essai cerpen lukisan kaligrafi

2
Lukisan (Kaligrafi) dalam Tulisan Cerpen berjudul “Lukisan Kaligrafi” karya Gus Mus ini cukup menarik karena mengangkat tema seputar kaligrafi dan kehidupan religius yang jarang saya temui di antara cerpen cerpen yang ada saat ini. Bahasa yang digunakan oleh penulis ringan, sederhana, mudah dipahami, santun tetapi mampu menggugah dan menyampaikan pesan moral yang terdapat di dalamnya dengan baik. Sang penulis mampu menggambarkan tokoh, peristiwa, dan bahkan gambaran lukisan kaligrafi yang dibuat oleh tokoh dalam cerita. Alur ceritanya yang tak terduga memicu saya untuk cepat-cepat membaca cerpen ini hingga selesai. Pada akhir cerita, terdapat kejutan yang tidak dibayangkan oleh saya sebelumnya, mengenai asal-usul ide lukisan Ustadz Bachri. Cerpen ini mengandung banyak pesan moral. Bakat dan keterampilan saja belum cukup untuk membuat lukisan kaligrafi yang bagus. Namun, diperlukan juga ilmunya agar dapat memahami filosofi dan menghayati keindahan kaligrafi tersebut. Begitu juga sebaliknya, ilmu tentang kaligrafi saja belum cukup untuk bisa membuat sebuah lukisan kaligrafi yang indah, harus ada usaha dan kreatifitas. Jangan sampai seperti Hardi yang mahir melukis kaligrafi, tetapi ia tidak tahu makna dari apa yang dilukisnya. Dari cerpen ini, didapatkan pesan bahwa keindahan sebuah lukisan tidak hanya dilihat dari bentuk dan warna yang terlihat secara kasat mata dalam lukisan tersebut. Akan tetapi, gagasan dan kreatifitas pelukis tersebut yang menjadi inti dari nilai estetika dalam sebuah lukisan yang sederhana sekalipun. Ide kreatif tidak harus berupa ide yang rumit. Kadangkala, ide kreatif merupakan ide yang sederhana. Bahkan, ide kreatif dapat muncul dari ketidaksengajaan, seperti yang diceritakan dalam cerpen ini, di mana Ustadz Bachri mendapatkan ide lukisannya dari kesalahannya dalam memulai lukisan dan karena catnya yang hanya tinggal warna putih dan silver. Pesan lainnya yang terdapat dalam cerpen ini adalah jangan langsung berkata “tidak bisa” sebelum kita benar-benar mencobanya. Hal ini diceritakan oleh penulis bahwa sebelumnya

Upload: daunmangga

Post on 25-Jan-2016

32 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

esai kaligrafi

TRANSCRIPT

Page 1: Essai Cerpen Lukisan Kaligrafi

Lukisan (Kaligrafi) dalam Tulisan

Cerpen berjudul “Lukisan Kaligrafi” karya Gus Mus ini cukup menarik karena mengangkat tema seputar kaligrafi dan kehidupan religius yang jarang saya temui di antara cerpen cerpen yang ada saat ini. Bahasa yang digunakan oleh penulis ringan, sederhana, mudah dipahami, santun tetapi mampu menggugah dan menyampaikan pesan moral yang terdapat di dalamnya dengan baik. Sang penulis mampu menggambarkan tokoh, peristiwa, dan bahkan gambaran lukisan kaligrafi yang dibuat oleh tokoh dalam cerita. Alur ceritanya yang tak terduga memicu saya untuk cepat-cepat membaca cerpen ini hingga selesai. Pada akhir cerita, terdapat kejutan yang tidak dibayangkan oleh saya sebelumnya, mengenai asal-usul ide lukisan Ustadz Bachri.

Cerpen ini mengandung banyak pesan moral. Bakat dan keterampilan saja belum cukup untuk membuat lukisan kaligrafi yang bagus. Namun, diperlukan juga ilmunya agar dapat memahami filosofi dan menghayati keindahan kaligrafi tersebut. Begitu juga sebaliknya, ilmu tentang kaligrafi saja belum cukup untuk bisa membuat sebuah lukisan kaligrafi yang indah, harus ada usaha dan kreatifitas. Jangan sampai seperti Hardi yang mahir melukis kaligrafi, tetapi ia tidak tahu makna dari apa yang dilukisnya.

Dari cerpen ini, didapatkan pesan bahwa keindahan sebuah lukisan tidak hanya dilihat dari bentuk dan warna yang terlihat secara kasat mata dalam lukisan tersebut. Akan tetapi, gagasan dan kreatifitas pelukis tersebut yang menjadi inti dari nilai estetika dalam sebuah lukisan yang sederhana sekalipun. Ide kreatif tidak harus berupa ide yang rumit. Kadangkala, ide kreatif merupakan ide yang sederhana. Bahkan, ide kreatif dapat muncul dari ketidaksengajaan, seperti yang diceritakan dalam cerpen ini, di mana Ustadz Bachri mendapatkan ide lukisannya dari kesalahannya dalam memulai lukisan dan karena catnya yang hanya tinggal warna putih dan silver.

Pesan lainnya yang terdapat dalam cerpen ini adalah jangan langsung berkata “tidak bisa” sebelum kita benar-benar mencobanya. Hal ini diceritakan oleh penulis bahwa sebelumnya Ustadz Bachri tidak pernah membuat lukisan. Namun, karena ia tidak menyerah begitu saja, ia berusaha menyelesaikan lukisannya dan ternyata lukisan tersebut sangat dihargai. Cerpen ini dapat memberi motivasi bagi pembacanya bahwa membuat lukisan kaligrafi bisa dilakukan jika optimis terlebih dahulu kemudian diikuti usaha sebaik mungkin.

Selain menyimpan pesan, cerpen ini juga menyampaikan realita-realita yang banyak terjadi di sekitar. Misalnya, ketidaktahuan masyarakat yang disebabkan kurangnya ilmu hingga menganggap lukisan yang hanya berisi huruf alif dan berasal dari ketidaksengajaan sebagai suatu lukisan yang dinilai bermakna dalam.

Jadi, secara keseluruhan, cerpen “Lukisan Kaligrafi” ini mampu menggambarkan cerita dengan sangat baik menggunakan bahasa yang mudah dipahami dengan jalan cerita yang menarik dan tak terduga. Cerpen ini sarat akan pesan moral dan realita kehidupan yang disampaikan dengan bahasa yang tidak terkesan menasehati namun mengena dan mampu menyadarkan pembaca.