endositosis

Upload: dzulkifli-i-dotutinggi

Post on 18-Oct-2015

71 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Endo

TRANSCRIPT

ENDOSITOSIS, EKSOSITOSIS, DAN LISOSOM

EksositosisVesikel yang mengandung zat untuk dikeluarkan akan diarahkan ke membrane sel tempat vesikel-vesikel ini terlait melalui susunan v-SNARE / t- SNARE (soluble N-etylmalemite sensitive factor attachment reseptor, v untuk vesikel dan t untuk target). Daerah penyatuan kemudian berpisah , sehingga isi vesikel berada di luar sel dan membrane sel tetap utuh. Proses ini adalah proses eksositosis. Sekresi sel dari sel berlangsung melalui dua jalur, yakni jalur konstitusif dan jalur non konstitusif. Pada jalur non konstitusif, protein dari apparatus golgi mula-mula masuk ke granula sekretorik, tempat terjadinya pengolahan prahormon menjadi hormone matang sebelum eksositosis. Jalur lain, yaitu jalur konstitusif, melibatkan perpindahan cepat protein ke membrane sel dalam vesikel, dengan sedikit atau tanpa pengolahan atau penyimpanan.

EndositosisEndositosis adalah kebalikan eksositosis. Terdapat berbagai jenis endositosis yakni fagositosis : Fagositosis (sel makan )adalah proses dimakannya bakteri, jaringan mati, atau benda mikroskopik lain oleh sel seperti leukosit, polimorfonukleus di dalam darah. Bahan-bahan ini berkontakk dengan membrane sel yang kemudian mengalami invaginasi. Invaginasi yang terlepas, sehingga bahan yang dimakan terdapat dalam vakuola yang terbungkus membrane dan membrane sel tetap utuh. Pinositosis (sel minum) pada dasarnya sama, perbedaannya adalah bahwa bahan yang dimakan merupakan zat yang larut dan tidak tampak dibawah mikroskop.

Endositosis dapat bersifat konstitusif atau yang diperantarai oleh klatrin. Endositosis konstitusif bukanlah proses yang khusus, sedangkan endositosis yang diperantari oleh klatrin terjadi indentasi membrane tempat protein klatrin terakumulasi. Molekul klatrin memiliki bentuk triseklion, dengan tiga kaki menyebar pada bagian tengah. Seiring endositosis berlangsung, molekul klatrin membentuk susunan geometric yang mengelilingi vesikel endositosik. Di leher vesikel, protein guanosin tifosfat yang disebut sebagai dinamin ikut terlibat baik secara lang sung atau tidak langsung, dalam menjepit vesikel; karenanya protein ini disebut sebagai pinchase. Setelah vesikel lengkap terbentuk, klatrin terlepas dan protein berkaki ini mengalami daur ulang untuk membentuk vesikel lain. Vesikel kemudian menyatu dan membuang isinya kedalam endosom awal. Dari endosom awa vesikel baru dapat terlepas dan kembali ke membrane sel. Pada keadaan lain, endosom awal dapat menjadi endosom lanjut dan menyatu dengan lisosom dan isinya dicerna oleh protease lisosom.Endositosi yang diperantarai oleh klatrin berperan dalam internalisasi berbagai reseptor dan ligan yang terikat dengannya-termasuk misalnya factor pertumbuhan saraf dal LDL. Endositosis ini juga berperan dalam fungsi sinaps. (Ganong, 2008)LisosomLisosom adalah organela berbentuk vesikel yang terbentuk dari beberapa bagian apparatus golgi yang lepas dan kemudian menyebar keseluruh sitoplasma. Lisosom ini membentuk system pencernaan intrasel yang memungkinkan sel untuk mencerna struktur sel yang rusak, partikel makanan yang telah dicerna sel, dan zat yang tidak diinginkan, seperti bakteri. Lisosom dikelilingi membrane lipid ganda yang khusus, yang mengandung enzim hidrolase. Enzim hidrorolase tersebut mampu memecahkan senyawa organic menjadi dua bagian atau lebih dengan cara menggabungkan ion hydrogen dan menggabungkan gugus hidroksi.Tak lama setelah vesikel pinositosis dan fagositosis masuk ke dalam sel, satu lisosom atau lebih akan melekat pada vesikel tersebut dan melepaskan hidrosilase asam ke dalamnya. Jadi, sebuah vesikel pencernaan akan terbentuk dalam sitoplasma, yang di dalamnya terdapat hidrolase yang akan menghidrolisis protein, karbohidrat, lipid, dan zat lainnya dalam vesikel. Hasil pencernaan berupa molekul kecil asam amino, fosfat, glukosa dan yang lain-lain yang dapat berdifusi melalui membrane vesikel ke dalam sitoplasma. (guyton & hall, 2007)

Referensi :Ganong, W. F., 2008. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta : EGC Guyton, A. C., Hall, J. E., 2007. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC