif pemecahan masalah yang paling efektif apabila ditemukan
selama pelaksanaan praktik kerja lapangan.
BAB IV PENUTUP
Berisi kesimpulan dari uraian pada bab-bab sebelumnya, dan sumbang saran
sebagai masukan terhadap permasalahan yang dihadapi di lapangan selama praktik.
7
BAB II
DATA DAN FAKTA
A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Kabupaten Jember
1. Sejarah singkat Dinas Pendapatan Kabupaten Jember.
Dinas Pendapatan Kabupaten Jember sebelum diberlakukan otonomi daerah oleh
pemerintah pusat kedudukannya berada di bawah naungan sekretariat Sub Direktorat
Dinas Pendapatan Daerah. Pada tahun 1967 pengelolaannya masih harus
bertanggungjawab di lingkungan sekretariat tersebut. Penataan kelembagaan masih
belum optimal dan tidak ada koordinasi yang baik. Oleh karena itu dilakukan
penataan ulang sehingga Sub Direktorat Dinas Pendapatan Daerah diganti menjadi
Dinas Pendapatan Daerah berskala besar. Kelembagaan menjadi semakin besar dan
penetapan kelembagaan lebih baik dari sebelumnya.
Seiring dengan terbentuknya otonomi daerah, maka dinas pasar bergabung dengan
Dinas Pendapatan Daerah sesuai intruksi Menteri Dalam Negeri. Dinas Pendapatan
Daerah berkedudukan sebagai pelaksana pemerintah kabupaten di bidang pendapatan
yang dipimpin oleh kepala dinas. Kepala Dinas bertanggung jawab kepada bupati, dan
bertanggung jawab kepada sekretaris daerah atas bidang administrasi.
a. Visi dan misi Dinas Pendapatan Daerah.
8
Adapun visi Dinas Pendapatan Kabupaten Jember adalah mewujudkan Dinas
Pendapatan yang Antisipatif, Inovatif, dan Produktif. Misi Dinas Pendapatan yaitu
merumuskan kebijakan di bidang pendapatan, menggali pemungutan Pendapatan Asli
Daerah secara intensif. Menyelenggarakan akuntansi pendapatan daerah, serta
memenuhi pemasukan daerah.
b. Tugas dan fungsi.
Dinas Pendapatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah
kabupaten dalam merumuskan kebijakan penerimaan pajak dan retribusi, bagi hasil,
serta menyelenggarakan pemungutan pendapatan asli daerah. Selain itu juga
mengadakan koordinasi dengan instansi terkait dalam perencanaan, pengkajian teknis
tentang penggalian, pengembangan pendapatan, evaluasi, monitoring, serta
pengendalian pelaksanaan pemungutan pendapatan, dan tugas lain yang diberikan
oleh bupati.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas Pendapatan
Kabupaten Jember mempunyai fungsi meliputi:
1) Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan daerah,
2) Penyusunan rencana dan program kegiatan di bidang pendapatan daerah,
3) Pengkajian, evaluasi, penggalian, dan pengembangan pendapatan daerah,
4) Pembinaan pelaksanaan kebijakan pelayanan di bidang pemungutan pendapatan
asli daerah,
9
5) Penyelenggaraan pelayanan dan pemungutan pendapatan asli daerah serta
membantu pemungutan PBB,
6) Koordinasi pelaksanaan pemungutan PAD dan dana perimbangan,
7) Pemberian izin tertentu di bidang pendapatan daerah,
8) Evaluasi, monitoring, dan pengendalian pungutan pendapatan asli daerah,
9) Pengelolaan dukungan teknis dan administrasi.
2. Struktur organisasi.
Berikut ini merupakan struktur organisasi yang diterapkan di Dinas Pendapatan
Kabupaten Jember. Struktur ini disajikan dalam bentuk pemberian tugas dan
wewenang masing-masing bagian :
a. Kepala dinas
Mempunyai tugas dan wewenang memimpin Dinas Pendapatan Kabupaten Jember
dalam menjalankan tugas dan fungsi Dinas Pendapatan.
b. Sekretariat
Bertugas melaksanakan koordinasi urusan kepegawaian, surat, keuangan, rumah
tangga, perlengkapan, protokol, pengelolaan benda berharga, hubungan masyarakat,
pemeliharaan penyusunan, perencanaan, pelaksanaan program, dan pelaporan.
c. Bagian perencanaan
Sub bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana
program, kegiatan, anggaran, laporan, dan tugas lain yang diberikan sekretaris.
10
d. Bagian keuangan
Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan tata usaha keuangan dan memiliki
fungsi pengelolaan tata usaha realisasi anggaran pendapatan dan belanja dinas.
e. Bidang pendataan dan penyuluhan
Bertugas menyusun program perencanaan teknis pendataan dan pendaftaran objek
serta subjek pajak daerah, retribusi. Selain itu juga membantu pelaksanaan pendataan
objek serta subjek PBB sektor pedesaan dan perkotaan.
f. Bidang penetapan dan verifikasi
Dalam bidang ini melaksanakan perhitungan, penetapan, dan verifikasi jumlah pajak
daerah, serta retribusi daerah. Bidang ini memilki fungsi melaksanakan verifikasi,
penerbitan surat ketetapan pajak, pemberian legalasi terhadap objek pajak, dan
penyampaian dokumen yang berkaitan dengan pajak daerah.
g. Bidang pembukuan dan pengendalian
Mempunyai tugas melaksanakan pembukuan serta pelaporan realisasi penerimaan
pajak daerah, monitoring dan evaluasi terhadap objek pendapatan daerah.
h. Bidang operasional
Bertugas melaksanakan operasional penagihan dalam rangka ekstensifikasi
penerimaan pajak dan retribusi daerah. Selain itu juga melakukan koordinasi dengan
instansi terkait dalam rangka optimalisasi penerimaan bagi hasil pajak dan non pajak.
11
i. Kelompok jabatan fungsional
Memilki tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Kepala Dinas sesuai dengan
keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari jenjang jabatan
fungsional senior yang ditunjuk Kepala Dinas.
j. Unit pelaksana teknis (UPT)
UPT mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis operasional dinas dalam
urusan rumah tangga di bidang Dinas Pendapatan yang mempunyai wilayah kerja satu
atau beberapa kecamatan. Melaksanakan tugas pembantuan berdasarkan kebijakan
dan peraturan perundang-undangan.
3. Potensi penerimaan Di Dinas Pendapatan Kabupaten Jember.
Pendapatan Daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas
umum daerah yang menambah ekuitas dana. Pendapatan daerah dikelompokkan atas
pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan pendapatan daerah lainnya yang sah.
Pendapatan asli daerah dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri atas: pajak
daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-
lain pendapatan asli daerah. Jenis pajak dan retibusi daerah dirinci menurut objek
pendapatan, sesuai dengan undang-undang tentang pajak daerah.
Target keseluruhan yang harus dikumpulkan oleh Dinas Pendapatan Kabupaten
Jember setiap bulannya untuk tahun 2012 adalah sebesar Rp 24.446.317.000,- hal ini
didasarkan pada potensi kabupaten jember itu sendiri, di mana penerimaan terbesar
didapat dari Pajak BPHTB, sebesar Rp 10.960.400.000,-
12
Potensi penerimaan ini didasarkan kepada penerimaan Dinas Kabupaten Jember pada
periode sebelumnya yang menjadi dasar untuk menyusun anggaran bulan berikutnya.
Selain itu juga melihat potensi penerimaan lainnya dari sektor pajak serta retribusi
daerah.
B. Fungsi-Fungsi Dalam Sistem Informasi Akuntansi Pendapatan Asli Daerah
Di dalam sistem informasi akuntansi pendapatan asli daerah ada beberapa fungsi
terkait yang masing-masing mempunyai peranan penting bagi Dinas Pendapatan
Kabupaten Jember, berikut ini penjelasannya.
1. Bagian pendataan dan penyuluhan.
Dalam sistem informasi akuntansi pendapatan asli daerah bagian pendataan akan
melayani pendaftaran retribusi serta pajak daerah oleh wajib pajak. Serta melakukan
pendataan subjek dan objek pajak daerah.
2. Bagian penetapan dan verifikasi.
Bagian ini melaksanakan perhitungan, penetapan, dan verifikasi jumlah pajak daerah,
serta retribusi daerah yang telah didaftarkan melalui pelayanan di bidang pendataan.
Setelah itu menerbitkan surat ketetapan pajak, pemberian legilasi terhadap objek
pajak, dan penyampaian dokumen yang berkaitan dengan pajak daerah. Bagian ini
juga bertugas melakukan verifikasi lapangan apabila terdapat objek pajak bermasalah.
Petugas verifikasi biasanya terdiri dari empat sampai enam orang pegawai yang
berasal dari bidang verifikasi.
13
3. Bagian operasional.
Bagian operasional lebih sering bekerja di luar kantor guna menagih pajak dan
retribusi daerah. Menghimpun pemungutan PBB, melakukan koordinasi pencarian
bagi hasil pajak dari pemerintah provinsi dan pusat. Pada bagian ini pula melayani
permohonan keberatan atas materi penetapan pajak dan retribusi daerah.
4. Bagian pembukuan dan pengendalian.
Bagian pembukuan bertugas melaksanakan pembukuan serta pelaporan realisasi
penerimaan pendapatan. Bagian pembukuan melakukan koordinasi dan rekonsiliasi
terhadap realisasi penerimaan dengan bagian keuangan. Bertugas juga untuk
melaksanakan koordinasi, monitoring, pengendalian dan penertiban terhadap
subjek/objek pajak maupun retribusi daerah.
5. Bagian keuangan.
Bagian keuangan akan mencatat besarnya realisasi pendapatan dan menyetorkan
jumlah uang masuk per harinya dari sektor pajak serta retribusi daerah ke kas umum
daerah.
C. Dokumen yang Digunakan
Penggunaan dokumen sangatlah penting karena digunakan oleh dinas untuk
mencatat proses pendapatan asli daerah, sebagai bukti pendapatan, dan digunakan
untuk pengajuan penagihan pajak. Berikut ini dokumen yang digunakan oleh dinas
kaitannya dengan pendapatan asli daerah.
14
1. Formulir Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD)
Formulir ini wajib diisi oleh wajib pajak sebagai bukti pembayaran pajak BPHTB.
Berisi tentang informasi lengkap dari wajib pajak, dengan dilengkapi berkas-berkas
untuk pembayaran pajak BPHTB. Formulir ini dibuat oleh bagian penetapan dan
verifikasi, guna selanjutnya dilakukan penelitian mengenai kebenaran serta
kelengkapan berkas wajib pajak.
2. Surat Pemberitahuan Terhutang Pajak Daerah (SPTPD)
Digunakan untuk menetapkan pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak. Berisi
informasi lengkap dari wajib pajak beserta perhitungan pengenaan pajak daerah. Surat
ini dibuat oleh bagian pendataan, dan diteliti oleh bagian verifikasi untuk menjamin
kebenaran perhitungan pajak. Setelah itu surat SPTPD divalidasi oleh kasi verifikasi
dan ditandangani kepala bidang penetapan dan verifikasi. Apabila tidak terdapat
masalah maka dapat langsung diproses pembayarannya oleh wajib pajak.
3. Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD)
Merupakan formulir yang digunakan oleh wajib pajak untuk membayar pajak daerah.
Dibayarkan ke bendahara penerimaan dinas pendapatan guna selanjutnya akan
disetorkan langsung ke kas daerah.
4. Surat Tanda Setoran (STS)
Formulir ini digunakan untuk menyetor pungutan daerah seperti pajak daerah,
retribusi, dan penerimaan daerah lainnya ke kas daerah oleh bendahara penerimaan.
15
Setoran ini dilakukan setiap harinya, jadi tidak ada uang dari wajib pajak yang
mengendap di Dinas Pendapatan Kabupaten Jember.
5. Surat Pengajuan Penelitian
Surat pengajuan penelitian dibuat oleh bidang verifikasi guna melakukan penelitian
lapangan apabila terjadi kejanggalan terkait berkas yang diajukan oleh wajib pajak.
Penelitian lapangan akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari kepala bidang
penetapan dan verifikasi.
D. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Informasi Akuntansi
Pendapatan Asli Daerah
Proses pendapatan asli daerah dimulai dari wajib pajak datang ke kantor Dinas
Pendapatan untuk mengisi kartu data. Hal ini dilakukan untuk pembentukan NPWPD
sebagai identitas dari wajib pajak, berisi pula identifikasi dari objek pajak. Setelah itu
wajib pajak mengisi blanko dan menyertakan semua dokumen yang berkaitan dengan
pembayaran pajak daerah. Wajib pajak mengisi formulir penyampaian Surat Setoran
Pajak Daerah, kemudian mendaftar di bagian pelayanan. Di bagian pelayanan yang
merupakan bidang penetapan akan menetapkan besarnya pajak terutang.
Kemudian dilanjutkan ke bagian penetapan dan verifikasi guna diperiksa ulang
perhitungan pajak terutang. Bagian verifikasi memeriksa kelengkapan berkas wajib
pajak, perhitungan pajak terutang yang tertera di formulir SPTPD. Bidang verifikasi
menyatakan tidak ada masalah dalam pembayaran pajak, maka selanjutnya akan
diperiksa oleh bidang validasi.
16
Apabila ditemukan kejanggalan dalam pembayaran pajak maka akan dilakukan
verifikasi lapangan untuk memastikan secara langsung objek pajak di lapangan. Jika
memang ditemukan ada kesalahan maka wajib pajak dipanggil oleh bidang verifikasi
guna dimintai keterangan dan melakukan revisi terhadap dokumen yang diajukan
untuk pembayaran pajak daerah. „
Terkait dengan permasalahan pembayaran pajak maka bidang verifikasi
bekerjasama dengan bidang operasional untuk melakukan penagihan pajak dan
retribusi daerah. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa besarnya pajak terutang
memang sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu bidang verifikasi juga
bekerjasama dengan bidang pengendalian dalam urusan penertiban subjek/objek pajak
yang bermasalah.
Dilakukan pemeriksaan ulang dan pencocokan data guna memastikan kebenaran
pajak terutang. Setelah proses verifikasi serta validasi selesai dan tidak ditemukan
masalah, maka akan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP). SKP diperiksa ulang
oleh kepala seksi, dan ditandatangani oleh kasi verifikasi untuk pajak BPHTB,
sedangkan untuk pajak lainnya akan ditandatangani oleh kasi penetapan. SKP yang
dianggap telah valid diberikan kepada kepala bidang penetapan dan verifikasi guna
ditandatangani.
Dalam proses pembayaran pajak, wajib pajak menghitung sendiri besarnya
pajak terutang untuk BPHTB, restoran, hotel, dan hiburan. Proses selanjutnya yakni
SKP diberikan kepada bendahara penerimaan disertai SSPD dan wajib pajak dapat
langsung melunasi pajak terutang.
17
Proses pelunasan pajak terutang untuk BPHTB membutuhkan waktu minimal tiga
hari, mengingat banyaknya dokumen BPHTB yang diajukan oleh wajib pajak. Selain
itu juga untuk memastikan bahwa perhitungan pajak serta dokumen yang diajukan
oleh wajib pajak telah benar. Waktu pelunasan pajak dapat lebih lama lagi apabila
ditemukan permasalahan sampai harus dilakukan verifikasi lapangan.
Selain pajak BPHTB proses pembayaran pajak terutang dapat langsung
diselesaikan kurang dari tiga puluh menit. Tetapi apabila terjadi kejanggalan dan tidak
sesuai dengan data yang dimiliki oleh dinas pendapatan maka perlu dilakukan
verifikasi lapangan. Uang yang disetor oleh wajib pajak akan diserahkan kepada Kas
Daerah yakni Bank Jatim pada jam dua belas siang, rutin setiap harinya oleh
bendahara penerimaan dinas pendapatan. Untuk pendapatan dana perimbangan dan
kelompok lain-lain pendapatan daerah yang sah maka langsung berhubungan oleh
bendahara penerimaan melalui otorisasi kepala bidang keuangan.
Bendahara penerimaan menyetorkan sejumlah uang ke kas daerah setiap
harinya disertai dengan Surat Setoran Pajak Daerah. Dalam melakukan setoran uang
ke kas daerah, bendahara penerimaan memperoleh Surat Tanda Setoran. Dinas
Pendapatan Kabupaten Jember juga akan mencatat jumlah pendapatan, hal ini
dilakukan oleh bidang pembukuan. Setelah itu bidang pembukuan melakukan
rekonsiliasi jumlah pendapatan asli daerah dengan bendahara penerimaan.
E. Pengendalian Internal Atas Sistem Informasi Akuntansi Pendapatan Asli
Daerah
1. Lingkungan pengendalian.
18
Dinas Pendapatan Kabupaten Jember bekerja berdasarkan tanggungjawab dan
otoritas kerja yang jelas. Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Jember selaku
pimpinan tertinggi mempunyai otoritas dan membawahi pegawai lain yang masing-
masing memiliki fungsi khusus. Kepala Dinas seringkali meninjau pekerjaan pegawai
di setiap bidang. Terdapat peraturan, tugas dan fungsi pegawai yang jelas diberikan
kepada setiap bidang guna dijalankan dan dipatuhi. Waktu kerja dimulai dari jam
tujuh pagi sampai jam tiga sore, istirahat pada jam dua belas siang sampai jam satu
siang. Setiap pagi ada pegawai dari bagian kepegawaian yang keliling untuk meminta
tanda tangan absensi dari setiap pegawai.
2. Aktivitas Pengendalian.
Terdapat otorisasi yang jelas dalam setiap keputusan dan tindakan yang
diambil. Setiap proses pembayaran pajak harus mendapatkan persetujuan dari kepala
bidang penetapan dan verifikasi. Pemisahan fungsi membuat dinas lebih efisien dan
efektif dalam pelaksanaan tugasnya, serta mencegah terjadinya penyimpangan
maupun manipulasi data.
Proses penerimaan pajak harus melalui proses yang cukup panjang guna
memastikan kebenaran berkas dan besarnya pajak terutang. Diperlukan verifikasi dan
validasi sebelum wajib pajak melunasi pajak terutangnya. Terdapat arus dokumen
yang menjadi kontrol jumlah pajak yang masuk di dalam dinas pendapatan. Proses
dilakukan dengan komputer menggunakan program khusus, selain itu juga dilakukan
pencatatan secara manual di buku sebagai alat kendali apabila program mengalami
masalah.
19
Dokumen yang masuk akan dicatat di dalam komputer dan buku kedali secara
manual kemudian disimpan di gudang sebagai berkas sesuai dengan nomor
pendaftarannya. Dokumen yang dipakai kaitannya dengan pendapatan asli daerah
dibuat oleh bagian varifikasi. Proses pembayaran pajak merupakan kerjasama antara
bidang pendataan, verifikasi dan penetapan serta bendahara penerimaan. Dokumen
yang lengkap dan tidak terdapat masalah dalam perhitungan akan langsung diproses.
3. Penilaian resiko.
Wajib pajak yang datang ke kantor tidak dapat langsung membayar pajak,
karena akan dilakukan verifikasi dan validasi terlebih dahulu guna memastikan
kelengkapan serta kebenaran berkas. Apabila dalam penelitian ditemukan kejanggalan
maka diperlukan verifikasi lapangan untuk meninjau secara langsung objek pajak
yang bersangkutan. Petugas verifikasi melakukan penelitian secara langsung di
lapangan dengan menggunakan berbagai teknik. Wajib pajak akan dipanggil guna
dimintai keterangan dan melakukan revisi terhadap kesalahan yang dilakukan. Selain
itu juga ada pemeriksaan rutin di setiap objek pajak oleh bagian pengendalian guna
menertibkan subjek/objek yang bermasalah.
4. Informasi dan komunikasi.
Setiap transaksi pendapatan asli daerah dicatat dan diproses melalui komputer
oleh bagian pendataan, verifikasi, validasi, terakhir oleh bendahara penerimaan.
Selain itu juga dilakukan pencatatan berkas masuk dalam buku arus pengendali
sebagai alternatif pencatatan dokumen selain melalui komputer.
20
Bendahara penerimaan yang merupakan bagian dari bidang keuangan membuat
laporan pertanggungjawaban pendapatan. Laporan ini dibuat setiap bulannya dan
disetorkan kepada Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Jember.
5. Monitoring.
Kepala Dinas memerintahkan setiap kepala bagian untuk selalu melakukan
monitoring terhadap kinerja pegawainya setiap harinya. Pertama dialakukan melalui
apel pagi rutin setiap hari kerja. Selain itu Kepala Dinas juga seringkali meninjau
kinerja di setiap bidang guna memastikan pegawai bekerja sesuai dengan tugas dan
fungsinya masing-masing
21
BAB III
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Dasar hukum.
Dasar hukum yang digunakan dalam laporan ini berkaitan dengan pendapatan
asli daerah adalah:
a. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
b. Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Perpajakan
dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2007
c. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Sistem
Pengelolaan Keuangan Daerah
e. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
f. Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah.
22
2. Pengertian sistem informasi akuntansi.
Sistem informasi akuntansi dipakai oleh setiap kalangan organisasi dan kantor
untuk menjamin manajemen dalam kantor tersebut berjalan dengan baik. Sistem
informasi akuntansi akan memaksimalkan kegiatan perencanaan, pengelolaan dan
pengawasan setiap program dalam kantor. Pendekatan sistem memberikan banyak
manfaat dalam menangani lingkungan kantor yang sangat dinamis.
Romney dan Steinbart (2006,2) mengartikan sistem sebagai “Rangkaian dari
dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan.” Dalam sudut pandang yang lain “sistem adalah sekelompok
unsur yang erat hubungannya dengan unsur yang lain yang berfungsi bersama-sama
untuk mencapai tujuan tertentu.” (Mulyadi 2001,31)
Sedangkan Wilkinson dan Wong-On-Wing (2000,6) menyatakan bahwa:
A system is a unified group of interacting parts that function together to achieve
its purpose. The world is brimming with systems, those that are natural and
those made by humans. The Mississippi River and the solar system are natural
systems, whereas a clock and a freeway network are human-made systems. Each
system has a boundary that separates it from their environments and provides
outputs to the environments. Most are also tangible, in that they employ phisycal
resources such as materials and personnels.
Dari pengertian sistem dari para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:
a. Sistem merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur yang saling berhubungan.
b. Sistem merupakan kumpulan dari unsur yang saling berinteraksi.
c. Unsur di dalam sistem bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi.
d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.
23
Berikutnya informasi, menurut (Romney dan Steinbart 2006,11) “Informasi
adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti.” Informasi yang
dikumpulkan sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan. Untuk itu
diperlukan suatu informasi akurat, dan jelas guna menjamin kebenaran dari keputusan
organisasi.
Warren et al (2005,8) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut “ As an
information syrtem that provides reports to stakeholders about the economic activities
and condition of a business.”
Smith and Skousen (1992,3) mengartikan akuntansi sebagai berikut:
Accounting is a service activity. Its function is to provide quantitative
information, primarily financial in nature, about economic entities that is
intented to be useful in making decisions – in making reasoned choices among
alternative course of action.
Akuntansi adalah “suatu proses kegiatan mengolah data keuangan agar
menghasilkan informasi keuangan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan atau organisasi ekonomi yang bersangkutan.”
Wahyudin (2001-1)
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa akuntansi merupakan suatu proses
pengumpulan dan pengolahan data untuk menjadi laporan keuangan yang berguna
dalam pengambilan keputusan.
Setelah mendefinisikan sistem informasi akuntansi secara terpisah dapat
disimpulkan pengertian sistem informasi akuntansi secara utuh adalah sebagai berikut.
Berdasarkan Mulyadi (2001,3) “Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan,
dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi
24
keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan.” Pengertian sistem informasi akuntansi menurut Wilkinson (2000,7)
merupakan “kesatuan struktur dalam suatu entitas, yang mempekerjakan sumber daya
fisik dan komponen lain untuk mengubah data ekonomi ke dalam informasi
akuntansi.”
Berbagai pengertian mengenai sistem informasi akuntansi di atas dapat
disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu kegiatan terstruktur yang
dilakukan oleh suatu organisasi dalam mengolah data mengenai kejadian ekonomi
menjadi informasi keuangan yang berguna bagi manajemen serta pihak terkait
lainnya. Pengolahan data yang berasal dari transaksi maupun kegiatan perusahaan,
dalam bentuk formulir, dan dokumen-dokumen dari pihak internal maupun eksternal
organisasi.
Romney dan Steinbart (2003,3) menguraikan komponen sistem informasi
akuntansi sebagai berikut:
a. Orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi.
b. Prosedur-prosedur, baik manual maupun otomatis, yang dilibatkan dalam
pengumpulan, proses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas
organisasi.
c. Data tentang proses-proses bisnis organisasi.
d. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.
e. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung, dan
peralatan untuk komunikasi jaringan.
25
Romney dan Steinbart (2003,3) menjelaskan tiga fungsi pentingnya sistem
informasi akuntansi dalam organisasi, yaitu:
a. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas perusahaan.
b. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk
membuat keputusan.
c. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi
dan memastikan ketersediaan data yang berkualitas.
Pada dasarnya sistem informasi akuntansi didesain untuk menghasilkan
informasi yang berguna bagi pihak-pihak terkait. Informasi berguna dalam proses
pengambilan keputusan oleh pimpinan. Keputusan berkaitan dengan kegiatan
manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Selain itu sistem
informasi akuntansi juga digunakan sebagai alat untuk mengawasi aktivitas
operasional dalam kantor.
3. Sistem informasi akuntansi pendapatan asli daerah.
Sistem Informasi Akuntansi Pendapatan Asli Daerah merupakan suatu proses
pengolahan pendapatan di daerah. Sistem dan prosedur disesuaikan dengan keputusan
Menteri Dalam Negeri nomor 43 tahun 1999 tentang Sistem dan Prosedur
Administrasi pajak daerah, retribusi, dan penerimaan pendapatan lain-lain. Terdapat
aplikasi yang mengelolah data berkaitan dengan pajak dan retribusi daerah. Sistem
mengorganisir data wajib pajak maupun retribusi, perhitungan, sampai pelaporan hasil
pungutan pajak daerah.
26
Sistem akan menunjang kinerja pemerintah dalam mengelolah pendapatan,
sehingga dapat tertata dengan baik guna mencapai peningkatan pendapatan asli
daerah. Dalam sistem informasi akuntansi pendapatan asli daerah melingkupi
pekerjaan antara lain pendaftaran identitas wajib pajak maupun retribusi, melakukan
pendataan objek pajak, melakukan proses perhitungan pajak. Selain itu juga
penerimaan pembayaran oleh bendahara, menu pelaporan dan administrasi penagihan
terhadap wajib pajak atau retribusi yang belum menyelesaikan kewajiban
pembayaran.
Terdapat modul dalam SIMPATDA, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Proses pendaftaran.
Pada proses awal ini wajib pajak diharuskan untuk datang ke Kantor Dinas
Pendapatan Kabupaten Jember. Wajib pajak diterima oleh pegawai di bagian
pelayanan untuk melakukan proses pendaftaran terlebih dahulu. Wajib pajak itu
sendiri dibagi sebagai berikut:
1) Wajib pajak/wajib reklame badan
2) Wajib pajak/wajib reklame individu
b. Proses pendataan.
Pendataan dilakukan oleh bagian pelayanan, di Dinas Pendapatan Kabupaten Jember
terdapat empat petugas pelayanan yang siap menerima wajib pajak. Terdapat berbagai
aktivitas yang dilakukan bagian pelayanan, di antaranya yaitu:
1) Penerbitan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah
27
2) Pembuatan Kartu Data untuk wajib pajak.
3) Pencetakan Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD) sebagai
identitas wajib pajak serta identifikasi objek pajaknya.
4) Pengembalian SPT
5) Pencetakan Surat Teguran
c. Pemeriksaan dokumen di bagian penetapan dan verifikasi.
Dokumen yang telah didaftarkan melalui bagian pelayanan akan langsung
diberikan ke bagian verifikasi. Terdapat dua petugas verifikasi lapangan yang
bertugas meneliti dan memastikan kebenaran objek pajak. Di dalam kantor terdapat
dua petugas verifikasi yang bertugas memeriksa dokumen, kemudian divalidasi oleh
dua petugas kantor. Pada bagian verifikasi dan penetapan diterbitkan berbagai surat
seperti di bawah ini:
1) Surat Ketetapan Pajak Daerah
2) Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil
3) Surat Ketetapan Pajak Daerah Tambahan
4) Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar
5) Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan
6) Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar
7) Surat Tagihan Pajak Daerah
d. Perizinan.
Perizinan ini berkaitan dengan kegiatan yang berhubungan dengan pelunasan
pajak maupun retribusi daerah. Pegawai yang akan melakukan verifikasi lapangan
28
harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari kepala bidang. Jadi tidak dapat langsung
dilakukan pemeriksaan lapangan saat itu juga setelah ditemukan kejanggalan dalam
pelaporan pajak, karena sudah terdapat aturan dan jadwal verifikasi lapangan.
e. Penyetoran dan penerimaan.
Dinas Pendapatan Kabupaten Jember pada tahun 2012 memiliki target
pendapatan sebesar Rp 2.017.506.042.486,15 pendapatan ini direncanakan diperoleh
dari:
1) Pendapatan Asli Daerah Rp 211.617.937.615,15
2) Dana Perimbangan Rp 1.514.689.161.831,00
3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Rp 291.198.943.040,00
Untuk pendapatan asli daerah itu sendiri sebesar Rp 211.617.937.615,15 bersumber
dari:
1) Pajak Daerah Rp 49.460.817.000,00
2) Retribusi Daerah Rp 28.098.042.594,00
3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisah Rp 13.738.125.950,60
4) Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Rp 120.320.952.070,55
Penerimaan kas di Dinas Pendapatan Kabupaten Jember dilakukan secara
sistematis, teratur dan ada kendali yang memadai. Bendahara penerimaan setiap
harinya menghitung jumlah kas yang masuk. Membuat Laporan Pertanggungjawaban
Bendahara Penerima, dan segera menyetor uang ke kas daerah yakni Bank Jatim.
Dalam penyetoran uang bendahara penerimaan ditemani oleh satu petugas dari Bank
29
Jatim guna menghindari hal-hal yang di luar kendali. Bendahara penerima
menyetorkan uang disertai dengan Surat Setoran Pajak Daerah, dan akan
mendapatkan Surat Tanda Setoran dari bank.
f. Pelaporan pendapatan asli daerah
Pendapatan asli daerah dilaporakan per bulan oleh Bendahara Penerima Dinas
Pendapatan Kabupaten Jember yakni dalam Membuat Laporan Pertanggungjawaban
Bendahara Penerima. Bagian pembukuan akan memeriksa jumlah pajak maupun
retribusi daerah yang masuk dengan jumlah uang di kas daerah. Kepala Dinas selaku
pimpinan juga akan memantau target dan realisasi pendapatan asli daerah setiap
bulan. Dalam proses pelaporan juga disertakan beberapa dokumen, yaitu:
1) Buku pembantu penerimaan
2) Buku pembantu per rincian objek penerimaan
3) Buku rekapitulasi penerimaan harian
4) Buku kas umum penerimaan
Aplikasi digunakan di bagian-bagian yang berhubungan dengan proses
pendapatan asli daerah. Pertama di bagian pendataan, tedapat pegawai yang melayani
wajib pajak maupun retribusi daerah. Jumlah pajak terutang akan langsung diolah di
dalam sistem, sehingga dapat diketahui jumlah yang harus dibayar oleh wajib pajak.
Petugas akan memeriksa dengan seksama kelengkapan berkas yang diberikan oleh
wajib pajak sebelum menghitung besarnya pajak terutang. Proses di bagian pendataan
selesai sampai terbitnya Surat Pemberitahuan Terutang Pajak Daerah.
30
Berikutnya aplikasi digunakan di bagian penetapan dan verifikasi, Surat
Pemberitahuan Terutang Pajak Daerah yang telah dicetak diberikan ke bagian
verifikasi beserta berkas milik wajib pajak. Untuk retribusi daerah maka tinggal
memeriksa kecocokan antara data retribusi di dalam sistem dengan berkas yang
diajukan. Sistem di bagian penetapan dan verifikasi hanya bersifat koreksi atas
perhitungan yang dilakukan oleh bagian pendataan. Tugas utamanya yakni mencetak
Surat Ketetapan Pajak Daerah. Pajak maupun retribusi daerah yang telah ditetapkan
jumlah pajak terutangnya harus segera dilunasi di bagian bendahara penerimaan.
Bendahara penerimaan kembali membuka aplikasi guna memastikan subjek dan wajib
pajak tersebut adalah benar. Wajib pajak membayar pajak terutang, disertai terbitnya
Surat Setoran Pajak Daerah. Bendahara penerimaan segera membuat laporan
penerimaan guna diserahkan ke bagian pembukuan untuk rekonsiliasi data dan jumlah
uang masuk.
Sistem juga digunakan di bagian pengendalian dan operasional untuk
administrasi penagihan terhadap wajib pajak maupun retribusi daerah yang belum
menyelesaikan kewajiban pembayaran. Apabila terdapat permasalahan maka petugas
penertiban langsung turun ke lapangan, disertai surat dari kantor.
4. Pengertian pengendalian internal
Kegiatan pemungutan pajak maupun retribusi daerah sebagai unsur dari
pendapatan asli daerah pasti akan menghadapi kendala dan ancaman. Dipastikan
munculnya berbagai resiko yang dapat mengakibatkan kerugian dan kejadian yang
tidak diharapkan di dalam kantor. Ancaman dapat berupa bencana alam, penggelapan
31
oleh pegawai, kesalahan memasukkan data, ataupun rusaknya program. Oleh karena
itu diperlukan suatu tindakan untuk menghilangkan ancaman terhadap sistem, dapat
mendeteksi, dan mencegah masuknya ancaman ke dalam kantor.
Pengendalian internal dianggap penting di dalam kantor. Menurut Bodnar dan
Hopwood (2001, 182) memberikan definisi pengendalian internal sebagai berikut:
Internal control is a process-affected by an entity‟s board of directors,
management and other personnel-designed to provide reasonable assurance
regarding the achievement of objectives in the following categories: a)
realibility of financial reporting, b) effectiveness and efficiency of operations,
and c) compliance with applicable laws and regulations.
Pengertian pengendalian internal menurut Romney dan Steinbart (2003, 229)
adalah sebagai berikut:
Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang
dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan
andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta
mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan
Unsur-unsur pengendalian internal menurut The Committee of Sponsoring
Organization (COSO) adalah sebagai berikut:
a. Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian mencakup orang-orang yang bekerja di dalam kantor.
Terdiri atas beberapa faktor, yaitu:
1) Komitmen pegawai atas integritas dan nilai-nilai etika
2) Filosofi pimpinan atas pengendalian internal dan gaya operasi yang diterapkan
di dalam kantor.
32
3) Struktur organisasi di dalam kantor.
4) Badan pemeriksa yang mengawasi kinerja pegawai dalam kantor dinas
pendapatan.
5) Metode pemberian otoritas dan tanggung jawab.
6) Kebijakan dalam kantor
7) Praktik kerja yang baik
b. Akses terhadap resiko
Penilaian resiko wajib diperlukan oleh kantor guna mengidentifikasi ancaman
yang dapat timbul. Perusahaan dapat memperkirakan setiap ancaman yang muncul
dan menyediakan tindakan antisipasi guna memperkecil kerugian yang dapat dialami
kantor. Pengendalian internal wajib dirancang untuk mencegah resiko yang sudah
diidentifikasi dan diperkirakan oleh kantor. Pihak kantor juga wajib memperhatikan
biaya dan manfaat yang timbul dalam persiapan pengendalian internal mencegah
setiap resiko.
c. Komunikasi dan informasi
Setiap informasi yang ada wajib dikomunikasikan oleh pihak yang memiliki
peran penting dalam kantor. Hal ini dilakukan guna menjamin asas transparansi dan
menghindari kesalahpahaman karena kurangnya informasi yang masuk. Informasi
yang diberikan harus tepat, valid, dan sesuai dengan kondisi sebenarnya.
d. Aktivitas pengendalian
33
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu organisasi
untuk memastikan bahwa sasaran organisasi dapat ditetapkan. Terdapat beberapa jenis
aktivitas pengendalian, yakni sebagai berikut:
1) Terdapat otorisasi terhadap segala jenis kegiatan
2) Pembagian dan pemisahan tugas yang jelas di dalam kantor
3) Penggunaan dokumen secara memadai
4) Terdapat penjagaan terhadap aset-aset milik kantor
5) Melakukan pencatatan setiap trannsaksi maupun kejadian yang dianggap
penting
6) Melakukan pemeriksaan independen atas kinerja pegawai
e. Pemantauan
Pemantauan dilakukan guna memastikan pegawai telah melaksanakan tugasnya
sesuai dengan fungsinya masing-masing. Diperlukan supervisi yang efektif,
melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pekerjaan pegawai. Pemantauan
juga merupakan salah satu sarana untuk menghinndari tindakan penipuan dan
kesalahan yang mungkin saja dapat terjadi selama pekerjaan berlangsung.
B. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Pendapatan Asli Daerah
1. Evaluasi atas fungsi dan struktur organisasi
Fungsi-fungsi terkait di Dinas Pendapatan Kabupaten Jember secara umum telah
bekerja cukup baik sehingga terbentuk suatu sistem pengelolaan pekerjaan yang rapi
dan sistematis. Antara fungsi satu dengan lainnya mampu bekerjasama sehingga
34
dapat menghasilkan suatu laporan yang sangat berguna bagi pimpinan urusannya
dalam hal pengambilan keputusan. Permasalahan yang penulis temukan di sini ialah
adanya perangkapan fungsi di dalam Dinas Pendapatan Kabupaten Jember. Adanya
perangkapan fungsi dapat memungkinkan terjadinya kesalahan maupun
penyalahgunaan wewenang.
Perangkapan fungsi kas terjadi di bagian keuangan, yakni bendahara
penerimaan. Dinas Pendapatan Kabupaten Jember hanya memiliki satu orang
bendahara penerimaan. Sehingga semua pemasukan yang terkait pendapatan asli
daerah diurus oleh satu orang. Baik itu pembayaran pajak maupun retribusi daerah
langsung berurusan dengan bendahara penerimaan. Saat bagian pelayanan tidak
mampu menerima wajib pajak yang jumlahnya banyak, maka bendahara penerimaan
juga merangkap fungsi menjadi staf pelayanan sekaligus menerima pembayaran pajak
terutang. Praktik seperti ini sungguh tidak baik, karena sangat tinggi prosentase
terjadinya kesalahan dan tindakan curang. Penyetoran uang ke kas daerah juga
dilakukan oleh bendahara penerimaan tanpa perwakilan tambahan dari pihak kantor.
Perangkapan fungsi juga terjadi pada bidang verifikasi dan penetapan, seringkali
pegawai bagian penetapan mengerjakan pekerjaan bidang verifikasi. Hal ini terjadi
dikarenakan banyaknya pegawai bidang verifikasi yang tugas lapangan sehingga
kekurangan pegawai di kantor. Agar pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat maka
staf bagian penetapan terpaksa harus mengerjakan dokumen-dokumen pajak maupun
retribusi daerah yang ada di bagian verifikasi.
35
Hal ini sangat rawan, karena setelah diverifikasi berkas atau dokumen tersebut
harus divalidasi. Jika petugas verifikasi dan validasi adalah orang yang sama maka
rentan sekali terjadinya kesalahan maupun manipulasi data. Karena seharusnya
pekerjaan verifikasi dokumen pajak dikerjakan oleh orang yang ahli di bagian
verifikasi, setelah dianggap tidak ada masalah dokumen tersebut akan divalidasi.
Sehingga setiap kesalahan apapun dapat dideteksi, dan ada koreksi ulang oleh orang
yang berbeda.
Pada bidang operasional juga ditemukan perangkapan fungsi, ada satu pegawai
di bidang operasional yang memiliki tanggungjawab sebagai koordinator penagihan
pajak dan retribusi daerah. Karena bagian pelayanan di kantor dinas pendapatan tidak
melayani klaim ataupun keluhan dari wajib pajak, maka koordinaator di bidang
operasional inilah yang akhirnya menerima setiap keluhan dari wajib pajak. Bahkan
segala informasi yang berkaitan dengan pembayaran beserta syarat-syaratnya.
Seharusnya fungsi dari bidang operasional hanya terbatas pada permohonan keberatan
dari wajib pajak atas pembayaran pajak dan retribusi daerah. Tetapi telah beralih
fungsi, seakan-akan menjadi pegawai yang siap menjawab pertanyaan dari seluruh
wajib pajak terkait pembayaran pajak terutang. Hal ini jelas merepotkan bagian
operasional karena pekerjaan yang sangat sibuk di lapangan untuk menagih pajak dan
retribusi daerah, harus ditambah dengan pekerjaan memberikan informasi terkait
pembayaran pajak dari wajib pajak.
Bagan struktur organisasi yang baik seharusnya mencakup nama-nama yang
bertanggungjawab untuk setiap jabatan, tugas dan fungsi setiap pegawai, serta
36
dilengkapi garis wewenang mengenai arah pertanggungjawaban. Tidak semua hal
dijelaskan dalam bagan susunan organisasi Dinas Pendapatan Kabupaten Jember.
Bagan struktur organisasi hanya menjelaskan jalur wewenang dan penanggungjawab.
Tidak adanya keterangan mengenai tugas dan fungsi yang dilakukan seorang
pemegang jabatan tertentu. Bagan juga tidak menjelaskan pola ataupun alur
pertanggungjawaban secara rinci yang sebenarnya terjadi.
Dalam susunan organisasi Dinas Pendapatan Kabupaten Jember hanya
memperlihatkan nama, jabatan, nomor pegawai, dan jalur wewenang dari setiap
jabatan. Bagan organisasi lebih baik lagi apabila dilengkapi informasi mengenai
pembagian kerja, sehingga jelas pertanggungjawaban dari setiap pegawai. Ditambah
pula hubungan wewenang dari setiap bagian ataupun jabatan, sehingga deskripsi tugas
dan fungsi lebih jelas lagi.
Seharusnya juga ada informasi mengenai tipe pekerjaan yang sedang
dikerjakan, sehingga akan terlihat tanggungjawab dari setiap pegawai dan pemegang
jabatan. Ada informasi mengenai pengelompokan segmen pekerjaan serta tingkatan
manajemen. Struktur organisasi dalam Dinas Pendapatan Kabupaten Jember
sebenarnya sudah cukup baik dan kompleks, tetapi masih ada beberapa penggabungan
fungsi sehinngga pegawai dapat merangkap pekerjaan selain tugas utamanya.
Dilihat dari struktur organisasi dari Dinas Pendapatan Kabupaten Jember
sebenarnya sudah menunjukkan alur kerja yang baik. Setiap bidang dipimpin oleh
kepala bidang dan ada kepala seksi sebagai pengawas pegawai secara langsung.
37
Kepala seksi memberikan laporan kepada kepala bidang terkait kinerja pegawai dan
segala bentuk permasalahan apabila ditemukan di dalam kantor.
Kepala bidang bertanggungjawab langsung kepada kepala dinas. Sedangkan
setiap kepala sub. bagian kepegawaian, keuangan, dan perencanaan
bertanggungjawab kepada sekretaris. Terdapat pula unit pelaksana teknis yang
langsung bertanggungjawab kepada kepala dinas. Setiap kegiatan ataupun wewenang
harus mendapatkan persetujuan dari kepala bidang, dan mendapatkan otorisasi dari
kepala dinas.
Begitupula apabila terdapat perintah kerja maupun pengambilan keputusan
dapat dilakukan secara langsung melalui kepala di setiap bidang. Melihat susunan
organisasi yang sebenarnya sudah sangat jelas ini sudah seharusnya mengevaluasi
setiap perangkapan fungsi dan tugas yang terjadi di setiap bidang.
2. Evaluasi atas dokumen yang digunakan
Proses pendapatan asli daerah akan melibatkan sejumlah dokumen yang terkait
dan dibutuhkan. Dokumen-dokumen terkait akan disimpan untuk kepentingan wajib
pajak dan pimpinan kantor utamanya dalam pengambilan keputusan. Semua dokumen
akan diotorisasi oleh fungsi yang memiliki wewenang. Hal ini dilakukan guna
menjamin ketelitian dan keandalan dari setiap proses dokumentasi. Dokumen yang
digunakan di dalam Dinas Pendapatan Kabupaten Jember kaitannya dengan proses
pendapatan asli daerah di antaranya adalah:
a. Formulir Surat Setoran Pajak Daerah
38
Berisi informasi lengkap dari wajib pajak terkait pembayaran pajak BPHTB. Wajib
pajak juga harus melengkapi sejumlah dokumen untuk pelunasan pajak.
Dokumen ini akan disimpan di dalam database notaris maupun wajib pajak.
Sehingga sistem akan dengan mudah dalam penyelesaian pekerjaan perhitungan pajak
ataupun dalam hal pencarian informasi wajib pajak beserta notarisnya. Formulir
dibuat oleh petugas verifikasi, guna selanjutnya dilakukan penelitian mengenai
kebenaran serta kelengkapan berkas.
Formulir akan disimpan oleh bagian pemberkasan di bidang penetapan dan
verifikasi. Digabung bersama dokumen lainnya yang dilampirkan dalam pembayaran
pajak BPHTB, diberikan nomor dan disimpan di dalam gudang. Apabila sewaktu-
waktu ada pihak yang membutuhkan maka akan dapat langsung dicari karena
pencatatan nomor dokumen dilakukan melalui komputer dan manual di buku berkas.
b. Surat Pemberitahuan Terutang Pajak Daerah
Jumlah pajak terutang dari setiap wajib pajak akan diketahui melalui Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah. Dibuat oleh bagian pendataan, wajib pajak yang akan
membayar pajak terutang datang ke bagian pendataan untuk mendaftar. Bagian
pendataan mengisi informasi subjek dan objek pajak beserta jumlah pajak terutang
yang harus dibayar. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang selanjutnya diperiksa oleh
bagian verifikasi, dicocokkan dengan dokumen lainnya. Apabila tidak ditemukan
masalah maka akan divalidasi dan ditandatangani oleh kasi beserta kabid bagian
penetapan dan verifikasi.
39
c. Surat Setoran Pajak Daerah
Surat Setoran Pajak Daerah diterbitkan apabila wajib pajak sudah tidak memiliki
masalah dengan persyaratan pembayaran pajak. Surat ini akan diberikan kepada
bendahara penerimaan sekaligus pembayaran pajak. Bendahara Penerimaan akan
menyerahkannya ke kas daerah dengan uang pendapatan asli daerah dari sektor pajak.
d. Buku arsip dokumen
Buku arsip dokumen digunakan untuk mencatat setiap dokumen yang telah
diselesaikan pemeriksaan oleh bagian validasi. Dokumen yang selesai dikerjakan akan
dicatat dan diberi nomor sesuai dengan yang ada di buku arsip dokumen. Buku arsip
dokumen juga mencatat setiap wajib pajak yang telah menyelesaikan pembayaran
pajak maupun retribusi. Mencatat setiap jenis pembayaran dan informasi dari setiap
wajib pajak maupun notaris. Hal ini dilakukan sebagai pengendalian internal apabila
sewaktu-waktu sistem dalam komputer tidak dapat dipakai.
e. Surat Tanda Setoran
Uang yang masuk di bendahara penerimaan, akan langsung disetorkan kepada
kas daerah. Kegiatan ini terekam di dalam surat tanda setoran, berisi informasi jumlah
uang yang disetorkan setiap harinya. Disimpan oleh bendahara penerimaan dan akan
dibuatkan laporannya setiap bulan sebagai bentuk pertanggungjawaban.
f. Surat Pengajuan Penelitian
40
Digunakan apabila akan melaksanakan penelitian lapangan terkait pemeriksaan
pajak dan retribusi daerah. Dibuat oleh bagian penetapan dan verifikasi, pegawai yang
akan melaksanakan pemeriksaan lapangan juga bersal dari bidang ini. Surat
pengajuan penelitian harus mendapatkan persetujuan dari kepala seksi sekaligus
kepala bidang penetapan dan verifikasi.
g. Kartu Arus Dokumen
Dibuat oleh petugas di bagian penetapan, digunakan untuk memeriksa setiap
dokumen yang masuk. Memeriksa petugas yang mengerjakan perhitungan dan
penelitian terhadap pembayaran pajak terutang. Kartu arus dokumen ini akan
disimpan oleh petugas di bidang verifikasi.
h. Bukti Pembayaran Pajak
Bukti pembayaran pajak diserahkan kepada wajib pajak sebagai tanda pelunasan
pajak daerah. Bukti ini terdiri dari enam ragkap, tiga untuk wajib pajak, dan sisanya
disimpan oleh dinas pendapatan. Dokumen yang digunakan di Dinas Pendapatan
Kabupaten Jember sudah menggunakan nomor urut sehingga setiap kesalahan dapat
langsung dideteksi. Selain itu juga terdapat dua orang petugas yang bertanggungjawab
menyimpan dan mencatat setiap dokumen yang masuk maupun keluar kantor.
Pengendalian atas dokumen juga terlihat dari pencatatan dokumen secara manual dan
komputer sehingga ada kontrol yang memadai. Penyimpanan dokumen juga dilakukan
dengan sangat rapi, dalam suatu gudang yang dijaga oleh tiga orang petugas gudang,
dan setiap dokumen juga dicatat oleh bagian gudang.
41
3. Evaluasi atas prosedur pembentuk sistem informasi akuntansi pendapatan
Jaringan prosedur yang terdapat dalam sistem informasi akuntansi pendapatan
asli daerah dimulai dari bidang pendataan yang mempunyai empat pegawai yang siap
melayani wajib pajak. Bidang pendataan ini pula yang bertugas mencari potensi
penerimaan pajak dan retribusi daerah. Wajib pajak yang akan melunasi pajak
terutang, diharuskan melengkapi persyaratan. Setelah mendaftar di bagian pelayanan,
berkas akan diperiksa dan dihitung besarnya pajak terutang menggunakan program
aplikasi khusus di setiap komputer.
Berkas kemudian akan diperiksa oleh bagian penetapan dan verifikasi untuk
kemudian divalidasi. Saat melakukan perhitungan dan pemeriksaan berkas apabila
ditemukan masalah maka wajib pajak yang bersangkutan akan dipanggil. Selain itu
pegawai bidang verifikasi akan melakukan pemeriksaan lapangan guna memastikan
kebenaran objek pajak. Laporan hasil verifikasi lapangan ini nanti akan diberikan
kepada kepala seksi bagian penetapan dan verifikasi. Untuk kemudian kepala seksi
akan memanggil wajib pajak yang bersangkutan guna meminta keterangan dan
meyelesaikan permasalahan. Kegiatan pengolahan serta pemeriksaan data di bidang
penetapan dan verifikasi telah menggunakan aplikasi khusus.
Aplikasi tersebut diberikan kode pengaman, jadi tidak sembarang orang dapat
mengakses masuk, guna menghindari tindakan kesalahan dan tindakan yang tidak
diinginkan lainnya.
42
Apabila kepala seksi bidang penetapan dan verifikasi telah memanggil wajib pajak
bermasalah dan urusan belum dapat diselesaikan, maka akan meminta bantuan dari
bidang operasional. Kepala bidang operasional akan menunjuk pegawainya guna
melakukan penagihan pajak dan retribusi daerah. Setiap objek pajak dan reklame
daerah juga akan selalu diperiksa setiap waktu. Untuk urusan pajak daerah maka
bidang verifikasi akan turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan lapangan.
Mencatat serta mendokumentasikan setiap objek pajak, meminta keterangan dari
setiap pihak terkait. Untuk penertiban reklame yang telah melebihi batas waktu
pemasangan maka bidang penertiban yang akan turun ke lapangan.
Wajib pajak yang tidak memiliki masalah dalam pengajuan berkas, maka akan
mendapatkan Surat Ketetapan Pajak. Surat ini sebelumnya diperiksa oleh bidang
penetapan dan telah divalidasi. Pemeriksaan ulang dilakukan lagi oleh kepala seksi
bidang penetapan dan verifikasi, sampai akhirnya ditandatangani oleh kepala bidang.
Wajib Pajak membayar besarnya pajak terutang disertai Surat Ketetapan Pajak dan
Surat Setoran Pajak kepada bendahara penerimaan.
Wajib pajak yang telah selesai melunasi pajak terutang, berikutnya dilakukan
penyimpanan dan pencatatan berkas. Diberikan nomor di setiap berkas yang akan
disimpan. Uang yang didapat pada hari itu juga langsung disetorkan ke kas daerah
oleh bendahara penerimaan, setelah itu dilakukan pencatatan untuk dibuatkan laporan
pertanggungjawaban pendapatan asli daerah.
43
Kantor akan melakukan rekonsiliasi pendapatan dan uang yang disetorkan melalui
kerjasama bidang pembukuan dengan bidang keuangan melalui bendahara
penerimaan.
Kegiatan ini dapat berjalan mulus apabila sistem dapat digunakan, tetapi ada
kendala serius di Dinas Pendapatan Kabupaten Jember. Masalah yang penulis
temukan ialah tidak adanya generator di lingkungan kantor. Sehingga apabila terjadi
pemadaman listrik maka seluruh kegiatan kantor menjadi lumpuh. Pegawai di bidang
pelayanan tidak dapat melayani wajib pajak, begitupula bidang penetapan dan
verifikasi tidak dapat mencetak Surat Ketetapan Pajak dikarenakan komputer tidak
aktif.
Keadaan ini sungguh merugikan, mengingat banyaknya wajib pajak dalam
setiap harinya, tetapi tidak dapat dilayani secara maksimal. Sudah berulang kali
diajukan pengadaan generator ke bidang perencanaan, tetapi hingga saat ini masih
belum bisa direalisasikan. Permasalahan lainnya yakni tidak adanya nomor tunggu di
bagian pelayanan, sehingga seringkali terdapat komplain dari wajib pajak karena tidak
ada nomor urut pendaftaran bagi wajib pajak.
4. Evaluasi atas pengendalian internal
Pengendalian internal harus dirancang dalam suatu organisasi guna membantu
organisasi untuk memaksimalkan sumber daya yang digunakan dan menghasilkan
pendapatan. Pengendalian internal merupakan pendukung utama dalam dinas
pendapatan dalam mencapai tujuan.
44
Di dalam pengendalian internal terdapat kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
memberikan jaminan bahwa pegawai telah bekerja dengan baik sesuai dengan tugas
dan fungsinya masing-masing.
Pengendalian internal yang diterapkan di dalam Dinas Pendapatan Kabupaten
Jember terutama dalam proses pendapatan asli daerah masih memiliki banyak
kelemahan. Secara terperinci evaluasi pengendalian internal di dalam kantor dinas
pendapatan adalah sebagai berikut.
a. Lingkungan pengendalian
1) Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika
Kedisiplinan kurang berjalan baik di lingkungan dinas pendapatan, terbukti dari
berbagai hal, contohnya pelaksanaan apel pagi hanya berlangsung hari senin saja.
Seharusnya apel dilaksanakan setiap hari, tetapi tidak semua bidang melakukannya.
Peserta apel pagi juga tidak mencakup semua pegawai yang ada di dalam dinas.
Berikutnya absensi, jam kerja dinas pendapatan dimulai pukul tujuh pagi sampai
pukul tiga sore. Tetapi masih banyak pegawai yang datang terlambat, dan pulang
lebih cepat. Hal ini terjadi karena absensi masih dilakukan secara manual,
tandatangan di atas buku sehingga banyak pegawai yang bisa meminta tolong
pegawai lainnya untuk menandatangani kehadirannya. Hal ini menunjukkan bahwa
pegawai masih belum bisa menegakkan nilai-nilai integritas.
2) Struktur organisasi
45
Susunan organisasi di dalam Dinas Pendapatan Kabupaten Jember sebenarnya
sudah baik dan menunjukkan alur wewenang yang jelas. Namun, dalam kegiatan
sehari-hari masih ditemukan pegawai yang merangkap pekerjaan, tidak sesuai tugas
dan fungsi. Hal ini dapat dimengerti karena kurangnya pegawai di bidang penetapan
dan verifikasi. Pemeriksaan lapangan mengharuskan sebagian pegawai di bidang ini
meninggalkan pekerjaannya di kantor, sehingga perlu orang lain yang
mengerjakannya. Bagaimanapun hal seperti ini tidak baik, karena rentan sekali terjadi
kesalahan dan manipulasi data.
3) Pemberian otoritas dan tanggung jawab
Pemberian otoritas dan tanggungjawab sepertinya sudah berjalan dengan baik,
setiap tugas turun dari kepala dinas, bertahap melalui kepala bidang, kepala seksi
sampai ke pegawai yang bersangkutan. Terdapat peraturan, deskripsi pekerjaan, dan
rencana anggaran yang jelas di setiap bidangnya.
4) Kebijakan dan praktik dalam sumber daya manusia
Dinas Pendapatan seringkali mendaftarkan pegawainya untuk mengikuti
pelatihan terkait pelimpahan pajak BPHTB dan PBB ke lingkungan dinas pendapatan.
Dilakukan guna memastikan pegawai memiliki pemahaman yang cukup pada pajak
daerah.
b. Evaluasi atas aktivitas pengendalian
1) Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai
46
Pemeriksaan pajak dan retribusi daerah oleh pegawai akan selalu dievaluasi oleh
pimpinan, dalam hal ini kepala seksi dan kepala bidang penetapan dan verifikasi.
Sebelum wajib pajak melunasi pajak dan retribusi ke bendahara penerimaan, Surat
Ketetapan Pajak dan berkas lainnya akan diperiksa kelengkapan dan perhitungannya.
Hal ini memang wajib diterapkan, apalagi berhubungan dengan pendapatan, guna
meminimalisir terjadinya kesalahan karena ada banyak pegawai bahkan kepala bidang
yang akan memeriksa dokumen pembayaran pajak dan retribusi daerah.
2) Pemisahan tugas
Dalam kenyataannya masih banyak pegawai yang merangkap jabatan. Meskipun
sudah jelas tugas dan fungsi dari tiap pegawai , tetapi hal ini kerap terjadi. Kurangnya
pegawai menjadi alasan utama, karena setiap harinya sedikitnya ada tujuh pegawai
dari bidang penetapan dan verifikasi melakukan pemeriksaan lapangan terkait
objek/subjek pajak dan retribusi daerah. Seringkali pegawai bagian validasi
mengerjakan tugas verifikasi pajak daerah. Bendahara penerimaan juga seringkali
merangkap menjadi bagian pelayanan, menerima wajib pajak sekaligus menerima
pembayaran pajak terutang. Sebenarnya hal ini dapat dimaklumi mengingat prorporsi
pegawai dengan jumlah tugas memang tidak sama.
3) Pemeriksaan silang
Merupakan suatu bentuk pengendalian untuk memastikan uang yang masuk
benar jumlahnya. Kerap kali dilakukan oleh bidang pembukuan dengan bendahara
penerimaan untuk melihat jumlah uang masuk, uang yang disetor ke kas daerah,
47
dengan data wajib pajak pada periode tertentu. Pemeriksaan silang juga dilakukan
untuk memeriksa berkas pembayaran pajak. Dilakukan oleh bagian verifikasi, dan
dilanjutkan pegawai di bagian penetapan.
4) Dokumen serta catatan yang memadai
Proses dokumentasi di dalam dinas pendapatan sudah berjalan dengan baik. Ada
pegawai tersendiri yang bertugas melakukan pencatatan dan memberikan nomor di
setiap dokumen yang akan disimpan. Pencatatan dilakukan secara manual dan
komputerisasi.
5) Penjagaan aset dan pencatatan yang memadai
Penjagaan aset milik kantor sudah dialakukan dengan baik. Ada ruang tempat
penyimpanan aset milik kantor yang sudah dinomori terlebih dahulu. Selain itu juga
dilakukan pencatatan terhadap aset-aset yang diberi nomor, dicatat di dalam buku dan
komputer. Akses terhadap tempat penyimpanan juga tidak bisa dimasuki oleh
sembarang orang karena kunci dipegang oleh kepala bidang terkait.
6) Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan kerap kali dilakukan oleh kepala dinas langsung ke setiap bidang.
Hal ini dilakukan guna menjamin pegawai telah melakukan pekerjaan sesuai dengan
tugas dan fungsinya masing-masing. Adanya kontrol dan pengawasan yang kuat dari
kepala akan mendorong karyawan mengerjakan tugasnya sebaik mungkin sesuai
dengan aturan.
48
c. Evaluasi atas penilaian resiko
Permasalahan di dinas pendapatan saat ini adalah tidak tersedianya generator.
Jadi sangat bermasalah ketika terjadi pemadaman listrik, aktivitas kantor terhenti
seketika. Dikarenakan semua aktivitas kantor menggunakan aplikasi komputer, jadi
saat terjadi pemadaman segala pekerjaan menjadi terhenti.
Seringkali terdapat komplain dari wajib pajak karena hal ini, wajib pajak yang
sudah mengantri terpaksa tidak dapat dilayani. Resiko terkait pembayaran pajak di
antaranya adalah pemalsuan data dan informasi yang diberikan oleh wajib pajak.
Untuk itu diperlukan adanya pemeriksaan lapangan guna memastikan subjek ataupun
objek pajak secara langsung.
Resiko lainnya adalah kurang bayar yang seringkali tidak dilunasi oleh wajib
pajak dengan berbagai alasan. Maka dibentuklah bidang operasional untuk melakukan
penagihan terhadap wajib pajak yang kurang bayar. Apabila pengendalian internal
terhadap penilaian resiko telah dilakukan dengan baik, berarti kantor dinas sudah
mempertimbangkan resiko yang akan terjadi dan menerapkan tindakan pengendalian.
d. Evaluasi atas komunikasi dan informasi
Setiap proses pendapatan asli daerah sudah dilakukan secara sistematis
menggunakan software komputer. Dokumen sebelum diserahkan kepada wajib pajak
untuk dilakukan pembayaran diotorisasi terlebih dahulu oleh kepala bidang penetapan
dan verifikasi. Dokumen ini nantinya juga akan dipakai oleh bagian pembukuan untuk
merekap jumlah pendapatan setiap harinya. Bendahara penerimaan setiap kali
49
menerima uang langsung disetorkan ke kas daerah. Setelah itu membuat laporan
pertanggungjawaban, diserahkan kepada kepala dinas dan bagian pembukuan.
Dilakukan pemeriksaan silang oleh bagian pembukuan untuk memastikan jumlah
yang diterima benar-benar sesuai dengan data yang dimiliki.
e. Monitoring
Kepala dinas beserta kepala bidang hampir setiap harinya melakukan
pemeriksaan secara langsung terhadap pegawainya terkait proses pendapatan dari
sektor pajak dan retribusi daerah. Memberikan keyakinan bahwa pegawai telah
bekerja dengan baik sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Meskipun telah
dilakukan pengawasan oleh kepala dinas, tetapi masih banyak pegawai yang kurang
mematuhi peraturan dan tidak disiplin dalam bekerja. Lemahnya pemberian sanksi
dan hukuman telah membuat pegawai kurang disiplin dalam bekerja.
50
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Pada bagian sebelumnya penulis telah menjelaskan gambaran perusahaan dan
membahas mengenai evaluasi atas beberapa aspek pendapatan asli daerah pada Dinas
Pendapatan Kabupaten Jember, maka penulis dapat memberikan beberapa simpulan
sebagai berikut:
1. Secara umum struktur organisasi telah memberikan gambaran yang cukup jelas
mengenai jabatan dan alur tanggungjawab dalam kantor. Namn tidak ada
keterangan tambahan mengenai tugas dan fungsi setiap pegawai.
2. Fungsi-fungsi pada Dinas Pendapatan Kabupaten Jember masih memiliki
beberapa kelemahan. Adanya perangkapan fungsi dalam pekerjaan, terlihat di
bagian penetapan dan verifikasi. Seringkali pegawai di kedua bagian ini
mengerjakan tugas yang bukan menjadi tanggungjawabnya. Hal ini dikarenakan
aktivitas pegawai verifikasi yang padat di luar kantor untuk melakukan
pemeriksaan lapangan. Perangkapan fungsi juga terjadi di bagian keuangan, yakni
bendahara penerimaan yang kerap kali merangkap menjadi staf bagian pelayanan.
51
3. Dinas Pendapatan Kabupaten Jember tidak memiliki pegawai khusus yang
menerima keluhan dan segala bentuk pertanyaan mengenai pajak dan retribusi
daerah. Jadi seringkali kepala seksi bagian operasional yang tugas utamanya
melakukan penagihan pajak dan retribusi daerah merangkap menjadi bagian
pelayanan yang menerima setiap keluhan wajib pajak.
4. Dokumen disimpan dengan sangat baik, terdapat nomor untuk setiap dokumen
dan dicatat secara manual maupun melalui komputer. Terdapat pegawai khusus
yang melakukan penyimpanan dan pencatatan dokumen. Setiap wajib pajak yang
akan melunasi pajak terutangnya harus melengkapi semua persyaratan. Apabila
dokumen tidak lengkap maka proses pelunasan pajak dan retribusi daerah tidak
dapat dilakukan.
5. Prosedur yang membentuk sistem pendapatan di Dinas Pendapatan Kabupaten
Jember secara umum sudah cukup baik. Terdapat tahapan-tahapan yang harus
dilalui dalam proses pembayaran pajak dan retribusi daerah. Diawali dari bagian
pelayanan yang menerima wajib pajak dan menghitung besarnya pajak terutang.
Dilanjutkan ke bagian verifikasi untuk diteliti lebih lanjut, dan akan dicetak Surat
Ketetapan Pajak oleh bagian validasi apabila dirasa tidak ada masalah. Kepala
seksi dan kepala bidang bagian penetepan dan verifikasi akan memeriksa ulang
sebelum memberikan persetujuan. Terakhir wajib pajak melunasi pajak terutang
di bendahara penerimaan. Semua aktivitas ini sudah cukup baik karena telah
menggunakan aplikasi komputer yang memiliki proteksi, jadi tidak sembarang
orang dapat memakainya.
52
6. Pengendalian internal secara umum telah dilakukan dengan baik. Namun masih
memiliki beberapa kelemahan yang berkaitan dengan rendahnya kedisiplinan
pegawai, dan masih ditemukannya pegawai yang merangkap pekerjaan.
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan setelah melakukan evaluasi atas sistem informasi
akuntansi pendapatan asli daerah pada Dinas Pendapatan Kabupaten Jember adalah
sebagai berikut:
1. Struktur organisasi yang sudah dibuat sebaiknya dilengkapi dengan uraian
tanggung jawab dan tugas masing-masing bagian.
2. Dinas Pendapatan Kabupaten Jember seharusnya menambah pegawai yang
memang memiliki tugas untuk melakukan pemeriksaan lapangan, sehingga tidak
terjadi perangkapan fungsi di bagian penetapan dan verifikasi. Selain itu juga
menambah staf khusus bagian pelayanan, baik itu melayani pegawai yang datang
langsung ke kantor maupun melalui telepon.
3. Seharusnya bendahara penerimaan memiliki staf, sehingga tidak melaksanakan
semua tugasnya seorang diri. Semua kegiatan terkait penerimaan kas dilakukan
sendiri oleh bendahara penerimaan, dimulai dari menerima uang, menyetorkan ke
kas daerah sampai membuat laporan pertanggungjawaban. Adanya pegawai
tambahan di bendahara penerimaan akan mengurangi resiko terjadinya kesalahan
dan tindakan curang.
53
4. Dinas Pendapatan Kabupaten Jember mutlak harus memiliki generator. Sebagai
tindakan antisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik, kegiatan
kantor masih dapat berjalan sebagaimana mestinya.
5. Pengawasan terhadap aset perusahaan harus dilakuakan dengan baik, karena
selama ini hanya melakukan pencatatan terhadap aset milik perusahaan tetapi
jarang melakukan pemeriksaan.
6. Kedisiplinan pegawai perlu ditingkatkan, khususnya dalam jam masuk kerja, jam
istirahat, dan jam pulang. Akan lebih baik bila absensi manual diganti dengan
model finger print. Jadi tidak ada lagi pegawai yang meminta tolong kepada
pegawai lainnya untuk melakukan tandatangan di lembar absensi. Selain itu juga
akan lebih mudah mengontrol kinerja dan kedisiplinan pegawai.
54
DAFTAR PUSTAKA
Bodnar, George H. dan William S. Hopwood. 2001. Accounting Information Systems.
Edisi ke-8. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Boockholdt, James L. dan David H. Li. 1991. Accounting Information System. USA:
Irwin
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi ke-3. Cetakan ke-3. Jakarta: Salemba Empat.
Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
Nordiawan, Deddi, Iswahyudi Sondi Putra, dan Maulidah Rahmawati. 2008.
Akuntansi Pemerintahan: Teori dan Praktik. Jakarta: BPPK.
Romney, Marshall dan Paul John Steinbart. 2006. Accounting Information System.
New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Smith, Jay M., dan K. Fred Skousen. 1992. Intermediate Accounting. Edisi ke-9.
Ohio: South-Western Publishing.
Summers, Edward Lee. 1991. Accounting Information System. Boston: Houghton
Mifflin Company.
Warren, Carl S., Jamnes M Reeve, dan Philip E. Fees. 2001. Accounting. Edisi ke-20.
Ohio: South-Western Publishing.
Widjadjarso. B.,A.Solikin, dan A.Priharianto. 2006. Akuntansi Pemerintahan.: Teori
dan Praktik. Jakarta : Lembaga Pengkajian Keuangan Publik dan Akuntansi
Pemerintahan. BPPK. Departemen Keuangan.
Wilkinson, Joseph H. 1991. Accounting Information System. USA: John Wiley and
Sons, Inc.
Wilkinson, Joseph H., Michael J. Cerullo, Vasant Raval, dan Bernard Wong-On-
Wing. 2000. Accounting Information Systems: Essential Concepts and
Application. New York: John Wiley and Sons, Inc
Wu, Frederick H. 1983. Accounting Information System Theory and Practices. New
York: Mc Graw – Hill, Inc.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.
Lampiran 1
Surat Tanda Setoran
Lampiran 2
Formulir Penyampaian SSPD
Lampiran 3
Bagan Susunan Organisasi
Lampiran 4
Surat Pemberitahuan Terhutang Pajak Daerah
Lampiran 5
Bagan Alir Pendapatan Asli Daerah Sektor Pajak
SPTPD
- ttd WP
- ttd petugas
Penerimaan
pembayaran
SPTPD BPHTB
Validasi
Lembar 5 & 6
SPTPD BPHTB
Validasi
Lembar 1,2,3,4
Proses
Penelitian &
Verifikasi
ARSIP
Tanda Bukti
Prmbayaran
+ SPTPD
Validasi
lembar 1,2,3,4
Penerimaan
Pembayaran
SPTPD
Validasi
lembar 5,6
Proses penelitian
dan verifikasi
Arsip
Pengisian formulir
dan penghitungan
pajak