etika bisnis bab 3,4&5

22
NAMA KELOMPOK : DHISA DWI S 12212003 IQBAL SAKTI P 13212770 JULI FAHRIN J 18212257 YOGA BAGUS P 17212819 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam pembahasan etika bisnis kali ini yang pertama akan membahas tentang immoral manajemen, tipe ini manajemen yang sama sekali tidak memperdulikan tentang moralitas dalam menjalankan progam manajemennya, setelah itu tentang amoral manajemen, manajemen tipe ini sebenarnya antara tahu dan tidak tahu tentang resiko yang dia perbuat dalam menjalankan progam pada manajemennya, lalu ada tipe moral manajemen, tipe ini jelas sangat berbeda dengan tipe yang sebelumnya karena pada tipe ini morallah yang paling sangat dijunjung tinggi pada suatu progam manajemennya. Seorang manajer yang termasuk dalam tipe ini tentu saja menginginkan keuntungan dalam bisnisnya, tapi jika hanya bisnis yang dijalankan dapat diterima secara legal dan juga tidak melanggar etika yang ada dalam komunitas, seperti keadilan, kejujuran, dan semangat untuk mematuhi hukum yang berlaku. Setelah pembahasan tentang moral dan immoral lalu ada pembahasan tentang sumber nilai-nilai etika, ada agama, filosofi,

Upload: kartika-sandi-utami

Post on 19-Feb-2016

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Etika Bisnis Bab 3,4&5

TRANSCRIPT

Page 1: Etika Bisnis Bab 3,4&5

NAMA KELOMPOK :

DHISA DWI S 12212003

IQBAL SAKTI P 13212770

JULI FAHRIN J 18212257

YOGA BAGUS P 17212819

PENDAHULUANLatar Belakang

Dalam pembahasan etika bisnis kali ini yang pertama akan membahas tentang immoral

manajemen, tipe ini manajemen yang sama sekali tidak memperdulikan tentang moralitas dalam

menjalankan progam manajemennya, setelah itu tentang amoral manajemen, manajemen tipe ini

sebenarnya antara tahu dan tidak tahu tentang resiko yang dia perbuat dalam menjalankan

progam pada manajemennya, lalu ada tipe moral manajemen, tipe ini jelas sangat berbeda

dengan tipe yang sebelumnya karena pada tipe ini morallah yang paling sangat dijunjung tinggi

pada suatu progam manajemennya. Seorang manajer yang termasuk dalam tipe ini tentu saja

menginginkan keuntungan dalam bisnisnya, tapi jika hanya bisnis yang dijalankan dapat diterima

secara legal dan juga tidak melanggar etika yang ada dalam komunitas, seperti keadilan,

kejujuran, dan semangat untuk mematuhi hukum yang berlaku. Setelah pembahasan tentang

moral dan immoral lalu ada pembahasan tentang sumber nilai-nilai etika, ada agama, filosofi,

Pengalaman dan perkembangan budaya, lalu ada hukum. Dan yang terakhir tentang faktor yang

mempengaruhi manajerial yang pertama ada leadership, lalu yang kedua ada strategi performasi,

dan yang ketiga ada budaya perusahaan, dan yang terakhir karakter individu.

Etika bisnis merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan bisnis

yang dilakukan oleh para pelaku-pelaku bisnis dimanapun berada. Masalah etika dan ketaatan

pada hukum yang berlaku merupakan dasar yang kokoh yang harus dimiliki oleh setiap pelaku

bisnis dan adakn menentukan tindakan apa dan perilaku bagaimana yang akan dilakukan dalam

bisnisnya. Hal ini juga merupakan tanggung jawab kita bersama bukan saja hanya merupakan

tanggung jawab pelaku bisnis tersebut, sehingga diharapkan akan terwujud situasi dan kondisi

bisnis yang sehat dan bermartabat yang pada akhirnya dapat juga bermanfaat bagi masyarakat,

Page 2: Etika Bisnis Bab 3,4&5

bangsa dan negara. Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan

pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional.

Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang

transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain

agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada

apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan

menyetujui adanya etika moral dan etika lainnya, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis

tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam

berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu

pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan

siapapun dalam perekonomian.

BAB 3

Immoral manajementingkatan terendah dari model manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis.

Manajemen yang memiliki manajemen tipe ini pada umumnya sama sekali tidak mengindahkan

apa yang dimaksud dengan moralitas, baik dalam internal organisasinya maupun bagaimana dia

menjalankan aktivitas bisnisnya.

Amoral ManajemenTingkatan kedua dalam aplikasi etika dan moral dalam manajemen adalah Amoral

Manajemen. Berbeda dengan immoral manajemen, manajer dengan tipe manajemen seperti ini

sebenarnya bukan tidak tahu sama sekali yang disebut dengan etika atau moralitas Ada 2 jenis

lain manajemen tipe amoral ini, yaitu

a. Manajemen yang dikenal tidak sengaja berbuat amoral (unintentional amoral manager). Tipe ini

adalah para manajer yang dianggap kurang peka, bahkan segala keputusan bisnis yang mereka

perbuat sebenarnya langsung atau tidak langsung akan memberiakan efek pada pihak lain

b. Tipe Manajer yang sengaja berbuat amoral Manajemen dengan pola ini sebenarnya memahami

ada aturan dan etika yang harus jalankan, namun terkadang secara sengaja melanggar etika

Page 3: Etika Bisnis Bab 3,4&5

tersebut, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bisnis mereka misalnya ingin melakukan

efisiensi dan lain-lain.

Moral ManajemenTingkatan tertinggi dari penerapan nilai-nilai etika atau moralitas dalam bisnis adalah

moral manajemen. Dalam moral manajemen, nilai-nilai etika dan moralitas diletakan pada level

standar tertinggi dari segala bentuk perilaku dan aktivitas bisnisnya. Manajer yang termasuk

dalam tipe ini tidak hanya menerima dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku, namun juga telah

terbiasa meletakkan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinannya. Seorang manajer yang

termasuk dalam tipe ini tentu saja menginginkan keuntungan dalam bisnisnya, tapi jika hanya

bisnis yang dijalankan dapat diterima secara legal dan juga tidak melanggar etika yang ada dalam

komunitas, seperti keadilan, kejujuran, dan semangat untuk mematuhi hukum yang berlaku.

SUMBER NILAI-NILAI ETIKASecara garis besar dimanapun kita berada maka kita akan dihadapkan pada 4 hal yang

dipandang sebagai sumber nilai-nilai etika dalam komunitas, yaitu :

AgamaEtika sebagai ajaran baik-buruk, slah-benar, atau ajaran tentang moral khususnya dalam

perilaku dan tindakan-tindakan ekonomi, bersumber terutama dari ajaran agama. Itulah sebabnya

banyak ajaran dan paham dalam ekonomi Barat menunjuk pada kitab Injil (Bibble), dan etika

ekonomi yahudi banyak menunjuk pada Taurat. Demikian pula etika ekonomi Islam termuat

dalam lebih dari seperlima ayat-ayat yang muat dalam Al-Qur’an.

Dalam ajaran Islam, etika bisnis dalam Islam menekakan pada empat hal Yaitu : Kesatuan

(Unity), Keseimbangan (Equilibrium), Kebebasan (FreeWill) dan tanggung jawab

(Responsibility).

FilosofiAjaran ini sangat komplek yang menjadi tradisi klasik yang bersumber dari berbagai

pemikiran para fisuf-filsuf saat ini. Ajaran ini terus berkembanga dari tahun ke tahun. Di Negara

Page 4: Etika Bisnis Bab 3,4&5

barat, ajaran filosofi yang paling berkembang dimulai ketika zaman Yunani kuno pada abad ke 7

diantaranya Socrates (470 Sm-399 SM) Socrate percaya bahwa manusia ada untuk suatu tujuan,

dan bahwa salah dan benar memainkan peranan yang penting dalam mendefinisikan hubungan

seseorang dengan lingkungan dan sesamanya sebagai seorang pengajar, Socrates dikenang

karena keahliannya dalam berbicara dan kepandaian pemikirannya. Socretes percaya bahwa

kebaikan berasal dari pengetahuan diri, dan bahwa manusia pada dasarnya adalah jujur, dan

bahwa kejahatan merupakan suatu upaya akibat salah pengarahan yang membebani kondisi

seseorang. Pepatah yang terkenal mengatakan. : “Kenalilah dirimu”  dia yang memperkanalkan

ide-ide bahwa hukum moral lebih inggi daripada hukum manusia.

Pengalaman Dan Perkembangan BudayaSetiap transisi budaya antara satu generasi kegenerasi berikutnya mewujudkan nilai-

nilai,aturan baru serta standar-standar yang kemudian akan diterima dalam komunitas tersebut

selanjutnya akan terwujud dalam perilaku. Artinya orang akan selalu mencoba mendekatkan

dirinya atau beradaptasi dengan perkembangan-perkembangan nilai-nilai yang ada dalam

komunitas tersebut,dimana nilai-nilai itu tidak lain adalah budaya yang hadir karna adanya

budaya pengetahuan manusia dalam upayanya untuk menginterpentasikan lingkunganya

sehingga bisa selalu bertahan hidup.

HukumHukum adalah perangkat aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka untuk

menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Hukum menentukan ekspektasi-

ekspektasi etika yang diharapkan dalam komunitas dan mencoba mengatur serta mendorong para

perbaikan-perbaikan masalah-masalah yang dipandang buruk atau tidak baik dalam komunitas.

Sebenarnya bila kita berharap bahwa dengan hukum dapat mengantisipasi semua tindakan

pelanggaran sudah pasti ini menjadi suatu yang mustahil. Karena biasanya hukum dibuat setelah

pelanggaran yang terjadi dalam komunitas.

Indonesia adalah Negara yang menganut system hukum campuran dengan system hukum utama

hukum Eropa Kontinental, yang dibawa oleh Belanda ketika menjajah selama 3,5 abad lamanya.

Page 5: Etika Bisnis Bab 3,4&5

Selain system hukum Eropa Kontinental, dengan diberlakukannya otonomi daerah, didaerah-

daerah system hukum setempat yang biasanya terkait dengan hukum adat dan system hukum

agama, khususnya hukum (syariah) islam, seperti yang berlaku diaceh.

Pada umumnya para pebisnis akan lebih banyak menggunakan perangkat hukum sebagai cermin

etika mereka dalam melaksanakan aktivitasnya. Karena hukum dipandang suatu perangkat yang

memiliki bentuk hukuman/punishment yang paling jelas dibandingkan sumber-sumber etika

yang lain, yang cenderung lebih pada hukuman yang sifatnya abstrak, seperti mendapat malu,

dosa dan lain-lain. Hal ini sah-sah saja, tetapi ini akan sangat berbahaya bagi kelangsungan

bisnis itu sendiri.

FAKTOR YANG MENPENGARUHI ETIKA MANAJERIAL

LeadershipKepemimpinan yang beretika menggabungkan antara pengambilan keputusan yang

beretika dan perilaku yang beretika. Tanggung jawab utama dari seorang pemimpin adalah

membuat keputusan yang beretika dan berperilaku yang beretika pula.

Ada beberapa hal  yang harus dilakukang oleh seorang pemimpin yang beretika yaitu :

1. Mereka berperilaku sedemikian rupa sehingga sejalan dengan tujuannya dan organisasi.

2. Mereka berlaku sedemikian rupa sehingga secara pribadi, dia merasa bangga akan perilakunya.

3. Mereka berperilaku dengan sabar dan penuh keyakinan akan keputusan yang diambilnya dan

dirinya sendiri.

4. Mereka berperilaku dengan teguh. Ini berarti berperilaku secara etika sepanjang waktu, bukan

hanya bila dia merasa nyaman untuk melakukannya.

5. Seorang pemimpin etika, menurut Blanchard dan peale, memiliki ketangguhan untuk tetap pada

tujuan dan mencapai apa yang dicita-citakannya.

6. Mereka berperilaku secara konsisten dengan apa yang benar-benar penting. Dengan kata lain dia

tetap menjaga perspektif

Strategi dan performasi

Page 6: Etika Bisnis Bab 3,4&5

Fungsi yang penting dari sebuah manajemen adalah untuk kreatif dalam menghadapi

tingginya tingkat persaingan yang membuat perusahaannya mencapai tujuan perusahaa terutama

dari sisi keuangan tanpa harus menodai aktivitas bisnisnya berbagai kompromi etika. Sebuah

perusahaan yang jelek akan memiliki kesulitan besar untuk menyelaraskan target yang ingin

dicapai perusahaannya dengan standar-standar etika. Karena keseluruhan strategi perusahaan

yang disebut excellence harus bisa melaksanakan seluruh kebijakan-kebijakan perusahaan guna

mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang jujur.

Budaya perusahaanBudaya perusahaan adalah suatu kumpulan nilai-nilai, norma-norma, ritual dan pola

tingkah laku yang menjadi karakteristik suatu perusahaan. Setiap budaya perusahaan akan

memiliki dimensi etika yang didorong tidak hanya oleh kebijakan-kebijakan formal perusahaan,

tapi juga karena kebiasaan-kebiasaan sehari-hari yang berkembang dalam organisasi perusahaan

tersebut, sehingga kemudian dipercayai sebagai suatu perilaku, yang bisa ditandai mana perilaku

yang pantas dan mana yang tidak pantas.

Budaya-budaya perusahaan inilah yang membantu terbentuknya nilai dan moral ditempat kerja,

juga moral yang dipakai untuk melayani para stakeholdernya. Aturan-aturan dalam perusahaan

dapat dijadikan yang baik. Hal ini juga sangat terkait dengan visi dan misi perusahaan.

Karakter individuPerjalanan hidup suatu perusahaan tidak lain adalah karena peran banyak individu dalam

menjalankan fungsi-fungsinya dalam perusahaan tersebut. Perilaku para individu ini tentu akan

sangat mempengaruhi pada tindakan-tindakan mereka ditempat kerja atau dalam menjalankan

aktivitas bisnisnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi karakter individu

Faktor –faktor tersebut yang pertama adalah pengaruh budaya, pengaruh budaya ini adalah

pengaruh nilai-nilai yang dianut dalam keluarganya. Faktor yang  kedua, perilaku ini akan

Page 7: Etika Bisnis Bab 3,4&5

dipengaruhi oleh lingkunganya yang diciptakan di tempat kerjanya. Faktor yang ketiga adalah

berhubungan dengan lingkungan luar tempat dia hidup berupa kondisi politik dan hukum, serta

pengaruh–pengaruh perubahan ekonomi. Kesemua faktor ini juga akan terkait dengan status

individu  tersebut yang akan melekat pada diri individu tersebut yang terwuju dari tingkah

lakunya.

BAB 4

Pasar dan perlindunganPasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan

infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan

imbalan uang

Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian untuk

memberikan perlindungan hukum kepada konsumen. Adapun kewajiban konsumen untuk

melindungi kepentingannya ataupun produsen yang melindungi kepentingan konsumen,

sejumlah teori berbeda tentang tugas etis produsen telah dikembangkan , masing- masing

menekankan keseimbangan yang berbeda antara kewajiban konsumen pada diri mereka sendiri

dengan kewajiban produesn pada konsumen meliputi pandangan kontrak, pandangan “ due care”

dan pandangan biaya sosial.

Itu berarti pada akhirnya etika bisnis semakin dianggap serius oleh para pelaku bisnis modern

yang kompetitif. Dengan kata lain, kenyataan bahwa dalam pasar yang bebas dan terbuka hanya

mereka yang unggul, termasuk unggul dalam melayani konsumen secara baik dan memuaskan,

akan benar-benar keluar sebagai pemenang. Maka kalau pasar benar-benar adalah sebuah medan

pertempuran, pertempuran pasar adalah pertempuran keunggulan yang fair, termasuk keunggulan

nilai yang menguntungkan banyak pihak termasuk konsumen.

Page 8: Etika Bisnis Bab 3,4&5

Etika iklanDalam periklanan, etika dan persaingan yang sehat sangat diperlukan untuk menarik

konsumen. Karena dunia periklanan yang sehat sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi

suatu negara. Tidak adanya etika dalam beriklan akan sangat merugikan bagi masyarakat, selain

itu juga bagi ekonomi suatu negara. Banyak sekali iklan yang tidak beretika dan tidak

sepantasnya untuk di iklankan. Makin tingginya tingkat persaingan menyebabkan  produsen lupa

atau bahkan pura-pura lupa bahwa iklan itu harus beretika. Banyak sekali yang melupakan etika

dalam beriklan. Iklan sangat penting dalam menentukan posisi sebuah  produk. Berikut

merupakan beberapa tatanan pedoman periklanan menurut Etika Prawira Indonesia (EPI)

Tata Krama (Code of Conducts)Metode penyebarluasan pesan periklanan kepada masyarakat, yang bukan tentang unsur

efektivitas, estetika, dan seleranya. Adapun ketentuan yang dibahas meliputi:

1. Tata krama isi iklan

2. Tata krama raga iklan

3. Tata krama pemeran iklan

4. Tata krama wahana iklan

Tata Cara (Code of Practices)Hanya mengatur praktek usaha para pelaku periklanan dalam memanfaatkan ruang dan waktu

iklan yang adil bagi semua pihak yang saling berhubungan.

Ada 3 asas umum yang EPI jadikan dasar, yaitu :

1. Jujur, benar, dan bertanggung jawab.

2. Bersaing secara sehat.

3. Melindungi dan menghargai khalayak, tidak merendahkan agama, budaya, negara, dan golongan,

serta tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.

Privasi Konsumenmerupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu

kondisi atau situasi tertentu. adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain, atau justru

ingin menghindar atau berusaha supaya sukar dicapai oleh orang lain. sebagai suatu kemampuan

Page 9: Etika Bisnis Bab 3,4&5

untuk mengontrol interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan pilihan atau kemampuan

untuk mencapai interaksi seperti yang diinginkan.

Multimedia etika bisnisSalah satu cara pemasaran yang efektif adalah melalui multimedia. Elemen dari

multimedia terdiri dari teks, graph, audio, video, and animation. Multimedia memegang

peranan penting dalam penyebaran informasi produk salah satunya dapat terlihat dari iklan-iklan

yang menjual satu kebiasaan/produk yang nantinya akan menjadi satu kebiasaan populer.

Dalam penggunaan multimedia ini agar pelaku bisnis itu beretika tentunya harus ada batasan-

batasan aturan yang dibuat oleh pemerintah, seperti larangan penggunaan multimedia yang

menjurus kepada SARA, atau yang bersifat membahayakan kepentingan masayarakat umum.

Sehingga siapa yang melanggar akan dikenakan sanksi hokum yang berlaku. Sebagai  saluran

komunikasi, media berperan efektif sebagai pembentuk sirat konsumerisme.

Etika berbisnis dalam multimedia didasarkan pada pertimbangan:

Akuntabilitas perusahaan, di dalamnya termasuk corporate governance, kebijakan keputusan,

manajemen keuangan, produk dan pemasaran serta kode etik.

Tanggung jawab sosial, yang merujuk pada peranan bisnis dalam lingkungannya,  

pemerintah   lokal   dan   nasional,   dan   kondisi   bagi pekerja.

Hak dan kepentingan stakeholder, yang ditujukan pada mereka yang memiliki andil dalam

perusahaan, termasuk pemegang saham, owners, para eksekutif, pelanggan, supplier dan

pesaing.

Etika ProduksiDalam proses produksi, subuah produsen pada hakikatnya tentu akan selalu berusaha

untuk menekan biaya produksi dan berusaha untuk mendapatkan laba sebanyak banyaknya.

Maka etika produksi yang diperhitungkan adalah:

Nilai (aturan main yang dibuat pengusaha dan menjadi patokan berbisnis).

Hak dan kewajiban (Menerima dan menggaji karyawan, membayar pajak dan sebagainya).

Page 10: Etika Bisnis Bab 3,4&5

Peraturan moral (Peraturan moral menjadi acuan tertulis yang sangat penting bagi pengusaha

ketika mengalami dilema atau permasalahan, baik internal atau eksternal).

Hubungan manusia (memprioritaskan perekrutan karyawan dari masyarakat di sekitar

perusahaan, menghargai hak cipta, dll).

Hubungan dengan alam (ikut mengelola lingkungan hidup dan mengelola limbah sisa hasil

produksi).

Pemanfaatan Sumber Daya Manusia (SDM)Sumber Daya Manusia (SDM) lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang

membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM

harus mengambil penjurusan industri dan organisasi.

Dalam pemanfaatan sumber daya  tersebut maka solusinya adalah dengan melaksanakan :

Program pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memiliki keahlian yang sesuai dengan

lapangan yang tersedia, pembukaan investasi-investasi baru, melakukan program padat karya,

serta memberikan penyuluhan dan informasi yang cepat mengenai lapangan pekerjaan.

Keberhasilan upaya tersebut di atas, pada akhirnya diharapkan dapat menciptakan basis dan

ketahanan perekonomian rakyat yang kuat dalam menghadapi persaingan global baik di dalam

maupun di luar negeri dan pada gilirannya dapat mempercepat terwujudnya kemandirian bangsa.

Etika Kerja Etika kerja adalah sistem nilai atau norma yang digunakan oleh seluruh

karyawan perusahaan,termasuk pimpinannya dalam pelaksanaan kerja sehari-hari. Perusahaan

dengan etika kerja yang baik akan memiliki dan mengamalkan nilai-nilai, yakni : kejujuran,

keterbukaan, loyalitas kepada perusahaan, konsisten pada keputusan, dedikasi kepada

stakeholder, kerja sama yang baik, disiplin, dan bertanggung jawab.

Page 11: Etika Bisnis Bab 3,4&5

Hak-hak KerjaTerdapat 8 hak – hak dasar pekerja, yaitu :

1. Hak dasar pekerja atas jaminan sosial dan K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

2. Hak dasar pekerja atas perlindungan

3. Hak dasar pekerja mendapat perlindungan atas tindakan pemutusan hubungan kerja (PHK)

4. Hak dasar untuk membuat perjanjian kerja bersama (PKB)

5. Hak dasar pekerja atas pembatasan waktu kerja, istirahat, cuti dan libur

6. Hak dasar khusus untuk pekerja perempuan

7. Hak dasar pekerja dalam hubungan kerja

8. Hak dasar mogok

Hubungan Saling MenguntungkanDalam prinsip etika bisnis atau dengan kata lain (Mutual Benefit Principle) hal ini

menuntut agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Dalam dunia

bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis haruslah bisa melahirkan suatu win-win

situation. Atau menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan

semua pihak.

Persepakatan Penggunaan DanaPengelola perusahaan mau memberikan informasi tentang rencana penggunaan dana

sehingga penyandang dana dapat mempertimbangkan peluang return dan resiko. Rencana

penggunaan dana harus benar-benar transparan, komunikatif dan mudah dipahami. Semua harus

diatur atau ditentukan dalam perjanjian kerja sama penyandang dana dengan alokator dana.

http://namakughalib.blogspot.co.id/2015/10/norma-dan-etika-dalam-pemasaran.html

Page 12: Etika Bisnis Bab 3,4&5

BAB 5

Jenis Pasar, Latar Belakang Monopoli, Etika Dalam Pasar Kompetitf

A.   Pasar Persaingan Sempurna

Suatu pasar dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, barang yang didagangkan

adalah barang homogen atau barang yang sama dan penjual tidak memiliki kebebasan dalam

menentukan harga. Dalam pasar persaingan sempurna produsen bisa keluar dan masuk pasar

dengan sangat mudah. Dilihat dari persaingan diuar harga, pasar persaingan sempurna tidak

memiiki persaingan di luar harga.

B.   Pasar Monopoli

Pasar monopoli merupakan suatu pasar yang hanya memiliki satu penjual saja sehingga

pembeli tidak punya pilihan dan penjual memiliki pengaruh besar dalam perubahan

harga. Dalam pasar monopoli hanya terdapat satu perusahaan atau penjual. Dan barang yang

didagangkan pada pasar monopoli adalah barang yang unik atau langka.

C.   Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli yaitu pasar yang hanya terdapat beberapa produsen di dalamnya yang

saling mempengaruhi dan bersaing dalam kualitas barang. Pasar oligopoli memiliki sedikit

perusahaan atau produsen. Dengan menghasilkan barang standar atau berbeda corak, dalam pasar

oligopoli adakalanya produsen tangguh dan adakalanya lemah dalam memengaruhi harga serta

cukup sulit bagi produsen untuk keluar masuk pasar.

Page 13: Etika Bisnis Bab 3,4&5

D.   Monopoli & Dimensi Etika Bisnis

Dari sisi etika bisnis, pasar monopoli dianggap kurang baik dalam mencapai nilai-nilai

moral karena pasar monopoli tak teregulasi tidak mampu mencapai ketiga nilai keadilan

kapitalis, efisiensi ekonomi dan juga tidak menghargai hak-hak negatif yang dicapai dalam

persaingan sempurna.

E.   Etika Di Dalam Pasar Kompetitif Sempurna

Pasar bebas kompetitif sempurna mencakup kekuatan-kekuatan yang mendorong pembeli

dan penjual menuju apa yang disebut titik keseimbangan.

Dalam hal ini pasar dikatakan mampu mencapai tiga moral utama :

1. Mendorong pembeli dan penjual mempertukarkan barang dalam cara yang adil.

2. Memaksimalkan utilitas pembeli dan penjual dengan mendorong mereka

mengalokasikan, menggunakan, dan mendistribusikan barang-barang dengan efisiensi sempurna.

3. Mencapai tujuan-tujuan tersebut dengan suatu cara yang menghargai hak pembeli dan

penjual untuk melakukan pertukaran secara bebas.

F.   Kompetisi Pada Pasar Ekonomi Global

Kompetisi mempunyai pengertian adanya persaingan antara perusahaan untuk mencapai

pangsa pasar yang lebih besar. Kompetisi antara perusahaan dalam merebutkan pelanggan akan

menuju pada inovasi dan perbaikan produk dan yang pada akhirnya pada harga yang lebih

rendah. Sebuah perusahaan yang memimpin pasar dapat dikatakan sudah mencapai keunggulan

kompetisi. Kompetisi baik bagi perusahaan karena akan terus mendorong adanya inovasi,

ketekunan dan membangun semangant tim. Sekalipun demikian, tidak selamanya kompetisi

selalu baik karena kita harus memastikan bahwa para pesaing perusahaan kita tidak akan

mencuri pelanggan kita.

Page 14: Etika Bisnis Bab 3,4&5

Dalam pengertian sempit, kompetisi mempunyai pengertian perusahaan-perusahaan berusaha

sekuat tenaga untuk membuat pelanggan membeli produk mereka bukan produk pesaing. Oleh

karena itu, akan terdapat pihak yang menang dan yang kalah. Dalam pengertian luas

sebagaimana sudah disebutkan di atas, kompetisi merupakan usaha organisasi bisnis dalam

memperoleh pangsa pasar yang lebih besar dan lebih sukses dibandingkan dengan pesaingnya.

Ada tiga model kompetisi dalam dunia bisnis, yaitu: kompetisi manufaktur, kompetisi penjualan

dan model-model kompetisi.

Jadi Indonesia memiliki daya atau kemampuan saing untuk berkompetisi dalam pasar global.

Belum lagi faktor-faktor lain yang tidak diuraikan dalam. Jika ingin mendorong perusahaan-

perusahaan di Indonesia untuk mengekspansi sayap-sayapnya pada skala ASEAN pada MEA

dan AFTA 2015 (untuk jangka pendek), maupun pada skala global (untuk jangka panjang),

beberapa hal yang tertinggal terlebih dahulu harus dikejar dan dibenahi secara makro. Pertama,

membentuk SDM yang kuat dan profesional. Kedua, dalam rangka peningkatan produktivitas

dan efisiensi, teknologi-teknologi sebagai alat produksi perlu dimutakhirkan, dengan harapan

bisa menurunkan biaya produksi.

http://lilawatyy95.blogspot.co.id/2015/11/jenis-pasar-latar-belakang-

monopoli.html

KESIMPULAN :

Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah harga

mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman keterbukaan dan luasnya  informasi  saat ini,

baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan luas.

Etika bisnis merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan bisnis yang

dilakukan oleh para pelaku-pelaku bisnis dimanapun berada. Masalah etika dan ketaatan pada

hukum yang berlaku merupakan dasar yang kokoh yang harus dimiliki oleh setiap pelaku bisnis

dan menentukan tindakan apa dan perilaku bagaimana yang akan dilakukan dalam bisnisnya.