epidural hematom

27
Tutor XI MODUL ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH TAHUN AJARAN 2014/2015

Upload: uphik-try

Post on 01-Oct-2015

62 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

cedera kepala berat dengan epidural hematom trigger 5 bedah

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

Tutor XIMODUL ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BAITURRAHMAHTAHUN AJARAN 2014/2015Fasilitatordr. Fionaloza, M.KMSuci Leni Mimanda (12-101)Uphik Try Kurniati (12-102)Chairunnisa Permata Sari(12-103)Citra Nabila(12-104)Sarah Arafhanie(12-105)Revina Rinda Mutia(12-106)Pipit Arika(12-107)Anastasya Shinta Yuliani(12-108)Windri Of Frita(12-109)Sri Muharni Sarah(12-110)STEP 1 CLARIFY UNFAMILIAR TERMSPupil isokor: suatu keadaan dimana kedua pupil sama besar dan bentuknyaGCS: skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien dengan menilai respon thd rangsangan

STEP 2 DEFINE THE PROBLEMSApa kemungkinan diagnosis pada trigger?Arti klinis GCS pada kasus?Tatalaksana awal?Pemeriksaan lain selain CT Scan?STEP 3 HYPOTHESISTrauma kepala berat dengan GCS 8 dengan epidural hematomArti klinis GCS pada kasusE2: respon mata dengan rangsanganM4: bingung/menarik diri terhadap nyeri (menghindar)V2: suara tidak jelas (menggumam)

3. Tatalaksana awal- Lakukan Primary survey (ABCDE)Stabilkan pasien

4. Pemeriksaan selanjutnyaPemeriksaan darah rutin

STEP 4 Arrange explanation into a tentative solution

STEP 5 Define learning objectivesMahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentangTrauma kepala berat dengan epidural hematomDefinisiEtiologi dan klasifikasiPatofisiologiDiagnosa: AnamnesisPemeriksaan fisikPemeriksaan penunjange. Tatalaksanaf. Komplikasi prognosisSTEP 7 SHARE THE RESULT OF INFORMATION GATHERING AND PRIVATE STUDYDEFINISITrauma kepala adalah kerusakan neurologis yang terjadi akibat adanya trauma pada jaringan otak yang terjadi secara langsung maupun efek sekunder dari trauma yang terjadi.

ETIOLOGITrauma tajam 2. Trauma tumpul Cedera akselerasiKontak benturan Kecelakaan lalu lintas Jatuh Kecelakaan industriSerangan yang disebabkan karena olahragaPerkelahian

KLASIFIKASI CEDERA KEPALABerdasarkan mekanisme cedera kepala dikelompokkan menjadi Cedera kepala tumpul Cedera kepala tumpul biasanya berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas, jatuh/pukulan benda tumpul. Cedera kepala tembus Cedera tembus disebabkan oleh luka tembak atau tusuk

b. Berdasarkan Beratnya CideraCedera Kepala Ringan/Minor (Kelompok Risiko Rendah) yaitu, GCS 14-15, pasien sadar dan berorientasi, kehilangan kesadaran atau amnesia < dari 30 menitCedera Kepala Sedang (Kelompok Risiko Sedang) yaitu GCS 9-13 (konfusi, letargi dan stupor), hilang kesadaran atau amnesia > 30 menit Cedera Kepala Berat (Kelompok Risiko Berat) yaitu GCS 3-8 (koma), penurunan derajat kesadaran secara progresif, kehilangan kesadaran atau amnesia > 24 jam, tanda neurologis fokal, cedera kepala penetrasi atau teraba fraktur depresi cranium.

c. Berdasarkan morfologi cedera kepala Laserasi kulit kepala Fraktur tulang kepalaFraktur tulang tengkorak berdasarkan pada garis fraktur dibagi menjadi Fraktur linear Fraktur diastasisFraktur kominutifFraktur impresi Fraktur basis cranii

3) Cedera kepala diarea intrakranial Perdarahan epidural atau epidural hematomaHematoma epidural adalah perdarahan yang terjadi diantara tulang tengkorak dan duramater.b) Perdarahan subdural atau subdural hematomaPerdarahan subdural adalah perdarahan yang terjadi diantara duramater dan arakhnoid.c) Perdarahan Subarachnoid tarumatikPerdarahan subarachnoid diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah kortikal baik arteri maupun vena dalam jumlah tertentu akibat trauma dapat memasuki ruang subarachnoid.

4) Cedera otak difus, meliputiCedera akson difusKontusio cerebriEdema cerebri5) Komosio serebri Kontusio cerebriEdema cerebri

PATOFISIOLOGIDIAGNOSAAnamnesa Keluhan utama Kesadaran menurun / koma Keluar darah bercampur cssNyeri kepala beratSusah bicaraDilatasi pupil Mual-muntah

b. Pemeriksaan Fisik Pada inspeksi , apakah terdapat jejas, laserasi pada kepala , dada, dan lainnya ?Pemeriksaan neurologis Menggunakan skala GCSc. Pemeriksaan Penunjang Foto polos kepalauntuk mencari adanya fraktur tulangPemeriksaan CT- scan dapat menunjukkan lokasi, volume, efek, dan potensi cedera intrakranial lainnya . MRIMRI akan menggambarkan masa hiperinters bikonveks yang menggeser posisi duramater, berada diantara tulang tengkorak dan duramater.Diagnosa Banding Subdural HematomaSubarakhnoid HematomaTATALAKSANAPenanganan darurat :Lakukan primary surveyAtasi syok dengan pemasangan IV canule (bila perlu 2 line) berikan cairan kristaloid untuk mempertahankan tekanan sistolik diatas 90 mmHg.TERAPI MEDIKAMENTOSAMannitol 1 - 3 mg/kgBB/hariPhenitoin 17 mg/ kgBB ivBarbiturat diawali dengan 10 mg/kgBB dalam 30 menit dan kemudian dilanjutkandengan 5 mg/ kgBB setiap 3 jam serta drip 1 mg/kgBB/jam unuk mencapai kadar serum3-4mg%Terapi OperatifDekompresi dengan trepanasi sederhanaKraniotomi untuk mengevakuasi hematom

Operasi di lakukan bila:Volume hematom > 30 mlKeadaan pasien memburukPerdarahan epidural memperlihatkan ketebalan 15mm atau lebihPergeseran dari garis tengah > 3 mm

KOMPLIKASIKelainan neurologik ( defisit neurologi ), berupa sindroma gegar otak dapat terjadi dalam beberapa jama sampai beberapa bulanKondisi yang kacau, baik fisik maupun mentalKematian Perdarahan intrakranil Perdarahan ekstraduralPerdarahan subdural akut Hematoma subdural kronis Perdarahan intraserebral

PROGNOSISPrognosis tergantung pada : Lokasinya ( infratentorial lebih jelek ) Besarnya Kesadaran saat masuk kamar operasi.KESIMPULANPada trigger ini dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami cedera kepala berat dengan epidural hematom. Dimana pada pemeriksaan fisik di dapatkan skor GCS 8 dan pada CT scan brain terdapat perdarahan diantara duramater dan tengkorak. Penatalaksanaan dapat dilakukan kraniotomi untuk mengevakuasi hematom.DAFTAR PUSTAKAHafid A, 2004, Epidural Hematoma, Buku Ajar Ilmu Bedah, Jakarta,edisi kedua, Jong W.D.EGC, 818-819Markam S, 2005,Trauma Kapitis, Kapita Selekta Neurologi, Yogyakarta,Edisi kedua, Harsono,Gajah Mada University Press, 314Soertidewi L., Penatalaksanaan Kedaruratan Cedera Kranio Serebral, Updates In Neuroemergencies, Tjokronegoro A., Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2002, 80