entomology
TRANSCRIPT
ENTOMOLOGY
Entomology adalah ilmu yang mempelajari tentang serangga (classic insecta)
Serangga merupakan spesies terbanyak di dunia, lebih dari 50% keberadaannya di dunia
dengan lebih dari 900.000 spesies serangga sudah terdefinisi.
Peran Serangga:
a. Dalam ekosistem alami
b. Dalam agroekosistem
c. Dalam kesehatan
d. Dalam forensik
A. Dalam ekosistem alami:
Serangga memiliki jumlah spesies beragam lebih besar dari spesies lain dengan
kemampuan bertahan hidup (survive) tinggi. Fluktuasi pertumbuhannya sendiri di
pengaruhi oleh lingkungan biotik dan abiotik.
Serangga merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm) yang berarti dalam laju
metabolismenya dipengaruhi oleh lingkungan, seperti suhu.
Pada serangga spesies yang sama, jika ditempatkan di dua wilayah berbeda dengan
suhu yang satu lebih hangat dari pada suhu wilayah lain, ada kemungkinan hal ini
juga memberi pengaruh pada life cyclenya.
Hal ini disebabkan laju metabolisme merupakan reaksi enzimatis dimana pada reaksi
ini, enzim bekerja pada suatu suhu dan apabila berada pada wilayah hangat maka
dapat mendukung enzi dapat bekerja secara optimal.
B. Dalam agroekosistem:
Berbagai spesies serangga memiliki peran tersendiri dalam agroekosistem.
Ditinjau dari kebutuhan manusia terhadap serangga:
1. Sebagai hama
2. Sebagai predator
3. Sebagai vektor
C. Dalam bidang kesehatan:
Dapat berperan sebagai vektor.
Sebagai contoh, vektor Plasmodium sp. Sebagai hospes penyakit malaria adalah salah
satu dari spesies nyamuk Anopheles.
D. Dalam bidang forensik:
Entomology forensic digunakan pertama kali pada abad ke-13 dan digunakan serta
dikembangkan secara besar-besaran pada abad ke-19.
Dalam bidang forensik, serangga digunakan untuk mengetahui lama waktu kematian suatu
mayat. Untuk mengetahuinya, digunakan 2 metode yaitu:
a. Using successional waves of insects
Metode ini adalah melihat lama waktu kematian dengan mengidentifikasi serangga
yang ada pada mayat tersebut.
Hal ini dapat dilakukan karena ada jenis serangga yang menyukai mayat yang masih
baru, namun ada juga serangga yang menyukai mayat yang sudah membusuk, salah
satunya Piophilidae yang datang ke mayat setelah terjadi proses fermentasi.
Secara kronologis, jika ada mayat yang mati dan masih baru, serangga yang
menyukainya akan langsung menuju mayat tersebut, melakukan reaksi enzimatis pada
mayat tersebut (dapat berupa proses fermentasi) dan apabila sudah selesai, maka
gelombang serangga yang berikutnya akan datang, dan melakukan reaksi enzimatis
pula, begitu seterusnya.
b. Using maggot age and development
Dengan adanya telur, larva, pupa, maupun imago pada mayat tersebut, dapat diketahui
berapa lama waktu meninggal pada mayat tersebut, karena pada serangga, tiap
perubahan dari satu fase ke fase lain mempunyai waktu-waktu tertentu yang pasti,
sehingga dapat mengidentifikasi mayat dengan metode tersebut. Walau tetap terdapat
kemungkinan tidak akurat karena adanya berbagai faktor, salah satunya perpindahan
yang menyebabkan perbedaan suhu yang berimbas pada metabolisme
perkembangbiakan serangga tersebut.
Pembagian serangga yanag ditemukan pada entomology forensic:
a. necrophages
b. omnivores
c. parasites and predators
d. incidentals
Poin-poin penting:
1. Serangga yang datang ke mayat adalah serangga betina karena mayat digunakan
sebagi tempat untuk telur serangga.
2. Di tiap daerah, serangga yang digunakan sebagai sebagai entomology forensic dapat
berbeda spesies, bergantung pada karakternya, ketertarikan pada mayat baru, maupun
pada mayat yang sudah membusuk.
3. Serangga pada entomology forensic ini digunakan untuk mengetahui lama waktu
kematian si mayat. Untuk mengetahui hal lain seperti bagaimana mayat tersebut mati,
jenis luka pada pada mayat itu, tidak dibahas pada kajian ini karena relevansinya
kurang.