etika akuntansi internasional

35
THE ETHICS OF INTERNATIONAL ACCOUNTING MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi dengan dosen pengampu Agus Widarsono, SE, M.Si, Ak (2646) Oleh Audri Utaminingsih (1001833) Cantika Putri Hadiyanti (1005998) Elsa Syefira Qhoirunnisa (1003039) N. Siti Dwi Mawarni (1001495) Sri Dewi Saraswati (1005479) PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

Upload: elsa-syefira-qhoirunnisa

Post on 07-Aug-2015

326 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Makalah Etika Akuntansi Internasional merupakan salah satu tugas kelompok dalam matakuliah Etika Profesi dan Bisnis.

TRANSCRIPT

Page 1: Etika Akuntansi Internasional

THE ETHICS OF INTERNATIONAL ACCOUNTING

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi

dengan dosen pengampu Agus Widarsono, SE, M.Si, Ak (2646)

Oleh

Audri Utaminingsih (1001833)

Cantika Putri Hadiyanti (1005998)

Elsa Syefira Qhoirunnisa (1003039)

N. Siti Dwi Mawarni (1001495)

Sri Dewi Saraswati (1005479)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2012

Page 2: Etika Akuntansi Internasional

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah memberikan

rahmat dan bimbingan-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan

baik. Makalah dengan judul “The Ethics of International Accounting”,

merupakan makalah yang ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Etika Bisnis dan Profesi.

Kami, selaku penyusun makalah, ingin mengucapkan banyak terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini baik

secara langsung maupun tidak langsung. Pihak-pihak tersebut diantaranya:

1. Bapak Drs. H. Tb. Aman F. Ak., MM., CPA dan Bapak Agus Widarsono,

S.E.,M.Si.Ak, selaku dosen pengampu mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi,

atas kesempatan dan saran   yang diberikan untuk penyusunan makalah ini.

2. Keluarga dan teman-teman yang telah memberikan dukungan baik secara

materil maupun immateril dalam penyusunan makalah ini.

3. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Kami

mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungannya.

Dengan segala kerendahan hati, kami pun menyadari makalah ini masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangan

yang terdapat pada makalah ini. Saran dan kritik yang membangun akan sangat

membantu kami untuk menyusun makalah dengan lebih baik lagi di masa

mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu

pengetahuan serta memberi pandangan lain mengenai etika akuntansi

internasional bagi pembaca sekalian.

Bandung, Desember 2012

Penyusun

i

Page 3: Etika Akuntansi Internasional

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................1

1.4 Metode Penulisan.......................................................................................................2

1.5 Sistematika Penulisan................................................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Etika Akuntansi Internasional..................................................................4

2.2 Diversitas dalam Praktik Akuntansi...........................................................................4

2.3 Tanggapan Profesi.....................................................................................................6

2.4 Konvergensi dan Harmonisasi Standar Akuntansi....................................................8

2.5 Neoliberalisme vs Syariah.........................................................................................9

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Ulasan Fakta Penerapan IFRS...................................................................................15

3.2 Analisis Fakta.............................................................................................................16

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan................................................................................................................17

4.2 Saran…......................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 4: Etika Akuntansi Internasional

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia ekonomi, perbedaan praktik akuntansi bukanlah menjadi

suatu hal yang aneh. Setiap negara memiliki praktik akuntansi yang berbeda,

sesuai dengan keadaan struktural dan budaya masing-masing negara tersebut.

Perbedaan praktik akuntansi tersebut tentu dapat mengganggu aktivitas

ekonomi perusahaan maupun investor. Apalagi, saat ini, pasar bebas sudah

mulai dijalankan oleh berbagai negara.

Sehingga, diperlukan adanya suatu badan yang dapat mengatur aktivitas

ekonomi, seperti Accounting International Standards Committee (AISC)

dengan membuat suatu aturan atau pedoman praktik akuntansi demi

keberlangsungan aktivitas ekonomi dan setiap negara dapat berperan aktif di

dalamnya.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, timbullah beberapa pertanyaan yaitu:

1. Apa pengertian etika akuntansi internasional?

2. Bagaimana diversitas dalam praktik akuntansi?

3. Bagaimana peranan Accounting International Standards Committee

(AISC) dalam praktik akuntansi internasional?

4. Bagaimana konvergensi dan harmonisasi standar akuntansi?

5. Bagaimana sistem ekonomi berbasis neoliberal dan syariah?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun dengan tujuan:

1. Mengetahui pengertian etika akuntansi internasional.

2. Mengetahui keberagaman praktik akuntansi.

3. Mengetahui peranan Accounting International Standards Committee

(AISC) dalam praktik akuntansi internasional.

1

Page 5: Etika Akuntansi Internasional

2

4. Mengetahui konvergensi dan harmonisasi standar akuntansi.

5. Mengetahui perbedaan sistem neoliberal dan syariah.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini

adalah studi literatur yaitu metode dengan cara membaca referensi dari buku

dan browsing di internet.

1.5 Sistematika Penulisan

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Metode Penulisan

1.5 Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Etika Akuntansi Internasional

2.2 Diversitas dalam Praktik Akuntansi

2.3 Tanggapan Profesi

2.4 Konvergensi dan Harmonisasi Standar Akuntansi

2.5 Neoliberalisme vs Syariah

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Ulasan Kasus Pelanggaran Kode Etik Akuntan Publik

3.2 Analisis Kasus terhadap Etika Akuntan

BAB IV PENUTUP

Page 6: Etika Akuntansi Internasional

3

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: Etika Akuntansi Internasional

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Etika Akuntansi Internasional

Kata etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu ethikos, berarti timbul

dari kebiasaan, maksudnya adalah sesuatu dimana dan bagaimana cabang

utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi

mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan

penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

Etika merupakan refleksi kritis dan rasional mengenai (a) nilai dan norma

yang menyangkut bagaimana manusia, sebagai manusia, harus hidup baik,

dan (b) masalah-masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan pada nilai

dan norma-norma moral yang umum diterima.

Sementara itu, Iqbal, Melcher dan Elmallah (1997:18) mendefinisikan

akuntansi internasional sebagai akuntansi untuk transaksi antar negara,

perbandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan, dan

harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia. Suatu perusahaan mulai

terlibat dalam akuntansi internasional pada saat perusahaan tersebut

melakukan transaksi ekspor atau impor, kontrak manajemen, pemakaian

lisensi, investasi, dll.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa etika akuntansi internasional

adalah sekumpulan aturan mengenai prinsip-prinsip dan nilai kegiatan

transaksi dalam akuntansi yang berlaku di berbagai negara.

2.2 Diversitas dalam Praktik Akuntansi

Sistem akuntansi yang digunakan di seluruh dunia sangat berbeda. Hal

ini disebabkan oleh beberapa alasan, seperti alasan struktural dan budaya.

Pemindaian cepat dari sebuah sistem akuntansi yang digunakan di negara

yang berbeda akan mengungkapkan bahwa sistem akuntansi mereka berbeda

karena alasan struktural, seperti ketersediaan modal dan struktur kepemilikan

dari perusahaan lokal. Selain itu, karakteristik budaya juga mempengaruhi

4

Page 8: Etika Akuntansi Internasional

5

sifat sistem akuntansi. Hal ini dijelaskan oleh Gray, oleh faktor budaya, kita

bermaksud memahami sejauh mana suatu masyarakat tertentu mungkin lebih

atau kurang konservatif secara alami atau lebih atau kurang transparan,

misalnya (Gray 1988).

Oleh karena itu, keberadaan suatu badan yang berkembang dengan baik

dari penelitian telah menetapkan, mengeksplorasi, dan mengklasifikasikan

sistem akuntansi internasional yang berbeda. Selain itu, dari penelitian yang

sering digunakan untuk mengevaluasi baik kesulitan maupun prospek

harmonisasi ini, ada pelajaran etika penting di sini yang sering terlewat,

pelajaran yang memberikan titik awal untuk memahami beberapa isu-isu etis

yang lebih luas seputar akuntansi internasional.

Sistem akuntansi berbeda di seluruh dunia. Daerah-daerah di mana

mereka berbeda cukup penting untuk memahami kinerja keuangan

perusahaan. Beberapa bidang utama perbedaan dalam sifat penilaian opini

audit, metode dan tingkat konservatisme.

Keanekaragaman dalam praktek akuntansi menyebabkan masalah besar

bagi investor dan perusahaan itu sendiri. Terlepas dari banyak kekurangan

dalam pelaporan keuangan, dan saluran yang berbeda di mana investor dapat

memperoleh informasi tentang perusahaan, penelitian tetap menunjukkan

bahwa rekening yang diaudit tetap menjadi sumber informasi yang sangat

penting bagi investor di berbagai negara (Chang et al 1983.). Namun,

penelitian juga menunjukkan bahwa karakteristik budaya, kelembagaan, dan

karakteristik ekonomi yang berbeda di negara yang berbeda juga

menghasilkan perbedaan yang signifikan pada banyak rasio yang dipantau

oleh para analis dan investor secara rutin ketika akan menilai posisi keuangan

perusahaan (Choi et al. 1983).

Sementara itu, keragaman akuntansi juga menyebabkan masalah bagi

perusahaan (Choi dan Levich 1991), seperti:

1. Menciptakan masalah operasional pada pasar modal maupun penanaman

modal. Sebagai contoh, seseorang memiliki implikasi besar untuk

menentukan kelayakan kredit perusahaan asing. Jika ia tidak dapat

Page 9: Etika Akuntansi Internasional

6

menentukan apakah sebuah perusahaan asing akan dapat membayar utang-

utangnya, maka ia mungkin tidak akan melakukan ekspor pada perusahaan

tersebut.

2. Perjanjian licensing dan franchising. Perbedaan dalam praktik akuntansi

membuat perusahaan sulit untuk menentukan keandalan dan kemampuan

pemegang lisensi yang potensial dan merumitkan sistem informasi

manajemen yang diperlukan untuk memantau kinerja kontrak.

3. Foreign Direct Investment (FDI). Perbedaan dalam praktik akuntansi

menimbulkan kesulitan dalam menilai posisi keuangan target

pengambilalihan yang potensial dan kesulitan dalam menafsirkan laporan

keuangan pesaing asing.

2.3 Tanggapan Profesi

Dalam menanggapi masalah-masalah yang telah diulas di atas,

International Accounting Standards Committee (AISC) didirikan pada tahun

1973 (sekarang disebut International Accounting Standards Board). Badan

yang bergerak dalam sektor swasta ini, yang berbasis di London, mencoba

untuk memfasilitasi konsultasi internasional tentang perbedaan akuntansi

dengan maksud untuk mempromosikan konvergensi standar nasional. IASC

menyatakan bahwa tujuan mereka adalah untuk merumuskan dan

mempublikasikan dalam standar akuntansi kepentingan publik diamati dalam

penyajian laporan keuangan dan untuk mempromosikan seluruh dunia

mengenai penerimaan dan ketaatan mereka serta memfasilitasi konsultasi

internasional perihal perbedaan-perbedaan pada akuntansi dengan maksud

untuk memajukan penyatuan standar internasional.

Dalam rangka mencapai tujuan ini, IASB bertujuan untuk satu set

standar akuntansi yang berkualitas tinggi yang digunakan di seluruh pasar

modal dunia. International Financial Reporting Standards (IFRS) sekarang

membentuk dasar akuntansi di lebih dari seratus negara. Pada tahun 2005,

negara-negara Uni Eropa mulai menggunakan IFRS, dan Asia, penggunaan

IFRS sedang berkembang. Cina baru saja mengadopsi satu set standar baru

Page 10: Etika Akuntansi Internasional

7

berdasarkan SAK, perdana menteri India baru-baru ini menyerukan

penerapan IFRS, dan Korea sedang mempertimbangkan adopsi mereka pada

akhir dekade ini. Canada’s Accounting Standards Board baru-baru ini

mengumumkan akan membuang standar nasional dalam rangka untuk

mengadopsi IFRS. Sebuah proyek konvergensi dengan AS sedang

berlangsung, melihat pergerakan menuju konvergensi dengan standar

akuntansi internasional, dengan kemungkinan bahwa pernyataan IFRS dapat

digunakan di Amerika Serikat pada tahun 2009.

Namun, terlepas dari efeknya mengurangi tekanan pada profesi

akuntansi alternatif untuk swa-regulasi dan pertanyaan mengenai penyebaran

gaya barat pada standar akuntansi internasional hanya memperluas pasar dari

perusahaan-perusahaan barat yang besar, IASC menyatakan bahwa

konvergensi standar akuntansi internasional memiliki manfaat baik bagi

investor maupun perusahaan di beberapa negara.

Karena harmonisasi akuntansi memungkinkan terjadinya perbandingan

yang akan dibuat antara perusahaan, memungkinkan investor untuk memiliki

saham di perusahaan di berbagai negara, sehingga secara signifikan

memperluas jangkauan peluang investasi. Kegiatan ini tentu dapat

mengurangi biaya bagi perusahaan, meningkatkan kolam peluang investasi

modal yang potensial, dan adanya kemudahan yang dapat mereka eksploitasi.

Namun, hal ini diklaim bahwa harmonisasi juga menguntungkan negara

karena menghasilkan serangkaian standar akuntansi yang diakui secara

internasional, karena akan ada persyaratan untuk lembaga nasional yang

menetapkan standar, standar ini akan tersedia dengan beban minimum.

2.4 Konvergensi dan Harmonisasi Standar Akuntansi

Hampir sebagian besar negara di dunia saat ini menerapkan konsep

standar akuntansi mereka untuk beralih kepada standar akuntansi keuangan

internasional. Hal ini diakibatkan oleh perkembangan ekonomi dunia yang

tampak dari perdagangan bebas antar negara dan munculnya perusahaan-

Page 11: Etika Akuntansi Internasional

8

perusahaan multinasional sehingga berpengaruh pada kebutuhan akan

harmonisasi atas suatu standar yang berlaku di seluruh dunia.

Harmonisasi menyatakan proses dalam peningkatan kompatibilitas atau

kesesuaian praktik akuntansi terhadap penentuan batasan-batasan besar

praktik-praktik yang beragam. Standar harmonisasi ini terlepas dari konflik

logika dan dapat meningkatkan daya banding informasi keuangan yang

bersumber dari berbagai negara di dunia. Secara singkat, harmonisasi standar

akuntansi dapat diartikan bahwa suatu perusahaan tidak akan mengikuti

secara penuh standar yang ditetapkan oleh internasional, namun hanya akan

menyesuaikan terhadap standar tersebut tanpa adanya pertentangan peraturan.

Akhir-akhir ini, sejumlah perusahaan yang memperoleh tambahan dana dari

luar negaranya dan para investor yang berusaha untuk melakukan

diversifikasi investasi secara internasional menghadapi beberapa kendala

yakni perbedaan nasional dalam hal akuntansi, pengungkapan, dan audit.

Harmonisasi akuntansi mencakup:

1. Standar akuntansi yang berkaitan dengan pengukuran dan

pengungkapannya;

2. Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik yang

berhubungan dengan adanya surat berharga dan pencatatan terhadap bursa

efek;

3. Standar audit.

Sedangkan, konvergensi dalam standar akuntansi dan dalam konteks

standar internasional berarti nantinya ditujukan hanya akan ada satu standar.

Satu standar itulah yang kemudian berlaku menggantikan standar yang

tadinya dibuat dan dipakai oleh negara itu sendiri. Sebelum ada konvergensi

standar biasanya terdapat perbedaan antara standar yang dibuat dan dipakai di

negara tersebut dengan standar internasional. Konvergensi standar akan

menghapus perbedaan tersebut perlahan-lahan dan bertahap sehingga

nantinya tidak akan ada lagi perbedaan antara standar negara tersebut dengan

standar yang berlaku secara internasional.

Page 12: Etika Akuntansi Internasional

9

2.5 Neoliberalisme vs Syariah

2.5.1 Neoliberalisme

Neoliberalisme yang juga dikenal sebagai paham ekonomi

neoliberal mengacu pada filosofi ekonomi-politik akhir-abad

keduapuluhan, sebenarnya merupakan redefinisi dan kelanjutan dari

liberalisme klasik yang dipengaruhi oleh teori perekonomian

neoklasik yang mengurangi atau menolak penghambatan oleh

pemerintah dalam ekonomi domestik karena akan mengarah pada

penciptaan distorsi dan High Cost Economy yang kemudian akan

berujung pada tindakan koruptif. Paham ini memfokuskan pada pasar

bebas dan perdagangan bebas  merobohkan hambatan untuk

perdagangan internasional dan investasi agar semua negara bisa

mendapatkan keuntungan dari meningkatkan standar hidup masyarakat

atau rakyat sebuah negara dan modernisasi melalui

peningkatan efisiensi perdagangan dan mengalirnya investasi.

Neoliberalisme bertujuan mengembalikan kepercayaan pada

kekuasaan pasar, dengan pembenaran mengacu pada kebebasan.

Seperti pada contoh kasus upah pekerja, dalam pemahaman

neoliberalisme, pemerintah tidak berhak ikut campur dalam penentuan

gaji pekerja atau dalam masalah-masalah tenaga kerja sepenuhnya ini

urusan antara si pengusaha pemilik modal dan si pekerja. Pendorong

utama kembalinya kekuatan kekuasaan pasar

adalah privatisasi aktivitas-aktivitas ekonomi, terlebih pada usaha-usaha

industri yang dimiliki-dikelola pemerintah.

Tapi privatisasi ini tidak terjadi pada negara-negara kapitalis

besar, justru terjadi pada negara-negara Amerika Selatan dan negara-

negara miskin berkembang lainnya. Privatisasi ini telah mengalahkan

proses panjang nasionalisasi yang menjadi kunci negara berbasis

kesejahteraan. Nasionalisasi yang menghambat aktivitas pengusaha

harus dihapuskan.

Page 13: Etika Akuntansi Internasional

10

Revolusi neoliberalisme ini bermakna bergantinya sebuah

manajemen ekonomi yang berbasiskan persediaan menjadi berbasis

permintaan. Sehingga menurut kaum neoliberal, sebuah perekonomian

dengan inflasi rendah dan pengangguran tinggi, tetap lebih baik

dibanding inflasi tinggi dengan pengangguran rendah. Tugas

pemerintah hanya menciptakan lingkungan sehingga modal dapat

bergerak bebas dengan baik.

Dalam titik ini pemerintah menjalankan kebijakan-kebijakan

memotong pengeluaran, memotong biaya-biaya publik seperti subsidi,

sehingga fasilitas-fasilitas untuk kesejahteraan publik harus dikurangi.

Akhirnya logika pasarlah yang berjaya diatas kehidupan publik.

Ini menjadi pondasi dasar neoliberalisme, menundukan kehidupan

publik ke dalam logika pasar. Semua pelayanan publik yang

diselenggarakan negara harusnya menggunakan prinsip untung-rugi

bagi penyelenggara bisnis publik tersebut, dalam hal ini untung rugi

ekonomi bagi pemerintah. Pelayanan publik semata, seperti subsidi,

dianggap akan menjadi pemborosan dan inefisiensi. Neoliberalisme

tidak mengistimewakan kualitas kesejahteraan umum.

Tidak ada wilayah kehidupan yang tidak bisa dijadikan komoditi

barang jualan. Semangat neoliberalisme adalah melihat seluruh

kehidupan sebagai sumber laba korporasi. Misalnya dengan sektor

sumber daya air, program liberalisasi sektor sumber daya air yang

implementasinya dikaitkan oleh Bank Dunia dengan

skema watsal atau water resources sector adjustment loan. Air dinilai

sebagai barang ekonomis yang pengelolaannya pun harus dilakukan

sebagaimana layaknya mengelola barang ekonomis. Dimensi sosial

dalam sumber daya public goods direduksi hanya sebatas sebagai

komoditas ekonomi semata. Hak penguasaan atau konsesi atas sumber

daya air ini dapat dipindah tangankan dari pemilik satu ke pemilik

lainnya, dari satu korporasi ke korporasi lainnya, melalui mekanisme

transaksi jual beli. Selanjutnya, sistem pengaturan beserta hak

Page 14: Etika Akuntansi Internasional

11

pengaturan penguasaan sumber air ini lambat laun akan dialihkan ke

suatu badan berbentuk korporasi bisnis atau konsursium korporasi

bisnis yang dimiliki oleh pemerintah atau perusahaan swasta nasional

atau perusahaan swasta atau bahkan perusahaan

multinasional dan perusahaan transnasional.

Satu kelebihan neoliberalisme adalah menawarkan pemikiran

politik yang sederhana, menawarkan penyederhanaan politik sehingga

pada titik tertentu politik tidak lagi mempunyai makna selain apa yang

ditentukan oleh pasar dan pengusaha. Dalam pemikiran neoliberalisme,

politik adalah keputusan-keputusan yang menawarkan nilai-nilai,

sedangkan secara bersamaan neoliberalisme menganggap hanya satu

cara rasional untuk mengukur nilai, yaitu pasar. Semua pemikiran diluar

rel pasar dianggap salah.

Kapitalisme neoliberal menganggap wilayah politik adalah tempat

dimana pasar berkuasa, ditambah dengan konsep globalisasi dengan

perdagangan bebas sebagai cara untuk perluasan pasar melalui WTO,

akhirnya kerap dianggap sebagai neoimperialisme.

Munculnya Neoliberalisme:

1. Munculnya neoliberalisme yang meninggalkan petaka dan ratapan

bagi dunia tidak bias dipisahkan dari munculnya Multi Nasional

Corporation (MNC).

2. Selain MNC, organisasi-organisasi internasional yang memantau

dan mengontrol pasar bebas merupakan faktor lain yang juga turut

mengondisikan munculnya neoliberalisme. Kehadiran organisasi-

organisasi tersebut hanya untuk menjamin bahwa negara-negara di

seantero dunia mematuhi atau mentaati prinsip-prinsip pasar bebas.

3. Selain kedua faktor diatas, revolusi di bidang teknologi informasi

dan transportasi merupakan hal lain yang juga sangat berperan bagi

munculnya neoliberalisme di seantero dunia. Kemajuan teknologi

informasi dan transportasi telah mengubah sistem perhitungan

Page 15: Etika Akuntansi Internasional

12

untung dan rugi dari bulanan menjadi harian bahkan keuntungan

per jam.

Dampak neoliberalisme:

1. Semua layanan publik menjadi mahal (tingginya ongkos kesehatan

dan pendidikan);

2. Membesarnya kekayaan berbagai sektor usaha global;

3. Kesenjangan yang makin melebar (kaya-miskin), dimana pekerja

tidak mendapat perlindungan dari negara;

4. Konflik meluas bukan hanya pada kaya-miskin melainkan antar

kelompok miskin;

5. Munculnya gagasan Corporate Sosial Responsibility (CSR).

Perlawanan terhadap isu neoliberalisme:

1. Melakukan pendidikan kritis dan kampanye tentang ekonomi pasar

dan peta kekuatan modal,

2. Mendorong lahirnya organisasi sosial yang berbasis sosial plural,

3. Menuntut kembalinya fungsi negara sebagai penyedia layanan

publik yang murah sekaligus bermutu,

4. Membuat media pencerahan sebagai lawan dari wacana dominan

neoliberal,

5. Mendorong aksi-aksi massa yang memanfaatkan sentimen keadilan

dan ekonomi rakyat,

6. Memanfaatkan kekuatan sosial untuk mendorong tuntutan

progresif, dan

7. Menciptakan basis logistik yang mandiri. 

2.5.2 Teori Akuntansi Syariah

Islam telah memiliki prinsip-prinsip etika dan perilaku secara

abadi, dan dengan demikian pendekatan yang tak mengindahkan

prinsip-prinsip tersebut tak akan bisa mewujudkan suatu

masyarakat Islam. Poin pertama tersebut khususnya benar jika dilihat

bukti bahwa sekularitas dipisahkan dari hal-hal keimanan dalam

Page 16: Etika Akuntansi Internasional

13

kehidupan barat, yang dampaknya juga kembali mengenai lingkungan

Islam. Prinsip dan kebiasaan-kebiasaan akunting konvesional yang

berasal dari pendekatan empiris-deduktif tampak bertentangan dengan

prinsip-prinsip Islam (Gambling & Karim, 1991; Khan, 1994a; Adnan

& Gaffikin, 1998). Meski begitu, dengan kecenderungan tetap

dipraktekkan dan dapat diterima secara umum sekarang, mengakibatkan

adanya salah analis sehingga konsep akuntansi konvensional dipandang

cocok untuk Islam. Halsama dapat terjadi jika teori akuntansi Islam

dikembangkan melalui pendekatan empiris-deduktif.

Dari perspektif Islam, salah satu penggunaan yang mungkin untuk

pendekatan positif ialah dalam menentukan konsesus dan kesepakatan

atas berbagai tafsir prinsip-prinsip syariah. Dalam Islam, di

mana prinsip tak dinyatakan secara eksplisit dalam Al-Qur’an dan

Sunnah dan lebih didasarkan pada penafsiran, berbagai aturan untuk

suatu isu bisa sampai ke tujuannya secara bersamaan. Oleh karenanya,

Muslim biasanya akan mengambil opini mayoritas orang

yang berpengetahuan untuk itu (Jumhur) sebagai yang paling otentik.

Dengan begitu, riset positif yang bertujuan menemukan persepsi kaum

ulama, sarjana dan mereka yang berilmu lainnya (termasuk para

akuntan) akan sangat berguna dalam membentuk opini mayoritas untuk

suatu isu.

Dalam pendekatan deduktif, prinsip-prinsip teoritis akuntansi

secara logis diperoleh lewat deduksi berbagai asumsi dari aksioma atau

prinsip-prinsip awalnya (Whittington, 1986). Pendekatan “true income”

dalam teori akunting merupakan bentuk paling awal pendekatan

deduktif. Pendekatan ini berusaha menyelaraskan antara laba akuntansi

dengan laba ekonomi yang menjadi pegangan para ekonom, dan dengan

begitu sangat bergantung pada teori ekonomi.

Namun, Gambling dan Karim (1991) berargumentasi bahwa

konsep income ekonomi tak bisa diterima dalam perspektif Islam

karena hal-hal yang tak bisa diterima itu begitu fundamental bagi

Page 17: Etika Akuntansi Internasional

14

teori deduktif barat. Misalnya, model tingkat ekonomi pengembalian

modal (economic rate of return on capital) yang membentuk basis bagi

kalkulasi pendapatan di muka dengan asumsi bahwa uang punya nilai

waktu, yang dinyatakan Gambling dan Karim sebagai hal yang tak ada

dalam Islam. Atas dasar ini, bagian dari teori akunting deduktif

yang berlandasan teori ekonomi konvensional tampak bukan sebagai

model yang cocok untuk menciptakan teori akuntansi Islam. Gambling

dan Karim (1991) menyarankan pendekatan normatif deduktif dalam

penetapan standar-standar akunting karena muslim harus mematuhi

syariah baik dalam aspek sosial maupun kehidupan ekonomi mereka.

Page 18: Etika Akuntansi Internasional

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Ulasan Fakta

Fakta ini diambil dari sebuah skripsi yang bertujuan untuk mengetahui

secara real bagaimana praktik penyajian laporan keuangan sesuai IFRS pada

PT. Garuda Airlines Indonesia (GA). PT. Garuda Airlines Indonesia (GA)

adalah sebuah BUMN yang beroperasi di bidang jasa penerbangan dan

merupakan maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.

Alasan pemilihan PT. Garuda Airlines Indonesia sebagai setting

penelitian adalah karena GA telah mengaplikasikan IFRS pada laporan

keuangannya. Selain itu, GA merupakan perusahaan penerbangan nasional

yang berstandar internasional dan sangat berpengaruh di Indonesia mengingat

service yang memuaskan dan pemberian rasa aman selama terbang, sehingga

keeksistensian GA tidak diragukan lagi. Alasan terakhir adalah karena GA

merupakan perusahaan yang dianggap matang dan dijadikan percontohan

oleh perusahaan penerbangan lain dalam mengelola keuangan dan laporan

keuangan yang berstandar Internasional yang dapat dijadikan sebagai

keunggulan kompetitif perusahaan ini.

Kenyataan bahwa GA bukan merupakan perusahaan publik, alasan GA

melakukan adopsi IFRS pada laporan keuangan perlu dipertanyakan. Apakah

paksaan dari pemerintah atau keinginan GA sendiri. Dari hasil wawancara

yang dilakukan oleh penyusun skripsi dengan beberapa orang di bagian

keuangan baik di GA Semarang maupun GA Jakarta, diperoleh jawaban

bahwa adopsi IFRS pada GA merupakan keinginan GA sendiri. Jadi

pengadopsian IFRS pada GA merupakan inisiatif dari perusahaan dan bukan

merupakan paksaan dari pemerintah. Dengan adanya keputusan pemerintah

tentang kewajiban melakukan adopsi IFRS, pihak GA merasa terbantu

sehingga nantinya adopsi IFRS di Indonesia tidak terlalu sulit karena

pemerintah Indonesia sendiri mendukung tindakan tersebut. pihak GA merasa

perlu menjadikan IFRS sebagai pedoman dalam membuat laporan keuangan

15

Page 19: Etika Akuntansi Internasional

16

karena pada IFRS terdapat chapter yang mengatur tentang perlakuan

akuntansi untuk jasa penerbangan. Dengan adanya chapter tersebut, GA

merasa lebih mudah dalam membuat laporan keuangan karena ada pedoman

yang jelas. GA mengadopsi IFRS bukan karena paksaan pemerintah maupun

aturan yang berlaku tetapi karena GA merasa bahwa adopsi IFRS merupakan

sebuah kebutuhan sehingga dengan inisiatif pribadi dari manajemen

perusahaan, GA mengadopsi IFRS pada laporan keuangannya.

Sedangkan hambatan yang dihadapi GA dalam melakukan adopsi IFRS

adalah kesiapan SDM, kesiapan sistem akuntansi, dan hambatan dalam

pembiayaan. Untuk mengatasi hal tersebut, GA mempunyai solusi dengan

mempersiapkan SDM dengan IFRS capability, melakukan pengembangan

software akuntansi, dan mempersiapkan biaya tambahan untuk proses adopsi.

3.2 Analisis Fakta

Dari kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa PT. Garuda Airlines

Indonesia (GA) memiliki inisiatif dalam mengubah sistem akuntansi

berstandar internasional atau lebih dikenal dengan IFRS. Hal ini dikarenakan

pangsa pasar GA sudah merambah pada dunia internasional, sehingga mereka

pun memiliki tanggung jawab dalam pelaporan keuangan dengan standar

internasional pula. Dengan demikian, laporan keuangan dan kinerja GA dapat

diakui secara internasional.

Menurut Ketua Tim Implementasi IFRS – Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI), Dudi M. Kurniawan, manfaat lain mengadopsi IFRS adalah:

1. Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK);

2. Mengurangi biaya SAK;

3. Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan;

4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan;

5. Meningkatkan transparansi keuangan;

6. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana

melalui pasar modal;

7. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

Page 20: Etika Akuntansi Internasional

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Praktik akuntansi pada setiap negara berbeda-beda sesuai dengan

keadaan struktural dan budaya negara tersebut. Perbedaan tersebut

mengakibatkan adanya ketidaksesuaian antara pemilik dan pengguna laporan

keuangan dalam hal informasi keuangan, sehingga penerapan standar

akuntansi secara umum sangat dibutuhkan.

IFRS menjadi salah satu alternatif dalam menyelesaikan perbedaan

tersebut. IFRS dianggap mampu menyajikan laporan keuangan secara jelas,

lengkap, dan transparan. IFRS dijadikan tolak ukur dalam penyusunan

laporan keuangan dan dapat digunakan oleh pengguna laporan keuangan

secara internasional dikarenakan IFRS telah dijadikan suatu standar akuntansi

yang diakui secara internasional.

4.2 Saran

1. Accounting International Standards Committee (AISC) dapat memonitor

pelaksanaan standar akuntansi di internasional dengan baik;

2. Accounting International Standards Committee (AISC) secara aktif

mensosialisasikan standar-standar akuntansi yang berlaku di internasional

agar menarik negara-negara yang belum menggunakan IFRS untuk segera

menggunakannya;

3. Pemerintah dapat berperan aktif dalam usaha mengendalikan aktivitas

ekonomi dalam rangka tercapainya kesejahteraan masyarakat.

17

Page 21: Etika Akuntansi Internasional

DAFTAR PUSTAKA

Ahra, Kim. (2011). Rangkuman Accounting and Business Ethics; Ken Mc. Phail

dan Diane Walter-5 [Online]. Tersedia:

http://theearthdew.wordpress.com/2011/06/08/rangkuman-accounting-and-

business-ethics-ken-mcphail-dan-diane-walters-5-2/ [10 Desember 2012]

Hilda, Riris. (2012). Kasus IFRS [Online]. Tersedia:

http://ririzblushon.blogspot.com/2012/04/kasus-ifrs.html [8 Desember

2012]

Ken Mc. Phail and Diane Walters.2009.Accounting and Business

Ethics.Routledge Publishing.

Nisa, Faqi. (2011). Akuntansi Internasional [Online]. Tersedia:

http://faqiniez.wordpress.com/2011/02/28/akuntansi-internasional/ [7

Desember 2012]

Romauli, Feronica. (2011). Contoh Kasus: Penerapan IFRS di Indonesia

[Online]. Tersedia: http://romauliferonica.blogspot.com/2011/03/contoh-

kasus-penerapan-ifrs-di.html [8 Desember 2012]

iii