erasmus huis

18
Erasmus Huis Pusat Kebudayaan Belanda, Indonesia Erasmus Huis adalah pusat kebudayaan Belanda di Jakarta. Terutama karena acara musik, akustik ruangan yang bermutu dan letaknya yang cukup strategis, Erasmus Huis berhasil membangun reputasi sebagai pusat kebudayaan yang aktif dan berjalan dengan baik. Tetapi acara Erasmus Huis tidak hanya berfokus pada musik saja. Erasmus Huis juga menggelar pameran, pemutaran film serta ceramah. Erasmus Huis tidak saja mempersembahkan budaya Belanda, tetapi ingin memberikan ruang bagi seni, seniman dan kelompok Indonesia. Oleh karena itu, banyak acara musik klasik yang diselenggarakan oleh organisasi musik Indonesia. Di samping itu, Erasmus Huis juga menjadi tempat diadakannya sejumlah kegiatan yang diselenggarakan oleh pusat kebudayaan asing lainnya. Sebagian besar acara di Erasmus Huis tidak dipungut bayaran. Visitor Demography Male and female age 18-35 yo Class: B – A Rasio pengunjung domestik dan turis luar negeri adalah 50:50 Sejarah Belanda sangat menghargari kerjasama budaya dengan Indonesia. Ini tentu saja sebagian berkaitan dengan ikatan historis antara kedua negara serta Belanda ingin ikut dalam pelestarian ‘warisan budaya bersama’ di Indonesia. Di samping itu, Indonesia menjadi sumber inspirasi bagi sejumlah besar seniman muda Belanda, sehingga menghasilkan pertukaran seniman dan kelompok. Ini merupakan latar belakang didirikannya Erasmus Huis pada 1970.

Upload: kartika-eprilla

Post on 05-Jul-2015

607 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Erasmus Huis

Erasmus HuisPusat Kebudayaan Belanda, Indonesia

Erasmus Huis adalah pusat kebudayaan Belanda di Jakarta. Terutama karena acara musik, akustik ruangan yang bermutu dan letaknya yang cukup strategis, Erasmus Huis berhasil membangun reputasi sebagai pusat kebudayaan yang aktif dan berjalan dengan baik. Tetapi acara Erasmus Huis tidak hanya berfokus pada musik saja. Erasmus Huis juga menggelar pameran, pemutaran film serta ceramah.

Erasmus Huis tidak saja mempersembahkan budaya Belanda, tetapi ingin memberikan ruang bagi seni, seniman dan kelompok Indonesia. Oleh karena itu, banyak acara musik klasik yang diselenggarakan oleh organisasi musik Indonesia. Di samping itu, Erasmus Huis juga menjadi tempat diadakannya sejumlah kegiatan yang diselenggarakan oleh pusat kebudayaan asing lainnya. Sebagian besar acara di Erasmus Huis tidak dipungut bayaran.

Visitor Demography

Male and female age 18-35 yo

Class: B – A

Rasio pengunjung domestik dan turis luar negeri adalah 50:50

Sejarah

Belanda sangat menghargari kerjasama budaya dengan Indonesia. Ini tentu saja sebagian berkaitan dengan ikatan historis antara kedua negara serta Belanda ingin ikut dalam pelestarian ‘warisan budaya bersama’ di Indonesia. Di samping itu, Indonesia menjadi sumber inspirasi bagi sejumlah besar seniman muda Belanda, sehingga menghasilkan pertukaran seniman dan kelompok. Ini merupakan latar belakang didirikannya Erasmus Huis pada 1970.

Lembaga yang dibuka oleh Pangeran Bernhard ini awalnya menempati sebuah rumah di Jalan Menteng Raya 25 di Jakarta. Di tempat itu digelar berbagai kegiatan budaya seperti ceramah, diskusi, pameran, konser, pemutaran film dan kursus bahasa Belanda (kini berada di bawah Erasmus Taalcentrum) dengan tokoh-tokoh penting dari dunia budaya Belanda dan Indonesia. Segera tampak dengan jelas bahwa dibutuhkan sebuah gedung yang lebih besar lagi untuk dapat menampung segala kegiatan.

Pada 1981 Erasmus Huis menempati gedung di sebelah bangunan baru Kedutaan Besar Belanda di daerah perkantoran dan perbankan di Jakarta, Kuningan di Jalan Rasuna Said. Di gedung baru ini, program Erasmus Huis mulai mendapatkan bentuk. Erasmus bekerja sama erat dengan sekolah musik, sekolah seni, museum, galeri serta lembaga budaya lainnya

Page 2: Erasmus Huis

di Indonesia. Dengan berjalannya waktu, Erasmus Huis berkembang menjadi sebuah pusat kebudayan yang penting bagi iklim budaya di Jakarta dan di luarnya.

Advertising

Majalah: Panorama, Cosmopolitan, Cosmo Girl, Femina, Tempo

Koran: Koran-koran internal kampus (Koran Kampus Binus)

Internet: Twitter, Facebook, E-mail, Website

Perpustakaan

Erasmus Huis memiliki perpustakaan umum dengan koleksi yang terdiri dari 20.000 judul buku, harian dan majalah Indonesia dan Belanda. Di samping karya kesusastraan Belanda dan karya ringan, perpustakaan Erasmus Huis juga memiliki koleksi buku tentang sejarah Indonesia dan Belanda serta seni dan budaya Indonesia.

Perpustakaan ini juga mempunyai koleksi musik sekitar 950 buah CD, misalnya jazz cukup terwakili di koleksi ini dengan CD ensemble Paul van Kemenade, Piet Noorddijk, Maarten Ornstein dan Maarten van der Grinten. Penyanyi seperti Fay Claassen, Caroline de Rooy, Rita Reys dll. tetapi juga musik paduan suara, musik untuk biola dan piano dan piano-solo cukup banyak. Musik klasik (dari Abad Pertengahan sampai Mozart dan yang sezaman) dapat ditemukan diantara CD Combattimento Consort atau Florilegium Ensemble. Juga bisa dicari diantara nama-nama komponis: Bach, Händel, Vivaldi, De Fesch. Atau juga bisa dicari diantara nama musisi yang membawakannya: Brüggen, Koopman.

Pendek kata: Lihat-lihatlah di katalogus dan temukan dunia musik yang baru! Sebagai anggota perpustakaan, Anda bisa meminjam CD dengan uang jaminan sebesar Rp. 50.000,- per CD atau mendengarkannya di perpustakaan. Mintalah bantuan pengelola perpustakaan jika ada yang tidak dapat ditemukan sendiri.

Perpustakaan Hukum

Pada tahun 1997, koleksi perpustakaan Erasmus Huis diperbanyak dengan dibukanya perpustakaan hukum, yang kini terdiri dari 2500 judul. Sayang sekali, buku tentang hukum dan fiskal tidak dapat dipinjam, tetapi dapat dilihat dan difotokopi di perpustakan. Di samping itu ada terbitan lembaran lepas dan perpustakaan ini juga berlangganan majalah (hukum) dan ada CD-ROM yang dapat memberikan informasi mutakhir tentang perundang-undangan dan yurisprudensi. Juga hadir koleksi pustaka hukum Eropa dan hukum Internasional. Tujuan perpustakaan ini adalah untuk membantu ahli hukum Indonesia dalam menjalankan pekerjaannya. Juga mahasiswa tentu diharapkan memanfaatkan perpustakaan ini. Masuk perpustakaan ini tidak dipungut biaya.

Page 3: Erasmus Huis

Perpustakaan hukum ini merupakan prakarsa bersama Kedutaan Besar Belanda, IKADIN (Ikatan Advokat Indonesia), Ikatan Advokat Belanda, Kementerian Kehakiman dan Kementerian Urusan Luar Negeri Belanda dan penerbit Wolters Kluwer.

- Biaya keanggotaan

1. Warga Indonesia : biaya keanggotaan tahunan Rp. 30.000,-. Setiap anggota diperbolehkan pinjam buku maksimum 3 buah eksemplar dengan waktu peminjaman 3 minggu. Jika ingin meminjam 5 buku sekaligus, maka biaya keanggotaan tahunan berjumlah Rp. 60.000,-.

2. Mahasiswa Indonesia : biaya keanggotaan tahunan Rp. 15.000,-. Setiap anggota diperbolehkan pinjam buku maksimum 3 buah eksemplar dengan waktu peminjaman 3 minggu. Jika ingin meminjam 5 buku sekaligus, maka biaya keanggotaan tahunan berjumlah Rp. 30.000,-.

3. Warga asing : biaya keanggotaan tahunan Rp. 60.000,-. Setiap anggota diperbolehkan pinjam buku maksimum 3 buah eksemplar dengan waktu peminjaman 3 minggu. Jika ingin meminjam 5 buku sekaligus, maka biaya keanggotaan tahunan berjumlah Rp. 120.000,-.

4. Mahasiswa asing : biaya keanggotaan tahunan Rp. 40.000,-. Setiap anggota diperbolehkan pinjam buku maksimum 3 buah eksemplar dengan waktu peminjaman 3 minggu. Jika ingin meminjam 5 buku sekaligus, maka biaya keanggotaan tahunan berjumlah Rp. 80.000,-.

- Waktu buka perpustakaan

Senin-Kamis: pkl. 09.00 - 16.00

Jumat: pkl. 09.00 - 14.00

Sabtu: pkl. 10.00 - 13.00

Tel. perpustakaan Erasmus Huis: +62-21-5248252

Auditorium

Kapasitas penonton: 350 kursi

Ruang ganti: Wanita dan pria

 

Ukuran

Panggung: 6 m x 9 m = 54 m² panggung bisa diperluas lagi hingga 80 m²

Panggung terbuka, auditorium:

40 m², 350 m²

Foyer: 120 m²

 

Page 4: Erasmus Huis

Pencahayaan

Lampu: 23 lampu sorot

Dimmers: Finger light jockey - Martim

 

Suara

Sistem pengeras suara

Turbo Sound THL-2 (x 4)

Monitor: Behringer Ultrawave B300 (x 4)

Meja mixer: Yamaha MX 3000AQ

Mikrofon: - Oktova MK 012 (omni/cardioid/ hyper-cardioid) - Oktava MK 319 (big membrane) - Mirpo Hypercardiod wireless several dynamic - Sennheiser microphones.

DAT-recorder: Fostex D-5

CD-recorder: Yamaha CDR 1000

Cassette-recorder: Yamaha KX-493

Minidisc recorder: Yamaha MDX 596

Professionele single CD-speler:

JBSystems CD 300

Inventaris umum

Beamer: Sony Strength: 5500 Lumer en Sony Sony Matrix Switcher

Videorecorder: Sony VHS, Sony Betacam, Sony Umatic

DVD-speler: Panasonic

Ruang Pameran

Ukuran  

Luas permukaan: 132 m²

Permukaan dinding:

Ketinggian dinding:

147 m²,

3 m pada titik terendah dan 4 m pada titik tertinggi panjang 49 m di seluruh permukaan dinding terdapat penggantung artfix

   

Inventaris umum

Lemari kaca (ukuran):

14 buah lemari kaca, berukuran 98 cm x 48 cm x 26 cm dengan kaki setinggi 70 cm.

10 buah lemari kaca, berukuran 60 cm x 60 cm x 100 cm dengan kaki

Page 5: Erasmus Huis

setinggi 100 cm.

Program yang ditawarkan

1. Ceramah2. Teater3. Film

Erasmus Huis juga memutar berbagai film dan dokumenter Belanda.Contoh film yang diputar:

- April: All StarsSabtu, 23 April 2011, 13,30 dan 16.00 Lokasi: Auditorium Erasmus Huis, GratisTahun: 1997Sutradara: Jean van de Velde Genre: KomediBahasa: BelandaSubtitel: Inggris

“Sebuah film mengenai bermain off-side, mendalami dan kesempatan kesempatan yang terlewatkan”, demikian bunyi slogan yang menyertai film persahabatan karya Jean van de Velde tentang sekelompok kecil teman bermain bola. Dalam sebuah setting yang sangat Belanda, All Stars berceritera dengan cara jenaka tentang tujuh orang pemuda yang sama sekali berbeda satu sama lain, yang sudah sejak remaja setiap hari Minggu membentuk sebuah tim. Sekarang – sementara mereka sudah berusia duapuluh lima tahun – mereka berhadapan dengan masalah masalah seperti pacar yang hamil dan istri yang keras, berselingkuh dan homoseksualitas, rencana karir dan memerdekakan diri dari pengaruh orangtua. Sebagai kelanjutan dari film yang sukses ini, pada tahun 1999 dibuat sebuah serial televisi pada tahun.

- Mei: Crusade in JeansSabtu, 28 Mei 2011, 13,30 dan 16.00 Lokasi: Auditorium Erasmus Huis, GratisJudul asli: Kruistocht in spijkerbroekTahun: 2006Sutradara: Ben SombogaartGenre: Petualangan Bahasa: BelandaSubtitel: Inggriswww.kruistochtinspijkerbroekdefilm.nl

Sebuah film epik berbahasa Inggris, berdasarkan buku remaja Belanda legendaris berjudul sama karya Thea Beckman. Dolf sangat ingin kembali dalam waktu, untuk

Page 6: Erasmus Huis

mengulangi sebuah operan yang menentukan dalam suatu pertandingan sepakbola. Ia masuk ke dalam mesin waktu yang sedang dikerjakan oleh ibunya, namun keliru memasukkan tanggal. Ia masuk ke dalam abad ketigabelas, ditengah sebuah perjalanan perang anak anak untuk membebaskan Jerusalem dari orang Arab. Setelah ia pasrah menerima bahwa ia tidak dapat kembali lagi, ia sepenuhnya menjadikan diri pelindung bagi anak anak tersebut yang selama perjalanan menjadi sasaran berbagai cobaan dan ancaman paling mengerikan. Untuk itu ia memanfaatkan pengetahuan dan peralatannya yang berasal dari abad keduapuluhsatu. Berangsur-angsur ia mulai mendapat tahu bahwa pemimpin perang salib, yaitu pendeta Anselmus, memiliki agenda ganda. Sementara itu sang ibu, yakni ilmuwan yang membuat mesin waktu itu, berusaha mati-matian untuk membawanya kembali. Film ini memperoleh penghargaan Platina Film pada tahun 2007.

4. Musik Paduan Suara Universitas Padjadjaran

1 June 2011 Paduan Suara UNIKA Atmajaya

4 June 2011 JCoM Competition 2011

14 June 2011 JCoM Competition 2011

18 June 2011 Konser Piano Wibi Soerjadi

20 June 2011 JCoM Piano Camp

22 June 2011 JCoM Piano Camp

27 June 2011 The Archipelago Singers

28 June 20115. Pameran

Pameran digelar di ruang utama Erasmus Huis. Di lantai satu juga tersedia ruangan (foyer) ekstra untuk pameran.

Setiap tahun Erasmus Huis - bekerja sama dengan museum dan galeri di Indonesia dan Belanda - menggelar sekitar 8 pameran dengan berbagai macam tema seperti seni kontemporer, desain dan arsitektur serta tema sejarah.

Pameran Enamel: "Lapisan Sejarah Periklanan Modern di Indonesia"14 April - 17 June 2011, Gratis

Enamel, atau juga kadang disebut vitreous enamel advertising, atau porcelain enamel advertising, adalah jenis

Page 7: Erasmus Huis

medium periklanan yang dikenal luas di Eropa sudah sejak akhir abad ke-19. Pameran ini menghadirkan sejumlah enamel, dengan keunikannya masing-masing, yang menunjukkan upaya para produsen dan perancangnya untuk berkomunikasi dengan masyarakat Indonesia secara khas, dengan mencoba memahami berbagai aspek sosio-kulturalnya. Beragam jenis enamel yang menampilkan iklan berbagai produk dan jasa ini adalah sebagian saja dari ratusan enamel yang ada dalam koleksi Kartini Collection (Jakarta).

Pameran Arsitektur: Kehidupan dan Karya-Karya Wolff Schoemaker 5 Juli - 9 September 2011

Charles Prosper Wolff Schoemaker (1882-1949) adalah Frank Lloyd Wright untuk Indonesia. Antara 1910 dan 1940 ia merancang gedung- gedung di Jawa yang tak terhitung jumlahnya, antara lain Villa Isola dan Hotel Preanger di Bandung yang adalah puncak absolut (mutlak) arsitektur kolonial . Di dalam penulisan sejarah arsitektur Belanda sering tidak ditemukan informasi tentang arsitektur para arsitek Belanda pada zaman Hindia Belanda. Wolff Schoemaker adalah salah satu arsitek paling penting di Indonesia antara 1920-1930.

6. TariSetiap tahun sebuah kelompok tari dari Belanda tampil di Erasmus Huis yang biasanya dikombinasikan dengan loka karya dan pelatihan bagi mahasiswa jurusan tari di Indonesia. Pertunjukan dan loka karya juga dilakukan di kota-kota seperti Yogyakarta, Solo, Bandung, Semarang dan Surabaya. Di samping itu, Erasmus Huis tampil sebagai pemberi sponsor untuk pertunjukan kelompok tari Belanda.

Noord Nederlandse Dans9 & 11 Juni 2011, 19.30 Tempat:: Auditorium Erasmus

Huis 

Sejak 2009 Noord Nederlandse Dans dikelola dibawah pimpinan artistik Stephen Shropshire. Karya –

Page 8: Erasmus Huis

karya menantang, emosional dan intelektual yang diikuti dengan ketegangan fisik total adalah ciri khas kelompok tari ini. Dikombinasikan dengan gerakan tubuh progresif yang musikal dan teknis membuat Noord Nederlandse Dans sebagai salah satu kelompok tari moderen yang original di dunia tari Belanda.

 

Pusat Budaya di Jawa

Erasmus Huis bekerja sama dengan tiga pusat kebudayaan di pulau Jawa, yaitu Yayasan Karta Pustaka di Yogyakarta; Yayasan Widya Mitra di Semarang dan Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia-Belanda di Surabaya. Ketiga lembaga tersebut merupakan pusat kebudayaan yang independen yang menerima bantuan dari Kedutaan Besar Belanda untuk mempromosikan pertukaran budaya antara Indonesia dan Belanda dan untuk memperkenalkan budaya Belanda bekerja sama dengan Erasmus Huis.

Selain itu, Erasmus Huis juga menggelar konser dan pameran di Bandung antara lain bersama Institut Teknologi Bandung dan pusat kebudayaan Perancis Centre Culturel Francais. Juga di Solo Erasmus Huis sering kali mengadakan kegiatan budaya.

Yayasan Karta Pustaka

Pusat kebudayaan Yayasan Karta Pustaka didirikan pada tahun 1967 oleh nyonya E. Th. Simadibrata-Piontek, Pater Theodore Geldorp (Dick Hartoko, SJ.), Drs. Soepojo Padmodiputro, MA., dan Pater H. M. L. Loeff, SJ. Walaupun para pendirinya telah wafat, namun yayasan ini masih tetap berdiri. Para anggota pengurusnya masih tetap terdiri dari tokoh-tokoh penting dalam bidang kebudayaan, kesenian dan pendidikan dari berbagai universitas dan organisasi budaya di Yogyakarta. Kepemimpinan harian kantor berada dalam tangan ibu Anggi Minarni di dukung oleh 10 orang pegawai yang sebagian besar sudah bekerja lebih dari 10 tahun untuk Karta Pustaka.

Dalam tahun 2003 Yayasan Karta Pustaka telah merumuskan ulang tujuannya yaitu:

1. penguatan persahabatan antara Indonesia dengan negeri Belanda melalui kebudayaan2. memfasilitasi kegiatan pendidikan masyarakat melalui kebudayaan dan kesenian, dan

3. mendorong upaya upaya pelestarian warisan budaya.

Karta Pustaka bekerja sama dengan Erasmus Huis, Pusat Bahasa Erasmus, dan banyak pusat kebudayaan serta lembaga pendidikan lain di Yogyakarta dan sekitarnya, antara lain dengan Bentara Budaya Yogyakarta, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Jogja Heritage Society, Jogja TV, ELTI Radio, Teater Garasi, Jaringan Perempuan Yogyakarta dan Yayasan Umar Kayam.

Karta Pustaka juga turut memberi sumbangan dalam pengenalan akan kebudayaan Belanda dan Indonesia dalam arti yang luas. Karena itu yayasan ini sering diundang oleh pihak

Page 9: Erasmus Huis

pemerintah maupun swasta untuk bekerjasama dalam bidang kebudayaan di Yogyakarta. Karta Pustaka berpendapat bahwa kebudayaan bisa membentuk sebuah jembatan yang mantap antara manusia dari berbagai budaya, dan merupakan sebuah alat bantu yang sangat baik untuk menghargai insan manusia.

Yayasan Karta Pustaka sungguh sesuai dengan makna namanya, karena Karta Pustaka berarti: perpustakaan yang berkembang; perpustakaannya benar benar bertumbuh dan saat ini berjumlah 9.000 judul, terutama terdiri dari buku buku mengenai kebudayaan. Dalam tahun 2009 sebanyak 4873 orang telah memanfaatkan perpustakaan ini, kebanyakan para mahasiswa berusia antara 19 – 35 tahun, dan para peneliti. Di samping itu para anggota yang berusia lebih tua tetap memanfaatkan perpustakaan ini dengan setia. Beberapa acara diselenggarakan di pendopo (ruang tamu dari bangunan Jawa) Karta Pustaka, dan hal ini kembali meningkatkan jumlah pengunjung perpustakaan.

Dalam tahun 2009 juga kembali diadakan berbagai kursus bahasa Belanda untuk komunikasi aktif, adapun kelas reguler dan les privat. Terdapat 198 peserta kursus yang terdiri dari para mahasiswa, pegawai biro perjalanan, atau orang orang yang telah menikah dengan orang Belanda. Secara total ada 16 orang yang telah mengikuti ujian dari CnaVT dari Nederlandse Taalunie (Persatuan Bahasa Belanda). Atas bantuan Erasmus Huis, maka bagi ketiga tenaga pengajar terdapat kemungkinan untuk mengikuti pendidikan lanjutan di Pusat Bahasa Erasmus di Jakarta, di negeri Belanda atau di Belgia.

Bersama dengan Erasmus Huis telah diselenggarakan 8 kegiatan berikut ini dalam tahun 2009:

ceramah oleh Louis Zweer dan pemutaran film dokumenter karya Alfred Hustinx di pendopo Karta Pustaka, yang banyak diminati para fotografer muda, jurnalis foto dan mahasiswa.

konser musik klasik oleh Trio Storioni di ruangan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, yang terutama telah menarik minat publik muda usia (400 pengunjung).

duo akordeon TOEAC beranggotakan Pieternel Berkers dan Rene e Bekkers (350 pengunjung). TOEAC juga telah mengunjungi sebuah sekolah menengah dan memperkenalkan musik akordeon kepada para siswa (100 orang).

konser musik jazz oleh Sensual Band dan Denise Jannah dengan kelompoknya, dengan lebih dari 600 orang pengunjung pada masing masing konser.

trio Mike del Ferro menyajikan sebuah konser musik jazz dalam kerjasama dengan orkes gamelan Azied Dewa Trio dari Yogyakarta. Sebuah perpaduan yang luar biasa dari instrumen musik diatonis Barat dengan gamelan pentatonis dari Yogya (400 pengunjung).

pameran desain grafis oleh Max Kisman membawa banyak inspirasi bagi para dosen dan mahasiswa sekolah desain grafis (300 pengunjung).

Page 10: Erasmus Huis

pameran “Buku dengan Desain Terbaik”, dengan lokakarya (40 mahasiswa) dan ceramah (75 mahasiswa) oleh Joost Grootens (600 pengunjung).

Konser Gypsy Jazz oleh kelompok Pigalle 44 di Fakultas Kedokteran UGM merupakan sebuah sukses besar. Sebanyak 300 penonton menunggu selama hampir 2 jam kedatangan para artis yang terlambat karena jadwal penerbangan.

Baik dalam kerjasama dengan pihak lain ataupun tidak, atas inisiatif sendiri Karta Pustaka antara lain juga telah mengadakan kegiatan berikut :

pameran gambar oleh Clementine Oomes, seorang ilustrator koran NRC Handelsblad dan buku anak anak (total 200 pengunjung).

Europe Days, bekerjasama dengan pusat kebudayaan lainnya, membawa informasi tentang kebudayaan Europa, bahasa dan pendidikan (total 1500 pengunjung).

International Women’s Day, dengan penampilan kaum wanita dari Indonesia, Belanda, Perancis dan Amerika (250 pengunjung).

Opera “Mata Hari” bekerjasama dengan ISI Yogyakarta dan Taman Budaya Yogyakarta, dengan sutradara panggung Joned Suryatmoko, penata musik Edward van Ness dan komposer Vincent MsDermott, desainer kostum Afif Syakur, restoran Gajah Wong, peralatan tata suara dan tata cahaya dari MadFlash (400 pengunjung).

“Anak dan Perangko”, sebuah kerjasama dengan perkumpulan Filateli Indonesia Yogyakarta, dan PT POS. Setiap hari anak anak dari berbagai sekolah dan rumah piatu dari Yogya dan sekitarnya mengunjungi pameran, dan bercakap-cakap dengan anak anak yang memenangkan hadiah karena keindahan koleksi perangko mereka (400 pengunjung).

Pameran pameran foto oleh para mahasiswa dari berbagai universitas atau perkumpulan foto, dilanjutkan oleh diskusi dengan para wartawan foto senior dari media pers nasional seperti a.l. Kompas dan Tempo.

Indonesia Arts and Culture Scholarship, sebuah program yang diikuti oleh 12 siswa dari 12 negara di Asia Pasifik, untuk belajar mengenal kesenian dan kebudayaan Indonesia.

“Seven Needles”, sebuah pameran karya bordir, rajutan dan manik manik, yang dilanjutkan dengan lokakarya (300 pengunjung).

“Seniman Membaca Mangunwijaya”, dalam rangka mengenang Pater YB Mangunwijaya, seorang pendeta Katolik, bapak pelindung wilayah miskin pinggir kali Code, arsitek dan penulis dari karya karya prosa terkenal.

Yayasan Widya Mitra

Yayasan Budaya Indonesia-Belanda/Eropa didirikan pada tanggal 5 Juni 1995, dan sekarang ini lebih terkenal dengan nama pusat kebudayaannya Widya Mitra. Nama ini menunjukan sebuah upaya: dalam kerjasama dengan para ‘rekanan’ (mitra), melalui cara menyebarluaskan ‘pengetahuan’ (widya), memperkenalkan publik Semarang dan Jawa Tengah baik dengan kebudayaan Belanda dan Europah, maupun dengan kebudayaan Indonesia. Pada tataran yang terakhir, yayasan ingin menumbuhkan minat,

Page 11: Erasmus Huis

kebanggaan dan kecintaan kaum muda kepada warisan budayanya sendiri. Dalam banyak hal ini menyangkut warisan bersama.

Upaya tersebut antara lain terwujud dalam angka-angka koleksi buku milik perpustakaan yang terdapat di pusat kebudayaan ini: dari total 1000 judul buku, hampir 300 judul adalah mengenai sejarah dan arsitektur.

Kerjasama dengan lembaga lain memperoleh bentuknya dalam sejumlah besar kegiatan yang diselenggarakan oleh yayasan dalam kerjasama dengan para rekanan, seperti dengan Erasmus Huis, dan terkadang juga atas inisiatif sendiri. Usaha untuk bekerjasama di tampilkan di dalam logo: sebuah huruf W berwarna merah di atas sebuah huruf M berwarna biru yang bersama-sama membentuk dua figur yang saling berpegang tangan dengan diangkat ke atas.

Salah satu rekanan tetap adalah Kronik, yaitu persatuan para sineas muda dan penggemar film di Semarang. Dengan dukungan Widya Mitra dan para rekanannya, beberapa di antara mereka bahkan telah menjejakkan langkah pada panggung internasional.

Di sebuah kota yang terkenal kurang memiliki minat terhadap kebudayaan, tentu pada mulanya tidak begitu saja konser konser yang diselenggarakan bersama Erasmus Huis itu dapat menarik begitu banyak pengunjung, terutama kaum muda dan juga anak anak yang ikut bersama orang tua mereka. Sangat berbeda dengan periode awal, ketika hanya beberapa puluh kaum tua yang berminat saja yang datang ke auditorioum Radio Republik Indonesia. Widya Mitra menyelenggarakan kursus kursus bahasa Belanda dan Indonesia, dan telah membuka cabang di Jepara. Dalam tahun 2009 sebanyak 57 peserta kursus mengikuti kursus bahasa Belanda.

Bersama Erasmus Huis telah diselenggarakan kegiatan kegiatan berikut di tahun 2009:

konser oleh Trio Storioni yang terdiri dari Bart van de Boer (piano), Wouter Vossen (biola) dan Marc Vossen (cello) di auditorium Radio Republik Indonesia (500 pengunjung)

konser oleh Duo Akordeon TOEAC yang terdiri dari Rene e Bekkers dan Pieternel Berkers, juga di auditorium RRI (600 pengunjung)

pameran dari pendesain grafis Max Kisman di kampus Universitas Katolik Soegijapranata (200 pengunjung), dilanjutkan dengan loka karya bersama Joost Grootens, seorang pendesain grafis.

pameran Buku Belanda dengan Desain Terbaik, juga di kampus Unika Soegrijapranata (226 pengunjung)

Europe on Screen, pemutaran berseri beberapa film diantaranya How to Survive Myself (produksi Belanda) di kampus Universitas Diponegoro (710 pengunjung).

Atas inisiatif sendiri dalam tahun 2009 telah diadakan antara lain kegiatan kegiatan berikut :

Page 12: Erasmus Huis

Semarang Heritage Walk (SHW) yang ketiga, yang bertujuan membangkitkan minat kaum muda pada warisan budaya. Dalam tahun 2009 fokus di arahkan pada sejarah kota Semarang sebagai kota pelabuhan dan kanal. Jumlah peserta terpaksa dibatasi menjadi 75 orang yang keseluruhannya adalah mahasiswa dari tiga universitas terpenting di Semarang. Setelah selesai berjalan kaki, para mahasiswa mengikuti sebuah diskusi yang dipandu oleh Dr. Krisprantono, dosen Universitas Katolik Soegijapranata dan ahli dalam bidang konservasi bangunan bangunan tua.

SHW dilanjutkan dengan pameran (berbentuk teks teks di atas panel) dengan tema yang sama, bertempat di sebuah taman kecil di sebuah kampung di tepi sungai Semarang (kira kira 300 pengunjung)

sebuah pameran foto foto untuk kartupos, dengan obyek: Kota Tua Semarang, dilaksanakan di pust kebudayaan Widya Mitra. Fotografer: Irfan Fachturahman (160 pengunjung)

Pengurus Widya Mitra telah dibubarkan dalam tahun 2009, karena yayasan akan diberi bentuk yang baru. Pengurus baru akan diumumkan dalam tahun 2010.

Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia-Belanda

Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Belanda (YPKIB) didirikan pada tahun 1955 atas inisiatip Prof. Soeatmadji. Tujuan dari yayasan untuk pendidikan dan kebudayaan Indonesia-Belanda ini adalah untuk menyediakan kursus bahasa yang bermutu baik, dan untuk mengadakan ikatan kerjasama dengan organisasi organisasi Belanda seperti Erasmus Huis.

Yayasan ini adalah penyelenggara kursus bahasa Belanda satu-satunya di Surabaya. Dalam tahun 2009 sebanyak 534 murid mengikuti kursus bahasa Belanda. Dalam tahun 2009 tidak diadakan ujian dari Nederlandse Taalunie. Yayasan memiliki perpustakaan sendiri yang mempunyai hampir 2900 judul buku. Penambahan terakhir dalam tahun 2009 terdiri dari hibah sebanyak 90 buah buku. Majalah dan Koran baru dari negeri Belanda tersedia setiap minggu.Dalam kerjasama dengan Erasmus Huis di tahun 2009 telah diselenggarakan kegiatan kegiatan sebagai berikut : sebuah konser klasik oleh Trio Storioni di Gedung Kesenian Cak Durasim (350

tamu). Sebelum konser diadakan kelas master di sebuah sekolah music. konser akordeon TOEAC bekerjasama dengan Pusat Kebudayaan Perancis CCCL

dan sebanyak 350 orang tamu datang. Pameran foto Alphons Hustinx di galeri seni Pusat Kebudayaan Perancis. pemutaran film film: ‘Ver van familie’ (‘Jauh dari keluarga’) disertai diskusi dengan

Marion Bloem sang pembuat film dan penulis bukunya yang berjudul sama, ‘Hannahannah’, ‘Stormbound’, ‘Alles is liefde’ dan ‘De scheepsjongens van Bontekoe’.

Direktur : Bpk. Paul Peters

Page 13: Erasmus Huis

Wakil Direktur:Bpk. Jeroen Gankema Asisten Manager: Bpk. Bob Wardhana Asisten Manager: Ibu Suni Wijogawati Sudradjat Sekretariat: Ibu Lulus Yunindiah Alamat:Jalan HR Rasuna Said Kav. S-3 Jakarta 12950 Tel.: +62-21-524 1069 Fax : +62-21-527 5978 E-mail: [email protected] Website: www.mfa.nl/erasmushuis Waktu Buka Erasmus Huis dan perpustakaanSenin s/d Kamis: pkl. 08.00-16.00 Jumat: pkl. 08.00-14.00Sabtu: pkl.10.00-13.00(Tutup pada hari libur resmi Belanda dan Indonesia)