etika bisnis agnes

4
Nama : Agnes Shita Mawarni NIM : H3312002 Bisnis Makanan Fast Food dengan Pengawet Sekarang ini bisnis di bidang makanang sudah sangat banyak dan menjamur. Apalagi di sekitar kawasan padat penduduk misalnya sekitar kampus, pabrik, perkantoran, dan lain-lain. Pelaku bisnis tersebut juga saling bersaing untuk mendapatkan pelanggan yang sebanyak-banyaknya dan menjadi yang paling sukses serta menghasilkan untung yang besar dan cepat. Banyak sekali warung makan, restaurant, atau cafe-cafe yang menjajakan dan menyediakan makanan siap saji. Pada area kawasan padat penduduk dengan tipe masyarakat yang sibuk seperti area-area kampus, pabrik, ataupun perkantoran tersebut, banyak masyarakat yang memilih membeli makanan siap saji dibanding harus memasak sendiri. Selain dapat menghemat waktu, mereka juga tidak perlu repot memasak, menyiapkan masakan, ataupun membersihkan sisa makanan mereka sendiri. Sehingga mereka dapat meluangkan waktu untuk mengerjakan kegiatan lain yang lebih mendesak. Maka dari itu, sekarang ini banyak sekali penjual makanan di area sekitar kawasan tersebut yang saling bersaing menarik pelanggan sebanyak-banyaknya dan

Upload: annissa-ilmia-paramitha-siregar

Post on 16-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ETIKA BISNIS

TRANSCRIPT

Nama: Agnes Shita Mawarni

NIM: H3312002

Bisnis Makanan Fast Food dengan Pengawet

Sekarang ini bisnis di bidang makanang sudah sangat banyak dan menjamur. Apalagi di sekitar kawasan padat penduduk misalnya sekitar kampus, pabrik, perkantoran, dan lain-lain. Pelaku bisnis tersebut juga saling bersaing untuk mendapatkan pelanggan yang sebanyak-banyaknya dan menjadi yang paling sukses serta menghasilkan untung yang besar dan cepat. Banyak sekali warung makan, restaurant, atau cafe-cafe yang menjajakan dan menyediakan makanan siap saji. Pada area kawasan padat penduduk dengan tipe masyarakat yang sibuk seperti area-area kampus, pabrik, ataupun perkantoran tersebut, banyak masyarakat yang memilih membeli makanan siap saji dibanding harus memasak sendiri. Selain dapat menghemat waktu, mereka juga tidak perlu repot memasak, menyiapkan masakan, ataupun membersihkan sisa makanan mereka sendiri. Sehingga mereka dapat meluangkan waktu untuk mengerjakan kegiatan lain yang lebih mendesak.Maka dari itu, sekarang ini banyak sekali penjual makanan di area sekitar kawasan tersebut yang saling bersaing menarik pelanggan sebanyak-banyaknya dan mendapatkan untung sebesar-besarnya. Sedangkan kita tahu tipe masyarakat yang dimaksud di atas adalah tipe masyarakat yang sibuk dan tidak suka menunggu. Mereka lebih cenderung memilih membeli makanan di tempat makan yang penyajian dan pelayanan yang cepat dibanding tempat makan yang penyajiannya lama. Sehingga banyak bermunculan bisnis warung-warung makan atau restaurant yang menajikan makanan cepat saji (fast food).

Penyajian makanan cepat saji ini dimaksudkan pelaku bisnis agar pelanggan akan menjadi pelanggan tetap ketika mereka nyaman dengan pelayanan yang cepat sehingga mereka tidak harus meluangkan waktu untuk menunggu. Mereka berharap dapat menarik pelanggan yang sebanyak-banyaknya dengan pelayanan yang cepat. Jadi, sebelum pembeli datang dan melakukan pemesanan, aneka menu yang dijajakan sudah matang dan siap untuk disajikan ke pelanggan. Maka dari itu, mereka harus menyiapkan dan melakukan proses produksi makanan tersebut dalam skala banyak (dengan harapan pembeli yang banyak pula) dengan rentan waktu yang cukup lama sebelum tempat makan siap dibuka.

Selain penyajian yang cepat, para pelaku bisnis tidak boleh melupakan aspek rasa dan kualitas produk makanan. Karena yang paling utama di sini dan yang menarik pelanggan tetap adalah kualitas makanan yang baik (layak konsumsi) dan cita rasa yang enak. Sehingga bagaimanapun caranya mereka harus mempertahankan kualitas makanan agar tetap tahan lama sampai makanan tersebut disajikan pada pembeli. Disini banyak sekali pelaku bisnis yang menggunakan pengawet makanan agar makanan tetap enak dan berpenampilan menarik (tidak cepat basi). Misalnya pada penjualan ayam krispy, ayam tepung, jamur tepung, dll, mereka banyak menggunakan pengawet agar menjaga makanan tersebut tetap renyah dan enak dimakan. Padahal para pelanggan juga tidak mengetahui pengawet seperti apa yang digunakan dan dampak seperti apa pula yang ditimbulkan. Pelanggan juga tidak mengetahui apakah penjual makanan atau pelaku bisnis tersebut menggunakan kadar pengawet yang wajar/ sesuai dosis atau tidak. Sehingga tinggkat keamanan dan kesehatan makanan yang disajikan secara cepat (fast food) ini tidak diketahui oleh pelanggan. Padahal penggunaan pengawet makanan yang berlebihan, jika dikonsumsi secara terus menerus dapat memicu tumbuhnya bibit-bibit kangker. Sedangkan seperti kita tahu bahwa pedagang memproduksi makanan dalam jumlah banyak (dengan harapan mendapat banyak konsumen) dan jika produk makanan tersebut tidak habis dalam satu hari, ada beberapa pelaku bisnis yang mengolahnya lagi dan menjualnya lagi di hari berikutnya. Dengan kata lain bahan makanan yang sudah tidak layak konsumsi masih diolah kembali dan dianggap masih layak dikonsumsi. Maka, di lingkungan bisnis tidak hanya harapan yang harus diwujudkan. Namun, ada tantangan bisnis untuk mewujudkan harapan tersebut tanpa melanggar etika bisnis. Pelaku bisnis dapat mendapat pelanggan sebanyak mungkin dengan menggunakan bahan-bahan yang aman dalam produksi makanan. Tidak hanya itu, tantangan untuk pelaku bisnis makanan fast food ini juga dapat berupa banyak bermunculannya pelaku bisnis lain yang bergerak di bidang yang sama. Sehingga para pelaku bisnis harus memberikan pelayangan dan kualitas produk makanan yang baik untuk memenangkan persaingan.Sehingga diharapkan pelaku bisnis menjalankan bisnis sesuai etika yang ada. Dan tidak merugikan siapapun baik produsen makanan yang lain maupun konsumen. Penjualan makanan harus aman dan terjamin. Maka, kesehatan konsumenpun tidak dirugikan. Penjual makanan fast food ini tidak boleh menggunakan bahan-bahan pengawet yang berbahaya dan harus menggunakan bahan produksi yang layak dikonsumsi. Dan dengan bermunculan lebih banyak pesaing di sekitar, diharapkan para pelaku bisnis tetap menjalankan bisnis yang sehat dan aman.