energia 4 tahun ii .pdf

16
Ikhtiar Merengkuh Emas patkan proper biru. Proper biru didapatkan perusahaan, bila melakukan sesuai dengan ke- tentuan (standar) proper. Karena itu, dalam perte- muan tersebut, yang dibicara- kan adalah bagimana melaku- kan kegiatan di luar ketentuan (beyond complience), sehingga proper hijau bisa didapatkan bahkan pencapian tertinggi, berupa proper emas bisa diraih. Tahun lalu, field Subang dan Rantau bahkan mendapat- kan undangan sebagai kandidat proper emas. Sayang, presen- tasi yang disampaikan, belum meyakinkan dewan proper un- tuk mengganjar proper emas. Karena itu, Sigit Reliantoro, dalam penyampaiannya me- ngatakan untuk bisa menda- patkan proper emas, selain aspek inovasi, additionalitas, konsisten, hal lain yang juga perlu mendapatkan perhatian adalah soal bagaimana mem- buat pelaporan yang ringkas, padat dan mudah dimengerti. Lebih dari itu, saat mempresen- tasikannya juga harus meyakin- kan dewan proper. ”Pilihan terhadap siapa yang mempresentasikan hasil kegiatan juga perlu dipilih, bila perlu dilatih khusus. Faktor ini juga ikut menentukan (untuk proper emas),” terangnya. Eka Adhi Mulyono menga- takan, pertemuan dan evaluasi dari tim proper tersebut juga sebagai masukan terhadap kekurangan dan celah bagi se- mua pelaksana lapangan un- tuk bisa melakukan perbaikan dan meningkatkan kekurangan di tahun sebelumnya. ”Kita sudah dapat hasil evaluasi, akan kita susun stra- tegi dan akan kita jalankan strategi itu,” ungkap Eka. Di tahun 2014, lajutnya, total ada 25 unit operasi yang ikut dalam program proper ini. Ditargetkan 18 mendapatkan peringkat hijau dan 7 pering- kat biru. Rantau dan Subang, merupakan 2 lapangan yang ditargetkan memperoleh emas pada proper 2014. ”Untuk emas, kebetulan dari HSE Korporat akan mem- bantu direktorat, anak usaha yang punya target emas. Jadi, selanjutnya kami akan banyak berkoordinasi, dengan pihak korporat. Mereka yang akan memfasilitasi,” ujarnya. (berita terkait halaman 15 dan hala- man 16) Fasilitas Produksi Field Subang. Seorang petugas melakukan pengecekan fasilitas produksi di Stasiun Pengumpul PT Pertamina EP, Subang, Jawa Barat, Rabu (26/3/2014). Field Subang, selain terus mengoptimalkan produksi, juga menargetkan meraih PROPER emas tahun ini R uang pertemuan Sar di Crowne Plaza Jakarta, pada 17 Maret 2014 lalu, di- penuhi karyawan Pertamina EP. Hari itu, karyawan yang berasal dari Aceh hingga Papua berkumpul di Jakarta. Mereka datang untuk meng- hadiri sosialisasi Proper 2014. Bukan sekedar sosialisasi, kehadiran mereka menjadi pen- ting, sebab dalam forum itu, evaluasi terhadap keikutsertaan di tahun sebelumnya disampai- kan. Masing-masing asset juga bisa saling belajar, apa yang su- dah dilakukan asset lain. Hari pertama di acara yang berlangsung dua hari itu, menghadirkan pembicara dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) yang juga menjadi pani- tia proper. Sigit Reliantoro dan Karliansyah menjadi pembi- cara pada hari pertama dari dua hari penyelenggaraan. Di 2014 ini, merupakan tahun ke lima keikutsertaan PEP dalam penilaian tahunan yang diinisiasi oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) ini. Di mulai pada 2009, awalnya ha- nya beberapa lapangan yang ikut. Kemudian terus bertam- bah di tahun-tahun sesudah- nya. Kini di 2014, terdapat 22 lapangan yang ikut serta da- lam penilaian proper. ”Awalnya ada yang merah, tetapi kemudian te- rus meningkat. Graknya terus meningkat, alhamdulillah,” de- mikian disampaikan Eka Adhi Mulyono, Manajer Lingkungan PEP, di sela-sela acara. Sejak tahun lalu, PEP sudah mendapatkan apre- siasi dari panitia proper un- tuk melakukan pelaporan mandiri (Self Assesment/SA). Perusahaan yang bisa melaku- kan pelaporan mandiri, yaitu sudah berturut-turut menda- UAP NAN TAK KUNJUNG PADAM TIME IS OIL BUNYU MENGEJAR (LAGI) 10.000 BOPD 2 5 13 16 Halaman EDISI NO. 04 TAHUN II monthly Sinergi Investasi Menuju World Class J AKARTA- Investasi menjadi suatu keha- rusan bagi setiap perusahaan yang ingin terus berkembang. Bisa saja perusahaan mengembangkan invstasi yang sedang di- jalankan dan atau bisa juga mengembangkan unit usaha lainya. Namun kegiatan investasi tentu mem- butuhkan modal yang biasanya bersumber dari dana internal dan juga pinjaman. Itulah yang men- jadi pokok pembahasan dalam kegiatan Knowledge Management (KOMET) Pertamina yang dlak- sanakan pada Kamis ( 17/14). Kegiatan yang di buka Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Andri T Hidayat dihadiri oleh kar- yawan Pertamina dan anak usahanya. Sementara yang menjadi pembicara adalah Faisal Yusra, Quality Management Manager. Dan pembicara kedua tam- pil Budi Himawan, SVP Financing PT Pertamina (Persero) yang mengurai tentang investasi pertamina. Faisal Yusra dalam paparannya mengurai de- ngan sangat jelas tentang apa yang dilakukan se- belum investasi dilaksanakan. Hal pertama tentu saja terkait pendanaan. Menurut Faisal jika secara internal pendanaannya terbatas maka perusahaan dapat memanfaatkan pendanaan eksternal. Namun jika menggunakan dana eksternal maka akan ada konsekuensi yang harus diperhitungkan secara matang. Salah satunya interest rate yang diperhi- tungan dengan baik sebelum dieksekusi. Faisal pun mencatat bahwa ke depan masih ada perlu ada perubahan dan penyempurnaan da- lam rangka mengakselerasi investasi yang lebih cepat namun dengan perhitungan risiko yang le- bih baik. Sejauh ini menurutnya terkait pengalihan anggaran, prosenya butuh waktu yang lama ka- rena harus disetujui RUPS. “Oleh karenanya ketika merumuskan rencana investasi hendaknya dilaku- kan dengan baik dan matang sehingga pengalihan dihindarkan,”demikian Faisal sambil menerangkan ada upaya mereview AD/ART khusus terkait hal ini agar persetujuannya lebih cepat. Hal lain yang juga dibahas Fasial terkait metode yang bersumber pada Standar Tata Kerja (STK). STK sebagai pedoman tidak hanya satu ada bebe- rapa seperti STK Investasi, STK RKAB dan lainnya yang kesemuanya saling terkait. Tantangan ke depan adalah bagaimana menyederhanakannya sehingga tidak perlu dilakukan koordinasikan dengan STK lain. Apalagi STK investasi harus selalu diperbaharui. Faisal juga menilai untuk menjadi pemain Global, struktur organisasi Pertamina juga perlu ada pemba- gian struktur dan tugas baik di level anak usaha ma- pun di korporat. Menurutnya selama ini dalam penyu- sunan rencana investasi, masih banyak kesalahan dan kelemahan. Oleh karenanya perlu ditingkatkan terma- suk terkait mitigasi terhadap kendala yang hampir se- lalu ada setiap tahun. Ini dapat dilakukan lewat work- shop dan pengumpulan data yang lebih baik. “Selama ini sumber dan standar informasi masih beragam. Tugas kita adalah bagaimana membangun sistem in- formasi yang tunggal yang bisa digunakan oleh anak usaha,Direktorat dan korporat,”jelas Faisal. Jejak: Asset 1: Asset 5: Kementrian Lingkungan Hidup memuji komitmen Pertamina EP terhadap lingkungan. Penilaian PROPER tahun ini dimajukan enam bulan. Field Rantau dan Field Subang kembali dijagokan meraih emas. ZAKY ARSY

Upload: ngodieu

Post on 19-Jan-2017

249 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Energia 4 Tahun II .pdf

Ikhtiar Merengkuh Emaspatkan proper biru. Proper biru didapatkan perusahaan, bila melakukan sesuai dengan ke-tentuan (standar) proper.

Karena itu, dalam perte-muan tersebut, yang dibicara-kan adalah bagimana melaku-kan kegiatan di luar ketentuan (beyond complience), sehingga proper hijau bisa didapatkan bahkan pencapian tertinggi, berupa proper emas bisa diraih.

Tahun lalu, field Subang dan Rantau bahkan mendapat-kan undangan sebagai kandidat proper emas. Sayang, presen-tasi yang disampaikan, belum meyakinkan dewan proper un-tuk mengganjar proper emas.

Karena itu, Sigit Reliantoro, dalam penyampaiannya me-ngatakan untuk bisa menda-patkan proper emas, selain aspek inovasi, additionalitas, konsisten, hal lain yang juga perlu mendapatkan perhatian adalah soal bagaimana mem-buat pelaporan yang ringkas, padat dan mudah dimengerti. Lebih dari itu, saat mempresen-tasikannya juga harus meyakin-kan dewan proper.

”Pilihan terhadap siapa yang mempresentasikan hasil kegiatan juga perlu dipilih, bila

perlu dilatih khusus. Faktor ini juga ikut menentukan (untuk proper emas),” terangnya.

Eka Adhi Mulyono menga-takan, pertemuan dan evaluasi dari tim proper tersebut juga sebagai masukan terhadap kekurangan dan celah bagi se-mua pelaksana lapangan un-tuk bisa melakukan perbaikan dan meningkatkan kekurangan di tahun sebelumnya.

”Kita sudah dapat hasil evaluasi, akan kita susun stra-tegi dan akan kita jalankan strategi itu,” ungkap Eka.

Di tahun 2014, lajutnya, to tal ada 25 unit operasi yang ikut dalam program proper ini. Di targetkan 18 mendapatkan peringkat hijau dan 7 pering-kat biru. Rantau dan Subang, merupakan 2 lapang an yang ditargetkan memperoleh emas pada proper 2014.

”Untuk emas, kebetulan dari HSE Korporat akan mem-bantu direktorat, anak usaha yang punya target emas. Jadi, selanjutnya kami akan banyak berkoordinasi, dengan pihak korporat. Mereka yang akan memfasilitasi,” ujarnya.

(berita terkait halaman 15 dan hala-man 16)

Fasilitas Produksi Field Subang. Seorang petugas melakukan pengecekan fasilitas produksi di Stasiun Pengumpul PT Pertamina EP, Subang, Jawa Barat, Rabu (26/3/2014). Field Subang, selain terus mengoptimalkan produksi, juga menargetkan meraih PROPER emas tahun ini

Ruang pe r t emuan Safi r di Crowne Plaza Jakarta, pada 17 Maret 2014 lalu, di-

penuhi karyawan Pertamina EP. Hari itu, karyawan yang berasal dari Aceh hingga Papua berkumpul di Jakarta. Mereka datang untuk meng-hadiri sosialisasi Proper 2014.

Bukan sekedar sosialisasi, kehadiran mereka menjadi pen-ting, sebab dalam forum itu, evaluasi terhadap keikutsertaan di tahun sebelumnya disampai-kan. Masing-masing asset juga bisa saling belajar, apa yang su-dah dilakukan asset lain.

Hari pertama di acara yang berlangsung dua hari itu, menghadirkan pembicara dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) yang juga menjadi pani-tia proper. Sigit Reliantoro dan Karliansyah menjadi pembi-cara pada hari pertama dari dua hari penyelenggaraan.

Di 2014 ini, merupakan tahun ke lima keikutsertaan PEP dalam penilaian tahunan yang diinisiasi oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) ini. Di mulai pada 2009, awalnya ha-nya beberapa lapangan yang ikut. Kemudian terus bertam-bah di tahun-tahun sesudah-nya. Kini di 2014, terdapat 22 lapangan yang ikut serta da-lam penilaian proper.

”Awalnya ada yang merah, tetapi kemudian te-rus meningkat. Grafi knya terus meningkat, alhamdulillah,” de-mikian disampai kan Eka Adhi Mulyono, Manajer Lingkungan PEP, di sela-sela acara.

Sejak tahun lalu, PEP sudah mendapatkan apre-siasi dari panitia proper un-tuk melakukan pelaporan mandiri (Self Assesment/SA). Perusahaan yang bisa melaku-kan pelaporan mandiri, yaitu sudah berturut-turut menda-

UAP NAN TAK KUNJUNG PADAM TIME IS OIL BUNYU MENGEJAR (LAGI) 10.000 BOPD2 5 13

16 Halaman

EDISI NO. 04 TAHUN II

monthly

Sinergi Investasi Menuju World Class

JAKARTA- Investasi menjadi suatu keha-rusan bagi setiap perusahaan yang ingin terus berkembang. Bisa saja perusahaan mengembangkan invstasi yang sedang di-

jalankan dan atau bisa juga mengembangkan unit usaha lainya. Namun kegiatan investasi tentu mem-butuhkan modal yang biasanya bersumber dari dana internal dan juga pinjaman. Itulah yang men-jadi pokok pembahasan dalam kegiatan Knowledge Management (KOMET) Pertamina yang dlak-sanakan pada Kamis ( 17/14).

Kegiatan yang di buka Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Andri T Hidayat dihadiri oleh kar-yawan Pertamina dan anak usahanya. Sementara yang menjadi pembicara adalah Faisal Yusra, Quality Management Manager. Dan pembicara kedua tam-pil Budi Himawan, SVP Financing PT Pertamina (Persero) yang mengurai tentang investasi pertamina.

Faisal Yusra dalam paparannya mengurai de-ngan sangat jelas tentang apa yang dilakukan se-belum investasi dilaksanakan. Hal pertama tentu saja terkait pendanaan. Menurut Faisal jika secara internal pendanaannya terbatas maka perusahaan dapat memanfaatkan pendanaan eksternal. Namun jika menggunakan dana eksternal maka akan ada konsekuensi yang harus diperhitungkan secara matang. Salah satunya interest rate yang diperhi-tungan dengan baik sebelum dieksekusi.

Faisal pun mencatat bahwa ke depan masih ada perlu ada perubahan dan penyempurnaan da-lam rangka mengakselerasi investasi yang lebih cepat namun dengan perhitungan risiko yang le-bih baik. Sejauh ini menurutnya terkait pengalihan anggaran, prosenya butuh waktu yang lama ka-rena harus disetujui RUPS. “Oleh karenanya ketika merumuskan rencana investasi hendaknya dilaku-kan dengan baik dan matang sehingga pengalihan dihindarkan,”demikian Faisal sambil menerangkan ada upaya mereview AD/ART khusus terkait hal ini agar persetujuannya lebih cepat.

Hal lain yang juga dibahas Fasial terkait metode yang bersumber pada Standar Tata Kerja (STK). STK sebagai pedoman tidak hanya satu ada bebe-rapa seperti STK Investasi, STK RKAB dan lainnya yang kesemuanya saling terkait. Tantangan ke depan adalah bagaimana menyederhanakannya sehingga tidak perlu dilakukan koordinasikan dengan STK lain. Apalagi STK investasi harus selalu diperbaharui.

Faisal juga menilai untuk menjadi pemain Global, struktur organisasi Pertamina juga perlu ada pemba-gian struktur dan tugas baik di level anak usaha ma-pun di korporat. Menurutnya selama ini dalam penyu-sunan rencana investasi, masih banyak kesalahan dan kelemahan. Oleh karenanya perlu ditingkatkan terma-suk terkait mitigasi terhadap kendala yang hampir se-lalu ada setiap tahun. Ini dapat dilakukan lewat work-shop dan pengumpulan data yang lebih baik. “Selama ini sumber dan standar informasi masih beragam. Tugas kita adalah bagaimana membangun sistem in-formasi yang tunggal yang bisa digunakan oleh anak usaha,Direktorat dan korporat,”jelas Faisal.

Jejak: Asset 1: Asset 5:

Kementrian Lingkungan Hidup memuji komitmen Pertamina EP terhadap lingkungan. Penilaian PROPER tahun ini dimajukan enam bulan. Field Rantau dan Field Subang kembali dijagokan meraih emas.

ZA

KY

AR

SY

Page 2: Energia 4 Tahun II .pdf

2 Edisi Nomor 4 TAHUN I I

Seorang lelaki tua me-masuki sebidang ta-nah berukuran 4x4 meter dengan pagar

besi setinggi 1,5 meter yang mengitari bidang tersebut. Di tangannya, sebatang bam-bu sepanjang satu meter dan beberapa kantong dan botol plastik yang diikat menjadi satu. Di tengah bidang terse-but, sebuah pipa besi berdia-meter 9 senti menjulur 15 senti di atas tanah. Kepulan uap di-sertai suara bising keluar dari pipa tersebut.

Abah Ugi, demikian nama lelaki 80 tahun itu, meletakan kantong dan botol plastik tepat di atas pipa tersebut. Tekanan dari pipa tersebut membawa sekumpulan plastik itu mem-bumbung hingga 20 meter. Plastik lain kembali diletakan, terbang jatuh tepat di sisi pagar besi. Pengunjung mendekat ke sisi pagar. Abah Ugi kembali beraksi dan menyadari bahwa permainannya menarik perha-tian pengunjung.

Kali ini, pria yang mengaku sudah puluhan tahun tinggal di tempat tersebut mengambil bambu. Asap mengepul saat bambu disilang di atas pipa sambil digerak-gerakan. Tak sampai di situ, ujung bambu kemudian diletakan tepat di bibir pipa. Bunyi seperti kere-ta batubara nyaring terdengar. Abah Ugi terus beraksi di lo-kasi yang diberi nama sumur kereta tersebut.

Lokasi tempat Abah Uhi ”bermain” tersebut merupa-kan Kawah Kamojang, tepat-nya sumur KMJ-3. Tempat ter-sebut merupakan salah satu sumur panas bumi pertama di Indonesia. Sumur dengan kedalaman 66 meter tersebut

menjadi jejak pengembangan panas bumi di Indonesia yang dilakukan eksplorasi oleh pe-merintah Kolonial Belanda.

Sumur KMJ-3 ini juga me-negaskan bahwa panas bumi merupakan sumber energi yang berumur panjang dan berkelanjutan. Bagimana tidak, sejak dieksplorasi pada 1926, sampai kini masih mengeluar-kan uap alam kering dengan suhu 140C dan tekanan 2,5 atmosfer (atm).

Pengembangan panas bumi di daerah yang berlokasi di ketinggian 1.730 meter di atas permukaan laut ini, ber-mula dari usulan JB Van Dijk pada tahun 1918. Pada saat bersamaan, di tahun tersebut kegiatan pengusahaan panas bumi di Larnderello, Italia mu-lai dijalankan. Di Italia uap pa-nas bumi sudah dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik, di sini, di Kamojang, Jawa Barat, masih sebatas usulan.

Sejak 1928, kegiatan peng usahaan panas bumi di Indonesia terhenti dan baru mulai dilanjutkan kembali pada 1964. Sejak 1964 hingga 1981, penyelidikan sumber daya pa-nas bumi dilakukan secara aktif dan bersama-sama oleh Direk-torat Vulkanologi, Lembaga Ma-salah Ketenagaan (LMK PLN dan ITB) dengan memanfaatkan bantuan luar negeri.

Di tahun 1972, penge-boran dilakukan pada enam buah sumur di pegunungan di-eng dengan kedalaman 613 meter. Hasilnya nihil, tidak ada satupun sumur yang berha-sil mengeluarkan uap. Di tahun yang sama, di Kamojang kem-bali dilakukan pengeboran se-cara komprehensif terkait geo-kimia dan pemetaan geologi.

Indonesia, memiliki potensi panas bumi ter-besar di dunia. 40 persen potensi panas bumi dunia ada di Negeri Kepulauan ini. Hanya saja, pemanfaatannya, belum lebih

dari 5 persen.Berbagai regulasi yang mengatur pengusa-

haan panas bumi di Indonesia terus dilakukan perbaikan, sehingga pengembangan panas bumi terus berkembang memanfaatkan potensi yang demikian besar di Indonesia.

Ditandai dengan Keputusan Presiden (Keppres) nomor 6 tahun 1974, yang dite-ken pada 20 Maret 1974, dengan wilayah kerja yang masih terbatas di pulau Jawa. Perluasan wilayah kerja panas bumi kemudian diatur dalam Keppres nomor 22 tahun 1981 tentang kuasa pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya panasbumi untuk pembangkit tenaga listrik di Indonesia.

Pertamina diberi kuasa penuh untuk melaku-kan kegiatan pengusahaan panas bumi dan men-jual hasil listrik panas bumi ke PLN. Jika Pertamina belum mampu melaksanakan kegiatan pengusa-haan tersebut, Pertamina bisa menggandeng pi-hak lain dalam bentuk kontrak operasi bersama (Joint Operation Contract).

Berbagai beleid terkait pengusahaan pa-nas bumi di Indonesia terus dibuat agar ke-giatan panas bumi terus bertumbuh dengan signifikan. Namun berbagai persoalan juga ikut serta sehingga kegiatan penguahaan pa-nas bumi tidak berjalan seperti harapan. Masih banyak wilayah kerja panas bumi yang masih mangkrak, tidak jelas nasibnya karena berba-gai alasan.

Karena semua wilayah kerja panas bumi ber-ada di wilayah hutan, baik hutan lindung ataupun jenis hutan lainnya, sehingga kerap berbenturan dengan institusi lain. Kementrian Kehutanan su-dah memberikan keringanan kepada panas bumi untuk kegiatan non kehutanan di wilayah hutan lindung.

Namun tetap saja, berbagai penolakan ma-sih terus berlangusng. Karena itu, pelaku usaha panas bumi menguslkan perubahan UU panas bumi. Sebab dalam belaid sebelumnya, kegiatan panas bumi masih dikategorikan sebagai kegiatan pertambangan.

Redaksi pertambangan panas bumi ini, menurut mereka menjadi kendala, karena panas bumi dianggap seperti kegiatan pertambangan mineral atau batu bara.

Dari sisi harga, harga keekonomian listrik atau uap panas bumi, terus mengalami perbaikan. Pada 2011, Menteri ESDM mengeluarkan Permen nomor 02 tahun 2011, yang mengatur patokan harga panas bumi tertinggi yakni 9,70 US$ per kwh dan mewajibakan PLN untuk membeli listrik dari pengusahaan panas bumi.

Soal harga listrik panas bumi, pemerintah juga kini sedang menyiapkan beleid baru yang mengatur harga keekonomian listrik panas bumi, berdasarkan wilayah kerja panas bumi.

Rencana peraturan Menteri ESDM terkait pa-tokan harga keekonomian panas bumi terbaru ini, setelah mendapat rekomendasi dan masukan dari World Bank dan Asian Development Bank dalam menetapkan harga jual listrik panas bumi, dari ha-sil kajian yang mereka lakukan.

Dari Kamojang di Bandung, Jawa Barat pada 1926, panas bumi kini terus menyebar ke se-antero Nusantara,meski belum maksimal peman-faatannya.

Regulasi dan Permasalahan Panas Bumi

Uap Nan Tak Kunjung Padam

JEJAK

WW

W,E

NE

RG

ITO

DA

Y.C

OM

Pengeboran yang sama juga di-lakukan di Cisolok, Jawa Barat dan Kawah Ijen, Jawa Timur.

Pada 1974, Pertamina bersama PLN aktif dalam pe-ngembangan panas bumi di Kamojang hingga 1977. Pada periode ini, Selandia Baru, ikut membantu pengembangan panas bumi di tanah air de-ngan mengucurkan dana NZD 24 juta (dolar Newzealand). PLTP Kamojang diresmikan pada 1 Februari 1983 dengan kapasitas 30 MW.

Pengembangan panas bumi di Kamojang yang dikem-bangkan PLN dan Pertamina menjadi tonggak pengusahaan panas bumi oleh anak negeri, dengan mengebor sebuah su-mur dengan kedalaman 600 meter.

Di luar pulau Jawa, pe-ngembangan panas bumi di-kembangkan di Lahendong, Sulawesi Utara dan di Lempung Kerinci. Kunjungan tim survei ke Lahendong dilakukan pada 1971, oleh tim yang terdiri dari Direktorat Geologi Bandung, PLN dan pakar panas bumi Selandia Baru. Survei lanjutan juga dilakukan oleh tim sur-vei dari Canadian International Development Agency (CIDA) pada 1977/1978.

Periode pengembangan panas bumi di Indonesia selan-jutnya dilakukan pada dekade 1980-an, melalui Keppres No. 22 tahun 1981, untuk meng-gantikan Keppres nomor 16 tahun 1974. Dalam ketentuan Keppress 22 tahun 1981 terse-but, Pertamina ditunjuk untuk melakukan survei eksplorasi dan eskploitasi panas bumi di seluruh Indonesia. atas dasar itu, maka sejak 1982, kegiatan di Lahendong diteruskan oleh

Pembangkit listrik panas bumi (PLTP) di Indonesia mulai dikembangkan sejak zaman kolonial Belanda, 1926. Uapnya hingga kini terus keluar. Potensi panas bumi di Indonesia terbesar di dunia, pemanfaatannya belum maksimal. Banyak soal yang menghadang.

Pertamina dengan melakukan survei geologi, geokimia dan geofi sika.

Pada 1982, Pertamina menandatangani kontrak peng usahaan panasbumi de-ngan Unocal Geothermal of Indonesia (UGI) untuk sumur panasbumi di Gunung Cisalak, Jawa Barat. Pada tahun 1994, PLTP Gunung Cisalak unit I dan II beroperasi.

Februari 1983, sumur pa-nas bumi di Kamojang ber-hasil dikembangkan secara baik, dengan beroperasinya PLTP Unit-I (1×30 MW). Unit II PLTP Kamojang mulai ber-operasi pada 1987. Kemudian pengembangan panas bumi di Gunung Darajat, Jawa Barat, dilakukan oleh Pertamina de-ngan Amoseas of Indonesia Inc. dan PLN (JOC-ESC). PLTP Gunung Darajat unit I beroperasi pada 1994.

Pada tahun 1991 Pe me-rintah sekali lagi mengeluar-kan kebijakan pengusahaan panasbumi melalui Keppres No. 45/1991 sebagai penyem-purnaan atas Keppres No. 22/1981. Dalam Keppres No. 45/1991, Pertamina mendapat keleluasaan bersama kontrak-tor, untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi panas bumi. Pertamina juga lebih diberi kele-luasaan untuk menjual produk-si uap atau listrik kepada PLN atau kepada badan hukum pe-megang izin untuk kelistrikan.

Di tahun yang sama, ke-luar juga Keppres No. 49/1991 untuk menggantikan Keppres No. 23/1981 yang mengatur tentang pajak pengusahaan panasbumi dari 46 persen tu-run menjadi i 34. Tujuannya, untuk merangsang pening-katan pemanfaatan energi panasbumi. Pada tahun 1994, terjadi penandatangan kontrak pengusahaan panas bumi an-tara Pertamina dengan empat perusahaan swasta. Masing-masing untuk daerah Wayang Windu, Jawa Barat (PT Mandala Nusantara), Karaha, Jawa Barat (PT Karaha Bodas Company), Dieng, Jawa Tengah (PT Himpurna California Energy), dan Patuha, Jawa Barat (PT Patuha Power Limired).

Setahun sete lahnya, 1995, penandatanganan kon-trak (JOC & ESC) Pertamina Bali Energy Limited dan PT PLN (Persero) untuk pengusa-haan dan pemanfaatan panas-bumi di daerah Batukahu, Bali. Masih di tahun 1995, penanda-tanganan kontrak (SSC & ESC) untuk Kamojang Unit-IV dan V antara Pertamina dengan PT Latoka Trimas Bina Energi, serta ESC antara PT Latoka Trimas Bina Energi dengan PT PLN (Persero). Dan masih di ta-hun 1995 dikeluarkan MOU an-tara Pertamina dengan PT PLN untuk membangun PLTP (1×20 MW)di Lahendong, Sulawesi Utara dan monoblok (2 MW) di Sibayak, Sumatera Utara.

Page 3: Energia 4 Tahun II .pdf

3Edisi Nomor 4 TAHUN I I

PEMIMPIN REDAKSI: Aji Prayudi (VP Legal Relations) / WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: Arya Dwi Paramita (Pjs. PR Manager) / REDAKTUR PELAKSANA: Pandji Galuh Anoraga / REDAKSI: Hidayat Tantan, Tatan Agus RST, Humas Asset 1, Humas Asset 2, Humas Asset 3, Humas Asset 4, Humas Asset 5, Humas Pangkalan Susu, Humas Rantau, Humas Lirik, Humas Jambi, Humas Adera, Humas Ramba, Humas Pendopo, Humas Prabumulih, Humas Limau, Humas Tambun, Humas Jatibarang, Humas Subang, Humas Cepu, Humas Tarakan, Humas Sangatta, Humas Sangasanga, Humas Tanjung, Humas Bunyu, Humas Sorong.ALAMAT REDAKSI: Menara Standart Chartered Lantai 21 – 29, Jl Prof. Dr. Satrio 164 Jakarta Selatan.Email: [email protected]

ENERGIAS

udah tiga edisi, SINERGISIA menyapa pembaca. Seperti terbaca di tagline-nya media ini ditujukan sebagai sinergi unit operasi untuk Indonesia. Dengan

Wilayah Kerja yang terbentang dari Aceh sampai Papua, beberapa di antaranya masih berada di re-mote area tentulah dibutuhkan media untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Ibarat dalam sebuah keluarga besar, tentu kita selalu ingin mengetahui saudara di tempat jauh sedang melakukan apa.

Untuk itu, Kami mencoba merekam de-nyut tiap lapangan sehingga diketahui yang lain. Dengan begitu bisa menjadi media pembela-jaran. Kalau baik, tentunya bisa dicontoh. Kalau negatif, bisa dicari pencegahnya sehingga tidak mengulanginya.

Kini mulai edisi keempat dan edisi-edisi berikutnya, SINERGISIA berganti nama menjadi ENERGIA PEP Pergantian ini semata-mata untuk kepentingan komunikasi. PT Pertamina sebagai perusahaan yang bertekad mewujudkan visi world class company merumuskan strategi “one brand” untuk penerbitan media. Baik untuk holding mau-pun anak perusahaan harus menggunakan nama Energia dengan tagline Energizing Asia.

Energia dipungut dari bahasa Yunani energeia, yaitu en bermakna di dalam, dan ergon bermakna kerja. Energia bermakna kapasitas atau daya da-lam mengerjakan sesuatu. Manusia pada hakikat-nya adalah sumber energi, yang punya kekuatan untuk mengerjakan sesuatu, mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang semestinya lebih berarti.

Kekuatan ini oleh penyair Taufi k Ismalil di-personifi kasikan dalam sosok Aura Energia le-wat buku “Pertamina Dari Puing-Puing ke Masa Depan, Refl eksi & Visi 1957-1997”. Aura Energia adalah sosok imajinatif yang diciptakan untuk menggambarkan fi gur ideal insan Pertamina abad XXI. Mewakili visi, kerja keras, usaha yang terus-menerus, dan cita-cita Pertamina yang senantiasa bertransformasi dan bergerak menggapai masa depan gemilang bangsa dan negara Indonesia tercinta.

Kami yakin semangat ini pula yang bergelora di dada setiap pekerja di masing-masing lapangan. Tekad untuk terus memberikan yang terbaik kepa-da perusahaan dengan terus menggali potensi diri masing-masing. Pada gilirannya, jika perusahaan terus tumbuh tentunya akan meningkatkan kese-jahteraan masyarakat. Harapan kami, kehadiran ENERGIA PEP bisa dimanfaatkan sebagai wahana untuk saling bertegur sapa, mengabarkan karya-karya nyata agar semangat untuk menggapai masa depan gilang gemilang tetap terjaga.

Surat Pembaca

Industri Migas dan Pertumbuhan Ekonomi

.

Kehadiran setiap in-dustri, selalu diikuti oleh efek dari ke-giatan usaha indus-

tri tersebut. Hanya saja, ada yang memiliki efek berantai yang besar, tetapi banyak pula yang multiplier effect-nya tidak besar. Salah satu industri yang memeiliki efek berlipat yang cukup besar adalah industri minyak dan gas bumi (Migas). Industri ini menjadi katalisa-tor, penggerak perekonomian nasional maupun daerah. Itu tentunya dengan catatan, jika industri ini berkembang dan maju. Namun jika sebaliknya, maka perekonomian pun akan stagnan.

Multiplier effect kehadiran industri migas, terlihat dari bertumbuhnya industri pen-dukung utamanya. Ketika se-buah perusahaan migas me-mulai kegiatan operasionalnya, maka akan didahului oleh be-berapa kegiatan pendahuluan. Mulai dari survei geologi, eks-plorasi hingga masuk ke tahap pengembangan produksi dan komersialisasi.

Bila perusahaan melaku-kan pengeboran di lepas pan-tai dengan membuat anjungan migas, maka industri pendu-kung akan ikut bertumbuh. Misalnya, pembuat anjungan migas (platform), perusahaan baja, industri pipa migas, in-dustri cat dan sebagainya.

Kehadiran industri pen-dukung migas lokal pun men-dapat sokongan melalui beleid yang diatur oleh Kementrian ESDM dan SKK Migas, me-lalui peraturan tingkat kan-dungan dalam negeri (TKDN). Dalam aturan itu, perusahaan yang beroperasi di Indonesia, diharuskan memenuhi tingkat

kandungan lokal tersebut. Pemanfaatan produk lokal di-tentukan mencapai 50 persen.

Sejak peraturan TKDN dikeluarkan pemerintah, in-dustri pendukung migas pun berkembang cukup pesat.

Data yang dirilis SKK Migas menyebutkan, nilai peng adaan barang dan jasa di sektor hulu migas periode Januari hingga November 2013 sebesar US$11.78 miliar. Nilai tingkat kandungan dalam negeri mencapai 56,42 persen atau senilai US$5,321 miliar.

Di luar energi utama pen-dukung usaha hulu migas itu, dampak kehadiran industri migas adalah bertumbuhnya perekonomian masyarakat di sekitar lokasi usaha. Biasanya, ketika sebuah industri ha-dir, maka wilayah atau daerah tersebut akan berkembang dengan baik. Industri ibarat gula, rombongan semut akan datang mengerubungi.

Daerah yang sebelumnya sepi, kemudian menjadi ramai, perekonomian, usaha kecil dan menengah hidup. Kondisi daerah akan berkembang de-ngan baik, karena perusahaan juga ikut turut serta melalui ke-giatan CSR dan Community Development.

Bagus k i ranya, j ika ENERGIA PEP memberikan ulasan mengenai kondisi suatu daerah atau wilayah dimana kegiatan migas beroperasi, khususnya kegiatan yang di-lakukan oleh Pertamina serta anak usahanya. Kondisi dae-rah sebelum perusahaan hadir dan sesudahnya. Bagaimana perekonomian di daerah ter-sebut, bagaiman pendapatan masyarakat meningkat sebe-lum dan sesudah perusahaan migas hadir.

Pun demikian bagaimana pendapatan daerah mening-kat sejak perusahaan berope-rasi. Dalam banyak kasus, banyak daerah yang akhirnya melakukan pemekaran wilayah menjadi daerah baru, kabu-

paten baru, karena adanya perusahaan yang beroperasi. Ini penting untuk mengabar-kan kepada khalayak, bahwa perusahaan migas itu, benar-benar memberi manfaat yang sangat signifi kan bagi pertum-buhan ekonomi masyarakat, daerah, juga negara.

Kafka Cakrawala.Pekanbaru, Riau.

Apresiasi Untuk CSR Pertamina EP

Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) sebenarnya bukan suatu yang

asing di negara ini. Undang-Undang No.40/2007 ten-tang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dengan tegas mengamanatkan se-tiap perusahaan untuk mem-perhatikan tanggung jawab-sosial. Namun demikian buat saya apa yang dilakukan anak usaha BUMN Migas, Pertamina EP sebagai ben-tuk kegiatan CSR patut dia-presiasi. Segala aspek diper-hatikan mulai dari ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lingkungan.

Ketika saya mengunjungi salah satu wilayah operasi Pertamina EP di Jawa Barat. Ketika bertemu dengan ma-syarakat sekitar, saya menda-pat cerita menarik tentang apa yang mereka lakukan bersama Pertamina EP. Di bidang eko-nomi, perusahaan ini memilih untuk fokus pada upaya pe-ningkatan kemampuan ma-syarakat mulai dari ketrampi-lan sampai pada kemampuan finansial. Mereka tidak hadir sebagai sinterklas yang mem-beri uang tetapi sebagai mitra

yang bekerja sama memba-ngun masyarakat menuju ke-mandirian secara ekonomi.

Kegiatan yang dipilih pun biasanya yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ma-syarakat setempat. Sehingga masyarakat pun merasa bah-wa kegiatan tersebut benar-benar bermanfaat bagi ma-syarakat setempat. T idak hanya di bidang ekonomi, sektor pendidikan pun men-jadi perhatian mulai dari pe-latihan para guru dan ban-tuan perlengkapan sekolah. Sementara di bidang kese-hatan salah satu prioritas per-usahaan yang saya lihat dan dengar dari masyarakat lebih mengarah pada membangun kesadaran masyarakat untuk hidup sehat. Perusahaan juga tidak mengabaikan bantuan pada sarana dan prasarana kesehatan.

Dan yang tidak kalah me-narik, perusahaan juga mena-ruh perhatian pada pelestarian hutan dan hewan langka. Ini terlihat dari kegiatan perseroan yang peduli pada pelestarian Beruang Madu di Kalimantan Timur dan Si Amang di Jawa Barat.

Buat saya, kegiatan CSR Pertamina ini menawarkan persepektif baru. CSR bukan lagi menjadi kegiatan charity dan derma tetapi lebih fokus pada pemberdayaan dan pe-ningkatan kapasitas masya-rakat lokal. Diharapkan ke-tika Pertamina EP mengakhiri kegiatannya di suatu tempat masyarakat sudah mandi-ri. Dan lagi dengan membuat perenca naan selama lima ta-hun saya yakin CSR Pertamina akan sampai pada visinya yakni menjadi lebih baik. Diharapkan semangat ini pun menular pada perusahaan migas dan perusahaan lainnya. Sehingga manfaat dari kegiatan CSR se-makin dirasakan masyarakat.

Ahmad Bustomi Cirebon.

EDITORIAL

Page 4: Energia 4 Tahun II .pdf

4 Edisi Nomor 4 TAHUN I I

Satu lagi kisah sukses di-torehkan PT Pertamina EP Asset I. Kali ini berita gembi-ra itu datang dari Pertamina

EP Field Rantau yang berhasil me-nyelesaikan pengeboran Sumur RNT-DZ7 Struktur Rantau di Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang. Dari sumur tersebut, PT Pertamina EP berhasil mendapatkan tambahan minyak se-banyak 120 barel per hari (BOPD) se-suai dengan target pengeboran yang sudah ditetapkan.

Dengan penambahan produksi tersebut semakin memperkuat op-timisme field Rantau menuju target produksi 3.500 BOPD. ”Dengan tim yang solid, kami optimis bisa menca-pai target,” ujar Field Manager Rantau Agus Amperianto.

Sumur RNT-DZ7 sendiri merupa-kan sumur pengeboran keenam dari total 12 sumur pengeboran yang di-rencanakan pada 2014. Keenam su-mur tersebut, terdiri dari 3 sumur bor EPT dan 3 sumur EOR Lima sumur bor sebelumnya masih membutuh-kan upaya lanjutan untuk bisa mem-produksikan minyak sesuai dengan target masing – masing sumur.

”Kami berharap pada penge-boran berikutnya di Field Rantau mampu menghasilkan minyak mau-pun gas dengan hasil yang signifi kan melebihi dari sumur RNT – DZ7 ini sehingga produksi Field Rantau da-pat terus meningkat,” ujar Arya Dwi Paramita, Pjs Public Relation Manager PT Pertamina EP.

Field Rantau merupakan la-pangan yang mature. Secara alamiah

produksinya, mengalami decline rate yang cukup tinggi. Oleh karena itu tahap pengurasan lapangan Rantau sudah di tahap secondary recovery. Pada tahap ini pengurasan dibantu dengan injeksi waterfl ood guna men-jaga pressure reservoir sehingga da-pat menambah recovery minyak.

Untuk beberapa sumur di Rantau malah sudah melewati ta-hap secondary recovery dan me-masuki tertier recovery. Field Rantau tahun ini mulai melakukan ujicoba pengurasan dengan injeksi chemi-cal. Pada tahap tertier recovery in-jeksi bukan lagi dengan air (water-fl ood), tapi menggunaskan chemical, steamflood,ataupun CO2, ataupun MEOR tergantung dengan jenis res-ervoirnya. Field Rantau tahun ini mu-lai melakukan ujicoba pengurasan dengan injeksi chemical.

”Untuk lapangan Rantau, produksi tambahan 120 BOPD sa-ngat besar karena lapangan Rantau memiliki angka penurunan produksi alami sekitar 43% per tahun mengi-ngat mayoritas sumur yang telah di-produksikan sejak lama dan memi-liki kadar air yang sangat tinggi,” ujar Arya Dwi Paramita.

Penajakan sumur RNT – DZ7 ini, memakan waktu selama 18 hari de-ngan titik kedalaman mencapai 809 m menggunakan Rig SkyTop milik PT. Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI) dengan target produksi mi-nyak 120 BOPD dari Zona Z-800 Blok A1. Berdasarkan hasil test produksi Sumur RNT-DZ7 / P-441 dapat mengalirkan minyak mencapai

Tajak Rantau Mulai Berbuah

Terkait keberhasilan pengeboran sumur RNT-DZ7, Field Manager Rantau mengaku senang sekaligus bangga. Menurutnya kesuksesan ini membuktikan komitmen dan upaya keras Pertamina EP untuk meningkatkan produksi

secara organik.”Keberhasilan ini membuktikan upaya PERTAMINA EP un-

tuk terus menerus meningkatkan produksi secara organik dengan sejumlah inovasi. Ke depan tetap memerlukan dukungan dari se-luruh pemangku kepentingan sebagai bentuk kerja sama simetris yang menguntungkan bagi bangsa Indonesia ke depan,” demi-kian Agus.

Pihak Pertamina EP sangat sadar bahwa keberhasilan operasi Pertamina EP tidak terlepas dari dukungan dan doa pemerintah daerah, tokoh masyarakat, alim ulama serta segenap masyarakat di sekitar wilayah operasi Pertamina EP. Ini yang mendasari setiap ke-giatan tajak sebuah sumur biasanya diisi dengan santun an kepada anak-anak dan menyerahkan sapi untuk disembelih.

Berkat Kerja Keras dan Doa

ASSET 1

Manajer Field Rantau Agus Amperianto sedang memberikan arahan kepada pekerja di depan WTP ( water treatment plant) Field Rantau (Tatan Agus RST)

Pemberian santunan kepada masyarakat di wilayah lokasi penajakan (Dok. Field Rantau)

333.21 BOPD dengan jepitan 7/64 inch, tekanan kepala sumur 620 psi, dan sumur berproduksi secara sem-bur alam (natural fl ow) dengan kadar air 0%.

”Pembuktian melalui uji produk-si tersebut menegaskan optimisme bahwa Struktur Rantau Zona Z-800 Blok A1 masih sangat potensial un-tuk dikembangkan dan mengandung minyak yang sangat ekonomis. Lebih lanjut hasil produksi Minyak dari Field Rantau jenis sweet light crude dengan API 42-43 ini kemudian dikirimkan ke Pangkalan Susu, untuk selanjut-nya diolah ke Kilang Balikpapan dan Kilang Cilacap”, tambahnya lagi.

Pihak Pertamina EP menya-kini keberhasilan pengeboran RNT-DZ7/P-441 merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, serta doa dan kerja keras banyak pihak terma-suk masyarakat sekitar area ope-rasi, MUSPIDA, pekerja Pertamina EP Asset 1, Pekerja Field Rantau, Drilling Dept. EP dan juga engineer yang bertugas di lapangan termasuk Tim PDSI.

Sebagaimana diketahui, PT Pertamina EP Rantau Field pada 11 Maret 2014 telah melakukan sosiasilasi tajak Sumur RNT-DZ7. Bertepatan dengan kegiatan sos-ialisasi tersebut, Pertamina EP juga memberi santunan kepada 150 orang anak yatim-piatu dan kaum dhuafa di Desa Kebun Rantau, Alur Manis dan Alur Cucur. Bantuan ter-sebut diserahkan langsung Field Manager PT Pertamina Asset 1 Rantau Agus Amperianto disaksikan Muspika Kecamatan Rantau dan Tim Manajemen. Pertamina EP juga me-nyerahkan 2 ekor sapi untuk disem-belih yang dagingnya dibagikan ke masyarakat sekitar lokasi tajak.

Field Rantau berhasil menambah produksi 120 barrel per hari (BOPD). Merencanakan pengeboran 12 sumur pada 2014. Optimis mencapai target produksi 3.500 BOPD.

Page 5: Energia 4 Tahun II .pdf

5Edisi Nomor 4 TAHUN I I

Kutipan tersebut disampaikan oleh Pro duct ion & Operation Director, Beni J. Ibradi, di ru-ang Graha Ramba Madani

pada Senin (17/3). Ia menekankan pentingnya bekerja secara sinergis dan saling terbuka. ”Setiap permasalahan yang ada harus disampaikan, agar da-pat diselesaikan,” ujarnya. Ditegaskan, semua yang bekerja di Field Ramba di bawah pimpinan Bustanul Fikri seba-gai Field Manager, menurut Beni ada-lah sebuah tim yang harus solid dan selalu bekerja secara harmonis. ”Jadi hasil yang dicapai bukan keberhasilan individu,” Beni menegaskan.

Pada kesempatan yang sama, General Manager Asset 1, Irwansyah menyebutkan bahwa kinerja Field Ramba, sangat mempengaruhi ki-

nerja Asset. Saat ini Produksi Asset 1 secara keseluruhan baru mencapai 97 persen. ”Ini lampu kuning bagi Asset 1,” ujarnya. Ia meminta setiap Field, terutama Field Ramba diminta terus memacu peningkatan jumlah produk-sinya. ”Mari kita membuat komitmen untuk terus bekerja keras, cerdas dan ikhlas, terutama dari segi produksi, banyak yang perlu kita lakukan”.

Menurut Irwansyah, untuk ha-sil yang lebih, diperlukan pula usaha yang lebih, ”Jika kawan-kawan di Lapangan memerlukan sesuatu, ja-ngan ragu-ragu untuk meminta ban-tuan ke Asset 1,” ungkapnya. Ia me-ngatakan tugas tugas Asset untuk memberikan support bagi rekan-rekan di Field dalam menyelesaikan permasalahan. ”Fokus rekan-rekan

Syukuran Tajak Sumur BJG X-1

Jambi- Setiap kesuksesan harus selalu disyukuri. Prinsip ini-lah yang mendasari PT Pertamina EP Field Jambi melaksa-nakan syukuran untuk tajak sumur BJG X-1 di lokasi sumur pada Kamis (13/4). Hadir dalam acara yang penuh khidmat

dan sukacita ini perwakilan Pemerintah Daerah, aparat keamanan dan masyarakat.

Untuk diketahui, pengeboran BJGX-1 adalah pengeboran ke-dua PT Pertamina EP Field Jambi di Tahun 2014.Direncanakan kedalaman sumurnya mencapai 1300 meter. Sumur ini nantinya akan menjadi sumur BJG-142 yang diharapkan memberi kontri-busi pada pencapaian target produksi Field Jambi di 2014 ini.Selain acara syukuran yang ditandai dengan pemotongan sapi-dan ramah tamah, juga dilakukan pernyerahan santunan untuk 32 anak yatim di wilayah Bajubang dan tidak lupa Doa untuk kelan-caran aktivitas sumur BJG-X1.

Duta Green School Berguru di PEP Rantau

Rantau-Har i i tu Kamis,27 Maret 2014, Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina (PPMP) di ja-lan Arun Kompleks Pertamina EP kedatangan tamu istimewa. Mereka adalah 30 siswa Duta Green School

SMA Negeri 2 Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Tamiang. Ketua Green School SMAN2 Kejuruan Muda Irwansyah, S. Pd. Mengaku kunjungan ke PPMP ini sebagai upaya untuk bela-jar tentang pengelolan sampah menjadi kompos, holtikultura dan sekilas tentang budidaya jamur tiram di fasiltas workshop PPMP.

Rantau Legal & Relation Ast. Manager PT Pertamina EP Field Rantau Jufri menjelaskan Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina (PPMP) merupakan sarana pemberdayaan masyarakat yang dibangun untuk mengembangkan potensi bidang pendidikan, ekonomi, lingkungan dan budaya tanpa mengabaikan nilai-nilai agamasebagai bagian dari CSR.

Kunjungan para duta green school ke PPMP Pertamina Rantau diakhiri dengan peninjauan langsung ke lokasi penge-boran yang berada di sekitar Stasiun Pengumpul Minyak (SP-V) Kampung Kebun Rantau, Kec. Rantau, Kab. Aceh Tamiang.

Selain memacu produksi, Field Ramba juga tak melu-pakan tanggung jawab so-sial perusahaan (CSR). Baru

–baru ini dua sekolah di desa Keluang dan desa Bentayan mendapat ban-tuan laboratorium komputer dari Pertamina EP Field Ramba. (18/3). Dua sekolah yang mendapat bantuan laboratorium komputer itu adalah SD Negeri 3 Tungkal Ilir dan SMA Negeri 2 Tungkal Ilir.

”Mewakil i manajemen Field Ramba, kami berharap agar seko-lah-sekolah tersebut dapat lebih

berkembang dengan menjadi seko-lah berbasis IT sehingga nantinya output siswanya tidak kalah dan da-pat bersaing dengan siswa dari ko-ta-kota besar dalam bidang IT ” ujar FM Ramba Bustanul Fikri melalui Kepala Lapangan Bentayan Syahrial Zaenuddin.

Penyerahan labora to r ium Komputer dipusatkan di kedua seko-lah tersebut dan dihadiri Sekcam Tungkal Ilir Yudianto Iwan, Kepala UPT Diknas Seman,SPd dan jajaran pengurus kedua sekolah tersebut. Untuk SD Negeri 3 Tungkal Ilir men-

dapat bantuan 15 unit komputer lengkap dengan monitor LCD serta keping CD yang berisi ilmu pengeta-huan dan jaringan internet begitu juga SMA Negeri 2 Tungkal Ilir juga menda-pat bantuan yang sama.

Kepala UPT Diknas, Seman, SPd mewakili pihak sekolah mengucapkan terima kasih atas bantuan dan perha-tian dari Field Ramba dalam program CSR kali ini.” Walau kita di pelosok kita tidak boleh tertinggal dalam ilmu dan teknologi, jaga dan manfaatkan sebaiknya-baiknya bantuan ini” ujar Seman.

Time Is Oil

Mewujudkan Sekolah Berbasis IT

ASSET 1

Fasilitas Produksi Pangkalan Susu. Field Pangkalan Susu menargetkan produksi pada 2014 sebanyak 741 BOPD untuk mi-nyak dan 12.58 MMSCFD untuk gas. Target ini lebih tinggi dibandingkan yang dibebankan perusahaan sebesar 584 BOPD untuk minyak dan 12.44 MMSCFD untuk gas. (Dok. Field Pangkalan Susu).

Siswa-siswi dan sejumlah guru di SDN 03 Tungkal Ilir, Banyusin. (Dok. Field Rantau)

di lapangan adalah pada peningkatan kinerja produksi,” ujar Irwansyah.

Dalam kunjungan tersebut, Direktur Operasi dan GM Asset mem-berikan berbagai motivasi dan se-mangat, serta tip untuk menaikkan produksi secara realistis. Salah satun-ya, jangan menunda pekerjaan. ”Time is Oil, bahwa setiap waktu menunda pekerjaan akan terbuang percuma dan akan memberikan dampak yang signifikan terhadap produksi Field Ramba” ujar Irwansyah.

Pada 27 Desember 2013 berha-sil mencapai produksi sebesar 7.004 BOPD. Pencapaian ini merupakan produksi tertinggi sejak alih kelola dari TAC-P Elnusa Tristar Ramba Ltd pada tanggal 16 Oktober 2010 dengan produksi 3.313 BOPD.

Kenaikan produksi ini adalah per-juangan yang berkelanjutan dari ber-bagai aktivitas program perbaikan dan upgrading fasilitas produksi, pe-ngelolaan asset sumur secara agresif dan optimal yang meliputi pekerjaan reopening, reparasi, reaktivasi, stimu-lasi dan terutama keberhasilan pada optimasi lifting, termasuk keberhasilan pengeboran sumur baru. (Minanti)

Ramba - ”Ramba adalah salah satu Field yang menjadi andalan dari Asset 1 dalam mencapai target produksi PT Pertamina EP. Melihat performanya selama enam bulan terakhir di 2013, saya mengapresiasi kinerja produksinya yang meningkat tajam mampu mencapai tingkat produksi melebihi angka 7.000 BOPD”.

KILAS

Page 6: Energia 4 Tahun II .pdf

6 Edisi Nomor 4 TAHUN I I

Asset 2 adalah tulang pung-gung produksi Pertamina EP. Dengan empat lapangan, masing Adera, Pra bu mulih,

Limau dan Pendopo, pro duk sinya ter-bilang paling besar dibandingkan as-set lain. Banyak yang berkepentingan dengan kinerjanya. Tergangung sedikit saja pengaruhnya akan tersa pada lift-ing minyak nasional. Bisa dimengerti jika ”orang pusat” datang silih ber-ganti baik dari dari SKK Migas seba-gai perwakilan pemerintah yang ber-tanggung jawab terhadap bisnis hulu

migas, maupun jajaran BOD (Board of Director) Pertamina EP menyempatkan turun langsung memberikan semangat dan motivasi kepada pekerja.

Tak sekedar ceramah, mereka ke-rap memimpin langsung pemecahan masalah jika ditemukan kendala la-pangan menemukan. Ini, misalnya ter-jadi saat Presiden Direktur Pertamina EP Ardiansyah melakukan MWT (Management Walk Through) ke SP VI Talang Jimar dan Pusat Pengumpul Produksi (P3) Field Prabumulih pada, 27 Februari silam. Ikut mendampingi

General Manager dan Manajemen Asset 2, para FM dan pengawas la-pangan setempat.

Dari hasil MWT ini didapat temuan-temuan terkait masalah pembenahan dan perawatan fasilitas produksi, HSSE dan kondisi lain yang harus segera di-perbaiki. Siang itu juga temuan MWT langsung dibahas Presdir bersama manajemen Asset 2 sehingga persoa-lan serupa tidak terulang di kemudian hari. Semua itu dilakukan agar produksi migas di wilayah ini bisa mencapai tar-get bahkan, melampaui.

Memacu Produksi dengan Kerja Cerdas dan Kerja Ikhlas

ASSET 2

Industri MIgas adalah kegiatan ”high risk”, tinggal bagaima-na menyikapinya. GM Asset 2 Tubagus Nasiruddin menyema-

ngati anak buahnya dengan me-nyebutkan segala yang di laku-kan tidak ada yang tidak berisiko. ”Resiko seharusnya dapat mem-buat kita menjadi orang yang lebih bijak,” ujarnya di hadapan peserta rakor RKAP 2014 yang berlang-sung di Hotel Arista Palembang be-berapa waktur lalu. Rakor itu diikuti Head offi ce Asset 2, Field Limau, Field Pra bumulih, Field Pendopo,

Field Adera.Tubagus menegaskan ke-

pada masing-masing fungsi dan Field agar dalam menjalankan rencana kerja harus mempunyai perencanaan yang matang, target yang jelas, mempunyai komitmen untuk kerja keras serta mau turun kebawah, terjun ke lapangan agar tau permasalahannya.

Ia berharap masing-masing Fungsi dan Field dapat bekerja sama, komunikasi, optimis dan me-lihat sesuatu dengan sifat yang posi-tif, kerja keras, tetap semangat, cer-

das, tuntas, dan selalu berdoa serta yang terpenting jaga keselamatan di dalam bekerja.

Untuk RKAP 2014 Asset 2 melaksanakan pekerjaan antara lain, pengeboran sebanyak 14 su-mur minyak, 5 sumur Injeksi, KUPL 15 sumur, Reparasi 93 sumur, Reopening 31 sumur, Stimulasi 46 sumur dengan target produksi mi-nyak sebesar 24.147 BOPD dan GAS 428.58 MMSCFD. Target HSSE Total Recordabel Incedent Rate (TRIR) 1.2, Number Of Acccident 0. (NOA)

Menyikapi Resiko Dengan Bijak

Dalam rangkaian MWT ini, Presdir juga melakukan tatap muka dengan se-genap pekerja Asset 2. Ia menyebutkan para pekerja harus bersyukur bisa be-kerja di Asset 2 karena Asset 2 merupa-kan wilayah kerja terbaik di Pertamina EP. ”Tetap semangat, kerja keras, kerja cerdas, ikhlas, tuntas serta diiringi de-ngan doa agar kita diberi produksi yang berlimpah oleh Yang Maha Kuasa,” ujarnya di hadapan segenap peker-ja Asset 2 di Gedung Patra Ria, akhir Februari lalu. Turut hadir dalam penga-rahan itu, Operation Director Pertamina EP Benny J Ibradi, Asset 2 GM Tubagus Nasiruddin, manajemen pusat dan se-genap pekerja di lingkungan Asset 2.

Kerja cerdas, menurut Presdir ada-lah kerja yang berorientasi hasil, yakni kerja yang memiliki struktur dan secara bertahap dapat diukur hasilnya. ”Setiap upaya harus diukur dengan jelas de-ngan tata waktu yang terstruktur agar target yang dicanangkan dari Asset 2 tahun ini dapat diraih,”tegasnya. Sementara kerja ikhlas bisa membeda-kan sebuah nilai antara hak dan kew-ajiban. Kata Presdir, kewajiban pekerja untuk bekerja cerdas dan ikhlas untuk meraih hasil maksimal. Sementara hak pekerja untuk mendapatkan apresiasi atau penilaian dari perusahaan.

Pada kesempatan itu Presdir kembali menegaskan pentingnya HSSE. Ia menyebutkan selaku insan-insan Pertamina yang punya visi men-jadi world class company, salah satu yang dituntut adalah roll model da-lam penegakan Safety dan HSSE. Untuk bisa sampai ke sana, menjalan-kan iklim usaha yang terbaik dengan penuh tanggung jawab. ”Semua pe-kerja Pertamina EP harus menjadi roll model penegakan safety, ” ujar Presdir.

HSSE memang menjadi concern utama Adriansyah. Dalam kesempatan wawancara, tak lama setelah dilan-tik sebagai Presdien Direktur PEP. Ia mengaku mengaku akan berbuat apa

saja untuk meningkatkan performa HSSE perusahaan yang dipimpinnya, terutama aspek safety. Safety adalah jiwanya industri migas. Dia harus di-letakkan pada urutaan teratas standar operasi. Benak tak melulu dijejaji target produksi ”Safety harus menjadi kes-adaran tiap orang. Safety is everybody business,” ujarnya. Untuk mencapai itu, safety harus terus dikampanyekan.

Tingkatkan EksplorasiSebelumnya, Asset 2 juga men-

dapat kunjungan dari SKK Migas yang diwakili Sekretaris SKK Migas Gde Pradnyana. Secara khusus ia meminta Pertamina EP Asset 2 untuk terus melakukan eksplorasi selain operasi produksi. Kegiatan ekplorasi sangat penting bagi industri migas nasional.

Ia berharap dukungan yang di-berikan SKK Migas bisa membantu Pertamina EP meningkatkan kiner-ja eks plorasi dan pengeboran guna meng angkat cadangan hidrokarbon yang masih tersimpan di sejumlah struktur.

”Kita akan berikan perhatian penuh kepada teman-teman di lapangan, khu-susnya dari sisi anggaran sehingga ki-nerja eksplorasi berjalan lancar. Apalagi potensi dan cadangan migas yang di-miliki Sumsel sangat besar, khususnya di Pertamina EP Asset 2. Wajar jika SKK Migas memberikan perhatian penuh kepada Pertamina,” ujar Gde.

Sementara GM Asset 2 Tubagus Nasiruddin menyampaikan terima ka-sih atas dukungan dan kerjasama SKK Migas untuk semua aktivitas perusahaan.”Dukungan yang diberi-kan, tentunya menjadi satu kekuatan bagi manajemen dan para pekerja da-lam melaksanakan amanah negara.Kami sadar bahwa kami bekerja di salah satu obyek vital nasional yang punya kontribusi besar bagi peme-nuhan sumber energi migas nasio-nal,” kata Tubagus.

Presiden Direktur Pertamina EP berdialog dengan salah seorang pekerja saat melakukan Management Walk Through di Field Prabumulh.

Page 7: Energia 4 Tahun II .pdf

7Edisi Nomor 4 TAHUN I I

Dalam rangka meningkat-kan keamanan dalam kegiatan operasi minyak dan gas bumi nasional,

PT Pertamina EP dan TNI lakukan program induksi untuk memperketat tenaga pengamanan dengan perso-nel TNI di lingkungan PT Pertamina EP pada objek vital nasional stra-tegis. Program induksi ini diawali dengan pembekalan personil TNI sebagai tenaga dukungan penga-manan objek vital nasional strategis di Pertamina EP, pembekalan yang berlangsung di Pertamina Learning Center (PLC) Jakarta akan berlang-sung dari tanggal 24 Maret 2014 hingga 30 Maret 2014.

Sebanyak 12 personil TNI yang lolos dalam program induksi ini di-

antaranya berasal dari kesatuan angkatan darat (TNI AD) sebanyak 8 personil, dan kesatuan angkatan laut (TNI AL) sebanyak 4 personil yang nantinya akan disebar diselu-ruh asset vital strategis Pertamina EP guna menambah daya keaman-an yang lebih kokoh dalam kegiatan operasi migas Pertamina EP.

VP HSSE PT Pertamina EP, Lelin Eprianto mengatakan bahwa program induksi ini sengaja dilakukan guna mengurangi angka pencurian minyak yang sudah marak dilakukan oleh masyarakat disekitar pipa-pipa kegiatan operasi migas Pertamina EP, sehingga diharapkan perekrutan personil ini dapat menjaga produksi Pertamina EP hingga 100 persen di seluruh fi eld Pertamina EP.

”Pagi ini kita melakukan prog-ram induksi dengan memberikan pembekalan mengenai kegiatan migas Pertamina EP kepada para 12 personil TNI yang telah kami rekrut, seluruh personil ini nanti-nya akan kita alokasikan ke se-tiap fi eld agar dapat meningkatkan keamanan dalam operasi migas Pertamina EP, sehingga saya ha-rapkan dengan dilakukannya prog-ram induksi ini dapat memberikan impact yang sangat positif bagi perusahaan dan Negara, jadi de-ngan meningkatnya keamanan saya harap Pertamina EP dapat memberikan 100 persen produksi kepada Negara tanpa ada keku-rangan akibat gangguan ulah para pencuri minyak,” tukas Lelin.

Bagi Asset 2, pencurian mi-nyak tak ubahnya seperti hantu di siang bolong. Mereka terus mengganggu.

Tak terhitung kerugian yang diderita. Ribuan barrel amblas digondol para pencoleng

Saat pencurian massif terjadi, Pertamina EP kehilangan kehilangan sekitar 4.000 barrel per hari karena disikat sindikat pencoleng minyak. Jika dirupiahkan Pertamina EP meng-alami kerugian sekitar Rp 4 miliar per hari

Para begundal ini pintar main kucing-kucingan. Jika razia sedang dilakukan, mereka seperti raib di telan bumi. Tapi begitu, pengamanan len-gah, mereka kembali dengan keku-atan lebih besar . Trend penjarahan itu terjadi sejakan pertengahan 2011.

Kini, Asset 2 Pertamina EP me-ngibarkan bendera perang dengan para penjarah dengan menggandeng TNI. Pada (21/3) bertempat di Ruang dilakukan MoU perjanjian kerjasama

bidang keamanan dituangkan ber-sama antara Pertamina EP Asset 2 dan Pangdam II/Swj yang diwakili oleh Danrem 0404 GAPO Kolonel Inf Rochadi.

Danrem Gapo mengatakan, tek-nis perjanjian kerjasama keamanan, difokuskan pada penguatan bidang teritorial, pengamanan dan perma-salahan lainnya yang terjadi dilapan-gan. ”Kita akan berupaya optimal un-tuk menegakkan dan mengamankan objek vital nasional yang ada di dalam industri migas,” ujarnya. Upaya ini, menurut Rochadi harus didukung ko-munikasi yang cepat, schedule teknis serta cakupan wilayah operasi yang punya data pengamanan yang leng-kap,” ujarnya.

Ditambahkannya, bimbingan teri-torial yang dikuatkan adalah permasa-lahan yang terjadi di lapangan dengan Dandim sebagai komandan Satgas, membawahi para Danramil, Babinsa serta dibantu Dan Yon Zipur 2/SG se-laku satgas pemukul akan bergerak

cepat melakukan pengamanan terito-rial yang terpadu. Harapannya setelah dibangunnya pola kemitraan antara Pertamina dan TNI, setidaknya dapat meredam dan mengamankan semua permasalahan yang timbul terkait pola pengamanan di dalam industri migas.

Senada dengan itu, GM Asset Tubagus Nasiruddin yang didampingi sejumlah manajemen, mengapresi-asi pola kerjasama yang dibangun antara PEP Asset 2 dengan TNI AD, khususnya Danrem Garuda Dempo. Ia mengatakan sebagai Asset ne-gara dengan produksi migas terbe-sar di PEP, sudak sewajarnya semua aktivitas perusahaan, seperti penge-boran, SP/SKG, jalur pipa, fasilitas Produksi serta objek vital lainnya di Asset 2 dilindungi dari gangguan pi-hak-pihak yang tidak bertanggung jawb. ”Apalagi gangguan keamanan di wilayah ini sudah luar biasa dan ini memerlukan kerjasama, kekompak-an dan suasana yang kondusif untuk meraihnya,” ujarnya.

Gandeng TNI Amankan Obvitnas

ASSET 2

Pertamina EP Adera Serahkan Bantuan 30 Unit Komputer

Pengabuan – Pertamina EP Asset 2 Adera Field (Pertamina EP Adera) kembali kembali menunjukkan tanggung jawab sosial di bidang pendidikan. Lewat program CSR bertajuk ”Pertamina Peduli Pendidikan” ada 30 unit komputer be-

serta windows original software dan 30 unit meja komputer dibagi-kan kepada 30 SD/MI dan SMP/MTs di wilayah kerja perusahaan (WKP) Adera Field.

Acara penyerahan ini dihadiri Field Manager Pertamina EP Adera Heri Aminanto, Camat Tanah Abang Asminton SH, Pjs Legal and Relation Assistant Manager Dika Agus Sarjono beserta staf, kepala sekolah dan pengajar dari 30 sekolah sasaran prog-ram yang berasal dari tiga kecamatan di wilayah kerja perusahaan yaitu kecamatan Tanah Abang, kecamatan Abab dan kecamatan Penukal. (Miranda)

MWT GM Asset 2 ke SPG Musi Barat

Musi Barat- General Manager Asset 2, Manajemen bersama Field pendopo melaksanakan MWT (Management Walking Through) ke Stasiun Pengumpul Gas Musi Barat, diawali peninjauan mess dan dilanjut-

kan ke lokasi SPG Musi Barat pada 17 Maret laluMWT kali ini memilih lokasi SPG Musi Barat karena merupakan

primadona Asset 2 salah satu penyumbang profi t terbesar, selain itu juga merupakan objek vital nasional yang harus dijaga, dirawat dan di pantau kegiatannya.

GM Tubagus Nasiruddin didampingi FM Pendopo Eka Riza meninjau fasilitas produksi dan bertanya langsung kepada operator yang bertugas disana, apakah ada kendala, tantangan serta hal hal yang kurang mendukung di dalam melaksanakan pekerjaan. Dari Hasil temuan MWT tersebut didapat temuan-temuan terkait pem-benahan fasilitas produksi, perlengkapan bekerja, safety dan SDM operator serta petugas sekuriti.

Field Pendopo Resmikan Musholla Al-Iklhas

Sukakarya – Satu lagi kegiatan sosial yang dilaksana-kan PT Pertamina EP Field Pendopo.Kali ini Pertamina EP meresmikan Musholla Al Ikhlas di Desa Ciptodadi, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Musi Rawas pada

(Rabu, 5/3).Untuk diketahui, musholla ini dibangun Pertamina EP sebagai bagian dari kegiatan Corporate Social Responsiblity (CSR) yang selesai pada akhir 2013 silam.

Mushola dibangun atas usulan dan menjadi kebutuhan ma-syarakat setempat.Mushola ini terletak di dusun Purwodadi,Desa Ciptodadi dimana di daerah tersebut ada Stasiun Pengumpul Gas Musi Timur. Tanah musholla merupakan tanah hibah salah satu warga, Tommy Go, dengan luas 13,5 x 13,5 meter.

Kegiatan peresmian ini juga dilakukan bersamaan dengan safari dakwah yang merupakan agenda rutin Badan Dakwah Islam (BDI) Field Pendopo yang dilaksanakan setiap bulan di wilayah kerja perusahaan. Tujuannya untuk meningkatkan kei-manan dan ketaqwaan masyarakat di sekitar Wilayah Kerja, sekaligus wujud kepedulian perusahaan pada pembangunan bi-dang keagamaan.

Induksi Untuk Pengaman Obvitnas

Penandatanganan MOU Pengamanan Obvitnas antara GM Asset 2 Tubagus Nasiruddin (kiri) dan Asset 2 dan Pangdam II/Sri Wijaya yang diwakili oleh Danrem 0404 GAPO Kolonel Inf Rochadi.

KILAS

Page 8: Energia 4 Tahun II .pdf

8 Edisi Nomor 4 TAHUN I I

Pa s a n g a n J o w o d a n Bombom dipertemukan na-sib. Kedua nya sempat ter-lunta-lunta. Dipelihara tan-

gan-tangan tidak bertanggung jawab, dijauhkan dari tempat seharusnya mereka hidup. Sampai akhirnya, me-reka diselamatkan dan dikirim ke Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Owa Jawa di Resort Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat pada 13 April 2009.

Dua bulan kemudian orang tua angkat mengenalkan mereka. Sejak itu, meraka jadi pasangan tetap, dan mempunyai dua orang anak. Yani adalah anak pertama mereka yang berumur 3 tahun 8 bulan dan Yudi, masih berumur 9 bulan.

Kini, keluarga bahagia ini me-nempati rumah baru di Hitan Lindung

Gunung Malabar Jawa Barat, Mereka dilepasliarkan pada akhir Maret lalu. Owa Jawa adalah spesies asli Indonesia yang terancam punah. Organisasi konservasi (International Union for Conservation of Nature/IUCN) memasukkannya ke dalam ka-tegori EN (endangered), yakni spesies terancam punah Owa Jawa juga ma-suk dalam daftar Apendix 1 yang ber-arti tidak haram diperjualbeikan.

Kawasan Hutan Lindung Gunung Malabar dipilih sebagai tempat pe-lestarian Owa Jawa setelah melalui serangkaian survei kelayakan habi-tat untuk memastikan ketersediaan pohon, pakan, dan keamanannya.Kawasan hutan yang dikelola Perum Perhutani tersebut diharapkan dapat menjadi rumah yang aman bagi Owa Jawa ditengah maraknya ancaman

ASSET 3

Sepenggal Kisah Jowo - Bombom

Owa Jawa (Hylobates moloch) merupakan satwa liar endemik Pulau Jawa yang hanya hidup di Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah dengan populasi yang sedikit. Ia termasuk primata yang berukuran

kecil dengan panjang tubuh hanya sekitar 80 cm. Tubuhnya lebih pendek, langsing, dan seksi dibandingkan dengan kera lainnya yang cenderung gendut. Pada bagian tubuh Owa Jawa ditutupi dengan bulu yang berwarna abu-abu keperakan se-dangkan pada bagian muka berkulit hitam pekat. Owa jawa ti-dak mempunyai ekor.

Owa Jawa termasuk jenis kera pohon sejati karena hampir sepanjang hidupnya primata ini tidak pernah turun dari atas po-hon. Uniknya, meski dikenal sebagai raja pohon, ia juga termasuk kera yang berjalan dengan tegak alias tidak menggunakan keem-pat tangan dan kakinya, melainkan mengandalkan kedua kakinya untuk berjalan. Salah satu kebiasaan khasnya adalah mengeluar-kan nyanyian (suara-suara khas) pada pagi hari ketika memulai aktivitasnya.

Makanan Owa Jawa meliputi buah-buahan, dedaunan, dan terkadang makan serangga sebagai tambahan protein. Owa jawa dalam mencari makan selalu berpindah-pindah secara berke-lompok menjelajah dari satu pohon ke pohon lainnya dalam dae-rah teritorialnya. Owa Jawa merupakan satwa liar endemik Pulau Jawa yang hanya hidup di Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah dengan populasi yang kecil.

Penyebab utama semakin langkanya hewan ini adalah ber-kurangnya habitat akibat kerusakan hutan dan konversi lahan per-tanian. Selain hilangnya hutan sebagai habitat Owa Jawa, perbu-ruan liar juga memjadi penyebab semakin langkanya Owa Jawa.

Salah satu langkah konservasi untuk menghindarkan Owa Jawa dari kepunahan adalah pembentukan Pusat Rehabilitasi dan Penyelamatan Owa Jawa Bodogol di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Di pusat rehabilitasi ini dipelihara sejumlah Owa Jawa kemudian dilakukan upaya perjodohan sebelum dilepas di alam liar, seperti pasangan Jowo-Bombom. Owa Jawa tidak akan dapat bertahan bila dilepas di hutan tanpa berpasangan. Dia so-sok monogami sejati yang setia hanya pada satu pasangan se-lama hidup.

Sekilas Tentang Owa Jawa

perburuan dan kerusakan hutan di pulau Jawa saat ini.

Pelepasliaran tersebut merupakan keberhasilan proses panjang program rehabilitasi yang dilakukan Yayasan Owa Jawa dengan dukungan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat, Conservation International Indonesia, Universitas Indonesia, Silvery Gibbon Project, dan PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field.

”Melihat keadaan hewan primata Owa Jawa yang semakin berkurang dan menjadi hewan langka dan di-lindungi negara, kami dari Pertamina EP khususnya Subang Field mera-sa harus ikut turun bergerak dengan mendukung Yayasan Owa jawa,” ujar Yosi Ardilla, Assisten Manager L&R Pertamina EP Asset 3.

Dukungan terhadap penyela-matan hewan langka memang sudah menjadi garis kebijakaikan Pertamiina EP yang berkomitmen untuk tumbuh bersama lingkungan dana msayara-kat. Selain Pertamiana EP Asset 3, beberapa wilayah kerja sudah men-jalankan program konservasi beker-jasama dengan instansi terkait un-tuk melestarikan spesies-spesies yang terancam punah, antara lain Field Rantau yang bekerjasama de-ngan Taman National Gunung Leuser (TNGL) melakukan konservasi Orang Utan Sumatera, Field Sangatta beker-jasama dengan Taman Nasional.

Kutai (TNK) melakukan konservasi orang utan Kalimantan

Kemudian Proyek Pengem-bangan Gas Matindok (PPGM) di Luwuk bekerjasama dengan SM Bakiriang melakukan Konservasi bu-rung endemic Sulawesi Maleo dan di Field Tarakan yang bekerjasama de-ngan pemerintah kota Tarakan meles-tarikan satwa Bekantan di Hutan Kota Tarakan.

Dit jen PHKA, Kementerian Kehutanan, PT Pertamina EP dan dengan dukungan para pihak terus melakukan berbagai upaya demi suk-sesnya upaya pelestarian Owa Jawa ke depan. Pangdam III Siliwangi yang turut serta dalam pelepasliaran Owa Jawa ini berjanji akan selalu memban-tu dalam pengamanan Owa Jawa.

”Salah satu bentuk perjan-jian MoU yang telah kami ditanda-tangani bersama Perum Perhutani, Yayasan Owa Jawa, dan Ditjen PHKA Kementerian Kehutanan yaitu kami akan membantu dalam bentuk ke-amanan, dengan melakukan patrol bersama polhut,” ujar Mayor Jenderal TNI Dedi Kusnadi Thamrin, Pangdam III Siliwangi.

Ketua pengurus Yayasan Owa Jawa, Dr. Noviar Andayani mene-kankan bahwa upaya konservasi Owa Jawa di tengah tekanan pem-bangunan ekonomi pulau jawa bu-kanlah perkara mudah. ”Diperlukan dukungan semua pihak untuk me-nyelamatkan primata ini dari kepu-nahan, program konservasi ini di-harapkan dapat menjadi contoh kemitraan yang kuat antara penggiat konservasi dengan sektor bisnis, pemerintah daerah, dan masyara-kat,” Dr. Noviar Andayani menegas-kan. (Endang Supriatna)

KILAS

Untuk kedua kali, Field Subang bekerjasama dengan Yayasan Owa Jawa melakukan pelepasliaran Owa Jawa yang terancam punah di kawasan Hutan Lindung Gunung Malabar. Program konservasi ini diharapkan dapat menjadi contoh kemitraan yang kuat antara penggiat konservasi dengan sektor bisnis, pemerintah daerah, dan masyarakat.

Page 9: Energia 4 Tahun II .pdf

9Edisi Nomor 4 TAHUN I I

Mengandalkan POP Sumur Jati AsriP

T Pertamina EP Asset 3 Subang Field terus me-lakukan upaya untuk me-ningkatkan produksi mi-

gasnya. Salah satunya dengan me lakukan pengeboran sumur CLU CII/1. Penajakan yang berlo-kasi di kecamatan Cimalaya Kulon Karawang ini dilakukan pada 23 Maret 2014.

”Untuk tahun 2014, disamping pengeboran di CLU CII/1, kami juga melaksanakan percepatan produksi sumur eks Eksplorasi melalui prog-ram Put on Production (POP) sumur Jati Asri-01(JAS-01)”, ujar Subang Field Manager, Defrian Basya. Jati Asri menyimpan cadangan terambil yang besar, sekitar 67 MMBOE. Dari sumur JAS-1 produksi bisa dioptimal-kan sampai 1000 BOPD.

Hingga tanggal 24 Maret 2014 produksi rata-rata Subang Field adalah sebesar 1.484 BOPD un-tuk minyak dan 255,612 MMSCFD untuk gas (year to date). Pada November 2013 Subang Field sukses meningkatkan produksin-ya berkat keberhasilan program Put on Production sumur BBS-01

yang menghasilkan minyak sebesar 587 BOPD dan gas sebesar 0,34 MMSFD.

Untuk lebih meningkatkan per-forma di tahun 2014, Defrian me-nyiapkan sejumlah langkah, ”Yang perlu dilakukan adalah bekerja se-cara teamwork, strategis dan tetap fokus terhadap pekerjaan-pekerjaan yang sudah direncanakan agar ti-dak terjadi delay atau pun loss op-portunity yang dapat mengakibatkan berkurangnya revenue ataupun over budget,” ujar Defriansyah. Ini sejalan dengan kebijakan yang digariskan presiden direktur agar setiap RK on planed, on budget, on revenue, dan on return.

Lapangan Subang adalah salah satu dari tiga lapangan migas PT Pertamina EP Asset 3 yang terletak di kabupaten Subang, Karawang, dan Purwakarta. Produksi minyak dari lapangan ini akan dialirkan ke kilang milik Pertamina Refi nery unit VI di Balongan, sementara gas nya akan disalurkan melalui jaringan transmisi gas Jawa Barat kepada konsumen untuk berbagai kegiatan industri. (Endang Supriatna)

ASSET 3

Fasilitas Produksi Field Subang. Untuk meningkatkan produksi, Field Subang sedang giat memonetisasi sumur eksplorasi menjadi sumur produksi. Lapangan ini tabungan reserve yang lumayan besar yang berasal dari Struktur Bambu Gunung dan Bambu Besar.

Berharap Sejahtera Dengan Budidaya ikan air tawar

Para pemuda di Kelurahan Dangdeur mulai bisa ter-senyum. Sebentar lagi mereka bisa menanggal-

kan cap pengangguran yang se-lama ini melekat di pundaknya. PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang membuka pintu masa de-pan mereka dengan mengge-lar Program Pelatihan Perikanan Budidaya Air Tawar di Subang (24/3). Bertempat di Wisma PKPRI Subang, pelatihan ini diikuti oleh 40 orang peserta dari 4 RW di Kelurahan Dangdeur, Subang.

Acara yang dilaksanakan selama tiga hari ini dilaksanakan di kelas dan di lapangan. Adapun materi yang di-sampaikan antara lain seputar teknik budidaya seperti pembenihan ikan, pengendalian hama penyakit dan pendederan lele, selain itu disampai-kan pula materi tentang kiat usaha, akses permodalan, serta praktek di lapangan. Pada program ini Field Subang juga menyerahkan bantuan permodalan secara in kind untuk em-

pat kelompok pembudidaya berupa bibit dan juga terpal.

Subang Field Legal & Relation Assistant Manager, Yosi Ardilla da-lam sambutannya menjelaskan bahwa Dangdeur merupakan salah satu kelurahan di Ring 1 wilayah operasi PT Pertamina EP Subang Field yang menjadi target dari pem-budidayaan ikan air tawar. ”Melalui program CSR ini kami mencoba un-tuk bersinergi dengan masyarakat dan pemerintah untuk memberda-yakan kaum pemuda di Dangdeur sebagai bagian dari upaya mengu-rangi angka pengangguran dan pe-ningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah ope-rasi kami,” tutur Yosi.

Lebih lanjut Yosi menjelaskan bahwa program CSR yang dilak-sanakan oleh Subang Field akan senantiasa dimonitor dan dianalisa sesuai dengan strategi dan kebijakan CSR PT Pertamina EP Subang Field, hal ini demi menciptakan suatu prog-ram kemasyarakatan yang terarah dan terintegrasi dengan strategi per-usahaan. (FF)

ZA

KY

AR

SY

Page 10: Energia 4 Tahun II .pdf

10 Edisi Nomor 4 TAHUN I I ASSET 4

Untuk produksi minyak 2014, Wresniwiro selaku Cepu Field Manager berkomit-men 2,332 BOPD, sedang-

kan untuk gas 5 MMSCFD (exclude Blok Gundih), Jadi secara keseluruhan targetField Cepu adalah 3.121 BEPD (barrel equivalent per day). Wresniwiro bertekad memenuhi target tersebut, melalui program perawatan sumur-sumur Tiungbiru dan Tapen, meng-upayakan yang terbaik dari sumur NCJA/1 dan NCJ-A/4, serta tentu saja Sembilan sumur gas di Gundih

yang berproduksi lumayan besar seki-tar 50 MMSCFD. Gas dari Gundih yang diinisiasi Proyek Pengembangan Gas Jawa itu akan dialirkan ke PLTU Tambak Lorok yang selama ini byar pet kekurangan pasokan gas.

Selain program perawatan su-mur, Wresniwiro juga percaya bah-wa memperbanyak koordinasi de-ngan Pemerintah Daerah / Pemerintah Kabupaten serta aparat keamanan dan meng-up grade para pekerja dan mitra kerja di Field Cepu akan mem-bantu Pertamina EP Asset 4 Field

Cepu menghindari decline rate di ta-hun 2014.

Dengan mengupayakan ter-laksananya hal-hal tersebut diatas, Wresniwiro memiliki harapan bahwa kebijakan Presiden Direktur Pertamina EP yakni on planed, on bunget, on revenue dan on return dapat dipenuhi oleh Pertamina EP Asset 4 Field Cepu.

Meraih apa yang menjadi komit-men dan target Field Cepu tahun 2014 tidak akan mudah. Wresniwiro mengakui bahwa kendala non teknis seperti keamanan dan kekurang pa-

Field Cepu

Bintang Triwulan I Fasiltas produksi yang dibangun Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) untuk mengalirkan gas dari Blok Gundih. Semua gas yang dihasilkan akan dialirkan ke PLTU Tambak Lorok. Dengan pasokan gas dari Gundih ini, diperkirakan PLN bisa memangkas cost Rp 2,9 triliun per tahun. (Foto: Zaky Arsy)

haman masyarakat akan peraturan daerah masing-masing khususnya terkait lokal konten menjadi tantangan terbesa bagi Field Cepu. Meski demi-kian ia tetap optimis tidak ada yang tidak bisa diraih apabila seluruh Field Cepu memberikan yang terbaik.

Selain mengoptimalkan produk-si, Field Cepu juga berkomitmen un-tuk terus membantu masyarakat di-bidang fasilitas umum dan pendidikan di sekitar daerah operasi. Teralhit kembali ditujnjukan PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu menyerahkan ban-tuan bagi Desa Sidoharjo Kecamatan Senori Kabupaten Tuban, yang ber-tempat di Balai Desa Sidoharjo (13/3).

Bantuan yang diserahkan PT Pertamina EP diwakili oleh CSR Staff dan Public and Govrel Staff berupa sarana umum material untuk jalan per-tanian di Dusun Banaran, tiang lampu di jalan Dusun Tapen, paving di SMP N I Senori, jembatan Dusun Lanjam, saluran air dan gorong-gorong Dusun Wadung, saluran air Dusun Malo, ja-lan Pertamina Dusun Tapen.

Selain sarana umum, PT Pertamina EP juga memberikan bantu-an sarana pendidikan dan pemberday-aan masyarakat. Pada kesempatan itu diserahkan pula kepedulian be-rupa bola volley, stopwatch, net volley, dan bola sepak dengan harapan bisa menunjang kegiatan belajar meng-ajar di SDN Sidoharjo III. Asset 4 Field Cepu berupaya untuk memberda-yakan masyarakat setempat dengan memberikan 5 unit mesin perontok padi untuk dikelola oleh kelompok pet-ani yang telah dibentuk sebelumnya.

Mesin tersebut disewakan kepa-da para pemilik sawah dan upahnya dibagikan kembali kepada anggota kelompok dan sebagian dikelola un-tuk operasional agar perekonomi-an masyarakat Desa Sidoharjo bisa meningkat.

Pada acara penyerahan bantu-an tersebut hadir Camat Senori Eko Julianto, Wakapolsek Senori dan ja-jaran, Kepala Desa Sidoharjo beserta perangkat desa, Kepala Dusun serta masyarakat Desa Sidoharjo.

Tren positif terus dipelihatkan Field Cepu. Selama triwulan 1 tercatat sebagai lapangan yang mencatat prosentase produksi relatif besar dari target dibandingkan lapangan lain. Produksi rata-rata triwulan I sekitar 2.094 BOPD atau sekitar 115% dari target Maret sebesar 2.094 BOPD. Sementara lapangan-lapangan lain yang juga mencatat prosentase produksi di atas target, antara lain Prabumulih (106%), Pendopo (109%), Jatibarang+ X-Ray (109%).

Blora – Pada hari Rabu (24/4), Bupati Blora Djoko Nugroho telah meresmikan program-program CSR Pertamina EP

di Desa Sumber Kabupaten Blora yaitu pembangunan jalan Sumber-Menden, partisipasi bantuan sarana pendi-dikan berupa meja kursi untuk seko-lah, pembangunan gedung serbaguna Desa Sumber, dan kerjasama pelesta-rian budaya batik di wilayah Blora un-tuk kemandirian ekonomi masyarakat.

Kegiatan yang diresmikan oleh Bupati Blora ini merupakan komit-men perusahaan untuk berkontribusi pada peningkatan ekonomi daerah sekaligus pemberdayaan konten lo-kal untuk meningkatkan kemandirian masyarakat.

PT Pertamina EP telah merealisa-sikan pembangunan infrastruktur jalan dari Desa Sumber ke Desa Menden sepanjang 4.2 KM sebesar Rp 3.2 Milyar. Kegiatan perbaikan jalan ini su-

dah mulai dibangun sejak Desember 2013 dan selesai pada April 2014. Proyek ini merupakan lanjutan dari perbaikan jalan yang sebelumnya di ruas Peting sampai Jembatan Sumber sekitar 4 KM pada tahun 2013 lalu.

Selain itu, PT Pertamina EP juga akan memulai proses pembangunan gedung serbaguna di Desa Sumber ditandai dengan peletakan batu perta-ma oleh Bupati Blora, Djoko Nugroho bersama Pjs. General Manager

Dari Pertamina EP Untuk BloraPT Pertamina EP JGDP, Pribadi Mahagunabangsa. Diharapkan de-ngan adanya gedung serbaguna ini nantinya dapat bermanfaat bagi war-ga Desa Sumber.

Di bidang pendidikan, perusahaan memberikan kontribusi dengan mem-berikan 30 set meja dan kursi siswa kepada 2 sekolah di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora. Set meja dan kursi siswa terse-but merupakan bentuk program CSR di bidang pendidikan dengan biaya sebesar Rp 30 juta untuk memajukan kegiatan mengajar yang ada di wilayah operasi perusahaan.

“Selain itu, perusahaan juga

ingin membantu mengembangkan kemandirian ekonomi masyarakat di Kabupaten Blora serta melestarikan budaya batik lokal dengan bekerja sama dengan pembatik lokal. “ ujar Arya Dwi Paramita-Legal & Relations Manager Pertamina EP Asset 4

Tahapan kegiatan yang akan di-lakukan dimulai dari merintis pasar produk batik Blora. Tahapan selanjut-nya, untuk meningkatkan kemandirian masyarakat di sekitar daerah ope-rasi direncanakan untuk dilaksana-kan program pelatihan kepada ibu-ibu khususnya di wilayah operasi pengem-bangan gas jawa Pertamina EP di Kabupaten Blora.

Page 11: Energia 4 Tahun II .pdf

11Edisi Nomor 4 TAHUN I IASSET 4

Page 12: Energia 4 Tahun II .pdf

12 Edisi Nomor 4 TAHUN I I

Bunyu, Pulau kecil di sebe-lah Timur Laut Tarakan su-dah lama mewangi sebagai penghasil migas. Potensi

minyak di sana pertama kali ditemu-kan Perusahaan Belanda Battafsche Petroleum Maatchappij (BPM) pada 1896. Eksplorasi mulai dilaksana-kan pada 1901 dengan melakukan pengeboran beberapa sumur, kini dikenal dengan sumur B-001 sam-pai B-016. Para pencari migas dari seantero jagat didfatangkan. Salah satunya adalam Wokfgang Leopuld, eksplorasionis dari Swiss. Dia lah yang memimpin pencarian migas.

Eksplorasi itu menemukan cadangan yang besar di Bunyu pada 1923-1924, seperti ditulis buku ”Memories from Borneo”, karangan Andreas Isler, dosen di Universitas Zurich.

Sejak penemuan itu, Bunyu jadi pulau internasional. Yang datang ke situ dari berbagai suku bangsa di dunia. Pada periode 1922-1937, BPM mulai memproduksi pada su-mur B-107. Saat perang dunia berke-camuk perusahaan berhenti berope-rasi. Tapi bumi Bunyu tetap disedot. Jepang yang sempat menguasai Asia Pasifi k memompanya untuk keprluan perang. Setelah era kemerdekaan,

BPM kembali pada 1957. Produksi Bunyu saat itu langsung meroket 10.000 BOPD.

Sampai 1961, pengelolaan beralih dari BPM ke Nederlandsche Indische Aardolie Maatschapij be-kerja sama dengan Permindo. Pada periode inilah, Bunyu memasuki masa keemasan dengan produksi 10.510, terbesar sepanjang sejarah Bunyu. Pada 1993-1994, ladang minyak bumi dioperasikan oleh PT Ustraindo, Produksi anjlok sampai 2.000 BOPD. Pada 1994, Pertamina mengambil alih pengelolaan lapangan tersebut hingga kini.

Dari BPM ke Pertamina

Presdien Direktur Pertamina EP Adriansyah (kanan) mendengarkan penjelasan seorang pekerja saat melakukan Management Walk Through di Lapangan Bunyu pada 7 April 2014.

Meski dalam triwulan awal produksi belum menggembirakan, semangat Bunyu tak pernah padam. Field Manager Bunyu Rizal Wisnuwatan terus memompa semangat anak buahnya untuk terus memacu produksi. ”Janji saya kepada Presdir utk mencapai 10.000 BOPD pada tahun 2014 ini,” ujar Rizal. Dengan tingkat produksi yang sekarang berada di kisaran 5.500-an BOPD target yang dicanangkan tersebut membutuhkan effort luar biasa

ASSET 5

Bunyu Mengejar (Lagi)10.000 BOPD

Secara khusus pada 7 Apri l lalu Management Walk Through (MWT) PT Pertamina EP yang dipimpin

langsung Presiden Direktur Pertamina EP Adriansyah menyambangi la-pangan yang selama ini menjadi salah satu andalan Asset 5. Hal ini dilakukan untuk melihat kesiapan penajakan su-mur baru. Tahun ini Bunyu menarget-kan mengebor delapan sumur.

Adriansyah, menjelaskan tak ada cara lain untuk menaikan produksi di Lapangan Bunyu selain memprcepat pengeboran. Seperti juga Lapangan tua lain di lingkungan Pertamina EP, Lapangan Bunyu menghadapi prob-lem sama, kadar air dan decline tinggi. Lapangan ini sudah dibor sejak tahun 1918 (lihat: Dari BPM ke Pertamina).

Kalau mau menaikkan produksi Bunyu, kecepatan kita ngebor ha-rus ditingkatkan dan dilakukan se-cara agresif dan massive,” ujar Adriansyah. Ia beraharap dalam satu dua tahun ke depan produksi Bunyu bisa mencapai 10.000 BOPD, Angka produksi ini sebetulnya pernah di-capai Bunyu pada 1959, tetapi te-

rus menyusut pada dekade-dekade berikutnya sampai pada 1.400-an BOPD. Bahkan sempat menyentuh titik nadir 400 BOPD

Bunyu pun ibarat kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau. Sampai akhirnya pada 2010, penge-boran BN-18 berhasil meningkatkan produksi secara signifi kan. Di masa-masa awal, di antara sumur di se-antero Pertamina EP, Bunyu tercatat sebagai sumur yang paling banyak menyemburkan minyak sekitar 5.000 BOPD dari sumbangan produksi BN-18. Lapangan Bunyu pada Mei 2012 sempat berproduksi sampai 12.137 BOPD.

Berkaca pada keberhasilan ter-sebut, bukan hal mustahil jika Bunyu bisa kembali menaikkan produksi sebesar 10.000 BOPD seperti ditar-getkan Presdir. Kenaikan itu tentunya akan membantu Asset 5 secara ke-seluruhan yang ditargetkan bisa ber-produksi seebesar 22.600 BOPD un-tuk mencapai 22.600 BOPD untuk mencapai Produksi Pertamina EP secara keseluruhan 128.000 BOPD.

(Hari)

Page 13: Energia 4 Tahun II .pdf

13Edisi Nomor 4 TAHUN I I

Pada (6/3) Dinas Per tam-bangan dan Energi Pe me-rintah Provinsi Kali mantan Timur (Distamben Pempov.

Kaltim) menyempatkan mengun-jungi tempat yang masih masuk WKP Pertamina Asset 5 Sangatta terse-but. Pihak Distamben Pemprov Kaltim yang hadir diwakili oleh Kepala Bi dang Migas Ir. P.R. Bantolo, M.Sc beserta staf, H. Wagimo, Sh.

Peninjauan itu untuk menyelidiki dugaan adanya titik sumber minyak bumi yang muncul dan diolah seca-ra tradisional oleh masyarakat lokal tanpa adanya izin dari Pertamina dan aparat berwenang. Pihak Distamben menggandeng Distamben Kab. Kutai Timur, Pihak Kepolisian Kutai Timur,

dan Pertamina EP Asset 5 Sangatta sebagai pemilik izin WKP sekaligus tim ahli dalam meneliti dugaan ada-nya minyak bumi tersebut.

Setelah melakukan survei dan penelitian langsung di lapangan, dari lokasi ditemukan sumber minyak bumi (crude oil) yang masih belum dapat dipastikan datanya. Kesimpulan se-mentara tim ahli dari fungsi Petroleum Engineering (PE) titik tersebut adalah rembesan (seepage). Kemungkinan di situ ada sumur ex-Belanda.

Kanit Pidter Sat Reskrim Polres Kutim, Ipda. Asriadi, SH. menyatakan bahwa kepolisian akan melaku-kan koordinasi lebih lanjut dengan Distamben sebagai pelapor dan regu-lator, serta Pertamina EP sebagai

ASSET 5

Pemilik Ulayat di Distrik K l amono , Kabupa ten Sorong tersenyum. Peme-rintah Kabupaten menyi-

sihkan sebagian dana 10 persen bagi hasi migas untuk mereka. Dari Rp 4,3 miliar, sekitar 1,35 miliar di-alokasikan untu pemberdayaan war-ga adat. Dimulai dengan menyerah-kan beasiswa sebesar Rp 150 juta pada 12 Maret kepada marga mar-ga Klawom, marga Idik, dan marga Mambringgofok. Ketiga marga ini me-rupakan pemilik ulayat lokasi berope-rasinya PEP Papua Field di Klamono.

Turut hadir dalam acara tersebut Asisten II Setda Kabupaten Sorong, Abdul Gani Malagapi, S.Sos, MM, Ke-pala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Sorong, Dr. Johny Kamuru, M.Si, Kepala Distrik Klamono, Yoel Kemesfl e, per-wakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong, Kapolsek Klamono, Ismail

Ibra him, Kepala Urusan Humas SKK Mi gas Perwakilan Papua dan Maluku, Bambang Dwi Djanuarto, Legal and Relations Assistant Manager PEP Pa-pua Field, Rochman, Ketua Dewan Adat Suku Negelin, Philipi Klawom, dan tokoh dari 3 marga pemilik ulayat Klamono.

Penyerahan beasiswa dilaksa-nakan di Ruang Pola, Kantor Bu-pati Sorong dengan nilai Rp.150 juta.”Beasiswa ini diberikan sebagai salah satu bentuk perhatian Pemda Kabupaten Sorong pada mengem-bangkan sumber daya manusia ma-syarakat asli Papua yang berada di ring satu wilayah penghasil migas di Klamono,” ungkap Asisten II Setda Ka-bu paten Sorong, Abdul Gani Malagapi.

Sebelumnya, pada Selasa (4/3), PEP Papua Field juga memberikan bantuan pendidikan bagi anak-anak 3 marga pemilik ulayat Klamono se-nilai Rp50 juta. Bertempat di Balai

Kampung Klawana, Distrik Klamono, Kabupaten Sorong, manajemen me-nyerahkan bantuan pendidikan senilai Rp.50 juta bagi 30 anak pemilik ulay-at. Bantuan ini diserahkan Formalities Staff PEP Papua Field, Achmad Hendro Rachmanto dan diterima per-wakilan marga Klawom, marga Idik, dan marga Mambringgofok.

Formalities Staff PEP Papua Field, Achmad Hendro Rachmanto, menyam-paikan bahwa bantuan pendidikan me-rupakan program corporate social re-sponsibility (CSR) PT Pertamina EP untuk anak-anak pemilik ulayat yang duduk di bangku SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. ”Besar harapan kami bantuan pendidikan ini dapat mengan-tar anak-anak meraih pendidikan yang lebih baik”, ungkapnya.”Kami juga ber-harap para orang tua untuk selalu me-ngawal dan memberikan motivasi ke-pada anak-anaknya agar lebih giat belajar,” sambungnya. (Andi Njo)

Senyum pemilik Ulayat Klamono, Sorong

Menyigi Rembesan Sumur Sepaso

Sosialisasi Kesehatan di Ring-1 PEP Papua

Klamono, Sorong – PT Pertamina EP (PEP) Asset 5 Papua Field bekerja sama dengan Yayasan Anak Sehat Persada (YASP) lakukan sosialisasi program ke-sehatan pada masyarakat di ring satu wilayah operasi

PEP Papua Field pada Kamis (13/3). Mengambil tempat di ba-lai Kampung Klawana, Distrik Klamono, Kabupaten Sorong, ke-giatan sosialisasi dihadiri perwakilan Distrik Klamono, empat ke-pala kampung sasaran program, kepala sekolah dan guru SD, SMP, dan SMA di wilayah Distrik Klamono, perwakilan Puskesmas Klamono, ibu-ibu kader posyandu, perwakilan YASP, dan perwa-kilan PEP Papua Field.

Terdapat tiga program yang disosialisasikan, yaitu pengem-bangan dan revitalisasi posyandu, pemeriksaan kesehatan ma-sal, dan edukasi kesehatan. Semuanya akan dilaksanakan di Kampung Klawana, Kampung Klalomon, Kampung Klamono, dan Kampung Maladuk I-Maladuk II. Program pengembangan dan revitalisasi posyandu, pemeriksaan kesehatan masal, dan edukasi kesehatan merupakan program kerja PEP Papua Field di Maret sampai dengan Desember 2014. Program ini merupakan pengembangan dari program sebelumnya yaitu pemberian ma-kanan tambahan yang dilaksanakan pada Maret sampai dengan Desember tahun sebelumnya. (Andi Njo)

HSSE PEP Papua Field Gelar Latihan Olah Sampah Domestik

Sorong – Memperingati bulan Lingkungan,Kesehatan dan Keselamatan Kerja(LK3), HSSE PT Pertamina EP (PEP) Asset 5 Papua Field dan Persatuan Wanita Patra (PWP) menyelenggarakan kegiatan pelatihan pengelolaan sam-

pah domestik pada Kamis dan Jumat (6/3-7/3) bertempat di fi re station PEP Papua Field dan Gedung Kasuari Klamono. Bekerja sama dengan PT Citra Sinar Kencana, distributor alat pengolah sampah domestik (komposter), kegiatan ini diikuti oleh sekitar 50 ibu-ibu PWP. Tujuan dari pelatihan ini adalah memberikan gam-baran umum pengelolaan sampah, khususnya sampah organik.Bersamaan dengan pelatihan, HSSE Papua Field membagikan 50 unit komposter kepada ibu-ibu PWP di Sorong dan Klamono.

Papua HSSE Assistant Manager, Arif Budiarto, menyampai-kan bahwa pelatihan ini bermanfaat untuk mengurangi sampah domestik, khususnya yang bersumber dari rumah-rumah karya-wan. ”Ibu-ibu pekerja Pertamina sebagai motor penggerak pe-ngelolaan sampah rumah tangga sehingga perlu mendapatkan pelatihan. Dengan komposter, sampah-sampah organik yang se-harusnya dibuang akan diolah lebih lanjut dan akan menghasil-kan pupuk kompos. Jadi secara umum program kami mendu-kung program pengelolaan sampah.Kalau ini banyak ditularkan di Sorong dan Klamono, akan lebih bagus lagi karena semakin me-ngurangi sampah yang bersumber dari rumah tangga,” jelasnya.

(Andi Njo)

KILAS

Deklarasi Paguyuban Pedagang 10 K

Tanjung- Para pedagang di Taman 10 K yang merupa-kan CSR mitra binaan PT Pertamina EP Tanjung Field, pada Rabu (26/3) mendeklarasikan paguyuban peda-gang Taman 10 K. Bertempat di Gedung Mutiara Patra

Kompleks Pertamina, sebanyak 28 pedagang sepakat untuk mendirikan paguyuban.

”Dengan adanya paguyuban ini semoga menjadi wadah bagi para pedagang di Taman 10 untuk kemajuan para pedagang yang selama ini menjadi mitra binaan PT Pertamina Ep Tanjung Field,” ujar Manajer Field Tanjung Heragung Ujiantoro.

Jumlah pedagang yang sebelumnya merupakan pedagang kaki lima (PKL) ini semula berjumlah sekitar 20 pedagang. Namun pada tahun 2013, Tanjung Field menambah 8 unit kios baru. Hal ini dilakukan mengingat tingginya antusias para PKL untuk ber-gabung dan adanya potensi nilai sosial-ekonomis untuk dikem-bangkan. Hingga kini tercatat 28 pedagang penghuni kios di Taman 10 K yang aktif menjadi mitra binaan PT Pertamina EP Field Tanjung.

Sumur di Desa Sepaso, Kecamatan bengalon, Kabupaten Timur ini bukan sumur biasa. Isinya tak sekedar air, tapi bercampur dengan crude oil atau minyak mentah. Sebagian warga mengolahnya dengan peralatan sederhana.

pemilik WKP tersebut. ”Kami masih akan mendalami kasus ini, dan me-mantau bagaimana keterlibatan pihak luar dalam kasus ini”, ujarnya. Dari sudut pandang ya ng lain, Amirullah, SH, M.Si, Perwakilan Distamben Kutim berharap kasus ini tidak beru-jung pada pidana. ”Sebaiknya diben-tuk koperasi seperti yang ada di Sangkulirang dan menyetor min-yaknya ke Pertamina”, ucapnya.

Pertamina EP Asset 5 Sangatta Field sejauh ini masih bersikap se-bagai Tim Ahli. ”Kami hadir disini di-undang oleh Distamben sebagai Tim Ahli untuk melihat cairan tersebut mi-nyak bumi atau bukan, kami tentunya berkoordinasi dengan pusat namun untuk tindak lanjut wilayah ini selan-jutnya kami serahkan sepenuhnya ke-pada kebijakan pusat”, tukas Wahyu Widiatmoko, Sangatta PE Asst. Manager.

Masyarakat lokal melakukan pengolahan minyak sederhana yang diolah secara tradisional. Hasil yang yang diperoleh berupa minyak tanah, premium, dan solar yang tidak dik-etahui kadarnya. Salah seorang ma-syarakat memberi keterangan,bahwa penambangan/pengolahan minyak ini sudah lama dilakukan namun hasilnya tidak seberapa karena merupakan pekerjaan sampingan. (SK)

Page 14: Energia 4 Tahun II .pdf

14 Edisi Nomor 4 TAHUN I I

Kegiatan eksplorasi ditujukan un-tuk menemukan cadangan migas baru dan menggantikan cadangan migas yang diproduksikan (Jahn,

et.al.,2008). Kegiatan eksplorasi merupakan kegiatan usaha beresiko tinggi atau high risk venture (Lerche & Mackay, 1999). Resiko dan ketidakpastian merupakan sifat inherent da-lam kegiatan eksplorasi migas, oleh karenanya program-program eksplorasi yang sukses me-merlukan suatu pertimbangan yang konsisten akan faktor resiko dan ketidakpatian (Rose, 1987).

Salah satu wujud untuk mengidentifika-si dan meminimalkan resiko yang ada, serta untuk memperkecil tingkatan ketidakpasti-an, Fungsi Exploration PEP, secara perio-dik melakukan proses review terhadap selu-ruh usulan program/kegiatan eksplorasi, yang saat ini dinamakan sebagai proses funneling. Pada dasarnya, proses funelling merupakan kelanjutan dari bentuk proses technical review yang sudah secara rutin dilakukan di Fungsi Exploration.

Pada tahun 2004, sebagai salah satu upaya untuk proses standarisasi dan doku-mentasi, khususnya kegiatan review terhadap usulan kegiatan eksplorasi, dilakukan work-shop eksplorasi, menghasilkan pedoman ke-giatan eksplorasi yang digunakan hingga ta-hun 2009. Pada tahun 2009, dilakukan review terhadap pedoman eksplorasi untuk dilakukan penyempurnaan dan update dari proses yang ada. Hasil dari review tersebut adalah dibuat-nya suatu Exploration Business Process Online, yang digunakan untuk mendokumentasikan dan memonitor setiap usulan program mau-pun kegiatan eksplorasi. Sejak tahun 2009 ter-sebut, kegiatan review terhadap semua usulan kegiatan eksplorasi dinamakan sebagai proses funneling.

Objective dan Output Kegiatan Funneling

Kegiatan funneling disamping sebagai pro-ses review dan assessment terhadap kegiatan eksplorasi, juga ditujukan untuk melihat potensi-potensi eksplorasi, dan penerapan proses bis-nis. Sehingga proses funneling dilakukan, seti-daknya untuk : • Review dan Asessment terhadap prospek/

usulan kegiatan eksplorasi• Melihat potensi eksplorasi• Menerapkan bisnis proses online.

Hasil dari proses funneling adalah :• Memperoleh status dari usulan kegiatan

(lead, prospek, prospek siap bor)• Tingkatan resiko yang akan dihadapi atau

kemungkinan keberhasilan dari suatu usulan (POS : Probability of Success)

• Besaran volume usuluan kegiatan (Hydrocarbon Resources)

Dalam proses selanjutnya, hasil dari ke-giatan funneling digunakan untuk mengopti-malkan proses portofolio kegiatan, yaitu de-ngan menyusun suatu program kegiatan yang mengkombinasikan tingkatan resiko yang ada dengan tingkat pengembalian yang diharap-

Oleh : Asep Samsul Arifin dan Suprayitno Adhi Nugroho

FORUM

Exploration Funneling dalam Kegiatan Review dan Pematangan Prospect

kan. David (2004) mengajukan suatu konsep funneling portfolio dalam kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi (Gambar 1). Di sisi lain, hasil dari kegiatan funneling adalah untuk memetakan kematangan dari kekayaan atau potensi eksplorasi (Gambar 2).

Running FunnelingSebagian bagian tidak terpisahkan dari ke-

giatan eksplorasi secara umum, maka dalam upaya menjalankan proses funneling, eksplorasi PEP, telah membuat sebuah calendar of event (Gambar 3). COE ini, dikomunikasikan dan men-jadi perhatian dan agenda bersama seluruh pe-kerja eksplorasi.

Selanjutnya dalam menjalankan proses funneling, juga ditunjuk tim asesor yang terdiri dari advisor yang ada di lingkungan eksplorasi, technical support, serta asesor dari Direktorat Hulu

Persiapan Funneling• Update/Reminder informasi funneling (3-4

minggu sebelumnya) ke seluruh tim (by email).• Pengumpulan dan pemeriksaan kelengkapan

data funneling• Penyusunan Jadwal• Penyiapan Ruangan Funneling

Assesment dan Impact Funneling terhadap Kegiatan Eksplorasi

Hal utama yang didiskusikan dalam funnel-ing sebagai proses assesment meliputi : • Metode interpretasi/analisis/evaluasi terha-

dap data secara kualitas dan kuantitas.• Penilaian resiko geologi terhadap elemen

sistem petroleum.• Penentuan parameter perhitungan sumber-

daya prospektif.

Upaya optimasi untuk mendapatkan diskusi yang berkualitas dan komprehensif yaitu dengan melaksanakan funnelling di lingkungan kantor, mempertimbangkan kelengkapan dan aksesibil-itas data serta diskusi dapat dilakukan secara in-teraktif melalui workstation dengan display yang memadai sehingga memudahkan assesor meli-hat data, evaluasi/analisis yang telah dilakukan secara detail dan mendalam.

Kualitas dan efektifi tas funneling salah satu-nya dapat dilihat dari tingkat kesukesan penge-boran eksplorasi serta evaluasi perbandingan antara target dan realisasi/actual dari temuan sumberdaya prospek yang telah dibor.

Melalui upaya peningkatan secara berke-lanjutan terhadap proses funneling diharapkan resiko-resiko subsurface dapat terdefi nisi dan di-evaluasi secara objektif sehingga menjadi dasar penyusunan strategi yang lebih efektif.

Prospek Jati Asri pertama kali masuk da-lam funneling pada bulan Agustus tahun 2011, sebagai hasil tindak lanjut evaluasi G&G dengan pendekatan analisis advanced geophysic, meng-optimalkan data-data sumur yang cukup banyak kemudian dikarakterisasi sifat batuan dan dikore-lasikan dengan data seismik sehingga menghasil-kan konsep/play jebakan stratigrafi s. Diskusi seru mengenai konsep dan potensi stratigrafi s pada area Melandong dihubungkan dengan sistem pe-troleum serta metode analisisnya sangat hangat, menghasilkan input dan saran membangun untuk mengembangkan serta memperdalam metode evaluasi dan analisisnya sehingga lebih meng-gambarkan kondisi dan risiko bawah permukaan secara lebih komprehensif meski disekitar area prospek telah terbukti menghasilkan hidrokarbon dengan pendekatan play struktural dengan besa-ran sumber daya yang marginal.

Upa ya re-evaluasi dan analisis secara men-dalam dengan waktu yang cukup, kemudian di-dis kusikan lagi dalam funneling sesi Desember tahun 2011. Pemaparan yang apik mengenai eva-luasi G&G yang telah dilakukan dari tim menjadi-kan diskusi teknis lebih mengalir dan menghasil-kan kesamaan pemahaman dengan para asesor terkait ide, konsep, serta hasil evaluasi yang telah dilakukan. Asesment berikutnya yaitu mengenai pe nentuan parameter perhitungan sumberdaya ti-dak kalah penting untuk mengkaji potensi hidro-karbon yang terjebak dalam perangkap stratigrafi yang telah didefi nisikan. Beberapa masukan/saran sebagai upaya optimasi strategi eksplorasi pada area yang sudah mature kemudian ditindaklanjuti dengan updating parameter perhitungan sumber daya berdasarkan distribusi statistik sumur/struk-tur sekitar yang dikombinasikan dengan tingkat keyakinan terhadap hasil analisis dan konsep yang telah dibangun.

Diskusi terus berlanjut melalui email dengan melibatkan tim pengusul, asesor dan fasilitator sehingga kemudian dinyatakan sebagai Prospek Siap Bor (PSB). Singkat cerita kemudian prospek Jati Asri (JAS)-1 menjadi program pengeboran dalam RKAP 2013 dengan target temuan sum-berdaya terambil (P50) 43 MMBOE dan mulai di-tajak pada 5 Agustus 2013 dan berhasil disele-saikan pada 31 Desember 2013 menghasilkan temuan sumberdaya kontijen terambil (2C) sebe-sar 67 MMBOE dari hasil 3 interval test.

Gambar 1. Funneling Portfolio EP (David, 2004).

Gambar 2. Status K ematangan Potensi Eksplorasi

Page 15: Energia 4 Tahun II .pdf

15Edisi Nomor 4 TAHUN I I

Benedictus Widya Wijaya, Staff En viron-ment Field Subang mengakui bahwa un-

tuk mendapatkan proper emas, bukan perkara mudah. Butuh waktu dan usaha yang lebih dari biasanya. Sebab salah satu aspek penilaian untuk menda-patkan proper emas adalah ke-berlanjutan dari program yang dijalankan.

Hal tersebut juga diamini oleh Dedi Zikrian staf CSR fi eld Rantau. Keduanya juga senada bahwa secara umum,prinsip-prinsip yang ada dalam pro-per, sejalan dengan standar operasional yang dijalankan perusahaan.

Karena itu, yang harus di-lakukan adalah menjalankan program dengan memperhati-kan berbagai aspek yang men-jadi penilaian khusus dan uta-ma untuk bisa mendapatkan proper emas tersebut. ”ini ada-lah tantangan untuk membuk-tikan bahwa berbagai program dan kegiatan yang kita lakukan, layak untuk mendapatkan peni-laian terbaik,” ucap Benedictus.

Untuk fi eld Subang, bebe-rapa program unggulan di anta-

LINTAS

Anggrek di Taman Nasional Ciremai. Bekerja sama dengan perguruan tinggi, Field Subang melakukan konservasi fl ora dan fauna langka di taman nasional Ciremai, Majalengka. Salah satunya, budidaya anggrek.

Subang dan Rantau Siap Menjawab Tantangan

abon lele, dan sebagainya.Empat orang anggota ke-

lompok tersebut dipilih oleh Bapelu sebagai penyuluh swa-daya, mengajarkan dan men-transfer pengetahuan mereka kepada orang lain. Lokasi ke-lompok ini selalu ramai dikun-jungi baik oleh kelompok atau-pun perorangan yang ingin belajar tentang lele.

Program unggulan lainnya yakni memanfaatkan kotoran sapi sebagai energi alter natif, biogas. Saat ini sudah ada 3 reaktor. 1 reaktor untuk 3 rumah. ”Selama ini kotoran sapi ber-serakan dan terkadang menjadi sumber konfl ik. Kini sudah bisa dimanfaatkan,” ungkapnya lagi.

Bersama Subang, Field Rantau juga tahun lalu dipro-mosikan untuk mendapat pro-per emas. Karena itu baik Dedi maupun Benedictus berharap bahwa penerima manfaat un-tuk program yang dijalankan harus bisa ditingkatkan. Karena jumlah penerima manfaat men-jadi faktor penilaian.

Semoga berbagai program unggulan yang dilakukan, mam-pu menjawab tantangan mem-bawa pulang proper emas.

Field Rantau dan Field Subang tahun kemarin diundang sebagai kandidat peraih emas PROPER. Sayang keduanya belum berhasil mendapatkan penghargaan tertinggi dalam bidang lingkungan tersebut. Bagaimana tahun ini?

DO

K.

FIE

LD

SU

BA

NG

ranya penelitian di bidang ling-kungan, dengan merecovery pe lumas bekas, ditreatment dan dimanfaatkan untuk ke-perluan internal. Saat ini ma-sih dalam tahap pengurusan izin. ”Sepengetahuan saya, di tempat lain belum dilakukan,” ungkapnya.

Program lainnya yakni be-kerja sama dengan perguruan tinggi melakukan konservasi flora dan fauna yang bersifat langka yang berlokasi di taman nasional Ciremai, Majalengka. Budidaya anggrek, salah satu-nya. Program ini dilakukan un-tuk meningkatkan status ke-anekaragaman hayati. ”Itulah

program unggulan kita tahun ini,” imbuh Benedictus lagi.

Sementara itu untuk Field Rantau, melalui kelompok Lem-bu Tanah Berongga, yang su-dah dibina sejak 2011 lalu, program unggulannya adalah budidaya lele. Penekanan prog-ram ini menurut Dedi Zikrian, pada keberlanjutan dan saat ini sudah masuk fase kemandirian. Buktinya, mere ka sudah mam-pu melakukan pembesaran sendiri dengan sangat baik, juga melakukan pembenihan.

Pernyataan dari Badan Pe nyuluh Pertanian dan Per-ikan an (Bapelu) menyebut-kan bahwa hasil produksi lele

dari kelompok Pertamina, le-bih baik. Kalau kelompok lain butuh waktu 3 bulan untuk pa-nen, binaan Filed Rantau hanya 75 hari.

Hasilnya juga lebih baik, ti-dak terlalu amis dan tidak ber-lendir. Ini bisa terjadi sebagai buah dari inovasi yang mereka lakukan mereka menciptakan jamu atau olahan herbal yang dicampurkan untuk pakan Lele.

Kelompok Lembu Tanah Berongga, melakukan inova-si dengan menciptakan jamu herbal yang dicampurkan un-tuk pakal lele. Hasilnya, tidak berlendir dan tidak terlalu amis serta isinya padat. Jumlah bibit

yang mati juga kecil.”Mereka terinspirasi dari

jamu yang biasa dipakai un-tuk manusia,” terang Dedi. Tak Cuma itu, ketika musim hujan datang dan kolam dipenuhi air hujan, sehingga PH air tinggi dan mengandum zat asam, me-reka mengatasi dengan meng-olah limbah buah busuk untuk menetralisir air kolam.

Kelompok yang bermula dari 8 orang dan kini sudah bert-ambah menjadi 19 orang ini juga mulai mengolah produk pasca panen untuk menciptakan nilai tambah. Kaum ibu mengolah lele menjadi aneka panganan dan kudapan. Seperti kripik lele,

Page 16: Energia 4 Tahun II .pdf

16 Edisi Nomor 4 TAHUN I I

Terlebih perusahaan yang bergerak di sektor eksploras i dan ekploitasi sum-

ber daya alam seperti minyak dan gas bumi serta pertam-bangan, untuk mendapatkan proper emas, membutuhkan usaha yang lebih dari bia-sanya. Kebanyakan perusa-haan yang bergerak di sektor ini, proper hijau adalah capian maksimal. Hal ini, karena pe-nilaian paling dasar dari ke-giatan proper adalah pada dampak lingkungan akibat ak-tivitas usaha.

Apa kuncinya agar per-usahaan di sektor migas bisa mendapatkan penghargaan tertinggi melalui proper emas, apa saja tambahan kriteria atau penilaian untuk prop-er 2014. Berikut wawancara SINERGESIA dengan Sigit Reliantoro, Ketua Sekretariat Dewan Proper Kementerian Lingkungan Hidup.

Apakah ada Kriteria tambahan untuk penilaian proper 2014?

Sebetulnya tidak ada tambahan yang signifi kan di-bandingkan tahun lalu. Hanya saja tahun lalu, semua criteria sudah dibuatkan detail algorit-manya. Untuk tahun ini, un-tuk criteria additionalitas dan inovasi juga mulai kita buat-kan, kita develope algoritma-

nya belajar dari tahun kema-rin. Nilainya tetap, tetapi lebih didetailkan setiap angka atau nilai yang diperoleh. Jadi se-benarnya lebih kepada pende-tailan kriteria.

Artinya penilaian akan lebih ketat?

Ketat mungkin tidak. Sama saja, tetapi lebih jelas dan terukur.

Berapa target peserta yang akan berpartisipasi dalam dalam poper 2014 ?

Sebenarnya kita menar-getkan 2.000 peserta. Tetapi karena kami bekerja sama dengan provinsi, sementara provinsi dananya dekosentrasi kemudian dana dekosentrasi tersebut dipotong sekitar 50 persen. Maka kita tetapkan se-suai dengan jumlah anggaran yang ada sebanyak 1.800 per-usahaan. Jumlah ini naik dari tahun lalu sebanyak 1.600 perusahaan.

Bagaimana dengan pro sedur penilaian terutama terkait dengan pemantauan ke lapangan?

Jadi kita sebenarnya ada tiga mekanisme pemantauan atau penilaian. Pertama, mela-laui mekanisme penilaian man-diri atau Self Assesment (SA). Perusahaan yang sudah tiga kali mendapatkan biru atau yang sudah mendapatkan hi-jau atau emas, diberi apresi-

asi untuk melaporkan sendiri. Untuk mekanisme ini, kita dari proper tidak ke lapangan.

Tetapi bila ada kasus-kasus khusus, misalkan soal pemulihan limbah B3, kemudi-an kasus yang dilaporkan ma-syarakat. Walaupun sudah SA, tetapi karena ada konsentrasi yang harus ditangani, maka kita cek lagi ke lapangan.

Kemudian ada juga pe-mantauan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan juga pemantauan oleh Provinsi. Sekarang, pemantauan paling banyak dilakukan oleh provinsi sebanyak 1.600 perusahaan. Sementara oleh KLH seba-nyak 200 perusahaan. Untuk perusahaan yang diberi apr-esiasi melakukan pemantau-an mandiri sebanyak 560-an perusahaan.

Selama ini, perusahaan migas, sangat susah untuk bisa mendapatkan emas. Apa saja langkah yang ha-rus dilakukan perusahaan di sektor minyak dan gas bumi, agar bisa mendapar-kan raihan proper tertinggi tersebut?

Jadi kalau yang dari Pertamina EP, sudah ada 2 kandidat emas yang di-undang, yaitu Rantau dan Subang. Cuman memang programnya masih belum me-nyakinkan dewan untuk di-

anggap bagus. Sama dengan perusahaan lain yang sudah menjadi kandidat lain yang di-panggil untuk kandidat emas, yang harus mereka lakukan adalah continous improve-ment, belajar dari kesalahan atau kekurangan tahun sebe-lumnya. Ini yang mesti digu-nakan oleh teman-teman di Pertamina EP.

Karena kalau dari sisi po-tensi, memang masih ada po-tensi sekitar 3 atau 4 unit di Pertamina EP yang berpoten-si mendapatkan emas. Itulah yang sebetulnya perlu dido-rong. Jangan lagi ada pameo atau anekdot bahwa kalau dapat (proper) biru itu urus-an HSE, Hijau urusan GM ka-lau emas urusannya CEO,

Korporat. Semua level, dari tingkat tertinggi sampai karya-wan di lapangan harus mendu-kung dan melaksanakan de-ngan sungguh-sungguh, kalau ingin mendapatkan proper emas.

Dari 4 lapangan yang berpotensi mendapatkan emas, lapangan mana yang kira-kira lebih kuat peluang-nya mendapatkan emas?

Dua yang kemarin masih tetap, kemudian ada bebe-rapa. Ada dua lagi. Yang nilai-nya kemarin dekat-dekat.

Dari keikutsertaan PEP di program proper, seperti apa grafi knya?

Terus terang, kalau dari sisi Pertamina secara umum, peningkatan yang paling be-sar adalah dari di UPMS. Ada kenaikan yang signifi kan. Kemudian dari EP juga yang mendapatkan proper hijau jumlahnya signifikan. Cuma yang agak turun, teman-teman yang refi nery. Tetapi lompatan paling banyak itu teman-teman UPMS. Yang stabil naik PEP. Yang agak turun yang dari refi nery.

Soal insitiatif dari KLH memberikan masukan ke-pada perusahaan peserta proper. Apakah ini sesuatu yang biasa?

Jadi, ada beberapa sek-tor yang kami lihat sangat

concern terhadap lingkungan. Pertamina merupakan per-usahaan yang memiliki con-cern yang luar biasa terha-dap lingkungan. Kami pun dengan senang hati sharing mengenai apa yang kami ker-jakan. Karena sebetulnya, ka-lau Pertamina bagus, kan ba-gus juga untuk bangsa ini. Dan juga bagus untuk KLH.

Sering kali, dari kesem-patan seperti ini, kita jadi tau best practice dari masing-ma-sing perusahaan. Dan itu yang kita juga jadikan bahan untuk belajar. Dari situ kita sharing juga ke tempat lain, ini lho per-tamina sudah melakukan se-perti ini.

Memang sebenarnya, proper itu forumnya untuk me-nyontek best practice dari tem-pat lain. Kebaikan dari tempat lain untuk dilaksanakan di tem-pat kita. Jadi center of excel-lences. Kalau semua perusa-haan dapat hijau, itu sangat bagus. Artinya itu prinsip eko-nomi hijau, efi sien pemakaian energi, efi sien penggunaan ba-han baku, beban pencemaran menurun dan sebagainya. Ini sesuatu yang positif.

Kalau ada kesempatan seperti ini, kita bisa shar-ing best practice dari luar Pertamina. Artinya, sesuatu yang bagus harus bisa dise-barkan ke mana-mana.

FORUMWAWANCARA

Sigit Reliantoro KETUA SEKRETARIAT DEWAN PROPER KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

Concern Pertamina Terhadap Lingkungan Luar Biasa

Bagi perusahaan yang ikut serta dalam program Proper yang dilaksanakan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH), bisa mendapatkan proper emas merupakan impian semua perusahaan. Untuk mendapatkannya, bukanlah perkara mudah. Tidak hanya sekedar perusahaan melakukan kegiatan di luar ketentuan dasarnya (beyond compliance), namun juga aspek-aspek lain yang harus dipenuhi perusahaan sehingga mampu menggondol penghargaan tertinggi tersebut.

Sigit Reliantoro di depan karyawan Pertamina EP, peserta sosialisasi PROPER 2014. (foto: Tatan Agus RST)

Artinya, sesuatu

yang bagus

harus bisa disebarkan ke mana-

mana.

(Foto: Zaky Arsy)