eugen ol

4
Percobaan isolasi eugenol dari daun cengkeh ini bertujuan untuk mengisolasi eugenol minyak daun cengkeh, menentukan tetapan fisik (titik didih, berat jenis dan indeks bias) dan menganalisis hasil dengan spektrometri UV-Vis dan IR. Prinsip dari percobaan ini adalah pemisahan eugenol dari komponen minyak daun cengkeh yang lain, misalanya kariofilena. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah ekstraksi pelarut yaitu suatu metode pemisahan senyawa dari pelarut tertentu berdasarkan tingka kepolarannya. Minyak daun cengkeh mengandung senyawa utama lain selain eugenol dan kariofilena. Eugenol yang merupakan senyawa paling banyak terkandung dalam minyak daun cengkeh. Dapat dipisahkan/diisolasi dari komponen minyak daun cengkeh yang lain. Penambahan NaOH dalam minyak daun cengkeh mengubah eugenol menjadi garam Na-eugenolat. Dengan bentuk garam yang memiliki sifat polar, maka eugenol dalam bentuk Na- eugenolat dapat dengan mudah terpisah dari komponen minyak daun cengkeh lain yang bersifat non polar. Perlakuan awal adalah penambahan NaOH ke dalam minyak daun cengkeh. Pada reaksi antara NaOH dengan minyak daun cengkeh ini timbul panas yang berarti reaksi berjalan eksotermis yaitu melepaskan panas. Reaksi yang terjadi merupakan pembentukan garam Na-eugenolat. Reaksi penggantian gugus H+ dengan Na+ yang berasal dari NaOH melepaskan energi yang muncul berupa panas. Reaksi: (Fessenden, 1986) Ketika penambahan NaOH tersebut kariofilena tidak ikut bereaksi dengan naOH karena kariofilena tidak mengandung gugus hidroksil (OH) seperti pada eugenol. Sehingga pada kariofilena tidak ada gugus yang dapat diganti untuk membentuk garam. Struktur Kariofilena: (Anonim, 2009) Dengan pengubahan struktur eugenol menjadi garam Na-eugenolat maka Na-eugenolat dapat dipisahkan dari kariofilena maupun komponen

Upload: dessy-gilang

Post on 03-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

eugenol

TRANSCRIPT

Page 1: Eugen Ol

Percobaan isolasi eugenol dari daun cengkeh ini bertujuan untuk mengisolasi eugenol minyak daun cengkeh, menentukan tetapan fisik (titik didih, berat jenis dan indeks bias) dan menganalisis hasil dengan spektrometri UV-Vis dan IR. Prinsip dari percobaan ini adalah pemisahan eugenol dari komponen minyak daun cengkeh yang lain, misalanya kariofilena. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah ekstraksi pelarut yaitu suatu metode pemisahan senyawa dari pelarut tertentu berdasarkan tingka kepolarannya.

Minyak daun cengkeh mengandung senyawa utama lain selain eugenol dan kariofilena. Eugenol yang merupakan senyawa paling banyak terkandung dalam minyak daun cengkeh. Dapat dipisahkan/diisolasi dari komponen minyak daun cengkeh yang lain. Penambahan NaOH dalam minyak daun cengkeh mengubah eugenol menjadi garam Na-eugenolat. Dengan bentuk garam yang memiliki sifat polar, maka eugenol dalam bentuk Na-eugenolat dapat dengan mudah terpisah dari komponen minyak daun cengkeh lain yang bersifat non polar.

Perlakuan awal adalah penambahan NaOH ke dalam minyak daun cengkeh. Pada reaksi antara NaOH dengan minyak daun cengkeh ini timbul panas yang berarti reaksi berjalan eksotermis yaitu melepaskan panas. Reaksi yang terjadi merupakan pembentukan garam Na-eugenolat. Reaksi penggantian gugus H+ dengan Na+ yang berasal dari NaOH melepaskan energi yang muncul berupa panas.

Reaksi:

(Fessenden, 1986)

Ketika penambahan NaOH tersebut kariofilena tidak ikut bereaksi dengan naOH karena kariofilena tidak mengandung gugus hidroksil (OH) seperti pada eugenol. Sehingga pada kariofilena tidak ada gugus yang dapat diganti untuk membentuk garam.

Struktur Kariofilena:

(Anonim, 2009)

Dengan pengubahan struktur eugenol menjadi garam Na-eugenolat maka Na-eugenolat dapat dipisahkan dari kariofilena maupun komponen penyusun minyak daun cengkeh lainnya yang bersifat non polar. Lapisan atas berupa kariofilena yang berwarna kuning muda sedangkan lapisan bawah berupa garam Na-eugenol yang berwarna coklat muda. Kariofilena berada di lapisan atas karena massa jenis kariofilena lebih kecil daripada massa jenis eugenol dalam bentuk garamnya. Massa jenis kariofilena adalah 0,9658 g/ml, sedangkan massa jenis eugenol adalah 1,06 g/ml. Pemisahan kedua lapisan dapat terjadi karena perbedaan tingkat kepolaran. Kariofilena bersifat nonpolar sedangkan garam Na-eugenolat bersifat polar dan dapat larut dalam air. Penambahan NaOH 4 N terlebih dulu dengan tujuan agar pembentukan garam Na-eugenolat lebih optimal mengikat komponen eugenol yang ingin diubah ke bentuk garamnya dalam minyak daun cengkeh mencapai 70-80%, sehingga konsentrasi yang dibutuhkan lebih besar untuk mensubstitusi gugus H+ dari eugenol dengan Na+ dari NaOH.

Page 2: Eugen Ol

Pengadukan bertujuan untuk mempercepat reaksi terjadi. Dengan pengadukan akan meningkatkan energi kinetik dari molekul yang bereaksi sehingga peluang dari molekul-molekul untuk bertumbukan semakin besar dan reaksi akan lebih mudah terjadi karena adanya kemungkinan tumbukan efektif yang terjadi. Pendiaman dengan temperatur campuran turun bertujuan untuk memastikan reaksi pembentukan garam Na-eugenolat telah berlangsung optimal. Hal itu dapat dilihat dari terbentuknya 2 lapisan dan penurunan suhu campuran. Dengan penurunan suhu dapat memberikan tanda bahwa reaksi telah berhenti dan tidak adanya energi dari hasil reaksi yang dilepaskan lagi dalam bentuk panas.

Pengekstraksian selanjutnya, lapisan atas (kariofilena) dengan NaOH 2N bertujuan untuk mereaksikan kembali NaOH dengan eugenol yang mungkin masih tersisa dan terbawa di lapisan kariofilena. Hal itu dilakukan untuk mengambil eugenol secara maksimal dari minyak daun cengkeh. Konsentrasi NaOH yang digunakan lebih kecil daripada konsentrasi NaOH yang digunakan pada ekstraksi pertama karena kadar eugenol yang ingin direaksikan relatif sedikit daripada yang pertama. Dari hasil ekstraksi kedua ini sudah tidak didapatkan lagi garam Na-eugenolat. Hal ini dibuktikan dengan hanya ada warna kuning muda dalam larutan yang merupakan kariofilena.

Langkah berikutnya adalah ekstraksi lapisan garam eugenolat yang dicampur dengan pentana. Tujuan ekstraksi dengan pentanana tersebut adalah untuk melarutkan senyawa nonpolar yakni kariofilena yang dimungkinkan masih tersisa pada lapisan garam eugenolat. Hasilnya adalah lapisan bawah berwarna coklat muda yaitu lapisan garam eugenolat dan lapisan atas berwarna kuning muda yaitu sisa senyawa non polar. Ekstraksi dengan pentana ini dilakukan sebanyak 2 kali untuk memperoleh senyawa non polar yang terpisah. Namun dalam percobaan hanya dilakukan sekali saja karena pada ekstraksi pertama sudah tidak terdapat kariofilena sehingga ekstraksi dilakukan sekali dengan menggunakan NaOH 4 N.

Setelah itu dilakukan penambahan HCl pada lapisan garam eugenolat yang bertujuan untuk mengubah garam eugenolat menjadi eugenol kembali yaitu dengan mensubstitusi gugus H+ pada garam eugenolat sehingga eugenol dapat diperoleh kembali. Hasilnya dalah lapisan atas berwarna coklat muda (eugenol) dan lapisan bawah adalah garam NaCl berwarna putih.

Penambahan HCl dilakukan sampai pH 3 dimaksudkan untuk memberikan kondisi asam bagi reaksi tersebut. Dalam suasana asam, eugenol akan dengan mudah menarik gugus H+ sehingga garam eugenolat dapat berekasi dengan HCl membentuk eugenol kembali. pH 3 merupakan titik pH optimal pada eugenol untuk dapat menarik atau melepas gugus H+ pada gugus hidroksilnya. Jika suasana lebih asam maka merusak strukrur eugenol. Lapisan NaCl berada di bawah karena massa jenisnya lebih besar yaitu 1,256 g/ml dibanding massa jenis eugenol (lapisan eugenol berada di atas) yaitu 1,06 g/ml (Anonim, 2009).

Kemudian pengekstraksian lapisan NaCl dengan eter. Hal ini bertujuan untuk mengikat eugenol yang masih berada pada lapisan NaCl mengikuti kaidah “ like dissolve like” senyawa polar akan larut dalam pelarut nonpolar, begitu juga senyawa polar akan larut dalam polar. Eugenol merupakan senyawa nonpolar sehingga akan larut dalam pelarut eter yang juga bersifat nonpolar. Dari hasil ekstraksi ini akan diperoleh eugenol di lapisan atas. Eugenol yang diperoleh digabung dengan eugenol yang sudah diperoleh sebelumnya. Selanjutnya dilakukan pencucian dengan akuades pada eugenol dengan tujuan untuk menghilangkan [pengotor polar seperti sisa-sisa NaCl yang mungkin masih ada.

Page 3: Eugen Ol

Selanjutnya dilakukan penambahan Na2SO4 anhidrat pada larutan eugenol yang bertutjuan untuk mengikat molekul air. Setelah itu dilakukan penyaringan untuk memisahkan Na2SO4 dengan eugenol. Lalu dilakukan penguapan dari hasil yang diperoleh (eugenol) dengan tujuan menghilangkan eter pada lapisan eugenol. Sehingga hasil yang didapatkan eugenol murni. Dan untuk meyakinkan bahwa hasil yang diperoleh adalah eugenol maka dilakukan analisis sifat-sifat eugenol. Dimana diperoleh sifat fisik dari eugenol yaitu berwarna bening kekuningan, titik didihnya 256oC, berat jenisnya 1,06 g/cm3. Dan spektra UV-Vis eugenol adalah sebagai berikut

Dari spektra UV-Vis diatas menunujukkan eugenol karena panjang gelombang maksimum sekitar 285 yaitu jumlah dari adanya harga dasar cincin lingkar 6 yaitu 215nm, gugus OH 35nm dan OCH3 35nm.

Sedangkan spektra IR eugenol sebagai berikut

Dari spektra IR di atas terdapat peak antara 3100 dan 3000 menunjukkan adanya senyawa aromatik yang diperkuat pada panjang gelombang antara 1600 dan 1500. Pita lebar kuat dekat 3300 menunjukkan adanya gugus hidroksil. Pita lemah tetapi tajam pada 3080 disebabkan gugus C-H dengan atom karbon tak jenuh ini didukung oleh adanya pita tajam dekat 1660 akibat rentangan gugus C=C. Pita-pita yang paling kuat pada spektrum terletak diantar 1200 dan 1000, karena tidak ada pita-pita yang disebabkan oleh C=O maka pita-pita tersebut timbul dari eter C-O-C.

VI. Kesimpulan

Eugenol yang diisolasi dari minyak daun cengkeh berwarna coklat.

Eugenol yang diisolasi akan mempunyai sifat fisik seperti titik didih 255oC, berat jenis 1,06 g/ml dan indeks bias 1,525.

Analisis eugenol dengan spektrofotometer UV-Vis untuk mengidentifikasi ikatan rangkapnya dan dengan spektrofotometer IR unruk mengidentifikasi gugus fungsionalnya.