etd.iain-padangsidimpuan.ac.idetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1611/1/12 310 0209.pdfallah swt, kepada...
TRANSCRIPT
-
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah,
kesehatan, dan kesempatan kepada peneliti dalam menyusun skripsi ini. Shalawat dan salam
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa petunjuk dan hidayah untuk umat
manusia.
Skripsi ini berjudul “Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Masyarakat Di Desa Huta Holbung
Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan” disusun untuk melengkapi tugas-
tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dalam bidang Pedidikan Agama Islam.
Selama penulisan skripsi ini, peneliti banyak menemukan kesulitan dan rintangan karena
keterbatasan kemampuan peneliti. Namun berkat bimbingan dan doa dari orang tua dan arahan
dosen pembimbing, serta bantuan dan motivasi semua pihak, skripsi ini dapat diselesaikan. Maka
peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. H. Abdul Sattar Daulay, M.Ag selaku Pembimbing I dan Bapak Hamka, M.Hum
selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dalam penulisan
skripsi ini.
2. Bapak Dr. H. Ibrahim Siregar, M. CL. selaku Rektor IAIN Padangsidimpuan dan Bapak
Wakil Rektor I, II, dan III.
3. Ibu Zulhimma S.Ag., M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Padangsidimpuan.
-
4. Bapak Drs. H. Abdul Sattar Daulay, M. Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
5. Ibu Dr. Hj. Asfiati, M. Pd. selaku dosen Penasehat Akademik.
6. Bapak dan Ibu Dosen dan seluruh Civitas Akademika IAIN Padangsidimpuan.
7. Bapak Kepala Perpustakaan dan seluruh pegawai perpustakaan IAIN Padangsidimpuan yang
telah membantu memfasilitasi peneliti dalam hal pengadaan buku-buku yang ada kaitannya
dengan penelitian ini.
8. Masyarakat desa Huta Holbung yang telah membantu peneliti dalam pengumpulan data yang
diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Ayahanda (Raja Alim Nasution) dan ibunda (Naimah Siregar), yang telah berjasa mengasuh
dan mendidik peneliti yang tidak pernah mengenal lelah, selalu memberikan bantuan moril
dan material dan sabar selalu memotivasi dan serta mendoakan peneliti.
10. Bou (Ainul Wardah Nasution) yang telah memberikan bantuan moril dan material serta
memotivasi peneliti
11. Kakanda dan Adinda peneliti yang telah memberikan motivasi kepada peneliti, (Abdul Aziz
Nasution, Ismail Sulaiman Nasution, Rahmadani Nasution, Zuwairiah Nasution ) mudah-
mudahan mereka semua sukses dan diridhoi Allah SWT.
12. Sahabat PAI-6 khususnya buat sahabat MIAVADASER (Aslamiah, Nur Apipah, Mawaddah,
Ermaita) dan juga my friend Harnidayani dan Al-Haitami yang telah memberikan motivasi,
bantuan moril dan material selama penulisan skripsi ini.
-
Dengan memohon rahmat dan ridho Allah semoga pihak-pihak yang peneliti sebutkan di atas
selalu dalam lindungan dan petunjuk Allah SWT. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan skripsi ini, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan skripsi ini.
Padangsidimpuan, 5 September 2016
Penulis,
ASMA NASUTION
NIM. 12 310 0209
-
i
ABSTRAKSI
NAMA : ASMA NASUTION
NIM : 12 310 0209
JUDUL : Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Masyarakat Di Desa Huta
Holbung Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli
Selatan.
Pelaksanaan kegiatan keagamaan di desa Huta Holbung terlihat baik, karena
baik kaum bapak-bapak dan ibu-ibu, NNB (Naposo Nauli Bulung) dan juga anak-
anak ikut berpartisipasi dalam melaksanakan setiap kegiatan yang diadakan di
masyarakat khususnya kegiatan keagamaan baik ia dari kegiatan majelis taklim, wirid
yasin, maulid Nabi, isra’ Mikraj.
Rumusan masalah dalam penelitan ini adalah bagaimana pelaksanaan kegiatan
keagamaan masyarakat di desa Huta Holbung dan apa-apa sajakah kegiatan
keagamaan masyarakat di desa Huta Holbung,
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran
pelaksanaan kegiatan keagamaan masyarakat di desa Huta Holbung Kecamatan
Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan dan untuk mengetahui apa-apa saja
kegiatan keagamaan dalam masyarakat desa Huta Holbung Kecamatan Batang
Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan mengamati keadaan sekitar dan menganalisisnya dengan
menggunakan logika ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yakni
penelitian yang menggambarkan objek sesuai apa adanya. Instrumen pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Adapun
responden dalam penelitian ini adalah, Tokoh Masyarakat dan Masyarakat Desa Huta
Holbung Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan.
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa Pelaksanaan
Kegiatan Keagamaan Masyarakat Desa Huta Holbung Kecamatan Batang Angkola
Kabupaten Tapanuli Selatan berjalan dengan baik dan masyarakatnya ikut serta
dalam kegiatan. Kegiatan keagamaan di masyarakat terdapat tiga kegiatan yaitu
kegiatan rutin setiap minggu, kegiatan setiap bulan dan kegiatan setiap tahun. Adapun
kegiatan keagamaan masyarakat di desa Huta Holbung yaitu : Majelis ta’lim,
Pengajian malam, Wirid Yasin, Maulid Nabi dan Isra’ Mikraj.
-
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI AKADEMIK
BERITA ACARA UJIAN SIDANG MUNAQASYAH
PENGESAHAN DEKAN FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
ABSTRAKS ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii
BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 B. RumusanMasalah .................................................................... 4 C. BatasanMasalah ........................................................................ 4 D. BatasanIstilah ......................................................................... .. 5 E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
BAB II : KAJIAN PUSTAKA .................................................................. 8
A. Agama ...................................................................................... 8 1. Pengertian Agama ................................................................ 8 2. Fungsi Agama…………………………………………… .. 10
B. Masyarakat ………………………………………………….. 12 C. Kegiatan Keagamaan Masyarakat.. ......................................... 17
1. PengertianKegiatan Keagamaan .......................................... 17 2. Macam- macam Kegiatan Keagamaan ................................ 18
D. Penelitian Terdahulu ................................................................ 33 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 36
A. Lokasidan Waktu Penelitian ..................................................... 36 B. Jenis dan Metode Penelitian ..................................................... 36 C. Sumber Data ............................................................................. 37 D. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 37 E. Teknik Keabsahan Data ............................................................ 38 F. Analisis Data ............................................................................ 40 G. Sistematika Pembahasan……………………………………… 42
BAB IV : HASIL PENELITIAN ................................................................ 44
A. Temuan Umum ......................................................................... 44 1. Letak Geografis Desa Huta Holbung ................................... 44
-
ii
2. Keadaan Penduduk dan Mata Pencaharian .......................... 45 3. Keadaan Agama ................................................................... 47 4. Keadaan Perekonomian ....................................................... 47 5. Pendidikan ........................................................................... 47 6. Sarana dan Prasarana .......................................................... 48
B. Temuan Khusus ........................................................................ 49 1. Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan di Desa Huta Holbung
Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan . 49
2. Kegiatan Keagamaan Masyarakat di Desa Huta Holbung Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan
……………………………………………………. ............ 62
C. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………. 76 BAB V : PENUTUP .................................................................................... 80
A. Kesimpulan .............................................................................. 80 B. Saran-Saran .............................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
iii
DAFTAR TABEL
Hlm
Tabel I : Data Penduduk Desa Berdasarkan Tingkat Usia 45
Tabel II : Keadaan Mata Pencaharian Penduduk Desa Huta Holbung 46
Tabel III : Data Penduduk Desa Berdasarkan Pendidikan 47
Tabel IV : Data Sarana dan Prasarana Desa Huta Holbung 48
-
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pedoman Observasi
Lampiran 2 : Pedoman Wawancara
Lampiran 3 : Dokumentasi Penelitian
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat merupakan perwujudan kehidupan bersama manusia karena
di dalam masyarakat berlangsung proses kehidupan sosial, proses antar hubungan
dan intraksi. Di dalam masyarakat sebagai suatu lembaga kehidupan manusia
berlangsung pula keseluruhan proses perkembangan kehidupan.1.
Masyarakat juga dapat diartikan sebagai satu bentuk tata kehidupan sosial
dengan tata nilai dan tata budaya sendiri. Dalam arti ini masyarakat adalah wadah
dan wahana pendidikan, medan kehidupan manusia yang majemuk (plural, suku,
agama, kegiatan kerja, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan
sebagainya). Manusia berada dalam multikompleks antar hubungan dan intaraksi
di dalam masyarakat.2 Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk
sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi
adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarakat. Lebih
abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan
antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen
(saling tergantung satu sama lain).
1Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,(Jakarta:Raja Grapindo, 2009), hlm. 117
2Ibid, hlm.55
http://id.wikipedia.org/wiki/Oranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistemhttp://id.wikipedia.org/wiki/Entitashttp://id.wikipedia.org/wiki/Komunitas
-
2
Istilah masyarakat dapat juga diartikan sebagai suatu kelompok manusia
yang hidup bersama disuatu wilayah dengan tata cara berpikir dan bertindak yang
(relatif) sama yang membuat warga masyarakat itu menyadari diri mereka
sebagai suatu kesatuan (kelompok). Demikian pengertian tentang masyarakat
yang diberikan para ahli. Meskipun banyak pengertian lain, tetapi pada dasarnya
tidak terlalu banyak berbeda. yang jelas masyarakat adalah suatu perwujudan
kehidupan bersama manusia, dimana di dalam masyarakat berlangsung proses
kehidupan sosial, proses antar hubungan, dan antaraksi.
Dalam kehidupan masyarakat banyak kegiatan yang dilakukan, baik itu
kegiatan keagamaan. Inti keagamaan pada dasarnya pada individual yaitu tauhid
atau pengesaan Tuhan, tindakan yang menegaskan bahwa Allah sebagai yang
esa, penguasa segala yang ada, tak ada satupun perintah dalam Islam yang bisa
dilepaskan dari tauhid. Dan setingkat dengan kadar intensitas keagamaan itu,
masyarakat atau komunitas yang mereka bentuk bersifat mulai dari yang sangat
agamis sampai kepada yang tidak agamis, kehidupan bermasyarakat tersebut
akan mendorong manusia untuk melahirkan norma-norma dan pranata
keagamaan sebagai pedoman dan sarana kehidupan beragama di masyarakat.
Kegiatan keagamaan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
misalnya kegiatan majelis taklim, wirit yasin dan juga isra’ mi’raj maupun
maulid Nabi.
-
3
Di Desa Huta Holbung merupakan cukup banyak kegiatan-kegiatan
keagamaan, baik ia kegiatan rutin maupun kegiatan tertentu. Dan Masyarakatnya
cukup rajin melaksanakan kegiatan keagamaan terutama para orang tua, misalnya
dalam kegiatan wirid yasin selalu dilaksanakan setiap minggu begitu juga dengan
majelis ta’lim. Disamping kedua kegiatan tersebut masyarakat selalu merayakan
kegiatan keagamaan hari-hari besar setiap tahunnya dengan mengundang ustadz
dan masyarakat desa tetangga.Berdasarkan demikian juga pandangan para orang
tua melihat setiap kegiatan yang dilaksanakan di desa Huta Holbung selalu baik
dan berjalan lancar.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti kegiatan
keagamaan di desa Huta Holbung seperti kegiatan majlis taklim, wirit yasin dan
juga kegiatan pada waktu-waktu tertentu seperti isra’ mi’raj dan maulid Nabi
selalu dilaksanakan oleh masyarakat dan terlaksana dengan baik.
Pelaksanaan kegiatan keagamaan terlihat baik, karena baik kaum bapak-
bapak dan ibu-ibu, NNB (Naposo Nauli Bulung) dan juga anak-anak ikut
berpartisipasi dalam melaksanakan setiap kegiatan yang diadakan di masyarakat
khususnya kegiatan keagamaan. Di Desa Huta Holbung terdapat Pesantren dan
Majelis Ta’lim, berdasarkan kedua tempat tersebut diminati orang.
Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melihat lebih dalam pelaksanaan
kegiatan keagamaan di desa Huta Holbung dan kontribusi keberadaan pesantren
dan majelis ta’lim kepada pelaksanaan kegiatan keagamaan tersebut.
-
4
Dengan demikian, berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik
untuk melaksanakan penelitian dengan judul ‘‘Pelaksanaan Kegiatan
Keagamaan Masyarakat di Desa Huta Holbung Kecamatan Batang Angkola
Kabupaten Tapanuli Selatan’’.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan keagamaan masyarakat di desa Huta
Holbung?
2. Apa-apa sajakah kegiatan keagamaan masyarakat di desa Huta Holbung?
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan yang telah dibahas di atas serta
permasalahan yang ada di lapangan dan kemampuan penulis juga terbatas, maka
dalam penelitian ini hanya membatasi pada kegiatan keagamaan masyarakat
seperti pengajian/majelis ta’lim, wirid yasin dan kegiatan keagamaan waktu
tertentu (maulid Nabi dan Isra’ mikraj) di desa Huta Holbung.
-
5
D. Batasan Istilah
1. Pelaksanaan adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan.3 Pelaksanaan yang
di maksud peneliti adalah pelaksanaan seperti apa yang dilakukan dalam
masyarakat.
2. Kegiatan adalah aktivitas, usaha, pekerjaan.4 Kegiatan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kegiatan keagamaan yang ada di dalam masyarakat desa
Huta Holbung .
3. Keagamaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan agama.5 berasal dari
agama yang ada pada kata tambahan padanya. Jadi agama adalah risalah yang
disampaikan Allah kepada Nabi sebagai petunjuk manusia dan hukum-hukum
sempurna untuk dipergunakan manusia dalam menyelenggara tata cara hidup
yang nyata serta mengatur hubungan dengan-Nya dan tanggung jawab kepada
Allah SWT, kepada masyarakat dan alam sekitar.6 Keagamaan yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah kegiatan keagamaan yang terdiri dari majelis
tak’lim/pengajian, wirid yasin, maulid Nabi dan isra’ mikraj.
3Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1999).hlm. 554. 4Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm. 168.
5Ob.cit hlm. 10.
6Syafaruddin dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Utama, 2006), hlm. 168.
-
6
4. Masyarakat adalah himpunan individu dan kelompok, yang awalnya seorang
diri kemudian membentuk keluarga dan hidup dalam wilayah yang sama.
Terjadilah hubungan antarindividu dan antar keluarga sehingga terbentuklah
masyarakat.7 Maka masyarakat yang dimaksud adalah para orangtua yang
mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di dalam masyarakat.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, maka
penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk menggambarkan kegiatan keagamaan masyarakat di desa Huta
Holbung.
2. Untuk mengetahui apa-apa saja kegiatan keagamaan yang terdapat dalam
masyarakat di desa Huta Holbung.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini baik dari segi teoritis
maupun praktis ialah:
1. Manfaat teoritis
7Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 2012),
hlm. 148.
-
7
Memberikan sumbangan yang mampu memperluas carawala ilmiah terhadap
kegiatan keagamaan masyarakat di desa Huta Holbung.
2. Manfaat praktis
a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi masyarakat desa Huta Holbung.
b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis tentang
bagaimana sebenarnya kegiatan keagamaan masyarakat di desa Huta
Holbung.
c. Sebagai bahan perbandingan kepada peneliti yang lain yang ingin
membahas pokok masalah yang sama.
d. Melengkapi tugas dan persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan.
-
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Agama
1. Pengertian Agama
Agama berdasarkan asal kata yaitu al-din, religi (relegere, religare), dan
agama. Al-Din berati undang-undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa arab
ad-din kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang,
balasan, kebiasaan. Sedangkan kata religi (Latin) atau relegere berarti
mengumpulkan dan membaca. Kemudian religare berarti mengikat. Adapun kata
agama terdiri dari dua kata yaitu „a‟ berarti tidak, „gam‟ pergi, mengandung arti
tidak pergi, tetap di tempat atau diwarisi secara turun temurun.1
Dengan
demikian agama adalah adanya ikatan antara manusia dengan sang khalik untuk
memenuhi peraturan-peraturan dengan tujuan untuk membawa manusia kepada
kondisi bahagia dalam perjalanan hidupnya di dunia dan di akhirat oleh karena
itu agama sangat erat kaitannya dengan manusia dan bahkan agama itu sangat
diperlukan oleh manusia dalam perjalanan hidupnya. Jadi agama merupakan
kumpulan cara-cara mengabdi kepada tuhan dan kumpulan aturan-aturan lainnya
yang terangkup dalam kitab suci yang harus dibaca. Disamping itu, agama juga
mengandung arti ikatan-ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia, ikatan
1Jalaluddin, Psikologi Agama: Memahami Perilaku dengan Mengaplikaskan Prinsip-
Prinsip Psikologi, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), hlm. 12.
-
9
antara manusia dengan kekuatan yang lebih tinggi atau ikatan antara manusia
dengan tuhannya.
Sebagaimana pirman Allah SWT :
Artinya: Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk
dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala
agama-agama meskipun orang musyrik membenci.2
Dan Allah berpirman juga:
Artinya: Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada
berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara
mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka
Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.3
2Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahannya (Semarang: Toha Putra, 2002),
hlm. 3Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahannya (Semarang: Toha Putra, 2002),
hlm. 52
-
10
Dengan demikian agama Islam adalah agama yang benar. Sebuah agama
yang telah mendapatkan jaminan pertolongan dan kemenangan dari Allah SWT
bagi siapa yang berpegang teguh dengannya dengan sebenar-benarnya.
Sebagaimana dalam hadis Tamim ad-Dari r.a bahwa Nabi SAW bersabda:
ad-dinu nasehah. Para sahabat bertanya ya Rasulullah bagi siapa? Beliau
menjelaskan: bagi Allah dan kitabnya, bagi Rasul dan bagi para pemimpin
muslimin dan bagi seluruh muslimin. (HR. Muslim, Abu Dawud, Nasa‟I dan
Ahmad).
Adapun agama menurut Prof. K.H Taib Tohir Abdul Muin. Agama
adalah suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorangyang mempunyai
akal, memegang peraturan Tuhan itu dan kebahagiaan kelak diakhirat.4
Sebagaimana Al-Ghazali mengatakan dalam buku Agama Jalan
Kedamaian bahwa agama itu pada hakikatnya untuk kepentingan manusia, bukan
untuk kepentingan tuhan, sebab Tuhan tidak memperoleh keuntungan dari
penerimaan manusia terhadap agama. Sebaliknya tidak juga menderita kerugian
karena penolakan manusia terhadap ajakan agama. Jadi, semua keuntungan atau
kerugian (yang bersumber dari penerimaan dan penolakan manusia terhadap
4Aslan Hadi, Pengantar Filsafat Islam, (Jakarta: Rajawali, 1986), cet Ke-1, hlm 6
-
11
agama) justru kembali kepada diri manusia itu sendiri.5 Dengan demikian agama
merupakan salah satu komponen penting dalam asfek kehidupan, dengan agama
manusia tahu akan tujuan hidup yang sesungguhnya dan manusia tetap
memerlukan agama dalam kehidupannya, semakin dekat manusia kepada Tuhan
maka Tuhan selangkah lebih cepat dekat padanya.
Kehidupan manusia yang terbentang dalam sepanjang sejarah selalu
dibayang-bayang oleh apa yang disebut agama. Bahkan dalam kehidupan
sekarangpun dengan kemajuan teknologi supramodern manusia tak luput dari
agama. Agama-agama lahir pada babak pramodren, sebelum masyarakat dan
dunia diwarnai perkembangan pesat ilmu dan tehnik. Melukiskan agama
sebagaimana suatu kebutuhan manusia, karena agama merupakan sarana unruk
membela diri terhadap segala kekacauan yang mengancam hidup manusia.
Dalam buku sosiologi agama Malinowski menyatakan: „‟Tidak ada bangsa,
bagaimanapun primitifnya, yang tidak memiliki agama dan magi‟. Agama
member makna pada kehidupan individu dan kelompok, juga memberikan
harapan tentang kelanggenan hidup sesudah mati. Agama dapat menjadi sarana
manusia untuk mengangkat diri dari kehidupan duniawi yang penuh penderitaan,
mencapai kemandirian spiritual. Agama memperkuat norma-norma kelompok,
5Faridi, Agama Jalan Kedamaian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 19.
-
12
sanksi moral untuk perbuatan perorangan, dan menjadi dasar persamaan tujuan
serta nila-nilai yang menjadi landasan keseimbangan masyarakat.6
2. Fungsi Agama
Kebutuhan manusia terhadap agama tidak terlepas dari fungsi manusia
sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Karena agama hanya dimilki
oleh manusia. Beberapa peran atau fungsi agama secara sosiologis dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Fungsi edukatif, yang terkait dengan upaya pemindahan dan peralihan nilai norma keagamaan kepada masyarakat.
2) Agama dipandang sebagai penyelamat. Hal ini dipandang ketika agama memberi rasa kedamaian rasa ketenangan dan rasa ketabahan dalam
menghadapi persoalan yang sulit yang dihadapi manusia.
3) Agama berfungsi sebagai sosial kontrol. Sosial kontrol yang dimaksud adalah seluruh pengaruh kekuatan yang menjaga terbinanya pola-pola kelakuan dan
kadah-kaidah sosial masyarakat
4) Agama berfungsi sebagai relasi sosial, yang berfungsi integratif. Dalam konteks ini agama menjadi sumber utama terbentuknya integrasi masyarakat
baik. Agama bahkan dipandang memiliki kemampuan membangun tatanan
sosial yang mapan dan kuat.
5) Agama berfungsi sebagai transformatif dalam perubahan sosial. Fungsi transformatif adalah fungsi yang berkaitan dengan sejauhmana atau
bagaimana suatu agama memiliki daya ubah tatanan kehidupan dalam
masyarakat.7
Dari penjabaran di atas dapat diketahui bahwa fungsi agama secara
sosiologis adalah untuk memberikan pengaruh dan kekuatan agar terbentuk pola
akidah masyarakat agar masyarakat memiliki kemampuan untuk membangun
6 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 119.
7Muhammad Fauzi, Agama dan Realitas Sosial Renungan dan Jalan Menuju
Kebahagiaan,(Jakarta: Raja Grafindo, 2007), hlm. 79.
-
13
tatanan sosial yang baik.Dengan demikian, agama juga sangat di kenali di
kalangan manusia.Sebagai seorang manusia harus mempunyai pegangan yang
kuat, yang mana bisa mengantarkan kita pada satu tujuan.
Beragama adalah firah manusia, karena agama itu mutlak diperlukan
manusia dalam perjalanan hidupnya, sebab agama adalah petunjuk jalan yang
lurus menuju tuhan, oleh sebab itu agama sangat berfungsi bagi manusia. Fungsi
agama bagi manusia antara lain: menyalurkan naluri fitrah manusia bertuhan,
sebagai pemberi aturan hidup yaitu agama datang dengan membawa aturan
hukum yang sifatnya universal yang berguna bagi semua orang, dan berfungsi
sebagai pengobat jiwa.
Adapun Fungsi agama bagi perorangan (individu) maupun bagi
masyarakat (sosial) diantaranya adalah sebagai berikut.8
a. Menghormati akal sekaligus mempungsikannya secara baik, agar manusia dapat berfikir cerdas tentang kejadian alam semesta serta dapat mengambil
iktibar (pengajaran) dari alam itu, bahwa kejadiannya yang indah menjadi
bukti nyata atas kesuasaaan Allah yang maha besar, pencipta alam dan
pengaturnya.
b. Menyinari jiwa agar tunduk kepada perintah Allah dan menjauhi larangannya.
c. Menyucurahkan jiwa manusia agar berakhlakkul karimah, sehingga ia hidup dalam ketenangan baik jasmani maupun rohani.
d. Menjadi obor penerangan agar manusia dapat menempuh jalan kebaikan, itulah sebabnya diadakan tata cara perhubungan Alkhalik, masyarakat dan
keluarganya.
8Faridi, Op.Cit., hlm.18.
-
14
e. Menjamin kebaikan bagi seluruh masyarakat agar kehidupan tetap stabil. Oleh karana itu, setiap orang menjadi unsur yang aktip untuk persatuan
kekuatan di masyarakat serta melarang berlaku kikir untuk mengorbankan
hartanya dalam membantu pakir miskin dan amalan sosial yang lain.
Demikian pula dilarang menyakiti orang lain, baik dengan tangan maupun
lidah.
f. Menjadi tali pengikat yang kokoh untuk mempertautkan segala hati karena pertalian yang harmonis di masyarakat bersumber pada keselarasan dan
keikhlasan hati.
g. Menjadi obat bagi penyakit sosial yang berkembang di masyarakat.
B. Masyarakat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat adalah sejumlah
manusia, arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka
anggap sama.9
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk
sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi
adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih
abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan
antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen
(saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan
untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas
yang teratur.
9Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2001), hlm. 721.
http://id.wikipedia.org/wiki/Oranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistemhttp://id.wikipedia.org/wiki/Entitashttp://id.wikipedia.org/wiki/Komunitas
-
15
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat
dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta
sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia
kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan. Bila dilihat
dari konsep sosiologi masyarakat adalah sekumpulan manusia yang bertempat
tinggal dalam suatu kawasan dan saling berinteraksi sesamanya untuk mencapai
tujuan.10
Adapun menurut Murthada Muthahhari sebagaimana dikutip oleh
Abuddin Nata bahwa masyarakat adalah kumpulan dari manusia yang antara satu
dan lainnya saling terkait oleh system nilai, adat istiadat, rius-ritus serta hukum
tertentu bersama-sama berada dalam suatu iklim dan bahan makanan yang
sama.11
Selanjutnya menurut pengertian lain dapat dilihat dari pendapat Linton
sebagaimana dikuti oleh Sidi Gazalba yaitu Masyarakat adalah kelompok
manusia yang tetap cukup lama hidup dan bekerja bersama sehingga mereka
dapat mengorganisasikan dirinya sebagai kesatuan sosial yang mempunyai
batas-batas tertentu.12
Secara kualitatif dan kuantitatif anggota masyarakat terdiri dari berbagai
ragam pendidikan, profesi, keahlian, suku bangsa, kebudayaan, agama, lapisan
10
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 84. 11
Abuddin Nata, Tapsir Ayat-ayat Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002),
hlm. 233. 12
Sidi Gazalba, Masyarakat Islam, Pengantar Sosiologi dan Sosiologis, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1976), hlm.9
-
16
sosial sehingga menjadi masyarakat yang majemuk. Dilihat dari konsep
pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan banyak orang dengan berbagai ragam
kualitas dari mulai yang tidak berpendidikan sampai dengan yang berpendidikan
tinggi. Sementara itu, dilihat dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut
lingkungan pendidikan nonformal yang memberikan pendidikan secara sengaja
dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi tidak sistematis.13
Adapun unsur-unsur pokok dalam suatu masyarakat menurut Fuad Ihsan,
adalah:14
a. Adanya unsur kelompok manusia yang bertempat tinggal di daerah tertentu b. Mempunyai tujuan yang sama c. Mempunyai nilai-nilai dan aturan yang ditaati bersama d. Mempunyai perasaan suka dan duka e. Mempunyai organisasi yang ditaati.
Selain masyarakat umum, ada masyarakat yang terorganisasi. Adapun
jenis-jenis masyarakat yang terorganisasi adalah sebagai berikut:15
a. Civics (Kelompok kewargaan), yang termasuk kelompok ini misalnya Darma Wanita, LKMD, RW, RT.
b. Cultural (Kelompok Budaya), yang termasuk kelompok ini misalnya seniman.
c. Economics (kelompok ekonomi), yang termasuk kelompok ini bergerak di bidang usaha, misalnya industri, pedagang dan petani.
d. Religius (Kelompok Ketuhanan), kelompok ini bergerak dalam bidang keagamaan.
e. Wealfare (Kelompok Kesejahteraan), bergerak di bidang kesejahteraan atau sosial.
f. Yout (kelompok Kepemudaan), bergerak di bidang kepemudaan. g. Profesional (kelompok ahli), bergerak di bidang keahlian masing-masing.
13
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Raja Grapindo, 2009), hlm. 95. 14
Fuad Ihsan, Op. Cit., hlm. 93. 15
Ibid., hlm. 95.
-
17
C. Kegiatan Keagamaan
1. Pengertian kegiatan Keagamaan
Kegiatan berasal dari kata giat yang mendapat awalan ke dan akhiran an
yang berarti aktifitas , usaha dan pekerjaan. Maka kegiatan adalah akifitas, usaha
atau pekerjaan yang dilakukan seseorang dalam rangka memenuhi.16
Kata keagamaan berasal dari kata dasar agama yag mendapatkan awalan
ke dan akhiran an yang mengandung arti dan pengertian banyak sekali. Secara
Etimologi agama berasal dari kata Sanskrit, kata din dalam bahasa Arab dan religi
dalam bahasa Eropa 17
Keagamaan adalah memiliki kata dasar agama ditambah kata ke dan an,
pengertian keagamaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kegiatan yang
berkaitan masalah agama.18
Adapun menurut Poerwadaminta keagamaan adalah
sifat-sifat yang terdapat dalam agama atau segala sesuatu yang mengenai agama-
agama.19
Berdasarkan pengertian tersebut bahwa kegiatan keagamaan adalah
bentuk usaha yang dilaksanakan untuk mewujudkan atau mengaplikasikan iman
16
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, hlm.
317 17
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Asfek, (Jakarta: UI Pres, 1985), cet ke-
5, jlid I, hlm. 9 18
Departemen Pendidikan & Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Depdikbut, 1996), cet VII, hlm. 248. 19
W.J.S. Poerwadaminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1987), hlm. 136.
-
18
kedalam suatu bentuk prilaku keagamaan. Dengan demikian kegiatan keagamaan
adalah kegiatan atau kerja yang harus dilaksanakan yang berkaitan dengan agama
yaitu, pengajian majelis taklim, memperingati hari-hari besar Islam, seperti
mengadakan pengajian terhadap ilmu-ilmu agama, wirid yasin, memperingati
Maulid Nabi SAW, memperingati Isra‟ Mikraj.
2. Macam-macam Kegiatan Keagamaan
Banyak macam-macam kegiatan keagamaan seperti solat, puasa, mengaji,
memperingati hari-hari besar Islam. Namun Penulis hanya beberapa macam
kegiatan saja, diantaranya:
a. Majelis Ta‟lim
Majelis ta‟lim berasal dari bahasa arab, yang terdiri dari dua suku kata
yakni majelis berarti tempat dan taklim berarti belajar. Jadi secara lugowi majelis
ta‟lim mempunyai makna „„tempat belajar‟‟.20
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia Majelis, adalah dewan yang mengamban tugas tertentu mengenai
kenegaraan dsb secara terbatas.21
20Kustini, Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam pendalaman ajaran agama
melalui Majelis Taklim, (Jakarta: Departemen Agama RI Badan Litbang dan Diklat Puslitbang
Kehidupan Keagamaan, 2007), hlm. 32 21
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1998), hlm. 290.
-
19
Menurut Khadijah Munir ia menjelaskan bahwa pengertian majelis
Ta‟lim dalam buku yang berjudul Peningkatan kualitas majelis ta‟lim menuju
akselerasi dan eskalasi pemberdayaan ummad: majelis ta‟lim adalah sebuah
lembaga pendidikan non formal yang memiliki jama‟ah dengan jumlah yang
relatif banyak, usia yang heterogen, memiliki kurikulum berbasis keagaamaan
dan waktu yang pleksibel sesuai kebutuhan jemaah.22
Dengan demikian majelis
ta‟lim merupakan sebuah lembaga pendidikan non formal Islam sebagai tempat
pelaksanaan pengajaran agama Islam oleh seorang ustadz terhadap jemaa‟hnya
dan pelaksanaan tersebut memiliki tujuan tertentu yang harus dicapai.
Selanjutnya bila dilihat dari segi tujuannya, majelis ta‟lim termasuk
lembaga atau sarana dakwah Islamiyah yang dapat mengatur dan melaksanakan
kegiatan-kegiatanya dan di dalamnya berkembang prinsip demokrasi yang
berdasarkan musyawarah untuk mupakat demi kelancaran pelaksanaan ta‟lim al-
Islam sesuai dengan tuntutan pesertanya.23
Adapun fungsi majelis taklim yaitu:
1. Sebagai wadah untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan kepada
jemaahnya.
22
Khadijah Munir, Peningkatan kualitas majelis ta‟lim menuju akselerasi dan eskalasi
pemberdayaan ummad, kustini (ed), Peningkatan Peran Serta Masyarakatdalam pendalaman ajaran
agama melalui Majelis Taklim, (Jakarta: Departemen Agama RI Badan Litbang dan Diklat Puslitbang
Kehidupan Keagamaan, 2007), hlm. 32. 23
Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm.
80.
-
20
2. Sebagai wadah peluang kepada jemaahnya untuk melakukan tukar menukar
pikiran berbagai pengalaman masalah keagamaan.
3. Sebagai wadah yang dapat membina keakraban di antara sesama
jemaahnya
4. Sebagai wadah mendapatkan informasi dan melakukan kajian keagamaan
serta kerja sama di antara ummad.24
b. Wirid Yasin
Wirid yasin Asal katanya “warada“ yang artinya hadir, datang, sampai.
Kemudian secara terminalogi wirid yasin adalah berzikir dan berdoa sesuai
dengan `aurad` (jamak dari kata wirid) yang datang dari Nabi Saw, para sahabat,
maupun para ulama “ waratsatul Anbiya /wali.25
Dengan demikian wirid yasin
adalah sejenis perkumpulan masyarakat yang kegiatannya membaca ayat-ayat
alquran secara bersama-sama seperti surat yasin, surat pendek, tahlil, do‟a dan
serta berzikir.
Di dalam masyarakat wirid yasin sudah merupakan tradisi lama dalam hal
pelaksanaan wirid Yasin baik oleh kaum ibu maupun kaum bapak dan juga di
kalangan para remaja baik remaja putri maupun remaja putra.Pelaksanaannya
24
Kustini, Op.Cit., hlm.1 25
https://wongalus.wordpress.com/2011/02/08/hikmah-wirid/ diakses pada tgl 1 juni
2016 01:20
https://wongalus.wordpress.com/2011/02/08/hikmah-wirid/
-
21
pun bisa berbeda seperti ada yang melaksanakannya pada malam hari, siang hari
atau sore hari tergantung kesepakatan masing-masing.
Adapun jumlah peserta wirid Yasin bisa banyak seperti seratusan orang
bahkan lebih atau bebarapa orang saja. Angka seratusan orang bahkan lebih itu
misalnya dalam suasana wirid akbar yang mungkin dilaksanakan sekali sebulan
oleh beberapa perkumpulan perwiri dan kaum ibu. Di balik itu, sebagian ada
yang mengadakan perwiri dan itu hanya beberapa orang saja, seperti hanya
belasan orang saja sebab hujan turun atau cuaca mendung bercampur petir yang
mengakibatkan orang takut keluar rumah.
Dan ada juga keberadaan orang banyak hadir di perwiri dan Yasin
disebabkan gilirannya, atau salah masyarakat meminta di rumahnya dilaksanakan
wirid yasin.26
c. Kegiatan Keagamaan Hari-hari Tertentu
1) Maulid Nabi
Secara bahasa kata مولد dalam Kamus Kontemporer Arab-Indonesia,
berarti kelahiran atau hari lahir.27
Secara istilah Harun Nasution menyebutkan
dalam Ensiklopedi Islam Indonesia, bahwa Maulid berarti peringatan
26HasanMansurNasutionhttp://www.waspadamedan.com/index.phd?option=com_content
&view=article&id=9988&catid=61&Itemid=230 diakses pada tanggal 1 Juni 2016 jam 01:12 27
Atabik Ali & Ahmad Zuhdi. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia,(Yogyakarta: Multi
Karya Grafika, 1998), hlm.1867
-
22
keagamaan yang lazimnya berhubungan dengan hari kelahiran Nabi
Muhammad saw.28
Dengan demikian Maulid Nabi adalah Hari lahirnya Nabi
Muhammad saw yang memiliki nilai sejarah dan diperingati oleh umad Islam
setiap tahun yaitu pada tanggal 12 Rabi‟ul awal.
Mengenai bulan kelahirannya Rasulullah para ahli berbeda pendapat.
Sebagian besar mengatakan ia dilahirkan bulan Rabiul awal. Ada yang berkata
lahir dalam bulan Muharram, bulan Safar, bulan Rajab dan sementara yang
lain menguatkan dalam bulan Ramadhan.
Mengenai hari bulan rasulullah dilahirkan juga terdapat berbeda
pendapat. Satu pendapat mengatakan pada malam kedua Rabiul awal, atau
malam kedelapan atau malam kesembilan, tetapi umumnya mengatakan
bahwa rasulullah dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul awal. Ini adalah pendapat
Ibnu Ishaq dan yang lain.29
Sebagaimana Ibnu Ishaq berkata, bahwa abu
Muhammad bin Abdul Malik Bin Hisyam berkata kepadaku bahwa Ziyad bin
Abdullah al-Bakkai berkata kepadaku dari Muhammad bin Ishaq al-Muthalibi
yang berkata, ‘‘Rasululllah saw lahir pada hari Senin tanggal 12 Rabiul awal,
28
Harun Nasution, dkk, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1999), hlm.
637. 29
Muhammad Husein Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta: Inter Masa, 1992),
hlm. 49
-
23
Tahun gajah’’.30
Dengan demikian rasulullah dilahirkan tepat pada tanggal
12 Rabiul awal pada Tahun Gajah yang penuh dengan sejarah, sehingga
masyarakat mengadakan peringatan Maulid Nabi dengan cintanya kepada
Rasulullah, dengan bertujuan menggairahkan kehidupan masyarakat dan
meningkatkan penghayatan serta pengamalan ajaran agama.
Kaum muslimin di Indonesia pada khususnya dan di dunia pada
umumnya, selalu memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Peringatan
tersebut diselenggarakan dengan berbagai cara, sesuai selera dan keinginan
serta kesanggupan masyarakat yang menyelenggarakanya. Peringatan ini perlu
dipertahankan dan dilanjutkan, sebagai suatu momentum untuk menyegarkan,
meningkatkan dam meperbaharui tekad dan komidmen dalam rangka
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Rasulullah SAW.31
Adapun hukum melaksanakan maulid nabi menurut Imam Suyuti dalam
Dalam Buku bekal hidup bermasyarakat adalah dibolehkan sebagai mana
beliau berkata dasar pelaksanaan maulid nabi dimana orang-orang berkumpul
membaca ayat-ayat alquran dan riwayat-riwayat hadist nabi serta penyanyian
makanan yang tidak berlebihan semuanya termasuk bidiah hasana dan
30
Abu Muhammad bin Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri, Sirah Nabawiyah Ibnu
Hisyam, (Jakarta: Darul Falah, 2000), hlm. 131 31
Abuddin Nata, Pendidikan Spritual dalam Tradisi Keislaman, (Bandung: Angkasa,
2003), hlm. 35.
-
24
pelakunya mendapat pahala, karena dalam pelaksanaan tersebut mengandung
penghormatan derajat Nabi Muhammad saw. Apapun yang dilakukan dalam
pelaksanaan maulid Nabi Muhammad saw hendaknya dibatasi dengan sesuatu
yang bisa menyadarkan untuk bersukur kepada Allah swt seperti bacaan-
bacaan, pemberian makanan dan sedekah.32
Dengan demikian melaksanakan
maulid nabi dibolehkan karena termasuk bidi‟ah hasanah dan di dalamnya
mengandung unsur-unsur kebaikan.
2) Isra‟ Mikraj
Dalam peringatan Isra‟ Mikraj sekurang-kurangnya ada dua pokok
persoalan yang harus digaris bawahi, yaitu makna Isra‟ Mikraj. Kedua istilah
ini mengandung makna dinamis. Isra berarti telah diberangkatkan, telah
diperjalankan, berjalan atau memperjalankan. Mikraj berarti naik. Perbedaan
pengertian yang satu secara eksplisit tersurat jelas dalam Al-quran, sedangkan
yang lainnya di dapat dari hadist Nabi Saw.33
Allah swt berfirman:
32
Abu An‟im, Bekal Hidup bermasyarakat,(Jawa Barat: Mu‟jizat Group, 2008),
hlm.244. 33
Burhanuddin, Cahaya Mimbar, (Legenda Press), hlm. 201
-
25
Artinya: Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada
suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha
yang telah Kami berkahi sekelilingnya.34
Sebagaimana juga pada firman Allah swt:
Artinya: Dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam
rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil
Muntaha.35
Isra‟ ialah berjalan malam hari dari Mekkah ke Baitul Maqdis (Pelestina)
dan Mikraj ialah naik ke langit, sampai ke langit yang ke tujuh dan bahkan
sampai ke tempat yang lebih tinggi yaitu Sidratil Muntaha dan Mustawa. Hal
ini dilakukan oleh nabi Muhammad Saw dengan ditemani oleh malaikat jibril
setahun sebelum beliau hijrah dari Makkah ke Madinah, yaitu malm senin 27
Rajab 627 M.36
Dengan demikian Isra‟ dan adalah perjalanan Rasulullah saw
pada malam hari mulai dari masjdil Haram ke masjidil Aqsha, sampai Baitul
Maqdis di Palestina sehingga naiknya Nabi saw ke langit sampai ke Sidratil
34
Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahannya (Semarang: Toha Putra, 2002),
hlm. 282. 35
Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahannya (Semarang: Toha Putra, 2002),
hlm.528 36
Sirajuddin „Abbas, 40 Masalah Agama jilid 1, (Jakarta: Pustaka Tarbiyah Baru, 2008),
hlm. 64
-
26
Muntaha, yaitu suatu tempat yang tidak munkin bisa dijangkau oleh manusia.
Perjalan yang dilakukan Rasulullah saw ini adalah tidak hanya sekedar
melakukan suatu perjalanan dan naik dari satu tempat ketempat yang lain saja.
Peristiwa isra‟ mikraj yang dialami Rasullulah yaitu ketika rasullulah
melakukan kunjungan malam, Senin 27 Rajab tahun dua belas kenabian
Petang itu rasulullah mengunjungi keluarga Ummul Hani dan istirahat disana,
ketika menjelang malam Rasulullah pamit dari rumah putri Abu Thalib
tersebut untuk kembali ke rumah, sebelum ke rumah Rasulullah terlebih
dahulu pergi ke masjidil Haram untuk berdo‟a disisi ka‟bah seperti biasa yang
dilakukannya. Ketika berada ditempat tersebut beliau tertidur karena rasa
kantuk beliau tidak tertahankan, dan Nabipun tertidur di Hijr Ismail.„„Ketika
aku teridur di Hijr Ismail, kenang beliau ‘‘Jibril datang dan mengusikku
dengan kakinya. Akupun segera duduk, setelah kulihat tidak ada apa-apa
maka akupun kembali berbaring. Jibril kembali mendatangiku untuk kedua
kalinya. Ketiga kalinyt dia pegang lenganku dan akupun diangkatnya. Jibril
memapahku ke pintu masjid dan di luar terliha seekor binatang putih, seperti
perakan antara kuda dan keledai dengan dua sayap diantara kedua kakinya,
dengat sekali kepakan, hewan itu mampu meleset sejauh mata memandang.
-
27
Dengan demikian Rasulullah menceritakan pertemuannya dengan
malaikat Jibril di hari Senin itu. Tampa beliau duga ternyata beberapa
malaikat juga telah menunggu diluar masjid, termasuk Mikail. Beliau
kemudian dibawa kesuatu tempat dan dibedah dadanya, persis seperti yang
dialaminya di kampung Bani Sa‟ad. Hanya saja dalam proses pembedahan
kali ini, Jibril menyemakan cahaya-cahaya kebijakan, pengetahuan dan
menancapkan lebih dalam dari sebuah keimanan. Inilah peristiwa yang
dilakukan malaikat sebelum mereka menaikkan Nabi pada Buraq untuk
melakukan perjalanan malam.
Setelah semua persiapan sudah cukup, Rasulullah diperintahkan untuk
menaiki buraq. Namun hewan tersebut sedikit liar hingga membuat beliau
merasa kurang nyaman untuk mendekatinya. Dengan demikian Jibril
menjinakkan hewan tersebut dan mengatakan bahwa orang yang menaikinya
adalah makhluk yang mulia disisi Allah swt. seketika itu pula hewan tersebut
menampakkan sifat penurutnya yang begitu anggun dan luwes.Malam itu
dengan didamping Jibril sebelah kanan dan Mikail sebelah kiri, Nabi
Muhammad meleset ke utara menaiki Buraq yang menyenangkan.Pertama-
tama mereka singgah disuatu tempat yang begitu subur dengan kebun
kurmanya. Nabi diperintahkan untuk melakukan shalat di sana, kemudian
-
28
Jibril berkata ‘‘itulah Thayyibah, Madinah dan disitulah engkau akan
dihijrahkan. Perjalanan kembali dilanjukan dan beberapa tempat beliau
singgahi, diantara Madain dan bukit Tursinai tempat dimana Allah berfirman
pada Nabi Musa, kemudian Betlehem, Palestina tempat lahirnya Nabi
Isa.Dengan perjalanan malam yang menyenangkan tersebu Jibril mengajak
Rasulullah meninggalkan keadaan Mekkah yang jauh dari kendalainya.
Menyingkap perjuang para nabi pendahulunya dengan mengunjungi tempat-
tempat bersejarah mereka.
Disela-sela perjalanan, nabi juga diperlihatkan dunia lain. Dengan jelas
beliau melihat kehidupan alam barzah, alam kehidupan setelah kematian
sebelum hari kebangkitan. Di sana sang nabi melihat sekelompok orang yang
tengah sibuk bercocok tanam layaknya petani, hanya saja begitu selesai
ditanam pohon-pohon itu langsung berbuah. ketika perjalanan dilanjutkan
Rasulullah mencium semerbak aroma wangi, akhirnya beliau ketahui bahwa
itulah aroma wangi keluarga Siti Mashitoh yaitu pembantu keluarga Fir‟aun
yang teguh memengang keimanannya. Selain pemandang yang indah tesebut,
rasulullah juga melihat pemandangan yang memiriskan hati. Sekelompok
orang nampak sedang memakan pepohonan penuh dengan duri, tentu saja
batang-batang itu ditelan, maka tenggorokan mereka bagai dikerat dengan
-
29
pisau tumpul yang tompel disana sini. Dan masih banyak lagi pemandangan
yang memilukan yang beliau saksikan selama dam perjalanan.
Beberapa peristiwa yang menarik beliau alami adalah tatkala dua orang
memanggilnya. Satu disebelah kanan dan yang lainnya disebelah kiri, atas
anjuran Jibril nabi tidak menghiraukan mereka berdua, ketika Jibril dimintai
keterangan kedua orang tersebut, ia mengatakan bahwa yang disebelah
kanannya adalah symbol dari ajaran Yahudi sementara yang satunya adalah
lambang ajaran Nasrani. Menurut keterangan malaikat penyampai wahyu itu,
seandainya baginda nabi berkenan menengok mereka itu, niscaya pengikut
setia beliau akan berpaling memeluk agama Yahudi maupun Nasrani. Namun
berkat bimbingan Allah swt melalui Jibril malaikatnya semua itu dapat
dihindari.
Dimanapun baginda Nabi berada, sepertinya cobaan senantiasa menyertai
beliau. Saat itu meskipun pengawalan ketat dilakukan malaika Jibril dan
Mikail akan tetapi semua itu tidak menciutkan nyali Iblis untuk mencelakai
nabi. Ketika mereka tengah asik meleset ke utara, Iblis mengejar dengan
membawa bola api ditangannya. Tatkala Rasulullah menoleh, beliau melihat
Iblis yang begitu terburu-buru. Sesaat kemudian Jibril mengajarkan sebuah
do‟a kepada Rasulullah, begitu do‟a itu dilantunkan dari bibir Nabi
-
30
Muhammad saw, iblis yang mengejar mereka langsung terpelanting,
terhempas menjauh. Akhirnya perjalanan itupun dapat dilanjutkan dengan
nyaman hingga mendarat di Baitul Maqdis, Yerussalem, Palestina.
Buraq yang telah memberi tumpangan tiupun beliau tambatkan di depan
masjid, tempat biasanya para Nabi terdahulu menambakan kedaraan mereka.
Di dalam masjid terlihat jamaa‟h yang jumlah besar telah menanti
kehadirannya, dan panggilan untuk melaksanakan shalat segera
dikumandangkan, Rasulullah dimintai untuk melangkah maju, berdiri
mengimami mereka yang berjajar rapi dibelakangnnya.
Semua yang berdiri berderet-deret di dalam masjid itupun larut dalam
khidmat shalat yang diimami Nabi Muhammad saw. Setelah shalat dua raka‟at
itu selesai, hadirin mengucapkan salam kepada beliau. Jibril segera mendekati
baginda Nabi dan berbisik ‘‘wahai Muhammad, tahukah engkau siapa mereka
yang berjajar rapi melaksanakan shalat di belakangmu itu tadi ? .tidak jawab
Nabi singkat, ‘‘mereka adalah seluruh Nabi terdahulu yang telah diutus Allah
swt. Mendengar hal itu, Rasulullah tak kuasa menahan rasa sukur beliau atas
kehormatan yang diberikan Allah sw kepadanya. Sebuah kenikmatan yang tak
pernah beliau bayangkan sebelumnya, semua ini sangat terasa berarti dan
kata-kata manusia terasa sempit untuk mengucapkannya.
-
31
Dengan penuh haru, beliau berkata ‘‘segala puji bagi Allah yang telah
mengutusku sebagai rahmat bagi seluruh alam, pembawa berita gembira dan
penyampaian berita ancaman bagi seluruh umat manusia. Kalian telah
memujiku dan akupun tiada henti memuji tuhanku’’. Kemudian seseorang
berkata lantang, memperkenalkan siapa gerangan yang telah mengimami
mereka „„dia adalah sebuah anugerah bagi kalian semua. „„Dialah Muhammad
saw sang Nabi penanggung orang-orang yang haus’’.
Belakangan diketahui bahwa lelaki yang berbicara tersebut adalah Nabi
Ibrahim As. Setelah itu Jibril mendekat dengan membawa tiga gelas dengan
berisi air, susu dan minuman keras. Menyuguhkannya pada Nabi agar beliau
memilih mana yang disukainya.‘‘Aku mendengar seseorang berkata, kenang
beliau ketika menceritakan perisiwa itu kembali ‘‘Jika Muhammad meminum
air itu niscaya ummadnya akan tenggelam, jika arak yang dipilihnya , maka
beliau dan ummadnya akan sesat semua, dan seandainya beliau memilih susu,
niscaya beliau dan seluruh umadnya akan mendapatkan petunjuk, ‘‘aku
mengambil gelas yang berisi susu dan meminumnya, dan Jibril pun berkata
‘‘engkau adalah ummadku akan mendapat petunjuk’’. Dengan begitu
terbongkarlah teka-teki tiga gelas Jibril itu. Berakhirlah pertemuan dengan
para nabi dengan keberangkatan Rasulullah bersama malaika Jibril. Kini
-
32
sebuah tangga telah terpasang, menjulang ke atas menembusi angkasa menuju
langit ke tujuh.
Pada setiap langit Rasulullah kembali bertemu dengan para nabi. Pada
langit pertama rasulllah bertemu dengan Nabi Adam, bapak dari seluruh
manusia itu menyambut dengan lembut dan mengakui kenabian yang
disemakan Allah pada putra Abdullah itu. Ketika rasulullah mengamati
sekeliling Nabi Adam, beliau melihat dengan jelas bahwa disebelah kanan
Nabi itu nampak ruh-ruh keturunannya yang selama, sementara sebelah
kirinya memperlihatkan ruh keturunannya yang mendapat siksa.
Pada langit kedua berjumpa dengan Nabi Yahya dan Zakariya, pada
langit ketiga berjumpa dengan Nabi Yusuf, langit ke Empat berjumpa dengan
Nabi Idris, lagit kelima berjumpa dengan Nabi Harun, langit ke Enam
berjumpa dengan Nabi Musa, langit ke tujuh berjumpa dengan Nabi Ibrahim
dan gerbang menuju wilayah ketinggian tuhan. Nabi kembali mendaki ke
Sidratul Munthaha, di sana beliau terus berjalan sehingga beristirahat di telaga
kausar, setelah singgah sejenak nabi kembali berjalan. Beliau menyusuri
telaga kausar yang ternyata memasuki surga.Inilah tempat yang dijanjikan
tuhan bagi mereka yang ta‟at menjalankan kewajiban-kewajinanya dan
menjauh larangannya dengan penuh keimanan. Perjalanan terus dilanjutkan ke
-
33
neraka, yang selama ini dijanjikan tuhan sebagai tempat mereka yang
membangkang dan siksaannya nampak lebih nyata daripada yang beliau lihat
di alam barzah ketika terbang dari Mekkah menuju Yerussalem. Nabi melihat
para penggunjing terlihat begitu lahab menyantap daging bangkai yang
menjijikkan. Malaikat Malik nampak berdiri di gerbang neraka dengan wajah
lebih seram dari orang yang telah lupa sama sekali cara tersenyum. Sesaa‟t
kemudian pintu nerakapun terutup.
Tempat yang terakhir perjalanan Nabi adalah Al-Musawa, ketika menaiki
tingkatan ini, Jibril tidak lagi mengiringinya. Dan disinilah rasul menerima
perintah untuk mengerjakan shalat lima puluh kali, sampai akhirnya menjadi
lima kali setelah melakukan percakapan dengan Nabi Musa.37
Dengan
demikian adalah peristiwa isra‟ mikrajnya Rasulullah mulai dari Makkah
sampai ke Sidratul Muntaha.
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dicantumkan untuk mengetahui sejauh mana
orientasi suatu karya ilmiah serta posisinya diantara karya-karya sejenis dengan
tema atau pendekatan yang serupa.Sejauh ini yang peneliti ketahui, belum ada
37
M. Haris, dkk, Sejarah Kehidupan Nabi Muhammad SAW Lentera Kegelapan, (Kediri:
Pustaka Gerbang Lama, 2004), hlm. 237-244.
-
34
penelitian lain yang berjudul “Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Masyarakat di
Desa Huta Holbung Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan.”
Adapun judul penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian
penulis adalah:
1. Penelitian dari Rahma Liana Ritonga mahasiswa STAIN Padangsidimpuan,
dalam skripsi yang berjudul” Faktor Penghambat Pelaksanaan Kegiatan
Keagaman Masyarakat di Desa Batu Tambun Kabupaten Padang lawas Utara.
Penelitian ini dibuat pada tahun 2009. adapun hasil penelitiannya bahwa
kegiatan keagamaan yang dilaksanakan do‟a habis shalat berjamaah, do‟a
tahlilan dan do‟a minta hujan serta isra‟ mi‟raj, dan faktor penghambat dalam
kegiatannya dikarenakan kurangnya biaya, kurangnya kesadaran beragama dan
minimnya tokoh agama.38
Dapat dipahami bahwa yang menjadi faktor
penghambat kegiatan kegamaan di masyarakat yaitu faktor biaya, minimnya
agama dan kurangnya kesadaran beragama.
2. Penelitian dari Anti Hasibuan mahasiswa STAIN Padangsidimpuan, dalam
skripsi yang berjudul ” Efektifitas Kegiatan Keagaman Anak dalam Rumah
Tangga di Desa Pasar Matanggor Kecamatan. Batang Onang.Penelitian ini
dibuat pada tahun 2012. Adapun Hasil penelitian bahwa” Kegiatan Keagamaan
Dalam Rumah Tangga Di Desa Pasar Matanggor yang dilakukan kurang
efektifitas yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu seperti kesibukan mereka
38
Rahma Liana Ritonga, Faktor Penghambat Pelaksanaan Kegiatan Keagaman
Masyarakat di Desa Batu Tambun Kabupaten Padang lawas Utara, (Skiripsi, STAIN
Padangsidimpuan, 2009), hlm. 77-78.
-
35
dalam mencari nafkah dan begitu juga dengan anak-anaknya yang sibuk
bermain dengan teman-teman sebayanya karena kurangnya perhatian orangtua
terhadap mereka. Disatu sisi orangtua di desa Pasar Matanggor lebih banyak
yang kurang mampu dalam mengefektifkan kegiatan keagamaan dalam rumah
tangga yang disebabkan karena kurangnya perhatian orangtua. Orangtua di desa
Pasar Matanggor kurang antusias dalam mengontrol kegiatan keagamaan anak
disebabkan kesibukan mencari nafkah sehari-hari mereka. Disisi lain ada juga
orangtua yang kurang dalam mengefektfkan kegiatan keagamaan anaknya
disebabkan oleh minimnya atau kurangnya pendidikan para orangtua, sehingga
mereka tidak begitu peduli terhadap pendidikan anak apalagi keagamaan
anaknya.39
Berdasarkan kedua penelitian di atas peneliti menyatakan bahwa berbeda
dengan penelitian penulis. Dalam penelitian terdahulu sebagaimana yang
dijelaskan di atas hanya meneliti tentang faktor penghambat dan juga efektifitas
kegiatan keagamaan dari segi masyarakat dan keluarga, akan tetapi dalam
penelitian penulis ini akan membahas hal yang berbeda yaitu mengenai
Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Masyarakat Di Desa Huta Holbung
Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan.
39
Anti Hasibuan, Sikripsi Efektifitas Kaegiatan Keagamaan Anak Dalam Rumah
Tangga Di Desa Pasar Matanggor Kecamatan. Batang Onang,(Skiripsi, STAIN Padangsidimpuan,
2012), hlm. 39.
-
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlokasi Desa Huta Holbung Jl. Mandailing Km.12
Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan.Penelitian ini
dilaksanakan mulai 18 Agustus 2016 sampai dengan 9 September tahun 2016.
B. Jenis dan Metode Penelitian
Berdasarkan analisis datanya, penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengamati keadaan sekitarnya
dan menganalisisnya dengan menggunakan logika ilmiah.1
Berdasarkan metodenya, penelitian ini menggunakan metode deskriptif
yakni penelitian yang menggambarkan objek sesuai apa adanya.2
Metode
deskriptif berusaha untuk menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai
dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan
karakteristik objek yang diteliti secara tepat.3 Pendekatan ini digunakan untuk
menggambarkan kegiatan keagamaan masyarakat di desa Huta Holbung.
1Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2009), hlm. 8. 2Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003), hlm. 157. 3Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 151.
-
37
C. Sumber Data
Adapun sumber data data dalam penelitian ini terdiri dari dua macam
yakni sumber data primer dan sumber data skunder.
a. Sumber data primer
Sumber data primer yaitu sumber data pokok, data primer adalah berupa
hasil penelitian di lapangan dalam bentuk tertulis maupun lisan yang diperoleh
dari para orang tua dan tokoh masyarakat desa Huta Holbung.
b. Sumber Data Skunder
Sumber data sekunder adalah sumber data pendukung yang dibutuhkan
dalam penelitian ini. Adapun sumber data sekunder yang dibutuhkan dalam
penelitian ini yaitu buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan penelitian.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan maka peneliti
menggunakan instrument pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi yaitu adalah untuk mengamati dan mencari informasi dengan
terhadap apa yang diteliti dan mengetahui bagaimana keadaan dan peristiwa
yang sebenarnya terjadi di lapangan dengan cara mengamati kondisi di
lapangan. Observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung
bagaimanakegiatan keagamaan masyarakatdi desa Huta Holbung Kecamatan
-
38
Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan seperti wirid yasin, majelis
Ta’lim maulid Nabi dan Isra’ mikraj.
2. Wawancara adalah salah satu cara untuk menggali data.4 Dalam penelitian ini
wawancara dilakukan peneliti untuk memperoleh informasi-informasi yang
ada di lokasi penelitian, yaitu peneliti terjun ke lapangan dengan
mewawancarai dengan melakukan percakapan secara langsung dengan
masyarakat. Yang dilakukan dalam wawancara ini adalah mewawancarai
para orang tua dan tokoh masyarakat apasaja yang bersangkutan dengan
kegiatan keagamaan masyarakat di desa Huta Holbung Kecamatan Batang
Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan.
E. Teknik Keabsahan Data
Triangulasi ialah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
triangulasi sebagai sumber untuk menguji keabsahan data.Triangulasi ini
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
4Jamal Ma’mur Asmani, Tuntunan lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan,
(Jogjakarta: DIVA Press, 2011), hlm.122.
-
39
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Dalam penelitian ini triangulasi
meliputi 3 cara yaitu:
a. Triangulasi sumber: membandingkan, mencek ulang derajat kepercayaan
informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya:
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
b. Triangulasi metode: usaha mencek keabsahan data hasil temuan. Triangulasi
ini bisa dilakukan dengan lebih dari satu teknik dalam mengumpulkan data,
dengan cara membandingkan berbagai pendapat yang diperoleh dari lapangan
c. Triangulasi waktu: menguji derajat kepercayaan dengan cara mengecek data
dari sumber yang sama dalam waktu dan situasi yang berbeda. Triangulasi
waktu ini digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan perubahan
suatu proses dan prilaku manusia.5
Yang dimaksud peneliti Triangulasi
adalah tehnik mencek keabsahan data dengan menggunakan sesuatu hal
diluar itu sendiri, misalnya membandingkan antara wawancara dengan
observasi dan membandingkan dari berbagai sumber secara umum dengan
pribadi (individu).
5Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif,( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000),
hlm. 178.`
-
40
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk analisis induktif, yaitu
pengambilan kesimpulan mulai dari pertanyaan fakta-fakta khusus menuju
kesimpulan yang bersifat umum.Jadi lebih dahulu diteliti tentang fakta-fakta
yang ada di lapangan baru kemudian ditarik kesimpulan. Analisis data ialah
proses menyusun data yang diperoleh dari lapangan penelitian, selanjutnya
ditelaah, diperiksa keabsahan data.6Dengan demikian pengumpulan data ini tidak
dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh pakta-pakta yang ditemukan pada saat
penelitian di lapangan.Oleh karena itu analisis data bersifat induktif yaitu
menarik kesimpulan yang bersifat umum dari pertanyaan-pertanyaan yang
bersifat khusus atau dari pakta dan penomena empiris kepada teori.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data secara
kualitatif sebagai berikut.
a. Menelaah seluruh data yang tersedia dari sumber data yang ada
b. Mengadakan pertimbangan terhadap data yang sudah diperoleh
c. Menyusun data sesuai dengan satuan-satuan/bagian-bagian sesuai dengan
jenis data yang diperoleh
6Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal,(Jakarta: Bumi Aksara, 2003),
hlm. 641.
-
41
d. Mengadakan pemeriksaan/ mengadakan analisa data atau keabsahan data
e. Setelah data seluruhnya terkumpulkan, kemudian penulis mengadakan
analisa data secara baik dan benar. Kemudian mengambil kesimpulan dimulai
dari data-data yang khusus ke data yang bersifat umum.7
Dengan demikian sesuai dengan penjelasan di atas, analisis data
dilaksanakan dengan cara mengumpulkan sejumlah data kemudian mengambil
data yang berkaitan dengan masalah sehingga gambaran tentang hasil
wawancara dan observasi dapat diperoleh sehingga dapat disusun dalam bentuk
paparan (deskripsi) untuk mengambil kesimpulan dari hal-hal yang bersifat
khusus kepada yang umum. Karena itu analisa yang dilaksanakan akan
mempermudah penulis untuk menyusun kepada suatu kalimat yang sistematis
dalam sebuah skripsi.
Analisis data adalah proses penyusunan data yang dapat ditafsirkan
memberi makna pada analisis mencari hubungan berbagai konsep.Analisis data
diperoleh dengan tiga cara yaitu:
a) Reduksi data yang diperoleh di lapangan ditulis dalam bentuk uraian yang
lengkap dan banyak. Data tersebut dirangkum dan dipilih hal-hal pokok yang
7Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R dan D,( Bandung: Alfabeta,
2013), hlm.245.
-
42
berkaitan dengan masalah, sehingga menjadi gambaran tentang hasil
pengamatan dan wawancara. Reduksi data yang dimaksud peneliti adalah
tentang pelaksanaan kegiatan keagamaan masyarakat yang ada di desa Huta
Holbung dan data tersebut ditulis dalam bentuk uraian dan memberikan
gambaran tentang hasil pengamatan dan wawancara tentang pelaksanaan
kegiatan keagamaan masyarakat.
b) Deskriptip data, menggunakan data secara deduktif dan induktif dengan
sistematika pembahasan. Deskrifif data yang dimaksud peneliti yaitu
menggambarkan data hasil pengamatan dan wawancara terhadap pelaksanaan
kegiatan keagamaan masyarakat di desa Huta Holbung mulai dari data yang
bersifat umum ke khusus.
c) Penarikan kesimpulan, yaitu menerangkan uraian-uraian data dalam beberapa
kalimat yang mengandung suatu pengertian secara singkat dan padat.
Mengulas kembali tentang hasil penelitian secara singkat dan padat
G. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika dari proposal ini memuat tentang beberapa hal
diantaranya:
Bab Pertama Pendahuluan memuat tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian.
-
43
Bab kedua, Kajian Pustaka memuat tentang Agama Masyarakat, kegiatan
keagamaan dan Penelitian terdahulu
Bab ketiga, Metodologi Penelitianmemuat tentang.memuattentang
beberapa bahasan diantaranya: lokasi dan waktu penelitian, jenis dan metode
penelitian, sumber data, instrumen pengumpulan data,teknik keabsahan data,
analisis data dan sistematika pembahasan.
Bab keempat, Hasil Penelitian, memuat tentang hasil temuan umum dan
temuan khusus berisi tentang bagaimana pelaksanaan kegiatan keagamaan
masyarakat di desa Huta Holbung Kecamatan Batang Angkola Kabupaten
Tapanuli Selatan dan apa saja kegiatan keagamaan masyarakat di desa Huta
Holbung Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan.
Bab kelima, penutup, memuat tentang kesimpulan dan saran.
-
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Temuan Umum
1. Letak Geografis Desa Huta Holbung
Desa Huta Holbung merupakan satu-satunya desa yang berada di
Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan.Desa ini termasuk
desa yang luas dan tidak berbentuk kelurahan.Desa ini mempunyai panjang
kurang lebih 2 kilometer.
Jika dilihat dari segi geografis batas-batas wilayah Desa Huta Holbung
Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan adalah sebagai berikut
a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Sipangko
b. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Bintujuh
c. Sebelah Utara berbatasan dengan persawahan
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan persawahan.1
Desa Huta Holbung Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli
Selatan terdiri dari dataran rendah dan dikelilingi bukit-bukit, karena itu
sebagian besar area desa Huta Holbung selain dimanfaatkan untuk pemukiman,
ada juga dimanfaatkan sebagai perkebunan, persawahan, dan fasilitas umum
lainnya.
1 Kepala Desa Huta Holbung, 2016
-
45
2. Keadaan Penduduk dan Mata Pencaharian
Penduduk Desa Huta Holbung Kecamatan Batang Angkola Kabupaten
Tapanuli Selatan berjumlah 1165 jiwa dan 291 KK (Kepala Keluarga) yang
terdiri dari 611 orang laki-laki dan 554 orang perempuan.2 Untuk lebih jelasnya
keadaan penduduk Desa Huta Holbung Kecamatan Batang Angkola Kabupaten
Tapanuli Selatan Berdasarkan tingkat usia.
Tabel I
Data Penduduk Desa Berdasarkan Tingkat Usia
No Tingkat Usia Jumlah
1 71 ke atas 18 Jiwa
2 65-70 19 Jiwa
3 59-64 43 Jiwa
4 53-58 65 Jiwa
5 47-52 76 Jiwa
6 41-46 71 Jiwa
7 35-40 75 Jiwa
8 29-34 102 Jiwa
9 23-28 135 Jiwa
10 17-22 178 Jiwa
11 11-16 143 Jiwa
12 5-10 122 Jiwa
13 0-4 118 Jiwa
Jumlah 1165 Jiwa
Sumber: Data administrasi desa Huta Holbung, 2016
Dari data di atas dapat diketahui bahwa penduduk desa Huta Holbung
yang berusia balita 118 jiwa, yang berusia 5-10 tahun berjumlah 122 jiwa, yang
berusia 11-16 tahun berjumlah 143 jiwa, yang berusia 17-22 tahun berjumlah
178 jiwa, yang berusia 23-28 tahun berjumlah 135 jiwa, yang berusia 29-34
2Data administrasi desa Huta Holbung, 2016
-
46
tahun berjumlah 102 jiwa, yang berusia 3-40 tahun berjumlah 75 jiwa, yang
berusia 41-46 tahun berjumlah 65 jiwa, yang berusia 47-52 tahun berjumlah 76
jiwa, yang berusia 53-58 tahun berjumlah 65 jiwa, yang berusia 59-64 tahun
berjumlah 43 jiwa, yang berusia 65-70 tahun berjumlah 19 dan yang berusia 71
tahun keatas yang berjumlah 18 jiwa.
Bila dilihat dari mata pencaharian, maka penduduk desa Huta Holbung
Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan sebagai berikut :3
Tabel II
Keadaan Mata Pencaharian Penduduk Desa Huta Holbung
No Mata Pencaharian Jumlah
1 PNS 26 orang
2 TNI 1 orang
3 Wiraswasta 111 orang
4 Swasta 99 orang
5 Bidan 1 orang
6 Dagang 11 orang
7 Supir 3 orang
8 Petani 318 orang
9 Honorer 7 orang
10 Mekanik 1 orang
Sumber: Data administrasi desa Huta Holbung, 2016
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
penduduk desa Huta Holbung Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli
Selatan adalah bermata pencaharian petani.Oleh karena itu kondisi ekonomi
3Data administrasi desa Huta Holbung, 2016
-
47
masyarakat ini tergolong menengah ke bawah dan diantaranya sangat
sederhana.
3. Keadaan Agama
Agama merupakan sebuah fitrah bagi setiap manusia, oleh karena itu
manusia sangat membutuhkan agama sebagai pedoman dan penuntun bagi
kehidupannya. Berhubungan dengan hal itu keadaan agama masyarakat desa
Huta Holbung Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan 100 %
beragama Islam.
4. Keadaan Perekonomian
Desa Huta Holbung mempunyai lahan pertanian yang luas, Sehingga
kebanyakan warga bekerja sebagai petani, sebagian mereka mengolah lahan
masing-masing dan sebagian yang lain mengolah lahan orang lain. Namun ada
juga yang bekerja sebagai pegawai negeri dan ada yang bekerja di bidang
wiraswasta dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil peninjauan ke lapangan yang
telah dilakukan, bahwa keadaan ekonomi di desa Huta Holbung adalah
tergolong pada tingkat menengah ke bawah.
5. Pendidikan
Table III
Data Penduduk Desa Berdasarkan Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1 SD 207 orang
2 SMP Sederajat 253 orang
3 SMA Sederajat 119 orang
4 D III 12 orang
-
48
5 D I / D II 8 orang
6 S.1 38 orang
6. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di berupa tempat ibadah, pendidikan, dan lain
sebagainya..Tempat ibadah di desa Huta Holbung ada dua yaitu masjid dan
musallah.Sarana peribadatan adalah tempat kegiatan penduduk desa Huta
Holbung baik kegiatan yang bernuansa agama maupun kegiatan beribadah
kepada Allah.Di desa ini terdapat 1 buah mesjid, dan 3 buah mushalla yang
bertempat di berbagai banjar.
Tabel IV
Data Sarana dan Prasarana Desa Huta Holbung
No Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Masjid 1
2 Mushalla 3
3 Majelis ta’lim 1
4 Pengajian orang tua 1
5 Pengajian anak-anak 3
6 Pesantren 1
7 Madrasah 1
8 tk/paud 2
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sarana peribadatan penduduk desa
Huta holbung yang berjumlah 1 buah mesjid dan 3 buah musallah.
-
49
Desa Huta Holbung memiliki sarana pendidikan berupa satu buah
Sekolah Pesantren, satu Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA), satu pendidikan
TK, satu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), satu Majelis Ta’lim.
Desa huta Holbung juga mempunyai tempat pengajian untuk para orang
tua yang dilaksanakan di rumah Tuan Naborkat.Dan tiga tempat pengajian
anak-anak. Di pengajian itu tidak hanya mempelajari Alquran saja, tapi mereka
mempelajari tentang hukum-hukum agama Islam, seperti belajar shalat,
menghapal juz amma, menghapal nama-nama Nabi, tajwid, menghapal nama-
nama malaikat, dan berbagai pelajaran lainnya.
B. Temuan Khusus
1. Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan di Desa Huta Holbung Kecamatan
Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan
Kegiatan keagamaan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang
keagamaan yang ada dalam kehidupan masyarakat dalam melaksanakan dan
menjalankan ajaran agama Islam kehidupan sehari-hari. Kegiatan keagamaan
bisa diartikan rancangan atau susunan kegiatan yang bersifat keagamaan,
berlangsung secara berkesinambungan di dalam sebuah organisasi yang
bertujuan untuk menghasilkan pengalaman terhadap suatu ajaran agama.
kegiatan keagamaan juga merupakan segala bentuk aktivitas yang ada
hubungannya dengan agama dalam kehidupan dan menjadi pedoman dalam
-
50
menjalani hubungan kepada Allah swt dan lingkungan sekitarnya. Misalnya,
majelis ta’lim,pengajian malam, wirid yasin, isra’ mikraj, maulid Nabi, dll.
Seseorang yang membutuhkan agama akan termotivasi untuk mengikuti
kegiatan keagamaan. Pelaksanaan kegiatan keagamaan dapat diikuti dalam
suatu lembaga baik itu yang formal maupun nonformal seperti kegiatan
keagamaan dalam masyarakat. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan
Kegiatan keagamaan di desa Huta Holbung baik ia wirid yasin, majelis ta’lim
maulid nabi isra’ mikraj telihat baik karena masyarakatnyaselalumemberi
bantuan, mendukung sepenuhnya serta antusias dalam mengikuti kegiatan
keagamaan tersebut.4
Sedangkan wawancara dengan ibu Derma mengatakan saya mengikuti
kegiatan wirid yasin, majelis ta’lim, maulid nabi begitu juga isra’ mikraj.dan
setiap penyambutan maulid nabi dan mikraj dilaksanakan saya selalu memberi
uang dan beras yang dikutip NNB untuk dana kegiatan tersebut.5
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Iskandar Muda, pandangan
saya pelaksanaan kegiatan keagamaan di desa ini baik, dan kami selaku tokoh
masyarakat selalu siap mendukung dan memberikan kontribusi materi maupun
non materi terhadap kegiatan keagamaan yang dilaksanakan masyarakat.6
4Obserasi 19 Agustus 2016
5Derma, Anggota Masyarakat, Wawancara, di desa Huta Holbung, Tanggal 24 Agustus
2016 6Iskandar Muda Halomoan, Kepala desa Huta Holbung, Wawancara di desa Huta
Holbung, tanggal 8 September 2016
-
51
1. Pelaksanaan Kegiatan Majelis Ta’lim Al-Yusufiyah
Majelis taklim merupakan suatu lembaga atau organisasi masyarakat
sebagai wadah yang di dalamnya terdapat pengajian agama, ceramah agama
dan do’a serta membina sikap keagamaan masyarakat dan menjalin
silaturrahmi.
Majelis ta’lim Al-Yusufiyah merupakan salah satu tempat kegiatan
keagamaan masyarakat desa Huta Holbung dan masyarakat lainnya majelis
ini dilaksanakan di lapangan yayasan dengan duduk di atas tikar seadanya.
Yang diikuti lebih dari 2000 orang dari berbagai daerah. Keberadaan majelis
ini sangat bagus bagi masyarakat serta mempermudah masyarakat desa Huta
Holbung untuk melaksanakan kegiatan keagamaan.7
Sesuai hasil wawancara dengan bapak Anton sebagai hatobangon ia
menanggapi bahwa majelis taklim yang ada di desa Huta Holbung sangat
baik dan kontribusi memberikan dukungan sepenuhnya.8 Sedangkan bapak
Dermin juga mengatakan majelis taklim tersebut bagus dan kontribusinya
memberikan dukungan, dorongan dan berbentuk materi dengan memberikan
uang seikhlas hati tidak dipatok dan bapak tersebut menjelaskan apabila
tidak memberikan kontribusi ada rasa janggal di hati dan merasa enak, akan
tetapi bapak tersebut menjelaskan boleh tidak memberikan kontribusi 9
7Observasi 20 Agustus 2016
8 Anton, Hatobangon desa Huta Holbung, Wawancara di desa Huta Holbung, tanggal
9Dermin, Alim ulama desa Huta Holbung, Wawancara di desa Huta Holbung, tanggal 28
Agustus 2016
-
52
Senada dengan kedua tokoh masyarakat tersebut bapak Iskandar
Muda Halomoan sebagai kepala desa menanggapi majelis taklim tersebut
baik, disamping itu kepala desa sangat mendukung majelis taklim tersebut
dan kontribusi memberikan masukan supaya tetap menjaga hubungan baik
sesama anggota majelis taklim sampai kedepan tetap terjaga dengan baik.10
Dari hasil observasi peneliti melihat keberadaan majelis ta’lim
tersebut sangat besar pengaruhnya dan mamfaatnya bagi masyarakat desa
Huta Holbung dan masyarakat lainnya salah satu mamfaatnya yaitu
mempermudah masyarakat untuk melaksanakan kegiatan keagamaan dan
bisa menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat begitu juga dengan
keberadaan pesantren, keberadaan tersebut bisa membantu para orang tua
untuk menyekolahkan anaknya apabila tidak sanggup ke sekolah yang jauh.
Sesuai hasil wawancara dengan bapak Anton menanggapi kegiatan
majelis taklim tersebut sangat baik dan ia mendukung sepenuhnya. Salah
satu pengaruhnya mengurangi angka kejahatan di dalam masyarakat.11
Begitu juga kepala desa mengatakan pengaruh majelis ta’lim tersebut
sangat besar sekali terhadap ukhuwah islam dan menambah wawasan
keilmuan tentang pendalaman agama Islam.12
10
Iskandar Muda Halomoan, Kepala desa Huta Holbung, Wawancara di desa Huta
Holbung, tanggal 8 September 2016 11
Anton, Hatobangon desa Huta Holbung, Wawancara di desa Huta Holbung, tanggal 12
Iskandar Muda Halomoan, Kepala desa Huta Holbung, Wawancara di desa Huta
Holbung, tanggal 8 September 2016
-
53
Berdasarkan wawancara dengan ibu Rosmawati mengatakan
pengaruhnya adalah hati saya merasa senang, perasaan risau saya hilangdan
bertambah pengetahuan saya.13
Sementara ibu Tayat ia mengatakan
pengaruhnya sangat baik bagi masyarakat begitu juga dengan saya,
pemikiran terang, hati lebih dekat kepada Allah dan bisa memperdalam
tauhid seperti sifat 20.14
Kemudian wawancara dengan ibu Nur Aini
mengatakan pengaruhnya baik diantaranya bertambah pengetahuan,
pergaulan bertambah, pengatahuan bertambah danterjalinnya silaturrahmi
antara sesama.15
Berkenaan dengan pelaksanaan majelis tidak terlepaskan dari waktu
dan materi, kegiatan majelis ini dilaksanakan pada hari Sabtu mulai tengah 7
pagi sampai jam Sembilan pagi yang diawali dengan setengah jam kegiatan
zikir bersama seperti rotibul Haddad dan zikir-zikir lainnya, yang
selanjutnya di isi dengan ceramah dan adanya kelas bertanya yaitu segala
pertanyaan yang berkaitan dengan agama islam dan kegiatan terahir dengan
pembacaan do’a.16
Berdasarkan wawancara dengan ibu Tayat, ia mengatakan bahwa
kegiatan Majelis ta’lim pada hari Sabtu dilaksanakan sekali seminggu yaitu
13
Rosmawati, anggota masyarakat, Wawancara di desa Huta Holbung, tanggal 19
Agustus 2016 14
Tayat, anggota masyarakat, Wawancara di desa Huta Holbung tanggal 22 Agustus
2016 15
Nur Aini, anggota masyarakat,Wawancara di desa Huta Holbung tanggal 04
September 2016 16
Ustadz Ridwan Amiril Sholeh (Tuan Naborkat), Pengurus Yayasan Majelis Ta’lim Al-
Yusufiyah
-
54
dengan membaca tasbih, membaca tahlil, ceramah, disamping ceramah
ustadz memberikan waktu bagi para anggota majelis taklim untuk
memberikan pertanyaan dengan bentuk surat kemudian di bawa ke depan,
sesudah di jawab pertanyaan tersebut baru membaca do’a. Adapun
Hambatan bagi saya dalam melaksanakan kegiatan majelis taklim salah
satunyatidak ada biaya ataupun materi dan tergantung kondisi kesehatan
saya, apabila datang penyakit terhalang melaksanakan kegiatan.17
Sedangkan wawancara dengan ibu Rosmawati pelaksanaan majelis
taklim zikir bersama dan mendengarkan ceramah dengan materi.Adapun
waktu pelaksanaannya 1 kali dalam seminggu yang dilaksanakan pada hari
Sabtu pagi. Adapun hambatan bagi saya melaksanakannya adanya halangan
dan pekerjaan.18
Dengan demikian berdasarkan hasil observasi majelis ta’lim Al-
yusufiy