emitor ngy rancangbangunaplikasiplc
TRANSCRIPT
-
8/14/2019 Emitor NGY RancangBangunAplikasiPLC
1/4
Nurgiyatna et al, Rancang Bangun Aplikasi PLC untuk Pengendalian Konveyor pada Pengepakan Barang
29
Rancang Bangun Aplikasi PLC untuk Pengendalian Konveyor
pada Pengepakan BarangNurgiyatna, Joko Prasetyo, Faranita Surwi, Ambar Eni Heriastuti
Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak
Pada awalnya sistem kontrol untuk pengendali otomatis perangkat-perangkat
mesin di industri berupa rangkaian relay. Namun sistem kontrol dengan rangkaian
relay tersebut menjadi kurang efektif karena untuk memberikan perubahan sistem
memerlukan biaya yang besar serta tingkat kerumitan kerja yang tinggi. Akhirnya
muncul sistem kontrol berbasis komputer yang disebut dengan PLC (Programmable
Logic Controller) yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan tersebut. Tulisan
ini melaporkan hasil penelitian berupa rancang bangun aplikasi PLC untuk pengendalian konveyor pada pengepakan barang. Sistem yang dibangun, berupa
miniatur konveyor pengepakan barang yang dikendalikan PLC, dapat bekerja dengan
baik. Untuk melakukan perubahan sistem pengendaliannya cukup dengan mengubah
software yang diisikan ke dalam PLC.
Kata Kunci:PLC, konveyor, pengepakan produk.
1. Pendahuluan
Bidang industri biasa menggunakan proses
penghitungan dan konveyor barang untuk mem-
permudah pengepakan barang. Proses penghitungan
dan pengepakan barang ini bisa memanfaatkan fungsi
pencacah (counter) dan pewaktu (timer) yang dimiliki
oleh PLC (Programmable Logic Controller).
PLC muncul untuk memenuhi kebutuhan akan
fleksibilitas sistem kontrol dalam menanggapi
perubahan sistem serta kebutuhan akan kepraktisan
pengoperasian sistem kontrol. PLC merupakan sistem
kontrol berbasis komputer, yaitu sebuah komputer
mini yang dapat diprogram untuk mengolah input dan
mengeluarkannya melalui terminal output sesuai yang
diharapkan. Dengan PLC, perubahan sistem dilakukan
hanya dengan mengubah program yang ada di
dalamnya. Program dibuat dan dimasukkan oleh
operator melalui unit input berupa console atau PC
(Personal Computer).PLC dapat dibayangkan sebagai sebuah kotak
yang di dalamnya terdapat ratusan atau ribuan relay,
counter, timer dan lokasi penyimpan data. Relay,
timer dan counter tersebut tidak ada secara fisik,
melainkan berupa rangkaian semikonduktor yang
sedemikian rupa sehingga dapat diprogram dan
difungsikan sebagai relay, timer maupun counter.
Blok-blok penyusun PLC adalah CPU (Central
Processor Unit), memori dan rangkaian yang sesuai
untuk menerima data input/output.
Suatu sistem konveyor penge-pakan barang
ditunjukkan pada gam-bar 1. Satu konveyor
menggerakkan box dan satu konveyor menggerakkan
barang.
2. PerancanganSistem pada gambar 1 tersebut dirancang untuk
dikendalikan dengan PLC dengan operasi sebagai
berikut: Ketika tombol Startdiaktifkan, terjadi proses
pengisian produk ke dalam kotak dimana konveyor
produk berjalan dan konveyor box berhenti. Setelah
sensor produk dilintasi produk sejumlah 6 produk,
konveyor produk berhenti dan konveyor box berjalan.
Konveyor box berhenti ketika sensor box mendeteksi
kehadiran box berikutnya, dan konveyor produk
kembali berjalan untuk mengisi box baru yang masih
kosong. Proses ini terus berlangsung dan akan berhenti
jika tombol stop diaktifkan. Diagram blok dari sistem
pengepakan barang yang dikendalikan PLC ditunjuk-
kan pada gambar 2
2.1.Perancangan Software
2.1.1. Identifikasi Input dan Output.
Sistem ini memiliki 4 input, yaitu: tombol Start
(PB1), tombol Stop (PB2), sensor barang dan sensor
box dan 2 output, yaitu: motor konveyor barang dan
motor konveyor box. Selanjutnya masing-masing input
dan output tersebut dihubungkan dengan alamat I/O
PLC. Pengalamatan input ditunjukkan dalam tabel 1
dan pengalamatan output ditunjukkan pada tabel 2.
-
8/14/2019 Emitor NGY RancangBangunAplikasiPLC
2/4
JURNAL TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER EMITOR Vol. 3, No. 1, Maret 2003
30
2.1.2. Pembuatan software
Flowchart yang menunjukkan aliran kerja dari
program yang dimasukkan ke dalam PLC ditunjukkan
pada gambar 3. Pertama kali adalah deteksi penekanantombol Start (PB1). Jika PB1 ditekan maka dilakukan
pengecekan status sensor box, on atau off. Jika sensor
box tidak aktif aktif (off) maka motor konveyor box
diaktifkan (on) dan motor konveyor barang tidak
diaktifkan (off) sampai sensor box mendeteksi
kehadiran box. Jika sensor box aktif (on) maka motor
konveyor box tidak diaktifkan (off) dan motor
konveyor barang diaktifkan sampai sensor barang
mendeteksi kehadiran 6 barang. Proses tersebut terus
berulang dan akan berhenti jika tombol Stop (PB2)
ditekan.
Gambar 1. Sistem konveyor pengepakan produk
Gambar 2. Sistem konveyor pengepakandikendalikan dengan PLC
Tabel 1. Pengalamatan input pada PLC
Tabel 2. Pengalamatan output pada PLC
Gambar 3. Diagram alir program pengendaliankonveyor
Gambar 4. Diagram ladder konveyor
-
8/14/2019 Emitor NGY RancangBangunAplikasiPLC
3/4
Nurgiyatna et al, Rancang Bangun Aplikasi PLC untuk Pengendalian Konveyor pada Pengepakan Barang
31
Gambar 4 menunjukkan diagram ladder yang
merupakan program yang dimasukkan ke PLC denganmenggunakan console. Pemasukkan ke PLC menggu-
nakan instruksi yang berupa mnemonic yang
ditunjukkan pada tabel 3.
2.2.Perancangan Hardware
2.2.1. Motor DC
Prototype konveyor ini tidak memerlukan motor
yang mempunyai daya yang besar karena kerja dari
konveyor ini tidak digunakan secara maksimal, motor
DC yang berdaya kecil sudah mampu digunakan untuk
menjalankan konveyor tersebut.
2.2.2. Sensor
Sensor berfungsi sebagai pendeteksi adanya
barang/benda yang bergerak diatas konveyor. Sensor
yang digunakan adalah diode laser dan phototransistor,
dipilihnya komponen ini karena mudah didapat dan
harganya terjangkau. Sepasang infraredsebagai sensor
yang berfungsi sebagai penbangkit/pengendali saklar
magnetik pada relay dihubungkan dengan input PLC.
Transmitter selalu mengirimkan sinyal pada receiver
sehingga mengakibatkan terjadinya hubungan antara
keduanya. Proses penghi-tungannya dilakukan dengan
mendeteksi adanya perpotongan pada jalur infrared
yang dibangkitkan transmitter dan diterima oleh
receiver. Setiap perpotongan akan memberikan
perubahan kondisi logika dari 0 ke 1 selama selang
waktu tertentu. Perubahan kondisi logika ini yangdigunakan sebagai acuan perhitungan.
2.2.3. Relay Input dan Output
Untuk PLC omron ini digunakan relay yang
mempunyai lima buah kaki dengan dua kaki
meupakan kumparan kawat sebagai pembangkit
medan magnet listrik (kaki 1, 2) dan tiga kaki yang
lain berfungsi sebagai saklar (kaki 3, 4, 5). Dipilihnya
jenis ini karena relay ini mempunyai dua buah saklar
yang kerjanya saling bertolak belakang, bisa dikatakan
juga dalam relay ini mempunyai dua buah gerbang
logika, gerbang AND dan gerbang NOT. Saat kaki 1, 2
tidak dialiri arus listrik maka kaki 3 akan terhubung
dengan kaki (NOT) dan ketika kaki 1, 2 dialiri arus
listrik maka kaki 3 akan terhubung dengan kaki 4
(AND).
Jadi dapat disimpulkan saat kumparan dialiri arus
listrik (ON) maka terjadi saklar Normally Open
(AND) untuk kaki 4 dan saat kumparan tidak dialiri
arus listrik (OFF) maka terjadi saklar Normally Close
(NOT) untuk kaki5.
PLC omron ini dihubungkan dengan empat buah
relay yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Dua
relay dipasang pada input PLC dan dua yang lain pada
output PLC. Relay pada input PLC berfungsi sebagai
saklar input pada PLC yang mengacu pada keluaran
infrared receiver, karena keluaran dari receiver kecil
(3V DC) maka untuk menggerakkan saklar magnet
pada relay tersebut dibutuhkan rangkaian penguat agarrelay dapat bekerja.
Relay pada output PLC berfungsi sebagai
penghubung antara arus listrik dari luar PLC. Relay
dipasang pada konveyor karena arus yang keluar dari
PLC omron kecil (0,2amp) sehingga membutuhkan
tegangan dari luar untuk dapat menggerakkan motor
yang terpasang pada konveyor.
2.2.4. Hubungan antara Input PLC dengan Sensor
Sepasang sensor yang digunakan sebagai infrared
trasmitter menggunakan dioda laser dan infraredreceiver menggunakan photo transistor. Dioda laseryang berfungsi sebagai transmitter selalau mengirim-
kan sinyal pada photo transistordimana berfungsisebagai receiver, sehingga terjadi hubungan antar
keduanya. Kondisi ini terjadi saat tidak ada benda
yang melewati atau memotong jalur infrared, maka
saat tidak ada perpotongan jalur infrared receiverakan
mengeluarkan tegangan dan ketika ada sebuah benda
yang memotong jalur infrared, maka receiver tidak
mengeluarkan tegangan. Perbedaan kondisi ini nanti-
nya akan digunakan sebagai pengendali relay. Pada
saat tidak ada perpotongan jalur infrared (logika 0),
maka receiver akan mengeluarkan tegangan yang
diterima oleh R (resistor) yang terhubung dengan
Tabel 3.Mnemonicprogram
Gambar 5. Motor DC
Gambar 6. Relay 5 kaki; kumparan kawat yangberinti besi (kaki 1, 2), saklar (kaki 3, 4, 5)
-
8/14/2019 Emitor NGY RancangBangunAplikasiPLC
4/4
JURNAL TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER EMITOR Vol. 3, No. 1, Maret 2003
32
transistor (basis), sehingga gerbang kolektor dan
emitter terhubungan. Terhubungnya kolektor dan
emitter mengkibatkan kumparan pada relay menjadi
magnet dan mengakibatkan kaki 3 terhubung dengan
kaki 4.
Pada kondisi seperti ini maka input PLC tidak
terhubung dengan com PLC. Saat ada perpotonganjalur infrared (logika 1), receivertidak mengeluarkan
tegangan sehingga R (resistor) transistor (basis) tidak
teraliri arus listrik, maka gerbang pada kolektor dan
emitter tetap terbuka, sehingga kumparan pada relay
tidak menjadi magnet dan kaki 3 tetap terhubung
dengan kaki 5. Pada kondisi seperti ini maka input
PLC terhubung dengan com pada PLC.
2.2.5. Hubungan antara Output PLC denganMotor
Saat output PLC mengeluarkan tegangan yang
merupakan perintah untuk menjalankan motor, dialih
fungsikan untuk mengaktifkan relay karena keluaran
pada output PLC kecil (24V 0.2amp), meskipun
dengan daya yang kecil sudah mampu untuk
menjalankan motor DC, namun untuk lebih aman dan
membuat PLC awet dipasang relay sebagai jembatan
untuk power suply dari luar PLC untuk menjalankan
motor pada konveyor. Cara pemasangan relay dapat
dilihat pada gambar 8.
2.3.Pengujian dan AnalisisPengujian dilakukan untuk mengetahui adanya
kesalahan software ataupun hardware sehingga bisa
dilakukan perbaikan program dan perangkat keras
agar konveyor bisa bekerja seperti yang diharapkan.
Pengujian sistem secara keseluruhan pada awalnya
menunjukkan beberapa kesalahan yang terjadi, antara
lain:
1. Pada saat produk terakhir belum sampai ke dalambox, motor pada konveyor box sudah berjalan.
2. Putaran motor pada konveyor terlalu cepat.Kesalahan-kesalahan tersebut kemudian dapat
diatasi dengan cara:
1. Memberikan delay waktu sekitar 2-3 detik setelah
barang ke-6 pada konveyor barang terdeteksiuntuk menjalankan motor pada konveyor box agar
produk yang terakhir tidak terlambat masuk ke
dalam box. Cara lain adalah jarak antara konveyor
produk dengan konveyor box dibuat rapat agar
produk yang terakhir tidak terlambat masuk ke
dalam box.
2. Putaran motor yang terlalu cepat dapat diatasidengan merubah (memperkecil) tegangan yang
masuk ke motor, bisa juga dengan menambahkan
tahanan geser pada motor, sehingga putaran motor
dapat diatur kecepatannya.
3. Kesimpulan
Sistem yang dirancang yaitu aplikasi PLC untuk
pengendalian konveyor pengepakan barang bisa
bekerja dengan baik sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Beberapa kesalahan kerja sistem yang
ditemukan pada saat pengujian, yaitu: 1).Pada saat
barang yang terakhir (ke-6) belum sampai ke dalam
box, motor pada konveyor box sudah berjalan
sehingga barang ke-6 tersebut tidak masuk ke box,
2).Putaran motor pada konveyor terlalu cepat. Kedua
masalah tersebut dapat diatasi dengan baik.
Daftar Pustaka
[1] Sianu,A.Z.,1999,A Book They Pubhlished in Practical Machine, vol 1, 2nd edition, Erlangga
R
+
C
D313
+6 -15V
Output Receiver
Input PLC
Com PLC
35
412
RELAY
Gambar 7. Penguat relay input
3
5
4
1
21
2
MOTOR DC
+6-15V
OUTPUT
COM
Gambar 8. Pemasangan relay output