epista ks is

10
Epistaksis Epistaksis atau perdarahan dapat dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa. Epitaksis seringkali merupakan gejala penyakit lain. Kebanyakan ringan dan sering dapat berhenti sendiri tanpa memerlukan bantuan medis, tetapi epistaksis yang berat, merupakan masalah kedaruratan yang dapat berakibat fatal apabila tidak segera ditangani. Etiologi Epistaksis seringkali timbul spontan tanpa dapat diketahui penyebabnya, kadang-kadang jelas disebabkan karena trauma. Epistaksis dapat disebabkan oleh kelainan local pada hidung atau kelainan sistemik. Kelainan lokal misalnya trauma, kelainan anatomi, kelainan pembuluh darah, infeksi lokal, benda asing, tumor, pengaruh udara linkungan. Kelainan sistemik, seperti penyakit kardiovaskuler, kelainan darah, infeksi sistemik, perubahan tekanan atmosfir, kelainan hormonal dan kelainan kongenital. Trauma Perdarahan dapat terjadi karena trauma ringan misalnya mengorek hidung, benturan ringan, bersin, atau mengeluarkan ingus terlalu keras, atau sebagai akibat

Upload: stefanie-karina

Post on 11-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

wqwqwq

TRANSCRIPT

Page 1: Epista Ks Is

Epistaksis

Epistaksis atau perdarahan dapat dijumpai pada anak-anak maupun orang

dewasa. Epitaksis seringkali merupakan gejala penyakit lain. Kebanyakan ringan

dan sering dapat berhenti sendiri tanpa memerlukan bantuan medis, tetapi

epistaksis yang berat, merupakan masalah kedaruratan yang dapat berakibat

fatal apabila tidak segera ditangani.

Etiologi

Epistaksis seringkali timbul spontan tanpa dapat diketahui penyebabnya,

kadang-kadang jelas disebabkan karena trauma. Epistaksis dapat disebabkan

oleh kelainan local pada hidung atau kelainan sistemik. Kelainan lokal misalnya

trauma, kelainan anatomi, kelainan pembuluh darah, infeksi lokal, benda asing,

tumor, pengaruh udara linkungan. Kelainan sistemik, seperti penyakit

kardiovaskuler, kelainan darah, infeksi sistemik, perubahan tekanan atmosfir,

kelainan hormonal dan kelainan kongenital.

Trauma

Perdarahan dapat terjadi karena trauma ringan misalnya mengorek hidung,

benturan ringan, bersin, atau mengeluarkan ingus terlalu keras, atau sebagai

akibat trauma yang lebih hebat seperti kena pukul, jatuh atau kecelakaan lalu

lintas. Selain itu juga bias terjadi akibat adanya benda asing tajam atau trauma

pembedahan.

Epistaksis sering juga terjadi karena adanya spina septum yang tajam.

Perdarahan dapat terjadi di tempat spina itu sendiri atau pada mukosa konda

yang berhadapan bila konka itu sedang mengalami pembengkakan.

Kelainan pembuluh darah (lokal)

Page 2: Epista Ks Is

Sering kongenital. Pembuluh darah lebih lebar, tipis, jaringan ikat dan sel-selnya

lebih sedikit.

Infeksi lokal

Epistaksis bisa terjadi pada infeksi hidung dan sinus paranasal seperti rhinitis

atau sinusitis. Bisa juga pada infeksi spesifik seperti rhinitis jamur, tuberkulosis,

lupus, sifilis atau lepra.

Tumor

Epistaksis dapat timbul pada hemangioma dan karsinoma. Yang lebih sering

terjadi pada angiofibroma, dapat menyebabkan epistaksis berat.

Penyakit kardiovaskuler

Hipertensi dan kelainan pembuluh darah seperti yang timbul pada

arteriosklerosis, nefritis kronik, sirosis hepatis atau diabetes mellitus dapat

menyebabkan epistaksis. Epistaksis yang terjadi pada penyakit hipertensi

seringkali hebat dan dapat berakibat fatal.

Kelainan darah

Kelainan kongenital yang sering menyebabkan epistaksis ialah teleangiektasis

hemoragik herediter (hereditary-hemorrhagic teleangiectasis Oster-Rendu-

Weber disease). Juga sering terjadi pada Von Willenbrand disease.

Infeksi sistemik

Yang sering menyebabkan epistaksis ialah demam berdarah, demam tifoid,

influenza dan morbili.

Page 3: Epista Ks Is

Perubahan udara atau tekanan atmosfir

Epistaksis ringan sering terjadi bila seseorang berada di tempat yang cuacanya

sangat dingin atau kering. Hal serupa juga bisa disebabkan adanya zat-zat kimia

di tempat industri yang menyebabkan keringnya mukosa hidung.

Gangguan hormonal

Epistaksis juga dapat terjadi pada wanita hamil atau menopause karena

pengaruh perubahan hormonal.

SUMBER PERDARAHAN

Melihat asal perdarahan, epistaksis dibagi menjadi epistaksis anterior dan

epistaksis posterior. Untuk penatalaksanaannya, penting dicari sumber

perdarahan walaupun kadang-kadang sulit.

Page 4: Epista Ks Is

Epistaksis anterior

Kebanyakan berasal dari pleksus Kisselbach di septum bagian anterior atau

arteri etmoidalis anterior. Perdarahan pada septum anterior biasanya ringan

karena keadaan mukosa yang hiperemis atau kebiasaan mengorek hidung dan

kebanyakan terjadi pada anak, seringkali berulang dan dapat berhenti sendiri.

Epistaksis posterior

Dapat berasal dari arteri etmoidalis posterior atau arteri sfenopalatina.

Perdarahan biasanya lebih hebat dan jarang dapat berhenti sendiri. Sering

ditemukan pada pasien dengan hipertensi, arteriosklerosis atau pasien dengan

penyakit kardiovaskuler karena pecahnya arteri sfenopalatina.

PENATALAKSANAAN

Page 5: Epista Ks Is

Prinsip penatalaksanaan epistaksis ialah perbaiki keadaan umum, cari sumber

perdarahan, hentikan perdarahan, cari faktor penyebab untuk mencegah

berulangnya perdarahan.

Bila pasien dating dengan epistaksis, perhatikan keadaan umumnya, nadi,

pernafasan serta tekanan darahnya. Bila ada kelainan, atasi terlebih dulu

misalnya dengan memasang infus. Jalan nafas dapat tersumbat oleh darah, atau

bekuan darah, perlu dibersihkan atau diisap.

Untuk dapat menghentikan perdarah perlu dicari sumbernya, setidaknya dilihat

apakah perdarahan dari anterior atau posterior.

Alat-alat yang diperlukan untuk memeriksa ialah lampu kepala, speculum hidung

dan alat pengisap. Anamnesis yang lengkap sangat membantu dalam

menentukan penyebab pendarahan.

Pasien dengan epistaksis diperiksa dalam posisi duduk, biarkan darah mengalir

keluar dari hidung sehingga bisa dimonitor. Kalau keadaanya lemah sebaiknya

setengah duduk atau berbaring dengan kepala ditinggikan. Harus diperhatikan

jangan sampai darah mengalir ke saluran nafas bawah.

Pasien anak duduk dipangku, badan dan tangan dipeluk, kepala dipegangi agar

tegak dan tidak bergerak.

Sumber perdarahan dicari untuk membersihkan hidung dari darah dan bekuan

darah dengan bantuan alat pengisap. Kemudian pasang tampon sementara yaitu

kapas yang telah dibasahi genan adrenalin 1/5000-1/10000 dan pantocain atau

lidocain 2% dimasukan ke dalam rongga hidung untuk menghentikan

perdarahaan mengurangi rasa nyeri pada saat dilakukan tindakan selanjutnya.

Tampon dibiarkan selama 10-15 menit. Setelah terjadi vasokonstriksi biasanya

dapat dilihat apaka perdarahan berasal dari posterior atau anterior.

Menghentikan perdarahan

Perdarahan anterior seringkali berasal dari pleksus kisselbach di septum di

bagian depan. Apabila tidak berhenti dengan sendirinya. Perdarahan anterioir,

Page 6: Epista Ks Is

terutama pada anak, dapat dicoba dihentikan dengan menekan hidung dari luar

selama 10-15 menit, seringkali berhasil.

Bila sumber perdarahan dapat terlihat, tempat asal perdarahan dikaustik dengan

larutan Nitras Argenti (AgNo3), 25-30%. Sesudahnya area tersebut diberi krim

antibiotik.

Bila dengan cara ini perdarahan masih terus berlangsung, maka perlu dilakukan

pemasangan tampon anterior yang dibuat dari kapas atau kasa yang diberi

peluman vaselin atau salep antibiotik. Pemakaian pelumas ini agar tampon

mudah dimasukan dan tidak menimbulkan perdarahan baru. Tampon

dimasukan sebanyak 2-4 buah, disusun dengan teratur dan harus dikeluarkan

untuk mencegah infeksi hidung. Selama 2hari ini dilakukan pemeriksaan

penunjang untuk mencari faktor penyebab epistaksis. Bila perdarahan masih

belum berhenti, dipasang tampon baru.

Perdarahan posterior

Perdarahan dari bagian posterior lebih sulit diatasi, sebab biasanya perdarahan

hebat dan sulit dicari sumbernya dengan pemeriksaan rhinoskopi anterior.

Untuk menanggulangi perdarahan posterior dilakukan pemasangan tampon

posterior, yang disebut tampon Bellocq. Tampon ini dibuat dari kasa padat

dibentuk kubus atau bulat dengan diameter 3 cm. Pada tampon ini terikat 3 utas

benang, 2 uah di satu sisi dan sebuah di sisi berlawanan.

Page 7: Epista Ks Is

Untuk memasang tampon posterior pada perdarahan satu sisi, digunakan

bantuan kateter karet yang dimasukkan dari lubang hidung sampai tampak di

orofaring, lalu ditarik keluar dari mulut. Pada ujung kateter ini diikatkan 2

benang tampon Bellocq tadi, kemudian keteter ditarik kembali melalui hidung

sampai benang keluar dan dapat ditarik. Tampon perlu didorong dengan

bantuan jari telunuk untuk dapat meliwati palatum mole masuk ke nasofaring.

Bila masih ada perdarahan, maka dapat ditambah tampon anterior ke dalam

kavum nasi. Kedua benang yang keluar dari hidung diikat pada sebuah gulungan

kain kasa di depan nares anterioir, supaya tampon yang terletak di nasofaring

tetap ditempatnya. Benang lain yang keluar dari mulut diikatkan secara longgar

pada pipi pasien. Gunanya ialah untuk menarik tampon keluar melalui mulut

setelah 2-3 hari.

Bila perdarahan berat dari kedua sisi, digunakan bantuan dua kateter masing-

masing melalui kavum nasi kanan dan kiri dan tampon posterior terpasang di

tengah-tengah nasofaring.

Page 8: Epista Ks Is

Sebagai pengganti tampon Bellocq, dapat digunakan kateter Folley dengan balon.