etika dan kompetensi

22
KOMPETENSI DAN ETIKA SEORANG PENDIDIK Disusun Guna Memenuhi Tugas: Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar Dosen Pengampu : Moh. Muslih, Drs. M.Pd, Ph.D Disusun oleh : Kelompok 1 PGMI F 1. Kurniawan Ramadhan 2023113040 2. Rizqi Fakhuziah 2023114002 3. Jauzaul Muniroh 2023114005 4. Na’imah 2023114014

Upload: kurniawan-ramadhani

Post on 18-Feb-2017

337 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Etika dan Kompetensi

KOMPETENSI DAN ETIKA SEORANG PENDIDIK

Disusun Guna Memenuhi Tugas:

Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar

Dosen Pengampu : Moh. Muslih, Drs. M.Pd, Ph.D

Disusun oleh :

Kelompok 1 PGMI F

1. Kurniawan Ramadhan 2023113040

2. Rizqi Fakhuziah 2023114002

3. Jauzaul Muniroh 2023114005

4. Na’imah 2023114014

PRODI PGMI JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) PEKALONGAN

2015

Page 2: Etika dan Kompetensi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru adalah pekerja professional yang secara khusus disiapkan untuk

mendidik anak-anak yang telah diamanatkan orang tua untuk dapat mendidik

anaknya disekolah. Guru atau pendidik adalah sebagai orang tua kedua dan

sekaligus penanggung jawab pendidikan anak didiknya setelah kedua orang

tua didalam keluarganya memiliki tanggung jawab pendidikan yang baik

kepada peserta didiknya.

Sebagai penanggung amanat, guru bertanggung jawab untuk mendidik

peserta didiknya secara adil dan tuntas dan mendidik dengan sebaik-baiknya

dengan memerhatikan nilai-nilai humanisme karena pada saatnya nanti akan

diminta pertanggung jawaban atas pekerjaannya tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar kompetensi seorang pendidik?

2. Apa saja kompetensi seorang pendidik?

3. Bagaimana etika seorang pendidik?

C. Tujuan

1. Menjelaskan konsep dasar kompetensi seorang pendidik.

2. Menjelaskan dan mendeskripsikan etika seorang pendidik.

3. Menjelaskan etika seorang pendidik.

1

Page 3: Etika dan Kompetensi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Kompetensi Seorang Pendidik

Menurut PP No 74 Tahun 2008 pasal 2, seorang pendidik (guru) adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah. Sedangkan pada pasal 3 dituliskan bahwa:

1. Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 merupakan seperangkat

pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,

dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan.

2. Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

3. Kompetensi Guru sebagaimana diamaksud pada ayat (2) bersifat holistik.1

Standarisasi kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan bagi

seorang guru dalam menguasai seperangkat kemampuan agar berkelayakan

menduduki salah satu jabatan fungsional guru, sesuai bidang tugas dan jenjang

pendidikan tertentu. Persyaratan yang dimaksud adalah penguasaan proses

belajar-mengajar dan penguasaan pengetahuan, yaitu:

a) Kompetensi proses belajar mengajar

Yaitu penguasaan terhadap kemampuan yang berkaitan dengan proses

pembelajaran. Kompetensi ini meliputi kemampuan dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pmbelajaran, kemampuan dalam menganalisis,

menyusun program perbaikan dan pengayaan, serta menyusun program

bbimbingan dan konseling.

b) Kompetensi Penguasaan pengetahuan

1 PP No 74 Tahun 2008.

2

Page 4: Etika dan Kompetensi

Yaitu kemampuan yang berkaitan dengan keluasan dan kedalaman

pengetahuan. Kompetensi ini mencakup pemahaman terhadap wawasan

pendidikan, pengembangan diri dan profesi, pengembangan potensi

peserta didik, dan penguasaan akademik.

Standarisasi guru bertujuan untuk:

a. Memformulasikan peta kemampuan guru secara nasional yang

diperuntukkan bagi perumusan kebijakan program pengembangan dan

peningkatan tenaga kependidikan, khususnya guru.

b. Memformulasikan peta kebutuhan supervisi dan peningkatan mutu

guru sebagai dasr bagi pelaksanaan peningkatan kompetensi,

peningkatan kualifikasi, dan diklat-diklat tenaga kependidikan yang

sesuai dengan kebutuhan.

c. Menumbuhkan kreatifitas guru yang bermutu, inovatif, terampil,

mandiri dan bertanggung jawab, yang dijadikan dasar peningkatan dan

pengembangan karier tenaga kependidikan yang profesional.2

B. Kompetensi Seorang Pendidik

Kompetensi merupakan seperangkat kemampuan yang harus dimiliki guru

searah dengan kebutuhan pendidikan di sekolah (kurikulum), tuntutan

masyarkat, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru

membawa amanah Ilahiyah untuk mencerdaskan kehidupan manusia dan

mengarahkanya untuk senantiasa taat beribadah kepada Allah dan berakhlak

mulia. Oleh karena tanggung jawabnya, guru dituntut untuk memiliki

kompetensi personal/ kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik,

Maupun kompetensi profesional.

1. Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang

mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak mulia serta

menjadi teladan bagi peserta didik. Menurut Zakiyah Daradjat,

2 Pupuh Fathurrahman, Aa suryana. Supervisi Pendidikan dalam Pengembangan Proses Pengajaran. (Bandung: Refika Aditama, 2011). Hlm. 53-54

3

Page 5: Etika dan Kompetensi

kompetensi kepribadian dan sosial merupakan kompetensi yang

terpenting. Dalam hal ini, ada kolerasi yang erat antara kompetensi sosial

dan kompetensi kepribadian. Dari kompetensi kepribadian, guru dapat

dievaluasi apakah ia seorang guru yang baik atau tidak. Kepribadian yang

utuh meliputi tingkah laku taupun tata bahasanya. Sebab, kepribadian

guru akan mudah diperhatikan dan ditiru oleh peserta didiknya, termasuk

budi bahasanya. Oleh karena itu menurut Imam Zarnuji, guru seharusnya

adalah seorang yang alim, wara’, dan lebih tua (dewasa). Persyaratan ini

penting dipenuhi oleh guru sebab guru menjadi simbol personifikasi bagi

subjek didiknya.

Lebih lanjut Athiya al-Abrasyi memberikan syarat kepribadian

seorang pendidik sebagai berikut:

a. Zuhud dan ikhlas

b. Bersih lahir dan batin

c. Pemaaf, sabar, dan mampu mengendalikan diri

d. Bersifat kebapakan atau keibuan (dewasa)3

Kompetensi kepribadian sebagaimana dimaksud pada PP No 74 Tahun

2008 ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang:

1) Beriman dan bertaqwa;

1) Berakhlak mulia;

2) Arif dan bijaksana;

3) Demokratis;

4) Mantap;

5) Berwibawa;

6) Stabil;

7) Dewasa;

8) Jujur;

9) Sportif;

10) Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;

3 Novan Ardy Wiyani dan Barnawi. Ilmu Pendidikan Islam. (Jogjakarta: Ar-Ruz Media,2012). Hlm.104

4

Page 6: Etika dan Kompetensi

11) Secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan

12) Mengebangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

2. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial ialah kemampuan pendidik sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dan efisien

dengan peserta didik, tenaga kependidikan, wali peserta didik, sesama

pendidik, dan masyarakat. 4

Kompetensi sosial sebagaimana dimaksud pada PP No 74 Tahun

2008 ayat (2) merupakan kemampuan Guru sebagai bagian dari

Masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk:

1) Berkomunikasi lisan, tulis, dan/ atau isyarat secara santun;

2) Menggunakan tekhnologi komunikasi dan informasi secara fungsional;

3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta

didik;

4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan

mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku; dan

5) Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

3. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:

1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;

2) Pemahaman terhadap peserta didik;

3) Pengembangan kurikulum atau silabus;

4) Perancangan pembelajaran;

5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;

6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran;

7) Evaluasi belajar; dan

4 Ibid. 103

5

Page 7: Etika dan Kompetensi

8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya.5

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan

dalam standar nasional pendidikan.

Di dalam Islam seorang pendidik dituntut agar bersifat profesional

sebab jika guru tersebut tidak profesional tujuan pendidikan tidak dapat

tercapai.

ي عامل فسكوف تعلمون من قل يا قوم اعملوا على مكا نتكم إنه ال يفلح الظالمون ) (135تكون له عاقه الدارإن

Katakanlah “Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu,

sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui,

siapakah (di antara kalian)yang akan mempaeroleh hasil yang baik di

dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan

mendapatkan keberuntungan” (QS Al-An’am [6]:(135).6

Kompetensi profesional sebagaimana dimaksud pada PP No.74

tahun 2008 ayat (2) merupakan kemampuan Guru dalam menguasai

pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan/ atau seni dan

budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan:

1) Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi

program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/ atau kelompok mata

pelajaran yang akan diampu; dan

2) Konsep dan metode disiplin keilmuan, tekhnologi, atau seni yang

relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheran dengan

program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata

pelajaran yang akan diampu.

C. Etika Seorang Pendidik

5 Ibid. 6

6

Page 8: Etika dan Kompetensi

Berkaitan dengan hubungan guru dengan peserta didik, orangtua/wali

siswa, masyarakat, sekolah, profesi, organisasi profesi, dan pemerintah maka

dibuatlah niali-nilai operasional yang harus dijalankan guru sebagai berikut:

1. Etika Seorang Pendidik Terhadap Diri Sendiri:

a) Guru berbakti membimbing siswa untuk membentuk manusia

seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

b) Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

c) Guru berusaha memperoleh informasi tentang siswa sebagai bahan

melakukan bimbingan dan pembinaan.

d) Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang

berhasilnya proses belajar mengajar.

e) Guru memelihara hubungan baik dengan orangtua murid dan

masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung

jawab bersama terhadap pendidikan.

f) Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan

meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

g) Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan

kesetiakawanan sosial.

h) Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu

organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

i) Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang

pendidikan.

2. Etika Seorang Guru dengan Pemimpin

a) Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program

pembangunan bidang pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD

1945, UU tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang tentang

Guru dan Dosen, dan ketentuan perundang-undangan lainnya.

b) Guru membantu program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan

berbudaya.

7

Page 9: Etika dan Kompetensi

c) Guru berusaha menciptakan, memelihara, dan meningkatkan rasa

persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

d) Guru tidak boleh menghindari kewajiban yang dibebankan oleh

pemerintah atau satuan pendidikan untuk kemajuan pedidikan dan

pembelajaran.

e) Guru tidak boleh melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang

berakibat pada kerugian negara.

3. Etika seorang pendidik dengan teman sejawat

a) Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi.

b) Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu

pendidikan dan bidang studi yang diajarkan.

c) Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya.

d) Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam

menjalankan tugas-tugas profesionalnya dan bertanggung jawab atas

konsekuensinya.

e) Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggung jawab,

inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-tindakan profesional

lainnya.

f) Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang

akan merendahkan martabat proesionalnya.

g) Guru tidak boleh menerima janji, pemberian, dan pujian yang dapat

memengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan profesionalnya.

h) Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud menghindari

tugas-tugas dan tanggung jawab yang muncul akibat kebijakan baru di

bidang pendidikan dan pembelajaran.

4. Etika Seorang Pendidik Terhadap Peserta Didik

a) Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tugas

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.

8

Page 10: Etika dan Kompetensi

b) Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan

mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah,

dan anggota masyarakat.

c) Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik

secara individual dan masing-masingnya berhak atas layanan

pembelajaran.

d) Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunkannya

untuk kepentingan proses kependidikan.

e) Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus menerus

berusaha menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana

sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif

dan efisien bagipeserta didik.

f) Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih

sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang diluar

batas kaidah pendidikan.

g) Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang

dapat memengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik.

h) Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk

membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan

kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.

i) Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali

merendahkan martabat peserta didiknya.

j) Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya

secara adil.

k) Guru berperilaku taat atas kepada hukum dan menjunjung tinggi

kebutuhan dan hak-hak peserta didiknya.

l) Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh

perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.

m) Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta

didiknya dari kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar,

menimbulkan gangguan kesehatan, dan kemanusiaan.

9

Page 11: Etika dan Kompetensi

n) Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi peserta didiknya untuk

alasan-alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan,

hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.

o) Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesionalnya

kepada peserta didik dengan cara-cara yang melanggar norma sosial,

kebudayaan, moral, dan agama.

p) Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesional

dengan peserta didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan

pribadi.

5. Etika Seorang Pendidik Terhadap Wali Murid

a) Guru berusaha membina hubungan kerja sama yang efektif dan efisien

dengan orang tua/ wali murid dalam melaksanakan proses pendidikan.

b) Guru memberikan informasi kepda orang tua/ wali murid secara jujur

dan objektif mengenai perkembangan peserta didik.

c) Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain

yang bukan orang tua/ walinya.

d) Guru memotivasi orang tua/ wali murid untuk beradaptasi dan

berpatisipasi dalam memajukan dan meningkatka kualitas pendidikan.

e) Guru berkomunikasi secara baik dengan orang tua/ wali murid

mengenai kondisi dan kemajuan peserta didik dalam proses

kependidikan pada umumnya.

f) Guru menjunjung tinggi hak orang tua/ wali murid untuk berkonsultasi

dengannya berkaitan dengan kesejahteraan, kemajuan, dan cita-cita

anak.

g) Guru tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan

orang tua/ wali murid untuk memperoleh keuntungan-keuntungan

pribadi.

6. Etika Seorang Pendidik dengan Masyarakat

a) Guru menjalin komunikasi dan kerja sama yang harmonis, efektif, dan

efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan

pendidikan.

10

Page 12: Etika dan Kompetensi

b) Guru mengakomodasi aspirasi masyarakat dalam mengembangkan dan

meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.

c) Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam

masyarakat.

d) Guru bekerja sama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan

prestise dan martabat profesinya.

e) Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan

masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan

kesejahteraan peserta didiknya.

f) Guru memberikan pandangan prefesional, menjunjung tinggi nilai-nilai

agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan

masyarakat.

g) Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan rahasia peserta

didiknya kepada masyarakat.

h) Guru tidak boleh menampilkan diri secara eksklusif dalam kehidupan

masyarakat.7

7 Barnawi dan Mohammad Arifin. Etika dan Profesi Kependidikan. (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2012). Hlm. 58-65

11

Page 13: Etika dan Kompetensi

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

12

Page 14: Etika dan Kompetensi

DAFTAR PUSTAKA

13