epidemiologi ispa

Upload: momocamui

Post on 07-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pneumonia

TRANSCRIPT

  • M. Atoillah EPIDEMIOLOGI ISPA

  • DEFINISIISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah Diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI)ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru

  • DEFINISISebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematianEtiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebabnya antara lain dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofilus, Bordetella dan Korinebakterium. Virus penyebabnya antara lain golongan Miksovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus.

  • EPIDEMIOLOGI ISPA : penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu. Penyebab kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiaptahunnya. 40 % -60 % dari kunjungan di Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan

  • EPIDEMIOLOGIKematian penderita datang untuk berobat dalam keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi Penyakit pneumonia di Indonesia per tahun berkisar antara 10 -20 % dari populasi balita. ini berarti setiap tahun jumlah penderita pneumonia di Indonesia berkisar 2,3 juta . Diperkirakan bahwa separuh dari penderita pneumonia didapat pada kelompok umur 0-6 bulan

  • PatogenesisISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannyaISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygienis. Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnyakemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik

  • KEGAWATAN ISPATanda-tanda klinis

    Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea),retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.

    Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest.

    Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung, kejang dan coma.

    Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.

  • Kegawatan ISPATanda-tanda laboratoris hypoxemia, hypercapnia dan acydosis (metabolik dan atau respiratorik)

  • Kegawatan ISPATanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, Tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun ampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, stridor, Wheezing, demam dan dingin

  • Klasifikasi ISPAProgram P2ISPA mengklasifikasikan penderita kedalam dua kelompok usia: usia dibawah dua bulan (Pnemonia Berat dan bukan Pnemonia) dan usia dua bulan sampai kurang dari lima tahun (dua bulan -Pnemonia, Pnemonia berat dan bukan Pnemonia).

  • Klasifikasi ISPA

    Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam (chest indrawing).

    Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.

    Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia

  • Pneumonia proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia). Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun. Pada anak dibawah usia 2 bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia

  • PneumoniaPnemonia berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai) kesukaran bernapas, napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest indrawing) pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. Pada kelompok usia ini dikenal juga Pnemonia sangat berat, dengan gejala batuk, kesukaran bernapas disertai gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum. Untuk anak dibawah 2 bulan, pnemonia berat ditandai dengan frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih atau (juga disertai) penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam.

  • Faktor risiko Pneumoniaumur di bawah dua bulan rentan terhadap serangan Pnemonia dengan faktor resiko, seperti: berjenis kelamin laki-laki, gizi kurang, berat badan saat lahir rendah, tidak mendapat ASI memadai, polusi udara, tempat tinggal padat, imunisasi yang tidak memadai, dan defisiensi vitamin A.

  • Faktor risiko pneumoniaFaktor-faktor yang meningkatkan resiko kematian akibat Pnemonia adalah umur di bawah dua bulan, rendahnya tingkat sosio ekonomi, kurang gizi, rendahnya berat badan saat lahir, rendahnya tingkat pendidikan ibu, rendahnya tingkat pelayanan (jangkauan) pelayanan kesehatan, padatnya tempat tinggal, imunisasi yang tidak memadai dan menderita penyakit kronis.

  • ([email protected])

    Pathogens Causing

    Community Acquired Pneumonia

    Extracellular

    Intracellular

    Streptococcus pneumoniae

    Haemophilus influenzae

    Staphylococcus aureus

    Klebsiella pneumonia

    Streptococcus pyogenes

    Pneumocystis carinii*

    Viruses

    Legionella pneumophilia

    Toxoplasma gondii**

    Yersinia pestis

    Histoplasma capsulatum*

    * Fungal

    S.99.10.14

    **Protozoal

  • ([email protected])

    Acute Bronchitis

    (associated with a cough)

    Primarily viral

    Viral damage can, however,

    predispose to bacterial invasion of the airways,

    leading to purulent bronchitis.

    S.99.10.14-7

  • PNEUMONIA

  • Pengobatan Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral, oksigendan sebagainya.

    Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kontrimoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu amoksisilin atau penisilin prokain.

    Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah

  • Pencegahan Pencegahan dapat dilakukan dengan : Menjaga keadaan gizi agar tetap baik. Immunisasi. Menjaga kebersihan prorangan dan lingkungan. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.

  • Pemberantasan yang dilakukan adalah :

    Penyuluhan kesehatan yang terutama di tuj ukan pada para ibu. Pengelolaan kasus yang disempurnakan. Immunisasi