er it ro poiesis
DESCRIPTION
hrfjkTRANSCRIPT
Eritropoiesis
Merupakan proses pembentukkan eritrosit muda yang terjadi di sumsum tulang
sampai terbentuknya eritrosit matang didalam darah tepi yang dipengaruhi dan
dirangsang oleh hormone eritropoietin
Pada eritropoiesis berjalan dari sel induk melalui :
a. sel progenitor CFU GEMM(COLONY Forming Unit Granulocyte
erythoid,monocyte and megakaryocyte/unit pembentukkan koloni
granulosit,eritroid,monosit,megakariosit
b. BFUE (Burst-forming unit erythroid/unit pembentuk letusan eritroid)
c. CFU eritroid(CFUE)
Prekursor eritrosit yang dapat dikenali pertama kali di sumsum tulang
yaitu pronormoblas Normoblas basophil normoblas polikromatofil
normoblast ortokromatik retikulosit,beredar didarah tepi 1-2 hari
sebelum menjadi matur eritrosit cakram bikonkaf tak berinti.
1 Pronormoblast (Rubriblast)
2 Basophilic Normoblast (Prorubricyte)
3 Polychromatophilic Normoblast (Rubricyte)
4 Orthochromic Normoblast (Metarubricyte)
5 Polychromatophilic Erythrocyte (Reticulocyte)
6 Mature Red Blood Cell (Mature Erythrocyte)
1. Pronormoblast
Memiliki ukuran diameter sekitar 12-19 m, ratio N:C 4:1
bentuknya besar, inti bulat atau sedikit oval, kromatin halus , Nukleoli
(anak inti )0-2. Sitoplasma sedikit sangat basofilik (biru).
2. Basophilic Normoblast (Prorubricyte)
Memiliki ukuran diameter 12- 17 m sedikit lebih kecil dari
pronormoblast, ratio N:C 4:1, inti bentuknya bulat agak eksentrik,
kromatin kasar dan gelap, nucleolus biasanya tidak lagi jelas dan hanya
berkisar 0-1, sitoplasma lebih banyak biru tua sampai sedang, sel ini
tidak mengandung warna pink/merah yang menunjukan perkembangan
hemoglobin.
3. Polychromatophilic Normoblast (Rubricyte)
Hemoglobin mulai muncul dalam tahap pematangan ketiga ini,
memiliki ukuran diameter 11-15 m sedikit lebih kecil dari basophilic
normoblast, ratio N:C 1:1, kromatin kasar dan gelap, sitoplasma lebih
banyak warna pink karena ada hemoglobin tetapi masih mengandung
warna biru.
4. Orthochromic Normoblast (Metarubricyte)
Memiliki ukuran diameter 8-12 m,kromatin kental, inti kecil dan
padat,sitoplasma orange kemerahan.
5. Polychromatophilic Erythrocyte (Reticulocyte)
Memiliki ukuran diameter 7-10 m,keseluruhan sitoplasma
berwarna biru. Tahap retikulosit adalah tahap pematangan berikutnya,
sebagian proses ini berlangsung terjadi di dalam sumsum tulang dan
sebagian lagi berada didalam darah tepi. Pada stadium ini eritrosit disebut
retikulosit atau eritrosit polikrom.Retikulum yang terdapat di dalam sel ini
hanya dapat dilihat dengan pewarnaan supravital. Tetapi sebenarnya
retikulum ini juga dapat terlihat segai bintik-bintik abnormal dalam
eritrosit pada sediaan apus biasa. Polikromatofilia yang merupakan
kelainan warna eritrosit yang kebiru-biruan dan bintik-bintik basofil pada
eritrosit sebenarnya disebabkan oleh bahan ribosom ini. Setelah
dilepaskan dari sumsum tulang sel normal akan beredar sebagai
retikulosit selama 2-3 hari sebelum memasuki sirkulasi darah.
6. Mature Red Blood Cell (Mature Erythrocyte)
Eritrosit normal merupakan sel berbentuk cakram bikonkav dengan
diameter rata-rata 6-8 m. Eritrosit sangat lentur dan sangat berubah
bentuk selama beredar dalam sirkulasi. Umur eritrosit adalah sekitar 120
hari. Eritrosit dapat bertahan hidup dengan menggunakan kromium
radioaktif (51Cr).
Eritropoietin
Eritropoiesis diatur oleh hormone eritropoetin. Hormone glikoprotein ini dengan
berat molekul 46.000.Eritropoietin 90% dihasilkan sel-sel interstisium peritubulus
ginjal, dan 10-15% berasal dari hati. Rentang eritropoietin normal hingga 20 u/ml.
Fungsi ginjal dan kadar oksigen mengontrol pengeluaran eritropoietin. Hipoksia
jaringan : penurunan penyaluran oksigen ke jaringan akan meningkatkan kadar
eritropoietin(ginjal berfungsi normal).
Proses pembentukkan eritrosit memerlukan :
1. sel induk : CFU-E,BFU-E, normoblast(eritroblast)
2. bahan pembentuk eritrosit : Fe,Vitamin B12, asam folat dan protein
3. Mekanisme regulasi: factor pertumbuhan hemopoetik dan hormone
eritropoiten.