etika bisnis
DESCRIPTION
etikaTRANSCRIPT
Etika bisnis dapat didefinisikan sebagai prinsip-prinsip dalam organisasi yang menjadi pedoman dalam pengmbilan
keputusan dan perilaku. Para penyusun strategi adalah individu yang paling bertanggungjawab untuk memastikan
bahwa prinsip-prinsip etika yang baik telah dipertimbangkan dan dipraktekkan di dalam organisasi yang dipimpinnya
[1]
Etika bisnis merupakan pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti aspek
baik atau buruk yang selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia termasuk kegiatan ekonomi [2].
Sementara motif bisnis adalah memperoleh keuntungan untuk memaksimalkan value dari pemilik modal.
Hingga disini timbullah mitos yang menyebutkan bahwa bisnis dan etika tidak berjalan seiring dan sejalan. Tetapi,
benarkah pendapat ini?
Etika itu mengikat tetapi memang tidak memaksa.Apakah dengan mempelajari etika bisnis membuat sesorang
berperilaku etis? Jawabannya: tidak juga.
Lalu, apa yang bisa kita harapkan dari hasil studi etika bisnis? Pertama, menanamkan atau meningkatkan kesadaran
(awareness) akan pentingnya etika bisnis. Kedua, mempersiapkan argumentasi moral yang tepat khususnya di
bidang ekonomi dn bisnis. Ketiga, membantu pebisnis profesional untuk menentukan sikap moral tepat. Selain itu
studi dan pengajaran tentang etika bisnis boleh diharapkan mempunyai dampak terhadap perilaku seseorang [2].
Ada tiga asumsi pokok yang digunakan dalam pembahasan ini. Pertama, bisnis yang dimaksudkan disini adalah
bisnis yang berhasil dan berkelanjutan (sustainable) dan bukan yang mengejar keuntungan sesaat. Kedua, bisnis
berlangsung dalam pasar bebas, bukan monopolistik. Ketiga, keuntungan menjadi tujuan bisnis tanpa kontradiksi
dengan etika [3].
Lalu bagaimana kita menilai suatu perilaku etis. Apakah dinilai dari sisi tindakan atau perilakunya atau dari hasil atau
tujuan yang dicapai? Untuk konkritnya, apakah berbohong itu suatu tindakan yang dapat dibenarkan atau tidak? Dan
bagaimana jika berbohong itu dilakukan demi meningkatkan kesejahteraan orang banyak?
Ada 2 teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan situasi tersebut. Pertama, etika deontologi yang berarti
kewajiban dimana menurut teori ini suatu tindakan tidak dinilai dari tujuan atau akibat perbuatan tersebut melainkan
dari perbuatan itu sendiri. Berbohong itu tindakan yang tidak terpuji. Kedua, etika teleologi yang menilai tindakan
berdasarkan tujuan atau akibat yang ditimbulkannya. Jika tujuannya baik atau akibat yang ditimbulkannya baik maka
tindakn itu dinilai etis. Persoalan yang kemudian mengemuka adalah baik untuk siapa? Untuk menjawab hal tersebut,
etika teleologi memiliki dua aliran yaitu egoisme etis dan utilitarianisme [3].
Beberapa prinsip umum etika bisnis adalah sebagai berikut. Pertama, prinsip otonomi yang berarti sikap atau
kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesasdarannya sendiri tentang hal
yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Kedua, prinsip kejujuran. Ketiga, prinsip keadilan. Keempat, prinsip saling
menguntungkan. Kelima, prinsip integritas moral [3].
Selain pengetahuan tentang etika bisnis, ada tiga norma umum yang perlu diketahui. Pertama, norma sopan santun
atau juga disebut sebagai norma etiket yang menyangkut sikap dan perilaku sehari-hari seperti etiket berbicara
dengan orang yang lebih tua. Kedua, norma hukum yang keberlakuannya dituntut secara tegas untuk dilaksanakan
demi keselamatan dan kesejahteraan bersama. Ketiga, norma moral yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku
manusia sebagai manusia. Norma ini menyangkut aturan baik buruknya, adil tidaknya, wajar tidaknya tindakan dan
perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia [3]
Manusia adalah makhluk yang rasional. Jika ia mengerti suatu hal dengan sungguh-sungguh maka ia akan
menyesuaikan perilakunya dengan pengertian itu [2].
Barangkali, suatu saat etika bisnis akan menjadi battle field yang populer bagi bisnis di masa depan.