epos gilgamesh

32
Epos Gilgamesh 1 EPOS GILGAMESH Diterjemahkan dari buku The Epic of Gilgamesh, terbitan Penguin Classics I DATANGNYA ENKIDU Gilgamesh pergi ke dari luar negerinya di dunia, tetapi dia tidak berjumpa dengan orang yang dapat bertarung dengannya hingga dia pulang kembali ke Uruk. Tetapi para lelaki di Uruk merengut di rumah masing - masing " Gilgamesh tedengar seperti racun untuk kesenangannya, sikap arogannya tidak peduli siang atau malam. Tidak ada anak laki - laki yang tinggal dengan ayahnya, karena Gilgamesh membunuh semuanya ; seorang raja seharusnya menjadi pelindung bagi rakyatnya. Birahinya menyebabkan hilangnya kesucian semua kekasihnya, tidak perduli anak perempuan dari para pendekar atau istri - istri para bangsawan; sebelum ini, pelindung dari kota bersikap bijak, ramah, dan tegas. Dewa - Dewa mendengar keluh kesah mereka, Dewa - Dewa di kahyangan menangis kepada penguasa Uruk, kepada Anu, Dewa pelindung Uruk : Dewa - Dewa membuat dia, kuat bagaikan sapi jantan liar, tidak ada seorangpun yang mampu bertarung dengannya. Tiada anak - anak yang tinggal dengan ayah mereka lagi, karena Gilgamesh membunuh mereka semua; dan apakah ini raja, pelindung rakyatnya ? Birahinya menyebabkan semua kekasihnya kehilangan kesuciannya, tidak peduli anak - anak para ksatria ataupun istri - istri para bangsawan. Ketika Anu telah mendengarkan keluh kesah mereka, Dewa - Dewa menangis pada Aruru, Dewi pencipta, " Kamu yang membuatnya, O Aruru, sekarang ciptakanlah seseorang yang mampu menyamainya; biarkan ciptaanmu ini seperti cerminan bagi dia, kembarannya, hati yang kacau unuk hati yang kacau pula. Biarkan mereka bersenang -senang sepuasnya bersama dan meninggalkan Uruk dengan tenang." Lalu Dewi - Dewi meyusun gambaran yang pasti dalam pikrannya, dan dengan kemampuan Anu penguasa langit. Dia memasukkan tangannya kedalam air dan mengambil sejumput tanah liat, kemudian dia membiarkannya jatuh kedalam hutan belantara dan bangsawan Enkidu tercipta. Ada penampakan dirinya dalam dewa perang, Ninurta sendiri. Tubuhnya sangat kokoh, dia mempunyai rambut panjang bagaikan wanita; bergelombang seperti rambut Nisaba, Dewi Jagung. Tubuhnya tertutup dengan bulu seperti Samuqan, dewa ternak. Dia adalah manusia yang tidak berdosa, dia tidak tahu apa - apa tentang cara mengolah lahan. Enkidu makan rumput di bukit dengan rusa dan berdesak - desakan dengan hewan liar pada sumber - sumber air; dia menikmati kesenangan bermain air dengan kawanan hewan liar dialam. Tetapi ada pemburu ( Dalam cerita ini pemburu tersebut berburu dengan jalan menjebak buruannya karena itu disebut Trapper ) yang menjumpai dia suatu hari dimata air secara langsung, karena hewan liar telah memasuki daerah kekuasaannya.

Upload: nur-agustinus

Post on 11-Apr-2017

517 views

Category:

Education


97 download

TRANSCRIPT

Page 1: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

1

EPOS GILGAMESH

Diterjemahkan dari buku The Epic of Gilgamesh, terbitan Penguin Classics

I

DATANGNYA ENKIDU

Gilgamesh pergi ke dari luar negerinya di dunia, tetapi dia tidak berjumpa dengan orang

yang dapat bertarung dengannya hingga dia pulang kembali ke Uruk. Tetapi para lelaki di

Uruk merengut di rumah masing - masing " Gilgamesh tedengar seperti racun untuk

kesenangannya, sikap arogannya tidak peduli siang atau malam. Tidak ada anak laki -

laki yang tinggal dengan ayahnya, karena Gilgamesh membunuh semuanya ; seorang raja

seharusnya menjadi pelindung bagi rakyatnya. Birahinya menyebabkan hilangnya

kesucian semua kekasihnya, tidak perduli anak perempuan dari para pendekar atau istri -

istri para bangsawan; sebelum ini, pelindung dari kota bersikap bijak, ramah, dan tegas.

Dewa - Dewa mendengar keluh kesah mereka, Dewa - Dewa di kahyangan menangis

kepada penguasa Uruk, kepada Anu, Dewa pelindung Uruk : Dewa - Dewa membuat dia,

kuat bagaikan sapi jantan liar, tidak ada seorangpun yang mampu bertarung dengannya.

Tiada anak - anak yang tinggal dengan ayah mereka lagi, karena Gilgamesh membunuh

mereka semua; dan apakah ini raja, pelindung rakyatnya ? Birahinya menyebabkan

semua kekasihnya kehilangan kesuciannya, tidak peduli anak - anak para ksatria ataupun

istri - istri para bangsawan. Ketika Anu telah mendengarkan keluh kesah mereka, Dewa -

Dewa menangis pada Aruru, Dewi pencipta, " Kamu yang membuatnya, O Aruru,

sekarang ciptakanlah seseorang yang mampu menyamainya; biarkan ciptaanmu ini

seperti cerminan bagi dia, kembarannya, hati yang kacau unuk hati yang kacau pula.

Biarkan mereka bersenang -senang sepuasnya bersama dan meninggalkan Uruk dengan

tenang."

Lalu Dewi - Dewi meyusun gambaran yang pasti dalam pikrannya, dan dengan

kemampuan Anu penguasa langit. Dia memasukkan tangannya kedalam air dan

mengambil sejumput tanah liat, kemudian dia membiarkannya jatuh kedalam hutan

belantara dan bangsawan Enkidu tercipta. Ada penampakan dirinya dalam dewa perang,

Ninurta sendiri. Tubuhnya sangat kokoh, dia mempunyai rambut panjang bagaikan

wanita; bergelombang seperti rambut Nisaba, Dewi Jagung. Tubuhnya tertutup dengan

bulu seperti Samuqan, dewa ternak. Dia adalah manusia yang tidak berdosa, dia tidak

tahu apa - apa tentang cara mengolah lahan.

Enkidu makan rumput di bukit dengan rusa dan berdesak - desakan dengan hewan liar

pada sumber - sumber air; dia menikmati kesenangan bermain air dengan kawanan hewan

liar dialam. Tetapi ada pemburu ( Dalam cerita ini pemburu tersebut berburu dengan

jalan menjebak buruannya karena itu disebut Trapper ) yang menjumpai dia suatu hari

dimata air secara langsung, karena hewan liar telah memasuki daerah kekuasaannya.

Page 2: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

2

Selama 3 hari pemburu tersebut berjumpa dengan Enkidu secara langsung , dan sang

pemburu membeku ketakutan. Pemburu tersebut kembali kerumahnya dengan hasil

buruan yang telah ditangkap, dia merasa amat terkejut, badannya serasa lumpuh.

Wajahnya berubah seolah - olah seseorang yang baru saja mengadakan perjalanan jauh.

Dengan rasa hormat di hatinya dia berbicara pada ayahnya : " Ayah, disana ada laki -

laki, tidak seperti yang lain, yang datang dari puncak bukit. Dia yang terkuat di dunia, dia

seperti manusia abadi dari kahyangan. Dia menjelajahi seluruh bukit dengan hewan -

hewan liar dan makan rumput; dia menjelajahi tanahmu dan turun menuju mata air. Saya

takut dan tidak berani mendekati dia. Dia menutup lubang ( perangkap ) yang saya gali

dan membongkar perangkap yang telah saya pasang; dia menolong hewan - hewan liar

untuk kabur dan mereka sekarang lolos dari tangan saya."

Ayahnya membuka mulut dan berbicara pada sang pemburu, " Anakku, di Uruk hidup

Gilgamesh; tidak ada seorangpun yang menang menghadapi dia sebelumnya, dia kuat

bagaikan sebuah bintang dari kahyangan. Pergilah ke Uruk, temukan Gilgamesh, puji-

pujilah kekuatan dari manusia liar ini. Minta dia untuk memberimu seorang pelacur dari

kuil cinta, ; wanita pemberi kepuasan; kembalilah bersama pelacur tersebut, dan biarkan

kekuatan wanita itu mengalahkan kekuatan manusia liar tersebut. Sewaktu dai datang

kembali ke mata air unutk minum, dia akan memeluk wanita tersebut, dan hewan - hewan

liar akan menolak dia."

Kemudian sang pemburu melakukan perjalanan ke Uruk dan menemui Gilgamesh, "

Seorang lelaki yang tidak seperti kita semua sedang berkeliaran di padang rumput ; dia

kuat bagaikan bintang dari kahyangan dan saya takut mendekatinya. Dia menolong

hewan - hewan liar untuk lepas dari perangkap saya ; dia mengisi lubang perangkap yang

saya buat dan merusak perangkap saya." Gilgamesh berkata, " Pemburu, kembalilah,

bawalah seorang pelacur, wanita pemberi kesenangan. Di mata air, dia akan memeluk

wanita itu dan hewan - hewan liar pasti akan menolaknya. "

Sekarang sang pemburu telah kembali, dengan membawa seorang pelacur. Setelah tiga

hari mengadakan perjalanan, mereka sampai pada mata air dan mereka duduk ; sipelacur

dan pemburu berhadap - hadapan dan menunggu hingga saatnya tiba. Pada hari pertama

dan kedua mereka duduk menunggu, tetapi pada hari ketiga rusa - rusa datang ; Hewan -

hewan kecil liar dari tanah lapang merasa gembira karena menjumpai air dan Enkidu

bersama mereka, Enkidu yang makan rumput dengan kerumunan tersebut dan lahir bukit

; dan sipelacur melihatnya, si orang liar, datang dari bukit yang jauh. Si pemburu berkata

kepada si pelacur : " Itulah dia. Sekarang buatlah dadamu nampak menantang, jangan mal

- malu, jangan menunda - nunda dan terimalah cintanya. Biarkan dia melihatmu

telanjang, biarkan dia memiliki tubuhmu. Sewaktu dia datang mendekat bukalah

pakaianmu dan berbaringlah bersama dia ; ajarilah dia, si manusia liar, seni

kewanitaanmu, dan sewaktu cintanya menetes padamu, hewan - hewan liar yang berbagi

hidup dengannya selama ini dibukit akan menolak dia."

Wanita tersebut tidak merasa malu membimbingnya, menelanjangi dirinya dan menerima

hasratnya, dia bermaksud agar si liar bercinta dan menagajarinya tentang seni

kewanitaan. Selama enam hari dan tujuh malam mereka berbaring bersama, Karena

Page 3: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

3

Enkidu telah melupakan rumahnya dibukit ; tetapi sewaktu dia telah puas dia kembali

kekehidupan liar. Ketika kerumunan hewan liar melihatnya , mereka meloncat pergi.

Enkidu seharusnya diikuti, tapi tubuhnya seolah - olah terikat oleh kawat, lututnya yang

membantunya berlari, kecepatannya hilang. Dan sekarang semua hewan liar telah pergi

semua ; Enkidu telah menjadi lemah, kebijakan ada padanya, dan kearifan dari seorang

laki - laki ada dalam hatinya. Lalu dia kembali dan duduk di kaki si wanita, dan

mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap apa yang dikatakan olehnya. " Kamu

bijaksana, Enkidu, dan sekarang kamu telah menjadi seperti dewa. Kenapa kamu ingin

menjadi liar dengan hewan - hewan di hutan ? Pergilah denganku. Akan kubawa kamu

kepada tembok besar Uruk, ke kuil yang diberkati Ishtar, dan Anu, cinta dan kesenangan

: Disana hidup Gilgamesh, yang sangat kuat, dan bagaikan sapi jantan liar dia

memerintah rakyatnya.

Sewaktu dia berbicara, Enkidu sangatlah senang ; dia menanti seoarng pendamping,

seseorang yang mengerti hatinya. " Ayolah, bawalah aku ke kuil suci, kerumah Anu dan

Ishtar, dan ketempat diaman Gilgamesh menguasai manusia. Aku akan menantangnya,

aku akan berteriak sekeras mungkin di Uruk, " Aku adalah yang terkuat disini, aku

datang unutk merubah aturan - aturan lama, aku adalah orang yang lahir di bukit, aku

adalah yang terkuat diantara semuanya."

Siwanita berkata, " Ayo pergi, dan biarkan dia tahu wajahmu. Aku tahu dengan pasti

bahwa Gilgamesh adalah penguasa Uruk. O Enkidu, disana semua orang berpakaian

dalam jubah - jubah yang indah, setiap hari adalah hari libur, muda mudi nya amat bagus

parasnya untuk dilihat. Betapa menyenangkan bau mereka ! Yang paling membangkitkan

adalah yang datang dari tempat tidur mereka. O Enkidu , kamu yang mencintai

kehidupan, aku akan menunjukkanmu Gilgamesh. Dia adalah orang yang gembira ; kamu

akan melihatnya dalam pancaran kejantanan. Tubuhnya begitu sempurna dan dewasa ;

dia tidak pernah beristirahat siang ataupun malam. Dia lebih kuat daripada kamu, jadi

tinggalkanlah bualanmu. Shamash pembesar dari matahari telah memberikan kepada

Gilgamesh kemurahan hati, dan Anu di Kahyangan, dan Enlil, dan Ea si bijak telah

memberinya pengertian yang mendalam. Aku beritahu engkau, bahkan sebelum

meninggalkan hutan belantara, Gilgamesh akan mengetahui dalam mimpinya bahwa

kamu akan datang."

Sekarang Gilgamesh berdiri unutk memberitahu mimpinya pada ibunya, Ninsun, salah

satu dari dewi yang bijaksana, " Ibu, tadi malam aku bermimpi. Aku berada dalam

keadaan penuh kesenangan, ksatria - ksatria muda berkumpul semua disekitarku dan aku

berjalan melalui malam dibawah bintang - bintang dicakrawala, dan ada satu meteor

milik Anu, jatuh dari kahyangan. Aku mencoba untuk mengangkatnya tapi terlalu berat.

Semua orang di Uruk datang berkumpul melihat hal tersebut, orang - orang biasa

bersenang - senang sepuas hati dan para bangsawan beramai - ramai mencium kaki

mereka ; dan bagiku hal itu adalah pertunjukan seperti cinta seorang wanita . Mereka

menolongku, aku mengusap dahiku dan aku mengangkatnya denga tali kulit dan

membawanya padamu, dan kamu sendiri menyatakannya sebagai saudaraku."

Page 4: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

4

Kemudian Ninsun, yang dikaruniai dengan kebijakan yang besar, berkata pada

Gilgamesh, " Apa yang telah kamu lihat , bintang kahyangan yang melintas dan kamu

ikat adalah seorang wanita, dia adalah pendamping yang kuat, seorang yang memberi

bantuan kepada temannya dikala membutuhkan. Dia adalah yang terkuat diantara semua

makhluk liar, dia dilahirkan di tanah lapang dan hutan bukit yang buas membesarkannya ;

sewaktu kamu melihatnya kamu akan merasa gembira, kekuatannya seperti kekuatan

salah satu dari penjaga kahyangan. Inilah arti dari mimpimu."

Gilgamesh berkata, " Ibu, aku bermimpi dalam mimpi kedua. Di jalan tembok besar Uruk

tergeletak sebuah kapak ; bentuknya sangat aneh dan orang - orang bergerombol

melihatnya. Aku melihatnya dan merasa senang. Aku mengikatnya, mencobanya

melemparkannya ; Aku menyukainya seperti wanita dan memakainya di sisiku. Ninsun

menjawab, " Kapak itu, yang kamu lihat, yang kamu lemparkan dengan penuh kekuatan

seperti cinta seorang wanita, adalah pendamping yang kuberikan padamu, dia akan

datang dengan kekuatan seperti penjaga kahyangan. Dia adalah teman yang berani yang

menyelamatkan temannya yang membutuhkannya." Gilgamesh berkata pada ibunya, "

Nasib telah ditetapkan atas aku ; jadi biarkanlah pendamping tersebut menjadi milikku."

Dan sekarang sang pelacur berkata pada Enkidu, " Sewaktu aku melihat padamu kamu

telah menjadi seperti dewa. Kenapa kamu bersikeras untuk menjadi liar kembali bersama

hewan - hewan didalam hutan ? Bangkitlah dari bawah, ranjang yang melindungimu."

Dia mendengarkan kata - kata si wanita dengan hati - hati. Sebuah nasihat bagus yang

diberikan. Siwanita membagi pakaiannya menjadi dua dan dengan setengahnya dia

mendandaninya dan sisanya dia pakai sendiri ; dan memegang tangannya dia

membimbingnya seperti seorang ibu kepada anaknya, dan ketempat makan para

penggembala. Kerumunan penggembala berkeliling untuk melihatnya, mereka

meletakkan roti didepannya, tapi Enkidu hanya dapat mengisap susu dari hewan liar. Dia

meraba - raba dan menganga , tidak tahu apa yang harus dilakukan atau bagaimana dia

harus memakan roti dan minum anggur keras. Kemudian si wanita berkata , " Enkidu,

makanlah roti, ini adalah bahan untuk hidup; minumlah anggur, ini adalah kebiasaan

disini." Lalu dia makan sampai dia merasa kekenyangan dan mabuk karena anggur keras,

tujuh gelas minum. Dia menjadi gembira , hatinya bersukaria dan wajahnya merona. Dia

mencukur bulu - bulu ditubuhnya dan meminyaki dirinya denga oli. Enkidu menjadi

seorang laki - laki; tetapi sewaktu dia mengenakan baju pria dia kelihatan seperti

pengantin. Dia mengambil senjata untuk berburu singa sehingga para penggembala dapat

beristirahat dimalam hari. Dia menangkap serigala dan singa dan orang - orang ( para

penggembala ) bergantung padanya untuk menjaga keamanan ; bagi mereka Enkidu

adalah penjaga mereka, seorang yang kuat yang tidak mempunyai saingan.

Dia bahagia hidup dengan para penggembala, sampai pada suatu hari memicingkan

matanya dia melihat seseorang mendekat. Dia berkata pada si wanita (pelacur yang

membawanya) , " Jemputlah lelaki itu kemari. Kenapa dia datang kemari ? Saya ingin

sekali tahu namanya." Wanita itu pergi dan dan menyapa si pendatang, " Tuan,

kemanakah anda pergi dalam perjalanan yang melelahkan ini ?". Si orang asing

menjawab, berkata pada Enkidu, " Gilgamesh telah memasuki rumah dewan yang

menjadi hak dari rakyat ; mereka berkumpul bersama untuk memilih pengantin, tetapi

Page 5: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

5

Gilgamesh memaki - maki mereka. Dia melakukan hal - hal aneh di Uruk ; dia menuntut

menjadi yang pertama dengan pengantin, raja yang pertama dan suami menyusul, karena

ini ditetapkan oleh para dewa sejak kelahirannya, dari masa tali pusarnya diputus. Tapi

sekarang pendapat tergantung dari pilihan pengantin dan penghuni kota." Pada saat lelaki

tersebut mangatakan hal tersebut wajah Enkidu berubah menjadi pucat. " Aku akan pergi

ketempat dimana Gilgamesh menguasai orang - orang, aku akan menantangnya terang -

terangan , dan aku akan berteriak sekeras mungkin di Uruk, " Aku telah datang unutk

menantang aturan - aturan lama, karena akulah yang terkuat disini."

Sekarang Enkidu melangkah didepan dan siwanita berjalan mengikutinya dibelakang. Dia

memasuki Uruk, yang merupakan pasar yang besar, dan semua penduduk asli berkumpul

disekeliling dia dimana dia berdiri dijalan tembok besar Uruk. Orang - orang berdesak -

desakan ; berbicara tentang dia, mereka berkata, " Dia merasa iri pada Gilgamesh." " Dia

lebih pendek ." " Tulangnya lebih besar." " Ini dia orang yang mengisap susu dari hewan

liar dihutan, dia punya kekuatan hebat." Orang lain menimpali :" Sekarang Gilgamesh

telah menemui tandingannya. Orang hebat ini, pahlawan yang keelokannya seperti dewa,

dia adalah lawan yang seimbang bagi Gilgamesh."

Di Uruk tempat tidur bagi pengantin telah dibuat, cocok bagi ukuran dewi cinta.

Pengantin menunggu di ruang tunggu yang disediakan bagi pengantin, tetapi pada malam

hari Gilgamesh bangun dan pergi kesana. Kemudian Enkidu melangkah keluar, dia

beridiri dijalan dan memblokirnya. Kemungkinan Gilgamesh datang dan Enkidu akan

menemuinya di gerbang. Mencegah Gilgamesh memasuki rumah dimana ruang pengantin

ada, kemudian mereka bergulat, seperti sapi jantan. Mereka merusakkan gardu jaga dan

tembok berguncang. Gilgamesh menekuk lututnya dengan kakinya tertancap kokoh

ditanah dan dengan satu putaran Enkidu dilemparkan. Kemudian dengan cepat amarah

reda. Sewaktu Enkidu dilemparkan dia berkata pada Gilgamesh, " Tidak ada orang lain

sepertimu didunia. Ninsun, yang lebih kuat dari sapi jantan dialam, dia adalah ibu yang

menjemukan bagimu, dan kamu sekarang telah muncul diatas para laki - laki, dan Enlil

telah memberimu maratabat, karena kekuatanmu melebihi kekuatan semua lelaki. " Lalu

Enkidu dan Gilgamesh saling berpelukan dan persahabatan mereka dikukuhkan.

2

PERJALANAN HUTAN

Enlil dari gunung, ayah dari para dewa, telah mengeluarkan keputusan menyangkut nasib

Gilgamesh. Jadi Gilgamesh bermimpi dan Enkidu berkata, " Arti dari mimpi adalah ini.

Ayah dari dewa - dewa telah memberimu jabatan, seperti nasibmu, hidup tiada akhir

bukanlah nasibmu. Karenanya janganlah bersedih, janganlah serakah atau menindas. Dia

telah memberi kamu kekuatan untuk menguasai dan untuk kalah, untuk mejadi kegalapan

bagi manusia dan cahaya bagi umat manusia. Dia telah memberi kamu suatu supremasi

yang tidak dapat ditiru bagi manusia, kemenangan atas berbagai peperangan yang mana

tiada tawanan kembali, dalam perampasan dan perburuan yang mana tidak ada yang akan

kembali. Tapi jangan menyalahgunakan kekuasaan, buatlah keadilan dengan para

pembantunmu di istana, buatlah keadilan sebelum Shamash. "

Page 6: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

6

Lord Gilgamesh mengubah pikirannya kepada Tanah Kehidupan ; pada Tanah Cedars

Lord Gilgamesh pikirannya terbayang. Dia berkata pada pelayannya Enkidu, " Aku tidak

pernah menempatkan namaku distempel pada lempengan batu sebagai keputusan atas

nasibku ; selain itu aku akan pergi ke suatu daerah dimana pohon cedar ditebang. Aku

akan membuat namaku ditulis pada tempat dimana nama - nama dari orang - orang

terkenal dituliskan, dan sewaktu nama orang lain belum ditulis aku akan meraih

monument ke dewa - dewa."

Mata Enkidu penuh dengan air mata dan hatinya terasa sakit. Dia mendesah dengan pahit

dan Gilgamesh menatapnya dan berkata, " temanku, kenapa kamu mendesah seperti itu ?"

Tetapi Enkidu membuka mulutnya dan berkata, " Saya lemah, tangan saya kehilangan

kekuatan mereka, tangisan penderitaan menyangkut di tenggorokan saya. Kenapa kamu

harus menetapkan hatimu dalam usaha besar ini ?" Gilgamesh menjawab Enkidu, "

Karena kejahatan ada di daerah itu, kita akan pergi kehutan dan menghancurkannya;

karena di hutan hidup Humbaba, seorang raksasa yang ganas." Tapi Enkidu mendesah

kembali dan berkata," Sewaktu aku berkelana dengan hewan - hewan liar menjelajah

hutan belantara aku menemukan hutan ; panjangnya 10.000 leagues disetiap sisi. Enlil

telah menunjuk Humbaba unutk menjaganya dan mempersenjatainya dengan tujuh teror,

yang paling mengerikan dari semua adalah Humbaba. Sewaktu dia mengaum seolah -

olah amukan badai, nafasnya bagaikan api, dan taringnya amat mematikan. Dia menjaga

pohon - pohon Cedars dengan baik sehingga sewaktu makhluk liar mengendalikan hutan,

meski dia ada 60 leagues dikejauhan, dia dapat mendengar mereka. Orang apa yang ingin

berjalan kedalam wilayah tersebut dan mengexplorasi isinya ? Aku beritahu kamu,

kelemahan mengalahkan siapapun mendekatinya : Adalah ketidakseimbangan kekuatan

tarik menarik sewaktu seseorang melawan humbaba ; dia adalah seorang ksatria hebat,

Gilgamesh, penjaga hutan yang tidak pernah tidur."

Gilgamesh mengulang : " Mana orang yang dapat memanjat ke Kahyangan ? Hanya dewa

- dewa hidup selamanya dengan kejayaan Shamash, tapi tidak bagi kita, hari - hari kita

dihitung, pekerjaan kita adalah nafas kehidupan. Bagaimana ini, belum - belum kamu

sudah takut ! Aku akan pergi dahulu meskipun aku ini tuanmu, dan kamu boleh dengan

aman memanggil, " Hai didepan, tidak ada sesuatu untuk ditakutkan ! " Lantas jika aku

jatuh aku akan meninggalkan sebuah nama yang dikenang ; orang - orang akan berkata

tentang aku, " Gilgamesh telah tewas dalam pertempuran dengan Humbaba yang ganas."

Lama setelah anak - anak dilahirkan dirumahku, mereka akan berkata, dan mengingat, "

Enkidu berkata lagi kepada Gilgamesh, " O tuanku, jika kamu memasuki negara itu,

pergilah kepada ksatria Shamash, beritahu Dewa Matahari, karena tanah ini miliknya.

Negara dimana pohon - pohon Cedar ditebangi adalah milik Shamash."

Gilgamesh mengambil anak kambing, putih mulus, dan seeekor lagi berwarna coklat ; dia

mengapitnya dengan dadanya, dan membawa mereka ke hadapan matahari. Dia

mengambil lambang perak tanda kekuasannya dan berkata pada Shamash yang agung, "

Aku akan pergi ketanah itu, O Shamash, Aku pergi ; kedua tanganku memohon , jadi

biarkanlah terjadi demi jiwaku dan bawalah aku kembali ke Uruk. Anugerahi aku, aku

Page 7: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

7

memohon, perlindungannmu, dan biarkan pertanda menjadi baik. " Shamash yang agung

menjawab, " Gilgamesh, kamu kuat, tapi arti Tanah Kehidupan bagimu ?"

" O Shamash, dengarkanlah aku, dengarkanlah aku, Shamash, biarkanlah suaraku

terdengar. Disini di kota ini, orang - orang tewas tertindas hatinya, orang - orang

menderita . Aku telah melihat melampaui tembok dan aku melihat tubuh - tubuh

mengapung di sungai dan itu adalah bagianku juga. Sesungguhnya aku mengetahuinya,

bagi siapapun yang tertinggi diantara manusia tidak dapat mencapai kahyangan , dan

yang terhebat tidak dapat menguasai seluruh dunia. Karena itu, aku akan memasuki tanah

itu : Karena aku belum menempatkan namaku diatas batu sebagai keputusan nasibku, aku

akan pergi ke tanah dimana pohon - pohon cedar ditebangi. Aku akan menempatkan

namaku diantara nama - nama orang terkenal yang ditulis ; dan dimana tidak ada satu

namapun tertulis, aku akan membangun menara menuju dewa - dewa." Air mata mengalir

diwajahnya, dan dia berkata, " ( Merasa kesal ), ini adalah perjalanan yang panjang yang

harus kutempuh menuju tanah kekuasaan Humbaba. Jika usaha besar ini tidak

terselesaikan, kenapa kamu mendorongku, Shamash, dengan semangat yang tak berakhir

unutk melakukannya ? Jika akau mati di tanah tersebut aku akan mati tanpa dendam, tapi

jika aku berhasil kembali aku akan membuat persembahan agung dan doa - doa bagi

kebesaran Shamash."

Lalu Shamash menerima korban air matanya ; seperti orang yang terharu dia

menunjukkan kemurahan hatinya. Dia menunjuk seorang sekutu yang kuat bagi

Gilgamesh, anak dari satu ibu, dan menyuruhnya bersiaga di salah satu gua di gunung.

Angin agung yang dia tunujuk : Angin utara, angin bergulung, angin badai dan es, angin

ribut dan angin yang amat panas. Seperti ular berbisa, seperti naga, seperti api yang

sangat panas, seperti ular naga yang membekukan hati, banjir yang menghancurkan dan

kilat , seperti itulah mereka dan Gilgamesh merasa sangat gembira.

Dia pergi ke pandai besi dan berkata, " Aku akan memberi perintah kepada pembuat baju

besi, mereka akan membalutkan senjata - senjata kita sementara kita mengamati mereka.

" Lalu mereka memberi perintah pada para pembuat senjata dan para perajin duduk dalam

suatu rapat. Mereka pergi ke hutan kecil dan menebang pohon - pohon willow dan

membuat kotak - kotak kayu ; mereka mengasah kapak - kapak mereka sembilan kali,

dan pedang - pedang mereka enam kali, dengan . Mereka melapisi kapak Gilgamesh yang

bernama "Might of Heroes - Kekuatan Pahlawan - Pahlawan" dan busur Anshan ; dan

Gilgamesh dipersenjatai demikian pula dengan Enkidu ; dan berat persenjataan yang

mereka sandang sekitar 30 pounds.

Orang - orang berkumpul dijalan - jalan dan pasar - pasar Uruk ; mereka datang melalui

tujuh gerbang kilat dan Gilgamesh berkata pada mereka di pasar : " Aku Gilgamesh,

pergi menemui mahluk yang dibicarakan oleh orang - orang, yang kabarnya amat

terkenal diseluruh penjuru dunia. Aku akan menaklukkannya di hutan Cedar miliknya

dan menunjukkan kekuatan dari putra Uruk, seluruh dunia akan mengetahuinya. Aku

bersungguh - sunguh dalam usaha besar ini : Untuk mendaki gunung, menebang hutan

Cedar, dan meninggalkan nama yang tak terkalahkan. " Masyarakat menjawabnya, "

Gilgamesh, kamu muda, keberanianmu membawamu jauh sekali, kamu tidak dapat

Page 8: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

8

mengetahui apa arti rencana besar yang kamu rencanakan. Kami telah mendengar bahwa

Humbaba bukanlah orang yang bisa mati, jenis senjatanya adalah senjata yang tak

seorangpun bisa melawannya ; Luas hutan yang bersisi 10.000 league disetiap sisi; siapa

yang akan berani menjelajahinya ? Humbaba, yang jika menggeram terdengar seperti

kilat, nafasnya seperti api dan rahangnya amat mematikan. Mengapa kamu berkeras

unutk melakukan hal ini, Gilgamesh ? Itu adalah pergulatan yang tidak seimbang

melawan Humbaba. "

Sewaktu dia mendengar kata - kata tersebut Gilgamesh melihat ke arah temannya dan

tertawa, " Bagaimana aku harus menjawab mereka ; Akankah aku berkata bahwa aku

takut terhadap Humbaba, aku akan duduk di rumah sepanjang hari ? " kemudian

Gilgamesh membuka mulutnya dan berbicara kepada Enkidu, " Kawanku, ayo kita pergi

ke Tempat Agung, ke Egalmah, dan berdiri dibelakang Ninsun sang ratu. Ninsun sangat

bijaksana dengan pengetahuan yang mendalam, dia akan memberi kita nasihat jalan mana

yang harus kita tempuh. " Mereka bergandengan tangan sewaktu mereka pergi menemui

Egalmah, dan mereka pergi menemui Ninsun sang ratu agung. Gilgamesh mendekat, dia

memasuki istana dan berbicara pada Ninsun, " Ninsun, maukah kamu mendengarkanku ;

aku akan menempuh perjalanan panjang, ke tanah kekuasaan Humbaba, aku harus

menempuh jalan yang tidak kukenal dan bertempur dalam pertempuran yang aneh. Sejak

hari ini sampai aku kembali, sampai aku mencapai hutan pohon Cedar dan mengalahkan

kejahatan yang dibenci oleh Shamash, berdoalah bagiku Shamash. "

Ninsun pergi keruangannya, dia memakai bajunya yang menjadi tubuhnya, dia memakai

hiasan yang membuat dadanya menjadi menarik, dia memakai mahkota dikepalanya dan

gaunnya menyapu lantai. Kemudian dia pergi keatas ke altar matahari, berdiri diatas atap

istana ; dia membakar kemenyan dan mengangkat tangannya kepada Shamash seiring

asap membubung : " O Shamash, kenapa kamu beri hati yang tidak pernah beristirahat ini

kepada Gilgamesh, anakku ; kenapa kamu memberikannya ? Kamu telah mendorongnya

dan dia sekarang bersiap -siap untuk sebuah perjalanan panjang ke daerah kekuasaan

Humbaba, melintasi jalan - jalan yang tidak dikenal dan bertempur dalam pertempuran

yang tidak pernah dilakukan oleh manusia sebelumnya. Selain itu sejak kepergiannya hari

ini hingga hari dia pulang, sampai dia mencapai hutan Cedar, sampai dia berhasil

membunuh Humbaba dan menghancurkan kejahatan yang oleh kamu, Shamash, benci,

jangan lupakan dia ; tapi biarkan senja, Aya, pengantin kesayanganmu, selalu

mengingatkanmu, dan di hari hal tersebut dilaksanakan berikanlah dia penjaga yang akan

menjaganya dimalam hari yang akan menjaganya dari segala bahaya. " Kemudian Ninsun

ibu dari Gilgamesh memadamkan pedupaan, dan dia memanggil Enkidu dengan

peringatan sebagai berikut : " Enkidu yang perkasa, kamu bukan anak kandungku, tapi

aku akan menerimamu sebagai naka angkatku ; kamu adalah anakku yang lain seperti

bayi terlantar yang sebelumnya diberikan padaku di kuil ini. Layanilah Gilgamesh

sebagai pelayan yang ditelantarkan dari kuil ini dan pendeta wanita yang

membesarkannya. Dalam keberadaanku sebagai wanita, pengagumku, aku

menyatakannya. " Kemudian dia memasang jimat sebagai janji tulus disekeliling

lehernya, dan dia berkata padanya, " Aku percayakan anakku kepadamu ; bawalah dia

kembali padaku dalam keadaan selamat."

Page 9: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

9

Dan sekarang mereka membawakan kedua orang itu senjata, mereka memberikan pedang

pusaka dalam sarung pedang terbuat dari emas, dan sebuah busur dan sebuah tempat

anak panah. Gilgamesh mengambil kapaknya, dia mengalungkan tempat anak panah di

pundaknya dan busur milik Anshan, dan mengikatkan pedang pusaka diikat pinggangnya

; dan mereka telah dipersenjatai dan siap melakukan perjalanan. Sekarang semua orang

mendekat serta berkata, " Kapankah engkau pulang lagi kekota ini ?" Para tetua

memberkati Gilgamesh dan memperingatinya, " Jangan terlalu percaya pada kekuatanmu

sendiri, waspadalah, kendalikan iramamu sendiri. Yang berjalan didepan melindungi

temannya ; penunjuk jalan yang baik tahu bagaimana melindungi temannya. Biarkan

Enkidu memimpin, dia tahu jalan kehutan, dia pernah bertemu Humbaba dan

berpengalaman dalam peperangan ; biarkan dia mendekatinya lebih dulu, biarkan dia

menjadi waspada dan menjaga dirinya sendiri. Biarkan Enkidu melindungi temannya,

mengawal temannya, dan membawanya kembali selamat melewati berbagai jebakan di

jalan. Kami, para tetua dari Uruk mempercayakan raja kami padamu, O Enkidu ; bawalah

dia kembali dalam keadaaan selamat." Kembali pada Gilgamesh mereka berkata, "

Mungkin Shamash memberi hatimu gairah, mungkin dia membiarkan kamu melihat hal -

hal yang belum terselesaikan yang diucapkan oleh bibirmu ; semoga dia membukakan

jalan bagimu , dan jalan bagi kakimu unutk beristirahat. Semoga dia lapangkan gunung -

gunung untuk kau lewati, dan semoga malam memberimu berkat, dan Lugulbanda, dewa

pelindungmu, berada disisimu demi kemenanganmu. Semoga kamu mendapatkan

kemenangan dalam pertempuranmu laksana kamu bertempur dengan anak - anak.

Basuhlah kakimu di sungai milik Humbaba dimana kamu jelajahi ; dimalam hari tidurlah

yang nyenyak, dan isilah kantung air kulitmu dengan air bersih. Tawarkan air kepada

Shamash dan jangan melupakan Lugulbanda. "

Kemudian Enkidu membuka mulutnya dan berkata, " Maju, tiada sesuatu yang perlu

ditakuti. Ikuti aku, karena aku tahu dimana Humbaba tinggal dan jalur yang dia tempuh.

Biarkan para tetua kembali. Disini tidak ada yang perlu ditakutkan. " Sewaktu para tetua

mendengar perkataan tersebut mereka memdorong para ksatria itu untuk mempercepat

perjalannnya. " Pergilah Gilgamesh, biarkan pengawalmu melindungimu di jalan dan

membawamu kembali pulang dalam keadaan selamat ke dermaga Uruk. "

Setelah 20 league, mereka mempercepat langkah ; setelah 30 leagues mereka berhenti

untuk beristirahat dimalam hari. Sehari mereka berjalan sejauh 50 leagues ; dalam 3 hari

mereka berjalan sejauh perjalanan yang ditempuh oleh orang biasa selama sebulan dua

minggu. Mereka melintasi tujuh gunung sebelum mereka sampai pada gerbang hutan ;

mereka mendekat dengan perasaan takjub. Mereka belum pernah melihat pohon cedar

tinggi menjulang, tapi pahatan kayu dari gerbang tersebut amat mengagumkan dan

mereka puji sepenuh hati. Setinggi 72 cubits, 24 cubits lebarnya ; pasak dan tiang

pintunya sangat sempurna buatannya. Para perajin yang membuatnya berasal dari Nippur,

kota suci Enlil.

Enkidu berteriak, " O Gilgamesh, ingatlah sekarang bualanmu di Uruk. Maju, serang,

putra Uruk, tiada satupun yang perlu ditakuti. " Sewaktu dia mendengarkan kata - kata

tersebut keberaniannya berlomba ; dia menjawab, " Bergegaslah, dekati, jika ada penjaga

disini, jangan biarkan dia lolos kedalam hutan. Dia telah mengenakan bagian pertama

Page 10: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

10

dari tujuh baju besi, tapi belum yang enam sisanya, ayo kita tangkap dia sebelum dia

mempersenjatai diri. " Bagaikan sapi jantan liar mengamuk dia mendengus - dengus;

penjaga gerbang kayu berbalik dengan sikap siaga, dia berteriak, ; dan Humbaba seperti

sapi yang kuat menghilang kedalam hutan cedar, dia pergi kerumahnya yang terbuat dari

kayu cedar.

Enkidu pergi mendekati gerbang ; begitu indahnya gerbang tersebut sehingga dia tidak

menyiagakan kapaknya . Kemudian Enkidu berseru pada Gilgamesh, " Jangan pergi

kehutan, sewaktu aku buka gerbang ini tanganku kehilangan kekuatannya. " Gilgamesh

menjawabnya, " Temanku yang baik, jangan berbicara seperti pengecut. Apakah kita

menempuh perjalanan sejauh ini dan semua mara bahaya ini hanya untuk berbalik

kembali pada akhirnya ? Kamu, yang mencoba dalam berbagai peperangan dan

pertempuran, mendekat padaku sekarang dan kamu akan tidak merasakan ketakutan akan

mati ; tetaplah disampingku dan kelemahanmu akan hilang, gemetaran itu akan hilang

dari tanganmu. Apakah kamu temanku memilih tinggal dibelakang ? Tidak, kita akan

masuk bersama kedalam hutan. Biarkanlah keberanianmu berkembang dengan akan

tibanya pertempuran yang bakal dihadapi ; lupakan kematian dan ikuti aku, seseorang

bertekadp dalam aksi, tapi siapa yang tidak artinya bodoh. Sewaktu kita berdua pergi

bersama masing - masing saling menjaga dan melindungi pasangannya, dan jika mereka

gagal mereka meninggalkan nama besar."

Bersama mereka memasuki gerbang dan sampai pada gunung hijau, Mereka tetap berdiri,

mereka termangu ; mereka tetap berdiri dan memandangi hutan. Mereka melihat

tingginya pohon cedar yang ada, mereka melihat jalan menuju kedalam hutan dan jalur

yang biasa dilalui oleh Humbaba. Jalan itu sangatlah lebar dan bagus. Mereka

memandangi lagi hutan cedar, tempat tinggal dewa - dewa dan singgasana Ishtar.

Besarnya pohon Cedar dan bentuknya amat bagus, nampak penuh kenyamanan ; gunung

dan tanah lapang ditengah rimba nampak hijau dengan semak - semak hutan.

Disana Gilgamesh menggali sumur sebelum fajar. Dia pergi mendaki gunung dan

mempersembahkan makanan diatas tanah dan berkata, " O gunung, tempat tinggal para

dewa, berikanlah aku mimpi yang kusukai dan indah. " Kemudian mereka saling

berpegangan tangan dan tidur ; dan tidur yang nyenyak sepanjang malam. Gilgamesh

bermimpi, dan pada tengah malam dia terbangun, dan dia memberitahu mimpinya pada

temannya. " Enkidu, apakah mimpi itu yang membangunkanku jika bukan kamu ?

Temanku, aku telah bermimpi. Kita berdiri dalam darah kental gunung, dan tiba - tiba

gunung itu meletus, dan disamping itu kita berdua seperti dua lalat rawa-rawa. Dalam

mimpiku yang kedua gunung kembali meletus, menghentikanku dan menangkap kakiku.

Kemudian datanglah kilat yang amat menyilaukan, kilat yang keanggunannya dan

keelokannya lebih hebat dari keindahan dunia. Kilat itu melemparkanku dari kaki

gunung, dia memberiku air untuk minum dan perasaanku sangat nyaman, dan dia

meletakkan kakiku diatas tanah."

Kemudian Enkidu anak dari tanah lapang berkata, " Ayo kita turun dari gunung dan

berbicara tentang hal tersebut bersama. " Berkata dia pada Gilgamesh, dewa muda, "

Mimpimu sangat bagus, mimpimu sangat indah sekali, gunung yang kamu lihat adalah

Page 11: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

11

Humbaba. Sekarang, yakinlah, kita akan mengalahkannya dan membunuhnya, dan

melempar tubuhnya kekaki gunung diatas tanah lapang."

Hari berikutnya setelah 20 league mereka memperlambat jalannya, dan setelah 30 league

lagi mereka berhenti untuk beristirahat dimalam hari. Mereka menggali sumur sebelum

matahari terbenam dan Gilgamesh naik ke tahta gunung ( puncak gunung ). Dia

meletakkan makanan diatas tanah dan berkata, " O gunung, tempat tinggal para dewa,

kirimlah sebuah mimpi pada Enkidu, buatkanlah ia sebuah mimpi yang menyenangkan. "

Gunung menyusun sebuah mimpi bagi Enkidu , mimpi itu datang, sebuah mimpi yang

tidak menyenangkan ; Siraman air dingin menerpa mukanya, menyebabkan dia seperti

alang - alang di bawah hujan badai. Tapi Gilgamesh duduk dengan dagunya diatas lutut

hingga tertidur yang mana tidak ada orang lain yang mungkin mengalaminya.

Kemudian, pada tengah malam, dia terjaga ; dia bangun dan berkata pada kawannya, "

Apakah kamu memanggilku atau kenapa aku bangun ? Apakah kamu menyentuhku, atau

kenapa aku ketakutan ? Apakah ada dewa yang lewat, karena anggota badanku dipenuhi

dengan ketakutan ? Kawanku, aku menyaksikan mimpi ketiga dan mimpi ini semua amat

menakutkan. Kahyangan bergetar dan bumi bergetar lagi, cahaya menghilang dan

kegelapan datang, kilat menyambar, api berkobar, awan serasa runtuh. Kemudian

datanglah terang, api padam, dan semua yang menjadi abu . Ayo kita pergi kekaki

gunung dan berbicara tentang hal ini, dan mempertimbangkan apa yang seharusnya kita

lakukan. "

Sewaktu mereka menuruni gunung, Gilgamesh mengambil kapaknya : dia menebangi

pohon cedar. Ketika Humbaba mendengar suara berisik dikejauhan, dia mengamuk, "

Siapa dia yang berani merusak hutanku dan menebangi pohon cedar ku ?" Tapi Shamash

yang agung memanggil dari Kahyangan, " Majulah, jangan takut. " Tapi sekarang

Gilgamesh dikalahkan oleh rasa lemah, karena tertidur tiba - tiba, tidur yang amat

nyenyak ; dia berbaring ditanah, tidak berkata - kata, seolah - olah dalam mimpi. Sewaktu

Enkidu menyentuhnya dan berusaha membangunkannya, dia tidak merasa, sewaktu dia

berbicara padanya dia tidak menyahut. " O Gilgamesh, penguasa dataran Kullab, dunia

menjadi gelap, bayangan hitam menyebar dimana - mana, sekarang ini seolah senja.

Shamash telah pergi, kecerdasannya telah memadamkan api dalam dada ibunya Ningal.

O Gilgamesh, berapa lama lagi kamu akan berpura - pura tidur seperti ini ? Jangan

biarkan ibumu yang melahirkanmu dipaksa untuk berduka cita di alun - alun kota. "

Akhirnya Gilgamesh mendengarkannya ; dia mengenakan pelindung dadanya, " The

Voice of Heroes - Suara Para Ksatria.", beratnya sekitar 30 shekels ; dia mengenaknnya

seolah - olah pelindung dada itu hanyalah pakaian biasa, dan menutupi seluruh tubuhnya.

Dia merenggangkan kakinya ditanah seperti seekor sapi yang mendengus - dengus

ditanah dan giginya bergeretak. " Demi nyawa ibuku Ninsun yang melahirkanku, dan

demi nyawa ayahku, Lugulbanda, biarkan aku hidup sebagai keajaiban dari ibuku semasa

dia merawatku dalam pelukannya. " Saat berikutnya dia berkata, " Demi nyawa Ninsun

ibuku yang melahirkanku, dan demi nyawa ayahku Lugulbanda, sampai kami telah

melawan orang ini, jika dia itu manusia , dewa ini, jika dia itu dewa, jalan yang aku

tempuh ke tanah kehidupan bukanlah lagi jalanku pulang kekotaku. "

Page 12: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

12

Kemudian Enkidu, teman terpercaya, menjawabnya, " O tuanku, anda tidak tahu monster

ini dan itulah alasan kenapa anda merasa takut. Aku tahu dia, aku ketakutan. Giginya

bagaikan taring naga, kebuasannya bagaikan singa, tanggung jawabnya ( tugasnya )

adalah mengatur banjir, dengan penampilannya dia mengahncurkan pohon - pohon

dihutan dan menghanyutkannya dirawa - rawa. O tuanku, tuanku terus jika tuanku

memilih memasuki daerah tersebut, tapi aku akan pulang kembali kekota. Aku akan

memberitahu ibumu semua perbuatan agungmu sampai dia berseru kegirangan ; dan

kemudian aku akan beritahukan pula kematianmu yang terjadi kemudian hingga ia

merasa amat pahit dalam kesedihan. " Tapi Gilgamesh berkata, "Persembahanku dan

pengorbananku bukanlah untukku, perahu kematian tidak akan tenggelam, tidak juga tiga

lapis kain kafan akan dipersiapkan unutk mengafaniku. Rakyatku tidak akan berduka cita,

tidak juga tumpukan kayu akan disulut dirumahku dan tempat tinggalku akan terbakar

habis. Hari ini, berilah aku bantuanmu dan kamu akan memilikiku : Apa yang akan salah

dengan kita berdua ? Semua mahluk hidup lahir dari daging akhirnya akan duduk dalam

perahu Barat, dan sewaktu perahu itu tenggelam, sewaktu perahu Magillum tenggelam,

mereka akan mati ; tapi kita akan maju kedepan dan memperhatikan monster itu baik -

baik. Jika hatimu penuh dengan ketakutan, buanglah jauh - jauh ketakutan itu ; Jika ada

kengerian, buang jauh - jauh kengerian itu. Ambilah kapakmu dan serang. Siapapun yang

meninggalkan pertempuran tidak akan merasa damai. "

Humbaba mucul dari rumahnya yang terbuat dari pohon Cedar. Dia menengadah dan

menggeleng, mengancam Gilgamesh ; dan memicingkan matanya padanya, mata

kematian. Kemudian Gilgamesh memanggil Shamash dan air matanya mengalir, " O

Sahamash yang agung, aku telah mengikuti jalan yang kau perintahkan tapi sekarang jika

engkau tidak mengirimkan bantuan bagaimana aku akan kabur ?" Shamash yang agung

mendengar doanya dan dia memerintahkan angin besar, angin utara, angin bergulung,

badai dan angi es, angin ribut dan angin panas ; mereka datang bagaikan naga, bagaikan

angin yang panas sekali, seperti ular naga yang membekukan hati, banjir yang mematikan

dan cahaya kilat. Kedelapan angin muncul melawan Humbaba, mereka membutakan

matanya ; dia dijepit, tidak mampu bergerak maju maupun mundur. Gilgamesh berteriak,

" demi nyawa Ninsun ibuku dan Lugulbanda ayahkua, dalam tanah kehidupan, dalam

tanah dimana aku menemukan tempat tinggalmu ; tanganku yang lemah dan senjataku

yang kecil yang telah aku bawa ke tanah ini unutk melawanmu, dan sekarang aku akan

memasuki rumahmu. "

Lalu dia menebang pohon Cedar yang pertama dan memotong dahan - dahannya serta

meletakkannya dikaki gunung. Pada serangan pertama Humbaba menyemburkan api, tapi

mereka tetap unggul. Mereka menebang tujuh pohon Cedar, memotong - motongnya dan

serta mengikatnya cabang - cabangnya dan meletakkannya pada kaki gunung, dan tujuh

kali Humbaba kehilangan kesempatan mengalahkan mereka. Kobaran api ketujuh telah

padam mereka telah mencapai tempat Humababa. Dia bernafas dalam - dalam. Dia

mendekat bagaikan seorang ksatria yang kedua tangannya terikat. Airmata mulai menetes

dimatanya dan wajahnya amat pucat, " Gilgamesh, biarkan aku bicara. Aku tidak pernah

mengenal seorang ibu, tidak, atau seorang ayah yang membesarkanku. Aku dikahirkan

didalam hutan. Biarkan aku bebas, Gilgamesh, dan aku akan menjadi pelayanmu. Aku

akan menebang pohon dan membuatkanmu sebuah istana. " Dia meraih tangannya dan

Page 13: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

13

membimbingnya masuk kedalam rumahnya, sehingga hati Gilgamesh berubah menjadi

haru. Dia bersumpah demi kehidupan setelah mati, hidup, dan bumi, dan demi dunia

bawah tanah itu sendiri : " O Enkidu, haruskah burung yang terperangkap dibiarkan

kembali kesarangnya dan tahanan kembali kelindungan ibunya ?" Enkidu menjawab, "

Orang yang terkuat akan menerima takdir jika dia tidak menerima keadilan. Namtar,

setan yang mengetahui bahwa tidak ada batas yang jelas diantara manusia, akan

mengganyang dia. Jika burung yang terperangkap kembali kesarangnya, jika tahanan

kembali kelindungan ibunya, kemudian kamu temanku tidak akan kembali kekota dimana

ibu yang melahirkanmu menunggu. Dia akan menghalangi jalan - jalan gunung, dan

membuat jalan - jalan tidak mungkin dilalui."

Humababa berkata, " Enkidu, apa yang kamu katakan itu adalah suatu kejahatan :kamu,

orang sewaan, yang rotinya bergantung pada orang lain ! Dalam keangkuhan dan

ketakutan pada lawanmu kamu mengucapkan hal jahat tersebut. " Enkidu berkata, "

Jangan dengarkan, Gilgamesh : Humababa ini harus mati. " Tapi Gilgamesh menyahut, "

Jika kita sentuh bara apinya dan cahaya kejayaan akan lepas dari kebingungan, kejayaan

dan kebesaran akan menghilang, sinarnya akan padam. " Enkidu berkata pada Gilgamesh,

" Tidak begitu kawanku. Pertama tangkap burungnya, dan kemana ayam akan lari

kemudian ? Selain itu kita dapat mencari sendiri kejayaan dan kemewahan, sewaktu

ayam lari kebingungan melintasi rumput. "

Gilgamesh mendengarkan kata - kata pendampingnya, dia meraih kapak dalam

genggamannya, dia mencabut pedang dari pinggangnya, dan dia menyerang Humbaba

dengan tusukan pedang langsung kearah leher, dan Enkidu pendampingnya melakukan

serangan kedua. Pada tusukan ketiga Humababa jatuh ; dia terbaring mati. Kemudian

kebingungan pun menyusul ; karena penjaga hutan tersebut telah mati ditusuk : penjaga

hutan yang kata - katanya didengar oleh Hermon dan Lebanon hingga menggigil.

Sekarang dengan dipindahkannya gunung, jarak bukit - bukit dipindahkan, karena

penjaga hutan Cedar telah terbaring mati.

Enkidu telah menyerangnya, dan hutan Cedar porak poranda. Enkidu yang melakukannya

; dia yang menyibakkan rahasia tempat tinggal sang raksasa. Lalu Gilgamesh menebang

pohon - pohon dan Enkidu membersihkan akar - akar sejauh tepi sungai Euphrates.

Mereka mengurus Humbaba, sebelum dewa - dewa, sebelum Enlil ; mereka mencium

tanah dan menghamparkan kafan. Sewaktu mereka melihat wajah Humbaba, Enlil gusar

pada mereka berdua. " Kenapa kamu melakukan hal tersebut ? Karena itu bisa

menyebabkan api ditempat mana kalian duduk, hal itu bisa memakan roti yang

seharusnya kalian makan, meminum apa yang kalian minum. " Kemudian Enlil

mengambil kembali kobaran api dan kejayaan yang dahulu dimiliki oleh Humbaba : dia

berikan itu semua pada kaum barbar, kepada singa, kepada kebuasan alam, kepada putri

Ereshikal yang menakutkan ; tapi dari Gilgamesh, banteng liar yang merampas gunung -

gunung dan pergi kelautan, dan dari Enkidu, kejayaan terbesar dimiliki oleh Enlil.

3

Page 14: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

14

ISHTAR DAN GILGAMESH, DAN GUGURNYA ENKIDU

Gilgamesh mencuci pedangnya dan membersihkan senjatanya ; dia menyibakkan

kebelakang rambutnya dari pundaknya ; dia lemparkan begitu saja pakaiannya dan

menggantinya dengan yang baru. Dia memakai jubah kerajaan . Sewaktu Gilgamesh

memasang mahkota kerajaan, Ishtar yang agung memicingkan matanya, menyaksikan

keelokan wajah Gilgamesh. Dia berkata, " Datanglah padaku Gilgamesh, dan jadilah

pengantinku ; anugerahilah aku tubuhmu, biarkan aku jadi mempelaimu dan kamu akan

menjadi suamiku. Aku akan memberikan pakaian kuda dan kereta tempur bagimu yang

berhiaskan lapis lazuli dan emas, dengan roda emas dan terompet dari tembaga ; dan

kamu akan mempunyai kekuatan halilintar bagi kuda - kuda bagalmu. Sewaktu kamu

memasuki rumah kami dalam keharuman kayu cedar, penjaga pintu gerbang akan

mencium kakimu. Raja, penguasa dan para pangeran akan membungkukkan badan

bagimu ; Mereka akan memberimu persembahan dari gunung dan tanah lapang. Biri - biri

milikmu akan berkembang biak dua kali lipat dan kambingmu akan berkembang menjadi

tiga kali lipat ; sapimu tidak mempunyai tandingan, dan kuda - kuda perangmu akan

menjadi terkenal jauh melebihi kecepatan mereka. "

Gilgamesh membuka mulutnya dan menjawab Ishtar yang agung, " Jika aku menikahimu,

pemberian apa yang dapat aku berikan sebagai balasan ? Perhiasan dan pakaian yang

bagaimanakah untuk dirimu, roti apa yang engkau makan ?Bagaimana aku dapat

memberi makan kepada dewi dan minum kepada Ratu Kahyangan ? lebih dari itu, jika

aku menikahimu bagimana jadinya aku ? Kekasihmu telah menemukanmu bagaikan

tungku arang yang menyala - nyala dalam dingin, pintu belakang yang menjaga jalan

keluar angin hujan badai dan badai, kastil yang menjaga jalan masuk kekota, puncak

yang merusakkan penghalang, kantung kulit bocor yang membasahi pembawanya, batu

yang jatuh dari sandarannya didinding, sandal yang mengantarkan pemakainya, mesin -

mesin perang yang siap menyerang daerah musuh. Manakah dari kekasihmu yang kamu

cintai selamanya ? Penderitaan macam apa yang menyenangkanmu sepanjang waktu ?

Dengarkan sewaktu aku menceritakan legenda tentang semua kekasihmu. Dahulu ada

Tammuz, kekasihmu dimasa muda, untuknya kamu memutuskan untuk meratap bertahun

- tahun. Kamu mencintai bermacam - macam roller, tetapi kamu tetap menyerang dan

merusakkan sayapnya ; sekarang dalam belukar dia duduk dan menangis, " Kappi, kappi,

sayapku, sayapku. " Kamu telah mencintai kekuatan singa buas : tujuh lubang kamu gali

untuknya, tujuh. Kamu menyukai kuda jantan yang menakjubkan dalam peperangan, dan

untuknya kamu memutuskan memberi cambuk, dan taji, dan seutas tali kulit, agar bisa

mencongklang tujuh leagues dengan penuh kekuatan mengeruhkan air dengan lumpur

sebelum ia meminumnya ; dan untuk ibunya Silili siperatap. Kamu mencintai kawanan

penggembala domba ; dia membuatkan kue untukmu dari hari kehari, dia bahkan

membunuh anak - anak bagimu. Kamu menyerangnya dan mengubahnya menjadi

serigala ; sekarang teman - temannya mengejarnya kemanapun dia pergi. Dan tidakkah

kamu dulu mencintai Ishallu, tukang kebun ayahmu ? Dia membawakanmu sekaranjang

penuh janji - janji yang tak berakhir ; setiap hari dia penuhi mejamu. Kemudian kamu

belalakkan matamu padanya dan berkata, " Ishallu tersayang, datanglah kemari, mari kita

nikmati kejantananmu, majulah dan dapatkan aku, aku sepenuhnya milikmu. " Ishallu

menjawab, " Apa yang kamu minta dariku ? Ibuku telah memanggang roti dan aku telah

Page 15: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

15

memakannya ; kenapa aku harus datang padamu untuk sekedar makanan yang ternoda

dan busuk ? Sewaktu bayangan akan banyak kerepotan melindungi dari embun beku ?

Tapi setelah kamu mendengar jawabannya kamu menyerangnya. Dia dirubah menjadi

seekor tikus tanah buta jauh didalam tanah olehmu, seseorang yang berhasrat selalu

diatas kemampuannya. Dan jika kamu dan aku menjadi kekasih, tidakkah aku akan

diperlakukan sama sebagaimana kekasih - kekasihmu terdahulu ?"

Setelah Ishtar mendengarkan jawaban tersebut dia merasa jatuh kedalam kepahitan yang

amat sangat, dia pergi ke Kahyangan kepada ayahnya Anu dan Antum ibunya. Dia

mengadu, " Ayahku, Gilgamesh telah menumpukkan penghinaan kepadaku ; dia

memberitahu semua tentangku tapi berat sebelah dan hal - hal yang jelek saja, semua

kelakuanku ternoda. " Anu membuka mulutnya dan berkata, " Kamu telah mengundang

kemarahan itu sendiri, karena itu, Gilgamesh telah menghubungkan kelakuan jelekmu

dan tingkahmu yang ternoda. "

Ishtar membuka mulutnya dan berkata lagi, " Ayahku, buatkanlah untukku seekor Sapi

Kahyangan untuk menghancurkan Gilgamesh. Penuhilah Gilgamesh, aku pinta, dengan

penuh kesombongan untuk menghancurkannya ; tapi jika ayahanda menolak untuk

membuatkanku seekor Sapi Kahyangan aku akan mendobrak pintu neraka dan

melemparkan kilatannya. Aku akan membiarkan pintu neraka terbuka lebar dan

membawa kematian bagi kehidupan ; dan tuan rumah kematian akan kekurangan

kehidupan. " Anu berkata pada Ishtar yang agung, " Jika aku melakukannya apakah kamu

menginginkan adanya tujuh tahun kekeringan sehingga jagung menjadi tumpukan sekam.

Apakah kamu telah menyimpan cukup banyak bulir - bulir padi bagi masyarakat dan

rumput bagi ternak ?" Ishtar menyahut. " Aku telah menyimpan beras bagi masyarakat,

dan rumput bagi ternak ; selama tujuh tahun kekeringan akan ada cukup beras dan

rumput. "

Kemudian Anu menciptakan Sapi Kahyangan bagi Ishtar putrinya. Sapi tersebut

kemudian diturunkan kedunia ; dengan dengusan pertamnya, dia menyapu seratus orang,

dan lagi dia menyapu dua ratus orang, dia menyapu lagi tiga ratus orang ; dengan

dengusan keduanya lebih banyak lagi yang mati. Dengan dengusan ketiganya dia

menantang Enkidu, tapi dia menghindar dan melompat keatas Sapi kemudian menagkap

tanduknya. Sapi Kahyangan berbusa pada wajahnya, mencambuknya dengan ekornya

yang besar. Enkidu berteriak pada Gilgamesh, " Kawanku, kita membual bahwa kita akan

meninggalkan nama besar kita. Sekarang percayalah pada pedangmu diantara tengkuk

dan tanduk. " Kemudian Gilgamesh mengikuti Sapi tersebut, dia menangkap ekornya, dia

mengayunkan pedangnya diantara tengkuk dan tanduk dan memancung kepala Sapi itu.

Setelah mereka membunuh Sapi Kahyangan tersebut, mereka mengambil jantungnya dan

menyerahkannya pada Shamash kemudian dua bersaudara itu beristirahat.

Tapi Ishtar naik pitam dan mengata - ngatai tembok besar Uruk ; dia masuk kedalam

menara dan mengucapkan kutukan : " Kesengsaraan bagi Gilgamesh, karena dia telah

bersalah membunuh Sapi Kahyangan. " Sewaktu Enkidu mendengar kutukan tersebut dia

mencabuk paha kanan Sapi dan mengacungkannya pada wajah Ishtar dan berkata, " Jika

aku dapat menancapkan tanganku padamu, inilah yang seharusnya aku lakukan padamu,

Page 16: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

16

dan mengeluarkan isi perutmu kesisimu. " Kemudian Ishtar menyeru pada semua orang,

gadis - gadis penari, pelacur dari kuil, para pelacur. Diatas paha dari Sapi Kahyangan dia

melakukan ratapan.

Tapi Gilgamesh memanggil para pandai besi dan pembuat senjata, semuanya. Mereka

memuji besarnya terompet. Mereka dilapisi oleh lapis Lazuli setenal dua jari. Mereka

masing - masing beratnya 30 pounds, dan kemampuan mereka menampung minyak

sebanyak 6 satuan, yang dia berikan pada pengawal dewa Lugulbanda. Tapi dia

membawa terompet tersebut keistana dan menggantungnya pada dinding. Kemudian

mereka membasuh tangan mereka disungai Euphrates, mereka saling menggosok dan

pergi. Mereka berkuda melalui jalan - jalan Uruk dimana para ksatria berkumpul untuk

menyaksikan mereka, dan Gilgamesh memanggil para gadis penyanyi, " Siapakah ksatria

paling jaya, siapakah yang unggul diantara semua orang ?" " Gilgamesh adalah ksatria

yang paling jaya, Gilgamesh adalah yng terunggul diantara semua orang. " Dan sekarang

diselenggarakan perayaan di istana, hingga para ksatria jatuh tertidur di tempat tidur

masing - masing.

Enkidu juga terbaring tidur, dan dia bermimpi. Dia bangkit dari tidurnya dan

menceritakan mimpinya pada saudaranya. " O temanku, kenapa dewa yang agung duduk

didewan bersama ?" Sewaktu fajar tiba dia berkata pada Gilgamesh, " Ah, mimpi yang

begitu indah yang aku alami tadi malam. Semua dewa, Anu, Enlil, Ea, dan Shamash

duduk dalam dewan dan Anu berkata pada Enlil, " Karena mereka telah membunuh Sapi

Kahyangan, dan membunuh Humbaba, salah seorang dari mereka harus mati ; biarkan

salah satu dari mereka yang menghancurkan gunung hutan Cedar. " Tapi Enlil berkata, "

Enkidu akan mati, Gilgamesh tidak akan mati. " Kemudian Shamash yang agung

menjawab pada ksatria Enlil, " Atas perintahku mereka membunuh Sapi Kahyangan dan

Humbaba, dan sekarang Enkidu harus meninggal meskipun dia tidak bersalah ?". Tapi

Enlil membantah Shamah : " Kamu telah pergi pada mereka setiap hari sehingga kamu

menjadi seperti salah satu dari mereka, oleh karena itu kamu berkata seperti itu !"

Lalu Enkidu merasa sakit, dan dia terbaring disamping Gilgamesh : airmatanya mengalir

deras. Gilgamesh berkata padanya, " O saudaraku, saudaraku tersayang, kenapa mereka

tidak memilihku tetapi engkau ?". Dia berkata lagi, "Haruskah aku duduk diluar pintu

alam fana, roh - roh orang yang telah meninggal, dan tidak pernah menjumpai saudaraku

lagi ?"

Sementara Enkidu terbaring sendiri dalam sakitnya, dia mengutuk gerbang hutan seolah -

olah gerbang itu adalah semak - semak hidup. " Kamu terlihat bagaikan kayu biasa, dari

jarak sejauh 20 league aku memujimu, sebelumnya aku telah melihat menara cedar.

Tinggimu adalah 72 cubits, 24 cubit kamu lebarnya ; tegel dan hiasan dindingmu

sangatlah sempurna. Para perajin telah membuatnya di Nippur, kota suci Enlil. Tapi oh,

jika aku tahu kesimpulannya ! Jika aku telah mengetahui bagaimana kemegahanmu

artunya bagi hidupku, aku akan mengambil kapakku dan mengahncurkanmu berkeping -

keping ; Aku tidak akan pernah menyentuhmu dengan tanganku. " Kemudian dia

mengutuk pemburu dan pelacur, " Aku kutuk jebakan yang menjebakku ; biarkan

buruannya pergi dari perangkapnya, biarkan dia kehilangan gairah dari hatinya. " Dan dia

Page 17: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

17

kemudian mengutuk pelacur : " Dan kamu hai wanita, aku akan memutuskan nasibmu

yang abadi. Dengan kutukan besar, aku mengutukmu : kejemuan akan segera

menerpamu, jalanan akan menjadi tempat hidupmu, dalam bayangan tembok kamu akan

mendapatkan tempat tidurmu. Minuman dan kekeringan akan menyerang pipimu. "

Sewaktu Shamash mendengar kutukan Enkidu dia memanggilnya dari surga : " Enkidu,

kenapa kamu mengutuk wanita, wanita yang mengajarimu makan roti yang sesuai untuk

dewa dan minum anggur raja ?" Dia yang memakaikanmu pakaian yang bagus, bukankah

dia memberikanmu Gilgamesh yang agung sebagai temanmu, dan bukankah Gilgamesh,

saudaramu, membuatmu menikmati tempat tidur kerajaan dan berbaring dalam

rengkuhan tangan kirinya ? Dia yang membuat seluruh pangeran di dunia mencium

kakimu, dan sekarang semua orang di Uruk meratapi dan meraung padamu. Sewaktu

kamu meninggal dia akan membiarkan rambutnya tumbuh panjang demi kamu, dia akan

mengenakan kulit bulu singa dan mengembara di gurun. "

Sewaktu Enkidu mendengar Shamash yang agung kemarahannya mereda, dia menarik

kembali kutukannya dan berkata pada pelacur, " Jangan biarkan ada lelaki yang

mencacimu, menyerang pahanya dengan makian, Raja, pangeran, dan para bangsawan

akan menyukaimu, orang - orang tua akan mengibaskan janggutnya tetapi para pemuda

akan melepaskan ikat pinggangnya. Untukmu emas dan Carnelian dan Lapis Lazuli

tergeletak menumpuk dalam ruang besi. Dalam cerita istri, ibu dari tujuh, akan

mengabaikan. Pendeta akan menyediakan jalan bagimu kepada dewa - dewa. "

Enkidu tidur sendiri dalam sakitnya dan dia mengeluarkan isi hatinya pad Gilgamesh, "

Kemarin malam aku bermimpi lagi, temanku. Surga merintih dan bumi menjawbnya ;

Aku berdiri sendiri sebelum hal jelek terjadi ; wajahnya suram seperti burung badai

hitam. Burung tersebut jatuh diatasku bagaikan elang dan dia menyambarku dengan

cepat, ujung sayapnya dan cakarnya mencekikku ; kemudian dia merubahku sehingga

kedua tanganku menjadi sayap yang ditutupi dengan bulu. Dia menoleh padaku, dan

membimbingku kepada Irkalla, Ratu Kegelapan, yang barangsiapa memasuki rumahnya

tidak akan pernah keluar, jauh dari jalan yang mana tak seorangpun kembali. "

" Disana ada rumah yang penghuninya duduk dalam kegelapan ; debu dalam makanan

mereka dan tanah liat pada dagingnya. Mereka berpakaian seperti burung untuk menutupi

tubuhnya, mereka tidak pernah melihat cahay, mereka duduk dalam kegelapan. Aku

memasuki rumah berdebu dan melihat Raja Dunia, mahkotanya disingkirkan unutk

selamanya ; para penguasa dan pangeran, semua yang pernah memakai atribut kerajaan

dan memerintah dunia dimasa lalu. Mereka yang berdiri di tempat para dewa seperti Anu

dan Enlil, sekarang berdiri seperti pelayan untuk mengambilkan daging bakar dalam

rumah debu, membawakan makanan dan air dingin dari sumber mata air es. Dalam

rumah debu yang kumasuki ada pendeta tinggi dan pembantu pendeta, pendeta mantera

dan kegembiraan ; disana ada beberapa pelayan kuil, dan juga ada Etana, Raja Kish yang

burung elangnya dibawa ke Kahyangan dimasa lalu. Aku juga menyaksikan Samuqan,

dewa ternak, dan juga ada Ereshkigal, Ratu Penguasa Dunia Bawah Tanah ; dan Belit-

Sheri berjongkok didepannya, dia yang mencatat segala perkataan dewa dan memegang

buku kematian. Dia memgang lempengan yang dia baca. Dia mengangkat kepalanya, dia

Page 18: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

18

melihat padaku dan berkata : " Siapa yang telah membawa orang ini kemari ?" Kemudian

aku terbangun seperti orang yang kehabisan drah yang keheranan sendiri dalam

kesibukan yang terlupakan ; seperti orang yang tertangkap oleh juru sita dan hatinya

dipenuhi oleh kengerian. O saudaraku, biarkan beberapa pangeran agung, beberapa dari

mereka , datang sewaktu aku wafat, atau biarkan beberapa dewa berdiri pada gerbangmu,

biarkan dia menghilangkan namaku dan menulis sendiri namanya sebagai penggantinya.

"

Enkidu telah melepas pakaiannya dan membebaskan dirinya dari segala tanggung jawab,

dan Gilgamesh mendengarkan kata - katanya dan menghapus dengan cepat airmatanya,

Gilgamesh mendengar dan airmatanya mengalir. Dia membuka mulutnya dan berkata

pada Enkidu : " Siapa disana, di tembok besar Uruk yang mempunyai kebijakan seperti

ini ? Hal - hal aneh telah diucapkan, kenapa hatimu berbicara dengan aneh ? Mimpi itu

menyenangkan tapi kengeriannya besar ; kita harus menyimpan mimpi meskipun mimpi

buruk; karena mimpi telah memperlihatkan bahwa kesengsaraan datang pada akhirnya

pada orang yang sehat, akhir dari hidup adalah penderitaan. " Dan Gilgamesh meratap, "

Sekarang aku akan berdoa pada dewa yang agung, untuk temanku yang mengalami

mimpi buruk. "

Pada hari dimana Enkidu bermimpi bahwa telah meninggal dan terbaring bergulat dengan

sakitnya. Satu hari penuh dia berbaring ditempat tidurnya dan penderitaannya meningkat,

hari kedua dan hari ketiga ; sepuluh hari dia terbaring dan penderitaannya meningkat,

sebelas dan duabelas hari dia terbaring penuh kesakitan. Kemudian dia memanggil

Gilgamesh, " Temanku, dewa tertinggi telah mengutukku dan aku harus mati

menanggung malu. Aku tidak akan mati seperti orang yang gugur dalam pertemnpuran ;

Aku takut mati, tapi bahagialah orang yang gugur dalam perang, karena aku harus mati

menanggung malu. " Dan Gilgamesh menangis dihadapan Enkidu. Dengan datangnya

fajar dia berkata pada dewan Uruk :

Dengarkan aku, wahai orang paling agung di Uruk,

Aku menagis demi Enkidu, temanku,

Dengan pahit merintih seperti seorang wanita yang berduka,

Aku menangis demi saudaraku,

O Enkidu, keledai dan rusa

Yang merupakan ayah ibunya,

Semua mahluk berkaki empat yang hidup denganmu

Menangis untukmu,

Semua mahluk liar di tanah lapang dan padang rumput;

Jalur yang kamu suka dalam hutan pohon Cedar

Bisikan siang dan malam

Biarkan orang agung dari tembok besar Uruk

Menangis bagimu,

Biarkan jari pemberkatan

Tertuju dalam kedukaan

O Enkidu, saudaraku,

Kamu bagaikan kapak disisiku,

Page 19: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

19

Kekuatan tanganku, pedang diikat pinggangku,

Tameng sebelum aku,

Jubah yang jaya, hiasanku yang terbaik.

Hark, ada gema diseluruh negara

Seperti kedukaan seorang ibu.

Tersedu, semua jalan yang telah kita lalui bersama,

Dan hewan yang kita buru, Panter dan Macan,

Singa dan Leopard, rusa jantan dan ibex,

Sapi dan kijang betina.

Gunung yang kita daki dimana kita mrmbunuh sang penjaga

Aku menangis untukmu,

Sungai yang sepanjang tepiaannya bisa kita susuri,

Kumenangis bagimu,

Ula dari Elam, dan Euphrates

Dimana kita pernah menggambar air untuk peta air,

Pendekar - pendekar dari tembok besar Uruk

Dimana Sapi Kahyangan dibunuh,

Menangis bagimu.

Semua orang di Eridu

Menangis bagimu Enkidu

Para peladang dan penuai panen

Yang pernah memberimu butir padi

Berduka untukmu sekarang.

Pelayan yang meminyaki tubuhmu

Berduka bagimu sekarang;

Pelacur yang meminyakimu dengan minyak wangi

Meratap untukmu sekarang ;

Wanita - wanita isatana, yang menjadi istrimu

Dengan cincin pilihanmu sendiri,

Beduka cita untukmu sekarang.

Pengikut dari saudara - saudaramu

Seolah - olah mereka wanita

Memanjangkan rambut mereka dalam duka cita.

Nasib yang jelek telah merampokku.

O adikku Enkidu, teman tercintaku,

Tidur apakah yang kini menahanmu ?

Kamu hilang dikegelapan dan tak dapat mendengarku. "

Dia menyentuh jantungnya tetapi tidak berdenyut, tidak juga dia membuka matanya lagi.

Sewaktu Gilgamesh menyentuh jantungnya jantung itu tidak berdenyut. Lalu Gilgamesh

menghamparkan kain penutup, serupa dengan kain penutup pengantin, diatas tubuh

temannya. Dia mulai gusar bagaikan singa, seperti singa yang diambil anaknya sewaktu

melahirkan. Dengan itu dia melangkah mengitari tempat tidur, dia melepaskan ikatan

rambutnya dan mengikatnya sekeliling. Dia melepas jubahnya yang mewah dan

menggantungnya seolah - olah jubah itu sangat dibenci.

Page 20: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

20

Pada waktu fajar Gilagamesh berteriak, " Aku membuatmu beristirahat di ranjang

kerajaan, kamu terbaring dalam rengkuhan tangan kiriku, putri dunia mencium kakimu.

Aku akan memerintahkan semua orang di Uruk agar menangis bagimu dan melantunkan

nyanyian penguburan. Orang - orang ceria akan membungkuk dengan penderitaan ; dan

sewaktu kamu dimakamkan aku akan membiarkan rambutku memanjang demi kamu, aku

akan berkelana menembus hutan rimba dengan membungkus diriku dengan kulit singa. "

hari berikutnya, waktu fajar, Gilgamesh meratap ; tujuh hari dan tujuh malam dia

menangis bagi Enkidu, hingga ulat menggerogoti tubuh Enkidu. Barulah dia mau

memakamkan Enkidu, karena Annunaki, sang hakim, telah menangkapnya.

Kemudian Gilgamesh mengeluarkan proklamasi melintasi seluruh negeri, dia memanggil

semuanya, perajin tembaga, pandai besi, tukang batu, dan memerintahkan mereka, "

Buatkan patung temanku. " Patung tersebut dihiasi dengan banyak sekali Lapis Lazuli

didadanya dan emas pada tubuhnya. Meja dari kayu keras disiapkan, dan diatasnya

mangkuk Carnellian diisi dengan madu, dan mangkuk Lapis Lazuli diisi dengan mentega.

Semua itu dia tunjukkan dan tawarkan pada Matahari; dan dengan menagis dia pergi.

4

PENCARIAN UNTUK HIDUP YANG TAK BERAKHIR

Dengan pahit Gilgamesh menangis bagi temannya Enkidu; dia berkelana melalui hutan

belantara sebagai pemburu, dia menjelajahi semua tanah lapang ; dalam kepedihannya dia

menangis, " Bagaimana aku dapat beristirahat, bagaimana aku dapat merasakan

kedamaian ? Kesedihan ada dalam hatiku. Apakah saudaraku sekarang, bahwa aku yang

berikutnya sewaktu aku wafat. Karena aku takut terhadap kematian aku pergi untuk

menemukan Utnapishtim yang mereka panggil dengan Pelamun, karena dia telah

memasuki alam dewa. " Kemudian Gilgamesh berkelana melalui hutan belantara, dia

berkelana melintasi padang rumput, sebuah perjalanan panjang, dalam pencarian

Utnapishtim, yang oleh dewa - dewa jaga setelah banjir besar ; dan mereka mengaturnya

agar tinggal di daerah Dilmun, dalam kebun matahari ; dan hanya kepada dia seorang

mereka memberinya hidup yang tidak pernah berakhir.

Pada malam hari sewaktu dia ( Gilgamesh ) tiba dijalan setapak di gunung Gilgamesh

berdoa : " Di gunung ini lama sekali aku melihat seekor singa, aku sangat ketakutan dan

mengangkat mataku ke bulan ; Aku berdoa dan doaku diterima dewa, sekarang, O dewa

bulan Sin, lindungi aku. " Sewaktu dia telah berdoa dia berbaring untuk tidur, sampai dia

dibangunkan dari mimpi. Dia melihat singa mengitarinya ; kemudian dia mengambil

kapaknya dan mencabut pedangnya dari ikat pinggang, dan dia menyerang singa - singa

seperti panah dilepaskan dari busurnya, dan menyerang dan menghancurkan dan merobek

- robek mereka.

Lama kemudian Gilgamesh sampai pada gunug yang besar bernama Mashu, gunung yang

menjadi tempat terbit dan istirahat matahari. Kedua puncaknya setinggi Kahyangan dan

kaki gunungnya mencapai dunia bawah tanah. Di pintu gerbang Scorpion berjaga,

Page 21: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

21

setengah manusia setengah naga ; Kejayaannya terkenal amat mengerikan, taringnya

menyerang orang hingga tewas, mereka berkilauan menyapu gunung yang menjaga

matahari terbit. Sewaktu Gilgamesh melihat mereka, dia melindungi matanya sejanak ;

kemudian memberanikan diri dan mendekat. Sewaktu mereka melihatnya mereka tidak

terkejut dan Manusia Scorpio memanggil temannya, " Orang ini yang datang pada kita

setengah dewa. " Kawan dari manusia Scorpio menjawab, " Dua pertiganya adalah dewa

tapi sepertiga sisanya adalah manusia biasa. "

Kemudian dia memanggil pada Gilgamesh, dia memanggil putra dewa : " kenapa kamu

datang setelah menempuh perjalanan jauh ini ; karena kamu telah menempuh perjalanan

yang sangat jauh, mengarungi perairan yang berbahaya ; beritahukan pada kami alasanmu

datang kemari ?" Gilgamesh menjawab, " Karena Enkidu ; aku amat menyayanginya,

bersama kami bertahan dari berbagai macam situasi sulit ; demi dia aku telah datang,

karena banyak orang mengharapkannya. Aku telah menangis baginya siang dan malam,

aku tidak akan pernah menyerah meski tubuhnya telah dikebumikan, aku berpikir bahwa

temanku akan kembali karena tangisku. Sejak dia pergi, hidupku tak berarti ; karena itu

aku pergi kemari dalam rangka mencari Utnapishtim ayahku ; yang orang - orang katakan

bahwa dia telah memasuki alam dewa, dan menemukan hidup yang tak berakhir. Aku

berhasrat untuk menanyakan padanya hal - hal yang berkaitan dengan hidup dan mati. "

Manusia Scorpio membuka mulutnya dan berkata pada Gilgamesh, " Tidak ada orang

yang lahir dari wanita ( biasa ) telah melakukan apa yang kamu pinta, tidak ada manusia

fana telah pergi ke gunung ini ; panjangnya 12 leagues kegelapan ; didalamnya tidak ada

cahaya, tapi hati yang ditindas dengan kegelapan. Dari terbitnya matahari ke

peristirahatnnya tidak ada cahaya sama sekali. " Gilgamesh berkata, " Meskipun aku

harus pergi dalam kesengsaraan dan kesakitan, dengan sesenggukan dan tangisan, tetap

aku harus pergi. Buka gerbang gunung. " Dan manusia Scorpio berkata, " Pergilah

Gilgamesh, aku memberi izin kamu untuk melewati gunung Mashu dan melintasi tempat

tinggi ; semoga kakimu membawamu kembali selamat kerumah. Gerbang gunung

terbuka. "

Sewaktu Gilgamesh mendengar hal tersebut dia melakukan seperti yang manusia Scorpio

beritahu, dia mengikuti jalan matahari ke arah terbitnya matahari, melintasi gunung.

Sewaktu dia telah berjalan satu league kegelapan menjadi amat kelam sekelilingnya.

Setelah dua league kegelapan betul - betul menyelimuti dan tidak ada cahaya sama sekali,

dia tidak dapat melihat apapun didepan dan belakangnya. Setelah tiga league kegelapan

betul - betul menyelimuti dan tidak ada cahaya sama sekali, dia tidak dapat melihat

apapun didepan dan belakangnya. Setelah empat league kegelapan betul - betul

menyelimuti dan tidak ada cahaya sama sekali, dia tidak dapat melihat apapun didepan

dan belakangnya . Diakhir lima league kegelapan betul - betul menyelimuti dan tidak ada

cahaya sama sekali, dia tidak dapat melihat apapun didepan dan belakangnya. Setelah

enam league kegelapan betul - betul menyelimuti dan tidak ada cahaya. Sewaktu dia telah

menempuh tujuh league kegelapan betul - betul menyelimuti dan tidak ada cahaya sama

sekali, dia tidak dapat melihat apapun didepan dan belakangnya. Sewaktu dia telah

menempuh delapan league Gilgamesh menangis keras, karena kegalapan yang amat

sangat sehingga dia tidak dapat melihat sesuatu dimukanya maupun dibelakangnya .

Setelah sembilan league kegelapan betul - betul menyelimuti dan tidak ada cahaya sama

Page 22: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

22

sekali, dia tidak dapat melihat apapun didepan dan belakangnya. Setelah sepuluh league,

akhir perjalanan sudah dekat. Setelah sebelas league muncullah cahaya samar - samar.

Diakhir 12 league cahaya matahari menyeruak.

Ada taman dewa, sekelilingnya tumbuh semak - semak yang berbuah permata tulen.

Menyaksikannya dia menunduk sejenak, dimana buah Carnelian dengan tumbuh -

tumbuhan merambat tergantung disana, indah untuk dilihat ; daun Lapis Lazuli

tergantung penuh dengan buah, manis dipandang. Karena onak dan tumbuhan berduri dan

batu - batu langka, akik, dan mutiara dari lautan. Sementara Gilgamesh berjalan dalam

taman yang berakhir di tepi laut Shamash melihatnya, dan dia menyaksikan bahwa

Gilgamesh berpakaian dari kulit binatang dan makan dagingnya. Dia agak terkejut dan

bertanya, " Tidak ada manusia fana yang telah kemari sebelumnya, tidak juga akan,

selama angin tetap bertiup kearah lautan. " Dan kepada Gilgamesh dia berkata , " Kamu

tidak akan menemukan hidup seperti yang kamu cari. " Gilgamesh berkata pada Shamash

yang agung, " Kenyataan bahwa aku telah bekerja keras dan tersesat hingga jauh ke

dalam hutan belantara, apakah aku akan tidur, dan membiarkan bumi menaungi kepalaku

selamanya ? Membiarkan kedua mataku memandangi matahari sampai mataku terpesona

dengan pandangannya. Meskipun aku tidak lebih baik dari orang mati, izinkanlah aku

menatap cahaya matahari. "

Disamping laut dia hidup, wanita penguasa tumbuhan merambat, pembuat anggur, Siduri

duduk di taman di pinggiran laut , dengan mangkuk emas dan tong emas yang diberikan

dewa kepadanya. Dia tertutup dengan kerudung ; dan sewaktu dia duduk, dia melihat

Gilgamesh datang mendekatinya, memakai baju kulit, darah keturunan dewa ada pada

dirinya, tapi dengan mengabaikan apa yang ada dalam hatinya, dan wajahnya seperti

wajah seseorang yang telah mengadakan perjalanan jauh. Dia melihat, dan sewaktu

mengamati dari jauh dia berkata dalam hatinya, " Pasti ini seorang narapidana ; kemana

dia pergi sekarang ? Dan dia menghalagi pintu gerbangnya dengan palang dan

menggerendelnya. Tapi Gilgamesh, mendengar suara gerendel, mengangkat kepalanya

dan memasuki pondok kecil di gerbang ; dia memanggil ke Siduri, " Wahai pembuat

anggur, kenapa kamu menggerendel pintumu ; apa yang kamu lihat sehingga kamu

memalang gerbangmu ? Aku akan mendobrak pintumu dan merangsek gerbangmu,

karena aku adalah Gilgamesh yang menangkap dan membunuh Sapi Kahyangan, aku

membunuh penjaga hutan Cedar, aku kalahkan Humbaba yang tinggal dihutan, dan aku

bunuh singa - singa di jalan - jalan setapak digunung. "

Kemudian Sinduri berkata padanya, " Jika kamu Gilgamesh yang menangkap dan

membunuh Sapi Kahyangan, yang membunuh penjaga hutan Cedar, yang mengalahkan

Humbaba yang tinggal dihutan tersebut, dan membunuh singa - singa yang kamu temui di

gunung, kenapa pipimu tampak cekung dan kenapa wajahmu begitu muram ? Kenapa

keputusasaan dihatimu dan wajahmu seperti orang yang baru saja melakukan perjalanan

jauh ? Ya, kenapa wajahmu terbakar oleh panas dan dingin, dan kenapa kamu kemari

berkelana melintasi padang rumput dalam pencarian angin ?"

Gilgamesh menjawabnya, " Dan kenapa pipiku cekung dan wajahku muram ?

Keputusasaan dalam hatiku dan wajahku adalah wajah seseorang yang baru saja

Page 23: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

23

menempuh perjalanan panjang, wajahku terbakar oleh panas dan dingin. Kenapa aku

berkelana melintasi padang rumput dalam pencarian angin ? Kawanku, adikku, yang

berburu rusa liar dan Panter di tanah lapang, temanku, adikku yang menangkap dan

membunuh Sapi Kahyangan dan mengalahkan Humbaba di hutan Cedar, kawanku yang

sangat sayang padaku dan bertahan dalam behaya bersamaku, Enkidu saudaraku, seorang

yang kusayang, akhir dari kefanaan telah mengambilnya. Aku menangis untuknya tujuh

hari dan malam sampai ulat memakan tubuhnya. Karena saudaraku aku takut dengan

kematian, karena saudaraku aku tersesat melintasi hutan belantara dan tidak dapat

beristirahat. Tapi sekarang, pembuat anggur, sejak aku melihat wajahmu jangan biarkan

aku menemui wajah kematian yang sangat aku takuti. "

Dia menjawab, " Gilgamesh, kemana kamu terburu - buru ? Kamu tidak akan

menemukan hidup yang kamu cari. Sewaktu dewa menciptakan manusia mereka

menetapkan kematian, tapi hidup mereka tergantung dari usaha mereka. Seperti kamu

Gilgamesh, isilah perutmu dengan hal - hal yang baik ; siang dan malam, malam dan

siang, menarilah dan gembiralah, berpestalah dan bersenang - senanglah. Cucilah

bajumu, mandilah, tersenyumlah pada anak - anak yang memegang tanganmu, dan

buatlah istrimu bahagia dalam pelukanmu ; karena hal ini berlaku untuk semua pria. "

Tapi Gilgamesh berkata pada Siduri, siwanita muda, " Bagaimana aku bisa diam,

bagaimana aku bisa beristirahat, sewaktu Enkidu orang yang aku sayangi menjadi debu,

dan aku akan mati dan dimakamkan selamanya. " Dia berucap lagi, " Wahai wanita

muda, beritahu aku, yang mana jalan ke Utnapishtim, anak dari Ubara-Tutu ? Arah mana

yang harus ditempuh ; berutahu aku, oh tolong beritahu aku. Aku akan mengarungi lautan

jika mungkin ; Jika tidak aku akan berkelana lebih jauh lagi dalam hutan belantara. "

Sang pembuat anggur berkata padanya, " Gilgamesh, tidak perlu kau mengarungi lautan;

siapapun yang telah tiba, sejak zaman dahulu, tidak pernah berhasil melintasi lautan.

Matahari dalam keagungannya melintasi lautan, tapi siapakah yang disamping Shamash

pernah mengarunginya ? Tempat dan jalannya amatlah sukar, dan air kematian yang

dalam mengalir diantaranya. Gilgamesh, bagaimana kamu akan mengarungi lautan ?

Sewaktu kamu datang ke air kematian apa yang akan kamu lakukan ? Tapi Gilgamesh,

jauh didalam hutan kamu akan menemukan Urshanabi, tukang tambang dari Utnapishtim

; dengan dia karena hal - hal suci, yang berupa batu. Dia mendisain haluan perahu

berbentuk ular naga. Amati dia baik - baik, dan jika memungkinkan, mungkin kamu akan

melintasi perairan dengan dia ; tapi jika tidak mungkin, maka kamu harus kembali. "

Sewaktu Gilgamesh mendengar hal tersebut, dia dikuasai oleh kemarahan. Dia

mengambil kapaknya dan mencabut pedangnya dari ikat pinggangnya, dan bagaikan anak

panah dia melsat ketepi laut. Dia hancurkan batu - batu dalam kemarahannya, dan dia

pergi kedalam hutan dan duduk beristirahat, dan Urshanabi melihat kilatan pedang, dan

dia mendengar suara kapak, dan bertanya padanya, " Beritahu aku,siapakah namamu ?

Aku Urshanabi, tukang tambang Utnapishtim sang Faraway. " Gilgamesh menjawab, "

Gilgamesh namaku, aku daru Uruk, dari rumah Anu. " Kemudian Urshanabi berkata

padanya, " Kenapa pipimu cekung dan wajahmu suram ? Kenapa keputusasaan ada

dihatimu dan wajahmu seperti wajah orang yang telah mengadakan perjalanan jauh ; ya,

Page 24: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

24

kenapa wajahmu terbakar oleh panas dan dingin, dan kenapa kamu datang berkelana

kemari melintasi padang rumput dalam pencarian angin ? "

Gilgamesh berkata padanya, " Kenapa pipiku cekung dan wajahku suram ? Keputusasaan

ada dihatiku, dan wajahku adalah wajah orang yang melakukan perjalanan jauh. Aku

terbakar oleh panas dan dingin. Kenapa aku berkelana melintasi padang rumput ?

Kawnku, adikku yang menangkap dan membunuh Sapi Kahyangan, dan mengalahkan

Humbaba dalam hutan Cedar, kawanku yang amat menyayangiku, dan bertahan dalam

bahaya disisiku, Enkidu saudaraku yang aku sayangi, akhir kehidupan fana telah

mengambilnya, Aku menagis baginya tujuh hari dan malam hingga ulat memakan

tubuhnya. Karena saudaraku itu aku takut akan kematian, karena saudaraku aku tersesat

melalui hutan belantara. Takdirnya berada berat sekali dipundakku. Bagaimana aku dapat

diam, bagaimana aku dapat beristirahat ? Dia sekarang berupa debu dan aku juga akan

mati dan dimakamkan selamanya. Aku takut akan kematian, selain itu, Urshanabi,

beritahu aku jalan mana menuju Utnapishtim ? Jika mungkin aku akan melintasi air

kematian ; jika tidak aku akan berkelana lebih jauh kedalam rimba belantara. "

Urshanabi berkata padanya, " Gilgamesh, tanganmu sendiri telah menghalangimu

melintasi lautan ; sewaktu kamu menghancurkan benda - benda dari batu tersebut, kamu

telah menghancurkan keamanan perahu. " Gilgamesh berkata, " Kenapa kamu sangat

marah padaku Urshanabi, karena kamu sendiri melintasi lautan siang dan malam, dalam

semua musin kamu melintasinya ? " Urshanabi menimpali " Batu - batu tersebut yang

membawaku selamat keseberang. Tapi sekarang pergilah ke dalam hutan, Gilgamesh ;

dengan kapakmu potonglah galah, sebanyak 120, potonglah mereka dengan ukuran 60

cubits panjangnya, catlah dengan bitumen, siapkanlah dengan ferrules dan bawalah

mereka kembali. "

Sewaktu Gilgamesh mendengar hal tersebut dia pergi kedalam hutan, dia memotong

galah sebanyak 120 buah ; dia memotong mereka sepanjang 60 cubits, dia mengecatnya

dengan bitumen dan menyiapkan mereka dengan ferrules, dan membawanya kembali ke

Urshanabi. Kemudian mereka berdua naik kedalam perahu, Gilgamesh dan Urshanabi

bersama, mendorong perahu keombak lautan. Selama 3 hari mereka mengayuh perahu

seolah - olah itu adalah perjalanan selama sebulan dan limabelas hari, dan akhirnya

Urshanabi membawa perahu ke air kematian. Kemudian Urshanabi berkata pada

Gilgamesh, " Tancapkan, ambil sebuah galah kemudian tancapkan kedalam, tapi jangan

biarkan tanganmu menyentuh air. Gilgamesh, mengambil galah kedua, galah ketiga,

galah keempat. Sekarang Gilgamesh, mengambil kelima dan keenam, sepuluh galah.

Gilgamesh mengambil yang kesebelas, mengambil yang keduabelas. " Setelah seratus

dan duapuluh galah tertancap Gilgamesh telah menggunakan galah terakhir. Kemudian

dia mengangkat tangannya untuk mengambil tiang kapal dan dia tutupi untuk berlayar.

Kemudian Urshanabi sang tukang tambang membawa Gilgamesh ke Utnapishtim, yang

mereka panggil dengan Faraway, yang tinggal di Dilmun dimana matahari berhenti

sejenak, disisi timur gunung. Hanya kepada dia seorang dewa menganugerahi hidup

abadi.

Page 25: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

25

Sekarang Utnapishtim, dari tempat dia berbaring untuk beristirahat, memandang di

kejauhan dan dia berkata dalam hati, merenung sendiri, " Kenapa perahu itu berlayar

kemari tanpa alat dan tiang layar ; kenapa batu - batu sakral dihancurkan, dan kenapa

sang penguasa perahu tidak melayarkan kapalnya ? Orang yang datang kemari itu

bukanlah anakbuahku ; dimanakah aku pernah melihat orang yang badannya memakai

kulit hewan buas. Siapakah itu yang naik kemari dibelakang Urshanabi, pastinya dia

bukan anak buahku ? ' Lalu Utnapishtim melihat padanya dan berkata, " Siapakah

namamu, kamu yang kemari dengan mengenakan kulit hewan buas, dengan pipi cekung

dan wajah muram ? Kemana kamu terburu - buru ? Dengan alasan apa kamu telah

menempuh perjalanan jauh, mengarungi lautan yang jalurnya amat sulit ? Beritahukanlah

padaku alasanmu datang. "

Kemudian Gilgamesh menjawab, " Gilgamesh adalah namaku. Aku datang dari uruk, dari

rumah Anu. " Kemudian Utnapishtim berkata padanya, " Jika kamu Gilgamesh, kenapa

pipimu cekung dan wajahmu muram ? Kenapa keputusasaan ada dalam hatimu dan

wajahmu seperti porang yang baru saja menempuh perjalanan panjang ? Ya, kenapa

wajahmu terbakar dengan panas dan dingin ; dan kenapa kamu datang kemari,

mengembara melalui hutan belantara dalam pencarian angin ?"

Gilgamesh berkata padanya, " Kenapa pipiku cekung dan wajahku muram ?

Keputusasaan ada dalam hatiku dan wajahku adalah wajah orang yang baru saja

menempuh perjalanan jauh. Wajahku terbakar oleh panas dan dingin. Kenapa aku

mengembara melintasi tanah lapang ? Kawanku, adikku, yang menangkap dan

membunuh Sapi Kahyangan dan mengalahkan Humbaba dalam hutan pohon Cedar,

kawanku yang amat menyayangiku dan bertahan dalam bahaya disampingku, Enkidu,

saudaraku yang aku sayangi, akhir dari kehidupan fana telah mengambilnya. Aku

menangis baginya tujuh hari dan tujuh malam hingga ulat memakan dia. Karena

saudaraku aku takut akan kematian ; karena saudaraku aku tersesat melalui hutan

belantara. Takdirnya terasa berat sekali buatku. Bagaimana aku dapat diam, bagaimana

aku dapat beristirahat ? Dia menjadi debu dan aku juga akan mati dan dimakamkan

selamanya. " Gilgamesh berkata lagi, berbicara pada Utnapishtim, " Menemui

Utnapishtim yang kami panggil Faraway adalah tujuan perjalananku ini. Karena itu aku

berkelana kesekuruh dunia, aku telah melintasi berbagai macam rintangan yang amat

sulit, aku telah mengarungi lautan, aku telah meletihkan diriku sendir dengan melakukan

perjalanan ; sendi - sendi tulangku kesakitan, dan aku kehilangan kenalan yang dalam

tidur amat manis. Pakaianku compang camping sebelum aku sampai di rumah Siduri.

Aku telah membunuh Beruang dan Hyena, Singa dan Panter, Macan, Rusa Jantan dan

Ibex, berbagai macam kehidupan liar dan mahluk - mahluk kecil padang rumput. Aku

makan daging mereka dan aku pakai kulit mereka ; dan itulah ceritanya bagaimana aku

dapat sampai ke gerbang milik seorang wanita muda, sang pembuat anggur, yang

menghalangi gerbangnya untukku. Tapi dari wanita itu aku mendapat kabar bagaimana

melakukan perjalanan ini ; lalu aku datang ke Urshanabi sang tukang tambang, dan

dengannya aku mengarungi air kematian. Oh ayah Utnapishtim, kamu yang telah

memasuki alam dewa, aku mengharapkan engkau untuk mempertimbangkan tentang

hidup dan mati, bagaimana aku akan menemukan hidup yang aku cari ? "

Page 26: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

26

Utnapishtim berkata, " Tidak ada keabadian. Apakah kita membangun rumah agar berdiri

selamanya, apakah kita menandatangani kontrak untuk dilaksanakan selamanya ? Apakah

sesama saudara akan berbagi harta warisan selamanya, apakah waktu banjir bertahan ? itu

hanya bidadari naga terbang yang mengalirkan larvanya dan memandang matahari dalam

kejayaannya, Dari zaman dulu tidak ada keabadian. Tidur dan mati. Apakah yang ada

diantara tuan dan majikan sewaktu mereka berdua menemui ajal mereka ? Sewaktu

Annuaki, sang hakim, datang bersama, dan Mammetun ibu dari takdir, bersama mereka

menetapkan nasib manusia. Hidup dan mati mereka pastikan tapi hari kematian tidak

mereka umumkan. "

Kemudian Gilgamesh berkata pad Utnapishtim sang Faraway, " Aku melihat padamu

sekarang, Utnapishtim, dan penampilanmu tidak berbeda denganku ; tidak ada yang aneh

dengan bentukmu. Aku berpikir seharusnya aku menemukanmu bagaikan seorang ksatria

yang bersiap untuk berperang, tapi kamu berbaring disini sambil meletakkan tasmu

dipunggung. Beritahukan padaku sesungguhnya, bagaimana bisa kamu memasuki alam

dewa dan mendapatkan hidup abadi ? " Utnapishtim berkata pada Gilgamesh, " Aku akan

memberitahukanmu sebuah misteri, aku akan memberitahukanmu rahasia para dewa. "

5

CERITA BANJIR

Kamu tahu kota Shurrupak, terletak ditepi sungai Euphrates ? Kota itu menjadi tua dan

dewa - dewa yang ada disitu juga menjadi tua. Disana ada Anu, penguasa langit, ayahnya

, dan ksatria Enlil penasihat mereka, Ninurta sang penolong, dan Ennugi penjaga kanal ;

dan ada juga Ea. Pada masa itu dunia berkerumun, orang - orang beranak pinak, dunia

berkembang bagaikan banteng, dan dewa agung dibangunkan dengan teriakan. Enlil

mendengar seruan tersebut dan berkata dalam dewan dewa, " Kegemparan manusia sudah

tidak dapat ditolerir lagi dan tidur sudah tidak mungkin karena terlalu banyak ocehan. "

Lalu dewa - dewa dalam hati mereka mulai berpikir untuk membuat banjir besar ; tapi

dewa Ea memperingatkanku dalam mimpi. Dia membisikkan kata - katanya ke rumahku

yang terbuat dari buluh. " Rumah buluh, rumah buluh ! Tembok, O tembok, dengarkanlah

rumah buluh, tembok memantulkannya ; O orang Shurrupak, anak dari Ubara-Tutu ;

robohkanlah rumahmu dan bangunlah sebuah perahu, abaikan hak milik dan carilah

kehidupan, abaikan harta dunia dan selamatkan nyawamu. Rubuhkanlah rumahmu,

kataku, dan buatlah sebuah kapal. Ini adalah ukuran kapal yang harus kamu bangun :

biarkan ukuran baloknya sama dengan panjangnya, buatlah dek kapal diatapi seperti

kubah yang cekung; kemudian angkutlah seluruh jenis mahluk hidup kedalam kapal. "

Sewaktu aku telah mengerti aku berkata pada tuanku, " Tahan, apa yang telah kamu

perintahkan akan aku hargai dan laksanakan, tapi bagaimana akan aku jawab orang -

orang, penduduk kota, kaum tetua ? " Kemudian Ea membuka mulutnya dan berkata

padaku, pelayannya, " Beritahu mereka ini : Aku telah mempelajari bahwa Enlil murka

kepadaku, aku tidak berani lagi berjalan diatas tanah kekuasaannya atau hidup dikota ini ;

Aku akan pergi ke teluk untuk tinggal bersma Ea tuanku. Tapi atas kalian dia akan

Page 27: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

27

melimpahi kalian banyak hal, ikan langka dan unggas liar yang malu - malu, hasil

panenan yang subur. Di malam hari pengendara halilintar akan membawakan kamu

semua benih gandum dalam hujan deras. "

" Pada saat matahari terbenam semua penghuni rumahku berkumpul disekelilingku, anak

- anak membawa terpentin dan orang dewasa laki - laki membawa apa yang kira - kira

perlu. Pada hari kelima aku membuat dan meletakkan lunas dan rangka kapal, kemudian

aku cepat - cepat membuat papan. Luas tanah adalah satu are, tiap sisi dek diukur 120

cubits, membuat bentuk persegi. Aku membuat 6 dek dibawah, tujuh kesemuanya, aku

membagi semuanya dalam sembilan bagian dengan dinding pemisah diantaranya. Aku

tempatkan baji dimana diperlukan, aku melihat perahu yang besar, dan mengisi

persediaan. Kapal pembawa minyak dalam keranjang, aku tuangkan terpentin kedalam

tungku dan aspal dan minyak ; lebih banyak minyak digunakan untuk mendempul dan

lebih banyak lagi pemilik perahu mengambilkan persediaannya. Aku menyembelih sapi

jantan bagi orang - orang dan tiap hari aku membunuh biri - biri. Aku beri anggur untuk

diminum seolah - olah hal itu adalah air sungai, anggur mentah dan anggur merah dan

minyak dan anggur putih. Ada pesta perayaan kemudian seolah - olah saat itu adalah

Festival Tahun Baru ; aku sendiri meminyaki kepalaku. Dan pada hari ketujuh perahu

telah siap.

Peluncurannya penuh dengan kesulitan ; ada perubahan letak keseimbangan diatas dan

dibawah hingga duapertiga bagian ada dalam air. Aku masukkan dalam perahu semua

emas dan benda hidup, keluargaku, peliharaanku, hewan liar di hutan baik yang buas

maupun yang jinak, dan semua perajin. Aku kirim naikkan mereka kedalam kapal, saat

itu apa yang telah Shamash perintahkan telah dipenuhi dia berkata, " Di malam hari,

sewaktu pengendara halilintar mengirimkan hujan penghancur, masuklah kedalam perahu

dan luncurkanlah dia. " Saat itu telah tiba, malam telah datang, pengendara halilintar

mengirim hujan. Aku melihat keluar untuk mengetahui cuaca dan cuaca amat

mengerikan, lalu aku juga memasuki kapal dan meluncurkannya. Semuanya telah

lengkap sekarang, menutup palka; lalu aku serahkan kemudi kepada Ruzur-Ammuri sang

pengemudi, dengan navigasi dan perawatan seluruh kapal.

Dengan datangnya senja awan hitam datang dari horizon ; halilintar menyambar dimana

Adad, penguasa halilintar mengendarainya. Didepan bukit dan tanah lapang Shullat dan

Hanish, menggembar - gemborkan suara halilintar, dimulai. Kemudian dewa - dewa

Abyss bermunculan ; Nergal menjebol bendungan dari bawah air, Ninurta dewa perang

melemparkan tanggul , dan tujuh hakim neraka, Annuaki, menggunakan obor - obor

mereka, menyinari daratan dengan api mereka yang menyala - nyala. Keputusasaan yang

amat sangat sampai kekahyangan sewaktu dewa badai mengubah keadaan terang menjadi

gelap, sewaktu dia membanting daratan bagaikan cangkir. Satu hari penuh angin ribut

mengamuk dengan hebatnya, mengguyur orang - orang dengan pasang naik yang amat

hebat ; seseorang tidak dapat melihat saudaranya atau orang - orang tidak dapat terlihat

dari surga. Bahkan dewa - dewa takut terhadap banjir, mereka mengungsi ke kahyangan

tingkat tertinggi, cakrawala Anu ; mereka membungkukkan badan ke tembok, gemetar

seperti anjing kampung. Kemudian Ishtar sang Ratu Kahyangan Bersuara Merdu

menangis: " Hari - hari lalu berubah menjadi debu karena aku memerintahkan hal - hal

Page 28: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

28

jelek; kenapa aku memerintahkan hal - hal yang buruk dalam dewan dewa ? Aku

perintahkan perang untuk menghancurkan orang - orang, tapi mereka bukan orang -

orangku, kenapa aku membawa - bwa mereka terus ? Sekarang seperti telur ikan mereka

mengapung di lautan. " Dewa agung dari Surga dan Neraka menangis, mereka menutup

mulutnya.

Selama 6 hari dan enam malam angin berhembus, badai besar dan angin ribut dan banjir

menenggelamkan dunia, angin ribut dan banjir mengamuk bersama. Di hari ketujuh,

badai dari selatan surut, lautan perlahan menjadi tenang, banjir masih tetap; aku melihat

wajah dunia dan amat tenang, semua mahluk hidup menjadi tanah liat. Permukaan laut

datar bagaikan atap teratas ; aku membuka palka dan cahaya menimpa wajahku. Dan

kemudian aku membungkukkan dalam - dalam, aku duduk dan aku menangis, airmata

merembes dari wajahku, karena disetiap sisi hanya ada air. Aku mencari daratan dengan

sia - sia, tapi 14 league dikejauhan ada gunung, dan disana kapal berlabuh; di Gunung

Nisir perahu merapat, merapat dan tidak bergerak. Satu hari dia merapat, dan hari kedua

di gunung Nisir perahu merapat dan tidak bergerak. Hari ketiga, dan keempat dia merapat

dan tidak bergerak. Hari kelima dan keenam dia merapat dan tidak bergerak di gunung.

Disenja hari ketujuh aku melepaskan merpati dan merpati itu terbang tapi tidak

menemukan tempat untuk beristirahat dan dia kembali. Aku lepaskan burung gagak, dia

melihat bahwa air telah surut, dia makan, dia terbang berkeliling, dia berkoak, dan dia tak

kembali. Kemudian aku melemparkan segala sesuatu kearah empat penjuru mata angin,

aku membuat pengorbanan dan menuangkan pemujaan diatas puncak gunung. Tujuh dan

sekali lagi tujuh ketel aku siapkan diatas dudukannya, aku nyalakan kayu dan bau-bauan

manis, mereka berkumpul bagaikan daun diatas korban. Kemudian, akhirnya, Ishtar juga

datang, dia mengambil kalungnya dengan permata kahyangan yang dibuat Anu unutk

membahagiakannya. " O kalian dewa - dewa yang ada, dengan Lapis Lazuli disekeliling

leherku aku akan mengingat hari ini sebagaimana aku mengingat perhiasan di

tenggorokanku; ini adalah hari - hari terakhir yang tidak akan kau lupakan. Biarkan

semua dewa berkumpul disekeliling pengorbanan, kecuali Enlil. Dia tidak boleh

mendekati korban ini, karena tanpa perasaan dia membawa banjir; dia mengirimkan

orang - orangku pada kehancuran. "

Sewaktu Enlil telah datang, sewaktu dia melihat perahu, dia murka dan meledak dalam

amarah pada para dewa, tuan rumah kahyangan, " Apakah ada dari mahluk fana ini

berhasil lolos ? Tidak ada seorangpun yang lolos dari kehancuran. " Kemudian dewa

bendungan dan kanal Ninurta membuka mulutnya dan berkata pada Ksatria Enlil, " Siapa

dewa disini yang dapat menemukan cara tanpa Ea ? Adalah Ea sendiri yang tahu tentang

segala hal. " Kemudian Ea membuka mulutnya dan berkata pada Ksatria Enlil, " Dewa

yang paling bijak, Pahlawan Enlil, bagaimana anda bisa tidak berperasaan membawa

banjir ?

Berbaring diatas orang berdosa dosanya,

Berbaring diatas pelanggar hukum atas pelanggarannya,

Hukumlah dia sewaktu dia kehilangan kontrol,

Jangan mengendalikannya terlalu keras atau dia akan binasa;

Akankah singa telah memporakporandakan umat manusia

Page 29: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

29

Dibandingkan banjir

Apakah Serigala telah memporak - porandakan umat manusia

Dibandingkan banjir

Apakah kelaparan telah memporak - porandakan umat manusia

Dibandingkan banjir,

Apakah wabah sampar telah memporak - porandakan umat manusia

Dibandingkan banjir.

Hal tersebut bukanlah yang aku nyatakan sebagai rahasia dewa - dewa ; orang bijak

belajar tentang hal tersebut dari mimpi. Sekarang ambil nasihat apa yang sebaiknya kita

lakukan terhadap dia. "

Kemudian Enlil naik ke perahu, dia memegang tanganku dan istriku dan membimbing

kami masuk kedalam kapal dan berlutut dikedua sisi, dia berdiri diantara kami. Dia

memegang dahi kami untuk memberkati dan berkata, " Dimasa lalu Utnapishtim adalah

manusia fana ; mulai sekarang dia dan istrinya akan hidup dikejauhan dimulut sungai. "

Kemudian dew - dewa mengambilku dan menempatkanku disini untuk hidup dikejauhan,

dimulut sungai.

6

PERJALANAN KEMBALI

Utnapishtim berkata, " Sekarang kamu, Gilgamesh, yang akan bergabung dengan dewa

untuk kepentinganmu, apakah kamu menemui hidup yang kamu cari ? Tapi jika kamu

berharap, kemarilah dan anggaplah ini sebuah ujian : yaitu menjalani tidak tidur selama

enam hari dan tujuh malam. " Tapi sementara Gilgamesh duduk disana beristirahat pada

pangkal pahanya, tidur bagaikan wol halus menggoda dari bulu domba yang jatuh

perlahan diatasnya, dan Utnapishtim berkata pada istrinya, " Lihatlah dia sekarang, laki -

laki kuat yang ingin memperoleh hidup abadi, bahkan sekarang tidur pun menimpanya. "

Istrinya menimpali, " Sentuh dan bangunkan dia, sehingga dia dapat kembali kedaerah

asalnya dalam kedamaian, melintasi kembali gerbang dari mana dia datang. "

Utnapishtim berkata pada istrinya, " Semua lelaki adalah penipu, bahkan dia akan

bermaksud untuk menipu ; selain itu bakarlah sebaki roti, tiap hari satu baki, dan letakkan

disamping kepalanya ; dan buatlah tanda ditembok untuk menghitung hari - hari dia telah

tidur. "

Lalu istri Utnapishtim membakar sebaki roti, setiap hari satu baki, dan menaruhnya

disamping kepalanya, dan dia menandai didinding hari - hari dimana Gilgamesh tidur ;

dan datanglah hari dimana roti pada baki pertama menjadikeras, dan roti pada baki kedua

menjadi ulet, baki ketiga menjadi lembek, yang keempat telah berjamur, yang kelima

telah berlumut, yang keenam segar, dan ketujuh masih tetap dalam bara api. Kemudian

Utnapishtim menyentuh Gilgamesh dan membangunkannya. Gilgamesh berkata pada

Utnapishtim sang Faraway, " Aku betul betul tertidur nyenyak ketika kau menyentuhmu.

" Tapi Utnapishtim berkata, " Hitunglah baki roti dan pelajarilah berapa hari kamu tidur,

karena yang pertama telah menjadi keras, yang kedua menjadi ulet, yang ketiga menjadi

Page 30: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

30

lembek, kerak yang keempat telah menjadi berjamur, kelima berlumut, yang keenam

masih segar dan yang ketujuh masih dalam bara api sewaktu aku membangunkanmu. "

Gilgamesh berkata, " Apa yang akan aku lakukan , O Utnapishtim, kemana aku harus

pergi ? Pencuri dimalam hari telah menahan anggota badanku, kematian mendiami

ruanganku ; kemanapun kakiku beristirahat, disana kutemui kematian. "

Kemudian Uitnapishtim berkata pada Urshanabi sang tukang tambang : " Terkutuklah

kamu Urshanabi, sekarang dan selamanya kamu telah menjadi dipenuhi rasa benci ; ini

bukan untuk kamu, juga bukan kamu mengarungi samudera. Pergilah sekarang, hilanglah

dari tepi laut. Tapi orang ini sebelum kamu berjalan, kamu bawa kemari, yang tubuhnya

telah dirusak oleh kulit hewan liar, bawa dia ke tempat pencucian. Disana dia akan

memcuci rambut panjangnya bersih - bersih bagaikan salju diair, dia akan melemparkan

jauh - jauh baju kulitnya dan biarkan laut menghanyutkannya, dan keeolkan tubuhnya

akan diperlihatkan, kulit dahinya akan dibersihkan, dan dia akan diberi baju untuk

menutupi ketelanjangannya. Sampai dia mencapai kotanya dan perjalanannya

diselesaikan, baju - baju tersebut tidak akan menunjukkan umurnya, mereka akan dipakai

seperti baju baru. " Kemudian Urshanabi membawa Gilgamesh dan membimbing dia ke

tempat pencucian, dia mencuci rambut panjangnya sebersih salju diair, dia melepas baju

kulitnya, yang dihanyutkan oleh laut, dan menunujukkan keelokan tubuhnya. Dia

memperbaharui kulit dahinya, dan untuk menutupi ketelanjangannya dia diberi baju yang

tidak ketahuan umurnya, tapi dipakai seperti baju baru sampai dia mencapai kotanya ,

dan perjalanannya telah diselesaikan.

Kemudian Gilgamesh dan Urshanabi meluncurkan perahu ke air dan menaikinya, dan

mereka siap unutk berlayar kembali ; tapi istri Utnapishtim sang Faraway berkata pada

suaminya, " Gilgamesh datang kesini dengan compang camping, apa yang akan kamu

berikan padanya untuk dibawa pulang kerumahnya ? " Lalu Utnapishtim berkata, dan

Gilgamesh mengambil galah dan membawa perahu ke tepian. " Gilgamesh, kamu kemari

dengan keadaan compang camping, kamu menelantarkan dirimu sendiri ; apa yang harus

kuberikan padamu untuk kamu bawa pulang kerumahmu ? Gilgamesh, aku akan

membuka sebuah hal rahasia, ini adalah misteri dewa yang aku beritahukan padamu. Ada

tanaman yang tumbuh dibwah air, punya duri seprti pohon mawar ; tanaman itu akan

melukai tanganmu, tapi jika kamu berhasil mengambilnya, maka tanganmu akan

memegang sesuatu yang akan memulihkan kehilanganmu dari pemuda menjadi laki - laki

dewasa. "

Sewaktu Gilgamesh mendengar hal tersebut dia membuka pintu air sehingga aliran air

dapat membawanya ke kanal terdalam; dia mengikat batu berat dikakinya dan dia terjun

kedalam air, Disana dia melihat tanaman tumbuh; meskipun tanaman itu berduri dia

mengambilnya ; kemudian dia memotong ikatan batu besar dari kakinya dan laut

membawa dia kepermukaan. Gilgamesh berkata pad Urshanabi sang tukang tambang, "

Kemarilah, dan lihatlah tanaman menarik ini. Dengan ini seseorang bisa mendapatkan

kembali semua kekuatan masa mudanya. Aku akan membawanya ke Uruk ke tembok

besar ; disana aku akan memberikannya pada orang - orang tua untuk dimakan. Namanya

adalah " Orang Tua Muda Kembali. " ; dan akhirnya aku akan memakannya sendiri dan

mendapatkan kembali kekuatan masa mudaku.

Page 31: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

31

Lalu Gilgamesh kembali ke gerbang yang dia lalui ketika datang, Gilgamesh dan

Urshanabi pergi bersama. Mereka berjalan sekitar 20 league dan akhirnya istirahat ;

setelah 30 league mereka berhenti untuk berhenti dimalam hari.

Gilgamesh melihat air dingin yang menyegarkan dan dia pergi untuk mandi ; tapi jauh

dalam kolam terbaring seekor ular naga, dan ular naga merasakan manisnya bunga. Ular

itu muncul dari dalam air dan menangkap bunga itu dengan cepat, dan segara ular itu

menanggalkan kulitnya dan kembali ke sehat. Kemudian Gilgamesh duduk dan

menangis, airmata mengalir dari wajahnya, dan dia memegang tangan Urshanabi ; " O

Urshanabi, apakah ini karena aku mencuci tanganku, karena inikah aku harus memeras

darah hatiku ? Karena diriku sendiri aku tidak memetik keuntungan apapun ; bukan aku,

tapi hewan liar didunia ini yang menikmatinya. Arus telah membawa sejauh 20 league

kembali kekanal dimana kau menemukannya. Aku menemukan sebuah tanda dan

sekarang aku kehilangnnya. Ayo kita tinggalkan perahu ditepian dan pergi. "

Setelah 20 league mereja berhenti untuk beristirahat, setelah 30 league mereka berhenti

untuk beristirahat dimalam hari ; dalam 3 hari mereka telah berjalan sejauh perjalanan

satu bulan 15 hari. Sewaktu perjalanan telah diselesaikan mereka tiba di Uruk, kota yang

dikelilingi oleh tembok yang amat kuat. Gilgamesh berkata padanya, kepada Urshanabi

sang tukang tambang, " Urshanabi, panjatlah tembok yang terbuat dari batu bata; lihatlah

apakah ada batu bata yang terbakar ; dan tidakkan tujuh orang bijak terbaring pada

fondasinya ? Sepertiga adalah kota, spertiga adalah taman, dan sepertiga adalah tanah

lapang, dengan halaman milik dewi Ishtar. Bagian - bagian tersebut dan halaman tersebut

adalah Uruk. "

Itu adalah hasil kerja Gilgamesh, sang raja, yang mengetahui negara - negara dunia. Dia

bijak, dia melihat misteri dan mengetahui hal - hal rahasia, dia membawa kita dongeng

hari - hari sebelum banjir. Dia mengembara dalam perjalanan jauh, kecapekan, compang

camping dengan pekerja, dan kembali mengukirkan semua cerita pada batu.

7

KEMATIAN GILGAMESH

Nasib ditentukan oleh ayah para dewa, Enlil penguasa gunung, telah menetapkan bagi

Gilgamesh : " Di bawah bumi kegelapan akan menunjukkan padanya cahaya ;

kemanusiaan, semua yang kita ketahui, tak seorangpun akan meninggalkan monumen

bagi generasi selanjutnya yang dapat dibandingkan dengannya. Kepahlawanan,

kebijakan, seperti bulan baru dikilapkan dan menciut. Orang akan mengatakan, "

Siapakah yang pernah memerintah dengan kebijakan dan kekuatan seperti dia ? "

Sebagaimana bulan gelap, bayangan bulan, tanpanya tiada cahaya. O Gilgamesh, inilah

arti dari mimpimu. Kamu dianugerahi dengan kerajaan, seperti takdirmu, kehidupan

abadi bukanlah takdirmu. Karena itu janganlah bersedih dihati, janganlah berduka cita

atau merasa tertekan ; dia telah menganugerahimu kemampuan untuk mengendalikan diri

Page 32: Epos Gilgamesh

Epos Gilgamesh

32

dan sebaliknya, menjadi kegelapan maupun cahaya bagi umat manusia. Dia telah

memberikan contoh yang tak dapat ditiru tentang supremasi atas manusia, dalam

kemenangan yang tidak mengambil satu tawanan pun, dalam perampokan dan

penyerangan yang tidak ada jalan mundur. Tapi jangan menyalahgunkan kekuasaan,

berbaik - baiklah dengan pelayanmu dalam istana, berbaik - baiklah dengan wajah

matahari. "

Raja telah membaringkan dirinya dan tidak akan bangkit lagi

Penguasa Kullab tidak akan bangkit lagi

Dia mengatasi kejahatan, dia tidak akan pernah datang lagi;

Meski dia kuat tangannya dia tidak akan datang lagi;

Dia mempunyai wajah bijak dan menyenangkan, dia tidak akan datang lagi;

Dia pergi ke gunung, dia tidak akan kembali lagi ;

Diatas pembaringan di terbaring, dia tidak akan bangkit lagi,

Dari berbagai macam warna dia tidak akan datang lagi.

Penduduk kota, baik kota besar maupun kecil, tidak diam ; mereka meratap, semua laki -

laki yang terdiri dari darah dan daging meratap. Takdir telah diucapkan ; seperti ikan

yang kena kait dia terbaring lurus diatas pembaringan, seperti kehebohan yang tertangkap

jelas.

Untuk Gilgamesh, putra Ninsun, mereka punya tanggung jawab untuk memanjatkan doa

mereka ; istri tercintanya, putranya, selirnya, musisinya, penghiburny, dan semua

penghuni rumahnya ; pelayannya, pengurusnya, semua yang tinggal diistana wajib

memanjatkan doa bagi Gilgamesh putra Ninsun, hati Uruk. Mereka melaksanakan

kewajiban tersebut pada Ereshkigal, ratu kematian, dan kepada semua dewa kematian.

Kepada Namtar, yang nasibnya, mereka laksanakan kewajiban tersebut. Roti bagi Neti

penjaga gerbang, roti bagi Ningizzida dewa ratapan, penguasa pohon kehidupan ; Karena

Dumuzi jugalah, sang peratap muda, karena Enki dan Ninki, karena Endukugga dan

Ninukugga, karena Enmul dan Ninmul, semua nenek moyang dewa, fobeas karena Enlil.

Perayaan bagi Shulpae dewa penguasa pesta. Bagi Samuqan, dewa penguasa tanaman

obat, bagi ibu Ninhursag, dan dewa pencipta di istana penciptaan, bagi tuan rumah Surga,

pendeta dan pendeta wanita bertanggung jawab untuk memanjatkan doa - doa kematian.

Gilgamesh, putra Ninsun, terbaring di makam. Di tempat memanjatkan doa, dia

menimbang roti pemujaan, di tempat pemujaan dia menuangkan anggur. Hari - hari ini

Lord Gilgamesh telah pergi, putra Ninsun, sang raja, yang tidak ada bandingannya, tanpa

ada yang menyamai diantara manusia, yang tidak mengabaikan Enlil tuannya. O

Gilgamesh, penguasa Kullab milikmu puji - pujian ini.