emision equipment
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Emision Equipment
1/11
TUGAS 3 PENCEMARAN LAUT
(ME141425)
Peralatan Penurun Emisi di Kapal
Mahasiswa:
Atandho Gama Magwasyar (4212 100 140)
Dosen:
Ir. H. Agoes Santoso, M.Sc, M.Phil.
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016
-
7/25/2019 Emision Equipment
2/11
MARPOL ANNEX VI Pollution by Air
1. Scrubber
Sistem scrubber adalah kelompok beragam perangkat kontrol polusi udara yang dapat
digunakan untuk menghapus beberapa partikulat dan / atau gas dari aliran buangan industri.Secara tradisional, istilah "scrubber" telah disebut perangkat kontrol polusi yangmenggunakan
cairan untuk mencuci polutan yang tidak diinginkan dari aliran gas. Istilah ini juga digunakan
untuk menggambarkan sistem yang menyuntikkan reagen kering atau bubur ke dalam aliran
gas buang kotor untuk "mencuci" gas asam. Scrubber adalah salah satu perangkat utama yang
mengontrol emisi gas, gas-gas terutama asam.Scrubber juga dapat digunakan untuk pemulihan
panas dari gas panas dengan kondensasi gas buang.
Ada beberapa metode untuk menghilangkan senyawa beracun atau korosif dari gas
buang dan menetralkan itu.
Scrubber
Scrubber merupakan salah satu dari beberapa alat pengendali polusi udara atau emisi
pada suatu instalasi yang konstribusinya secara umum adalah untuk mengendalikan partikel-
partikel berupa padatan dan ataupun gas yang sifatnya dapat larut pada air, sehingga pada
instalasinya mungkin akan dijumpai beberapa alat pendukung lain yang berhubungan untuk
mendistribusikan air.
Instalasi Scrubber
Scrubber biasanya dipasang pada bagian lanjutan dari instalasi yang outlet-nya
mengeluarkan emisi, dikarenakan instalasinya bertujuan untuk mengendalikan emisi yang
keluar dari instalasi tersebut. Tipe ini merupakan tipe insinerator sekali bakar dalam satu kali
proses dengan ruang bakar ganda. Skema yang terjadi pada proses ini diperlihatkan pada
diagram berikut.
-
7/25/2019 Emision Equipment
3/11
Skema Proses Insinerasi
Pada proses insinerasi limbah padat dimasukkan ke ruang bakar utama (1), disini
limbah dibakar dengan burner pertama (2) dan kebutuhan udara pembakaran disuplay dari fan
pertama (3). Kemampuan insinerator rata-rata mencapai 70% dalam proses reduksi massa, 30%dari massa yang tertinggal pada ruang bakar utama berupa material yang tidak habis terbakar
serta abu endapan. Gas hasil pembakaran pada ruang bakar utama dibakar kembali pada ruang
bakar kedua (4), sama halnya pada ruang bakar pertama, ruang bakar kedua juga dilengkapi
dengan burner kedua (5) serta fan kedua (6) untuk proses pembakaran. Dengan proses dua kali
bakar ini maka gas-gas karbonisasi yang dihasilkan dari ruang bakar pertama akan habis
dibakar pada ruang bakar kedua. Gas hasil pembakaran dari ruang bakar kedua ini selanjutnya
diproses ke scrubber (7).
Pada scrubber didistribusikan air (8), dimana digunakan nozzle untuk menghasilkan
spray. Fungsinya adalah untuk memfiltrasi partikel, serta sebagai katalis gas-gas emisi hasil
pembakaran, juga untuk menurunkan temperatur gas. Partikel berukuran besar yang terikat olehair akan terpisah dari gas akibat gaya berat atau melekat pada dinding scrubber akibat
PRIMARY
CHAMBER
1
EXCESS AIR
BLOWER
9
GAS BERSIH
LIMBAH
HAZARD PARTICLE
10. PERVADE
SCRUBBER
7
SECONDARY
CHAMBER
4
CEROBONG
11
SECINDARY
FAN
6
POMPA
SPRAY
8
PRIMARY
FAN
3
PRIMARY
BURNER
2
SECONDARY
BURNER
5
-
7/25/2019 Emision Equipment
4/11
keadaannya yang menjadi lembab. Pada scrubber juga didisribusikan udara menggunakan
blower (9), untuk menambahkan kadar Oksigen serta untuk menambah daya dorong gas agar
sampai ke cerobong. Selanjutnya gas tersebut melintasi Hazard Particle Pervade (10) untuk
mengabsorbsi gas yang sudah terkatalisir dengan air, juga sebagai absorber partikel yang tidak
terfiltrasi pada scrubber. Untuk pengendali tekanan, digunakan cerobong (11) yang juga untuk
mengendalikan jangkauan penyebaran gas akhir yang dikeluarkan dari instalasi.
Klasifikasi Scrubber
Klasifikasi scrubber secara garis besar terbagi atas 2 bagian yaitu Dry Scrubber dan
Wet Scrubber. Perbedaan antara kedua tipe ini adalah pada penggunaan fluida cair pada proses
kerjanya, dimana pada Wet Scrubber terdapat penggunaan fluida cair yang kegunaannya
sebagai pengikat partikel berupa fly ash, pelarut gas, serta untuk pengendali temperatur.
1.Dry Scrubber
Sesuai dengan sebutannya Dry Scrubber merupakan alat pengendali polusi yang dalam
aplikasinya berlangsung dalam proses kering. aplikasi ini lebih dominan hanya untukpengendali partikel-partikel dalam bentuk padat. Dikarenakan pada proses kerjanya hanya
dapat mengendalikan emisi dalam bentuk padatan seperti fly ash (partikel padat). Beberapa
tipe dari aplikasi ini diantaranya:
a. Cyclone Separator
Cyclone Separator dikenal juga dengan beberapa sebutan, diantaranya Cyclone
Collector, Centrifugal Separator, atau Inertial Separator.
b. Knockout Box
Perbedaan aplikasi ini dengan Cyclone Separator adalah penerapannya terhadap aliran
gas.
c. Baghouse
Baghouse merupakan aplikasi yang penerapannya berdasarkan pada sistem filtrasi
dengan menempatkan komponen filtrasi yang desainnya dibuat pada beberapa
tingkatan atau lapisan.
-
7/25/2019 Emision Equipment
5/11
d. Electrostatic Precipitators (ESPs)
ESPs menerapkan aplikasi elektrostatis untuk mengikat partikel dimana pada
konsepnya memanfaatkan tenaga listrik yaitu dengan menghasilkan medan listrik
untuk mengikat partikel.
2.
Wet Scrubber
Perbedaan yang signifikan antara Wet Scrubber dengan Dry Scrubber adalah adanya
fluida cair pada aplikasi kerjanya, fluida cair yang umum digunakan pada Wet Scrubber
adalah air. Kelebihan khusus dari penambahan fluida ini adalah pengontrolannya terhadap
gas dapat larut seperti SOx dan NOx, yang pada Dry Scrubber emisi ini tidak dapat dikontrol
dengan baik oleh sistem tersebut. Kelebihan lainnya adalah sebagai pengendali temperatur,
dikarenakan pada prosesnya terjadi penggabungan antara 2 jenis fluida dengan perbedaan
temperatur yang signifikan.Wet scrubber adalah peralatan pengendali pencemar udara yang
berfungsi untuk mengumpulkan partikel-partikel halus yang terbawa dalam gas buang suatu
proses dengan menggunakan titik-titik air.
Pada pengolahan ini cairan umumnya air digunakan untuk menangkap partikel debu
atau untuk meningkatkan ukuran aerosol.Partikel halus berukuran 0,1 sampai 20 mikron
dapat disisihkan secara efektif dari gas pembawa menggunakan wet colector.
Wet Scrubber secara tipikal digunakan bila:
- partikel yang disihkan berukuran kecil dan dibutuhkan efisiensi relatif tinggi
- diperlukan pendinginan atau kelembaban bukan masalah
- gas bersifat combustible
-
polutan gas maupun partikel perlu disisihkan
Klasifikasi dari tipe Wet Scrubber ini cukup banyak, beberapa dari pembagiannya diantaranya:
1. Spray Tower
Tipe paling sederhana dari Wet Scrubber adalah Spray Tower, partikel yang ikut
mengalir bersama aliran gas disemprot dengan air menggunakan nozzle. Konstruksi tipe ini
bisa ditempatkan secara horizontal atau vertikal. Berikut ini contoh dari Spray Tower dengan
pemasangan secara vertikal.
-
7/25/2019 Emision Equipment
6/11
Efisiensi filtrasi partikel untuk tipe ini berdasarkan ukuran partikel yang ada pada aliran
gas. Untuk ukuran partikel > 5m bisa mencapai 90%, 3 5m antara 60 80%, dan < 3m
dibawah 50%. Sistem ini memiliki aplikasi L/G ratio sekitar 20 gal/ 1000 ft3 dengan aliran gas
yang mengalir sekitar 147 m3/s atau (1500100.000 cfm).
2. Cyclonic Spray
Perbedaan antara Cyclonic Spray dengan Spray Tower adalah dari segi konstruksi padabagian aliran udara masuk ke Scrubber. Cyclonic Spray memiliki konstruksi bagian inlet gas
yang dibuat pada posisi tangensial terhadap silinder Scrubber sehingga gas yang masuk akan
mengalami aliran turbulen sehingga alirannya akan bersinggungan dengan dinding silinder
Scrubber. Hal ini mengakibatkan gas yang mengalir bertambah kecepatan alirannya.
Sedangkan air yang disemprotkan berasal dari nozzle yang ditempatkan pada bagian tengah
atas konstruksi inlet atau dari pipa yang ditempatkan ditengah sepanjang Scrubber. Berikut
beberapa tipe dari Cyclonic spray.
Efisiensi aplikasi untuk tipe ini lebih baik dibandingkan dengan Spray Tower.
Efisiensinya mencapai 95% untuk ukuran partikel > 5m dan untuk ukuran sub mikron antara
6075%.
3. Dynamic Srubber
Dynamic Scrubber atau sering disebut dengan Mechanically-Aided Scrubber atau
Disintegrator Scrubber memiliki rotor pada konstruksinya yang fungsinya untuk mengarahkan
aliran gas serta partikel hasil filtrasi. Rotor yang ada pada scrubber digerakkan oleh motor
listrik dengan penempatan rotor bisa ditempatkan diluar atau didalam konstruksi. Tipe ini lebih
effisien digunakan untuk filtrasi partikel berukuran < 1m dan penggunaannya untuk aliran gas
1.0005.000 cfm.
4. Tray Tower
Tray Tower Scrubber atau Plate Tower Scrubber merupakan scrubber vertikal yangdilengapi dengan beberapa pelat berlubang yang ditempatkan secara horizontal pada bagian
-
7/25/2019 Emision Equipment
7/11
dalamnya. Gas yang mengalir dari bagian bawah Scrubber akan melintas dari lubang-lubang
yang ada pada setiap pelat yang digenangi oleh aliran air yang mengalir dari bagian atas
scrubber.
Tipe ini tidak efektif untuk ukuran partikel sub mikron tetapi tipe ini memiliki efisiensi
tinggi untuk ukuran partikel > 5m dimana dengan ukuran tersebut efisiensi yang didapatmencapai 97%. Desain ini baik digunakan untuk aliran gas 1.000 75.000 cfm dengan L/G
ratio lebih kecil dibandingkan dengan Spray Tower dan Ventury Scrubber.
KAJIAN EKSPERIMEN PENGGUNAAN WET SCRUBBER UNTUK MENGURANGI
KADAR Sox DAN Nox PADA MOTOR DIESEL
Marine Pollution 73/78 Annex VI oleh International Marine Organisation (IMO)
menetapkan standar limit kadar NOx sebesar 9.8 gr/kW.h untuk motor diesel dengan putaran
2000 rpm dan SOx sebesar 6 gr/kWh untuk semua putaran motor diesel yang dihasilkan olehkapal-kapal yang beroperasi di laut. Wet Scrubber System adalah salah satunya teknologi
memanfaatkan air laut (tidak ada proses kimiawi, hanya penyaringan saja) untuk mereduksi
debu dan SOx. Tetapi sistem wet scrubber dengan cara ini tidak atau masih belum mampu
mereduksi NOx dengan baik karena air laut biasa tidak cukup kuat untuk mereduksi NOx. Ini
merupakan kajian eksperimen untuk mengurangi kadar NOx dan SOx penambahan ide bahwa
sistem wet scrubber tersebut perlu ada modifikasi sehingga dapat dengan baik (efisiensi tinggi)
mereduksi SOx dan NOx. Modifikasi sistem wet scrubber pada proses kimia air laut menjadi
cairan asam scubber (mengandung Cl2 dan H2O) dan basa (mengandung NaOH dan H2O)
untuk mengikat NOx dengan dengan cara penyemprotan langsung ke gas buang. Pada akhirnya
gas buang yang sebelum dan setelah melewati wet scrubber diuji emisinya. Analisa yangdilakukan untuk mengetahui hasil keseluruhan eksperimen, terutama perbandingan penurunan
kadar SOx dan NOx yang terjadi dan disesuaikan dengan standar limit emisi yang berlaku.
PENURUNAN DEBU PADI MENGGUNAKAN WET SCRUBBER
Debu padi yang terhirup oleh pekerja penggilingan padi dapat mengakibatkan
gangguan pada fungsi paru. Semakin lama pekerja terpapar debu padi semakin menurun fungsi
parunya. Salah satu cara untuk menghilangkan debu padi dengan menggunakan wet scrubber.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan wet scrubber dalam menurunkan debu
padi yang meliputi pengaruh media perekat, perbedaan tekanan, dan jumlah kolom. Penelitian
ini diawali dengan analisa pendahuluan meliputi berat gabah yang dimasukkan setiap runninguntuk mengetahui berat debu yang terlepas dan lamanya waktu yang diperlukan untuk setiap
-
7/25/2019 Emision Equipment
8/11
running. Terdapat tiga variabel penelitian yang digunakan yaitu variasi media bed, variasi
tekanan, dan variasi jumlah kolom. Variasi media bed meliputi bed berpori 2 mm, 3 mm, dan
4 mm. Variasi tekanan yang digunakan adalah 20, 30, dan 40 psi. Sedangkan variasi jumlah
kolom adalah 1 kolom, 2 kolom, dan 3 kolom. Pengulangan dilakukan sebanyak 5 kali untuk
setiap variasi. Parameter yang diperiksa adalah berat debu sebelum dan sesudah running wet
scrubber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter bed 2 mm memiliki efisiensi
penurunan debu padi rata-rata sebesar 87, 52 %, diameter bed 3 mm sebesar 76,76 %, dan
diameter bed 4 mm sebesar 74,06 %. Jumlah kolom sebanyak 1 kolom memiliki efisiensi
penurunan debu padi rata-rata sebesar 76,21 %, 2 kolom sebesar 78,49%, dan 3 kolom sebesar
83,64 %. Tekanan 20 psi memiliki efisiensi rata-rata penurunan debu padi sebesar 78,73 %, 30
psi sebesar 81,94 %, dan 40 psi sebesar 77,66 %
Fungsi Scrubber
Fungsi utama scrubber adalah untuk menghilangkan air yang masih terdapat dalam
gas.Air ini apabila msuk kedalam kompressor akan merusak sudu kompressor yang berputar
dalam kecepatan tinggi.Metode penghilangan air ada banyak namun yang biasa digunakan
adalah penyerapan air oleh Tri Etilen Glikol (TEG).Gas yang masuk dari sebelah kiri bawah
akan naik melewati cairan TEG dengan membentuk gelembung-gelembung. TEG pada
scrubber ini dialirkan dari atas berupa lean glycol yaitu glicol yang mengandung air.Kemudian
TEG turun melewati tingkat-tingkat pada scrubber dan berakhir pada scrubber dengan kondisi
kaya akan air (rich glycol).Glikol ini dimurnikan kembali dengan dimasukkan ke dalam
reboiler.Air akan menguap sedangkan glikol yang mempunyai titik didih lebih tinggi masih
berada dalam kondisi cair Glikol yang telah bersih kemudian diumpan lagi ke dalam scrubber.
Selain itu, fungsi scrubber adalah mendinginkan gas dan mengeluarkan So2 dan
partikel abu. Ketiga aktifitas tersebut dapat dicapai dengan cara kontak langsung antara flue
gas dan air. Sebelum mencapai dasar dari scrubber gas didinginkan dengan cara melewatkan
pada suatu pancaran air atau gelembug air sebelum melewat water seal, seal tersebut juga
berfungsi sebagai peralatan pengaman tambahan untuk mencegah terjadinya kebocoran gas
dari keluaran ketel apabila scrubber tersebut sedang dibuka untuk pemeriksaan maupun
perawatan. Didalam tabung scrubber itu sendiri gas bergerak keatas melalui suatu aliran gas
yang menurun.
-
7/25/2019 Emision Equipment
9/11
Pada dasarnya, separator dan scrubber memiliki fungsi yang sama, yaitu memisahkan
antara fasa gas dan liquid. Term separator biasanya lebih ditujukan unutk bulk separation dan
horizontal, sementara scrubber untuk fine separator (small liquid droplets) dan vertical. Di
dalam scrubber biasanya terdapat mist eliminator untuk tujuan ini. Dari sisi sizing antara
separator dan scrubber tak ada perbedaan yang spesifik, hanya dengan penambahan mist
eliminator ada K factor yang dimasukkan dalam perhitungan ini. Untuk K factor berbeda-beda
tergantung type mist eliminator yang digunakan (mesh pad, vane type etc) untuk jelasnya bisa
refer ke GPSA section 7 separation.
Prinsip Kerja Scrubber
Prinsip kerja Scrubber terbagi atas dua bagian penting yaitu proses yang terjadi
terhadap parikel serta proses yang terjadi terhadap gas. Pada kondisi ini Dry Scrubber tidak
memiliki dampak terhadap proses pengendalian gas dikarenakan karakteristiknya difokuskan
hanya untuk pengendali partikel padatan. Pada Dry Scrubber prinsip kerja srubber adalah
dengan mengendalikan aliran gas yang mengandung partikel padat atau langsung memfiltrasi
aliran gas.
Beberapa cara yang digunakan untuk mengendalikan aliran gas diantaranya dengan
mengubah sifat aliran gas tersebut dari aliran laminar menjadi aliran turbular, hal ini akan
berakibat terhadap kecepatan aliran partikel padat yang teoritisnya partikel padat yang terdapat
pada gas akan mengalami dampak impacition atau bantingan lebih besar dibandingkan yang
dialami gas itu sendiri. Cara lainnya yaitu dengan mematahkan aliran gas, partikel akan
mengalami impaction berupa benturan secara langsung pada bagian bagian pembatas. Cara
paling sederhana adalah dengan memfiltrasi langsung aliran gas, dimana partikel padat akan
tertinggal pada media filtrasi.Efisiensi pengumpulan partikel pada Wet Scrubber lebih baik
dibandingkan Dry Scrubber, karena Wet Scrubber mampu menangkap partikel dengan ukuranyang lebih kecil serta mampu mengikat emisi dalam bentuk gas. Pada Wet Scrubber prinsip
kerjanya adalah dengan mengalirkan fluida cair pada aliran gas, sehingga gas yang mengalir
akan difiltrasi oleh fluida cair tersebut. Beberapa cara yang ada pada Wet Scrubber untuk
sistem distribusi fluida cair diantaranya adalah dengan proses atomizing, proses ini
mengatomisasi fluida cair menjadi partikel-partikel yang didistribusikan dalam jumlah banyak
sehingga sistem filtrasi terjadi secara merata. Terdapat 3 tipe berdasarkan arah aliran gas dan
air yang bersiklus yaitu Countercurrent, Crosscurrent, dan Cocurrent.
Cara lain adalah dengan mengalirkan gas melalui genangan fluida cair, dengan proses ini
partikel akan melekat dan mengendap pada genangan air.
2. Dual Fuel
Motor penggerak utama kapal saat ini terutama untuk kapal-kapal niaga sebagian besar
menggunakan diesel engine. Diesel engine dianggap paling cocok karena memliki tingkat
efisiensi termal yang mampu dicapai (hingga 48%) dan rendahnya emisi NOx yang
ditimbulkan (hingga 3 kg/kWh). Motor dual fuel memakai dua sistem bahan bakar yaitu
menggunakan LNG sebagai bahan bakar utama dan MDO/HFO sebagai bahan bakar
penunjang, dimana MDO/HFO digunakan pada saat tertentu contohnya saat kapal bermanuver
dan mesin mulai beroperasi.
-
7/25/2019 Emision Equipment
10/11
Proses penggunaan atau distribusi LNG sebagai bahan bakar dari storage tankLNG
dalam bentuk cair dialirkan menuju evaporator kemudian dipanaskan sampai mencapai suhu
00C sehingga LNG akan berubah fase dari cair menjadi gas. Dalam bentuk gas LNG lalu
didistribusikan dengan menggunakan GVU (Gas Valve Unit) yang diletakan antara LNG
storage tankdan motor induk.
Gambar. Bit Viking Tanker Menggunakan Dual Fuel
Gambar diatas menunjukkan kapal tanker Bit Viking berbahan bakar LNG.
Penggunaan bahan bakar utama adalah gas, sehingga menghasilkan emisi pembakaran yang
baik dibandingkan dengan diesel. Motor dual fuelbekerja berdasarkan siklus otto, gas alam
dengan tekanan rendah (kurang dari 5 bar) diinjeksikan pada katup intake(katup udara) pada
setiap silinder saat langkah intake.
Motor diesel yang saat ini beroperasi dapat dikonversi menjadi mesin dual-fueldengan
menambahkan penggunakan konverter. Akan tetapi biaya peralatan konversi dual fuelhampirsama dengan pembeliaan motor induk baru, meskipun instalasi mungkin lebih murah dan
mudah. Ketika menkonversi dari diesel engineagar dapat memakai gas alam, biaya terbesar
adalah pemasangan tangki LNG, pipa, dan sistem keselamatan.
Dengan besarnya biaya yang digunakan untuk mengkonversi mesin diesel, keputusan
menkonversi kapal yang sudah ada untuk dapat menggunakan LNG akan sangat tergantung
pada penghematan penggunaan bahan bakar setelah itu. Pengoperasian kapal dan pengunaan
bahan bakar, harga LNG, dan biaya konversi awal. Keuntungan tentunya akan didapat dengan
pengoperasian kapal yang ditingkatkan, biaya pembelian LNG yang murah dengan
memanfaatkan kelebihan LNG di terminal LNG, dan biaya konversi yang lebih rendah.
Komponen
Pada umumnya komponen ventilation valvespada sistem bahan bakar LNG di kapal
terdiri dari tangki yang ada di tank room, gas evaporator, GVU (gas valve unit), dan main
engine.
1. Gas Valve Unit(GVU)
Gas valve unitbertugas sebagai katup yang mengatur tekanan gas yang masuk ke mainengine. GVU juga melakukan pengecekan awal terhadap kebocoran sebelum main engine
-
7/25/2019 Emision Equipment
11/11
dioperasikan. Komponen pada GVU adalah manual shut off valve, gas filter,pressure control
valve, dan nitrogen inerting valves.
2. Evaporator
Evaporator berfungsi untuk mengubah LNG yang masuk pada suhu -1620C dalambentuk cair menjadi bentuk gas.
3.
Storage TankLNG
LNG storage tank memiliki spesifikasi khusus untuk menyimpan LNG, LNG
mempunyai suhu cryogenicekstrim sekitar -1500C. Untuk menyimpannya maka butuh material
khusus yang tahan terhadap suhu cryogenic, seperti alumunium alloy.
Gambar. LNG Storage Tank of Bit Viking Tanker
Gambar diatas adalah gambar tangki LNG yang digunakan untuk kapal tanker Bit
Viking.