energizing asia -...
TRANSCRIPT
Energizing Asia
PERTAMINA HULU ENERGI
6 32 50COVER STORYBerkiblat pada PHE ONE System
VISIBanyak investor ingin bermitra dengan PHE
CSRMelanjutkan era emas
78
9
EDIS
I HUT
PHE
Sepuluh tahun sudah perjalanan PT Pertamina Hulu
Energi (PHE). Dalam rentang waktu yang pendek untuk
ukuran perusahaan migas sudah banyak pencapaian
yang signifikan. Dari sisi produksi baik minyak maupun
gas meningkat berlipat-lipat. PHE sekarang ini tercatat
sebagai salah satu andalan pemerintah dalam
memenuhi target lifting. Pada gilirannya, jika target ini
terpenuhi bisa menjaga ketahanan energi.
PHE bisa membuktikan kompetensi pekerjanya
tak kalah oleh perusahaan migas asing. Terbukti dari
performa ONWJ dan WMO , saat pengelolaan beralih
ke anak negeri, produksi tak menurun. Bahkan naik
signifikan. Keberhasilan ini menambah kepercayaan diri,
tak hanya insan PHE tapi juga seluruh bangsa Indonesia
bahwa kita mampu mengelola blok-blok habis kontrak
yang sebelumnya dikelola asing, baik di offshore maupun
onshore.
PHE, juga tercatat sebagai perusahan migas pertama
yang menerapkan sistem gross split. Sebelumnya
pengelolaan migas di tanah air menggunakan
skema cost recovery. Tentunya akan menjadi “model”
bagi pemerintah dan perusahaan lain lain dalam
mengembangkan blok-blok minyak di Indonesia.
Semua prestasi itu, kami angkat sebagai menu Energia
yang kami sebut sebagai Edisi Ulang Tahun. Tentu saja
kita tidak boleh terlena dengan semua pencapaian itu .
Kita harus terus berinovasi. Salah satunya dengan PHE
One System yang juga kami jadikan sebagai cover story.
Selamat Membaca
PENGARAHAji Prayudi
PEMIMPIN REDAKSIIfki Sukarya
WAKIL PEMIMPIN REDAKSIRifky Rakhman Yusuf,Ekhsan Nulhakim
REDAKTUR PELAKSANAArdiyanti, Widya Gustiani
KOORDINATOR LIPUTANAditya Julianto
TIM REDAKSIRusminto Wahyudi,Vidie Maharani,Iwan Kuswara
LAYOUTER & ILLUSTRATORIwan Kuswara
FOTOGRAFERRusminto Wahyudi,Ardianti,Vidie Maharani,Iwan Kuswara
SIRKULASIVidie Maharani
KONTRIBUTORHUMAS AP PHE
ALAMAT REDAKSIPT Pertamina Hulu EnergiPHE Tower Lantai 21Jl. TB Simatupang Kav.99,Jakarta Selatan 12520Telp. (+62) 21 2954 7056 / 7337Email: [email protected]@pertamina.com
Dari Redaksi
4
DAFTAR ISI
COVER STORY VISIBerkiblat pada PHE ONE System On The Track Menuju World Class
Company
6 20
Ada Ruang Improvisasi dalam Skema Gross Split
Kawah Candradimuka Pengelolaan Offshore
Target Tahun Ini Optimistis Tercapai
Kami Bekerja Sesuai dengan Operation Excellence
Tugas Eksplorasi Menjaga PHE Terus Tumbuh
ONWJ, Laboratorium Penerapan Gross Split
5
CSRMelanjutkan Era Emas
50ALBUMSemarak HUT ke-10 PHE
54
38KATA MEREKABerperan Strategis Mewujudkan World Class Company
Perusahaan yang Akan Buktikan Efektivitas Skema Gross Split
PHE Ujung Tombak Pertamina
40DATA & FAKTAMilestone Perjalanan PT Pertamina Hulu EnergiProduksi Melesat Keuangan Kinclong
Mengebor untuk Masa Depan
HSE Nomor Satu, Prestasi Mengikuti
6
COVER STORY
BeRkiBlat
paDa
pHe One
SyStemInovasi tak boleh mati, komitmen menjalankan
strategi perusahaan menjadi keniscayaan. Skema satu sistem yang mulai dijalankan menjadi pijakan untuk terus bertumbuh
dan berkelanjutan di tahun-tahun mendatang.
7
SYSTEMPHE ONE
8
Kaos putih biru bertuliskan “10 Tahun
Pertamina Hulu Energi” membalut
tubuhnya. Peluh membasahi kaos yang
dikenakannya. Tapi, keceriaan tampak
terpancar dari rona Gunung Sardjono Hadi,
Presiden Direktur PT Pertamina Hulu Energi
(PHE), pada pagi nan cerah, di Kampus Universitas
Indonesia (UI), Depok, Sabtu (22/7). Selama satu
jam, dia bersepeda santai mengitari kawasan
kampus yang ditumbuhi pepohonan besar.
Sebanyak 300 lebih, sebagian besar karyawan
PHE dan anak usaha, turut dalam keceriaan
menyambut satu dekade PHE tersebut.
Tampak di antaranya Direktur Pengembangan
PHE Bambang Manumayoso, Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat UI Agustin Kusumayati,
dan Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam UI Abdul Haris.
Gunung tampak sumringah meskipun
orang nomor satu di PHE itu memikul beban
untuk membawa perbaikan bagi perusahaan
saat harga minyak masih melemah. Maklum,
PHE memiliki jumlah anak usaha terbanyak di
lingkungan PT Pertamina (Persero). Di bawah
kendalinya ada (Dalam Negeri 51, Luar Negeri
6) yang mengelola 53 blok wilayah kerja, 8
perusahaan patungan dan 2 perusahaan afiliasi.
Karakteristik anak perusahaannya pun beragam.
Sebanyak 7 perusahaan berupa Joint Operating
Body (JOB)- Production Sharing Contract (PSC), 28
perusahaan berbentuk Pertamina Participating
Interest (PPI), 14 PSC Coal Bed Methane (PSC-
CBM), masing-masing dua perusahaan PSC
migas nonkonvensional dan asset downstream
(Arun NGL dan PT Donggi Senoro LNG) serta Blok
SK-305 Malaysia.
Bergandengan erat dengan anggota
direksi yang lain, situasi sulit satu per satu
dilampaui. Dalam satu dekade ini, kinerja PHE
relatif tumbuh positif hampir di semua sektor.
Kontribusi produksi migas PHE, misalnya,
menyumbang rata-rata 28% terhadap produksi
migas sektor hulu Pertamina. Angka ini naik
dua kali lipat dibandingkan 2008 saat total
produksinya sebesar 351 MBOEPD, atau 18%
dari total produksi hulu perusahaan induk.
Kontribusi produksi naik tipis menjadi 29%
pada semester I tahun ini setelah PHE menyetor
total produksi migas 692 MBOEPD. “Kontribusi
terbesar produksi migas PHE ke produksi hulu
Pertamina terjadi pada 2013, yaitu sebesar
33% dari total produksi perseroan tahun itu 466
MBOEPD,” kenang Gunung.
Jika dibandingkan dengan empat anak
usaha Pertamina terbesar di sektor hulu -- PT
COVER STORY
9
Pertamina EP, PT Pertamina EP Cepu, dan PT
Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi
(PIEP)— PHE mencatat penurunan cost per barrel
oil equivalent (BOE) cukup besar sejak 2015.
Efisiensi biaya (cost efficiency) sudah dijadikan
sebagai bagian dari budaya perusahaan. Dalam
RKAP 2016, BOE ditargetkan sebesar US$23 per
barel termasuk depresiasi dan US$17 per BOE di
luar depresiasi. Sementara realisasi 2016 tercatat
sebesar US$17 per BOE termasuk depresiasi dan
US$9 per BOE di luar depresiasi.
Dari sisi keuangan, kinerja PHE dalam satu
dekade menunjukkan tren positif. Pada akhir
2016, laba bersih perusahaan juga relatif stabil.
Penurunan laba bersih terjadi karena harga
minyak mentah yang terjun bebas pada 2014
hingga 2016. Laba bersih perusahaan mencapai
puncaknya pada 2013 sebesar US$715,46
juta ditopang tingginya harga minyak dunia.
Sementara pada semester I tahun ini, PHE sudah
mengepit laba bersih US$117 juta. Pencapaian
ini hampir menyentuh proyeksi laba bersih 2017
sebesar US$151,778 juta.
“Sekarang harga minyak dibanding RKAP
memang lebih tinggi. Rata-rata selama enam
bulan itu rata-rata US$47 per barel, anggaran
kami US$45 per barel. Sehingga kalau harganya
naik terus, profit kita akan lebih besar,” tutur
Ari Budiarko, Direktur Keuangan dan Dukungan
Bisnis PHE, di kantornya, Jumat (22/7).
Syamsu Alam, Presiden Komisaris PHE yang
juga Direktur Hulu Pertamina, mengakui PHE
telah melaksanakan Shared Service Organization
(SSO) dalam menekan biaya di semua lini
kegiatan. SSO berdasarkan time sharing/job
sharing yang digunakan untuk masing-masing
asset. “Kami mengapresiasi pencapaian dan
kerja keras jajaran direksi,” katanya.
Menurut Ari, salah satu implementasi dari
strategi Efisiensi di segala lini adalah inisiatif
pola kerja SSO (Share Service Organization)
yang saat ini masih dalam proses transisi
setelah diluncurkan pada 1 Februari 2017. Pola
SSO akan meningkatkan kompetensi pekerja.
Manajemen PHE berharap keseragaman
sistem dan peningkatan kompetensi pekerja
akan menciptakan peningkatan produktivitas
sehingga tercipta efisiensi. Konsep economist of
scale dapat diterapkan dalam pola SSO ini. “Jadi
blok bertambah, tidak perlu menambah orang,”
katanya.
***
Salah satu kunci keberhasilan PHE terletak
pada inovasi yang terus dilakukan, tata kelola
Foto
: Dok
. PH
E
10
dan budaya kerja dari perusahaan lama masih
menempel. Persoalan sinkronisasi antar
perusahaan pun tak bisa dielakkan. Maka, cukup
masuk akal apabila manajemen PHE menggagas
sebuah sistem baru: PHE One System.
Singkatnya, PHE dan anak-anak usaha harus
menggunakan sistem yang sama sehingga semua
bisa tumbuh dan berkembang bersama-sama.
Momentum satu dekade PHE menjadi jalan
bagi jajaran manajemen untuk menerapkan
sistem tersebut. PHE One System menjadi
semacam kiblat bagi seluruh anak perusahaan.
Semua harus mengarah pada koridor yang
sama, pada jalur yang sama sehingga sehingga
tujuan utama perusahaan bisa direngkuh
bersama-sama juga. “Pada 2017, berbagai
proses sosialisasi, migrasi data dilakukan. Awal
tahun depan semuanya harus menggunakan
sistem ini, termasuk untuk blok-blok migas
baru,” tegas Gunung.
Dia menjelaskan keuntungan menggunakan
satu sistem ini adalah adanya standarisasi baik
dalam sistem pelaporan, keuangan, dan lain-
lain. Sistem ini bersifat real time sehingga jajaran
manajemen bisa dengan cepat mengambil
keputusan apabila diperlukan. Keuntungan lain
yang bakal direguk perusahaan tentu saja berupa
penghematan biaya. “Sistem ini juga user friendly,
sehingga bisa digunakan dan mudah dipahami
oleh semua insan PHE. Poinnya dengani PHE
One System seperti itu, lebih cepat dan efisien,
memiliki standar yang sama dan mengarah pada
World Class Company,” ujar Gunung.
Beni Jafilius Ibardi, Direktur Operasi dan
Produksi PHE, menambahkan program PHE
perusahaan dan penerapan strategi binis
perusahaan dengan menyesuaikan pada iklim
dan situasi industri migas global yang sedang
terjadi. Inovasi menjadi sebuah keniscayaan
lantaran asset yang dikelola PHE mayoritas
berasal dari blok migas terminasi maupun hasil
akuisisi. Ketika mengakuisi sebuah blok migas,
biasanya menggunakan pola “satu paket”.
Artinya, Pertamina tidak hanya mengambil blok
migas semata. Sistem dan sumber daya manusia
yang terlibat dalam mengelola blok migas yang
diakuisisi turut diboyong. Bahkan, mitra lama
atau baru masih memiliki porsi saham blok
migas tersebut.
Keterlibatan karyawan lama sangat penting
agar produksi migas tidak anjlok saat asset
berpindah tangan. Namun, sistem operasi
COVER STORY
11
yang semula production at any cost menjadi
creating more values and volume for company and
stakeholders,” tegas dia.
Untuk survive, Bambang menunjuk strategi
funneling terintegrasi untuk memisahkan
asset high-medium dan low impact sehingga
moda investasi jadi lebih fokus kepada yang
menghasilkan dampak besar dalam jangka
waktu yang cepat. Sedangkan untuk asset yang
masuk kategori low impact dilakukan strategi
kolaborasi pengembangan dan operasi, bahkan
sebagian dilakukan hibernasi.
Bagi strategi pertumbuhan, Bambang
mengaku telah disiapkan area-area
pengembangan baru seperti di Kalimantan
Utara, ONWJ, Tomori dan Sumatera Assets.
Pengembangan tetap dilakukan dengan
konsep low cost of investment and operations,
termasuk menyiapkan pengelolaan gross split
di ONWJ ataupun asset berikutnya. “PHE sudah
menyiapkan strategi vertikal dan horizontal
terintegrasi sehingga menghasilkan maximum
value untuk Pertamina,” katanya.
Pri Agung Rakhmanto, Founder ReforMiner
Institute menilai sebagai anak perusahaan
Pertamina, PHE merepresentasikan suatu
perspektif dan bentuk baru dari sebuah
perusahaan hulu migas negara yang beroperasi
secara modern. “PHE adalah salah satu andalan
bagi perseroan untuk melakukan percepatan
perkembangan melalui pertumbuhan inorganik.
Ke depan, peran PHE ini akan makin signifikan
dan strategis dalam mewujudkan Pertamina
sebagai perusahaan energi kelas dunia,”
katanya.
One System sangat membantu perusahaan
karena ketika sudah mempunyai satu sistem
yang sama, monitoring dan kontrol akan sangat
mudah dan cepat. “Sementara informasi kondisi
lapangan dan pengambilan keputusan cepat
merupakan kiat utama dalam kegiatan operasi
dan produksi. Ini kan program baru. Dengan
hanya satu sistem, energi kami pun akan lebih
hemat,” katanya.
Gunung menegaskan tahun-tahun
mendatang merupakan periode yang akan
memberikan harapan dan banyak peluang
bagi PHE. Kuncinya adalah komitmen
menjalankan strategi dan perencanaan yang
sudah ditetapkan. “Apalagi kini sudah mulai
diterapkan PHE One Sytem. Kiprah satu dekade
di industri migas nasional dapat menjadi pondasi
dasar tahunan untuk mencapai aspirasi 2030,
agar Toward Sustainable Growth Beyond 2017
tercapai,” katanya.
Namun, Direktur Pengembangan PHE
Bambang Manumayoso mengingatkan bisnis
migas ke depan sangat menantang. Menurutnya,
secara global maupun nasional ada dua faktor
penting berupa eksternal dan internal. Dari
eksternal, faktor itu adalah CUVA (Complexity -
Uncertainty- Volatility – Ambiguity). Sementara
dari internal berupa maturity field semakin tua,
decline rate semakin tinggi sehingga cadangan
semakin kecil sementara biaya operasi yang
semakin besar.
“Untuk menghadapi kombinasi tantangan
tersebut, PHE sejak awal 2015 menyiapkan
dan mencanangkan Strategi Survive and
Growth yaitu dengan mengubah paradigma
12
COVER STORY
Bentuk kontrak apapun yang diterapkan, pekerjaan operasi produksi akan tetap sama. Pengaruhnya dari term and condition bisnis saja.
AdA RuAng ImpRovIsAsI
dAlAm skemA Gross split
Industri minyak dan gas
(migas) di Tanah Air
memasuki babak baru.
Setelah puluhan tahun
menerapkan sistem bagi hasil
(production sharing contract/
PSC) cost recovery, pemerintah
berpaling ke skema bagi hasil
gross split mulai 2017 yang
dipatenkan lewat Permen
ESDM No 8 Tahun 2017.
PT Pertamina Hulu Energi
(PHE) yang mengelola Blok
Offshore North West Java
(ONJW) melalui anak usahanya
PHE ONWJ, menjadi kontraktor
kontrak kerja sama (KKKS)
pertama yang menggunakan
skema baru tersebut, seiring
dengan penandatanganan
perpanjangan kontrak
pengelolaan Blok ONWJ
pada 18 Januari 2017. Untuk
minyak, pembagian bagi hasil
base dan variabel split Blok
ONWJ sebesar 42,5% untuk
pemerintah dan 57,5% bagian
kontraktor. Sementara untuk
gas, pemerintah mendapatkan
37,5% dan sebanyak 62,5 %
bagian kontraktor.
Gunung Sardjono Hadi,
Presiden Direktur PHE,
mengatakan skema gross split
adalah hal baru dan sudah
diterapkan di Blok ONWJ.
Pemerintah juga sudah bisa
mengakomodasi keinginan
penambahan split PHE. “Kami
sudah mengimplementasikan
Permen ESDM No 8 Tahun
2017, dimana ada base
split, variable split dan
progressive split,” katanya.
PHE sudah mengimple-
mentasi ketiga hal tersebut
dan sudah mendapatkan
persetujuan dan kesepakatan
dari Satuan Kerja Khusus
Pelaksana Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas (SKK
Migas) dan Kementerian ESDM.
Dari base split, variable, dan
progressive split, bagian PHE
ditaksir sekitar 60%. “Di luar itu,
PHE mendapatkan tambahan
5% dan sudah disetujui, tinggal
menunggu surat resmi dari
pemerintah,” kata Gunung.
Berbeda dengan skema cost
recovery yang seluruh biaya
operasi migas ditanggung
negara, dalam skema gross
13
PHE juga bisa menarik
keuntungan dari aturan
penggunaan TKDN. Pasalnya,
TKDN meningkat tambahan
split bisa didapat. “Secara
umum sebetulnya gross split
cukup bagus, sepanjang
split yang diberikan bisa
memberikan nilai yang bagus
baik buat kontraktor maupun
pemerintah,” katanya.
Gunung menambahkan
keinginan pemerintah
mempercepat penggunaan
skema gross split bisa
terlaksana jika kontraktor
diberikan kesempatan
melakukan perhitungan
keekonomian. PHE sudah
melakukannya di ONWJ
dan kemudian diakomodasi
oleh pemerintah. Berbekal
pengalaman itu, anak
perusahaan PT Pertamina
(Persero) ini siap
menggunakan gross split hingga
enam blok berikutnya. “Kami
sedang menyiapkan evaluasi
untuk mengajukan nilainya
dengan nilai split yang berbeda
setiap blok, bergantung
pada nilai keekonomiannya,”
katanya.
Pertamina mendapat
penugasan untuk mengelola
delapan blok terminasi yang
split seluruh biaya operasi
akan ditanggung sepenuhnya
kontraktor. Dari sisi bagi hasil,
kontraktor akan mendapat
bagian yang lebih besar
dibanding cost recovery yang
hanya 15%, namun seluruh
risiko dalam operasi migas kini
harus ditanggung kontraktor.
Dalam skema gross
terdapat tiga kategori. Pertama
adalah base split atau dasar
patokan perhitungan bagi
hasil antara kontraktor dan
pemerintah. Untuk minyak,
base split adalah 57% bagian
pemerintah dan sisanya 43%
untuk kontraktor. Untuk gas,
pemerintah mendapat bagian
52% dan kontraktor mendapat
48%.
Namun, dalam Pasal 7
Permen ESDM No 8 Tahun 2017,
pemerintah boleh memberikan
split tambahan maksimal 5%
kepada kontraktor. Syaratnya,
perhitungan komersialisasi
lapangan atau beberapa
lapangan tidak mencapai
keekonomian.
Tidak hanya itu, gross split
juga memberikan paket insentif
dalam bentuk penambahan
split atau bagi hasil yang
akan diperoleh kontraktor.
Berdasarkan beberapa
indikator yang menjadi kategori
split berikutnya, yakni variabel
split.
Selain variabel tersebut ada
juga mekanisme progressive
split dengan indikator harga
minyak dan kapasitas produksi
yang dicapai. Juga tambahan
split berdasarkan nilai
keekonomian lapangan.
Gunung menilai konsep
gross split tidak merugikan.
Menurutnya, skemanya hampir
sama dengan cost recovery. PHE
pun masih mempunyai ruang
untuk melakukan efesiensi
biaya.
Penerapan gross split
berdampak pada proses
pengadaan barang. Pedoman
Tata Kerja (PTK) 007 tak lagi
digunakan. Keuntungannya,
PHE bisa melakukan suatu
sinergi integral maupun vertikal
kepada anak perusahaan yang
lain dengan membuat PTK
yang lebih cepat. “Artinya,
kita memiliki ruang untuk
melakukan improvisasi, terkait
masalah cost. Kalau kita bisa
melakukan cost eficiency,
keuntungan tersebut buat
kita. Kalau dulu PSC dibagi
berdasarkan split,” ungkap
Gunung.
14
semuanya akan memakai
gross split. Lima blok berasal
dari KKKS lain yang telah habis
kontraknya, tiga lainnya sudah
dikerjakan Pertamina.
Penerapan gross split,
menurut Gunung, juga harus
diikuti perubahan mindset
di lingkungan PHE. Apabila
sebelumnya bekerja at any
cost, sekarang perusahaan
harus harus lebih selektif dan
hati-hati. Bayangkan banyaknya
uang yang bakal hilangkan
akibat eksplorasi yang berujung
pada sumur yang kering (dry
hole). Uang itu, kini tak lagi bisa
di-cost recovery.
Rezim gross split turut
mempengaruhi pendekatan
terdapat teknologi migas.
Teknologi yang akan digunakan
tidak perlu lagi yang luar
biasa. Namun, yang lebih
penting teknologi inovatif, bisa
memberikan manfaat dan
harganya efisien. Kondisi ini
memberi peluang bagi PHE
untuk meningkatkan diri.
“Perubahan mindset dan
bagaimana menerapkan
pada seluruh pekerja bahwa
perusahaan tidak bisa bekerja
tanpa perencanaan yang
bagus dan tanpa mitigasi
risiko. Mitigasi risiko harus
benar-benar dilaksanakan,”
tegas Gunung.
Rudi Ryacudu, Direktur
Eksplorasi PHE, menuturkan
di tengah situasi harga
minyak yang rendah dan
pemberlakuan gross split,
pihaknya berupaya untuk
melakukan kegiatan
eksplorasi secara selektif
pada target yang memiliki
resources dan dampak yang
besar bagi pengembangan
dan produksi. “Selain
itu, mendukung strategi
pengelolaan wilayah kerja
pascaterminasi; cost efficiency
dengan mengintegrasikan
pelaksanaan kegiatan
eksplorasi di AP (anak
perusahaan) PHE,” kata Rudi, di
Jakarta, Jumat (21/7).
Ari Budiarko, Direktur
Keuangan PHE, menambahkan
kebijakan gross split saat
ini tidak begitu banyak
berpengaruh terhadap kinerja
keuangan PHE. Namun,
dampaknya akan mulai terasa
jika sudah banyak blok yang
dikelola PHE, termasuk blok dari
hasil terminasi, menerapkan
kebijakan tersebut.
Pasalnya, pengembangan
blok tersebut membutuhkan
dana besar yang sebagian
besar bersumber dari utang
ke induk usaha. PHE ONWJ,
misalnya, dalam 20 tahun
ke depan sejak kontrak PSC
ditandatangani pada 19 Januari
2017 harus membenamkan
investasi antara US$500-600
juta.
PHE berencana melakukan
konversi utang perusahaan
ke Pertamina menjadi modal
(debt to equity swap) sebesar
US$300-400 juta. Menurut
Ari, jika tanpa tambahan
split penerapan skema gross
split akan merugikan PHE.
“Pasalnya, dalam kontrak baru
tersebut terdapat klausul
pengenaan pajak pertambahan
nilai (PPN) sebesar 10%
untuk belanja modal yang
dianggarkan,” kata Ari.
Selain itu, Permen ESDM No
26 Tahun 2017 juga mengatur
tentang pengembalian biaya
investasi yang dikeluarkan
kontraktor lama yang
belum di-cost recovery harus
dikembalikan kontraktor
baru. “Jaminan sebenarnya.
Harapannya itu tadi, menjelang
kontraktor berakhir, tidak
ada penurunan tetap saja
investasi. Tapi dijamin
COVER STORY
15
pemerintah melalui kontraktor
baru. Ini terjadi di ONWJ,” kata
dia.
Berdasarkan perhitungan,
PHE ONWJ harus menanggung
komponen biaya sebesar
US$453 juta yang belum
dibayarkan pemerintah
dan seharusnya menjadi
tanggungan pemerintah,
yakni undepreciated cost. Ini
merupakan pengembalian
biaya terhadap investasi untuk
barang modal atau peralatan
selama pengelolaan blok ONWJ,
saat masih menggunakan
skema cost recovery. Jika tidak
ditanggung, pembengkakan
biaya dipastikan terjadi
dan ini seharusnya bisa
mempengaruhi perhitungan
pembagian split.
Beni Jafilius Ibardi, Direktur
Operasi dan Produksi PHE,
menjelaskan, bentuk kontrak
bagi hasil apapun yang
diterapkan, pekerjaan operasi
produksi akan tetap sama.
“Pengaruhnya dari term and
condition bisnis saja. Kalau
operasional masih tetap sama,”
kata dia.
Sementara itu, Majolijn
Wajong, Direktur Indonesia
Petroleum Association
(IPA) menyatakan industri
sangat setuju gagasan untuk
efisiensi di semua lini usaha.
Namun, pemerintah diminta
tidak hanya berhenti dalam
perubahan skema. “Masih
banyak pekerjaan rumah yang
harus dibereskan pemerintah
untuk membuat iklim investasi
migas nasional pulih kembali,”
kata dia.
Berly Martawardaya,
pengamat ekonomi energi dari
Universitas Indonesia, sepakat
jika skema gross split membuka
peluang besar bagi efisiensi
kontraktor yang beroperasi di
Tanah Air. Salah satu instrumen
utama dalam menciptakan
efisiensi adalah penggunaan
berbagai komponen lokal, baik
teknologi, SDM maupun sistem
operasi.
Menurut Berly, penerapan
gross split menjadi kesempatan
bagus bagi terjadinya transfer
pengetahuan dari teknologi
migas internasional untuk
diadopsi pelaku usaha di
dalam negeri. Pengusaha lokal
dipacu menciptakan berbagai
komponen penunjang industri
migas yang kompetitif sekaligus
berkualitas. “Dengan gross split
kompetisi akan lebih efisien,”
kata Berly.
TabEl IndIkaTOR VaRIabEl SplIT
Blok North Sumatera Offshore (NSO).Joint Operation Body (JOB) Tuban.Joint Operation Body (JOB) Ogan Komering.
Blok Attaka yang dioperatori Inpex Corporation.
Status Wilayah Kerja1Lokasi lapangan2Kedalaman Reservoir3Ketersediaan infrastruktur pendukung4Jenis Reservoir5
Kandungan CO26Kandungan H2S7Berat jenis minyak bumi 8TKDN pada Masa 9Pengembangan LapanganTahapan produksi.10
blOk TERMInaSI YanG akan dIkElOla
Blok Sanga-Sanga yang dioperatori Virginia Indonesia Co LLC.
Blok South East Sumatera yang dioperatori CNOOC SES Ltd.
Blok Tengah yang dioperatori Total E&P Indonesie.
Blok East Kalimantan yang dioperatori Chevron Indonesia Company.
blOk YanG TElaH dIkElOla pERTaMIna
16
COVER STORY
kAwAh CAndRAdImukA pengelolAAn offshoReKesuksesan mengelola Blok WMO menjadi bukti kesiapan PT PHE mengelola blok terminasi. Blok WMO telah menjadi medan latih bagi insan Pertamina dalam mengelola lapangan offshore.
indikatornya adalah kinerja
produksi. Menjelang terminasi
kontrak, produksi Blok WMO
sempat melorot hingga 7.500
BOPD. Setelah dialih kelola,
produksinya melejit melonjak
hingga menembus 20.000
BOPD. Bahkan, pada akhir
Juli 2013, sempat menyentuh
angka produksi sebesar 24.000
BOPD.
Kisah sukses tersebut
membuktikan pada dunia
bahwa insan Pertamina
mampu mengambil alih dan
mengoperasikan blok-blok
di Indonesia. Bahkan, ini
menjadi kawah candradimuka
bagi sumber daya manusia
Pertamina, khususnya PHE,
untuk menempa diri agar
piawai dan profesional dalam
mengelola ladang offshore di
dalam maupun di luar negeri.
Saat ini, PHE WMO menjadi
salah satu tulang punggung
kesuksesan PHE. Pada 2016,
PHE WMO memproduksi
minyak sebesar 7,54 MBOPD,
atau 94% dari RKAP 2016
yang ditetapkan sebesar 8,00
MBOPD. Sementara realisasi
produksi gas mencapai 82,6
MMSCFD, yaitu 101% dari
target 81,8 MMSCFD yang
ditetapkan dalam RKAP 2017.
PHE lewat Blok WMO turut
memberi kontribusi nyata bagi
ketahanan energi nasional.
Saat ini PHE WMO menyuplai
bahan bakar minyak dan gas
bagi industri strategis di sekitar
wilayah Jawa Timur, seperti
PT Pembangkitan Jawa Bali
(PJB), PT Gresik Migas, PT PLN
(Persero), dan PT Perusahaan
Gas Negara Tbk (PGN).
Tantangan terbesar
bagi PHE WMO adalah
mempertahankan produksi
yang ada. Selain itu, melakukan
perbaikan di semua lini
secara sistematis agar bisa
mencapai tingkat produksi
yang ditargetkan oleh PHE.
Salah satunya melalui
pengeboran eksplorasi dan
pengembangan yang agresif
untuk mempertahankan tingkat
Salah satu tonggak
terpenting dari
perjalanan PT Pertamina
Hulu Energi (PHE) selama
satu dekade ini adalah
keberhasilan mengelola dan
meningkatkan produksi Blok
West Madura Offshore (WMO).
PHE WMO resmi menjadi
operator lapangan migas di
blok tersebut sejak 7 Mei 2011
hingga 2031.
Pada Mei 2011, pemerintah
memutuskan untuk tidak
memperpanjang pengelolaan
Blok WMO yang saat itu
dikelola CNOOC dan Kodeco.
Lapangan ini kemudian
diserahkan pada PT Pertamina
(Persero) yang selanjutnya
dikelola PT Pertamina Hulu
Energi WMO.
PHE WMO dinilai sukses
mengemban tugas yang tidak
ringan tersebut. Salah satu Foto
: Dok
. PH
E
17
pROfIl blOk WEST MaduRa OffSHOREluas area: 1.666,6 km2Cakupan area kegaiatan: kabupaten Gresik, kabupaten Bangkalan, kabupaten pasuruan, kabupaten lamongan (Jawa timur)pemegang Hak partisipasi: pt pHe WmO (80%), pt mandiri madura Barat (10%), dan kodeco energy Co ltd (10%)Operator lapangan: pHe WmOMasa berlaku: 7 mei 2011 Sampai dengan 2031fasilitas produksi: • Dua processing
platform (ppp dan pHe-5/Cpp)
• Satu Onshore receiving facility (ORF)
• 16 gathering platform• 78 sumur eksplorasi• 82 sumur
pengembangan• 50 sumur produksi• 141,5 km jalur pipa
minyak bawah laut dan 162,99 km jalur pipa gas bawah laut
• Field logistic warehouse Target produksi: 10.000 BOpD minyak, 145 mmSCFD gas bumi, Biaya operasi US$14/ barel ekuivalen.pencapaian proper 2016:emasSumber : pHe WmO
penurunan produksi sebesar
50% per tahun dan tingkat
ekspansi produksi sebesar 30%.
Sri Budiyani, GM PHE
WMO kala itu, dalam HSSE
Town Hall beberapa waktu
lalu mengatakan pentingnya
untuk mempertahankan kinerja
yang sudah baik sepanjang
2016 dan terus berusaha
mempertahankan serta
meningkatkan kinerja di semua
lini. PHE WMO berkomitmen
untuk terus memberdayakan
para pekerja dan diharapkan
untuk tumbuh dan mencapai
target yang ditetapkan untuk
mencapai 10.000 BOPD minyak
dan 145 MMSCFD gas bumi
serta menekan biaya operasi
menjadi US$14 per barel
ekuivalen.
Dengan komitmen
itu pantaslah segudang
prestasi telah diraih PHE
WMO. Terakhir, perusahaan
mendapatkan penghargaan
dua rekor MURI yaitu Rekor
MURI sebagai perusahaan
migas offshore pertama peraih
PROPER Emas; dan Rekor MURI
untuk Manajemen Rantai
Pasokan Terintegrasi Bidang
Minyak dan Gas Pertama yang
Memperoleh ISO 9001:2015.
Maka, jika Pertamina
akhirnya ditugaskan mengelola
blok-blok migas terminasi,
insan PHE sudah siap bekerja di
darat maupun di lautan lepas.
18
COVER STORY
pROfIl blOk OffSHORE nORTH WEST JaVa
Mulai beroperasi: 1971 (dengan nama Atlantic Richfield Indonesia)pemegang Hak partisipasi: PT PHE ONWJ 100% Operator Saat Ini: PHE ONWJ (Sejak Juli 2009)area Operasi: Laut Jawa luas area Operasi: 8.300 km2 (membentang dari Utara Cirebon hingga Kep Seribu)fasilitas:
• 11 anjungan dan CP• Satu penampungan
minyak mentah• Tiga fasilitas
penerima daratan • 171 anjungan tanpa
awak• 670 sumur• 170 anjungan
perairan dangkal• 40 fasilitas
pemrosesan dan servis
• 1.600 kilometer saluran pipa bawah laut
pencapaian proper 2016: Hijauproduksi Hingga akhir 2016: Minyak 20,851 BPH; Gas 98 MMSCFDCapex 2017: US$507,7 juta Sumber: PHE ONWJ
onwJ, lAboRAtoRIum peneRApAn Gross splitSetelah sukses mengelola Blok ONWJ dengan skema kontrak cost recovery, PHE akan diuji kemampuannya dalam mengelola blok yang menjadi kontributor utama produksi perusahaan dengan skema gross split.
PT Pertamina (Persero),
perusahaan energi
terintegrasi, resmi
mengakuisisi BP West Java
Ltd dari BP Indonesia yang
kemudian berubah nama
menjadi PT Pertamina Hulu
Energi Offshore North West
Java (ONWJ) pada Juli 2009. Tiga
tahun kemudian,
PHE ONWJ menambahkan
hak partisipasi (participating
interest/PI) di Blok ONWJ
dengan mengakuisisi 5,0295%
hak partisipasi Talisman
Resources North West Java
Limited pada 2012. Setelah
akuisisi Talisman, PHE ONWJ
menguasai 58,2795% hak
partisipasi ONWJ. Sisanya,
dikuasai PT Energi Mega
Persada ONWJ Ltd sebesar
36,7205% dan Kufpec Indonesia
(ONWJ) BV sebesar 5%.
19
Foto
: Dok
. PH
E
ONWJ,” katanya.
PHE ONWJ ke depan masih
tetap menjadi andalan utama
PHE. Hingga akhir 2016,
produksi PHE ONWJ tercatat
35.800 bph minyak dan gas
155 MMSCFD gas. Produksi
migas PHE ONWJ disalurkan
seluruhnya untuk kebutuhan
dalam negeri.
Sejak diambil alih Pertamina
delapan tahun lalu, produksi
Blok ONWJ terus meningkat.
Saat baru diakuisisi dari BP
produksi ONWJ baru mencapai
23 ribu bph, pada 2012 saat
mengakuisisi hak partisipasi
Talisman, produksi ONWJ
mencapai 33 ribu bph.
Kontribusi ONWJ terhadap
PHE terlihat signifikan sejak
awal diakuisisi. Jika sebelum
ada ONWJ, produksi minyak
PHE sebesar 35.593 bph dan
gas 163 MMSCFD pada 2008,
pada akhir 2009 produksi
minyak perusahaan langsung
melonjak menjadi 47.841 bph
dan 332 MMSCFD gas.
Produksi minyak dan gas
PHE kembali naik signifikan
pada 2010 seiring masuknya
kontribusi ONWJ sejak awal
tahun. Produksi minyak PHE
tercatat sebesar 53.516 bph
dan gas 406 MMSCFD.
Kenaikan produksi migas
PHE kembali naik signifikan
pada 2013, salah satunya
dipengaruhi bertambahnya
hak partisipasi perusahaan di
ONWJ. Jika pada 2012, produksi
minyak tercatat 58.379 bph,
maka setahun kemudian
menjadi 66.041 bph.
Kini, PHE ONWJ menjadi
yang pertama menerapkan
skema gross split. Penerapan
skema gross split dikukuhkan
melalui Permen ESDM Nomor
8 Tahun 2017. Berbeda dengan
skema cost recovery, seluruh
biaya operasi bisa dikembalikan
negara, pada gross split, biaya
operasi sepenuhnya ditanggung
kontraktor.
Gunung Sardjito Hadi,
Presiden Direktur PHE,
mengatakan skema gross split
adalah hal baru dan sudah
diterapkan di Blok ONWJ.
Untuk itu, perusahaan harus
mengubah mindset. Jika selama
ini bekerja at any cost, mulai
saat ini harus lebih selektif dan
hati-hati (prudent).
PHE meningkatkan belanja
modal (capex) secara signifikan
pada 2017 yang diprioritaskan
untuk meningkatkan produksi
ONWJ dan WMO. Capex
mencapai US$507,7 juta atau
setara Rp6,7 triliun meningkat
60,6% dibanding tahun 2016
sebesar US$300,3 juta.
Hingga akhirnya pada
19 Januari 2017, PHE ONWJ
menguasai penuh Blok ONWJ
sekaligus menjadi kontraktor
kontrak kerja sama (KKKS)
pertama yang menerapkan
skema kontrak bagi hasil
(production sharing contract/
PSC) gross split menggantikan
skema cost recovery.
Blok ONWJ yang beroperasi
perdana pada 1971 dengan
nama Atlantic Richfield
Indonesia berada di Laut
Jawa, membentang dari Utara
Cirebon hingga Kepulauan
Seribu. Luas area operasinya
mencapai 8.300 km2. Saat ini
Blok ONWJ memiliki berbagai
fasilitas di antaranya 11
anjungan dan central processing
(CP) migas, 670 sumur, dan
1.600 kilometer saluran pipa
bawah laut.
Beni Jafilius Ibardi, Direktur
Operasi dan Produksi PHE,
mengatakan saat ini porsi
ONWJ untuk keseluruhan
produksi PHE mencapai hampir
50%. Produksi minyak ONWJ
sekitar 30 ribuan barel per
hari dan gas sekitar 125 juta
kaki kubik per hari (MMSCFD).
“Kontribusi ONWJ dominan
bagi PHE. Mungkin seperti
sekarang, ONWJ turun produksi
10% dan di tempat lain naik
5%, tetap tidak mungkin
menutup penurunan di
20
VISI
on the track menuJu World class companyGunung Sardjono Hadi, Presiden Direktur PT Pertamina Hulu Energi
21
tinggi pada 2016 . Tahun ini
kami harapan jumlah platinum
meningkat. Tetapi itu semua
bukan merupakan ukuran atau
ultimate goal kami. Ultimate
goal kami tentu bagaimana
setiap saat ingin melakukan
perbaikan, sesuai dengan etos
kerja di PHE.
bagaimana etos kerja di pHE?Etos kerja di PHE selalu
menekankan empat hal.
Pertama, professional. Kedua,
doing the best memberikan
yang terbaik. Ketiga, team
work. Dan keempat, integrity.
Tentunya, empat etos kerja ini
mendukung 6C kinerja Persero.
Alhamdulillah, dari tahun ke
tahun ada peningkatan yang
lebih bagus.
pada 2016, ada 10 langkah strategi yang disiapkan menghadapi situasi industri migas saat itu. bagaimana dengan 2017? Memang, salah satu upaya
untuk mencapai target pada
2015-2016, kami membuat
10 langkah strategi tersebut.
Tahun ini kami melihat bahwa
10 langkah tersebut masih
relevan, hanya perlu beberapa
penekanan dan juga ada
tambahan, terutama yang
terkait dengan ke-eksplorasian.
Kami melihat bagaimana
bagaimana bapak melihat pencapaian pHE selama 10 tahun ini? Pencapaian kami di
hampir semua sektor sangat
menggembirakan. Kinerja
produksi, oil equivalent terus
meningkat dari 2007-2017.
Memang di beberapa tahun
produksi minyak agak turun.
Tetapi itu merupakan strategi
kami karena karena pada saat
itu harga minyak lagi turun
sehingga kami shifting ke gas.
Tetapi secara oil equivalent
produksi kami meningkat
cukup besar.
bagaimana dengan kinerja finansial?Dari kinerja finansial,
alhamdulillah, pada 2015
kami sudah meng-generate
cashflow positif. Demikian juga
pada 2016. Cash flow positif
akan kami pertahankan pada
2017. Profit kami juga terus
meningkat, melebihi target
yang diproyeksikan dalam
RKAP. Seperti pada 2015-
2016, dari target US$140 juta,
kami bisa meng-generate
hingga US$190 juta. Harapan
kami pada 2017, profit juga
meningkat.
bagaimana halnya dengan aspek HSSE?Dari aspek QHSSE, prestasi
kami cukup menggembirakan.
Tahun lalu, kami mendapatkan
dua Proper Emas, yakni di
WMO dan Jambi-Merang.
Tahun ini kami menargetkan
mendapatkan tambahan satu
emas lagi sehingga target
kami pada 2017 mendapatkan
tiga emas. Kami berharap
dari ONWJ bisa memberikan
kontribusi Proper Emas.
Selain itu, term of ISRS
(International Sustanibality for
rating System) cukup bagus
dan terus meningkat. Seperti
Jambi Merang, dari standar
angka 7, malah bisa mencapai
angka 8. Aspek Corporate
Social Responsibility (CSR) juga
tidak luput dari perhatian.
Kami sudah melakukan
pengelolaan, pembinaan
dan pemberdayaan kepada
masyarakat sekitar. Proper
Emas menjadi bukti karena
salah satu poin penilaian
dalam proper adalah terkait
kegiatan dan manfaat CSR yang
didapatkan masyarakat sekitar.
Kemudian dari aspek
lainnya, kami melakukan
perbaikan seperti Continous
Improvement Program (CIP)
dari tahun ke tahun meningkat
terus value creation-nya
maupun gugusnya. Apresiasi
seperti Platinum meningkat
terus bahkan kami yang paling Foto
: Dok
. PH
E
22
eksplorasi bisa meningkatkan
tambahan 2C sekaligus
mempercepat status eksplorasi
menjadi pengembangan. Pada
saat membuat 10 langkah
strategi belum dimasukan
karena karena kami melihat
tantangannya adalah adalah
masalah harga minyak
dan produksi yang turun.
Karena itu kami fokus pada
peningkatan revenue sekaligus
juga melakukan cost production
sehingga walaupun dengan
dengan harga minyak yang
turun, profit kami tetap di atas
target.
pHE juga menyiapkan One pHE System. bisa anda jelaskan?PHE saat ini memiliki 57 anak
perusahaan dan 53 blok.
Hampir semua blok merupakan
eks terminasi dan kami
mempunyai partner di sana.
ONWJ, WMO, dan yang lain
juga merupakan hasil akuisisi.
Artinya, sebelum kami masuk ke
blok tersebut sudah ada pemilik
sebelumnya atau partner yang
memiliki sistem yang sudah
ada dan kami mengikuti sistem
operator sebelumnya . Kami
berpikir harus menciptakan
sebuah sistem yang sama dan
berada dalam kendali PHE.
Kemudian, sistem tersebut
harus user friendly sehingga
akan membuat keputusan yang
lebih gampang.
kapan One pHE System diterapkan?Kami sudah kick off sistem
One PHE System ini, kami saat
ini melakukan migrasi data.
Targetnya akhir 2017 sudah
selesai.
kalau bicara World Class Company, dimana posisi pHE saat ini? Kami tidak bisa melihat secara
prosentase berapa persen
posisi saat ini. Tetapi kalau
kita lihat beberapa parameter
ada 10 skala prioritas, mulai
dari proses, operasi, finansial,
HSSE hampir kita kalau kami
bandingkan dengan benchmark
kami, posisi kami sudah lebih
bagus. Kalau mapping dengan
beberapa oil company, kami
sudah berada pada posisi
yang cukup bagus. Memang
dari beberapa parameter yang
sudah kita susun, sebetulnya
sudah layak kami men-declare
sebagai perusahaan world class.
Kami sampaikan ke korporat
bahwa kita sudah on the
VISI
presiden direktur pHE Gunung Sardjono Hadi menigkuti acara sepeda sehat di kampus uI, depok, Sabtu (22/7). acara ini merupakan rangkaian peringatan HuT pHE yang ke-10.
Foto
: Dok
. PH
E
23
track dan sudah mencapai
itu. Tinggal bagaiamana
mempertahankan dan
meningkatkan untuk beberapa
poin, tidak semuanya.
apa pesan bapak untuk insan pHE terkait perjalanan 10 tahun dan tantangan yang harus dihadapi di masa mendatang?
Saya tegaskan bahwa etos
kerja yang di PHE tidak
hanya berlaku untuk saat ini
saja karena itu bersifat
universal. Sebab kalau
bicara terkait etos kerja,
kita dituntut profesional, itu
sampai kapan pun, never
ending. Kalau perusahaan ingin
sustain, growing, kita butuh
orang profesional. Kemudian
terkait dengan doing the
best, selalu saya sampaikan
bahwa berikan yang terbaik
apa yang kita punya. Dengan
memberikan yang terbaik apa
yang kita punya, artinya kita
tidak melihat hasilnya dulu,
tetapi proses tersebut kita
lakukan. Kalau kita bicara bisnis
itu akan ada input, proses dan
output. Kita tidak usah buru
buru bicara tentang output.
Tetapi bagaimana memberikan
yang terbaik merupakan input
yang bagus, prosesnya benar
hasilnyapun akan jauh lebih
baik. Ketiga, team work sampai
ke depan, PHE masih akan
menjadi subholding, dimana
kita tidak hanya bermain di
operasional tetapi juga bermain
di portofolio.
lainnya?Keempat, integrity. Saya
katakan, integritas itu never
ending. Sampai kapan pun.
Pesan saya, saya tidak
bosan-bosannya, selalu
menekankan, kalau kita bisa
menerapkan secara konsisten
dan konsekuen etos kerja,
Insya Allah, siapapun Direktur
Utamanya, BOD-nya, sistem
sudah jalan, tinggal bagaimana
melakukan improvement .
Untuk menuju ke situ, kita perlu
mendukung 6C mendukung
konsep menajemen modern,
continuous improvement,
total participation. Itu semua
tidak akan lepas dari konteks
keholistikan.
Kalau perusahaan ingin sustain, growing, kita butuh orang profesional.
“
“
24
VISI
Bagaimana strategi efisiensi yang dijalankan pHE dari sisi biaya? Penurunan harga minyak
mengharuskan PHE melakukan
upaya untuk mempertahank-
an tingkat profitabilitas. Yang
dilakukan adalah menjaga
struktur keuangan dengan
memperbaiki debt to equity ra-
tio (DER) untuk menuju ke best
practice-nya. Itu makronya. Op-
erasi yang kami jalankan harus
efisien. Jadi strateginya ada-
lah mempertahankan biaya
operasi per satuan pada level
yang kompetitif. Kami sudah
menyiapkan strategi yang lebih
detail. Untuk implementasi
debt to equity ratio, perusahaan
mengingin kan utang jangka
panjang menjadi modal dengan
holding, PT Pertamina (Persero).
kapan target pHE untuk menuntaskan proses debt to equity swap?Tahun ini kita targetkan tuntas.
berapa besar utang yang akan di-swap?Mungkin yang akan kami swap
sekitar US$300-400 juta.
Setelah konversi utang ke modal, dER pHE akan men-jadi berapa?Sekitar 30%, itu masuk da-
tumbuh 8%. Untuk revenue
dari 2008 hingga 2017 (masih
anggaran), itu 7% peningka-
tannya. Untuk profitabilitas,
sangat dipengaruhi harga
minyak. Rata-rata laba bersih
selama 10 tahun (2007-2016)
sebesar US$351 juta. Kami
pernah mencapai puncak laba
bersih itu pada 2013 sebesar
US$715 juta.
bagaimana kinerja keuangan pT pertamina Hulu Energi (pHE) sepanjang satu dekade ini?Kinerja PHE dalam sepuluh
tahun terakhir mengalami
pertumbuhan signifikan.
Aset perusahaan tumbuh
35% CAGR (Compound Annual
Growth Rate), rata-rata per
tahun sepanjang 10 tahun ter-
akhir. Untuk ekuiti perusahaan
tARget tAhun InI optImIstIs teRCApAIari budiarko, Direktur Keuangan dan Dukungan Bisnis PT Pertamina Hulu Energi
Foto
: Dok
. PH
E
25
Itu sebenarnya tidak begi-
tu berpengaruh, sepanjang
ke ekonomiannya tidak ada
perubahan signifikan. Seperti
kasus ONWJ, kami mendengar
Pak Arcandra Tahar (Wakil
Menteri ESDM) setuju memberi
tambah an split 5%. Mudah-mu-
dahan bisa diimplementasikan
mulai 19 Januari 2017. Gross
split memerlukan dukungan,
khususnya dari PT Pertamina
(Persero). Jika sudah mulai
banyak blok PHE yang mener-
apkannnya. Misalnya, blok-blok
terminasi masuk PHE semua,
dan kita tetap ngutang tadi.
Nah, ini berpenga ruh. Jadi debt
to equity swap itu harus berhasil
karena kami harus melakukan
investasi.
apa tantangan lain pada im-plementasi gross split? Untuk perubahan skema gross
split yang berpengaruh ke
keuangan itu adalah Permen
ESDM No. 26 tentang pengem-
balian investasi. Di sana diatur
bahwa KKKS harus tetap men-
jaga produksi meskipun kon-
trak akan segera berakhir. Ada
klausul, kalau mau terminasi,
dan yang mendapatkan blok
itu kontraktor baru, kontraktor
baru harus mengembalikan ke
kontraktor lama atas investasi
yang belum di-cost recovery.
lam range best practice. Saat ini
kurang lebih 41-42%. Ini akan
bertambah lagi karena kami
akan terus berinvestasi sehing-
ga dalam eksplorasi..
dampaknya debt to equity swap?Dampaknya kalau utang sedi-
kit, beban bunga kita sedikit.
Itu akan menambah profit.
berapa posisi beban bunga pHE sekarang?Sekitar US$54 juta. Itu ke hold-
ing, tapi dianggap business to
business.
ada puluhan anak usaha pHE, kontribusi terbesar revenue dari mana?Blok Offshore North West Java
(ONWJ) terbesar, disusul West
Madura Offshore (WMO), To-
mori, dan Corridor. Kami tidak
operator di Corridor, tapi kami
mendapat cukup besar.
proyeksi pertumbuhan profit anak usaha, di tengah proyeksi harga minyak ke depan seperti apa?Saving kami bukan seperti
perusahaan industri manufak-
tur. Problemnya, kalau produksi
natural decline 15%, kalau
tidak melakukan penge-
boran dan pengembangan,
profit akan turun. Harga minyak
pada 2017 akan naik tipis,
diperkirakan rata-rata US$45 per
barel dan 2018 sekitar US$50
per barel.
untuk periode hingga semester I, pHE optimistis bisa mencapai target kinerja keuangan pada tahun ini?Optimistis tercapai. Untuk
2017, RKAP-nya di bawah
2016 karena problemnya itu
perpajakan di Natuna. Kami
beli saham, tapi dianggap beli
participating interest. Kami
sudah melakukan keberatan,
keberatan ditolak. Kalau tidak
ada itu, sebenarnya kinerja
keuangan akan naik terus.
bagaimana dengan kinerja semester I?Laba bersih US$117 juta. Seka-
rang harga minyak dibanding
RKAP memang lebih tinggi.
Rata-rata selama enam bulan
US$47 per barel, anggaran kita
US$45 per barel. Sehingga ka-
lau harganya naik terus, profit
kita akan lebih besar.
pHE OnWJ menjadi kontrak-tor pertama yang mengim-plementasikan gross split. bagaimana dampaknya terhadap struktur keuangan pHE?
26
VISI
adalah bagaimana pencapaian
terhadap target di tahun
tersebut bukan dilihat dari tren
kenaikan angka produksi setiap
tahunnya.
apakah pencapaian produksi sesuai proyeksi dalam Rkap?
Dalam dua tahun terakhir
target produksi kami yang ada
dalam RKAP tercapai bahkan
melebih target. Setelah sebe-
lumnya masih di bawah target
atau dalam istilah kami di Zona
Kuning, atau di level 95-100%.
apa upaya manajemen untuk mempertahankan kinerja operasi dan produksi yang sudah positif saat ini? Untuk kegiatan operasi dan
produksi, patokan kami sangat
sederhana, yaitu Operation
Excellence yakni bagaimana kita
mengerjakan sesuai dengan
spek, waktu, memenuhi kaidah
HSSE dengan cost yang efisien
dan efektif. Ini salah satu
sarana utama bagi perusahaan
untuk mencapai perusahaan
kelas dunia. Dalam kaitan
dengan operation excellence
ada satu program yang disebut
PHE One System, semuanya jadi
serba terintegrasi.
adakah inovasi baru dalam operasi produksi pHE?
ada yang di bawah 100% dan
kemudian ada perbaikan.
Tren produksinya positif?Produksi kami selama ini tren
positif karena makin banyak
blok. Dari tahun ke tahun ada
penambahan blok sehingga
otomatis pencapai an produksi
PHE secara value meningkat.
Tetapi ukuran ki nerja operasi
bagaimana pencapaian ki-nerja operasi dan produksi pT pertamina Hulu Energi (pHE) selama satu dekade ini?Operasi produksi PHE selama
satu dekade, pencapaian
secara target terus meningkat.
Tahun lalu kami mencapai
target ada yang 100% dan
ada yang 102%. Sebelumnya
kAmI bekeRJA sesuAI dengAn operation excellenceBeni Jafilius Ibardi,Direktur Operasi dan Produksi PT Pertamina Hulu Energi
Foto
: Dok
. PH
E
27
perusahaan baru yang nama-
nya depreciation cost itu tinggi.
Rata-rata di kisaran 9 :11.
apakah perubahan skema cost recovery ke gross split berpengaruh terhadap kinerja operasi dan produksi pHE?Kalau operasi bentuk kontrak
apa saja pekerjaan operasi
produksi akan tetap sama.
pengaruhnya dari term kondisi
bisnis saja. Kalau operasional
masih tetap sama.
bagaimana persiapan pHE untuk mengelola blok-blok terminasi? Kami akan lihat blok mana
yang sudah terminasi dan
tergantung penunjukkan
dari PT Pertamina (Persero).
Bila Pertamina menunjuk
PHE, kami sudah siap. Kami
sudah membentuk tim khusus
terminasi dan tim alih kelola.
apa saja tugas dari kedua tim tersebut?Untuk tim terminasi, tentu
mendata semuanya termasuk
asset yang diserahkan kepada
pemerintah. Satu per satu asset
nanti akan dicek. Sementara
tim alih kelola tugasnya
menjaga kelangsungan
operasi.
Invoasi dilakukan secara
rutin sehingga saat mengikuti
Continuous Improvement
Program (CIP) semakin
meningkat. Motornya memang
ada di ONWJ karena asset
ONWJ besar dan pekerjaan pun
banyak se hingga masalah yang
harus kami lakukan invoasi
pun ba nyak. Secara persentase
pekerja merata tetapi kalau
dari value termasuk orang yang
ikut CIP, ONWJ lebih besar.
Selama satu dekade pHE, kontribusi terbesar produksi masih dari pHE OnWJ. bagaimana proyeksi ke depan?PHE ONWJ masih tetap menjadi
andalan utama kita selain PHE
WMO, JOB Tomori dan BOB
Siak Pusako.
dalam lima tahun ke depan, kelima anak usaha itu masih tetap jadi andalan?Ya betul, kelimanya mungkin
menjadi kontributor terbesar.
Untuk lapangan yang baru
mungkin SES yang lokasinya
ada sebelah Blok ONWJ.
bagaimana proyeksi dan realisasi produksi migas
pHE tahun ini?Target produksi gas dalam
RKAP sebesar 752 MMSCFD
dan minyak 65.100 bph.
Produksi minyak 65.221 bph
dan gas 730 MMSCFD. Sampai
sekarang realiasi 108,3% dan
gasnya 98,6% dan total 101,9%.
apakah kontrak baru di blok OnWJ berpengaruh terhadap peningkatan produksi?
Benar memang angka
produksi dari PHE ONWJ akan
naik signifikan. Tahun lalu
ada pemunduran kegiatan
ke 2017 sementara target
produksinya tidak direvisi
sehingga memasuki awal
2017 produksi ketinggian
karena empat sumurnya
dimundurkan yang seharusnya
sudah ada kontribusi sejak
2016. Karena itu, kami
merencanakan pada Mei,
tetapi ada program efisiensi
seiring dengan anjloknya harga
minyak aktivitas produksi kami
geser ke tahun ini. Bila tidak
memasukkan PHE ONWJ 100%,
angka produksi kami akan di
bawah 60%.
berapa cost production per barel di pHE?
Tentu berbeda-beda sesuai
dengan karakter lapangan.
Lapangan baru tentu saja
beda dengan lapangan yang
lama beroperasi. Untuk anak
28
VISI
kinerja eksplorasi bukan
hanya untuk menemukan
sumberdaya, tapi mendorong
agar temuan eksplorasi
bisa dikembangkan dan
dikomersialkan.
Tugas eksplorasi sangat berat?Betul, tugas eksplorasi sungguh
berat dalam beberapa tahun
ke depan, yaitu menjaga
agar PHE terus tumbuh. PHE
memerlukan temuan-temuan
eksplorasi yang besar dan bisa
dikembangkan dalam waktu
5-7 tahun ke depan.
apakah pencapaian kegiatan eksplorasi selama satu dekade pHE sesuai ekspektasi? PHE memproduksikan minyak
dan gas sebanyak 68 MMBOE
setiap tahunnya.Tugas eksplo-
rasi adalah menemukan
sumberdaya migas minimal
sejumlah yang diproduksikan
tersebut di atas. Dari sisi ini,
pada 2016 Direktorat Eksplo rasi
mampu menyediakan temuan
2C sebanyak 139 MMBOE,
atau sekitar 200% dari jumlah
migas yang diproduksikan.
Dengan demikian, secara best
practice kinerja PHE melampaui
ekspektasi. Namun
demikian, Direktorat Hulu
naik rata-rata 17% dalam satu
dekade ter akhir, baik untuk
minyak maupun gas. Kenaikan
tertinggi terjadi sejak 2014
sebesar 35%. Perubahan
proses bisnis dan struktur
organisasi (dari asset-based
menjadi function-based) yang
terjadi sejak 2014, khususnya
di PHE, memberikan dampak
signifikan pada kinerja
penambahan 2C. Pencapaian
bagaimana tanggapan bapak atas pencapaian kegiatan eksplorasi pT pertamina Hulu Energi (pHE) selama satu dekade ini?Kinerja Eksplorasi yang
utama dinilai dari penemuan
sumberdaya minyak dan gas
bumi (2C) setiap tahunnya,
untuk menggantikan migas
yang telah diproduksikan.
Kinerja penambahan 2C PHE
tugAs eksploRAsI menJAgA phe teRus tumbuhRudi Ryacudu, Direktur Eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi
Foto
: Dok
. PH
E
29
produksi existing, seperti Sumur
Boyo-1 di WMO.
Selanjutnya?Tantangan kedua mencari
field baru dan target-target
eksplo rasi baru, dengan
melakukan studi G&G regional
dan terintegrasi antar wilayah
kerja. Pada 2016 PHE bersama
APH lain melakukan Studi
Geologi & Geofisika (G&G)
Regional Cekung an Tarakan,
dan menghasilkan temuan field
dan prospek-prospek baru di
Blok Nunukan, Simenggaris dan
sekitarnya. Pada 2017-2018
akan kembali diinisiasi Studi
G&G Regional Cekungan Jawa
Timur, sebagai kelanjutan dari
studi yang telah dilakukan oleh
UTC.
adakah tantangan lainnya?Tantangan ketiga mengurangi
risiko subsurface dan
meningkatkan success ratio
eksplo rasi dengan melakukan
funnel review untuk semua
prospek eksplorasi yang
akan dibor. Funnel review
campaign telah dilakukan
dalam tiga tahun terakhir untuk
mempercepat pematangan
prospek-prospek eksplorasi. Ke
empat, mendorong percepatan
temuan eksplorasi (2C) ke
pengembangan (P1).
Pertamina me ngamanatkan
anak perusahaan hulu untuk
menemukan 2C minimal 300%
dari jumlah yang diproduksikan.
Untuk itu, Direktorat Eksplorasi
PHE menargetkan penambahan
2C sebanyak 186 MMBOE,
dan berdasarkan prognosa
pencapaian tahun ini, target
tersebut akan terlampaui.
berapa target penemuan cadangan migas baru? Target penambahan 2C setiap
tahun akan menyesuaikan
dengan proyeksi pertumbuhan
perusahaan. Namun secara
rule of thumb, eksplorasi
akan berkomitmen untuk
menemukan sumber daya 2C
tiga kali lipat dari angka yang
diproduksikan.
apa saja rencana kegiatan eksplorasi?Produksi yang terus menurun
di Blok WMO perlu dicarikan
solusinya segera dengan
mengebor target eksplorasi
yang sudah proven dan dekat
dengan fasilitas existing. Di
samping itu, POD di Blok
Nunukan yang terkendala
komersialitas, perlu didorong
dengan temuan eksplorasi
gas. Program eksplorasi
untuk mendukung capaian
jangka pendek antara
lain sumur Boyo-1 di WMO,
Sumur Parang-1 dan Keris-1
di Blok Nunukan. Dalam 1-3
tahun ke depan, beberapa
blok PHE akan berakhir.
Direktorat Eksplorasi bertugas
mengevaluasi potensi blok-blok
terminasi tersebut. Program
eksplorasi untuk mendukung
sasaran jangka menengah ini
antara lain Sumur Galena-2 di
Blok Salawati dan 3 sumur di
Blok NSO.
apa dan bagaimana kesiapan menghadapi tantangan industri hulu migas ke depan?Ada sejumlah tantangan yang
harus kami hadapi dan siapkan
solusinya. Pertama, di tengah
situasi harga minyak yang
rendah dan pemberlakuan
gross split PSC, Direktorat
Eksplorasi berupaya untuk
melakukan kegiatan eksplorasi
secara selektif pada target
yang memiliki resources yang
besar; memiliki impact yang
cukup besar; mendukung
strategi pengelolaan wilayah
kerja pasca terminasi;
dan cost efficiency dengan
mengintegrasikan pelaksanaan
kegiatan eksplo rasi di anak
perusahaan PHE. Target
Eksplorasi yang sifat nya quick
win dilakukan untuk menopang
30
VISI
termasuk berpengalaman
dalam deepwater di Karama-
Sulawesi dan Semai-Irian
Offshore bersama IOC (Statoil
dan Murphy Oil). Ketiga, total
produksi pertahun migas yang
semula di sekitar 50 MMBOE
sekarang sudah 67 MMBOE
atau naik 130%. Keempat,
beberapa capaian terhadap
keandalan perseroan seperti
mendapatkan Best of the Best
Subsidiary, CID (Community
Involvement and Development), 2
Proper emas pada 2016.
Dari sisi pengembangan, se-lama satu dekade ini pen-capaian apa yang melebihi ekspektasi?Pertama, tentu saja keberhasil-
an dalam development di PHE
adalah dengan disetujuinya
organisasi baru PHE pada 2016
yang sesuai dengan proses
bisnis dan tujuan PHE sebagai
operational dan portfolio hold-
ing. PHE juga sebagai role model
pelaksanaan dan Implementasi
PUDW (Pertamina Upstream
Development Way) sehingga
semua proyek bisa diyakinkan
dan dalam kontrol operasional
maupun korporasi. Berikutnya,
adanya penambahan reserves
(P1) yang mencapai 230% pada
semester 1 2017. Akan terus
diupayakan untuk menca-
apa saja capaian yang sangat luar biasa?Ada beberapa capaian yang
sangat luar biasa. Pertama,
dari sisi perusahaan yang
semula terdiri dari puluhan
anak perusahaan, sekarang
sudah mengelola hampir
60 anak perusahaan. Kedua,
wilayah kerja operasi dari
semula onshore sekarang
sangat andal dalam
pengelolaan aset di offshore
seperti ONWJ dan WMO,
pHE sudah memasuk satu dekade. apa yang bapak lihat dari perjalanan perusahaan selama ini?Pencapaian PHE dalam 10
tahun sejak berdiri memperli-
hatkan bahwa PHE merupakan
anak perusahaan Direktorat
Hulu yang semakin hari
memberikan performa yang
semakin baik, skup bisnis dari
eksplorasi, development, opera-
si produksi, komersialisasi gas,
dan LNG.
CIptAkAn nIlAI lebIh untuk peRusAhAAn dAn stakeholderbambang Manumayoso, Direktur Pengembangan PT Pertamina Hulu Energi
Foto
: Dok
. PH
E
31
Return of Investement (ROI) peru-
sahaan menjadi lebih baik.
apa kendala yang mungkin muncul dari pelaksanaan strategi/program pengem-bangan pHE?Bisnis migas kedepan sangat
challenging, dimana secara glo-
bal maupun nasional bahwa
ada dua faktor penting, ekster-
nal, dan internal. Dari eksternal
adalah CUVA (Complexity - Un-
certainty- Volatility – Ambiguity
dan dari internal berupa maturi-
ty field semakin tua, decline rate
semakin tinggi sehingga reserves
juga semakin kecil, biaya opera-
si yang semakin besar.
bagaimana solusinya?Untuk menghadapi Kombi-
nasi tantangan tersebut, PHE
sejak awal 2015 menyiapkan
dan mencanangkan strate-
gi Survive and Growth, yaitu
dengan meng ubah paradigma
yang semula production at any
cost menjadi creating more
values and volume for company
and stakeholders. Untuk survive
strategi dilakukan funneling
terintegrasi untuk memisahkan
asset (high-me dium dan low
impact) sehingga moda in-
vestasi jadi lebih fokus kepada
yang high impact dan high/fast
rerturn.
pai yang lebih tinggi sehingga
umur perusahaan semakin
panjang.
Selanjutnya, telah
terbentuk nya sistem dan
dibakukan nya proses funneling
terintegrasi untuk investasi
jangka pendek maupun jangka
panjang di Direktorat Pengem-
bangan untuk mendorong
creating values perusahaan.
Yang paling mutakhir
adalah terdokumentasikannya
Annual Report of Prospective &
Reserves (ARPR) dari seluruh
asset PHE, termasuk Asset
Depletion Plan (ADPP), Area
Development Plan (ADP) dan
Field Development Plan (FDP)
sehingga memudahkan top
management mengambil kepu-
tusan Investasi.
apa harapan bapak terkait dengan rencana pengem-bangan pHE?Saya berharap semoga RKAP
maupun RJPP dapat dilaksana-
kan dengan baik dan sesuai
atau melebihi rencana target
sehingga PHE berkembang
semakin besar serta sehat dari
sisi finansialnya. Dalam imple-
mentasi investasi tetap menga-
cu kepada peraturan yang ada
dan kaidah Pertamina Ways
sehingga dapat dipertang-
gung jawabkan secara
profesional dan dengan GCG
yang baik.
apa saja strategi yang disiapkan oleh direksi pHE dalam kegiatan pengem-bangan?PHE telah menyiapkan bebe-
rapa program andalan untuk
menciptakan more values kepa-
da perusahaan dan stakeholder,
yaitu pengembangan area
baru seperti Kalimantan Utara
(Kaltara), untuk meng ekploitasi
penemuan hidrokarbon sehing-
ga bisa dipercepat pengem-
bangannya dan pen jualan
produknya, selain menciptakan
wilayah ekonomi baru di Kaltara
serta mengamankan cadangan
nasional di daerah perbatasan.
Strategi berikutnya adalah
pengembangan kolaborasi
antar anak perusahaan hulu.
Misalnya, Asset Kampar dan
Lirik, bagaimana PHE bisa
membantu untuk penyediaan
gas sehingga bisa menurunkan
operating cost dan lebih efisien.
Kemudian, pengembangan
gas di Sulawesi (Tomori) tahap
kedua dan pengembangan pro-
gram EOR khususnya di Asset
ONWJ yang masih mempunyai
reserves sangat besar. Terakhir,
program pengembangan aset
dengan konsep Low Cost Invest-
ment dan Operations sehingga
32
VISI
Sejak didirikan pada 10 tahun lalu, kinerja PT
Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha PT
Pertamina (Persero) di sektor hulu migas, dinilai
telah melampaui ekspektasi. Selain mampu
mempertahankan tingkat produksi minyak dan gas, dari sisi
finansial juga relatif positif. Kontribusi perusahaan terhadap
induk usaha kini tak bisa dikesampingkan.
Pada 2007, saat terbentuk, PHE belum membukukan
laba. Secara perlahan laba terus meningkat dan mencapai
puncaknya pada 2013 sebesar US$715,46 juta. Tren
penurunan laba bersih terjadi pada 2014 hingga akhir 2016
karena pelemahan harga minyak global.
Tahun ini secara perlahan direksi dan manajemen PHE
berusaha meningkatkan kinerja. Hingga semester I 2017,
perusahaan sudah mencatatkan laba bersih di atas US$110
juta. Padahal, target laba bersih dalam RKAP tahun ini adalah
US$151,78 juta.
bAnyAk InvestoR IngIn beRmItRA dengAn pheSyamsu alam,Presiden Komisaris PHE dan Direktur Hulu Pertamina (Persero)
33
Foto
: Tat
an A
gus
Rst
34
Syamsu Alam, Presiden
Komisaris PHE, sangat
mengapresiasi kinerja
PHE. Untuk mengetahui
pandangannya, berikut petikan
wawancara dengan Direktur
Hulu Pertamina tersebut.
banyak yang menilai kinerja operasional dan finansial PT Pertamina Hulu Energi (pHE) selama 10 tahun ini telah melewati ekspektasi pemegang saham. bagaimana tanggapan bapak?Perlu kami tegaskan terlebih
dahulu bahwa tujuan awal
pembentukan PHE adalah
untuk mengelola aset-
aset partnership Pertamina,
baik berupa Joint Operating
Body (JOB) maupunParticipating
Interest (PI).
Semangat partnership harus
menjadi value management di
PHE. Dalam bermitra, PHE
melalui anak perusahaannya
menjadi operator suatu
blok, misalnya di seluruh
JOB dan beberapa blok PSC.
Contohnya seperti PHE ONWJ
dan PHE WMO. Sebagai
pemegang interest minoritas
di beberapa blok, PHE juga
berperan aktif, tidak hanya
sebagai silent partner, dalam
menyusun program-program
kerja agar suatu asset dapat
dikelola dengan optimal. Dalam
10 tahun perjalanannya, secara
umum PHE menunjukkan
kinerja yang terus membaik
dan hal ini dapat dilihat dari
keinginan para partner untuk
terus bermitra dengan PHE.
kinerja produksi pHE juga tumbuh positif ya selama 10 tahun ini?Betul, produksi migas PHE
juga tumbuh 14% dari 62
MBOEPD pada 2008 menjadi
199 MBOEPD pada semester
I 2017. Produksi minyak juga
tumbuh 9% dari 24 MBOPD
pada 2008 menjadi 71 MBOPD
pada semester I 2017. Produksi
gas juga terus meningkat
tiap tahun dengan kenaikan
18% dari 163 MMSCFD pada
2008 menjadi 742 MMSCFD
hingga semester I 2017.
Kinerja produksi minyak dan
gas tumbuh seiring dengan
masuknya beberapa blok
produksi ke PHE seperti
ONWJ, WWMO, NSO NSB
VISI
dalam menjalankan bisnis, pHE perlu fokus pada proses bisnis dan manajemen proyek yang efektif.
Foto
: Dok
. PH
E
35
dan onstream-nya ONWJ GG
dan Senoro Toili. Pencapaian
PHE ini sesuai aspirasi PHE
2025 dimana sampai semester
I 2017 telah sesuai dengan
target yang diharapkan.
artinya, peran bOd dan manajemen saat ini sangat strategis dalam pencapaian pHE dalam satu dekade?Kami memberikan apresiasi
kepada direksi dan
manajemen PHE yang
telah berusaha
memberikan kinerja yang
baik. Direksi dan seluruh
manajemen mengelola
PHE dengan meningkatkan
pertumbuhan aset, memitigasi
risiko dalam menghadapi
lingkungan bisnis yang dinamis,
dan menggali potensi dan
mengoptimalkan berbagai
peluang bisnis. Manajemen
PHE telah meningkatkan sistem
pengendalian internal, risiko
operasional yang bersifat
internal maupun eksternal
telah dapat diidentifikasi dan
dikendalikan namun perlu
diintegrasikan antara mitigasi
risiko dan upaya pencapaian
laba.
dari sisi produksi, bagaimana proyeksinya ke depan?Produksi PHE merupakan
gabungan dari aset yang sudah
dimiliki Pertamina sebelum
PHE berdiri maupun hasil
akusisi (inorganik) Pertamina
yang diserahkan untuk menjadi
bagian dari portofolio PHE,
seperti misalnya ONWJ dan
Foto
: Dok
. PH
E
36
VISI
maupun leadership menjadi
fokus yang saat ini kami
jalankan. Kami berharap para
pekerja muda mempersiapkan
diri dengan menunjukan
kinerja yang produktif dan
fokus agar dapat membawa
Pertamina lebih baik.
Ini dilakukan melalui
terkait dengan biaya operasi
produksi maupun investasi.
Dengan turunnya harga
minyak, PHE terus berupaya
melakukan cost control dan
hasilnya cukup baik dalam dua
tahun terakhir ini.
Apakah kebijakan efisiensi yang dilakukan bOd pHE saat ini langkah yang tepat di tengah penurunan harga minyak? Sudah tepat, jika tidak
dilakukan maka kinerja
keuangan PHE akan
memburuk. Hal ini bisa terlihat
pada cost/BOE.
bagaimana dengan sumber daya manusia (SdM)?SDM adalah aspek yang
menurut saya paling penting.
Seperti yang dihadapi
Pertamina secara umum,
problem utama saat ini
adalah proses regenerasi.
Dalam lima tahun ke depan
akan banyak sekali posisi-
posisi senior management yang
perlu diisi karena sebagian
karyawan senior memasuki
masa purnabakti. Proses
pembekalan para pekerja
muda untuk meningkatkan
kompetensi melalui tour of
duty maupun training baik
aspek teknis
WMO. Dengan demikian, angka
produksi memang menunjukan
tren meningkat dari awal
berdirinya anak perusahaan
ini. Namun, yang lebih penting
adalah bagaimana upaya
PHE dapat mempertahankan
tingkat produksi dengan
menahan decline seminimal
mungkin mengingat hampir
seluruh asetnya adalah
aset yang sudah mature.
Usaha-usaha eksplorasi
juga terus dilakukan untuk
menambah produksi melalui
pengembangan lapangan baru.
PHE juga perlu fokus pada
pengelolaan lapangan secara
terintegrasi mengingat blok
yang berakhir menggunakan
metode gross split. Jambi
Merang akan habis kontrak
pada 9 februari 2019, NSO
selepas 16 Oktober 2018, Ogan
Komering selepas 28 februari
2018, ONWJ pada 19 Januari
2107 PSC Gross split dengan
minyak 57,5% dan gas 62,5%.
Selain itu ada Tuban yang habis
kontrak selepas 28 Februari
2018 dan Tengah pada 4
Oktober 2018.
Dari sisi finansial?Dalam menilai sisi finansial
yang paling penting adalah
bagaimana PHE dapat
mengendalikan cost, baik yang
Sumberdaya manusia pHE memiliki kemampuan mengelola asset migas di darat maupun lepas pantai. Mereka siap mengambil alih blok-blok migas terminasi yang diserahkan pemerintah kepada pT pertamina (persero).
37
bertumbuh. Peluang pekerjaan-
pekerjaan
infrastruktur serta
pendayagunaan dari sektor
usaha lainnya masih dapat
dimaksimalkan. Ada lima
strategi yang perlu disiapkan
oleh PHE ke depan. Pertama,
improve performance. Ini
dilakukan melalui QHSE
(zero fatality dan ISRS level
7), optimasi produksi,
pengembangan wilayah secara
terintegrasi, inisiasi EOR,
asset integrity management
(improve reliability) dan
efisiensi biaya. Kedua, optimize
capex portfolio. Ini dilakukan
melalui cluster development,
portfolio management untuk
meningkatkan keekonomian.
Ketiga, action for growth melalui
percepatan temuan eksplorasi
(2C ke P1) serta pengembangan
lapangan atau pun POFD.
Keempat, high impact project.
Blok terminasi yang memiliki
dampak positif kepada
Pertamina dan partnership
untuk pengembangan
lapangan yang lebih massif dan
pemanfaatan technology state of
art. Kelima, enablers. PHE perlu
fokus pada proses bisnis dan
manajemen proyek yang efektif,
kapabilitas kepemimpinan,
pengembangan SDM dan adapt
state of technology.
program pelatihan yang
terencana, internalisasi
dan sosialisasi budaya PHE,
termasuk pengelolaan SDM
berbasis kompetensi.
Tata kelola perusahaan
yang baik juga jadi parameter keberhasilan
pHE. bagaimana tantangan dalam tata kelola ini?Good Corporate
Governance (GCG) merupakan
komitmen yang kami jadikan
landasan dalam mengelola
perusahaan. Pedoman dan
standar kerja terus kami
perbaiki dan lengkapi agar
setiap keputusan bisnis yang
diambil terukur, kompetitif,
dan akuntabel. Dalam era
yang sangat cepat berubah
dan keputusan bisnis harus
dilakukan dengan cepat
namun tetap mengedepankan
analisis risiko yang terukur.
Segala keputusan mesti
mempertimbangkan prinsip-
prinsip GCG: Transparency,
Accountability, Responsibility,
Independency dan Fairness
demi kepentingan pemegang
saham dan para pemangku
kepentingan lainnya.Tidak ada
pilihan lain bagi PHE untuk
dapat beradaptasi jika ingin
terus dapat survive.
bagaimana bapak melihat strategi pHE dalam meningkatkan kinerja untuk memenuhi target korporat.Kami mengamati prospek
usaha dan strategi bisnis
yang disusun direksi dapat
menjawab tantangan dan
meraih peluang untuk
38
perusahaan migas nasional
yang disegani di kancah
global (world class company).
Peran ini diharapkan
pula akan mendukung
program pemerintah dalam
meningkatkan pasokan
migas nasional dengan
memaksimalkan potensi sumber
daya energi nasional.
Tidak hanya itu, PHE juga
terus dituntut dalam upaya
menjaga pertumbuhan produksi
dan penambahan cadangan
migas untuk ketahanan dan
kemandirian energi nasional
dengan memanfaatkan
teknologi hulu sebagai kunci
sukses.
PHE ke depan diharapkan
menjadi perusahaan
multinasional terpandang di
sektor hulu migas dengan
memperbanyak kerja sama
dengan negara perbatasan
(PNG, Timor Leste), regional dan
internasional.
Sinergi internal di Pertamina
dan antar BUMN sangat
diperlukan untuk menjawab
tantangan usaha hulu di luar
negeri. Oleh karena diperlukan
rumusan strategis tertulis
yang dapat digunakan sebagai
pedoman untuk menuju ke
Pencapaian PT Pertamina Hulu
Energi (PHE) sebagai anak usaha
PT Pertamina (Persero) dalam
10 tahun terakhir menunjukkan
peningkatan kinerja yang
signifikan. Hal ini dapat diukur
dari tren peningkatan produksi
minyak yang mencapai 75%.
Demikian pula dengan produksi
gas meningkat 78 %.
PHE berperan strategis
dalam mendukung tercapainya
cita-cita Pertamina sebagai
penguasaan lapangan migas di
luar negeri.
PHE sebaiknya diberikan
berbagai privilege yang dibarengi
dengan usaha perbaikan
internal sesuai dengan tata
kelola korporasi yang sehat.
KATA MEREKA
Foto
: Dok
. Prib
adi
Berperan Strategis
Mewujudkan World Class
CompanySyamsir abduh,
Anggota Dewan Energi Nasional
PT Pertamina Hulu Energi (PHE),
sebagai anak perusahaan PT
Pertamina (Persero) berkomit-
men mendukung ketahanan en-
ergi negeri. Sepanjang usia nya
yang kesepuluh, pencapaian
produksi minyak dan gas PHE
dari tahun ke tahun meningkat.
Awal produksi Migas PHE pada
2007 sebesar 59 MBOEPD dan
saat ini hingga akhir 2016,
PHE Harus Menjadi Champion Satya W Yudha, Wakil ketua komisi VII dpR
39
produksi Migas PHE mencapai
187 MBOEPD.
DPR mengapresiasi kinerja
tersebut, akan tetapi kami juga
mengharapkan agar ke depan
apabila PHE kembali dipercaya
dan ditugasi untuk mengelola
lapangan minyak yang kontrak-
nya telah habis, PHE dapat
mengelola dengan efisien
serta mempertahankan tingkat
produksi dari lapangan minyak
tersebut.
Kami juga berharap presta-
si-prestasi kinerja PHE, seperti
mendapatkan Proper Emas,
Proper Hijau maupun Proper
Biru tetap dipertahankan untuk
bisa menjadi acuan kinerja
ke depan. PHE harus menjadi
champion ke depan. Hal ini
sa ngat penting mengingat PHE
juga ditugasi untuk menge-
lola lapangan-lapangan yang
telah habis masa kontraknya.
Kesuksesan mengambilalih
lapangan, seperti Blok Offshore
North West Java (ONWJ) dan
West Madura Offshore (WMO)
penting dipelajari. Apalagi dalam
lima tahun ke depan akan ada
20 lapangan minyak yang akan
habis masa kontraknya.
Ke depan, kehadiran
PHE dalam industri migas
Saya kira peran PT Pertamina
Hulu Energi (PHE) bagi PT
Pertamina (Persero) dan negara
ini sangat penting. PHE menjadi
ujung tombak yang strategis
untuk bekerja sama dengan
berbagai pihak dengan berbagai
dimensi kepentingan bangsa
yang dapat dibawa. Bisa untuk
alih teknologi dan SDM yang
sangat strategis, apalagi SDM
Pertamina di sektor hulu cukup
bagus. Hal lain tentu secara
bisnis PHE juga strategis bagi
Pertamina.
Saya berharap PHE ke depan
akan terus bertumbuh, mem-
baik, dan semakin meningkat
tata kelolanya. Memang saat ini,
bila melihat laporan keuangan
PT Pertamina (Persero), kontri-
busi PHE terhadap laba bersih
sektor hulu ke induk usaha
masih di bawah Pertamina EP,
Pertamina EP Cepu, dan PIEP.
Tahun lalu pendapatan usaha
PHE tercatat US$ 1,53 miliar
dengan laba bersih sebesar
US$ 191 juta karena penurunan
harga minyak dunia.
Tantangan terbesar PHE dan
seluruh perusahaan di sektor
hulu migas saat ini adalah
meningkatkan kegiatan eksplo-
rasi di tengah rendahnya harga
minyak dunia. Kegiatan eksplo-
rasi penting karena itu perlu
mendapat insentif dari pemerin-
tah agar investor tertarik untuk
melakukan eksplorasi sehingga
produksi minyak bisa stabil.
Kalau pun turun, penurunannya
tidak terlalu besar.
PHE Ujung Tombak Pertamina
komaidi notonegoro, direktur Eksekutif ReforMiner Institute
nasional diharapkan bisa mem-
berikan dan membawa teknolo-
gi EOR yang terbaik. PHE juga
ditugasi untuk mencari, mene-
mukan, dan mengelola temuan
cadangan yang semakin langka
dan sulit sehingga tidak hanya
bergantung pada cadangan
yang ada saat ini. Setiap barel
migas yang ditemukan sangat
menentukan perkembangan
bisnis migas di Indonesia.
40
pT pertahulu Energy berubah nama menjadi pT pertamina Hulu Energi.
2007
PT AOS berubah nama menjadi PT Pertahulu Energy
2002
Sesuai amanat UU Migas tahun 2001 PT Pertamina (Persero) wajib memisahkan kegiatan usaha industri hulu dan hilir minyak dan gas. Maka PT Pertamina memutuskan untuk menjadikan AOS sebagai anak perusahaan yang akan mengelola kegiatan usaha Hulu Migas.
2001
MILESTONE PERJALANAN PT PERTAMINA HULU ENERGI
Berdiri PT Aroma Operation Services (AOS) yang bergerak di bidang jasa pengadaan jasa untuk mendukung Kilang Petrokimia Cilacap.
1989
DATA & FAKTA
41
Pembentukan beberapa anak usaha PHE sebagai badan usaha yang mengelola wilayah kerja dan participating interest.
Pengalihan participating interest dan penyetoran modal dari PT Pertamina (Persero) kepada seluruh anak usaha PHE pada Januari.
2008
MILESTONE PERJALANAN PT PERTAMINA HULU ENERGI
Pengalihan PI Blok SK-305 offshore Sarawak, Malaysia
Akuisisi 100% saham BP di Blok ONWJ
2009
Pengalihan Pengelolaan Pertamina EP Randugunting dari Pertamina
Perubahan Organisasi PHE dari Function Based menjadi Asset Based
Produksi Pertama Blik SK-305 Offshore, Sarawak, Malaysia
2010
42
DATA & FAKTA
PHE ONWJ berhasil capai produksi di atas 40.000 BOPD melampaui target 2013 sebesar 38.000 BOPD
Akuisisi PI Talisma Resources (North West Java) Ltd di Blok ONWJ sebesar 5,0295%
Pertama kali di dunia pengangkatan secara serentak anjungan LIMA Flowstation (3 platform, 2 platform bridge, dan 1 flare bridge) setinggi 4 meter dengan metode “Synchronized Hydraulic Jacking System”’
2013
Peringatan pencapaian produksi 100 juta barrel minyak Blok Tuban dan pengapalan ke 500 Tuban Marine
2011
2012
2014Startup lapangan UL yang mampu menyumbang tambahan produksi sebesar 4.000 barrel minyak dan 9 MMSCFD gas per hari.
Peresmian Visualization Centre Room PHE Tower, yaitu ruang multimedia dengan teknologi visualisasi 3 dimensi yang dapat membantu mengurangi kesalahan dalam penemuan dan pengembangan teknik baru untuk melakukan prediksi, perhitungan dan pengujian data.
PHE ONWJ mencatatkan rekor produksi baru sejak diambil alih Pertamina dengan produksi menyentuh 46.400 BOPD.
Penandatanganan alih kelola Blok Siak dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke Pertamina (Persero) yang diwakili oleh PHE.
43
2017Menjadi perusahaan pertama yang menerapkan skema kerjasama Grossplit di Blok ONWJ.
Pengelola Blok ONWJ tanpa partner (100% pemegang Participating Interest).
2016PHE memiliki 57 anak perusahaan dimana 51 anak perusahaan dalam negeri dan 6 perusahaan di luar negeri. Beberapa perisitiwa penting di tahun 2016 :
1. Pengelola Wilayah Kerja Blok Ambalat Timur
2. Kepemilikan saham atas PT Pertamina Geothermal Energy Lawu
3. Kepemilikan saham atas PT Patra Drilling Contractor
Akuisisi wilayah kerja NSO dan Blok B
Persiapan alih kelola di Blok Kapang, WK MNK Saka Kemang
Kepemilikan saham PT Arun NGL melalui PHE Arun
Pemegang saham pada PT PertaminaHulu Indonesia bersama PT Pertamina Persero yang didirikan sebagai salahsatu strategic operation arm
Pemegang saham pada PT Pertamina Mahakam yang dipersiapkan mengelola Blok Mahakam pasca terminasi PSC exisiting
Persiapan pelepasan Blok West Gelagah Kambuna, Aceh dan terminasi Blok Gebang North Sumatera (GNS)
Peresmian Kilang LNG P T DSLNG, fasilitas produksi gas JOB Pertamina Medco Tomori Sulawesi, dan fasilitas produksi lapangan GG PHE ONWJ oleh Presiden Jokowi
Pengapalan perdana LNG PT DSLNG
2015
44
Hanya dalam waktu sepuluh tahun, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) berhasil menempatkan diri dalam jajaran KKKS berpengaruh di Indonesia Produksinya meningkat pesat. Untuk minyak pada 2008 hanya sebesar 33,593 BOPD, pada 2016
sudah terkerek ke angka 62,588 BOPD. Gas lebih fantastis lagi. Pada 2008 masih 163 MMSCFD, melesat menjadi 722 MMSCFD.
Tren positif ini masih berlanjut pada 2017. Kinerja produksi pada tiga bulan pertama hingga Maret 2017 tercatat telah mencapai 63 ribu barel per hari (BPH) sementara gas bumi mencapai 723 MMSCFD. Kenaikan ini ditopang penambahan produksi di ONWJ, Jambi Merang dan NSO setelah masa terminasi di Januari silam. Sedangkan produksi gas tumbuh akibat adanya peningkatan produksi di Blok Jambi Merang dan Blok WMO.
Pertumbuhan produksi jelas membuat kinerja keuangan positif. Saat harga minyak melemah dalam tiga tahun terakhir, PHE masih mengepit laba cukup signifikan. Padahal, di saat yang sama banyak perusahaan migas yang raport kinerjanya merah.
pRoduksI melesAt keuAngAn kInClong
pROdukSI MInYak dan GaS
pROdukSI MInYak
33,593 bopd
47,841 bopd
53,516 bopd
58,871 bopd
58,379 bopd
66,041bopd
70,251bopd
66.300bopd
62,588 bopd
163 mmscfd
332 mmscfd
406 mmscfd
460 mmscfd
485mmscfd
480 mmscfd
509 mmscfd
678mmscfd
722 mmscfd
pROdukSI GaS
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
DATA & FAKTA
45
kInERJa kEuanGan
984,6
883,6
1.473,2
1.901,1
2.223,2
2.357,6
2.415
1.782,1
1.533,1
384,5
230,4
425,2
301,2
672,1
715,5
387,7
204,1
191
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
HULU ENERGI
pEndapaTan uSaHa (uS$ juta)
laba SETElaH paJak (uS$ juta)
46
Eksplorasi adalah nyawa perusahaan migas. Jika mau berumur panjang, penambahan cadangan harus terus
dilakukan unuk menggantikan minyak yang dieksploitasi. Perusahaan harus mau bersusah payah melakukan rangkaian panjang kegiatan eksplorasi yang dimulai dengan studi G&G, survei seismik dan berlanjut ke pengeboran
Ini juga disadari oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Meski tak selalu berakhir manis, perusahaan tak kenal putus asa mengebor perut bumi . Selama kurang lebih satu dasawarsa ini, setiap tahun anak perusahaan PT Pertamina (Persero) ini melakukan pemboran eksplorasi di atas 20 sumur. Begitu juga dengan survei seismik, baik 2D maupun 3D. Dari hasil pengeboran tersebut, PHE telah mencatat tambahan Cadangan P1 untuk minyak sebesar 18,32 MMBO dan tambahan Cadangan P1 untuk gas sebesar 142,20 BSCF. Realisasi Cadangan P1 migas tercatat sebesar 42,86 MMBOE.
Penambahan cadangan terus berlanjut. Di awal 2017, dari kegiatan pengeboran sumur eksplorasi Parang-1 di lapangan lepas pantai PHE Nunukan diproyeksikan menambah temuan sumberdaya 2C sebesar 126,5 MMBOE. Penambahan cadangan juga diharapkan dari PHE Randugunting yang berhasil membuktikan keberadaan hidrokarbon pada sumur RGT-2.
mengeboR untuk mAsA depAn
2012
2013
2014
2015
2016
Cadangan Minyak (MMBO)
Cadangan Gas (BSCF)
Sumberdaya Minyak (MMBO)
Sumberdaya Gas (BSCF)
20,46
70
30
15
18
17
37
51
26
26
121,39
129
90
127
142
127
395
623
646
104
DATA CADANGAN MINYAK DAN GAS (P1)
DATA & FAKTA
47
PENGEBORAN SUMUR DAN SURVEI SEISMIK
pEnGEbORan EkSplORaSI
(Sumur)
pEnGEbORan EkSplOITaSI
(Sumur)
SESIMIk 2d(km)
SESIMIk 3d(km)
pEnGEbORan pEnGEMbanG an
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
25
26
10
25
24
27
27
15
17
89
92
70
89
85
101
73
44
6
9.322,90
447
-
364
954
2,519
-
-
89
92
70
89 835
1,048
842
1,646
-
146
48
Usaha dibidang
energi sangat rentan
dan berpotensi
menimbulkan bahaya yang bisa
berakibat fatal bagi pekerja
dan juga lingkungan hidup.
Kesadaran ini dirasakan betul
oleh PT Pertamina Hulu Energi
(PHE) anak perusahaan PT
Pertamina (Persero). Sebagai
perusahaan yang memiliki visi
menjadi perusahaan berkelas
dunia, penerapan aspek Health,
Safety and Enviroment (HSE),
wajib hukumnya. HSE adalah
bagian yang tidak terpisahkan
dari kegiatan operasional PHE.
Peningkatan produksi
yang diharapkan oleh semua
pihak, tidak akan memiliki
arti, jika mengabaikan
aspek keselamatan kerja
dan lingkungan. Karena itu,
sebagai bentuk komitmen,
PHE selalu mengedepankan
budaya HSE dan terus
aktif mensosialisasikan
prinsip-prinsip HSE, demi
meningkatkan kepedulian
pekerja dan pekarya di
lingkungan PT PHE terhadap
aspek HSE.
Hal itu antara lain dilakukan
melalui Management Walk
DATA & FAKTA
hse nomoR sAtu, pRestAsI mengIkutI
Through dengan melibatkan
BOD, Fungsi HSE, Operasi serta
manajemen lini di semua anak
perusahaan. Komitmen PHE
terhadap HSE, sudah menjadi
komitmen Pertamina. Bagi
Pertamina, komitmen terhadap
HSSE, merupakan bagian
terintegrasi dari operasional
yang dilakukan.
Bahkan, sejak 1973,
Pertamina sudah membentuk
Badan Koordinasi Lindungan
Lingkungan (BKLL), tepat
setahun setelah Konferensi
Lingkungan Hidup yang
berlangsung di Stockholm,
Swedia 5-6 Juni 1972.
Kemudian setahun setelahnya,
pada 1974, Pertamina
membentuk Badan Koordinasi
Lindungan Lingkungan Industri
Minyak (BKLLIM). Hal ini
menunjukan, bahwa HSSE
merupakan bagian terintegrasi
dari keseluruhan kerja yang
dilakukan oleh Pertamina juga
anak perusahaan.
Keseluruhan usaha yang
menjadi komitmen Pertamina
dan juga anak perusahaan
seperti PHE, membawa
hasil baik. Buktinya dapat
dilihat dengan diperolehnya
beberapa penghargaan yang
didapatkan, baik di bidang
keselamatan kerja maupun
penghargaan lingkungan.
Berbagai penghargaan tersebut
diberikan baik oleh internal
Pertamina, pemerintah daerah,
Kementrian ESDM, Kementrian
Tenaga Kerja maupun oleh
Kementrian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan.
Dalam penghargaan di
bidang lingkungan (Proper)
yang diselenggarakan oleh
Kementrian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, terlihat
adanya peningkatan setiap
tahun. Proper telah menjadi
indikator penting di PHR dan
menjadi KPI presiden direktur
dan jajaran direksi serta
direksi anak perusahaan PHE.
Target minimalnya adalah
comply (Biru). Prestasi PHE kini
sudah lebih dari itu dengan
mendapatkan Proper Emas
pada 2016.
Penghargaan yang
diterima merupakanbuah
dari komitmen dalam
bidang HSSE. Namun, tanpa
penghargaan tersebut pun
komitmen terhadap kesehatan,
keselamatan, pengamanan
dan lingkungan tetap menjadoi
bagian yang tidak terpisahkan
dari seluruh kegiatan yang
dilakukan PHE.
49
pROpER 2009:JOB Pertamina-Petrochina East Java (biru) JOB Pertamina-Talisman Ogan Komering (biru) JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi (biru) JOB Pertamina-Costa Internasional Group Ltd. (biru) BOB Pertamina-Bumi Siak Pusako (biru) PHE Offshore North West Java (biru)PHE West Madura Offshore (WMO) (Hijau)
pROpER 2010: Offshore North West Java (ONWJ) (biru) JOB Pertamina-Petrochina East Java (biru)BOB PT Bumi Siak Pusako (biru)JOB Pertamina- Talisman (biru)
pROpER 2011:PHE ONWJ (Hijau)PHE WMO (Hijau)JOB Pertamina Petrochina Salawati (biru) BOB PT. Bumi Siak Pusako - Pertamina Hulu (biru)JOB Pertamina Petrochina East Java (biru)JOB Pertamina Talisman (OK) Ltd (biru)
pROpER 2012: PHE WMO (Hijau)JOB Pertamina-Petrochina East Java (biru)JOB Pertamina-Petrochina Salawati (biru)JOB Pertamina-Talisman Ogan Komering Ltd. (biru)JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi (Biru)JOB Pertamina-Golden Spike Indonesia Ltd. (biru)JOB Pertamina-Energi Mega Persada Gebang Ltd (biru)BOB Pertamina-Bumi Siak Pusako (biru)PHE West Madura Offshore (biru)
pROpER 2013:PHE West Madura Offshore (WMO) (Hijau)PHE Offshore North West Java (ONWJ) (Hijau)JOB Talisman-Jambi Merang (Hijau)BOB Pertamina Bumi Siak Pusako (biru)JOB Pertamina Talisman OK (biru)JOB Pertamina Petrochina East Java (biru)JOB Pertamina Petrochina Salawati (biru) JOB Pertamina Medco EP Tomori (biru)JOB Pertamina Golden Spike Ind (biru) JOB Pertamina EMP Gebang (biru)
pROpER 2014:JOB Talisaman-Jambi Merang (Hijau)PHE West Madura Offshore (WMO) (Hijau)PHE ONWJ (biru)JOB Pertamina Medco E&P Tomori (biru)JOB Pertamina Petrochina East Java (biru)JOB Pertamina Talisman OK (biru)JOB Pertamina Golden Spike (biru)JOB Pertamina Petrochina Salawati (biru)PHE NSO (biru)BOB PT. Bumi Siak Pusako (biru)
pROpER 2015:PHE West Madura Offshore (WMO) (Hijau)PHE Offshore North West Java (ONWJ) (Hijau)JOB Pertamina Talisman Jambi Merang (Hijau)JOB Pertamina Medco E&P Tomori (biru)JOB Pertamina Petrochina East Java (biru)JOB Pertamina Talisman OK (biru)JOB Pertamina Golden Spike (biru)JOB Pertamina Petrochina Salawati (biru)PHE NSO (biru)BOB PT. Bumi Siak Pusako (biru)
pROpER 2016:PHE West Madura Offshore (WMO) (Emas)JOB Pertamina Talisman Jambi Merang (Emas)PHE ONWJ (Hijau)JOB Pertamina Medco Tomori (Hijau)JOB Pertamina Talisman OK (Hijau)JOB Pertamina Petrochina East Java (biru)JOB Pertamina Golden Spike (biru)JOB Pertamina Petrochina Salawati (biru)PHE NSO (biru)BOB PT. Bumi Siak Pusako (biru)PHE NSB (biru)PHE Kampar (biru)
pEnGHaRGaan pROpER YanG dITERIMa pT pERTaMIna Hulu EnERGI (pHE)
Rencana Jangka panjang pROpER ap pHE 2017 - 2021
50
CSR
Gunung Sardjono
Hadi pantas
merasa syukur
dan bungah. Di
era kepemimpinannya saat
ini, PT Pertamina Hulu Energi
(PHE) beserta anak perusahaan
menorehkan prestasi yang
cemerlang dalam bidang
pengelolaan lingkungan dan
corporate social responsibility
(CSR). Setelah pada akhir tahun
lalu dua anak perusahaan
– PT Pertamina Hulu Energi
West Madura Offshore (PHE
WMO) dan JOB PERTAMINA
– TALISMAN Jambi Merang
(JOBPTJM) – meraih Proper
Emas, PHE baru-baru ini
dinobatkan menjadi Juara TOP
CSR 2017 kategori Sektor Energi.
Bahkan, alumni Teknik
Kimia di Universitas Diponegoro
tersebut didapuk sebagai
pemenang kategori TOP
Leader on CSR Commitment.
“Alhamdulillah PHE kembali
menorehkan prestasi di
2017. Keberhasilan ini adalah
wujud komitmen PHE dalam
pemberdayaan masyarkat dan
lingkungan sekitar wilayah
kerja. PHE beserta anak
perusahaan dalam tugasnya
mencari minyak dan gas di
wilayah kerjanya juga berperan
dalam peningkatan masyarakat,
baik di bidang lingkungan,
pendidikan, kesehatan hingga
infrastruktur,” tutur Gunung,
April silam.
Pencapaian emas ini
sebetulnya hanya soal waktu
karena Gunung sudah
meletakkan fondasi kuat bagi
pelaksanaan CSR dan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan
(TJSL) di lingkungan perusahaan.
Pada awal Oktober 2015, dia
meneken beleid Kebijakan
Operasional CSR/TJSL bagi PHE
dan anak perusahaan. PHE
pun menjadi satu-satunya anak
perusahaan PT Pertamina
(Persero) yang memiliki
Kebijakan Operasional CSR/TJSL.
Kebijakan operasional
ini antara lain berfungsi
menjembatani kebijakan
dan implementasi CSR/TJSL
yang mengacu pada ISO 2600
(Guidance Social Responsibility).
Kini, PHE bahkan memiliki
Renstra CID-CSR Tahun 2016-
2020.
“Tantangan ke depan
adalah menerapkan
standarisasi model Ekonomi
melAnJutkAn eRA emAsEra program CSR lewat bagi-bagi uang sudah berakhir. CSR kini berfungsi membuat masyarakat mandiri.
Foto
: Dok
. PH
E
51
Hijau dan Sustainability di PHE
yang akan menjadi trademark
dalam mengelola seluruh
anak perusahaan PHE yang
sangat dinamis baik dari sisi
riwayat budaya operasi, model
partnership dan operatorship,
jumlah pertumbuhan anak
perusahaan akibat alih kelola,
dan tantangan efisiensi biaya
operasi hulu,” tegas Iwan
Jatmika, Vice President Quality,
Health, Safety, Security, dan
Environment (QHSSE)PHE, di
Jakarta, Jumat (21/7).
Dia menuturkan untuk
Proper 2017 perusahaan
menargetkan untuk
mempertahankan raihan dua
Proper Emas di WMO dan PTJM
dan empat anak perusahaan
di level Proper Hijau.
Sisanya, sebanyak enam
anak perusahaan ditargetkan
berada solid di Proper Biru.
“Dalam perjalanan 10 tahun
PHE. Kepesertaan dalam
Proper sangat dinamis sesuai
dengan perkembangan jumlah
anak perusahaan PHE dan juga
sejarah operatorship dari anak
perusahaan PHE,” terang Iwan.
Untuk wilayah kerja yang
sepenuhnya di bawah PHE,
sambung lulusan Teknik
Elektro UGM tersebut, kontrol
ekspektasi relatif lebih mudah.
Sedangkan yang berupa
Joint Operating Body (JOB),
memerlukan komunikasi
dengan mitra yang lebih
konstruktif. “Kami sangat
beruntung bahwa Pertamina
(Persero) memberikan KPI yang
jelas untuk Propersehingga
secara komitmen tidak
disangsikan lagi,” tuturnya.
Momentum ini digunakan
PHE untuk memastikan
semua operasi anak
perusahaan PHE memenuhi
semua kaidah perundangan
lingkungan dengan baik. “Dan
beyond compliance ‘hijau’
mendorong anak perusahaan
PHE menjadi operator hulu
yangg terintegrasi antara
aspek produksi/bisnis,
efisiensi dan inovasi, ramah
lingkungan dan pemberdayaan
masyarakat sebagai pondasi
menjadi operator kelas dunia.
Rintisan model Ekonomi Hijau
(People, Planet dan Profit) dan
Sustainability sudah menjadi
integrated model bisnis,”
tegasnya.
General Manager PHE
pelestarian mangrove menjadi salah satu fokus CSR yang dilakukan pHE WMO. Salah satunya dengan melakukan aspek pendidikan dan pelatihan mangrove.
52
CSR
WMO Sri Budiyani sebelumnya
menuturkan sebagai anak
perusahaan Pertamina yang
bekerja dalam industri migas,
ketaatan dalam pengelolaan
lingkungan hidup merupakan
suatu keharusan. Menurut dia,
Proper Emas merupakan salah
satu bukti ketaatan tersebut.
Selain terus melakukan
peningkatan pengelolaan
lingkungan hidup yang
terbuktikan lewat keberhasilan
mencapai ISO 14001 dan
OHSAS 18001, PHE WMO
juga menjadi industri migas
pertama di Indonesia yang
memperoleh sertifikasi ISO
14064 (Perhitungan dan
Pelaporan Gas Rumah Kaca).
Field Logistic Lamongan juga
menerima rekor Museum
Rekor Indonesia (MURI) sebagai
gudang logistik migas pertama
yang menerima ISO 9001.
Pencapaian Proper Emas
PHE WMO didukung oleh
kegiatan pengembangan
masyarakat Taman Konservasi
dan Pendidikan Mangrove
di Labuhan, Bangkalan,
Jawa Timur. Selain itu,
ditopang Pengelolaan dan
Pendistribusian Air Bersih di
Bandangdajah, Bangkalan;
serta Kampung Hijau Sumber
Rejeki Kabupaten Gresik.
PHE WMO dinilai sukses
mengubah pola pikir
masyarakat yang sebelumnya
menebang mangrove menjadi
kelompok yang melakukan
konservasi mangrove untuk
mencegah abrasi. Pada 2016,
kawasan Labuhan bahkan
menjadi Taman Pendidikan
Mangrove yang berhasil
menarik ratusan pengunjung
per harinya sebagai tujuan
wisata baru dan pendidikan
bagi pelajar dan publik secara
luas.
Di sana ada Muhammad
Syahrir yang menjadi “local
hero” karena terlibat langsung
dalam pelestarian hutan
seluas 6,64 hektare. Sebuah
media nasional menjuluki
mantan TKI itu sebagai ‘mantri
mangrove’. “Local hero yang
ikut menjaga dan sedang
berjuang mengembangkan
kawasan itu menjadi obyek
wisata menarik di Bangkalan,”
kata Sri Budiyani.
Di Desa Sidorukun, Gresik
Kota, PHE WMO mengajak
masyarakat berpatisipasi
memanfaatkan air limbah
domestik untuk budidaya ikan
lele dan usaha hidroponik.
Di sana terbentuk berbagai
kelompok usaha, seperti
Salah satu local hero mangrove di Jawa Timur, Muhammad Syahrir, mendapatkan penghargaan atas dedikasinya pada pelestarian lingkungan.
Foto
: Dok
. PH
E
53
wedding organizer, daur ulang
sampah, catering, jahit, dan
bengkel yang mendorong
peningkatan ekonomi
masyarakat.
Pengelolaan mangrove pun
terus naik kelas. Saat ini, PHE
WMO mendorong keterlibatan
karyawan dalam Program
Orang Tua Asuh Pohon (OTAP)
dan Mangrove In Office (MOI).
Program ini sangat unik dan
Ganda Putra Simatupang,
Manager Environment PHE,
menggambarkannya sebagai
“tantangan merawat bayi
selama 3 bulan”. Tunas
mangrove ditanam dalam
sebuah vas berisi hidrogel
berwarna-warni sehingga
cukup cantik saat diletakkan di
meja kerja.
Program MOI digulirkan
untuk memperingati hari
Lingkungan Hidup Dunia 5 Juli
2017. Nasib sekitar 300 tunas
mangrove kini berada di tangan
karyawan PHE yang berkantor
di Jakarta. “Mangrove ini harus
dirawat selama tiga bulan ke
depan. Pada September akan
di-replanted pada habitatnya,”
kata Ganda, di Jakarta, Jumat
(21/7), sambil menunjukkan
‘bayi’ mangrove miliknya
yang sudah bertunas. “Ini
masih kecil. (Mangrove) Punya
Pak Gunung sudah besar.”
Adapun perjuangan
JOBPTJM merengkuh Proper
Emas tak kalah berliku. Kata
kunci yang dipegang erat
perusahaan adalah “Barisan
Selempang Cinta Bumi”.
General Manager JOBPTJM,
Kuncoro Kukuh, mengatakan
pencapaian ini merupakan
komitmen JOBPTJM dalam
melaksanakan Program TJS
yang terukur, berkelanjutan,
ramah lingkungan, bersinergi
dengan program pemerintah
serta melibatkan pemangku
kepentingan untuk
menciptakan masyarakat
mandiri yang cinta bumi.
Program unggulan JOBPTJM
antara lain Sekolah Cinta
Bumi, Inovasi ATM (Anjungan
Tirta Mandiri) Air Bersih,
dan Energi Alternatif Sinar
Cahaya. Program-program ini
dianggap mampu menjawab
kebutuhan masyarakat sekitar
wilayah operasi yang termasuk
dalam kategori 3T (Tertinggal,
Terpencil, Terluar). “Setelah
mendapatkan Proper Hijau tiga
kali berturut-turut dari 2013,
ini merupakan pencapaian
tertinggi JOBPTJM di ajang
Proper,” katanya.
Gambaran besar program-
program tersebut menjadi
bukti sahih pernyataan Dirut
PHE bahwa CSR berupa
gelontoran dana sudah
mulai ditinggalkan. “CSR
kini berfungsi membuat
masyarakat mandiri dan bisnis
perusahaan tak terkendala,”
kata Gunung.
Namun, pencapaian
emas ini bukan berarti tugas
perusahaan menghubungkan
manusia dengan alam
(connecting people to nature)
telah usai.“Kita harus
melangkah lebih jauh lagi
dan berharap era emas
terus berlanjut, menjadi dan
membantu Pertamina menjadi
World Class Company,” tegas
Iwan Jatmika.
Ya, semoga tahun ini giliran
PHE ONWJ menambah raihan
Proper Emas.
“CSR kini berfungsi membuat masyarakat mandiri dan bisnis perusahaan tak terkendala.”
54
ALBUM
Foto
: Din
ul M
ubar
ok
Menyambut perayaan satu dekade pT pertamina Hulu Energi (pHE)
dilaksanakan berbagai kegiatan dan lomba sejak Juni hingga Juli 2017
yang melibatkan bOd, manajemen dan karyawan PHE serta anak usaha.
kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka perayaan satu dekade pHE ini
meliputi lomba sepeda santai (fun bike), bola basket, tenis meja, tenis
lapangan, sepakbola, bulutangkis, mancing, dan zumba.
SEMARAK HUT KE-10 PHE
55